pengek tubes
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh tugas besarTRANSCRIPT

ANALISIS KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN
DEMAK
Disususun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
(TKP 147P)
Dosen Pengampu:
Samsul Ma`rif, SP, MT
Reny Yesiana, ST, MT
Khristiana Dwi Astuti, ST, MT
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Diana Wulandari 21040113060022
Andhika Rizky Setyadi 21040113060024
Laely Aprilia Kinasih 21040113060028
Desita Fathimah Aziz 21040113060035
Vicky Vania Harianto 21040113060040
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan wilayah dan kota berkaitan erat dengan tata ruang. Berbagai
aspek dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan, tidak hanya aspek fisik
melainkan juga aspek non-fisik berupa keadaan ekonomi, sosial, budaya dan
sebagainya. Hal ini diakibatkan karena perencanaan wilayah dan kota meliputi
berbagai ruang di muka bumi ini seperti ruang darat, ruang laut dan ruang udara.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. (UU No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang).
Sehingga perencanaan tata ruang dilakukan dengan tujuan mendukung
segala aktivitas masyarakat meliputi kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, interaksi
atau hubungan satu sama lain. Penciptaan tata ruang yang baik juga dibuat untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga tingkat kesejahteraannya juga
meningkat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dijadikan indikator
dalam melihat keberhailan program perencanaan pembangunannya. Pertumbuhan
ekonomi juga sering dijadikan sebagai indikator utama untuk melihat kondisi
ekonomi makro daerah, karena memberi implikasi terhadap kinerja ekonomi
makro daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi daerah semakin berkembang
aktivitas perekonomian, baik aspek aktivitas produksi, konsumsi, investasi
maupun perdagangan di daerah sehingga berdampak pada penyerapan tenaga
kerja. Inflasi dan kemiskinan juga merupakan indikator kinerja perekonomian
suatu daerah. Sektor yang sangat menjanjikan dalam meningkatkan kinerja
perekonomian saat ini adalah sektor industri. Jawa Tengah kini memiliki tujuh
kawasan industri yang enam di antaranya tersebar di Kota Semarang. Kabupaten
2

Demak menjadi salah satu kabupaten yang mengusulkan pembangunan industri di
daerahnya bersama Kabupaten Kendal dan Kabupaten Grobogan. Industri yang
berkembang di Kabupaten Demak meliputi industri menengah dan industri kecil.
Program pembangunan sektor industri di Kabupaten Demak mulai tahun
2006-2011. Program ini diarahkan untuk memberikan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Supaya lebih memilih produk-produk unggulan daerah
untuk diolah dan didorong agar tumbuh dan berkembang menjadi kompetensi
industri daerah. Sebagai salah satu tulang punggung kebangkitan ekonomi daerah,
industri daerah dikembangkan terpadu dengan pembangunan sektor-sektor
lainnya, utamanya sektor-sektor unggulan daerah (sektor pertanian, perikanan dan
kelautan, dan pariwisata). Untuk itu laporan ini disusun guna mengetahui tingkat
kinerja perekonomian daerah Kabupaten Demak terkait banyak potensi yang
belum dimaksimalkan pada Kabupaten Demak.
1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten Demak menyandang beberapa julukan seperti kota belimbing
karena dahulu Kabupaten Demak terkenal sebagai penghasil buah belimbing dan
kota jambu karena hasil pertanian jambunya sangat terkenal oleh masyarakat
Demak sendiri sampai luar kabupaten/kota. Berbagai potensi sumber daya
terdapat di Kabupaten Demak. Sektor unggulan selain dalam bidang pertanian
juga dalam bidang pariwisata dan perikanan mengingat wilayah Demak yang
terdiri dari daratan dan lautan yang cukup memenuhi untuk kebutuhan para
nelayannya. Potensi tersebut kini sudah mulai disentuh untuk dikembangkan oleh
Pemerintah setempat. Berbagai udaha dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah seperti pengembangan industri digiatkan di
Kabupaten Demak. Industri berbasis perikanan, produk pertanian, dan peternakan
dimaksudkan untuk mengadaptasi potensi Kabupaten Demak yaitu produk-produk
perikanan dan agrikultur. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi klasterisasi
industri sehingga industri pengolah dapat suplai yang dekat, sementara para
pelaku perikanan dan pertanian juga turut terjaga kelangsungannya bahkan
meningkat kesejahteraannya. Kelompok-kelompok UKM juga dikembangkan.
Salah satu UKM / Kelompok Usaha Tani di Kabupaten Demak adalah Petani
3

Jambu Air Varitas Merah Delima dan Citra, kelompok ini tersebar dalam
beberapa desa di desa Sido Mulyo, Tempuran, Mranak, Cabean, Wonosari,
Botorejo di 3 Kecamatan se-wilayah Kabupaten Demak.
Sebagai hasil dari usaha Pemerintah terlihat dari laju inflasi Kabupaten
Demak selama 3 tahun terakhir cukup stabil serta angka inflasi Kabupaten Demak
lebih rendah bila dibandingkan angka inflasi Semarang ataupun Jawa Tengah.
Strategi penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Demak perlu dicontoh untuk
peningkatan kinerja perekonomian di daerah lain. Maka kami memilih Kabupaten
Demak sebagai lokasi studi wilayah guna mengetahui kinerja perekonomian
Kabupaten Demak. Maka rumusan masalah dari laporan ini adalah bagaimana
cara mengetahui kinerja perekonomian Kabupaten Demak?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dalam penulisan laporan ini, yakni sebagai
berikut:
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah mengetahui kinerja perekonomian
Kabupaten Demak dengan beberapa indikator seperti pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja, inflasi, dan kemiskinan yang terjadi di Kabupaten
Demak.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi studi wilayah Kabupaten Demak.
2. Mengumpulkan data sekunder terkait perekonomian Kabupaten
Demak meliputi PDRB, dan APBD.
3. Menganalisis data sekunder.
4. Mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
inflasi dan kemiskinan untuk mengetahui kinerja perekonomian
Kabupaten Demak.
5. Menganalisis kinerja perekonomian Kabupaten Demak.
4

1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup adalah batasan. Dalam laporan ini ruang lingkup yang
dikaji meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah terdiri dari ruang lingkup wilayah makro dan ruang
lingkup wilayah mikro.
Ruang Lingkup Wilayah Makro
Ruang lingkup wilayah makro mencakup Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayahnya 34.548 km². Provinsi Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah,
terbagi dalam 29 kabupaten dan 6 Kota. Wilayah tersebut terdiri dari
573 kecamatan dan 8.578 desa/kelurahan. Adapun peta administrasi
wilayah makro Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada peta nomor
Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Ruang lingkup wilayah mikro mencakup Kabupaten Demak, salah
satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Demak memiliki
luas daratan 897,43 km² terdiri atas 14 kecamatan yang dibagi lagi atas
sejumlah 249 desa dan kelurahan terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan.
Adapun peta administrasi wilayah mikro Kabupaten dapat dilihat pada
peta nomor
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi meliputi aspek perekonomian dan aspek kebijakan-
kebijakan pembangunan yang masih berlaku.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab I meliputi latar belakang yang menjelaskan justifikasi pemilihan Kabupaten
Demak sebagai lokasi studi dalam pembuatan laporan mengenai kinerja
perekonomian daerah, perumusan masalah, penentuan tujuan dan sasaran, ruang
lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab II menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui kinerja perekonomian suatu daerah.
5

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Bab III menjelaskan gambaran umum wilayah studi makro dan mikro meliputi
berbagai aspek seperti fisik meliputi letak dan luas wilayah studi dan non-fisik
seperti kependudukan, ekonomi, dan sosial budaya.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab IV meliputi penjelasan tentang berbagai indikator untuk mengetahui kinerja
perekonomian daerah seperti pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
inflasi, dan kemiskinan selanjutnya menganalisis kinerja perekonomian daerah
tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab V berisi simpulan dan saran mengenai kinerja perekonomian daerah
Kabupaten Demak.
6

BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, “oikos” berarti
rumah tangga dan “nomos” aturan. Menurut Abraham Maslow, ekonomi adalah
salah satu bidang kajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas
manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan
berdasarkan pada prinsip dan teori dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap
efektif dan efisien. Sedangkan menurut Paul A. Samuelson, ekonomi adalah cara
yang dilakukan manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber
yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikan oleh
masyarakat untuk dikonsumsi. Setelah mengetahui pengertian-pengertian
ekonomi menurut para tokoh. Secara umum, dapat dikatakan bahwa Pengertian
Ekonomi adalah sebuah bidang kajian ilmu yang berhubungan tentang pengurusan
sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan manusia. Karena itulah, ekonomi merupakan salah satu
ilmu yang berkaitan tentang tindakan dan perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang berkembang dengan sumber daya yang ada melalui
kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi. Ekonomi sendiri dibedakan menjadi
2, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian
hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah
hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti
tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi
rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang
yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah dan
sebagainya.
Sedangkan Ekonomi Mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari prilaku dari unit-unit ekonomi individual,seperti : rumah tangga,
7

perusahaan, dan struktur industri. Ekonomi mikro membahas tentang alokasi dan
efisiensi sumber daya pasar. Mikro ekonomi berfokus pada pasokan dan
permintaan dan kekuatan lain yang menentukan tingkat harga yang terlihat dalam
perekonomian. Sebagai contoh, mikro ekonomi akan melihat bagaimana sebuah
perusahaan tertentu bisa memaksimalkan produksi itu dan kapasitas sehingga
dapat menurunkan harga dan lebih mampu bersaing dalam industrinya. Terdapat
tiga teori dalam ekonomi mikro, antara lain :
1. Teori harga, yaitu melihat interaksi antara penawaran dan permintaan
barang jasa didalam suatu pasar, factor-faktor yang mempengaruhinya:
struktur pasar, elastisitas penawaran, serta permintaan dan sebagainya.
2. Teori produksi, yaitu menganalisa biaya produksi serta tingkat produksi
optimal bagi produsen sehingga mencapai tingkat laba maksimum.
3. Teori distribusi, yaitu membahas tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga
yang harus dibayarkan kepada pemilik modal, serta tingkat keuntungan
dari pengusaha.
Tabel II.1Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi MakroHarga Harga ialah nilai dari suatu komoditas
(barang tertentu saja)Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Sumber: id.shvoong.com2.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita
dalam jangka panjang bukan gambaran ekonomi pada suatu saat. Menurut Prof.
Simon Kuznets pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan jangka panjang dalam
8

kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-barang
ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya.
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat secara meningkatnya secara terus-
menerus persediaan barang. Teknologi maju merupakan factor dalam
pertumbuhan ekonomi, dengan kemampuan menciptakan barang kepada
konsumen. Berikut factor-faktor utama pertumbuhan ekonomi menurut
Todara,2000 dalam suatu masyarakat.
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung
dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di
kemudian hari. Demikian pula investasi dalam sumberdaya manusia dapat
meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek
yang sama terhadap produksi, bahkan akan lebih besar lagi bertambahnya
jumlah manusia. Pendidikan formal dan informal akan dapat ditingkatkan
Pendidikan formal dan informal akan dapat ditingkatkan lebih efektif lagi
supaya dapat menghasilkan tenaga terdidik yang dapat mempebesar
produktivitas.
2. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja
Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor positif
dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih
besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertambahan
penduduk yang lebih besar akan menambah luasnya pasar domestic.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang lebih penting. Kemajuan teknologi dapat
meningkatkan nilai tambah yang tinggi. Kemajuan teknologi berarti
ditemukannya cara berproduksi atau perbaikan produksi.
Ciri-ciri dalam pertumbuhan ekonomi,
Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Per Kapita
Peningkatan Produktivitas
9

Laju Perubahan Struktural yang Tinggi
Urbanisasi
Ekspansi Negara Maju
Arus Barang, Modal, dan Orang antar Bangsa
2.3 Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan
saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
Jenis inflasi berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar
negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara
itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga
barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang. Inflasi juga dapat dibagi
berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang
terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut
inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap
saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat
10

menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang
tidak terkendali (Hiperinflasi). Penyebab terjadinya inflasi :
1. Demand inflation / inflasi permintaan
Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam
barang terlalu kuat. Inflasi permintaan ini disebabkan oleh permintaan
masyarakat akan barang-barang (aggregate demand) bertambah
misalnya, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai
dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan bar-
ang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta
karena kredit yang murah, maka kurva agregate demand bergeser dari D0
ke D1. Akibatnya tingkat harga umum naik dari P0 ke P1.
2. Cost inflation / inflasi penawaran.
Inflasi ini timbul karena kenaikan biaya produksi atau berkurangnya
penawaran agregatif. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi
akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan
harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya
bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa
2) Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
3) Kenaikan harga barang impor
4) Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
5) Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di
Indonesia tahun 1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
Dampak positif inflasi, apabila inflasi yang terjadi ringan, akan mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
Meningkatkan pendapatan nasional
Membuat orang bergairah untuk bekerja,
11

Menabung dan mengadakan investasi.
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,
nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini
terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Dampak negatif inflasi, adapun dampak – dampak pada saat terjadi inflasi yang
tak terkendali (hiperinflasi), antara lain:
Orang menjadi tidak bersemangat bekerja, menabung, mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Masyarakat enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Walaupun tabungan menghasilkan bunga, namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Bila orang
enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang.
Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan
swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.
2.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu
daerah. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku
dan harga konstan. PDRB atas harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun bersangkutan,
sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga
pada tahun tertentu sebagai tahun dasar dan saat ini menggunakan tahun 2000.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat metode pendekatan yakni:
12

a. Pendekatan Produksi
Pendekatan ini disebut juga pendekatan nilai tambah dimana Nilai
Tambah Bruto (NTB) diperoleh dengan cara mengurangkan nilai output
yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya antara dari
masing-masing nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi. Nilai tambah
merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh
unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang
ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya
dalam proses produksi.
b. Pendekatan pendapatan
Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi
dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi
yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung
neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak
mencari untung, surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dan keuntungan)
tidak diperhitungkan.
c. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa
yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat untuk
keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial;
pembentukan modal; dan ekspor. Mengingat nilai barang dan jasa hanya
berasal dari produksi domestik, total pengeluaran dari komponen-
komponen di atas harus dikurangi nilai impor sehingga nilai ekspor yang
dimaksud adalah ekspor neto. Penjumlahan seluruh komponen
pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dasar harga pasar.
d. Metode Alokasi
Metode ini digunakan jika data suatu unit produksi di suatu daerah
tidak tersedia. Nilai tambah suatu unit produksi di daerah tersebut dihitung
dengan menggunakan data yang telah dialokasikan dari sumber yang
tingkatannya lebih tinggi, misalnya data suatu kabupaten diperoleh dari
alokasi data provinsi.
13

PDRB yang disajikan secara berkala dapat menggambarkan perkembangan
ekonomi suatu daerah dan juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
mengevaluasi dan merencanakan pembangunan regional. PDRB atas dasar harga
konstan menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik
secara agregat maupun sektoral. Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat
dari distribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap total nilai PDRB atas
dasar harga berlaku. Selain itu, pendapatan per kapita yang diperoleh dari
perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pada
tahun bersangkutan dapat digunakan untuk membanding tingkat kemakmuran
suatu daerah dengan daerah lainnya. Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku
terhadap PDRB atas dasar harga konstan dapat juga digunakan untuk melihat
tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi.
14

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Makro
Gambaran umum wilayah studi makro mencakup Provinsi Jawa Tengah
yang membahas aspek fisik berupa letak dan luas wilayah serta aspek non-fisik
berupa kependudukan, ekonomi, dan sosial budaya.
3.1.1 Letak dan Luas Wilayah
Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah sekitar 25,04 persen dari
luas pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia). Secara geografis Provinsi Jawa
Tengah terletak antara 5°40' dan 8°30' Lintang Selatan dan antara 108°30' dan
111°30' Bujur Timur. Berikut batas-batas administrasi provinsi Jawa Tengah:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Samudera Hindia, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Barat : Provinsi Jawa Barat
Timur : Provinsi Jawa Timur
3.1.2 Kependudukan
Berdasarkan Angka Sementara Proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010,
jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2011 tercatat sebesar 32,64 juta jiwa
atau sekitar 13,54 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
3.1.3 Sosial Budaya
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah suku Jawa. Suku minoritas yang
cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan dan pedesaan.
Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas
Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di
bidang perdagangan dan jasa. Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat
pula orang Sunda yang sarat akan budaya Sunda, terutama di wilayah Cilacap,
Brebes, dan Banyumas. Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi,
umumnya sebagian besar masih menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa
kesehariannya.
15

3.2 Gambaran Umum Wilayah Studi Mikro
Gambaran umum wilayah studi mikro mencakup Kabupaten Demak yang
membahas aspek fisik berupa letak dan luas wilayah serta aspek non-fisik berupa
kependudukan, ekonomi, dan sosial budaya.
3.2.1 Letak dan Luas Wilayah
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang
terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan
negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri dari
daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Berikut batas-batas
administrasi Kabupaten Demak:
Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
Barat : Kota Semarang
Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan
3.2.2 Kependudukan
Kabupaten Demak terdiri atas 14 kecamatan yang dibagi lagi atas
sejumlah 249 desa dan kelurahan terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan dengan
penduduk 1.055.579 jiwa.
Tabel III.1Rincian Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Demak
16

Sumber Data : UP3AD Kabupaten Demak Ket : *) keadaan sampai dengan bulan Mei 2013
3.2.3 Sosial-Budaya
Dalam pembangunan bidang keagamaan, di kabupaten Demak didukung
pula dengan adanya 180 buah Pondok Pesantren dengan jumlah santri tercatat
sebanyak 34.100 orang. Dilihat dari banyaknya pemeluk agama, penduduk
kabupaten Demak mayoritas beragama Islam yaitu mencapai 98,82 persen dari
total penduduk, sisanya terbagi penduduk beragama Kristen, Katolik, Hindu,
Budha.
Sebagai kota Islam yang sangat kuat, budaya yang berkembang di
Kabupaten Demak ada beberapa budaya religi seperti: kesenian kentrung dan tari
Zapin, kesenian barong dan kuda lumping, tradisi syawalan dan grebeg besar.
Kesenian kentrung merupakan kesenian yang dimainkan pada saat hari-hari besar
Islam, kawinan, khitanan atau acara besar lainnya dengan berisikan cerita-cerita
para Nabi, Wali, serta lagu-lagu Islam. Sedangkan tari Zapin merupakan tarian
rumpun melayu yang mendapat pengaruh dari Arab yang bersifat edukatif dan
menghibur, digunakan sebagai media Islamiyah.
Kesenian Barong Demak menceritakan kaum ulama pada saat membuka
hutan glagah wangi dengan khas pakainnya menonjolkan unsur batik khas pesisir.
17
No Kecamatan Luas
Wilayah(Km²)
Jumlah
Penduduk(Jiwa)
Kepadatan(Jiwa/Km²)
1 Demak 61,13 98.511 1.6122 Bonang 83,24 96.292 1.1573 Wedung 98,76 71.469 7244 Katangtengah 51,55 59.425 1.1535 Sayung 78,69 98.907 1.2576 Guntur 57,53 72.551 1.2617 Karangawen 66,95 84.193 1.2588 Mranggen 72,22 158.882 2.2009 Wonosalam 57,88 71.761 1.24010 Dempet 61,61 51.458 83511 Gajah 47,83 43.452 90812 Karanganyar 67,76 68.650 1.01313 Mijen 50,29 50.426 1.00314 Kebonagung 41,99 37.791 900
Jumlah 897,43 1.063.768 1.185

Selain itu ada juga tradisi swalayan atau sedekah laut yang selalu dilakukan
masyarakat pesisir setiap bulan syawal dan budaya grebeg besar. Budaya Grebeg
Besar ini dimulai dengan pelaksanaan ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak dan
makam Kalijaga. Setiap prosesi upacara kebudayaan yang ada di Kabupaten
Demak ditunjukkan dengan adanya unsur religi islamic-nya sebagai salah satu
kota islam yang sangat kuat.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Untuk mengetahui kinerja perekonomian daerah Kabupaten Demak, perlu
adanya pengidentifikasian terhadap beberapa substansi seperti perkembangan
PDRB, pertumbuhan ekonomi, komposisi sektor PDRB, perkembangan inflasi
yang terjadi, perkembangan APBD, kemiskinan yang terjadi dan penyerapan
tenaga kerja.
4.1 Perkembangan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak sebagai
salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun menurut harga berlaku maupun harga konstan.
Menurut harga berlaku tahun 2011 PDRB Kabupaten Demak telah mencapai
6.517.206,95 juta rupiah. Dibanding tahun 2010 sebesar 5.932.795,43 juta rupiah
dengan peningkatan mencapai 9,85%. Menurut harga konstan tahun 2000, PDRB
Kabupaten Demak tahun 2011 sebesar 3.156.126,24 juta rupiah. Secara singkat
sudah bisa dianalisis bahwa harga berlaku di Kabupaten Demak telah
mengalamini peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Berikut penjelasan lebih
rincinya.
Tabel IV.1Perkembangan PDRB Kabupaten Demak
2000-2011
18

TAHUNHARGA BERLAKU HARGA KONSTAN 2000
NILAI(JUTAAN Rp)
PERTUMBHN(%)
NILAI(JUTAAN Rp)
PERTUMBHN(%)
2000 2.107.766,84 - 2.107.766,84 -2001 2.374.456,86 12,65 2.177.849,19 3.322002 2.657.716,22 11,93 2.237.835,55 2,752003 2.881.076,78 8,40 2.300.730,50 2,812004 3.149.386,42 9,28 2.379.485,65 3,402005 3.532.942,94 7,14 2.471.258,74 3,862006 3.977.180,32 12,57 2.570.573,49 4,022007 4.337.087,87 9,04 2.677.366,76 4,152008 4.931.378,19 13,70 2.787.524,02 4,112009 5.334.222,61 8,17 2.901.151,51 4,082010 5.932.795,43 11,22 3.020.821,04 4,12
2011*) 6.517.206,95 9,85 3.156.126,24 4,48*) Angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
Tingginya PDRB tahun 2011 ini disebabkan perubahan harga yang terjadi
pada tingkat produsen dibandingkan dengan tahun dasar 2000. Dibanding tahun
2010 kenaikan mencapai 4,48%. Dengan hal tersebut dapat menjadi indikator
bahwa terjadi kenaikan daya beli dari masyarakat.
Diagram IV.1Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Demak Tahun 2000-1011 (miliyar rupiah)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
KonstanBerlakuColumn1
Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
4.2 Pertumbuhan Ekonomi
19

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu
perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi
daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sadono Sukirno
(1996:33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang
berbeda, pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah
satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya
pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat,
meskipun terdapat indikator lain yaitu distribusi pendapatan. Keberhasilan suatu
daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, selalu
menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam
perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi.
Tabel IV.2Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak
2000-2011
TAHUN PERSEN2000 -2001 3,322002 2,752003 2,812004 3,402005 3,862006 4,022007 4,152008 4,112009 4,082010 4,12
2011*) 4,48*) Angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
Dari tabel di atas pertumbuhan ekonomi tahun 2011 berdasarkan
perhitungan tahun dasar 2000 adalah sebesar 4,48%, lebih tinggi bila
dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang sebesar 4,12%.
20

Diagram IV.2Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Jawa Tengah dan
Kabupaten Demak Tahun 2005-2011
2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110
1
2
3
4
5
6
7
NasionalJatengDemak
Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
Diagram diatas memperlihatkan perbandingan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak dengan nasional dan Jawa Tengah selama enam tahun terakhir
(2005-2011). Dapat dilihat juga bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Demak masih dibawah laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan
nasional.
4.3 Komposisi Sektor PDRB
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak sangat dipengaruhi oleh sector
pertanian, yang didukung Kabupaten Demak merupakan daerah yang bercorak
agraris. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian dalam
PDRB, baik menurut harga konstan maupun harga berlaku.
Table IV.3Distribusi Presentase (%) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2009-2011
Sektor 2009 2010 2011*)Pertanian 44,33 44,86 44,46
21

Sektor 2009 2010 2011*)Pertambangan & penggalian 0,21 0,20 0,20Industri 9,64 9,50 9,67Listrik, gas, & air bersih 0,95 0,94 0,93Bangunan 5,47 5,40 5,29Perdagangan, hotel, & restoran
18,32 17,99 18,16
Pengangkutan & komunikasi 5,16 5,10 5,01Keuangan, persewaan, & jasa perusahaan
4,50 4,41 4,50
Jasa-jasa 11,42 11,60 11,79*) Angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sektor pertanian yang
mempunyai persentase 44,46% pada PDRB tahun 2011 menurut harga berlaku.
Berikutnya disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant dengan
presentase 18,16%. Sedangkan presentase paling rendah pada sektor
pertambangan dan penggalian yaitu 0,20%. Pada tahun 2011 peranan sektor
pertanian sedikit menurun dalam perekonomian Kabupaten Demak. Di sisi lain
beberapa sektor mengalami kenaikan antara lain sektor industri pengolahan,
sektor perdagangan, hotel dan restouran, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa.
Tetapi secara keseluruhan selama periode 2009-2011 tidak terjadi pergeseran
struktur ekonomi artinya masing-masing sektormasih dalam kondisi aman.
4.4 Perkembangan Inflasi
Laju inflasi Kabupaten Demak dinilai lebih stabil beberapa tahun ini. Hasil
dari berbagai upaya Pemerintah setempat untuk meningkatkan kinerja
perekonomian mereka. Sektor industri menjadi sektor yang sangat digalakkan
karena dinilai mempunyai pengaruh besar terhadap sektor lain. Berikut diagram
laju inflasi Kabupaten Demak.
Diagram IV.3Laju Inflasi Kabupaten Demak
Tahun 2008-2012
22

2008 2009 2010 2011 2012
02468
101214
12.64
3.106.87
3.49
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Laju Inflasi Kabupaten Demak tahun 2008 mencapai 12.64%. Pada tahun
2009 mengalami penurunan sebesar 9.54% menjadi 3.10% tetapi mengalami
kenaikan sebesar 3.77% menjadi 6.87%. Penurunan kembali terjadi pada tahun
2011 sebesar 3.38% dari tahun sebelumnya menjadi 3.49%, diakhiri dengan
kenaikan sebesar 0.61% menjadi 4.10%. walaupun terjadi kenaikan namun angka
inflasi selama beberapa tahun terakhir di Kabupaten Demak lebih rendah
dibandingkan angka inflasi Semarang atau Jawa Tengah.
4.5 Perkembangan APBD
APBD atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten
Demak, memiliki pendapatan yang melebihi dibandingkan targetnya, sedangkan
pengeluaran daerahnya tidak jauh menyimpang dari target yang telah ditetapkan
dengan angka terbesarnya pada gaji/upah pegawai.
Tabel IV.4Anggaran dan Realisasi Penerimaan Kabupaten Demak
Tahun Anggaran 2012
Jenis PenerimaanReceipt Items
TargetTarget
Realisasi Realization
Persentase Percentage
Pendapatan Asli Daerah 78.032.015 105.354.370 135,01
Pajak Daerah 23.553.782 31.742.813 134,77
Retribusi Daerah 11.623.831 14.469.471 124, 48
Daerah yang dipisahkan 8.874.402 10.755.237 121, 19Pendapatan lain-lain 33.980.000 48.386.849 142, 40
23

Pendapatan Transfer Dana Perimbangan
786.271.024 797.462.368 101,42
Dana Bagi Hasil Pajak 37.939.438 46.234.484 121,86Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
7.806.939 10. 703.237 137,10
Dana Alokasi Umum 658.971.337 658.971.337 100,00Dana Alokasi Khusus 81.553.310 81.553.310 100,00Pendapatan dari Pemerintah Pusat
88.471.763 124.244.098 140,43
Dana Jasa Pelayanan Askes 1.186.098 1.021.473 86,12Dana Penyesuaian 87.285.665 123.222.625 141,17Pendapatan dari Pemerintah Provinsi
117.535.601 182.217.227 155,03
Bagi Hasil Pajak 29.854.996 59.715.982 200,02Bagi Hasil Lainnya 87.680.605 122.501.245 139,71Lain-lain Pendapat yang Sah
142.231
Pendapatan Lainnya 142.231Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Anggaran yang paling banyak yaitu terdapat pada Pendapatan Transfer
Dana Perimbangan dan anggaran yang paling sedikit yaitu Pendapatan Asli
Daerah dengan presentasi 135 persen. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menyumbang banyak untuk pendapatan daerah Kabupaten Demak, terlihat dari
perbandingan jumlah antara target dengan realisasi atau kenyataannya.
Tabel IV.5Anggaran dan Realisasi Pengeluaran Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2012
Jenis PengeluaranExpenditure Items
TargetTarget
RealisasiRealization
PersentasePercentage
BELANJA OPERASI 857.050.114 867.888.565 101,26Belanja Pegawai 604.946.432 590.987.385 97,69Belanja Barang 133.984.627 141.550.731 105,65BungaSubsidi 596.024 547.050 91,78Hibah 52.006.205 74.838.180 143,90Bantuan Sosial 65.516.826 59.965.219 91,53BELANJA MODAL 314.747.385 339.017.860 107,71Belanja Tanah 1.375.0
00211.858 15,41
Belanja Peralatan dan Mesin 38.271.104 30.715.046 80,26Belanja Gedung dan Bangunan 114.234.230 105.447.901 92,31Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
142.193.228 184.112.109 129,48
Belanja Aset Tetap Lainnya 16.062.066 14.635.350 91,12Belanja Aset Lainnya 2.611.757 3.895.596 149,16
24

BELANJA TAK TERDUGA 2.000.000 961.649 48,08Belanja Tak Terduga 2.000.000 961.649 48,08TRANSFER 1.072.000 698.878 65,19Bagi Hasil Pajak 150.000 71.987 47,99Bagi Hasil Retribusi 900.000 604.891 67,21Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 22.000 22.000 100,00
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Anggaran yang paling banyak pengeluaran oleh pemerintah Kabupaten
Demak yaitu Belanja Operasi meliputi untuk belanja pegawai serta belanja barang
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan yang paling sedikit pengeluaran
yaitu Belanja tak terduga.
Tabel IV.6Target dan Realisasi Penerimaan dari Dinas, Laba Badan Milik Daerah dan Lain-Lain Pendapatan Kabupaten Demak Tahun
2012
Jenis PenerimaanReceipt Items
TargetTarget
RealisasiRealization
PersentasePercentage
PDAM 445.197.000 445.199.000 100,00Apotik Sari Husada 88.000.000 88.324.597 100,37Bank Pembangunan Daerah
3.733.68.000 3.733.698.065 100,00
BPR/BKK 1.563.308.000 1.563.308.289 100,00Badan Kredit Kecamatan 764.164.000 764.164.660 100,00Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
35.755.000.000 48.395.849.387 135,35
Perusda AnwusaBank Pasar 23.542.000 23.542.065 100,00
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Anggaran penerimaan yang paling banyak yaitu Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah sedangkan yang paling sedikit yaitu Bank
Pasar berupa pajak para pedagang pasar.
Tabel IV.7Realisasi dan Persentase Pemasukkan PBB Perkotaan di Kabupaten Demak Tahun
2012
KecamatanDistric
TargetTarget
RealisasiRealization
PersentasePercentage
Mranggen 1.784.584.840 860.063.357 48,19Karangawen 1.030.297.738 838.704.261 81,40
25

Guntur 76.866.087 76.866.087 100,00Sayung 2.066.509.804 1.625.768.911 78,67
Karangtengah 995.324.766 839.875.693 84,38Bonang 76.410.437 31.395.547 41,09Demak 2.696.783.450 1.543.778.235 57,43
Wonosalam 1.381.178.454 1.080.118.026 78,20Dempet 102.800.778 73.667.365 76,52Gajah 240.297.150 178.657.454 74,35
Karanganyar 742.986.296 693.906.250 93,39Mijen 151.710.861 151.710.861 100,00
Wedung 49.014.524 49.014.524 100,00Kebonagung 486.275.441 441.543.387 90,80
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Dari tabel di atas didapat bahwa Kecamatan paling banyak menyumbang
untuk anggaran penerimaan daerah adalah Kecamatan Demak dimana merupakan
pusat kegiatan untuk daerah Kabupaten Demak sendiri.
Tabel IV.8Realisasi dan Persentase Pemasukan PBB Pedesaan di
Kabupaten Demak Tahun 2012
KecamatanDistrict
TargetTarget
RealisasiRealization
PersentasePercentage
Mranggen 1.116.934.930 539.349.378 48,29Karangawen 621.604.758 472.654.708 76,04
Guntur 1.156.479.012 1.148.668.419 99,32Sayung 691.433.940 262.529.808 37,97
Karangtengah 599.383.534 454.581.360 75,84Bonang 1.342.793.139 788.724.249 58,74Demak 0 0 0
Wonosalam 1.007.693.446 975.200.312 96,78Dempet 1.296.710.469 1.171.933.706 90,38Gajah 977.321.473 782.455.275 80,06
Karanganyar 957.036.861 838.979.348 87,66Mijen 1.096.591.043 986.361.901 89,95
Wedung 1.404.949.794 867.435.718 61,74Kebonagung 564.811.907 549.951.187 97,37
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Target pemasukkan PBB yang paling terbanyak yaitu Kecamatan Wedung,
Realisasi yang paling banyak yaitu Kecamatan Dempet, sedangkan target yang
26

paling sedikit yaitu Kecamatan Kebonagung dan Realisasi yang paling sedikit
yaitu Kecamatan Sayung.
Tabel IV.9Jumlah Uang yang Di setor ke Kas Negara dan Kas Daerah oleh
Kantor Catatan Sipil di Kabupten Demak Tahun 2012
Asal DanaFund Source
Di setor ke Kas Negara(Rp.)
Di setor ke Kas Daerah
(Rp.)
Jumlah
(Rp.)
Perkawinan 0 1.530.000 1.530.000Kelahiran 0 14.800.000 14.800.000Salinan Lahir 0 1.295.000 1.295.000Pengakuan anak/ Pengesahan anak
0 170.000 170.000
Perceraian 0 210.000 210.000Kematian 0 3. 210.000 3. 210.000Surat Keterangan Mutasi
0 3.665.000 3.665.000
KTP 0 149.560.000 149.560.000KK 0 106.500.000 106.500.000Lainnya 0 17.865.000 17.865.000
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011
Berdasarkan data di atas jumlah uang yang di setor paling banyak
merupakan dari dana KTP dan jumlah uang yang di setor paling sedikit yaitu dari
dana pengakuan anak/pengangkatan anak. Jumlah total dari tahun 2007 hingga
2012 yang paling banyak pada tahun 2010, sedangkan yang paling sedikit pada
tahun 2012.
4.6 Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja yang banyak menandakan banyaknya lapangan
kerja yang tercipta di Kabupaten Demak. Hal ini berarti masyarakat Kabupaten
Demak telah mandiri menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa harus bergantung
untuk bekerja pada orang lain.
Tabel IV.10Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan tahun 2011 – 2013
27

Jenis Kegiatan 2011 2012 2013
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
1 Penduduk
Berumur 15 Tahun Ke Atas
170 656 139
171 756 077
172 865 970
173 926 703
175 098 712
176 662 097
2 Angkatan Kerja
119 399 375
117 370 485
120 417 046
118 053 110
121 191 712
118 192 778
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
69,96 68,34 69,66 67,88 69,21 66,90
b. Bekerja 111 281 744
109 670 399
112 802 805
110 808 154
114 021 189
110 804 041
c. Penganguran Terbuka *)
8 117 631 7 700 086 7 614 241 7 244 956 7 170 523 7 388 737
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
6,80 6,56 6,32 6,14 5,92 6,25
3 Bukan Angkatan Kerja
51 256 764 54 385 592
52 448 924
55 873 593 53 907 000 58 469 319
a. Sekolah 13 944 026 13 104 294
14 307 802
14 084 633 14 971 720 14 454 045
b. Mengurus Rumah Tangga
30 005 869 32 890 423
31 447 888
33 628 814 32 185 937 35 232 908
c. Lainnya 7 306 869 8 390 875 6 693 234 8 160 146 6 749 343 8 782 366*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin MendapatPekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai
Sumber :Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, 2012, dan 2013
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja di Kabupaten
Demak mengalami fluktuatif atau ketidakstabilan naik-turun dari tahun ke tahun.
Namun partisipasi masyarakat untuk bekerja sudah cukup bagus.
Tabel IV.11Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT
2011–2013
28

Tahun Angkatan Kerja
Bekerja Pengangguran Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja - TPAK
Tingkat Pengangg
uran Terbuka -
TPT(Juta
Orang)(Juta Orang) (Juta Orang) (%) (%)
2011 Februari
119,40 111,28 8,12 69,96 6,80
Agustus 117,37 109,67 7,70 68,34 6,562012 Februar
i120,41 112,80 7,61 69,66 6,32
Agustus 118,05 110,81 7,24 67,88 6,142013 Februar
i121,19 114,02 7,17 69,21 5,92
Agustus 118,19 110,80 7,39 66,90 6,25
Sumber: Sakernas, BPS
Dari tabel di atas terlihat tingkat pengangguran tahun terakhir naik.
Tingkat pengangguran naik dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kebosanan
beberapa orang dalam bekerja, adanya fenomena putus hubungan kerja atau
menipisnya lapangan pekerjaan di Kabupaten Demak. Berikut PDRB Kabupaten
Demak atas dasar harga berlaku.
Tabel IV.12Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku2009-2011
(Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011*)PERTANIAN Tanaman bahan makananTanaman perkebunan Pertenarkan dan hasil-hasilnya Kehutanan Perikanan
2.364.655,211.956.474,44
53.408,50115.710,56
802,07238.259,63
2.661.663,092.210.785,57
53.660,66133.066,11
899,44263.251,31
2.897.773,852.415.829,25
56.357,30142.728,16
960,89281.898,24
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
10.944,85 11.911,94 12.764,27
INDUSTRI 514.451,90 563.609,19 630.227,87LISTRIK, GAS & AIRListrik Air bersih
50.673,0146.639,014.034,00
55.769,4551.256,424.513,03
60.479,7855.710,514.769,27
BANGUNAN 291.823,43 320.478,09 320.478,09PERDAGANGAN, HOTEL & REST Perdagangan besar & eceran Hotel
976.984,07864.400,36
1.045,70
1.067.378,09930.859,18
1.135,27
1.183.260,811.039.366,91
1.349,55
29

Restoran 111.538,01 135.384,47 142.544,35PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI Angkutan KA Angkutan darat bukan KAJasa penunjang angkutan Pos dan Telekomunikasi Jasa telekomunikasi
275.462,4379,31
249.616,301.906,99
21.473,612.386,23
276.152,2386,72
273.973,252.092,26
23.531,502.701,03
326.357,3689,77
295.835,022.209,15
25.037,213.186,21
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSHBankLembaga keuangan bukan bank Sewa bangunan Jasa perusahaan
239.826,00106.595,13
7.807,38115.811,81
9.611,67
261.588,52116.677,28
9.072,09125.182,0410.657,11
293.009,85182.692,2511.861,83
135.518,5512.937,22
JASA-JASA Pemerintah umum Sosial kemasyarakatanHiburan & Rekreasi Perorangan & rumah tangga
609.401,72421.511,0689.786,00
430,3797.634,8
688.011,47488.771,1297.128,98
533,38106.567,99
768.350,53549.406,02104.526,21
594,72113.823,58
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JUMLAH PENDUDUK PDRB PER KAPITA (Rupiah)
5.334.222,611.049.3425.083.398
5.932.795,431.055.5795.620.418
6.517.206,951.057.0496.165.473
*) Angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
Berikut adalah tabel PDRB Kabupaten Demak berdasarkan harga konstan.
Tabel IV.13Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2009-2011
(Jutaan Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011*)PERTANIAN Tanaman bahan makananTanaman perkebunan Pertenarkan dan hasil-hasilnya Kehutanan Perikanan
1.226.32,09993.479,5829.288,6662.358,47
381,22140.804,15
1.259.938,421.015.723,26
29.128,4767.119,86
386,19147.580,64
1.303.641,701.053.712,94
29.237,5669.118,18
390,37151.182,65
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
6.218,96 6.497,17 6.658,43
INDUSTRI 302.523,35 315.760,21 336.269,62LISTRIK, GAS & AIRListrik Air bersih
19.142,5017.116,132.026,37
20.285,6318.158,342.127,29
20.999,8918.794,862.205,03
BANGUNAN 183.566,78 193.354,62 201.029,00PERDAGANGAN, HOTEL & REST 583.409,48 610.499,60 639.837,43
30

Perdagangan besar & eceran Hotel Restoran
516.231,77603,15
66.574,57
537.564,08617,64
72.317,88
564.033,12624,76
75.179,55PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI Angkutan KA Angkutan darat bukan KAJasa penunjang angkutan Pos dan Telekomunikasi Jasa telekomunikasi
123.030,0758.67
108.104,08890,23
12.575,531.401,55
131.198,4559,98
115.364,72925,1913.322
1.526,16
137.675,9060,67
120.727,06981,94
14.304,721.601,51
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSHBankLembaga keuangan bukan bank Sewa bangunan Jasa perusahaan
117.875,9149.924,914.542,22
57.755,815.652,97
123.487,7652.832,204.938,72
59.877,985.838,86
129.161,3756.086,935.228,80
61.737,796.107,84
JASA-JASA Pemerintah umum Sosial kemasyarakatanHiburan & Rekreasi Perorangan & rumah tangga
339.072.38230.849,9856.914,66
219,9951.087,99
359.799,19247.892,7359.405,69
247,9152.252,86
379.852,89262.050,0163.911,15
271,8053.619,93
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO JUMLAH PENDUDUK PDRB PER KAPITA (Rupiah)
2.787.524,021.042.3422.673.948
3.020.821,041.055.5792.861.767
3.156.126,241.057.0492.985.790
*) Angka sementara Sumber : PDRB Kabupaten Demak 2011
4.7 Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak mengalami naik turun
selama kurun waktu dari tahun 2002-2012. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak selalu
mengalami kenaikan pada tahun 2002-2004 dan turun kembali di tahun 2005 yang
mungkin disebabkan karena adanya program bantuan terhadap rumah tangga
sasaran, dan naik kembali pada tahun 2006 yang disebabkan karena terkena
dampak dari krisis ekonomi global.
Penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak mulai terjadi
dari tahun 2006 ke tahun 2007, yaitu dari 26,03 % menjadi 23,5 %, dan tren
penurunan positif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak ini berlanjut
hingga tahun 2012 yang mencapai 16,73 %. Untuk lebih jelasnya dilihat dalam
bentuk diagram batang.
31

Diagram IV.4Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Demak
Tahun 2002-2012
0
50
100
150
200
250
300
Jumlah Penduduk Miskin
*) Angka sementara Sumber : Analisis Indikator Kemiskinan Kabupaten Demak Tahun 2012
Menurut data dari Badan Pusat Statistik yang dijadikan diagram batang
seperti di atas menunjukan penurunan presentase jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Demak merupakan dampak positif daripada beberapa program untuk
menanggulangi masalah kemiskinan yang terapkan oleh pemerintah. Untuk
membantu perekonomian masyarakat yang kurang mampu dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makan dan kesehatan. Ada beberapa program
pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan, seperti JAMKESMAS
(Jaminan Kesehatan Masyarakat), BLT (Bantuan Langsung Tunai), RASKIN
(Beras Miskin), dan lain-lain. Program tersebut ditujukan untuk masyarakat yang
kurang mampu. Tapi, pada kenyataan di lapangan banyak masyarakat yang
mendapatkannya sehingga program dari pemerintah tersebut tidak dapat berjalan
sesuai yang diharapkan.
32

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kabupaten Demak memiliki banyak potensi seperti terdapat dalam sektor
pertanian, perikanan dan kelautan, dan pariwisata. Dalam rangka memanfaatkaan
potensi yang ada, pemerintah setempat mengajukan pengusulan pembangunan
kawasan industri di Kabupaten Demak. Di antaranya industri berbasis perikanan,
produk pertanian, dan peternakan. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi
klasterisasi industri sehingga industri pengolah dapat suplai yang dekat.
Kelompok-kelompok UKM juga dikembangkan. Salah satu UKM / Kelompok
Usaha Tani di Kabupaten Demak adalah Petani Jambu Air Varitas Merah Delima
dan Citra. Hasil pengidentifikasian terhadap indikator-indikator kinerja
perekonomian daerah yaitu pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
inflasi, dan kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Demak serta aspek penting lain
dalam perekonomian seperti perkembangan PDRB, APBD dan lainnya,
disimpulkan bahwa kinerja perekonomian Kabupaten Demak tergolong tinggi dan
meningkat beberapa tahun terakhir.
5.2 Saran
Potensi Kabupaten Demak belum termanfaatkan secara optimal, artinya
potensi pada daerah tersebut bisa dimanfaatkan lebih untuk kinerja perekonomian
yang lebih maju. Strategi pembangunan pemerintah setempat membuktikan hasil
yang tidak main-main, sehingga jika dilaksanakan secara teratur dan tertib,
beberapa tahun lagi kemungkinan Kabupaten Demak dapat ‘Demak Setara’
seperti kota Semarang.
33

DAFTAR PUSTAKA
Tanpa nama. Tanpa angka. “Pengertian Ekonomi Makro” dalam id.shvoong.com.
diunduh pada Sabtu, 5 Juli 2014.
BPS Jawa Tengah 2011.
Kabupaten Demak dalam angka 2011.
34