hr tubes manpro

97
PROJECT HUMAN RESOURCE MANAGEMENT A. PROJECT PLANNING 1. Pengantar Teori Project Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek) merupakan kegiatan yang meliputi proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasi pihak yang terlibat dalam proyek agar lebih efektif. Hal ini meliputi semua stakeholder proyek, sponsor/pendukung, pelanggan, mitra kerja, kontrributor individu, dan lain- lain. Untuk pengembangan rencana manajemen sumber daya manusia proyek diperlukan proses indentifikasi dan penetapan antara pihak yang terlibat dengan kebijakan proyek, tanggung jawab, keahlian yang disarankan, dan laporan. Proses-proses utama dalam manajemen sumber daya manusia, yaitu: 1. Organization Planning : identifikasi, dokumentasi, dan penetapan peran atau tugas proyek, tanggung jawab, dan hubungan pelaporan 2. Staff Acquisition : mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk bekerja di dalam proyek. 3. Team Development: pengembangan kompetensi individu dan kelompok untuk mempertinggi kinerja proyek. 2. Human Resource Planning

Upload: julioandri

Post on 28-Nov-2015

102 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HR Tubes Manpro

PROJECT HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

A. PROJECT PLANNING

1. Pengantar Teori

Project Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya Manusia

Proyek) merupakan kegiatan yang meliputi proses yang diperlukan untuk

mengidentifikasi dan mendokumentasi pihak yang terlibat dalam proyek agar lebih

efektif. Hal ini meliputi semua stakeholder proyek, sponsor/pendukung, pelanggan,

mitra kerja, kontrributor individu, dan lain-lain. Untuk pengembangan rencana

manajemen sumber daya manusia proyek diperlukan proses indentifikasi dan

penetapan antara pihak yang terlibat dengan kebijakan proyek, tanggung jawab,

keahlian yang disarankan, dan laporan. Proses-proses utama dalam manajemen

sumber daya manusia, yaitu:

1. Organization Planning : identifikasi, dokumentasi, dan penetapan peran atau

tugas proyek, tanggung jawab, dan hubungan pelaporan

2. Staff Acquisition : mendapatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk

bekerja di dalam proyek.

3. Team Development: pengembangan kompetensi individu dan kelompok untuk

mempertinggi kinerja proyek.

2. Human Resource Planning

Penentuan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan pada proyek didasarkan

dengan volume pekerjaan yang dilakukan. Tenaga kerja proyek pembangunan

Telkom Landmark Tower dibentuk oleh kontraktor PT. Adhi Karya. Sedangkan

owner dan pemberi tugas merupakan pengawas langsung dari pihak PT Telkom.

Berikut merupakan gambaran Tenaga Kerja pada proyek pembangunan Telkom

Landmark Tower:

Page 2: HR Tubes Manpro

Tabel 4. Human Resources Planning

No FungsiJumlah Personil

Jumlah Bulan

Key Staff1 Project Manager    2 Sekretaris    3 Project Finance    

4Project Engineering

Manager    5 Planning    6 Drafter    7 Scheduler    8 Cost Control    9 Technical Administration    10 Adm Procurement    11 Quantity Surveyor    12 Quality Control    13 Logistik    14 Warehouse    15 HSE    16 PPM    17 Supervisor Sipil    18 Supervisor Arsitek    19 Supervisor ME    20 Supervisor Landscape    21 Surveyor    22 Secuirity    

Sumber : Pengolahan Penulis (2013)

3. Struktur Organisasi

Organisasi adalah Suatu wadah atau tempat dari orang-orang bekerja sama

atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan dengan menggunakan dana,

peralatan dan teknologi serta mau terikat dengan peraturan-peraturan dan lingkungan

tertentu supaya dapat mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Alasan

pembentukan organisasi yaitu:

Page 3: HR Tubes Manpro

Mempermudah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan sendiro

Membantu menyediakan dan saling berdiskusi pendapat

Struktur organisasi proyek dapat diartikan dua orang atau lebih yang

melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan

kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan.

Organisasi proyek yang akan dibahas adalah mengenai pihak-pihak yang

terkait dalam pembanguanan Telkom Landmark Tower, dan juga peran dari masing-

masing bagian tersebut.

Gambaran Keterkaitan Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi

3.2 Owner

Owner merupakan pemilik dari suatu proyek, yang dapat berupa individu,

beberapa individu, ataupun instansi yang bersama-sama memiliki tujuan yang sama,

dan dapat meberikan pekerjaanya pada pihak lain sesuai kontrak yang berlaku. Owner

memiliki wewenang yang besar dalam mengatur suatu proyek konstruksi, karena

sumber pendanaan dari suatu proyek berasal dari owner. Dalam suatu proyek

konstruksi, owner memiliki peranan dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,

hingga proyek selesai. Keterlibatan owner dalam suatu proyek konstruksi sangat lah

penting, agar proyek tersebut tetap terlaksana sesuai dengan keinginan. Namun,

karena keterbatasan waktu, biasanya owner menunjuk suatu bagian bernama

Page 4: HR Tubes Manpro

manajemen konstruksi sebagai kaki tangan owner, lebih lanjut mengenai manajemen

konstruksi akan dibahas pada subbab selanjutnya.

Pada saat memutuskan, bahwa owner menunjuk konsultan atau manajemen

konstruksi sebagai wakhilnya. Perlu diperhatikan beberapa hal, seperti koordinasi.

Manajemen konstruksi dimaksudkan untuk mewakili owner dalam mengawasi

berlangsungnya suatu proyek, namun hal ini berarti diperlukan adanya persamaan

persepsi antara owner dengan manajemen konstruksi. Persamaan persepsi ini bisa

diwujudkan, salah satunya dengan mengadakan rapat koordinasi antara manajemen

konstruksi dengan pihak owner. Hal ini dapat memperkecil kesalah pahaman yang

sangat mungkin terjadi.

Hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan sebagai owner suatu proyek

konstruksi adalah pemilihan kontraktor. Dalam memilih kontraktor mana yang akan

diajak bekerja sama dalam membangun sebaiknya menyesuaikan kualitas dan grade

kontraktor agar dapat mewujudkan bagunan yang memiliki kualitas yang semaksimal

mungkin dengan harga yang minimal, dan waktu yang sesingkat mungkin.

Berikut beberapa tugas dari seorang owner:

Menyediakan baiaya perencanaan dan pelaksanaan proyek

Mengadakan kegiatan administrasi proyek

Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek

Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen

konstruksi (MK)

Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontaktor

Wewenang yang dimiliki owner

Membuat surat Perintah Kerja (SPK)

Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan

Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil

pekerjaan konstruksi

Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat

melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak,

Page 5: HR Tubes Manpro

misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material yang tidak

sesuai dengan RKS

Dalam setiap tahapan proyek konstruksi, owner juga mempunyai berbagai peranan,

yang mana peran tersebut selanjutnya dapat digambarkan pada tabel berikut ini:

Phase ActivitiesDocument Produced

Owner A/E Contractor

Planning

Feasibility Study Program Reports  

Programming Budget Analysis  

Site Analysis  Recommendatio

ns 

Site Selection      

Design

Schematic Design SurveysScehmatic

Drawings 

 Soils

ReportSketches  

    Renderings  

    Diagrams  

    Conceptual  

    Plans  

    Elevations  

    Sections  

   Preliminary

Project 

    Descriptions  

    Cost Projections  

Design Development   Drawings  

    Plans  

    Sections  

    Typical Details  

Page 6: HR Tubes Manpro

Phase ActivitiesDocument Produced

Owner A/E Contractor

    Engineering  

    Design Criteria  

   Equipment

Layouts 

   Outline

Spesifications 

    Revised Cost  

    Projections  

Construction

Documents

Invitation

to Bid

Detailed

Drawings 

 Instruction

to BidderPlans  

  Bid Form Elevations  

 General

ConditionsSections  

    Sections  

    Details  

    Schedules  

    Spesifications  

   Bidding

Requirements 

    Revised Cost  

    Projections  

Bidding

Competitive Bidding

or Contract

Negotiations

  Addenda Bid

      Bid Bond

Page 7: HR Tubes Manpro

Phase ActivitiesDocument Produced

Owner A/E Contractor

Constructio

n

MobilizationPayment

Certificates

Contract

Document 

Construction   Modifications Permits

Contract

Administration    Scheduled

Project Closeour    Shop

Drawings

      Certificates

      Records

      Documents

      Warranties

     Maintenanc

e

Occupacy     Operation

Post-

Constructio

n

Operation/

Maintenance

Maintenanc

e RecordsPost-Occupancy

Warranty

Service

Evaluation  Report or

analysesRecords

Repairs      

Tabel Peranan Owner dalam Tahapan Proyek Konstruksu

Pemilik proyek pembangunan Telkom Landmark Tower ini adalah PT.

Telkom Landmark Tower. Proyek ini terselenggara seiring dengan makin

berkembangnya PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM). Untuk mendukung

perkembangan kegiatan operasionalnya, mala PT TELKOM bermaksud untuk

mengkonsolidasikan seluruh kegiatan operasional kantor-kantor TELKOM dan anak-

Page 8: HR Tubes Manpro

anak perusahannnya dalam satu gedung perkantoran yang disebut dengan Gedung

TELKOM Landmark Tower (TLT).

Gedung TELKOM Landmark Tower ini dibagung di Jalan Jendral Gatot

Subroto Kav. 52 Jakarta. Pemilihan lokasi pembangunan proyek ini didasarkan pada

optimalisasi aset, dimana lokasi proyek tersebut merupakan lahan milik PT

TELKOM, Tbk. Mengenai pendanaan dan pelaksanaan pembangunan proyek ini,

Dewan Direksi TELKOM menunjuk PT Graha Sarana Duta (GSD). Untuk keperluan

ini GSD bermitra dengan Yayasan Kesehatan (YAKES) Pegawai Telkom mendirikan

PT Telkom Landmark Tower. PT Telkom Landmark Tower ini bergerak dibidang

menejemen gedung,

Gambar : Logo Owner dari Pembangunan Telkom Landmark Tower

Dalam Proses Pembangunan Proyek ini, owner menunjuk Konsultan Desain

(Arsitek), Struktur, Mechanical Electrical, Quantity Survey, dan Manajemen

Konstruksi untuk membuatkan desain bangunan proyek ini. Selanjutnya, setelah

penyusunan desain bangunan, owner mengadakan bidding dari proyek tersebut,

sehingga terpilihlah kontraktor yang memenangkan tender tersebut. Hubungan

lingkup owner dengan konsultan dan kontraktor yang dipilih dalam proyek ini berada

pada tipe 1, yang tergambar dengan bagan berikut ini:

Page 9: HR Tubes Manpro

Gambar Hubungan Lingkup Pekerjaan Owner dengan Kontraktor

Jika pada tahapan persiapan perencanaan proyek, owner lebih banyak

berkonsultasi dengan konsultan. Hal ini dimaksudkan agar desain bangunan sesuai

dengan selera owner. Selsain pada tahapan perencanaan, hubungan owner dengan

konsultan juga banyak terjadi pada tahapan bidding proyek. Owner, konsultan, dan

Manajemen Konstruksi sama-sama memilah kontraktor mana yang mengajukan

tender terbaik. Setelah masa temder, intensitas hubungan owner lebih dekat banyak

kepada Manajemen Konstruksi (Dalam proyek ini Manajeman Konstruksi yang

dipilih adalah PT. Trimarta Jaya Persada). Owner menunjuk PT. Trimatra Jaya

Persada sebagai Manajemen Konstruksi sebagai wakhil dalam mengawasi

keberlangsungan proyek konstruksi ini.

Dalam masa berlangsungnya proyek ini, owner secara berkala datang ke

lokasi proyek untuk melihat progress pembangunan, dan juga memberikan masukan

dan evalusi kinerja di lapangan. Hasil evaluasi kerja dari owner ini kemudian akan

diserahkan kepada pihak Manajemen Konstruksi (PT Trimartra Jaya Persada) dan

kemudian akan ditindak lanjuti. Selain itu juga setiap seminggu sekali diadakan rapat

koordinasi antara owner, konsultan, Manajemen Kontruksi, dan Kontraktor mengenai

progress pembangunan. Hal ini bertujuan untuk selalu menjaga koordinasi dan

menintegrasikan perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Rapat koordinasi juga

Page 10: HR Tubes Manpro

dapat diadakan diluar jadwal rutin ini, apabila memang diperlukan, misalnya saja saat

sebelum pelaksanaan pekerjaan yang besar seperti pelaksanaan “mass foundation”,

ataupun terdapat permasalahan, atau perubahan desain pada proyek tersebut.

Gambar Kunjungan Owner ke Lokasi Proyek

3.3 Konsultan

Secara harfiah, konsultan merupakan seorang tenaga profesional yang

menyediakan jasa kepenasihatan (consultancy service) dalam bidang keahlian

tertentu. Dalam proyek konstruksi, konsultan banyak mengambil bagian pada tahapan

perencanaan. Konsultan dalam proyek konstruksi akan membuat desain awal,

melakukan perhitungan awal mengenai desain proyek dimana akan menghasilkan

gambar dan spesifikasi teknis sebagai output pekerjaannya. Gambar-gambar ini akan

dijadikan acuan dasar bekerja para kontraktor dalam proses eksekusi proyek. Namun,

kinerja konsultan ini tidak terbatas pada tahapan perencanaan saja. Konsultan juga

bertugas mengawasi keberlangsungan proyek, juga sarana konsultasi owner dan

kontraktor apabila terjadi permasalah di lapangan, yang memeungkinkan terjadi suatu

perubahan. Dalam pelaksanaan proyek, aktivitas di lapangan yang dilakukan oleh

kontraktor harus juga melibatkan persetujuan konsultan. Hal ini dimaksudkan untuk

meminimalisir perbedaan desain dengan pekerjaan di lapangan.

Dalam proyek pembangunan Telkom Landmark Tower ini, owner menunjuk

beberapa Konsultan untuk mendesain bangunan tersebut. Konsultan yang ditunjuk

Page 11: HR Tubes Manpro

terdiri dari konsultan lokal, maupun internasional. Berikut list konsultan yang

ditunjuk oleh owner.

Konsultan Perencanaan Arsitek

-Arsitektur Internasional : PT. Woods Bagot PC

-Arsitektur Lokal : PT. Pandega Desain Weharima

Konsultan Perencanaan Struktur : PT. Haerte Widya Konsultan

Konsultan Perencanaan MEP : PT Arnan Pratama Consultant

Konsultan Fasade

Konsultan Tata Cahaya

Konsultan Landscape

Quantity Surveyor : PT. Jurukur Bahan Indonesia

Berikut uraian dari peranan masing-masing konsultan dalam proyek konstruksi ini.

3.3.1 Konsultan Perencanaan Arsitek

Konsultan perencana arsitek memiliki peranan sebagai perencana desain

bangunan yang disesuaikan dengan selera owner dan juga mempertimbangkan

budget. Perencanaan desain bangunan tersebut mencakup desain tampak bangunan,

perspective view, tata letak dan dimensi ruangan, jumlah ruangan, fungsi ruangan,

akses ruangan, aksesoris, fasilitas ruangan, dan rencana bahan dari interior maupun

eksterior.

Dalam proyek pembangunan Telkom Landmark Tower ini, owner menunjuk

dua konsultan perencana arsitek, yaitu PT. Woods Bagot PC sebagai konsultan

perencana arsitek internasional, dan PT. Pandega Desain Weharima sebagai

perencana arsitek lokal. Mengenai proses pengerjaannya desain bangunan dikerjakan

oleh PT. Woods Bagot PC yaitu konsultan perencana internasional. Desain gambar

ini yang kemudian menjadi acuan perhitungan perencanaan struktur, dan ditenderkan.

PT Wood Bagot PC merupakan perusahaan konsultan arsitek yang didrikan

pada tahun 1869 di Adelaide, Australia. Perusahaan konsultan perencana arsitek ini

sudah memperluas jaringannya kedaerah Asia, Eropa, dan juga Amerika Utara.

Berikut desain bangunan yang dibuat oleh PT. Woods Bagot:

Page 12: HR Tubes Manpro

Gambar Perencanaan Desain Telkom Landmark Tower

Karena kantor PT Wood Bagot berada di luar Indonesia, maka owner juga

menunjuk konsultan perencana desain arsitek lokal yaitu PT. Pandega Desain

Weharima sebagai penghubung antara owner dengan PT Wood Bagot, dan juga

mempermudah sarana konsultasi karena jaraknya yang relatif lebih dekat, yang mana

PT Pandega ini beralatkan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. PT Pandega

Weharima ini memiliki link dengan konsultan internasional di Singapura, dan

Australia, yang mana salah satunya adalah PT Woods Bagot ini. Dalam pelaksanaan

pembangunan proyek Telkom Landmark Tower ini, pihak kontraktor lebih sering

melakukan konsultasi dengan PT Pandega, misalnya untuk berkonsultasi mengenai

shop drawing arsitek.

3.3.2 Konsultan Perencana Struktur

Konsultan Perencana struktur memiliki peranan dalam membut perhitungan

dari desain bangunan yang outputnya berupa gambar. Hasil gambar struktur tersebut

kemudian akan dijadikan dasar perhitungan BQ dalam menentukan anggaran yang

ditenderkan kontraktor sekaligus dasar perhitungan dalam kelangsungan proyek yang

Page 13: HR Tubes Manpro

dilaskanakan oleh kontraktor. Dalam proyek pembangunan Telkom Landmark Tower

ini, konsultan perencana struktur yang dipilih adalah PT. Haerta Widya Konsultan.

PT Haerta Widya Konsultan merupakan perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang perencanaan struktur khususnya bangunan bertingkat tinggi

pemikul gaya gempa, yang beralamatkan di Jalan Puri Kencana Blok K7/1U, Jakarta

Barat. Selain berperan dalam perencanaan perhitungan desain bangunan, konsultan

perencana struktur ini bertugas memantau dan mengawasi pelaksanaan proyek.

Apabila terjadi perubahan desain, maka konsultan perencana struktur juga bertugas

untuk memberikan peninjauan lebih lanjut apakah desain tersebut dapat direalisasikan

sesuai dengan kondisi lahan dan faktor lainnya. Selain itu, kosultan perencana

struktur bertugas mengadakan update perhitungan apabila diperlukan.

3.3.3 Konsultan Perencanan MEP

Seperti tugas konsultan lainnya yang telah dijelaskan sebelumnya konsultan

MEP juga betugas dimulai dari semenjak awal perencanaan dari desain proyek.

Konsultan MEP yang ditunjuk adalah PT Arnan Pratama Consultant. PT Arnan

Pratama Consultant ini telah berdiri semenjak tahun 1975, dan telah terdaftar menjadi

bangian dari INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia).

Konsultan perencana MEP memiliki peranan melakukan perhitungan

mengenai mechanical, electrical, dan plumbing. Karena pada proyek pembanguna

Telkom Landmark Tower ini paket kontraktor yang diambil tidak termasuk paket

MEP, maka konsultan MEP ini memiliki peranan yang besar dalam mengawasi

pelaksanaan proyek. Hal ini dikarenakan tenaga yang disediakan pihak kontraktor

untuk bidang MEP ini tidak terlalu banyak.Konsultan MEP pada proyek ini juga

secara berkala mengikuti rapat koordinasi khusus bidang MEP yang diikuti oleh

perwakilan dari engineering bagian MEP Adhi Karya sebagai kontraktor, Perwakilan

MEP dari manajemen konstruksi, serta direct contractor bagian MEP sebagai

pelaksana.

Page 14: HR Tubes Manpro

Gambar PT. Arnan Pratama Consultant sebagai Konsultan Perencana MEP

3.3.4 Konsultan Fasade

Konsultan fasade atau tampak merupakan konsultan yang bertugas untuk

merancang tampak ekterior dari bangunan. Konsultan fasade akan mendesain tampak

luar dari bangunan sekaligus memilih material bahan yang sesuai dengan desain

bangunan tersebut. Pekerjaan fasade ini berhubungan dengan pekerjaan arsitektual,

namun sesuai namanya, yaitu facade (tampak), maka jenis konsultan ini lebih

mendetailkan mengenai tampak bangunan atau dengan kata lain eksterior dari

bangunan.

3.3.5 Konsultan Tata Cahaya

Perancangan interior pada dasarnya adalah pembentukan suasana ruang dalam

dengan cara memadukan secara kreatif dan harmonis beberapa unsur utama ditambah

unsur penunjang dengan landasan suatu konsep yang mendalam. Dalam proses

perancangan, sentuhan bentuk, warna, tekstru serta pola sebagai elemen pembatas

bisa membentuk suasana dan karakter ruang. Pada desain interior, tata cahaya

merupakan salah satu unsur utama untuk menciptakan suasana sebuah ruang dengan

memanfaatkan cahaya alam dan cahaya buatan.

Untuk menciptakan suasana dan karakteristik dalam sebuah perancangan

interior sebuah pembangunan proyek besar seperti pada pembangunan Telkom

Landmark Tower ini dibutuhkan tenaga ahli yang memang berpengalaman

dibidangnya. Konsultan tatacahaya berperan membuat perencanaan mengenai

pengolahan tata cahaya baik secara alami (dengan cahaya matahari) maupun

mengolah tata cahaya dengan sinar buatan (melalu lampu, ataupun permainan warna).

Permainan cahaya tersebut akan meningkatkan suasana dan kualitas sebuah ruangan.

Page 15: HR Tubes Manpro

Konsultan tata cahaya pada proyek pembangunan Telkom Landmark Tower

ini bertugas membuat perencanaan desain interior dan pengaturan tata cahaya pada

perncanaan proyek yang menghasilkan gambar serta spesifikasi bahan, material, serta

pencahayaan dari sebuah desain interior bangunan tower tersebut. Dalam proses

pelaksanaannya, konsultan tata cahaya lebih banyak berperan pada bagian finishing,

yaitu tahap penyelesaian saat bangunan tower ini akan selsesai.

3.3.6 Konsultan Landscape

Konsultan landscape merupakan konsultan yang bertugas untuk membuat

perencanaan mengenai pemanfaatan lahan secara optimal baik secara fungsi maupun

estetika. Lingkup tugas konsultan landscape ini meiputi perencanaan landscape dari

suatu lahan, jalur hijau, penataan taman, serta pelaksanaan desain. Seperti halnya

konsultnan tata cahaya, pada tahapan konsultan ladscape saat awal sebelum

pelaksanaan proyek adalah membuat perencanaan desain yang berupa bahan serta

material bahan, sementara pada tahap pelaksanaan landscape dikerjakan pada tahapan

finishing.

3.3.7 Konsultan Quantity Surveyor

Seperti halnya tugas konsultan yang telah dijelaskan sebelumnya, konsultan

QS juga bertugas membuat perencanaan dan sarana konsultasi baik untuk owner

ataupun kontraktor. Sebuah konsultan QS, bertugas untuk mrmbuat perencanaan

mengenai perhitungan volume pekerjaan dari perencanaan yang telah dibuat oleh

konsultan desain arsitek dan struktur. Hasil perhitungan volume ini selanjutnya akan

terus dipantau seiring dengan volume pekerjaan yang dikerjakan di lapangan.

Perubahan volume ini mungkin terjadi, apabila terjadi perubahan desain seiring

perjalanan pelaksanaan proyek ataupun dikarenakan atas alasan pekerjaan tambah-

kurang yang sangat mungkin terjadi pada pelaksanaan proyek. Oleh karena itu,

hubungan koordinasi konsultan QS dan pihak kontraktor harus dijaga dengan baik

untuk penyesuaian volume pekerjaan yang terjadi dan dibandingkan dengan

perencanaan sebelumnya.

3.4 Manajemen Konstruksi

3.4.1 Keberadaan Manajemen Konstruksi pada sebuah Proyek Konstruksi

Page 16: HR Tubes Manpro

Seiring dengan berkembangnya zaman, kehidupan proyek yang lebih dinamis,

dalam sebuah proyek konstruksi dibutuhkan adanya manajemen. Lingkup proyek pun

membutuhkan banyak tenaga kerja dari spesialis multi disiplin. Hasil akhir dari

proses evolusi ini terfragmentasi menjadi fungsi dan peran spesialis. Fungsi desain ini

dibagi menjadi fungsi engineering (seperti arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal

dll). Keterlibatan banyak pihak bidang spesialisasi ini menimbulkan hubungan yang

kadang bertentangan antara kelompok 2 fungsi yang berbeda dan hal ini

memepengaruhi pengendalian manajemen.

Manajemen konstruksi merupakan ilmu yang mempelajari dan mempraktekan

aspek-aspek manajerial dan teknologi konstruksi. Manajeman konstruksi juga dapat

diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi

dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Kehadiran

Manajemen Konstruksi juga dapat membantu pihak owner dalam membantu

manajerialisasi sebuah proyek konstruksi. Seperti yang kita ketahui, tidak semua

owner benar-benar memahami organisasi dalam sebuah proyek konstruksi, sehingga

adanya manajemen konstruksi ini bisa menjadi sarana owner dalam berkonsultasi dan

penasihat, juga sekaligus sebagai pengagnti pengawas keberlangsungan proyek,

karena adanya keterbatasan waktu, maupun pemahaman owner mengenai proyek

konstruksi. Terdapat dua jenis manajamen konstruksi, yaitu Cm at risk dan Cm

adisor. Pada Cm at risk, owner melimpahkan seluruh tanggung jawabnya kepada

manajemen konstruksi, mulai dari pemilihan konsultan, pengawsan serta berbagai

aktivitas dalam pengambilan keputusan mengenai proyek konstruksi tersebut.

Sementara, pada Cm advisor, owner menunjuk manajamen konstruksi sebagai

advisor, atau pemberi masukan atau saran serta sebagai pengawas dalam

berlangsungnya proyek kini. Manajemen Konstruksi ini sangatlah berperan dari mulai

awal proyek hingga akhir, seperti yang ditunjukan bagan berikut ini:

Owner/Pengelola Kegiatan

Page 17: HR Tubes Manpro

Manajemen Konstruksi

Konsultan Perencana

Kontraktor Pelaksana

Tahap

Persiapan

Tahap

Perncanaa

n

Tahap

Pelelangan

Tahap

Konstruksi

Tahap

Pemeliharaa

n

Gambar Peranan Manajemen Konstruksi dalam Sebuah Proyek Konstruksi

3.4.2 Manajemen Konstruksi pada Proyek Telkom Landmark toewr

Dalam pembangunana proyek Telkom Landmark Tower ini, manajemen

konstruksi yang dipilih adalah PT. Trimatra Jaya Persada. PT Trimatra Jaya Persada

merupakan perusahaan manajemen konstruksi yang bersetifikat Management System

ISO 9001:2008 dari badan Sertifikasi Internasional Lloyd’s Register Quality

Assurance. PT Trimatra Jaya Persada didirikan berdasarkan akte notaris No. 31

Tanggal 22 Mei 2002.

Gambar Logo PT Trimatra Jaya Persada

Berikut review mengenai lingkup pekerjaan pengalama PT Trimatra Jaya Persada

dalam dunia konstruksi:

Page 18: HR Tubes Manpro

Grafik Jenis Proyek PT Trimatra Jaya Persada dalam Dunia Konstruksi Berdasarkan

Luas Bangunan

Dalam penempatan posisi Manajemen Konstruksi dalam sebuah proyek

konstruksi, owner menunjuk PT Trimatra jaya Persada ini menjadi CM advisor,

dimana owner menunjuk manajemen konstruksi tersebut sebagai pemberi masukan

serta pengawas selama proses pembangunan Telkom Landmark Tower ini, dari mulai

tahap perencanaan, pelaksanaan hingga selesai. Saat dimana owner ingin

memutuskan suatu hal, biasanya owner berkonsultasi terlebih dahulu kepada

manajemen konstruksi ini, lalu manajemen konstruksi memberikan pendapat serta

masukan kepada owner. Namun, unutk pengambilan keputusan tersebut akan tetap

sepenuhnya duputuskan oleh owner. Apabila digambarkan kedalam struktur

organisasi, maka posisi PT Trimatra Jaya Persada sebagai CM risk berada pada posisi

berikut:

Page 19: HR Tubes Manpro

Gambar Posisi Cm advisor

Pada proyek pembanguna Telkom Landmark Tower ini, kantor direksi kit

sementasra Manajemen Konstruksi (PT Trimatra Jaya Persada) berada di halaman

parkir gedung Telkom lama. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis, yaitu

dekat dengan pihak owner maupun pihak kontraktor yang berada di proyek. Dalam

mengawasi proyek tersebut, PT Trimatra mengadakan pemantauan setiap harinya ke

lokasi proyek. Untuk mengawasi pekerjaan proyek secara optimal, maka Manajemen

Konstruksi ini dibagi menjadi beberapa bidang didalamnya, yaitu bidang struktur,

arsitek, MEP, dan administrasi.

Dari masing-masing bidangnya tersebut terdapat peranannya yang berbeda

satu sama lainnya. Bagian Struktur lebih memfokuskan menganai persoalaan struktur

yang dikerjakan dilapangan, dan dikaitkan dengan mutunya. Pekerjaan pengawasan

yang dilakukan bagian struktur misalnya adalah pengawasan mengenai pekerjaan

pembesian, apakah pembesian kolom yang dikerjakan telah sesuai dengan spesifikasi

gambar, atau contoh lainnya adalah kesiapan pekerjaan. Misalnya, apakah kolom

tersebut sudah siap untuk dicor, apakah mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan

pengecoran lulus tes uji tekan, apakah hasil dari pengecoran kolom tersebut sesuai

spesifikasi, apakah terjadi keropos setelah begistingnya dicopot.

Selanjutnya untuk bagian arsitek, pengawasan yang dilakukan lebih kearah

pekerjaan finishing, seperti pemantauan area mock-up. Apakah owner menyukai area

mock-up yang telah dikerjakan. Contoh pengawasan bagian arsitek yang lainnya

misalnya adalah pemasangan dinding arsitektural yang dipasang dengan ALC (Beton

Ringan), pekerjaan pengecatan, dan pekerjaab finishing lainnya. Untuk pekerjaan

MEP, tentu saja menangani mengenai permasalahan Mechanical, Electrical, dan

Plumbing, yaitu misalnya pemasangan jalur perpipaan, kabel listrik dan lain

sebagainya.

Untuk bagian administrasi pada bagian Manajemen Konstruksi lebih

mengarah kepada pekerjaan pengarsipan, seperti surat-menyurat. Contoh surat

menyurat yang hampir setiap hari diurus adalah mengenai Perencanaan Izin

Pelaksanaan (PIP). Selain mengawasi pekerjaan di lapangan, Manajemen Konstruksi

Page 20: HR Tubes Manpro

juga bertugas untuk mengawasi kinerja kontraktor, direct contractor, dan subkon

apakah sesuai dengan jadwal atau melenceng, Hal ini sangat perlu dilakukan agar

proyek tidak mundur dari jadwal semula. Pemnatauan mengenai jadwal ini dilakukan

dengan menggunakan S-Curve. S-Curve tersebut sebelumnya telah disepakati oleh

pihak kontraktor, owner, dan Manajemen Konstruksi.

Gambar Pengecekan Indikasi Retak oleh PT Trimatra dan Pihak Adhi Karya

Selain melakukan pengawasan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya

Manajemen Konstruksi juga berperan sebagai sarana konsultasi dan juga

penghubung. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka diadakanlah rapat

koordinasi yang diadakan tiap minggu. Pada rapat koordinasi tersebut biasanya

dibahas mengenai progress dari minggu sebelumnya, permasalahan yang terjadi dan

perencanaan kedepannya. Pada penyampaian progress kita dapat menegtahui kinerja

yang telah dilakuakn apakah melenceng dari target atau tidak, sekaligus permaslahan

apa saja yang ada. Dari permasalahan tersebut, maka selanjutnya dilakukan

pembahasan mengenai pemencahan masalah yang dapat dilakukan. Setelah sekiranya

solusi tersebut terpecahlan, maka akan dibahas mengenai perencanaan pekerjaan apa

yang akan dilakuka seminggu kedepannya. Pada setiap rapat ini, Manajemen

Konstruksi seharusnya bisa menjadi penengah dari setiap permaasalahan. Namun

sikap Manajemen Konstruksi juga harus selalu tegasm agar pelaksanaan proyek tetap

terlaksana dengan disiplin, baik waktu maupun mutu.

3.5 Direct Contractor

Page 21: HR Tubes Manpro

Didalam proses tender kontrak yang disepakati oleh owner dan kontrak utama

yang terpilih, paket kontrak yang disepakati dalam proyek pembanguan Telkom

Landmark Tower ini adalah paket pekerjaan struktur dan arsitek. Karena paket yang

dipilih adalah paket pekerjaan arsitek, maka pekerjaan lain yang tidak termasuk

kedalam pekerjaan struktur dan arsitek dikerjakan oleh direct contractor. Direct

Contractor ini ditunjuk langsung oleh owner, sehingga garis koordinasinya bukan

berada dibawah kontraktor utama seperti subkon. Segala pekerjaan dari direct

contactor ini dipertanggung jawabkan kepada owner, yang mana pada proyek ini

diwakilkan oleh Manajemen Kontruksi.

Pada proyek pembanguna Telkom Landmark Tower ini direct contractor

yang digunakan terdiri dari Direct Contractor bagian MEP, Direct Contractor bagian

Fasade, dan Direct Contractor bagian Landscape, yang mana perusahaan yang

ditunjuk untuk masing-masing pekerjaannya adalah sebagai berikut;

PT Jayantara Artha Mandiri (Plumbing)

PT Kone Indo Elevator (Lift)

PT Jaya Teknik Indonesia (FF)

PT Indalex (Fasade)

PT Trane Indonesia (Chiller)

Gambar : Lambang Direct Contractor yang digunakan dalam Proyek Telkom

Landmark Tower

Page 22: HR Tubes Manpro

Dalam melakukan koordinasi antara direct contractor dan main contractor

makan dilakukan rapat koordinasi, rapat koordinasi yang dilakukan berupa rapat

mingguan. Rapat mingguan yang diadakan tersebut terdiri dari dua macam, yang

pertama adalah rapat bidang, misalnya rapat yang dilakukan setiap hari rabu oleh

bidang ME yang melibatkan kontraktor utama, MK, dan juga DC. Rapat yang

selanjutnya adalah rapat safety. Rapat safety diselenggarakan oleh bidang HSE dari

main contractor yang melibatkan direct contractor dan juga sub-cont. Rapat ini

bertujuan untuk mengawasi aspek safety dalam pelaksanaan pekerjaan agar tetap

aman. Selain melakukan rapat koordinasi, pengawasan pekerjaan juga dilakukan main

contractor pada dc yang dilakukan oleh supervisor bidangnya.

3.6 Kontraktor Utama (Main Contractor)

Sebelum lebih lanjut membahas mengenai organisasi proyek pada kontraktor

utama, terlebih dahulu kita mengidentifikasi lingkup pekerjaan kontraktor dalam

sebuah proyek konstruksi ini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, paket yang

disepakati oleh kontraktor utama dan owner adalah paket struktur dan arsitek,

sehingga pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor utama hanya pekerjaan yang

mencakup lingkup struktur dan arsitek saja. Lingkup pekerjaan kontraktor dimulai

saat tahap pelelangan hingga saat pemeliharaan.

Pada proyek Telkom Landmark Tower ini kontraktor yang terpilih adalah PT.

Adhi Karya. PT Adhi Karya berhasil memenangkan kontraktor dari empat pesaing

lainnya yang mengikuti tender proyek ini, yaitu PT Wika, PT Waskita. PT Hutama

Karya dan PT PP. Dalam proyek ini, kualifikasi jasa kontraktor pada proyek

konstruksi ini tergolong besar dan berada pada grade 7, menurut tabel kualifikasi jasa

kontraktor indonesia berikut ini :

Page 23: HR Tubes Manpro

Tabel ; Kualifikasi Jasa Kontraktor di Indonesia

Pada tahap pengajuan tender, Project Manager hanya membawahi beberapa bidang

dengan anggota yang terbatas, yaitu bidang QC, HSE, PEM, PPM, Finance, dimana

masing-masing bidang baru ditempati oleh masing-masing kepala bagiannya, seperti

yang terlampir pada tabel berikut ini:

Bidang Nama

Project ManagerIr. R. Gatoet

Santoso

Project Finance Achmad Wachid

Project Engineering

ManagerM. Hidayatullah

Quality Control Suhendro

HSE Togu Harson, S.H

PPM Lawi Asmar

Selanjutnya sesuai dengan kebutuhan sdm yang sejalan dengan semakin

meningkatnya pekerjaan pada proyek konstruksi ini, maka sistem organisasi

kontraktor pada proyek konstruksi ini mengalami berbagai perubahan, baik dari garis

sistem kooordinasi, penambahan sub-bidang maupun jumlah anggotanya. Berikut

beberapa perubahan yang terjadi selama berlangsungnya proyek akan terlampir pada

bagian akhir laporan ini.

Dalam struktur organisasi tersebut, tipe organisasi yang menggambarkan

organisasi dalam struktur tersebut adalah tipe organisasi compocite organization,

Page 24: HR Tubes Manpro

yang mana terdapat garis koordinasi juga antar staf dalam setiap sub-bidang dan juga

staf antar sub-bidang dapat melakukan koordinasi dengan bidang lainnya. Misalnya,

seorang supervisor dapat mengumpulkan laporan hariannya langsung kepada staff

engineering bagian administrasi teknik, tanpa harus melalui kepala bagiannya. Dalam

kasus tersebut berarti terdapar garis koordinasi antar staff dilain bidang. Berikut

gambaran tipe organisasi compocite organization:

Gambar : Gambaran Tipe Organisasi Composite Organization

Dalam menjalankan koordinasi antara pihak intern kontraktor pada proyek ini,

maupun pihak lain yang terlibat dalam proyek ini, maka dilakukan rapat koordinasi

mingguan. Berikut daftar rapat koordinasi mingguan pada proyek ini:

Hari Kegiatan Rapat Peserta

SeninRapat Koordinasi Bidang

EngineeringKontraktor(bagian Engineering)

Selasa

RabuRapat Koordinasi Bidang

MEP

Kontraktor(bagian engineer MEP),

MK(bagian MEP), DC MEP

KamisRapat Koordinasi Bidang

K3

Kontraktor(bagian K3), Perwakilan MK,

Subkon dan DC (bagian K3)

Page 25: HR Tubes Manpro

  Rapat Staff Semua staff kontraktor

Jumat Rapat Koordinasi DesainKontraktor (bagian Desain), Konsultan

Fasade, arsitek, DC

Rapat Koordinasi Bidang

Produksi

Kontraktor(bagian PPM), Perwakilan MK,

Owner

Rapat harian : Rapat antar mandor, PM, dan PPM mengenai progress

Selain melakukan rapat koordinasi, untuk meningkatkan kualitas kerja, maka

dilakukan pelatihan yang biasanya dilakukan pada hari sabtu ataupun minggu.

Pelatihan ini memiliki sasaran tertentu, misalnya pada saat tahap awal pekerjaan

pembesian, maka bidang QC akan menyelenggarakan pelatihan yang dipimpin oleh

bidang engineering dengan sasaran staff QC, surveyor, supervisor, dan mandor.

Diharapkan dengan pelatihan tersebut, maka pihak pelaksana dapat mengetahui cara

melakukan pekerjaan secara tepat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai organisasi kontraktor pada proyek

ini, maka kami akan menguraikan detail pekerjaan dari tiap bidang. Berikut detail

pekerjaan dari tiap bidang dalam struktur organisasi kontraktor dalam proyek Telkom

Landmark Tower ini:

3.6.1 Project Manager

Project Manager merupakan pimpinan pada suatu proyek perusahaan di

lapangan, jabatan ini memiliki beberapa bawahan. Tugas utama pada jabatan Project

Manager yaitu memimpin, merencanakan dan membuat laporan mengenai kinerja

para tim dalam mencapai target proyek sesuai dengan perencanaan bisnis perusahaan.

Pada proyek pembangunan Telkom Landmark Tower ini terdapat perubahan Project

Manager, yang mana kebijakan tersebut merupakan keputusan dari divisi konstruksi

1 PT. Adhi Karya.

Berikut uraian jobdesc yang dimiliki oleh seorang Project Manager:

Page 26: HR Tubes Manpro

No. Tahap Aktifitas

1 Permulaan 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi

( I ) 2 Menerima Dokumen Lelang (Buku Merah)

3Membentuk Tim Buku Perencanaan Proyek (Buku

Biru)

2 Perencanaan 1 Membuat perencanaan Proyek

( P ) a Menetapkan Rencana Kebutuhan Bahan

b Menyetujui Rencana pre-com. & Comm.

c Membuat Surat permintaan Alat ke Man Teknik

d Melakukan presentasi BPP Proyek

2 Membuat Rencana Cash Flow tiap akhir bulan

3 Menetapkan Rencana Inspeksi dan Tes berdasarkan

Kontrak, Amandemen Kontrak, Dokumen Tender,

3 Pelaksanaan 1Melaksanakan Kick of Meeting (Rapat Pra

Pelaksanaan)

( E ) 2 Melaksanakan Rapat Tinjauan Management

3Membangun komunikasi dan hubungan baik dengan

pihak terkait

4 Mengadakan dan mengembangkan SDM

5 Menjamin penerapan Project Management

6 Memberikan persetujuan gambar

7 Memastikan material sesuai dengan prosedur

Membuat laporan ke Man Teknik penerimaan &

pelaksanaan (jika terjadi penyimpangan)

8 PM menerima Kontrak Kerja Sub Kontraktor

berupa SPPPP dari Divisi / Cabang

9 Mengelola Keuangan dan Pendanaan Proyek

berupa SPPPP dari Divisi / Cabang

Membuat evaluasi dan laporan biaya proyek

Page 27: HR Tubes Manpro

No. Tahap Aktifitas

Mengendalikan waktu pelaksanaan Proyek

Melakukan evaluasi, analisa & tindak lanjut sub

kontraktor

Mengendalikan proses pengadaan barang & jasa

5 Penutupan 1 Membuat project closed out PHO & FHO

( CL ) 2Membuat Buku Kuning (Buku laporan akhir

Pelaksanaan)

3 Membuat referensi Proyek

4 Melaksanakan kegiatan pengarsipan data.

3.6.2 Sekertaris

Sekretaris merupakan jabatan yang sangat berperan penting dalam membantu

Direksi, karena sekretaris memiliki tugas utama membantu Direksi dalam membuat

agenda kegiatan, menyiapkan laporan serta mengatur segala hal yang berkaitan

dengan administrasi,seperti surat menyurat. Menurut aturan buku saku PT. Adhi

Karya, seorang sekertaris memiliki job-desc sebagai berikut:

No. Tahap Aktifitas

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2Perencanaan

(P)1 Merencanakan sistem penyimpanan dokumen

2. Menyiapkan prosedur sesuai DID Proyek

3 Membuat daftar Stake Holder

3Pelaksanaan

(E)1 Melaksanakan Pengendalian Dokumen

2 Melaksanakan Pengendalian Record Mutu

3 Melaksanakan Pengendalian Dokumen Internal

Page 28: HR Tubes Manpro

No. Tahap Aktifitas

4 Melaksanakan Pengendalian Dokumen External

5 Membuat notulen rapat tinjauan manajemen

6 Melaksanakan kegiatan administrasi surat

4Pengendalian

(C)1 Mengendalikan semua dokumen yang ada.

2 Mengidentifikasi semua dokumen yang ada

3 Mengendalikan Administrasi surat

5Penutupan

(CL)1 Pengarsipan Dokumen Mutu dan Adm surat

3.6.4 Project Engineering Manager

Project Engineering Manager merupakan seorang yang bertugas

merencanakan, melakukan pengadaan, sekaligus pengendalian dalam suatu proyek.

Berikut aktivitas (job-desc) dari seorang Project Engineering Manager:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi

2

Perencanaan

(P)1 Mereview Buku Perencanaan Proyek

 2

Pembuatan RAP, perumusan dan penetapan metode

kerja, resource.

    3 Membuat Pembagian Pengadaan (Divisi/Proyek)

     4 Membuat dan mengajukan schedule pengadaan

    5  barang dan jasa

   6

Membuat Rencana pre-commissioning dan

commissioning

Page 29: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

     7 Melakukan identifikasi jalur kritis

     8 Menyiapkan prosedur/petunjuk kerja

    9 Merencanakan Inspeksi dan test Material

   

 1

0Membuat rencana daftar Mock-Up *

    11 Membuat rencana waktu pelaksanaan Proyek

    12 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

   13

Membuat Rencana Program Kerja minggu dan

bulanan

    14 Membuat Rencana Kebutuhan Material

3

Pelaksanaan

(E)1 Menyediakan gambar kerja

  2 Membuat laporan kinerja proyek

    3 Melakukan Proses Pengadaan Barang & Jasa

    4 Membuat laporan perubahan pekerjaan

    5 Verifikasi dan Evaluasi Dokumen Lonstat Proyek

   6

Memperbaharui WBS, Schedule, Drawing, MTO,

WV dan costbaseline.

   7

Mengajukan RKB yang telah diapproval PM ke

Divisi utk proses pengadaannya,

     8 mengarsip RKB.

4

Pengendalian

(C)1 Membuat analisis keterlambatan waktu

  2 Melakukan monitoring dan evaluasi PPB

    3 Menganalisa perubahan/penyimpangan terhadap

Page 30: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

rencana awal

    4 Pengendalian Sub Kontraktor

    5 Pengendalian Scope Pekerjaan  

   6

Memonitoring Proses RKB yang dilakukan Divisi,

mencatat statusnya.

5

Penutupan( CL

)1 Membuat As Build Drawing

  2 Membuat laporan asset Proyek

   3

Membuat Berita Acara Serah Terima Proyek beserta

Dokumennya.

    4 Membuat Buku Kuning

Di bidang engineering ini lah segala tahap perencanaan pada konstruksi disusun.

Tahap perencanaan tersebut terdiri dari perhitungan struktur, pembuatan gambar

kerja, pengadaan barang, pengendalian biaya, perhitungan volume perkerjaan,

pembuatan jadwal pekerjaan, dan juga administrasi teknik. Untuk mengerjakan

berbagai tugas tersebut, seorang Project Engineering Manager dibantu dengan

beberapa sub-bidang yang terdiri dari Planning, Drafter, Scheduler, Cost Control,

Technical Administration, Procurement, Quantity Surveyor. Berikut uraian dari tiap

sub-bidangnya:

3.6.3.1 Planning

Secara umum, sub-bidang planning ini bertugas untuk melalukan perencanaan

dalam melaksanakan proyek konstruksi. Perencanaan yang dilakukan dapat berupa

mebuat metode kerja. Sub-bidang ini juga dapat bertugas untuk melakukan

perencanaan penanganan apabila dalam proyek tersebut terdapat hal-hal terduga yang

Page 31: HR Tubes Manpro

memerlukan penanganan yang memerlukan tindak lanjut. Berikut uraian mengenai

sub-bidang ini:

No. TAHAP KEGIATAN

1 Permulaan (I) 1. Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2Perencanaan

(P)

1. Merencanakan Detailed Design berdasarkan design

Calculation sheet

2. Membuat schedule shop drawing dan As built

drawing

3Pelaksanaan

(E)

1 a. Membuat detailed design berdasarkan design

calculation sheet

b. Mereview detailed design berdasarkan detiled

drawing yang tidak di ’approved’ client

c. Memberikan detailed design ke drafter

2 Membuat shop drawing yang efisien dan

menguntungkan

3 Melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait

(STR, ARS dan ME) dan eksternal (Konsultan

Perencana)  

 

 

4 -Membuat metode kerja yang efektif dan efisien,

-Koordinasi dengan Production Manager & PEM.

5 Mengajukan Approval Shopdrawing kepada Owner.

6 Membuat As built drawing.

4Pengendalian

(C)

1 Membuat DPD dan DID (Up dating) dan daftar

distribusi gambar.

2 Memonitoring Schedule Shopdrawing

3 Mengendalikan perubahan Gambar

Page 32: HR Tubes Manpro

No. TAHAP KEGIATAN

5Penutupan

(CL)

1 Menyusun dan Meng-copy Shop drawing dan As

Built Drawing untuk Arsip, Konsultan dan Owner.

3.6.3.2 Scheduler

Sesuai dengan namanya, sub-bidang scheduler bertugas menegnai

penjadwalan. Pekerjaan sub-bidang ini berupa pemantauan progress pekerjaan,

apakah telah sesuai dengan kurva-S yang dibuat awal proyek dan juga merubah (me-

reschedule) kurva-S apabila diperlukan. Berikut uraian rinci mengenai job-desc sub-

bidang ini :

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat tugas dari Kepala Proyek 

2 Perencanaan

(P)

1 Tersedianya schedule pelaksanaan yang realistis :

 a. Membuat master schedule

berdasarkan kapasitas produksi,

metode kerja, volume resources

dan durasi waktu (over all yang

disediakan)

b. Membuat schedule bahan, alat,

tenaga sub kontraktor mengacu

pada master schedule (bersama

dengan PPM)  

3Pelaksanaan

(E)

1

 

Melakukan Up dating secara periodik (

Bulanan/Mingguan) 

a. Melakukan tracking / up dating berdasarkan

b. Melakukan up dating rencana kerja berdasarkan

hasil evaluasi.

  c. Membuat kartu proyek per - periodik (bulanan)

4 Pengendalian 1 Membuat evaluasi progres terhadap rencana awal

Page 33: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

(C)

2 Melakukan monitoring pelaksanaan action plan

5Penutupan

(CL)1 Membuat laporan 100 % progres pekerjaan

3.6.3.3 Drafter

Sub-bidang drafter erat kaitannya dengan sub-bidang planning. Setelah

bidang planning membuat perencanaan dari gambar tender, maka selanjutnya

perencanaan tersebut disusun oleh seorang drafter untuk menghasilkan gambar kerja

(shop drawing). Mengenai detail pekerjaan dari sub-bidang ini terurai sebgai berikut:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Project Manager

2 Menerima Dokumen Kontrak dari Divisi / Cabang

3 Menerima dokumen perubahan.

2

Perencanaan

( P )

1 Merencanakan :

 

Gambar lay out sesuai hasil pengukuran

 

Gambar penempatan bangunan sementara

 

Letak dan lokasi bangunan yang akan dibangun

2 Membuat schedule pembuatan shop drawing

3 Pelaksanaan

(E)

1 Mengisi Daftar Penerimaan Gambar dan

Distribusi

 

Mendistribusikan dan menuliskan pada daftar

Page 34: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

penerimaan Gambar dan Distribusi

 

Menggambar Shop Drawing sesuai konsep.

 

Mengisi DID dan mendistribusikan gambar

 

Membuat Gambar As Built Drawing dan mengisi

DID

2. Membuat schedule pembuatan shop drawing

3 Membuat detailed drawing berdasarkan detailed

design

4Pengendalian

(C)

1 Membuat DPD dan DID (Up dating) dan daftar

distribusi gambar

2 Mengendalikan perubahan gambar

5Penutupan

(CL)

1 Meng-copy dan Menjilid Shop drawing dan As Built

Drawing untuk Arsip, Konsultan dan Owner

3.6.3.4 Cost Control

Sesuai dengan namanya, sub-bidang ini bertugas untuk mengendalikan biaya

dalam proyek konstruksi, membuat analisa harga satuan, mengatur pengeluaran dan

pemasukan keuangan apakah sesuai dengan perancanaan awal. Hasil pengendalian

biaya ini kemudian dilaporkan pada bidang finance untuk di rekap. Berikut lebih

lanjut mengenai uraian job-desc dari sub-bidang cost control:

N

No.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat tugas dari Kepala Proyek

2 Perencanaan 1 Membuat Master Cost Control sesuai PPB

Page 35: HR Tubes Manpro

N

No.TAHAP AKTIFITAS

(P)

3Pelaksanaan

(E)1 Mengirimkan data Cost Control ke Divisi berupa :

  *  Bukti-bukti transaksi

  * Disket/e-mail file database Cost Control

  Melakukan konfirmasi kepada Bagian Akuntansi

  Divisi / Cabang untuk proses selanjutnya.

2 Memonitor, mengendalikan pelaksanaan RAP

3

Melakukan verifikasi volume, harga satuan dan

posting upah, biaya umum, sisa bahan, alat yang telah

disetujui PEM.

4 Entry verifikasi data cost control.

4Pengendalian

( C )1 Melakukan pengecekan laporan :

  * Laporan awal dan posisi saat ini (RAP & RAB)

  * Evaluasi biaya saat ini dan melaporkan ke Project

  Manager

2 Membuat laporan hasil pelaksanaan dan pengendalian

  Biaya

3Melakukan verifikasi material yang diadakan

berdasarkan sisa RAP yang ada.

4Membuat evaluasi dan laporan biaya per periode

laporan yang meliputi:

  a. Over / minder

  b. Evaluasi bahan.

  c. Laba rugi.

  d. Pencapaian sales.

Page 36: HR Tubes Manpro

N

No.TAHAP AKTIFITAS

5Penutupan

(CL)1

Membuat laporan Cost Control untuk progress 100 %

atau proyek selesai.

3.6.3.5 Adm Teknik

Admininstrasi teknik bertugas untuk menangani mengenai hal-hal yang

berkaitan mengenai admninistrasi, seperti arsip-arsip dari gambar shop drowing,

rekapitulasi data laporan harian dari supervisor dan lain sebagainya. Berikut uraian

job-desc dari sub-bidang ini:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Project Manager

2Perencanaan

( P )     

3Pelaksanaan

( E ) 1Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada Extern

2

Mengajukan laporan Harian dan Mingguan kepada

pihak Extern

3 Membuat laporan kemajuan Pekerjaan (Progres).

4 Monitoring progres untuk tagihan

5

Melaksanakan proses administrasi data-data sub

kontraktor:

  -Kontrak / Adendum

  -Laporan Harian / Mingguan

  -Schedule Sub Kont. Berikut ploting progress

6 Rekap grafik cuaca setiap bulan

4Pengendalian

C) 1Evaluasi Schedule Sub Kontraktor

2 Evaluasi grafik cuaca setiap bulan

Page 37: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

5Penutupan

(CL) 1Membuat laporan Closing administrasi proyek

3.6.3.6 Quantity Surveyor

Quantity Surveyor bertugas untuk menghitung volume pekerjaan baik yang

akan dikerjakan, maupun telah dikerjakan. Perhitungan volume pekerjaan ini

dilakukan baik dengan perhitungan matematis dari gambar kerja, maupun tinjauan

langsung ke lapangan, Berikut uraian mengenai job-desc sub-bidang ini:

N

No.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2 Menerima data Volume Buku Merah 

2Perencanaan

(P)1

Membuat rencana schedule review Volume dan

Kontrak 

3Pelaksanaan

( E )1

Menghitung Volume Awal (RAP) dan Volume

Realisasi

2 Membuat Rekapitulasi Harian per-minggu

  Membuat kapasitas produksi hasil laporan harian  

  Membuat Laporan Bulanan secara periodik (Bulanan)

3Mereview perhitungan dan analisa (RAP & RAB)

gambar kontrak.

4 Mengevaluasi analisa RAB dan RAP kontrak.

5Terlaksananya pengendalian claim / tagihan mandor/

sub kontraktor.

 a. Memverifikasi claim / tagihan mandor terhadap

kontrak dan realisasi lapangan.

 b. Memonitor claim / tagihan mandor / sub

kontraktor.

Page 38: HR Tubes Manpro

N

No.TAHAP AKTIFITAS

6Terlaksananya tagihan / claim ke owner tepat

waktu  

  a. Membuat claim / tagihan ke owner sesuai yang

  tercantum dalam kontrak.

  b. Memonitor tagihan / pembayaran termin.

7Terlaksananya kegiatan / proposal pekerjaan tambah/

kurang

 a. Membuat claim pekerjaan tambah / kurang ke

owner

  berdasarkan hasil evaluasi RAB dan RAP (Mco).

  b. Membuat proposal pekerjaan tambah / kurang ke

  Divisi berdasarkan pekerjaan tambah / kurang.

  yang telah disetujui owner.

8Melaksanakan perbandingan spesifikasi, Gambar dan

BA Klarifikasi.

9Melaksnakan Peninjauan Kontrak Atas Amandemen/

Perubahan Kontrak

4Pengendalian(

C )1

Menganalisa hitungan Volume Kontrak dengan

Volume Awal (RAP)

2Menganalisa hitungan Volume Awal (RAP) dengan

Volume Realisasi

5Penutupan( CL

)1 Membuat laporan penutupan Volume dan Kontrak

3.6.3.7 Adm Procurmnent

Page 39: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi

2Perencanaan

( P )1 Mengajukan Schedule Pengadaan Barang dan Jasa

3Pelaksanaan

( E )1

Melaksanakan proses pengadaan

barang dan jasa

 aMembuat surat permintaan

penawaran harga

 b Melakukan klarifikasi dan

negosiasi

  c Membuat analisa Komparasi

  dMembuat Purchasing Order/Kontrak

2 Menyiapkan contoh material

3Menyiapkan Dokumen Lonstat / daftar pembayaran

biaya proyek

4Melakukan incoming inspection terhadap barang

datang

5 Melakukan penyimpanan bahan sesuai prosedur

6Penanganan dan pemeriksaan permintaan material/

barang (Membuat DPB dan Rekap DPB).

7Mengeluarkan barang berdasarkan BKG/Bon Keluar

Gudang dan rekap kebutuhan bahan per lokasi

8Melakukan opname sisa bahan lapangan dan verifikasi

terhadap kartu gudang dan mengevaluasinya.

9Membuat daftar sisa bahan berdasarkan hasil verifikasi

sisa bahan lapangan dan kartu gudang.

Page 40: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

4Pengendalian(

C )1 Melakukan monitoring pengadaan barang & jasa

2 Membuat Evaluasi Vendor

3 Membuat VAL

4Menyusun laporan pengendalian material/barang Meng

update dan mengendalikan kartu gudang).

5Penutupan

( CL )1 Membuat laporan penilaian penyedia barang dan jasa

Mengumpulkan manual operasi, garansi, brosur dan

sertifikat yang dikeluarkan oleh penyedia barang dan

jasa

Seperti uraian diatas, seorang procurment bertugas untuk melaksanakan

pengadaan. Pengadaan yang dilakukan oleh seoran procurment ini berkaitan dengan

sub-cotractor dan juga suplyer, mulai dari tahap penyeleksia, koordinasi hingga

bangunan tersebut selesai. Untuk meringankan tugas seorang procurment tersebut,

maka sub-bidang ini dibantu dengan 2 bidang lain dibawahnya, yaitu Logistic dan

Warehouse. Berikut uraiannya:

3.6.3.7.1 Logistic

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2

Perencanaan

( P ) 1 Membuat draft PO atau Kontrak

3

Pelaksanaan

(E) 1 Penyimpanan material dan bukti penerimaan

      Membuat Kartu Gudang, Material status, DPB

      Menerima Bon Keluar Gudang, Material Issued slip

      Updating Daftar sisa bahan, Kartu gudang,

Page 41: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

      Material Status

      Pengecekan Material (kesesuaian)

      Melakukan Inspeksi dan Identifikasi Material

    2 Melakukan Inspeksi (visual, pengukuran, spesifikasi)

     

Membuat Daftar Penerimaan Barang (DPB) setiap

kedatangan

material, dilaporkan ke Project Manager, dan dikirim

ke Kantor Divisi

     

Membuat material balance setiap akhir bulan,

dilaporkan ke kantor divisi

    3 Membuat analisa komparasi harga

     

Membuat rekomendasi / approval PM untuk

penunjukan Vendor / SB

      Membuat draft PO atau kontrak.

    4 Membuatan Purchasing Order

      Melaksanakan penerimaan barang

    5 Menetapkan tempat material

      Menerima, mencatat barang datang.

      Membuat Berita Acara

Memberi identifikasi material

4

Pengendalian

( C )

 

1 Melakukan monitoring pengadaan dan penerimaan

barang

Membuat Rekapitulasi

3.6.3.7.2 Warehouse

Page 42: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2

Perencanaan(

P ) 1 Merencanakan lay out Gudang

  2 Menerima Schedule pengadaan barang / material

3 Pelaksanaan 1 Membuat identifikasi penempatan material

  ( E )   Membuat lay out gudang

      Membuat bon keluar gudang

    2 Menginspeksi barang yang masuk

    3 Mencatat barang yang masuk dan keluar.

    4 Mengidentifikasi material yang diterima dan ditolak

4

Pengendalian

( C ) 1 Updating Daftar sisa bahan, Kartu gudang,

    Material Status

5

Penutupan( CL

) 1 Membuat Laporan Sisa Bahan

3.6.4 Project Production Manager

Project production manager merupakan seorang yang bertanggung jawab

terhadap produktivitas pekerjaan dalam suatu proyek. Berikut job-desc dari seorang

Project Production Manager:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1Menerima Surat Tugas dari Kepala

Divisi

2Perencanaan

(P)1

Melakukan perumusan dan penetapan metode kerja,

resources.

kerja, resources.

2Membuat rencana kebutuhan bahan (RKB) dengan

prioritas on site

Page 43: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

3 Mengidentifikasi kebutuhan sarana K3

4 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

5 Membuat prosedur dan petunjuk kerja

6 Merencanakan testing comisioning

3Pelaksanaan

(E)

1 Melaksanakan pekerjaan sesuai PPB

- Memanage pelaksanaan sesuai schedule

- Melaksanakan pekerjaan sesuai target mutu, biaya &

Lingkup

-Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana K3

2 Melakukan pelatihan prosedur pelaksanaan

3 Memimpin rapat koordinasi pelaksanaan

4 Melakukan Proses Permintaan Barang & Jasa

5Melaksanakan tindakan perbaikan, monitoring

pelaksanaannya.

6Membuat laporan pelaksanaan secara periodik (laporan

harian, prestasi pekerjaan)

4Pengendalian

(C)7 Melaksanakan proses testing comisioning

1 Melakukan identifikasi, evaluasi penyebab NC

2 Mengendalikan Biaya pelaksanaan

3 Memonitor dan mengevaluasi Mutu Pekerjaan

4 Melakukan pengendalian kinerja mandor dan Sub kont.

5 Mengevaluasi pemakaian bahan dan alat.

5Penutupan

(CL)6 Memonitor pelaksanaan Inspeksi & Tes  

Page 44: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan

2 Mengumpulkan hasil testing comisioning

3 Mengumpulkan data kapasitas produksi

4 Membuat Buku Kuning

5 Mengkoordinasikan pengembalian alat

Untuk melakuakn pengawasan terhadap produlsi, maka PPM membawahi beberapa

sub-bdang yang terdiri dari supervisor, surveyor, dan project equipment. Berikut

uraiannya:

3.6.4.1 Supervisor

Secara Garis besar, seorang supervisor bertugas melakukan pengawasan saat

pelaksanaan konstruksi. Seorang supervisor harus standby saat pelaksaan konstruksi.

Pengawasan ini bertujuan agar konstruksi yang dikerjakan oleh pekerja berjalan

dengan metode kerja yang semestinya dan sesuai dengan target kerja. Dalam

melaksanakan tugasnya tersebut, sub-bidang supervisor ini dibagi ke dalam 3 bagian.

Berikut uraiannya:

3.6.4.1.1 Supervisor Sipil

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan( I ) 1Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi / Projec

Manager

2Perencanaan( P

)1

Melakukan perumusan dan penetapan metode kerja,

resources.

2Membuat rencana kebutuhan bahan (RKB) dengan

prioritas on site

3 Mengidentifikasi kebutuhan sarana K3

Page 45: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

4 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

5 Membuat prosedur dan petunjuk kerja

3Pelaksanaan ( E

)1

Melaksanakan pekerjaan sesuai PPB

-Memanage pelaksanaan sesuai schedule

-Melaksanakan pekerjaan sesuai target mutu, biaya &

Lingkup

-Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana K3

    2 Melakukan Proses Permintaan Barang & Jasa

    3

Melaksanakan tindakan perbaikan, monitoring

pelaksanaannya.

 

    4

Membuat laporan pelaksanaan secara periodik (laporan

harian, prestasi pekerjaan)

    5 Melaksanakan Inspeksi dan test

    a Melaksanakan inspeksi pekerjaan dalam proses.

    b Melaksanakan inspeksi hasil akhir pekerjaan

4Pengendalian(

C ) 1Melakukan identifikasi, evaluasi penyebab NC

2 Mengendalikan Biaya pelaksanaan

3 Memonitor dan mengevaluasi Mutu Pekerjaan

4 Melakukan pengendalian kinerja mandor dan Sub kont.

5 Mengevaluasi pemakaian bahan dan alat. 

Page 46: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

5Penutupan ( CL

) 1Melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan

2 Mengumpulkan hasil testing comisioning  

    3 Mengumpulkan data kapasitas produksi

    4 Membuat Buku Kuning 

    5 Mengkoordinasikan pengembalian alat  

3.6.4.1.2 Supervisor Arsitek

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan( I ) 1Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi / Project

Manager

2Perencanaan( P

)1

Melakukan perumusan dan penetapan metode kerja,

resources.

2Membuat rencana kebutuhan bahan (RKB) dengan

prioritas on site

3 Mengidentifikasi kebutuhan sarana K3

4 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

5 Membuat prosedur dan petunjuk kerja

3Pelaksanaan ( E

)1

Melaksanakan pekerjaan sesuai PPB

-Memanage pelaksanaan sesuai schedule

-Melaksanakan pekerjaan sesuai target mutu biaya &

Lingkup

-Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana K3

2 Melakukan Proses Permintaan Barang & Jasa

3 Melaksanakan tindakan perbaikan, monitoring

Page 47: HR Tubes Manpro

pelaksanaannya.

4Membuat laporan pelaksanaan secara periodik(laporan

harian, prestasi pekerjaan)

5 Melaksanakan Inspeksi dan test

  a Melaksanakan inspeksi pekerjaan dalam proses  

   b Melaksanakan inspeksi hasil akhir pekerjaan 

4Pengendalian(

C )1 Melakukan identifikasi, evaluasi penyebab NC

2 Mengendalikan Biaya pelaksanaan

3 Memonitor dan mengevaluasi Mutu Pekerjaan

4Melakukan pengendalian kinerja mandor  dan Sub

kontraktor.

5 Mengevaluasi pemakaian bahan dan alat.

5Penutupan( CL

)1 Melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan

2 Mengumpulkan hasil testing comisioning

3 Mengumpulkan data kapasitas produksi

4 Membuat Buku Kuning  

5 Mengkoordinasikan pengembalian alat 

3.6.4.1.3 Supervisor ME

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi / Project

Manager

2Perencanaan

( P )1

Melakukan perumusan dan penetapan metode kerja,

resources.

Page 48: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

2Membuat rencana kebutuhan bahan (RKB) dengan

prioritas on site

3 Mengidentifikasi kebutuhan sarana K3

4 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

5 Membuat prosedur dan petunjuk kerja

3Pelaksanaan( E

)1

Melaksanakan pekerjaan sesuai PPB 

Memanage pelaksanaan sesuai schedule

Melaksanakan pekerjaan sesuai target mutu biaya &

Lingkup

Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana K3

2 Melakukan Proses Permintaan Barang & Jasa

3Melaksanakan tindakan perbaikan, monitoring

pelaksanaannya.

4Membuat laporan pelaksanaan secara periodik (laporan

harian, prestasi pekerjaan)

5 Melaksanakan proses testing comisioning

6Melaksanakan Inspeksi dan test

a. Melaksanakan inspeksi pekerjaan dalam

4Pengendalian(

C )1 Melakukan identifikasi, evaluasi penyebab NC

2 Mengendalikan Biaya pelaksanaan  

3 Memonitor dan mengevaluasi Mutu Pekerjaan

4Melakukan pengendalian kinerja mandor dan Sub

kontraktor.

5Penutupan ( CL

)1 Melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan 

2 Mengumpulkan hasil testing comisioning

Page 49: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

3 Mengumpulkan data kapasitas produksi

4 Membuat Buku Kuning

5 Mengkoordinasikan pengembalian alat

3.6.4.1.4 Supervisor Landscape

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi Project

Manager

2Perencanaan

( P )1

Melakukan perumusan dan penetapan metode kerja,

resources.

2Membuat rencana kebutuhan bahan (RKB) dengan

prioritas on site

3 Mengidentifikasi kebutuhan sarana K3

4 Membuat perencanaan fasilitas sementara proyek

5 Membuat prosedur dan petunjuk kerja

3Pelaksanaan

( E)1

Melaksanakan pekerjaan sesuai PPB 

Memanage pelaksanaan sesuai schedule

Melaksanakan pekerjaan sesuai target mutu biaya &

Lingkup.

Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana K3

2 Melakukan Proses Permintaan Barang & Jasa

3Melaksanakan tindakan perbaikan, monitoring

pelaksanaannya.

4 Membuat laporan pelaksanaan secara periodik(laporan

harian, prestasi pekerjaan) 

5 Melaksanakan Inspeksi dan test

Page 50: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

a. Melaksanakan inspeksi pekerjaan dalam proses

b. Melaksanakan inspeksi hasil akhir pekerjaan 

4Pengendalian

( C )1 Melakukan identifikasi, evaluasi penyebab NC 

2 Mengendalikan Biaya pelaksanaan

3 Memonitor dan mengevaluasi Mutu Pekerjaan

4Melakukan pengendalian kinerja mandor dan Sub

kontraktor

5 Mengevaluasi pemakaian bahan dan alat.

5Penutupan( CL

)1 Melaksanakan Serah Terima Hasil Pekerjaan

  2 Mengumpulkan hasil testing comisioning

    3 Mengumpulkan data kapasitas produksi

    4 Membuat Buku Kuning

    5 Mengkoordinasikan pengembalian alat

3.6.4.2 Surveyor

Secara garis besar, seorang surveyor bertugas untuk melakukan pengukuran,

atau pematokan sebelum dilaksanakannya konstruksi. Hasil pengukuran dan

pematokan ini kemudian akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan konstruksi.

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Divisi

2Perencanaan

( P )1 Membuat schedule pemakaian alat survey dan Kalibrasi

2 Membuat Surat Permohonan Mutasi Peralatan Ukur

3 Pelaksanaan ( E 1 Mempelajari informasi batas patok proyek dan BM

Page 51: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

)

2 Melakukan pengukuran dan perataan lahan

3Menggunakan alat inspeksi, ukur dan uji dengan baik

dan mencatat dalam logbook.

4 Melakukan perawatan / pemeliharaan rutin alat ukur

5 Membuat laporan bulanan alat ukur

6 Membuat daftar alat ukur

4Pengendalian

( C )1

Melakukan pengendalian alat ukur dan melakukan

Kalibrasi 

5Penutupan( CL

)1

Membuat Berita Acara Mutasi /Pengembalian Peralatan

Ukur

3.6.4.3 Project Equipment

Project Equipment bertugas untuk mengoprasikan serta memperbaiki perlatan-

peralatan yang digunakan saat konstruksi. Peranan project equipment ini tidak kalah

penting dari kedua sub-bidang sebelumnya, karena mesin-mesin yang digunakan

untuk konstruksi memerlukan maintenance agar dapat tetap bekerja dengan efisiensi

yang tinggi. Berikut lebih lanjut job-desc project equipment:

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan ( I ) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2Perencanaan

( P ) 1Menerima Schedule pemakaian alat

2 Membuat BP Alat sesuai schedule

3 Membuat schedule pemeliharaan alat

4 Membuat Daftar Peralatan

5 Menetapkan jenis peralatan yang memerlukan kalibrasi

Page 52: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

alat

7 Membuat Lay Out penempatan alat.

3Pelaksanaan

( E )1 Melakukan pemeliharaan / perbaikan alat

  Mencacat Riwayat alat, LHO, HM/KM

  Membuat label Kartu service

  Membuat Daftar Peralatan ke Project manager per 1 bln

  Memeriksa, menginventaris sertifikat, operator alat

2 Mendata & mencatat peralatan yang dipakai diproyek

  Memerintahkan dilakukannya kalibrasi alat

3

Melaksanakan erection / Instalasi peralatan

- Menerima material dari gudang dan kerataan

- Membuat surat pemberitahuan ke pihak berwenang

untuk ijin kerja

 

4Melaksanakan Mutasi Peralatan

4Pengendalian (

C )1

Membuat evaluasi efektifitas pemakaian, pemeliharaan

alat

2 Memutakhirkan perubahan yang terjadi

 Melaporkan data yang mutakhir kepada fungsi peralatan

/ logistik di Divisi / Cabang

5 Penutupan 1  Membuat Berita Acara Mutasi peralatan

3.6.5 Project Finance and Administration

Dalam sebuah proyek konstruksi, pengeluaran biaya dan pemasukan dana

sangat penting untuk diperhatikan. Project Finance and Administration bertugas

untuk melakukan rekapitulasi biaya yang keluar dan masuk selama proyek ini

Page 53: HR Tubes Manpro

berlangsung, hal ini sangat diperlukan untuk mengontrol keuangan pada proyek

konstruksi ini. Laporan audit dari bidang ini, kemudian akan diserahkan pada divisi

untuk dipresentasikan tiap satu bulan sekali. Lebih lanjut, berikut job-desc dari

bidang ini:

No. TAHAP AKTIFITAS

`1 Permulaan (I) 1. Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2Perencanaan

(P) -  

3Pelaksanaan

(E)

1. Melakukan verifikasi opname mandor terhadap data-data

pendukung.

2. Melakukan verifikasi tagihan terhadap PO, surat jalan,

DPB, rekap

3. DPB (untuk nota pembukuan pembayaran upah.)

4. Melakukan verifikasi tagihan sub kontraktor terhadap

bobot prestasi sub kontraktor dan berita acara prestasi.

5. Membuat nota pembukuan (biaya/hutang).

4Pengendalian

(C)1. Kontrak mandor/sub kontraktor.

2. PO, surat jalan dari supplier.

3. Bobot sub kontraktor.

5Penutupan

(CL) -

3.6.6 Quality Control

Pada pelaksanaan proyek konstruksi, perlu dilakukan kontrol terhadap kualitas

dari konstruksi tersebut. Kontrol terhadap konstruksi tersebut dilakukan baik pra

konstruksi maupun pasca konstruksi. Misalnya saja saat ingin melakuan pengecoran,

maka setelah supervisor mengatakan bahwa kolom siap dicor, seorang quality

Page 54: HR Tubes Manpro

controler akan melakukan pengecekan ke lokasi apakah pembesian terhadap kolom

tersebut telah sesuia, lalu apakah kondisi sekitar pengecoran telah aman, dan

peralatannya siap. Selanjutnya pasca konstruksi beton yang digunakan diambil

samplenya untuk diuji tekan pada umur 7,14, dan 28 hari. Selanjutnya setelah kolom

terbut dicor, maka dilakuakn peninjauan apakah terjadi keropos, apakah hasil

pengecorannya mulus dan lain sebagainya.

Gambar Pengujian Sample Beton

Page 55: HR Tubes Manpro

Gambar Hasil Pengujian Sample Beton Usia 28 Hari

Seperti ilustrasi diatas, seorang quality controler sangatlah diperlukan dan

juga harus teliti dan mendetail. Hal ini diperlukan untuk menjaga kualitas dari

bangunan yang sesuai spesifikasi dan aman. Mengenai uraian job-desc quality

controler yang lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

No

.TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2Perencanaan

(P)1 Membuat rencana Inspeksi dan test

 a.Membuat Inspeksi kedatangan

barang/material

  b Membuat inspeksi pekerjaan dalam

Page 56: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

proses

  c.Membuat inspeksi hasil akhir pekerjaan

  d.Membuat rencana test dan comisioning

2 Membuat rencana pelatihan prosedur / WI

3 Membuat rencana audit mutu internal

4 Membuat daftar standart external yang diperlukan

5

Merencanakan Identifikasi kegiatan yang perlu

pengetesan (Schedule, Teknik Statistik, Evaluasi, dan

pemanfaatan pengetesan) 

3Pelaksanaan

(E)1

Mengkoordinasikan pelaksanaan Inspeksi & Tes sesuai

rencana yang telah dibuat

2 Menyelengarakan pelatihan prosedur / WI

3 Melaksanakan audit mutu internal

4 Melaksanakan administrasi NC Report

5 Melaksanakan cek list serah terima

6Mengadakan buku standart external dan membuat

Cross Reference Spec

4 Pengendalian 1 Memonitor pelaksanaan Inspeksi & Tes

( C ) 2

Bersama-sama dengan Project Manager melakukan

seleksi & Identifikasi kelayakan NC, mengevaluasi

NC, mencari solusi perbaikan dan pencegahan.

3 Melakukan Administrasi keluhan pelanggan

4 Melaksanakan tinjauan & evaluasi terhadap NC,

  a. Identifikasi penyebab NC/problem

 b. Identifikasi NC/Problem potensial/penyebab

Potensial

  c. Menetapkan/merumuskan tindakan koreksi

Page 57: HR Tubes Manpro

No

.TAHAP AKTIFITAS

 d. Menetapkan/merumuskan tindak lanjut pencegahan

NC

  e. Mencatat tindakan & hasilnya

  f. Membuat rangkuman pelaksanaan & hasil tindakan

5Penutupan

(CL)1 Mengumpulkan hasil cek list serah terima

2Membuat laporan akhir mutu pekerjaan sub kontraktor

dan mandor

3Membuat laporan akhir mutu pekerjaan proyek sebagai

bagian Buku Kuning.

3.6.7 Safety

Pada proyek konstruksi, pengawasan terhadap keselamatan kerja sangatlah

perlu diperhatikan. Terlebih lagi, masih kurangnya kesadaran yang tertanam terhadap

pentingnya keselamatan kerja, membuat masih banyaknya peraturan-peraturan

keselamatan kerja yang diabaikan. Secara garis besar, bidang ini bertugas untuk

melakukan pengawasan terhadap keselamatan kerja karyawan, pekerja serta semua

orang yang berada pada lingkungan proyek ini.

Berbagai upaya yang dilakuakn mulai dari monitoring lapangan secara

langsung, pembekalan pentingnya keselamatan kerja pada program morning talk, dan

juga pembersihan lapangan secara langsung seperti melakuakn fogging merupakan

upaya yang dilakukan bidang ini demi menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 58: HR Tubes Manpro

Gambar Fogging yang dilakukan Bidang Safety

Berikut uraian lengkap mengenai job-desc bidang safety:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I) 1 Menerima Surat Tugas dari Kepala Proyek

2 Perencanaan

(P)

1

 

Membuat Rencana K3 Proyek

- Hubungan dengan pihak luar (polisi, RS,Depnaker,

Dinas pemadam, Jamsostek, Pejabat daerah ).

- Rencana Kegiatan rapat K3, Inspeksi K3

2Merencanakan Rambu-rambu K3 ,alat pelindung diri

dan lingkungan

3 Mengidentifikasi potensial hazard (kondisi

  dan tindakan tidak aman)

3 Pelaksanaan

(E)

1

 

Melaksanakan kegiatan K3 Proyek

- Melakukan hubungan dengan pihak lur (polisi, RS,

Depnaker, Dinas ,Peadam)

2. Memasang Rambu-rambu K3 ,alat pelindung diri dan

lingkungan

3Mengkoordinasikan penyediaan Kotak P3K di

lapangan

4 Memimpin inspeksi keselamatan

4Pengendalian(

C )1 Membuat laporan kecelakaan harian

2 Membuat laporan kecelakaan bulanan

Page 59: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

3 Menyampaikan masalah yang rawan kecelakaan

4Memberikan peringatan bagi yang tidak mematuhi

peraturan K3

5Melakukan investigasi kecelakaan dan tindak

pencegahannya

5Penutupan

(CL)1 Membuat laporan akhir K3 proyek

Selain dengan melakukan monitoring, upaya pengontrolan mutu yang

dilakuakn oleh Quality Controler dapat berpa penyelenggaraan sebuah pelatihan yang

ditujukan kepada pihak pelaksana konstruksi. Pelatihan yang diselenggarakan juga

melibatkan bidang engineering dan PPM sebagai perencana dan kepala produkse.

Berikut lampiran undangan pelatihan yang diselenggarakan oleh bidang quality

control.

Page 60: HR Tubes Manpro

Gambar Undangan Pelatihan yang Dilaksanakan Pihak QC

3.6.8 Security

Keamanan merupakan bidang yang tidak dapat dilupakan. Keamanan

diperlukan untuk menertibkan lokasi proyek yang melibatkan banyak pihak, Berikut

job-desc dari bidang security dalam proyek konstruksi:

No. TAHAP AKTIFITAS

1 Permulaan (I)1

Menerima Surat Tugas dari Kepala

Proyek

2Perencanaan

(P) 1 Merencanakan Jadwal Patroli

2 Mengidentifikasi lokasi yang rawan

3 Merencanakan penempatan Pos - pos Jaga.

Page 61: HR Tubes Manpro

No. TAHAP AKTIFITAS

4 Membuat jadwal piket jaga.

5 Membuat buku daftar isian Tamu.

3Pelaksanaan

( E ) 1 Melaksanakan pengamanan Proyek terhadap

  `kemungkinan - kemungkinan :

  a Pencurian

  b.Kebakaran

  c Keributan antar tenaga kerja

  d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2

Melaksanakan proses penerimaan

tamu

3 Mengisi buku laporan saat serah terima shift

4 Melakukan koordinasi dengan keamanan setempat.

4Pengendalian

(C) 1 Buku laporan Patroli

2 Buku Tamu

3 Buku Laporan serah terima pergantian shift.

5Penutupan

(CL)    

3.7 Sub Kontraktor

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Main Contractor (dalam proyek ini PT

Adhi Karya) mengambil paket struktur dan arsitek pada proyek ini. Dalam

melaksanakan tugasnya tersebut, terdapat beberapa pekerjaan yang diserahkan kepada

perusahaan lain yang memang memiliki keahlian di bidangya tersebut. Pembagian

Page 62: HR Tubes Manpro

pekerjaan ini didasarkan pada efisiesi pekerjaan yang dapat menghemat waktu dan

biaya. Perbedaan antara direct contractor dan sub-contractor tersebut terletak pada

pemberi tugas dan garis koordinasinya. Apabila direct contractor ditunjuk langsung

oleh owner, sehingga garis koordinasinya langsung pada manajemen konstruksi dan

owner, maka karena sub-contractor ditunjuk (dipilih) oleh main contractor, maka

garis koordinasi sub-contractor terletak dibawah main contractor. Berikut daftar sub

contractor yang ditunjuk oleh PT Adhi Karya hingga saat ini :

Geotech Engineering

Ultrachem

PT Ghazindo Mitra Utama

3.7.1 Geotech Engineering

Geotech Engineering merupakan perusahaan yang ditunjuk PT Adhi karya

sebagai sub kontraktor untuk pekerjaan pengukuran pergeseran tanah. Geotech

Engineering sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Geoteknik, mulai

dari pengukuran, desain, sampai dengan konstruksi. Namun, pada proyek

pembangunan TLT ini, PT Adhi Karya mempercayakan Geotach Engineering khusus

untuk melakukan pengukuran terhadap pergeseran tanah.

Gambar Logo Perusahaan Geotech Engineering

Pengukuran pergeseran tanah yang dilakukan oleh Geotech Engineering

dilakukan dengan alat inclinometer. Pada saat proses pengukuran inclinometer ini

disaksikan oleh pihak Adhi Karya dan juga pihak Trimatra sebagai MK. Hasil dari

pembacaan dengan inclinometer sebenarnya langsung dapat diketahui saat

pengukuran, namun hasil pembacaan tersebut terlebih dahulu direkap pihak Geotech

Engineering yang mana selanjutnya akan diserahkan pada pihak Adhi Karya dalam

bentuk soft copy dan hard copy. Rekapitulasi tersebut kemudian akan diberikan juga

pada pihak owner, MK.

Page 63: HR Tubes Manpro

Gambar Alat Ukur Inclinometer

Gambar Contoh Rekapitulasi Pembacaan Inclinometer

3.7.2 Ultrachem

Ultrachem merupakan perusahaan yang ditunjuk oleh Adhi Karya untuk

melakukan pengukuran suhu saat melakukan pengecoran dalam volume yang besar.

Pada proses curing beton, terjadi reaksi eksoterm yang ditandai dengan peningkatan

suhu. Pada pengecoran beton dalam volume besar (Mass Concrete) yaitu diatas 1000

Page 64: HR Tubes Manpro

m3, terdapat beberapa permasalahan yang diantaranya panas yang terdapat didalam

beton tidak dapat dilepaskan dengan cepat, dan adanya perbedaan temperatur ang

besar antara bagian tengah dan bagian permukaan beton. Perbedaan temperaan saat

proses curing tersebut dapat menimbulkan terjadinya retak dipermukaan beton.

Gambar Logo Ultrachem

Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka suhu pada saat pekerjaan mass

concrete harus selalu di kontrol. Untuk pekerjaan pengontrolan suhu saat pekerjaan

mass concrete ini Adhi Karya mempercayakannya kepada Ultrachem. Pekerjaan

pengontrolan suhu ini dilakukan pada mass concrete pada mass foundation, baik pada

area tower 1, tower 2 maupun podium. Pada pemasamgan thermocouple ini

disaksikan oleh pihak Adhi Karya dan MK, namun untuk pembcaan dan penjagaan

suhu yang standby dilakukan oleh karyawan dari pihak Ultrachem.

Gambar Pelaksanaan Pengukuran Suhu Beton disaksikan Pihak Adhi Karya dan MK

3.7.3 PT Ghazindo Mitra Utama

Dalam Proyek pembagungan Telkom Landamark Tower ini, terdapat

pembangunan slab yang mana elevasinya dibawah muka air tanah. Oleh karena hal

tersebutm diperlukan suatu pekerjaan yang dinamakan dewatering. Pekerjaan

dewatering ini dipercayakan pihak Adhi Karya pada PT Ghazindo Mitra Utama. PT

Page 65: HR Tubes Manpro

Ghazindo melakukan pengecekan terhadap pengukuran muka air tanah sekaligus

desain dan pelaksanaan dewatering tersebut.

Hasil penngecekan muka air tanah tersebut kemudian di rekapitulasi dan

diserahkan pada pihak Adhi Karya, Owner dan Trimatra yang kemudian akan

diarsipkan sebagai data-data yang akan diperlukan selama masa konstruksi. Mengenai

desain dan pekasanaan dewatering tersebut, pihak Ghazindho harus melakukan

koordinasi dengan pihak konsultan struktur dan desain sebelum melaksanakannya.

.

Page 66: HR Tubes Manpro
Page 67: HR Tubes Manpro

Slide Mata Kuliah Manajemen Konstruksi Sesi 1-2-3Universitas Indonesia

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra

http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/

www.job-desc.com

http://www.geotech-indonesia.com/

5. Matriks Penempatan Staf

Tabel 2. Matriks Penempatan Staf

PekerjaanBulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Project Manager                            

Sekretaris                            Project Finance                            

Project Engineering Manager                            Planning                            Drafter                            

Scheduler                            Cost Control                            

Technical Administration                            

Adm Procurement                            Quantity Surveyor                            

Quality Control                            Logistik                            

Warehouse                            HSE                            PPM                            

Supervisor Sipil                            Supervisor Arsitek                            

Supervisor ME                            Supervisor Landscape                            Surveyor                            Secuirity                            

Sumber : Data Proyek dan Analisa Penulis

Page 68: HR Tubes Manpro

B. PROJECT EXECUTION

1. Team building

Pelaksanaan dari project human resources management adalah pemilihan sumber daya

manusia yang sesuai dengan capability yang dibutuhkan pada pekerjaan proyek. Project

Manager ditunjuk kontaraktor PT. Adhi Karya berdasarkan capability, skills, dan pengalaman

yang dimiliki. Untuk recuitment pekerja dilakukan dengan mencari mandor terlebih dahulu,

kemudian dari mandor inilah diperoleh pekerja dengan beberapa spesifikasi, misalnya tukang

kayu, tukang besi, ataupun tukang biasa.

Pekerjaan di proyek akan dilakukan setelah proses recruitment pekerja selesai dilakukan

dan seluruh organisasi kontraktor sudah terisi. Proses recruitment mungkin dilakukan kembali

sewaktu-waktu bila volume pekerjaan yang akan dilakukan lebih besar dari pada jumlah tenaga

kerja yang tersedia.

C. PROJECT CONTROL

1. Mengukur Perfomance Anggota Tim

Pada proyek pembangunan Telkom Landmark Tower ini terdapat 1 mandor utama dan 5

mandor sekunder yang masing-masing membawahi 30 orang pekerja. Kontrol terhadap SDM

dilakukan langsung kepada pada mandor untuk mempermudah pengawasan kontraktor terhadap

pekerja.

Evaluasi tenaga kerja dilakukan pada setiap minggu untuk mengetahui apakah pekerjaan

berjalan sesuai schledule atau tidak. Evaluasi tersebut akan menetukan planning pekerjaan

minggu berikutnya dan perfoma pekerja untuk kedepannya.