pengaruh tepung umbi cyperus rotundus l. terhadap ...digilib.unila.ac.id/55602/3/skripsi tanpa bab...

42
PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP PERTUMBUHAN, KERAPATAN, DAN PERKECAMBAHAN SPORA Colletotrichum sp. IN VITRO (Skripsi) Oleh ERIZA KURNIA PUTRI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP

PERTUMBUHAN, KERAPATAN, DAN PERKECAMBAHAN

SPORA Colletotrichum sp. IN VITRO

(Skripsi)

Oleh

ERIZA KURNIA PUTRI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

Eriza Kurnia Putri

ABSTRAK

PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP

PERTUMBUHAN, KERAPATAN, DAN PERKECAMBAHAN SPORA

Colletotrichum sp. IN VITRO

Oleh

Eriza Kurnia Putri

Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas cabai,

Produksi cabai pada tahun 2014 sebesar 32,26 ribu ton. Dibandingkan tahun 2013,

terjadi penurunan produksi sebesar 2,97 ribu ton (8,44 %). Pengendalian dengan

menggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus L.

merupakan cara alternatif dalam mengendalikan penyakit antraknosa tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung umbi Cyperus

rotundus terhadap pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan spora Colletotrichum

sp. secara in vitro, mengetahui pengaruh formulasi yang mengandung tepung umbi

Cyperus rotundus terhadap pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan spora

Colletotrichum sp. secara in vitro. Percobaan disusun dalam rancangan acak

kelompok (RAK) dengan 13 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol

(0%), tepung umbi teki yang terlarut dalam aquades dengan konsentrasi suspensi

tepung umbi teki sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, tepung umbi teki + kaolin yang

Page 3: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

Eriza Kurnia Putri

terlarut dalam aquades dengan konsentrasi suspensi tepung umbi teki + kaolin sebesar

5%, 10%, 15%, 20%, 25%, pestisida kimia berbahan aktif propineb 70%, dan bahan

perata Alkilaril poliglikol eter. Data hasil pengamatan dianalisis dengan pemisahan

nilai tengah uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian

yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fungisida nabati dari tepung umbi teki

efektif terhadap pertumbuhan, kerapatan dan perkecambahan spora colletotrichum sp

in vitro.

Kata Kunci : Antraknosa, colletotrichum sp., fungisida nabati.

Page 4: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP

PERTUMBUHAN, KERAPATAN, DAN PERKECAMBAHAN

SPORA Colletotrichum sp. IN VITRO

Oleh

ERIZA KURNIA PUTRI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus
Page 6: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus
Page 7: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus
Page 8: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 Januari 1995. Penulis

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak April Ali dan Ibu

Asmawati. Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK)

Dharmawanita yang diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian melanjut ke

Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Harapan Jaya yang diselesaikan pada tahun 2006.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Bandar Lampung yang diselesaikan

pada tahun 2009 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandar Lampung

yang diselesaikan pada tahun 2012.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada tahun 2012, melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Juli – Agustus 2015 penulis

melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) di Kelompok Tani Dirham Desa

Bunga Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Pada

bulan Januari-Maret 2016 penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Universitas Lampung di Desa Penggawa V Tengah, Kecamatan Karya

Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat.

Page 9: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

Alhamdulillahirobbil’alamin

Dengan penuh rasa syukur dan bangga,

ku persembahkan karya ini kepada:

Keluargaku tercinta

Bapak April Ali, Ibu Asmawati dan kakak-adikku sebagai wujud terima kasih dan

baktiku atas dukungan, kasih sayang dan doa yang tiada henti diberikan kepada

penulis hingga saat ini.

Ir. Muhammad Nurdin, M.Si. dan Dr. Ir. Suskandini Ratih D., M.P.

yang telah memberikan motivasi, saran dan bimbingan

serta

Almamater tercinta

Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung

Page 10: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L.

TERHADAP PERTUMBUHAN, KERAPATAN, DAN PERKECAMBAHAN

SPORA Colletotrichum sp. IN VITRO” merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung atas

motivasi dan dukungannya.

4. Bapak Ir. Muhammad Nurdin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan saran, gagasan,

bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat sampai penulisan skripsi ini selesai.

5. Ibu Dr. Ir. Suskandini Ratih D., M.P., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang

telah menyisihkan waktu dan pikirannya untuk memberikan fasilitas, saran,

dukungan, serta bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga

penulisan skripsi selesai.

Page 11: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Dosen Penguji.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc., selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan saran dan nasihat kepada penulis selama menjalani

proses perkuliahan.

8. Mba Uum, Mas Jen dan Pak Pariyadi yang telah membantu melancarkan

pelaksanaan penelitian selama di Laboratorium Penyakit Tanaman.

9. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak April Ali dan Ibu Asmawati, serta

kakak-adik terkasih Saede Nerotama dan Patria Killa Primadeza yang selalu

memberikan do’a, dukungan dan dorongan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Teman- teman yang membantu penulis dalam penelitian, Mayuda, Dede,

Udin, Silvia Ciem, Riska, Kiki, Tyas, Jeca, Rachmat WD, serta teman teman

lainnya yang ikut serta, terimakasih atas bantuan dan dukungan selama

pelaksanaan penelitian.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas semua kebaikan

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan

semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis,

Eriza Kurnia Putri

Page 12: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah .............................................................. 1

1.2 Tujuan ................................................................................................ 3

1.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 4

1.4 Hipotesis ............................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Antraknosa .......................................................................... 6

2.1.1 Gejala serangan ....................................................................... 7

2.1.2 Biologi penyebab penyakit ...................................................... 8

2.1.3 Daur penyakit .......................................................................... 9

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Colletotrichum sp. ................................................................... 10

2.1.5 Pengendalian penyakit antraknosa cabai ................................. 10

2.2 Cyperus rotundus L ............................................................................ 11

2.2.1 Klasifikasi Cyperus rotundus L .............................................. 11

2.2.2 Ciri-ciri Cyperus rotundus L ................................................... 12

2.2.3 Kandungan Senyawa Kimia dan Manfaat

Cyperus rotundus L ................................................................. 14

2.3 Formulasi Wettable Powder (WP) ..................................................... 14

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 16

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 16

3.3 Rancangan Percobaan ........................................................................ 16

3.3.1 Penyiapan Isolate Colletotrichum sp. ...................................... 17

3.3.2 Penyiapan Media Tumbuh Jamur

Colletotrichum sp. PSA ........................................................... 17

3.3.3 Penyiapan Media Tumbuh yang Mengandung

Tepung Umbi Cyperus rotundus ............................................. 18

Page 13: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

3.3.4 Pertumbuhan Koloni ............................................................... 18

3.3.5 Pengamatan dan Perhitungan Jumlah Spora ........................... 19

3.3.6 Viabilitas Spora ....................................................................... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 21

4.1.1 Diameter Koloni Colletotrichum sp. ....................................... 21

4.1.2 Kerapatan Spora ...................................................................... 24

4.1.3 Perkecambahan Spora ............................................................. 26

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 27

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................ 30

5.2 Saran ................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 ................................................................................................ 36

Lampiran 2 ................................................................................................ 44

Page 14: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rata-rata diameter koloni Colletotrichum sp. pada media PSA

setelah diberi perlakuan ................................................................................ 23

2. Kerapatan spora Colletotrichum sp. pada 6 hsi setelah

diberi perlakuan ........................................................................................... 25

3. Perkecambahan spora Colletotrichum sp. pada 6 jam

setelah diberi perlakuan ............................................................................... 26

4. Data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 1 hsi .......................................................................................... 36

5. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 1 hsi .......................................................................................... 36

6. Data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 2 hsi .......................................................................................... 37

7. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 2 hsi .......................................................................................... 37

8. Data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 3 hsi .......................................................................................... 38

9. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 3 hsi .......................................................................................... 38

10. Data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 4 hsi .......................................................................................... 39

11. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 4 hsi .......................................................................................... 39

Page 15: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

iv

12. Data Pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 5 hsi .......................................................................................... 40

13. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 5 hsi .......................................................................................... 40

14. Data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 6 hsi .......................................................................................... 41

15. Analisis ragam data pertumbuhan diameter koloni Colletotrichum sp.

pengamatan 6 hsi .......................................................................................... 41

16. Data kerapatan spora Colletotrichum sp. ..................................................... 42

17. Analisis ragam data kerapatan spora Colletotrichum sp. ............................. 42

18. Data perkecambahan spora Colletotrichum sp. ............................................ 43

19. Analisis ragam data perkecambahan spora Colletotrichum sp. ................... 43

Page 16: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Konidia Colletotrichum sp. penyebab penyakit

antraknosa cabai......................................................................................... 6

2. Gejala serangan patogen antraknosa pada buah cabai ............................... 8

3. Tumbuhan teki (Cyperus rotundus L.) ...................................................... 12

4. Ilustrasi pengukuran diameter koloni jamur

Colletotrichum sp....................................................................................... 19

5. Grafik perkembangan diameter koloni Colletotrichum sp. ....................... 24

6. Grafik pengamatan keparatan spora pada hari ke 6 setelah

Isolasi ......................................................................................................... 25

7. Grafik pengamatan perkecambahan spora ................................................. 27

8. Alat fraksinasi sederhana ........................................................................... 44

9. Penimbangan umbi teki ............................................................................. 44

10. Pencucian umbi teki ................................................................................... 44

11. Penghalusan umbi teki ............................................................................... 44

12. Penyaringan dan pemerasan ekstrak umbi teki .......................................... 44

13. Fraksinasi umbi teki ................................................................................... 44

14. Pengeringan hasil fraksinasi umbi teki ...................................................... 44

15. Penimbangan ekstrak umbi teki kering...................................................... 45

Page 17: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

vi

16. Isolasi Colletotrichum sp. dari buah cabai yang terserang

Antraknosa ................................................................................................. 45

Page 18: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang digemari

masyarakat. Ciri dari sayuran ini adalah rasa pedas dan aromanya yang khas,

sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan

(Setiawati, 2005). Cabai merah mengandung senyawa yang berguna bagi

kesehatan manusia. Kandungan vitamin yang ada pada buah cabai merah adalah

vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang dapat memberikan

kehangatan bila kita gunakan sebagai rempah-rempah. Buah cabai merah

mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas

(Musdalifa, 2017).

Di Propinsi Lampung, cabai merah termasuk salah satu komoditas tanaman

sayuran unggulan. Komoditas tersebut banyak diusahakan di lahan kering dataran

tinggi maupun dataran rendah. Propinsi Lampung mempunyai potensi

sumberdaya alam khususnya lahan kering yang sesuai untuk pengembangan

tanaman pangan dan hortikultura (BPTP Lampung, 2008). Produksi cabai pada

tahun 2014 sebesar 32,26 ribu ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan

produksi sebesar 2,97 ribu ton (8,44 %). Penurunan ini disebabkan karena sifat

cabai merah yang rentan terhadap patogen jamur Colletotrichum sp. penyebab

penyakit antraknosa (Badan Pusat Statistik, 2015).

Page 19: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

2

Salah satu kendala pada pertanaman budidaya cabai di Indonesia adalah serangan

penyakit antraknosa yang disebabkan infeksi C. capsici, yang merusak buah cabai

sejak di lapangan hingga pada periode penyimpanan. Gejala umum serangan

antraknosa pada cabai adalah busuk buah berbentuk lingkaran – lingkaran

konsentris dari pusat bercak. Serangan berat dari patogen ini mengakibatkan

seluruh buah mengering dan keriput (Crop Protection Compendium, 2002).

Pengendalian penyakit antraknosa biasanya dilakukan dengan menggunakan

fungisida sintetik. Namun demikian, dampak yang ditimbulkan akibat

penggunakan fungisida sintetik ini adalah terganggunya lingkungan seperti

timbulnya resistensi patogen, terbunuhnya organisme non-target, residu pada

makanan serta membahayakan bagi kesehatan manusia. Untuk mengurangi

dampak negatif dalam pengendalian penyakit antraknosa, salah satunya dengan

menggunakan fungisida nabati. Fungisida nabati relatif lebih aman bagi

lingkungan dan manusia dikarenakan terbuat dari bahan organik yang lebih

mudah terdekomposisi.

Cyperus rotundus mengandung 0,3-1 % minyak esensial. Minyak esensial

tersebut memiliki kandungan antara lain, golongan sesquiterpene ; α dan β-

cyperene, α dan β- cyperol, cyperotundone, isocyperol, cyperoone, cyperolone, β-

selinene, patchoulenone, kobusone, isokobusone, copadiene, epoxyquaine,

rotundone, mengandung pula alkaloid, glikosida jantung dan flavonoid. Cyperus

rotundus juga mengandung senyawa seperti sineol, minyak atsiri dan alkaloid,

yang berperan sebagai fungisida nabati (Jawetz et al., 2008). Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi

Page 20: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

3

Cyperus rotundus sebagai fungisida nabati dalam menekan pertumbuhan,

kerapatan, dan perkecambahan spora Colletotrichum sp. pada tanaman cabai.

Formulasi sangat menentukan bagaimana pestisida dengan bentuk dan komposisi

tertentu harus digunakan, berapa dosis atau takaran yang harus digunakan, berapa

frekuensi dan interval penggunaan, serta terhadap jasad sasaran apa pestisida

dengan formulasi tersebut dapat digunakan secara efektif. Selain itu, formulasi

pestisida juga menentukan aspek keamanan penggunaan pestisida dibuat dan

diedarkan dalam banyak macam formulasi, salah satunya dalam bentuk Wettable

Powder (WP), merupakan sediaan bentuk tepung (ukuran partikel beberapa

mikron) dengan kadar bahan aktif relatif tinggi (50 – 80%), yang jika dicampur

dengan air akan membentuk suspensi. Pengaplikasian WP dengan cara

disemprotkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh tepung umbi Cyperus rotundus terhadap pertumbuhan,

kerapatan, dan perkecambahan spora Colletotrichum sp. secara in vitro.

2. Mengetahui pengaruh formulasi yang mengandung tepung umbi Cyperus

rotundus terhadap pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan spora

Colletotrichum sp. secara in vitro.

Page 21: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

4

1.3 Kerangka Pemikiran

Penggunaan fungisida sintetik dalam pengendalian penyakit antraknosa pada buah

cabai perlu dikurangi karena menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan

manusia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif

penggunaan fungisida sintetik ini adalah penggunaan fungisida nabati.

Pada penelitian ini digunakan tepung umbi teki, karena menurut Nur, (2017) umbi

teki diduga efektif menghambat pertumbuhan patogen karena teki mengandung

senyawa seperti sineol, minyak atsiri dan alkaloid, yang berperan sebagai

fungisida nabati.

Bagian dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan adalah rimpangnya. Komponen-

komponen kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain :

minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tannin, triterpen, d-

glukosa, d-fruktosa, dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995) dengan adanya

kandungan minyak atsiri yang bersifat analgetik (Pudjiastuti dkk., 1996).

Untuk campuran pestisida nabati digunakan kaolin sebagai bahan pembawa

karena bahan kimia terpenting dalam pestisida yang bekerja aktif terhadap

organisme sasaran disebut bahan aktif. Pada pembuatan pestisida, bahan aktif

tersebut tidak dibuat secara murni, tetapi ada campuran dengan bahan-bahan

pembawa lainnya (Kementan, 2007).

Kaolin berfungsi sebagai bahan pengeras dan pengikat dalam pembuatan

formulasi pestisida. Purwantisari et al. (2008) mengemukakan bahwa tanah

lempung seperti kaolin dapat digunakan sebagai bahan pembawa biomassa

Trichoderma sp. Kaolin (Aluminium Silikat /Al4Si4O10(OH)8) berasal dari mineral

Page 22: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

5

lempung yang mampu menyerap air dengan kaolinit sebagai bahan utamanya

(Prasad & Rangeshwaran 2000). Menurut Tan, (1995) kaolin mengandung oksida-

oksida anorganik seperti SiO2 dan Al2O3 dalam jumlah besar serta Fe2O3, CaO,

MgO, TiO2, Na2O, dan lain sebagainya dalam jumlah kecil.

Pembanding dalam penelitian ini adalah pestisida kimia berbahan aktif propineb,

pestisida kimia berbahan aktif propineb mengganggu metabolisme pada jamur,

diantaranya mengganggu proses respirasi, metabolisme karbohidrat dan protein

pada membran sel. Wiyatiningsih dan Wuryandari (1998) melaporkan bahwa

fungisida sintetis berbahan aktif propineb dapat menekan pertumbuhan

Colletotrichum sp. dan mengurangi intensitas penyakit antraknosa.

Berdasarkan senyawa yang terkandung dalam umbi teki diduga tepung umbi teki

dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai, dan kaolin

yang digunakan sebagai bahan pembawa. Oleh karena itu pada penelitian ini

digunakan tepung umbi teki dan tepung umbi teki yang dicampur dengan kaolin.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Tepung umbi Cyperus rotundus dapat menghambat pertumbuhan, kerapatan,

dan perkecambahan spora Colletotrichum sp. secara in vitro.

2. Formulasi yang mengandung tepung umbi Cyperus rotundus efektif

menghambat pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan spora

Colletotrichum sp. secara in vitro.

Page 23: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Antraknosa

Penyakit antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum sp. (Gambar 1) dapat

ditemukan pada daun dan batang dan selanjutnya menginfeksi buah. Selain di

pertanaman penyakit antraknosa juga terdapat di penyimpanan (Setiadi, 2000).

Penyakit antraknosa sangat ditakuti karena dapat menghancurkan seluruh

pertanaman. Cabai segar yang disimpan 1-2 hari sebelum dipasarkan pun dapat

memperlihatkan gejala serangan penyakit ini karena antraknosa dapat terbawa,

tumbuh, dan bertahan di dalam biji selama sembilan bulan (Prajnanta, 2003).

Penyakit ini juga banyak terdapat di daerah transmigrasi Lampung, dan dianggap

sebagai penyakit yang merugikan (Semangun, 2004).

Gambar 1. Konidia Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa cabai

Page 24: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

7

2.1.1 Gejala serangan

Gejala Serangan Jamur Colletotrichum sp. dapat menginfeksi cabang, ranting,

daun dan buah. Infeksi pada buah terjadi biasanya pada buah menjelang tua dan

sesudah tua. Gejala diawali berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-

hitaman dan sedikit melekuk. Serangan yang lebih lanjut (Gambar 2)

mengakibatkan buah mengerut, kering, membusuk dan jatuh (Rusli dkk., 1997).

Buah cabai yang terinfeksi Colletotrichum sp. menunjukkan gejala berupa

bercakberwarna coklat kehitaman. Bercak berbentuk bundar atau cekung dan

berkembang pada buah yang belum dewasa/matang dari berbagai ukuran.

Biasanya bentuk bercak beragam pada satu buah cabai. Ketika diserang patogen,

bercak akan bersatu. Massa spora jamur berwarna merah jambu ke orange

terbentuk dalam cincin yang konsentris pada permukaan bercak. Bercak yang

sudah menua, aservuli akan kelihatan.

Dengan rabaan, akan terasa titik-titik hitam kecil, di bawah mikroskop akan

tampak rambut-rambut halus berwarna hitam. Spora terbentuk cepat dan

berlebihan dan memencar secara cepat pada hasil cabai, mengakibatkan

kehilangan sampai 100%. Bercak dapat sampai ke tangkai dan meninggalkan

bintik yang tidak beraturan berwarna merah tua dengan tepinya berwarna merah

tua gelap (Ivey and Miller, 2004).

Page 25: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

8

Gambar 2. Gejala serangan patogen antraknosa pada buah cabai.

2.1.2 Biologi penyebab penyakit

Klasifikasi jamur Colletotrichum capsici menurut, Singh (1998) adalah

Divisio : Ascomycotina

Sub-divisio : Eumycota

Kelas : Pyrenomycetes

Ordo : Sphaeriales

Famili : Polystigmataceae

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum sp.

Miselium terdiri dari beberapa septa, inter dan intraseluler hifa. Aservulus dan

stroma pada batang berbentuk hemispirakel dan ukuran 70-120 µm. Seta

menyebar, berwarna coklat gelap sampai coklat muda, seta terdiri dari beberapa

septa dan ukuran +150µm. Konidiofor tidak bercabang, massa konidia nampak

berwarna kemerah-merahan. Konidia berada pada ujung konidiofor. Konidia

berbentuk hialin, uniseluler, ukuran 17-18 x 3-4 µm. Konidia dapat berkecambah

Page 26: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

9

pada permukaan buah yang hijau atau merah tua. Tabung kecambah akan segera

membentuk apresorium (Singh, 1998).

Pertumbuhan awal jamur Colletotrichum sp. membentuk koloni miselium yang

berwarna putih dengan miselium yang timbul di permukaan. Kemudian secara

perlahan-lahan berubah menjadi hitam dan akhirnya berbentuk aservulus.

Aservulus ditutupi oleh warna merah muda sampai coklat muda yang sebetulnya

adalah massa konidia (Rusli dkk., 1997).

2.1.3 Daur penyakit

Jamur Colletotrichum membentuk koloni miselium yang berwarna putih dengan

miselium yang timbul di permukan. Kemudian perlahan-lahan berubah menjadi

hitam dan akhirnya berbentuk aservulus. Aservulus ditutupi oleh warna merah

muda sampai cokelat muda yang sebelumnya adalah massa koloni (Rusli dkk.,

1997).

Tahap awal dari infeksi Colletotrichum umumnya berupa konidia yang

berkecambah pada permukaan tanaman, menghasilkan tabung kecambah. Setelah

penetrasi maka akan terbentuk jaringan hifa. Hifa intra dan interseluler menyebar

melalui jaringan tanaman. Spora Colletotrichum dapat disebarkan oleh air hujan

dan pada inang yang cocok akan berkembang dengan cepat (Dickman, 2000).

Infeksi terjadi setelah apresoria dihasilkan. Karena penurunan dinding secara

ekstensif, hifa mempenetrasi kutikula dan ditandai dengan tumbuh dibawah

dinding kutikula dan dinding periklinal dari sel epidermis. Kemudian, hifa tumbuh

dan menghancurkan dinding sel utama. Ini berhubungan dengan matinya sel yang

Page 27: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

10

berdampingan secara ekstensif. Ketika jaringan membusuk, hifa masuk ke

pembuluh sklerenkium (sclerenchynatous) dengan langsung tumbuh menembus

dindingnya (Pring et al., 1995).

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi Colletotrichum capsici

Untuk pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici sangat dipengaruhi oleh faktor-

faktor lingkungan, salah satunya adalah pH. pH sangat penting dalam mengatur

metabolisme dan sisitem-sistem enzim, bila terjadi penyimpangan pH, maka

proses metabolisme jamur dapat terhenti. Sehingga untuk pertumbuhan maksimal

jamur diperlukan pH yang optimum. pH optimal untuk pertumbuhan jamur

Colletotrichum capsici yang baik adalah pH 5-7 (Yulianty, 2006). Suhu optimum

untuk pertumbuhan jamur ini antara 24-30ºC dengan kelembaban relatif antara

80-92 % (Rompas, 2001). Penyakit kurang terdapat pada musim kemarau dan

lahan yang mempunyai drainase baik. Penyakit dapat dibantu oleh angin dan

hujan untuk penyebaran konidia (Semangun, 1991).

2.1.5 Pengendalian penyakit antraknosa cabai

Pestisida kimia dalam teknologi pertanian modern banyak digunakan, sangat

sedikit dipergunakan pestisida mikroba dan boleh dikatakan tidak dipergunakan

pestisida nabati atau botanik (Oka, 1994 dalam Sibarani, 2008).

Pada prinsipnya, konsep PHT adalah memadukan berbagai komponen

pengendalian dengan mengacu pada pelestarian lingkungan, ekonomi dan secara

sosial dapat diterima petani. Komponen yang dimaksud terdiri atas cara cocok

Page 28: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

11

tanam, mekanis, fisik, biologis, kimiawi, genetik dan peraturan- peraturan.

Dengan pengertian tersebut berarti bahwa pemanfaatan pestisida nabati termasuk

dalam komponen kimiawi (Soehardjan, 1994 dalam Sibarani, 2008).

2.2 Cyperus rotundus L

Gulma yang dominan tumbuh pada lahan pertanaman cabai merah adalah teki.

Rumput teki telah lama dikenal masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa nama daerah yang diberikan kepada tanaman rumput teki ini antara lain

Jawa tengah (Teki), Madura (Mota), Nusa Tenggara (Karecha Wae), Sulawesi

(Rukut teki) (Sugati, 1991).

2.2.1 Klasifikasi Cyperus rotundus L

Rumput teki tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m di atas

permukaan laut. Umumnya rumput teki tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea,

Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Kawasan Asia Tenggara. Rumput

teki banyak tumbuh di tempat terbuka atau tidak terkena sinar matahari secara

langsung seperti tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering, ladang,

kebun, tegalan, pinggir jalan, yang hidup sebagai gulma karena sangat susah

untuk diberantas (Gunawan,1998).

Rumput teki banyak ditemukan pada tempat yang menerima curah hujan lebih

dari 1000 mm pertahun yang memiliki kelembapan 60 – 85 %. Suhu terbaik untuk

pertumbuhan rumput teki adalah suhu dengan rata-rata 25˚C, pH tanah untuk

menumbuhkan rumput teki berkisar antara 4,0 – 7,5 (Lawal dkk., 2009).

Page 29: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

12

Tanaman rumput teki dapat dilihat pada Gambar 3 Menurut Sugati (1991)

klasifikasi tanaman rumput teki sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Family : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Species : Cyperus rotundus L.

Gambar 3. Tumbuhan teki (Cyperus rotundus L.)

2.2.2 Ciri – ciri Cyperus rotundus L

Rumput teki merupakan tanaman herba menahun yang banyak tumbuh di lahan

pertanian sebagai gulma. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia

karena beriklim tropis. Umbi batang merupakan mekanisme pertahanan yang ada

pada rumput teki, karena hal ini rumput teki dapat bertahan berbulan-bulan.

Page 30: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

13

Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae merupakan tanaman

gulma tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan

dalamnya, serta memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai

memiliki tiga tunas kepala benang sari yang berwarna kuning jernih (Lawal dkk.,

2009).

Rumput teki termasuk rumput semu menahun, tetapi tidak termasuk Graminae

(keluarga rumput-rumputan). Batang berbentuk segitiga, helaian daun memiliki

bentuk garis dan warna permukaan berwarna hijau tua mengkilat dengan ujung

daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir majemuk (Gunawan, 1998).

Gulma ini termasuk dalam famili Cyperaceae, Rumput teki mempunyai tinggi

sekitar 15 – 95 cm, dengan bentuk batang segitiga. Daun 4 – 10 helai terdapat

pada pangkal batang, dengan pelepah daun tertutup tanah. Helaian daun

menyerupai pita, pertulangan daun sejajar, tepi daun rata, permukaan atas

berwarna hijau mengkilap dengan panjang 10 – 60 cm, dan lebar 2 – 6 mm.

Perbungaan majemuk berbentuk bulir mempunyai 8 – 25 bunga yang berkumpul

berbentuk payung, berwarna kuning atau cokelat kuning. Umbi menjalar,

berbentuk kerucut yang besar pada pangkalnya, kadang – kadang melekuk,

berwarna cokelat, berambut halus berwarna cokelat atau cokelat kehitaman, keras,

wangi dan panjang 1,5 – 4,5 cm dengan diameter 5 – 10 mm (Khrisna, 2012).

Rumput teki tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar

matahari pada lapangan rumput, pinggir jalan, tegalan, atau lahan pertanian yang

tumbuh sebagai gulma yang sukar diberantas. Rumput ini bisa tumbuh pada

Page 31: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

14

bermacam – macam tanah dan terdapat dari 1 – 1000 meter dpl (Dalimartha,

2009).

2.2.3 Kandungan Senyawa Kimia dan Manfaat Cyperus rotundus L

Bagian dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan adalah rimpangnya. Komponen-

komponen kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain :

minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tannin, triterpen,

d-glukosa, d-fruktosa, dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995) dan adanya

kandungan minyak atsiri yang bersifat analgetik (Pudjiastuti dkk., 1996).

Senyawa flavonoid yang terdapat pada tumbuhan berperan sebagai antifungi,

antivirus, antimikroba, antikanker dan antiinsektisida (Kristanti, 2008). Flavonoid

yang berperan sebagai antijamur yaitu dengan cara denaturasi protein,

mengganggu lapisan lipid dan mengakibatkan kerusakan dinding sel (Gholib,

2009).

Manfaat Rumput Teki Khasiat dari umbi rumput teki secara farmakologi dan

biologi yaitu sebagai anti-candida, anti-inflamasi, antidiabetes, sitoprotektif,

antimutagenik, antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik, dan apoptosis,

serta analgesik antipiretik untuk tanaman ini (Lawal dkk., 2009).

2.3 Formulasi Wettable Powder (WP)

Wettable Powder (WP) merupakan sediaan bentuk tepung dengan ukuran partikel

beberapa mikron yang memiliki aktifitas bahan aktif relatif tinggi (50 - 80%).

Page 32: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

15

Bahan ini jika dicampur dengan air akan membentuk suspense. Pengaplikasian

Wettable Powder dengan cara disemprotkan (Djojosumarto, 2008).

Bahan terpenting dalam pestisida yang bekerja aktif terhadap hama disebut

sebagai bahan aktif. Produk jadi yang merupakan campuran fisik antara bahan

aktif dan bahan tambahan dinamakan formulasi. Formulasi sangat menentukan

bagaimana pestisida dengan bentuk dan komposisi tertentu harus digunakan, dosis

atau takaran bahan yang harus digunakan, frekuensi penggunaan, serta terhadap

jenis mikroba apa pestisida dengan formulasi tersebut dapat digunakan secara

efektif (Djojosumarto, 2008).

Page 33: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. Penelitian berlangsung pada bulan April hingga

Agustus 2017.

3.2 Alat dan Bahan

Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi timbangan, cawan petri,

tabung reaksi, erlenmeyer, plastic wrapping, aluminium foil, bunsen, pinset, pisau,

mikropipet, jarum ose, bor gabus, gelas ukur, kaca preparat, haemocytometer,

autoclave, rotamixer, mikroskop, dan alat tulis.

Bahan -bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buah cabai yang

terinfeksi penyakit antraknosa, tepung umbi Cyperus rotundus (Teki), media PSA

(Pottato Sucrose Agar), aquades, bahan perata Alkilaril poliglikol eter (APE),

propineb 70%, NaOCL 5%, asam laktat, dan alkohol 70%.

3.3 Rancangan Percobaan

Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga belas

perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol (0%), tepung umbi teki

yang terlarut dalam aquades dengan konsentrasi suspensi tepung umbi teki sebesar

Page 34: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

17

5%, 10%, 15%, 20%, 25%, tepung umbi teki + kaolin yang terlarut dalam aquades

dengan konsentrasi suspensi tepung umbi teki + kaolin sebesar 5%, 10%, 15%,

20%, 25%, pestisida kimia propineb 70%, dan bahan perata Alkilaril poliglikol

eter (APE). Data hasil pengamatan dianalisis dengan pemisahan nilai tengah uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

3.3.1 Penyiapan Isolat Colletotrichum sp.

Penyiapan isolat dilakukan di laboratorium dengan mengisolasi jamur

Colletotrichum sp. dari buah cabai yang menunjukan gejala terinfeksi. Jaringan

kulit buah yang bergejala dipotong pada bagian perbatasan antara bagian yang

sakit dan yang sehat (± 5 mm), kemudian potongan direndam dalam larutan

NaOCl5% selama 30 detik, dan dibilas dengan air steril. Selanjutnya potongan

kulit buah tersebut ditanam dalam cawan petri yang berisi media PSA dan

diinkubasi dalam suhu ruang selama 3 hari. Jamur yang tumbuh kemudian

direisolasi sehingga diperoleh isolate murni Colletotrichum sp.

3.3.2 Penyiapan Media Tumbuh Jamur Colletotrichum sp. PSA

Media PSA dibuat dengan campuran 200 g kentang, 20 g agar batang, 20 g gula

dan 1 liter aquades. Kentang yang telah dikupas, dipotong kecil - kecil kemudian

direbus dalam 1000 ml aquades hingga lunak. Sari kentang, agar batang, gula dan

aquades dimasukkan kedalam labu erlenmeyer dan diaduk hingga homogen.

Langkah selanjutnya adalah menutup mulut erlenmeyer menggunakan aluminium

foil dan diikat dengan karet. Setelah mulut erlenmeyer tertutup rapat, erlenmeyer

dimasukkan ke dalam autoklaf, kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf

Page 35: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

18

selama 15 menit pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm. Media diangkat dan

didiamkan sampai media bersuhu ± 45 °C, lalu ditambahkan dengan asam laktat

sebanyak 1,4 ml.

3.3.3 Penyiapan Media Tumbuh yang Mengandung Tepung Umbi Cyperus

rotundus

Media tumbuh yang mengandung tepung umbi Cyperus rotundus dibuat dengan

cara menimbang terlebih dahulu bubuk umbi teki masing - masing sebanyak 0,5

g; 1 g; 1,5 g; 2 g; 2,5 g. Timbang juga bubuk umbi teki yang sudah dicampur

bubuk kaolin (10g : 10g) masing - masing sebanyak 0,5 g; 1 g; 1,5 g; 2 g; 2,5 g.

Kemudian masing - masing dibungkus menggunakan alumunium foil, lalu

dilakukan sterilisasi menggunakan alat autoklaf.

Sambil menunggu ekstrak yang sedang disterilisasi, panaskan media PSA dan

siapkan 12 tabung reaksi berisi 10ml air steril. Setelah ekstrak selesai disterilisasi,

dan media PSA sudah selesai dipanaskan, masukan masing - masing ekstrak

kedalam 12 tabung reaksi berisi air steril lalu dihomogenkan menggunakan

rotamixer, setelah itu masukan ekstrak ke masing - masing botol yang berisi

media PSA, lalu botol diberi label.

3.3.4 Pertumbuhan Koloni

Isolat jamur yang tumbuh selanjutnya dilakukan pengujian pertumbuhan koloni.

Pengamatan pertumbuhan koloni dilakukan pada umur 1 hsi (hari setelah

inokulasi) sampai salah satunya memenuhi cawan. Pengamatan dilakukan dengan

mengukur diameter koloni dari 4 sisi seperti pada Gambar 4 lalu dirata-ratakan.

Page 36: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

19

Gambar 4. Ilustrasi pengukuran diameter koloni jamur Colletotrichum sp.

3.3.5 Pengamatan dan Penghitungan Jumlah Spora

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui jumlah spora pada tiap - tiap perlakuan.

Pengamatan ini diperlukan sebagai data pendukung dari data pengamatan

pertumbuhan spora Colletotrichum sp. Jumlah spora dihitung menggunakan

metode hitungan mikroskopis langsung, dimana sampel diletakkan pada

haemocytometer. Jumlah spora dapat dihitung dengan cara mengambil semua

spora yang tumbuh pada tiap cawan petri dalam tiap ulangan. Suspensi spora

Colletotrichum sp. kemudian dimasukkan kedalam 10 ml aquades steril di dalam

tabung reaksi, setelah itu dihomogenkan. Selanjutnya suspense spora

Colletotrichum sp. diteteskan pada ruang hitung haemocytometer dan ditutup

dengan kaca obyek, sehingga suspensi mengalir ke bawah kaca obyek mengisi

ruang hitung. Lalu jumlah spora dihitung dalam lima kotak sedang di bawah

mikroskop dan dilihat rata - ratanya. Jumlah spora dihitung dengan rumus

menurut Sudibyo (1994) dalam Surtikanti dan Juniarsih (2010):

K = Jumlah spora x 2,5 x 106

Page 37: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

20

Dengan K adalah kerapatan spora per ml dan 2,5 x 106

adalah konstanta atau

faktor koreksi penggunaan kotak sampel pada haemocytometer. Uji kerapatan ini

dilakukan sebanyak tiga ulangan dari setiap perlakuan.

3.3.6 Viabilitas Spora

Viabilitas spora dihitung pada biakan umur 6 hsi dengan tingkat pengenceran 10-4

,

kemudian diteteskan di atas media dan ditutup menggunakan cover glass dan

diinkubasi dalam suhu ruang selama 6 jam. Setelah diinkubasi, kemudian diamati

di bawah mikroskop dan dihitung jumlah spora yang berkecambah dan jumlah

spora yang tidak berkecambah. Persentase perkecambahan spora dihitung dengan

menggunakan rumus (Gabriel dan Riyatno, 1989 dalam Ratna, 2004) :

Keterangan :

V = Perkecambahan spora

g = Jumlah spora yang berkecambah

u = Jumlah spora yang tidak berkecambah

Page 38: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

30

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, 1. Tepung umbi

Cyperus rotundus dapat menghambat pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan

spora Colletotrichum sp. secara in vitro, 2. Formulasi yang mengandung tepung umbi

Cyperus rotundus efektif menghambat pertumbuhan, kerapatan, dan perkecambahan

spora Colletotrichum sp. secara in vitro.

5.2 Saran

Penulis menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk aplikasi fungisida

nabati dari tepung umbi teki dalam menekan penyakit antraknosa di lapang dan juga

perlunya penambahan penggunaan perekat ketika fungisida nabati akan diaplikasikan

di lapang.

Page 39: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

31

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang

Merah Tahun 2014. https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1168. Tanggal 3

November 2017.

BPTP Lampung. 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Balai Pengkaji

Teknologi Pertanian. Bandar Lampung. 25 hlm.

Crop Protection Compendium. 2002. Database of Seedborne Diseases. Global

Module 2nd Edition.

Dalimartha Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trobus Agriwidya.

Bogor. 124 hlm.

Dickman, M.B. 2000. Colletotrichum. Kluwer Academic Publisher. Netherlands.

393 hlm.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida Dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka. Jakarta.

344 hlm.

Gholib, D. 2009. Uji Daya Hambat Daun Senggani (Melastoma malabathricum

L.) terhadap Trichophyton mentagrophytees dan Candida albicans. Berita

Biologi Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. hlm: 5.

Gunawan, D. 1998. Tumbuhan Obat Indonesia. Pusat Penelitian Obat Tradisional

UGM. Yogyakarta. hlm: 90-92.

Ivey, M.L.L., dan S. A. Miller. 2004. Anthracnose Fruit Rot of Pepper. Ohio State

University Extension Fact Sheet Plant Pathology. Columbus. hlm: 127-132.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba

Medika. Jakarta. 862 hlm.

Mentri Pertanian. 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

07/Permentan/SR.140/ 2/2007: tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran

Pestisida. Kementan R.I. Jakarta. 23 hlm.

Page 40: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

32

Khrisna, S., dan S. Renu, 2012. Isolation and Identification Of Flavonoids From

Cyperus rotundus Linn (In Vivo and In Vitro). Journal of Drug Delivery &

Therapeutics. 3(2): 109 – 113.

Kristanti, dan A. Novi. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press.

Surabaya. 174 hlm.

Kusumaningtyas, E., E. Astuti, dan Darmono. 2008. Sensitivitas Metode

Bioautografi Kontak dan Overlay dalam Penentuan Senyawa Antikapang.

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 6(2): 75-79.

Lawal, O.A., dan O. Adebola. 2009. Chemical Composition of The Essential Oils

of Cyperus rotundus L. from South Africa. Journal Molecules. 14(150):

2909-2917.

Murnah. 1995. Pemeriksaan Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Atsiri dan Tannin

dalam Umbi Teki. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 30(3 dan 4): 234- 238.

Musdalifa, A.A. Ambar, dan M.I. Putera. 2017. Pemanfaatan Agensi Hayati

dalam Mengendalikan Pertumbuhan Perakaran dan Penyakit Layu Fusarium

Cabai Besar (Capsicum annum L.). Jurnal Galung Tropika. 6(3): 224-223.

Nur, Y. M. 2017. Efektifitas Ekstrak Daun Krinyu (Chromolaena odorata) dan

Teki (Cyperus rotundus l.) Terhadap Pertumbuhan Colletotrichum musae

Patogen Antraknosa Pada Pisang (Musa paradisiaca l.). Skripsi Universitas

Lampung. Bandar Lampung. 44hal.

Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 hlm.

Prasad, R. D., dan R. Rangeshwaran. 2000. Shelf Life and Bioefficacy of

Trichoderma harzianum Formulated in Various Carrier Materials. Journal

Plant Disease Research. 15(1): 38-42.

Pring, F.J., C. Nash, M. Zakaria, J.A. Bailey. 1995. Infection Process and Host

Range of Colletotrichum capsici. Journal Physiological and Molecular

Plant Pathology 1995. 46(2): 137-152.

Pudjiastuti, B., Dzulkarnain, dan Y. Astuti. 1996. Uji analgetik infuse daun

sembung (Blumea balsamifera DC.) pada Mencit Putih. Jurnal Biofarmasi

1(2): 50-57.

Purwantisari, S., R.S. Ferniah dan B. Raharjo. 2008. Pengendalian Hayati

Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) dengan Agens Hayati Jamur-jamur

Antagonis Isolat Lokal. Jurnal Bioma. 10(2): 13-19.

Ratna, Y. 2004. Kajian Kualitas Spora Beauveria bassiana pada Berbagai Jenis

Media dan Lama Penyimpanan. Jurnal Agronomi. 8(1): 59-62.

Page 41: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

33

Rompas, J.Ph. 2001. Efek Isolasi Bertingkat Colletotrichum capsici Terhadap

Penyakit Antraknosa pada Cabai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan

Seminar Ilmiah. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Bogor. 22-24 Agustus

2001. Hlm: 163-165.

Rusli, I., Mardinus, dan Zulpadli. 1997. Penyakit Antraknosa pada Buah Cabai di

Sumatera Barat. Prosiding Kongres Nasional XIV dan Seminar Ilmiah.

Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Palembang. 27-29 Oktober 1997. Hlm

187-190.

Semangun, H. 2004. Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia.

Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. 449 hlm.

Semangun, H. 1991. Penyakit – Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. 449 hlm.

Setiadi. 2000. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 183 hlm.

Setiawati, Y. 2005. Analisis Varietas dan Polybag Terhadap Pertumbuhan Serta

Hasil Cabai (Capsicum annuum L.) Sistem Hidroponik. Buletin Penelitian

No. 8. Tersedia : http://research. Mercubuana.ac.id [1 April 2016].

Sibarani, M. F. 2008. Uji Efektifitas Fungisida Nabati untuk Mengendalikan

Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) pada Tanaman Cabai di

Lapangan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

hlm: 22-25.

Singh, R. S. 1998. Plant Diseases 7th edition. Oxford Ibh Publishing Co. New

Delhi, India. 166 hlm.

Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta.

616 hlm.

Sumarsih, S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN

Veteran. Jakarta. 110 hlm.

Surtikanti dan Juniarsih. 2010. Pembuatan Formula Pestisida Hayati Beauveria

bassiana Vuill. dan Kemasannya. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan

Tahunan PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan. Balai

Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 27 Mei 2010. Hlm: 257-260.

Tan, K. H. 1995. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D. H Goenadi dan B.

Radjagukguk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 295 hlm.

Wiyatiningsih, S., dan Y. Wuryandari. 1998. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kencur

(Kaempferia galanga L.) terhadap Jamur Colletotrichum capsici Penyebab

Penyakit Antraknosa pada Buah Cabai. Jurnal MIP. UPN VETERAN. 7(17):

67-71.

Page 42: PENGARUH TEPUNG UMBI Cyperus rotundus L. TERHADAP ...digilib.unila.ac.id/55602/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfmenggunakan fungisida nabati dengan bahan tepung umbi Cyperus rotundus

34

Yulianty. 2006. Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum

capsici Penyebab Penyakit Antraknosa pada Cabai (Capsicum annum L.)

Asal lampung, LAPTUNILAPP, diakses dari

http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2006-yulianti ms-

328&node=19&start=33, tanggal 28 Januari 2016.