pengaruh dpk, fdr dan npf terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH DPK, FDR DAN NPF TERHADAP PERTUMBUHAN ASET
BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA TAHUN 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
ZAKARIA ARRAZY
NIM 1111046100002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M /1437 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,` Desember 2015
Zakaria Arrazy
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan segala rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban studinya. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW.
beserta para keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala
kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa sapaan moril,
kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan
pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Pogram Studi Muamalat (Hukum
Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku sekretris Program Studi Muamalat
(Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan masukan saran mengenai
proposal penelitian skripsi
v
5. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M. Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM.
selaku penguji pada sidang skripsi yang telah membantu saya dalam
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam penelitian saya.
6. Bapak Edi Setiadi S.E, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak
membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Edi Suparman dan Ibu Maryanah, yang
telah memberikan banyak motivasi bagi penulis untuk secepatnya
menyelesaikan skripsi ini. Setiap pesan dan nasihat yang disampaikan selalu
memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis. Tak lupa juga, kakak
penulis yang merupakan anugerah yang telah Allah SWT. berikan, yaitu
Nurlaily Varkhania dan Farrah Rosdiana Laila.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu menginspirasi, mendukung,
memotivasi dan menghibur untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu
Imam Syuhada, Muhtar Nasir Apandi dan Mumin Billah.
vi
11. Sahabat-sahabat Anasti yang selalu mendukung dan memotivasi penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu Achmad, Izul, Latif, Firdaus ,
Nuril, Aufar , Akiko, Ramadan dan sahabat lainnya dari PS A 2011.
12. Untuk Laskar Lisensi (Lingkar Studi Ekonomi Syariah) , baik kakak-kakak,
adik-adik dan teman teman seperjuangan yang tak dapat saya sebutkan
satupersatu.
13. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Perbankan Syariah angkatan
2011 yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam skripsi ini.
Terima kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim
kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal dan membalasnya dengan yang lebih baik. Selain itu, penulis akui
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan
penulis munculnya saran untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini di waktu
mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Aamiin.
Jakarta, Desember 2015
Zakaria Arrazy
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to test the influence of the variable Dana
Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing
Financing (NPF) terhadap Grows Asset (PA) .The result of this research could
give contributions to banking managers in keeping its banking performance.
Methodology research as the sample used purposive sampling with criteria
as Listed Islamic General Banking on Bank Indonesia that is published in annual
report of Islamic Banking on 2014 and provide financial report during period
2010 through 2014. Data that used on this research were panel data of sample
Islamic Bank that acquired from criteria. Sample was acquired 7 Islamic Bank
with 19 quarterly period and 133 data. Data analysis with multiple linear
regression of ordinary least square with weighted and Cross-section SUR
(Seemingly Unrelated Regression) adjusted. Hypotheses test used tstatistic and F-
statistic at level significance 5%, a classic assumption examination which consist
of data normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test and
autocorrelation test is also being done to test the hypotheses.
The results showed that the DPK, FDR and NPLs simultaneously significant
effect on the PA with a probability value of each is less than 0.05 at while DPK,
FDR and NPF partially significant effect on the PA at Islamic banks in Indonesia
period 2010- 2014, with a probability value of each is less than 0.05. The
coefficient of determination shows that the regression model of 35.3% PA
variable change caused by the four variables studied, while the remaining 64.7%
is influenced by other factors not included in the research model. The results
showed that the DPK, FDR and NPF simultaneously significant effect on the PA
with a probability value of each is less than 0.05 at while DPK, FDR and NPF
partially significant effect on the PA at Islamic banks in Indonesia period 2010-
2014, with a probability value of each is less than 0.05. The coefficient of
determination shows that the regression model of 35.3% PA variable change
caused by the four variables studied, while the remaining 64.7% is influenced by
other factors not included in the research model.
Keyword : DPK, FDR, NPF dan PA
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga
(DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF)
terhadap Pertumbuhan Aset (PA) . Perbankan Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria
Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di Bank Indonesia berdasarkan statistik
perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014 dan
mempublikasikan laporan keuangan triwulan selama periode 2010-2014. Data
yang digunakan adalah data panel dari sampel bank yang memenuhi kriteria
tersebut. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 7 bank syariah dengan periode
sebanyak 19 periode triwulan sehingga didapatkan 133 data. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi berganda berbobot dengan penyesuaian Cross-section
SUR (Seemingly Unrelated Regression) dilengkapi uji asumsi klasik normalitas,
multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi untuk mendapat model
estimasi yang tidak bias. Hipotesis diuji menggunakan t-statistik untuk menguji
keberartian koefisien regresi secara parsial serta F-statistik untuk menguji
keberartian koefisien regresi secara bersama-sama pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPK, FDR dan NPF secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap PA dengan nilai probabilitas masing-
masing lebih kecil dari 0,05 pada sedangkan DPK, FDR dan NPF secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap PA pada bank umum syariah di Indonesia
periode 2010-2014 dengan nilai probabilitas masing-masing lebih kecil dari 0,05.
Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar 35,3%
perubahan variabel PA disebabkan oleh keempat variabel yang diteliti, sedangkan
sisanya 64,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model penelitian.
Kata Kunci : DPK, FDR, NPF dan PA
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................................... 10
1. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 10
2. Perumusan Masalah ............................................................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................ 11
D. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 14
A. Pertumbuhan Aset ................................................................................................... 14
B. Bank ......................................................................................................................... 17
1. Pengertian Bank ................................................................................................... 17
2. Bank Umum Syariah ............................................................................................ 22
C. Dana Pihak Ketiga (DPK) ....................................................................................... 25
1. Giro ...................................................................................................................... 25
2. Tabungan ............................................................................................................. 27
3. Deposito ............................................................................................................... 29
D. Financing To Deposit Ratio (FDR) ......................................................................... 32
E. Non Performing Financing (NPF) .......................................................................... 34
F. Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 36
x
G. Kerangka Konsep .................................................................................................... 41
H. Hipotesis .................................................................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 45
D. Definisi Operasional Variabel ................................................................................. 46
E. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 50
1. Statistik Deskriptif ............................................................................................... 50
2. Penentuan Model Regresi .................................................................................... 51
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 55
4. Analisis Regresi Berganda ................................................................................... 59
5. Uji Hipotesis ........................................................................................................ 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 64
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................................................... 67
1. Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................................ 67
2. Penentuan Model Regresi Data Panel .................................................................. 71
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 74
4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................... 80
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 89
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 92
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 95
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 39
Tabel 3.1 Daftar Sample Penelitian ............................................................................ 44
Tabel 4.1 Daftar Sample Penelitian ............................................................................ 66
Tabel 4.2 Proses Seleksi Sampel ................................................................................. 66
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ...................................................................................... 68
Tabel 4.4 Chow Test .................................................................................................... 72
Tabel 4.5 Hausman Test. ............................................................................................. 73
Tabel 4.6 Test Normalitas Jarque-Bera . .................................................................... 75
Tabel 4.7 Korelasi Variabel Independen ..................................................................... 76
Tabel 4.8 Uji Park ...................................................................................................... 77
Tabel 4.9 Uji Durbin-Watson ..................................................................................... 78
Tabel 4.10 Hail Regresi Linear Berganda ................................................................... 80
Tabel 4.11 Adjusted R-Square..................................................................................... 82
Tabel 4.12 Uji Statistik t ............................................................................................. 84
Tabel 4.13 Uji F Statistik ............................................................................................ 87
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 2
Grafik 1.2 Sumber Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ..................... 4
Grafik 1.3 Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Indonesia ........................................... 5
Grafik 1.4 Perkembangan FDR Bank Syariah di Indonesia ........................................ 7
Grafik 1.5 Perkembangan NPF Bank Syariah di Indonesia ........................................ 8
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak pemerintah mengeluarkan Deregulasi Paket Kebijakan Oktober
(Pakto) pada tanggal 27 Oktober 1988 telah menyebabkan perombakan secara
mendasar pada industri perbankan.
Berdirinya perbankan syariah selanjutnya didukung dengan munculnya
UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana perbankan bagi hasil
diakomodasi. Selanjutnya pemberlakuan UU No. 10 Tahun 1998 serta UU No.
23 Tahun 1999 tentang perubahan UU No. 7 1992 tentang perbankan yang
diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk
SK direksi BI/Peraturan Bank Indonesia telah memberikan landasan hukum
yang lebih kuat dan kesempatan yang lebih luas bagi pengembangan perbankan
Syariah di Indonesia. Dimana menurut Undang-Undang tersebut perbankan
konvensional diijinkan untuk membuka Unit Usaha Syariah. Dual banking
system diberlakukan di Indonesia dengan diterapkannya sistem perbankan
konvensional yang berbasis bunga dan sistem perbankan syariah yang
berbasis bagi hasil.
pada tahun 1991 didirikannya Bank Muamalat Indonesia sebagai awal
cikal bakal perbankan Indonesia yang berbasis syariah dan beroperasi tahun
1992. syariah mulai menampakkan perkembangannya, terlebih setelah pada
2
tanggal 16 Desember 2003 MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman
bunga bank yang kemudian disusul dengan diberlakukannya kebijakan
pembukaan layanan syariah (office chaneling) pada tahun 2006.
Eksistensi perbankan syariah semakin kukuh dengan dikeluarkannya UU
No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pada tanggal 16 Juli 2008
yang secara rinci mengatur perbankan syariah di Indonesia. Dan munculnya
Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) pada tahun 2013.1 Dan selanjutnya mulai
terus bermunculannya Lembaga Keuangan Syariah yang salah satunya adalah
dalam dunia Perbankan.
Grafik 1.1
Sumber ; BI, Data diolah
1 Anif Punto Utomo, Dua Dekade Ekonomi Syariah: Menuju Kiblat Ekonomi Islam, Gres!,
(Jakarta :Publishing Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2014), hal. iv – v
36% 35% 33%
47% 49%
34%
24%
3% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah
di Indonesia
Growth Asset
3
Perbankan Syariah di Indonesia mempunyai prospek yang baik setiap
tahunnya hal ini dibuktikan dari pertumbuhan kinerja 11 Bank Umum Syariah
dengan indikator pertumbuhan asset dari tahun 2007 hingga 2013 sebesar 36%,
35%, 33%, 47%, 49%, 34%, dan 24%.2 Dan berdasarkan Statistik Perbankan
Syariah sampai dengan Desember 2014 tercatat hanya sebesar 24,2 persen. Ini
jauh di bawah rata-rata pertumbuhan sejak 2007 sampai dengan 2011 yang
mampu mencapai 36,1 persen per tahun. Laju pertumbuhan tersebut jauh di
atas rata-rata pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya sebesar 16,3
persen per tahun. Untuk itulah industri perbankan syariah mendapat julukan
sebagai the fastest growing industry.
Namun, sepertinya kemampuan alamiah perbankan syariah untuk tumbuh
tinggi mulai menurun. Setelah mampu tumbuh mencapai 47,6 persen dan 49,2
persen pada 2010 dan 2011, laju pertumbuhan aset perbankan syariah menurun
menjadi 34,1 persen dan 24,2 persen pada 2012 dan 2013. Penurunan
pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada 201, hingga menyentuh angka 3,4%.
Kondisi ini membuat upaya untuk mendorong peningkatan pangsa
perbankan syariah terhadap perbankan nasional semakin berat. Sampai dengan
April 2014, pangsa perbankan syariah tercatat sebesar 4,88 persen atau sedikit
menurun dari pangsa pada akhir 2013 sebesar 4,89 persen.
Seiring dengan menurunnya laju pertumbuhan aset, akselerasi
peningkatan pangsa perbankan syariah akan semakin melandai, bahkan
2 Ibid, hal. 88
4
kembali menurun. Perlu perjuangan yang lebih gigih agar pangsa perbankan
syariah nasional dapat kembali meningkat secara berkelanjutan. Upaya ini
cukup berat karena ibarat mengejar target yang bergerak, sehingga perlu
kecepatan yang lebih tinggi.
Tantangan yang dihadapi perbankan syariah diperkirakan tidak terkait
langsung dengan tekanan eksternal yang bersumber dari depresiasi nilai tukar,
penurunan harga komoditas dan penurunan permintaan ekspor mengingat
eksposur yang masih terbatas. Namun demikian, tantangan dalam persaingan
memperebutkan dana pihak ketiga tampaknya cukup mempengaruhi
pertumbuhan perbankan syariah. Hal ini mengingat bank-bank syariah,
sebagaimana umumnya bank-bank umum konvensional (BUK) berskala
menengah-kecil, sulit mengimbangi daya saing BUK berskala besar dalam
menarik likuiditas masyarakat, termasuk dalam kondisi suku bunga yang
berada pada tren meningkat mengikuti kenaikan BI rate.3
Grafik 1.2
3 Laporan Perkemabangan Keuangan Syariah tahun 2013. Hal. 2
5
Sumber : statistik perbankan Indonesia
Dari grafik 1.2 pada tahun 2013 dijelaskan bahwa sumber dana Bank
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) 88,17 persen didominasi
oleh Dana Pihak Ketiga (DPK).
Grafik 1.3
Sumber ; BI, Data diolah
Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan aset perbankan saat ini
adalah kurangnya penghimpunan Dana Pihak Ketiga. Dengan demikian,
kemampuan perbankan syariah dalam penghimpunan DPK sangat menentukan
akselerasi pertumbuhan asetnya. Dapat kita lihat pada grafik 1.3, ditunjukkan
bahwa pada tahun 2009 – 2011 Dana Pihak Ketiga megalami kenaikan,
sedangkan pada tahun 2012 – 2014 Dana Pihak Ketiga mengalami penurunan.
41% 45%
51%
27% 24%
6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Indonesia
Pertumbuhan DPK
6
Ini dapat kita lihat pada persaingan di pasar pendanaan khususnya dalam
memperebutkan dana „murah‟ seperti giro dan tabungan semakin ketat
sehingga perbankan syariah yang relatif kecil skala usahanya kembali
mengandalkan deposito untuk mengejar target pertumbuhan dana. Namun
seiring kenaikan suku bunga dana sebagai respon atas kenaikan BI rate sejak
triwulan 2-2013, maka pertumbuhan deposito perbankan syariah juga
melambat karena sulit menyaingi BUK besar yang memiliki struktur
pendanaan yang lebih fleksibel untuk secara lebih agresif menaikkan suku
bunga. Selain itu pada perbankan syariah, return dana pihak ketiga bergantung
pada kinerja sektor riil di sisi aset bank, sehingga tidak se-fleksibel BUK yang
dapat segera merespon perubahan suku bunga.
Selain dari sisi penghimpunan dana, seperti dana pihak ketiga Perlu
diperhatikan pula masalah yang menyangkut dengan penyaluran dana dan
risiko kreditnya. Pembiayaan merupakan pilihan utama penempatan dana
perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada
bank lain ataupun surat-surat berharga.
7
Grafik 1.4
Sumber ; BI, Data diolah
Berdasarkan dari grafik di atas, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2012-
2014 mengalami kenaikan, terutama pada tahun 2012 yang megalami kenaikan
sebesar 11,06% . ini memandakan bank syariah di Indonesia memiliki
kebutuhan likuuiditas yang tinggi, karena jumlah FDR yang ikut meningkat.
Tingginya FDR bank syariah saat ini meyebabkan tingkat resiko
pembiayaan dan risiko likuiditas bank syariah menjadi tinggi. Selain itu
penyisihan Penyisihan dan Penghapusan Aktiva Produktif yang harus
disediakan bank syariah menjadi tinggi. PPAP yang tinggi ini memperkecil
aset bank syariah.
Peningkatan FDR pada tahun 2012 dikarenakan pangsa pembiayaan yang
mencapai 75,6% pada tahun 2012. Ditengah perlambatan pertumbuhan DPK,
pertumbuhan pembiayaan yang tergolong signifikan tersebut menegaskan
89,70% 89,67% 88,94%
100,00% 100,32% 98,64%
80,00%
85,00%
90,00%
95,00%
100,00%
105,00%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan FDR Bank Syariah di
Indonesia
FDR
8
bahwa fungsi intermediasi perbankan syariah berjalan dengan baik dan tetap
fokus kepadasektor riil.
Grafik 1.5
Sumber ; BI, Data diolah
Dapat kita lihat dari grafik di atas pada tahun 2012 sampai 2014 NPF
mengalami kenaikan mencapai 4.04%. Meskipun pangsa pembiayaan non
performing kurang dari 5% atau masih dalam batas yang terkendali, namun
pertumbuhannya yang cukup signifikan perlu diperhatikan dan dimitigasi lebih
lanjut dalam kerangka manajemen risiko yang lebih komprehensif.
NPF (gross) pada beberapa sektor mengalami peningkatan, antara lain
NPF sektor pertanian yang mencapai 5,2% dan konstruksi yang mencapai
5,0%. Pada segmen pembiayaan KPR, kualitas pembiayaan masih relatif
4%
3,02%
2,52% 2,22%
2,62%
4,04%
0%
1%
1%
2%
2%
3%
3%
4%
4%
5%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan NPF Perbankan Syariah di Indonesia
NPF
9
terjaga dengan rasio NPF sebesar 2,9%.4 Sedangkan NPF pada sector
transportasi tercatat masih cukup tinggi yaitu 7,9%. 5
Berdasarkan hal tersebut di atas, rendahnya aset perbankan syariah serta
factor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menyebabkan bank syariah
belum dapat banyak memberikan kontribusi terhadap perekonomian
Indonesia. Akibatnya, pertumbuhan perbankan syariah belum menjadi
solusi bagi permasalahan perekonomian nasional sebagaimana yang
diharapkan.
Oleh Karena itu, ini merupakan tantangan terbesar Perbankan Syariah
saat ini, untuk mendobrak dan menaikkan kembali pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah yang saat ini sedang mengalami penurunan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan proposal
penelitian dengan judul : " PENGARUH DPK, FDR DAN NPF
TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK UMUM SYARIAH (BUS)
DI INDONESIA TAHUN 2010-2014.”
4 Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013. Hal. 8
5 ibid. Hal. 11
10
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi permasalahan
yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar tidak keluar dari
pembahasan, diantaranya:
a. Data yang digunakan merupakan data yang diambil dari Laporan
Keuangan Bank Syariah pada tahun 2010 sampai dengan 2014.
Indikator yang mewakilinya adalah Dana Pihak Ketiga (DPK),
Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF).
b. Data Pertumbuhan Aset yang digunakan merupakan data dari Laporan
Keuangan Bank Syariah pada tahun 2010 sampai dengan 2014.
Indikator yang mewakilinya adalah Total Aktiva.
2. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah
penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
a. Bagaimana pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset
Bank Syariah di Indonesia?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
secara empiris pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset
Bank Syariah dan juga untuk mengetahui:
a. Faktor apa yang berpengaruh terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah
di Indonesia ?
b. Bagaimana arah dari pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia.
Sehingga dapat disimpulkan saran strategis bagi Bank Syariah untuk
mempertahankan eksistensi, menjaga pertumbuhan aset, dan meminimalisir
risiko dalam usahanya mendapat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan
dananya di Bank Syariah.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjawab
semua masalah dalam penelitian ini, selain itu diharapkan juga dapat berguna
bagi:
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi.
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan dilakukan.
12
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang factor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan asset pada bank syariah.
d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi bank syariah dalam
pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk
merencanakan suatu setrategi baru, sehingga kinerja dan aset dari Bank
Syariah di Indoensia mengalami peningkatan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan teori terkait Pertumbuhan Aset, Dana Pihak
Ketiga (DPK), Financing to Debt ratio (FDR) dan Non Performing Financing
(NPF) Perbankan Syariah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, penjelasan mengenai operasional
variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
13
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi data penelitian mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Financing to Debt ratio (FDR) dna Non Performing Financing (NPF)
terhadap Pertumbuhan Aset.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Aset
Aset atau aktiva adalah harta atau sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat usaha dalam operasi
perusahaan. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Pengertian aset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut :
1. Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132)
dikemukakan bahwa : “kekayaan ekonomi perusahaan termasuk didalam
pembebanan yang ditunda yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi
yang berlaku.”
2. Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi
sebagai berikut : “aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang
diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu
sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”
3. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu
dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan
memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.
Total aset adalah total dari keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan
atau lembaga keuangan yang digunakan sebagai penunjang operasional
perusahaan atau lembaga keuangan tersebut.
15
Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan total aktiva lancar yang ditambah
dengan pertumbuhan total aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas
dan aktiva yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang
tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun
dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
Aktiva dibagi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Adapun
yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek,
piutang wesel, piutang dagang,persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan
yang masih harus diterima, biaya yang dibayar dimuka. Sedangkan yang
termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah yang mempunyai umur ekonomis
lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi
perusahaan, seperti investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud,
beban yang ditangguhkan dan aktiva lain–lain.
Menurut Brimigham dan Erhart (2005), perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan
dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk
mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan
utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah.
16
Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan atau tingkat
pertumbuhan tahunan dari total aset. Assets Growth secara sistematis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
PA = Pertumbuhan Aktiva
TAt = Total Aktiva periode t
TAt-1 = Total Aktiva untuk periode t-1
Pertumbuhan suatu bank sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan bank
tersebut. Untuk megukur pertumbuhan suatu bank, ada beberapa parameter yang
dijadikan sebagai tolak ukur. Bank Indonesia menjadikan tujuh hal sebagai
indicator utama perbankan, yaitu :
1. Total Aset, yaitu keseluruhan harta yang dimiliki oleh perbankan.
2. Dana Pihak Ketiga (DPK), dana yang berhasil dihimpun perbankan.
3. Earnig, atau pendapatan perbankan
4. CAR, Capital Adequasy Ratio yaitu persentasi kecukupan modal untuk
menutup berbagai resiko, terutama resiko pasar dan resiko pembiayaan.
5. Non Performing Financing/Loan (NPF/NPL), prosentase jumlah kredit/
pembiyaan yang tidak dapat dikemabalikan debitur.
6. Return of Asset (ROA), prosentasi pendapatan terhadap aset perbankan.
7. Financing to Deposit Ratio (FDR)/Loan to Deposit Ratio (LDR) atau rasio
17
pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga yang dapat dihimpun (Laporan
Pengembangan Perbankan- LPP 2006)6
B. Bank
1. Pengertian Bank
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya.7
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan prejanjian berdasarkan hukum Islam
antara Bank dan pihka lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha , atau kegiatan lainnya yang di nyatakan sesuai dengan syariah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, bank merupakan lembaga perantara keuangan
antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan
dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang
memiliki dana dan akan digunakan untuk investasi di bank. Penyimpanan
uang di bank selain aman juga menghasilkan bunga dari uang yang
disimpannya. Oleh bank dana simpanan masyarakat ini disalurkan kembali
kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pinjaman untuk
6 Yuria Pratiwi Cleopatra, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan
Syariah di Indonesia. Universitas Indonesia, hal 24-25 7 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 10, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 3
18
membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga.8
Sebagai perantara keuangan bank akan memperoleh keuntungan dari
selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan (bunga simpanan) dengan
bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan ini dikenal
dengan istilah Spread Based. Jenis keuntungan ini diperoleh dari bank jenis
konvensional. Sedangkan bagi bank jenis syariah (muamalah) tidak dikenal
istilah bunga, karena bank syariah mengharamkan bunga. Dalam bank syariah
keuntungan yang diperoleh dikenal istilah bagi hasil atau Profit Sharing.
Disamping keuntungan yang diperoleh dari Spread Based atau dari Profit
Sharing, bank juga memperoleh keuntungan dari kegiatan jasa-jasa bank
lainnya yang disebut fee based.
Dalam Praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari
segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:9
1. Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu Negara. Di
setiap Negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-
cabangnya. Di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia
(BI). Fungsi Bank Indonesia di samping bank sentral adalah sebagai bank
sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort.
8 Ibid, h. 5
9 Ibid, h. 8 - 9
19
2. Bank Umum, merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa
perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal
sebagai bank komersil dan dikelompokkan lagi kedalam berbagai jenis.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), merupakan bank yang khusus melayani
masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang
ditawarkan oleh BPR relative lebih sempit jika dibandingkan dengan bank
umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak dibolehkan
diselenggarakan oleh BPR, seperti pembukaan rekening giro dan ikut
kliring.
Selain itu jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dar berbagai segi antara
lain:10
1. Dilihat dari segi kepemilikannya adalah:
a. Bank milik Pemerintah, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian
besar milik pemerintah Indonesia, contohnya: BNI, BRI, BTN, dan
Bank Mandiri.
b. Bank milik swasta nasional, yaitu bank yang modalnya penuh atau
sebagian besar milik swasta nasional, contohnya: BCA, Bank
Danamon, Bank Lippo, dan Bank Mega.
c. Bank milik koperasi, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian
besar milik perusahaan berbadan hokum koperasi, contohnya Bank
10
Ibid, h. 20 - 25
20
Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
d. Bank milik asing, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar
milik swasta asing atau pemerintah asing, contohnya: America Express
Bank, Bank of Tokyo, dan Standard Chartered Bank.
e. Bank milik campuran, yaitu bank yang modalnya sebagian milik asing
dan sebagian lagi milik swasta campuran
2. Dilihat dari segi statusnya adalah:
a. Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi
keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri. Persyaratan untuk
menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia
b. Bank non-devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa
3. Dilihat dari cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat), yaitu bank yang
dalam menentukan harga menggunakan 2 metode, yaitu:
1) Menetapkan bunga sebagai harga untuk jasa simpan pinjam
2) Menetapkan biaya-biaya untuk jasa lainnya (Fee Based)
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)11
, menurut ensiklopedi
Islam, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
11
Warkum Sumitro, “Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait: BAMUI,
TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia”, Cet. 4, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, h. 5
- 6
21
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip Syariat Islam.
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni
mengacu kepada ketentuan ketentuan Al Quran dan Hadits. Sedangkan
pengertian muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan
dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual beli (bai‟),
bunga (riba), piutang (qoroah), gadai (rahn), memindahkan utang (hawalah),
bagi untung dalam perdagangan (qiro‟ah), jaminan (dhomah), persekutuan
(syirkah), persewaan dan perburuhan (ijarah).
Di dalam operasionalisasinya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman
Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak
dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad
para ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al
Quran dan Hadits.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank syariah
adalah sebagai berikut :12
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
12
Kasmir, 2012, h. 26
22
2. Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah)
3. Prinsip jual belli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank syariah
juga berdasarkan prinsip syariah seperti hawalah, kafalah, dan wakalah.
Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank syariah dasar
hukumnya adalah Al Quran dan Hadits. Bank syariah mengharamkan
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank Syariah
bunga adalah riba.13
2. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya
melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinip syariah dan melaksanakan
kegiatan lalu lintas pembayaran. 14
Perbankan syaria adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan prose dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No. 21 Tahun
2008)
13
Ibid, h. 26 14
Zainuddin Ali, “Hukum perbankan syariah”, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h. 51
23
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
a. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
wadi‟ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
b. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
c. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,
Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
d. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,
Akad istishna‟, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
e. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardhatau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
f. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
24
g. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
h. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah;
i. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasartransaksi nyata berdasarkan
Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
j. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
k. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan
Prinsip Syariah;
l. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;
m. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah;
n. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
o. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
p. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
Prinsip Syariah; dan
25
q. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di
bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga atau yang biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh
dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat
luas. Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat,
baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank
(Kuncoro, 2002). Dana-dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat
(Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank ( mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank) (Kristian, 2011). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dapat berupa giro, tabungan, dan deposito.
1. Giro
adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakuakan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.15
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Giro
15
Ismail, “Perbankan Syariah”, Cet. 1, Kencana, Jakarta, 2011, h. 66
26
Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan Fatwa
tetang giro :
Pertama : Giro ada dua jenis
1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2. Giro yang dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang berdasarkan
prinsip Mudharabahdan Wadi‟ah.
Kedua : Ketentuan umum Giro berdasarkan Mudharabah
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maalatau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
3. mudharabah dengan pihak lain.
4. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
5. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
6. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
7. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
27
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Ketiga : Ketentuan umum Giro berdasarkan Wadi‟ah
1. Bersifat titipan.
2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call).
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(„athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
2. Tabungan
(save deposit) menurut Undang-Undang Perbankan No. 1998, tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
a. Tabungan Wadiah
Tabungan Wadiah merupakan jenis simpanan yang menggunakan akad
wadiah/titipan yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian.
b. Tabungan Mudharabah
Tabungan Mudharabh merupakan produk penghimpunan dana oleh bank
syariah yang menggunakan akad mudharabah mutlaqoh. Bank Syariah
bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Tabungan
28
Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan
Fatwa tetang Tabungan :
Pertama : Tabungan ada dua jenis
1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip
Mudharabahdan Wadi‟ah.
Kedua : Ketentuan umum Tabungan berdasarkan Mudharabah
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
29
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Ketiga : Ketentuan umum Tabungan berdasarkan Wadi‟ah
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan
kesepakatan.
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk
pemberian („athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
3. Deposito
Deposito menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/
atau UUS. 16
Jangka waktu deposito berjangka ini bervariasi antara lain :
a. Deposito jangka waktu 1 bulan
b. Deposito jangka waktu 3 bulan
c. Deposito jangka waktu 6 bulan
16
Ibid, h. 91
30
d. Deposito jangka waktu 12 bulan
e. Deposito jangka waktu 24 bulan17
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Deposito
Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan Fatwa
tetang Deposito:
Pertama : Deposito ada dua jenis
1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu Deposito yang
berdasarkan perhitungan bunga.
2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip
Mudharabah.
Kedua : Ketentuan umum Deposito berdasarkan Mudharabah
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
17
Ibid, h. 92
31
syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah
dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi akan
lebih banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya, daripada
perusahaan yang pertumbuhan assetnya rendah. Adanya pertumbuhan asset
berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi,
dimana penambahan tersebut berarti juga penambahan biaya bagi
perusahaan. dari uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
semakin tinggi tingkat pertumbuhan asset maka, perusahaan semakin
memerlukan biaya atau dana agar perusahaan dapat terus beroperasi.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada
umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, pada
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhann modal
32
baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan (Lukas, 2003).
Pemenuhan kebutuhan akan dana tersebut dapat diperoleh
melalui akumulasi penyusutan aktiva tetap, maupun dengan laba
ditahan. Berkaitan dengan laba, perlu diingat bahwa tidak semua laba
akan ditahan dan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
Sebagian laba harus dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang
saham, sehingga semakin tinggi laba, maka semakin tinggi dividen yang
harus dibagikan. Akibatnya adalah proporsi laba ditahan akan semakin
berkurang, dalam hal ini perusahaan harus mencari sumber dana dari
luar, yaitu dengan utang. Di sini utang lebih dipilih karena berkaitan
dengan adanya pajak, semakin tinggi pendapatan maka pajak yang
dikenakan akan semakin tinggi pula. Adanya utang maka bagi hasil dan
bonus dapat dikurangkan kedalam penghitungan pajak, sehingga dianggap
lebih menguntungkan. Semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin
besar keuntungan dari penggunaan pajak, sehingga semakin besar daya
tarik penggunaan utang (Lukas, 2003).
D. Financing To Deposit Ratio (FDR)18
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan
yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
18
Veithzal Rivai, 2007, h. 724
33
likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi
rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah
dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar,
dengan rumusan sebagai berikut :
Bank Indonesia menetapkan rasio FDR sebagai berikut :
1. Untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih, berarti likuiditas bank tersebut
dinilai tidak sehat
2. Untuk rasio FDR kurang dari 110%, berarti likuiditas bank tersebut dinilai
sehat
FDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang
dikumpulkan oleh bank (terutama dana masyarakat). Semakin tinggi FDR
menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah
FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan.
Karena semakin tinggi FDR dimana kondisi likuiditas terancam dan tidak
mampu menahan kerugian, maka pertumbuhan aset semakin menurun, maka
FDR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan aset.
34
E. Non Performing Financing (NPF)
1. Definisi Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing atau Pembiayaan bermasalah berarti
pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi
target yang diinginkan pihak bank seperti:
a. pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah,
b. pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian
hari bagi bank,
c. pembiayaan yang termasuk dalam golongan perhatian khusus, diragukan,
dan macet
d. golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian.19
Pembiayaan non lancar atau yang juga dikenal dengan istilah NPF dalam
perbankan syariah adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu dengan
kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.20
NPF merupakan rasio yang menunjukkan jumlah pembiayaan yang
tergolong dalam kolektabilitas 3 sampai 5. Jika NPF suatu bank selalu tinggi
maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPF yang
19
Veithal Rivai, Bank dan Financial Instituon Management (Conventional and Sharia
System), Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2007, h. 256 20
Heri Sudarsono, “Bank dam Lembaga Keuangan Syariah Deksripsi dan Ilustrasi, Ekonisia,
Yogyakarta, 2007, h. 127
35
tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi PPAP
yang terbentuk. Bila hal ini terus menerus terjadi maka mungkin saja modal
bank tersebut akan tersedot untuk membayar PPAP. Karena itulah bank
menginginkan NPF yang rendah. Nilai NPF yang rendah akan meningkatkan
nilai profitabilitas bank syariah.
2. Perhitungan Non Performing Financing (NPF)
NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank
Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan
aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian Bank.21
NPF dapat dilihat dengan menggunakan rumusan sebagai
berikut:
3. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing (NPF)
Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5%
jika melebih 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang
bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Skor nilai
NPF ditentukan sebagai berikut :
21
Dwi Nur‟aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press,
Jakarta, 2013, h. 96
36
a. Lebih dari 8% skor nilai = 0
b. Antara 5% - 8% skor nilai = 80
c. Antara 3% - 5% skor nilai = 90
d. Kurang dari 3% skor nilai = 100
Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak
memberikan kewajibannya dalam bentuk margin ataupun bagi hasil kepada
kreditur, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan bank serta
menurunkan kesehatan bank.
F. Penelitian Terdahulu
Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah
membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang
akan dibahas, yakni:
1. Ida Syafrida dan Ahmad Abror yang berjudul “Faktor-Faktor Internal Dan
Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di
Indonesia”, 2011. Politeknik Negeri Jakarta. Variable yang digunakan
adalah Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier
berganda. berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah adalah jumlah kantor bank syariah,
Financing to Debt Ratio (FDR), dan biaya promosi sedangkan jumlah
office chaneling dan jumlah uang beredar tidak mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah secara signifikan.
37
2. Ellyn Herlia Nur Hidayah yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan aset Perbankan Syariah”, 2008. Universitas Indonesia.
metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Dengan
variable Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK),
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Return On Assets
(ROA). Hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan SBI. Variabel Non Performing Financing (NPF) dan
Return On Assets (ROA) berdasarkan hasilpenelitian ternyata tidak
signifikan.
3. Ian Ahmad Fauzi yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah
Madani”, 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. variabel yang digunakan Total aset
(Y) Non Performing Financing (NPF), Total pendapatan hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Variabel Pembiayaan Bermasalah tidak signifikan dan
tidak memberikan pengaruh negatif terhadap Total Aset BMT. Variabel
Total Pendapatan menunjukkan signifikan dan berpengaruh yang bersifat
positif terhadap Total Aset BMT. variabel Pembiayaan Bermasalah dan
Total Pendapatan mempunyai hubungan yang positif dan kuat terhadap
Total Aset BMT. Uji F statistik, menghasilkan bahwa semua variabel
independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya.
38
4. Yuria Pratiwi Cleopatra yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”. 2008. Universitas
Indoneisa. Metode yang digunakan adalah Single linier Regression dan
Multi Linier Regression. Variabel yang digunakan Jumlah Bank Syariah,
Jumlah Kantor Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga (DPK), Nisbah Bagi Hasil,
Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Office
Channeling, Tingkat Inflasi, Tingkat suku bunga, SBI dan SWBI. Yang
berpengaruh signifikan adalah variable Dana Pihak Ketiga (DPK), Jumlah
Bank Syariah, Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio
(FDR), Nisbah Bagi Hasil dan Tingkat Suku Bunga.
5. Anriza Witi Nasution yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Variabel
Ekonomi Makro Dan Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah Di Indonesia. 2009. Universitas Indonesia. Variable
yang digunakan adalah Jumlah uang beredar, pertumbuhan kurs,
pertumbuhan GDP sebagai variable Makro Ekonomi dan perkembangan
equivalent rate. Menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan
hasil jumlah uang beredar dan pertumbuhan kurs signifikan mempengaruhi
pertumbuhan aset. Perbankan syariah. Sedangkan pertumbuhan GDP dan
Equivalent rate tidak mempengaruhi secara signifikan.
39
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Penulis / Judul
Skripsi, Jurnal / Tahun
Variabel
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Analisis
1. Ida Syafrida dan Ahmad
Abror yang berjudul
“Faktor-Faktor Internal
Dan Eksternal Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah Di
Indonesia”, 2011.
JK, FDR
biaya
promosi,
OC,
Jumlah
uang
beredar
Analisis Regresi
Linear Berganda
Yang berpengaruh
signifikan adalah
variabel Jumlah kantor
Bank Syariah, FDR ,
Biaya promosi,
sedangkan OC dan
Jumlah Uang Beredar
tidak berpengaruh
signifikan.
2. Ellyn Herlia Nur
Hidayah yang berjudul
“Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan aset
Perbankan Syariah”,
2008.
DPK, NPF,
SBI, ROA
Analisis Regresi
Linear Berganda
Yang berpengaruh
signifikan adalah
variabel DPK dan SBI
sedangkan NPF dan
ROA tidak
berpengaruh
signifikan.
3. Ian Ahmad Fauzi yang
berjudul “Faktor –
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset Pada
Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Berkah
Madani”, 2011.
Total Aset
dan NPF
Analisis SWOT NPF signifikan
berpengaruh
4. Yuria Pratiwi Cleopatra
yang berjudul “Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset
Perbankan Syariah di
Indonesia”. 2008.
DPK, NPF,
FDR,
jumlah
bank,
jumlah
kantor,
tingkat
suku
Single linier
Regression dan
Multi Linier
Regression.
Yang berpengaruh
signifikan adalah
variabel DPK, Jumlah
Bank, NPF, FDR,
Nisbah Bagi Hasil dan
tingkat suku bunga
sedangkan jumlah
kantor, OC, inflasi,
40
R
i
n
g
k
a
s
a
n
bunga,
tingkat
inflasi, OC,
SBI, SWBI
SBI, SWBI tidak
berpengaruh
signifikan.
5. Anriza Witi Nasution
yang berjudul “Pengaruh
Pertumbuhan Variabel
Ekonomi Makro Dan
Equivalent Rate
Terhadap Pertumbuhan
Aset Perbankan Syariah
Di Indonesia. 2009
Jumlah
uang
beredar,
prtumbuha
n Kurs,
GDP dan
Equivalent
Rate
Analisis Regresi
Linear Berganda
Yang berpengaruh
signifikan adalah
variabel jumlah uang
beredar, pertumbuhan
kurs sedangkan GDP
dan Equivalent Rate
tidak berpengaruh
signifikan.
41
G. Kerangka Konsep
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
DPK
Pertumbuhan Aset
Model Estimasi Data Panel
Koefisien Determinasi (R2)
Kesimpulan dan Saran
Uji F Uji t
NPF FDR
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinieritas
as
Autokorelasi Heteroskedastisit
as
42
I. Hipotesis
Ha1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara parsial terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha2 : Financing to Debt Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha3 : Non Pertforming Financing (NPF) berpengaruh secara parsial terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha4 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Non
Pertforming Financing (NPF) berpengaruh secara simultan kepada
terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to
Debt Ratio (FDR) dan Non Pertforming Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan
Aset Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan
dari Laporan Keuangan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan untuk umum
periode 2010 sampai 2014.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data panel dari
tahun 2010 sampai tahun 2014. Data penelitian yang mencakup data periode
2010 sampai 2014 dipandang cukup mewakili kondisi perbankan syariah di
Indonesia pada saat itu dan indikator-indikator keuangan perbankan syariah pada
periode itu.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini memiliki populasi yaitu Bank Umum Syariah di Indonesia
yang terdaftar di Bank Indonesia yang sudah mempublikasikan laporan keuangan
dari tahun 2010. Berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia per-Desember 2014 terdapat total 12 Bank Umum Syariah
yang merupakan besarnya populasi dalam penelitian ini.
44
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.22
Adapun persyaratan yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Bank Umum Syariah sudah terdaftar di Bank Indonesia berdasarkan statistik
perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014.
2. Mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2010-2014.
3. Data tersedia lengkap.
Tabel 3.1
Daftar Sample Penelitian
No. kode Nama Bank
1 BSK Bank Syariah Bukopin
2 BPS Bank Panin Syariah
3 BSM Bank Syariah Mandiri
4 BCAS BCA Syariah
5 BNIS BNI Syariah
6 BRIS BRI Syariah
7 BSMI Bank Syariah Mega Indonesia
22
Albert Kurniawan, “Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep, dan Praktik
Penelitian Bisnis”, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014, h. 83
45
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.23
Peneliti
memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:
1. Penelitian pustaka (library research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet dan
perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (field research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari
laporan keuangan dari masing-masing Bank Umum Syariah selama periode
tahun 2010-2014 yang bisa dilihat dari situs masing-masing perusahaan
sampel.
23
Nur Indriantoro dan Babang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen,” Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002, h. 147.
46
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini menunjukkan cara pengukuran dari masing-
masing variabel tersebut. Pengertian dari masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Variabel bebas dalam
penelitian ini berupa:
a. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga atau yang biasa disingkat dengan DPK adalah
seluruh dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari
masyarakat luas (Kasmir, 2000). Dana masyarakat adalah dana-dana
yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha,
yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk
simpanan yang dimiliki oleh bank (Kuncoro, 2002). Dana-dana pihak
ketiga yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (
mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank)
(Kristian, 2011).
47
b. Financing to Debt Ratio (FDR)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah
pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank,
yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya.24
Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin riskan kondisi
likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya
efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Karena semakin tinggi
FDR dimana kondisi likuiditas terancam dan tidak mampu menahan
kerugian, maka Pertumbuhan Aset menurun.
FDR dirumuskan sebagai berikut:
c. Non Performing Financing (NPF)
NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk.
Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik
24
Veithzal Rivai, 2007, h. 724
48
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian Bank.25
Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi
debitur yang tidak memberikan kewajibannya dalam bentuk margin
ataupun bagi hasil kepada kreditur, sehingga berpotensi menurunkan
pendapatan bank serta menurunkan Aset sehingga pertumbuhan aset
menurun.
NPF dapat diukur dengan rumusan sebagai berikut:
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel tidak
terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Variabel terikat dalam
penelitian ini berupa:
a. Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan total aktiva lancar yang
ditambah dengan pertumbuhan total aktiva tidak lancar. Aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan
25
Dwi Nur‟aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press,
Jakarta, 2013, h. 96
49
yang normal).
Aktiva dibagi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Adapun
yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek,
piutang wesel, piutang dagang,persediaan, piutang penghasilan atau
penghasilan yang masih harus diterima, biaya yang dibayar dimuka.
Sedangkan yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah yang
mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis
dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, seperti investasi jangka
panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban yang ditangguhkan dan
aktiva lain–lain.
Variabel pertumbuhan aset dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan persentase kenaikan atau peunrunan aset dari suatu periode ke
periode berikutnya. Untuk mengukur besarnya pertumbuhan aset digunakan
rumusan sebagai berikut :
Keterangan :
PA = Pertumbuhan Aktiva
TAt = Total Aktiva periode t
TAt-1 = Total Aktiva untuk periode t-1
50
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik
yaitu dengan penerapan Eviews 8.1. Setelah data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data
yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif
mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah
dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil
perusahaan yang menjadi sampel. Statistik deskriptif berhubungan dengan
pengumpulan dan peningkatan data, serta penyajian hasil peningkatan
tersebut.26
26
Imam Ghozali, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 5, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 19.
51
2. Penentuan Model Regresi
Data panel adalah kombinasi antara data silang tempat (cross section)
dengan data runtut waktu (time series). Secara umum dengan
menggunakan data panel kita akan menghasilkan intersep dan slope
koefisien yang berbeda pada setiap perusahaan dan setiap periode waktu.
Oleh Karen itu di dalam mengestimasi persamaan akan sangat tergantung
dari asumsi yang kita buat tentang intersep, koefisien slope dan variable
gangguannya. Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam
mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square
(Common Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), pendekatan efek
random (Random Effect).
a. Common Effect Model27
Model Common Effect menggabungkan data cross section dengan time
series dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model data
panel tersebut. Model ini merupakan model paling sederhana
dibandingkan dengan kedua model lainnya. Model ini tidak dapat
membedakan varians antara silang tempat dan titik waktu karena
memiliki intercept yang tetap, dan bukan bervariasi secara random.
27
Dedi Rosadi, “Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”, Penerbit
ANDI, Yogyakarta, 2012, h. 271
52
Model ini mengasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan bank
sama dalam berbagai kurun waktu.
b. Fixed Effect Model28
Pengertian model Fixed Effect adalah model dengan intercept berbeda-
beda untuk setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek
tidak berubah seiring waktu. Model ini mengasumsikan bahwa
intercept adalah berbeda setiap subjek sedangkan slope tetap sama
antar subjek. Dalam membedakan satu subjek dengan subjek lainnya
digunakan variabel dummy. Model ini sering disebut dengan model
Least Square Dummy Variables (LSDV).
c. Random Effect Model29
Random Effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar
subjek diasumsikan random yang dispesifikasikan dalam bentuk
residual. Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual
diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek. Model
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model fixed
effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data panel
dengan model Random Effect harus memenuhi persyaratan yaitu
28
Doddy Ariefianto, “Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews”,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2012, h. 150 29
Doddy Ariefianto, 2012, h. 150
53
jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel
penelitian.
Penentuan model terbaik antara common effect, fixed effect, dan
random effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini
digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang
tepat dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan,
pertama Chow test digunakan untuk memilih antara model common
effect atau fixed effect. Kedua, Hausman test digunakan untuk
memilih antara model fixed effect atau random effect yang terbaik
dalam mengestimasi regresi data panel.30
a. Chow Test
Chow test merupakan uji untuk membandingkan model common effect
dengan fixed effect. Chow test dalam penelitian ini menggunakan
program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah
sebagai berikut :
H0 : Model Common Effect
Ha : Model Fixed Effect
30
Dedi Rosadi, 2012, h. 276
54
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima
jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar
5%.31
b. Hausman Test
Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan random
effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai
model regresi data panel. Hausman test menggunakan program yang
serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. Hipotesis yang
dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut :
H0 : Model Random Effect
Ha : Model Fixed Effect
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima
jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar
5%.32
31
Doddy Ariefianto, 2012, h. 157 32
Ibid, h. 157
55
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada
analisisi regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square
(OLS). Beberapa alat uji yang sering dilakukan dalam uji asumsi klasik
adalah:33
a. Uji Normalitas34
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas
bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai
residualnya. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Metode untuk menguji normalitas
data adalah dengan melihat Tes Normalitas Jarque-Bera. Data
dianggap normal ketika nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai Chi-
Square tabel dengan degree of freedom sebanyak data sampel yang ada
dan nilai probability lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. 35
Selain
itu dapat juga digunakan one-Sample Kolgomorov-Smirnov Test
33
Albert Kurniawan, 2014, h. 156 34
Ibid, h. 156 35
Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Edisi 3,
UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2011, h. 5.37
56
dengan melihat tingkat signifikasinya, jika > 0,05 maka data
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas36
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-
variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menjadi terganggu. Pada kasus multikolinearitas
serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari
variabel independen dalam model.
Beberapa kriteria untuk mendeteksi multikolinearitas dalam suatu
model adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Semakin tinggi VIF,
maka semakin rendah Tolerance.
2) Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel
independen kurang dari 0,85, maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinearitas. Jika lebih dari 0,85 maka
36
Albert Kurniawan, 2014, h. 157
57
diasumsikan terjadi korelasi (interaksi hubungan) yan sangat kuat
antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.37
3) Jika nilai koefisien determinasi, baik nilai R2 maupun Adjusted
R2 di atas 0,60, namun tidak ada variabel independen yang
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka diasumsikan
model terkena multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas38
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana
terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Jika terjadi
heteroskedastisitas, maka akan berpengaruh kepada penaksiran standar
error yang bias sehingga menyebabkan nilai t hitung menjadi bias. t
hitung yang bias menyebabkan pengambilan keputusan melalui
pengujian hipotesis menjadi bias juga sehingga dapat menghasilkan
kesimpulan yang salah.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Park39
, dimana
nilai residual data yang telah di log natural diregresikan dengan
37
Dedi Rosadi, 2012, h. 80 38
Ibid, h. 158
58
variabel independen yang ada. Jika dari salah satu variabel independen
ada yang signifikan mempengaruhi nilai residual, maka dapat
dikatakan model terkena heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada
periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (et-
1). Jika dalam model regresi terjadi autokorelasi yang kuat maka dapat
menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi
berhubungan, biasa disebut spourious regression. Hal ini dapat terlihat
dari R2.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi diuji dengan Durbin-
Watson.40
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
dalam model regresi adalah sebagai berikut:41
Bila nilai D-W terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan
(4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada
autokorelasi.
39
Wing Wahyu Winarno, 2011, h. 5.12 40
Ibid, h. 158 41
Imam Ghozali, 2011, h.111
59
Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi
positif.
Bila nilai D-W lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi <
0, berarti ada autokorelasi negatif.
Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau D-W terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
4. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan
dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. Dengan
demikian, analisis regresi sering disebut sebagai analisis prediksi. Karena
merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai
riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan
nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang terbentuk.42
Bentuk umum persamaan analisis regresi berganda adalah:
Y = a + bX1 + bX2 + bXn + … + e
Dalam penelitian ini sendiri, jika variabel-variabelnya dimasukkan
kedalam model diatas maka akan menjadi, seperti di bawah ini:
42
Albert Kurniawan, 2014, h. 178
60
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + …. + e
Keterangan:
Y = Pertumbuhan Aset (PA)
a = Koefisien konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 = Financing to Debt Ratio (FDR)
X3 = Non Performing Financing (NPF)
e = Error
5. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari:
a. Uji Statistik F43
Digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan
43
Ibid, h. 198
61
cara membandingkan F hitung dengan F tabel. F hitung dapat
diperoleh dengan rumus:44
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
n = Jumlah data
m = Jumlah variabel independen
Sedangkan F tabel dapat diperoleh dari tabel F yang sudah ada dengan
cara:
{
}
Jika F hitung ≥ F tabel dan nilai signifikasi di bawah 0,05, maka Ha
diterima dan berarti hubungannya signifikan.
44
Riduwan & Sunarto, “Pengantar Statistika untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial,
Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis”, Alfabeta Bandung, Bandung, 2013, h. 110
62
b. Uji Statistik t45
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi
variabel bebas yang lain tidak berubah (cateris paribus). Uji t
dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Rumus
yang digunakan untuk mendapatkan t hitung adalah:46
Dengan b :
Dengan Sb :
Dimana Se :
√
45
Albert Kurniawan, 2014, h. 200 46
Jonathan Sarwono, “Strategi Melakukan Riset”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2013, h. 159-
160
63
Setelah didapatkan t hitung, maka dicari t tabel dari tabel t yang sudah
tersedia dengan ketentuan nilai alpha 5% harus dibagi 2 menjadi 0,025
dengan degree of freedom (DF) sebesar (n-2).
Kesimpulan didapatkan apabila t hitung ≥ t tabel dan nilai signifikasi
di bawah 0,05, maka Ha diterima dan berarti hubungannya signifikan.
c. Koefisien determinasi
Koefisien deteminasi (R2) digunakan untuk mendeteksi seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya
berkisar antara 0 < R2 < 1. Koefisien determinasi dapat dihitung
menggunakan rumus:47
(
√[ ][ ])
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sebaliknnya, nilai
R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
47
Ibid, h. 158
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum
Syariah berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank
Indonesia per-Desember 2014 dengan total Bank Umum Syariah adalah 12
bank yang merupakan besarnya populasi dalam penelitian ini.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dalam penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai
dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah
Bank Umum Syariah yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu data mengenai laporan keuangan perusahaan.\
Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian. Adapun kriteria yang digunakan
dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
65
a. Perusahaan merupakan Bank Umum Syariah berdasarkan statistik
perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember
2014.
b. Menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan 2010-2014.
c. Data tersedia lengkap (data mengenai rasio-rasio keuangan dan bagian-
bagian yang membentuknya).
Tabel di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel
dibawah dapat diketahui bahwa statistik perbankan syariah yang
dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014 terlihat bahwa jumlah
Bank Umum Syariah ada 12 bank. Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel
diperoleh sampel sebanyak 7 bank. Periode pengamatan yang diambil oleh
peneliti adalah selama 5 (lima) tahun per triwulan dari kuartal ke 2 tahun
2010 hingga 2014. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak 133 data laporan
tahunan Bank Umum Syariah. Berikut tabel yang menyajikan proses seleksi
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian.
66
Tabel 4.1
Daftar Sample Penelitian
No. kode Nama Bank
1 BSK Bank Syariah Bukopin
2 BPS Bank Panin Syariah
3 BSM Bank Syariah Mandiri
4 BCAS BCA Syariah
5 BNIS BNI Syariah
6 BRIS BRI Syariah
7 BSMI Bank Syariah Mega Indonesia
Tabel 4.2
Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Melanggar
Kriteria
Jumlah
Sampel Total
Sampel
BUS
1 Perusahaan merupakan Bank
Umum Syariah berdasarkan
statistik perbankan syariah yang
dipublikasikan Bank Indonesia
per-Desember 2014
12 12
2 Menerbitkan serta
mempublikasikan laporan
keuangan selama periode 2010-
2014
5 7 7
67
Sumber: Data Sekunder Diolah.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskripsi
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang
lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk
mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel. Pada penelitian ini
statistik deskriptif akan menggambarkan deskripsi dari masing-masing
variabel.
Table 2 menggambarkan statistik deskripsi seluruh variabel dalam
penelitian ini yang meliputi minimum, maksmum dan mean (rata-rata) dan.
Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil
pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan terhadap bank sampel.
3 Data tersedia lengkap (data
mengenai rasio-rasio keuangan
dan bagian-bagian yang
membentuknya)
7 7
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
7
Tahun Pengamatan (Triwulan)
19
Jumlah Total Sampel 133
68
Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil
pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan. Sedangkan mean (rata-
rata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Pertumbuhann Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio
(FDR), Non-Performing Financing (NPF), Variabel-variabel tersebut akan
diuji secara statistik dekriptif seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Variabel PA LNDPK FDR NPF
Mean 8.672406 15.33184 94.33346 1.660902
Median 6.250000 15.40154 92.13000 1.550000
Maximum 66.26000 17.89784 205.3100 4.460000
Minimum -13.02000 11.64125 65.32000 0.000000
Observations 133 133 133 133
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
a. Variabel Independen
1) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Variabel DPK mempunyai nilai Mean sebesar 15,33%,
sedangkan nilai minimum DPK bernilai sebesar 11,64% yang
terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun 2010 dan
menunjukkan tingkat DPK sehat.
69
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa
nilai DPK maksimum adalah 17,89% yang terdapat pada Bank
Syariah Mandiri pada tahun 2014, ini menunjukkan tingkat DPK
yang sangat sehat. Mean sebesar 15,33% menandakan bahwa rata-
rata Bank Umum Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu
2010 hingga 2014 mempunyai tingkat DPK yang bagus.
2) Financing to Debt Ratio (FDR)
Variabel FDR mempunyai nilai Mean 94,33%. Tingkat FDR
yang dinyatakan sehat adalah <110%, maka hasil uji statistik pada
tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai FDR minimum adalah 65,32%
yang terdapat pada Bank BCA Syariah pada tahun 2011 yang
menunjukkan likuiditas yang sehat, sedangkan nilai maksimumnya
adalah 205,31% yang terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun
2010 yang menunjukkan tingkat FDR yang tidak sehat. Mean
sebesar 94,33% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah
dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014
mempunyai tingkat FDR dengan kategori sehat.
3) Non-Performing Financing (NPF)
Variabel NPF mempunyai nilai Mean 1,66%. Tingkat NPF
mempunyai batas maksimum sebesar 5%, maka hasil uji statistik
pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai NPF minimum adalah 0%
yang terdapat pada Bank BCA syariah pada tahun 2011-2013 dan
70
Bank Panin Syariah pada tahun 2011 dan nilai maksimumnya
adalah 4,46% yang terdapat pada Bank Bukopin Syariah pada tahun
2012 yang menunjukkan tingkat NPF yang masih dapat ditolerir.
Mean sebesar 1,66% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum
Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014
memiliki kinerja keuangan yang baik dan memiliki kemampuan
yang baik dalam menyanggah risiko kegagalan pengembalian
pembiayaan oleh nasabah.
b. Variabel Dependen
1) Pertumbuhan Aset (PA)
Variabel PA mempunyai nilai Mean 8,67% . Tingkat PA pada
hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai
minimumnya adalah -13,02% yang terdapat pada Bank Mega
Syariah pada tahun 2014 yang menunjukkan Pertumbuhan aset yang
tidak sehat, sedangkan nilai maksimumnya adalah 66,26% yang
terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun 2011 yang
menunjukkan tingkat Pertumbuhan aset yang sangat sehat. Mean
sebesar 8,67% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah
dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014
mempunyai tingkat aset dengan kategori sangat sehat.
71
2. Penentuan Model Regresi Data Panel
Penentuan model terbaik antara Common Effect, Fixed Effect, Dan
Random Effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini
digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat
dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan, pertama
Chow Test digunakan untuk memilih antara model Common Effect atau
Fixed Effect. Kedua, Hausman Test digunakan untuk memilih antara model
Fixed Effect atau Random Effect yang terbaik dalam mengestimasi regresi
data panel.
a. Chow Test
Chow Test merupakan uji untuk membandingkan model Common
Effect dengan Fixed Effect. Chow test dalam penelitian ini
menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow
test adalah sebagai berikut :
H0 : Model Common Effect
Ha : Model Fixed Effect
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0
diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan
sebesar 5%. Chow test dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
72
Tabel 4.4
Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section Fixed Effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 8.411217 (6,122) 0.0000
45.726034 45.726034 6 0.0000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang lebih kecil
dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 ditolak yang berarti model regresi
yang digunakan adalah model Fixed Effect.
b. Hausman Test
Pengujian ini membandingkan model Fixed Effect dengan
Random Effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan
sebagai model regresi data panel. Hausman Test menggunakan program
yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. Hipotesis yang
dibentuk dalam Hausman Test adalah sebagai berikut :
H0 : Model Random Effect
Ha : Model Fixed Effect
73
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0
diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan
sebesar 5%. Hausman Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section Random Effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37.299792 4 0.0000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang lebih kecil
dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 ditolak yang berarti model regresi
yang digunakan adalah model Fixed Effect.
Dari kedua test diatas didapatkan kesimpulan bahwa model regresi
data panel yang terbaik untuk model regresi dalam penelitian ini adalah
model regresi dengan model Fixed Effect.
74
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan atas data sekunder dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi dengan hasil pengujian sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Eviews 8.1 menggunakan Test Jarque-Bera untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak.
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-Bera
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:\
75
Tabel 4.6
Test Normalitas Jarque-Bera
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Uji statistik Jarque-Bera mempunyai kriteria jika nilai Jarque-Bera
diatas nilai Chi-Square Tabel dan nilai probability dibawah nilai
signifikansi 0,05, maka data yang diuji memiliki perbedaan yang
signifikan dengan data normal baku sehingga data yang diuji tidak
berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Jarque-Bera dibawah nilai
Chi-Square Tabel dan nilai probability diatas nilai signifikansi 0,05,
maka data yang diuji memiliki distribusi normal.
Berdasarkan grafik diatas dapat dikatakan bahwa data residual
terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Jarque-Bera sebesar
2,096278 yang lebih kecil atau dibawah nilai Chi-Square Tabel dengan
df 131 yaitu sebesar 153,204 dan nilai probability yang berada diatas
nilai signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,35.
0
4
8
12
16
20
24
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Series: Standardized Residuals
Sample 2010Q2 2014Q4
Observations 133
Mean -7.48e-16
Median -0.293490
Maximum 24.26843
Minimum -19.31217
Std. Dev. 7.914384
Skewness 0.279600
Kurtosis 3.256070
Jarque-Bera 2.096278
Probability 0.350590
76
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen
tidak terjadi korelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
dilakukan dengan melihat korelasi diantara variabel independennya, jika
korelasi lebih dari 0,85 maka dinyatakan terdapat multikolinearitas
dikarenakan nilai 0,85 pada korelasi berarti hubungan yang kuat.
Korelasi antar variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Korelasi Variabel Independen
PA LNDPK FDR NPF
PA 1.000000 -0.334639 0.068199 -0.315391
LNDPK -0.334639 1.000000 -0.147634 0.413692
FDR 0.068199 -0.147634 1.000000 -0.050997
NPF -0.315391 0.413692 -0.050997 1.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada variabel independen
yang mempunyai korelasi dengan variabel independen lainnya bernilai
diatas 0,85, sehingga dapat dikatakan data dalam penelitian ini tidak
terdapat multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan semua variabel
independen dalam model regresi terbebas dari problem multikolinearitas
dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
77
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji
Park.
Apabila variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel residual (kurang dari 5%), maka terjadi
heteroskedastisitas. Namun, apabila probabilitas signifikan diatas 5%
maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
tabel 4.8
Uji Park
Dependent Variable: LOG(RES2)
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:15
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LNDPK -0.365819 0.410421 -0.891326 0.3745
FDR 0.010037 0.014674 0.684020 0.4953
NPF -0.075291 0.323232 -0.232931 0.8162
C 2.749841 7.152960 0.384434 0.7013
78
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi
semua variabel diatas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
antara satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam
penelitian ini menggunakan Durbin Watson Test (D-W) untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi
Tabel 4.9
Uji Durbin-Watson
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133
79
R-squared 0.397441 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.353352 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 8.351637 Akaike info criterion 7.155003
Sum squared resid 8579.229 Schwarz criterion 7.372323
Log likelihood -465.8077 Hannan-Quinn criter. 7.243314
F-statistic 9.014387 Durbin-Watson stat 2.254821
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
1) du < DW < (4-du) berarti tidak ada autokorelasi,
2) DW < dl berarti ada autokorelasi positif,
3) DW > (4-dl) berarti ada autokerelasi negatif, dan
4) du < DW < dl atau (4-du) < DW < (4-dl) berarti hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
Berdasarkan tabel diatas, dengan n=133 dan k=3 dapat diketahui
nilai batas atas dan batas bawah dari nilai Durbin-Watson dengan nilai
dU adalah 1,6667 dan nilai dL adalah 1,7610. dikarenakan nilai D-W
adalah 2,253151 berada diantara du dan (4-du), atau 1,7610 < 2,2548 <
2.3333 maka dapat disimpulkan bahwa data hasilnya tidak ada
autokorelasi.
80
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis)
dengan model Fixed Effect sebagaimana telah dilakukan pada pemilihan
model terbaik sebelumnya, yaitu diakukan melalui uji koefisien determinasi,
uji statistik t, dan uji statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 0,05 atau 5 %. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari
0,05 maka H0 diterima.
a. Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Regresi Linear berganda
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LNDPK 2.996864 1.372266 -2.183881 0.0309
FDR -0.161651 0.049643 -3.256232 0.0015
NPF -1.922243 1.051810 -1.827557 0.0400
C 73.06158 20.87256 3.500365 0.0006 Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas dapat dibuat model persamaan regresi sebagai
berikut:
81
Y = 73,06 + 2,99*DPK - 0,16*FDR - 1,92*NPF + e
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Koefisien konstanta sebesar 73,06, dengan ini dapat diartikan
bahwa Y (PA) akan bernilai 73,06% jika, Dana Pihak Ketiga
(DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing
Financing (NPF), masing-masing bernilai 0.
2. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai koefisien
regresi 2,99. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Dana
Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap,
maka terjadi kenaikan pada Pertumbuhan Aset Bank Syariah
dengan nilai 2,99%.
3. Variabel Financing to Debt Ratio (FDR) memiliki nilai koefisien
regresi positif sebesar 0,16. Hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan Financing to Debt Ratio (FDR) sebesar 1% dengan
asumsi variabel lain tetap, maka akan menrunkan pertumbuhan
aset Bank Syariah sebesar 0,16%.
4. Variabel Non-Performing Financing (NPF) memiliki nilai
koefisien regresi sebesar -1,92. Hal ini menyatakan bahwa setiap
penambahan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 1% dengan
82
asumsi variabel lain tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan
aset Bank Syariah sebesar 1,92%.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai Koefisien
determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Penelitian ini menggunakan Koefisien determinasi dengan
menggunakan nilai adjusted R-square untuk mengevaluasi model
regresi. Nilai adjusted R-square dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.11
Adjusted R-Square
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
83
R-squared 0.397441 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.353352 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 8.351637 Akaike info criterion 7.155003
Sum squared resid 8579.229 Schwarz criterion 7.372323
Log likelihood -465.8077 Hannan-Quinn criter. 7.243314
F-statistic 9.014387 Durbin-Watson stat 2.254821
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R-
square adalah 0,353352 atau 35,3%. Hal ini berarti 35,3% variabel
dependen Pertumbuhan aset dapat dijelaskan secara signifikan oleh
variasi variabel independen. Variabel independen tersebut adalah Dana
Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing
Financing (NPF), Sedangkan sisanya sebesar 64,7% (100% – 35,3%)
dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini.
Dikarenakan besarnya adjusted R-square yang cukup kecil yang
menandakan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Ini disebabkan adanya perbedaan kualitas data dan kemampuan
dari masing-masing sampel yang diteliti. Kita bisa lihat pada table
statistik deskriptif, dijelaskan bahwa ada beberapa sample yang kurang
bagus kualitasnya, dan ini menyebabkan dampak yang buruk terhadap
sample yang lain, sehingga ketika keduanya diolah bersamaan akan
menghasilkan hasil yang kurang bagus. Diantara sampel yang kurang
bagus adalah Bank Panin yang memiliki nilai FDR yang paling tinggi
84
pada tahun 2011 sebesar 205,31% dan pertumbuhan aset Bank Syariah
Mega Indoneia pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -13%.
Sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhan aset Bank Syariah Mega
Indoneia sebesar 5%, sehingga pada tahun 2014 Bank Syariah Mega
Indoneia mengalami penuruna aset sebesar 18%.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 5% atau
0, 05. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan
dan Ha diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas > 0,05 maka
koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.
Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) dapat
dilihat pada tabel output dibawah ini:
Tabel 4.12
Uji Statistik t
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
85
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LNDPK 2.996864 1.372266 -2.183881 0.0309
FDR -0.161651 0.049643 -3.256232 0.0015
NPF -1.922243 1.051810 -1.827557 0.0400
C 73.06158 20.87256 3.500365 0.0006
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Pada tabel diatas terlihat bahwa variabel independen Dana Pihak
Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing
Financing (NPF), berpengaruh signifikan terhadap Petumbuhan Aset
perbankan syariah karena tingkat signifikansi masing-masing lebih kecil
dari tingkat signifikansi 0,05. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih
lanjut mengenai hasil temuan pada tabel diatas:
1) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pertumbuhan
Aset Bank Syariah
Hipotesis pertama (Ha1) adalah Tingkat (DPK) berpengaruh
signifikan secara parsial kepada Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar
(-2.183881) yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666 (negatif
diabaikan) dengan tingkat signifikan sebesar 0,0309 (lebih kecil
86
dari tingkat signifikansi 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap Petumbuhan aset Bank Syariah yang berarti Ha1
diterima.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga
(DPK) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Petumbuhan
aset Bank Syariah yang berarti Ha1 diterima.
2) Pengaruh Financing to Debt Ratio (FDR) terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah
Hipotesis ketiga (Ha2) adalah Tingkat risiko likuiditas (FDR)
berpengaruh secara parsial kepada Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar
-3.256232 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,0015 (lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Financing to Debt
Ratio (FDR) berpengaruh positif secara signifikan terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah yang berarti Ha2 diterima.
3) Pengaruh Non-Performing Financing (NPF) terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah
Hipotesis keempat (Ha4) adalah Tingkat risiko kredit (NPF)
berpengaruh secara parsial kepada Pertumbuhan Aset Bank
Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung
87
sebesar -1.827557 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666
(negatif diabaikan) dengan tingkat signifikan sebesar 0,0400 (lebih
kecil dari tingkat signifikan 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Non-Performing Financing (NPF) berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah
yang berarti Ha3 diterima
d. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan
untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika F hitung > F
tabel dengan df (5,147) dan tingkat signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima. Uji Statistik-F dapat dilihat dari tabel di bawah:
Tabel 4.13
Uji F Statistik
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133
88
R-squared 0.397441 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.353352 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 8.351637 Akaike info criterion 7.155003
Sum squared resid 8579.229 Schwarz criterion 7.372323
Log likelihood -465.8077 Hannan-Quinn criter. 7.243314
F-statistic 9.014387 Durbin-Watson stat 2.254821
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Hasil pengolahan data pada tabel diatas melalui F-test terlihat
bahwa nilai F hitung sebesar 9,01 yang lebih besar dari F tabel sebesar
2,67 dan nilai signifikansi sebesar 0,00000 < 0,05. Uji ini menunjukkan
bahwa model regresi dapat digunakan secara bersama-sama untuk
memprediksi tingkat Pertumbuhan Aset. Hal ini membuktikan bahwa
Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-
Performing Financing (NPF), bersama-sama secara simultan
berpengaruh positif terhadap terhadap Petumbuhan Aset Bank Syariah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima dalam model regresi
penelitian ini.
89
BAB V
PENUTUP
A . Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF)
terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah .Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank triwulan Bank Umum
Syariah yang dipublikasikan untuk umum periode tahun 2010 sampai tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R-
square adalah 0,353352 atau 35,3%. Hal ini berarti 35,3% variabel
dependen Pertumbuhan aset dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi
variabel independen. Variabel independen tersebut adalah Dana Pihak
Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing
(NPF), Sedangkan sisanya sebesar 64,7% (100% – 35,3%) dijelaskan oleh
variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini.
2. Berdasarkan hasil uji t (secara parsial ) adalah :
a. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
90
b. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
pengaruh Financing to Debt Ratio (FDR) berpengaruh signifikan
terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
c. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
pengaruh Non-Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan
terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan
Non-Performing Financing (NPF) secara keseluruhan berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
Dari jawaban permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
variable independen mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam fluktuasi dan
trend Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah pada periode 2010-2014.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel atau jenis
perusahaan yang berbeda sebagai pembanding, seperti memasukkan atau
menambahkan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) sebagai sampel dalam penelitian.
91
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan indikator lain selain
Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-
Performing Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan
Syariah .
92
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2011. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta :
Gema Insani.
Ariefianto, Doddy. 2012. Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan
Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga
Arthesa, Ade & Edia Handiman. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: PT. Indeks.
Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada .
Brigham & Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi sepuluh.
Jakarta: Salemba Empat.
Cleeopatra, Yulia Pratiwi. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Aset Perbankan Syariah di Indonesia. Depok : Univesitas Indonesia.
Ghozali, Imam. 2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
5.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, N. Damonar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: PT.Gelora Aksara
Pratama Erlangga.
Hermansyah. 2005. Hukun perbankan nasional Indonesia. Jakarta : Kencana.
Hidayah , Ellyn Herlia Nur. 2008. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset
Perbankan Syariah. Depok : Universitas Indoneia.
Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan
Teoritis dan Praktis. Jakarta : Kencana.
Ian Ahmad Fauzi . 2011. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset
Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah Madani. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Ida Syafrida, Ahmad Abror. Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia . Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, Vol 10, No. 1, Juni 2011 : 25-33
Ihsan, Dwi Nur‟aini. 2013. Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta:
UIN Jakarta Press.
93
Indriantoro, Nur & Babang Suporno.2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE.
Irwan, Muhammad dan Ida Ayu Putri Suprapti. 2014. Perkembangan Industri
Perbankan Syariah Dan Peranannya Terhadap Perekonomian Nasional
Muhammad Irwan Dan Ida Ayu Putri Suprapti. GaneÇ Swara Vol. 8 No.1
Maret 2014.
Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta :
KencanaPrenada Media Group.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana
Kasmir. 2011. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep,
dan Praktik Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Nasution, Anriza Witi. 2009. Pengaruh Pertumbuhan Variabel Ekonomi Makro Dan
Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di
Indonesia. Depok : Universitas Indonesia.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005
Rivai, Veithzal. 2007. Bank And Financial Institution Management Conventional &
Sharia System. Jakarta: Rajawali.
Riduwan & Sunarto. 2013. Pengantar Statistika untuk Penelitian : Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Bandung.
Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews.Yogyakarta : ANDI.
Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Siregar, Mulya E. 2013. Outlook Perbankan Syariah 2014. Bank Indonesia
Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan Illustrasi.
Yogyakarta : Eknonisia.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait
(BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
94
Supangat. Andi. 2007. Statistika dalam kajian deskriptif, infrerensi, dan non
parametrik. Jakarta : Kencana
Winarno,Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPM.
95
LAMPIRAN
Tabel Data mentah
No Bank Tahun PA DPK ln DPK FDR NPF
1
Ban
k S
yari
ah
Bu
kop
in
2010 1
2 3.64 1311950 14.08703 108.91 3.67
3 11.10 1514202 14.2304 102.9 3.91
3 1.52 1621914 14.29912 99.37 3.42
2011 1 -4.72 1570284 14.26677 95.18 0.98
2 6.76 1735571 14.36685 93.45 1.61
3 8.17 1975349 14.49626 81.12 1.57
4 13.12 2291738 14.64482 83.66 1.54
2012 1 -1.64 2240430 14.62218 90.34 2.85
2 17.71 2476161 14.72222 93.55 2.5
3 10.38 2609448 14.77465 99.33 4.46
4 3.65 2850784 14.8631 92.29 4.26
2013 1 0.87 3079920 14.94041 87.8 4.28
2 7.22 3204602 14.9801 92.43 4.03
3 5.45 3252211 14.99485 95.15 3.86
4 5.30 3722262 15.12984 100.29 3.68
2014 1 4.21 3428774 15.04771 97.14 3.97
2 2.64 3372243 15.03109 102.84 3.86
3 3.12 3449246 15.05367 103.66 3.81
4 7.75 3994957 15.20054 92.89 3.34
2
Ba
nk
Pa
nin
Sy
ari
ah
2010 1
2 46.44 113692 11.64125 90.11 0.14
3 30.08 187274 12.14033 82.8 0.32
4 33.76 309763 12.64356 69.76 0.82
2011 1 13.09 370192 12.82178 78.64 0
2 66.26 399094 12.89695 97.85 0
3 -4.87 251042 12.43338 205.31 0
4 23.94 419772 12.94747 162.97 0
2012 1 1.59 506215 13.13472 140.35 0.61
2 23.15 722565 13.49056 127.88 0.23
3 35.70 898382 13.70835 149.82 0.16
4 23.99 1223290 14.01705 105.66 0.19
2013 1 6.65 1557923 14.25886 120.91 0.6
96
2 14.18 1764391 14.38332 123.6 0.56
3 23.11 2296565 14.64693 112.46 1.01
4 26.30 2870310 14.86993 90.4 0.77
2014 1 6.16 2674295 14.7992 112.84 0.94
2 9.05 2700350 14.80889 140.48 0.57
3 12.12 3834621 15.15958 111.79 0.43
4 18.00 5076082 15.44005 94.04 0.29
3
Ban
k S
yari
ah
Man
dir
i
2010 1
2 10.80 23091575 16.95498 85.16 0.88
3 6.33 24564246 17.0168 86.31 1.45
4 15.78 28680965 17.17174 82.54 1.29
2011 1 11.66 31877266 17.2774 84.06 1.12
2 5.47 33549058 17.32852 88.52 1.14
3 13.75 37778467 17.44725 89.86 1.26
4 11.86 42133653 17.55636 86.03 0.95
2012 1 1.94 42371223 17.56198 87.25 0.86
2 0.18 41686810 17.5457 92.21 1.41
3 3.02 43918084 17.59784 93.9 1.55
4 5.91 46687969 17.659 94.4 1.14
2013 1 2.30 47619185 17.67875 95.61 1.55
2 5.42 50529792 17.73807 94.22 1.1
3 5.69 53649161 17.79798 91.29 1.59
4 3.49 55767955 17.83671 89.37 2.29
2014 1 -1.49 50217783 17.73188 90.34 2.65
2 -0.35 54652683 17.81651 89.91 3.9
3 4.11 57071718 17.85982 85.68 4.23
4 2.41 59283492 17.89784 82.13 4.29
4
Ba
nk
BC
A S
ya
ria
h
2010 1
2 8.37 509401 13.14099 70.57 1.02
3 -0.59 490200 13.10257 65.32 0.2
4 8.40 556776 13.22992 77.89 0.15
2011 1 10.59 646179 13.37883 76.83 0
2 1.83 632931 13.35812 77.69 0.09
3 6.81 719357 13.48611 79.92 0.14
4 15.69 864135 13.66948 78.84 0
2012 1 4.69 938446 13.75198 74.14 0
97
2 -1.99 925413 13.738 77.41 0
3 1.81 951829 13.76614 91.67 0.01
4 26.02 1261824 14.04807 79.91 0
2013 1 -4.04 1200506 13.99825 86.35 0
2 5.12 1283684 14.06524 85.86 0
3 8.41 1418648 14.16521 88.98 0
4 16.52 1703049 14.34793 83.48 0
2014 1 -0.74 1537639 14.24576 89.53 0.05
2 9.77 1861348 14.43681 85.31 0.04
3 13.83 1886345 14.45015 93.02 0.05
4 18.26 2338709 14.66511 91.17 0.1
5
Ban
k B
NI
Syari
ah
2010 1
2 12.34 3238622 14.99066 73.7 2.55
3 14.73 4884309 15.40154 150.63 2.6
4 5.04 5145258 15.45359 68.93 1.95
2011 1 -1.05 5024462 15.42983 76.53 2.12
2 4.64 5310555 15.48521 84.46 1.71
3 11.14 5996930 15.60676 86.13 1.78
4 15.06 6735491 15.7229 78.6 2.42
2012 1 8.94 6903015 15.74747 78.78 2.77
2 -3.89 7228919 15.7936 80.94 1.75
3 5.75 7700487 15.85679 85.36 1.62
4 13.55 8948868 16.00704 84.99 1.42
2013 1 17.69 10182501 16.13618 80.11 0.97
2 3.77 10322039 16.14979 92.13 1.54
3 8.13 10887212 16.2031 96.37 1.49
4 4.63 11414363 16.25038 97.86 1.13
2014 1 6.14 12529614 16.34361 96.67 1.27
2 11.14 13187546 16.39478 98.96 1.35
3 6.53 14569540 16.49444 94.29 1.51
4 5.46 16246405 16.60338 92.58 1.04
6
Ban
k B
RI
Sya
ria
h
2010 1
2 23.35 3674356 15.11689 91.23 1.97
3 25.30 4861164 15.39679 102.17 2.06
4 12.89 5762952 15.56696 95.82 1.76
2011 1 5.55 5960427 15.60065 97.44 1.7
98
2 6.49 6577958 15.69923 93.34 2.77
3 23.69 8370114 15.94018 95.58 2.27
4 17.51 9906412 16.10869 90.55 2.12
2012 1 -6.05 8899482 16.0015 101.76 2.4
2 9.11 9410923 16.05738 102.77 2.15
3 6.25 10153407 16.13332 99.99 1.89
4 15.49 11948789 16.29614 103.07 1.84
2013 1 7.20 13064181 16.38538 100.9 2.01
2 8.92 13832170 16.44251 103.67 1.94
3 1.95 13924879 16.44919 105.61 2.14
4 3.74 14349712 16.47924 102.7 3.26
2014 1 1.03 13990979 16.45392 102.13 3.36
2 4.20 15022250 16.52504 95.14 3.61
3 1.30 15397515 16.54972 94.85 4.19
4 9.64 16848828 16.63979 93.9 3.65
7
Ba
nk
Sy
ari
ah
Meg
a I
nd
on
esia
2010 1
2 2.50 3815889 15.15468 86.68 2.02
3 -0.42 3763354 15.14082 89.11 2.6
4 4.08 4038132 15.21129 78.17 2.11
2011 1 -7.39 3818388 15.15534 79.2 2.64
2 4.48 3846027 15.16255 81.48 2.14
3 6.68 4177557 15.24524 83 2.25
4 16.25 4926233 15.41009 83.08 1.79
2012 1 5.55 4506094 15.32094 79.2 1.53
2 1.92 4992348 15.42342 92.09 1.51
3 22.00 6521008 15.69054 88.03 1.41
4 11.77 7086980 15.77377 88.88 1.32
2013 1 2.35 7245711 15.79592 98.37 1.42
2 3.04 7042214 15.76743 104.19 2.19
3 0.49 7103087 15.77604 102.89 1.63
4 5.41 7726422 15.86016 93.37 1.45
2014 1 -7.08 7070131 15.77139 95.53 1.62
2 -0.28 6894983 15.7463 95.68 1.81
3 -4.19 6751902 15.72533 90.5 1.83
4 -13.02 5817802 15.57643 93.61 1.81 *DPK dalam jutaan rupiah
99
Output eviews
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37.299792 3 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LNDPK 2.996864 -1.988300 1.454914 0.4031
FDR -0.161651 -0.022487 0.000664 0.0000
NPF -1.922243 -1.766728 0.612568 0.8425
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:13
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 73.06158 20.87256 3.500365 0.0006
LNDPK 2.996864 1.372266 -2.183881 0.0309
FDR -0.161651 0.049643 -3.256232 0.0015
NPF -1.922243 1.051810 -1.827557 0.0700 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.397441 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.353352 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 8.351637 Akaike info criterion 7.155003
Sum squared resid 8579.229 Schwarz criterion 7.372323
Log likelihood -465.8077 Hannan-Quinn criter. 7.243314
F-statistic 9.014387 Durbin-Watson stat 2.254821
Prob(F-statistic) 0.000000
100
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 8.411217 (6,123) 0.0000
Cross-section Chi-square 45.726034 6 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:12
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNDPK 1.835260 0.679783 -2.699773 0.0079
FDR -0.012324 0.047226 0.260947 0.7945
NPF -1.790802 0.746943 -2.397509 0.0179
C 38.62214 11.52749 3.350439 0.0011 R-squared 0.150209 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.130447 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 9.684686 Akaike info criterion 7.408582
Sum squared resid 12099.32 Schwarz criterion 7.495510
Log likelihood -488.6707 Hannan-Quinn criter. 7.443907
F-statistic 7.600704 Durbin-Watson stat 1.743204
Prob(F-statistic) 0.000101
PA LNDPK FDR NPF
Mean 8.672406 15.33184 94.33346 1.660902
Median 6.250000 15.40154 92.13000 1.550000
Maximum 66.26000 17.89784 205.3100 4.460000
Minimum -13.02000 11.64125 65.32000 0.000000
Std. Dev. 10.38574 1.375419 18.04790 1.239648
Skewness 1.941357 -0.127098 2.812557 0.502631
Kurtosis 10.16404 2.670572 15.02237 2.466463
Jarque-Bera 367.9610 0.959475 976.3265 7.177646
Probability 0.000000 0.618946 0.000000 0.027631
Sum 1153.430 2039.135 12546.35 220.9000
Sum Sq. Dev. 14238.00 249.7145 42995.94 202.8479
Observations 133 133 133 133
101
Dependent Variable: PA
Method: Panel Least Squares
Date: 12/09/15 Time: 10:23
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNDPK 2.996864 1.372266 -2.183881 0.0309
FDR -0.161651 0.049643 -3.256232 0.0015
NPF -1.922243 1.051810 -1.827557 0.0400
C 73.06158 20.87256 3.500365 0.0006 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.397441 Mean dependent var 8.672406
Adjusted R-squared 0.353352 S.D. dependent var 10.38574
S.E. of regression 8.351637 Akaike info criterion 7.155003
Sum squared resid 8579.229 Schwarz criterion 7.372323
Log likelihood -465.8077 Hannan-Quinn criter. 7.243314
F-statistic 9.014387 Durbin-Watson stat 2.254821
Prob(F-statistic) 0.000000
0
4
8
12
16
20
24
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Series: Standardized Residuals
Sample 2010Q2 2014Q4
Observations 133
Mean -1.60e-16
Median -0.457546
Maximum 23.86379
Minimum -20.76264
Std. Dev. 8.019650
Skewness 0.285775
Kurtosis 3.291422
Jarque-Bera 2.280934
Probability 0.319670
102
PA LNDPK FDR NPF
PA 1.000000 -0.334639 0.068199 -0.315391
LNDPK -0.334639 1.000000 -0.147634 0.413692
FDR 0.068199 -0.147634 1.000000 -0.050997
NPF -0.315391 0.413692 -0.050997 1.000000
Dependent Variable: LOG(RES2)
Method: Panel Least Squares
12/09/15 Time: 10:15
Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 133 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNDPK 0.365819 0.410421 -0.891326 0.3745
FDR -0.010037 0.014674 0.684020 0.4953
NPF -0.075291 0.323232 -0.232931 0.8162
C 2.749841 7.152960 0.384434 0.7013 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.146890 Mean dependent var 2.318102
Adjusted R-squared 0.076963 S.D. dependent var 2.562357
S.E. of regression 2.461781 Akaike info criterion 4.718732
Sum squared resid 739.3643 Schwarz criterion 4.957784
Log likelihood -302.7957 Hannan-Quinn criter. 4.815874
F-statistic 2.100611 Durbin-Watson stat 2.335257
Prob(F-statistic) 0.029218