pengaruh fdr, npf, roa, dan roe terhadap...

119
PENGARUH FDR, NPF, ROA, DAN ROE TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2011-2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh: Virly Indayani NIM: 1113085000058 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: buithu

Post on 20-May-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH FDR, NPF, ROA, DAN ROE TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh:

Virly Indayani

NIM: 1113085000058

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

v

LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. INFORMASI PRIBADI

Nama : Virly Indayani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 September 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jl. H. Bacek, gg. H. Ri’an No: 14 RT: 007 RW:02,

Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota

Tangerang, Provinsi Banten, 15152

Telepon : 0812 9335 3090

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

TK Nur Intan Jakarta : Tahun 2000-2001

SDN Srengseng 04 Pagi Jakarta : Tahun 2001-2007

SMPN 189 Jakarta : Tahun 2007-2010

Madrasah Aliyah Negeri 10 Jakarta : Tahun 2010-2013

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2013-2017

C. Pengalaman Organisasi

1. Ketua Paduan Suara SMPN 189 Jakarta Periode 2008-2009

2. Sekretaris Koordinator Departemen Minat dan Bakat Periode 2014-2015

3. Bendahara 2nd

Ibdays Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Anggota LSO Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015

5. Anggota Departemen Pemberdayaan Perempuan PMII Komisariat

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat 2015-2016

D. Keahlian

vii

1. Mampu mengoperasikan Microsoft Office

2. Mampu bekerja secara tim maupun individu

3. Memiliki keahlian menari Ratoeh Jaroe

E. Latar Belakang Keluarga

Ayah : Drs Agusli Ilyas, S.Sos., M.Si

Tempat, Tanggal Lahir : Banda Aceh, 17 Agustus 1967

Pendidikan Terakhir : S2

Ibu : Indasah, S.Sos

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Mei 1970

Pendidikan Terakhir : S1

viii

ABSTRACT

This study analyzes the influence of Financing to Deposit Ratio (FDR),

Non Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA) and Return on Equity

(ROE) of the Profit Change of Islamic Banking in Indonesia. The data used in this

study is the annual data over the period 2011-2015. The method of analysis used

in this study is the Panel Data Regression Analysis by using computer program

Eviews (Software) version 9 and Microsoft Excel 2013.

The results in this study show that Financing to Deposit Ratio (FDR), Non

Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA) and Return on Equity

(ROE) simultaneously have a significant influence on Profit Change. The results

in this study demonstrate FDR (Financing to Deposit Ratio) partially not have a

significant effect on the Profit Changewith significant value 0.1314> 0.05. NPF

(Non Performing Financing) partially have a significant influence on the Profit

Changewith significant value 0.0070 <0.05. ROA (Return on Assets) partially

have a significant influence on the Profit Change with significant values 0.0026

<0.05. ROE (Return on Equity) partially have a significant influence on the Profit

Changewith significant values 0.0069 of <0.05.

Keyword: FDR (Financing to Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing),

ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity) and Profit Change

ix

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh FDR (Financing to Deposit Ratio),

NPF (Non Performing Financing), ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on

Equity) terhadap Perubahan Laba Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan selama periode 2011-2015.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Data

Panel dengan menggunakan program komputer Eviews (Software) versi9 dan

Microsoft Excel 2013.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa FDR (Financing to

Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing), ROA (Return on Assets) dan

ROE (Return on Equity) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap

Perubahan Laba (PL). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan FDR (Financing to

Deposit Ratio) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Perubahan Laba dengan nilai signifikan 0.1314 > 0.05. NPF (Non Performing

Financing) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba

dengan nilai signifikan 0.0070 < 0.05. ROA (Return on Assets) secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap Perubahan Laba dengan nilai signifikan

0.0026 < 0.05. ROE (Return on Equity) secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Perubahan Laba dengan nilai signifikan 0.0069 < 0.05.

Kata Kunci: FDR (Financing to Deposit Ratio), NPF (Non Performing

Financing), ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity) terhadap

Perubahan Laba

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan

kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan dengan harapan dapat bermanfaat luas bagi banyak

pihak. Shalawat serta salam tak lupa selalu terhaturkan kepada Baginda Nabi

Besar Muhammad SAW yang telah membawa ajaran Islam hingga sampai kepada

kita semua, semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan

syafa’at dalam menuntut ilmu.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik

tanpa bimbingan dan bantuan berbagai pihak dari mulai periode perkuliahan

sampai penyusunan skripsi ini. oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang berjasa dalam hidup penulis dan

dalam penyusunan skripsi ini, yang terdiri dari:

1. Allah SWT, yang selalu mencurahkan nikmat dan karunia-Nya kepada saya,

sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan ini hingga pada penyusunan

skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Agusli Ilyas dan Ibu Indasah. Terima kasih

yang tak terhingga atas segala ridho, do’a, kerja keras, bimbingan, nasihat,

perhatian, semangat dan dukungannya yang selalu kalian berikan kepada saya,

hingga saya mampu menyelesaikan seluruh tanggung jawab ini. Kedua adikku

Cut Syafira Andjani dan Erliana Indasaputry yang selalu menghibur dan

memberikan perhatian kepada saya. Kalianlah yang menjadi penyemangat

saya untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Amilin, SE,.

Ak., CA., QIA., BKP.,selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr.

xi

Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H.,selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi

Umum,dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A., selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan BisnisUIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Fitri

Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada saya.

5. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, M.E., selaku dosen pembimbing pertama yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

arahan selama pembuatan skripsi ini hingga dapat saya selesaikan dengan

baik. Terima kasih atas segala saran dan dukungan yang Bapak berikan selama

pembuatan skripsi, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak.

6. Ibu Santi Yustini, SE., M.Ak., selaku dosen pembimbing kedua yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan

selama pembuatan skripsi ini hingga dapat saya selesaikan dengan baik.

Terima kasih atas segala saran dan dukungan yang Ibu berikan selama

pembuatan skripsi, semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu.

7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat dan berharga untuk saya selama masa perkuliahan.

8. Lalu Renaldi Saputra, yang selalu setia menemani, meluangkan waktunya

untuk menghibur saya, selalu mendengarkan keluh kesah saya dan selalu

memberikan perhatian, support serta doanya.

9. Sahabat-sahabat terbaik, Firda Elfanisa Fadhillah, Rosalia, Dini Rizqiyanti,

Erna Putri Lestari, Maretta Daniaty yang selalu menghibur, memberikan

motivasi dan mendukung saya selama masa perkuliahan. Terima kasih telah

menjadi sahabat terbaik untuk saya.

10. Sahabat seperjuangan, Uphi Samsurin dan Firda Elfanisa Fadhillah yang

selalu setia membantu dalam pembuatan skripsi.

11. Teman-teman PSY B 48 yang telah memberikan dukungan dan berbagi ilmu

satu sama lain semasa kuliah.

xii

12. Teman-teman angkatan 2013, Ahmad Angri Ramadhan, Rilo Wahyudi dan

Muamar Khadapi yang telah banyak membantu saya dalam pembuatan skripsi.

13. Seluruh Mahasiswa Perbankan Syariah angkatan 2012 yang telah memberikan

banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga untuk saya, dan seluruh

Mahasiswa Perbankan Syariah semua angkatan yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu, terima kasih atas loyalitas dan waktunya selama masa

perkuliahan.

14. Teman-teman KKN 2016, Husnan Nashuha Lubis dan Mayani Saimima Putri.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan

banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak atas skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 27 Februari 2017

Virly Indayani

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 13

A. Landasan Teori ................................................................................................ 13

1. Laporan Keuangan .................................................................................... 13

a. Definisi Laporan Keuangan ................................................................ 13

b. Tujuan Laporan Keuangan .................................................................. 13

c. Jenis-jenis Laporan Keuangan ............................................................ 14

d. Keterbatasan Laporan Keuangan ........................................................ 17

2. Analisis Laporan Keuangan ...................................................................... 18

a. Definisi Analisis Laporan Keuangan .................................................. 18

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan............................... 19

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan .................................................... 20

3. Perubahan Laba ......................................................................................... 21

a. Definisi Laba ....................................................................................... 21

xiv

b. Karakteristik Laba ............................................................................... 22

c. Definisi Perubahan Laba ..................................................................... 23

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba .......................... 24

e. Teknik Analisis Perubahan Laba ........................................................ 25

4. Analisis Rasio Keuangan .......................................................................... 25

a. Definisi Rasio Keuangan .................................................................... 25

b. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan ............................ 26

c. Manfaat dan Penggunaan Analisis Rasio Keuangan........................... 27

d. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ................................................ 27

e. Kelemahan Rasio Keuangan ............................................................... 28

5. Rasio Keuangan Bank Syariah .................................................................. 29

a. Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) ........................................... 29

b. Rasio Non Performing Financing (NPF) ............................................ 30

c. Rasio Return on Assets (ROA)............................................................ 32

d. Rasio Return on Equity (ROE)............................................................ 33

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 34

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 40

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ...................................................... 42

1. Pengaruh FDR Terhadap Perubahan Laba ................................................ 42

2. Pengaruh NPF Terhadap Perubahan Laba ................................................ 43

3. Pengaruh ROA Terhadap Perubahan Laba ............................................... 44

4. Pengaruh ROE Terhadap Perubahan Laba................................................ 44

5. Pengaruh FDR, NPF, ROA, dan ROE Terhadap Perubahan Laba ........... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 51

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 51

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 53

D. Metode Analisis Data ...................................................................................... 54

1. Statistik Deskriptif .................................................................................... 54

2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 54

a. Uji Normalitas ..................................................................................... 54

xv

b. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 55

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 56

d. Uji Autokorelasi .................................................................................. 57

3. Uji Model Regresi Data Panel .................................................................. 58

a. Common Effect Model (CEM) ............................................................ 58

b. Fixed Effect Model (FEM) .................................................................. 58

c. Uji Chow ............................................................................................. 59

d. Random Effect Model (REM) ............................................................. 60

e. Uji Hausman ....................................................................................... 60

4. Uji Signifikansi ......................................................................................... 61

a. Uji t ..................................................................................................... 61

b. Uji F .................................................................................................... 62

c. Koefisien Determinasi ........................................................................ 63

5. Model Regresi Data Panel......................................................................... 64

E. Operasional Variabel Penelitian...................................................................... 64

1. Variabel Dependen .................................................................................... 64

2. Variabel Independen ................................................................................. 65

a. Financing to Deposit Ratio (𝐗𝟏) ........................................................ 65

b. Non Performing Financing (𝐗𝟐) ........................................................ 65

c. Return on Assets (𝐗𝟑) ......................................................................... 66

d. Return on Equity (𝐗𝟒) ......................................................................... 66

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 71

A. Ringkasan Deskriptif ...................................................................................... 71

1. Analisis Perkembangan Variabel PL (Perubahan Laba) ........................... 72

2. Analisis Perkembangan Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) ...... 72

3. Analisis Perkembangan Variabel NPF (Non Performing Financing) ...... 74

4. Analisis Perkembangan Variabel ROA (Return on Assets) ...................... 74

5. Analisis Perkembangan Variabel ROE (Return on Equity) ...................... 75

B. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 77

1. Uji Normalitas ........................................................................................... 77

2. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 77

xvi

3. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 78

4. Uji Autokorelasi ........................................................................................ 78

C. Uji Model Regresi Data Panel ........................................................................ 79

1. Common Effect Model ............................................................................... 79

2. Fixed Effect Model .................................................................................... 79

3. Uji Chow ................................................................................................... 81

4. Random Effect Model ................................................................................ 81

5. Uji Hausman ............................................................................................. 84

D. Uji Signifikansi ............................................................................................... 85

1. Uji t ........................................................................................................... 85

2. Uji F .......................................................................................................... 86

3. Koefisien Determinasi .............................................................................. 86

E. Model Regresi Data Panel............................................................................... 88

F. Interpretasi ...................................................................................................... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 97

B. Implikasi ......................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 105

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ....................................................... 1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................ 41

Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah................................................................ 52

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 53

Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah................................................................ 71

Tabel 4.2 Hasil Uji Correlation Matrix............................................................... 77

Tabel 4.3 Hasil Uji White................................................................................... 78

Tabel 4.4 Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM Test)........................................... 78

Tabel 4.5 Hasil Uji Common Effect Model........................................................ 79

Tabel 4.6 Hasil Uji Fixed Effect Model.............................................................. 80

Tabel 4.7 Hasil Uji Chow.................................................................................... 81

Tabel 4.8 Hasil Uji Random Effect Model.......................................................... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Hausman.............................................................................. 83

Tabel 4.10 Hasil Uji-t.......................................................................................... 84

Tabel 4.11 Hasil Uji-F......................................................................................... 85

Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi..............................................................86

Tabel 4.13 Hasil Uji Model Regresi Data Panel.................................................. 87

Tabel 4.14 Hasil Uji Model Regresi Tiap Bank Umum Syariah .........................88

Tabel 4.15 Hubungan Variabel Independen Terhadap Perubahan Laba ............. 91

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Perubahan Laba……………………….……. 3

Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Rasio FDR……………………….…………. 5

Gambar 1.3 Grafik Perkembangan Rasio NPF……………………….…………. 6

Gambar 1.4 Grafik Perkembangan Rasio ROA……………………….………… 7

Gambar 1.5 Grafik Perkembangan Rasio ROE….…………………….………… 8

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ...…………………….…………… 44

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Perubahan Laba ...…………………….…… 72

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rasio FDR ...…………………….………… 73

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rasio NPF…...………………….………… 74

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Rasio ROA ...…………………….………... 75

Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Rasio ROE ...…………………….………... 76

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera…...………………….………… 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran

serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip

syariat Islam (Muhammad, 2005:1).

Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008

menyatakan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS).

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Bank Umum Syariah

- Jumlah Bank

- Jumlah Kantor

11

1.401

11

1.745

11

1.998

12

2.151

12

1.990

Unit Usaha Syariah

- Jumlah Bank Umum

Konvensional yang memiliki

UUS

- Jumlah Kantor

24

336

24

517

23

590

22

320

22

311

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

- Jumlah Bank

- Jumlah Kantor

155

364

158

401

163

402

163

439

163

446

Total Kantor 2.101 2.663 2.990 2.910 2.747

Sumber: Laporan Perkembangan Perbankan Syariah

2

Dari tabel 1.1 terlihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia

digambarkan dengan pertumbuhan jumlah BUS, UUS dan BPRS. Dapat

dilihat pertumbuhan BPRS jauh lebih meningkat dibandingkan dengan

pertumbuhan BUS dan UUS.Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015

terdapat penambahan BPRS sebanyak 8 bank. Kemudian dapat dilihat pada

kolom UUS tahun 2013 terdapat pengurangan jumlah UUS dikarenakan

tutupnya HSBC Syariah dan pada tahun 2014 juga terjadi pengurangan jumlah

UUS dikarenakan BTPN Syariah yang melakukan spin off di bulan Juli 2014.

Sehingga terdapat penambahan 1 BUS pada tahun 2014 yaitu BTPN Syariah.

Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank

dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat

berjalan lancar. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah

dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan

bank.Kondisi kesehatan maupun kinerja bank dapat dianalisis dengan laporan

keuangan.

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara

keseluruhan. Laporan keuangan ini bertujuan memberikan informasi keuangan

perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang

berkepentingan terhadap laporan tersebut(Kasmir, 2014:280). Dari informasi

tersebut dapat dilihat apakah bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi

yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola, mencapai kinerja secara

optimal,serta mengukur keberhasilan suatu bank dalam menghasilkan laba.

Laba merupakan kelebihan hasil (revenue) dari biaya seluruh pos

pendapatan (gain) dan rugi, biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil.

Sedangkan perubahan laba merupakan perbedaan antara pendapatan dalam

suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan perubahan

laba (Raifah dan Erawati, 2015:55).

Laba pada umumnya digunakan sebagai alat ukur atas prestasi yang

telah dicapai sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan untuk

memprediksi perubahan laba di masa mendatang yang akan berpengaruh

3

terhadap keputusan investasi para investor dan calon investor yang akan

menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.

Gambar 1.1

Grafik Perkembangan Perubahan Laba

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa Perubahan Laba11 Bank

Umum Syariah setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini

dapat dilihat Perubahan Labaterendah dan tertinggi terjadi pada tahun 2014

dan 2015 yaitu pada BRI Syariah sebesar 15,29 dan -0,91.

Dengan demikianperlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan laba sehingga dapat diambil langkah perbaikan kinerja untuk

meningkatkan laba. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan laba

adalah faktor fundamental perusahaan. Untuk itu dapat diukur menggunakan

analisa rasio keuangan yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam menjalankan aktivitasnya secara efisien dan efektif dalam

menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin.

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data

keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua

data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik

dalam presentase atau kali.Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM BCAS BNIS BRIS

BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT

VICTORIAS BJBS MAYBANKS

4

mengukur kinerja keuangan bank dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai

kinerja pada periode tertentu.

Menurut Selamet Riyadi (2006:155) rasio keuangan perbankan

meliputi (1) Rasio permodalan yaitu Capital Adequancy Ratio (CAR). (2)

Aktiva produktif yaitu Non Performing Loan (NPL). (3) Rasio rentabilitas

yaituReturn on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),Net Interest Margin

(NIM), Beban Operasional Termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO). (4) Rasio

likuiditas yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR).

Financing to Deposit Ratio(FDR) dijadikan variabel yang

mempengaruhi Perubahan Laba. FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap

dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR dapat menunjukkan tingkat

kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang dihimpun oleh bank yang

bersangkutan.Semakin tinggi FDR maka laba yang diperoleh bank tersebut

akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya

dengan efektif sehingga diharapkan jumlah kredit macetnya rendah).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.26/5/BPPP tanggal 29

Mei 1993, besarnya FDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh

melebihi 110%. Apabila suatu bank melebihi dari batas yang ditetapkan oleh

BI, maka bank dalam hal ini dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya

sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.

Gambar 1.2

Grafik Perkembangan Rasio FDR

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

300.00%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM BCAS BNIS BRIS

BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT

VICTORIAS BJBS MAYBANKS

5

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa FDR Bank Umum Syariah

setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat FDR

terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Bank Victoria Syariah sebesar

46,08% dan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Maybank Syariah

sebesar 289,20%. FDR yang melebihi batas yang sudah ditentukan oleh Bank

Indonesia terjadi yaitu padaBank Panin Syariahtahun 2011, 2012 dan pada

Maybank Syariah tahun 2011 sampai dengan 2015.

Non Performing Financing(NPF) merupakan pembiayaan bermasalah

yang terdiri dari pembiayaan berklasifikasi kurang lancar. Rasio ini bertujuan

untuk mengukur kemampuan bank dalam menjaga resiko kegagalan

pengembalian pembiayaan.Besaran rasio NPF yang ditetapkan oleh BI

berdasarkan Peraturan BI Nomor 15/2/PBI/2013 adalah maksimal5%. Jika

melebihi 5%, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatanbank yang

bersangkutan.

Gambar 1.3

Grafik Perkembangan Rasio NPF

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa NPF Bank Umum Syariah

setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat terlihat rasio

NPF terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Maybank Syariah sebesar

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM BCAS BNIS BRIS

BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT

VICTORIAS BJBS MAYBANKS

6

0% dan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu pada Maybank Syariah sebesar

35,15%. Sedangkan NPF yang melebihi batas yang sudah ditentukan oleh

Bank Indonesia terjadi pada tahun 2014 dan 2015 yaitu pada Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat, Bank Victoria Syariah, BJB Syariah dan Maybank

Syariah.

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa

besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil

pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya,

semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total aset (Hery, 2015:193).

Gambar 1.4

Grafik Perkembangan Rasio ROA

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa ROA 11 Bank Umum Syariah

setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat terlihat rasio

ROA terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu pada Maybank Syariah sebesar -

20,13% dan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu pada Bank Victoria

Syariah sebesar 6,93%.

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur seberapa besar

jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM BCAS BNIS BRIS

BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT

VICTORIAS BJBS MAYBANKS

7

dalam total ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti

semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil

pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih

yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery,

2015:194).

Gambar 1.5

Grafik Perkembangan Rasio ROE

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa ROE 11 Bank Umum Syariah

setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat terlihat rasio

ROE terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu Maybank Syariah sebesar -

32,04% dan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu pada Bank Syariah

Mandiri sebesar 68,09%.

Permasalahan dalam penelitian ini juga diperkuat adanya research gap

dari hasil penelitian terdahulu.Menurut Raifah dan Erawati (2015:65) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa LDR (Loan to Deposit Ratio)

berpengaruh terhadap Perubahan Laba sedangkan menurut Nur Aini (2013:24)

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak

berpengaruh terhadap Perubahan Laba.

MenurutRobin (2013:88) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

NPL (Non Performing Loan) berpengaruh terhadap Perubahan Laba

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM BCAS BNIS BRIS

BMS BUKOPINS PANINS MUAMALAT

VICTORIAS BJBS MAYBANKS

8

sedangkan menurut Raifah dan Erawati (2015:65) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa NPL (Non Performing Loan)tidak berpengaruh

terhadap Perubahan Laba.

Menurut Herlina Fitry (2014:14) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity) berpengaruh

terhadap Perubahan Laba sedangkan menurut Wibowo dan Pujiati (2011:175)

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ROA (Return on Assets) dan ROE

(Return on Equity) tidak berpengaruh terhadap Perubahan Laba.

Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa variabel yang

berpengaruh terhadap perubahan laba, namun tidak konsisten hasilnya. Hal

tersebut mengakibatkan pemahaman yang beragam mengenai pengaruh rasio

keuangan terhadap perubahan laba.Oleh karenanya peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan topik “Pengaruh FDR, NPF, ROA, dan ROE

Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

(Periode 2011-2015)”.

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial FDR, NPF,ROA, dan ROE

terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia (periode

2011-2015)?

2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan FDR, NPF, ROA, dan ROE

terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia (periode

2011-2015)?

3. Variabel manakah terdapat pengaruh yang paling dominan FDR, NPF,

ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah di

Indonesia (periode 2011-2015)?

4. Variabel manakah terdapat pengaruh yang paling tidak dominan FDR,

NPF, ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah

di Indonesia (periode 2011-2015)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial FDR, NPF,

ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah di

Indonesia (periode 2011-2015).

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan FDR, NPF,

ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank Umum Syariah di

Indonesia (periode 2011-2015).

3. Untuk mengetahui variabel manakah terdapat pengaruh yang paling

dominan FDR, NPF, ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank

Umum Syariah di Indonesia (periode 2011-2015).

4. Untuk mengetahui variabel manakah terdapat pengaruh yang paling tidak

dominan FDR, NPF, ROA, dan ROE terhadap perubahan laba pada Bank

Umum Syariah di Indonesia (periode 2011-2015).

10

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dibidang

perbankan syariah dalam hal ini yang berkaitan dengan perubahan laba

dan rasio keuangan dan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya yang berkaitan dengan perubahan laba.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai pola hubungan antara FDR (Financing to Deposit

Ratio), NPF (Non Performing Financing), ROA (Return on Assets) dan

ROE (Return on Equity) terhadap perubahan laba.

3. Bagi bank Syariah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

kinerja keuangan bank dan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil

keputusan yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan laba bank syariah.

4. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapatdijadikan sebagai salah satu acuan

pemerintah dalam menentukan kebijakan pada perbankan syariah untuk

menumbuhkembangkan dunia usaha dan menggerakkan sektor riil yang

ada di Indonesia sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional.

5. Bagi Nasabah dan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah wawasan bagi nasabah untuk memilih bank syariah yang sehat

sehingga dapat mempercayakan dana yang ada untuk dikelola oleh bank

syariah.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

a. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan

kondisi suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut

(Irham Fahmi, 2013:21).

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan

ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi

kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan (Hery,

2015:3).

b. Tujuan Laporan Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan.

14

Menurut Kasmir (2014: 281) secara umum tujuan pembuatan

laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:

1) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-

jenis aktiva yang dimiliki.

2) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan

jenis-jenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka

panjang.

3) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-

jenis modal bank pada waktu tertentu.

4) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari

jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan

bank tersebut.

5) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah-jumlah biaya

yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam

periode tertentu.

6) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank.

7) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu

periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Dengan demikian, laporan keuangan di samping

menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai

kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja

manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau

tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh

perusahaan.

c. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Berikut ini adalah jenis-jenis laporan keuangan bank syariah

sebagai berikut:

1) Laporan Posisi Keuangan/Neraca

15

Laporan posisi keuangan yang mencerminkan sumber dana

dan pengelolaan dana atau menggambarkan hak dan kewajiban dari

perbankan syariah. Oleh karena karakteristik bank syariah berbeda

dengan bank konvensional, dimana Lembaga Keuangan Syariah

tidak membedakan dengan jelas pada sektor keuangan atau sektor

riil, maka beberapa akun dalam laporan posisi keuangan bank

syariah menunjukkan karakteristik tersebut(Dwi Nur’aini,

2013:29).

2) Laporan Kinerja (Laba Rugi)

Laporan kinerja atau laporan laba rugi bank syariah ini

menunjukkan kinerja yang telah dicapai oleh bank syariah. Bank

syariah memiliki kegiatan usaha yang lebih luas dari bank

konvensional sehingga dalam laporan kinerja ini juga dapat

menggambarkan hasil usaha yang diperoleh bank syariah (Dwi

Nur’aini, 2013:36).

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara dengan kas pada bank

selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas

operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas memberikan

informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi

perubahan dalam aktiva bersih bank, struktur keuangan (termasuk

likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi

jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan

perubahan keadaan dan peluang (Dwi Nur’aini, 2013:41).

4) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang

menunjukkan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan

peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama

periode pelaporan (Dwi Nur’aini, 2013:43).

16

5) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari

pemilik dana investasi terikat dam sejenisnya yang dikelola oleh

bank syariah sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan

merupakan aset maupun kewajiban karena bank syariah tidak

mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi

tersebut, serta bank syariah tidak memiliki kewajiban

mengembalikan atau menanggung risiko investasi (Dwi Nur’aini,

2013:45).

6) Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

Bank syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan

dan bagi hasil yang merupakan rekonsiliasi pendapatan bank

syariah, yang menggunakan dasar akrual (acrual basis) dan

pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik, dana yang

menggunakan dasar kas (cash basis). Perbedaan dasar pengakuan

tersebut mengharuskan bank syariah menyajikan laporan

rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil sebagai bagian komponen

utama laporan keuangannya (Dwi Nur’aini, 2013:46).

7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Laporan sumber dan penggunaan ZIS merupakan laporan

yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu

jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal tertentu. Bank

syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan

Syariah dan PSAK No. 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak

Sedekah. Unsur dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka

waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang

belum disalurkan pada tanggal tertentu (Dwi Nur’aini, 2013:47).

8) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

17

Laporan ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan

dari beberapa komponen yang mungkin diterima oleh bank syariah

seperti infaq, shodaqoh, hasil pengelolaan dana wakaf sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku (UU Nomor 41 Tahun

2004 tentang Wakaf), pengembalian dana kebajikan, denda dan

pendapatan non halal yang mungkin ada (Dwi Nur’aini, 2013:48).

9) Catatan Atas Laporan Keuangan Bank Syariah

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif

atau rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan Laba Rugi,

Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan

Sumber dan Penggunaan Dana Zakat dan Laporan Penggunaan

Dana Kebajikan, serta informasi tambahan seperti kewajiban

kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga

mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk

diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain

yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan

secara wajar (Dwi Nur’aini, 2013:49).

d. Keterbatasan Laporan Keuangan

Seluruh informasi yang diperoleh dan bersumber dari laporan

keuangan pada kenyataannya selalu saja terdapat kelemahan dan

kelemahan tersebut dianggap sebagai bentuk keterbatasan informasi

yang tersaji dari laporan keuangan tersebut. Adapun bentuk kelemahan

atau keterbatasan dari laporan keuangan ini sebaiknya kita lihat

pendapat dari PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia). Menurut PAI sifat

dan keterbatasan laporan keuangan dalam Irham Fahmi (2013:28),

adalah sebagai berikut:

1) Laporan keuangan yang bersifat historis, yaitu merupakan laporan

atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak

dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam

proses pengambilan keputusan ekonomi.

18

2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan

taksiran dan berbagai kepentingan.

4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian

pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos

tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak

menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan

keuangan.

5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi

ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan

yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih

alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang

paling kecil.

6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas)

(substance over form).

7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah

teknis dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis

dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat

dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Definisi Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan

keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna

antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data

19

non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan

yang tepat (Sofyan Syafri, 2010:190).

Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja

perusahaan, baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan

perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini

berguna bagi arah perkembangan perusahaan dengan mengetahui

seberapa efektif operasi perusahaan telah berjalan. Analisis laporan

keuangan sangat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan saja,

tetapi juga bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya (Hery,

2015:113).

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hery (2015:114) secara umum, tujuan dan manfaat

dari dilakukannya analisis laporan keuangan adalah:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu

periode tertentu, baik aset, liabilitis, ekuitas, maupun hasil usaha

yang telah dicapai selama beberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan

perusahaan.

4) Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu

dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkkaitan dengan

posisi keuangan perusahaan saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.

6) Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama

mengenai hasil yang telah dicapai.

20

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat

dilakukan menurut Hery (2015:115) adalah sebagai berikut:

1) Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik

analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua

periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah

(absolut) maupun dalam presentase (relatif).

2) Analisis Trend, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan,

apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3) Analisis Presentase per Komponen (common size), merupakan

teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui presentase

masing-masing komponen aset terhadap total aset; presentase

masing-masing komponen utang dan modal terhadap total passiva

(total aset); presentase masing-masing komponen laporan laba rugi

terhadap penjualan bersih.

4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan

penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang

dibandingkan.

5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis

yang digunakan untuk mengetahui kondisi kan dan perubahan kas

ada suatu periode waktu tertentu.

6) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu

dalam neraca maupun laporan laba rugi.

7) Analsis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari suatu periode

ke periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba

kotor tersebut.

21

8) Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan

untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.

9) Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada

kreditor, seperti bank.

3. Perubahan Laba

a. Definisi Laba

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu

periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut

(Zainal Abidin, 2013:6). Laba merupakan kelebihan hasil (revenue)

dari biaya seluruh pos pendapatan (gain) dan rugi, biaya tidak

termasuk bunga, pajak dan bagi hasil (Raifah dan Erawati, 2015:55).

Menurut Harahap dalam Riza Hermanda (2015:3)laba

merupakan angka yang penting dalam laporan keungan karena

berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan

pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan

pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian

ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam

perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,

serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Laba menurut pendapat ulama-ulama fiqih adalah pertambahan

pada modal pokok perdagangan atau dapat juga diartikan sebagai

tambahan nilai yang timbul karena barter atau ekspedisi dagang. Laba

yang didapatkan harus halal secara zatnya maupun secara

perolehannya. Dalam artian laba yang diperoleh harus bebas dari riba.

Riba secara bahasa bermakna ziyadah(tambahan). Sedangkan menurut

istilah riba merupakan penambahan harta pokok (modal) secara bathil.

22

Terdapat beberapa surat yang mengatur tentang riba salah satunya QS.

Ali-Imran (3) ayat 130:

ا ُن ْا ِذ ُن وَيا َيااَي َي َّل ُن ْا فاَي َي ًاا َي َّل ُن ْاا َهّللا فافًااآُّي َي ا آَي ُن ْاا َيا َي ْا ُن ُن ْاا الِّر َيفا َي ْا َي َيفا َي ُّي َيفا اَّل ِذ يَي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada

Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130)

Berikut ini beberapa aturan mengenai laba dalam konsep Islam:

1) Adanya harta (uang) yang dikhususkan untuk perdagangan.

2) Mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan unsur-

unsur yang lain terkait untuk produksi, seperti usaha dan sumber-

sumber alam.

3) Memposisikan harta sebagai obyek dalam pemutarannya karena

adanya kemungkinan pertambahan atau pengurangan jumlah.

4) Selamatnya modal yang berarti modal bisa dikembalikan.

b. Karakteristik Laba

Chariri dan Ghozali dalam Dila Ersyawalia (2015:5)

menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain

sebagai berikut:

1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan

prestasi perusahaan pada periode tertentu.

3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan

pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan

pendapatan.

4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya

historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapat pendapatan

tertentu.

5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara

pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan

pendapatan tersebut.

23

c. Definisi Perubahan Laba

Perubahan laba adalah peningkatan ataupun penurunan laba

yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Raifah dan Erawati (2015:55) perubahan laba merupakan

perbedaan antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang

dikeluarkan untuk mendatangkan perubahan laba.

Menurut Dila Ersyawalia (2015:5) perubahan laba merupakan

perbedaan laba yang diperoleh perusahaan atas aktivitas penjualan

yang dimana dapat dilihat melalui laba pertahun dari tahun

sebelumnya. Machfoedz menyatakan bahwa perubahan laba yang

terjadi pada perusahaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

∆Yn =Yn −Yn−1

Yn−1 …(2.1)

Dimana:

∆𝑌𝑛= Perubahan laba pada tahun ke-n

Y = Laba sebelum pajak

n = Tahun ke-n

Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini

adalah laba sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai

indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh

penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis.

24

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba

Menurut Hanafi dan Halim dalam Zainal Abidin (2013:7),

menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain:

1) Besarnya Perusahaan

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan

pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2) Umur Perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman

dalam meningkatkan laba,sehingga ketepatannya masih rendah.

3) Tingkat Leverage

Bila perusahaan memiliki tingkat liabilitas yang tinggi,

maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat

mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4) Tingkat Penjualan

Tingkat penjualan masa lalu yang tinggi, semakin tinggi

tigkat penjualan dimasa di masa yang akan datang sehingga

pertumbuhan laba semakin tinggi.

5) Perubahan Laba Masa Lalu

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak

pasti laba yang akan diperoleh di masa mendatang.

25

e. Teknik Analisis Perubahan Laba

Menurut Anogara dan Piji dalam Zainal Abidin (2013:8) ada

dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba, yaitu:

1) Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan

analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui

bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi

milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan

atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan

berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan

risiko yang harus ditanggung.

2) Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering digunakan oleh investor dan

biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik.

Analisis ini berupaya untuk memprediksikan pertumbuha laba di

masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa

lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi

keuangan perusahaan.

4. Analisis Rasio Keuangan

a. Definisi Rasio Keuangan

Menurut James C. van Horne, rasio keuangan merupakan

indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh

dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi

kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2010:93).

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio

26

keuangan ini hanyan menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.

Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan

antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain

sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian

(Sofyan Syafri, 2010:297).

Analisis rasio merupakan bagian dari analisis keuangan.

Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan

berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini dapat mengungkapkan

hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan dan dapat

digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan (Hery, 2015:139).

b. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang

memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi

kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas,

bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan

berlangsung. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan

pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja

adalah tentang apa dan bagaimana cara mengerjakannya (Wibowo,

2012:7).

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz bahwa:

―To evaluate the financial condition and performance of a firm, the

financial analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used

is a ratio, index, relating two pieces of financial data of to each other.‖

Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang

terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Gitman mengatakan bahwa

―Ratio analysis involves methods of calculating and interpreting

27

financial ratio to asses the firm’s performance. The basic inputs to

ratio analysis are the firm’s income statement and balance sheet.‖

Yang berarti analisis rasio melibatkan metode perhitungan dan

menafsirkan rasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan. Input

dasar untuk analisis rasio adalah laporan laba rugi perusahaan dan

neraca. Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio keuangan

dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat (Irham Fahmi,

2013:50).

c. Manfaat dan Penggunaan Analisis Rasio Keuangan

Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya

rasio keuangan (Irham Fahmi, 2013:51) yaitu:

1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai

alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen

sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk

mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat

digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi

dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran

bungan dan pengembalian pokok pinjaman.

5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi

pihak stakeholder organisasi.

d. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis

lainnya. Keunggulan tersebut menurut (Sofyan Syafri, 2010:298)

adalah:

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan.

28

2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5) Menstandarisir size perusahaan.

6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dnegan perusahaan

lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau

―time series‖.

7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi si

masa yang akan datang.

e. Kelemahan Rasio Keuangan

Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini

juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu

penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun

kelemahan analisis rasio menurut (Sofyan Syafri, 2010:299) adalah:

1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan

untuk kepentingan pemakainya.

2) Keterbatasn yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik ini seperti:

a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak

mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau

subjektif.

b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio

adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada

angka rasio.

d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi

bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

29

3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar

akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan

perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

5. Rasio Keuangan Bank Syariah

Berikut ini merupakan rasio keuangan bank syariah yang dijadikan

variabel dalam penelitian:

a. Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)

Menurut Kasmir (2014:319) Loan to Deposit Ratio atau

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya

Financing to Deposit Ratio (FDR) menurut peraturan pemerintah

maksimum adalah 110%.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk

mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari

dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukan tingkat

likuiditas bank tersebut, sehingga semakin tinggi angka FDR suatu

bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid

dibandingkan dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil

(Muhammad, 2005:55). Perhitungan rasio FDR sebagai berikut:

FDR =Pembiayaan yang Diberikan

Dana Pihak Ketiga × 100% …(2.2)

30

Loan to Deposit Ratio atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan

kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan

karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan

semakin besar (Lukman Dendawijaya, 2009:116).

Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan

dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas

aman dari FDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi

berkisar antara 85% dan 100% (Lukman Dendawijaya, 2009:117).

Menurut Martono (2010:82) rasio ini untuk mengetahui

kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para

nasabah yang telah menanamkan dananya dengan pembiayaan-

pembiayaan yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin

tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

b. Rasio Non Performing Financing (NPF)

Menurut Dwi Nur’aini (2013:96) Non Performing Financing

(NPF) adalah mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang

dihadapi oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan

kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF

yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva

produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank.

Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio

pembiayaan yang bermasalah di suatu bank. Apabila pembiayaan

bermasalah meningkat maka resiko terjadinya penurunan profitabilitas

semakin besar. Apabila profitabilitas menurun, maka kemampuan bank

dalam melakukan ekspansi pembiayaan berkurang dan laju

31

pembiayaan menjadi turun. Risiko pembiayaan yang diterima bank

merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak

dilunasinya kembali pinjaman yang diberikan atau investasi yang

sedang dilakukan oleh pihak bank (Muhammad, 2005:359).

Perhitungan rasio NPF sebagai berikut:

NPF =Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan× 100% …(2.3)

Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu

indikator kesehatan kualitas aset bank, semakin tinggi nilai NPF (di

atas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPF yang tinggi menurunkan

laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan

dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga

pertumbuhan tingkat return saham bank akan mengalami penurunan

(Wangsawidjaja, 2012:117).

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 tertera

bahwa nilai NPF maksimum adalah sebesar5%. Hal ini dapat diartikan

bahwa bank dianggap sehat apabila memiliki nilai NPF kurang dari

5%. Jika melebihi 5%, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan

bank yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2014:120), penyelamatan terhadap kredit

atau pembiayaan macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1) Rescheduling, yaitu dengan cara memperpanjang jangka waktu

kredit dan memperpanjang jangka waktu angsuran.

2) Resconditioning, yaitu dengan cara mengubah berbagai persyaratan

yang ada seperti: kapitalisasi bunga, penundaan pembayaran bunga

sampai waktu tertentu, penurunan suku bunga, dan pembebasan

bunga.

3) Restructuring, yaitu dengan cara menambah jumlah kredit dan

menambah equity.

32

4) Kombinasi, yaitu dengan cara mengkombinasi ketiga jenis metode

di atas.

5) Penyitaan jaminan, yaitu dengan cara penyitaan jaminan apabila

nasabah sudah tidak mampu lagi untu membayar angsurannya.

c. Rasio Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang

menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) denga total

aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efesiensi pengelolaan asset

yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Dwi Nur’aini,

2013:101).

Return on Assets (ROA), yaitu presentase laba kotor yang

dicapai perusahaan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan.

Kenaikan atau penurunan ROA dari suatu periode akuntansi ke periode

akuntansi berikutnya dapat dijadikan ukuran pertumbuhan pendapatan

perusahaan (Sony Yuwono dkk., 2007:162).

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi

bank tersebut dari segi penggunaan aset (Lukman Dendawijaya,

2009:118). Perhitungan rasio ROA sebagai berikut:

ROA =Laba Bersih

Total Aktiva× 100% …(2.4)

Menurut Hery (2015:193) rasio ini merupakan rasio yang

menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba

bersih. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin

tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil

33

pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba berish

yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

d. Rasio Return on Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah

laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas

berarti semakin tinggi pula jumlah laba berish yang dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin

rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total aset (Hery, 2015:194). Perhitungan rasio ROE

sebagai berikut:

ROE =Laba Bersih

Total Ekuitas× 100% …(2.5)

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118) ROE adalah

perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri.

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para

investor. Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham bank serta

para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang

bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).

Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah yang diperoleh

dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para

pemegang saham (pemilik perusahaan). Kemampuan perusahaan

dalam menentukan jenis investasi yang tepat juga dapat berpengaruh

terhadap besarnya laba yang diperoleh (Wibowo dan Pujiati,

2011:160).

Rasio ini merupakan indikator yang amat penting bagi para

pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan

bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan

34

pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan

laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan

tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman

Dendawijaya, 2009:119).

B. Penelitian Terdahulu

Menurut Noni Nuraini (2016) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh Perubahan ROA, BOPO, NPM dan LDR Terhadap Perubahan

Laba‖ menyimpulkan bahwa secara parsial ROA dan NPM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap perubahan laba, BOPO berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap perubahan laba dan LDR berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara simultan ROA,

BOPO, NPM dan LDR berpengaruh terhadap perubahan laba.

Menurut Fitria Anggraeni (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh CAR, NIM, KAP, LDR, dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Laba

Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2013‖ menyimpulkan bahwa secara parsial CAR dan

KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba dan NIM,

LDR, dan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.Sedangkan secara simultan CAR, NIM, KAP, LDR, dan

Inflasi berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Grisely (2015) dalam penelitiannya yang berjudul ―Analisis

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan

Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode

2009-2012)‖ menyimpulkan bahwa secara parsial CR, DR, TAT, dan ROA

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba, ROE berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap perubahan laba, dan GPM berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara simultan CR,

DR, TAT, ROE, GPM, dan ROAberpengaruh terhadap perubahan laba.

Menurut Herlina Fitry Kurniawati (2014) dalam penelitiannya yang

berjudul ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Bank

35

BCA Darmo Surabaya‖ menyimpulkan bahwa secara parsial dan simultan CR,

ROA, ROE dan GPM berpengaruh terhadap perubahan laba.

Menurut Nur Aini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan Kualitas Aktiva Produktif

Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di

BEI) Tahun 2009-2011‖ menyimpulkan bahwa secara parsialCAR dan NPL

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba, BOPO dan KAP

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba, NIM

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan laba, serta LDR

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perubahan laba.Sedangkan

secara simultanCAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan KAP berpengaruh

terhadap perubahan laba.

Menurut Ghazali Syamni dan Martunis (2013) dalam penelitiannya

yang berjudul ―Pengaruh OPM, ROE dan ROA Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia‖ menyimpulkan

bahwa secara parsial dan simultan OPM, ROA dan ROE berpengaruh

terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti,

tahun

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Temuan

Persamaan Perbedaan

1 Noni

Nuraini,

2016

Pengaruh

Perubahan

ROA,

BOPO,

NPM dan

LDR

Terhadap

Perubahan

Laba

Variabel

yang diuji

adalah ROA

dan LDR

Variabel

yang diuji

adalah

BOPO dan

NPM

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

Secara parsial ROA dan

NPM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

perubahan laba, BOPO

berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap

perubahan laba dan LDR

berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap

36

adalah

regresi

linier

berganda

perubahan laba.

Secara simultan ROA,

BOPO, NPM, dan LDR

berpengaruh terhadap

perubahan laba.

Bersambung ke halaman selanjutnya

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti,

tahun

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Temuan

Persamaan Perbedaan

2 Fitria

Anggra-

eni, 2015

Pengaruh CAR,

NIM, KAP,

LDR, dan

Inflasi Terhadap

Pertumbuhan

Laba Pada Bank

Umum Swasta

Nasional Devisa

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Periode 2008-

2013

Variabel

yang diuji

adalah LDR

Variabel

yang diuji

adalah

CAR, NIM,

KAP, dan

Inflasi

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

adalah

regresi linier

berganda

Secara parsial CAR,

NIM, KAP, dan LDR

berpengaruh terhadap

sedangkan Inflasi

tidak berpengaruh

terhadap

pertumbuhan laba.

Secara simultan

CAR, NIM, KAP,

LDR, dan Inflasi

berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

3 Grisely,

2015

Analisis

Pengaruh Rasio

Keuangan

Terhadap

Perubahan Laba

Pada

Perusahaan

Wholesale and

Retail Trade

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

(Periode 2009-

2012)

Variabel

yang diuji

adalah ROA

dan ROE

Variabel

yang diuji

adalah CR,

DR, TAT,

dan GPM

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

adalah

regresi linier

berganda

Secara parsial CR,

DR, TAT ROA, dan

ROE berpengaruh

terhadap perubahan

laba sedangkan GPM

tidak berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

Secara simultan CR,

DR, TAT ROA,

ROE, dan GPM

berpengaruh terhadap

perubahan laba.

38

4 Herlina

Fitry

Kurnia-

wati,

2014

Pengaruh Rasio

Keuangan

Terhadap

Perubahan Laba

Pada Bank

BCA Darmo

Surabaya

Variabel

yang diuji

adalah ROA

dan ROE

Variabel

yang diuji

adalah CR

dan GPM

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

adalah

regresi linier

berganda

Secara parsial CR,

ROA, ROE, dan

GPM berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

Secara simultan CR,

ROA, ROE, dan

GPM berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

Bersambung ke halaman selanjutnya

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti,

tahun

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Temuan

Persamaan Perbedaan

5 Nur Aini,

2013

Pengaruh CAR,

NIM, LDR,

NPL, BOPO

dan Kualitas

Aktiva

Produktif

Terhadap

Perubahan Laba

(Studi Empiris

pada

Perusahaan

yang Terdaftar

di BEI)

Variabel

yang diuji

adalah LDR

dan NPL

Variabel

yang diuji

adalah CAR,

BOPO, NIM

dan KAP

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

adalah

Ordinary

Least

Squares

(OLS)

Secara parsial CAR,

BOPO, KAP, dan

NPL berpengaruh

terhadap perubahan

laba sedangkan NIM

dan LDR tidak

berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

Secara simultan

CAR, NIM, LDR,

NPL, BOPO, dan

KAP berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

6 Ghazali

Syamni

dan

Martunis,

2013

Pengaruh OPM,

ROE dan ROA

Terhadap

Perubahan Laba

Pada

Perusahaan

Telekomunikasi

di Bursa Efek

Indonesia

Variabel

yang diuji

adalah ROE

dan ROA

Variabel

yang diuji

adalah OPM

sedangkan

metodologi

yang

digunakan

adalah

regresi linear

berganda

Secara parsial OPM,

ROA, dan ROE

berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

Secara simultan

OPM, ROA, dan

ROE berpengaruh

terhadap perubahan

laba.

40

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengkaji pengaruh FDR (X1), NPF (X2)¸ ROA (X3), dan

ROE (X4) terhadap Perubahan Laba (Y). Berdasarkan kerangka teori yang

dikemukakan dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka pemikiran yang

digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:

41

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengaruh FDR , NPF, ROA, dan ROE Terhadap Perubahan Laba Pada

Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

FDR (X1)

Uji Signifikansi

Model Regresi Data Panel

Fixed Effect Common Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinieritas

Multikolinieritas

Heterokedastis

Multikolinierit

as

Autokorelasi

Koefisien Determinasi Uji F Uji t

Interpretasi dan Kesimpulan

NPF (X2) ROA (X3) ROE (X4)

Perubahan Laba (Y)

42

Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat disimpulkan penelitian ini

menguji pengaruh FDR, NPF, ROA, dan ROE terhadap perubahan laba.

Tahap pertama dilakukan uji asumsi klasik, uji asumsi klasik terbagi menjadi

empat yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi.

Tahap kedua dilakukan uji model regresi data panel, untuk menguji

model regresi data panel pertama dilakukan uji model Common Effect dan uji

model Fixed Effect. Untuk menentukan model manakah yang tepat antara uji

model Common Effect atau Fixed Effect dilakukan Uji Chow. Kedua

dilakukan uji model Fixed Effect dan uji model Random Effect. Untuk

menentukan model manakah yang tepat antara uji model Fixed Effect atau

Random Effect dilakukan Uji Hausman.

Tahap ketiga dilakukan uji signifikansi, uji signifikansi terbagi

menjadi tiga yaitu uji-t, uji-F, dan uji koefisien determinasi. Kemudian setelah

selesai dilakukan interpretasi dan diberi kesimpulan.

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

Menurut Siti Nurhasanah (2016:2) hipotesis merupakan dugaan

sementara yang didasarkan pada teori, dugaan ini merupakan jawaban

sementara atas masalah yang dikemukakan. Untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh serta hubungan yang positif antar dua variabel atau lebih

perlu dirumuskan suatu hipotesis. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh FDR Terhadap Perubahan Laba

FDR (Financing to Deposit Ratio) menyatakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit/pembiayaan yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut

memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang

bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai pembiayaan semakin besar (Lukman Dendawijaya,

43

2009:116). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

bank.

Menurut Robin (2013:87) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, BRANCHES, dan BI RATE

Terhadap Pertumbuhan Laba: Studi Bank Umum dengan Aset ≥ Rp 50

Triliyun di Indonesia‖ menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan menurut Noni Nuraini

(2016:16) dalam penelitiannya yang berjudul ―Pengaruh Perubahan ROA,

BOPO, NPM dan LDR Terhadap Perubahan Laba‖ menyatakan

bahwaLDR berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

perubahan laba. Sehingga hipotesis yang diajukan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan FDRterhadap perubahan

laba.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan FDR terhadap perubahan laba.

2. Pengaruh NPF Terhadap Perubahan Laba

NPF (Non Performing Financing) merupakan salah satu indikator

kesehatan kualitas aset bank, semakin tinggi nilai NPF (di atas 5%) maka

bank tersebut tidak sehat. NPF yang tinggi menurunkan laba yang akan

diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang

dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat return

saham bank akan mengalami penurunan (Wangsawidjaja,

2012:117).Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 tertera

bahwa nilai NPF maksimum adalah sebesar5%. Hal ini dapat diartikan

bahwa bank dianggap sehat apabila memiliki nilai NPF kurang dari 5%.

Menurut Emilda (2016:24) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Syariah

di Indonesia‖ menyatakan bahwa NPF berpengaruh terhadap perubahan

laba, sedangkan menurut Raifah dan Erawati (2015:62) dalam

penelitiannya yang berjudul ―Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non

Performing Loan,Biaya Operasional Pendapatan Operasional, dan Loan to

44

Deposit Ratio Terhadap Perubahan Laba‖ menyatakan bahwa NPF tidak

berpengaruh terhadap perubahan laba. Sehingga hipotesis yang diajukan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan NPF terhadap perubahan

laba.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan NPFterhadap perubahan laba.

3. Pengaruh ROA Terhadap Perubahan Laba

ROA (Return on Assets) merupakan rasio rentabilitas yang

menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) denga total aset

bank, rasio ini menunjukkan tingkat efesiensi pengelolaan asset. Rasio ini

juga menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba.

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula

jumlah laba yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti

semakin rendah pula jumlah laba yang dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:193).

Menurut Herlina Fitry (2014:14) dalam penelitiannya yang

berjudul ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Bank

BCA Darmo Surabaya‖ menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan

terhadap perubahan laba, sedangkan menurut Wibowo dan Pujiati

(2011:170) dalam penelitiannya yang berjudul ―Analisis Rasio Keuangan

dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate dan

Property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX)‖

menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap perubahan laba. Sehingga hipotesis yang diajukan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan ROA terhadap perubahan

laba.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan ROA terhadap perubahan laba.

4. Pengaruh ROE Terhadap Perubahan Laba

ROE (Return on Equity) digunakan untuk mengukur seberapa

besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

45

tertanam dalam total ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas

ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba berish yang dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin

rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total aset (Hery, 2015:194).

Menurut Ghazali dan Martunis (2013:25) dalam penelitiannya

yang berjudul ―Pengaruh OPM, ROE dan ROA Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia‖ menyatakan

bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba.

Sedangkan menurut Wibowo dan Pujiati (2011:170) dalam penelitiannya

yang berjudul ―Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan

Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan Singapura (SGX)‖ menyatakan bahwa ROE berpengaruh

negatif namun tidak signifikanterhadap perubahan laba. Sehingga hipotesis

yang diajukan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan ROE terhadap perubahan

laba.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan ROE terhadap perubahan laba.

5. Pengaruh FDR, NPF, ROA, dan ROE Terhadap Perubahan Laba

Menurut Nur Aini (2013:22) dalam penelitiannya yang berjudul

―Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva Produktif

Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan

yang Terdaftar di Bei) Tahun 2009–2011‖ menyatakan bahwa LDR dan

NPL secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan

laba. Menurut Ghazali dan Martunis (2013:25) dalam penelitiannya yang

berjudul ―Pengaruh OPM, ROE dan ROA Terhadap Perubahan Laba Pada

Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia‖ menyatakan bahwa

ROA dan ROE secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

perubahan laba.

46

Sedangkan menurut Emilda (2016:26) dalam penelitiannya yang

berjudul ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Bank

Syariah di Indonesia‖ menyatakan bahwa LDR, NPF, dan ROEsecara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Menurut

Yuliani dan Lusmeida (2013:155) dalam penelitiannya yang berjudul

―Analisis Pengaruh Pengaruh Rasio CAMELS Terhadap Pertumbuhan

Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(2007-2011)‖ menyatakan bahwa LDR, NPF, dan ROAsecara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Sehingga hipotesis yang

diajukan:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Financing to Deposit Ratio

(FDR), Non Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA),

Return on Equity (ROE) terhadap perubahan laba

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan Financing to Deposit Ratio

(FDR), Non Performing Financing (NPF),Return on Assets (ROA),

Return on Equity (ROE) terhadap perubahan laba.

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh FDR (Financing to Deposit

Ratio), NPF (Non Performing Financing), ROA (Return on Assets) dan ROE

(Return on Equity) terhadap PL (Perubahan Laba). Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder, yaitu data laporan

keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015 yang

dipublikasi di website masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia. Data

yang diambil dalam penelitian ini adalah data tahunan selama periode 2011-

2015. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section

dan time series selama periode 2011-2015.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel

berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang terdaftar di

Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Berikut ini merupakan daftar

Bank Umum Syariah di Indonesia:

52

Tabel 3.1

Daftar Bank Umum Syariah

No Nama Perusahaan

1 PT Bank Muamalat Indonesia

2 PT Bank Victoria Syariah

3 Bank BRISyariah

4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah

5 Bank BNI Syariah

6 Bank Syariah Mandiri

7 Bank Syariah Mega Indonesia

8 Bank Panin Syariah

9 PT Bank Syariah Bukopin

10 PT BCA Syariah

11 PT Maybank Syariah Indonesia

12 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

Sumber: www.ojk.go.id

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1. Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia

(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang menyampaikan laporan

keuangan tahunan selama periode 2011-2015 secara konsisten dan telah

dipublikasikan di website masing-masing Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia.

3. Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tersebut memiliki data yang

dibutuhkan terkait variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian

selama periode 2011- 2015.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas diperoleh sampel sebanyak 9 bank.

Dalam hal ini Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang tidak dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah PT Bank Victoria Syariah, PT Maybank

53

Syariah Indonesia dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

dikarenakan tidak memenuhi kriteria. Berikut ini merupakan sampel yang

digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

1 PT Bank Muamalat Indonesia

2 Bank BRISyariah

3 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah

4 Bank BNI Syariah

5 Bank Syariah Mandiri

6 Bank Syariah Mega Indonesia

7 Bank Panin Syariah

8 PT Bank Syariah Bukopin

9 PT BCA Syariah

Sumber: www.ojk.go.id

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

data tersebut diperoleh langsung dari website masing-masing Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia yaitu berupa laporan keuangan tahunan Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Field Research dan Library

Research. Field Research yaitu peneliti menggunakan data sekunder berupa

data time series dengan skala tahunan yang diperoleh dari website masing-

masing Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan rentang waktu mulai

dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Library Research merupakan

teknik pengambilan data yang dilengkapi dengan membaca, mempelajari dan

menganalisis literatur yang bersumber dari buku, jurnal dan skripsi yang

berkaitan dengan penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang tersusun dan

memperoleh data yang valid.

54

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan

menggunakan program komputer Eviews (Software) versi9 dan Microsoft

Excel 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data log natural

(ln) pada data variabel independen dan variabel dependen, karena penyertaan

data dari variabel tersebut satuan datanya berbeda.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan

dengan pengumpulan atau penyajian suatu data sehingga memberikan

informasi yang berguna. Statistik deskriptif hanya memberikan informasi

mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan

apapun tentang data yang lebih besar. Dengan statistik deskriptif,

kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta

dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi

maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran

sampel kecil (Ghozali dan Ratmono,2013:165). Adapun persamaan uji

normalitas sebagai berikut:

Zskew =S−0

6 N Zkurt =

K−0

24 N

Dimana:

S - Nilai skewness

N - Jumlah kasus

K - Nilai kurtosis

55

JB = N S2

6+

(K−3)²

24 …(3.1)

Dimana:

JB - Statistik Jarque-Bera

N - Jumlah sampel

S -Koefisien skewness

K -Koefisien kurtosis

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji Jarque-Bera (JB) dengan melihat pada nilai

probability. Jika nilai probability lebih besar dari tingkat signifikansi α

= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini terdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α

= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terdistribusi

normal, dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Model terdistribusi normal

H1 = Model tidak terdistribusi normal

Bila Probabilitas > 0.05 → H0 diterima dan H1 ditolak

Bila Probabilitas < 0.05 → H1 diterima dan H0 ditolak

b. Uji Multikolinearitas

Dalam model regresi diasumsikan tidak memuat hubungan

dependensi linear antarvariabel independen. Jika terjadi hubungan

dependensi linear yang kuat di antara variabel independen maka

dinamakan terjadi problem multikolinearitas. Jika terjadi

multikolinearitas maka nilai standard error dari koefisien menjadi

tidak valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak

valid (Dedi Rosadi, 2012:52). Adapun persamaan uji

multikolinearitassebagai berikut:

VIF =1

(1−R12)

…(3.2)

Dimana:

56

VIF -Variance Inflation Factor

R² - Estimasi regresi parsial variabel penjelas

Uji multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier

antar variabel indpenden. Untuk melihat ada atau tidaknya gejala

multikolinearitas dengan cara melihat nilai correlation matrix. Jika

nilai correlation matrix lebih besar dari 0.8 maka data dalam penelitian

ini terkena multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai correlation matrix

lebih kecil dari 0.8 maka data dalam penelitian ini terkena

multikolinearitas, dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Model tidak terdapat multikolinearitas

H1: Model terdapat multikolinearitas

Bila r < 0,8 → H0 diterima dan H1 ditolak

Bila r > 0,8 → H1 diterima dan H0 ditolak

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Dedi Rosadi (2012:53) uji ini bertujuan untuk

menganalisis apakah variansi dari error bersifat tetap/konstan

(homokedastik) atau berubah-ubah (heterokedastik). Adapun

persamaan uji heteroskedastisitas sebagai berikut:

Ui2 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ui …(3.3)

Dimana:

𝑈𝑖 - Nilai residual

X1 - Variabel bebas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini digunakan Uji White dengan cara melihat nilai

probabilityChi Square. Jika nilai probabilityChi Square lebih besar

dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian

ini tidak terkena heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai

probabilityChi Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05

atau 5% maka data dalam penelitian ini terkena heteroskedastisitas,

dengan hipotesis sebagai berikut:

57

H0: Model tidak terdapat heteroskedastisitas

H1: Model terdapat heteroskedastisitas

Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 → H0 diterima dan H1 ditolak

Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 → H1 diterima dan H0 ditolak

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali dan Ratmono (2013:137) uji autokorelasi

bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada

korelasi antarkeseluruhan pengganggu (residual) pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Adapun persamaan

uji autokorelasi sebagai berikut:

y = β0 + β1x + u

Sementara itu, untuk deteksi autokorelasi dengan uji Lagrange

Multiplier (LM Test) dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

LM = (n − q)R²u …(3.4)

Dimana:

LM - Lagrange Multiplier

N - Jumlah sampel

q - Quantity

R² - Estimasi regresi parsial variabel penjelas

u - Nilai residual umum

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan melihat nilai

probability Chi Square. Jika nilai probabilityChi Square lebih besar

dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian

ini tidak terkena. Sebaliknya jika nilai probability Chi Square lebih

kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam

penelitian ini terkena autokorelasi, dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Model tidak terdapat autokorelasi

H1: Model terdapat autokorelasi

Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05 → H0 diterima dan H1 ditolak

58

Bila Probabilitas Obs*R² < 0,05 → H1 diterima dan H0 ditolak

3. Uji Model Regresi Data Panel

Berikut ini merupakan langkah-langkah pengujian model regresi

data panel, sebagai berikut:

a. Common Effect Model (CEM)

Langkah pertama untuk menguji model regresi data panel

adalah dengan menguji model Common Effect. Model ini merupakan

model paling sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya

karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section.

Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,

sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam

berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan

Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk

mengestimasi model data panel.

Bila kita memiliki asumsi bahwa α dan β akan sama (konstan)

untuk setiap data time series dan cross section, maka α dan β dapat

diestimasi dengan persamaan berikut (Suliyanto, 2011:231):

Yit = β0 + βXit + εit …(3.5)

Dimana:

Yit -Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit -Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β -Koefisien slope atau koefisien arah

β0 - Intersep model regresi

εit - Komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

b. Fixed Effect Model (FEM)

Langkah kedua untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan menguji model Fixed Effect. Model ini menggunakan teknik

variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar

perusahaan, perbedaan intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya

59

kerja, manajerial, dan insentif. Namun demikian slopnya sama antar

perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least

Square Dummy Variable (LSDV).Persamaan dalam model ini sebagai

berikut:

Yit = β0i + βX1it + εit …(3.6)

Dimana:

Yit - Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit -Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β -Koefisien slope atau koefisien arah

β0i -Intersep model regresi

εit -Komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

c. Uji Chow

Langkah ketiga untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan Uji Chow. Uji ini dilakukan untuk menentukan model Pooled

Least Square atau Fixed Effect Modelyang digunakan dalam

estimasi.Adapun persamaan uji chow sebagai berikut:

CHOW =N−1

NT−N−K …(3.7)

Dimana:

N - Jumlah data cross section

T - Jumlah data time series

K - Jumlah variabel penjelas

Untuk mengujinya dapat menggunakan F-test dengan hipotesis:

H0: Pooled Least Square

H1: Fixed Effect Model

Jika nilai probabilitas< α 0.05 maka H0 ditolak, artinya model

regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect

Model sebaliknya jika H0 diterima maka model regresi data panel yang

tepat untuk digunakan adalah Pooled Least Square. Namun jika H0

ditolak, maka model Fixed Effect harus diuji kembali untuk memilih

60

apakah memakai model Fixed Effect atau Random Effcet baru

dianalisis.

d. Random Effect Model (REM)

Langkah keempat untuk menguji model regresi data panel

adalah dengan menguji model Random Effect. Model ini mengestimasi

data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan antar

waktu dan antar subjek. model Random Effect digunakan untuk

mengatasi kelemahan model Fixed Effect yang menggunakan variabel

dummy. Metode analisis data panel dengan model Random Effect harus

memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section harus lebih besar

daripada jumlah variabel penelitian.

Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada

model ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan

dalam persamaan:

β0 = β0 + ui , i = 1,…,n

Sehingga persamaan model yang digunakan adalah:

Yit = β0i + βX1it + ui + εit …(3.8)

Dimana:

Yit - Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Xit - Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β - Koefisien slope atau koefisien arah

β0i - Intersep model regresi

ui - Komponen eror pada unit ke-i dan waktu ke-t

εit - Komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

e. Uji Hausman

Langkah kelima untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan Uji Hausman. Keputusan penggunaan Fixed Effect Model atau

Random Effect Model dapat ditentukan dengan menggunakan

spesifikasi yang dikembangkan dengan Uji Hausman. Spesifikasi ini

61

akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-square statistik

sehingga keputusan pemilihan model akan dapat ditentukan secara

statistik. Adapun persamaan uji hausman sebagai berikut:

H = βRE − βFE ¹ ∑FE − ∑RE ⁻¹ βRE − βFE …(3.9)

Dimana:

βRE -Random Effect Estimator

βFE -Fixed Effect Estimator

∑FE - Matriks Kovarians Fixed Effect

∑RE - Matriks Kovarians Random Effect

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis:

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Jika nilai probabilitas < α 0.05 maka H0 ditolak, artinya model

regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect

Model sebaliknya jika H0 diterima maka model regresi data panel yang

tepat untuk digunakan adalah Random Effect Model.

4. Uji Signifikansi

a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013:63).

Adapun persamaan uji t sebagai berikut:

ti =b j

Sb j …(3.10)

Dimana:

ti - Nilai t hitung

bj - Koefisien regresi

Sbj- Kesalahan baku koefisien regresi

62

Uji statistik t dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai

probabilitas t-statistic.Jika nilai probabilitas t-statistic lebih besar dari

tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika nilai probabilitas t-statistic lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0 = Secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

H1 = Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (H0

diterima, H1 ditolak).

Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (H0

ditolak, H1 diterima).

b. Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013:61). Adapun persamaan uji F sebagai

berikut:

F =R² (K−1)

1−R² (n−k) …(3.11)

Dimana:

F - Nilai F hitung

R² - Koefisien determinasi

k - Jumlah variabel

n - Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

Uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai

probabilitas F-statistic.Jika nilai probabilitas F-statistic lebih besar

63

dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara simultan

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas F-statistic lebih kecil dari

tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara simultan variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0 = Secara simultan variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

H1 = Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (H0

diterima, H1 ditolak).

Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (H0

ditolak, H1 diterima).

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Secara umum

koefisien determinasi untuk data silang (cross-section) relatif rendah

karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai

nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali dan Ratmono,

2013:59).

Koefisien determinasi (R-squared) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai adjusted R-squared. Dikarenakan dalam

penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen. Nilai

adjusted R² dikatakan baik jika nilainya di atas 0.5 hal ini dikarenakan

nilai R² berkisar antarna 0-1. Nilai adjusted R-squared dapat naik atau

turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Adapun persamaan uji koefisien determinasi sebagai berikut:

64

R2 = 1 −∑(Y−Y)²

∑(Y−Y)² …(3.12)

Dimana:

R2 - Koefisien determinasi

(Y − Y)² - Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi

(Y − Y)² - Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata

5. Model Regresi Data Panel

Model persamaan dasar data panel adalah:

Yit = β1X1it + β2X2it + β3X3it + μit

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah:

PL = β0 − β1FDRit + β2NPFit + β3ROAit − β4ROEit + εit …(3.13)

Dimana:

PL - Perubahan Laba

β0 - Konstanta

β1,β2,β3,β4 - Koefisien Variabel Independen

FDR -Financing to Deposit ratio

NPF -Non Performing Financing

ROA -Return on Assets

ROE -Return on Equity

ε - Koefisien Eror

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Perubahan

Laba Bank Umum Syariah di Indonesia. Perubahan laba adalah

peningkatan ataupun penurunan laba yang diperoleh perusahaan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data operasional yang digunakan

dalam penelitian ini diperoleh dari laporan laba rugi masing-masing

website Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan perhitungan tahunan,

65

yaitu dari tahun 2011-2015 yang dinyatakan dalam milyar rupiah. Rumus

perubahan laba adalah:

∆Yn =Yn −Yn−1

Yn−1 …(3.14)

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Financing to Deposit Ratio (𝐗𝟏)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana

dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi

rendahnya rasio ini menunjukan tingkat likuiditas bank tersebut,

sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan

sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank yang

mempunyai angka rasio lebih kecil (Muhammad, 2005:55). Data

operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

masing-masing website Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan

perhitungan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang dinyatakan

dalam bentuk presentase. Rumus FDR adalah:

FDR =Pembiayaan yang Diberikan

Dana Pihak Ketiga × 100% …(3.15)

b. Non Performing Financing (𝐗𝟐)

Rasio ini merupakan rasio pembiayaan yang bermasalah di

suatu bank. Apabila pembiayaan bermasalah meningkat maka resiko

terjadinya penurunan profitabilitas semakin besar. Apabila

profitabilitas menurun, maka kemampuan bank dalam melakukan

ekspansi pembiayaan berkurang dan laju pembiayaan menjadi turun

(Muhammad, 2005:359). Data operasional yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari masing-masing website Bank Umum

Syariah (BUS) berdasarkan perhitungan tahunan, yaitu dari tahun

2011-2015 yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Rumus NPF

adalah:

66

NPF =Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan× 100% …(3.16)

c. Return on Assets (𝐗𝟑)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi

bank tersebut dari segi penggunaan aset (Lukman Dendawijaya,

2009:118).Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari masing-masing website Bank Umum Syariah (BUS)

berdasarkan perhitungan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang

dinyatakan dalam bentuk presentase. Rumus ROA adalah:

ROA =Laba Bersih

Total Ak tiva× 100% …(3.17)

d. Return on Equity (𝐗𝟒)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah

laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total ekuitas. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas

berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:194).

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

masing-masing website Bank Umum Syariah (BUS) berdasarkan

perhitungan tahunan, yaitu dari tahun 2011-2015 yang dinyatakan

dalam bentuk presentase. Rumus ROE adalah:

ROE =Laba Bersih

Total Ekuitas× 100% …(3.18)

71

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Ringkasan Deskriptif

Data yang digunakan adalah variabel PL (Perubahan Laba), FDR

(Financing to Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing), ROA

(Return on Assets), dan ROE (Return on Equity). Objek penelitian ini adalah

seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang terdaftar di Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tahun 2011 hingga 2015 serta

memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini merupakan

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang memenuhi kriteria untuk

dijadikan sampel:

Tabel 4.1

Daftar Bank Umum Syariah

No Kode Nama Perusahaan

1 MUAMALAT PT Bank Muamalat Indonesia

2 BRIS Bank BRISyariah

3 BJBS B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah

4 BNIS Bank BNI Syariah

5 BSM Bank Syariah Mandiri

6 BMS Bank Syariah Mega Indonesia

7 PANINS Bank Panin Syariah

8 BUKOPINS PT Bank Syariah Bukopin

9 BCAS PT BCA Syariah

Sumber: www.ojk.go.id

72

1. Analisis Perkembangan Variabel PL (Perubahan Laba)

Penulis mendeskripsikan perkembangan PL (Perubahan Laba)

Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai berikut:

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan PL

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan perkembangan perubahan laba

dari masing-masing Bank Umum Syariah yang memiliki kualifikasi untuk

dijadikan sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu dari tahun

2011 hingga 2015. Bank Umum Syariah yang memiliki perubahan laba

tertinggi dan terendah adalah BRI Syariah pada tahun 2014 sebesar 15,29

dan pada tahun 2015 sebesar-0,91.

2. Analisis Perkembangan Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio)

Penulis mendeskripsikan perkembangan FDR (Financing to

Deposit Ratio)Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai

berikut:

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM

BCAS

BNIS

BRIS

BMS

BUKOPINS

PANINS

MUAMALAT

BJBS

73

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan FDR

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan perkembangan FDR dari masing-

masing Bank Umum Syariah yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan

sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011

hingga 2015. Bank Umum Syariah yang memiliki FDR tertinggi adalah

Bank Panin Syariah pada tahun 2011 sebesar 162,97%. FDR terendah

adalah BNI Syariah pada tahun 2011 sebesar 78,6%. FDR yang melebihi

batas maksimum (> 110%) yang telah ditentukan adalah Bank Panin

Syariah pada tahun 2011 sebesar 162,97% dan pada tahun 2012 sebesar

123,88%. FDR yang berada di bawah batas aman (< 80%) adalah BCA

Syariah pada tahun 2011 dan 2012 sebesar 78,84% dan 79,91%, BNI

Syariah pada tahun 2011 sebesar 78,6%, dan BJB Syariah pada tahun

2011 sebesar 79,61%.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM

BCAS

BNIS

BRIS

BMS

BUKOPINS

PANINS

MUAMALAT

BJBS

74

3. Analisis Perkembangan Variabel NPF (Non Performing Financing)

Penulis mendeskripsikan perkembangan NPF (Non Performing

Financing)Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai

berikut:

Gambar 4.3

Grafik Perkembangan NPF

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan perkembangan NPF dari masing-

masing Bank Umum Syariah yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan

sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011

hingga 2015. Bank Umum Syariah yang memiliki NPF tertinggi adalah

Bank Muamalat pada tahun 2015 sebesar 7,11%. NPF terendah adalah

BCA Syariah pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,1%. NPF yang melebihi

batas maksimum (> 5%) yang telah ditentukan adalah Bank Syariah

Mandiri pada tahun 2014 sebesar 6,84% dan pada tahun 2015 sebesar

6,06%, Bank Muamalat pada tahun 2014 sebesar 6,55%, dan BJB Syariah

pada tahun 2015 sebesar 6,93%.

4. Analisis Perkembangan Variabel ROA (Return on Assets)

Penulis mendeskripsikan perkembangan ROA (Return on

Assets)Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai

berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM

BCAS

BNIS

BRIS

BMS

BUKOPINS

PANINS

MUAMALAT

BJBS

75

Gambar 4.4

Grafik Perkembangan ROA

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan perkembangan ROA dari masing-

masing Bank Umum Syariah yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan

sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011

hingga 2015. Bank Umum Syariah yang memiliki ROA tertinggi adalah

Bank Mega Syariah pada tahun 2012 sebesar 3,81%. Sedangkan ROA

terendah adalah BRI Syariah pada tahun 2014 sebesar 0,08%.

5. Analisis Perkembangan Variabel ROE (Return on Equity)

Penulis mendeskripsikan perkembangan ROE (Return on

Equity)Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2015, sebagai

berikut:

Gambar 4.5

Grafik Perkembangan ROE

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM

BCAS

BNIS

BRIS

BMS

BUKOPINS

PANINS

MUAMALAT

BJBS

76

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Dari grafik di atas menunjukkan perkembangan ROE dari masing-

masing Bank Umum Syariah yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan

sampel dan bertahan selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011

hingga 2015. Bank Umum Syariah yang memiliki ROE tertinggi adalah

Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012 sebesar 68,09%. Sedangkan ROE

terendah adalah BRI Syariah pada tahun 2014 sebesar 0,44%.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BSM

BCAS

BNIS

BRIS

BMS

BUKOPINS

PANINS

MUAMALAT

BJBS

77

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar 4.6

Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera

0

2

4

6

8

10

12

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Series: ResidualsSample 1 45Observations 45

Mean 2.00e-16Median -0.008246Maximum 2.653564Minimum -3.661346Std. Dev. 1.135841Skewness -0.236927Kurtosis 4.666067

Jarque-Bera 5.625595Probability 0.060037

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan gambar di atas nilai probability sebesar 0.060037

lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0.05 atau 5% (0.060037 >

0.05). Maka H0 diterimadanH1ditolak.Sehingga dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian ini terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.2

Hasil Uji Correlation Matrix

FDR NPF ROA ROE

FDR 1.000000 -0.054488 0.172094 -0.049821

NPF -0.054488 1.000000 -0.375656 0.057141

ROA 0.172094 -0.375656 1.000000 0.760444

ROE -0.049821 0.057141 0.760444 1.000000

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas nilai korelasi dari masing-masing

variabel independen lebih kecil dari 0.8. Nilai korelasi variabel

independen tertinggi hanya mencapai 0.760444 yaitu antara ROA dan

ROE (0.760444 < 0.8). Maka H0 diterima dan H1ditolak. Sehinggadapat

78

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.3

Hasil Uji White

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.913153 Prob. F(14,30) 0.5553

Obs*R-squared 13.44625 Prob. Chi-Square(14) 0.4917

Scaled explained SS 19.47451 Prob. Chi-Square(14) 0.1476

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas nilai Obs*R-squared sebesar 13.44625

dan probabilitasChi Square sebesar 0.4917 lebih besar dari tingkat

signifikan sebesar 0.05 atau 5% (0.4917> 0.05). Maka H0 diterima

danH1ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian

ini tidak terdapat heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Tabel 4.4

Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM Test)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.600608 Prob. F(2,38) 0.5536

Obs*R-squared 1.378904 Prob. Chi-Square(2) 0.5019

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas nilai Obs*R-squared sebesar 1.378904.

Nilai probabilitasChi Square sebesar 0.5019 lebih besar dari tingkat

signifikan sebesar 0.05 atau 5% (0.5019 > 0.05). Maka H0 diterima dan

H1ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini

tidak terdapat autokorelasi.

79

C. Uji Model Regresi Data Panel

1. Common Effect Model

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji Common Effect Model, sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil UjiCommon Effect Model

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled Least Squares

Date: 02/08/17 Time: 06:41

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR? 0.187761 0.124006 1.514135 0.1377

NPF? 0.654041 0.204009 3.205943 0.0026

ROA? 1.235612 0.413259 2.989924 0.0047

ROE? -0.762952 0.289884 -2.631920 0.0119

R-squared 0.222872 Mean dependent var -0.334222

Adjusted R-squared 0.166009 S.D. dependent var 1.305571

S.E. of regression 1.192288 Akaike info criterion 3.274312

Sum squared resid 58.28356 Schwarz criterion 3.434905

Log likelihood -69.67203 Hannan-Quinn criter. 3.334180

Durbin-Watson stat 1.569172

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

2. Fixed Effect Model

80

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji Fixed Effect Model, sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil UjiFixed EffectModel

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled Least Squares

Date: 02/08/17 Time: 06:41

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 17.11895 7.835881 2.184687 0.0363

FDR? -3.138669 1.641163 -1.912466 0.0648

NPF? 0.575916 0.345120 1.668742 0.1049

ROA? 2.407447 0.755140 3.188080 0.0032

ROE? -1.735020 0.605448 -2.865680 0.0073

Fixed Effects (Cross)

BSM--C 1.804291

BCAS--C -1.253036

BNIS--C -0.974522

BRIS--C 1.212633

BMS--C 0.451588

BUKOPINS--C -0.480941

PANINS--C -0.292666

MUAMALAT--C 0.290346

BJBS--C -0.757694

Effects Specification

81

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.524133 Mean dependent var -0.334222

Adjusted R-squared 0.345683 S.D. dependent var 1.305571

S.E. of regression 1.056075 Akaike info criterion 3.183846

Sum squared resid 35.68940 Schwarz criterion 3.705771

Log likelihood -58.63654 Hannan-Quinn criter. 3.378414

F-statistic 2.937141 Durbin-Watson stat 2.485848

Prob(F-statistic) 0.007399

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

3. Uji Chow

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji Chow, sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: DEPPL

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.362213 (8,32) 0.0402

Cross-section Chi-square 20.883687 8 0.0075

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas hasil dari uji Chow menunjukkan bahwa

nilai probabilitascross-section sebesar 0.0402 yang berarti nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan α 0.05 atau 5% (0.0402 >

0.05). Maka H0 ditolak dan H1diterima, sehingga model regresi data panel

yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect Model.

4. Random Effect Model

82

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji Random Effect Model, sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil UjiRandom Effect Model

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 02/08/17 Time: 06:52

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 45

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 12.33771 7.232224 1.705936 0.0958

FDR? -2.376556 1.543267 -1.539952 0.1314

NPF? 0.725908 0.255335 2.842961 0.0070

ROA? 1.744965 0.543345 3.211523 0.0026

ROE? -1.138248 0.399300 -2.850605 0.0069

Random Effects

(Cross)

BSM--C 0.749040

BCAS--C -0.226471

BNIS--C -0.659808

BRIS--C 0.746176

BMS--C 0.183571

BUKOPINS--C -0.529696

PANINS--C 0.218983

MUAMALAT--C -0.161036

BJBS--C -0.320760

83

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.734285 0.3259

Idiosyncratic random 1.056075 0.6741

Weighted Statistics

R-squared 0.242611 Mean dependent var -0.180801

Adjusted R-squared 0.166872 S.D. dependent var 1.139161

S.E. of regression 1.039779 Sum squared resid 43.24558

F-statistic 3.203250 Durbin-Watson stat 2.038423

Prob(F-statistic) 0.022579

Unweighted Statistics

R-squared 0.225882 Mean dependent var -0.334222

Sum squared resid 58.05784 Durbin-Watson stat 1.518362

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

84

5. Uji Hausman

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji Hausman,sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: DEPPL

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.775060 4 0.5961

s Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas hasil dari uji Hausman menunjukkan

bahwa nilai probabilitascross-section sebesar 0.5961 yang berarti nilai

probabilitas lebih besar dari tingkat signifikan α 0.05 atau 5% (0.5961

>0.05). Maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga model regresi data

panel yang tepat untuk digunakan adalah Random Effect Model.

85

D. Uji Signifikansi

1. Uji t

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji t,sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji-t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 12.33771 7.232224 1.705936 0.0958

FDR -2.376556 1.543267 -1.539952 0.1314

NPF 0.725908 0.255335 2.842961 0.0070

ROA 1.744965 0.543345 3.211523 0.0026

ROE -1.138248 0.399300 -2.850605 0.0069

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan hasil uji-t adalah sebagai

berikut:

a. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

FDR sebesar 0.1314, menunjukkan bahwa nilai probabilitas FDR lebih

besar dari nilai α = 0.05 atau 5% (0.1314 > 0.05), maka

H0diterimadanH1ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa FDR

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

b. Non Performing Financing (NPF)

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

NPF sebesar 0.0070, menunjukkan bahwa nilai probabilitas NPF lebih

kecil dari nilai α = 0.05 atau 5% (0.0070 < 0.05), maka

H0ditolakdanH1diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF

memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

c. Return on Assets (ROA)

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

ROA sebesar 0.0026, menunjukkan bahwa nilai probabilitas ROA

lebih kecil dari nilai α = 0.05 atau 5% (0.0026 < 0.05), maka H0ditolak

86

danH1diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki

pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

d. Return on Equity (ROE)

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

ROE sebesar 0.0069, menunjukkan bahwa nilai probabilitas ROE lebih

kecil dari nilai α = 0.05 atau 5% (0.0069 < 0.05), maka H0ditolak

danH1diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki

pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

2. Uji F

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji F,sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji-F

R-squared 0.242611 Mean dependent var -0.180801

Adjusted R-squared 0.166872 S.D. dependent var 1.139161

S.E. of regression 1.039779 Sum squared resid 43.24558

F-statistic 3.203250 Durbin-Watson stat 2.038423

Prob(F-statistic) 0.022579

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas hasil dari uji-F menunjukkan bahwa nilai

probabilitas (F-statistic) sebesar 0.022579 lebih kecil dari nilai α = 0.05

atau 5% (0.022579 < 0.05). Maka H0ditolak danH1diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa FDR, NPF, ROA dan ROE secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

3. Koefisien Determinasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

merupakan hasil uji koefisien determinasi,sebagai berikut:

87

Tabel 4.12

Hasil UjiKoefisien Determinasi

R-squared 0.242611 Mean dependent var -0.180801

Adjusted R-squared 0.166872 S.D. dependent var 1.139161

S.E. of regression 1.039779 Sum squared resid 43.24558

F-statistic 3.203250 Durbin-Watson stat 2.038423

Prob(F-statistic) 0.022579

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R-squared

sebesar 0.166872. Hal ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan

variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 16.68% atau

dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan 16.68% terhadap variabel dependennya, sedangkan

sisanya 83.32% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

88

E. Model Regresi Data Panel

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini merupakan

hasil uji model regresi data panel,sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil UjiModel Regresi Data Panel

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 12.33771 7.232224 1.705936 0.0958

FDR -2.376556 1.543267 -1.539952 0.1314

NPF 0.725908 0.255335 2.842961 0.0070

ROA 1.744965 0.543345 3.211523 0.0026

ROE -1.138248 0.399300 -2.850605 0.0069

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi

sebagai berikut:

PL = 12.33771 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit + 1.744965ROAit -

1.138248ROEit + εit

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 12.33771 menunjukkan jika variabel independen (FDR,

NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan periode ke t adalah konstan,

maka perubahan laba adalah sebesar 12.33771.

2. Jika nilai FDR pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menurunkan perubahan laba pada observasi i dan periode ke t sebesar

2.376556 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

3. Jika nilai NPF pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menaikkan perubahan laba pada observasi i dan periode ke t sebesar

0.725908 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

4. Jika nilai ROA pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menaikkan perubahan laba pada observasi i dan periode ke t sebesar

1.744965 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

89

5. Jika nilai ROE pada observasi i dan periode ke t naik sebesar 1% maka

akan menurunkan perubahan laba pada observasi i dan periode ke t sebesar

1.138248 apabila nilai variabel lainnya dianggap konstan.

Tabel 4.14

Hasil UjiModel Regresi Tiap Bank Umum Syariah

Random Effect (Cross) Konstanta

BSM—C 0.749040

BCAS—C -0.226471

BNIS—C -0.659808

BRIS—C 0.746176

BMS—C 0.183571

BUKOPINS--C -0.529696

PANINS--C 0.218983

MUAMALAT--C -0.161036

BJBS—C -0.320760

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi tiap

Bank Umum Syariah sebagai berikut:

1. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri

PL BSM = 0.749040 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit + 1.744965ROAit

- 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar 0.749040 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Syariah Mandiri

adalah sebesar 0.749040.

2. Persamaan model regresi BCA Syariah

PL BCAS = -0.226471 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar -0.226471 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

90

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba BCA Syariah adalah

sebesar -0.226471.

3. Persamaan model regresi BNI Syariah

PL BNIS = -0.659808 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar -0.659808 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba BNI Syariah adalah

sebesar -0.659808.

4. Persamaan model regresi BRI Syariah

PL BRIS = 0.746176 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit + 1.744965ROAit

- 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar 0.746176 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba BRI Syariah adalah

sebesar 0.746176.

5. Persamaan model regresi Bank Mega Syariah

PL BMS = 0.183571 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit + 1.744965ROAit

- 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar 0.183571 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Mega Syariah

adalah sebesar 0.183571.

6. Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin

PL BUKOPINS = -0.529696 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar -0.529696 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

91

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Syariah Bukopin

adalah sebesar -0.529696.

7. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah

PL PANINS = 0.218983 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar 0.218983 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Panin Syariah

adalah sebesar 0.218983.

8. Persamaan model regresi Bank Muamalat

PL MUAMALAT = -0.161036 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar -0.161036 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Muamalat adalah

sebesar -0.161036.

9. Persamaan model regresi BJB Syariah

PL BJBS = -0.320760 - 2.376556FDRit + 1.744965NPFit +

1.744965ROAit - 1.138248 ROEit + εit

Konstanta perubahan laba sebesar-0.320760 menunjukkan jika

variabel independen (FDR, NPF, ROA dan ROE) pada observasi i dan

periode ke t adalah konstan, maka perubahan laba Bank Muamalat adalah

sebesar -0.320760.

F. Interpretasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini merupakan

interpretasi dari hasil penelitian, sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hubungan Variabel Independen Terhadap Perubahan Laba

92

Variabel Hubungan yang Ditemukan Arah Hubungan

FDR Tidak berpengaruh Negatif

NPF Berpengaruh Positif

ROA Berpengaruh Positif

ROE Berpengaruh Negatif

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

1. Pengaruh FDR Terhadap Perubahan Laba

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Financing to Deposit

Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh signifikan dengan nilai negatif

terhadap Perubahan Laba. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi

FDR tidak diikuti dengan semakin menurunnya laba.Nilai negatif dalam

hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggiFDR dapat dikatakan bahwa

bank tidak dapat mengelola likuiditasnya dengan baik dikarenakan

rendahnya kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana

yang dilakukan deposandikarenakan pemberian pembiayaan kepada

nasabah tidak dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi

permintaan nasabah yang ingin menarik kembali uangnya yang telah

digunakan oleh bank.

Selain itu nilai negatif dapat juga dijelaskan bahwa kinerja bank

umumnya tidak efisien, sehingga tidak dapat memaksimalkan pendapatan

dari dana yang dipinjamkan kepada nasabah,dalam hal ini bank mengalami

kredit macet dikarenakan kegagalan pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah.Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa FDR tidak membawa

dampak pada perubahan labakarena semakin tinggi FDR tidak diikuti

dengan semakin menurunnya laba, dengan kata lain peningkatan atau

penurunan FDR tidak mempengaruhi perubahan laba secara signifikan.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Noni Nuraini

(2013:26) yang menyatakan bahwa LDR tidak signifikan dan negatif

terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan bahwa LDR tidak membawa

dampak pada perubahan laba, yang mengindikasi bank belum mampu

memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana yang ditarik oleh para

93

nasabah dan penelitian Fitria Anggraeni (2015:18) yang menyatakan

bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, namun

pengaruh tersebut tidak signifikan atau tidak berarti. Kondisi ini

menggambarkan bahwa kinerja perbankan pada umumnya tidak efisien,

sehingga tidak dapat memaksimalkan nilai pendapatan dari dana yang

dipinjamkan kepada masyarakat.

2. Pengaruh NPF Terhadap Perubahan Laba

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Non Performing

Financing (NPF) memiliki pengaruh signifikan dengan nilai positif

terhadap perubahan laba.Hal ini dapat dijelaskan bahwa walaupun NPF

meningkat karena kewajiban debitur untuk membayar kembali

kewajibannyabelum dibayarkan, perubahan laba tetap akan meningkat

apabila total pembiayaan yang diberikan juga meningkat, sehingga

walaupun debitur belum membayar kembali kewajibannya dapat tertutupi

denganmeningkatnyapinjaman baru.

Selain itusebagian besar periode penelitian NPF mengalami

kenaikan dan kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan perubahan laba.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin meningkat NPF diikuti

dengan meningkatnya perubahan laba. Hal ini dikarenakan kerugian bank

yang disebabkan oleh kegagalan pengembalian pembiayaan oleh debitur

dapat tertutupi dengan meningkatnya pinjaman baru.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Nur Aini (2013:23)

yang menyatakan bahwa walaupun NPF naik karena kewajiban dari

debitur untuk membayar kembali kewajibannya sebagian belum terbayar,

perubahan laba tetap dapat meningkat jika total kredit yang diberikan juga

naik, sehingga pendapatan bunga pinjaman yang belum terbayar, dapat

tertutup oleh kenaikan bunga pinjaman akibat realisasi pinjaman baru dan

penelitian Lilis Erna (2010:76) yang menyatakan bahwanilai positif pada

koefisien regresi variabel NPL menunjukkan sebagian besar data pada

periode penelitian ketika nilai NPL mengalami kenaikan, diikuti dengan

kenaikan nilai perubahan laba.

94

3. Pengaruh ROA Terhadap Perubahan Laba

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Assets

(ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.Semakin

tinggi ROA menunjukkan bahwa bank meningkatkan penjualan untuk

menghasilkan pendapatan sehingga laba juga ikut meningkat dengan

sendirinya melalui tingkat penjualan dan pendapatan perusahaan yang

diperoleh selama tahun berjalan.

Pengaruh positif yang ditunjukkan ROA sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Hery (2015:193) yaitu semakin tinggi hasil

pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset atau

dengan kata lain semakin besar ROA bank semakin baik posisi bank

tersebut dari segi penggunaan aset.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasemakin besar ROA

suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan

aset.Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Herlina Fitry (2014:9)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin

efektif manajemen aset dan penelitian Noni Nuraini (2016:14) yang

menyatakan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan total aset yang

dimiliki dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk meghasilkan

pendapatan sehingga meningkatnya pendapatan akan meningkatkan laba.

4. Pengaruh ROE Terhadap Perubahan Laba

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROE

memiliki pengaruh signifikan dengan nilai negatif terhadap perubahan

laba.Maksud dari nilai negatif tersebut adalah semakin tinggi ROE maka

semakin rendah laba yang diperoleh bank tersebut. Hal tersebut

dikarenakan kurang efisiennya bank dalam penggunaan modal sendiri

untuk menghasilkan laba bank sehingga laba yang diperoleh di tahun

mendatang mengalami penurunan.

95

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan ROE

berdampak pada penurunan laba bank dikarenakan modal yang digunakan

untuk membiayai operasi bank tidak dapat menghasilkan laba. Dalam hal

ini bank belum mampu menentukan jenis investasi yang tepat untuk

menghasilkan laba yang lebih besar.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Ghazali dan Martunis

(2013:26) yang menyatakan bahwa pengaruh negatif yang ditunjukkan

ROE terhadap perubahan laba disebabkan kurang efektifnya penggunaan

perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan dan penelitian Grisely

(2015:12) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap perubahan

laba dikarenakan sumber dana yang dapat dikelola perusahaan tidak hanya

bersumber dari modal sendiri (ekuitas) tapi juga bersumber dari hutang.

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan data yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Financing to

Deposit Ratio (FDR) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan

dengan nilai negatif terhadap Perubahan Laba dengan nilai probabilitas

0.1314. Non Performing Financing (NPF) secara parsial memiliki

pengaruh signifikan dengan nilai positif terhadap Perubahan Laba dengan

nilai probabilitas 0.0070. Return on Assets (ROA) secara parsial memiliki

pengaruh signifikan dengan nilai positif terhadap Perubahan Laba dengan

nilai probabilitas 0.0026. Return on Equity (ROE) secara parsial tidak

memiliki pengaruh signifikan dengan nilai negatif terhadap Perubahan

Laba dengan nilai probabilitas 0.0069.

2. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen Financing to

Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Return on Assets

(ROA) dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap

Perubahan Laba.

3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel yang paling dominan terhadap

Perubahan Laba adalah variabelReturn on Assets (ROA) dengan nilai

konstanta sebesar 1.744965.

98

4. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel yang paling tidak dominan

terhadap Perubahan Laba adalah variabel Financing to Deposit Ratio

(FDR) dilihat dari probabilitas yang lebih besar dari 0.05 yang

menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan

terhadap Perubahan Laba Bank Umum Syariah.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasiyangmungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan investasi pada Bank Umum Syariah agar

memperhatikan terlebih dahulu rasio FDR, NPF, ROA, dan ROE sebelum

melakukan investasi dananya, karena rasio FDR, NPF, ROA, dan ROE

secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba pada Bank Umum

Syariah (BUS) periode 2011-2015.

2. Bagi Bank Syariah

Bagi Bank Umum Syariah di Indonesia diharapkan untuk

meningkatkan kinerja keuangannya dengan baik sehingga dapat

memaksimalkan tingkat probabilitas yang diwakili oleh Laba. Dalam hal

ini pihak manajemen Bank Umum Syariah di Indonesia agar mampu

mengoptimalkan rasio FDR dalam menyalurkan pembiayaan secara

efektif, mengurangi rasio NPF dalam pembiayaan bermasalah yang terjadi,

meningkatkan rasio ROA dalam menghasilkan laba bersih dan

mengefektifkan rasio ROE dalam penggunaan modal sendiri sehingga laba

yang dihasilkan akan maksimal.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapatmenjadi salah satu tambahan

referensi mengenai bank umum syariah bagi peneliti maupun bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang topik sejenis.Untuk

peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel lain yang

99

memungkinkan dapat mempengaruhi perubahan laba Bank Umum Syariah

di Indonesia seperti rasio Current Ratio (CR), Interest Rate Risk (IRR),

Gross Profit Margin (GPM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan lain-

lain. Selain itu diharapkan peneliti selanjutnya memperluas obyek

penelitian dan menambahkan atau memperbarharui periode agar

memperoleh hasil yang lebih akurat dan dapat menjelaskan berbagai

fenomena yang terjadi berkaitan dengan penelitian ini.

100

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Dendawijaya, Lukman.“Manajemen Perbankan”. Jakarta: Ghalia Indonesia.

2009.

Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab”.

Bandung: Alfabeta. 2013.

Ghozali, Imam, dan Dwi Ratmono, ―Analisis Multivariat dan Ekonometrika:

Teori, Konsep, dan Aplikasi Dengan EViews 8‖, Badan Penerbit-

Undip, Semarang, 2013.

Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2007.

Hery. “Analisis Kinerja Manajemen”. Jakarta: PT Grasindo. 2015.

Ihsan, Dwi Nur’aini. “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”.

Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press. 2013.

Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Kencana. 2010.

Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Martono. ―Bank & Lembaga Keuangan Lain‖. Ekonisia, Yogyakarta, 2009.

Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syari'ah”. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN. 2005.

Nurhasanah, Siti. “Praktikum Statistika 2: Untuk Ekonomi dan Bisnis”.

Jakarta: Salemba Empat. 2016.

101

Riyadi, Slamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.

Rosadi, Dedi. “Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews”. Yogyakarta: ANDI. 2012.

Wangsawidjaja. ―Pembiayaan Bank Syariah‖. Kompas Gramedia Building,

Jakarta, 2012.

Wibowo. “Manajemen Kinerja”. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

Yuwono, Sony dkk. ―Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard”.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007.

B. Penelitian/Jurnal

Abidin, Zainal. ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada

Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia‖.Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 5. 2013.

Anggraeni, Fitria. ―Pengaruh CAR, NIM, KAP, LDR, dan Inflasi Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013‖. Vol. 1, No. 1,

ISSN: 2502-7697. Februari 2015.

Ariyanti, Lilis Erna. ―Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA

dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba pada Bank

Umum di Indonesia‖.Tesis. 2010.

Aini, Nur. ―Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan Kualita sAktiva

Produktif Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di BEI)‖.Dinamika Akuntansi, Keuangan

dan Perbankan, Vol. 2, No. 1, Hal. 14-25, ISSN: 1979-4878. Mei 2013.

Emilda. ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Bank

Syariah di Indonesia‖. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.

4, Hal: 10-29. Januari 2016.

Ersyawalia, Dila. ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan

Laba‖.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 4, No. 2. 2015.

102

Grisely. ―Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada

Perusahaan Wholesale and Retail yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (Periode 2009-2012)‖. Jom FEKON, Vol. 2, No. 1. Februari

2015.

Hermanda, Riza. ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan

Laba‖.Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 4,No. 1. 2015.

Karuniawati, Herlina Fitry.―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan

Laba Pada Bank BCA Darmo Surabaya‖.Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi, Vol. 3, No. 1. 2014.

Nuraini, Noni. ―Pengaruh Perubahan ROA, BOPO, NPM dan LDR Terhadap

Perubahan Laba‖.Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, No. 7,

ISSN: 2461-0593. Juli 2016.

Raifah, Dita Nur dan Teguh Erawati. ―Pengaruh Capital Adequancy Ratio,

Non Performing Loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional dan

Loan to Deposit Ratio Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Bank

Konvensional yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012)‖.Jurnal

Akuntansi, Vol. 3, No. 1, Hal: 53-66. Juni 2015.

Robin. ―Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, BRANCHES dan BI RATE

Terhadap Pertumbuhan Laba: Studi Bank Umum Dengan Aset ≥ Rp 50

Triliyun di Indonesia‖.Journal of Accounting and Management

Research, Vol. 8, No. 1, Hal: 81-89, ISSN: 1907-6487. Juni 2013.

Syamni, Ghazali dan Martunis. ―Pengaruh OPM, ROE dan ROA Terhadap

Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia‖.Jurnal Kebangsaan, Vol. 2, No. 4, Hal: 19-27, ISSN: 2089-

5917. Juli 2013.

Wibowo, Hendra Agus dan Diyah Pujiati.―Analisis Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate dan

Property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX)‖.The

Indonesian Accounting Review, Vol. 1, No. 2, Hal: 155-178, ISSN:

2086-3802. Juli 2011.

103

Yuliani, Agnes dan Herlina Lusmeida. ―Analisis Pengaruh Pengaruh Rasio

CAMELS Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2007-2011)‖. DeReMa Jurnal

Manajemen, Vol. 8, No. 2, Hal: 143-163. September 2013.

104

C. Laporan

UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2011 sampai 2015

PBI No. 15/2/PBI/2013

Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP Tanggal 29 Mei 1993

al-Qur’an

D. Website

www.bi.go.id di akses pada tanggal 15 Oktober 2016

www.ojk,go.id di akses pada tanggal 15 Oktober 2016

www.syariahmandiri.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.bcasyariah.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.bnisyariah.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.brisyariah.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.megasyariah.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.syariahbukopin.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.paninbanksyariah.co.id di akses pada tanggal 10 November 2016

www.bankmuamalat.co.id di akses pada tanggal 15 November 2016

www.bjbsyariah.co.id di akses pada tanggal 15 November 2016

www.bankvictoriasyariah.co.id di akses pada tanggal 15 November 2016

www.maybanksyariah.co.id di akses pada tanggal 15 November 2016

105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

No NamaBank Tahun PL FDR NPF ROA ROE

1 BSM 2011 0.31 86.03 2.42 1.95 64.84

2 BSM 2012 0.46 94.40 2.82 2.25 68.09

3 BSM 2013 -0.19 89.37 4.32 1.53 44.58

4 BSM 2014 -0.87 82.13 6.84 0.17 4.82

5 BSM 2015 13.56 81.99 6.06 0.56 5.92

6 BCAS 2011 0.42 78.84 0.15 0.90 2.29

7 BCAS 2012 0.22 79.91 0.10 0.84 2.82

8 BCAS 2013 0.52 83.48 0.10 1.01 4.29

9 BCAS 2014 0.04 91.17 0.12 0.76 2.90

10 BCAS 2015 0.82 91.40 0.70 1.00 3.20

11 BNIS 2011 1.42 78.60 3.62 1.29 6.63

12 BNIS 2012 0.54 84.99 2.02 1.48 10.18

13 BNIS 2013 0.30 97.86 1.86 1.37 11.73

14 BNIS 2014 0.22 92.58 1.86 1.27 13.98

15 BNIS 2015 0.39 91.94 2.53 1.43 11.39

16 BRIS 2011 -0.07 90.55 2.77 0.20 1.19

17 BRIS 2012 7.26 103.07 3.00 1.19 10.41

18 BRIS 2013 0.33 102.70 4.06 1.15 10.20

19 BRIS 2014 -0.91 93.90 4.60 0.08 0.44

20 BRIS 2015 15.29 84.16 4.86 0.76 8.20

21 BMS 2011 -0.14 83.08 3.03 1.58 16.89

22 BMS 2012 2.42 88.88 2.67 3.81 57.98

23 BMS 2013 -0.19 93.37 2.98 2.33 26.23

24 BMS 2014 -0.88 93.61 3.89 0.29 2.50

25 BMS 2015 -0.28 98.49 4.26 0.30 1.61

106

26 BUKOPINS 2011 0.01 83.66 1.74 0.52 6.19

27 BUKOPINS 2012 0.62 92.29 4.57 0.55 7.32

28 BUKOPINS 2013 0.11 100.29 4.27 0.69 7.63

29 BUKOPINS 2014 -0.53 92.89 4.07 0.27 2.44

30 BUKOPINS 2015 2.23 90.56 2.99 0.79 5.35

31 PANINS 2011 0.73 162.97 0.88 1.75 2.80

32 PANINS 2012 2.77 123.88 0.20 3.29 7.75

33 PANINS 2013 -0.41 90.44 1.02 1.03 4.44

34 PANINS 2014 2.28 94.04 0.53 1.99 7.66

35 PANINS 2015 -0.21 96.43 2.63 1.14 4.94

36 MUAMALAT 2011 0.60 85.18 2.69 1.52 20.79

37 MUAMALAT 2012 0.40 94.15 2.09 1.54 29.16

38 MUAMALAT 2013 0.25 99.99 1.35 1.37 32.87

39 MUAMALAT 2014 0.51 84.14 6.55 0.17 2.20

40 MUAMALAT 2015 0.09 90.30 7.11 0.20 2.78

41 BJBS 2011 2.34 79.61 1.36 1.23 3.65

42 BJBS 2012 -0.19 87.99 3.97 0.67 2.59

43 BJBS 2013 1.23 97.40 1.86 0.91 4.65

44 BJBS 2014 -0.12 84.02 5.84 0.72 3.73

45 BJBS 2015 -0.56 104.75 6.93 0.25 0.92

Sumber: Website masing-masing Bank Umum Syariah tahun 2011-2015

Lampiran 2: Data Variabel Penelitian (LN)

No NamaBank Tahun PL FDR NPF ROA ROE

1 BSM 2011 -1.17 4.45 0.88 0.67 4.17

2 BSM 2012 -0.78 4.55 1.04 0.81 4.22

3 BSM 2013 0.00 4.49 1.46 0.43 3.80

4 BSM 2014 0.00 4.41 1.92 -1.77 1.57

5 BSM 2015 2.61 4.41 1.80 -0.58 1.78

107

6 BCAS 2011 -0.87 4.37 -1.90 -0.11 0.83

7 BCAS 2012 -1.51 4.38 -2.30 -0.17 1.04

8 BCAS 2013 -0.65 4.42 -2.30 0.01 1.46

9 BCAS 2014 -3.22 4.51 -2.12 -0.27 1.06

10 BCAS 2015 -0.20 4.52 -0.36 0.00 1.16

11 BNIS 2011 0.35 4.36 1.29 0.25 1.89

12 BNIS 2012 -0.62 4.44 0.70 0.39 2.32

13 BNIS 2013 -1.20 4.58 0.62 0.31 2.46

14 BNIS 2014 -1.51 4.53 0.62 0.24 2.64

15 BNIS 2015 -0.94 4.52 0.93 0.36 2.43

16 BRIS 2011 0.00 4.51 1.02 -1.61 0.17

17 BRIS 2012 1.98 4.64 1.10 0.17 2.34

18 BRIS 2013 -1.11 4.63 1.40 0.14 2.32

19 BRIS 2014 0.00 4.54 1.53 -2.53 -0.82

20 BRIS 2015 2.73 4.43 1.58 -0.27 2.10

21 BMS 2011 0.00 4.42 1.11 0.46 2.83

22 BMS 2012 0.88 4.49 0.98 1.34 4.06

23 BMS 2013 0.00 4.54 1.09 0.85 3.27

24 BMS 2014 0.00 4.54 1.36 -1.24 0.92

25 BMS 2015 0.00 4.59 1.45 -1.20 0.48

26 BUKOPINS 2011 -4.61 4.43 0.55 -0.65 1.82

27 BUKOPINS 2012 -0.48 4.52 1.52 -0.60 1.99

28 BUKOPINS 2013 -2.21 4.61 1.45 -0.37 2.03

29 BUKOPINS 2014 0.00 4.53 1.40 -1.31 0.89

30 BUKOPINS 2015 0.80 4.51 1.10 -0.24 1.68

31 PANINS 2011 -0.31 5.09 -0.13 0.56 1.03

32 PANINS 2012 1.02 4.82 -1.61 1.19 2.05

33 PANINS 2013 0.00 4.50 0.02 0.03 1.49

34 PANINS 2014 0.82 4.54 -0.63 0.69 2.04

35 PANINS 2015 0.00 4.57 0.97 0.13 1.60

108

36 MUAMALAT 2011 -0.51 4.44 0.99 0.42 3.03

37 MUAMALAT 2012 -0.92 4.54 0.74 0.43 3.37

38 MUAMALAT 2013 -1.39 4.61 0.30 0.31 3.49

39 MUAMALAT 2014 -0.67 4.43 1.88 -1.77 0.79

40 MUAMALAT 2015 -2.41 4.50 1.96 -1.61 1.02

41 BJBS 2011 0.85 4.38 0.31 0.21 1.29

42 BJBS 2012 0.00 4.48 1.38 -0.40 0.95

43 BJBS 2013 0.21 4.58 0.62 -0.09 1.54

44 BJBS 2014 0.00 4.43 1.76 -0.33 1.32

45 BJBS 2015 0.00 4.65 1.94 -1.39 -0.08

Sumber: Output SPSS Versi 24.0 yang telah diolah

109

Lampiran 3: Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.913153 Prob. F(14,30) 0.5553

Obs*R-squared 13.44625 Prob. Chi-Square(14) 0.4917

Scaled explained SS 19.47451 Prob. Chi-Square(14) 0.1476

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 03/12/17 Time: 13:44

Sample: 1 45

Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -57.27105 616.4675 -0.092902 0.9266

FDR^2 -0.474884 27.49078 -0.017274 0.9863

FDR*NPF -0.642885 5.884676 -0.109247 0.9137

FDR*ROA 20.34927 16.57283 1.227870 0.2290

FDR*ROE -7.327381 8.638190 -0.848254 0.4030

FDR 12.94293 261.0701 0.049576 0.9608

NPF^2 -0.181774 0.487830 -0.372617 0.7121

NPF*ROA -0.696387 2.167838 -0.321236 0.7503

NPF*ROE 0.088532 1.392198 0.063591 0.9497

NPF 2.131967 26.11151 0.081649 0.9355

ROA^2 -4.300913 2.794581 -1.539019 0.1343

ROA*ROE 5.266777 3.284371 1.603588 0.1193

ROA -105.1394 76.08305 -1.381903 0.1772

ROE^2 -2.038602 1.112030 -1.833226 0.0767

ROE 42.87375 39.21537 1.093289 0.2830

110

R-squared 0.298806 Mean dependent var 1.261464

Adjusted R-squared -0.028419 S.D. dependent var 2.442615

S.E. of regression 2.477080 Akaike info criterion 4.913239

Sum squared resid 184.0777 Schwarz criterion 5.515460

Log likelihood -95.54789 Hannan-Quinn criter. 5.137741

F-statistic 0.913153 Durbin-Watson stat 2.333323

Prob(F-statistic) 0.555325

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah

111

Lampiran 4: Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.600608 Prob. F(2,38) 0.5536

Obs*R-squared 1.378904 Prob. Chi-Square(2) 0.5019

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 03/12/17 Time: 13:47

Sample: 1 45

Included observations: 45

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.271665 7.425860 -0.036584 0.9710

FDR 0.053622 1.590185 0.033720 0.9733

NPF 0.077085 0.224033 0.344079 0.7327

ROA 0.030871 0.468774 0.065854 0.9478

ROE -0.012978 0.323192 -0.040154 0.9682

RESID(-1) 0.039650 0.163345 0.242735 0.8095

RESID(-2) 0.184380 0.172428 1.069315 0.2917

R-squared 0.030642 Mean dependent var 2.00E-16

Adjusted R-squared -0.122414 S.D. dependent var 1.135841

S.E. of regression 1.203356 Akaike info criterion 3.350140

Sum squared resid 55.02645 Schwarz criterion 3.631176

Log likelihood -68.37814 Hannan-Quinn criter. 3.454907

F-statistic 0.200203 Durbin-Watson stat 2.047885

Prob(F-statistic) 0.974673

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.600608 Prob. F(2,38) 0.5536

Obs*R-squared 1.378904 Prob. Chi-Square(2) 0.5019

112

Sumber: Output Eviews 9.0 yang telah diolah