pengaruh roa, roe, fdr, bopo dan inflasi terhadap...

104
PENGARUH ROA, ROE, FDR, BOPO DAN INFLASI TERHADAP KECUKUPAN MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) SISKA FITRIANI NIM 1112046100011 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1437 H

Upload: others

Post on 08-Mar-2020

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH ROA, ROE, FDR, BOPO DAN INFLASI TERHADAP

    KECUKUPAN MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

    SISKA FITRIANI

    NIM 1112046100011

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2016 M/ 1437 H

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas

    Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan

    Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

    merupakan hasil plagiat dari karya orang lain maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum,

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, September 2016

    Siska Fitriani

  • iii

    ABSTRAK

    SISKA FITRIANI, NIM:1112046100011. Pengaruh ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan Inflasi terhadap Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas

    Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi terhadap kecukupan modal yang diukur dengan Capital

    Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang

    digunakan merupakan data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis

    regresi data panel menggunakan program software Eviews 9 untuk memperoleh

    hasil mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Metode

    penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

    dengan sampel penelitian yang terdiri dari 6 Bank Umum Syariah di Indonesia

    selama 5 periode dari 2011-2015.

    Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan

    terhadap CAR, ROE tidak berpengaruh terhadap CAR, FDR berpengaruh negatif

    signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap CAR

    dan inflasi tidak berpengaruh terhadap CAR. Hasil analisis regresi secara simultan

    diperoleh bahwa ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara bersama-sama

    mempengaruhi CAR.

    Kata Kunci : CAR, ROA, ROE, FDR, BOPO, Inflasi, Data Panel

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya kepada penulis serta menganugerahkan kemampuan

    berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul

    “Pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan Inflasi terhadap Kecukupan Modal

    pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Shalawat serta salam semoga selalu

    tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa

    risalah dan rahmat bagi alam semesta dan pemberi syafa’at bagi umatnya di

    akhirat kelak.

    Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

    kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta dukungan

    semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

    baiknya. Sebagai penghormatan dan kebanggaan, penulis ucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

    Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Ketua Program Studi Muamalat, Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak

    Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi yang selalu

    memberikan arahan dan motivasi untuk mendukung mahasiswa/i menjadi

    berprestasi.

    3. Ibu Siti Hamidah Rustiana, SE, Ak, M. Si., selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi yang memberikan arahan, bimbingan dan waktunya sehingga

    penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  • v

    4. Dr. H. Muhammad Maksum, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik

    yang telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi.

    5. Ibu Rr. Tini Anggraeni. M.si selaku dosen Fakultas Syariah dan Hukum

    yang telah membantu mengarahkan dan membimbing penulis.

    6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

    ilmunya yang bermanfaat bagi mahasiswa/i.

    7. Kedua orang tua tercinta, Bapak H. Sunardi dan Ibu Hj. Karsini yang telah

    memberikan doa, motivasi dan selalu memberikan inspirasi serta semangat

    yang luar biasa bagi kehidupan penulis. Terima kasih untuk cinta dan

    kasih sayang kalian.

    8. Kedua adikku, Indah Puspa Rini dan M. Latif Indra Saputra, kalian selalu

    membuat suasana menjadi terhibur di saat suntuk dalam mengerjakan

    skripsi.

    9. Saudariku Sinta Novitasari, yang telah mendengarkan keluh kesah, selalu

    menemani serta memberikan semangatnya.

    10. Seluruh keluarga besar baik dari pihak Abi maupun Ummi, yang telah

    memberikan doa dan dukungan.

    11. Fadjar Bahari, yang meluangkan waktunya untuk membantu, menemani

    dan rela menjadi tempat keluh kesah penulis selama ini, terima kasih untuk

    doa dan kasih sayangnya.

    12. Sahabat-sahabat terdekat penulis, Suhidra Hidayat, Suci Rahayu, Afwatul

    Mumtazah, Nur Sabila Istiana, Zakiyah Noor Nasution, Devi Qotrunida

  • vi

    dan Tri Budi Nuraini terima kasih kalian telah memberikan banyak cerita,

    dukungan dan semangat.

    13. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012 dan teman-teman

    KKN ADEM, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

    14. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis selama proses

    penyusunan skripsi ini.

    Penulis hanya dapat mendoakan semoga bantuan, dukungan dan kebaikan

    dari semua pihak yang terkait dapat dilipat gandakan oleh Allah SWT. Amin Yaa

    Robbal Alamin. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

    kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu semua kritik dan saran dari

    pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian ini.

    Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan kepada kita semua.

    Jakarta, September 2016

    Penulis

  • vii

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ............................................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

    B. Pokok Permasalahan ................................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

    E. Metode Penelitian ....................................................................................... 8

    F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Perbankan Syariah

    1. Pengertian Bank Syariah ...................................................................... 12

    2. Asas Perbankan Syariah ....................................................................... 12

    3. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah ......................................................... 13

    4. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank Syariah .............................................. 13

    B. Sumber Dana Bank Syariah ....................................................................... 16

    C. Permodalan Bank

    1. Modal Bank .......................................................................................... 18

    2. Fungsi Modal Bank .............................................................................. 19

    D. Capital Adequacy Ratio (CAR).................................................................. 20

    E. Return on Asset (ROA) .............................................................................. 22

    F. Return on Equity (ROE) ............................................................................. 23

    G. Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................................. 24

    H. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ................. 25

    I. Inflasi

  • viii

    1. Pengertian Inflasi ................................................................................. 26

    2. Macam-macam Inflasi .......................................................................... 26

    3. Penyebab Inflasi ................................................................................... 27

    4. Teori Inflasi Islam ................................................................................ 29

    J. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30

    K. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 37

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Objek Penelitian ......................................................................................... 40

    B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40

    C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41

    D. Metode Analisis Data ................................................................................. 42

    1. Analisis Model Regresi Data Panel

    a. Model Common Effect ................................................................... 45

    b. Model Fixed Effect......................................................................... 46

    c. Model Random Effect .................................................................... 47

    2. Tahapan Analisis Data

    a. Uji Chow ........................................................................................ 48

    b. Uji Hausman ................................................................................... 49

    3. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas ................................................................................ 50

    b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 51

    c. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 52

    d. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 52

    4. Uji Hipotesis

    a. Adjusted (R2) .................................................................................. 53

    b. Uji F (Simultan) ............................................................................. 53

    c. Uji t (Parsial) .................................................................................. 54

    E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 55

    F. Hipotesis ..................................................................................................... 57

  • ix

    BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

    A. Perkembangan Umum Perbankan Syariah di Indonesia ............................ 59

    B. Hasil dan Pembahasan

    1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................ 63

    2. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel

    a. Uji Chow ........................................................................................ 66

    b. Uji Hausman ................................................................................... 66

    3. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas ................................................................................ 67

    b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 68

    c. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 69

    d. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 70

    4. Uji Signifikansi

    a. Adjusted (R2) .................................................................................. 71

    b. Uji F(Simultan) .............................................................................. 72

    c. Uji t (Parsial) .................................................................................. 73

    5. Pembahasan

    a. Pengaruh ROA terhadap CAR ....................................................... 74

    b. Pengaruh ROE terhadap CAR ........................................................ 74

    c. Pengaruh FDR terhadap CAR ........................................................ 75

    d. Pengaruh BOPO terhadap CAR ..................................................... 75

    e. Pengaruh inflasi terhadap CAR ...................................................... 76

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan................................................................................................. 77

    B. Saran ........................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 85

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-2015 ..................... 3

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 35

    Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ..................................................................... 41

    Tabel 4.1 Perkembangan Perbankan Syariah Periode 2009-2015 ....................... 61

    Tabel 4.2 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional .................... 62

    Tabel 4.3 Hasil Common Effect (PLS) ................................................................. 63

    Tabel 4.4 Hasil Fixed Effect ................................................................................. 64

    Tabel 4.5 Hasil Random Effect............................................................................. 65

    Tabel 4.6 Hasil Uji Chow..................................................................................... 66

    Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 67

    Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 68

    Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 70

    Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 70

    Tabel 4.11 Hasil Uji Adjusted R2 ........................................................................... 71

    Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan) .......................................................................... 72

    Tabel 4.13 Hasil Uji t ............................................................................................. 73

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 39

    Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ......................................................................... 56

    Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 68

    Gambar 4.2 Hasil Uji Durbin Watson ................................................................... 69

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 : Data Mentah Penelitian Periode 2011-2015 ............................ 85

    LAMPIRAN 2 : Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-20015 ..... 88

    LAMPIRAN 3 : Daftar Sampel Penelitian.......................................................... 88

    LAMPIRAN 4 : Hasil Common Effect (PLS) ..................................................... 88

    LAMPIRAN 5 : Hasil Fixed Effect ..................................................................... 89

    LAMPIRAN 6 : Hasil Random Effect ................................................................. 90

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi

    intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank

    mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi

    nasabah dan lembaga-lembaga yang menyimpan dananya atau

    menginvestasikan modalnya di bank. Karena pentingnya peran bank dalam

    melaksanakan fungsinya maka perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini

    bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan.

    Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan adalah

    peraturan mengenai permodalan bank yang berfungsi sebagai penyangga

    terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.

    Kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)

    merupakan indikator yang sangat penting dan hanya ada di perbankan saja.

    Menurut Ascarya dan Serkan (2007) dalam penelitian Nurshadrina (2013)

    bank memiliki faktor khusus yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya,

    yang membedakan bank dengan perusahaan lainnya yaitu adanya peraturan

    pemerintah mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR).1

    Rasio kecukupan modal (CAR) pada industri perbankan sesuai dengan

    aturan yang berlaku di Indonesia, besarnya ditentukan oleh seberapa besar

    modal yang dimiliki yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap, serta

    1 Nurshadrina Kartika Sari, dkk, “Determinan Struktur Modal Bank”, Jurnal Ekonomi dan

    Keuangan, 2013, Vol. 17, No. 1, h. 71-88.

  • 2

    berapa aktiva tertimbang menurut risiko, di mana bobot risiko masing-masing

    aktiva telah ditetapkan oleh Bank of International Settlement (BIS).2

    Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 BIS

    mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan yang lebih dikenal dengan

    the 1988 accord (Basel I). Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka

    pengukuran bagi risiko pembiayaan, dengan mensyaratkan standar modal

    minimum adalah 8%. Sejalan dengan semakin berkembangnya produk-produk

    yang ada di dunia perbankan, BIS kembali menyempurnakan kerangka

    permodalan yang ada pada the 1988 accord dengan mengeluarkan konsep

    permodalan baru yang lebih dikenal dengan Basel II.

    Basel II dibuat berdasarkan struktur dasar the 1988 accord yang

    memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap

    risiko (risk sensitive) serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas

    penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian

    persyaratan modal dengan risiko dari kerugian pembiayaan dan juga dengan

    memperkenalkan perubahan perhitungan modal dari eksposur yang

    disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional. Basel II

    bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan

    menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko,

    supervisory review process dan market discipline.3

    2 Hendra Fitrianto dan Wisnu Mawardi, “Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas,

    Rentabilitas, dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa

    Efek Jakarta”, Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 2006, Vol. 3, No. 1, h. 1-11. 3 www.bi.go.id

    http://www.bi.go.id/

  • 3

    Selama periode pengamatan, nilai CAR pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia berfluktuasi. Berikut ini merupakan data tabel yang

    menggambarkan nilai CAR yang terjadi pada tahun 2011 sampai dengan 2015.

    Tabel 1.1

    Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-2015

    Bank Tahun

    2011 2012 2013 2014 2015

    Bank Muamalat Indonesia 12.01 11.57 17.00 14.15 13.82

    Bank Syariah Mandiri 14.70 13.88 14.12 14.81 12.85

    Bank BRI Syariah 14.74 11.35 14.49 12.89 13.94

    Bank BCA Syariah 45.94 31.47 22.35 29.57 34.3

    Bank BNI Syariah 20.75 14.22 16.54 18.76 15.48

    Bank Syariah Bukopin 15.29 12.78 11.10 15.85 16.31

    Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah

    Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa CAR pada 6 Bank Umum

    Syariah mengalami tren yang berfluktuatif selama kurun waktu 2011-2015,

    terlihat bahwa nilai CAR yang paling tinggi pada Bank BCA Syariah periode

    2011 yaitu sebesar 45.94% dan terlihat bahwa CAR yang paling rendah pada

    Bank Syariah Bukopin periode 2013 yaitu sebesar 11.10%.

    Melihat kondisi tersebut, kinerja pada Bank Umum Syariah

    menunjukkan nilai CAR yang berfluktuatif dapat mempengaruhi kinerja

    operasional pada periode berikutnya, sehingga perlu dikaji faktor-faktor yang

    harus diperhatikan oleh kalangan perbankan untuk menjaga agar mencapai

    nilai CAR yang ideal atau setidaknya tidak mengalami penurunan.

    Menurunnya CAR bisa berakibat menurunnya kemampuan bank dalam

    menyalurkan pembiayaan dan jika cenderung terus-menerus menurun, maka

  • 4

    dikhawatirkan tidak memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam

    kemungkinan timbulnya risiko.4

    Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, banyak faktor-faktor

    yang berpengaruh terhadap CAR. Menurut Brigham dan Gapenski (1997)

    pada penelitian Krisna (2008), ROA dan ROE yang merupakan indikator dari

    rasio profitabilitas dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR,

    karena perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi akan

    menggunakan hutang yang kecil agar tingkat biaya modal yang mengandung

    risiko relatif kecil dan modal sendiri bank relatif tinggi sehingga dapat

    meningkatkan CAR.5

    Hasil penelitian Shitawati (2006) menyimpulkan bahwa ROE

    berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, artinya jika ROE semakin

    meningkat maka CAR akan meningkat begitu pula sebaliknya jika ROE

    menurun maka CAR akan menurun. Namun, penelitian yang dilakukan oleh

    Nuviyanti (2014) dan Andini (2015) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh

    negatif signifikan terhadap CAR, yang maknanya jika ROE meningkat maka

    CAR akan menurun begitu pula sebaliknya jika ROE menurun maka CAR

    akan meningkat.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharomah (2013) dan Fatimah

    (2013) menyebutkan bahwa secara parsial FDR berpengaruh negatif signifikan

    4 Febry Amithya Yuwono dan Wahyu Meiranto, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan

    to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat

    Bank Indonesia terhadap Jumlah Penyaluran Kredit”, Journal of Accounting, 2012, Vol. 1, No. 1,

    h. 1-14. 5 Yansen Krisna, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (Studi pada

    Bank-bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2003-2006)”, Tesis 2008, h. 11.

  • 5

    terhadap CAR. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Sakinah (2013)

    memberikan hasil bahwa FDR secara parsial mempunyai pengaruh positif

    signifikan terhadap CAR.

    Pada penelitian Shitawati (2006), BOPO mempengaruhi CAR karena

    semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan

    aktivitas usahanya, karena biaya operasi yang harus ditanggung lebih kecil

    dari pendapatan operasinya sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan

    keuntungan. Hal tersebut mampu meningkatkan modal bank dan

    meminimumkan tingkat risikonya, sehingga BOPO yang relatif rendah mampu

    meningkatkan CAR.6

    Dari penelitian Wulaningsih (2012), inflasi merupakan salah satu

    indikator yang berhubungan dengan rasio kecukupan modal (CAR). Bagi

    perbankan kondisi terciptanya inflasi yang rendah dan stabil akan menciptakan

    sinergi antara kebijakan di bidang perbankan dan sistem pembayaran. Untuk

    menciptakan tingkat inflasi yang rendah dan stabil melibatkan penentuan suku

    bunga acuan, di mana suku bunga acuan tersebut akan mempengaruhi tingkat

    suku bunga simpanan dan pembiayaan. Sedangkan dari sisi kecukupan modal

    perbankan suku bunga acuan akan mempengaruhi perhitungan CAR terutama

    pada sisi modal.7

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dengan adanya research gap

    tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dan penulis tertarik untuk

    6 F. Artin Shitawati, “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Capital Adequacy

    Ratio (Studi Empiris : Bank Umum di Indonesia Periode 2001-2004)”, Tesis 2006, h. 7. 7 Umie Wulaningsih, “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Rasio Kecukupan Modal

    Perbankan Umum Konvensional”, Tesis 2012, h. 65.

  • 6

    mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan rasio kecukupan modal

    yaitu dengan judul “Pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan Inflasi

    terhadap Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah di Indonesia”.

    B. Pokok Permasalahan

    1. Identifikasi Masalah

    Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi bank syariah yaitu perlu

    memperhatikan kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja perbankan.

    Indikator yang sangat penting dalam menjaga tingkat kesehatan bank

    adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Berbagai macam faktor yang

    berpengaruh terhadap CAR antara lain adalah inflasi, faktor profitabilitas

    dan likuiditas yang tertuang dalam rasio-rasio keuangan.

    2. Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

    penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai

    berikut:

    a. Menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    parsial terhadap rasio kecukupan modal.

    b. Menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    simultan terhadap rasio kecukupan modal.

    c. Objek penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri

    Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank BNI Syariah

    dan Bank Syariah Bukopin pada periode 2011-2015.

  • 7

    3. Rumusan Masalah

    a. Apakah terdapat pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    parsial terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?

    b. Apakah terdapat pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    simultan terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?

    c. Di antara kelima variabel independen, manakah yang paling dominan

    mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    parsial terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.

    2. Untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara

    simultan terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.

    3. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan

    mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

    1. Bagi Pihak Akademisi

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi serta

    pengetahuan bagi pihak akademisi dalam mengkaji faktor-faktor yang

    dapat mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia.

  • 8

    2. Bagi Pihak Praktisi

    Penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi sederhana terhadap

    pemerintah dan praktisi perbankan, khususnya perbankan syariah di

    Indonesia mengenai besarnya pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan

    inflasi terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia.

    3. Bagi Pihak Masyarakat

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

    sebagai sumber referensi dan informasi apabila ingin melakukan penelitian

    lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio kecukupan

    modal pada Bank Umum Syariah.

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena tujuannya adalah

    meneliti hubungan sebab akibat antara variabel independen terhadap

    variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti

    empiris mengenai pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi terhadap

    rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode

    2011 sampai dengan 2015.

    2. Sumber Data Penelitian

    Dalam penelitian ini data dihimpun menggunakan data sekunder. Data

    sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu,

    data sekunder diperoleh dari pendokumentasian hal-hal yang berkaitan

  • 9

    dengan penelitian, serta data yang diperoleh melalui penelitian

    kepustakaan, dari buku, artikel dan karya ilmiah yang berkaitan dengan

    penelitian. Sumber data diperoleh dari data laporan keuangan triwulan

    Bank Umum Syariah (BUS).

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif, data

    yang penulis dapatkan bersifat sekunder. Metode yang digunakan adalah

    sebagai berikut:

    1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu memperoleh berbagai

    data dengan membaca, memahami dan menganalisa buku-buku serta

    menelusuri berbagai literatur yang relevansinya dengan pembahasan

    ini, serta literatur lain untuk menghimpun dan menganalisis data yang

    bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal

    yang dipublikasikan, laporan penelitian sebelumya, serta berbagai

    sumber lainnya yang dianggap mempunyai hubungan dengan

    permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

    2. Data Sekunder, pada penelitian ini menggunakan data time series

    triwulanan yang dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah periode

    2011-2015.

    4. Teknik Pengolahan Data

    Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu di mana data

    yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka. Untuk menguji

    hipotesis yang mempengaruhi variabel dependen, maka penelitian ini

  • 10

    menggunakan uji regresi data panel. Regresi data panel merupakan

    gabungan antara data time series dan cross section.

    5. Metode Analisis Data

    Uji regresi data panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan

    antara ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi terhadap rasio kecukupan

    modal (CAR) pada beberapa responden (perusahaan) yang terdiri dari 6

    Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015.

    Menurut Widarjono, ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk

    mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel, yaitu

    dengan model Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random

    Effect.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika

    penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pokok permasalahan,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

    sistematika penulisan penelitian.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi teori terkait rasio kecukupan modal (CAR), Return

    on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit

    Ratio (FDR), Biaya Operasional tehadap Pendapatan Operasional

    (BOPO), inflasi, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi objek penelitian, populasi dan sampel, teknik

    pengumpulan data, metode analisis data, variabel penelitian dan

    hipotesis.

  • 11

    BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

    Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian secara

    umum, hasil dan argumentasi terhadap hasil uji penelitian perihal

    data penelitian mengenai pengaruh variabel Return on Asset

    (ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit Ratio

    (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

    (BOPO) dan inflasi terhadap rasio kecukupan modal (CAR)

    perbankan syariah di Indonesia periode 2011 sampai dengan 2015.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari rumusan

    permasalahan yang telah dibahas serta memberikan beberapa saran

    yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi.

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Perbankan Syariah

    1. Pengertian Bank Syariah

    Bank Islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

    usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

    pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan

    dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Berdasarkan Undang-Undang

    Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah direvisi dengan Undang-Undang

    Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank syariah adalah bank

    umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

    yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang

    Nomor 21 Tahun 2008 menentukan bahwa Bank Syariah adalah Bank

    yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan

    menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

    Rakyat Syariah.1

    2. Asas Perbankan Syariah

    Asas-asas hukum Perbankan Syariah diatur dalam Pasal 2 Undang-

    Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, di mana

    disebutkan bahwa Perbankan Syariah itu dalam melaksanakan kegiatan

    1 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

    2012), h. 113.

  • 13

    usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip

    kehati-hatian.

    3. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah

    Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan

    pembangunan (nasional dan daerah) yang diarahkan kepada terwujudnya

    peningkatan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat

    dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, implementasi prinsip syariah

    dalam kegiatan usaha perbankan syariah harus dilaksanakan secara kaffah

    dan istiqamah, sehingga dapat terciptanya keadilan, kebersamaan, dan

    pemerataan dalam kegiatan ekonomi.2

    Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai lembaga

    perantara (intermediary institution) yang menghimpun dan menyalurkan

    dana masyarakat. Dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk rekening

    giro, deposito dan/atau tabungan kemudian dihimpun dan dikelola oleh

    bank. Simpanan yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank tersebut

    kemudian disalurkan oleh bank dalam bentuk fasilitas pembiayaan kepada

    masyarakat yang membutuhkan dana.

    4. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank Syariah

    Mengenai jenis dan kegiatan usaha Bank Syariah, dijelaskan pada

    Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pasal

    19 ayat 1 dan ayat 2 menjelaskan sebagai berikut:3

    Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

    2 Ibid., h. 120.

    3 Muhamad Sadi Is, Konsep Hukum Perbankan Syariah, (Malang: Setara Press, 2015), h. 66.

  • 14

    a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau

    bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

    wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

    b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan,

    atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

    mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah.

    c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,

    akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

    prinsip syariah.

    d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,

    akad istishna‟, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah.

    e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang

    tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

    f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

    bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli

    dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak

    bertentangan dengan prinsip syariah.

    g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau

    akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

    h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

    prinsip syariah.

  • 15

    i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga

    pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan

    prinsip syariah, antara lain seperti akad ijarah, musyarakah,

    mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.

    j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan

    oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

    k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

    perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan

    prinsip syariah.

    l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

    akad yang berdasarkan prinsip syariah.

    m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

    berdasarkan prinsip syariah.

    n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

    kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.

    o. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.

    p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

    prinsip syariah.

    q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan

    dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

    syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 16

    B. Sumber Dana Bank Syariah

    Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

    kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun

    besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan,

    masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank

    tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak

    berfungsi sama sekali.

    Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam

    bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai.

    Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para

    pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana

    orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu

    akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Adapun

    sumber dana Bank Syariah yaitu terdiri dari:4

    1. Modal Inti

    Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari

    para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana

    modal inti terdiri dari:

    a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham; sumber utama dari

    modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul

    apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian

    4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.

    48.

  • 17

    saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh

    bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru.

    b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan

    untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.

    c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada

    para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri

    (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam

    kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk

    menambah dana modal lebih lanjut.

    2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

    Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah,

    yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan

    pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik

    dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan

    yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah)

    yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban

    pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha

    yang dilakukan.

    3. Dana Titipan (Wadi’ah/Non Remunerated Deposit)

    Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank,

    yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama

    orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka

  • 18

    dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-

    waktu.

    C. Permodalan Bank

    1. Modal Bank

    Seperti bank pada umumnya, komponen modal bank syariah terdiri

    dari tiga komponen utama yaitu, modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier

    2), dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Modal pelengkap dan modal

    pelengkap tambahan hanya dapat diperhitungkan setinggi-tingginya 100%

    dari modal inti. Sedangkan modal inti dan modal pelengkap

    diperhitungkan dengan faktor pengurang yang berupa seluruh penyertaan

    yang dilakukan oleh bank.5

    a. Modal Inti (Tier 1)

    1) Modal disetor

    2) Cadangan tambahan modal

    i. Faktor penambah, yaitu:

    a) Agio saham

    b) Modal sumbangan

    c) Cadangan umum

    d) Cadangan tujuan

    e) Laba tahun lalu setelah dikurangi pajak

    f) Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak

    sebesar 50%

    5 Ibid., h. 140.

  • 19

    g) Selisih lebih penjabaran laporan keuangan kantor cabang

    luar negeri

    h) Dana setoran modal

    ii. Faktor pengurang, yaitu:

    a) Disagio

    b) Rugi tahun-tahun lalu

    c) Rugi tahun berjalan

    d) Selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor

    cabang luar negeri

    e) Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia

    untuk dijual

    b. Modal Pelengkap (Tier 2)

    1) Selisih penilaian kembali aktiva tetap

    2) Cadangan umum dari PPAP setinggi-tingginya 1,25% dari ATMR

    3) Modal pinjaman yang memenuhi kriteria Bank Indonesia

    4) Investasi subordinasi setinggi-tingginya sebesar 50% dari modal

    inti

    c. Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3)

    Modal pelengkap tambahan adalah investasi subordinasi jangka

    pendek yang memenuhi kriteria Bank Indonesia.

    2. Fungsi Modal Bank

    Modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu:

    fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan

  • 20

    pengaturan. Keseluruhan fungsi modal bank tersebut dapat dijelaskan

    sebagai berikut:6

    a. Memberikan perlindungan kepada nasabah

    b. Mencegah terjadinya kejatuhan bank

    c. Memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris

    d. Memenuhi ketentuan permodalan minimum

    e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

    f. Menutupi kerugian aktiva produktif bank

    g. Sebagai indikator kekayaan bank

    h. Meningkatkan efisiensi operasional bank

    D. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    CAR adalah rasio yang memperhatikan seberapa jauh seluruh aktiva

    bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

    pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping

    memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Dengan kata lain,

    CAR adalah rasio bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank

    untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.7

    Faktor utama yang mempengaruhi jumlah modal bank adalah jumlah

    modal minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia. CAR yang ditetapkan

    oleh Bank Indonesia ini mengacu pada ketentuan Internasional yang

    dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS).

    6 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan,

    (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2005), h. 287. 7 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2002), h.

    122.

  • 21

    CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus

    dimiliki oleh bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank

    untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian

    bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.8

    CAR adalah modal berbanding aktiva yang mengandung risiko atau

    rasio kecukupan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar.

    Berdasarkan ketentuan PBI No. 10/26/PBI/2008 tentang Fasilitas Pendanaan

    Jangka Pendek Bagi Bank Umum, minimum CAR bagi bank umum adalah

    sebesar 8%, ketentuan itu mengacu kepada ketentuan BASEL II. CAR

    menunjukkan seberapa besar modal bank untuk menunjang kebutuhannya dan

    semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang

    bersangkutan dan menunjukkan semakin sehat bank tersebut.9 CAR dapat

    dihitung dengan membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut

    risiko (ATMR).

    CAR =

    x 100%

    BI menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan

    sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements

    (BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum

    sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).10

    8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 121.

    9 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012),

    h. 117. 10

    Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 40.

  • 22

    E. Return on Asset (ROA)

    Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur manajemen

    bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan (laba) secara

    keseluruhan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil

    pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investasi

    atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas

    jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu

    ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di

    samping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari

    seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri.

    Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula

    sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari

    seluruh perusahaan.11

    ROA menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan

    (laba) secara keseluruhan dari aset yang dimiliki. Semakin besar ROA suatu

    bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

    dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

    Sebaliknya, jika semakin kecil ROA suatu bank, maka semakin kecil

    keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin kecil pula posisi bank

    tersebut dari segi penggunaan aset. ROA dapat dihitung dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:

    Return on Asset (ROA) =

    x 100%

    11

    Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 201.

  • 23

    F. Return on Equity (ROE)

    Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang biasa dipakai untuk

    mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur

    kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk

    mendapatkan net income.12

    ROE dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting

    untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dengan

    menggunakan ROE, kemampuan bank dalam memperoleh laba tidak diukur

    menurut besar kecilnya jumlah laba yang dicapai, akan tetapi jumlah laba

    tersebut harus dibandingkan dengan jumlah dana yang telah digunakan dalam

    menghasilkan laba tersebut.13

    Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas

    modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

    dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal

    sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik

    perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.14

    Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank

    memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Untuk mengukur

    kemampuan bank memperoleh keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik,

    digunakan rasio Return on Equity (ROE) dan rumus perhitungannya yaitu

    sebagai berikut:

    12

    Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 298. 13

    A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, h. 118. 14

    Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 204.

  • 24

    Return on Equity (ROE) =

    x 100%

    G. Financing to Deposit Ratio (FDR)

    Dalam perbankan syariah FDR yang digunakan yaitu menggunakan

    istilah pembiayaan (financing) dan tidak dikenal dengan istilah kredit (loan).

    FDR merupakan salah satu rasio likuiditas yang mewakili kedua aktivitas

    utama bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada

    masyarakat yang membutuhkan (pembiayaan). Aktivitas penyaluran dana atau

    pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan bank syariah. Besarnya

    pembiyaan yang disalurkan dipengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga yang

    terkumpul. Semakin banyak dana terkumpul, semakin banyak pula

    pembiayaan yang dapat disalurkan.15

    FDR merupakan perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh

    bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR

    akan menunjukkan tingkat kemampuan bank syariah dalam menyalurkan DPK

    yang dihimpun oleh bank syariah yang bersangkutan. Tingkat intermediasi

    bank konvensional dan bank syariah dapat dilihat dari besarnya FDR bagi

    bank syariah dan LDR bagi bank konvensional.16

    FDR atau Nisbah at-Tamwil wa al-Wada’i adalah rasio pembiayaan

    bank syariah dengan dana pihak ketiga; rasio penyaluran dan penghimpunan

    dana. Semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank maka

    15

    Paula Laurentia dan Lindrawati, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Financing to Deposit Ratio terhadap Laba Bank Umum Syariah”, Jurnal Akuntansi Kontemporer, 2010, Vol. 2,

    No. 1, h. 50-64. 16

    Nur Suhartatik dan Rohmawati Kusumaningtias, “Determinan Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah di Indonesia (2008-2012)”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 4, h. 1176-

    1185.

  • 25

    akan semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. Namun, di

    lain pihak, semakin besar jumlah pembiayaan yang diberikan, diharapkan

    bank akan mendapatkan return yang tinggi pula.17

    Rumus FDR yaitu sebagai

    berikut:

    FDR =

    H. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

    BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap

    pendapatan operasional. BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok

    rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan

    dengan jalur membandingkan yang satu terhadap yang lainnya. Rasio ini

    digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

    melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit.18

    Semakin tinggi rasio ini

    menunjukkan semakin tidak efisien biaya operasional bank. Semakin rendah

    tingkat rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

    berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien

    dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. BOPO dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    BOPO =

    17

    A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, h. 117. 18

    Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 120.

  • 26

    I. Inflasi

    1. Pengertian Inflasi

    Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk

    dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap

    makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal,

    daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga

    berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan

    formal.19

    Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan

    jasa secara umum dan terus-menerus selama waktu tertentu.

    Dalam ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata

    uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana yang mempunyai

    nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam namun dinar dan dirham di sini

    adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas

    maupun perak bukan dinar-dirham yang sekedar nama.20

    2. Macam-macam Inflasi

    Ada beberapa kelompok lain dari inflasi antara lain:21

    a) Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga

    bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara

    pembiayaannya.

    b) Cash push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa

    terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat

    penggunaan kapasitas produksi rendah.

    19

    Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 175. 20

    M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 99. 21

    Ibid., h. 91.

  • 27

    c) Demand pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang

    berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum. Kenaikan

    permintaan agregat akan menyebabkan harga yang naik, karena

    permintaan naik sementara penawaran tetap secara mikroekonomi akan

    menyebabkan harga-harga menjadi naik.

    d) Interial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama

    sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi

    terus bertahan, dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak

    finansial dan upah, kenaikan inflasi akan terus berlanjut.

    3. Penyebab Inflasi

    Menurut Sukirno bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab

    atas kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada

    tiga bentuk yaitu:22

    a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

    Yaitu inflasi yang terjadi karena terjadinya kenaikan

    permintaan atas suatu komoditas. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa

    perekonomian yang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi

    menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya

    menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi

    mengeluarkan barang dan jasa.

    22

    Ibid., h. 89.

  • 28

    b) Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation)

    Yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya

    produksi.

    c) Inflasi Diimpor (Imported Inflation)

    Yaitu inflasi yang disebabkan oleh terjadinya inflasi di luar

    negeri. Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami

    kenaikan harga memiliki peranan yang penting dalam kegiatan

    pengeluaran di perusahaan-perusahaan.

    Inflasi dapat dianggap sebagai penyakit ekonomi yang tidak

    bisa diabaikan begitu saja, karena dapat menimbulkan dampak yang

    sangat luas. Oleh karena itu, inflasi sering menjadi target kebijakan

    pemerintah. Inflasi yang cukup tinggi begitu penting untuk

    diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa

    menimbulkan ketidakstabilan yaitu pertumbuhan ekonomi yang

    lambat. Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap

    perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini berbeda di

    antara satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu

    negara ke negara lain. Tingkat inflasi yaitu persentasi kenaikan harga-

    harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran

    untuk menunjukkan sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang

    dihadapi.

  • 29

    4. Teori Inflasi Islam

    Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

    perekonomian karena:23

    a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap

    fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan

    fungsi dari unit perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang

    dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Infasi juga telah

    mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain „self

    feeding inflation’.

    b) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari

    masyarakat (turunnya Marginal Propensity To Save).

    c) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-

    primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity To

    Consume).

    d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang produktif yaitu penumpukan

    kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang

    asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti:

    pertanian, industrial, perdagangan, transportasi dan lainnya.

    Ekonomi Islam Taqiuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364 M – 1441

    M), yang merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan

    inflasi dari dua golongan yaitu:

    23

    Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 139.

  • 30

    1) Natural inflation

    Sesuai dengan namanya, inflasi jenis ini diakibatkan oleh

    sebab-sebab alamiyah, di mana orang tidak mempunyai kendali

    atasnya (dalam hal mencegah). Ibn Al-Maqrizi mengatakan bahwa

    inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya Penawaran

    Agregatif (AS) atau naiknya Permintaan Agregatif (AD).

    2) Human Error

    Selain dari penyebab-penyebab yang dimaksud pada Natural

    Inflation, maka inflasi-inflasi yang disebabkan oleh hal-hal lainnya

    dapat digolongkan sebagai Human Error Inflation atau false Inflation.

    Human Error Inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh

    kesalahan dari manusia itu sendiri (sesuai dengan Qisah Al-Rum [30] :

    41). Human Error Inflation dapat dikelompokkan menurut penyebab-

    penyebabnya sebagai berikut:

    a) Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad

    Administration).

    b) Pajak yang berlebihan (Excessivetax).

    c) Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang

    berlebihan (Excessive Seignorage).

    J. Penelitian Terdahulu

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasio Kecukupan Modal

    a. Fitrianto dan Mawardi (2006) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Aset,

    Likuiditas, Rentabilitas dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan

  • 31

    Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis

    yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan

    metode statistik yang dibantu dengan program Statistical Package

    Social Sciences (SPSS) versi 11.0. Hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan

    BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR.

    Sedangkan secara parsial NPA tidak signifikan terhadap CAR, NPL

    tidak signifikan terhadap CAR. ROA berpengaruh positif signifikan

    terhadap CAR. Dengan meningkatnya keuntungan asset yang dimiliki

    bank maka besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut

    dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.

    Jika bank meraih keuntungan maka modalnya akan bertambah

    sehingga CAR meningkat.

    LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, menunjukkan

    bahwa pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan lebih tinggi dari

    pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun sehingga menyebabkan

    menurunnya nilai CAR suatu bank. LDR mencerminkan kemampuan

    bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga dalam bentuk loan/ kredit

    untuk menghasilkan pendapatan. Jika dana pihak ketiga tidak tersalur

    akan mengakibatkan kehilangan kesempatan mendapatkan bunga,

    pendapatan rendah dan laba menjadi rendah sehingga akumulasi laba

    untuk menambah modal juga menjadi rendah.

    Sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR.

  • 32

    b. Nuviyanti dan Anggono (2014) meneliti tentang Determinants of

    Capital Adequacy Ratio (CAR) in 19 Commercial Banks (Case Study :

    Period 2008-2013). Metode yang digunakan adalah Regresi Data

    Panel, di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa BOPO

    memiliki signifikan negatif terhadap CAR. Semakin rendah BOPO

    berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih

    efisien dalam mengelola sumber dana dan aktiva yang dimiliki untuk

    memperoleh laba, sehingga dapat meningkatkan CAR.

    NPL dan LDR yang mewakili profil risiko berdasarkan risiko

    kemponen penilaian tingkat kesehatan bank, keduanya memiliki

    pengaruh yang signifikan dengan kecukupan modal sementara NPL

    berpengaruh positif dan LDR berpengaruh negatif. ROA berpengaruh

    signifikan positif terhadap CAR. Sedangkan ROE berpengaruh

    signifikan negatif terhadap CAR.

    c. Margaretha dan Setiyaningrum (2011) meneliti tentang Pengaruh

    Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap

    Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia. Metode yang digunakan adalah Regresi Data Panel, di mana

    hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko dari kredit bermasalah

    (Non-Performing Loans) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

    terhadap CAR. Risiko dilihat dari tingkat pengembalian aset (risiko

    index) tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Kualitas manajemen

    dilihat dari kemampuan menghasilkan laba/Net Interest Margin (NIM)

  • 33

    mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Ukuran

    bank (SIZE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

    CAR. Likuiditas aset dilihat dari Liquid Asset to Total Deposit (LACF)

    tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Likuiditas pasiva dilihat

    dari variabel Equity to Total Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh

    positif dan signifikan terhadap CAR. Likuiditas pasiva yang tinggi

    menandakan bahwa bank memiliki dana lebih besar pada sisi pasiva

    yang berasal dari dana pihak ketiga yang kemudian digunakan sebagai

    modal tambahan. Penambahan modal mengakibatkan CAR meningkat.

    d. Krisna (2008) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Capital Adequacy Ratio pada Bank-bank Umum di Indonesia Periode

    Tahun 2003-2006. Metode yang digunakan yaitu analisis Regresi

    Berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS). Hasil dari

    penelitiannya menunjukkan bahwa ROI berpengaruh signifikan positif

    terhadap CAR. ROE tidak berpengaruh signifikan positif terhadap

    CAR. BOPO tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap CAR. NIM

    tidak berpengaruh signifikan positif terhadap CAR. LDR berpengaruh

    signifikan negatif terhadap CAR. NPL berpengaruh signifikan negatif

    terhadap CAR. Semakin tinggi kredit bermasalah pada suatu bank akan

    berdampak negatif terhadap kecukupan modal bank yang tercermin

    melalui CAR.

    e. Sakinah (2013) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Syariah di Indonesia

  • 34

    Periode Maret 2009 – Desember 2011. Metode yang digunakan adalah

    Regresi Data Panel, di mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    ROA, FDR dan inflasi secara parsial memiliki pengaruh signifikan

    terhadap CAR. Sedangkan nilai tukar secara parsial tidak berpengaruh

    terhadap CAR.

    f. Wulaningsih (2012) meneliti tentang Pengaruh Variabel Makro

    Ekonomi terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Umum

    Konvensional. Metode yang digunakan adalah Regresi Data Panel.

    Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Inflasi, BI rate, M2, PDB dan

    harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap CAR. Kenaikan

    inflasi merupakan kenaikan harga yang tinggi. Dengan meningkatnya

    harga, orang-orang akan cenderung menunda konsumsi dengan

    menabung, sehingga akan menurunkan biaya permintaan, dan dengan

    dana yang masuk ke bank akan membuat rasio kecukupan modal

    bertambah sehat dan meningkatkan CAR pada bank.

    Penelitian mengenai rasio kecukupan modal dengan berbagai variabel

    telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Secara ringkas

    penelitian-penelitian yang telah dilakukan akan ditunjukkan pada tabel sebagai

    berikut:

  • 35

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No Nama (Tahun) Judul Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penulis

    1 Hendra

    Fitrianto dan

    Wisnu Mawardi

    (2006)

    Analisis

    Pengaruh

    Kualitas Aset,

    Likuiditas,

    Rentabilitas,

    dan Efisiensi

    terhadap Rasio

    Kecukupan

    Modal

    Perbankan yang

    Terdaftar di

    Bursa Efek

    Jakarta

    NPL, NPA, ROE dan

    BOPO tidak memiliki

    pengaruh yang

    signifikan terhadap

    CAR, sedangkan ROA

    dan LDR berpengaruh

    secara signifikan

    terhadap CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Penelitian dilakukan pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia periode 2011-

    2015.

    Metode yang digunakan

    adalah dengan analisis

    Regresi Data Panel.

    2 Nuviyanti dan

    Achmad

    Herlanto

    Anggono

    (2014)

    Determinants of

    Capital

    Adequacy Ratio

    (CAR) in 19

    Commercial

    Banks (Case

    Study : Period

    2008-2013)

    BOPO, LDR, ROE,

    memiliki pengaruh

    yang signifikan negatif

    terhadap CAR,

    sedangkan rasio kredit

    non performing

    lainnya (NPA, NPL)

    dan ROA memiliki

    pengaruh positif

    terhadap CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Variabel dependen adalah CAR.

    Variabel independen

    adalah ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi.

    Metode yang digunakan

    adalah dengan analisis

    Regresi Data Panel.

    3 Farah

    Margaretha dan

    Diana

    Setiyaningrum

    (2011)

    Pengaruh

    Resiko,

    Kualitas

    Manajemen,

    Ukuran dan

    Likuiditas Bank

    terhadap Capital

    Adequacy Ratio

    Bank-Bank

    yang Terdaftar

    di Bursa Efek

    Indonesia

    Tingkat pengembalian

    aset (risiko index),

    kualitas manajemen

    dan likuiditas asset

    mempunyai pengaruh

    negatif dan signifikan

    terhadap CAR. Untuk

    likuiditas pasiva

    dilihat dari variabel

    Equity to Total

    Liabilities (EQTL)

    mempunyai pengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Variabel dependen adalah CAR.

    Variabel independen

    adalah ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi.

  • 36

    4 Yansen Krisna

    (2008)

    Faktor-faktor

    yang

    Mempengaruhi

    Capital

    Adequacy Ratio

    Studi pada

    Bank-bank

    Umum di

    Indonesia

    Periode Tahun

    2003-2006

    ROI berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap CAR. ROE

    tidak berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap CAR. BOPO

    tidak berpengaruh

    signifikan negatif

    terhadap CAR. NIM

    tidak berpengaruh

    signifikan positif

    terhadap CAR. LDR

    berpengaruh

    signifikan negatif

    terhadap CAR. NPL

    berpengaruh

    signifikan negatif

    terhadap CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Variabel dependen adalah CAR.

    Variabel independen

    adalah ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi.

    Metode yang digunakan

    adalah dengan analisis

    Regresi Data Panel.

    5 Fitria Sakinah

    (2013)

    Faktor-faktor

    yang

    Mempengaruhi

    Capital

    Adequacy Ratio

    (CAR) pada

    Bank Syariah di

    Indonesia

    Periode Maret

    2009 –

    Desember 2011

    ROA, FDR dan inflasi

    secara parsial

    memiliki pengaruh

    signifikan terhadap

    CAR, sedangkan nilai

    tukar secara parsial

    tidak berpengaruh

    terhadap CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Variabel dependen adalah CAR.

    Variabel independen

    adalah ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi.

    Metode yang digunakan

    adalah dengan analisis

    Regresi Data Panel.

    6 Umie

    Wulaningsih

    (2012)

    Pengaruh

    Variabel Makro

    Ekonomi

    terhadap Rasio

    Kecukupan

    Modal

    Perbankan

    Umum

    Konvensional

    Inflasi, BI rate, M2,

    PDB dan harga

    minyak dunia

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    CAR.

    Penulis meneliti tentang

    pengaruh ROA, ROE,

    FDR, BOPO dan inflasi

    terhadap CAR.

    Variabel dependen adalah CAR.

    Variabel independen

    adalah ROA, ROE, FDR,

    BOPO dan inflasi.

    Metode yang digunakan

  • 37

    adalah dengan analisis

    Regresi Data Panel.

    K. Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran memuat hubungan antar variabel berdasarkan

    teori dan hasil penelitian terdahulu.

    1. Pengaruh ROA terhadap CAR:

    Fitrianto (2006), Nuviyanti (2014), dan Sakinah (2013) menemukan

    bahwa CAR dipengaruhi oleh ROA. ROA merupakan pengukuran

    kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan

    keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam

    perusahaan, semakin tinggi ROA berarti semakin baik keadaan suatu

    perusahaan dari segi penggunaan asset. Dengan meningkatnya keuntungan

    asset yang dimiliki maka besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

    dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset. Jika

    bank meraih keuntungan maka modalnya akan bertambah sehingga CAR

    meningkat.

    2. Pengaruh ROE terhadap CAR:

    Nuviyanti (2014) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh ROE. ROE

    merupakan salah satu ukuran profitabilitas yang menunjukkan tingkat

    pencapaian laba bersih (setelah pajak) terhadap modal sendiri yang

    digunakan oleh bank. Semakin tinggi ROE yang dicapai oleh bank

    menunjukkan laba bersih setelah pajak semakin tinggi, yang berarti

    kemungkinan akumulasi laba ditahan meningkat, sehingga modal sendiri

    akan meningkat dan CAR juga meningkat.

  • 38

    3. Pengaruh FDR terhadap CAR:

    Sakinah (2013) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh FDR. FDR

    merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang

    ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang

    dikumpulkan oleh bank yang terutama dana dari masyarakat. Apabila

    jumlah pembiayaan yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana yang

    dihimpun maka manajer terpacu untuk meningkatkan kinerja dan dengan

    pengelolaan sejumlah aktiva produknya Bank Syariah mampu menopang

    likuiditas tanpa harus banyak mengurangi modal, sehingga CAR

    meningkat.

    4. Pengaruh BOPO terhadap CAR:

    Nuviyanti (2014) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh BOPO.

    BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap

    pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

    efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya

    terutama pembiayaan. BOPO yang tinggi menunjukkan bank kurang

    efisien dan juga menunjukkan bahwa bank tidak dapat mengelola sumber

    dana dan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Maka BOPO yang

    tinggi dapat mengikis modal bank sehingga dapat menurunkan CAR dan

    mengganggu kesehatan bank.

    5. Pengaruh inflasi terhadap CAR:

    Sakinah (2013) dan Wulaningsih (2012) menemukan bahwa CAR

    dipengaruhi oleh inflasi. Kenaikan inflasi merupakan kenaikan harga yang

  • 39

    H1

    H2

    H3

    H4

    H5

    H6

    tinggi. Dengan meningkatnya harga, orang-orang akan cenderung

    menunda konsumsi dengan menabung, sehingga akan menurunkan biaya

    permintaan, dan dengan dana yang masuk ke bank akan membuat rasio

    kecukupan modal bertambah sehat dan meningkatkan CAR pada bank.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, hubungan antar variabel yang telah

    dijelaskan dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran di bawah ini:

    Gambar 2.1

    Bagan Kerangka Pemikiran

    Return on Asset (ROA)

    Capital Adequacy Ratio

    (CAR) Financing to Deposit Ratio (FDR)

    Inflasi

    Biaya Operasional terhadap

    Pendapatan Operasional (BOPO)

    Return on Equity (ROE)

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen pada

    rasio kecukupan modal (CAR), dan variabel independennya difokuskan pada

    Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit Ratio

    (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan

    inflasi. Unit analisis penelitian pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan

    menggunakan data operasionalnya yaitu runtun waktu (time series). Data yang

    digunakan dalam penelitian yaitu dari data keuangan atau laporan keuangan

    bank-bank umum syariah di Indonesia dari tahun 2011-2015 yang telah

    mempublikasikan laporan keuangannya.

    Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat kausalitas, artinya

    penelitian yang dilakukan menunjukkan hubungan pengaruh (sebab-akibat)

    antara dua variabel, yaitu variabel independen (ROA, ROE, FDR, BOPO dan

    inflasi) terhadap variabel dependen (CAR).

    B. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan dari

    Bank Umum Syariah yang berjumlah 120 laporan keuangan periode 2011-

    2015. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini

    adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

    sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini

    misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan

  • 41

    atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

    menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain

    pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian.1 Adapun

    kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel antara lain:

    1. Masih beroperasi sejak 2011 sampai dengan 2015.

    2. Memiliki laporan keuangan triwulanan yang dipublikasikan secara

    lengkap.

    Dari kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 6 Bank Umum

    Syariah, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3.1

    Daftar Sampel Penelitian

    No. Nama Bank

    1 Bank Muamalat Indonesia

    2 Bank Syariah Mandiri

    3 Bank BRI Syariah

    4 Bank BCA Syariah

    5 Bank BNI Syariah

    6 Bank Syariah Bukopin

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang

    diperoleh dari laporan keuangan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh

    Bank Umum Syariah dalam website resmi Bank Indonesia serta website resmi

    masing-masing bank. Periode data yang digunakan yaitu data laporan

    keuangan triwulanan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan selama tahun

    2011-2015.

    1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.

    300.

  • 42

    Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:

    1. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh berbagai data dengan membaca,

    memahami dan menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur

    yang relevansinya dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk

    menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan,

    baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal yang dipublikasikan, laporan

    penelitian sebelumya, serta berbagai sumber lainnya yang dianggap

    mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam

    penelitian ini.

    2. Data Sekunder, yaitu catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun

    catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil.2 Pada

    penelitian ini menggunakan data time series triwulanan yang

    dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah periode 2011-2015.

    D. Metode Analisis Data

    Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk data

    panel (pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series)

    dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data panel memiliki

    gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa obyek dan

    meliputi beberapa waktu.3

    Data panel (pooled data) adalah sebuah set data yang berisi data

    sampel individu (rumah tangga, perusahaan, kabupaten/kota, dll) pada sebuah

    2 Moh. Nazir, Metode Penelitian, h. 50.

    3 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta:

    UPP STIM YKPN, 2011), h. 9.1.

  • 43

    periode waktu tertentu. Maka kita akan mendapatkan berbagai observasi pada

    setiap individu di dalam sampel. Dengan kata lain, data panel merupakan

    gabungan antara data lintas waktu (time series) dan data lintas individu (cross

    section).4

    Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews 9

    untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel

    dependen melalui data panel. Data panel sudah disediakan Eviews sejak versi

    awal dan selama ini sudah menjadi satu keunggulan program Eviews

    dibandingkan dengan program-program statistik lainnya, yakni kita dapat

    melihat model persamaan regresi dari tiap perusahaan.

    Data panel dapat menjadi sangat bermanfaat karena data panel

    mengizinkan peneliti untuk mendalami efek ekonomi yang tidak dapat

    diperoleh dengan hanya menggunakan data lintas waktu ataupun hanya data

    lintas individu. Secara umum, penggunaan data panel mampu memberikan

    banyak keunggulan secara statistik maupun secara teori ekonomi, antara lain:5

    a. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara

    eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu digunakan dalam

    persamaan ekonometrika.

    b. Kemampuan mengontrol heterogenitas setiap individu, pada gilirannya

    membuat data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun

    model perilaku yang lebih kompleks. Misal: fenomena skala ekonomis

    4 Mahyus Ekananda, Analisis Ekonometrika Data Panel, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

    2014), h. 1. 5 Ibid., h. 1.

  • 44

    atau perubahan teknologi yang akan diteliti dengan menggunakan panel

    data daripada dengan data murni cross section atau time series.

    c. Jika efek spesifik adalah signifikan berkorelasi dengan variabel penjelas

    lainnya, maka penggunaan panel data akan mengurangi masalah omitted

    variables secara substansial.

    d. Karena mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-

    ulang, maka data panel sangat baik digunakan untuk study of dynamic

    adjustments seperti mobilitas tenaga kerja, tingkat keluar masuk pekerjaan,

    dan lain-lain.

    e. Dengan meningkatnya jumlah observasi, maka akan berimplikasi pada

    data yang lebih informatif, lebih variatif, kolinearitas antar variabel yang

    semakin berkurang, dan peningkatan derajat kebebasan (degree of

    freedom) sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.

    Model regresi panel secara umum adalah sebagai berikut:6

    Y = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + ɛ

    Keterangan:

    Y = Capital Adequacy Ratio (CAR)

    α = koefisien konstanta

    X1 = Return on Asset (ROA)

    X2 = Return on Equity (ROE)

    X3 = Financing to Deposit Ratio (FDR)

    6 Made Reina Candradewi, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada

    Perusahaan LQ45 di BEI: Analisis Regresi Data Panel”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Udayana 5.7, 2016, h. 2091-2122.

  • 45

    X4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

    (BOPO)

    X5 = Inflasi

    β1 = Koefisien Regresi Return on Asset

    β2 = Koefisien Regresi Return on Equity

    β3 = Koefisien Regresi Financing to Deposit Ratio

    β4 = Koefisien Regresi Biaya Operasional terhadap

    Pendapatan Operasional

    Β5 = Koefisien Regresi Inflasi

    ɛ = error atau sisa (residual)

    Menurut Widarjono, ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk

    mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel, yaitu dengan

    model Common Effect, model Fixed Effect dan model Random Effect.7

    a. Model Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)

    Yaitu model estimasi yang menggabungkan data time series dan

    data cross section dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least

    Square (OLS) untuk mengestimasi parameternya. Model ini tidak

    memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diestimasikan bahwa

    perilaku antara perusahaan sama dalam beberapa kurun waktu.

    Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh

    dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstan dalam waktu

    7 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Ekonisia FE UII,

    2009), h. 238.

  • 46

    kategori cross section. Secara umum, bentuk model linier yang dapat

    digunakan untuk memodelkan data panel adalah:

    Yti = Xtiβti + eti

    Di mana:

    Yti adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t

    (yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel).

    Xti adalah variabel independen dari unit ke-i dan diamati pada periode

    waktu ke-t di sini diasumsikan Xti memuat variabel konstanta.

    eti adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0 dan

    variansi homogen dalam waktu serta independen dengan Xti.

    b. Fixed Effect Model (FEM)

    Yaitu teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan

    variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian

    Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan

    namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Di samping ini,

    model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar

    perusahaan dan antar waktu. Pendekatan dengan variabel dummy ini

    dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy

    Variabel (LSDV). Persamaan Fixed Effect Model dapat ditulis sebagai

    berikut:

    Yti = Xtiβ + Ci + .... + Ԑti

    Di mana:

    Ci = variabel dummy

  • 47

    c. Random Effect Model (REM)

    Pendekatan efek random atau Random Effect Model (REM)

    digunakan untuk mengatasi kelemahan Fixed Effect Model (FEM) yang

    menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian.

    Tanpa menggunakan variabel semu, Random Effect Model menggunakan

    residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek.

    Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect

    adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya. Bentuk

    persamaannya adalah:

    Yti = Xtiβ + Vti

    Di mana Vti = Ci + Dt + Ԑti

    Ci diasumsikan bersifat independent and identically distributed (iid)