pengaruh roa, roe, fdr, bopo dan inflasi terhadap...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH ROA, ROE, FDR, BOPO DAN INFLASI TERHADAP
KECUKUPAN MODAL PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
SISKA FITRIANI
NIM 1112046100011
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/ 1437 H
-
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2016
Siska Fitriani
-
iii
ABSTRAK
SISKA FITRIANI, NIM:1112046100011. Pengaruh ROA, ROE, FDR,
BOPO dan Inflasi terhadap Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi terhadap kecukupan modal yang diukur dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang
digunakan merupakan data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis
regresi data panel menggunakan program software Eviews 9 untuk memperoleh
hasil mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
dengan sampel penelitian yang terdiri dari 6 Bank Umum Syariah di Indonesia
selama 5 periode dari 2011-2015.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap CAR, ROE tidak berpengaruh terhadap CAR, FDR berpengaruh negatif
signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap CAR
dan inflasi tidak berpengaruh terhadap CAR. Hasil analisis regresi secara simultan
diperoleh bahwa ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara bersama-sama
mempengaruhi CAR.
Kata Kunci : CAR, ROA, ROE, FDR, BOPO, Inflasi, Data Panel
-
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis serta menganugerahkan kemampuan
berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan Inflasi terhadap Kecukupan Modal
pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa
risalah dan rahmat bagi alam semesta dan pemberi syafa’at bagi umatnya di
akhirat kelak.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta dukungan
semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Sebagai penghormatan dan kebanggaan, penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Program Studi Muamalat, Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak
Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi yang selalu
memberikan arahan dan motivasi untuk mendukung mahasiswa/i menjadi
berprestasi.
3. Ibu Siti Hamidah Rustiana, SE, Ak, M. Si., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang memberikan arahan, bimbingan dan waktunya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
-
v
4. Dr. H. Muhammad Maksum, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Rr. Tini Anggraeni. M.si selaku dosen Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah membantu mengarahkan dan membimbing penulis.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan
ilmunya yang bermanfaat bagi mahasiswa/i.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak H. Sunardi dan Ibu Hj. Karsini yang telah
memberikan doa, motivasi dan selalu memberikan inspirasi serta semangat
yang luar biasa bagi kehidupan penulis. Terima kasih untuk cinta dan
kasih sayang kalian.
8. Kedua adikku, Indah Puspa Rini dan M. Latif Indra Saputra, kalian selalu
membuat suasana menjadi terhibur di saat suntuk dalam mengerjakan
skripsi.
9. Saudariku Sinta Novitasari, yang telah mendengarkan keluh kesah, selalu
menemani serta memberikan semangatnya.
10. Seluruh keluarga besar baik dari pihak Abi maupun Ummi, yang telah
memberikan doa dan dukungan.
11. Fadjar Bahari, yang meluangkan waktunya untuk membantu, menemani
dan rela menjadi tempat keluh kesah penulis selama ini, terima kasih untuk
doa dan kasih sayangnya.
12. Sahabat-sahabat terdekat penulis, Suhidra Hidayat, Suci Rahayu, Afwatul
Mumtazah, Nur Sabila Istiana, Zakiyah Noor Nasution, Devi Qotrunida
-
vi
dan Tri Budi Nuraini terima kasih kalian telah memberikan banyak cerita,
dukungan dan semangat.
13. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012 dan teman-teman
KKN ADEM, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
14. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
Penulis hanya dapat mendoakan semoga bantuan, dukungan dan kebaikan
dari semua pihak yang terkait dapat dilipat gandakan oleh Allah SWT. Amin Yaa
Robbal Alamin. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu semua kritik dan saran dari
pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan kepada kita semua.
Jakarta, September 2016
Penulis
-
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Pokok Permasalahan ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
E. Metode Penelitian ....................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah ...................................................................... 12
2. Asas Perbankan Syariah ....................................................................... 12
3. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah ......................................................... 13
4. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank Syariah .............................................. 13
B. Sumber Dana Bank Syariah ....................................................................... 16
C. Permodalan Bank
1. Modal Bank .......................................................................................... 18
2. Fungsi Modal Bank .............................................................................. 19
D. Capital Adequacy Ratio (CAR).................................................................. 20
E. Return on Asset (ROA) .............................................................................. 22
F. Return on Equity (ROE) ............................................................................. 23
G. Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................................. 24
H. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ................. 25
I. Inflasi
-
viii
1. Pengertian Inflasi ................................................................................. 26
2. Macam-macam Inflasi .......................................................................... 26
3. Penyebab Inflasi ................................................................................... 27
4. Teori Inflasi Islam ................................................................................ 29
J. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30
K. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ......................................................................................... 40
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 42
1. Analisis Model Regresi Data Panel
a. Model Common Effect ................................................................... 45
b. Model Fixed Effect......................................................................... 46
c. Model Random Effect .................................................................... 47
2. Tahapan Analisis Data
a. Uji Chow ........................................................................................ 48
b. Uji Hausman ................................................................................... 49
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ................................................................................ 50
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 51
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 52
d. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 52
4. Uji Hipotesis
a. Adjusted (R2) .................................................................................. 53
b. Uji F (Simultan) ............................................................................. 53
c. Uji t (Parsial) .................................................................................. 54
E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 55
F. Hipotesis ..................................................................................................... 57
-
ix
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
A. Perkembangan Umum Perbankan Syariah di Indonesia ............................ 59
B. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................ 63
2. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel
a. Uji Chow ........................................................................................ 66
b. Uji Hausman ................................................................................... 66
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ................................................................................ 67
b. Uji Autokorelasi ............................................................................. 68
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 69
d. Uji Multikolinieritas ....................................................................... 70
4. Uji Signifikansi
a. Adjusted (R2) .................................................................................. 71
b. Uji F(Simultan) .............................................................................. 72
c. Uji t (Parsial) .................................................................................. 73
5. Pembahasan
a. Pengaruh ROA terhadap CAR ....................................................... 74
b. Pengaruh ROE terhadap CAR ........................................................ 74
c. Pengaruh FDR terhadap CAR ........................................................ 75
d. Pengaruh BOPO terhadap CAR ..................................................... 75
e. Pengaruh inflasi terhadap CAR ...................................................... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
-
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-2015 ..................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 35
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ..................................................................... 41
Tabel 4.1 Perkembangan Perbankan Syariah Periode 2009-2015 ....................... 61
Tabel 4.2 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional .................... 62
Tabel 4.3 Hasil Common Effect (PLS) ................................................................. 63
Tabel 4.4 Hasil Fixed Effect ................................................................................. 64
Tabel 4.5 Hasil Random Effect............................................................................. 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow..................................................................................... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 70
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................... 70
Tabel 4.11 Hasil Uji Adjusted R2 ........................................................................... 71
Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan) .......................................................................... 72
Tabel 4.13 Hasil Uji t ............................................................................................. 73
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 39
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ......................................................................... 56
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 68
Gambar 4.2 Hasil Uji Durbin Watson ................................................................... 69
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Data Mentah Penelitian Periode 2011-2015 ............................ 85
LAMPIRAN 2 : Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-20015 ..... 88
LAMPIRAN 3 : Daftar Sampel Penelitian.......................................................... 88
LAMPIRAN 4 : Hasil Common Effect (PLS) ..................................................... 88
LAMPIRAN 5 : Hasil Fixed Effect ..................................................................... 89
LAMPIRAN 6 : Hasil Random Effect ................................................................. 90
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu perusahaan yang menjalankan fungsi
intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah. Jika sebuah bank
mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan meluas mempengaruhi
nasabah dan lembaga-lembaga yang menyimpan dananya atau
menginvestasikan modalnya di bank. Karena pentingnya peran bank dalam
melaksanakan fungsinya maka perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan.
Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan adalah
peraturan mengenai permodalan bank yang berfungsi sebagai penyangga
terhadap kemungkinan terjadinya kerugian.
Kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan indikator yang sangat penting dan hanya ada di perbankan saja.
Menurut Ascarya dan Serkan (2007) dalam penelitian Nurshadrina (2013)
bank memiliki faktor khusus yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya,
yang membedakan bank dengan perusahaan lainnya yaitu adanya peraturan
pemerintah mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR).1
Rasio kecukupan modal (CAR) pada industri perbankan sesuai dengan
aturan yang berlaku di Indonesia, besarnya ditentukan oleh seberapa besar
modal yang dimiliki yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap, serta
1 Nurshadrina Kartika Sari, dkk, “Determinan Struktur Modal Bank”, Jurnal Ekonomi dan
Keuangan, 2013, Vol. 17, No. 1, h. 71-88.
-
2
berapa aktiva tertimbang menurut risiko, di mana bobot risiko masing-masing
aktiva telah ditetapkan oleh Bank of International Settlement (BIS).2
Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 BIS
mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan yang lebih dikenal dengan
the 1988 accord (Basel I). Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka
pengukuran bagi risiko pembiayaan, dengan mensyaratkan standar modal
minimum adalah 8%. Sejalan dengan semakin berkembangnya produk-produk
yang ada di dunia perbankan, BIS kembali menyempurnakan kerangka
permodalan yang ada pada the 1988 accord dengan mengeluarkan konsep
permodalan baru yang lebih dikenal dengan Basel II.
Basel II dibuat berdasarkan struktur dasar the 1988 accord yang
memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap
risiko (risk sensitive) serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas
penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian
persyaratan modal dengan risiko dari kerugian pembiayaan dan juga dengan
memperkenalkan perubahan perhitungan modal dari eksposur yang
disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional. Basel II
bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan
menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko,
supervisory review process dan market discipline.3
2 Hendra Fitrianto dan Wisnu Mawardi, “Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas,
Rentabilitas, dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”, Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 2006, Vol. 3, No. 1, h. 1-11. 3 www.bi.go.id
http://www.bi.go.id/
-
3
Selama periode pengamatan, nilai CAR pada Bank Umum Syariah di
Indonesia berfluktuasi. Berikut ini merupakan data tabel yang
menggambarkan nilai CAR yang terjadi pada tahun 2011 sampai dengan 2015.
Tabel 1.1
Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode 2011-2015
Bank Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Muamalat Indonesia 12.01 11.57 17.00 14.15 13.82
Bank Syariah Mandiri 14.70 13.88 14.12 14.81 12.85
Bank BRI Syariah 14.74 11.35 14.49 12.89 13.94
Bank BCA Syariah 45.94 31.47 22.35 29.57 34.3
Bank BNI Syariah 20.75 14.22 16.54 18.76 15.48
Bank Syariah Bukopin 15.29 12.78 11.10 15.85 16.31
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa CAR pada 6 Bank Umum
Syariah mengalami tren yang berfluktuatif selama kurun waktu 2011-2015,
terlihat bahwa nilai CAR yang paling tinggi pada Bank BCA Syariah periode
2011 yaitu sebesar 45.94% dan terlihat bahwa CAR yang paling rendah pada
Bank Syariah Bukopin periode 2013 yaitu sebesar 11.10%.
Melihat kondisi tersebut, kinerja pada Bank Umum Syariah
menunjukkan nilai CAR yang berfluktuatif dapat mempengaruhi kinerja
operasional pada periode berikutnya, sehingga perlu dikaji faktor-faktor yang
harus diperhatikan oleh kalangan perbankan untuk menjaga agar mencapai
nilai CAR yang ideal atau setidaknya tidak mengalami penurunan.
Menurunnya CAR bisa berakibat menurunnya kemampuan bank dalam
menyalurkan pembiayaan dan jika cenderung terus-menerus menurun, maka
-
4
dikhawatirkan tidak memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam
kemungkinan timbulnya risiko.4
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, banyak faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap CAR. Menurut Brigham dan Gapenski (1997)
pada penelitian Krisna (2008), ROA dan ROE yang merupakan indikator dari
rasio profitabilitas dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR,
karena perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi akan
menggunakan hutang yang kecil agar tingkat biaya modal yang mengandung
risiko relatif kecil dan modal sendiri bank relatif tinggi sehingga dapat
meningkatkan CAR.5
Hasil penelitian Shitawati (2006) menyimpulkan bahwa ROE
berpengaruh positif signifikan terhadap CAR, artinya jika ROE semakin
meningkat maka CAR akan meningkat begitu pula sebaliknya jika ROE
menurun maka CAR akan menurun. Namun, penelitian yang dilakukan oleh
Nuviyanti (2014) dan Andini (2015) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh
negatif signifikan terhadap CAR, yang maknanya jika ROE meningkat maka
CAR akan menurun begitu pula sebaliknya jika ROE menurun maka CAR
akan meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muharomah (2013) dan Fatimah
(2013) menyebutkan bahwa secara parsial FDR berpengaruh negatif signifikan
4 Febry Amithya Yuwono dan Wahyu Meiranto, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan
to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikat
Bank Indonesia terhadap Jumlah Penyaluran Kredit”, Journal of Accounting, 2012, Vol. 1, No. 1,
h. 1-14. 5 Yansen Krisna, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (Studi pada
Bank-bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2003-2006)”, Tesis 2008, h. 11.
-
5
terhadap CAR. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Sakinah (2013)
memberikan hasil bahwa FDR secara parsial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap CAR.
Pada penelitian Shitawati (2006), BOPO mempengaruhi CAR karena
semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan
aktivitas usahanya, karena biaya operasi yang harus ditanggung lebih kecil
dari pendapatan operasinya sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan
keuntungan. Hal tersebut mampu meningkatkan modal bank dan
meminimumkan tingkat risikonya, sehingga BOPO yang relatif rendah mampu
meningkatkan CAR.6
Dari penelitian Wulaningsih (2012), inflasi merupakan salah satu
indikator yang berhubungan dengan rasio kecukupan modal (CAR). Bagi
perbankan kondisi terciptanya inflasi yang rendah dan stabil akan menciptakan
sinergi antara kebijakan di bidang perbankan dan sistem pembayaran. Untuk
menciptakan tingkat inflasi yang rendah dan stabil melibatkan penentuan suku
bunga acuan, di mana suku bunga acuan tersebut akan mempengaruhi tingkat
suku bunga simpanan dan pembiayaan. Sedangkan dari sisi kecukupan modal
perbankan suku bunga acuan akan mempengaruhi perhitungan CAR terutama
pada sisi modal.7
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dengan adanya research gap
tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dan penulis tertarik untuk
6 F. Artin Shitawati, “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Capital Adequacy
Ratio (Studi Empiris : Bank Umum di Indonesia Periode 2001-2004)”, Tesis 2006, h. 7. 7 Umie Wulaningsih, “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Rasio Kecukupan Modal
Perbankan Umum Konvensional”, Tesis 2012, h. 65.
-
6
mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan rasio kecukupan modal
yaitu dengan judul “Pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan Inflasi
terhadap Kecukupan Modal pada Bank Umum Syariah di Indonesia”.
B. Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi bank syariah yaitu perlu
memperhatikan kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja perbankan.
Indikator yang sangat penting dalam menjaga tingkat kesehatan bank
adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Berbagai macam faktor yang
berpengaruh terhadap CAR antara lain adalah inflasi, faktor profitabilitas
dan likuiditas yang tertuang dalam rasio-rasio keuangan.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
parsial terhadap rasio kecukupan modal.
b. Menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
simultan terhadap rasio kecukupan modal.
c. Objek penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri
Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah, Bank BNI Syariah
dan Bank Syariah Bukopin pada periode 2011-2015.
-
7
3. Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
parsial terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?
b. Apakah terdapat pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
simultan terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?
c. Di antara kelima variabel independen, manakah yang paling dominan
mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
parsial terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.
2. Untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi secara
simultan terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.
3. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Pihak Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi serta
pengetahuan bagi pihak akademisi dalam mengkaji faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
-
8
2. Bagi Pihak Praktisi
Penelitian ini diharapkan sebagai kontribusi sederhana terhadap
pemerintah dan praktisi perbankan, khususnya perbankan syariah di
Indonesia mengenai besarnya pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan
inflasi terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di
Indonesia.
3. Bagi Pihak Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
sebagai sumber referensi dan informasi apabila ingin melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio kecukupan
modal pada Bank Umum Syariah.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena tujuannya adalah
meneliti hubungan sebab akibat antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti
empiris mengenai pengaruh ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi terhadap
rasio kecukupan modal pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2011 sampai dengan 2015.
2. Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini data dihimpun menggunakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu,
data sekunder diperoleh dari pendokumentasian hal-hal yang berkaitan
-
9
dengan penelitian, serta data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan, dari buku, artikel dan karya ilmiah yang berkaitan dengan
penelitian. Sumber data diperoleh dari data laporan keuangan triwulan
Bank Umum Syariah (BUS).
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif, data
yang penulis dapatkan bersifat sekunder. Metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu memperoleh berbagai
data dengan membaca, memahami dan menganalisa buku-buku serta
menelusuri berbagai literatur yang relevansinya dengan pembahasan
ini, serta literatur lain untuk menghimpun dan menganalisis data yang
bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal
yang dipublikasikan, laporan penelitian sebelumya, serta berbagai
sumber lainnya yang dianggap mempunyai hubungan dengan
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder, pada penelitian ini menggunakan data time series
triwulanan yang dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah periode
2011-2015.
4. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu di mana data
yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka. Untuk menguji
hipotesis yang mempengaruhi variabel dependen, maka penelitian ini
-
10
menggunakan uji regresi data panel. Regresi data panel merupakan
gabungan antara data time series dan cross section.
5. Metode Analisis Data
Uji regresi data panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara ROA, ROE, FDR, BOPO dan inflasi terhadap rasio kecukupan
modal (CAR) pada beberapa responden (perusahaan) yang terdiri dari 6
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015.
Menurut Widarjono, ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk
mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel, yaitu
dengan model Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random
Effect.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pokok permasalahan,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori terkait rasio kecukupan modal (CAR), Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Biaya Operasional tehadap Pendapatan Operasional
(BOPO), inflasi, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi objek penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, metode analisis data, variabel penelitian dan
hipotesis.
-
11
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA
Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian secara
umum, hasil dan argumentasi terhadap hasil uji penelitian perihal
data penelitian mengenai pengaruh variabel Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) dan inflasi terhadap rasio kecukupan modal (CAR)
perbankan syariah di Indonesia periode 2011 sampai dengan 2015.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas serta memberikan beberapa saran
yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi.
-
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank Islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah direvisi dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank syariah adalah bank
umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 menentukan bahwa Bank Syariah adalah Bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.1
2. Asas Perbankan Syariah
Asas-asas hukum Perbankan Syariah diatur dalam Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, di mana
disebutkan bahwa Perbankan Syariah itu dalam melaksanakan kegiatan
1 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,
2012), h. 113.
-
13
usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip
kehati-hatian.
3. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah
Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan (nasional dan daerah) yang diarahkan kepada terwujudnya
peningkatan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat
dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, implementasi prinsip syariah
dalam kegiatan usaha perbankan syariah harus dilaksanakan secara kaffah
dan istiqamah, sehingga dapat terciptanya keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan dalam kegiatan ekonomi.2
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai lembaga
perantara (intermediary institution) yang menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat. Dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk rekening
giro, deposito dan/atau tabungan kemudian dihimpun dan dikelola oleh
bank. Simpanan yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank tersebut
kemudian disalurkan oleh bank dalam bentuk fasilitas pembiayaan kepada
masyarakat yang membutuhkan dana.
4. Jenis dan Kegiatan Usaha Bank Syariah
Mengenai jenis dan kegiatan usaha Bank Syariah, dijelaskan pada
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pasal
19 ayat 1 dan ayat 2 menjelaskan sebagai berikut:3
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
2 Ibid., h. 120.
3 Muhamad Sadi Is, Konsep Hukum Perbankan Syariah, (Malang: Setara Press, 2015), h. 66.
-
14
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,
akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,
akad istishna‟, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
g. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.
-
15
i. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan
prinsip syariah, antara lain seperti akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.
k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan
prinsip syariah.
l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
akad yang berdasarkan prinsip syariah.
m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan prinsip syariah.
n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
o. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.
p. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
prinsip syariah.
q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan
dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-
16
B. Sumber Dana Bank Syariah
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun
besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan,
masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank
tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak
berfungsi sama sekali.
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai.
Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para
pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu
akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Adapun
sumber dana Bank Syariah yaitu terdiri dari:4
1. Modal Inti
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana
modal inti terdiri dari:
a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham; sumber utama dari
modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul
apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian
4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h.
48.
-
17
saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh
bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru.
b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan
untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada
para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri
(melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam
kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk
menambah dana modal lebih lanjut.
2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah,
yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan
pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik
dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan
yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah)
yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban
pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha
yang dilakukan.
3. Dana Titipan (Wadi’ah/Non Remunerated Deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank,
yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama
orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka
-
18
dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-
waktu.
C. Permodalan Bank
1. Modal Bank
Seperti bank pada umumnya, komponen modal bank syariah terdiri
dari tiga komponen utama yaitu, modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier
2), dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Modal pelengkap dan modal
pelengkap tambahan hanya dapat diperhitungkan setinggi-tingginya 100%
dari modal inti. Sedangkan modal inti dan modal pelengkap
diperhitungkan dengan faktor pengurang yang berupa seluruh penyertaan
yang dilakukan oleh bank.5
a. Modal Inti (Tier 1)
1) Modal disetor
2) Cadangan tambahan modal
i. Faktor penambah, yaitu:
a) Agio saham
b) Modal sumbangan
c) Cadangan umum
d) Cadangan tujuan
e) Laba tahun lalu setelah dikurangi pajak
f) Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak
sebesar 50%
5 Ibid., h. 140.
-
19
g) Selisih lebih penjabaran laporan keuangan kantor cabang
luar negeri
h) Dana setoran modal
ii. Faktor pengurang, yaitu:
a) Disagio
b) Rugi tahun-tahun lalu
c) Rugi tahun berjalan
d) Selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor
cabang luar negeri
e) Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia
untuk dijual
b. Modal Pelengkap (Tier 2)
1) Selisih penilaian kembali aktiva tetap
2) Cadangan umum dari PPAP setinggi-tingginya 1,25% dari ATMR
3) Modal pinjaman yang memenuhi kriteria Bank Indonesia
4) Investasi subordinasi setinggi-tingginya sebesar 50% dari modal
inti
c. Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3)
Modal pelengkap tambahan adalah investasi subordinasi jangka
pendek yang memenuhi kriteria Bank Indonesia.
2. Fungsi Modal Bank
Modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu:
fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan
-
20
pengaturan. Keseluruhan fungsi modal bank tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:6
a. Memberikan perlindungan kepada nasabah
b. Mencegah terjadinya kejatuhan bank
c. Memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
d. Memenuhi ketentuan permodalan minimum
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
f. Menutupi kerugian aktiva produktif bank
g. Sebagai indikator kekayaan bank
h. Meningkatkan efisiensi operasional bank
D. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperhatikan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Dengan kata lain,
CAR adalah rasio bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.7
Faktor utama yang mempengaruhi jumlah modal bank adalah jumlah
modal minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia. CAR yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia ini mengacu pada ketentuan Internasional yang
dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS).
6 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan,
(Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2005), h. 287. 7 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2002), h.
122.
-
21
CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus
dimiliki oleh bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.8
CAR adalah modal berbanding aktiva yang mengandung risiko atau
rasio kecukupan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar.
Berdasarkan ketentuan PBI No. 10/26/PBI/2008 tentang Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Bagi Bank Umum, minimum CAR bagi bank umum adalah
sebesar 8%, ketentuan itu mengacu kepada ketentuan BASEL II. CAR
menunjukkan seberapa besar modal bank untuk menunjang kebutuhannya dan
semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang
bersangkutan dan menunjukkan semakin sehat bank tersebut.9 CAR dapat
dihitung dengan membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut
risiko (ATMR).
CAR =
x 100%
BI menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan
sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements
(BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum
sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).10
8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 121.
9 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h. 117. 10
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 40.
-
22
E. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur manajemen
bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Return on Investment. Hasil
pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investasi
atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu
ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di
samping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari
seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri.
Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari
seluruh perusahaan.11
ROA menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan dari aset yang dimiliki. Semakin besar ROA suatu
bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Sebaliknya, jika semakin kecil ROA suatu bank, maka semakin kecil
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin kecil pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset. ROA dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Return on Asset (ROA) =
x 100%
11
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 201.
-
23
F. Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang biasa dipakai untuk
mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan net income.12
ROE dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dengan
menggunakan ROE, kemampuan bank dalam memperoleh laba tidak diukur
menurut besar kecilnya jumlah laba yang dicapai, akan tetapi jumlah laba
tersebut harus dibandingkan dengan jumlah dana yang telah digunakan dalam
menghasilkan laba tersebut.13
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.14
Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank
memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Untuk mengukur
kemampuan bank memperoleh keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik,
digunakan rasio Return on Equity (ROE) dan rumus perhitungannya yaitu
sebagai berikut:
12
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 298. 13
A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, h. 118. 14
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 204.
-
24
Return on Equity (ROE) =
x 100%
G. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Dalam perbankan syariah FDR yang digunakan yaitu menggunakan
istilah pembiayaan (financing) dan tidak dikenal dengan istilah kredit (loan).
FDR merupakan salah satu rasio likuiditas yang mewakili kedua aktivitas
utama bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan (pembiayaan). Aktivitas penyaluran dana atau
pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan bank syariah. Besarnya
pembiyaan yang disalurkan dipengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga yang
terkumpul. Semakin banyak dana terkumpul, semakin banyak pula
pembiayaan yang dapat disalurkan.15
FDR merupakan perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR
akan menunjukkan tingkat kemampuan bank syariah dalam menyalurkan DPK
yang dihimpun oleh bank syariah yang bersangkutan. Tingkat intermediasi
bank konvensional dan bank syariah dapat dilihat dari besarnya FDR bagi
bank syariah dan LDR bagi bank konvensional.16
FDR atau Nisbah at-Tamwil wa al-Wada’i adalah rasio pembiayaan
bank syariah dengan dana pihak ketiga; rasio penyaluran dan penghimpunan
dana. Semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank maka
15
Paula Laurentia dan Lindrawati, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Financing to Deposit Ratio terhadap Laba Bank Umum Syariah”, Jurnal Akuntansi Kontemporer, 2010, Vol. 2,
No. 1, h. 50-64. 16
Nur Suhartatik dan Rohmawati Kusumaningtias, “Determinan Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah di Indonesia (2008-2012)”, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 4, h. 1176-
1185.
-
25
akan semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. Namun, di
lain pihak, semakin besar jumlah pembiayaan yang diberikan, diharapkan
bank akan mendapatkan return yang tinggi pula.17
Rumus FDR yaitu sebagai
berikut:
FDR =
H. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok
rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan
dengan jalur membandingkan yang satu terhadap yang lainnya. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit.18
Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin tidak efisien biaya operasional bank. Semakin rendah
tingkat rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien
dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. BOPO dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BOPO =
17
A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, h. 117. 18
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 120.
-
26
I. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk
dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap
makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal,
daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga
berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan
formal.19
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan
jasa secara umum dan terus-menerus selama waktu tertentu.
Dalam ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata
uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana yang mempunyai
nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam namun dinar dan dirham di sini
adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas
maupun perak bukan dinar-dirham yang sekedar nama.20
2. Macam-macam Inflasi
Ada beberapa kelompok lain dari inflasi antara lain:21
a) Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga
bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara
pembiayaannya.
b) Cash push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa
terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat
penggunaan kapasitas produksi rendah.
19
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 175. 20
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 99. 21
Ibid., h. 91.
-
27
c) Demand pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang
berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum. Kenaikan
permintaan agregat akan menyebabkan harga yang naik, karena
permintaan naik sementara penawaran tetap secara mikroekonomi akan
menyebabkan harga-harga menjadi naik.
d) Interial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama
sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi
terus bertahan, dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak
finansial dan upah, kenaikan inflasi akan terus berlanjut.
3. Penyebab Inflasi
Menurut Sukirno bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab
atas kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada
tiga bentuk yaitu:22
a) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi karena terjadinya kenaikan
permintaan atas suatu komoditas. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa
perekonomian yang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi
menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya
menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi
mengeluarkan barang dan jasa.
22
Ibid., h. 89.
-
28
b) Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya
produksi.
c) Inflasi Diimpor (Imported Inflation)
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh terjadinya inflasi di luar
negeri. Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami
kenaikan harga memiliki peranan yang penting dalam kegiatan
pengeluaran di perusahaan-perusahaan.
Inflasi dapat dianggap sebagai penyakit ekonomi yang tidak
bisa diabaikan begitu saja, karena dapat menimbulkan dampak yang
sangat luas. Oleh karena itu, inflasi sering menjadi target kebijakan
pemerintah. Inflasi yang cukup tinggi begitu penting untuk
diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa
menimbulkan ketidakstabilan yaitu pertumbuhan ekonomi yang
lambat. Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap
perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini berbeda di
antara satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu
negara ke negara lain. Tingkat inflasi yaitu persentasi kenaikan harga-
harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran
untuk menunjukkan sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi.
-
29
4. Teori Inflasi Islam
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena:23
a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan
fungsi dari unit perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang
dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Infasi juga telah
mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain „self
feeding inflation’.
b) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya Marginal Propensity To Save).
c) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-
primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity To
Consume).
d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang produktif yaitu penumpukan
kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang
asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti:
pertanian, industrial, perdagangan, transportasi dan lainnya.
Ekonomi Islam Taqiuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364 M – 1441
M), yang merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan
inflasi dari dua golongan yaitu:
23
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 139.
-
30
1) Natural inflation
Sesuai dengan namanya, inflasi jenis ini diakibatkan oleh
sebab-sebab alamiyah, di mana orang tidak mempunyai kendali
atasnya (dalam hal mencegah). Ibn Al-Maqrizi mengatakan bahwa
inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya Penawaran
Agregatif (AS) atau naiknya Permintaan Agregatif (AD).
2) Human Error
Selain dari penyebab-penyebab yang dimaksud pada Natural
Inflation, maka inflasi-inflasi yang disebabkan oleh hal-hal lainnya
dapat digolongkan sebagai Human Error Inflation atau false Inflation.
Human Error Inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh
kesalahan dari manusia itu sendiri (sesuai dengan Qisah Al-Rum [30] :
41). Human Error Inflation dapat dikelompokkan menurut penyebab-
penyebabnya sebagai berikut:
a) Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad
Administration).
b) Pajak yang berlebihan (Excessivetax).
c) Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang
berlebihan (Excessive Seignorage).
J. Penelitian Terdahulu
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasio Kecukupan Modal
a. Fitrianto dan Mawardi (2006) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Aset,
Likuiditas, Rentabilitas dan Efisiensi terhadap Rasio Kecukupan
-
31
Modal Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan
metode statistik yang dibantu dengan program Statistical Package
Social Sciences (SPSS) versi 11.0. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan
BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan CAR.
Sedangkan secara parsial NPA tidak signifikan terhadap CAR, NPL
tidak signifikan terhadap CAR. ROA berpengaruh positif signifikan
terhadap CAR. Dengan meningkatnya keuntungan asset yang dimiliki
bank maka besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.
Jika bank meraih keuntungan maka modalnya akan bertambah
sehingga CAR meningkat.
LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, menunjukkan
bahwa pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan lebih tinggi dari
pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun sehingga menyebabkan
menurunnya nilai CAR suatu bank. LDR mencerminkan kemampuan
bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga dalam bentuk loan/ kredit
untuk menghasilkan pendapatan. Jika dana pihak ketiga tidak tersalur
akan mengakibatkan kehilangan kesempatan mendapatkan bunga,
pendapatan rendah dan laba menjadi rendah sehingga akumulasi laba
untuk menambah modal juga menjadi rendah.
Sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR.
-
32
b. Nuviyanti dan Anggono (2014) meneliti tentang Determinants of
Capital Adequacy Ratio (CAR) in 19 Commercial Banks (Case Study :
Period 2008-2013). Metode yang digunakan adalah Regresi Data
Panel, di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa BOPO
memiliki signifikan negatif terhadap CAR. Semakin rendah BOPO
berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih
efisien dalam mengelola sumber dana dan aktiva yang dimiliki untuk
memperoleh laba, sehingga dapat meningkatkan CAR.
NPL dan LDR yang mewakili profil risiko berdasarkan risiko
kemponen penilaian tingkat kesehatan bank, keduanya memiliki
pengaruh yang signifikan dengan kecukupan modal sementara NPL
berpengaruh positif dan LDR berpengaruh negatif. ROA berpengaruh
signifikan positif terhadap CAR. Sedangkan ROE berpengaruh
signifikan negatif terhadap CAR.
c. Margaretha dan Setiyaningrum (2011) meneliti tentang Pengaruh
Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap
Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Metode yang digunakan adalah Regresi Data Panel, di mana
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko dari kredit bermasalah
(Non-Performing Loans) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap CAR. Risiko dilihat dari tingkat pengembalian aset (risiko
index) tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Kualitas manajemen
dilihat dari kemampuan menghasilkan laba/Net Interest Margin (NIM)
-
33
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Ukuran
bank (SIZE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
CAR. Likuiditas aset dilihat dari Liquid Asset to Total Deposit (LACF)
tidak mempunyai pengaruh terhadap CAR. Likuiditas pasiva dilihat
dari variabel Equity to Total Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap CAR. Likuiditas pasiva yang tinggi
menandakan bahwa bank memiliki dana lebih besar pada sisi pasiva
yang berasal dari dana pihak ketiga yang kemudian digunakan sebagai
modal tambahan. Penambahan modal mengakibatkan CAR meningkat.
d. Krisna (2008) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Capital Adequacy Ratio pada Bank-bank Umum di Indonesia Periode
Tahun 2003-2006. Metode yang digunakan yaitu analisis Regresi
Berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS). Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa ROI berpengaruh signifikan positif
terhadap CAR. ROE tidak berpengaruh signifikan positif terhadap
CAR. BOPO tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap CAR. NIM
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap CAR. LDR berpengaruh
signifikan negatif terhadap CAR. NPL berpengaruh signifikan negatif
terhadap CAR. Semakin tinggi kredit bermasalah pada suatu bank akan
berdampak negatif terhadap kecukupan modal bank yang tercermin
melalui CAR.
e. Sakinah (2013) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Syariah di Indonesia
-
34
Periode Maret 2009 – Desember 2011. Metode yang digunakan adalah
Regresi Data Panel, di mana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ROA, FDR dan inflasi secara parsial memiliki pengaruh signifikan
terhadap CAR. Sedangkan nilai tukar secara parsial tidak berpengaruh
terhadap CAR.
f. Wulaningsih (2012) meneliti tentang Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Umum
Konvensional. Metode yang digunakan adalah Regresi Data Panel.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Inflasi, BI rate, M2, PDB dan
harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap CAR. Kenaikan
inflasi merupakan kenaikan harga yang tinggi. Dengan meningkatnya
harga, orang-orang akan cenderung menunda konsumsi dengan
menabung, sehingga akan menurunkan biaya permintaan, dan dengan
dana yang masuk ke bank akan membuat rasio kecukupan modal
bertambah sehat dan meningkatkan CAR pada bank.
Penelitian mengenai rasio kecukupan modal dengan berbagai variabel
telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Secara ringkas
penelitian-penelitian yang telah dilakukan akan ditunjukkan pada tabel sebagai
berikut:
-
35
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama (Tahun) Judul Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penulis
1 Hendra
Fitrianto dan
Wisnu Mawardi
(2006)
Analisis
Pengaruh
Kualitas Aset,
Likuiditas,
Rentabilitas,
dan Efisiensi
terhadap Rasio
Kecukupan
Modal
Perbankan yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Jakarta
NPL, NPA, ROE dan
BOPO tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
CAR, sedangkan ROA
dan LDR berpengaruh
secara signifikan
terhadap CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Penelitian dilakukan pada
Bank Umum Syariah di
Indonesia periode 2011-
2015.
Metode yang digunakan
adalah dengan analisis
Regresi Data Panel.
2 Nuviyanti dan
Achmad
Herlanto
Anggono
(2014)
Determinants of
Capital
Adequacy Ratio
(CAR) in 19
Commercial
Banks (Case
Study : Period
2008-2013)
BOPO, LDR, ROE,
memiliki pengaruh
yang signifikan negatif
terhadap CAR,
sedangkan rasio kredit
non performing
lainnya (NPA, NPL)
dan ROA memiliki
pengaruh positif
terhadap CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Variabel dependen adalah CAR.
Variabel independen
adalah ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi.
Metode yang digunakan
adalah dengan analisis
Regresi Data Panel.
3 Farah
Margaretha dan
Diana
Setiyaningrum
(2011)
Pengaruh
Resiko,
Kualitas
Manajemen,
Ukuran dan
Likuiditas Bank
terhadap Capital
Adequacy Ratio
Bank-Bank
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tingkat pengembalian
aset (risiko index),
kualitas manajemen
dan likuiditas asset
mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap CAR. Untuk
likuiditas pasiva
dilihat dari variabel
Equity to Total
Liabilities (EQTL)
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Variabel dependen adalah CAR.
Variabel independen
adalah ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi.
-
36
4 Yansen Krisna
(2008)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Capital
Adequacy Ratio
Studi pada
Bank-bank
Umum di
Indonesia
Periode Tahun
2003-2006
ROI berpengaruh
signifikan positif
terhadap CAR. ROE
tidak berpengaruh
signifikan positif
terhadap CAR. BOPO
tidak berpengaruh
signifikan negatif
terhadap CAR. NIM
tidak berpengaruh
signifikan positif
terhadap CAR. LDR
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap CAR. NPL
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Variabel dependen adalah CAR.
Variabel independen
adalah ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi.
Metode yang digunakan
adalah dengan analisis
Regresi Data Panel.
5 Fitria Sakinah
(2013)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Capital
Adequacy Ratio
(CAR) pada
Bank Syariah di
Indonesia
Periode Maret
2009 –
Desember 2011
ROA, FDR dan inflasi
secara parsial
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
CAR, sedangkan nilai
tukar secara parsial
tidak berpengaruh
terhadap CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Variabel dependen adalah CAR.
Variabel independen
adalah ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi.
Metode yang digunakan
adalah dengan analisis
Regresi Data Panel.
6 Umie
Wulaningsih
(2012)
Pengaruh
Variabel Makro
Ekonomi
terhadap Rasio
Kecukupan
Modal
Perbankan
Umum
Konvensional
Inflasi, BI rate, M2,
PDB dan harga
minyak dunia
berpengaruh
signifikan terhadap
CAR.
Penulis meneliti tentang
pengaruh ROA, ROE,
FDR, BOPO dan inflasi
terhadap CAR.
Variabel dependen adalah CAR.
Variabel independen
adalah ROA, ROE, FDR,
BOPO dan inflasi.
Metode yang digunakan
-
37
adalah dengan analisis
Regresi Data Panel.
K. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran memuat hubungan antar variabel berdasarkan
teori dan hasil penelitian terdahulu.
1. Pengaruh ROA terhadap CAR:
Fitrianto (2006), Nuviyanti (2014), dan Sakinah (2013) menemukan
bahwa CAR dipengaruhi oleh ROA. ROA merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan, semakin tinggi ROA berarti semakin baik keadaan suatu
perusahaan dari segi penggunaan asset. Dengan meningkatnya keuntungan
asset yang dimiliki maka besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset. Jika
bank meraih keuntungan maka modalnya akan bertambah sehingga CAR
meningkat.
2. Pengaruh ROE terhadap CAR:
Nuviyanti (2014) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh ROE. ROE
merupakan salah satu ukuran profitabilitas yang menunjukkan tingkat
pencapaian laba bersih (setelah pajak) terhadap modal sendiri yang
digunakan oleh bank. Semakin tinggi ROE yang dicapai oleh bank
menunjukkan laba bersih setelah pajak semakin tinggi, yang berarti
kemungkinan akumulasi laba ditahan meningkat, sehingga modal sendiri
akan meningkat dan CAR juga meningkat.
-
38
3. Pengaruh FDR terhadap CAR:
Sakinah (2013) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh FDR. FDR
merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang
dikumpulkan oleh bank yang terutama dana dari masyarakat. Apabila
jumlah pembiayaan yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana yang
dihimpun maka manajer terpacu untuk meningkatkan kinerja dan dengan
pengelolaan sejumlah aktiva produknya Bank Syariah mampu menopang
likuiditas tanpa harus banyak mengurangi modal, sehingga CAR
meningkat.
4. Pengaruh BOPO terhadap CAR:
Nuviyanti (2014) menemukan bahwa CAR dipengaruhi oleh BOPO.
BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
terutama pembiayaan. BOPO yang tinggi menunjukkan bank kurang
efisien dan juga menunjukkan bahwa bank tidak dapat mengelola sumber
dana dan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Maka BOPO yang
tinggi dapat mengikis modal bank sehingga dapat menurunkan CAR dan
mengganggu kesehatan bank.
5. Pengaruh inflasi terhadap CAR:
Sakinah (2013) dan Wulaningsih (2012) menemukan bahwa CAR
dipengaruhi oleh inflasi. Kenaikan inflasi merupakan kenaikan harga yang
-
39
H1
H2
H3
H4
H5
H6
tinggi. Dengan meningkatnya harga, orang-orang akan cenderung
menunda konsumsi dengan menabung, sehingga akan menurunkan biaya
permintaan, dan dengan dana yang masuk ke bank akan membuat rasio
kecukupan modal bertambah sehat dan meningkatkan CAR pada bank.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, hubungan antar variabel yang telah
dijelaskan dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran di bawah ini:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Return on Asset (ROA)
Capital Adequacy Ratio
(CAR) Financing to Deposit Ratio (FDR)
Inflasi
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Return on Equity (ROE)
-
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen pada
rasio kecukupan modal (CAR), dan variabel independennya difokuskan pada
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan
inflasi. Unit analisis penelitian pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan
menggunakan data operasionalnya yaitu runtun waktu (time series). Data yang
digunakan dalam penelitian yaitu dari data keuangan atau laporan keuangan
bank-bank umum syariah di Indonesia dari tahun 2011-2015 yang telah
mempublikasikan laporan keuangannya.
Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat kausalitas, artinya
penelitian yang dilakukan menunjukkan hubungan pengaruh (sebab-akibat)
antara dua variabel, yaitu variabel independen (ROA, ROE, FDR, BOPO dan
inflasi) terhadap variabel dependen (CAR).
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan dari
Bank Umum Syariah yang berjumlah 120 laporan keuangan periode 2011-
2015. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini
misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan
-
41
atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain
pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian.1 Adapun
kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel antara lain:
1. Masih beroperasi sejak 2011 sampai dengan 2015.
2. Memiliki laporan keuangan triwulanan yang dipublikasikan secara
lengkap.
Dari kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 6 Bank Umum
Syariah, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank BRI Syariah
4 Bank BCA Syariah
5 Bank BNI Syariah
6 Bank Syariah Bukopin
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh
Bank Umum Syariah dalam website resmi Bank Indonesia serta website resmi
masing-masing bank. Periode data yang digunakan yaitu data laporan
keuangan triwulanan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan selama tahun
2011-2015.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.
300.
-
42
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:
1. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh berbagai data dengan membaca,
memahami dan menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur
yang relevansinya dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk
menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan,
baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal yang dipublikasikan, laporan
penelitian sebelumya, serta berbagai sumber lainnya yang dianggap
mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini.
2. Data Sekunder, yaitu catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun
catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil.2 Pada
penelitian ini menggunakan data time series triwulanan yang
dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk data
panel (pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series)
dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data panel memiliki
gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa obyek dan
meliputi beberapa waktu.3
Data panel (pooled data) adalah sebuah set data yang berisi data
sampel individu (rumah tangga, perusahaan, kabupaten/kota, dll) pada sebuah
2 Moh. Nazir, Metode Penelitian, h. 50.
3 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2011), h. 9.1.
-
43
periode waktu tertentu. Maka kita akan mendapatkan berbagai observasi pada
setiap individu di dalam sampel. Dengan kata lain, data panel merupakan
gabungan antara data lintas waktu (time series) dan data lintas individu (cross
section).4
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Eviews 9
untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen melalui data panel. Data panel sudah disediakan Eviews sejak versi
awal dan selama ini sudah menjadi satu keunggulan program Eviews
dibandingkan dengan program-program statistik lainnya, yakni kita dapat
melihat model persamaan regresi dari tiap perusahaan.
Data panel dapat menjadi sangat bermanfaat karena data panel
mengizinkan peneliti untuk mendalami efek ekonomi yang tidak dapat
diperoleh dengan hanya menggunakan data lintas waktu ataupun hanya data
lintas individu. Secara umum, penggunaan data panel mampu memberikan
banyak keunggulan secara statistik maupun secara teori ekonomi, antara lain:5
a. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara
eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu digunakan dalam
persamaan ekonometrika.
b. Kemampuan mengontrol heterogenitas setiap individu, pada gilirannya
membuat data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun
model perilaku yang lebih kompleks. Misal: fenomena skala ekonomis
4 Mahyus Ekananda, Analisis Ekonometrika Data Panel, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2014), h. 1. 5 Ibid., h. 1.
-
44
atau perubahan teknologi yang akan diteliti dengan menggunakan panel
data daripada dengan data murni cross section atau time series.
c. Jika efek spesifik adalah signifikan berkorelasi dengan variabel penjelas
lainnya, maka penggunaan panel data akan mengurangi masalah omitted
variables secara substansial.
d. Karena mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-
ulang, maka data panel sangat baik digunakan untuk study of dynamic
adjustments seperti mobilitas tenaga kerja, tingkat keluar masuk pekerjaan,
dan lain-lain.
e. Dengan meningkatnya jumlah observasi, maka akan berimplikasi pada
data yang lebih informatif, lebih variatif, kolinearitas antar variabel yang
semakin berkurang, dan peningkatan derajat kebebasan (degree of
freedom) sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
Model regresi panel secara umum adalah sebagai berikut:6
Y = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + ɛ
Keterangan:
Y = Capital Adequacy Ratio (CAR)
α = koefisien konstanta
X1 = Return on Asset (ROA)
X2 = Return on Equity (ROE)
X3 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
6 Made Reina Candradewi, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada
Perusahaan LQ45 di BEI: Analisis Regresi Data Panel”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana 5.7, 2016, h. 2091-2122.
-
45
X4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO)
X5 = Inflasi
β1 = Koefisien Regresi Return on Asset
β2 = Koefisien Regresi Return on Equity
β3 = Koefisien Regresi Financing to Deposit Ratio
β4 = Koefisien Regresi Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Β5 = Koefisien Regresi Inflasi
ɛ = error atau sisa (residual)
Menurut Widarjono, ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk
mengestimasi model regresi dengan menggunakan data panel, yaitu dengan
model Common Effect, model Fixed Effect dan model Random Effect.7
a. Model Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)
Yaitu model estimasi yang menggabungkan data time series dan
data cross section dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least
Square (OLS) untuk mengestimasi parameternya. Model ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diestimasikan bahwa
perilaku antara perusahaan sama dalam beberapa kurun waktu.
Untuk model data panel, sering diasumsikan βit = β yakni pengaruh
dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstan dalam waktu
7 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Ekonisia FE UII,
2009), h. 238.
-
46
kategori cross section. Secara umum, bentuk model linier yang dapat
digunakan untuk memodelkan data panel adalah:
Yti = Xtiβti + eti
Di mana:
Yti adalah observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t
(yakni variabel dependen yang merupakan suatu data panel).
Xti adalah variabel independen dari unit ke-i dan diamati pada periode
waktu ke-t di sini diasumsikan Xti memuat variabel konstanta.
eti adalah komponen error yang diasumsikan memiliki harga mean 0 dan
variansi homogen dalam waktu serta independen dengan Xti.
b. Fixed Effect Model (FEM)
Yaitu teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan
variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian
Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan
namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Di samping ini,
model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
perusahaan dan antar waktu. Pendekatan dengan variabel dummy ini
dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy
Variabel (LSDV). Persamaan Fixed Effect Model dapat ditulis sebagai
berikut:
Yti = Xtiβ + Ci + .... + Ԑti
Di mana:
Ci = variabel dummy
-
47
c. Random Effect Model (REM)
Pendekatan efek random atau Random Effect Model (REM)
digunakan untuk mengatasi kelemahan Fixed Effect Model (FEM) yang
menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian.
Tanpa menggunakan variabel semu, Random Effect Model menggunakan
residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar objek.
Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect
adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya. Bentuk
persamaannya adalah:
Yti = Xtiβ + Vti
Di mana Vti = Ci + Dt + Ԑti
Ci diasumsikan bersifat independent and identically distributed (iid)