penerapan peraturan disiplin pegawai negeri sipil...

27
1 PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NASKAH PUBLIKASI Oleh MAHARANI RAMADHANI SETIAWAN EDISON JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: hoangxuyen

Post on 06-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

1

PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

MAHARANI RAMADHANI SETIAWAN

EDISON

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2015

Page 2: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

2

PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

MAHARANI

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Ringkasan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil sangat penting untuk diterapkan demi terwujudnya tujuan yang ingin di capai sesuai dengan yang direncanakan. Apabila kedisiplinan tidak terlaksana atau tidak diterapkan dengan baik maka kemungkinan tujuanyang telah ditetapkan tidak dapat dicapai atau mungkin dapat tercapai tetapi kurang efektif dan efisien.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Penerapan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Teori utama yang dipakai dalam penelitian ini mengenai Disiplin Pegawai

Negeri Sipil dengan indikator yaitu tujuan dan kemampuan, keteladanan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan dan hubungan kemanusiaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Lokasi penelitian di Kabupaten Kepulauan Anmabas. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Informan dalam penelitian ini adalah sekretaris Daerah, kepala SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian Daerah. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan/ penerapan

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas sudah tegas tetapi masih ada tetapimasih ada pegawai mengabaikan peraturan-peraturan disiplin yang berlaku terbukti bahwa pelanggaran disiplin kerja pegawai masih terjadi. Perilaku-perilaku tidak disiplin yang sering terjadi di Kabupaten KepulauanAnambas.Kesimpulan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini adalah peraturan yang telah dibuat mengenai disiplin pegawai negeri sipil belum efektif dijalankan karena kendala yang ditemui yaitu kondisi lingkungan kerja, kondisi alam dan transportasi yang membuat disiplin pegawai tidak berkurang. saran untuk pemerintah kabupaten anambas adalah harus tepat sasaran dan lebih memberikan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang melanggar peraturan disiplin selain itu juga harus ada pengawasan yang ketat terhadap aturan yang telah diterapkan.

Kata kunci : Penerapan, Peraturan, Disiplin, PNS

Page 3: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

3

ABSTRACT

Discipline ofcivil servantsis veryimportantto applyfor the realization ofthe objectives tobe achievedas planned. Ifdisciplineis notimplementedornotimplementedproperlythen it is likelythe intended purposecan not be achievedormaybe achieved, but is lesseffectiveandefficient. The purpose ofthis studyis to determine theadoption ofthe Civil ServiceDisciplineinAnambas Island.

The maintheoryusedin this studyabout theDiscipline ofCivil Servantswithindicatorssuch as the objectivesandcapabilities, exemplaryleadership, remuneration, justice, the inherentsupervision, penal sanctions, firmnessandhuman relations. This studyuseda qualitativeresearchapproachtoethnographicmethods. The research locationinIslands DistrictAnmabas. Sources andtypesof data inthis study usedprimary dataandsecondary data. Informants in this studyis thesecretary of theRegions, the headSKPDandemployees, Head ofthe Regional EmploymentDisciplineandWelfare. Thecollectionof data used areobservation, interviewsanddocumentation.

On field observations showedthat implementation/application of theCivil ServantsDisciplinary RegulationsAnambas Islandalreadyfirmlybutstill there butthere are stillemployees ofignoringthe rulesof disciplinethat appliesproventhatviolations oflabor disciplineof employeesis stillgoing on. Undisciplinedbehaviorsthat often occurinAnambas Island. The conclusion thatresearchersgetin this studyare the rules thathave been maderegarding thediscipline ofcivil servantshave not beeneffectively implementeddue toobstacles encountered, namely working conditions, natural conditionsandtransportthatmakesdisciplineis not reduced.Anambasadvicetothe governmentisto beright on targetandgive morestrict sanctionsagainstemployees whoviolatethe rulesof disciplinebut it alsomust be astrict supervisionof therules that have beenapplied.

Keywords: practice, Rules, Discipline,PNS

Page 4: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

4

PENDAHULUAN

Penelitian ini melihat

penerapan mengenai peraturan

disiplin PNS yang ada di kabupaten

kepulauan anambas yang harus

diterapakan dengan baik.Pada

dasarnya jiwa kedisiplinan tersebut

mutlak harus dimiliki, ditanamkan

dan dipupuk oleh setiap Pegawai

Negeri Sipil sebagai aparatur

birokrasi dalam pelaksanaan rutinitas

keseharian. hal ini mengingat eratnya

hubungan antara disiplin dalam

mewujudkan kepemerintahan yang

baik, didukung oleh penyelenggara

yang profesional, bebas Korupsi

Kolusi dan Nepotisme dan

mengingat pelayanan kepada

masyarakat sehingga tercapainya

pelayanan prima pada masyarakat

yang juga merupakan tujuan dari

reformasi birokrasi (Sedarmayanti,

2010:75).

Dalam hal mewujudkan

tujuandari reformasi birokrasi yang

pada dasarnya akan menyukseskan

pembangunan nasional tersebut

Pegawai Negeri Sipil dituntut agar

mentaati kewajiban dan menghindari

larangan yang apabila tidak ditaati

atau dilanggar diberikan sanksi

terkait dengan disiplin pegawai

negeri sipil. Pengertian Disiplin

Pegawai Negeri Sipil Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010 adalah kesanggupan

Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati

kewajiban dan menghindari larangan

yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan dan/atau

peraturan kedinasan yang apabila

tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi

hukuman disiplin. Melihat kenyataan

yang terjadi sekarang, Pegawai

Negeri Sipil masih saja menjadi

sorotan dari masyarakat. Banyak

Page 5: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

5

Pegawai Negeri Sipil yang pada saat

menjalankan cuti Pegawai Negeri

Sipil dan tidak kembali kerja pada

waktu yang telah ditentukan atau

pada saat cuti tersebut telah berakhir,

sehingga melalaikan tugasnya

sebagai abdi dari masyarakat

(http://www.haluankepri.com/).

Banyak Pegawai Negeri Sipil yang

saat jam kerja atau jam istirahat kerja

baju seragamnya

dikeluarkan(http://www.batam.tribun

news.com/).Terempa Tertangkapnya

IR (39), PNS Pemerintah Kabupaten

Kepulauan Anambas, oleh tim

Satuan Narkoba Polres Natuna di

Tarempa, menjadi tamparan keras

bagi pemerintah daerah yang kerap

meneriakkan "say no to drugs".

Apalagi, IR menjabat sebagai kepala

seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten

Kepulauan Anambas

(http://batamtoday.com).

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan peneliti

meneliti peraturan disiplin PNS di

Kabupaten Kepulauan Anambas

adalah untukmendeskripsikan

tentang Penerapan Peraturan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten

Kepulauan Anambas dan mengenai

hukuman disiplin yang diberikan

kepada PNS appabila melanggar

peraturan disiplin berdasarkan PP

Nomor 53tahun 2010 dan Peraturan

Bupati No 17 Tahun 2013.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif

kualitatif. MenurutSugiono

(2011:11),

penelitiandeskriptifadalahpenelitian

yang dilakukanuntukmengetahuinilai

variable mandiri, baiksatu variable

Page 6: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

6

ataulebih (independen)

tanpamembuatperbandinganataumen

ghubungkanvariabelsatudengan

variable yang Plain.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan

gambaran tentang tempat dimana

penelitian ini akan dilakukan.

Adapun lokasi dari penelitian ini

adalah di Kabupaten Kepulauan

Anambas. Kabupaten Kepulauan

Anambas ini penulis jadikan lokasi

penelitian karena alasan tertentu.

Alasan tersebut dikarenakan

Kabupaten Kepulauan Anambas

merupakan Kabupaten termuda yang

hasil pemekaran dari Kabupaten

Sebelumnya yaitu Kabupaten

Natuna. Sebagai Kabupaten yang

baru terbentuk tentunya dalam

menjalankan roda pemerintahan

Kabupaten Kepulauan Anambas

memerlukan banyak pegawai yang

disiplin agar segala tujuan yang

ditetapkan dapat tercapai secara

maksimal. Sehingga fokus penelitian

ini adalah mengenai penerapan

peraturan disiplin PNS dikabupaten

Kepulauan Anambas.

3. Sumber dan Jenis Data

Untuk mendapat data yang

berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas,

penulis mengambil data sebagai

berikut :

1) Data primer diperoleh

secara langsung melalui

objek yang akan diteliti,

dengan sumber data yang

dikumpulkan langsung

dari pihak pertama berupa

pendapat subjektif karena

berbentuk persepsi

pribadi masing-masing

yang diterima dari pihak

Page 7: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

7

pertama (orang yang

dijadikan objek

penelitian). Adapun data

primer meliputi :

1. Data mengenai

pelanggaran disiplin kerja pegawai.

2. Data mengenai

identifikasi informan .

3. Data mengenai

penerapan peraturan

disiplin PNS.

2) Data skunderadalah data

yang sifatnya sudah

objektif, biasanya telah

diolah oleh pihak kedua,

dalam arti sudah tersusun,

tercatat, terdata dan dapat

dihitung dalam bentuk

monografi, brosur,

statistik, majalah dan

hasil penelitian orang

lain.

4. Informan Penelitian

Informan adalah seseorang

yang benar-benar mengetahui

suatu persoalan atau permasalahan

tertentu yang darinya dapat

diperoleh informasi yang jelas,

akurat, dan terpecaya (Moleong,

2001:97). Informasi tersebut dapat

berupa pernyataan, keterangan,

atau data-data yang dapat

membantu dalam memahami

persoalan atau permasalahan yang

diteliti.

Mengingat penelitian ini

menggunakan penelitian

kualitatif, maka penelitian ini

tidak mengenal populasi dan

sampel melainkan responden. Hal

ini sebagaimana yang

dikemukakan Sugiyono (2010:65)

bahwa dalam penelitian kualitatif

tidak mengenal populasi dan

sampel.

Page 8: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

8

Informan dalam penelitian ini

peneliti tentukan dengan metode

Snowball Sampling, Snowball

Sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data,

yang pada awalnya jumlahnya

sedikit, lama-lama menjadi besar

(Sugiyono, 2013:219). Hal ini

dilakukan karena jumlah sumber

data yang sedikit itu belum

mampu memberikan data yang

memuaskan, maka mencari orang

lain lagi yang dapat digunakan

sebagai sumber data. Dengan

demikian jumlah sampel sumber

data akan semakin besar, seperti

bola salju yang menggelinding,

lama-lama menjadi besar.

Informan dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 1.5

Informan Penelitian

N

O

INFORMAN

KEGUNAAN

INFORMAN

1. Sekretaris

Daerah

Kabupaten

Kepulauan

Anambas

Untuk

mendapatkan

informasi tentang

Pembinaan dan

Pengawasan yang

dilakukan

terhadap PNS

mengenai disiplin

di Kabupaten

Kepulauan

Anambas melalui

interview/wawanc

ara.

2. Kepala

SKPD

(dinas

pendidikan

, BKD,

dinas

pariwisata,

kebudayaa

n, pemuda

dan

olahraga

dan

sekretariat

DPRD)

Untuk

mendapatkan

informasi apakah

disiplin PNS

sudah diterapkan

secara tegas oleh

semua SKPD

sesuai dengan

Peraturan yang

telah ditetapkan di

Kabupaten

Kepulauan

Anambas melalui

interview/wawanc

Page 9: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

9

Kabupaten

Kepulauan

Anambas.

ara.

3. Kabid

Disiplin

dan Kesra

Badan

Kepegawai

an Daerah

(BKD)

Anambas

Untuk

memperoleh data

mengenai

hukuman atau

sanksi yang

ditetapkan untuk

PNS yang

melanggar

Peraturan Disiplin

melalui

interview/wawanc

ara dan studi

dokumentasi.

4. Para

Pegawai

Negeri

Sipil di

Kabupaten

Kepulauan

Anambas

Untuk

mendapatkan

informasi tentang

faktor apa yang

menyebabkan

para pegawai

tidak mentaati

peraturan yang

telah ditetapkan.

Apakah kesalahan

dari pegawai atau

pimpinanya yang

kurang tegas

melalui

interview/wawanc

ara.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data

Teknik dan alat

pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan

observasi, wawancara dan

dokumentasi.

a. Observasi

Menurut Sugiyono

(2013:226) teknik Observasi

merupakan suatu proses yang

kompleks dan sulit, yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan

proses psikologis diantaranya

yang terpenting adalah

pengamatan dan ingatan.

observasi yang digunakan

yaituobservasi tersamar, Dalam

penelitian inipeneliti mengatakan

keterusterangannya kepada

narasumber bahwa ia sedang

Page 10: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

10

melakukan penelitian, tetapi

peneliti dalam suatu saat tidak

berterus terang atau tersamar

kepada narasumber untuk

memperoleh data yang sifatnya

rahasia. Adapun yang akan

diamati sehubungan dengan

penelitian ini adalah tentang

Penerapan Peraturan Disiplin PNS

di Kabupaten Kepulauan

Anambas.

b. Wawancara

Penulis memilih wawancara

sebagai alat pengumpulan data

adalah karena penulis

menganggap wawancara

merupakan salah satu altenatif

yang sangat membantu dalam

mendapatkan informasi. Dengan

wawancara juga lebih dapat

mengetahui informasi dengan

jelas dan benar. Wawancara akan

ditujukan kepada Pegawai-

pegawai di Kabupaten Kepulauan

Anambas dengan berpedoman

kepada daftar pertanyaan yang

telah disusun sedemikian rupa

mengenai penerapan peraturan

disiplin PNS bagi pegawai di

kabupaten Kepulauan Anambas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yakni dengan

mencari sejumlah informasi

tentang peraturan disiplin bagi

pegawai di Kabupaten Kepulauan

Anambas yang dilakukan oleh

BKD dari sumber-sumber berupa

dokumen-dokumen tertulis seperti

rekap data mengenai disiplin

pegawai, peraturan disiplin,

literatur, hasil rekaman, gambar-

gambar ataupun matriks, grafik

dan sebagainya yang mendukung.

TEKNIK ANALISIS DATA

Page 11: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

11

Analisa data dalam penelitian

ini adalah secara kualitatif

berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh dilapangandan selanjutnya

diberikan penjelasan/kesimpulan

dengan menggunakan pernyataan-

pernyataan atau kalimat yang logis.

KONSEP TEORITIS

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian penerapan adalah

perbuatan menerapkan.

Sedangkan menurut beberapa

ahli berpendapat bahwa,

penerapan adalah suatu

perbuatan mempraktekkan

suatu teori, metode dan hal

lain untuk mencapai tujuan

tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan

oleh suatu kelompok atau

golongan yang telah

terencana dan tersusun

sebelumnya.

Implementasi secara

sederhana dapat diartikan

pelaksanaan atau penerapan

(Syarifudin Nurdin dan M

Bassyiruddin Usman, 2002 :

70 ), Penerapan dapat juga

diartikan sebagai

pelaksanaan. Menurut Munir

Yusuf

(2010:1),“Implementasi

(penerapan)bukan sekadar

aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan

dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan acuan

norma tertentu untuk

mencapai tujuan

kegiatan”.Implementasi

sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep dan

Page 12: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

12

kebijakan dalam suatu

tindakanpraktis akan menjadi

aktual melalui proses

pembelajaran

(Suwarno,2009:29).Menurut

Susilo (2007:174) dalam

Imam Mawardi (2009:1),

“Implementasi (penerapan)

merupakan suatu penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau

inovasi dalam suatu tindakan

praktis sehingga memberikan

dampak, baik berupa

perubahan pengetahuan,

keterampilan maupun nilai,

dan sikap”.

2. Peraturan

Peraturan adalah

ketentuan yang mengikat

warga kelompok masyarakat,

dipakai sebagai panduan,

tatanan, dan kendalikan

tingkah laku yang sesuai dan

diterima: setiap warga

masyarakat harus menaati

aturan yang berlaku atau

ukuran, kaidah yang dipakai

sebagai tolok ukur untuk

menilai atau membandingkan

sesuatu.

Peraturan perundang-

undangan adalah peraturan

tertulis yang memuat norma

hukum yang mengikat secara

umum dan di bentuk atau

ditetapkan oleh lembaga

negara atau pejabat yang

berwenang melalui prosedur

yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-

undangan. Bahwa untuk

memenuhi kebutuhan

masyarakat atas peraturan

perundang-undangan yang

baik, maka perlu dibuat

peraturan yang memuat

Page 13: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

13

mengenai pembentukan

peraturan perundang-

undangan dengan cara

metode yang pasti, baku dan

standar yang mengikat segala

aspek dalam lembaga yang

berwenang untuk membetuk

peraturan perundang-

undangan.

3. Disiplin

Secara etimologis,

disiplin berasal dari bahasa

inggris disciple yang bearti

“pengikut” atau “penganut”,

“pengajaran”, “latihan”, dan

sebagainya. disiplin

merupakan suatu keadaan

tertentu dimana orang-orang

yang tergabung dalam suatu

organisasi tunduk pada

peraturan yang ada dengan

rasa senang hati.

Disiplin diartikan oleh

Prijodarminto sebagai suatu

kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan

atau ketertiban. Dalam hal ini

sikap dan perilaku yang

demikian tercipta melalui

proses binaan keluarga,

pendidikan dan pengalaman

atau pengenalan keteladanan

dari lingkungannya. Disiplin

akan membuat seseorang

dapat membedakan hal-hal

apa saja yang seharusnya

dilakukan, yang wajib

dilakukan, yang boleh

dilakukan dan yang tidak

seharusnya dilakukan (karena

merupakan hal-hal yang

Page 14: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

14

dilarang) (Prijodarminto,

Soegeng. 2007: 42)

Sedangkan AA. Anwar Prabu

Mangkunegara, menjelaskan

bahwa: “Disiplin kerja dapat

diartikan sebagai pelaksanaan

manajemen untuk

memperteguh pedoman-

pedoman organisasi”.

Pengertian

kedisiplinan menurut Melayu

S.P Hasibuan (2009:194)

adalah Kedisiplinan diartikan

jika pegawai selalu datang

dan pulang tepat pada

waktunya, mengerjakan

semua pekerjaannya dengan

baik, mematuhi semua

peraturan organisasi atau

perusahaan dan norma-norma

social yang berlaku pada

penjelasan diatas, terlihat

bahwa disiplin seorang

pegawai sangat dipengaruhi

oleh dua faktor tersebut yaitu

faktor kepribadian dan faktor

lingkungan karena kedua

faktor ini bisa membentuk

suatu kedisiplinan yang baik

apabila tidak ada masalah

dengan kedua faktor tersebut.

2. Jenis-Jenis Disiplin

Berdasarkan definisi-

definisitentang disiplin kerja yang

telah diuraikan di atas, maka

Sondang P. Siagian (2006 : 305),

menyampaikan jenisjenis disiplin

kerja yang dibagi dalam suatu

tindakan manajemen untuk

menegakkan disiplin dalam

organisasi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah

tindakan disiplin yang dilakukan

untuk mendorong pegawaimentaati

berbagai peraturan / ketentuan yang

Page 15: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

15

berlaku dan memenuhi standar yang

telah ditetapkan. Tujuan pokok dari

disiplin preventif adalah mendorong

pegawai agar memiliki disiplin diri,

keberhasilan disiplin preventif

terletak pada disiplin pribadi para

anggota organisasi. Supaya disiplin

pribadi semakin kokoh, ada tiga hal

yang harus diperhatikan oleh

manajemen, yaitu :

1. Para anggota organisasi perlu

didorong supaya mempunyai rasa

memiliki rasa

oraganisasi., karena seseorang

tidak akan merusak sesuatu yang

merupakan miliknya.

2. Para karyawan perlu diberi

penjelasan tentang berbagai

ketentuan yang wajib ditaati dan

standart yang harus dipenuhi.

3. Para karyawan didorong

menentukan sendiri cara-cara

pendisiplinan diri dalam

kerangka ketentuan-

ketentuanyang berlaku umum bagi

seluruh organisasi.

b. Pendisiplinan Korektif

Pendisiplinan koreaktif

adalah kegiatan yang diambil untuk

menangani pelanggaranterhadap

peraturan dan mencoba untuk

menghindari pelanggaran-

pelanggaran lebih lanjut, sehingga

perbuatan di masa yang akan datang

akan sesuai dengan peraturan

organisasi atau perusahaan. Tindakan

korektif biasanya berupa jenis

hukuman tertentu. Sebagai contoh

adalah peringatan atau skorsing, jadi

dalam disiplin koreaktif kegiatan

pendisiplinan diambil setelah

terjadinya pelanggaran terhadap

peraturan. Pengenaan sanksi

koreaktif harus memperhatikan

tiga hal, yaitu :

Page 16: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

16

1. Karyawan yang mendapatkan

sanksi harus diberitahu

pelanggaran atau kesalahan apa

yangtelah diperbuatnya.

2. Kepada yang bersangkutan diberi

kesempatan untuk membela diri.

3. Dalam pengenaan sanksi terberat,

yaitu pemberhentian, perlu

dilakukan “wawancara

keluar”(exit interview),pada

waktu mana, antara lain, mengapa

manajemen terpaksa mengambil

hal sekeras itu.

Bagi pegawai, untuk

menegakkan sikap disiplin kerja

telah diatur oleh masing-

masingorganisasi atau perusahaan

yang terkait yang tentunya mengatur

kewajiban, larangan dan sanksi

apabila kewajiban tidak ditaati atau

larangan dilanggar oleh pegawai.

3. Pendekatan Dalam

Disiplin

Menurut Anwar Prabu

Mangkunegara (2005: 47), ada tiga

macam pendekatan dalam disiplin

kerja yang dilaksanakan dalam suatu

organisasi atau lembaga, yaitu

disiplin modern, tradisi dan

bertujuan.

1. Pendekatan Disiplin Modern

Yang dimaksud dengan

disiplin modern adalah

mempertemukan sejumlah keperluan

atau kebutuhan baru di luar

hukuman. Pendekatan ini memiliki

beberapa asumsi, yaitu :

a. Disiplin modern merupakan

suatu cara menghindarkan

bentuk hukuman secara

fisik.

b. Melindungi tuduhan yang

buruk untuk diteruskan pada

Page 17: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

17

proses hukuman yang

berlaku.

c. Keputusan-keputusan yang

diambil terhadap kesalahan

atau prasangka yang harus

diperbaiki dengan

mengadakan proses

penyuluhan berdasarkan

fakta-fakta.

d. Melakukan proses terhadap

keputusan yang berat sebelah

terhadap kasus disiplin.

2. Pendekatan Disiplin Tradisi

Yang dimaksud disiplin

tradisi adalah pendekatan disiplin

dengan cara memberikan

hukuman. Pendekatan ini

berasumsi :

a. Disiplin dilakukan oleh

atasan kepada bawahan,

dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila

telah diputuskan.

b. Disiplin adalah hukuman

untuk pelanggaran dan

pelaksanaannya

disesuaikan dengan tingkat

pelanggaran.

c. Penegakan hukuman untuk

memberikan pelajaran

kepada pegawai lainnya.

d. Peningkatan perbuatan

pelanggaran diperlukan

hukuman yang lebih keras.

e. Pemberian hukuman

terhadap pegawai yang

melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang

lebih berat.

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan

memiliki asumsi bahwa :

a. Disiplin kerja harus dapat

diterima dan dipahami oleh

semu pegawai.

Page 18: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

18

b. Disiplin bukanlah satu

hukuman, tetapi

merupakan pembentukan

perilaku.

c. Disiplin ditujukan untuk

perubahan perilaku yang

lebih baik.

d. Disiplin pegawai bertujuan

agar pegawai bertanggung

jawab terhadap

perbuatannya.

Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pendekatan

disiplin kerja yang dilaksanakan

didalam perusahaan pada intinya

bertujuan untuk meningkatkan

kedisiplinan kerja para pegawai dan

memperbaiki tindakan indisipliner

yang terjadi dengan cara yang

efektif.

4. Faktor Yang Mempengaruhi

Disilin Kerja

Pada dasarnya, ada dua faktor

yang mempengaruhi disiplin kerja,

yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik.

Sementara itu, Fadila Helmi (1996:

48) merumuskan faktor-faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja menjadi

dua, yaitu faktor kepribadian dan

lingkungan.

1. Faktor Kepribadian

Faktor yang penting dalam

kepribadian seseorang adalah sistem

nilai yang dianut, yaitu yang

berkaitan langsung dengan disiplin.

Sistem nilai akan terlihat dari sikap

seseorang, di mana sikap ini

diharapkan akan tercermin dalam

perilaku. Menurut kelman,

sebagaimana dikutip Helmi, terdapat

tiga tingkatan perubahan sikap

mental dalam perilaku, yaitu :

a. Disiplin Karena Kepatuhan.

Disiplin jenis ini hanya

didasarkan atas perasaan takut.

Page 19: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

19

Disiplin kerja dalam tingkatan ini

dilakukan semata untuk

mendapatkan reaksi positif dari

pimpinan atau atasan yang memiliki

wewenang. Sebaliknya, jika

pengawas tidak ada ditempat,

disiplin kerja tidak akan tampak.

b. Disiplin Karena Identifikasi.

Disiplin ini didasarkan pada

identifikasi adanya perasaan

kekaguman dan penghargaan

terhadap pimpinan. Pemimpin yang

karismatik adalah figur yang

dihormati, dihargai, dan sebagai

pusat identifikasi. Jika pusat

identifikasi tidak ada maka disiplin

kerja akan menurut dan pelanggaran

pun meningkat.

c. Disiplin Karena Internalisasi

Disiplin kerja dalam tingkat

ini terjadi karena karyawan

mempunyai nilai disiplin diri yang

tinggi dalam taraf ini, orang

dikategorikan mempunyai disiplin

diri.

2. Faktor Lingkungan

Sikap disiplin dalam diri

seseorang merupakan produk

intraksinya dengan lingkungan,

terutama lingkungan sosial. Oleh

karena itu, pembentukan disiplin

tunduk pada kaidah-kaidah proses

belajar. Disiplin kerja yang tinggi

muncul begitu saja, tetapi merupakan

suatu proses belajar yang yang

dilakukan secara terus-menerus, agar

proses pembelajaran berjalan efektif,

pemimpin yang merupakan agan

pengubah perlu memperhatikan

prinsip-prinsip konsisten, adil,

bersikap positif, dan terbuka.

Konsisten adalah

memperlakukan aturan secara

konsisten dari waktu ke waktu.

Sekali aturan yang telah disepakati

dilanggar, maka rusaklah sistem

Page 20: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

20

aturan tersebut. Adil dalam hal ini

adalah memperlakukan seluruh

karyawan dengan tidak membeda-

bedakan.

Upaya menanamkan displin

pada dasarnya adalah menanamkan

nilai-nilai. Oleh karenananya,

komunikasi terbuka adalah kunci

utamanya. Dalam hal ini, transparan

mengenai apa yang boleh dan tidak

boleh dikerjakan, termasuk

didalamnya sangsi dan hadiah, perlu

dilakukan. Karyawan juga perlu

konsultasi, terutama jika aturan

dirasa tidak memuaskan karyawan.

Selain faktor kepemimpinan,

gaji, kesejahteraan, dan sistem

penghargaan merupakan faktor yang

tidak boleh dilupakan. Gaji,

kesejahteraan dan sistem

penghargaan akan memberikan

motivasi kerja yang tinggi pada

karyawan sehingga akan berdampak

pada perilaku disiplin kerja

karyawan.

4. Pegawai Negeri Sipil

Pasal 1 ayat (1) UU

No.43 Tahun 1999 tentang

Pokok-Pokok Kepegawaian,

yang dimaksud dengan

Pegawai Negeri adalah :

“setiap warga negara

Republik Indonesia yang

telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan

diserahi tugas dalam suatu

jabatan negeri, atau diserahi

tugas negara lainnya, dan

digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang

berlaku”.

Menurut Pasal 2 ayat (1)

UU No.43 Tahun 1999, maka

Pegawai Negeri terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil,

Page 21: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

21

b. Anggota Tentara Nasional

Indonesia,

c. Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

Kemudian di dalam

Pasal 2 ayat (2) dinyatakan

pula bahwa Pegawai Negeri

Sipil terdiri dari :

1. Pegawai Negeri Sipil

Pusat; dan

2. Pegawai Negeri Sipil

Daerah.

Pegawai Negeri

mempunyai kewajiban untuk

memberikan contoh yang

baik dalam mentaati dan

melaksanakan segala

peraturan perundang-

undangan yang berlaku,

dalam melaksanakan

peraturan perundang-

undangan pada umumnya

Pegawai Negeri diberikan

tugas kedinasan untuk

dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya.

Pemberian tugas

kedinasan itu adalah

merupakan kepercayaan dari

atasan yang berwenang

dengan harapan bahwa tugas

itu akan dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, dengan

demikian maka setiap

Pegawai Negeri wajib

melaksanakan tugas

kedinasan yang telah

dipercayakan kepadanya.

5. Peraturan Disiplin PNS

Keberhasilan suatu

organisasi dalam mencapai

sesuatu tujuan sangat

ditentukan oleh mutu

profesionalitas juga

ditentukan oleh disiplin para

anggotanya. Bagi aparatur

Page 22: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

22

pemerintahan disiplin

tersebut mencangkup unsur-

unsur ketaatan, kesetiaan,

kesungguhan dalam

menjalankan tugas dan

kesanggupan berkorban,

dalam arti mengorbankan

kepentingan pribadi dan

golongannya untuk

kepentingan negara dan

masyarakat.

Dalam pasal 29

Undang-undang Nomor 8

tahun 1974 tentang pokok-

pokok kepegawaian

sebagaimana telah diubah

dengan undang-undang

nomor 43 dinyatakan bahwa

“Dengan tidak mengurangi

ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan pidana,

maka untuk menjamin tata

tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas, diadakan

Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil.”

Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

tentang “Disiplin Pegawai Negeri

Sipil.” Dalam Peraturan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil diatur

ketentuan-ketentuan mengenai :

1. kewajiban

2. Larangan,

3. Hukuman Disiplin,

4. Pejabat yang berwewenang

menghukum,

5.Penjatuhan hukuman

disiplin,

6.Keberatan atas hukuman

disiplin,

7.Berlakunya keputusan

hukuman disiplin.

Dalam hal ini penulis akan

menguraikan tingkat hukuman

Page 23: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

23

disiplin yang dijalankan berdasarkan

Peraturan Pemerintah No 53 Tahun

2010 yang dijalankan di Kabupaten

Kepulauan Anambas, oleh karena itu

tingkat hukuman disiplin tersebut

akan penulis uraikan sebagai berikut

:

1. hukuman disiplin ringan;

2.hukuman disiplin sedang;

3. hukuman disiplin berat.

Sedangkan jenis hukuman

disiplin akan penulis uraikan di

bawah ini berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 53 Tahun 2010 yaitu

sebagai berikut :

1. Jenis Hukuman Disiplin Ringan

terdiri dari :

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan

c. pernyataan tidak puas

secara tertulis.

2.Jenis Hukuman Disiplin Sedang

terdiri dari :

a. penundaan kenaikan gaji

berkala selama 1 (satu)

tahun;

b. penundaan kenaikan

pangkat selama 1 (satu)

tahun; dan

c. penurunan pangkat

setingkat lebih rendah

selama 1 (satu) tahun.

3. Jenis Hukuman Disiplin Berat

terdiri dari :

a. penurunan pangkat

setingkat lebih rendah selama

3 (tiga) tahun;

b. pemindahan dalam rangka

penurunan jabatan setingkat

lebih rendah;

c. pembebasan dari jabatan;

d. pemberhentian dengan

hormat tidak atas

permintaan sendiri sebagai

PNS.

Page 24: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

24

HASIL PENELITIAN

1. Tujuan dan Kemampuan

Berdasarkan dari seluruh hasil

wawancara yang dilakukan peneliti

dapat disimpulkan bahwa tujuan dan

kemampuan di Kabupaten

Kepulauan Anambas sangat penting

untuk Kabupaten ini karena

Kabupaten ini merupakan kabupaten

termuda yang baru saja menjadi

kabupaten oleh karena itu sangat

membutuhkan pegawai yang

mempunyai kemampuan dan mampu

mewujudkan tujuan yang akan

dicapai dalam mengerjakan suatu

pekerjaan serta mentaati segala

aturan.

2. Keteladanan Pimpinan

Dari hasil wawancara tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa

keteladanan pimpinan sangat penting

untuk ditunjukkan kepada para

pegawainya agar tidak ada

kecemburuan sosial yang terjadi

sebab pimpinan mempunyai

tanggungjawab untuk memberikan

contoh yang baik kepada

bawahannya untuk di ikuti atau

ditiru. dalam hal ini masih ada

beberapa pegawai yang mengatakan

bahwa keteladanan pemimpinnya

masi kurang. Kurangnya ini terlihat

ketika mereka membebaskan diri dari

kegiatan apel, melepaskan

tanggungjawab mereka dalam

memberikan motivasi kepada

bawahannya.

3. Balas Jasa

Berdasarkan hasil wawncara

yang dilakukan peniliti bahwa balas

jasa berperan penting untuk

menciptakan kedisiplinan pegawai.

Artinya semakin besar balas jasa

semakin baik kedisiplinan

pegawainya. Sebaliknya apabila

Page 25: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

25

balas jasa kecil kedisiplinan pegawai

menjadi rendah. Dilihat dari keadaan

yang ada di Kabupaten Kepulauan

Anambas bahwa balas jasa yang

diberikan sudah sesuai dengan

kemampuan yang ada pada

pegawainya dengan kata lain sudah

setara sesuai dengan kedudukan

pegawai tersebut.

4. Keadilan

Berdasarkan hasil wawncara

penulis dengan informan maka dapat

dikatakan bahwa Denagn memahami

asas keadilan, maka sanksi bagi

pelanggaran akan diberlakukan

sesuai dengan jenis pelanggaran yang

terjadi. Hal ini juga telah ditetapkan

bagi setiap pegawai yang menjalani

aturan. Setiap pegawai harus

mematuhi aturan tanpa terkecuali dan

harus diberikan sanksi yang sesuai

atas suatu pelanggatan juga tanpa

terkecuali.

5. Waskat/Pengawasan Melekat

Berdasarkan dari wawancara

yang dilakukan dengan beberapa

pendapat diatas dapat dikatakan

bahwa pengawasan juga

mempengaruhi kedisiplinan pegawai.

Karena memang sudah seharusnya

setiap aturan yang dijalankan harus

diawasi agar aturan itu efektif

dijalankan. Pengawasan ini sangat

perlu, karena tanpa pengawasan

aturan yang berlaku akan sulit untuk

dipatuhi dengan baik oleh setiap

pegawai. Untuk itu penting bagi

pemerintah melakukan pengawasan

terhadap jalnnya aturan yang telah

dibuat.

6. Sanksi Hukum

Berdasarkan hasil

wawancara, maka dapat disimpulkan

bahwa Penerapan Sanksi Hukuman

di Kabupaten Kepulauan Anambas

Page 26: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

26

sesuai dengan aturan Disiplin PNS

yaitu Peraturan Pemerintah No 53

Tahun 2010 malahan ada Kebijakan

dari Bupati mengenai Sanksi

Pelanggaran berupa pemotongan

kesra dimana aturan tersebut yaitu

Peraturan Bupati No 17 Tahun 2013,

dengan kedua peraturan ini yang

mana pemberian sanksi akan

dilakukan sesuai dengan tingkat

pelanggaran yang dilakukan oleh

pegawai yang melanggar. Seperti

yang kita ketahui aturan dijalankan

harus dalam pengawasan. Dengan

adanya pengawasan maka akan

menghasilkan kedisiplinan dan

ketaatan aturan. Namun dengan

pengawasan juga, kita akan

mengetahui terhadap pegawai yang

melanggar aturan. Setiap pelanggar

aturan inilah yang harus diberikan

sanksi yamng adil dan sesuai dengan

pelanggaran. Penerapan sanksi ini

juga memiliki tujuan. Tujuannya

adalah untuk menimbulkan efek jera

bagi setiap pelanggaran.

7. Ketegasan

Dari beberapa hasil wawancara

diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa suatu

ketegasan dalam hal peraturan yang

di buat sangat harus ditegakkan agar

semua peraturan bisa di jalankan

oleh para pegawai dan bisa

mendapatkan hasil yang sesuai

dengan keinginan bahwa bisa

menjadikan pegawai yang disiplin

dalam peraturan maupun pekerjaan

yang sudah di berikan serta bisa

bertanggungjawab dengan baik.

8. Hubungan Kemanusiaan

Dari penjelasan beberapa para

informan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa hubungan

kemanusiaan yang baik bisa

menciptakan kedisiplinan yang baik

Page 27: PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · SKPD dan pegawainya, Kabid Disiplin dan Kesra Kepegawaian

27

pula karena hubungan kemanusiaan

sangat penting dalam berorganisasi

agar suasana yang didapatkan dengan

hubungan kemanusiaan yang akan

terjalin dengan baik pula, dalam

suatu hubungan kemanusiaan kita

harus saling menghargai,

menghormati satu samam lain agar

tercipta hubungan yang harmonis.