penerapan model pembelajaran ...repository.uinjambi.ac.id/4923/1/skripsi final.pdflaporan penelitian...
TRANSCRIPT
-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE
DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI
MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA
PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES
AN-NURTANGKIT
SKRIPSI
KHAIRUL HIDAYATULLAH
TB. 161040
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE
DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI
MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA
PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES
AN-NURTANGKIT
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
KHAIRUL HIDAYATULLAH
TB. 161040
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
PERSEMBAHAN
ِحْيمِ ْحمِن الر بِْسِم هللاِ الر
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin
Tak ada seorang pun yang pantas menerima rasa syukur pertamaku ini kecuali Allah
SWT, Dia yang memberikan kekuatan, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas
ini hingga akhir. Banyak hal yang terjadi selama proses penyelesain tugas ini, baik
suka maupun duka, tapi berkat karunia-Nya sampailah saya pada titik sekarang ini.
Syukurku untukmu Tuhanku.
Ayah dan mamak, pak Thalhah dan bu Mardiana, saya tahu di luar sana banyak ayah
yang lebih baik darimu, banyak ibu yang lebih baik darimu, tapi bagi saya kalian
berdua adalah ayah dan mamak terbaik yang pernah saya miliki, banyak hal yang
tidak saya pahami atas apa yang kalian lakukan terhadap saya, tapi satu yang pasti
harapmu keberhasilan akan mendatangi anakmu yang banyak kurangnya ini, ayah dan
mamak izinkan saya memeberikan sebuah hadiah kecil yang dengannya perjuangan
kalian demi anak-anakmu pasti belum bisa tertandingi.
Untuk adik-adiku Aji dan Nauri, semoga karya kecil abangmu ini dapat memotivasi
kalian, dapat membuat kalian semangat dalam menjalani hidup, dan semoga kalian
bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dari abangmu ini.
Buat keluarga keduaku Biologi D’16, terkhusus buat Ridwan, Roki, Riski, danDeni,
terima kasih atas semua cerita yang kalian tulis di setiap lembar hidupku, berkat
kalian aku lupa bagaimana caranya terluka, susah adalah rasa senang yang tertunda,
kelabu berubah menjadi candu karna kebersamaan menjadikan semua yang semu
menjadi nyata adanya, melebur menjadi satu, menghangatkan, bagai kopi yang tiap
pagi biasa kalian seduh.
-
vi
MOTTO
إِنَّ هللاَ ََل يُغَي ُِر َما بِقَْوٍم َحتَّى يُغَي ُِرْوا َما بِأَْنفُِسِهْم ﴿سورة
الرعد:۱۱﴾
Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan”Q.S Ar-Ra’d ayat 11 (Departemen Agama, 1995:370).
-
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam bidang Ilmu Tadris Biologi, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan
model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The Draw untuk meningkatkan
minat belajar santri MTs pada Mata Pelajaran Biologi di Ponpes An-Nur Tangkit”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan
dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dra. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, M.Pd Selaku Ketua Program studi Tadris Biologi dan Ibu Dwi
Gusfarenie, M.Pd Selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Badariah M.Pd dan Bapak Dr. Salahuddin, M.Si, selaku pembimbing skripsi I
dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya dan
memberi banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam
penulisan skripsi ini.
-
viii
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf dan karyawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
7. Dr. KH. Marwazi, M.Ag, selaku pimpinan pondok pesantren An-Nur Tangkit.
8. Ustadz Sulaiman Astra selaku Kepala Sekolah MTs di Ponpes An-Nur Tangkit
yang telah memberikan kemudahan penulis memperoleh data di lapangan.
9. Para ustadz dan ustadzah serta santri kelas VII Mts di Ponpes AN-Nur Tangkit.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan bahkan kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Tadris Biologi.
Jambi, Mei 2020
Khairul Hidayatullah
TB. 161040
-
ix
ABSTRAK
Nama : Khairul Hidayatullah
Program Studi : Tadris Biolgi
Judul : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Draw untuk meningkatkan minat belajar santri Madrasah
Tsnawiyah pada amata pelajaran Biologi di Ponpes An-Nur
Tangkit.
Penelitian ini membahas tentang meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran
Biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Draw.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar santri Madrasah
Tsanawiyah di Ponpes AN-Nur Tangkit pada mata pelajaran Biologi dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The
Draw.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada pelaksanaanya
penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus.Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah observasi, angket, wanwancara, dan dokunentasi. Penelitian
ini dikatakan berhasil apabila seluruh siswa atau sebagian (75%) berminat pada mata
pelajaran Biologi. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On
The Draw ini dikatakan berhasil, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada
setiap siklus. Pada pra siklus siswa yang berminat hanya sebanyak 74.19%, pada
siklus I banyak siswa yang berminat mengalami peningkatan menjadi sebanyak
76.38%, pada siklus II meningkat sebanyak 82.31%, adapun siklus III meningkat
menjadi 90.19%. Dari persentase banyak siswa yang berminat pada mata pelajaran
Biologi pada siklus III dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Kata kunci: Quick On The Draw, minat belajar, penelitian tindakan kelas.
-
x
ABSTRACT
Name : Khairul Hidayatullah
Major : Biology Education
Title : The implementation of Quick On The Draw type of Cooperative
Learning Model to increase learning interest of Madrasah
Tsnawiyah students in Biology subject at An-Nur Tangkit
Islamic Boarding School
This study discusses increasing learning interest in Biology subject by applying the
Quick On The Draw of cooperative learning model. The purpose of this study is to
increase learning interest of Madrasah Tsanawiyah students in AN-Nur Tangkit
Islamic Boarding School in Biology subject by applying cooperative learning model
with the type of Quick On The Draw. This research is a classroom action research
(CAR). In the implementation this study carried out as many as three cycles. Data
collection techniques used in this study were observation, questionnaire, interview,
and documentation. This research is said to be successful if all students or some
(75%) are interested in Biology subject. The application of the cooperative learning
model with thetype of Quick On The Draw is said to be successful, this is evidenced
by an increase in each cycle. In the pre-cycle the students who were interested in is
only 74.19%, in the first cycle many students who were interested had an increase of
76.38%, in the second cycle increased by 82.31%, while the third cycle increased to
90.19%. From the percentage of many students interested in Biology subjects in cycle
III, it can be concluded that thecooperative learning model with tpe of Quick On The
Draw can increase student learning interest.
Keywords: Quick On The Draw, learning interest, classroom action research.
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
NOTA DINAS ....................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
MOTTO................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunanaan Penelitian ............................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................................... 8 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 18 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 19 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22 C. Prosedur Tindakan...................................................................................... 22 D. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................................. 25 E. Sumber Data .............................................................................................. 26 F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 26
-
xii
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 28
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 30 B. Pembahasan ............................................................................................... 53
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 58 B. Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa ............................................ 28
Tabel 4.1. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Pra Siklus ........................... 30
Tabel 4.2. Persentase Indikator Angket Pra Siklus.................................................. 31
Tabel 4.3. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus I ............................... 32
Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus I ..................................................... 33
Tabel 4.5. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus II ............................. 34
Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus II .................................................... 35
Tabel 4.7. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus III ............................ 36
Tabel 4.8. Persentase Indikator Angket Siklus III ................................................... 37
Tabel 4.9. Perbandingan Persentase Minat belajar Santri Per Siklus ....................... 38
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Kerangka Berpikir .............................................................................. 19
Gambar 3.1.Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 22
Gambar 4.1. Grafik Persentase Indikator Angket Pra Siklus ................................... 31
Gambar 4.2.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus I ........................................ 33
Gambar 4.3.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus II ...................................... 35
Gambar 4.4.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus III ..................................... 37
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus ........ 38
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Validasi RRP......................................................................... 64
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 67
Lampiran 3. Lembar Validasi Angket .................................................................... 116
Lampiran 4. Angket Minat Belajar Siswa ............................................................... 118
Lampiran 5. Tabel Persentase Indikator Angket Per Siklus..................................... 120
Lampiran 6. Dokumentasi ...................................................................................... 122
Lampiran 7.Daftar Konsultasi ................................................................................ 124
Lampiran 8. Daftar Riwayat ................................................................................... 126
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai manusia ciptaan Allah, manusia diberikan akal oleh-Nya dan akal
inilah yang akan membedakan kita dengan makhluk ciptaannya yang lain.
Bukan hanya untuk dijadikan pembeda antara kita dan makhluk Tuhan lainnya,
namun Allah berikan akal untuk digunakan agar kita menjadi manusia yang
baik, beradab dan berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi manusia yang
lain dengan ilmu dan keterampilan yang kita miliki.
Meskipun manusia telah memilki akal, namun tidak serta merta
seseorangakan menjadi manusia seperti yang telah disebutkan diatas, manusia
masih memerlukan alat untuk dapat mencapai itu. Pendidikan adalah alat yang
manusia butuhkan, dan dewasa ini pendidikan merupakan salah satu tolok ukur
nilai dari seseorang, semakin tinggi pendidikannya maka semakin tinggi pula
nilai seseorang tersebut.Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah hal yang
berkaitan dengan kualitas diri seseorang manusia, baik itu dari segi kebaikannya,
adabnya, keterampilan atau bahkan keilmuan yang manusia itu miliki.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, memperkuat kepribadian serta semangat kebangsaan agar dapat
membangun diri sendiri maupun bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
(Sudjana, 2013: 30).
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah usaha untuk menjadi seorang
manusia yang lebih baik lagi dengan adanya perubahan dari segi pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sudirman
(1987:17), bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan individu untuk
menciptakan perubahan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
termanifestasikan dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.
-
2
Di dalam agama islam sendiri pendidikan merupakan sebuah keharusan
bahkan islam mengajarkan bahwa pendidikan tidak akan berhenti kita dapatkan
mulai dari kita masih dalam buaiyan hingga nanti akhirnya kita masuk ke dalam
liang lahat. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia harus mulai dari sejak dini
untuk melek akan pendidikan.
Salah satu cara untuk kita mendapatkan pendidikan itu adalah dengan belajar
di sekolah, di Indonesia sendiri terdapat tingkatan dalam sekolah mulai dari
jenjang pendidikan paling bawah, yaitu PAUD kemudian TK dilanjutkan ke SD
menuju jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu SMP lalu SMA dan terakhir
Pergururan Tinggi. Namun tidak hanya itu ada satu lembaga yang juga memilki
kontribusi besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia yaitu Pondok
Pesantren.
Pesantren sendiri termasuk ke dalam lembaga pendidikan islam yang formal,
dimana tujuan didirikannya pesantren adalah untuk melahirkan santri (read:
siswa) yang memilki kepribadian islam bahkan juga diharapkan para santri dapat
menjadi seorang ahli agama dan dapat mengamalkan ilmunya di masyarakat
setelah menyelasaikan belajarnya di dalam pesantren.
Menurut Zahidi (2017:53)Pondok pesantren dilihat dari ilm yang diajarkan
ada 3 jenis, yaitu: 1) pesantren tradisional (salafiyah), 2) pesantren modern
(kalafiyah), dan 3) pesantren komprehensif. Adapun hal yang membedakan
ketiga jenis pondok pesantren tersebut adalah, pondok pesantren pesantren
tradisional (salafiyah) yaitu pesantren yang masih tetap mempertahankan bentuk
aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke
15 M dengan menggunakan bahasa Arab. Adapun pondok pesantren modern
(kalafiyah) pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang
hanya sekedar pelengkap, tetapi berubah menjadi mata pelajaran atau bidang
studi. Sedangkan pondok pesantren komprehensif yaitu pondok pesantren yang
-
3
menggabungkan sistem pendidikan dan pengajaran antara yang tradisional dan
yang modern.
Dewasa ini seiring perkembangan zaman dan kuriklum, guru yang dulunya
sebagai pusat dari pembelajaran di kelas sudah bergeser, hal ini disebabkan saat
ini siswa dituntut untuk bisa lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.Namun meskipun begitu tidak sedikit dari lembaga pendidikan
termasuk juga didalamnya pondok pesantren khususnya pondok pesantren
modern masih menggunakan metode konvensional yang lagi-lagi guru menjadi
pusat dalam kegiatan pembelajaran. Banyak guru yang masih menggunakan
metode ceramah dimana guru menyampaikan pelajaran dan siswa hanya
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan. Model pembelajaran seperti
ini cenderung membuat siswa menjadi pasif, cepat bosan, mudah mengantuk ang
berakibat pada minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menurun.
Minat dari seorang siswa dapat dilihat dari beberapa aspek.Tandea,
Pasandaran, &Pangalila (2018:5) mengemukakan bahwa indikator minat ada
empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan siswa, 3) perhatian siswa, dan
4) keterlibatan siswa.
Agar terciptanya kegiatan belajar yang menarik, yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa, maka diperlukan kemampuan guru untuk memilih metode
pembelajaran yang sesuai. Penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan
melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar memungkinkan siswa menjadi
lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak
hanya itu, metode yang tepat juga akan dapat membantu dalam mengembangkan
kemampuan yang berbeda-beda dari setiap siswa.
Penggunaan model pemebelajaran yang tepat memang sudah harus
dilakukan di setiap mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran Biologi.Biologi
sendiri merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
-
4
yang mana biologi mempelajari fenomena dalam kehidupan sehari-sehari yang
berkaitan dengan makhluk hidup yang ada di dunia ini.Pelajaran IPA khususnya
Biologi dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan dengan
banyaknya materi dan teori-teori yang sering menggunakan istilah-istilah
asing.Keadaan seperti ini menuntut guru yang mengajarkan mata pelajaran
Biologi untuk bisa kreatif serta inofatif dalam melakukan pembelajaran di kelas
dengan memilih metode yang tepat agar anak tidak bosan selama kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti kepada beberapa santri
yang penelti lakukan di Ponpes An-Nur Tangkit selama mengajar. Diperoleh
informasi bahwa guru dalam proses belajar lebih sering menyampaikan materi
dengan ceramah sehingga santri di dalam kelas kurang aktif, hanya
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru sehingga membuat
beberapa santri menjadi bosan mengakibatkan mereka tidak terlalu
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru bahkan ada beberapa santri
yang tidur selama proses pembelajaran berlangsung, selain dari pada itu setelah
dilakukan pengamatan, padatnya kegiatan di Ponpes An-Nur dan kurangnya
hiburan menjadi penyebab mengantuknya santri dikelas.
Kurangnya keaktifan dan perhatian santri dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran merupakan indikator dari kurangnya minat santri dalam mata
pelajaran Biologi. Oleh sebab itu diperlukan suatu inovasi dalam proses
penyampaian materi maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe
Quick On The Draw yang dapat mendorong keaktifan siswa di kelas. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Drawini dapat menarik
perhatian siswa, mengurangi rasa bosan dan mengantuk karna terdapat unsur
Game di dalamnya yang dapat menimbulkan perasaan senang dan membuat
siswa menjadi aktif dan mampu bekerja sama dalam kelompok.
-
5
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE QUICK ON THE
DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI
MADRASAH TSANAWIYAHPADA MATA PELAJARAN BIOLOGIDI
PONPES AN-NUR TANGKIT”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dikarenakan terbatasnya waktu
dan biaya maka supaya penelitian lebih terfokus pada permasalahan yang
dibahas, maka peneliti membatasi masalahnya untuk memfokuskan
penelitiannya pada “Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
Quick On The Drawuntuk meningkatkan minat belajar santri MTspada
Mata Pelajaran Biologidi Ponpes An-Nur Tangkit”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatlah rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
Quick On The Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes
An-Nur Tangkit pada mata Pelajaran Biologi”.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian pada hakikatnya adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model kooperatif tipe Quick
On The Draw dapat meningkatkan minat santri MTs di Ponpes An-
Nur Tangkit pada Mata Pelajaran Biologi”.
-
6
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penilitian ini
berguna untuk:
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadapap
pengembangan studi Ilmu Tadris Biologi, terutama dalam metode
pembelajaran jenis kooperatif.
b. Praktis
1) Bagi guru, memberikan pengetahuan dan inovasi baru terkait
penerapan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
2) Bagi siswa, dapat Meningkatkan minat belajar siswa dalam Mata
Pelajaran Biologi.
3) Bagi sekolah, diharapkan dapat membantu dalam perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah demi kemajuan pendidikan.
4) Bagi peneliti, menambah pengalaman langsung dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dalam
pembelajaran di kelas.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002) minat
diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
perhatian, keinginan dan kesukaan. Minat yaitu suatu keadaan dimana
seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan sekitar, keinginan untuk
mengetahui, mempengaruhi, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut
(Bimo Walgito, 1981:38). Sedangkan menurut Djaali (2007:121) minat
adalah rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.
Minat berkaitan erat dengan kebutuhan seseorang, sebagaimana yang
telah disampaikan oleh Wringstone yang diterjemahkan oleh Wayan
Nurkoncoro (1987:46) bahwa minat yang timbul dari kebutuhan seseorang
akan merupakan sumber dari usaha tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa
seseorang tidak memerlukan dorongan dari luar, ketika apa yang ia
kerjakan merupakan hal yang menarik baginya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
merupakan kecenderungan hati seseorang untuk menginginkan dan
melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh.
b. Pengertian Belajar
Menurut Sugihartono dkk (2007:74) belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun Daryanto
-
8
(2009:2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan ligkungannya. Sedangkan menurut Baharudin dkk (2007:12)
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-
pengalaman.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses dimana sesorang dalam merubah tingkah
lakunya yang didapat dari pengalaman-pengalaman yang pernah seseorang
tersebut lakukan.
Dari beberapa pengertian minat dan belajar seperti yang telah
diuraikan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah
suatu keinginan yang disertai dengan perhatian dan keaktifan secara
sengaja untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang dapat
merubah tingkah laku dan kemampuan bereaksi seseorang yang bersifat
relatif permanen atau menetap yang disebabkan adanya interaksi individu
dengan lingkungan sekitarnya.
c. Indikator dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Belajar
Indikator minat ada empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan
siswa, 3) perhatian siswa, dan 4) keterlibatan siswa (Tandea,dkk, 2018:5).
Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut:
1) Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu
-
9
yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk
mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3) PerhatianSiswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan
dari objek tersebut.
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada
karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua
faktor tersebut sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang
berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (Syah,
2011: 152). Keempat faktor tersebut sebagai berikut:
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik,
dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar.
Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek
-
10
belajar (Suryabrata, 2007: 14). Siswa yang aktivitas belajarnya disertai
dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses serta prestasinya akan
lebih tinggi. Orang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan
perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi
aktivitas tersebut.
Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui
sesuatu; dorongan kuatuntuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu.
Suatu perasaan yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong orang
tersebut ingin mengetahui sesuatu.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Donald
dalam Hamalik, 2003: 158). Motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi
seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan (Suryabrata, 2007: 70).
Kebutuhan, ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu.
Seseorang tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang
mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi
psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila
seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas
belajar dalam rentangan waktu tertentu.
-
11
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang
datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari
guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan
lingkungan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut teori Vygotsky, model pembelajaran kooperatif diartikan
sebagai belajar kelompok (Agus Suprijono, 2011:56). Sedangkan menurut
Wina Sanjaya (2009:240) pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil,
yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompokkelompok
yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi
yang diberikan guru (Slavin, 1995; Enggen Kauchak). Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua
siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan
belajar (Trianto, 2010:56).
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk membuat
siswa agar menjadi ikut aktif dalam berpartisipasi dalam pembelajaran dan
memberikan fasilitas kepada mereka berupa pengalaman sikap
kepemimpinan dan menentukan keputusan ketika berada dalam kelompok
serta memberikan kesmpatan bagi siswa untuk dapat berinteraksi dan
belajar dengan orang lain yang berbeda latar belakangnya yang secara
tidak langsung kegiatan pembelajaran yang bersifat kolaboratif yang
bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan
-
12
bersama, akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama yang akan bermanfaat bagi
kehidupan mereka di luar sekolah.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembeljaran
Koopereatif
Rong dalamYudha M.S dan Rudyanto (2005: 37) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh bagi perkembangan anak,
yaitu:
1) Menekankanpada pengembangan secara keseluruhan. Metode ini
berbeda dibandingkan dengan metode tradisional yang cenderung
menekankan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan saja.
2) Terobosan baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dengan
perkembangan kemampuan berfikir inovatif.
3) Membantu perkembangan anak didik dari biasanya belajar pasif
menjadi aktif.
4) Menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar anak.
5) Membantu untuk mengembangkan hubungan sosial anak.
Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis
peserta didik menjadi terangsang dan menjadi aktif. Hal ini disebabkan
oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok. Pada saat berdiskusi
fungsi ingatan dari peserta didik menjadi lebih aktif, lebih bersemangat,
berani mengemukakan pendapat, meningkatkan kerja keras peserta didik
dan lebih termotivasi.
MenurutMohamad Nur (2005:74-88) berikut ini adalah kelebihan dan
kelemahan dari pembelajaran kooperatif. Kelebihan model pembelajaran
koopereatif adalah:
-
13
1) Meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam
memecahkan masalah.
2) Meningkatkan komitmen.
3) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.
4) Peserta didik yang berprestasi ternyata lebih mementingkan orang lain,
tidak bersifat kompetetif, dan tidak memiliki rasa dendam.
5) Peserta didik lebih meningkatkan hubungan kerja sama antara teman.
6) Peserta didik dapat mengembangkan aktivitas, kreativitas,
kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain.
7) Guru cukup menyampaikan konsep-konsep pokok saja.
8) Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif.
9) Dapat menciptakan saling menghargai.
10) Sistem penilaian dapat mengacu pada kelompok dan individu.
Kekurangan model pembelajaran koopereatif adalah:
1) Waktu yang relativ lebih banyak.
2) Persiapan yang lebih terprogram dan sistematik.
3) Bila belum terbiasa pencapaian hasil belajar tidak bisa maksimal.
4) Terdapat peserta didik yang tidak dapat menyesuaikan diri, berperilaku
menyimpang, terlalu gaduh, tidak hadir, ataupun tidak berlatih secara
efektif.
5) Beban bagi pengajar yang lebih besar dan harus teliti dalam sistem
penilaian.
6) Kontribusi dari peserta didik yang berprestasi rendah menjadi kurang
dan peserta didik yang berprestasi tinggi akan mengarah pada
kekecewaan.
-
14
Adapun solusi untuk kekurangan yang telah diuraikan di atas adalah,
guru harus lebih membuat persiapan yang baik, mulai dari materi hingga
diri guru itu sendiri, selain itu guru juga harus dapat menguasai kelas
dengan baik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The
Draw
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Quick On The Draw
MetodeQuick On The Draw adalah suatu pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas dan kerja siwa dalam mencari,
menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah
suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melaului
aktivitas kerja tim (Ismail Sukardi, 2013:29).
MenurutPaul Ginnis (2008:163) metode Quick On The Draw
merupakan jenis pembelajaran kooperatif, yang menginginkan agar
peserta didik bekerja sama secara kooperatif pada kelompok-kelompok
kecil dengan tujuan untuk menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan
satu set pertanyaan.
Metode ini memberikan pengalaman mengenai bermacam-macam
keterampilan mulai dari membaca, kecepatan dalam melakukan sesuatu,
belajar mandiri, dan kecakapan dalam membaca pertanyaaan dengan
hati-hati, dapat menjawab pertanyaan dengan tepat, serta membedakan
mana materi yang penting dan sebaliknya. Kegiatan ini akan membiasakan
siswa untuk terbiasa belajar dengan sumber-sumber lain bukan hanya dari
guru saja. siswa dituntut memiliki tanggung jawab baik bagi diri sendiri
maupun kelompok.
-
15
b. Langkah Langkah Quick on The Draw
Adapun langkah-langkah dari metode Quick On The Draw adalah
sebagai berikut:
1) Siapkan satu set pertanyaan, misalnya kisaran lima sampai sepuluh
pertanyaan yang berkaitan dengantopik yang sedang dibahas. Buat
beberapa salinan agar tiap kelompok punya sendiri-sendiri. Tiap
pertanyaan harus berada pada kartu atau kertas terpisah. Tiap set kartu
atau kertas diberi tanda berbeda beda sesuai jumlah kelompok yang
dibentuk. Letakkan set tersebut di atas meja guru dengan angka
menghadap ke atas dan angka satu yang menunjukkan kartu atau kertas
soal pertama berada di paling atas;
2) Bagi kelas kedalam beberapa kelompok sesuai jumlah set pertanyaan
yang telah dibuat, beri tanda pada setiap kelompok sesuai tanda dari
setiap set, agar mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka yang
ada di atas meja guru;
3) Beri tiap kelompok materi sumber yang di dalamnya terdapat jawaban
dari semua pertanyaan yang ada;
4) Pada kata “mulai” salah satu perwakilan kelompok “lari“ ke meja guru
untuk mengambil satu pertanyaan sesuai tanda yang ada pada
kelompok meraka dengan set pertanyaan yang ada di meja guru
kemudian kembali ke kelompok masing-masing;
5) Dengan menggunakan materi sumber yang telah diberikan, tiap
kelompok berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang telah
diambil lalu menuliskan jawabannya di kertas terpisah;
6) Jawaban dibawa ke meja guru oleh orang yang berbeda. Guru
memerikasa jawaban. Jika jawaban benar, perwakilan kelompok
disilahkan untuk mengambil pertanyaan selanjutnya, jika salah guru
menyuruh siswa untuk kembali ke kelompoknya dan mencoba lagi;
-
16
7) Saat salah seorang siswa berlari ke depan teman-teman yang
lainmembaca dan memahami sumber bacaan agar mereka dapat
menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien;
8) Kelompok yang pertama menyelesaikan semua pertanyaan dianggap
sebagai pemenang.
9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan;
c. Kelebihan dan kekurangan Quick On The Draw
Setiap model pembelajaran pasti punya kelebihan dan kekurangan
dalam mengimplementasikannya baik itu metode yang paling bagus
dipandang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sama halnya dengan
model pembelajaranQuick On The Drawjuga mempunyai kelebihan dan
kekurangan, kelebihannya adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja
kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar
bahwa pembagian tugas lebih produktif dari pada menduplikasikan
tugas;
2) Memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam
keterampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas,
ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati,
menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting
dan tidak;
3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak
hanya guru;
4) Sesuai dengan siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk
diam;
5) Melatih siswa untuk tidak menduplikasi tugas dari teman.
-
17
Adapun kekurang-kekurangan metode Quick On The Drawadalah:
1) Membutuhkan waktu relatif lama dalam penerapannya;
2) Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalamikeributan jika
pengelolaan kelas kurang baik;
3) Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok;
4) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar
dalam menerapkan metode Quick On The Drawtidak mengalami
kesulitan;
5) Dibutuhkan ketelitian dalam membuat sumber materi agar jawaban
yang berada di dalamnya tidak terlalu terlihat oleh siswa;
6) Tidak semua guru dapat memakai metode ini, guru dituntut dapat
membawa suasana murid ke ranah yang lebih dalam, jadi pada guru
yang kurang mampu menguasai kelas metode ini kurang efektif
dilakukan.
Dari uarain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode Quick On The Drawini dapat membantu
siswa membiasakan belajar mandiri dengan sumber yang tidak hanya
guru.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Pamilih (2014) “Penerapan
Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas V Di Sd Negeri 01 Wonolopo
Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian
munujukkan bahwa Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On The
Drawdapat meningkatkan Minat Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas V
Di Sd Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran
2013/2014 yang dibuktikan dengan peserta didik yang berminat tinngi
-
18
pada Prasiklus sebesar 17% meningkat menjadi 30% Pada Siklus I dan
pada hasil siklus II meningkat menjadi 87%. Persamaan pada penelitian
ini terletak pada penerapan model kooperatif tipe Quick On The
Drawuntuk meningkatkan minat belajar siswa. Perbedaannya terletak
pada mata pelajaran, tempat, dan waktu penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Emi Yuliani Ayu, Roza Linda, Agustina
(2018) “Penerapan Pembelajaran Quick On The Draw Pada Materi Laju
Reaksi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa” Dari hasil analisa
data diketahui bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat dari siklus I
ke siklus II dan berada pada kriteria baik dan sangat baik. Pada siklus 1
diperoleh ratarata minat peserta didik secara klasikal yaitu 13,77 dan pada
siklus ke II meningkat menjadi 19,06 dengan presentase aktivitas belajar
pada siklus I yaitu 57,36% dan meningkat secara signifikan pada siklus II
menjadi 79,43%. Persamaan dengan penelitian terletak pada variabel
bebasnya, yaitu penerapan model kooperatif tipe Quick On The Draw.
perbedaannya adalah pada penelitian ini penerepan Quick On The Draw
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sedangkan pada penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah menguji penerapan Quick On The Draw
untuk meningkatkan miant belajar santri.
C. Kerangka Berpikir
Dewasa ini meskipun sudah disarankan untuk menggunakan metode yang
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak
sedikit sekolah yang masih menggunakan metode konvensional, seperti metode
ceramah, yang masih berpusat pada guru, sehingga membuat siswa menjadi pasif.
Guru menyampaikan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat
materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak
akif yang bahkan secara tidak langsung menyebabkan mereka malas dan kurang
-
19
antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Hal ini dapat menjadi indikator
kurangnya minat belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw merupakan salah
satu alternativ untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi
karena pada tipe Quick On The Draw siswa belajarsiswa belajar secara
berkelompok dan dituntut untuk aktif serta dapat menentukan keputusan yang
tepat ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada selama kegiatan
pembelajaran. Selain dari pada itu pada tipe Quick On The Draw terdapat unsur
Game dimana akan membuat siswa menajadi senang. Ketika hal tersebut berjalan
maka siswa yang memilki minat rendah akan menjadi termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan metode kooperatif tipe Quick On The
Drawini diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat.Dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka berpikir
Guru menyampaikan materi
dengan cara menjelaskan dan
mencatat yang membuat siswa
bosan dan tidak memperhatikan
yang akhirnya membuat minat
belajar siswa menurun.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
Quick On The Draw pada Siklus
I, II, dan III
Minat belajar siswa meningkat
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Guru menyampaikan materi
dengan cara menjelaskan dan
mencatat yang membuat siswa
menjadi bosan yang akhirnya
menyebabkan siswa tidak
memperhatikan pelajaran. Hal ini
merupakn indikator kurangnya
minat belajar siswa.
-
20
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan alur berpikir yang digunakanpeneliti dalam kerangka berpikir,
maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The
Draw tidak dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes An-
Nur Tangkit pada Pembelajaran Biologi.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The
Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes An-Nur
Tangkit pada Pembelajaran Biologi.
-
21
BAB III
METODE PENELITIAN.
A. Desain Penelitian
Menurut kemmis (Wina Sanjaya, 2011:24) penelitian tindakan adalah suatu
bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial peneliti.Action research
dalam bahasa inggris yang berarti riset aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan, jadi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atauClassroomAction Research(CAR) adalah
penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2010:3).
Menurut Arikunto (2014: 116) secara garis besar penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) memilki empat tahapan yang
harus dilalui, yaitu:
1. Perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada tahap
pelaksanaan.
2. Pelaksanaan, tahap pelaksanaan merupakan implementasi isi rancangan,
yaitu melakukan tindakan kelas.
3. Pengamatan, kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat.
4. Refleksi, kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan yang
bertujuan untuk melakukan evaluasi atas tindakan yang dilakukan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dibuat dari
siklus ke siklus yang mana siklus ini akan terus dilakukan hingga penelitian
mencapai target yang diinginkan. Penelitian ini dirancang terdiri dari tiga siklus.
-
22
Pelaksanaan siklus pertama akan disesuaikan berdasarkan permasalahan
pembelajaran yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara atau obsesrvasi awal
sedangkan pelaksanaan siklus kedua disesuaikan berdasarkan hasil dari siklus
pertama dan perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti. Pelaksanaan penelitian
pada siklus I, II, dan III dapat digambarkan seperti pada diagram alur berikut ini:
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2006: 64)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Ponpes An-Nur Tangkit Muaro
Jambi pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berlokasi di Lrg An-
Nur, JL.Bumi Perkemahan, Desa Tangkit, Kec. Sei Gelam. Peneliti mengambil
lokasi ini karena minat belajar pada mata pelajaran Biologinya masih tergolong
rendah. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran Biologi pada
tingkat Mts
C. Prosedur Tindakan
Prosedur peneliti tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Hal ini dilakukan agar guru dan murid dapat beradaptasi
-
23
dengan strategi pembelajaran yang diteliti, sehingga hasil penelitian tindakan
kelas dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
1. Perencanaan
Rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada mata pelaran
biologi. Pada tahap persiapan atau perencanaan ini peneliti menyusun silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Buku Paket. Selain itu, peneliti
juga mempersiapkan lembar angket yang akan diisi oleh setiap siswa.
2. Implementasi
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain yang
pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative Tipe
Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami oleh murid.
2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah ditentukan
guru dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Guru
memberi warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat
mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.
-
24
4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja guru,
mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan menulis
jawaban di lembar kertas soal.
6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang kedua
untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa jawaban.
Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set pertanyaan,
pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambildan seterusnya.
Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, guru menyuruh
sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari
harus bergantian.
7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan cacatan
tertulis dibuat.
10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan mengatur
kelancaran murid dalam proses pembelajaran berlangsung.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui pemahaman
murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang dikerjakan secara
individu.
2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.
3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR).
-
25
3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan saat proses tindakan berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan
oleh observer yang merupakan guru lain yang dijadikan mitra pelaksanaan
penelitian.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi diri untuk mengetahui
kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya. refleksi
merupakan suatu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian guru dan peneliti berdiskusi untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan yang telah dilaksanakan.
Pada intinya tujuan dari kegiatan refleksi ini sebagai tahap evaluasi, apakah
tindakan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan planning yang telah
ditetapkan. Dari hasil refleksi inilah akan ditentukan perencanaan yang tepat
untuk siklus berikutnya.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan minat
belajar siswa pada mata pelajaran Biologi setelah menggunakan model kooperatif
tipe Quick On The Drawterjadi perubahan yaitu apabila objek penelitian telah
mencapai kriteria baik dengan minat belajar yang telah mencapai skor rata-rata
dalam kategori tinggi.
Menurut Haryanti (2019:35), ketuntasan minimal pada proses pembelajaran
apabila telah mencapai (75%). Apabila siswa terlihat secara aktifberpartisipasi
dalam mengikuti proses pembelajaran, menunjukan perhatian yang tinggi pada
saat pembelajaran berlangsung, mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk
-
26
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas.
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu dokumen, laporan
pengamatan, wawancara yang diperoleh dari santri MTs di Ponpes An-Nur
Tangkit, observer, dan guru pelaksana tindakan.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161)
data merupakan hasil dari penelitian yang dicatat yang dapat berupa fakta
ataupun angka. Pengumpulan data sangat penting dilakukakn karena dengan
pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Ada 4 cara yang dilakukan oleh peneliti pada
penelitian tindakan kelas ini, yaitu Observasi, angket, wawancara, dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasimerupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian. Observasi
dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar pada mata pelajaran
biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On
The Draw. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan.
-
27
b. Angket
MenurutSugiyono (2008:199), angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk
mengukur minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
c. Wawancara
Wawancaradilakukan untuk mengumpulkan data tentang pendapat
guru dan siswa pada mata pelajaran biologi dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
d. Dokumentasi
Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data secara tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian.Arsip data dokumentasi
digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian secara
konkrit. Dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan pembelajaran.
2. Instrumen penelitian
a. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumenmerupakanalat yang digunakan untuk mengungkapkan
obyek penelitian dalam rangka memperoleh tujuan penelitian. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi siswa,
lembar angket dan wawancara.
b. Kisi-kisi instrument
1) Lembar angket
-
28
Tabel 3.1.
Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa
Variabel Indikator Sub indikator No. Item Jmlh Item
Minat
Belajar
Siswa
pada
mata
pelajaran
biologi
Perasaan
senang
Menyenangi materi
pembelajaran
1, 2 2
Ingin pintar dalam
mata pelajaran
biologi
2, 4 2
Ketertarikan Ketertarikan
terhadap mata
pelajaran biologi
5 1
Keinginan untuk
belajar mata
pelajaran biologi
6, 7 2
Perhatian Memperhatikan
penjelasan guru
8, 9, 10 3
Mempunyai rasa
ingin tahu yang
tinggi
11, 12 2
Konsentrasi belajar 1 1
Keterlibatan Aktif dalam
pembelajaran
14, 15 2
Berani bertanya dan
mengungkapkan
pendapat
16 1
3. Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian ini validitas instrument yang digunakan oleh penulis
adalah validitas konstrak (Construct Validity). Validitas konstrak adalah
validitas pada instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala sesuai
dengan yang didefinisikan. Validitas konstrak diuji dengan menggunakan
pendapat para ahli (Judgment Expert). Setelah penulis menyusun butir
instrumen kemudian penulis mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing
dan setelah itu meminta pertimbangan dari para ahli (Judgment Expert) unutk
diperiksa dan dievaluasi secara sistematis.
G. Teknik Analisis Data
-
29
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis data yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Tujuan dari
analisis statistik deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tentang minat siswa
selama proses pembelajaran. Analisis data tentang minat ini dilakukan dengan
melihat kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Analisis data
ini dilakukan perindividu subjek secara keseluruhan, baik dari data selama
pembelajaran tanpa penerapan maupun selama proses pembelajaran dengan
penerapan.
Untuk menguji apakah pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Drawdapat meningkatkan minat belajar santri MTs pada mata pelajaran Biologi
di Ponpes An-Nur Tangkit pada semester genap tahun ajaran 2019/2020,
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁𝑥 100%
Keterangan:
P= Persentase minat belajar
F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu
-
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Pada pra siklus di dapatlah data banyak santri yang berminat pada
mata pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49
R2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 42
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 50
R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51
R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45
R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49
R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60
R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 51
R11 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 42
R12 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 40
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
R15 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 44
R16 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 51
R17 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 39
R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48
R19 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 46
R20 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 42
R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
-
R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48
Total 1187
Rata-Rata 47.48
Persentase 74.19
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator yang
dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Persentase indikator angket pra siklus
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat Belajar Senang 336 84.00%
Ketertarikan 213 71.00%
Perhatian 425 70.83%
keterlibatan 213 71.00%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.
60.00%
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
Senang Ketertarikan Perhatian keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus
Pra Siklus
-
2. Siklus I
Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49
R2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 51
R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51
R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45
R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49
R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60
R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 52
R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 48
R12 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
R15 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 45
R16 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 52
R17 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 40
R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48
R19 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49
R20 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48
Total 1222
Rata-Rata 48.88
Persentase 76.38
-
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang
dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Persentase indikator angket siklus I
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 347 86.75%
Ketertarikan 215 71.67%
Perhatian 442 73.67%
Keterlibatan 218 72.67%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Siklus I.
3. Siklus II
Pada siklus II di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus I
Siklus I
-
Tabel 4.5
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 50
R2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 56
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 52
R4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 54
R5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 54
R6 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 46
R7 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 54
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 62
R9 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 56
R10 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 4 55
R11 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 52
R12 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 54
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 51
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 52
R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 52
R16 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 55
R17 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 41
R18 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 51
R19 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 56
R20 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 54
R21 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 49
R22 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 53
R23 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 53
R24 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 52
R25 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 53
Total 1317
Rata-Rata 52.68
Persentase 82.31
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang
dapat dilihat pada tabel 4.6
-
Tabel 4.6
Persentase indikator angke siklus II
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 369 92.25%
Ketertarikan 232 77.33%
Perhatian 478 79.67%
keterlibatan 238 79.33%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.
4. Siklus III
Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus II
Siklus II
-
Tabel 4.7
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 59
R2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 60
R3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 58
R4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 58
R5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 59
R6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 58
R7 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 57
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
R9 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 57
R10 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 58
R11 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 56
R12 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 58
R13 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 57
R14 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 56
R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 57
R16 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 57
R17 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 55
R18 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 57
R19 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 56
R20 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 57
R21 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 56
R22 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 59
R23 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 58
R24 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 57
R25 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 59
Total 1443
Rata-Rata 57.72
Persentase 90.19
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang
dapat dilihat pada tabel 4.8
-
Tabel 4.8
Persentase indikator angket siklus III
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 386 96.50%
Ketertarikan 263 87.67%
Perhatian 536 89.33%
keterlibatan 258 86.00%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.
5. Perbandingan Hasil Angket Analisis Minat Santri
Adapun perbandingan persentase minat belajar santri dari setiap
siklus dapa dilihat pada tabel 4.9.
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus
Siklus III
-
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Grafik Perbandingan Minat
Persentase
Tabel 4.9
Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus
Siklus Persentase Keterangan
Pra Siklus 74.19% Belum Berhasil
Siklus I 76.38% Berhasil
Siklus II 82.31% Berhasil
Siklus III 90.19% Berhasil
Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat dalam grafik pada gambar 4.5 di
bawah ini:
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus.
B. Pembahasan
Minat sangat berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan sesuatu, jika
seseorang memilki minat untuk melakukan sesuatu maka hal tersebut akan
dikerjakan dan sebaliknya jika seseorang tidak memiliki minat untuk melakukan
-
sesuatu kegiatan itu tidak akan dikerjakan. Dalam belajar minat sangat dibutuhkan
tanpa minat yang baik tujuan pembelajaran akan susah untuk dicapai. Minat
belajar pada diri seorang peserta dapatdiketahui dengan melihat indikator minat
yang ada pada diri peserta didik. Tandae, dkk (2018:5) mengemukakan indikator
minat belajar adalah:
1. Perasaan senang terhadap proses belajar
2. Keterlibatan siswa
3. Ketertarikan siswa dalam proses belajar
4. Adanya perhatian siswa dalam proses belajar.
Kegiatan pembelajaran di madrasah Tsanawiyah di Pondok An-Nur Tangkit
khususnya pada mata pelajaran biologi masih menggunakan metode
konvensional, yaitu metode ceramah ang membuat kegiatan pembelejaran
terkesan satu arah, yakni Teacher Center.cara ini cenderung membuat siswa
menjadi pasaif, peserta didik hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat apa yang
dijelaskan oleh guru, sehingga membuat peserta didik menjadi bosan dan
memperlihatkan tnada-tanda kurangnya minat belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran Biologi. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis angket minat belajar
pada tabel 4.1, yang disebar peneliti pada saat melakukan proses kegiatan
pembelajaran pada pra siklus dimana angka persentase menunjukkan banyaknya
peserta didik yang berminat hanya sebesar 74.19%, hasil in terbilang rendah,
dimana suatu kelas akan dikatakan berminat jika seluruh atau sebagian (75%)
memilki minat.
Pada penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe
Quick On The Draw dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan untk
meningkatkan minat belajar santri madrasah tsanawiyah pada mata pelajran
Biologi di Pondo An-nur dengan tiga siklus. Tahapan dari penelitian anataralain,
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
-
1. Siklus I
Dalam melakukan penelitian pada siklus I peneliti melakukan empat tahapan,
yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan d. refleksi.
a. Perencanaan
Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilakukan sesuai
jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus I ini materi yang akan
diajarkan kepada santri adalah Pengertian Lingkungan dengan sub pokok
bahasan Satuan Ekosistem dan Macam- Macam Ekosistem pada
pertemuan pertama dan sub pokok bahasan Komponen-Komponen
Ekosistem pada pertemuan kedua. Pada siklus I ini peneliti sudah mulai
menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan digunakan.
2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan model
pembeljaran kooperatif tipe Quick On The Dra.
3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan untuk
mengukur seberapa besar minat santri terhadapa mata pelajaran
Biologi.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan siklus I, dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.Pada
kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai guru yang
bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang teman
yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus I ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
-
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2020 dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB. Pada
pertemuan pertama materi yang dibahas Pengertian lingkungan (Satuan
Ekosistem dan Macam-Macam Ekosistem). Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan
menulis jawaban di lembar kertas soal.
-
(6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang
kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa
jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set
pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan
pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan
mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.
(7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
(8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
(9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan
cacatan tertulis dibuat.
(10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan
mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran
berlangsung.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui
pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang
dikerjakan secara individu.
(2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.
(3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR) dan
mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 02 april 2020
dengan alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 07:15 s.d 08:00
WIB. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas Pengertian
lingkungan (Komponen-Komponen Ekosistem) dan setelah
-
pemebelajaran berakhir peneliti akan memberikan angket minat
belajar kepada setiap santri. Kegiatan-kegiatan yang dilakkan adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan
menulis jawaban di lembar kertas soal.
(6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang
kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa
jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set
-
pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan
pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan
mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.
(7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
(8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
(9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan
cacatan tertulis dibuat.
(10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan
mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran
berlangsung.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui
pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang
dikerjakan secara individu.
(2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.
(3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR) dan
mengucapkan salam.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua guru
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw
keadaan santri mengalami perubahan yang di tandai dengan hasil
observasi yang dilakukan yaitu berkurangnya santri yang tidur bahkan
tidak ada sama sekali dan perhatian santri selama proses pembelajaran
berlangsung mulai meningkat. Dalam penerapan model pembelajaran
-
kooperatif tipe Quick On The Draw peneliti masih belum begitu
menguasai, hal ini ditandai dengan kebingungan santri dalam melakukan
tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran tersebut. Untuk
itu diperlukan tindakan lanjutan pada siklus II.
Untuk melihat seberapa banyak santri yang berminat terhadap mata
pelajaran Biologi, pada siklus I dilakukan penyebaran angket yang setiap
angket berisikan 16 pertanyaan yang sama. Banyak santri yang berminat
setelah menggunakan model pembel jaran kooperatif tipe Quick On The
Draw dapat dilihat pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase santri
yang berminat pada mata pelajaran Biologi pada siklus I sebanyak
76.38%, hasil ini menunjukkan peningkatan jumlah persentese santri dari
yang sebelumnya, dimana pada pra siklus santri yang berminat sebanyak
74.19%. Adapun peningkatan yang terjadi adalah sebesar 2.19%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan data analisis hasil angket minat santri
pada tabel 4.2 yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus I dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I dinyatakan berhasil karena telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu apabila seluruh atau sebagian siswa
(75%) berminat terhadap mata pelajaran Biologi.
Meskipun pelaksanaan siklus I berhasil penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw masih perlu peningkatan agar hasil
yang diperoleh bisa memuaskan, untuk itu perlu dilakukan pelsaksanaan
siklus II untuk memperbaikai beberapa kesalahan dan kekurangan yang
terjadi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Drawdi siklus I ini. Adapun kesalahan dan kekurangan pada siklus I
selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Draw antara lain:
-
1) Guru belum menguasai bagaimana penerpan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw.
2) Beberapa santri masih bingung langkah-langkah dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
3) Masih banyak santri yang ribut dan main sendiri.
4) Masih terdapat anak yang masih malu untuk menjawab soal yang
diberikan oleh guru.
5) Alokasi waktu yang belum tepat.
6) Materi yang diberikan terlalu banyak.
Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Guru harus melakukan persiapan yang baik.
2) Guru harus lebih maksimal menjelaskan langkah-langkah dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw dengan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti.
3) Guru harus lebih maksimal dalam mengkondisikan kelas.
4) Guru harus dapat meyakinkan santri untuk dapat percaya diri dalam
menjawab soal yang diberikan oleh guru.
2. Siklus II
Dalam melakukan penelitian pada siklus II peneliti melakukan empat
tahapan, yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan d. refleksi.
a. Perencanaan
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilakukan
sesuai jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus II ini materi yang
akan diajarkan kepada santri adalah Interaksi Antar Komponen Ekosistem
dengan sub pokok bahasan Saling Ketergantungan Antarr Komponen
Abiotik Dan Biotik pada pertemuan pertama dan sub pokok bahasan
-
Saling Ketergantungan Antar Komponen Biotik pada pertemuan kedua.
Seperti pada siklus I di siklus II ini peneliti kembali menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan digunakan.
2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Dra.
3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan untuk
mengukur seberapa besar minat santri terhadap mata pelajaran Biologi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II, dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.Pada
kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai guru yang
bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang teman
yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus II ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 April 2020 dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB. Pada
pertemuan pertama materi yang dibahas Interaksi Antar Komponen
Ekosistem (Saling Ketergantungan Antara Komponen Abiotik Dan
Biotik). Kegiatan-kegiatan yang dilakkan adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut me