penerapan model pembelajaran ...repository.uinjambi.ac.id/4923/1/skripsi final.pdflaporan penelitian...

142
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES AN-NURTANGKIT SKRIPSI KHAIRUL HIDAYATULLAH TB. 161040 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITASISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE

    DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI

    MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA

    PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES

    AN-NURTANGKIT

    SKRIPSI

    KHAIRUL HIDAYATULLAH

    TB. 161040

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITASISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • i

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE

    DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI

    MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA

    PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES

    AN-NURTANGKIT

    SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan

    KHAIRUL HIDAYATULLAH

    TB. 161040

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITASISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERSEMBAHAN

    ِحْيمِ ْحمِن الر بِْسِم هللاِ الر

    Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin

    Tak ada seorang pun yang pantas menerima rasa syukur pertamaku ini kecuali Allah

    SWT, Dia yang memberikan kekuatan, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas

    ini hingga akhir. Banyak hal yang terjadi selama proses penyelesain tugas ini, baik

    suka maupun duka, tapi berkat karunia-Nya sampailah saya pada titik sekarang ini.

    Syukurku untukmu Tuhanku.

    Ayah dan mamak, pak Thalhah dan bu Mardiana, saya tahu di luar sana banyak ayah

    yang lebih baik darimu, banyak ibu yang lebih baik darimu, tapi bagi saya kalian

    berdua adalah ayah dan mamak terbaik yang pernah saya miliki, banyak hal yang

    tidak saya pahami atas apa yang kalian lakukan terhadap saya, tapi satu yang pasti

    harapmu keberhasilan akan mendatangi anakmu yang banyak kurangnya ini, ayah dan

    mamak izinkan saya memeberikan sebuah hadiah kecil yang dengannya perjuangan

    kalian demi anak-anakmu pasti belum bisa tertandingi.

    Untuk adik-adiku Aji dan Nauri, semoga karya kecil abangmu ini dapat memotivasi

    kalian, dapat membuat kalian semangat dalam menjalani hidup, dan semoga kalian

    bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dari abangmu ini.

    Buat keluarga keduaku Biologi D’16, terkhusus buat Ridwan, Roki, Riski, danDeni,

    terima kasih atas semua cerita yang kalian tulis di setiap lembar hidupku, berkat

    kalian aku lupa bagaimana caranya terluka, susah adalah rasa senang yang tertunda,

    kelabu berubah menjadi candu karna kebersamaan menjadikan semua yang semu

    menjadi nyata adanya, melebur menjadi satu, menghangatkan, bagai kopi yang tiap

    pagi biasa kalian seduh.

  • vi

    MOTTO

    إِنَّ هللاَ ََل يُغَي ُِر َما بِقَْوٍم َحتَّى يُغَي ُِرْوا َما بِأَْنفُِسِهْم ﴿سورة

    الرعد:۱۱﴾

    Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka

    merubah keadaan”Q.S Ar-Ra’d ayat 11 (Departemen Agama, 1995:370).

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrahim

    Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

    berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini

    merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    dalam bidang Ilmu Tadris Biologi, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan

    model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The Draw untuk meningkatkan

    minat belajar santri MTs pada Mata Pelajaran Biologi di Ponpes An-Nur Tangkit”.

    Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan

    dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dra. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Reny Safita, M.Pd Selaku Ketua Program studi Tadris Biologi dan Ibu Dwi

    Gusfarenie, M.Pd Selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Ibu Badariah M.Pd dan Bapak Dr. Salahuddin, M.Si, selaku pembimbing skripsi I

    dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya dan

    memberi banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam

    penulisan skripsi ini.

  • viii

    5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan yang sangat

    bermanfaat selama masa perkuliahan.

    6. Seluruh staf dan karyawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah

    memberikan bantuan kepada penulis.

    7. Dr. KH. Marwazi, M.Ag, selaku pimpinan pondok pesantren An-Nur Tangkit.

    8. Ustadz Sulaiman Astra selaku Kepala Sekolah MTs di Ponpes An-Nur Tangkit

    yang telah memberikan kemudahan penulis memperoleh data di lapangan.

    9. Para ustadz dan ustadzah serta santri kelas VII Mts di Ponpes AN-Nur Tangkit.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

    dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan bahkan kritik yang dapat

    membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

    pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Tadris Biologi.

    Jambi, Mei 2020

    Khairul Hidayatullah

    TB. 161040

  • ix

    ABSTRAK

    Nama : Khairul Hidayatullah

    Program Studi : Tadris Biolgi

    Judul : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The

    Draw untuk meningkatkan minat belajar santri Madrasah

    Tsnawiyah pada amata pelajaran Biologi di Ponpes An-Nur

    Tangkit.

    Penelitian ini membahas tentang meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran

    Biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The

    Draw.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar santri Madrasah

    Tsanawiyah di Ponpes AN-Nur Tangkit pada mata pelajaran Biologi dengan

    menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The

    Draw.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada pelaksanaanya

    penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus.Teknik pengumpulan data yang digunakan

    pada penelitian ini adalah observasi, angket, wanwancara, dan dokunentasi. Penelitian

    ini dikatakan berhasil apabila seluruh siswa atau sebagian (75%) berminat pada mata

    pelajaran Biologi. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On

    The Draw ini dikatakan berhasil, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada

    setiap siklus. Pada pra siklus siswa yang berminat hanya sebanyak 74.19%, pada

    siklus I banyak siswa yang berminat mengalami peningkatan menjadi sebanyak

    76.38%, pada siklus II meningkat sebanyak 82.31%, adapun siklus III meningkat

    menjadi 90.19%. Dari persentase banyak siswa yang berminat pada mata pelajaran

    Biologi pada siklus III dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

    kooperatif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan minat belajar siswa.

    Kata kunci: Quick On The Draw, minat belajar, penelitian tindakan kelas.

  • x

    ABSTRACT

    Name : Khairul Hidayatullah

    Major : Biology Education

    Title : The implementation of Quick On The Draw type of Cooperative

    Learning Model to increase learning interest of Madrasah

    Tsnawiyah students in Biology subject at An-Nur Tangkit

    Islamic Boarding School

    This study discusses increasing learning interest in Biology subject by applying the

    Quick On The Draw of cooperative learning model. The purpose of this study is to

    increase learning interest of Madrasah Tsanawiyah students in AN-Nur Tangkit

    Islamic Boarding School in Biology subject by applying cooperative learning model

    with the type of Quick On The Draw. This research is a classroom action research

    (CAR). In the implementation this study carried out as many as three cycles. Data

    collection techniques used in this study were observation, questionnaire, interview,

    and documentation. This research is said to be successful if all students or some

    (75%) are interested in Biology subject. The application of the cooperative learning

    model with thetype of Quick On The Draw is said to be successful, this is evidenced

    by an increase in each cycle. In the pre-cycle the students who were interested in is

    only 74.19%, in the first cycle many students who were interested had an increase of

    76.38%, in the second cycle increased by 82.31%, while the third cycle increased to

    90.19%. From the percentage of many students interested in Biology subjects in cycle

    III, it can be concluded that thecooperative learning model with tpe of Quick On The

    Draw can increase student learning interest.

    Keywords: Quick On The Draw, learning interest, classroom action research.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    NOTA DINAS ....................................................................................................... ii

    PENGESAHAN .................................................................................................... iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v

    PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

    MOTTO................................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................ ix

    ABSTRACT .......................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunanaan Penelitian ............................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori ............................................................................................... 8 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 18 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 19 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 20

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian ........................................................................................ 21 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 22 C. Prosedur Tindakan...................................................................................... 22 D. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................................. 25 E. Sumber Data .............................................................................................. 26 F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 26

  • xii

    G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 28

    BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 30 B. Pembahasan ............................................................................................... 53

    BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 58 B. Saran .......................................................................................................... 58

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1.Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa ............................................ 28

    Tabel 4.1. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Pra Siklus ........................... 30

    Tabel 4.2. Persentase Indikator Angket Pra Siklus.................................................. 31

    Tabel 4.3. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus I ............................... 32

    Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus I ..................................................... 33

    Tabel 4.5. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus II ............................. 34

    Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus II .................................................... 35

    Tabel 4.7. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus III ............................ 36

    Tabel 4.8. Persentase Indikator Angket Siklus III ................................................... 37

    Tabel 4.9. Perbandingan Persentase Minat belajar Santri Per Siklus ....................... 38

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1.Kerangka Berpikir .............................................................................. 19

    Gambar 3.1.Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 22

    Gambar 4.1. Grafik Persentase Indikator Angket Pra Siklus ................................... 31

    Gambar 4.2.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus I ........................................ 33

    Gambar 4.3.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus II ...................................... 35

    Gambar 4.4.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus III ..................................... 37

    Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus ........ 38

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Lembar Validasi RRP......................................................................... 64

    Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 67

    Lampiran 3. Lembar Validasi Angket .................................................................... 116

    Lampiran 4. Angket Minat Belajar Siswa ............................................................... 118

    Lampiran 5. Tabel Persentase Indikator Angket Per Siklus..................................... 120

    Lampiran 6. Dokumentasi ...................................................................................... 122

    Lampiran 7.Daftar Konsultasi ................................................................................ 124

    Lampiran 8. Daftar Riwayat ................................................................................... 126

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Sebagai manusia ciptaan Allah, manusia diberikan akal oleh-Nya dan akal

    inilah yang akan membedakan kita dengan makhluk ciptaannya yang lain.

    Bukan hanya untuk dijadikan pembeda antara kita dan makhluk Tuhan lainnya,

    namun Allah berikan akal untuk digunakan agar kita menjadi manusia yang

    baik, beradab dan berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi manusia yang

    lain dengan ilmu dan keterampilan yang kita miliki.

    Meskipun manusia telah memilki akal, namun tidak serta merta

    seseorangakan menjadi manusia seperti yang telah disebutkan diatas, manusia

    masih memerlukan alat untuk dapat mencapai itu. Pendidikan adalah alat yang

    manusia butuhkan, dan dewasa ini pendidikan merupakan salah satu tolok ukur

    nilai dari seseorang, semakin tinggi pendidikannya maka semakin tinggi pula

    nilai seseorang tersebut.Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah hal yang

    berkaitan dengan kualitas diri seseorang manusia, baik itu dari segi kebaikannya,

    adabnya, keterampilan atau bahkan keilmuan yang manusia itu miliki.

    Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan kecerdasan,

    keterampilan, memperkuat kepribadian serta semangat kebangsaan agar dapat

    membangun diri sendiri maupun bertanggung jawab atas pembangunan bangsa

    (Sudjana, 2013: 30).

    Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah usaha untuk menjadi seorang

    manusia yang lebih baik lagi dengan adanya perubahan dari segi pengetahuan,

    sikap dan keterampilan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sudirman

    (1987:17), bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan individu untuk

    menciptakan perubahan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

    termanifestasikan dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih positif.

  • 2

    Di dalam agama islam sendiri pendidikan merupakan sebuah keharusan

    bahkan islam mengajarkan bahwa pendidikan tidak akan berhenti kita dapatkan

    mulai dari kita masih dalam buaiyan hingga nanti akhirnya kita masuk ke dalam

    liang lahat. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia harus mulai dari sejak dini

    untuk melek akan pendidikan.

    Salah satu cara untuk kita mendapatkan pendidikan itu adalah dengan belajar

    di sekolah, di Indonesia sendiri terdapat tingkatan dalam sekolah mulai dari

    jenjang pendidikan paling bawah, yaitu PAUD kemudian TK dilanjutkan ke SD

    menuju jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu SMP lalu SMA dan terakhir

    Pergururan Tinggi. Namun tidak hanya itu ada satu lembaga yang juga memilki

    kontribusi besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia yaitu Pondok

    Pesantren.

    Pesantren sendiri termasuk ke dalam lembaga pendidikan islam yang formal,

    dimana tujuan didirikannya pesantren adalah untuk melahirkan santri (read:

    siswa) yang memilki kepribadian islam bahkan juga diharapkan para santri dapat

    menjadi seorang ahli agama dan dapat mengamalkan ilmunya di masyarakat

    setelah menyelasaikan belajarnya di dalam pesantren.

    Menurut Zahidi (2017:53)Pondok pesantren dilihat dari ilm yang diajarkan

    ada 3 jenis, yaitu: 1) pesantren tradisional (salafiyah), 2) pesantren modern

    (kalafiyah), dan 3) pesantren komprehensif. Adapun hal yang membedakan

    ketiga jenis pondok pesantren tersebut adalah, pondok pesantren pesantren

    tradisional (salafiyah) yaitu pesantren yang masih tetap mempertahankan bentuk

    aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke

    15 M dengan menggunakan bahasa Arab. Adapun pondok pesantren modern

    (kalafiyah) pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan ada yang

    hanya sekedar pelengkap, tetapi berubah menjadi mata pelajaran atau bidang

    studi. Sedangkan pondok pesantren komprehensif yaitu pondok pesantren yang

  • 3

    menggabungkan sistem pendidikan dan pengajaran antara yang tradisional dan

    yang modern.

    Dewasa ini seiring perkembangan zaman dan kuriklum, guru yang dulunya

    sebagai pusat dari pembelajaran di kelas sudah bergeser, hal ini disebabkan saat

    ini siswa dituntut untuk bisa lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran

    berlangsung.Namun meskipun begitu tidak sedikit dari lembaga pendidikan

    termasuk juga didalamnya pondok pesantren khususnya pondok pesantren

    modern masih menggunakan metode konvensional yang lagi-lagi guru menjadi

    pusat dalam kegiatan pembelajaran. Banyak guru yang masih menggunakan

    metode ceramah dimana guru menyampaikan pelajaran dan siswa hanya

    mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan. Model pembelajaran seperti

    ini cenderung membuat siswa menjadi pasif, cepat bosan, mudah mengantuk ang

    berakibat pada minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menurun.

    Minat dari seorang siswa dapat dilihat dari beberapa aspek.Tandea,

    Pasandaran, &Pangalila (2018:5) mengemukakan bahwa indikator minat ada

    empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan siswa, 3) perhatian siswa, dan

    4) keterlibatan siswa.

    Agar terciptanya kegiatan belajar yang menarik, yang dapat meningkatkan

    minat belajar siswa, maka diperlukan kemampuan guru untuk memilih metode

    pembelajaran yang sesuai. Penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan

    melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar memungkinkan siswa menjadi

    lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak

    hanya itu, metode yang tepat juga akan dapat membantu dalam mengembangkan

    kemampuan yang berbeda-beda dari setiap siswa.

    Penggunaan model pemebelajaran yang tepat memang sudah harus

    dilakukan di setiap mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran Biologi.Biologi

    sendiri merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

  • 4

    yang mana biologi mempelajari fenomena dalam kehidupan sehari-sehari yang

    berkaitan dengan makhluk hidup yang ada di dunia ini.Pelajaran IPA khususnya

    Biologi dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan dengan

    banyaknya materi dan teori-teori yang sering menggunakan istilah-istilah

    asing.Keadaan seperti ini menuntut guru yang mengajarkan mata pelajaran

    Biologi untuk bisa kreatif serta inofatif dalam melakukan pembelajaran di kelas

    dengan memilih metode yang tepat agar anak tidak bosan selama kegiatan

    pembelajaran.

    Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti kepada beberapa santri

    yang penelti lakukan di Ponpes An-Nur Tangkit selama mengajar. Diperoleh

    informasi bahwa guru dalam proses belajar lebih sering menyampaikan materi

    dengan ceramah sehingga santri di dalam kelas kurang aktif, hanya

    mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru sehingga membuat

    beberapa santri menjadi bosan mengakibatkan mereka tidak terlalu

    memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru bahkan ada beberapa santri

    yang tidur selama proses pembelajaran berlangsung, selain dari pada itu setelah

    dilakukan pengamatan, padatnya kegiatan di Ponpes An-Nur dan kurangnya

    hiburan menjadi penyebab mengantuknya santri dikelas.

    Kurangnya keaktifan dan perhatian santri dalam mengikuti kegiatan

    pembelajaran merupakan indikator dari kurangnya minat santri dalam mata

    pelajaran Biologi. Oleh sebab itu diperlukan suatu inovasi dalam proses

    penyampaian materi maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe

    Quick On The Draw yang dapat mendorong keaktifan siswa di kelas. Penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Drawini dapat menarik

    perhatian siswa, mengurangi rasa bosan dan mengantuk karna terdapat unsur

    Game di dalamnya yang dapat menimbulkan perasaan senang dan membuat

    siswa menjadi aktif dan mampu bekerja sama dalam kelompok.

  • 5

    Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE QUICK ON THE

    DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI

    MADRASAH TSANAWIYAHPADA MATA PELAJARAN BIOLOGIDI

    PONPES AN-NUR TANGKIT”.

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dikarenakan terbatasnya waktu

    dan biaya maka supaya penelitian lebih terfokus pada permasalahan yang

    dibahas, maka peneliti membatasi masalahnya untuk memfokuskan

    penelitiannya pada “Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe

    Quick On The Drawuntuk meningkatkan minat belajar santri MTspada

    Mata Pelajaran Biologidi Ponpes An-Nur Tangkit”.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, didapatlah rumusan masalah sebagai

    berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe

    Quick On The Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes

    An-Nur Tangkit pada mata Pelajaran Biologi”.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

    tujuan penelitian pada hakikatnya adalah:

    a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model kooperatif tipe Quick

    On The Draw dapat meningkatkan minat santri MTs di Ponpes An-

    Nur Tangkit pada Mata Pelajaran Biologi”.

  • 6

    2. Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penilitian ini

    berguna untuk:

    a. Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadapap

    pengembangan studi Ilmu Tadris Biologi, terutama dalam metode

    pembelajaran jenis kooperatif.

    b. Praktis

    1) Bagi guru, memberikan pengetahuan dan inovasi baru terkait

    penerapan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di

    kelas.

    2) Bagi siswa, dapat Meningkatkan minat belajar siswa dalam Mata

    Pelajaran Biologi.

    3) Bagi sekolah, diharapkan dapat membantu dalam perbaikan dan

    peningkatan mutu pembelajaran di sekolah demi kemajuan pendidikan.

    4) Bagi peneliti, menambah pengalaman langsung dalam penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dalam

    pembelajaran di kelas.

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Minat Belajar

    a. Pengertian Minat

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002) minat

    diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,

    perhatian, keinginan dan kesukaan. Minat yaitu suatu keadaan dimana

    seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan sekitar, keinginan untuk

    mengetahui, mempengaruhi, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut

    (Bimo Walgito, 1981:38). Sedangkan menurut Djaali (2007:121) minat

    adalah rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

    ada yang menyuruh.

    Minat berkaitan erat dengan kebutuhan seseorang, sebagaimana yang

    telah disampaikan oleh Wringstone yang diterjemahkan oleh Wayan

    Nurkoncoro (1987:46) bahwa minat yang timbul dari kebutuhan seseorang

    akan merupakan sumber dari usaha tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa

    seseorang tidak memerlukan dorongan dari luar, ketika apa yang ia

    kerjakan merupakan hal yang menarik baginya.

    Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

    merupakan kecenderungan hati seseorang untuk menginginkan dan

    melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh.

    b. Pengertian Belajar

    Menurut Sugihartono dkk (2007:74) belajar merupakan suatu proses

    perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan

    lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun Daryanto

  • 8

    (2009:2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan ligkungannya. Sedangkan menurut Baharudin dkk (2007:12)

    Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

    perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-

    pengalaman.

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan

    bahwa belajar adalah proses dimana sesorang dalam merubah tingkah

    lakunya yang didapat dari pengalaman-pengalaman yang pernah seseorang

    tersebut lakukan.

    Dari beberapa pengertian minat dan belajar seperti yang telah

    diuraikan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah

    suatu keinginan yang disertai dengan perhatian dan keaktifan secara

    sengaja untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang dapat

    merubah tingkah laku dan kemampuan bereaksi seseorang yang bersifat

    relatif permanen atau menetap yang disebabkan adanya interaksi individu

    dengan lingkungan sekitarnya.

    c. Indikator dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Minat Belajar

    Indikator minat ada empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan

    siswa, 3) perhatian siswa, dan 4) keterlibatan siswa (Tandea,dkk, 2018:5).

    Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut:

    1) Perasaan Senang

    Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

    suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu

  • 9

    yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk

    mempelajari bidang tersebut.

    2) Ketertarikan Siswa

    Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

    merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman

    afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

    3) PerhatianSiswa

    Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

    pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari

    pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan

    sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

    4) Keterlibatan Siswa

    Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

    tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan

    dari objek tersebut.

    Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada

    karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua

    faktor tersebut sebagai berikut:

    1) Faktor Internal

    Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang

    berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain:

    pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (Syah,

    2011: 152). Keempat faktor tersebut sebagai berikut:

    Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik,

    dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar.

    Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

    aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek

  • 10

    belajar (Suryabrata, 2007: 14). Siswa yang aktivitas belajarnya disertai

    dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses serta prestasinya akan

    lebih tinggi. Orang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan

    perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi

    aktivitas tersebut.

    Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui

    sesuatu; dorongan kuatuntuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu.

    Suatu perasaan yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong orang

    tersebut ingin mengetahui sesuatu.

    Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

    dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Donald

    dalam Hamalik, 2003: 158). Motivasi adalah sesuatu yang kompleks.

    Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada

    pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala

    kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau

    melakukan sesuatu. Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi

    seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas

    tertentu guna mencapai suatu tujuan (Suryabrata, 2007: 70).

    Kebutuhan, ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu.

    Seseorang tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada yang

    mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang

    mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi

    psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila

    seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas

    belajar dalam rentangan waktu tertentu.

  • 11

    2) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

    datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari

    guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan

    lingkungan.

    2. Model Pembelajaran Kooperatif

    a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

    Menurut teori Vygotsky, model pembelajaran kooperatif diartikan

    sebagai belajar kelompok (Agus Suprijono, 2011:56). Sedangkan menurut

    Wina Sanjaya (2009:240) pembelajaran kooperatif merupakan model

    pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil,

    yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang

    kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.

    Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompokkelompok

    yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi

    yang diberikan guru (Slavin, 1995; Enggen Kauchak). Tujuan dibentuknya

    kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua

    siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan

    belajar (Trianto, 2010:56).

    Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk membuat

    siswa agar menjadi ikut aktif dalam berpartisipasi dalam pembelajaran dan

    memberikan fasilitas kepada mereka berupa pengalaman sikap

    kepemimpinan dan menentukan keputusan ketika berada dalam kelompok

    serta memberikan kesmpatan bagi siswa untuk dapat berinteraksi dan

    belajar dengan orang lain yang berbeda latar belakangnya yang secara

    tidak langsung kegiatan pembelajaran yang bersifat kolaboratif yang

    bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan

  • 12

    bersama, akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan

    keterampilan berhubungan dengan sesama yang akan bermanfaat bagi

    kehidupan mereka di luar sekolah.

    b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembeljaran

    Koopereatif

    Rong dalamYudha M.S dan Rudyanto (2005: 37) menyatakan bahwa

    pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh bagi perkembangan anak,

    yaitu:

    1) Menekankanpada pengembangan secara keseluruhan. Metode ini

    berbeda dibandingkan dengan metode tradisional yang cenderung

    menekankan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan saja.

    2) Terobosan baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dengan

    perkembangan kemampuan berfikir inovatif.

    3) Membantu perkembangan anak didik dari biasanya belajar pasif

    menjadi aktif.

    4) Menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar anak.

    5) Membantu untuk mengembangkan hubungan sosial anak.

    Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis

    peserta didik menjadi terangsang dan menjadi aktif. Hal ini disebabkan

    oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok. Pada saat berdiskusi

    fungsi ingatan dari peserta didik menjadi lebih aktif, lebih bersemangat,

    berani mengemukakan pendapat, meningkatkan kerja keras peserta didik

    dan lebih termotivasi.

    MenurutMohamad Nur (2005:74-88) berikut ini adalah kelebihan dan

    kelemahan dari pembelajaran kooperatif. Kelebihan model pembelajaran

    koopereatif adalah:

  • 13

    1) Meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam

    memecahkan masalah.

    2) Meningkatkan komitmen.

    3) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.

    4) Peserta didik yang berprestasi ternyata lebih mementingkan orang lain,

    tidak bersifat kompetetif, dan tidak memiliki rasa dendam.

    5) Peserta didik lebih meningkatkan hubungan kerja sama antara teman.

    6) Peserta didik dapat mengembangkan aktivitas, kreativitas,

    kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi

    dengan orang lain.

    7) Guru cukup menyampaikan konsep-konsep pokok saja.

    8) Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif.

    9) Dapat menciptakan saling menghargai.

    10) Sistem penilaian dapat mengacu pada kelompok dan individu.

    Kekurangan model pembelajaran koopereatif adalah:

    1) Waktu yang relativ lebih banyak.

    2) Persiapan yang lebih terprogram dan sistematik.

    3) Bila belum terbiasa pencapaian hasil belajar tidak bisa maksimal.

    4) Terdapat peserta didik yang tidak dapat menyesuaikan diri, berperilaku

    menyimpang, terlalu gaduh, tidak hadir, ataupun tidak berlatih secara

    efektif.

    5) Beban bagi pengajar yang lebih besar dan harus teliti dalam sistem

    penilaian.

    6) Kontribusi dari peserta didik yang berprestasi rendah menjadi kurang

    dan peserta didik yang berprestasi tinggi akan mengarah pada

    kekecewaan.

  • 14

    Adapun solusi untuk kekurangan yang telah diuraikan di atas adalah,

    guru harus lebih membuat persiapan yang baik, mulai dari materi hingga

    diri guru itu sendiri, selain itu guru juga harus dapat menguasai kelas

    dengan baik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

    3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The

    Draw

    a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Quick On The Draw

    MetodeQuick On The Draw adalah suatu pembelajaran yang lebih

    mengedepankan kepada aktivitas dan kerja siwa dalam mencari,

    menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam sebuah

    suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok melaului

    aktivitas kerja tim (Ismail Sukardi, 2013:29).

    MenurutPaul Ginnis (2008:163) metode Quick On The Draw

    merupakan jenis pembelajaran kooperatif, yang menginginkan agar

    peserta didik bekerja sama secara kooperatif pada kelompok-kelompok

    kecil dengan tujuan untuk menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan

    satu set pertanyaan.

    Metode ini memberikan pengalaman mengenai bermacam-macam

    keterampilan mulai dari membaca, kecepatan dalam melakukan sesuatu,

    belajar mandiri, dan kecakapan dalam membaca pertanyaaan dengan

    hati-hati, dapat menjawab pertanyaan dengan tepat, serta membedakan

    mana materi yang penting dan sebaliknya. Kegiatan ini akan membiasakan

    siswa untuk terbiasa belajar dengan sumber-sumber lain bukan hanya dari

    guru saja. siswa dituntut memiliki tanggung jawab baik bagi diri sendiri

    maupun kelompok.

  • 15

    b. Langkah Langkah Quick on The Draw

    Adapun langkah-langkah dari metode Quick On The Draw adalah

    sebagai berikut:

    1) Siapkan satu set pertanyaan, misalnya kisaran lima sampai sepuluh

    pertanyaan yang berkaitan dengantopik yang sedang dibahas. Buat

    beberapa salinan agar tiap kelompok punya sendiri-sendiri. Tiap

    pertanyaan harus berada pada kartu atau kertas terpisah. Tiap set kartu

    atau kertas diberi tanda berbeda beda sesuai jumlah kelompok yang

    dibentuk. Letakkan set tersebut di atas meja guru dengan angka

    menghadap ke atas dan angka satu yang menunjukkan kartu atau kertas

    soal pertama berada di paling atas;

    2) Bagi kelas kedalam beberapa kelompok sesuai jumlah set pertanyaan

    yang telah dibuat, beri tanda pada setiap kelompok sesuai tanda dari

    setiap set, agar mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka yang

    ada di atas meja guru;

    3) Beri tiap kelompok materi sumber yang di dalamnya terdapat jawaban

    dari semua pertanyaan yang ada;

    4) Pada kata “mulai” salah satu perwakilan kelompok “lari“ ke meja guru

    untuk mengambil satu pertanyaan sesuai tanda yang ada pada

    kelompok meraka dengan set pertanyaan yang ada di meja guru

    kemudian kembali ke kelompok masing-masing;

    5) Dengan menggunakan materi sumber yang telah diberikan, tiap

    kelompok berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang telah

    diambil lalu menuliskan jawabannya di kertas terpisah;

    6) Jawaban dibawa ke meja guru oleh orang yang berbeda. Guru

    memerikasa jawaban. Jika jawaban benar, perwakilan kelompok

    disilahkan untuk mengambil pertanyaan selanjutnya, jika salah guru

    menyuruh siswa untuk kembali ke kelompoknya dan mencoba lagi;

  • 16

    7) Saat salah seorang siswa berlari ke depan teman-teman yang

    lainmembaca dan memahami sumber bacaan agar mereka dapat

    menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien;

    8) Kelompok yang pertama menyelesaikan semua pertanyaan dianggap

    sebagai pemenang.

    9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan;

    c. Kelebihan dan kekurangan Quick On The Draw

    Setiap model pembelajaran pasti punya kelebihan dan kekurangan

    dalam mengimplementasikannya baik itu metode yang paling bagus

    dipandang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sama halnya dengan

    model pembelajaranQuick On The Drawjuga mempunyai kelebihan dan

    kekurangan, kelebihannya adalah sebagai berikut:

    1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja

    kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar

    bahwa pembagian tugas lebih produktif dari pada menduplikasikan

    tugas;

    2) Memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam

    keterampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas,

    ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati,

    menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting

    dan tidak;

    3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak

    hanya guru;

    4) Sesuai dengan siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk

    diam;

    5) Melatih siswa untuk tidak menduplikasi tugas dari teman.

  • 17

    Adapun kekurang-kekurangan metode Quick On The Drawadalah:

    1) Membutuhkan waktu relatif lama dalam penerapannya;

    2) Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalamikeributan jika

    pengelolaan kelas kurang baik;

    3) Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok;

    4) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar

    dalam menerapkan metode Quick On The Drawtidak mengalami

    kesulitan;

    5) Dibutuhkan ketelitian dalam membuat sumber materi agar jawaban

    yang berada di dalamnya tidak terlalu terlihat oleh siswa;

    6) Tidak semua guru dapat memakai metode ini, guru dituntut dapat

    membawa suasana murid ke ranah yang lebih dalam, jadi pada guru

    yang kurang mampu menguasai kelas metode ini kurang efektif

    dilakukan.

    Dari uarain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran

    dengan menggunakan metode Quick On The Drawini dapat membantu

    siswa membiasakan belajar mandiri dengan sumber yang tidak hanya

    guru.

    B. Penelitian yang Relevan

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Pamilih (2014) “Penerapan

    Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Minat

    Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas V Di Sd Negeri 01 Wonolopo

    Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian

    munujukkan bahwa Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On The

    Drawdapat meningkatkan Minat Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas V

    Di Sd Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran

    2013/2014 yang dibuktikan dengan peserta didik yang berminat tinngi

  • 18

    pada Prasiklus sebesar 17% meningkat menjadi 30% Pada Siklus I dan

    pada hasil siklus II meningkat menjadi 87%. Persamaan pada penelitian

    ini terletak pada penerapan model kooperatif tipe Quick On The

    Drawuntuk meningkatkan minat belajar siswa. Perbedaannya terletak

    pada mata pelajaran, tempat, dan waktu penelitian.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Emi Yuliani Ayu, Roza Linda, Agustina

    (2018) “Penerapan Pembelajaran Quick On The Draw Pada Materi Laju

    Reaksi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa” Dari hasil analisa

    data diketahui bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat dari siklus I

    ke siklus II dan berada pada kriteria baik dan sangat baik. Pada siklus 1

    diperoleh ratarata minat peserta didik secara klasikal yaitu 13,77 dan pada

    siklus ke II meningkat menjadi 19,06 dengan presentase aktivitas belajar

    pada siklus I yaitu 57,36% dan meningkat secara signifikan pada siklus II

    menjadi 79,43%. Persamaan dengan penelitian terletak pada variabel

    bebasnya, yaitu penerapan model kooperatif tipe Quick On The Draw.

    perbedaannya adalah pada penelitian ini penerepan Quick On The Draw

    untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sedangkan pada penelitian

    yang akan peneliti lakukan adalah menguji penerapan Quick On The Draw

    untuk meningkatkan miant belajar santri.

    C. Kerangka Berpikir

    Dewasa ini meskipun sudah disarankan untuk menggunakan metode yang

    membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak

    sedikit sekolah yang masih menggunakan metode konvensional, seperti metode

    ceramah, yang masih berpusat pada guru, sehingga membuat siswa menjadi pasif.

    Guru menyampaikan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat

    materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak

    akif yang bahkan secara tidak langsung menyebabkan mereka malas dan kurang

  • 19

    antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Hal ini dapat menjadi indikator

    kurangnya minat belajar siswa.

    Model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw merupakan salah

    satu alternativ untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi

    karena pada tipe Quick On The Draw siswa belajarsiswa belajar secara

    berkelompok dan dituntut untuk aktif serta dapat menentukan keputusan yang

    tepat ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada selama kegiatan

    pembelajaran. Selain dari pada itu pada tipe Quick On The Draw terdapat unsur

    Game dimana akan membuat siswa menajadi senang. Ketika hal tersebut berjalan

    maka siswa yang memilki minat rendah akan menjadi termotivasi untuk

    mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan metode kooperatif tipe Quick On The

    Drawini diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat.Dapat dilihat pada

    gambar 2.1.

    Gambar 2.1. Kerangka berpikir

    Guru menyampaikan materi

    dengan cara menjelaskan dan

    mencatat yang membuat siswa

    bosan dan tidak memperhatikan

    yang akhirnya membuat minat

    belajar siswa menurun.

    Kondisi Awal

    Tindakan

    Kondisi Akhir

    Guru menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe

    Quick On The Draw pada Siklus

    I, II, dan III

    Minat belajar siswa meningkat

    Kondisi Awal

    Kondisi Akhir

    Guru menyampaikan materi

    dengan cara menjelaskan dan

    mencatat yang membuat siswa

    menjadi bosan yang akhirnya

    menyebabkan siswa tidak

    memperhatikan pelajaran. Hal ini

    merupakn indikator kurangnya

    minat belajar siswa.

  • 20

    D. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan alur berpikir yang digunakanpeneliti dalam kerangka berpikir,

    maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

    1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The

    Draw tidak dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes An-

    Nur Tangkit pada Pembelajaran Biologi.

    2. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The

    Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes An-Nur

    Tangkit pada Pembelajaran Biologi.

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN.

    A. Desain Penelitian

    Menurut kemmis (Wina Sanjaya, 2011:24) penelitian tindakan adalah suatu

    bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi

    sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial peneliti.Action research

    dalam bahasa inggris yang berarti riset aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan, jadi

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atauClassroomAction Research(CAR) adalah

    penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

    berupa sebuah tindakan, sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

    secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2010:3).

    Menurut Arikunto (2014: 116) secara garis besar penelitian tindakan kelas

    (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) memilki empat tahapan yang

    harus dilalui, yaitu:

    1. Perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,

    oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada tahap

    pelaksanaan.

    2. Pelaksanaan, tahap pelaksanaan merupakan implementasi isi rancangan,

    yaitu melakukan tindakan kelas.

    3. Pengamatan, kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat.

    4. Refleksi, kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan yang

    bertujuan untuk melakukan evaluasi atas tindakan yang dilakukan.

    Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dibuat dari

    siklus ke siklus yang mana siklus ini akan terus dilakukan hingga penelitian

    mencapai target yang diinginkan. Penelitian ini dirancang terdiri dari tiga siklus.

  • 22

    Pelaksanaan siklus pertama akan disesuaikan berdasarkan permasalahan

    pembelajaran yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara atau obsesrvasi awal

    sedangkan pelaksanaan siklus kedua disesuaikan berdasarkan hasil dari siklus

    pertama dan perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti. Pelaksanaan penelitian

    pada siklus I, II, dan III dapat digambarkan seperti pada diagram alur berikut ini:

    Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas

    (Suharsimi Arikunto, 2006: 64)

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Ponpes An-Nur Tangkit Muaro

    Jambi pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berlokasi di Lrg An-

    Nur, JL.Bumi Perkemahan, Desa Tangkit, Kec. Sei Gelam. Peneliti mengambil

    lokasi ini karena minat belajar pada mata pelajaran Biologinya masih tergolong

    rendah. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran Biologi pada

    tingkat Mts

    C. Prosedur Tindakan

    Prosedur peneliti tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus terdiri

    dari dua kali pertemuan. Hal ini dilakukan agar guru dan murid dapat beradaptasi

  • 23

    dengan strategi pembelajaran yang diteliti, sehingga hasil penelitian tindakan

    kelas dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

    1. Perencanaan

    Rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada mata pelaran

    biologi. Pada tahap persiapan atau perencanaan ini peneliti menyusun silabus,

    rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Buku Paket. Selain itu, peneliti

    juga mempersiapkan lembar angket yang akan diisi oleh setiap siswa.

    2. Implementasi

    Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu sebagai

    berikut:

    a. Kegiatan Awal

    1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan

    sehari-hari.

    3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain yang

    pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

    materi pelajaran.

    b. Kegiatan Inti

    1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative Tipe

    Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami oleh murid.

    2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah ditentukan

    guru dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Guru

    memberi warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat

    mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.

    3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah

    dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.

  • 24

    4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja guru,

    mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali

    membawanya ke kelompok.

    5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan menulis

    jawaban di lembar kertas soal.

    6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang kedua

    untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa jawaban.

    Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set pertanyaan,

    pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambildan seterusnya.

    Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, guru menyuruh

    sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari

    harus bergantian.

    7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi

    sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka

    dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.

    8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan

    dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.

    9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan cacatan

    tertulis dibuat.

    10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan mengatur

    kelancaran murid dalam proses pembelajaran berlangsung.

    c. Kegiatan Akhir

    1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui pemahaman

    murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang dikerjakan secara

    individu.

    2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.

    3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR).

  • 25

    3. Pengamatan

    Observasi dilaksanakan saat proses tindakan berlangsung dengan

    menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan

    oleh observer yang merupakan guru lain yang dijadikan mitra pelaksanaan

    penelitian.

    4. Refleksi

    Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi diri untuk mengetahui

    kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya. refleksi

    merupakan suatu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan. Refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai

    melakukan tindakan, kemudian guru dan peneliti berdiskusi untuk

    mendiskusikan implementasi rancangan tindakan yang telah dilaksanakan.

    Pada intinya tujuan dari kegiatan refleksi ini sebagai tahap evaluasi, apakah

    tindakan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan planning yang telah

    ditetapkan. Dari hasil refleksi inilah akan ditentukan perencanaan yang tepat

    untuk siklus berikutnya.

    D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

    Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan minat

    belajar siswa pada mata pelajaran Biologi setelah menggunakan model kooperatif

    tipe Quick On The Drawterjadi perubahan yaitu apabila objek penelitian telah

    mencapai kriteria baik dengan minat belajar yang telah mencapai skor rata-rata

    dalam kategori tinggi.

    Menurut Haryanti (2019:35), ketuntasan minimal pada proses pembelajaran

    apabila telah mencapai (75%). Apabila siswa terlihat secara aktifberpartisipasi

    dalam mengikuti proses pembelajaran, menunjukan perhatian yang tinggi pada

    saat pembelajaran berlangsung, mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk

  • 26

    menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan ketepatan waktu dalam

    mengumpulkan tugas.

    E. Sumber Data

    Sumber data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu dokumen, laporan

    pengamatan, wawancara yang diperoleh dari santri MTs di Ponpes An-Nur

    Tangkit, observer, dan guru pelaksana tindakan.

    F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    1. Teknik pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

    peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161)

    data merupakan hasil dari penelitian yang dicatat yang dapat berupa fakta

    ataupun angka. Pengumpulan data sangat penting dilakukakn karena dengan

    pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang

    sesuai dengan tujuan penelitian. Ada 4 cara yang dilakukan oleh peneliti pada

    penelitian tindakan kelas ini, yaitu Observasi, angket, wawancara, dan

    dokumentasi.

    a. Observasi

    Observasimerupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

    terhadap gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian. Observasi

    dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar pada mata pelajaran

    biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On

    The Draw. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

    yang telah dipersiapkan.

  • 27

    b. Angket

    MenurutSugiyono (2008:199), angket merupakan teknik pengumpulan

    data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk

    mengukur minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi.

    c. Wawancara

    Wawancaradilakukan untuk mengumpulkan data tentang pendapat

    guru dan siswa pada mata pelajaran biologi dengan menerapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

    d. Dokumentasi

    Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data secara tidak

    langsung ditujukan pada subjek penelitian.Arsip data dokumentasi

    digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian secara

    konkrit. Dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan pembelajaran.

    2. Instrumen penelitian

    a. Penyusunan instrumen penelitian

    Instrumenmerupakanalat yang digunakan untuk mengungkapkan

    obyek penelitian dalam rangka memperoleh tujuan penelitian. Instrumen

    yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi siswa,

    lembar angket dan wawancara.

    b. Kisi-kisi instrument

    1) Lembar angket

  • 28

    Tabel 3.1.

    Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa

    Variabel Indikator Sub indikator No. Item Jmlh Item

    Minat

    Belajar

    Siswa

    pada

    mata

    pelajaran

    biologi

    Perasaan

    senang

    Menyenangi materi

    pembelajaran

    1, 2 2

    Ingin pintar dalam

    mata pelajaran

    biologi

    2, 4 2

    Ketertarikan Ketertarikan

    terhadap mata

    pelajaran biologi

    5 1

    Keinginan untuk

    belajar mata

    pelajaran biologi

    6, 7 2

    Perhatian Memperhatikan

    penjelasan guru

    8, 9, 10 3

    Mempunyai rasa

    ingin tahu yang

    tinggi

    11, 12 2

    Konsentrasi belajar 1 1

    Keterlibatan Aktif dalam

    pembelajaran

    14, 15 2

    Berani bertanya dan

    mengungkapkan

    pendapat

    16 1

    3. Uji Validitas Instrumen

    Pada penelitian ini validitas instrument yang digunakan oleh penulis

    adalah validitas konstrak (Construct Validity). Validitas konstrak adalah

    validitas pada instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala sesuai

    dengan yang didefinisikan. Validitas konstrak diuji dengan menggunakan

    pendapat para ahli (Judgment Expert). Setelah penulis menyusun butir

    instrumen kemudian penulis mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing

    dan setelah itu meminta pertimbangan dari para ahli (Judgment Expert) unutk

    diperiksa dan dievaluasi secara sistematis.

    G. Teknik Analisis Data

  • 29

    Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis data yang akan

    digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Tujuan dari

    analisis statistik deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tentang minat siswa

    selama proses pembelajaran. Analisis data tentang minat ini dilakukan dengan

    melihat kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Analisis data

    ini dilakukan perindividu subjek secara keseluruhan, baik dari data selama

    pembelajaran tanpa penerapan maupun selama proses pembelajaran dengan

    penerapan.

    Untuk menguji apakah pembelajaran kooperatif tipe Quick On The

    Drawdapat meningkatkan minat belajar santri MTs pada mata pelajaran Biologi

    di Ponpes An-Nur Tangkit pada semester genap tahun ajaran 2019/2020,

    digunakan rumus sebagai berikut:

    𝑃 =𝐹

    𝑁𝑥 100%

    Keterangan:

    P= Persentase minat belajar

    F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

    N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu

  • 30

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Pra Siklus

    Pada pra siklus di dapatlah data banyak santri yang berminat pada

    mata pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Analisis Hasil Angket Minat Santri

    Nama Indikator

    Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49

    R2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 42

    R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 50

    R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51

    R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45

    R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49

    R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60

    R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 51

    R11 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 42

    R12 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 40

    R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48

    R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50

    R15 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 44

    R16 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 51

    R17 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 39

    R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48

    R19 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 46

    R20 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 42

    R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48

    R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47

    R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47

  • R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48

    Total 1187

    Rata-Rata 47.48

    Persentase 74.19

    Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator yang

    dapat dilihat pada tabel 4.2

    Tabel 4.2

    Persentase indikator angket pra siklus

    Variabel Indikator Jumlah

    Skor Persentase

    Minat Belajar Senang 336 84.00%

    Ketertarikan 213 71.00%

    Perhatian 425 70.83%

    keterlibatan 213 71.00%

    Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1

    Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.

    60.00%

    65.00%

    70.00%

    75.00%

    80.00%

    85.00%

    Senang Ketertarikan Perhatian keterlibatan

    Persentase indikator angket pra siklus

    Pra Siklus

  • 2. Siklus I

    Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata

    pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3

    Analisis Hasil Angket Minat Santri

    Nama Indikator

    Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49

    R2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

    R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 51

    R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51

    R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45

    R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49

    R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60

    R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 52

    R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 48

    R12 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48

    R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48

    R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50

    R15 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 45

    R16 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 52

    R17 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 40

    R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48

    R19 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49

    R20 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47

    R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48

    R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47

    R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48

    R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

    R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48

    Total 1222

    Rata-Rata 48.88

    Persentase 76.38

  • Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang

    dapat dilihat pada tabel 4.4

    Tabel 4.4

    Persentase indikator angket siklus I

    Variabel Indikator Jumlah

    Skor Persentase

    Minat

    Belajar Senang 347 86.75%

    Ketertarikan 215 71.67%

    Perhatian 442 73.67%

    Keterlibatan 218 72.67%

    Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.2

    Gambar 4.2 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Siklus I.

    3. Siklus II

    Pada siklus II di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata

    pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

    0.00%

    20.00%

    40.00%

    60.00%

    80.00%

    100.00%

    Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan

    Persentase indikator angket pra siklus I

    Siklus I

  • Tabel 4.5

    Analisis Hasil Angket Minat Santri

    Nama Indikator

    Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 50

    R2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 56

    R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 52

    R4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 54

    R5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 54

    R6 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 46

    R7 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 54

    R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 62

    R9 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 56

    R10 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 4 55

    R11 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 52

    R12 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 54

    R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 51

    R14 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 52

    R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 52

    R16 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 55

    R17 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 41

    R18 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 51

    R19 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 56

    R20 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 54

    R21 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 49

    R22 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 53

    R23 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 53

    R24 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 52

    R25 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 53

    Total 1317

    Rata-Rata 52.68

    Persentase 82.31

    Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang

    dapat dilihat pada tabel 4.6

  • Tabel 4.6

    Persentase indikator angke siklus II

    Variabel Indikator Jumlah

    Skor Persentase

    Minat

    Belajar Senang 369 92.25%

    Ketertarikan 232 77.33%

    Perhatian 478 79.67%

    keterlibatan 238 79.33%

    Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1

    Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.

    4. Siklus III

    Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada mata

    pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

    65.00%

    70.00%

    75.00%

    80.00%

    85.00%

    90.00%

    95.00%

    Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan

    Persentase indikator angket pra siklus II

    Siklus II

  • Tabel 4.7

    Analisis Hasil Angket Minat Santri

    Nama Indikator

    Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    R1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 59

    R2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 60

    R3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 58

    R4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 58

    R5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 59

    R6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 58

    R7 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 57

    R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

    R9 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 57

    R10 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 58

    R11 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 56

    R12 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 58

    R13 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 57

    R14 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 56

    R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 57

    R16 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 57

    R17 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 55

    R18 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 57

    R19 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 56

    R20 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 57

    R21 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 56

    R22 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 59

    R23 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 58

    R24 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 57

    R25 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 59

    Total 1443

    Rata-Rata 57.72

    Persentase 90.19

    Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator ang

    dapat dilihat pada tabel 4.8

  • Tabel 4.8

    Persentase indikator angket siklus III

    Variabel Indikator Jumlah

    Skor Persentase

    Minat

    Belajar Senang 386 96.50%

    Ketertarikan 263 87.67%

    Perhatian 536 89.33%

    keterlibatan 258 86.00%

    Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1

    Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra Siklus.

    5. Perbandingan Hasil Angket Analisis Minat Santri

    Adapun perbandingan persentase minat belajar santri dari setiap

    siklus dapa dilihat pada tabel 4.9.

    80.00%

    82.00%

    84.00%

    86.00%

    88.00%

    90.00%

    92.00%

    94.00%

    96.00%

    98.00%

    Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan

    Persentase indikator angket pra siklus

    Siklus III

  • 0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    40.00%

    50.00%

    60.00%

    70.00%

    80.00%

    90.00%

    100.00%

    Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

    Grafik Perbandingan Minat

    Persentase

    Tabel 4.9

    Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus

    Siklus Persentase Keterangan

    Pra Siklus 74.19% Belum Berhasil

    Siklus I 76.38% Berhasil

    Siklus II 82.31% Berhasil

    Siklus III 90.19% Berhasil

    Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat dalam grafik pada gambar 4.5 di

    bawah ini:

    Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus.

    B. Pembahasan

    Minat sangat berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan sesuatu, jika

    seseorang memilki minat untuk melakukan sesuatu maka hal tersebut akan

    dikerjakan dan sebaliknya jika seseorang tidak memiliki minat untuk melakukan

  • sesuatu kegiatan itu tidak akan dikerjakan. Dalam belajar minat sangat dibutuhkan

    tanpa minat yang baik tujuan pembelajaran akan susah untuk dicapai. Minat

    belajar pada diri seorang peserta dapatdiketahui dengan melihat indikator minat

    yang ada pada diri peserta didik. Tandae, dkk (2018:5) mengemukakan indikator

    minat belajar adalah:

    1. Perasaan senang terhadap proses belajar

    2. Keterlibatan siswa

    3. Ketertarikan siswa dalam proses belajar

    4. Adanya perhatian siswa dalam proses belajar.

    Kegiatan pembelajaran di madrasah Tsanawiyah di Pondok An-Nur Tangkit

    khususnya pada mata pelajaran biologi masih menggunakan metode

    konvensional, yaitu metode ceramah ang membuat kegiatan pembelejaran

    terkesan satu arah, yakni Teacher Center.cara ini cenderung membuat siswa

    menjadi pasaif, peserta didik hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat apa yang

    dijelaskan oleh guru, sehingga membuat peserta didik menjadi bosan dan

    memperlihatkan tnada-tanda kurangnya minat belajar peserta didik terhadap mata

    pelajaran Biologi. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis angket minat belajar

    pada tabel 4.1, yang disebar peneliti pada saat melakukan proses kegiatan

    pembelajaran pada pra siklus dimana angka persentase menunjukkan banyaknya

    peserta didik yang berminat hanya sebesar 74.19%, hasil in terbilang rendah,

    dimana suatu kelas akan dikatakan berminat jika seluruh atau sebagian (75%)

    memilki minat.

    Pada penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe

    Quick On The Draw dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan untk

    meningkatkan minat belajar santri madrasah tsanawiyah pada mata pelajran

    Biologi di Pondo An-nur dengan tiga siklus. Tahapan dari penelitian anataralain,

    perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

  • 1. Siklus I

    Dalam melakukan penelitian pada siklus I peneliti melakukan empat tahapan,

    yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan d. refleksi.

    a. Perencanaan

    Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilakukan sesuai

    jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus I ini materi yang akan

    diajarkan kepada santri adalah Pengertian Lingkungan dengan sub pokok

    bahasan Satuan Ekosistem dan Macam- Macam Ekosistem pada

    pertemuan pertama dan sub pokok bahasan Komponen-Komponen

    Ekosistem pada pertemuan kedua. Pada siklus I ini peneliti sudah mulai

    menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

    1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    yang akan digunakan.

    2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan model

    pembeljaran kooperatif tipe Quick On The Dra.

    3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan untuk

    mengukur seberapa besar minat santri terhadapa mata pelajaran

    Biologi.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksaan siklus I, dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.Pada

    kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai guru yang

    bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang teman

    yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus I ini dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    1) Pertemuan pertama

  • Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2020 dengan

    alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB. Pada

    pertemuan pertama materi yang dibahas Pengertian lingkungan (Satuan

    Ekosistem dan Macam-Macam Ekosistem). Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan adalah sebagai berikut:

    a) Kegiatan Awal

    (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    (2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan

    sehari-hari.

    (3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain

    yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang

    berhubungan dengan materi pelajaran.

    b) Kegiatan Inti

    (1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative

    Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami

    oleh murid.

    (2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah

    ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa

    kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga

    mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.

    (3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah

    dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.

    (4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja

    guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali

    membawanya ke kelompok.

    (5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan

    menulis jawaban di lembar kertas soal.

  • (6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang

    kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa

    jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set

    pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka

    diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan

    pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan

    mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.

    (7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi

    sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka

    dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.

    (8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan

    dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.

    (9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan

    cacatan tertulis dibuat.

    (10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan

    mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran

    berlangsung.

    c) Kegiatan Akhir

    (1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui

    pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang

    dikerjakan secara individu.

    (2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.

    (3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR) dan

    mengucapkan salam.

    2) Pertemuan kedua

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 02 april 2020

    dengan alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 07:15 s.d 08:00

    WIB. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas Pengertian

    lingkungan (Komponen-Komponen Ekosistem) dan setelah

  • pemebelajaran berakhir peneliti akan memberikan angket minat

    belajar kepada setiap santri. Kegiatan-kegiatan yang dilakkan adalah

    sebagai berikut:

    a) Kegiatan Awal

    (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    (2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan

    sehari-hari.

    (3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain

    yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang

    berhubungan dengan materi pelajaran.

    b) Kegiatan Inti

    (1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative

    Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami

    oleh murid.

    (2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah

    ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa

    kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga

    mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.

    (3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah

    dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.

    (4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja

    guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali

    membawanya ke kelompok.

    (5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan

    menulis jawaban di lembar kertas soal.

    (6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang

    kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa

    jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set

  • pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka

    diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan

    pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan

    mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.

    (7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi

    sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka

    dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.

    (8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan

    dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.

    (9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan

    cacatan tertulis dibuat.

    (10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan

    mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran

    berlangsung.

    c) Kegiatan Akhir

    (1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui

    pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang

    dikerjakan secara individu.

    (2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi pelajaran.

    (3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR) dan

    mengucapkan salam.

    c. Observasi

    Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua guru

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw

    keadaan santri mengalami perubahan yang di tandai dengan hasil

    observasi yang dilakukan yaitu berkurangnya santri yang tidur bahkan

    tidak ada sama sekali dan perhatian santri selama proses pembelajaran

    berlangsung mulai meningkat. Dalam penerapan model pembelajaran

  • kooperatif tipe Quick On The Draw peneliti masih belum begitu

    menguasai, hal ini ditandai dengan kebingungan santri dalam melakukan

    tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran tersebut. Untuk

    itu diperlukan tindakan lanjutan pada siklus II.

    Untuk melihat seberapa banyak santri yang berminat terhadap mata

    pelajaran Biologi, pada siklus I dilakukan penyebaran angket yang setiap

    angket berisikan 16 pertanyaan yang sama. Banyak santri yang berminat

    setelah menggunakan model pembel jaran kooperatif tipe Quick On The

    Draw dapat dilihat pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase santri

    yang berminat pada mata pelajaran Biologi pada siklus I sebanyak

    76.38%, hasil ini menunjukkan peningkatan jumlah persentese santri dari

    yang sebelumnya, dimana pada pra siklus santri yang berminat sebanyak

    74.19%. Adapun peningkatan yang terjadi adalah sebesar 2.19%.

    d. Refleksi

    Berdasarkan hasil observasi dan data analisis hasil angket minat santri

    pada tabel 4.2 yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus I dapat

    disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I dinyatakan berhasil karena telah

    mencapai indikator keberhasilan yaitu apabila seluruh atau sebagian siswa

    (75%) berminat terhadap mata pelajaran Biologi.

    Meskipun pelaksanaan siklus I berhasil penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe Quick On The Draw masih perlu peningkatan agar hasil

    yang diperoleh bisa memuaskan, untuk itu perlu dilakukan pelsaksanaan

    siklus II untuk memperbaikai beberapa kesalahan dan kekurangan yang

    terjadi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The

    Drawdi siklus I ini. Adapun kesalahan dan kekurangan pada siklus I

    selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The

    Draw antara lain:

  • 1) Guru belum menguasai bagaimana penerpan model pembelajaran

    kooperatif tipe Quick On The Draw.

    2) Beberapa santri masih bingung langkah-langkah dalam model

    pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

    3) Masih banyak santri yang ribut dan main sendiri.

    4) Masih terdapat anak yang masih malu untuk menjawab soal yang

    diberikan oleh guru.

    5) Alokasi waktu yang belum tepat.

    6) Materi yang diberikan terlalu banyak.

    Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

    1) Guru harus melakukan persiapan yang baik.

    2) Guru harus lebih maksimal menjelaskan langkah-langkah dalam

    proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe Quick On The Draw dengan bahasa yang baik dan

    mudah dimengerti.

    3) Guru harus lebih maksimal dalam mengkondisikan kelas.

    4) Guru harus dapat meyakinkan santri untuk dapat percaya diri dalam

    menjawab soal yang diberikan oleh guru.

    2. Siklus II

    Dalam melakukan penelitian pada siklus II peneliti melakukan empat

    tahapan, yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan d. refleksi.

    a. Perencanaan

    Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilakukan

    sesuai jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus II ini materi yang

    akan diajarkan kepada santri adalah Interaksi Antar Komponen Ekosistem

    dengan sub pokok bahasan Saling Ketergantungan Antarr Komponen

    Abiotik Dan Biotik pada pertemuan pertama dan sub pokok bahasan

  • Saling Ketergantungan Antar Komponen Biotik pada pertemuan kedua.

    Seperti pada siklus I di siklus II ini peneliti kembali menerapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

    1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    yang akan digunakan.

    2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Dra.

    3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan untuk

    mengukur seberapa besar minat santri terhadap mata pelajaran Biologi.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan siklus II, dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.Pada

    kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai guru yang

    bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang teman

    yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus II ini dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    1) Pertemuan pertama

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 April 2020 dengan

    alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB. Pada

    pertemuan pertama materi yang dibahas Interaksi Antar Komponen

    Ekosistem (Saling Ketergantungan Antara Komponen Abiotik Dan

    Biotik). Kegiatan-kegiatan yang dilakkan adalah sebagai berikut:

    a) Kegiatan Awal

    (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  • (2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam kehidupan

    sehari-hari.

    (3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain

    yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang

    berhubungan dengan materi pelajaran.

    b) Kegiatan Inti

    (1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative

    Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami

    oleh murid.

    (2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah

    ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa

    kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga

    mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.

    (3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah

    dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa soal.

    (4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” kemeja

    guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali

    membawanya ke kelompok.

    (5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut me