strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas ...repository.uinjambi.ac.id/1637/1/sip141699_andi...
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS
BEROLAHRAGA MASYARAKAT DI KECAMATAN KEMUNING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
ANDI SAPUTRA
SIP. 141699
Dosen Pembimbing:
1. Dr. Bahrul Ulum, MA
2. Irsyadunnas Noveri, MH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
2
3
4
5
Artinya: .......dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya (Al Maidah ayat 2).1
1 Al Maidah, (5): 2
6
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemerintah dalam meningkatkan
aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1)
Aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau dilakukan dengan bermain sepak bola, volley dan juga badminton, yang
semuanya dilakuakn oleh pemuda di Kecamatan Kemuning. Mereka yang
berolahraga melakukan olahraga karena untuk menjaga kesehatan dan merasakan
senang setelah melakukan olahraga; (2) Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor pendukung dan penghambat pemerintah dalam meningkatkan
aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir dilakukan dengan cara; Melakukan Koordinasi Pada Setiap Stekholder,
Melibatkan Partisipasi Masyarakat, dan Memenuhi Anggaran Yang Diperlukan;
faktor penghambat Keterbatasan Anggaran, Usulan Yang Terlalu Banyak, dan
terbatasnya SDM dalam pengelolaan sarana dan prasarana; (3) Strategi
Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan dengan Menjalin
Koordinasi Dalam Sasaran Yang Ingin Dicapai, di mana perumusan dan
penetapan kebijakan, selalu mengacu pada pertimbangan-pertimbangan yang
dikoordinasikan dengan berbagai pihak dan juga pelaksanaan fungsi-fungsi
pelayanan dasar merupakan acuan dalam menetapkan usulan-usulan dan
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning, di mana penetapan Rancangan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan hasil rangkuman dan penyempurnaan
dari prioritas kegiatan pembangunan, serta menetapkan anggaran untuk prioritas
kegiatan tersebut berdasarkan Rencana Kerja
Kata kunci: Strategi Pemerintah, Sarana dan Prasarna Olahraga
7
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1) Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad
Rasulullah SAW
Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya akan tetap
teringat sepanjang hayat, meski kelak raganya akan lekang terlengser waktu, dan
kupersembahkan mawar ini untuk:
Ayahku terhebat Rusli M, ilmu yang kauberikan danmendidikku dengan titik-titik
dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan
Allah SWT.
Ibuku terindah Nurhayati yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di
dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas.
Adikku Susi Asmianti terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa dan
senyuman terindah yang pernah kumiliki.
8
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.
Skripsi ini diberi judul “Strategi Pemerintah Dalam Meningkatkan
Aktivitas Berolahraga Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau” merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi
Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan terhadap
sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
9
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik
dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil
rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu
Dr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II,
Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin,
S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Pembimbing I dan Bapak Irsyadunnas
Noveri, MH selaku Pembimbing II skripsi ini di Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATAP ENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Batasan Masalah.................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ....................... 6
E. Kerangka Teori.................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 19
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 24
B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 25
D. Unit Analisis........................................................................ 26
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 27
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 28
G. Sistematika Penulisan.......................................................... 30
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pemerintahan Kecamatan Kemuning ........ 32
B. Visi dan Misi Kecamatan Kemuning .................................. 32
C. Struktur Organisasi Kecamatan Kemuning ......................... 34
D. Sarana dan Prasarana Kecamatan Kemuning ..................... 35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Aktivitas Berolahraga Masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau ............................................ 40
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pemerintah
Daerah dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarna Olahraga
12
di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau ... 45
C. Strategi Pemerintah dalam Meningkatkan Aktivitas Berolahraga
Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau .............................................................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 69
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 70
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
13
DAFTAR SINGKATAN
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
LKPJ : Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SDM : Sumber Daya Manusia
UIN : Universitas Islam Negeri
14
DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1: Mata Pencaharian Masyarakat Kemuning .............................. 35
Tabel IV. II: Banyaknya Sarana Pendidikan Kecamatan Kemuning .......... 36
Tabel IV. III: Banyaknya Guru (Pengajar) Kecamatan Kemuning .............. 37
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah adalah seluruh pembangunan yang dilaksanakan di
daerah dan meliputi aspek kehidupan masyarakat, dilaksanakan secara terpadu
dengan mengembangkan swadaya gotong royong serta partisipasi masyarakat
secara aktif. Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.2 Tujuan pembangunan jangka pendek adalah menunjang atau
mendukung keberhasilan pembangunan proyek-proyek penunjang daerah.
Pembangunan merupakan proses perubahan kearah kondisi yang lebih baik
dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui suatu upaya yang
dilakukan secara terencana.3 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
diperlukan karena masyarakat melakukan olahraga setiap harinya.
Olahraga merupakan suatu fenomena dunia, dan menjadi bagian hidup
yang tak terpisahkan bagi manusia di muka bumi ini. Olahraga pada dasarnya
mempunyai peran sangat strategis bagi upaya pembentukan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia untuk pembangunan. Suatu kota/kabupaten
/provinsi yang menghendaki kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan
semestinya tidak boleh sekedar secara sloganistik menganggap olahraga sebagai
2 Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintah Daerah, (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2018),
hlm.155 3 Sjafrizal, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, (Depok: Kharisma
Putra Utama Offest, 2017), hlm. 30
16
sesuatu yang penting. Kesadaran akan makna strategis olahraga harus
memfokuskan melalui perencanaan pembangunan yang berpihak pada kemajuan
olahraga secara menyeluruh. Harus menyeluruh karena olahraga memiliki
berbagai potensi yang berisikan suatu semangat dan kekuatan untuk membangun,
karena ia sebenarnya merupakan sense of spirit dari suatu proses panjang
pembangunan itu sendiri. Olahraga harus dipandang sebagai tujuan sekaligus aset
pembangunan.4
Untuk beraktifitas olahraga maka dibutuhkan Sarana dan Prasarana
Olahraga Publik baik itu berupa sarana maupun prasarana olahraga. Sarana dan
Prasarana Olahraga Publik merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan aktivitas
olahraga. Tanpa adanya Sarana dan Prasarana Olahraga Publik yang memadai
sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat atau publik dalam aktivitas
olahraga, seperti yang dikemukakan oleh Imam Santosa bahwa : Semakin banyak
Sarana dan Prasarana Olahraga Publik yang tersedia, semakin mudah masyarakat
menggunakan dan memanfaatkannya untuk kegiatan olahraga.5 Sebaliknya,
semakin terbatas Sarana dan Prasarana Olahraga Publik yang tersedia, semakin
terbatas pula kesempatan masyarakat menggunakan dan memanfaatkan untuk
kegiatan olahraga. Dengan demikian, ketersediaan Sarana dan Prasarana Olahraga
Publik akan mempengaruhi tingkat dan pola partisipasi masyarakat dalam
berolahraga.
4 Herman, “Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan
FISIP-Unsrat, 2011, hlm. 5 5 Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang Perencanaan, Ketersediaan,
Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga)”, Thesis: Magister Ilmu
Keolahragaan Program Pascasarjana UNS, 2015, hlm. 4
17
Kompleks olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau merupakan satu-satunya sarana dan prasarana olahgara di bawah Pemda
Indragiri Hilir Riau, hal ini menimbulkan keadaan yang memperihatinkan di
bidang keolahragaan di Kabupaten Indragiri Hilir. Seiring dengan waktu dan
perkembangannya, Kompleks Olahraga tidak mampu lagi mengakomodir
kebutuhan para pemakai sarana olahraga di Indragiri Hilir Riau, terutama dari
sarana gedung olahraga (indoor) maupun arena olahraga (outdoor) dan prasarana
pendukungnya. Berdasarkan RUTRK Kota Riau, pada tahun 1994 kebutuhan luas
lahan Kompleks Olahraga di Riau seluas 20.000 m² dan mengalami peningkatan
kebutuhan pada tahun 2005 menjadi 30.000 m². Kalkulasi peningkatan kebutuhan
luas lahan Kompleks Olahraga melibatkan faktor pertumbuhan penduduk yang
mempengaruhi jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga Publik. Pemenuhan
kebutuhan pemakai sarana olahraga dengan pengadaan sarana dan prasarana
olahraga menjadi kebutuhan yang mendesak bagi Pemda Indragiri Hilir Riau.
Selama kurun waktu 1980-an sampai sekarang, pembinaan atlet- atlet
daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau lebih banyak dilakukan klub-klub olahraga
perusahaan-perusahaan elit di Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Olahraga bulu
tangkis, tennis meja, tennis lapangan, bola voli, sepak bola, bridge, catur, dsb,
dikelola dengan menejemen yang rapi oleh klub-klub swasta. Pemda Indragiri
Hilir Riau seakan tidak punya andil dalam pengembangan pembinaan atlet di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
Berdasarkan observasi penulis di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau ditemukan bahwa warga Indragiri Hilir Riau yang potensial
18
dalam keolahragaan lebih memilih masuk klub yang lebih jelas
perkembangannya. Kurangnya sarana olahraga menyebabkan program pembinaan
atlet terhenti di tengah jalan. Keadaan ini membutuhkan pengadaan sarana dan
prasarana pembinaan atlet yang representative di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
Sejalan dengan dinamika keolahragaan terdapat peningkatan jumlah jenis
olahraga yang terdaftar dan menjadi anggota di KONI Cabang Riau. Keadaan ini
menyebabkan jenis olahraga yang baru dan belum mempunyai alokasi gedung
olahraga, kegiatannya masih menumpang pada kegiatan lainnya. Aktivitas yang
saling tumpang tindih jelas berakibat pada kekurangan maksimalkan kegiatan
olahraga tersebut. Hal pertama yang harus dilakukan untuk memajukan sesuatu
jenis olahraga adalah memberi sarana dan prasarana berupa sarana dan prasarana
olahraga.
Kegiatan even-even olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau seperti pecandu olahraga dan kompetisi olahraga tertentu
sering tak terdengar gaungnya, karena pelaksaannya sebagian masih menumpang
pada GOR milik klub swasta (even dengan berbagai jenis olahraga), bahkan untuk
even satu olahraga tertentu seperti Kejuaraan Bulutangkis, Tenis Meja, Tenis
Lapangan pelaksanaannya diserahkan kepada klub swasta. Sebuah Kompleks
olahraga yang representative sangat dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
even-even keolahragaan di Riau.
Keadaan yang memperihatinkan dari Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau puncak akumulasinya terjadi dalam kurun waktu lima tahun
19
terakhir. Hal ini membutuhkan keseriusan dari Pemda Riau untuk segera
merealisasikan program pendisaian ulang Kompleks Olahraga di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi dengan judul: “Strategi Pemerintah Dalam
Meningkatkan Aktivitas Berolahraga Masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung strategi pemerintah dalam
meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau ?
3. Bagaimana strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga
masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang
menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang
telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini
20
hanya membahas strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga
masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau .
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung strategi pemerintah
dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau .
c. Untuk mengetahui strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas
berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas
berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau ,
ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini pemerintah Kabupaten
Indragiri Hilir. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap strategi pemerintah
21
dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau .
b. Menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
(S1) di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin
Jambi.
d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya
jurusan Ilmu Pemerintahan, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Kebijakan
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik.
Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan
dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam
rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut
dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.6 Rangkaian kegiatan
tersebut mencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan
interpretasi dari kebijakan tersebut. Misalnya dari sebuah undang-undang muncul
sejumlah Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah,
menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi termasuk di
6 Begas Prana Jaya, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia,
2017), hlm. 23
22
dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang
bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut, dan bagaimana
mengantarkan kebijakan secara konkrit ke masyarakat.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan kurang. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada,
yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau
melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan tersebut.7
Kebijakan public dalam bentuk undang-undang atau Peraturan Daerah adalah
jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering
diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa langsung
dioperasionalkan antara lain Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan
Menteri, KeputusanKepala Daerah, Keptusan Kepala Dinas.8
Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan,
yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya
pedoman-pedoman kebijakan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada
masyarakat atau kejadian-kejadian.9 Pengertian implementasi di atas apabila
7 Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang Perencanaan, Ketersediaan,
Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga)”, hlm. 3 8 Regina Veranty Damopolii, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Studi di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu)”,
Skripsi: jurusan ilmu pemerintahan FISIP UNSRAT Manado, 2011, hlm. 2 9 Herman, “ Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, hlm. 3
23
dikaitkan dengan kebijakan adalah bahwa sebenarnya kebijakan itu tidak hanya
dirumuskan lalu dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang-undang dan
kemudian didiamkan dan tidak dilaksanakan atau diimplmentasikan, tetapi sebuah
kebijakan harus dilaksanakan atau diimplementasikan agar mempunyai dampak
atau tujuan yang diinginkan. Implementasi kebijakan merupakan suatu upaya
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan sarana-sarana tertentu dan dalam
urutan waktu tertentu.
Proses implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-
tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana
telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.
2. Faktor Pendukung Kebijakan
Implementasi kebijakan bila dipandang dalam pengertian yang luas,
merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai faktor, organisasi, prosedur,
dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih
dampak atau tujuan yang diinginkan. Adapun syarat-syarat untuk dapat
mengimplementasikan kebijakan negara secara sempurna Litan Poltak Sinambela,
yaitu :10
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan
mengalami gangguan atau kendala yang serius. Hambatan-hambatan tersebut
mungkin sifatnya fisik, politis dan sebagainya
b. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup
memadai
10
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan
Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24
24
c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia
d. Kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasarkan oleh suatu hubungan
kausalitas yang handal
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubungnnya
f. Hubungan saling ketergantungan kecil
g. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat
i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna
j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan
mendapatkan kepatuhan yang sempurna.11
Menurut Teori Implementasi Kebijakan George Edward III) yang dikutip
oleh Herman, faktor-faktor yang mendukung implementasi kebijakan, yaitu:12
1) Komunikasi
Ada tiga hal penting yang dibahas dalam proses komunikasi kebijakan,
yakni transmisi, konsistensi, dan kejelasan (clarity). Faktor pertama yang
mendukung implementasi kebijakan adalah transmisi. Seorang pejabat yang
mengimlementasikan keputusan harus menyadari bahwa suatu keputusan telah
dibuat dan suatu perintah untuk pelaksanaanya telah dikeluarkan.
Faktor kedua yang mendukung implementasi kebijakan adalah kejelasan,
yaitu bahwa petunjuk-petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak hanya harus diterima
11
Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam
Penyelesaian Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Hukum Ilyas, Abdurrahman, Sufyan No. 65, Th. XVII
April, 2015, hlm. 6 12
Herman, “ Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, hlm. 4
25
oleh para pelaksana kebijakan, tetapi komunikasi tersebut harus jelas. Faktor
ketiga yang mendukung implementasi kebijakan adalah konsistensi, yaitu jika
implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka perintah-perintah
pelaksanaan harus konsisten dan jelas.
2) Sumber-sumber.
Sumber-sumber penting yang mendukung implementasi kebijakan
meliputi : staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang dapat
menunjang pelaksanaan pelayanan publik.
3) Kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku-tingkah laku.
Kecenderungan dari para pelaksana mempunyai konsekuensi-konsekuensi
penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap
baik terhadap suatu kebijakan tertentu yang dalam hal ini berarti adanya
dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana
yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal.13
4) Struktur birokrasi.
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara
keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan, baik itu struktur pemerintah dan juga
organisasi-organisasi swasta.
Menurut Teori Proses Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan
Horn yang dikutip oleh Budi Winarno, faktor-faktor yang mendukung
implementasi kebijakan yaitu:
13
Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang Perencanaan, Ketersediaan,
Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga)”, hlm. 6
26
(a) Ukuran-ukuran dan tujuan kebijakan.
Dalam implementasi, tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran suatu program
yang akan dilaksanakan harus diidentifikasi dan diukur karena implementasi tidak
dapat berhasil atau mengalami kegagalan bila tujuan-tujuan itu tidak
dipertimbangkan.
(b) Sumber-sumber Kebijakan
Sumber-sumber yang dimaksud adalah mencakup dana atau perangsang
(incentive) lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif.
(c) Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Implementasi dapat berjalan efektif bila disertai dengan ketepatan
komunikasi antar para pelaksana.
(d) Karakteristik badan-badan pelaksana
Karakteristik badan-badan pelaksana erat kaitannya dengan struktur
birokrasi. Struktur birokrasi yang baik akan mempengaruhi keberhasilan suatu
implementasi kebijakan.
(e) Kondisi ekonomi, sosial dan politik
Kondisi ekonomi, sosial dan politik dapat mempengaruhi badan-badan
pelaksana dalam pencapaian implementasi kebijakan.
(f) Kecenderungan para pelaksana
Intensitas kecenderungan-kecenderungan dari para pelaksana kebijakan
akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian kebijakan.14
14
Putra Astomo, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Thafa Media,
2014), hlm. 62
27
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak hanya ditujukan dan
dilaksanakan untuk intern pemerintah saja, akan tetapi ditujukan dan harus
dilaksanakan pula oleh seluruh masyarakat yang berada di lingkungannya.
Menurut James Anderson yang dikutip oleh Bambang Sunggono,
masyarakat mengetahui dan melaksanakan suatu kebijakan public dikarenakan :
(1) Respek anggota masyarakat terhadap otoritas dan keputusan-keputusan badan-
badan pemerintah;
(2) Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan;
(3) Adanya keyakinan bahwa kebijakan itu dibuat secara sah, konstitusional, dan
dibuat oleh para pejabat pemerintah yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan;
(4) Sikap menerima dan melaksanakan kebijakan publik karena kebijakan itu
lebih sesuai dengan kepentingan pribadi;
(5) Adanya sanksi-sanksi tertentu yaang akan dikenakan apabila tidak
melaksanakan suatu kebijakan.
3. Faktor Penghambat Kebijakan
Menurut Bambang Sunggono, implementasi kebijakan mempunyai
beberapa faktor penghambat, yaitu:
a. Isi kebijakan
Pertama, implementasi kebijakan gagal karena masih samarnya isi
kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak cukup terperinci, sarana-
sarana dan penerapan prioritas, atau program-program kebijakan terlalu umum
atau sama sekali tidak ada. Kedua, karenakurangnya ketetapan intern maupun
28
ekstern dari kebijakan yang akan dilaksanakan. Ketiga, kebijakan yang akan
diimplementasiakan dapat juga menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan
yang sangat berarti. Keempat, penyebab lain dari timbulnya kegagalan
implementasi suatu kebijakan publik dapat terjadi karena kekurangan-
kekurangan yang menyangkut sumber daya-sumber daya pembantu, misalnya
yang menyangkut waktu, biaya/dana dan tenaga manusia.
b. Informasi
Implementasi kebijakan publik mengasumsikan bahwa para pemegang
peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau sangat
berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik. Informasi ini justru
tidak ada, misalnya akibat adanya gangguan komunikasi.
c. Dukungan
Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit apabila pada
pengimlementasiannya tidak cukup dukungan untuk pelaksanaan kebijakan
tersebut.
d. Pembagian Potensi
Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya implementasi suatu
kebijakan publik juga ditentukan aspek pembagian potensi diantara para pelaku
yang terlibat dalam implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan diferensiasi
tugas dan wewenang organisasi pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan dapat
menimbulkan masalah-masalah apabila pembagian wewenang dan tanggung
jawab kurang disesuaikan dengan pembagian tugas atau ditandai oleh adanya
pembatasan-pembatasan yang kurang jelas.
29
Adanya penyesuaian waktu khususnya bagi kebijakan-kebijakanyang
kontroversial yang lebih banyak mendapat penolakan warga masyarakat dalam
implementasinya.
Menurut James Anderson yang dikutip oleh Bambang Sunggono, faktor-
faktor yang menyebabkan anggota masyarakat tidak mematuhi dan
melaksanakan suatu kebijakan publik, yaitu :
1) Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum, dimana terdapat
beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan public yang bersifat
kurang mengikat individu-individu;
2) Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau perkumpulan dimana
mereka mempunyai gagasan atau pemikiran yang tidak sesuai atau
bertentangan dengaan peraturan hukum dan keinginan pemerintah;
3) Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat diantara anggota
masyarakat yang mencenderungkan orang bertindak dengan menipu atau
dengan jalan melawan hukum;
4) Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran” kebijakan yang
mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang dapat menjadi sumber
ketidakpatuhan orang pada hukum atau kebijakan publikApabila suatu
kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan) dengan sistem nilai yang
dianut masyarakat secara luas atau kelompok-kelompok tertentu dalam
masyarakat. ;15
15
Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang Perencanaan, Ketersediaan,
Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga)”, hlm. 7
30
Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan dan
mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat. Dengan kata lain,
tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat harus sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. Sehingga apabila perilaku atau
perbuatan mereka tidak sesuai dengan keinginan pemerintah atau negara, maka
suatu kebijakan public tidaklah efektif.
4. Upaya Mengatasi Hambatan Kebijakan
Peraturan perundang-undangan merupakan sarana bagi implementasi
kebijakan publik. Suatu kebijakan akan menjadi efektif apabila dalam pembuatan
maupun implementasinya didukung oleh sarana-sarana yang memadai. Adapun
unsur-unsur yang harus dipenuhi agar suatu kebijakan dapat terlaksana dengan
baik, yaitu :
a. Peraturan hukum ataupun kebijakan itu sendiri, di mana terdapat kemungkinan
adanya ketidakcocokan-ketidakcocokan antara kebijakan-kebijakan dengan
hukum yang tidak tertulis atau kebiasaanyang berlaku dalam masyarakat.
b. Mentalitas petugas yang menerapkan hukum atau kebijakan. Para petugas
hukum (secara formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi, dan sebagainya
harus memiliki mental yang baik dalam melaksanakan(menerapkan) suatu
peraturan perundang-undangan atau kebijakan. Sebab apabila terjadi yang
sebaliknya, maka akan terjadi gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kebijakan/peraturan hukum.
c. Fasilitas, yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan suatu peraturan
hukum. Apabila suatu peraturan perundang-undangan ingin terlaksana dengan
31
baik, harus pula ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang memadai agar tidak
menimbulkan gangguan-gangguan atauhambatan-hambatan dalam
pelaksanaannya.
d. Warga masyarakat sebagai obyek, dalam hal ini diperlukan adanya kesadaran
hukum masyarakat, kepatuhan hukum, dan perilaku warga masyarakat seperti
yang dikehendaki oleh peraturan perundang-undangan.16
5. Kedudukan Camat
a. Kedudukan Camat menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974
Pada saat Undang-undang No. 5 Tahun 1974 berlaku, kedudukan
Kecamatan sebagai wilayah administratif pemerintahan dalam rangka pelaksanaan
asas dekonsentrasi serta camat sebagai kepala wilayah. Hal ini sejalan dengan
sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik represif, sehingga pemerintah pusat
memerlukan perpanjangan tangan sampai ke unit yang terbawah. Kedudukan
camat sebagai penguasa wilayah Kecamatan memunculkan derivasinya berupa
kepala wilayah sebagai penguasa tunggal di bidang pemerintahan di wilayah
administratif. Dilihat dari sistem pemerintahan Republik Indonesia, khususnya
berkaitan dengan pelaksanaan asa dekonsentrasi, Kecamatan merupakan ujung
tombak dari Pemerintah Pusat yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas.
Kedudukan organisasi Kecamatan adalah sebagai perangkat pusat di daerah dalam
rangka menjalankan asas dekonsentrasi.
b. Kedudukan Camat menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
16
Herman, “ Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, hlm. 4
32
Kedudukan Kecamatan menurut menurut Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 adalah merupakan perangkat daerah kabupaten dan daerah kota, dan
Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan
daerah kota. Status organisasi Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit dalam
UU Nomor 22 Tahun 1999. Dilihat dari karakteristik pekerjaannya, Kecamatan
lebih tepat dikelompokkan ke dalam unsur pelaksana. Berbeda dengan dinas
daerah yang merupakan unsur pelaksana teknis, Kecamatan merupakan unsur
pelaksana kewilayahan. Konsekuensinya, Kecamatan merupakan garis depan
pemberian pelayanan pada masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan paradigma
mendekatkan pelayanan pada masyarakat (close to costumer) yang digunakan di
sector swasta. Tujuannya adalah agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih
cepat, mudah dan transparan.17
c. Kedudukan Camat menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan
sebagaimana diatur di dalam UU Nomor 22 Tahun 1999, kemudian dilanjutkan
pada UU Nomor 32 Tahun 2004. Perubahannya mencakup mengenai kedudukan
Kecamatan menjadi perangkat daerah kabupaten/kota, dan camat menjadi
pelaksana sebagian urusan pemerintahan yang menjadi wewenang
Bupati/Walikota. Di dalam Pasal 120 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004
dinyatakan bahwa, “Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas secretariat
daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, Kecamatan, dan
kelurahan”. Pasal tersebut menunjukkan adanya dua perubahan penting yaitu:
17
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintah Daerah, hlm/. 4
33
a. Kecamatan bukan lagi wilayah administratif pemerintahan dan dipersepsikan
merupakan wilayah kekuasaan camat. Dengan paradigm baru, Kecamatan
merupakan suatu wilayah kerja atau areal tempat Camat bekerja.
b. Camat adalah perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dan bukan lagi
kepala wilayah administrasi pemerintahan, dengan demikian camat bukan lagi
penguasa tunggal yang berfungsi sebagai administrator pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, akan tetapi merupakan pelaksana sebagian
wewenang yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota. 18
6. Kewenangan, Tugas dan Fungsi Camat
a. Kewenangan
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan
Daerah, Kecamatan bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah Kabupaten atau
Kotamadya atau Kota Administratif yang bersangkutan. Dilihat dari sumbernya,
kewenangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kewenangan atributif dan
kewenangan delegatif. Kewenangan atributif adalah kewenangan yang melekat
dan diberikan kepada suatu intitusi atau pejabat berdasarkan peraturan perundang-
undangan, sedangkan kewenangan delegatif adalah kewenangan yang berasal dari
pendelegasian kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi
tingkatannya. 19
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Sebagai Perangkat Daerah,
Camat memiliki kewenangan delegatif seperti yang dinyatakan dalam Pasal 126
ayat (2) bahwa: “Kecamatan dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan
18
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintah Daerah, hlm/. 4 19
Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, (Bandung: Pustaka
Pelajar, 2012), hlm. 4
34
tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenangan Bupati/Walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah”. Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan camat meliputi 5 (lima) bidang kewenangan pemerintah pada
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman
Organisasi Kecamatan yaitu.
1) bidang pemerintahan
2) bidang pembangunan
3) bidang pendidikan dan kesehatan
4) bidang sosial dan kesejahteraan
5) bidang pertanahan20
Selanjutnya pada Pasal 15 ayat (2) PP Nomor 19 Tahun 2008 ditambahkan
rambu-rambu kewenangan yang perlu didelegasikan oleh Bupati/Walikota kepada
Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:
a) perizinan
b) rekomendasi
c) koordinasi
d) pembinaan
e) pengawasan
f) fasilitas
g) penetapan
h) penyelenggaraan
i) kewenangan lain yang dilimpahkan
20
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintah Daerah, hlm/. 4
35
b. Tugas dan Fungsi
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
Camat juga melaksanakan tugas umum pemerintahan yang merupakan
kewenangan atributif sebagaimana diatur dalam Pasal 126 ayat (3) yaitu sebagai
berikut:21
1) Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
2) Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum
3) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan
4) Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
5) Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat
Kecamatan
6) Membina penyelenggaraan pemerintahan Desa dan/atau Kecamatan
7) Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah Desa atau kelurahan.
7. Susunan Organisasi Kecamatan
Pada pasal 126 ayat (5) dan (6) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Camat dalam menjalankan tugastugasnya
dibantu oleh perangkat Kecamatan dan bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah kabupaten/kota Susunan organisasi
Kecamatan terdiri dari.
21
Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah hlm. 3
36
a. Camat
b. Sekretaris Kecamatan
c. Seksi Pemerintahan
d. Seksi Ketentraman Ketertiban Umum
e. Seksi lain dalam lingkungan Kecamatan yang nomenklaturnya disesuaikan
dengan spesifikasi dan karakteristik wilayah Kecamatan sesuai kebutuhan
daerah
f. Kelompok jabaran fungsional.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Regina Veranty Damopolii
mahasiswa jurusan ilmu pemerintahan FISIP UNSRAT Manado, ditulis pada
tahun 2016, dengan judul “Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (Studi di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota
Kotamobagu)”22
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pembangunan
kesehatan sebagai komitmen nasional dapat dilihat pada pasal 3 Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, seperti berikut: “Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Implementasi kebijakan Pemerintah
22
Regina Veranty Damopolii, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Studi di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu)”,
jurusan ilmu pemerintahan FISIP UNSRAT Manado, 2016, hlm. 1
37
kota kotamobagu di kecamatan Kotamobagu Selatan dalam pelayanan kesehatan
gratis belum dapat dilaksanakan secara maksimal, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan sumber daya yang dimiliki, baik itu tenaga medis, dan prasarana
sarana yang ada di pusat pelayanan kesehatan kecamatan kotamobagu selatan.
Kebijakan pemerintah daerah kota Kotamobagu dalam pemberian pelayanan
kesehatangratis bagi masyarakatmasih bersifat pelayanan medis dasar, sedangkan
untuk pelayanan medis lanjutan tidak dilayani.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Herman mahasiswa jurusan
Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat, 2011, dengan judul “ Kebijakan
Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”23
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebijakan Pemerintah Kota Bitung dalam meningkatkan sarana dan
prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara. Penelitian ini menggunakan
Metode Penelitian Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengadaan
sarana dan prasarana Puskesmas mulai ada peningkatan itu terlihat dari fasilitas
kesehatan setiap tahunnya ada penambahan, akan tetapi masih ada fasilitas, sarana
dan prasarana pada puskesmas ini yang masih belum ada seperti kendaraan
ambulans, kendaraan puskesmas keliling, rumah dinas tenaga medis, dan juga
obat-obatan dan fasilitas medik yang sering mengalami kekurangan persediaan
yang dikarenakan distribusi oleh pihak dinas pendidikan seing mengalami
keterlambatan, selanjutnya pemakaian sarana dan prasarana Puskemas mengalami
23
Herman, “Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, hlm. 1
38
peningkatan, itu dikarenakan sering terjadi kehabisan persediaan misalnya obat-
obatan, gas medik dan alat kesehatan habis pakai
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Martinus Tanggela mahasiswa
Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Hasanuddin, ditulis pada tahun 2016, dengan judul “Analisis
Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah Di
SMP Negeri 2 Batu”24
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator mutu
pendidikan yang diperoleh melalui diisi berdasarkan delapan Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Pengelolaan sarana dan prasarana yang menyatakan
berdasarkan kebijakan dari Permendiknas No.19 tahun 2007. Berdasarkan
penelitian sebelumnya telah menemukan banyak celah yang berhubungan dengan
konteks ini. Namun, tidak ada studi telah mengevaluasi mekanisme sarana dan
prasarana secara keseluruhan dan sistematis sesuai untuk memberikan teori.
Mekanisme ini termasuk pasokan, distribusi, penggunaan dan pemeliharaan,
persediaan, dan penghapusan sarana dan prasarana (Bafadal, 2008:7) sekolah.
Tujuan dari makalah ini: (1) mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan pengadaan
dan distribusi sarana dan prasarana sekolah di SMP Negeri 2 Batu, (2) untuk
menggambarkan penggunaan implementasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah kebijakan di SMP Negeri 2 Batu, dan (3) mendeskripsikan
pelaksanaan inventarisasi kebijakan dan penghapusan sarana dan prasarana
sekolah di SMP Negeri 2 Batu.
24
Martinus Tanggela, “Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Sekolah Di SMP Negeri 2 Batu”, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Volume 1, Nomor 1 Januari 2013,26-34, 2011, hlm. 3
39
Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan
beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan skripsi ini dengan hasil-hasil
penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam
membahas pokok permasalahan perencanaan pembangunan. Sedangkan,
perbedaan antara skripsi ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada
evaluasi dari perencanaan pembangunan itu sendiri. Pada skripsi ini kajian lebih
difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai strategi Pemerintah
Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
40
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian, yaitu bulan
Januari 2018. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Rendahnya perhatian pemerintah dalam meningkatkan sarana dan prasarna
olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.25
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui penelitian ini tentang strategi Pemerintah Daerah dalam
meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah
25
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22. 26
41
sebagai instrumen kunci.26
Merriam menambahkan. kualitatif adalah suatu
rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) 27
di mana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi
dan wawancara di lokasi penelitian, adapun data primer penulis adalah
Pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
2. Data sekunder yang penulis ambil adalah yang berhubungan dengan penelitian
ini.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/
peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,
dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa atau kejadian, di mana
dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 9. 27
Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in Education,
(New York City, 1998), hlm. 3.
42
strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.28
Unit analisis juga menjelaskan kapan
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian
tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam
penelitian ini, unit analisisnya adalah faktor pendukung strategi Pemerintah
Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Penetapan unit analisis tersebut,
karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan popupasi dan sampel,
namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Bapeda dan informasi-
informasi yang berasal dari aparat-aparatnya saja.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
informasi. Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai
pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.29
Informan adalah
orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian
(narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
28
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62. 29
Sugiyono, Op. Cit., hlm.85.
43
peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam
penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan
penelitian ini, mereka diantaranya:
1. Kepala Pemerintah Daerah Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau.
2. Pegawai Kepala Pemerintah Daerah Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Martinis Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
dan berpatisipasi aktif dalam aktiivitas mereka.”30
Dalam penelitian ini, sesuai
dengan objek penelitian maka, penulis memilih observasi partisipan. Observasi
partisipan yaitu suatu teknik pengamatan di mana penulis ikut ambil bagian dalam
kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan
dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap strategi Pemerintah Daerah
dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
2. Wawancara
30
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79.
44
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Alat-alat yang digunakan penulis
dalam wawancara adalah buku catatan, laptop, dan camera karena penulis
menggunakan wawancara catatan lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat
dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana
kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau o, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dalam
hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang di teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data
mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti strategi Pemerintah Daerah
dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lainAktivitas analisis
45
data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu
diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai
dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus,
menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi
yang tidak relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan
dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi
data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah
dipahami. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian
data juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan
sejenisnya. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan
sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara,
dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan teks yang bersifat naratif.
46
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan tentang strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan
prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
47
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
48
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kecamatan Kemuning
Kecamatan Kemuning merupakan salah satu dari 12 Kecamatan di
Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas wilayah 48, 22 km2. Kecamatan Kemuning
berdiri pada tanggal 14 Mei tahun 1999 dengan keputusan pelaksanaan PP Nomor
19 tahun 1999. Kecamatan Kemuning termasuk Kecamatan yang mempunyai
wilayah terbesar, yakni seluas 59, 81 Km2. Kecamtan Kemuning merupakan
daerah bukan pantai dengan topografi ketinggian antara permukaan laut.
Kecamatan Kemuning terdiri dari 8 kelurahan yaitu; Bukit Pemuatan, Napal
Putih, Pagar Puding Lamo, Pinang Belai, Sako Makmur, Sekutur Jaya, Tanjung
Aur Seberang dan Teluk Melintang. Menurut jaraknya, letak masing-masing
kelurahahan ke ibukota Kecamatan Kemuning anatara 1-2 km.31
B. Visi dan Misi Kecamatan Kemuning
Visi merupakan gambaran kedaaan yang yang dibayangkan dapat atau
ingin dicapai atau diwujudkan pada masa mendatang, merupakan cita-cita yang
didukung oleh keadaan sekarang dan merupakan arah bagi pengelolaan lembaga.
Penyertaan misi mengandung secara eksplisit apa yang harus dicapai oleh
lembaga dan kegiatan spesifik apa yang harus dilakukan dalam upaya pencapaian
tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh lembaga untuk pencapaian visi.
31
Profil Kecamatan Kemuning, di Kecamatan Kemuning Dokumentasi Catatan Lapngan,
pada 28 Desember 2018
34
49
1. Visi
Adapun visi Kantor Camat Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir yaitu
“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Didukung Oleh Sumber Daya
Aparatur Yang Mandiri, Agamis, Sejahtera Lahir Bathin”.
2. Misi
Adapun pernyataan misi Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
yaitu:
a. Mengoptimalkan kemampuan aparatur dalam memberikan pelayanan prima
kepada publik yang meliputi jangkauan dan mutu.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing menuasai
iptek dan imtaq.
c. Mewujudkan pemberdayaan generasi muda melalui penyiapan lapangan kerja,
seni dan budaya. 32
3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir pada
saat dibentuk adalah 8.029 jiwa. Berdasarkan data pada tahun 2014 jumlah
penduduk Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir adalah 10.354 jiwa.
Ekonomi Ekonomi Desa Teluk Kepayang Pulau Indah sangat tergantung kepada
hasil perkebunan karet, sawit dan padi sawah tadah hujan. Dengan mata
pencaharian penduduk 70% sebagai petani karet, 10% sebagai petani sawit, 10%
sebagai pedagang dan 10% lainnya bekerja sebagai PNS dan pekerja serabutan.
32
Observasi penulis di Kecamatan Kemuning pada 4 Januari 2019
50
C. Struktur Organisasi Kecamatan Kemuning
51
D. Sarana dan Prasarana Kecamatan Kemuning
a. Keadaan Penduduk
Penduduk asli daerah Kemuning adalah suku melayu sebagaimana halnya
suku-suku melayu yang ada di daerah Indragiri Hilir lainnya, suku melayu di
daerah ini juga memiliki sistem kekerabatan yang bersifat parental dan beragama
Islam, hal tersebut terlihat dengan datangnya dan menetapnya suku-suku lain dari
daerah asalnya ke daerah ini yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain yang berlangsung terus menerus dan diikuti dengan
pembauran atau asimilasi antara suku melayu dengan suku-suku pendatang
tersebut. Penduduk Kecamatan Kemuning disamping suku melayu (asli) adalah
suku jawa dan suku minang.33
Pada umumnya mempunyai mata pencaharian
dibidang pertanian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV. 1: Mata Pencaharian Masyarakat Kemuning34
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 584
2 ABRI/POLRI 52
3 Swasta 2.382
4 Buruh 2.187
5 Petani 8.853
6 Tidak Bekerja 5.867
Jumlah 19.925
Sumber: Kantor Kemuning 2017
33
Ibid 34
Dokumentasi catatan lapangan di Kecamatan Kemuning pada 4 Januari 2019
52
b. Keadaan Sosial dan Keagamaan
a. Pendidikan
Perkembangan dan kemajuan yang mungkin dicapai oleh umat manusia
berpusat pada persoalan pendidikan. Perkembangan dan kondisi pendidikan
sangat berdampak bagi kehidupan ekonomi. Dengan tingkat dan kualitas
pendidikan yang memadai, seseorang akan memiliki peluang dan kemampuan
usaha yang memadai pula dan pada gilirannya akan memperoleh penghasilan
ekonomi yang lebih baik.35
Selain dari pada itu, kuantitas dan kualitas serta
pendistribusian tenaga guru adalah persoalan lain yang juga harus di atasi, baik
secara kuantitas maupun kualitas.
Tabel IV. 2: Banyaknya Sarana Pendidikan Kecamatan Kemuning
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar (SD) 15
2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 8
3
Sekolah Menengah Atas
(SMA/SMK) 3
4 MI 12
5 MTs 3
6 MA 3
Jumlah 44
Sumber: Kantor Kemuning 2017
Tabel IV. 3: Banyaknya Guru (Pengajar) Kecamatan Kemuning
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar 494
2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 103
3
Sekolah Menengah Atas
(SMA/SMK) 99
Jumlah 44
Sumber: Kantor Kemuning 2017
35
Ibid
53
b. Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan tahun 2009 di Kecamatan Kemuning tercatat 2
rumah sakit umum / khusus, 2 pusksmas, 8 pustu, 1 BKIA, 7 rumah bersalin dan
88 posyandu. Untuk tenaga medis tercatat 59 orang Dokter Umum, 9 Dokter Gigi
dan 73 orang Paramedis yang terdiri dari 30 orang Bidan, 31 orang Perawat /
Mantri, dan 12 orang Dukun bayi.36
c. Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Kemuning adalah beragama Islam,
menyusul agama Protestan dan Katolik. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan
Kemuning cukup memadai, terdapat 133 buah Mesjid, 7 buah Langgar / surau dan
8 buah Gereja. Perdagangan Saran perdagangan yang terdapat di Kecamatan
Kemuning antara lain kelompok pertokoan sebanyak 28 buah, pasar tradisional 3
buah, swalayan / toserba buah dan rumah makan sebanyak 51 buah.37
d. Keuangan
Jumlah Bank yang ada di Kecamatan Kemuning sebanyak 12 buah, di
mana Bank Pemerintah sebanyak 5 buah dan Bank Swasta sebanayak 7 buah yang
masing-masing bertempat di Kelurahan Pagar Puding Lamo, Pinang Belai, Sako
Makmur, Sekutur Jaya.38
36
Wawancara bersama Bapak Hamzani selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 37
Ibid 38
Ibid
54
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Aktivitas Berolahraga Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau
Aktivitas olahraga pada masyarakat Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau dipengaruhi karena ruang terbuka yang tersedia serta
kebudayaan yang ada pada masyarakat pesisir. Aktivitas olahraga pada
masyarakat pesisir berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi adalah
Sepakbola, Volly dan Badminton. Pada saat observasi olahraga sepakbola
dilakukan di lapangan kecamatan yang terletak di desa Kemuning Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau pada sore hari dengan kelompok usia
±18-30 tahun, sedangkan olahraga badminton dilakukan di GOR Kemuning yang
terletak di desa Kemuning pada sore hari dengan kelompok usia ±12-16tahun.
Bapak Hamzani selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Di sini rata-rata pemuda bermain bola kaki dan juga terkadang futsal.
Mereka sangat menyukai olahraga, tapi memang fasilitas kita terbatas.
Hampir setiap sore pemuda disini berolahraga, karena kalau pagi itu
mereka bekerja sehingga sore lah waktu yang tepat untuk berolahraga baik
itu volly, sepakbola dan badminton. 39
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa hamper setiap hari dan
tepatnya sore hari pemuda di Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau
melakukan olahraga baik itu volley, sepakbola dan badminton. Saudaha Irwan
39
Wawancara bersama Bapak Hamzani selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
40
55
selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Kami sangat menyukai olahraga sepakbola, tapi fasilitas terbatas, lapangan
gak ada perubahan dan tidak terawat sangat kurang perhatian dari
pemerintah. Sudah pernah ada perbaikan lapangan tapi lagi-lagi lapangan
itu habis terbawa air ketika hujan dikarenakan tidak adanya parit pembatas
antara lapangan dan genangan air.40
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa kondisi lapangan yang
kurang perhatian dari pemerintah setempat membuat lapangan menjadi rusak
akibat air yang masuk kedalam lapangan ketika saat musim hujan tiba. Saudara
budi selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau,
sebagai berikut:
Di sini ada sepak bola dan juga badminton yang sering dilakukan.
Biasanya saya itu bermain badminton sore kadang malam juga, namun
sekarang itu lapangannya sudah banyak lubang jadi takut saja kalau
bermain malam ditambah lagi lampu penerang ketika main sebagian sudah
ada yang rusak. Jadi daripada terjadi sesuatu kan lebih baik cari aman saja
yaitu bermainnya ketika sore hari saja.41
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa badminton adalah salah
satu olahraga yang diminati pemuda di Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau
namun saat ini kondisi lapangan banyak yang rusak dan berlubang, mereka hanya
bisa bermain disore hari saja dikarenakan ada beberapa masalah jika dilakukan
dimalam hari seperti, kurangnya penerangan. Saudaha SITI selaku pemuda
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Kami senang bermain voly tapi memang kadang perlengkapan terbatas, ini
padahalkan lapangan kecamatan, tapi kurang perhatian, seperti misalnya
tidak aja jarring penahan bola, kalaupun ada itu sudah robek jaringnya
40
Wawancara bersama Irwan selaku pemudi di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 41
Wawancara bersama Budi selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
56
sehingga ketika bola keluar itu akan melambung jauh, biasanya kami
inisiatif sendiri saja dengan cara menahan nya menggunakan kayu atau
bamboo suapaya bola tidak jauh.42
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa lapangan volley yang ada
di Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau kurang perawatan sehingga membuat
ketidaknyamanan ketika pemuda pemudi waktu berolahraga seperti jarring net
penahan bola yang sudah sebagian banyak yang rusak dan robek. Saudaha SUSI
selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Gor bad minton sekarang ini lagi terbengkalai katanya tidak cukup
dananya, padahal kan seharusnya sudah selesai. Pemerintah itu hanya
memperbaiki dan menambahkan yang kurang saja padahal bukannya
untuk membuat lapangan baru. Banyak sekali yang harus diperbaiki
seperti, net yag sudah tidak bagus, lapangan yang banyak lubang dan
kurangnya penerangan.43
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa Gor badminton yang ada
di Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau sudah seharusnya dapat perhatian
pemerintah karena banyak yang harus diperbaiki seperti net, lapangan dan
penerangan. Saudara ANI selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Alasana saya berolahraga yaitu untuk kesehatan dan mencegah terkena
penyakit seperti misalnya akan mengurangi resiko terkena penyakit
jantung, kanker, tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit-penyakit lain.
Selain itu olahraga juga berpengaruh terhadap penampilan kita dan dapat
menunda proses penuanaan.44
42
Wawancara bersama Siti selaku pemudi di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, 24 Desember 2018 43
Wawancara bersama Susi selaku pemudi di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, 24 Desember 2018 44
Wawancara bersama Ani selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, 24 Desember 2018
57
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa olahraga berfungsi sebagai
media untuk mencegah terkena penyakit dan untuk selalu mejaga kesehatan.
Selain itu berolahraga dapat mejaga kita aagar terlihat selalu fresh. Saudara DEDI
selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Alasana saya berolahraga yaitu untuk mengurangi stress dan rasa
kecemasan yang berlebih. Setiap saya merasakan stress biasanya saya
pergi untuk berolahraga karena ketika saya berolahraga rasa setres dan
cemas yang saya hadapi akan sedikit berkurang. Hal penting yang utama
berolahraga sih kalau menurut saya yaitu untuk kebugaran jasmani.45
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa manfaat olahraga selain
untuk kebugaran jasmani yaitu untuk mengurangi stress dan rasa cemas yang
berlebihan. Dengan olahraga itu semua dapat sedikit mengurangi stress dan dan
kecemasan yang berlelbih. Saudara Desi selaku pemuda Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Alasana saya berolahraga yaitu untuk memudahkan saya tidur ketika
malam hari. Dikarena saya itu memiliki insomnia jadi biasanya kalau saya
olahraga di sore hari, dan malamnya alhamdulliah saya bisa tidur dan
sangata mudah lah pokoknya buat tidur kalau kita berolahraga.46
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dengan olahraga akan
membuat seseorang jadi mudah untuk tidur dan beristirahat dimalam hari.
Olahraga sangat membantu untuk seseorang yang mengalami penyakit insomnia.
Saudaha EDI selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
45
Wawancara bersama Dedi selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 46
Wawancara bersama Desi selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, 24 Desember 2018
58
Alasana saya berolahraga yaitu untuk menurunkan berat badan saya, dulu
sebelum saya hobi berolahrga berat badan saya hamper 80 kg tapi
semenjak berolahraga ini berat badan saya jadi turun menjadi 65 kg. Ya
dengan olahraga membuat saya menjadi rutin sekarang dalam
berolahraga.47
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dengan berolahraga dapat
membakar lemak yang ada pada tubuh kita sehingga dengan berolahraga dapat
membuat stabil tubuh kita den menurunkan berat badan yang berlebihan. Saudara
AGUS selaku pemuda Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau,
sebagai berikut:
Alasana saya berolahraga karena dapat menyehatkan paru-paru saya.
Sebelumnya saya adalah perokok berat dan sering batuk, dengan saya
serimg nerolahraga baik itu volley atau sepakbola bisa mengurangi rasa
sakit terhadap paru-paru saya dan alhamdulillah batuk saya pun sekarang
sudah hilang.48
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dengan berolahraga dapat
menyehatkan organ internal yang ada dalam tubuh seperti hati, ginjal dan paru-
paru. Dengan olahraga rutin dapat membuat paru-paru menjadi sehat walaupun
mengalami sakit akibat rokok. Mereka yang berolahraga melakukan olahraga
karena untuk menjaga kesehatan dan merasakan senang setelah melakukan
olahraga. Durasi berolahraga mereka sekitar 1 sampai 3 jam dan dalam seminggu
masyarakat berolahraga sekitar 1 sampai 3 kali tetapi ada juga yang melakukan
olahraga setiap hari.
Dari penjelasan di atas dapat dicermati bahwa aktivitas berolahraga
masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau dilakukan
47
Wawancara bersama Edi selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, 24 Desember 2018 48
Wawancara bersama Agus selaku pemuds di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
59
dengan bermain sepak bola, volley dan juga badminton, yang semuanya dilakuakn
oleh pemuda di Kecamatan Kemuning. Mereka yang berolahraga melakukan
olahraga karena untuk menjaga kesehatan dan merasakan senang setelah
melakukan olahraga.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pemerintah Daerah dalam
Meningkatkan Sarana dan Prasarna Olahraga di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
1. Faktor Pendukung
a. Melakukan Koordinasi Pada Setiap Stekholder
Koordinasi dalam pelaksanaan suatu rencana, pada dasarnya merupakan
suatu aspek dari pengendalian yang sangat penting. Dalam faktor pendukung
pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, dalam hal ini Musyawarah Perencanaan
Pembangunan, koordinasi menjadi arti penting dalam mengatur jalannya beragam
tahapan dan kepentingan untuk dirumuskan dalam koridor bersama demi
tercapainya tujuan bersama. Dalam konteks BAPPEDA yang mempunyai areal
kerja dalam mengkoordinasikan setiap perangkat perumusan rencana
pembangunan di daerah, maka perlu adanya langkah-langkah mewujudkan
prinsip-prinsip pengkoordinasian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan,
seperti yang di utarakan oleh Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Dalam mengadakan rapat-rapat koordinasi tentang perencanaan
pembangunan, pihak Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
60
Riau selalu mengikuti aturan yang sudah tertuang dalam aturan
perundang-undangan49
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam pelaksanaan
perumusan kebijakan kedepannya terkait pembangunan sarana dan prasarana
olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir menjadi kunci utama
dalam proses penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana olahraga di
Kecamatan Kemuning Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama
Bapak Baharuddin selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, sebagai berikut:
Pengadaan tukar menukar informasi serta koordinasi kepada banyak pihak
pada saat diadakan Musrenbang sangat mempermudah kami dalam
menetapkan usulan yang mana yang harus ditetapkan, tanpa mendengar
saran-saran dari berbagi pihak dalam musrenbang, tentunya sangat sulit
untuk menentukan usulan mana yang diprioritaskan terlebih dahulu50
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa adanya koordinasi antar
pihak-pihak dalam proses perumusan kembali terkait kebijakan pembangunan
sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir,
menjadi salah satu kunci dan faktor pendukung dalam kelancaran proses
penetapan kebijakan perencanaan pembangunan daerah. Komitmen adalah hal
yang paling dibutuhkan dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan.
Dalam hal menjaga komitmen dan konsistensi dalam perencanaan pembangunan
sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir,
komitmen telah diangkat sejak rapat pra persiapan Musrenbang dalam bentuk nota
kesepahaman antar pihak yang terlibat dalam prosesnya kelak. Hal tersebut
49
Wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018 50
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
61
diungkap pula dalam wawancara dengan Bapak Robi Pratama selaku Bidang
Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Komitmen yang dibangun dalam menjaga konsistensi pembangunan
daerah telah di manfaatkan oleh Bupati Kabupaten Indragiri Hilir dalam
pidato pembukaan rapat pra persiapan Musyawarah Perencanaan Sarana
dan prasarna olahraga r51
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa selain adanya
kesepahaman yang dibangun bersama pihak-pihak terkait, untuk menjamin
komitmen juga diperlukan aturan- aturan yang mengikat serta pengawasan yang
mendalam pada proses perencanaan tersebut. Mengenai komitmen yang dibangun.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Baharuddin
selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Untuk persoalan komitmen bukan hanya dibangun oleh Dinas pekerjaan
umum melainkan seluruh Dinas yang ada di Kecamatan kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir untuk tetap membuat perencanaan pembangunan
yang tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas daerah
dalam forum perencanaan pembangunan52
Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau menambahkan sebagai berikut:
Pembangunan komitmen juga sangat penting dalam membuat perencanaan
pembangunan yang tepat sasaran dan sesuai dengan skala prioritas
kebutuhan daerah karena tidak bisa dipungkiri ada pihak-pihak tertentu
menginginkan program dapat terealisasi meskipun sifatnya belum begitu
51
Wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018 52
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
62
penting dan mendesak atau bahkan belum dibutuhkan dibanding program
lainnya53
Hasil wawancara di atas dapat dicermati adanya komitmen menjadi satu
hal yang sangat penting dan bahkan menjadi salah satu faktor yang menjadikan
perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan daerah lebih mudah dan
lancar.
b. Melibatkan Partisipasi Masyarakat
Tingkat partisipasi masyarakat terhadap proses perencanaan pembangunan
sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
menjadi salah satu indikator keberhasilan proses perumusan kebijakan dalam
forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan daerah karena dari masyarakatlah
lahir usulan-usulan kegiatan perencanaan pembangunan. Meskipun pada
kenyatannya, setiap masyarakat yang hadir dalam forum Musrenbang selalu saja
menempatkan usulannya sebagai sesuatu yang harus didengar dan diprioritaskan.
Namun dengan kehadiran masyarakat dalam setiap kegiatan yang berkaitan
dengan pembangunan menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat tetap
besar.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa partisipasi masyarakat Kabupaten
Indragiri Hilir dalam hal pembangunan sarana dan prasarna olahraga di
Kecamatan Kemuning sangatlah tinggi, hal tersebut tergambar dari besarnya
antusias masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan perencanan
pembangunan. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak
53
Wawancara bersama Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018
63
Baharuddin selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
Setiap mengadakan forum Sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan
Kemuning tingkat desa/kelurahan, lumayan besar warga yang ikut
berpartisipasi. Bahkan banyak diantaranya yang tidak diundang namun
tetap hadir dalam forum tersebut. Tapi kami selaku pemerintah di
kelurahan memakluminya dan justru bersyukur karena tanpa kehadiran
mereka tentunya kami tidak tahu hal apa yang harus dibenahi terlebih
dahulu untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan54
Hal serupa di utarakan oleh Bapak Robi Pratama selaku Bidang
Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Kelompok-kelompok masyarakat sangat antusias dan bisa di katakan
terlalu bersemangat untuk menyampaikan usulan-usulan mereka dalam
forum yang kami adakan, namun tetap kami filter mana yang harus di
prioritaskan, mana yang tidak55
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa masyarakat masih
cenderung untuk ikut andil dalam proses perumusan kebijakan perencanaan sarana
dan prasarana olahraga. Hal tersebut juga terlihat dari beberapa absensi kehadiran
pada forum Musrenbang yang diadakan baik itu pada tingkat desa/kelurahan
sampai ke tingkat Kabupaten. Partisipasi masyarakat juga menjadi faktor yang
mendukung pemerintah dalam setiap langkah penetapan kebijakan perencanaan
pembangunan karena dari masyarakat sendirilah kebijakan-kebijakan tersebut
berasal.
Hal serupa di utarakan oleh Hendra selaku pemuda di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
54
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 55
Wawancara bersama Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
64
Kami selaku masyarakat memang sudah diikutsertakan dalam program
pembangunan yang akan dilaksanakan. Ya kami merasa berperan karena
pihak Pemerintah khususnya yang ada di Kecamatan sudah mau
melibatkan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana.56
Hal senada juga disamipkan oleh Andre selaku pemuda di Kecamatan
Kmeuning sebagai berikut:
Sejauh ini saya sebagai perwakilan pemuda di Kecamatan Kemuning telah
ikut berpartisipasi baik itu dalam hal rapat dan perencanaan pembangunan
sarana prasarana yang akan dilakukan oleh Pemerintah. Hal tersebut
membuat kami sebagai pemuda merasa dihargai dan kami pun merasa
bangga karena bisa bertukar pikiran sama orang-orang kecamatan untuk
memajukan sarana dan prasarana dalam olahraga.57
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa pemerintah telah meminta
dan mengajak pemuda sebagai salah satu wakil dari masyarakat untuk
berpasrtisipasi dalam proses memajukan sarana dan prasarana seperti perbaikan
lapangan yang sudah ada.
c. Memenuhi Anggaran Yang Diperlukan
Dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, anggaran adalah hal penting yang perlu
dipenuhi, penganggaran setelah mangkraknya pembangunan sarana dan prasarana
olahraga di Kecamatan Kemuning telah mencukupi berdasarkan data dan
keterangan dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan tersebut. Penjelasan
pertama mengenai anggaran yang dianggap mendukung masih terkait dengan
percepatan sarana dan prasarana olahraga. Bapak Robi Pratama selaku Bidang
56
Wawancara bersama Hendra selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 57
Wawancara bersama Andre selaku pemuda di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
65
Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau menambahkan
sebagai berikut:
Dengan adanya pengalaman kami selama 5 tahun terakhir, sebetulnya
teman-teman dalam pembangunan sarana dan prasarna olahraga di
Kecamatan Kemuning sudah disetujui dan dananya itu akan turun sesuai
kebutuhan. Karena APBD sudah dialokasikan untuk itu dan juga dari
APBN yang telah disetujui, untuk itu tinggal nunggu perkembangan
pembangunannya saja.58
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa anggaran yang telah
dialokasikan dan diajukan guna menyelesaikan pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir telah
diperbaiki dengan baik oleh dinas Pekerjaan Umum. Sehingga dana yang akan
turun dari APBD dan APBN kan digunakan untuk penyelesaian pembangunan
sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak
Baharuddin selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
Kita biasanya mendapatkan dana dari APBD, ketika APBD tidak
mencukupi ada dana dari provinsi, ketika tidak mencukupi lagi, ada dana
dari pusat (APBN), jadi selama ini mengenai anggaran sudah tidak
bermasalah lagi59
Penjelasan yang sama mengenai anggaran yang mencukupi, pernyataan
tersebut mengungkapkan bahwa anggaran yang diberikan cukup mendukung dan
bahkan cenderung terus meningkat. Untuk terjaminnya pembangunan sarana dan
prasarna olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir yaitu
58
Wawancara bersama Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018 59
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di BAPEDA Kabupaten Tebo,
24 Desember 2018
66
dengan menjaga konsistensi perencanaan dan anggaran. Bila konsistensi dapat
dijaga maka pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan menjadi lebih terjamin
karena pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sangat tergantung pada
ketersediaan anggaran.
2. Faktor Penghambat
Dalam proses penyelenggaraan Pelaksanaan pembangunan Pembangunan
Sarana dan Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning, tidak bisa dipungkiri
bahwa terdapat hal-hal yang menghambat berjalannya proses tersebut, hal-hal atau
faktor-faktor yang menghambat tersebut diketahui dari hasil penelitian dan
wawancara terhadap informan yang ada. Berdasarkan penjelasan pada bagian
sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir belum
berjalan dengan baik. Meskipun demikian, masih banyak hal yang perlu
diperbaiki dan menjadi penghambat dalam pelaksanaannya untuk menjadi lebih
maksimal lagi. Adapun faktor penghambat pemerintah dalam meningkatkan
aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir diantaranya:
1. Keterbatasan Anggaran
Dalam proses perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan di
Kabupaten Indragiri Hilir, hal yang paling memakan banyak waktu adalah
persoalan bagaimana membagi dan menentukan besaran jumlah alokasi dana
untuk tiap-tiap usulan kegiatan yang di prioritaskan. Sebagaimana dapat dilihat
67
dari hasil wawancara bersama Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Setelah masuk semua rekapitulasi hasil Musrenbang, kesulitan yang
dihadapi selanjutnya yaitu tentang bagaimana menyempurnakan rancangan
awal yang memuat prioritas pembangunan sarana dan prasarana olahraga
di Kecamatan Kemuning dengan pemutakiran pendanaan yang berasal dari
APBD dan APBN serta sumber pendanaan.60
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa sama halnya pada
Musrenbang tingkat kecamatan, untuk merangkum daftar usulan prioritas
tentunya hal yang di pertimbangkan terlebih dahulu adalah masalah anggaran,
seperti yang di utarakan oleh Bapak Hamzani selaku pegawai Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Faktor anggaran adalah hal yang sangat penting dalam pembangunan ini,
kami tentu saja tidak bisa menampung semua aspirasi dari masyarakat
karena tentunya anggaran yang diperlukan untuk pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning ini tidak sedikit jika semua
keinginan masyarakat dipenuhi maka anggaran dana akan kurang dan
pembangunan tidak akan mendapatkan hasil yang diinginkan, terkadang
banyak keperluan lain yang sama halnya juga mendesak, jadi anggaran
yang terbatas ini menjadi penyebab lambatnya pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning yang.61
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa perhitungan alokasi
anggaran terhadap usulan kegiatan pembangunan juga sangat penting karena akan
menjadi bahan referensi anggota DPRD dari kabupaten yang bersangkutan.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Robi Pratama
selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
60
Wawancara bersama Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 61
Wawancara bersama Bapak Hamzani selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
68
Berita Acara hasil Musrenbang tetap akan menjadi referensi bagi DPRD
dalam forum pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Priorotas
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Anggaran Pengeluaran
Belanja Daerah (RAPBD), hasil tersebut biasanya diterima oleh anggota
dewan di Kabupaten kemudian direalisasikan kepada pembangunan yang
ada di Kecamatan untuk hasil yang ingin dicapai sesuai dengan hasil
Musrembang.62
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam pembangunan
sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning yang menjadi kendala
adalah biaya yang besar untuk mencukupi pembangunan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Kecamatan Kemuning dan banyaknya aspirasi dan usulan dari
masyarakat kecamatan contohnya pembangunan lapangan sepak bola, perawatan
sepakbola, pembangunan gor badminton, dan lapangan volly.
2. Usulan Yang Terlalu Banyak
Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan mengacu kepada
usulan kegiatan yang ada pada musrenbang. Setiap usulan dibahas untuk
selanjutnya ditetapkan sebagai usulan kegiatan prioritas dalam penetapan
kebijakan. Dalam Pelaksanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir tidak terlepas dari proses pemilihan begitu
banyak usulan dari berbagai pihak-pihak yang berkepentingan maupun dari
kelompok-kelompok masyarakat, namun dalam prosesnya terkadang penyaringan
usulan kegiatan tersebut menjadi salah satu kendala yang cukup berarti bagi tim
penyelenggara maupun pemerintah dalam proses Musrenbang. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat juga mempengaruhi
munculnya begitu banyak usulan-usulan kegiatan. Semakin banyak masyarakat
62
Wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
69
yang ikut berpartisipasi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan maka
semakin banyak pula usulan yang diajukan dalam forum tersebut. Sebagaimana
dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Ibu Ratu Balqis selaku Bidang
Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Banyaknya usulan dan kemauan dari masyarakat kecamatan adalah salah
satu bentuk faktor yang menghambat pembangnan sarana dan prasarana
yang ada Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, tentu saja
tidak semua usulan dapat terealisasi karena menimbang anggaran dana itu
sendiri jadi kami harus selektif dalam memilih usulan masyarakat agar
didapat hasil yang maksimal dari pembangunan itu sendiri.63
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa yang menjadi
permasalahan pokok adalah bagaimana menempung dan menyaring sekian banyak
usulan yang ada, terkadang beberapa usulan yang diajukan oleh masyarakat tidak
disepakati sehingga menimbulkan kekecewaan bagi pihak yang mengajukan,
seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Saat mengikuti Musrenbang Pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning, saya pernah melihat salah satu bagian ada
mengusulkan pengadaan alat-alat olahraga untuk kebugaran tubuh untuk
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kecamatan Kemuning, namun tidak
disetujui dengan alasan usulan yang diajukan belum terlalu dibutuhkan,
padahal harapan ia sangat besar dengan usulan tersebut. Tentu saja ada
kekecewaan karena dia mewakili kepentingan kelompok bukan
kepentingan pribadi.64
63
Wawancara bersama Ibu Ratu Balqis selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018 64
Wawancara bersama Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 20 Desember 2018
70
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa kekecewaan masyarakat
tentu saja menjadi hal yang dilematis bagi pemerintah dalam penentuan usulan
prioritas kegiatan sehingga proses pelaksanaan Musrenbang memakan waktu yang
cukup lama. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak
Baharuddin selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
Setiap ada aspirasi dan usulan dari masyarakat kami cukup kesusahan
dalam menampung semua dan menetapkan mana yang harus di sepakati
mana yang belum bisa disepakati, hal seperti itu kadang merepotkan
karena terulang-ulang dalam waktu yang cukup panjang65
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam menampung
aspirasi pembangunan masyarakat luas Pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning dibutuhkan kesabaran, karena banyaknya perencanaan
yang diajukan dalam pembangunan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning, sehingga diperlukan keseriausan dalam memilah mana
program yang baik untuk dilaksanakan. SDM (Sumber Daya Manusia) yang
masih kurang menjadi kendala dalam pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning, adanya program/kegiatan yang bersifat kondusif / tidak
menentu, adanya perubahan kebijakan, ritme/periode pemerintah pusat dan daerah
yang berbeda, dan faktor alam. Dalam pelaksanaan rencana pembangunan, hal
pertama yang harus diperhatikan sebelumnya adalah perencanaannya, karena pada
rencana tersebut terdapat hal-hal yang akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran
pembangunan. Namun salah satu yang menjadi kendala adalah adanya
65
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
71
program/kegiatan yang bersifat kondusif dan tidak menentu sehingga sangat sulit
untuk diprediksi kedepannya. Kondisi tersebut terjadi pada proses sarana dan
prasarana olahraga. Dalam pelaksanaannya terutama kegiatan yang menyangkut
masalah sosial yang tidak bisa diprediksi jumlah kejadiannya. Sebagaimana dapat
dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang
Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
Sebelumnya kami tentunya sudah memprediksikan soal pembangunan
sarana dan prasarana olah raga di Kecamatan kemuning ini, kita punya
target tapi kan kejadian di luar sana kita tidak bisa prediksikan, misalnya
kita target sekian kasus, namun ternyata yang kejadian lebih dari itu, jadi
susah mengukurnya walaupun kita sudah berusaha, karena kita di sini
terkait masalah-masalah sosial kan susah diprediksi, misalnya unjuk rasa,
sangat susah memprediksi sekian kali terjadi, meskipun kita sudah
meminimalisir, namun karena berbagai faktor bisa saja lebih dari target
yang telah kami prediksikan66
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa permasalahan seperti yang
dijelaskan di atas merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan, karena sasaran
program dan kegiatannya memang bersifat kondusif dan sangat fleksibel. Untuk
mengantisipasinya hanya bisa dilakukan dengan melakukan prediksi dan target
dengan semaksimal mungkin.
Adanya perubahan kebijakan Persyaratan lain yang diperlukan untuk dapat
menjamin pelaksanaan dari suatu rencana pembangunan, dalam hal ini RPJMD
2013-2017 Kabupaten Indragiri Hilir, adalah bahwa perencanaan tersebut harus
selalu dapat disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi daerah tersebut.
Hal ini diperlukan mengingat kondisi sosial ekonomi dan politik daerah selalu
66
Wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018
72
mengalami perubahan yang cukup drastis. Di samping itu, undang-undang dan
peraturan berlaku serta kebijakan nasional juga sering berubah yang otomatis
mempengaruhi kondisi daerah. Akibat perubahan tersebut, dokumen perencanaan
yang sudah di susun dan ditetapkan sebelumnya menjadi tidak sesuai lagi dengan
situasi dan kondisi daerah dewasa ini.
Hal seperti itulah yang menjadi salah satu kendala yang dianggap
mempengaruhi perjalanan pelaksanaan RPJMD di Kabupaten Indragiri Hilir
selama periode 2013-2017. Kondisi seperti itu diungkapkan oleh pegawai
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, yang menjelaskan bahwa
ada kegiatan yang tidak terlaksana karena adanya JUKNIS (petunjuk teknis) dari
pemerintah pusat kepada dinas terkait, yang akhirnya mengakibatkan pelaksaan
tidak sesuai lagi dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagaimana
dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Adapun kegiatan-kegiatan yang tidak terlaksana, biasa kegiatan yang
masuk di JUKNIS (petunjuk teknis) kegiatan, misalnya kita rencanakan
sarana da prasarana olahraga di awal sesuai RPJMD yaitu15 unit, tapi
berjalannya RPJMD tersebut, ada JUKNIS dari pusat bahwa pengadaan
sarana tersebut tidak boleh lagi, nah aturan-aturan dari pusat tersebut
biasanya yang akhirnya tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan67
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam terkait dengan
permasalahan mengenai perubahan kebijakan juga diungkapkan oleh Bidang
Sarana dan Prasarana Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
Beliau menyatakan bahwa salah satu kendala yang sangat terasa selama
67
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
73
pelaksanaan RPJMD 2013-2017 Kabupaten Indragiri Hilir adalah adanya
perubahan peraturan/kebijakan yang memerlukan penyesuaian kembali.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Robi Pratama
selaku Bidang Perencanaan Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, sebagai berikut:
Paling yang terasa itu hambatan eksternal, mempengaruhi karena menjadi
dasar langkah yaitu peraturan-peraturan yang ada, karena bagaimana mau
melakukan ketika mereka sendiri kurang meng-update pengetahuan
mengenai misalnya intropeksi mereka masing-masing, kemudian adanya
perubahan kewenangan, yang tadinya menjadi kewenangan kecamatan,
sekarang menjadi kewenangan kabupaten, begitupun sebaliknya, kalau
fungsi berubah kemungkinannya SKPD juga berubah, jadi kita harus
menyesuaikan lagi 68
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa salah satu kendala dalam
pelaksanaan RPJMD 2013-2017 Kabupaten Indragiri Hilir adalah adanya
perubahan kebijakan/aturan. Kemudian jika hal tersebut dihubungkan dengan apa
yang dipaparkan pada bagian awal bahwa syarat untuk terjaminnya pelaksanaan
rencana pembangunan adalah dengan melakukan penyesuaian rencana (planning
Adjustment).
Penyesuaian rencana tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
melalui revisi perencanaan (Mid-term Review) setelah menjalani suatu periode
tertentu dan menyusun rencana tahunan (Annual Plan) secara rutin setiap
tahunnya. Untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
penyesuaian dapat dilakukan setelah perencanaan berjalan sekitar 2-3 tahun.
3. Terbatasnya SDM dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana
68
Wawancara bersama Bapak Robi Pratama selaku Bidang Perencanaan Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 25 Desember 2018
74
Untuk melaksanakan setiap program dan kegiatan dalam rencana
pembangunan daerah, dalam hal ini RPJMD, sumber daya manusia adalah salah
satu syarat utama yang harus dipenuhi. Namun berdasarkan data yang penulis
peroleh, hal ini masih menjadi kendala karena dianggap masih kurang sehingga
terdapat bagian-bagian tertentu yang belum terisi atau dapat dikatakan belum
memiliki staf yang cukup. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara
bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
SDM sendiri sebenarnya masih kurang, karena kami hanya memiliki
pegawai, dan kami juga memiliki program-program yang langsung
menyentuh masyarakat, disini pegawai kadang tidak memiliki staf, banyak
bidang-bidang yang lain yang tidak memiliki pegawai, disisi lain itu juga
selain SDM alasan kurangnya pegawai dikarenakan tidak adanya
anggaran, kalaupun ada anggaran yang ada itu tidak besar dan honor yang
dijanjikan pun sangat rendah69
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa permasalahan mengenai
kurangnya sumber daya manusia juga diungkapkan oleh BAPEDA. Beliau
menyatakan bahwa jika berpatokan pada struktur, maka dapat dikatakan bahwa
SDM yang mereka miliki belum mencukupi. Bapak Baharuddin selaku pegawai
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Dari sisi jumlah SDM memang masih kurang, karena ada bidang yang
tidak memiliki pejabat fungsional, semua pejabat struktural, sehingga
terjadi hal yang seharusnya dilakukan oleh pejabat fungsional atau staf
tertentu, namun terpaksa dilakukan oleh kepala bagian misalnya padahal
itu bukan tugasnya tapi karena keadaan jadi harus menyesuaikan70
69
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 70
Wawancara bersama Bapak Baharuddin selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
75
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa pernyataan di atas
menggambarkan bahwa salah satu faktor yang masih menghambat pelaksanaan
RPJMD dan Pembangunan-Pembangunan Sarana dan Prasarana Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir adalah kurangnya SDM, sehingga hal
tersebut dapat menjadi pertimbangan kedepannya untuk dapat di atasi sehingga
pelaksanaan RPJMD dapat lebih maksimal lagi. Kendala yang lain dalam
pelaksanaan RPJMD 2013-2017 Kabupaten Indragiri Hilir tidak jauh berbeda
dengan yang dijelaskan sebelumnya, yaitu ritme/periode pemerintahan pusat dan
daerah yang berbeda. Hal ini juga masih berhubungan dengan penyesuaian
rencana (Planning Adjustment). Periode kepengurusan pemerintah pusat atau
pemerintah provinsi berbeda dengan periode kepengurusan pemerintah di daerah,
dalam hal ini adalah Kabupaten Indragiri Hilir.
Kendala lain yang dirasakan selama pelaksanaan RPJMD 2013-2017
Kabupaten Indragiri Hilir adalah mengenai faktor alam/lingkungan. Hal tersebut
dianggap sebagai kendala yang cukup berarti dan sulit untuk ditanggulangi,
terutama dari SKPD yang pelaksanaan program dan kegiatannya sangat
berhubungan dengan kondisi alam dan lingkungan. Faktor tersebut di atas masih
tetap berhubungan dengan syarat terjaminnya pelaksanaan rencana yaitu dengan
melakukan penyesuainan rencana (Planning Adjustment). Dalam artian bahwa
pemerintah dalam hal ini SKPD terkait yang memiliki program dan kegiatan
pembangunan yang bergantung atau dipengaruhi oleh faktor alam dan lingkungan
harus memiliki penyesuaian rencana yang baik serta alternatif-alternatif untuk
76
menanggulangi jika dihadapkan dengan kondisi alam/lingkungan yang tidak
mendukung.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, meskipun pada umumnya
penyesuaian rencana pada RPJMD dapat dilakukan setelah perencanaan berjalan
sekitar 2-3 tahun, namun penyesuaian rencana tersebut dapat dilakukan lebih awal
karena terjadi suatu bencana alam / kondisi alam yang mengubah kondisi secara
drastis. Penyesuaian rencana melalui penyusunan rencana tahunan yang dilakukan
secara rutin, merupakan cara yang lazim digunakan sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku. Bilamana terjadi perubahan yang cukup signifikan
sehingga memerlukan penyesuaian rencana, maka RPJMD atau RENSTRA yang
telah ada tidak perlu diubah, tetapi cukup dimasukkan ke dalam RKPD oleh
BAPEDA dan oleh SKPD terkait pada waktu penyusunan rencana tahunan
tersebut. Dengan cara demikian, perencanaan tersebut sudah bersifat Rolling Plan
(Perencanaan Bergulir) karena dapat disesuaikan dengan perubahan kondisi
daerah pada setiap tahunnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dan
penghambat pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dengan cara;
Melakukan Koordinasi Pada Setiap Stekholder, Melibatkan Partisipasi
Masyarakat, dan Memenuhi Anggaran Yang Diperlukan; faktor penghambat
Keterbatasan Anggaran, Usulan Yang Terlalu Banyak, dan terbatasnya SDM
dalam pengelolaan sarana dan prasarana.
77
C. Strategi Pemerintah dalam Meningkatkan Aktivitas Berolahraga
Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau
Berdasarkan penelitian di lapangan secara umum strategi pemerintah dalam
meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau sudah berjalan baik. Ini didasari karena adanya
komunikasi yang dilakukan oleh BAPEDA dengan seksama dan perencanaan
yang matang, sehingga sudah tentu dapat dilaksanakan dengan baik. RPJMD
merupakan salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang diwajibkan
penyusunannya kepada pemerintah tingkat daerah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka penulis menemukan
strategi pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau , sebagai berikut:
1. Menjalin Koordinasi Dalam Sasaran Yang Ingin Dicapai
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan
Kemuning sebagai bentuk realisasi dari program yang telah ditetapkan dalam
RPJMD, yang secara umum telah mulai dilaksanakan, namun diakui oleh Pegawai
BAPEDA bahwa meskipun sudah melewati durasi waktu berlakunya RPJMD,
namun BAPEDA tetap melakukan perampungan terhadap program/kegiatan yang
telah dilaksanakan. Hasil koordinasi tersebut selalu menekankan bahwa ada
beberapa indikator menjadi pertimbangan dalam penetapan kebijakan.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Arif Darmawan
selaku Kepala Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai
berikut:
38
78
Tentu saja tidak semua usulan bisa di setujui dan ditetapkan, kami selalu
mempertimbangkan setiap usulan yang dibicarakan sebelumnya sebelum
menyepakati dan menetapkan usulan-usulan menjadi suatu kebijakan,
kami selalu mengutamakan terlaksananya fungsi-fungsi pelayanan dasar
bagi masyarakat Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
”.71
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam perumusan dan
penetapan kebijakan, selalu mengacu pada pertimbangan-pertimbangan yang
dikoordinasikan dengan berbagai pihak dan juga pelaksanaan fungsi-fungsi
pelayanan dasar merupakan acuan dalam menetapkan usulan-usulan kegiatan dari
berbagai kecamatan. Bapak Hamzani selaku pegawai Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning ini
tentunya sudah berjalan. Saat ini sudah melalui beberapa tahap, dan dalam
hal ini sudah dimasukkan kedalam rancangan kerja dalam
pembangunannya adalah untuk masyarakat umum, jadi semuanya telah
disetujui oleh berbagai pihak, dari masyarakat sekitar kecamatan
Kemuning, dan semua yang memiliki kebijakan dalam hal ini.72
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dari hasil kesepakatan
rapat di Kecamatan Kemuning, dapat dianalisa bahwa penetapan kegiatan
pembangunan di Kecamatan Kemuning berdasarkan pada daftar prioritas kegiatan
pembangunan yang ditetapkan di Musrenbang tingkat Kecamatan, kemudian hasil
kesepakatan tersebut disesuaikan dan disinkronkan dengan apa yang menjadi
rancangan Rencana Kerja tiap-tiap hasil program kerja yang berkaitan dengan
prioritas kegiatan tersebut. Hasil dari penetapan prioritas kegiatan yang dimuat
dalam Rencana Kerja di Kecamatan Kemuning masing-masing sudah dipilah
71
Wawancara bersama Bapak Arif Darmawan selaku Kepala Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 72
Wawancara bersama Bapak Hamzani selaku pegawai di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018
79
menurut sumber pendanaan APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun dari
APBN yang kemudian selanjutnya dibawa ke forum Musrenbang tingkat
Kabupaten.
2. Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Olahraga Kecamatan Kemuning
Musyawarah rencana pembangunan Sarana dan Prasarana Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau Kabupaten Indragiri Hilir adalah
musyawarah yang dilakukan bersama stakeholder Kabupaten untuk mematangkan
rancangan RKPD Kabupaten dengan cara meninjau keserasian antara rancangan
dan hasilnya. Pelaksanaan Musrenbang Kabupaten memperhatikan hasil
pembahasan program kerja, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
kinerja pembangunan tahunan berjalan dan masukan dari para peserta. Tujuan
dilaksanankannya Sarana dan Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau yaitu untuk mendapatkan masukan untuk
penyempurnaan rancangan awal RKPD yang memuat prioritas pembangunan
daerah, pendanaan berdasarkan fungsi program dan perencanaan kerja, rancangan
alokasi dana termasuk dalam pemutakhiran ini adalah informasi mengenai
kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD Daerah/Provinsi, APBN dan
sumber pendanaan lainnya. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara
bersama Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, sebagai berikut:
Dalam perencanaanya pembangunan sarana dan prasarana olahraga di
kecamatan ini, kami selalu mengedepankan musyawarah, kami selalu
berdiskusi dengan semua pihak yang terkait dalam pembangunan ini
seperti perangkat desa setempat,masyarakat kecamatan dan juga dari
BAPEDA, jadi semuanya haruslah terlibat dalam perencanaan
80
pembangunannya, karena pembangunan sarana dan prasarana olahraga di
Kecamatan Kemuning ini bukan pembangunan yang berskala kecil dan
biaya sedikit namun pembangunan ini adalah pembangunan yang
membutuhkan biaya yang sangat besar.73
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dalam mendapatkan
rincian rancangan awal pembangunan sarana dan prasarana olahraga di
Kecamatan Kemuning tentu harus memiliki rincian rancangan awal Kerangka
regulasi menurut program kerja yang berhubungan dengan pembangunan
Pembangunan Sarana dan Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning. Berbagai
hal perlu di persiapkan dalam penyelenggaraan Musrenbang Sarana dan Olahraga
Prasarana Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau sebagai masukan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, masukan yang dimaksud adalah: Dari
Kabupaten dengan menyiapkan rancangan RKPD yang disusun oleh BAPEDA.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Amir Mukminin
selaku pegawai BAPEDA Kabupaten Indragiri Hilir Riau, sebagai berikut:
Dalam pembangunan sarana dan prasarna olahraga di Kecamatan
Kemuning tentunya memerlukan kebijakan yang tegas oleh bapak Bupati,
karena perlu direncanakan matang-matang, jangan sampai terjadi
kesalahan, saat ini yang terjadi adalah pembangunanya belum diteruskan,
hal ini karena ada sedikit masalah internal dengan pemborong.74
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa rancangan Sarana dan
Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau
memerlukan kebijakan dari Bupati setempat untuk membuat rancangan yang
benar-benar tepat diperlakukan kebijakan dari bupati untuk bisa mengatasi
persoalan yang ada. Pelaksanaan Musrenbang Sarana dan Olahraga Prasarana
73
Wawancara bersama Bapak Zafran selaku pegawai Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 24 Desember 2018 74
Wawancara bersama Bapak Amir Mukminin selaku pegawai BAPEDA Kabupaten
Indragiri Hilir Riau, 28 Desember 2018
81
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau dilaksanakan paling lambat
pada minggu ke-4 bulan Maret 2017, seluruh pemangku kepentingan seperti
delegasi dari kecamatan dan delegasi dari program kerja menghadiri forum
tersebut sebagai peserta forum, adapun tim program kerja, DPRD, perwakilan
Bappeda Provinsi serta Tim Anggaran Pemerintah Daerah maupun DPRD turut
hadir sebagai Narasumber Forum. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil
wawancara bersama Ibu Nuriyah selaku pegawai DISPORA Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, sebagai berikut:
Perencanaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang
ada,tapi sekarang ini kenyataan di lapangan masih mengalami beberapa
permasalahan yang mengakibatkan tertundanya pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
Saat perencanaan semua perwakilan atau tim yang bertanggung jawab atas
pembangunan Sarana dan Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir telah memikirkan jalan atau ide lain untuk
mengatasi jika ada permasalahan dalam pembangunan sarana dan
prasarana olahraga di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.75
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa pemaparan materi serta
tanggapan dan saran dari seluruh peserta Musrenbang Sarana dan Olahraga
Prasarana Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau terhadap materi
yang dipaparkan oleh masing- masing ketua kelompok diskusi sebagaimana telah
dirangkum menjadi hasil keputusan kelompok diskusi Musrenbang Sarana dan
Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun
2015, maka pada tanggal 10 Maret 2015 di ruang pola panrannuangta Kantor
Bupati Kabupaten Indragiri Hilir ditetapkan hasil Musrenbang RKPD Kabupaten
75
Wawancara bersama Ibu Nuriyah selaku pegawai DISPORA Kabupaten Indragiri Hilir
Riau, 24 Desember 2018
82
Kabupaten Indragiri Hilir sebagai bahan penyusunan rancangan RKPD Kabupaten
Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2016.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah dalam
meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan dengan Menjalin Koordinasi Dalam
Sasaran Yang Ingin Dicapai, di mana perumusan dan penetapan kebijakan, selalu
mengacu pada pertimbangan-pertimbangan yang dikoordinasikan dengan berbagai
pihak dan juga pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan dasar merupakan acuan
dalam menetapkan usulan-usulan dan Kebijakan Perencanaan Pembangunan
Pembangunan Sarana dan Olahraga Prasarana Kecamatan Kemuning, di mana
penetapan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan
hasil rangkuman dan penyempurnaan dari prioritas kegiatan pembangunan, serta
menetapkan anggaran untuk prioritas kegiatan tersebut berdasarkan Rencana
Kerja di Kecamatan Kemuning.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi pemerintah
dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir Riau secara umum belum berjalan dengan baik, untuk
itu secara khusus dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas berolahraga masyarakat di Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir Riau dilakukan dengan bermain sepak bola, volley dan juga
badminton, yang semuanya dilakuakn oleh pemuda di Kecamatan Kemuning.
Mereka yang berolahraga melakukan olahraga karena untuk menjaga kesehatan
dan merasakan senang setelah melakukan olahraga.
2. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dan
penghambat pemerintah dalam meningkatkan aktivitas berolahraga masyarakat
di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dengan cara;
Melakukan Koordinasi Pada Setiap Stekholder, Melibatkan Partisipasi
Masyarakat, dan Memenuhi Anggaran Yang Diperlukan; faktor penghambat
Keterbatasan Anggaran, Usulan Yang Terlalu Banyak, dan terbatasnya SDM
dalam pengelolaan sarana dan prasarana.
3. Strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarna olahraga
di Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan dengan
Menjalin Koordinasi Dalam Sasaran Yang Ingin Dicapai, di mana perumusan
69
84
dan penetapan kebijakan, selalu mengacu pada pertimbangan-pertimbangan
yang dikoordinasikan dengan berbagai pihak dan juga pelaksanaan fungsi-
fungsi pelayanan dasar merupakan acuan dalam menetapkan usulan-usulan dan
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Kecamatan Kemuning, di mana penetapan Rancangan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan hasil rangkuman dan
penyempurnaan dari prioritas kegiatan pembangunan, serta menetapkan
anggaran untuk prioritas kegiatan tersebut berdasarkan Rencana Kerja
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bahwa pemerintah dalam pelaksanaan Musrenbang sebaiknya
lebih memperhatikan aspirasi-aspirasi publik, agar masyarakat lebih
mempercayai semua keputusan yang dihasilkan oleh pemerintah tanpa
hanya sekedar menjalankan kegiatan administratif dan seremonial dari
kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, demi
tercapainya.
2. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses perumusan kebijakan
teknis bidang perencanaan pembangunan dalam forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan, agar senantiasa memperhatikan dan
meminimalisir kekurangan yang menjadi penghambat berjalannya proses
tersebut, sehingga dalam pelaksanaan Musyawarah perencanaan
85
Pembangunan berikutnya dapat berjalan lebih baik sesuai dengan apa yang
diharapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ani Sri Rahayu, Pengantar Pemerintah Daerah, Jakarta Timur: Sinar Grafika,
2018.
Aries Djaenur, Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah, Bandung: Pustaka
Pelajar, 2012.
Begas Prana Jaya, Pengantar Ilmu Hukum, Yogyakarta: PT Anak Hebat
Indonesia, 2017.
Herman, “ Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, Skripsi: Program Studi
Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat, 2011.
Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang
Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Olahraga)”, Thesis: Magister Ilmu Keolahragaan Program
Pascasarjana UNS, 2015.
Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam
Penyelesaian Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Hukum Ilyas, Abdurrahman,
Sufyan No. 65, Th. XVII April, 2015.
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik,Teori, Kebijakan dan
Implementasi, Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017.
Martinus Tanggela, “Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Sekolah Di SMP Negeri 2 Batu”, Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 1, Nomor 1 Januari 2013,26-34, 2011.
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009.
Putra Astomo, Hukum Tata Negara Teori dan Praktek, Yogyakarta: Thafa Media,
2014.
Regina Veranty Damopolii, “Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (Studi di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota
Kotamobagu)”, Skripsi: jurusan ilmu pemerintahan FISIP UNSRAT
Manado, 2011.
87
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in
Education, New York City, 1998.
Sjafrizal, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Depok:
Kharisma Putra Utama Offest, 2017.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
88
DOKUMENTASI
89
90
91
92
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Andi Saputra
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat & Tgl. Lahir : Air Balui 14 September 1994
NIM : SIP. 141699
Alamat : Simpang Rimbo
No. Telp/HP : 082378700807
Nama Ayah : Rusli M
Nama Ibu : Nurhayati
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 047 Air Balui : Tahun 2007
b. SMP Terbuka Keritang : Tahun 2010
c. SMA N Tuan Kemuning : Tahun 2013
d. UIN STS Jambi : Tahun 2019
2. Pendidikan Non-Formal
a. Kursus Komputer di Jambi