hubungan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas

90
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah umum yang telah diprogramkan dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran), ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, juga untuk menanamkan gerak- gerak dasar yang baik dan benar. Oleh sebab itu, seyogyanya tes hasil belajar harus sejalan dengan tujuan pendidikan jasmani yang digariskan oleh kurikulum pendidikan jasmani di SD. Tes hasil belajar pendidikan jasmani selalu dilakukan dengan tes keterampilan cabang olahraga, tes tidak sejalan dengan tujuan kurikulum, guru kurang/tidak memodifikasi fasilitas dan sarana serta peraturan yang ada untuk disesuaikan dengan kemampuan siswa. Kemampuan gerak siswa yang beragam, terdapat sikap yang acuh terhadap kegiatan pembelajaran, dan kurangnya motivasi yang dimiliki siswa akan

Upload: zainuddin-abdullah-aliah

Post on 04-Jul-2015

721 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah

umum yang telah diprogramkan dalam GBPP (Garis-Garis Besar Program

Pengajaran), ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, juga untuk

menanamkan gerak- gerak dasar yang baik dan benar. Oleh sebab itu, seyogyanya

tes hasil belajar harus sejalan dengan tujuan pendidikan jasmani yang digariskan

oleh kurikulum pendidikan jasmani di SD.

Tes hasil belajar pendidikan jasmani selalu dilakukan dengan tes

keterampilan cabang olahraga, tes tidak sejalan dengan tujuan kurikulum, guru

kurang/tidak memodifikasi fasilitas dan sarana serta peraturan yang ada untuk

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Kemampuan gerak siswa yang beragam,

terdapat sikap yang acuh terhadap kegiatan pembelajaran, dan kurangnya motivasi

yang dimiliki siswa akan mengakibatkan proses pembelajaran tidak akan

terlaksana dengan baik.

Untuk mencapai hasil belajar pendidikan jasmani yang baik, dituntut

berbagai kemampuan dan kesiapan belajar baik secara fisiologis dan psikologis

dari individu yang belajar antara lain; kondisi fisik umum yang dapat

meningkatkan kemampuan geraknya. Kondisi psikologis yang meliputi sikap

yang positif dan motivasi yang khusus agar dapat membantu anak dalam

mengikuti proses pembelajaran.

1

Page 2: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis ingin mengangkat

permasalahan sebagai berikut :

Apakah ada hubungan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar pendidikan

jasmani?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui hubungan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar

penjas. siswa kelas IV, V, dan IV dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

di SD Inpres Batua I Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Setiap hasil penelitian diharapkan bisa memberi manfaat bagi

pengembangan ilmu dan teknologi, khususnya disiplin ilmu yang dijadikan obyek

penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti dapat mengetahui dan memahami tinggi rendah motivasi

siswa kelas IV, V, dan VI dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

di SD Inpres Batua I Makassar. Supaya kelak menjadi guru dapat memberi

motivasi siswanya saat melakukan aktivitas olahraga.

2. Sebagai masukan pada SD Inpres Batua I Makassar dalam pelaksanaan

proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk mengadakan perubahan

memperbaiki dan mempertahankan strategi penyelenggaraan pendidikan

jas.

Page 3: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan dasar dan landasan untuk mencari teori yang

digunakan dalam mencapai pemecahan masalah terhadap problema dalam

penelitian ini. Oleh sebab itu, pada bab ini akan diuraikan beberapa teori atau

pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian. Dengan teori yang

dikemukakan, diharapkan dapat memecahkan dengan sebaik-baiknya

permasalahan yang diungkap pada bab sebelumnya.

1. Pengertian Motivasi

Menurut Slameto (2003:170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu

proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah

umum dari tingkah laku manusia.

Menurut Bimo Walgito (2003:220) menyatakan bahwa motivasi adalah

keadaan dalam individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2002:80) motivasi adalah dorongan

mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk

perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,

kebutuhan, tujuan, sasaran, dan insentif. Keadaan inilah yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu

belajar.

3

Page 4: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

4

Menurut Oemar Hamalik (2005:106), motivasi adalah suatu perubahan

energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan

dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Sardiman A. M. (2006:73), motivasi adalah suatu perubahan

energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Istilah motivasi mengacu

kepada faktor dan proses yang mendorong seseorang untuk bereaksi dalam

berbagai situasi.

Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya (1979:78) menyatakan

motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjad perbuatan

atau tingkah laku, yang mengatur tingkah laku atau perbuatan untuk memuaskan

kebutuhan atau menjadi tujuan.

2. Jenis Motivasi

Motivasi yang mendasari tingkah laku manusia banyak jenisnya dan dapat

digolongkan berdasarkan latar belakang perkembangannya, motivasi dapat dibagi

menjadi dua yaitu motivasi primer dan sekunder. 1.) Motivasi primer adalah

motivasi bawaan, tidak dipelajari. Motivasi ini timbul akibat proses kimiawi

fisiologik yang terdapat pada setiap orang. 2.) Motivasi sekunder adalah motivasi

yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, oleh

beberapa ahli disebut juga motivasi sosial. Lidgren menyatakan bahwa motivasi

sosial adalah motivasi yang dipelajari dan bahwa lingkungan individu memegang

peranan yang penting (Darsono, 2000:62).

Page 5: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

5

Menurut Bimo Walgito (2003:224) menyatakan bahwa motivasi dibagi

menjadi dua yaitu motivasi fisiologis dan motivasi sosial. 1.) Motivasi fisiologis

adalah dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk

melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk hidup. Seperti ketika lapar ada

dorongan untuk makan, haus ada dorongan untuk minum. Karena itu motivasi ini

sering disebut sebagai motivasi dasar (basic motives) atau motivasi primer

(primery motives). 2.) Motivasi sosial adalah motivasi yang mempelajari dalam

kelompok sosial (social group). McClelland (lin. Morgan, dkk., 1984)

berpendapat bahwa motivasi sosial itu dapat dibedakan dalam (1) motivasi

berprestasi (achievement motivation), (2) motivasi kebutuhan afiliasi (need for

affiliation), (3) motivasi kebutuhan berkuasa (need for power).

3. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar

yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini

sering disebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari

dalam diri peserta didik misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan tertentu,

memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil,

menikmati kehidupan secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok,

keinginan untuk diterima oleh orang lain.

4. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar situasi belajar, seperti: angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,

pertentangan dan persaingan; yang bersifat negatif ialah ejekan (ridicule) dan

Page 6: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

6

hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah, sebab pembelajaran di

sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta

didik. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan

pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini peserta didik

bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan

motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri

(Oemar Hamalik, 2005:112).

a. Teori-teori Motivasi

Menurut Catharina (2004:120-137) menyatakan bahwa teori-teori motivasi

dibagi menjadi 6 antara lain sebagai berikut :

1. Teori Belajar Behavioral

Para pakar Behaviorisme menyatakan bahwa tidak perlu memisahkan teori

belajar dengan motivasi, karena motivasi merupakan produk dari sejarah

penguatan. Siswa yang diperkuat untuk belajar akan termotivasi untuk belajar,

namun bagi siswa yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka anak

itu tidak termotivasi untuk belajar.

2. Teori Kebutuhan Manusia

Abraham Maslow merupakan pakar teori kebutuhan manusia yang menjelaskan

konsep motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Banyak kebutuhan

dasar yang semuanya harus dipenuhi, seperti makan, rasa aman, cinta dan

perawatan harga diri yang positif.

Page 7: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

7

3. Teori Disonansi

Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri

yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Kebanyakan perilaku anak

diarahkan pada upaya pemenuhan standar personalnya. Misalnya jika anak

memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah anak yang baik dan jujur, maka anak

itu akan berperilaku baik dan jujur walaupun tidak ada anak lain yang

melihatnya.

4. Teori Kepribadian

Istilah motivasi umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan

kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Anak pergi ke

perpustakaan karena ingin mencari buku yang dibutuhkan; atau ingin

memperoleh nilai yang baik pada semua mata pelajaran agar memperoleh

rangking satu. Itulah sebabnya istilah motivasi dapat diterapkan pada perilaku

di berbagai situasi.

5. Teori Atribusi

Teori ini berupaya memahami penjelasan dan alasan-alasan perilaku, terutama

apabila diterapkan pada keberhasilan atau kegagalan anak. Weiner menyatakan

ada tiga karakteristik dalam menjelaskan kegagalan atau keberhasilan anak,

yaitu: penyebab keberhasilan atau kegagalan itu dipandang dari dalam (dalam

diri anak) atau dari luar; dipandang sebagai sesuatu yang bersifat stabil atau

tidak stabil, dipandang dari sesuatu yang dapat dikendalikan atau tidak dapat

dikendalikan.

Page 8: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

8

6. Teori Motivasi Berprestasi

Salah satu teori motivasi paling penting dalam psikologi adalah motivasi

berprestasi, yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan

dan melakukan kegiatan yang mengarah pada kesuksesan/kegagalan. Siswa

yang meempunyai motivasi berprestasi, mereka cenderung memiliki patner

belajar yang cakap dalam mengerjakan tugas (Catharina, 2004:120-137).

5. Motivasi Belajar

Menurut pendapat aliran Skolastik belajar adalah mengulang-ulang bahan

yang harus dipelajari (Sumadi Suryabrata,1984:244). Sedangkan menurut

Oemar Hamalik (2005:36) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar adalah suatu tingkah

laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek

kognitif, psikomotor, maupun sikap. Agar kegiataan ini terwujud, harus ada

motivasi, yang disebut motivasi belajar (Max Darsono, 2000:64). Didalam

kehidupan sehari-hari, kebanyakan motif dan motivasi itu dipelajari,

termasuk dalam motivasi belajar. Oleh karena itu motivasi dapat timbul

tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi.

Faktor-faktor ini perlu diketahui, terutama oleh guru, agar dapat memelihara

dan memperkuat faktor yang meningkatkan motivasi, dan menghindari faktor

yang melemahkan motivasi.

Menurut Slameto menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Interen

Page 9: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

9

2. kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/ bebas

dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang

berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain

itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika

badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-

kelainan fungsi alat inderannya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar

dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan

cara selalu mengindahkan ketentuan ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,

tidur makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

Menurut Max Darsono (2000) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.

Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai

tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang. Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan

yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang (W.S. Winkel, 1989: 96). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat

pula bersifat negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa

yang menunjukkan hasratnya

untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang mempunyai aspirasi

negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari

Page 10: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

10

kegagalan. Dalam beraspirasi siswa menentukan target atau disebut juga taraf

aspirasi, yaitu taraf keberhasilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia

mengharapkan dapat mencapainya. Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini

dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukaan apakah siswa mencapai

sukses atau tidak.

2. Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi

beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan,

ingatan, daya pikir, fantasi. Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan

yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan menfungsikan panca indera.

Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam

dalam dirinya, dan makin mudah mereproduksi atau mengingat apa yang

mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya

fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar

tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu

lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat

motivasinya.

3. Kondisi Siswa

Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi

kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan

kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat

kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi

Page 11: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

11

psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk akibat

begadang atau siswa yang dimarahi orang tuanya dan terbawa ke sekolah

akan mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

4. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa.

Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya,

ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus

berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

menampilkan diri secara menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi

dalam balajar. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata

dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar.

Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional

psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman misalnya,

sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi,

dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus

terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya

dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah

dan bahkan hilang sama sekali. Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya

kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar, situasi dalam

keluarga.

Page 12: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

12

6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri

dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara

menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa.

Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan

siswa, maka diharapkan upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar

siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru

yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk

belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau hilang.

6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar

a. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar sebagai berikut :

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, bila dibandingkan

dengan teman sebaya.

3. Mengarahkan kegiatan belajar.

4. Membesarkan semangat belajar.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

b. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru. Pengetahuan dan

pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru

sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara, semangat siswa untuk

belajar sampai berhasil.

Page 13: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

13

2. Motivasi siswa yang bermacam-macam, sehingga guru dapat

menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara peran

seperti: sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,

penyemangat, pemberi hadiah, atau guru pendidik.

4. Memberi peluang guru untuk kerja keras rekayasa pedagogis.

7. Motivasi Berolahraga

Kita menyadari bahwa prestasi olahraga yang tinggi tidak hanya

tergantung pada penguasaan teknik dan taktik saja, tetapi peranan kemantapan

jiwa dalamn latihan dan pertandingan ternyata juga ikut menentukan. Menurut

Harsono dan Herman Subardjah (2000:22) mengemukakan bahwa, ”...olahraga

bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan

gerakan-gerakan anggota tubuh, otot tulang dan sebagainya.” Motivasi berprestasi

merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa

meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa

dilakukan. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk

berbuat baik berdasarkan standar yang paling baik.

9. Strategi Meningkatkan Motivasi dalam Olahraga

Ada beberapa bentuk dan strategi untuk meningkatkan motivasi atlet

dicobakan oleh para ahli psikologi olahraga. Walaupun demikian berbagai strategi

tersebut tidak dapat diberikan secara umum kepada setiap atlet, karena

karakteristik individu berbeda dan mempunyai kekhasan tersendiri sehingga

Page 14: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

14

penanganannya berbeda pula. Teknik meningkatkan motivasi diantaranya sebagai

berikut:

1.Motivasi Verbal

Motivasi verbal dapat dilakukan dengan penyampaian secara diskusi dan

individual. Secara umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

melakukan motivasi verbal ini:

a. Berilah pujian mengenai apa-apa yang telah dilakukan siswa. Hal ini

mendorong siswa agar merasa mampu melaksanakan tugasnya.

b. Berilah koreksi dan sugesti. Koreksi yang diberikan sebaiknya yang bersifat

membangun, termasuk evaluasi secara obyektif terhadap kekurangan-

kekurangannya dan bagaimana suatu keterampilan seharusnya dilakukan.

c. Berilah semacam petunjuk. Misalnya, dikatakan bahwa latihan yang lebih tekun

lagi akan dapat mengatasi kelemahan dan meningkatkan prestasinya.

2.Motivasi Behavioral

Untuk mencapai sukses atlet harus dibina dan dikendalikan behavioralnya

menjadi perilaku yang mencerminkan sportivitas yang terpuji dan dedikasi yang

tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan. Dalam hal ini guru penjas dan pelatih

memegang peranan penting dalam memberikan contoh perilaku yang positif.

Dengan contoh behavioral yang baik diharapkan para siswa dapat termotivasi

untuk bersikap dan berperilaku dalam usahanya mencapai keberhasilan baik

dalam aktivitas olahraga maupun aktivitas lainnya di masyarakat.

3.Motivasi Intensif

Page 15: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

15

Motivasi intensif adalah dorongan dengan memberikan intensif atau

hadiah-hadiah. Tujuannya adalah:

1) Menambah semangat berlatih atau bertanding.

2) Menambah gairah atau ambisi untuk berprestasi.

3) Memperpendek proses belajar.

Disatu pihak cara pemberian motivasi ini dapat memberikan dorongan

kuat untuk berlatih keras dan berprestasi. Tetapi dipihak lain apabila terus

menerus dipakai cara ini akan dapat menyebabkan siswa bersikap kurang wajar.

Sebab jika suatu saat tidak diberikan intensif, maka kemungkinan menjadi kurang

bergairah, tak acuh, demikian pula jika hadiahnya kurang besar, maka siswa

kurang berambisi atau menurut hadiah yang lebih besar lagi. Jadi motivasi intensif

hendaknya diberikan dalam situasi yang tepat dan jangan berlebihan. Motivasi

intensif kurang baik jika merupakan satu- satunya cara untuk memotivasi siswa.

4.Supertisi

Supertisi merupakan bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang merupakan

simbol yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau dorong mental. Hal ini

biasanya pada siswa yang memiliki kedekatan kepada guru atau pelatihnya

dengan menggunakan cara supertisi ini akan membuat siswa lebih bersemangat,

lebih ambisius dan kepercayaan dirinya lebih kuat.

5.Citra Mental

Citra mental dewasa ini banyak dipraktikkan oleh pelatih dan dan

merupakan bagian penting untuk mempercepat proses berlatih dan menumbuhkan

semangat dalam latihan. Siswa dilatih untuk mampu membentuk citra mental

Page 16: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

16

mengenal suatu gerakan atau keterampilan atau apa yang harus dilakukan dalam

suatu situasi tertentu. Caranya antara lain dengan menyuruh siswa melihat,

mengamati, memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola

gerak tertentu, kemudian mengingat-ingat gerakan tersebut.

10. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu

maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan

jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani

pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik

untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal

fisik, mental, serta emosional. Tujuan Pendidikan Jasmani adalah:

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan

dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai

aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Page 17: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

17

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,

percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang

lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih

sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola

hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

A. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif,

atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis

meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic

serta aktivitas lainnya

Page 18: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

18

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan

bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,

berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

11. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan

jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,

daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan

mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian

yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih

khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah

pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan

jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah

pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang

menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani

yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Dengan meminjam

ungkapan Robert Gensmer, Penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan

“tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa. Artinya, dalam tubuh yang baik

diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno:

“men sana in corporesano”.

Page 19: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

19

a. Kesatuan Jiwa raga

Salah stu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa

dan raga atau tubuh. Kepercayaan umum mengatakan bahwa jiwa dan raga

terpisah, dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dua-

lisme, yang mengarah pada penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan

kegiatan fisik secara lebih inferior.

b. Hubungan Penjas dengan Bemain Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita juga harus

mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport),

sebagai istilah yang lebih dahulu popular dan lebih sering digunakan dalam

konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru

atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani

secara lebih konseptual.

B. Kerangka Berpikir

Siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dipengaruhi oleh

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi

yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-

tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut motivasi murni atau motivasi

yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik misalnya keinginan

untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,

mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan secara sadar

memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang

lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari

Page 20: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

20

luar situasi belajar, seperti: angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan

dan persaingan; yang bersifat negatif ialah ejekan (ridicule) dan hukuman.

Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah, sebab pembelajaran di sekolah

tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Ada

kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini peserta didik bersangkutan perlu

dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta

didik sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri (Oemar Hamalik, 2005:112).

Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.

Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Oemar

Hamalik, 2005:108). Oleh karena itu motivasi begitu berarti, dengan motivasi

belajar siswa akan mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Sehingga siswa

kelas IV, V, termotivasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di SD

Inpres Batu I MAKASSAR

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Ada hubungan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas.

Page 21: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

21

BABA IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:94) mengatakan bahwa variabel

adalah

obyek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2000:11) variabel adalah ciri-ciri

atau karaktereistik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubahubah.

Ciri-ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan pada pengertian variabel diatas maka

variabel dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa, kemudian dijabarkan dalam indikator-

indikator sehingga memudahkan dalam pembuatan skala psikologi motivasi belaja

a. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Penelitian ini terdiri dari

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah objek atau gejala-

gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan hal-hal lain

dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah objek atau gejala-gejala

yang keberadaannya tergantung atau terikat dengan hal-hal lain yang

mempengaruhi dilambangkan dengan (Y). berdasarkan judul penelitian, maka

terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas (X) yakni : motivasi berolahraga siswa pada pelajaran penjas.

2. Variabel terikat (Y) yakni : hasil belajar siswa pada pelajaran penjas.

Page 22: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

22

B. Defenisi Operasional Variabe

Agar lebih terarah pelaksanaan pengumpulan data penelitian, maka perlu

diberi batasan atau defenisi operasional tiap variable yang terlibat.

1. Motivasi belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka

mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun sikap.

2. Motivasi berolahraga. Menurut Harsono dan Herman Subardjah (2000:22)

mengemukakan bahwa, ”...olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik

saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot

tulang dan sebagainya.” Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang

terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu

dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan. Motivasi berprestasi

dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk berbuat baik berdasarkan standar

yang paling baik.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan peneliti populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi

atau studi sensus. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam penelitian ini penulis

mengambil populasi semua siswa kelas IV,V,VI yang berjumlah 40 siswa.

Adapun peneliti mengambil populasi tersebut adalah karena mereka adalah siswa-

siswi SD Inpres Batua I Makassar dan mereka sama-sama mendapat mata

pelajaran pendidikan jasmani di sekolahnya.

21

Page 23: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

23

D. Teknik Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dari penelitian in adalah

1. Metode Angket (Kuesioner)

Kuesioner yaitu : sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1998:140).

Metode angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

motivasi berolahraga siswa terhadap hasil belajar pada pelajaran Penjas.

Metode angket yang digunakan adalah angket langsung, yaitu daftar pertanyaan

diberikan langsung pada siswa untuk diminta pendapat tentang keadaannya

sendiri. Dalam hal ini angket yang digunakan adalah tipe angket pilihan.

Kriteria pemberian skor pada alternatif jawaban untuk setiap item angket

adalah sebagai berikut:

Untuk tiap item angket dengan 5 alternatif jawaban yaitu :

1. Skor 5 untuk jawaban a

2. Skor 4 untuk jawaban b

3. Skor 3 untuk jawaban c

4. Skor 2 untuk jawaban d

5. Skor 1 untuk jawawban e

2. Metode Penyusunan Instrumen

a. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu dalam pengumpulan data. Instrumen

pengumpulan data pada penelitian ini yaitu instrumen motivasi berolahraga

Page 24: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

24

siswa terhadap mata pelajaran penjas yang berupa angket. Sedangkan untuk

instrumen hasil belajar siswa diperoleh dari nilai raport.

b. Analisis Uji Coba Instrumen

1. Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kualitas

atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998) untuk

mengukur validitas digunakan rumus korelasi product moment yaitu :

Γxy = N∑XY – (∑X) (∑Y)

√ ¿N∑X)2 - (∑X)2 (N∑Y2 - (∑Y)2 ]

Dimana :

Γxy = Koefisien korelasi tiap item

Ν = Jumlah subyek

ΣΧ = Jumlah skor item

ΣΥ = Jumlah skor total

(Suharsimi Arikunto, 1998:256)

2 Reliabilitas angket

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1998). Didalam

penelitian ini untuk mencari reliabilitas alat ukur digunakan teknik dengan

menggunakan rumus Alpha :

Γx = K

1- ∑σbσ

k-I σt2

Dimana :

Page 25: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

25

rx = Reliabilitas

Κ = Banyak butir pertanyaan / Banyak soal

Σσ bσ = Jumlah varians butir

σt2 = Varians total

(Suharsimi Arikunto, 1998)

Sedang untuk mencari varians butir dengan rumus :

∑(X)2

- ∑(X)2

σ

2 =

N

N

keterangan =

σ = Varians tiap butir

x = Jumlah skor butir

N = Jumlah responde

E. Tekni Analisa Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan tentang masalah yan akan diteliti,

untuk itu apabila semua data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah data dari hasil tersebut untuk memperoleh suatu kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan analisis deskriptif dan analisis regresi korelasi sederhana dan ganda

dengan menggunakan program kumputer SPSS 17.

Page 26: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

26

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan di kemukakan penyajian hasil analisis data dan

pembahasan. Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif

dan infrensial. Kemudian di lakukan pembahasan hasil analisis dalam

kaitannya dengan teori yang mendasari penelitian ini untuk memberikan

interprentasi dari hasil analisis data.

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Data emperis yang diperoleh dilapangan melalui hasil tes dan pengukuran

yang terdiri atas: motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas pada

Page 27: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

27

murid SDN MARADEKAYA I MAKASSAR, selanjutnya dianalisis dengan

teknik analisis deskriptif dan infrensial. Analisis data secara deskriptif

dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian tentang

motivasi berolahraga dan hasil belajar penjas. Sedangkan analisis data secara

infrensial dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pengujian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini.

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk data tes motivasi berolah raga terhadap

hasil belajar penjas pada murid SDN MARADEKAYA I MAKASSAR.

Tabel hasil analisis tercantum dalam tabel 1.

Tabel 1. Tabel hasil analisis deskriptif data tiap variabel.

Nilai

Statistik

N Skor

Tertinggi

Skor

Terendah

Varians Standar

Deviasi

X 40 70 43 47,379 6,88

Y 40 85 65 266,503 5,14

a. Variabel X ( Motivasi Berolahraga Siswa)

Berdasarkan pada hasil angket yang di sampaikan kepada 40 orang

responden (sampel penelitian) dengan melakukan tabulasi data maka di

28

Page 28: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

28

peroleh skor tertinggi = 70, skor terendah = 43, varians = 47,379, dan

standar deviasi = 6,88.

b. Variabel Y ( Hasil Belajar Penjas Siswa)

Untuk variable Y di peroleh skro tertinggi = 85, skor terendah = 65,

varians = 266,503, dan standar deviasi = 5,14.

2. Pengujian persyaratan Statistik

Tabel 2. Tabel hasil analisis regresi motivasi berolahraga dan hasil

belajar penjas.

Ro Fo P Ket

Motivasi

Olahraga (X)

Hasil Belajar

Penjas (Y)

0,999 3579,4 000 Signifikan

Berdasarkan perhitungan regresi ganda diperoleh nilai R hitung (Ro) =

0,999, setelah dilakukan uji signifikan menggunakan uji F Diperoleh F

hitung = 3579,4 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan

motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas.

3. Pengujian Hipotesis

Ada kontribusi yang signifikan motivasi berolahraga terhadap hasil

belajar penjas.

1. Hipotesis sataistik yang akan di uji

Ho : βxy = 0

Page 29: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

29

Ha : βxy ≠ 0

Hasil pengujian

Dari hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0,999,

setelah di lakukan uju signifikan menggunakan uji F diperoleh nilai F

hitung = 3579,4 (P < 0,05), maka Ho di tolak dan Ha diterima, berarti ada

kontribusi yang signifikan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar

penjas pada murid SDN Maradekaya I Makassar . Nilai R kuadrat

diperoleh = 0,998 bererti bahwa 99, 8% hasil belajar penjas dipengaruhi

oleh adanya motivasi olahraga dan sisasnya dipengaruhi oleh faktor lain.

B. PEMBAHASAN

Hasil-hasil analisis kontribusi anata dua variable dengan satu variable bebas

dan satu variable terikat dalam pengujian hipotesis seperti yang telah di

kemukakan diatas, masi perlu dikaji lebih lanjut untuk memberikan

interpretasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori

yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui

kesesuaian teori-teori yang dikemukanakn dengan hasil penelitian yang

diperoleh.

1. Dari hasi uji hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima ada kontribusi yang

signifikan motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas pada murid

SDN Maradekaya I Makassar. Hasil analisis data yang diperoleh

menunjukkan bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam dunia

pendidikan, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang

memungkinkan siswa lebih konsentrasi, lebih semangat dan menimbulkan

Page 30: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

30

perasaan gembira sehingga siswa tidak mudah bosan, tidak mudah lupa

dalam usahanya untuk belajar. Bagi siswa motivasi ini sangat penting

karena dapat menggerakkan perilakunya kearah yang positif sehingga

mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko

dalam studinya. Menurut Catharina (2004:112) mengatakan bahwa motivasi

mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapainya. Disini motivasi adalah sangat penting, motivasi merupakan

konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa motivasi merupakan faktor batin

yang memiliki fungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan

seseorang dalam belajar. Seorang yang besar motivasinya akan giat

berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah untuk meningkatkan prestasi

serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sebaliknya siswa yang

motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya

tidak tertuju pada pelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan

belajar. Motivasi juga dapat menggerakkan siswa mengarahkan tindakan

serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupannya.

Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga

semakin besar motivasi belajar seorang siswa akan semakin besar

kesuksesannya dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut

Slameto (2003:170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang

menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari

tingkah laku manusia. Perilaku yang termotivasi dan diperhatikan terus-

Page 31: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

31

menerus yang disertai dengan rasa senang, dan pada akhirnya akan

memperoleh hasil yang memuaskan dari kegiatan tersebut.

Sedangkan dari hasil belajar penjas siswa selama 1 semester menunjukkan

hasil yang sangat signifikan hal ini diperoleh dari hasil nilai rapor siswa

yang menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh oleh setiap siswa yaitu

rata-arata 7,5, hal ini menunjukkan bahwa motivasi berolahraga sangat

berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar penjas pada murid SDN

Maradekaya I Makassar.

BABA VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian di maksudkan untuk mengetahui bagai mana KONTRIBUSI

MOTIVASI BEROLAHRAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PENJAS

pada murid SDN Maradekaya I Makassar, di mana berdasarkan pada analisis

data yang di peroleh di tarik kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil analisis

regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0,999, setelah di lakukan uji

signifikan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung = 3579,4 (P < 0,05),

Page 32: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

32

maka Ho di tolak dan Ha diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan

motivasi berolahraga terhadap hasil belajar penjas pada murid SDN

Maradekaya I Makassar . Nilai R kuadrat diperoleh = 0,998 bererti bahwa

99, 8% hasil belajar penjas dipengaruhi oleh adanya motivasi olahraga dan

sisasnya dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran

Dengan memperhatikan pada kesimpulan tersebut diatas maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut :

OLeh karena motivasi berolahraga berperan signifikan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa, maka pihak sekolah hendaknya

menanamkan motivasi berolahraga kepada siswa. Dan khusus untuk guru

hendaknya juga memnerikan motivasi berolahraga terhadap siswa yang di

ajarnya. Dengan demikian juga halnya dengan para siswa akan menjadi

generasi muda yang tangguh dan mampu bersaing dalam menjalani hidupnya

kelak di kemudian hari.

34

33

Page 33: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

33

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ateng Abdul kadir, 1992. Asas-asas dan landasan pendidikan

Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikti

Darsono. Max dkk. 2000. Belajar Dan Pembelajaran. Semarang: IKIP

Dimiyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Perguruan

Tinggi dan Depdikbud

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset .

2001. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset

Page 34: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

34

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Antariks

Natawidjaya, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara

Sardiman A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers

Singarimbun, Masri. dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai.

Jakarta: PT Pustaka

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Subardjah, Herman. 2000. Psikologi Olahraga. Jakarta: Depdiknas

Lampiran 1

DAFTAR NAMA SISWA YANG DITELITISDN MARADEKAYA I MAKASSAR

Page 35: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

35

No Nama Kls1 Ayu pratiwi 42 Sheila Resti R 43 Fadilla M 44 Siti Kalsum 45 Nur Aisyam 46 Wahyu 47 Adrian Eksanto 48 Zul Fadly 49 M. Salim Said 410 Nasrullah 411 Yuliana 412 Nur Annisa 413 ST. Nurhanisa 514 Dwindriyani 515 Indriyani Ningsi 516 Reski S 517 Hartono 518 Yogi 519 Iksan 520 Wahyudi 521 Sari 521 Nurdiana Cameliana 523 Ismiyanty Ayhu 524 cindy Ananda 525 Indira 526 Riska 627 Rika 628 Firda 629 Fitrah 630 Mariani 631 Sukamawati 632 ABD. Khalik 633 Saputra 634 Ayyup Psulkarnaeng 635 Risal R Junaidi 636 Muh Aksan Mahdi 637 Muh. Taslim 638 Muh. Adriansyah 6

39 M. Syaiful M 640 Jorgy Irawan 6

Page 36: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

36

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIANKonstribusi Antara Motivasi Berolahraga

Terhadap hasil Belajar Penjas

Variabel No Indikator Sub Idikator Jumlah Item

Butir Soal

Motivasi

Belajar

Penjas

1. a. Kesehatan 1. Menjaga kebugaran

tubuh.

2. Mengoptimalkan

fungsi organ

3

3

1, 2,3

4,5,6

2. b. Perhatian 1. Memperhatikan

guru penjas saat

dijelaskan.

2. Konsentrasi saat

menerima

pelajaran

3

3

7,8,9

10,11,12

3. c. Minat 1. Pelajarannya

menarik.

2. Sesuai dengan cita-

cita

4

2

13,14,15,1

7

16,23

4. d. Bakat 1. Memiliki

kemampuan

di bidang olahraga.

2. Mengembangkan

bakatnya

3

2

18,19,21

20,22

Page 37: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

37

UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

KONSTRIBUSI ANTARA MOTIVASI BEROLAHRAGA TERHADAP

HASIL BELAJAR PENJAS PADA MURID SDN MARADEKAYA I

MAKASSAR

A. Identitas Responden.

Nama :

Kelas :

Jelamin kelamin :

B. Petunjuk Pengisian :

a. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai.

b. Jawaban yang saudara berikan tidak akan mempengaruhi nilai belajar / rapot

anda, maka sudilah menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai

dengan pendapat atau keyakinan anda sendiri.

c. Tiap jawaban yang saudara kembalikan kepada kami merupakan bantuan

yang tak ternilai bagi penelitian kami, untuk itu semua kami mengucapkan

perhargaan yang setinggi-tingginya.

1. Menurut saya, kebugaran seseorang akan terjaga jika melakukan aktivitas

olahraga.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

2. Dengan mengikuti penjas diharapkan kebugaran saya menjadi lebih baik.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

Page 38: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

38

c. Agak setuju.

3. Berolahraga membuat badan saya menjadi pegal-pegal dan sakit.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

4. Saya mengikuti pendidikan jasmani supaya organ-organ tubuh berfungsi secara

optimal.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

5. Saya lebih suka olahraga permainan karena tubuh aktif bergerak semua

sehingga organ-organ tubuh berfungsi dengan baik.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

6. Dengan berolahraga membuat organ tubuh saya mudah terserangnya penyakit.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

7. Ketika guru penjas sedang menjelaskan materi pelajaran saya selalu

memperhatikannya.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

Page 39: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

39

c. Agak setuju.

8. Saya mempelajari materi terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan materi

pelajaran tersebut.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

9. Karena saya tidak faham, saya tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru

penjas.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

10. Saya selalu berkonsentrasi saat menerima pelajaran karena materi penjas yang

diajarkan sulit.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

11. Sewaktu guru penjas menjelaskan materi, saya tinggal bercanda dengan

temanku.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

12. Mudahnya pelajaran penjas mengakibatkan saya meremehkan pelajaran ini,

terutama pada waktu guru menjelaskan.

Page 40: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

40

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

13. Saya senang mengikuti pedidikan jasmani karena pelajarannya menarik.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

14. Saya suka pelajaran penjas karena berada di lapangan dan bisa melepaskan

kejenuhan setelah mengikuti pelajaran didalam kelas.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

15. Setiap kali saya mengikuti pelajaran penjas dengan sepenuh hati tanpa campur

tangan atau paksaan dari orang lain.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

16. Saya semangat mengikuti penjas karena sesuai dengan cita-cita saya yang

ingin menjadi seorang atlet.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

Page 41: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

41

17. Seringnya mengulang-ulang materi gerakan dalam penjas, membuat saya

cepat bosan sehingga kurang berminat dalam mengikutinya.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

18. Saya merasa mempunyai kemampuan dibidang olahraga.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

19. Saya punya hobi terhadap salah satu jenis olahraga sehingga senang ketika

mengikuti penjas di sekolah.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

20. Saya mengikuti penjas untuk mengembangkan bakat yang saya miliki.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

21. Anggota badan saya tidak bisa luwes dalam melakukan gerakan-gerakan

olahraga.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

Page 42: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

42

22. Tidak punyanya bakat saya dalam olahraga membuat saya malas untuk

mencoba gerakan dalam berolahraga.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

23. Tidak adanya keinginan saya untuk bercita-cita menjadi seorang atlet

membuat saya malas untuk mengikuti pelajaran penjas.

a. Sangat setuju. d. Kurang setuju.

b. Setuju. e. Tidak setuju.

c. Agak setuju.

Page 43: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

43

Page 44: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

44

Page 45: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

45

Page 46: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

46

Page 47: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

47

Page 48: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

48

Page 49: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

49

Page 50: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

50

Page 51: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

51

Page 52: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

52

Page 53: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

53

Page 54: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

54

Page 55: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

55

Page 56: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

56

Tabel. Hasil UJi Validitas Skala Motivasi

No rhtg rs tabel Ket No rhtg rs table Ket

1 0,854 0,306 Valid 13 0,324 0,306 Valid

2 0,756 0,306 valid 14 0,867 0,306 Valid

3 0,756 0,306 Valid 15 0,513 0,306 Valid

4 0,423 0,306 valid 16 0,867 0,306 Valid

5 0,589 0,306 Valid 17 0,243 0,306 Tidak valid

6 0,867 0,306 valid 18 0,867 0,306 Valid

7 0,867 0,306 Valid 19 0,168 0,306 Tidak valid

8 0,743 0,306 valid 20 0,743 0,306 Valid

9 0,867 0,306 Valid 21 0,464 0,306 valid

10 0,168 0,306 Tidak valid 22 0,203 0,306 Tidak Valid

11 0,743 0,306 valid 23 0,455 0,306 valid

12 0,463 0,306 Valid

Page 57: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

57

Tabel. Hasil UJi Reabilitas Skala Motivasi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.644 25

2

Page 58: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

58

Page 59: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

59

Page 60: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

60

DATA HASIL PERHITUNGAN NILAI RATA RATA, VARIANS DAN STANDAR DEVIASI VARIABEL X DENGAN Y

Responden X Y1 50 802 49 833 46 804 43 755 50 726 59 807 61 808 64 809 54 7510 47 8011 44 7512 63 7213 64 8014 57 7515 65 8016 53 7217 50 8018 50 7019 44 7020 47 7921 55 7022 62 7523 64 7424 58 8525 50 7426 48 8527 61 7028 60 8029 56 8030 56 6531 55 7532 59 7533 70 8034 60 6935 62 7036 50 7037 56 8038 65 85

Page 61: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

61

39 60 8540 56 79

DATA HASIL ANALISIS SPSS PERHITUNGAN NILAI RATA RATA, VARIANS DAN STANDAR DEVIASI VARIABEL X DENGAN Y

Descriptive Statistics

N Range MeanStd.

Deviation Variance

X 40 27.00 55.5750 6.88323 47.379

Y 40 20.00 76.6000 5.14806 26.503

Valid N (listwise)

40

TABEL PERHITUNGAN REGRESI VARIABEL X DENGAN Y

Page 62: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

62

Responden X Y X2 Y2 XY1 50 8 2500 6400 4002 49 8,3 2401 6889 406,73 46 8 2116 6400 3684 43 7,5 1849 5625 322,55 50 7,2 2500 5184 3606 59 8 3481 6400 4727 61 8 3721 6400 4888 64 8 4096 6400 5129 54 7,5 2916 5625 40510 47 8 2209 6400 37611 44 7,5 1936 5625 33012 63 7,2 3969 5184 453,613 64 8 4096 6400 51214 57 7,5 3249 5625 427,515 65 8 4225 6400 52016 53 7,2 2809 5184 381,617 50 8 2500 6400 40018 50 7 2500 4900 35019 44 7 1936 4900 30820 47 7,9 2209 6241 371,321 55 7 3025 4900 38522 62 7,5 3844 5625 46523 64 7,4 4096 5476 473,624 58 8,5 3364 7225 49325 50 7,4 2500 5476 37026 48 8,5 2304 7225 40827 61 7 3721 4900 42728 60 8 3600 6400 48029 56 8 3136 6400 44830 56 6,5 3136 4225 36431 55 7,5 3025 5625 412,532 59 7,5 3481 5625 442,533 70 8 4900 6400 56034 60 6,9 3600 4761 41435 62 7 3844 4900 43436 50 7 2500 4900 35037 56 8 3136 6400 44838 65 8,5 4225 7225 552,539 60 8,5 3600 7225 51040 56 7,9 3136 6241 442,4

Page 63: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

63

DATA HASIL PERHITUNGAN SPSS REGRESI VARIABELX DENGAN Y

Descriptive Statistics

MeanStd.

Deviation N

x 55.5750 6.88323 40

y 7.4000 .59052 40

x2 3.1348E3 763.13555 40

y2 5.8934E3 784.64889 40

xy 4.2595E2 63.28242 40

Correlations

x y x2 y2 xy

Pearson Correlation

x 1.000 .144 .998 .115 .891

y .144 1.000 .155 .869 .521

x2 .998 .155 1.000 .122 .894

y2 .115 .869 .122 1.000 .550

xy .891 .521 .894 .550 1.000

Sig. (1-tailed) x . .188 .000 .241 .000

y .188 . .170 .000 .000

x2 .000 .170 . .226 .000

y2 .241 .000 .226 . .000

xy .000 .000 .000 .000 .

N x 40 40 40 40 40

y 40 40 40 40 40

x2 40 40 40 40 40

y2 40 40 40 40 40

xy 40 40 40 40 40

Page 64: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

64

Variables Entered/Removedb

ModelVariables Entered

Variables Removed Method

1 xy, y, y2, x2a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: x

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .999a .998 .997 .35881 .998 3.579E3 4 35 .000

a. Predictors: (Constant), xy, y, y2, x2

ANOVAb

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1843.269 4 460.817 3.579E3 .000a

Residual 4.506 35 .129

Total 1847.775 39

a. Predictors: (Constant), xy, y, y2, x2

b. Dependent Variable: x

Page 65: Hubungan Motivasi Berolahraga Terhadap Hasil Belajar Penjas

65

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.977 .841 34.448 .000

y -.266 .198 -.023 -1.338 .190

x2 .004 .001 .477 4.032 .000

y2 -.002 .001 -.267 -4.166 .000

xy .068 .015 .623 4.424 .000

a. Dependent Variable: x