perbedaan kesehatan antara i s-i pgsd berasrama banjarbaru yang sering berolahraga dan jarang...

35
KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Syukur ke hadirat Allah SWT , Tuhan yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya Sehingga proposal penelitian yang berjudul Perbedaan Kesehatan Antara Mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang Sering Berolahraga dan Jarang Berolahraga ini akhirnya dapat selesai. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad S.A.W beserta kerabat, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir jaman. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Metodologi Pendidikan dosen pembimbing Bapak Drs. H, Fansuri, M.Pd pada semester VI yang diberikan oleh pihak PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui tingkat kesehatan mahasiswa S-1 PGSD Unlam Banjarbaru apakah ada pengaruh dari berapa seringnya berolahraga. Dan juga untuk kedepannya agar penelitian ini berguna bagi peningkatan kegiatan belajar-mengajar di SD nantinya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal penelitian ini masih belum sepenuhnya sempurna baik dalam ejaan ataupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritk yang membangun dari para pembaca agar penulis agar dapat semakin memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril dan material, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang, Marilah berolahraga secara teratur agar tubuh kita menjadi sehat Banjarbaru, 23 Juni 2010 Penulis Ernadi Hipreyadi A1E307943

Upload: eross-chandra

Post on 27-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapkan Syukur ke hadirat Allah SWT , Tuhan yang Maha Esa,

karena atas Rahmat dan Ridho-Nya Sehingga proposal penelitian yang berjudul

“Perbedaan Kesehatan Antara Mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang

Sering Berolahraga dan Jarang Berolahraga ” ini akhirnya dapat selesai. Tidak lupa

shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad

S.A.W beserta kerabat, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir jaman.

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Metodologi Pendidikan dosen pembimbing Bapak Drs. H, Fansuri, M.Pd pada semester VI

yang diberikan oleh pihak PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Penelitian ini bertujuan agar mengetahui tingkat kesehatan mahasiswa S-1 PGSD Unlam

Banjarbaru apakah ada pengaruh dari berapa seringnya berolahraga. Dan juga untuk

kedepannya agar penelitian ini berguna bagi peningkatan kegiatan belajar-mengajar di SD

nantinya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal penelitian ini masih belum

sepenuhnya sempurna baik dalam ejaan ataupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan adanya saran dan kritk yang membangun dari para pembaca agar penulis agar

dapat semakin memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

baik moril dan material, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang,

“ Marilah berolahraga secara teratur agar tubuh kita menjadi sehat ”

Banjarbaru, 23 Juni 2010

Penulis

Ernadi Hipreyadi

A1E307943

Page 2: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

Daftar isi.................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ...................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6

C. Batasan Masalah ..........................................................................................7

D. Rumusan Masalah ........................................................................................8

E. Tujuan Penelitian .........................................................................................8

F. Kegunaan Hasil Penelitian ...........................................................................8

Bab II Kajian Pustaka ..............................................................................................9

A. Landasan Teori.............................................................................................9

B. Kerangka Berpikir ......................................................................................16

C. Hipotesis .....................................................................................................18

Bab III Metodologi Penelitian ...............................................................................19

A. Metode Penelitian ......................................................................................19

B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................19

C. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................22

D. Analisis Data ..............................................................................................26

Bab IV Hasil dan Pembahasan ...............................................................................26

A. Prosedur Penelitian ....................................................................................26

B. Pengumpulan Data Penelitian ....................................................................26

C. Analisis Data ..............................................................................................26

D. Pengujian Hipotesis ...................................................................................31

E. Pembahasan ...............................................................................................32

Bab V Penutup .......................................................................................................33

A. Kesimpulan ................................................................................................33

B. Saran-saran .................................................................................................33

Daftar Pustaka ........................................................................................................35

Page 3: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak

(meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan

hidup yang sifatnya periodik, artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan

membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur

anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan

intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih

unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada siswa-siswa

yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson :

Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. andFitch,K.D.,1992).

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan

dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik

untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam

olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama terbukti. Latihan olahraga

penting tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan

mental.

Sekarang daftar efek positif dari olahraga akan bertambah panjang lagi dengan

adanya temuan bukti baru dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan

olahraga dari Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit

setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Selain itu daya pikir akan

bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress

serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers ada delapan manfaat

olahraga yang dapat menyehatkan mental kita, yaitu :

1. Olahraga Mengurangi Stres

Manfaat Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan.

Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti inflasi atau

devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang

Page 4: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

tidak pernah selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang telah

diambil atau mungkin keragu-raguan dalam mengambil keputusan. Semua manusia

pernah mengalami stres, dan Anda harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak

orang menderita penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stress.

Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata olaraga dapat menolong

Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana

kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan

hati dan kemarahan. Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga,

maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi.

Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan

ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu

berlebihan dalam menyikapi suatu masalah.

Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah

aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.

2.Olahraga Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak

Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa

meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini

dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam

peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke

otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan

mental seseorang akan meningkat.

3.Mempengaruhi Hormon Endogenous Opioids

Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan

satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous

opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam

hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi.

Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin, bukan

hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja,

tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan

ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan

sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga

ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.

4.Meningkatkan Gelombang Otak Alfa

Page 5: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di

otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan

keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada

seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah

olahraga tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya

kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari

olahraga.

5. Penyalur Saraf Otak

Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain

neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan

bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di

dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur saraf

otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5 - HT) terlibat dalam depresi dan

schizophrenia.

Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari

dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan kesehatan

tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang lebih

tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang.

6. Olahraga Dapat Melawan Penuaan

Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan

seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak

pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini

dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan

didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu.

"Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja,

yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi

manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam”.

7. Olahraga Dapat Meningkat Perasaan Bahagia

Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang

sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih

dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam

meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin,

Page 6: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan salah satu dari pembunuh nomor

satu bagi penyakit hati.

Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas

olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan. Berolahraga

selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi yang sedang

mendapatkan efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa 60%

penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam

bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi

penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya

saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep

pengobatan mereka disamping obat penenang medis.

8. Olahraga Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri

Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan keindahan

fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif

berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman

mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini

terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan

fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik

para model di sampul majalah.

Olahraga memang sangat berperan dalam menjaga kesehatan tubuh kita,

Oleh karena itu, pihak pengelola PGSD Berasrama Banjarbaru berusaha untuk

memelihara dan menjaga kesehatan mahasiswa(i) Berasrama baik fisik dan mental.

Untuk kesehatan fisik, yakni dengan mendatangkan Petugas Puskesmas Banjarbaru,

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan setiap 2 minggu sekali,

melakukan kegiatan kebersihan lingkungan asrama rutin setiap pagi, melakukan

kegiatan kebersihan blok rutin setiap pagi, dan melakukan kebersihan lingkungan

kampus PGSD rutin setiap 2 minggu sekali. Untuk kesehatan mental, diadakan

ceramah agama Islam setiap minggunya, diadakannya kegiatan pengembangan diri

untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa(i) Berasrama. Dan juga untuk

menjaga kesehatan diadakannya “pengembangan diri” setiap sore senin dan selasa

juga pada pagi jum’at dimana diisi dengan kegiatan olahraga.

Olahraga yang digemari oleh para mahasiswa laki-laki adalah futsal, akan

tetapi sangat disayangkan tidak semua mahasiswa pria mengikuti kegiatan olahraga

dengan rutin hanya sebagian saja yang aktif dalam kegiatan itu dan begitu juga

Page 7: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

dengan mahasiswa permpuan banyak yang tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan

pengembangan diri.. Walaupun sudah diadakannya kegiatan seperti itu Akan tetapi,

tingkat kesehatan fisik mahasiswa(i) PGSD Berasrama terbilang cukup rendah, hal ini

terlihat dari banyaknya mahasiswa(i) yang jatuh sakit. Untuk awal semester 6 ini saja

(bulan Februari) sudah ada 6 mahasiswa(i) yang sakit, dengan rincian 4 orang terkena

typus, 1 orang terkena demam berdarah (DB), dan 1 orang terkena gejala typus.

Melihat keadaan seperti ini, penulis merasa perlu untuk mengangkat hal ini

dalam bentuk tulisan, mengingat adanya hubungan yang erat antara kesehatan dengan

olahraga yang rutin dan teratur. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul

“Perbedaan Kesehatan Antara Mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru

yang Sering Berolahraga dan Jarang Berolahraga ”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang terkait dengan penelitian ini antara lain :

1. Masalah kesehatan

Sejak awal semester 6, sekitar tanggal 8 februari 2010 hingga tanggal 26

februari 2010, sudah ada 6 orang mahasiswa(i) Berasrama yang jatuh sakit, dengan

rincian 4 orang terkena typus, 1 orang terkena demam berdarah (DB), dan 1 orang

terkena gejala typus.

2. Masalah Makanan

Makanan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk beraktivitas, karena dari

makananlah sumber energi yang di gunakan untuk semua aktivitas. Mahasiswa

sudah tercukupi makanan dengan disediakannya makanan oleh pengelola asrama,

yang jadi masalah adalah kebiasaan ngemil, makan mie yang sangat membudaya di

kalangan mahasiswa selain membawa dampak negatif akan kesehatan juga membuat

mahasiswa menjadi malas dalam beraktivitas khususnya berolahraga dan bekerja.

3. Masalah Minat dan Bakat

Banyak mahasiswa berasrama yang mempunyai minat kurang akan kegiatan

olahraga, mungkin disebabkan minat dan bakat mereka ada di olahraga lain yang

tidak ada di PGSD Banjarbaru.

4. Masalah Kebersihan

Hampir disetiap asrama, masalah kebersihan menjadi masalah utama asrama.

Namun, di asrama PGSD Banjarbaru ini, masalah kebersihan dapat terkendali. Hal

ini karena adanya program kebersihan yang dibuat oleh pengelola Asrama PGSD

Page 8: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Banjarbaru, yang mencakup seluruh aspek kebersihan, mulai dari kebersihan diri

sendiri, kamar, blok, asrama, dan bahkan lingkungan kampus PGSD Banjarbaru.

5. Masalah kedisiplinan

Peneliti akui, pihak pengelola PGSD Berasrama, bisa dikatakan cukup berhasil

untuk membentuk kedisiplinan mahasiswa(i) PGSD Berasrama. Namun, meski

begitu masih ada peristiwa-peristiwa yang tidak menunjukkan kedisiplinan yang

baik. Akan tetapi, itu hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa(i) saja.

6. Masalah sarana dan prasarana

Sarana dan prasaran dalam bidang olahraga di PGSD Banjarabaru bisa dibilang

kurang, karena kurangnya fasilitas olahraga seperti bola, lapangan, alat yang

digunakan.

7. Masalah Pelatih

Pelatih sangat diperlukan dalam berolahraga agar mendapatkan hasil maksimal dan

agar mahasiswa menjadi termotivasi untuk berolahraga sacara rutin, dan juga

menghindari kesalahan dalam berolahraga.

8. Masalah kesadaran

Kesadaran untuk menjaga kesehatan dengan cara berolahraga itu harus muncul

karena motivasi dari diri sendiri. Dan tidak semua mahasiswa laki-laki sadar akan

pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan.

Masalah kesehatan yang penulis angkat sebagai judul penelitian ini sangat

terkait dengan masalah sering dan tidaknya mahasiswa dalam berolahraga.

Kesadaran akan berolahraga akan membuat tubuh kita menjadi sehat dan banyak

sekali manfaat olahraga bagi tubuh kita, jadi olahraga dan kesehatan berkaitan erat.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penelitian ini perlu dibatasi.

Masalah-masalah yang akan diteliti difokuskan kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD

Berasrama Banjarbaru yang sering olahraga dan tidak.

1. Masalah kesehatan mahasiswa(i) yang terekam dalam daftar hadir siswa dan ijin

pulang. (Variabel Terikat)

2. Masalah minat mahasiswa(i) untuk berolahraga secara rutin. (Variabel Bebas)

D. Rumusan Masalah

Page 9: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan pokok yang

akan di identifikasi dan dikaji adalah sebagai berikut:

1. “Adakah Perbedaan yang Signifikan Antara Kesehatan Mahasiswa(i) S-I PGSD

Berasrama Banjarbaru yang Sering dan Jarang berolahraga?”

2. “Apa Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa(i) S-I PGSD

Berasrama Banjarbaru untuk berolahraga secara rutin?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang

sering dan jarang berolahraga.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa(i) S-I

PGSD Berasrama Banjarbaru berolahraga.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. Untuk Pengelola PGSD Berasrama Banjarbaru. Sebagai bahan informasi / acuan

mengenai hasil belajar mahasiswa(i) PGSD Berasrama Banjarbaru, sehingga

pihak pengelola dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk

memperbaiki, meningkatkan, dan menjaga kesehatan mahasiswa(i) PGSD

Berasrama Banjarbaru.

2. Untuk mahasiswa(i) PGSD Berasrama Banjarbaru. Sebagai bahan informasi

minat berolahraga terhadap kesehatan mahasiswa PGSD Berasrama Banjarbaru

yang merupakan objek dari penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan

kesehatan dan prestasi dalam olahraga.

3. Memberi pengalaman kepada peneliti sendiri.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Olahraga

Page 10: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian dari olahraga itu

sendiri antara lain :

1) Menpora Maladi memberikan definisi :

“Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk

melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik,

sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya”.

2) Ensiklopedia Indonesia memberikan batasan:

“Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang

dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta

dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus

seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika

Serikat).”

3) Menurut Cholik Mutohir :

“Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha

yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi

jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota

masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi

puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan Pancasila”

4) Pengertian olahraga menurut Edward (1973) :

“Olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang

lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain : a.Terpisah dari

rutinitas, b.Bebas, c.Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak

baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi,

b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, dan kesempatan.”

5) Widmer (1972) menjelaskan objek formal pedagogi olahraga yaitu :

"fenomena olahraga dari fenomena pendidikan, tatkala manusia dirangsang

agar mampu berolahraga. Bagi Grupe & Kruger (1994), pedagogi olahraga

mencakup dua hal utama: (1) tindakan pendidikan praktis dalam bermain dan

olahraga, dan karena itu ada landasan teoretis bagi kegiatan olahraga yang

mengandung maksud mendidik tersebut; dan (2) praktik yang dimaksud

berbeda dengan praktik dan konsep lama dalam pendidikan jasmani yang

mengutamakan latihan gaya militer dan drill di beberapa negara, khsusnya di

Page 11: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Jerman; praktik baru itu disertai konsep teoretis pendidikan jasmani, kontrol

terhadap badan, dan disiplin, yang menyatu dengan gerak fisik, ability, dan

keterampilan di bawah pengendalian jiwa dan kemauan.”

Dari banyak definisi diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah

serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak

(mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan

kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup

yang sifatnya periodik, artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan

membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial.

Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas

emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya

bersosialisasi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Kesehatan

Menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, BAB I Pasal 2 adalah

keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial

serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat serta kelemahan. Menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sehat adalah suatu kondisi yang

terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Secara

keseluruhan kesehatan mengandung 4 aspek yakni, kesehatan fisik, kesehatan

mental, kesehatan sosial, dan kesehatan dari aspek ekonomi.

Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh

sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secar objektif tidak tampak sakit.

Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan

mental mencakup 3 komponen, yaitu pikiran, emosional, dan spiritual. Kesehatan

sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau

kelompok lain secara baik dan saling toleran serta saling menghargai. Kesehatan

dari aspek ekonomi, kesehatan ini dilihat dari tingkat produktivitas sosialnya,

misalnya apabila mahasiswa, maka dilihat dari prestasinya.

3. Manfaat olahraga bagi kesehatan

Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama

terbukti. Latihan olahraga penting tidak hanya penting untuk memelihara

kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental.

Page 12: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Menurut Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga

dari Univeritas Arizona ada delapan manfaat olahraga yang dapat menyehatkan

tubuh dan mental kita antara lain :

1. Olahraga Mengurangi Stres

Manfaat Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau

ketegangan. Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti

inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri,

urusan kantor yang tidak pernah selesai, ujian akhir yang akan dihadapi,

keputusan salah yang telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk

mengambil keputusan.

Semua manusia pernah mengalami stres, dan Anda harus tahu bagaimana

mengatasinya! Banyak orang menderita penyakit, putus asa, bahkan ada yang

sampai mati secara mendadak karena

disebabkan stress. Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata

olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu

kita perlu melihat bagaimana kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat

membantu kita mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat

melawan kemarahan. Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada

saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada

urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin

juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita

dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah.

Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah

aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.

2.Olahraga Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak

Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa

meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini

dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam

peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke

otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan

mental seseorang akan meningkat.

3.Mempengaruhi Hormon Endogenous Opioids

Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan

satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous

Page 13: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam

hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi.

Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin, bukan

hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja,

tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan

ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan

sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga

ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.

4.Meningkatkan Gelombang Otak Alfa

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di

otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan

keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada

seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah

olahraga tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya

kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari

olahraga.

5. Penyalur Saraf Otak

Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain

neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan

bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di

dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur

saraf otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5 - HT) terlibat dalam depresi

dan schizophrenia.

Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya

dari dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan

kesehatan tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang

lebih tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang.

6. Olahraga Dapat Melawan Penuaan

Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan

seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak

pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini

dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan

didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu.

"Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja,

Page 14: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi

manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam."

7. Olahraga Dapat Meningkat Perasaan Bahagia

Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang

sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih

dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam

meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin,

serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit

hati. Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada

aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan.

Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi

yang sedang mendapatkan efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan

bahwa 60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu

selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter.

Namun bagi penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-

obatan. Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga

dalam resep pengobatan mereka disamping obat penenang medis.

8. Olahraga Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri

Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan

keindahan fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang

aktif berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-

teman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini

terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan

fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik

para model di sampul majalah.

Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University

mengungkapkan lima manfaat olahraga terhadap otak Anda :

1. Meningkatkan kemampuan otak Latihan fisik yang rutin dapat meningkatkan

konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa

meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju

otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental

yang lebih baik.

Page 15: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

2. Membantu menunda proses penuaan Riset membuktikan bahwa latihan sederhana

seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental

pada wanita di atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya

makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan

manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga

kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup

berupa jalan kaki di sekitar rumah.

3. Mengurangi stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi,

bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat

meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi

stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara

terbaik mengurangi stres.

4. Menaikkan daya tahan tubuh Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak

terlalu lama namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka

aktivitas itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin,

serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya

tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen

orang yang memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk

meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan untuk

orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu

bisa menimbulkan efek yang sama dengan menelan obat antidepresi seperti Zoloft

dan Prozac. Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60

persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan

frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi

gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti

pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.

5. Memperbaiki kepercayaan diri Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu

jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset

membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri

dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.

Banyak fakta dan teori yang teruji kebenarannya diatas nyatalah bahwa

berolahraga sangat besar manfaatnya bagi tubuh dan otak kita dan jelaslah bahwa

perbedaan kesehatan antara orang yang rutin berolahraga dengan yang jarang

berolahraga sangatlah berbeda.

Page 16: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

B. Kerangka Berfikir

Olahraga merupakan salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Manfaatnya

bukan hanya pada jasmani tetapi juga rohani, maksudnya bukan hanya bermanfaat

bagi tubuh tetapi juga oleh otak. Sangat banyak dan kompleks manfaat dari

berolahraga, sehingga sangat dianjurkan bagi seluruh kalangan masyarakat baik muda

maupun yang tua.

Olahraga dilaksankan bukan hanya sekedar untuk menjaga kesehatan tetapi

juga untuk kesenangan ataupun hobi oleh banyak orang, bahkan banyak orang

pekerjaannya adalah sebagai olahragawan seperti halnya para atlit. Bagi mahasiswa(i)

PGSD Banjarbaru adalah untuk kesenangan dan kesehatan.

Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah aktivitas mahasiswa(i) yang

melakukan kegiatan berolahraga secara rutin yang berpengaruh terhadap kesehatan

jasmani mereka utamanya, Karenanya terdapat perbedaan kesehatan mahasiswa(i)

yang sering berolahraga dengan mahasiswa(i) yang jarang berolahraga. Berikut

digambarkan bagan perbedaan kesehatan mahasiswa(i) yang sering berolahraga

dengan yang jarang.

Bagan 1.

Aktifitas Mahasiswa(i) yang sering berolahraga

Mahasiswa(i)

Berasrama

Berolahraga

Senang,

bersemangat, rajin

Badan menjadi segar

SEHAT Terhindar dari

penyakit

Page 17: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Bagan 2.

Aktifitas Mahasiswa(i) yang jarang berolahraga

C. Hipotesis

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD

Berasrama Banjarbaru yang Sering berolahraga lebih baik kesehatannya dibandingkan

dengan mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang jarang berolahraga.

Mahasiswa(i)

Mudah terserang

penyakit

SAKIT

Tidak

Berolahraga

Tidak bersemangat,

Badan menjadi

loyo,malas

Page 18: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara mahasiswa(i) yang rajin dan teratur dalam berolahraga dengan

mahasiswa(i) yang jarang berolahraga dalam hal kualitas kesehatannya. Penelitian ini

dilaksanakan di Asrama Program S-1 PGSD Terintegrasi Unlam Banjarbaru.

Penelitian ini menggunakan metode interviu, dipilihnya metode ini karena objek

yang di teliti berjumlah sedikit, hanya berjumlah 60 orang dan lokasi objek yang ingin di

kunjungi dekat dengan peneliti.

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pendekatan studi kelompok

kecil. “Kajian kelompok kecil adalah kajian mengenai sejumlah kecil orang, yang tidak

memungkinkan kita memperlakukannya sebagai wakil dari semua penduduk, karena

hanya menyangkut sebagian kecil orang”(M. Toha Anggora, 2007 : 2). Jadi pendekatan

sangat sesuai karena subjek penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa tertentu saja,

tentu saja apa yang diuraikan peneliti mengenai kesehatan mahasiswa(i) tidak dapat

diberlakukan atau digeneralisasikan untuk popolasi yang lebih besar. Dengan kata lain,

Page 19: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

tidak cukup handal untuk mewakili semua mahasiswa apalagi seluruh masyarakat.

Variabel terikatnya yaitu kesehatan mahasiswa dan variabel bebasnya adalah keteraturan

olahraga mahasiswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu

yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen yang

merupakan anggota populasi disebut sebagai ukuran dan disimbolkan dengan N.

Berdasarkan jumlah anggotanya, populasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni

populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. Suatu populasi dikatakan terbatas apabila

jumlah anggota populasi tersebut diketahui dengan pasti. Namun jika jumlah anggota

suatu populasi tidak dapat diketahui dengan pasti, maka populasi tersebut dinamakan

populasi tak terbatas.

Berdasarkan pendapat di atas populasi dari penelitian ini adalah seluruh

Mahasiswa(i) Berasrama PGSD UNLAM Tahun Akademik 2007/2008 yang berada di

wilayah Banjarbaru, yaitu berjumlah 60 mahasiswa yang bertempat tinggal di asrama

PGSD Unlam Banjarbaru tepatnya di BlokA,B, dan D. Jadi berdasarkan jumlah yang

diteliti, populasi yang diteliti adalah populasi terbatas.

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data

yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan

bagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan bagian dari populasi.

Sampel (disimbolkan dengan n) selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil

jika dibandingkan dengan ukuran populasi. Karena populasi yang diteliti adalah populasi

terbatas dengan jumlah sangat kecil yaitu 60 orang maka sampel tidak diperlukan artinya

semua populasi dapat kita teliti semuanya.

Adapun jumlah mahasiswa(i) yang tinggal di Blok D dapat dilihat dari tabel.

No Nama Penghuni Blok Kamar

1.

2.

3.

4.

5.

Musfi Rosmaini

Nurhidayati

Nina Maulidiya

Yulyyana

Khusnul Qotimah

A

A

A

A

A

A11

A11

A12

A12

A13

Page 20: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Feny Norjannah

Laila Pitriani

Nana Norliani

Mariyana

Fathul Jannah

Wahyu Setyo Agustina

Rahmila Sari

Nurul Azizah

Mahfuzatul Husna

Asri Fatimah

Maida Mustika

Santi Sartika

Eka Fitriani

Afdah

Norlatifah

Siti Zubaidah

Dewi Nur Utami Fitria

Megawati

Syafariatul Jannah

Noviecka Wieyanthi

Aulia Azizah

Choirun Nisa

Hadiatul Hasanah

Ita

Paulina Rohana

Dasimah

Aulia Rahmi

Sri Widyastutik

Nurliani

Ukhti Fada Uhara

Nurhayati

Agustina Pusvitasari

Salasiah

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

A

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

B

A13

A14

A14

A15

A15

A21

A21

A22

A22

A23

A23

A24

A24

A25

A25

B11

B11

B12

B12

B13

B13

B14

B14

B15

B15

B21

B21

B22

B22

B23

B23

B24

B24

Page 21: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

Wahdiah

Marietna TM

Ary Priatna Ridhoni

Zainul Aulia

Dede Dewantara

Ahmad Fahriadi

Miyandi eko Anugrah

Syarif Fauzan

Adi Rusandy

M. Eko Wahono

M. Hidayatullah

Ahmad Bahruddin Jailani

Ernadi Hipreyadi

Arif Rahman Prasetyo

Tri Wibowo

Muhammad Raji

Agus Setiawan

Ranto Yunawan

Ahmad Syadzali

Rusdi

Raden Ahmad Surya MZ

Toni Ispiani

B

B

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

D

B25

B25

D11

D11

D12

D12

D13

D13

D14

D14

D15

D15

D21

D22

D22

D23

D23

D24

D24

D25

D25

-

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari: (1) Identifikasi

Variabel, (2) Definisi Operasional, (3) Pengembangan Instrumen Penilaian dan

Pengukuran.

1. Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti terdiri dari 1 variabel terikat (dependen) dan 1 variabel

bebas (independen), yaitu :

a. Variabel terikat : Kesehatan Mahasiswa (Y)

b. Variabel bebas : Keteraturan Olahraga Mahasiswa (X)

2. Definisi Operasional

Page 22: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Menghindarkan kemungkinan penafsiran yang berbeda maka setiap variabel

dirumuskan secara konseptual maupun secara operasional, berdasarkan sintesis yang

diperoleh dari kerangka teoritik.

Beberapa batasan operasonal adalah :

a. Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani

(mental), dan sosial serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat serta

kelemahan (UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, BAB I Pasal). Jadi

kesehatan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :

Kesehatan badan (jasmani), terwujud apabila seseorang tidak merasa dan

mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secar objektif tidak

tampak sakit.

Kesehatan rohani, terlihat dalam pikiran, emosional, dan spiritual apakah

seperti orang normal lainnya atau ada kelainan yang terlihat dalam prilaku, sifat

yang agak menyimpang.

b. Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan

oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan

dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam

aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti

berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).”

Meliputi nilai a) perilaku dalam berolahraga, b) frekuensi, adalah ukuran

seberapa sering melakukan olahraga, c) Sarana dan prasarana.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan dua jenis alat pengumpul data. Alat pengumpul

data yang digunakan itu adalah interviu dan observasi data yang sudah ada. Kegiatan

pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa berasrama laki-laki yang tinggal di

Blok D.

a. Pengukuran Variabel Kesehatan

Untuk mengungkap kesehatan mahasiswa dalam penelitian ini diperoleh dari

mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas dan izin pulang.

b. Pengukuran Variabel keteraturan olahraga

Untuk mengungkap keteraturan olahraga mahasiswa dalam penelitian ini

digunakan kuesioner dengan indikator-indikator dapat dilihat seperti dibawah ini:

Page 23: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

ASPEK

YANG

DIAMATI

INDIKATOR NO

ITEM

Keteraturan

Olahraga

1. Perilaku dalam berolahraga

a. Rajin dalam berolahraga setiap hari

b. Keseriusan dalam berolahraga

c. Melakukan pemanasan sebelum

melakukan olahraga

d. Menguasai keterampilan dalam

suatu bidang olahraga

e. Perasaan ketika berolahraga

2. Frekuensi

a. Frekuensi berolahraga dalam

seminggu

b. Frekuensi lamanya waktu

berolahraga dalam satu hari

3. Sarana dan Prasarana

a. Penggunaan alat dan adanya sarana

yang lengkap

b. Adanya pelatih dan menguasai

peraturan permainan

1

2, 3

4

5

6,7

8

9

10,11

12,13

INSTRUMEN

KETERATURAN OLAHRAGA

PETUNJUK ANGKET

1. Mohon kesediaan teman-teman untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.

2. Memberi tanda (√) pada kolom yang anda plih sesuai keadaan yang sebenarnya.

3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu :

1 = Sangat tidak baik

Page 24: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

2 = Kurang baik

3 = Cukup baik

4 = Baik

5 = Sangat baik

NO.

ITEM PERTANYAAN

JAWABAN

1 2 3 4 5

A. Perilaku dalam berolahraga

1. Selalu melakukan olahraga setiap hari secara

teratur

2. Selalu serius ketika sedang berolahraga

3. Mempersiapkan segala sesuatu sebelum

berolahraga

4. Melakukan pemanasan sebelum melakukan

olahraga

5. Memiliki keterampilan dalam suatu bidang

olahraga

6. Keadaan perasaan ketika berolahraga

7. Adanya perasaan tidak terpaksa dalam

melaksanakan olahraga

B. Frekuensi

8. Seberapa sering berolahraga dalam

seminggu

9. Seberapa lama waktu berolahraga dalam

satu hari

C. Sarana dan Prasarana

10. Penggunaan alat olahraga sudah tepat guna

11. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap

12. Adanya pelatih/guru pada suatu bidang

olahraga

13. Sudah menguasai peraturan permainan

Page 25: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini adalah untuk memperoleh gambaran perbedaan

kesehatan antara mahasiswa S-1 PGSD berasrama Unlam Banjarbaru yang sering

dan jarang berolahraga.

Berdasarkan hasil dari mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas dan

izin pulang yang ada, didapatkan gambaran kesehatan warga asrama yaitu sebagai

berikut:

50 % mahasiswa(i) berasrama dapat dikatakan sehat

50% mahasiswa(i) berasrama dapat dikatakan sering sakit/kurang sehat

Selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan angket yaitu

mahasiswa(i) yang sering dan jarang berolahraga dari tabel di bawah ini : yang

dapat dilihat di dapat maka dikategorikan sebagai berikut:

Interval Kategori Jumlah responden

(frekuensi)

0,1 - 1,0 Sangat tidak baik O

1,1 – 2,0 Kurang baik 2

2,1 – 3,0 Cukup baik 25

3,1 – 4,0 Baik 29

4,1 – 5,0 Sangat baik 4

Dari hasil angket tersebut maka dikategorikan sebagai berikut:

3,1 – 4,0 = mahasiswa yang sering melakukan olahraga (n1)

0,1 – 3,0 = mahasiswa yang jarang melakukan olahraga (n2)

2. Analisis Statistik

Data sampel dianalisis dengan menggunakan pengujian dengan menggunakan

salah satu perbedaan dua rata-rata (uji-t). Karena dalam penelitian ini akan membagi

data yang ada enjadi dua yaitu yang jarang berolahraga dan sering berolahraga

kemudian menguji dua variabel dari masing-masing kelompok tersebut, maka

analisis datanya adalah dua uji perbedaan rata-rata sampai batas. Adapun langkah-

langkah pangujian adalah sebagai berikut :

Page 26: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

1. Mencari rerata(mean) masing-masing kelompok (X1, X2)

2. Mencari banyaknya mahasiswa yang sering berolahraga (n1) dan mahasiswa yang

jarang berolahraga (n2)

3. Mencari salah satu perbedaan dua rata-rata (S), dicari dengan rumus sebagai

berikut:

4. Mencari koefisien t, dengan rumus:

5. Menentukan df dan taraf kesehatan

6. Menentukan signifikansi masing-masing nilai t dengan jalan melihat dan

membandingkannya dengan tabel nilai-nilai t.

Page 27: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga
Page 28: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengangkat hal-hal yang terjadi

di asrama PGSD Unlam Banjarbaru dengan melaksanakan prosedur penelitian sebagai

berikut :

1. Prosedur pertama adalah mengajukan judul penelitian yang akan di teliti.

2. Prosedur kedua adalah mencari bahan yang mendukung terhadap penelitian ini.

3. Prosedur ketiga adalah mengolah bahan untuk mendukung penelitian

4. Prosedur keempat adalah membuat alat pengumpul data seperti angket dan

dokumen.

5. Melakukan perhitungan dari data angket yang ada dengan uji coba-t

B. Pengumpulan Data Penelitian

Page 29: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan suatu alat instrumen

penelitian berupa angket yang harus dijawab oleh mahasiswa(i) di PGSD Berasrama

Banjarbaru.

Adapun data penelitian yang diperlukan tersebut adalah data tentang kesehatan

mahasiswa(i) dengan cara mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas

dan izin pulang yang ada sehingga didapatkan gambaran kesehatan warga asrama.

C. Analisa Data

1. Analisis Deskriptif

Diagram Ketekunan Berolahraga

Berdasarkan pengolahan data diperoleh gambaran kesehatan antara mahasiswa(i) yang

sering dan jarang berolahraga di asrama PGSD Unlam Bajarbaru :

a. Gambaran Ketekunan Mahasiswa(i)

Gambaran ketekunan mahasiswa(i) yaitu sebagai berukut:

Diagram Kesehatan Mahasiswa

jarang sakit/sehat = 50 %

sering sakit/tidak sehat = 50%

0

5

10

15

20

25

30

35

Ketekunan berolahraga

rajin berolahraga jarang berolahraga

Page 30: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

1) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru

sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 33

orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang sering

berolahraga.

2) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru

sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 27

orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang jarang

berolahraga.

b. Gambaran Keadaan Kesehatan Mahasiswa

Gambaran ketekunan belajar mahasiswa yaitu sebagai berikut :

1) Gambaran keadaan kesehatan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam

Banjarbaru sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan

jumlah 30 orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang

jarang sakit/sehat.

2) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru

sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 30

orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang sering

sakit/tidak sehat.

2. Analisis Statistik

Data perbandingan kesehatan antara mahasiswa yang sering berolahraga dan

jarang berolahraga mahasiswa(i) PGSD Unlam Banjarbaru akan dihitung dengan

rumus uji-t.

a. Variabel kesehatan antara mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga

dengan menggunakan uji-t lainnya dengan menggunakan salah satu perbedaan

dua rata-rata.

Secara keseluruhan dapat dilakukan melalui proses perhitungan sebagai berikut:

1) Mencari rerata masing-masing kelompok (X1, X2)

= = 4

= = 2

2) Banyaknya mahasiswa yang sering berolahraga (n1 = 33 orang) dan

mahasiswa yang jarang berolahraga (n2 = 27 orang)

Page 31: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

3) Mencari varian kedua kelompok (S), dicari dengan rumus sebagai berikut:

=

=

=

=

= 0,43

4) Mencari koefisien t, dengan rumus:

4,65

5) Menentukan df/derajat bebas

df = 33 + 27 – 2

df = 60 – 2

df = 58

D. Pengujian Hipotesis

Bardasarkan perhitungan data di atas tersebut, kemudian data diolah/dianalisis

dengan menggunakan teknik uji-t, didapatkan nilai t yaitu 4,65. Nilai tabel untuk α

=0,095 dengan derajat bebas 58 adalah 2,00. Dengan demikian t hitungan lebih besar

daripada t tabel atau 4,65 < 2,00. Berarti Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan

kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga

Page 32: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

ditolak dan H1 yang menyatakan ada perbedaan kesehatan yang signifikan antara

mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga diterima. Hal ini berarti ada

perbedaan kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang

berolahraga, dimana kesehatan mahasiswa yang sering berolahraga menjadikan tubuh

mereka sehat dan jarang sakit.

E. Pembahasan

Gambaran tersebut diatas menunjukkan bahwa sering tidaknya seseorang

dalam berolahraga memang akan sangat berdampak pada kesehatan fisiknya.

Berdasarkan tinjauan teoritis dan hasil penelitian yang relevan hal tersebut sangat

sesuai atau memang sudah terbukti. Beberapa sumber yang sesuai dengan hasil

penelitian, antara lain menurut Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan

olahraga dari Univeritas Arizona bahwa cukup dengan menggerakkan tubuh selama

10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Selain itu daya

pikir akan bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan

alias stress serta membuat perasaan menjadi riang selalu.

Olahraga memang memegang peranan penting dalam soal kesehatan walaupun

masih banyak hal lain yang mempengaruhi kesehatan tetapi olahraga memegang

peranan penting dalam hal kesehatan fisik kita. Dengan berolahraga secara teratur

bukan hanya myebebkan tubuh kita menjadi lebih sehat tetapi juga berpengaruh

terhadap otak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan fisik mahasiswa(i)

PGSD Berasrama terbukti dipengaruhi oleh kegiataan berolahraga mahasiswa itu

sendiri. Ini terbukti dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kesehatan

mahasiswa(i) yang sering dan jarang berolahraga. Kesehatan mahasiswa yang

sering/teratur berolahraga mempunyai kondisi fisik yang lebih sehat daripada

mahasiswa yang jarang berolahraga.

Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa perlu ditingkatkannya

kegiatan berolahraga mahasiswa yang sudah terlihat dengan adanya pengembangan

diri dan perbaikian sarana-sarana olahraga yang ada.

Page 33: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan diperolehnya hasil penelitian yaitu tentang perbedaan kesehatan mahasiswa(i)

berasrama PGSD Unlam Banjarbaru yang sering dan jarang berolahraga, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai beikut:

1. Tingkat kesehatan mahasiswa dapat dibilang memperihatinkan dengan persentasi 50%

dapat dikatakan kurang sehat/sering sakit dan 50% dapat dikatakan sehat/jarang sakit.

2. Sesuai dengan data banyak mahasiswa yang memiliki kebiasaan berolahraga yang

rutin/tinggi yaitu sebanyak 33 orang dan ada pula mahasiswa yang memiliki

kebiasaan jarang berolahraga yaitu sebanyak 27 orang.

3. Bardasarkan perhitungan data yang ada tersebut, kemudian data diolah/dianalisis

dengan menggunakan teknik uji-t, didapatkan nilai t yaitu 4,65. Nilai tabel untuk α

=0,095 dengan derajat bebas 58 adalah 2,00. Dengan demikian t hitungan lebih besar

daripada t tabel atau 4,65 < 2,00. Berarti Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan

kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga

ditolak dan H1 yang menyatakan ada perbedaan kesehatan yang signifikan antara

mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga diterima. Hal ini berarti ada

perbedaan kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang

berolahraga, dimana kesehatan mahasiswa yang sering berolahraga menjadikan tubuh

mereka sehat dan jarang sakit.

B. Saran-saran

Mengingat tingkat kesehatan sangat terpengaruh oleh kebugaran tubuh maka tentu

kegiatan berolahraga perlu ditingkatkan di lingkungan PGSD Unlam Banjarbaru,

diantaranya adalah :

1. Dengan adanya kegiatan pengembangan diri sudah membuat kegiatan berolahraga

menjadi lebih hidup akan tetapi masih ada saja sebagian mahasiswa(i) yang hanya

duduk diam tidak melakukan apa-apa, jadi mungkin lebih baiknya dibuat absen setiap

bidang olahraga sehingga untuk mengisi absen itu tersebut mereka harus ikut terlibat

dalam bidang olahraga tersebut.

Page 34: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

2. Fasilitas olahraga di PGSD memang sudah cukup bagus akan tetapi masih banyak

yang perlu dilengkapi dan terus ditingkatkan lagi.

3. Minat atau kesadaran untuk menjaga kesehatan tubuh memang datang dari diri kita

sendiri sehingga diperlukan kesadaran dari masing-masing individu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prof, Dr.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.

M. Toha Anggoro, dkk, Dr.2006.Metode Penelitian.Jakarta: Universitas Terbuka 2007.

Margono, S, Drs.1996.Metodologi Penelitian Pendidikan.Semarang:Rineka Cipta.

Page 35: Perbedaan Kesehatan Antara i S-I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/05/08/pengertian-olahraga/. Diakses pada tanggal 20

Maret 2010 Pukul 09.30 AM. .

http://id.wikipedia.org/wiki/manfaat-olahraga-bagi-otak. Diakses pada tanggal 20 Maret 2010

Pukul 09.30 AM.

http://indonetasia.com/definisionline/index.php/2009/05/tujuan-olahraga-bagi-kesehatan/.

Diakses pada tanggal 20 Maret 2010 Pukul 09.30 AM.

http://psikodianostik.blogspot.com/2009/09/tujuan-pendidikan-jasmani. Diakses pada tanggal

18 Juni 2010 Pukul 09.30 AM.

http://www.iklandisiniaja.com/582/Tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan-olahraga. Diakses

pada tanggal 20 Maret 2010 Pukul 09.30 AM.

http://www.rileks.com/community/artikelmu/blogger/5535-pelajari-kesehatan-fisik-dan-

mental.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2010 Pukul 09.30 AM.

Sandjaja B, Dr, MSPH, Heriyanto Albertus, M.Hum.2006.Panduan

Penelitian.Jayapura:Prestasi Pustaka.