kepemimpinan kepala sekolah terhadap kediiplinan...
TRANSCRIPT
-
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KEDIIPLINAN SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 8
MUARO JAMBI
SKRIPSI
TOPIK
TK 151180
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta
Ayah Iwan dan Ibunda Maria yang telah mengasuh saya mulai dari lahir hingga
dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tua saya selalu mendapat rahmat dari
Allah SubhanahuwaTa’ala , Aamiin.
Saya Topik juga ingin berterimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang
tercinta yakni Nurmalinda Hasan dan Zakaria yang tak kenal lelah menemaniku
disaat sulitku, serta penyemangat di saat lelah, dan seluruh keluarga ku yang telah
memberi dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas dukungan dan do‟a kalian sehingga saya dapat
menyelesaikan studi pendidikan di perguruan tinggi ini, Terimakasih untuk semua
yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah
SubhanahuwaTa’ala selalu memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin yaa Robbal „Alamin.
-
MOTTO
ِهنُكنۡۖۡ َفِئن ٱلَۡأهِۡرَوُأْوِلي ٱلرَُّسىَلَوَأِطيُعىْا ٱللََّوَءاَهُنىَْٰٓا َأِطيُعىْا ٱلَِّذيَن َي ََٰٓأيَُّها
ٱلَۡيىِۡمَو ٱللَِّوِإن ُكنُتنۡ ُتؤِۡهُنىَن ِب ٱلرَُّسىِلَو ٱللَِّوَفُردُّوُه ِإَلى َٖتَن َزعُۡتنۡ ِفي َشيۡء
٩٥َتأِۡويًلا ُنَوَأحَۡس َٖذ ِلَك َخيۡر ٱلۡأَِٰٓخِرِۚ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-Nya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59)
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang
Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas
iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi
manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Su‟aidi Asy‟ari, MA,.Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Rusmini, S.Ag. M.Pd.I dan Bapak Aris Dwi Nugroho, M.Pd.I selaku ketua
dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA selaku Dosen Pembimbing I dan bapak
Dr. Drs. Khairunnas, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Bahari T, S.Pd.,M.Pd.I selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Muaro
Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada Penulis dalam memperoleh
data di lapangan.
6. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang
telah menjadi partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
-
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku MPI B angkatan tahun 2015
Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, 17 Oktober 2019
Penulis,
TOPIK
TK 151835
-
ABSTRAK
Topik. (TK151180). Kepemimpinan Kepala Sekoalah Terhadap
Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi.
Skripsi ini membahas tentang Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah,
faktor penghambat kedisiplinan, dan upaya yang dilakukan Kepala Sekolah
Terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro
Jambi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Peran,
Faktor, dan Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan
Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Terdapat tiga
instrument dalam pengumpulan data diantaranya adalah wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah terhadap
kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi kurang
terlaksana dan masih adanya juga pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan sekolah yang masih dilanggar oleh siswa dan
faktor penghambat yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah
Atas Negeri 8 Muaro Jambi yaitu: (1) Kesadaran siswa terhadap tata tertib sekolah
(2) Pergaulan siswa (3) Kurangnya motivasi didalam diri siswa. Adapun upaya
yang dilakukan sekolah dalam pengawasan guru terhadap kedisiplinan siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi dengan meningkatkan koordinasi
antara kepala sekolah dan guru dalam mengatasi berbagai perilaku kedisiplinan,
bekerjasama secara intensif dengan pihak wali murid, melakukan pembiasaan dan
nasehat yang baik serta menjelaskan pentingnya disiplin kepada iswa.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Disiplin, Siswa.
-
ABSTRACT
Topik. (TK151180). Leadership in Improving Student Discipline in the State
Senior High Schools 8 Muaro Jambi.
This thesis discusess the Role of the Pricipal‟s Leadrship, inhibiting
factors for discipline, and the efforts made by the Pricipal in Improving Student
Discipline in Muro Jambi State 8 Senior High Schools.
The purpose of this study is to find out how the Role, Factors, and
Leadership Efforts of School Principals in Improving Student Discipline in Muaro
Jambi 8 State Senior High Schools. The approach used in this study is a
descriptive qualitative method. There are three instruments in data collection
including interviews, observation, and documentation.
The result of study indicate that the principal‟s role in the student
discipline in Muaro Jambi 8 State Senior High School is less implemented and
thereare still violations of the rules set by the school that are still violated by
student and the inhibiting factors that influence student disclipine in Schools
Secondary State 8 Muaro Jambi, namely: (1) Student awareness of school rules
(2) Student association (3) Lack of motivation within students. The efforts
undertaken by the school in teacher supervision of student discipline at Muaro
Jambi 8 Public High Schools by increasing coordination between shool principals
and teachers in overcoming various discilpinary behaviors, working intensively
with student guardians, making good habits and advice and explaining the
importance discipline to students.
-
Keywords : Pricipal Leadership, discipline, Students.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
NOTA DINAS .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1 B. Fokus penelitian ............................................................................................ 7 C. Rumusan Masalah. ...................................................................................... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .................................................................................................. 9 B. Studi Relavan ............................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitan ..................................................................................... 27 B. Situasi sosial dan subjek penelitian ............................................................... 27 C. Jenis dan sumber data .................................................................................... 27 D. Teknik dan pengumpulan data ....................................................................... 29 E. Teknik dan analisi data .................................................................................. 29 F. Tekik Keabsahan Pemeriksaan Data.............................................................. 31 G. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 32
-
BAB VI TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum................................................................................................ 33 B. Deskripsi Analisis Data ................................................................................. 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
NOTA DINAS .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
E. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1 F. Fokus penelitian ............................................................................................ 7 G. Rumusan Masalah. ...................................................................................... 7 H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Kajian Teori .................................................................................................. 9 D. Studi Relavan ............................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
H. Pendekatan penelitan ..................................................................................... 27 I. Situasi sosial dan subjek penelitian ............................................................... 27 J. Jenis dan sumber data .................................................................................... 27 K. Teknik dan pengumpulan data ....................................................................... 29 L. Teknik dan analisi data .................................................................................. 29 M. Tekik Keabsahan Pemeriksaan Data.............................................................. 31 N. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 32
-
BAB VI TEMUAN DAN PEMBAHASAN
C. Temuan Umum...................................................................................... 33 D. Deskripsi Analisis Data ................................................................................. 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan ................................................................................................... 59 D. Saran ............................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................... 32
Tabel 2 Struktur Organisasi ............................................................... 37
Tabel 3 Data Keadaan Guru ............................................................... 38
Tabel 4 Data Sarana dan Prasarana .................................................... 40
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
Lampiran 2 Daftar Informen Dan Responden
Lampiran 3 Kartu Konsultasi
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
Pendidikan merupakan hal utama yang dilakukan oleh setiap bangsa untuk
mencapai kemajuan. Semakin berkualitas suatu bangsa itu maka semakin
memberikan efek positif bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Disamping itu
pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan sikap
tingkah laku dan membantu dalam pembentukan karakter serta mencerdaskan
setiap individu. (Ali Mudlofir, 2016:250)
Pendidikan adalah pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk
pendidikan formal dan nonformal serta informasi disekolah maupun luar sekolah
yang berlangsung seumur hidup bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan
individu agar kemudian hari dapat memainkan peran hidup secara tepat
(Mudhaharjo, 2002:35)
Pendidikan dapat memberikan pengetahuan tentang manusia itu sendiri
dan tempat mereka hidup. Adapun ungkapan yang dikemukakan oleh Zakiah
Darajat bahwa, “ pendidikan adalah usaha sadar yang dijalankan oleh seorang atau
kelompok orang agar menjadi dewasa atau menjadi tingkatan penghidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental”. (Zakiah Darajat, 1992:28)
Tujuan pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia, yakni
upaya pembelajaran untuk membentuk pribadi dan karakter manusia mulia dan
berkesadaran sebagai makhluk dalam hubungannya dengan sesama manusia,
lingkungan dan Sang Penciptanya. Salah satu hal yang sangat urgen untuk
diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran adalah strategi
-
pembelajaran. Strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap sikap dan respon
peserta didik dalam menerima pelajaran. (Zainal Aqib, 2017:5)
Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan
adalah usaha sadar terprogram yang dijalankan oleh seorang atau kelompok dan
berlangsung seumur hidup untuk mencapai mutu kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan harus direncanakan dengan matang mulai dari kepala sekolah, guru,
metode belajar, bahkan mengenai budaya kedisiplinan di lingkungan sekolah, agar
terwujud suasana belajar dan mengajar yang aktif dan efektif.
Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal di sekolah yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
sekolah. (Mulyasa, 2013:181)
Seorang pemimpin juga harus berperan sebagai pengelola. Dilihat dari
fungsi-fungsi manajemen, yakni planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian) dan controling (pengawasan), maka kepala sekolah harus
berperan pula sebagai supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program
sekolah.
Kepala sekolah memilki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kualitas sekolahnya. Melihat fungsinya sebagai manajer ia adalah orang yang akan
merencanakan visi, misi, tujuan dan kebijakan sekolah; mengorganisasikan,
mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan di sekolah. Saat
menjalankan fungsinya, pemimpin dilembaga pendidikan hendaknya memilki
tanggung jawab besar ketika menjalankan instituisinya dan mengarahkan semua
elemen dalam mendukungnya menuju pencapaian kualitas yang lebih baik.
(Helmawati, 2014:215)
Greenberg (2005) menyatakan sebagai pemimpin, kepala sekolah atau
kepala sekolah atau kepala madrasah memilki tanggung jawab besar untuk
-
menjalankan institusinya dan mengarahkan semua aspek untuk mendukung
pencapaian kualitas yang lebih baik.
Pemimpin pendidikan dituntut untuk mewujudkan pendidikan yang
bermutu tentu dalam perjalanannya banyak dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor baik eksternal maupun internal. Faktor internal terdiri dari: politik,
ekonomi, sosial-budaya, sejarah dan ideologi. Dan faktor yang tak kalah
pentingnya yaitu faktor internal, berupa: wawasan, keterampilan, dan sikap positif
(norma atau keyakinan) yang dimiliki pemimpin (Tilaar, 2006:204)
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui
banyak komunikasi untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan sebuah
kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan
seluruh sumber daya organisasi terutama sumber daya manusiannya untuk
melakukan apa yang diharapkan. Kemampuan inilah yang akan menentukan
bahwa seorang pemimpin tersebut baik tidaknya. Kepemimpinan merupakan inti
dari manajemen (Kompri, 2015: 308).
Tugas kewajiban seorang pemimpin, disamping mengatur jalannya
sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan masyarakat.
Kepala Sekolah juga berkewajiban membangkitkan semangat bawahannya
disekolah untuk bekerja lebih baik, membangun dan memelihara kekeluargaan,
kekompakan dan persatuan,mengembangkan kurikulum sekolah, mengetahui
rencana sekolah dan tahu bagaimana menjalankannya, memperhatikan dan
mengusahakan kesejahteraan guru-guru dan pegawai-pegawainya dan sebagainya.
Semua ini merupakan tugas pemimpin yang merupakan bagian dari fungsi-fungsi
pengawasan yang menjadi kewajibannya sebagai pemimpin dalam sebuah
lembaga pendidikan. Pengawasan sangat perlu dilakukan agar aktifitas sekolah
dapat berjalan dengan baik.
Segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa di sekolah, kedisiplinan
memegang peranan yang sangat penting dalam sekolah, apabila tidak ada
kedisiplinan dalam suatu sekolah maka sekolah tidak akan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas pengawasan terhadap kedisiplinan
-
tersebut sudah tentu kepala sekolah tidak dapat mengerjakan semua kewajiban di
sekolah tanpa bantuan dan sejauh bantuan itu tersedia, kepala sekolah
menyerahkan tanggung jawab tentang siswa kepada para bawahannya: wakil
kepala sekolah, guru kelas, penyuluh, juru rawat dan personil lain (Oteng Sutisna,
1993: 65).
Aspek penting yang dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam
proses pembelajaran di sekolah yaitu proses pengaplikasian ketaatan dan
kedisplinan siswa dalam menjalankan fungsi siswa selaku peserta didik di
lingkungan sekolah. Hal ini sejalan dengan pengertian kedisplinan bahwa
“Kedisiplinan siswa dalam belajar perlu diupayakan oleh kepala sekolah selaku
pimpinan pendidik.” Sekolah yang disiplin akan melahirkan kondisi yang baik,
nyaman, tentram dan teratur. Istilah disiplin berasal dari kata yang sama dengan
“disciple” yang artinya seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti
seorang pemimpin.
Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan
mereka belajar, Disiplin yang meliputi ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata
tertib dan sebagainya. Disiplin dalam bentuk perilaku atau tingkah laku yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang di tetapkan secara individu
atupun kelompok sejak aturan itu diterapkan atau diberlakukan (Kompri,
2014:59).
Perilaku negatif sebagian remaja, pelajar, dan peserta didik pada akhir-akhir
ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan
hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, kriminal, dan telah
membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Kenakalan remaja dapat
dikatakan wajar, jika prilaku itu dilakukan dalam rangka mencari identitas diri,
serta tidak membawa akibat yang membahayakan kehidupan orang lain dan
masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan disiplin itu merupakan kesediaan
atau ketaatan seseorang untuk mematuhi aturan, tata tertib, norma yang telah
dibuat oleh pemimpin dan guru nyang dilandasi oleh kesadaran dan kesediaan
dalam diri setiap siswa.
-
Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah.
Disekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Sebaliknya, disekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda dari sekolah
yang disiplin. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa
dan untuk meperbaiki keadaan demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja
keras dari berbagai pihak untuk menubahnya, terutama kepala sekolah yang
sangat berperan sekali dalam mendisiplinkan siswa.
Salah satu cara mengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin
sekolahnya adalah dalam mendisiplinkan siswa. Bahkan berhasil tidaknya suatu
sekolah dalam persoalan disiplin sangat tergantung kepada kepala sekolah sebagai
orang yang bertanggung jawab dalam lembaga pendidikan tersebut. Oleh
karenanya, disiplin dapat digunakan sebagai barometernya dan kepala sekolah
memiliki andil yang sangat besar dalam menjalankan dan melaksanakan setiap
peraturan yang dibuat dengan sebaik-baiknya.
Peran disiplin disuatu sekolah bertujuan agar semua siswa bersedia dengan
rela memenuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa
ada paksaan. Kemudian, aturan tersebut diterapkan melalui guru-guru kepada
siswa, apabila guru-guru mampu melaksanakan aturan yang telah ditetapkan oleh
kepala sekolah, seharusnya setiap siswa dapat mengendalikan diri dan memenuhi
semua norma yang berlaku, maka hal ini dapat dijadikan sebagai modal untuk
menentukan pencapaian dalam pencapaian tujuan.
Berdasarkan hasil pengamatan awal di SMA Negeri 8 Muaro Jambi ada
beberapa masalah yang sering dilanggar oleh para siswa, Pelanggaran tersebut
seperti:
1. Masih adanya siswa yang berkeliaran di luar sekolah dengan waktu yang lama
pada saat jam pelajaran berlangsung.
2. Masih adanya siswa yang kurang menghiraukan masalah kerapian yang
ditetapkan oleh sekolah seperti tidak memanjangkan rambut bagi siswa laki-
laki.
3. Masih adanya siswa yang makan-makan di kantin pada saat jam belajar.
-
4. Masih ada siswa yang berani membawa Handphone dan mengaktifkannya saat
jam pelajaran berlangsung.
5. Masih adanya siswa yang datang terlambat.
Seperti kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini disiplin siswa
mengalami beberapa penurunan. Penurunan disiplin pada para siswa ini dapat
terjadi karena adanya beberapa faktor. Seperti masih terdapatnya guru yang tidak
mencontohkan sikap disiplin disekolah, faktor keluarga, faktor lingkungan atau
faktor pergaulan. Selain itu juga banyaknya media yang dengan mudah dijumpai
atau dimiliki siswa dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya disiplin pada
siswa.
Adanya internet selain mempunyai pengaruh posistif juga mempunyai
pengaruh negative. Hal ini dapat terlihat dari antusias anak menggunakan internet
sebagai sarana bermain dari pada untuk sarana belajar. Akibatnya disiplin belajar
hilang karena terlalu asyik menikmati internet dan kurangnya kesadaran dari
dalam dirinya untuk mengontrol prilakunya. Berprilaku tidak Disiplin juga
berpengaruh banyak terhadap menurunnya prestasi siswa.
Selain faktor lingkungan disiplin juga biasanya mengalami penurunan
karena faktor teman dekat, seperti karena kita terlalu menghargai teman sehingga
sering menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama-sama, ketimbang belajar.
Padahal keesokan harinya akan menghadapi ujian atau ada tugas sekolah yang
harus dikerjakan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan prestasi sekolah
menurun, yang nantinya akan membuat guru, dan orang tua menjadi kecewa.
Kelalaian atau ketidak disiplinan dalam menyimak dan mengulang pelajaran
seringkali membuat kita mengambil jalan pintas, menyontek pada waktu ulangan.
Padahal ini hanya akan memperkeruh keadaan, menimbulkan persoalan baru
seperti sanksi dari guru atau semakin tidak mengertinya siswa terhadap suatu
pembelajaran.
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Muaro Jambi, telah menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pemimpin. Tetapi masih
kurang dalam hal kordinasi dengan para guru. Sehingga masih cukup tingginya
-
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa. Jadi, sudah sepatutnya
kepala sekolah harus mempunyai kordinasi yang baik dengan guru. Untuk bisa
meminimalisir setiap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa
dan para guru juga harus mempunyai pendekatan yang baik pula dengan para
murid, supaya guru memgetahui apa saja penyebab para siswa tersebut
melanggaran peraturan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwasanya, dalam hal kedisplinan, siswa
harus mematuhi tata tertib yang telah ada sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Untuk mencapai tujuan itu semua, maka perlu adanya kepatuhan
sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Kedisiplinan seorang siswa bukan
hanya sekedar datang belajar dan pulangnya tepat waktu, akan tetap lebih dari itu
dituntut juga perilaku, sikap dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan tertulis
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Peran seorang pemimpin sangatlah
penting terhadap kedisiplinan sekolah. Kepala sekolah haruslah menerapkan tata
tertib yang telah ditetapkan di sekolah agar kedisplinan siswa tetap terjaga.
Berdasarkan latar belakang dan gejala di atas, maka penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul ”Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi ”
B. Fokus penelitian
Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, peneliti hanya akan mengkaji
permasalahan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa
di SMA 8 Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permaslahan yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA
Negeri 8 Muaro Jambi?
-
2. Apa saja faktor penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan
siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi?
3. Apa upaya Kepemimpinan yang dilakukan Kepala sekolah terhadap kedisiplinan
siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas maka tujuan
penelitian yang hendak di capai adalah :
1. Untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa di
SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap kedisiplinan siswa di SMA 8 Muaro Jambi.
3. Untuk mengetahui upaya Kepemimpinan yang dilakukan Kepala sekolah terhadap
kedisiplinan siswa di SMA 8 Muaro Jambi.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Peran Kepemimpinan Kepala sekolah
a. Pengertian Peran Kepemimpinan
Pengertian peranan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang
dalam peristiwa tertentu. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. (Soerjono Soekanto,
2002:243).
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk
mengambil langkah-langkah atau tindakan menuju suatu sasaran bersama. Karena
itu kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Sri Purwanti, 2013:212)
Kepemimpinan adalah cara atau teknik, gaya yang digunakan pemimpin
dalam mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan kerja sama
mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Harbani Pasolong, 2008:5)
Kepemimpinan mempunyai beberapa teori yang menjadi dasar dari
kepemimpinan itu sendiri yakni :
1) Teori Orang Hebat (Great Man Theory). Teori ini berasumsi bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang
tersebut dilahirkan.
-
2) Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory). Teori ini mempercayai bahwa orang
yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan
mereka unggul dalam peran kepemimpinan.
3) Teori Perilaku (Behavioral Theory). Teori ini berfokus pada perilaku para
pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka.
4) Teori Kongtingensi (Congtingency Theory). Yakni beranggapan bahwa tidak
ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surah An.Nisa‟ ayat 59 :
ِهنُكنۡۖۡ َفِئن َتَن َزعُۡتنۡ ِفي ٱلَۡأهِۡرَوُأْوِلي ٱلرَُّسىَلَوَأِطيُعىْا ٱللََّوَءاَهُنىَْٰٓا َأِطيُعىْا ٱلَِّذيَن َي ََٰٓأيَُّها
َٖذ ِلَك َخيۡر ٱلۡأَِٰٓخِرِۚ ٱلَۡيىِۡمَو ٱللَِّوِإن ُكنُتنۡ ُتؤِۡهُنىَن ِب ٱلرَُّسىِلَو ٱللَِّوَفُردُّوُه ِإَلى َٖشيۡء
٩٥َتأِۡويًلا ُنَوَأحَۡس
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-
Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59)
Ayat 59 ini memerintahkan agar kaum muslimin taat dan patuh kepada-
Nya, kepada rasul-Nya dan kepada orang yang memegang kekuasaan diantara
mereka agar tercipta kemaslahatan umum. Untuk kesempurnaan pelaksanaan
amanat dan hukum yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
Jadi, kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan,
menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan. Sebagaimana telah dijelaskan juga
sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum
merupakan pengaruh atau kiat memengaruhi orang lain sehingga mereka dengan
penuh kemauan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah
selaku seorang pemimpin harus mampu memengaruhi, membujuk dan
menyakinkan para bawahannya yaitu guru-guru dan karyawan agar mereka
dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal
-
berusaha mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah merupakan contoh teladan
dalam setiap perilaku bagi semua bawahan dalam lingkungannya.
b. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala Sekolah terdiri dari dua kata yaitu Kepala dan Sekolah. Kata
kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian, secara sederhana kepala
sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi
tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
pembelajaran, atau tempat di mana interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima palajaran. (Kompri, 2015:1)
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang
tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat
menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan
tertentu seperti latar belakang, pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan
integritas. (Wahjosumidjo, 2010:84)
Pengertian kepala sekolah ialah salah satu personel sekolah/madrasah yang
membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai
tujuan. Kepala sekolah atau kepala madrasah secara resmi diangkat oleh pihak
atasan. Kepala sekolah atau kepala madrasah ini disebut pemimpin resmi atau
official leader. (Helmawati, 2014:17)
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan
pendidikan, yang harus mempunyai dasar kepemimpinan yang kuat serta
bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya.
(Mulyasa, 2013:16)
Kepala sekolah merupakan seorang yang diberi tugas oleh bawahannya
untuk memimpin suatu sekolah/madrasah di mana di dalam sekolah
diselenggarakan proses belajar mengajar. Didala menjalankan tugas-tugasnya
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang
-
ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan tugas-tugasnya yang telah
diberikan kepada mereka.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang bersifat kompleks dan unik, bersifat
kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai
dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menetukan. Sedangkan
sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri
tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang
menempatkan sekolah karakteristik tersendiri di mana terjadi proses belajar
menagajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Karena sifatnya komplek dan unik tersebutlah sekolah sebagai organisasi
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah.
Peran kepala sekolah dalam mengerakan kehidupan sekolah untuk
mencapai tujuannya adalah peran yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam rumusan tersebut.
a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan
penggerak kehidupan sekolah.
b. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan
sekolah serta memiliki kepedulian pada staf dan siswa.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang
lain tanpa disadari oleh pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan
diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melaui proses serta persyaratan-
persayaratan tertentu seperti: Latar belakang pendidikan, penagalaman, usia
pangkat, dan integritas. Oleh karena itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah
pejabat formal sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang
didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Berdasarkan paparan diatas, dapat di ambil kesimpulan bahwasanya peran
kepemimpinan kepala sekolah sangatlah penting dalam semua jenjang dan jenis
pendidikan, agar mereka mampu dan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai kepala sekolah. Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang
-
bersifat Kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dipandang sebagai
pejabat formal, sedang dari sisi lain kepala sekolah dapat berperan sebagai pemimpin
(leader), sebagai manajer, sebagai pendidik (educator), sebagai supervisor dan kepala
sekolah juga berperan sebagai staf.
Sebagaimana dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa betapa luasnya makna
dan rumusan pengertian kata pemimpin dan banyaknya variabel berarti yang
terkandung atau kepemimpinan tersebut memberikan indikasi betapa luasnya pula
peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin organisasi sekolah yang bersifat
kompleks dan unik. Adapun beberapa Peran Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
a. Kepala sekolah sebagai pejabat Formal
Menurut schermerhon yang dikutip oleh Qomari Anwar (2002;99) bahwa
di dalam lingkungan organisasi kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk:
1) Kepemimpinan formal (formal leadership) yang biasanya dipilih melalui
seleksi dengan persyaratan tertentu dan kriteria tertentu yang menjadi bahan
pertimbangan yang harus diperhatikan betul seperti latar belakang,
pengalaman, usia, kepangkatan, pembinaan karier, masa jabatan atau
golongan, integritas, kepribadian atau harga diri.
2) Kepemimpinan informal yang biasanya diakui karena seseorang memiliki
kemampuan tertentu untuk membantu memecahkan berbagai persoalan yang
muncul di tengah masyarakat.
Jadi kepemimpinan formal terjadi, apabila di lingkungan organisasi
jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang
ditunjuk atau dipilih melalui seleksi. Sedangkan informal terjadi di mana
kedudukan pemimpin dalam satu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul
karena mempunyai pengaruh atau kecakapan di tengah-tengah organisasi.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang
lain tanpa disadari oleh pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan
diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melaui proses serta persyaratan-
persayaratan tertentu seperti: Latar belakang pendidikan, penagalaman, usia
pangkat, dan integritas. Oleh karena itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah
-
pejabat formal sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang
didasarkan atas peraturan yang berlaku.
b. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
Peran Kepemimpinan (leadership) sebagai pemimpin mencerminkan
tanggung jawab sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di
sekolah, sehingga lahir kerja dan produktivitas yang tinggi.
Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan dan berjalan didepan. Sebagaimana telah dijelaskan juga
sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum
merupakan pengaruh atau kiat memengaruhi orang lain sehingga mereka dengan
penuh kemauan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepala sekolah selaku seorang pemimpin harus mampu memengaruhi,
membujuk dan menyakinkan para bawahannya yaitu guru-guru dan karyawan
agar mereka dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara
maksimal berusaha mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah merupakan
contoh teladan dalam setiap perilaku bagi semua bawahan dalam lingkungannya.
c. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik. (Educator)
Arti dari definisi pendidik dapat digali dari berbagai sumber di antaranya
dalam kemampuan individu, kamus besar bahasa indonesia pendidik adalah orang
yang mendidik. Sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, sehingga pendidikan dapat
diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam rangka mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Salah satu fungsi selaku kepala sekolah adalah sebagai pendidik. Dan jika
di hubungkan dengan definisi dari berbagai sumber di atas, peran kepala sekolah
sebagai pendidik merupakan peran yang sangat berat dan sekaligus mulia. Suatu
hal yang harus diperhatikan oleh sikap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai
-
pendidik, mencakup dua hal pokok yaitu: sasaran atau kepada siapa prilaku sebagai
pendidik itu diarahkan dan bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan.
d. Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah
seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan
manajer suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat
mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam
pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan
mengembangkan karier-karier sumberdaya manusia, memerlukan manajer yang
mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan
agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Kepala sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh
karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepala sekolah
hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrasi pendidikan.
f. Kepala sekolah sebagai supervisor
Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan
bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja
melainkan juga tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai
sekolahnya, yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala
sekolah, pemilik sekolah, dan para pengawas di tingkat kabupaten/kota madya serta
staf kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Oleh karena itu, salah satu fungsi kepemimpinan kepala sekolah adalah fungsi
supervisor terhadap guru-guru dan pegawai lainnya. Kegiatan pengawasan kepala
sekolah dalam keseluruhan proses pendidikan merupakan bagian yang integral
terhadap keseluruhan proses kegiatan pendidikan lainnya, sehingga tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat tercapai dengan efektif dan efisien
melalui kegiatan guru-guru sebagai para pelaksananya. (Daryanto, 2011:84)
2. Kedisiplinan Siswa
-
a. Pengertian Kedisiplinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin diartikan dengan
tata tertib dan ketataan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata
disiplin sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina dan
discipulus yang berarti perintah dan peserta didik. Jadi, disiplin dapat diartikan
sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2003:268)
Andre E. Sikula dalam Syarif Hidayat (2012) mengemukakan bahwa
disiplin diartikan sebagai kondisi atau suatu usaha untuk membentuk perilaku
melalui penerapan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment).
Menurut Henry Clay Lindgren (1980: 426), disiplin merupakan proses
pengawasan ketaatan atau perilaku secara teratur melalui pelatihan dan terdapat
adanya hukuman bagi siapa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Agar
disiplin dapat tumbuh dan terpelihara dengan baik maka terdapat 3 (tiga) faktor
yang sangat perlu diperhatikan yaitu (1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3)
penegakan peraturan. Kesadaran adalah faktor utama dalam tegaknya disiplin.
Menurut The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib
yang mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Sementara Goods‟s dalam
Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai proses atau hasil
pengamatan atau pengendalian keinginan, motivasi, atau kepentingan guna
mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. (Ali Imron,
2011: 172)
Sedangkan Ibnu Suwandi dan Anno D. sanjari menjelaskan secara rinci
mengenai pengertian disiplin sebagai berikut:
a. Latihan yang memperkuat
Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan
pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh
dan sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh
dapat dilihat pada penanaman disiplin dikalangan Angkatan Bersenjata. Ibadah
-
puasa dapat di golongkan sebagai suatu latihan dalam arti peneneman disiplin
yang tujuannya untuk mempertinggi daya kendali diri.
b. Koreksi dan sanksi
Arti disiplin dalam kaitannya dengan koreksi dan snksi terutama di
perlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi
yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa
koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan snksi. Keduanya harus dilaksanakan
secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran
terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama.
c. Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan
Orang-orang yang disiplin adalah orang-orang yang mampu
mengendalikan dirinya. Demikian ketertiban masyarakat, pembinaan disiplin
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan teknologi dan tingkat
perkembangan masyarakat perpaduan antara ketertiban dan keteraturan
menghasilkan suatu aturan tata laku.
d. Sistem aturan dan tata laku
Setiap kelompok manusia (masyarakat) atau bangsa selalu terikat pada
berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya maupun
masyarakat, bangsa atau negara. Jika ingin masyarakat atau bangsa iitu disebut
disiplin, dalam setiap peraturan harus melihat perkembangan teknologi dan
perkembangan masyarakat. Karena disiplin tidak dapat ditanamkan dalam waktu
yang singkat, karena pembinaan generasi yang dimulai dari lingkungan keluarga
khusunya pada masa anak-anak adalah masa yang paling peka bagi pembentukan
watak manusia. Berdasarkan prinsip ini maka pembinaan disiplin melalui
pemanfaatan lembaga formal maupun non formal sangat penting artinya. (M
Yusuf, 173 : 2016)
Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus di
tanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan
bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing
umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal,
umumnya tidak disiplin.
-
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa disiplin
adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan
semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung
atau tidak langsung.
Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan
konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, peserta didik di sekolah
dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau duduk tenang sambil
memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar. Peserta didik diharuskan
mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru, dan tidak boleh dibantah.
Dengan demikian, guru bebas memberikan tekanan kepada peserta didik, dan
memang harus menekan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik takut dan
terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh guru.
Kedua, disiplin yang di bangun berdasarkan konsep permissive. Menurut
konsep ini, peserta didik haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam
kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah di longgarkan dan tidak perlu
mengikat kepada peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang
itu menurutnya baik. Konsep permissive ini merupakan antitesa dari konsep
otoritarian. Keduanya sama-sama berada dalam kutub ekstrim.
Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin demikian,
memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa
saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Konsep ini
merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan permissive di atas. (Ali Imron,
2011: 173)
Dari berbagai pengertian diatas maka dalam konteks manajemen kelas,
disiplin dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh guru sebagai manajer
kelas untuk menjadikan peserta didiknya memiliki kemampuan guna
mengendalikan diri dan berperilaku sesuai dengan tertib kelas.
b. Fungsi Disiplin
Menurut Singgih Gunarsa dalam Syarif Hidayat (2012) Dalam bahwa
fungsi utama disiplin adalah untuk mengajarkan bagaimana mengendalikan diri
-
dengan mudah,menghormati dan mematuhi otoritas atau peraturan yang ada.
Pemberian sanksi terhadap mereka yang telah melakukan pelanggaran harus
ditetapkan berdasarkan dan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rumusan
sanksi berat-ringan nya hukuman harus terlebih dahulu mendapat pertimbangan
logis dan adil.
Fungsi disiplin menurut Tu‟u Dalam Harniyati R (2017) adalah:
1. Menata kehidupan bersama
Disiplin sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya
perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan
yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan
dengansesama menjadi baik dan lancar.
2. Membangun kepribadian
Disiplin yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari memberi
dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan
disiplin seseorang akanterbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan
kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya.
3. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,
teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
4. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar,
misalnya ketika seseorang siswa yang kurang disiplin masukke satu sekolah
yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah
tersebut.
5. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
6. Menciptakan lingkungan yang kondusif
-
Disiplin berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan
pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya
sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran.
c. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan
Disiplin yang ada didalam diri tidaklah terbentuk dengan sendirinya, akan
tetapi melalui proses, yaitu dengan melakukan suatu kegiatan (disiplin) secara
berulang-ulang sehingga yang melakukan menjadi terbiasa melakukannya
sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pada akhirnya menjadi suatu sifat atau
kepribadian. Ada beberapa bentuk Kedisiplinan, sebagai berikut :
1) Disiplin Waktu
Hal yang paling mendasar daripada bentuk kedisiplinan yang pertama
adalah disiplin waktu, dan sebagai contoh dari disiplin waktu ini dapat ditemukan
pada kegiatan kita sehari-hari, seperti halnya shalat tepat pada waktunya, itu dapat
membentuk kedisiplinan anak. Dan untuk membiasakan hal itu harus dilatih sejak
kecil. Kewajiban shalat yang harus dikerjakan lima kali dalam sehari itu harus
dirasakan oleh seorang anak sebagai suatu tanggung jawab yang harus dikerjakan,
sehingga jika tidak dikerjakan maka akan menjadi suatu beban, karena didalam
menerapkan disiplin ada suatu alat yang digunakan agar berjalannya disiplin
tersebut, dan alat tersebut adalah hukuman dan ganjaran. Sehingga bagi orang
yang melanggar disiplin tersebut akan diberikan sangsi, seperti hukuman. Dan
pada akhirnya mau tidak mau orang yang menjalaninya akan berpikir banyak jika
mau melanggar. Dari kegiatan (shalat) yang pada awalnya dilakukan karena takut
akan sangsi atau hukuman, tetapi karena sudah terbiasa pada akhirnya akan
menjadi suatu kebiasaan bahkan menjadi suatu kebutuhan, karena ia akan
merasakan ada sesuatu yang hilang jika tidak dikerjakan.
2) Disiplin Belajar
Menuntut ilmu sangat penting bagi umat manusia umumnya dan juga
menjadi wajib bagi umat Islam khususnya, meskipun kita berada dalam keadaan
-
perang.Ini berarti kedudukan ilmu sangat penting bagi manusia. Dan menuntut
ilmu itu juga salah satu cara lain untuk berjihad selain pergi ke medan perang.
Agar dalam belajar atau menuntut ilmu berjalan dengan baik, teratur dan terarah,
maka disiplin belajar dibutuhkan. Sehingga kita dapat belajar semaksimal
mungkin.
Dengan disiplin belajar akan menimbulkan kesadaran diri untuk belajar
tanpa didorong oleh other-imposed atau faktor dariluar. Meskipun kita pada
awalnya belajar bedasarkan dorongan dari luar, namun pada akhirnya keinginan
belajar akan timbul dari dirinya sendiri. Karena jika ia tidak melaksanakan
disiplin belajar itu, ia akan merasa rugi karena kehilangan waktu yang ia buang.
Sehingga dia dapat mengatakan bahwa waktu adalah belajar.
Jadi, pada dasarnya disiplin belajar itu selain dapat membentuk etos
belajar yang baik juga dapat membentuk kepribadian yang baik pula. Dan salah
satu lembaga pendidikan yang menerapkan disiplin belajar secara intensif itu
adalah pondok pesantren. Karena segala aktivitas disana selalu dimotori, dan jika
ada yang melanggar disiplin akan diberikan sangsi. Selain disiplin waktu disiplin
belajar juga menjadi hal yang utama di sana. (Ali Imron, 2011: 178)
3) Disiplin Bertingkah Laku
Selain dua disiplin yang sudah dibahas di atas, sekarang disiplin
bertingkah laku yang akan penulis bahas. Yang dimaksud disiplin bertingkah laku
disini adalah disiplin dalam bersikap, dalam perkataan maupun perbuatan yang
disesuaikan dengan ajaran agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW
bersabda: “Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana saja, iringilah kejahatan
dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan
budi pekerti yang baik.” (H. R. Thabrani dari Abi Zarr).
Maksud dari hadits tersebut adalah agar Peserta didik tidak salah memilih
dalam bergaul, Peserta didik dengan yang lainnya, sehingga akan terjalin
hubungan yang baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Dari uraian di atas, yaitu mengenai disiplin waktu, disiplin belajar, dan
disiplin bertingkah laku dapat dilakukan dengan baik dan secara kontinu, maka
ketiga disiplin itu akan menjadi suatu bagian dari dirinya, sehingga jika ia
-
melanggar salah satu disiplin tersebut ia akan merasa rugi, karena ketiga disiplin
tersebut telah menjadi suatu kebutuhan (Jihad, 2011).
d. Indikator Disiplin
Menurut Wijaya dan Rusyan dalam buku Kemampuan Dasar Guru dalam
Proses Belajar Mengajar, (1994: 18-19) disiplin mengandung ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru atau siswa karena tata tertib
yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun
demi kelancaran proses pendidikan tersebut meliputi:
1. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.
2. Mengindikasikan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu
lembaga pendidikan.
3. Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku.
4. Tidak membohong.
5. Tingkah laku yang menyenangkan.
6. Rutin dalam belajar mengajar.
7. Tidak suka malas daalam belajar mengajar.
8. Tidak menyuruh orang belajar demi dirinya.
9. Tepat waktu dalam belajar mengajar.
10. Tidak pernah keluar dalam belajar mengajar.
11. Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar.
b) Taat terhadap kebijaksanaan yang berlaku:
1. Menerima, menganalisis, dan mengakaji berbagai pembaharuan pendidikan.
2. Berusaha menyesuaikan diri derngan siiiiituasi dan kondisi pendidikan yang
ada.
3. Menguasai dan introspeksi diri.
Penegakan tata tertib di sekolah sangat penting dilakukan. Hal ini
dikarenakan dengan melakukan implementasi tata tertib di sekolah dapat
-
mengurangi tindakan-tindakan negatif dari siswa seperti terlambat datang sekolah
atau kebiasaan membolos. Dengan melakukan penegakan disiplin yang ketat
melalui implementasi tata tertib dapat menjadikan siswa untuk terbiasa bersikapp
disiplin sehingga pelanggaran-pelanggaran di sekolah dapat dikurangi. Oleh
karena itu, sekolah harus menjalankan tata tertib dengan konsisten baik guru
maupun siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa.
Adapun kendala yang mempengaruhi tata tertib sekolah:
1) Kurangnya kesadaran siswa terhadap kedisplinan.
2) Lingkungan pergaulan.
3) Kurangnya motivasi terhadap siswa
Faktor penghambat dalam menciptakan budaya disiplin :
a. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama
dan utama dalam menetukan perkembangan pendidikan seseorang., dan tentu saja
merupakan faktor peratama dan utama pula dalam menentukan belajar seseorang.
b. Faktor lingkungan sekolah
Sekolah adalah lembaga formal terjadinya proses belajar mengajar. Selain
pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah diperoleh seseorang secara
teratur, sistematis, bertingkat mulai dari tTK hingga perguruan tinggi.
c. Faktor lingkungan masyarakat
1) Kegiatan siswa dala masyarakat, yakni kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau kegiatan
siswa terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena ia tidak bisa
mengatur waktu.
2) Teman bergaul. Pengaruh ini siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Dari
pada yang kita duga. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti membawa
belajar bersama, dan teman teman pergaulan yang kurang baik adalah yang
suka begadang, pecandu rokok, dan sebagainya maka berpengaruh sifat
buruknya.
-
3) Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang
tidak terpelajar, pejudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak
baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada di lingkungan itu.(Leli
Siti Hardianti, 9: 2003)
e. Penanggulangan Kedisiplinan
Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan,
berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu
mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri (self-
discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya.
b. Membantu peserta didik meningkatkan standar prilakunya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disilin. (M
Yusuf, 172 : 2016)
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menanamkan kedisiplinan,
seperti kedisiplinan saat belajar mengajar. Karena disiplin belajar merupakan
salah satu faktor pendukung proses belajar mengajar dengan baik. Sardiman
menegaskan bahwa disiplin dalam pendidikan sangat diperlukan untuk menjaga
suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar serta menciptakan pribadi
yang kuat bagi peserta didik. Disiplin dapat mengajarkan anak untuk melakukan
yang baik dan benar serta menghindari perbuatan yang tidak baik sehingga dapat
menjadi investasi atau berdampak seumur hidup.
Ada berbagai cara yang dapat di tempuh guru dalam menanggulangi
pelanggaradisiplin. Cara tersebut antara lain :
1. Pengenalan Peserta Didik
Makin banyak guru mengenal peserta didik akan besar kemungkinan guru
mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Siswa yang frustasi mungkin terjadi
siswa tersebut melanggar disiplin sekolah.Siswa yang tidak diperhatikan orang tua
-
dan gurunya kurang mengontrol dirinya sendiri biasanya kurang menghargai
otoritas dan mereka tidak menyukai dan membencinya. Ada beberapa cara yang
dapatdilakukan oleh guru dalam hal ini:
a. Interest Inventory, merupakan cara sederhana yang dapat dibuat guru, alat
ini berupa sejumlah pertanyaan, misalnya tentang buku yang disenangi,
hobby, favorit, aktivitas yang dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari
sistem televisi, dan sebagainya.
b. Sosiogram, untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka
hubungan sosial psikologis dengan teman-temannya.
c. Feedback Letter, siswa diminta untuk membuat satu karangan atau surat
tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya, apa yang disukai pada saat
pertama masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat
istirahat dan lain sebagainya.
2. Melakukan Tindakan Korektif
Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam
menghentikan perbuatan siswa secepat mungkin. Guru harus segera mengingatkan
siswa terhadap peraturan dan konsekuensinya, kemudian melaksanakan sangsi
yang seharusnya berlaku. Dalam kegiatan menegakkan kedisiplinan dibutuhkan
kegiatan monitoring, maksudnya untuk menemukan peraturan mana dan alternatif
mana secara empiris merupakan alat yang efektif dalam mengatasi masalah
disiplin.
3 . Melakukan Tindakan Penyembuhan
Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan peserta didik atau sejumlah
pesertadidik perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara
individual maupun secara kelompok.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan antara
lain:
a. Mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk menerima dan
mengikuti tata tertib atau konsekuensi daripelanggaran yang dibuatnya.
-
b. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam mengadakan kontak dengan siswa semacam
ini.
c. Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut disetujui bersama
oleh guru dan siswa yang bersangkutan.
d. Bila saatnya bertemu dengan siswa jelaskan maksudnya pertemuantersebut
serta manfaat yang diperoleh bagi siswa maupun sekolah.
e. Tunjukkan kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang yang
sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan, kelemahan dalam berbagai
hal. Akan tetapi tetapi yang penting antara guru dan peserta didik harus
ada kesadaran untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling
mengigatkan bagi kepentingan bersama.
f. Bila ada pertemuan yang diadakan dan siswa tidak meresponsitif maka
guru dapat mengajak peserta didik untuk melaksanakan diskusi pada saat
lain tentang masalah yang dihadapi.
g. Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan
masalah dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima peserta
didik dalam rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik tentang
pelanggaran yang dibuatnya.
h. Melakukan kegiatan tindak lanjut(Rohani, 2004: 141).
4. Melakukan Pembinaan disiplin peserta didik.
Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang lain,
menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program
pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuahan hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan masyarakat serta kepentingan
individu siswa.
Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para
siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar
mengajar, melainkan juga dalam kegiatan sekolah. Langkah tepat harus diambil
kepala sekolah dan para guru yakni mengembangkan pengertian yang lebih besar
dari dan memahami isi hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif
di dalam berbagai keputusan, seperti kegiatan-kegiatan di luar kurikuler atau
kegiatan ekstrakurikuler.
-
Tanggung jawab legal kepada kepala sekoah dalam hal ini mengadakan
pengendalian kehadiran para siswa, penerapan disiplin, kebebasan mengemukakan
pendapat dan menghormati proses hak-hak seluruh siswa secara tepat.
(Wahyusumidyo, 2007: 239)
B. Studi Relevan
Berhubung dengan bahasan penelitian yang penulis kerjakan, terdapat
beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Hasil penelitian ini penulis jadikan
bahan kajian awal dengan maksud agar tidak ada tumpang tindih ataupun
pengulangan yang berarti dari apa yang telah dibahas sebelumnya diantara hasil
penelitian tersebut adalah :
1) Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Erlenda Aswati tahun 2005 mengenai
peranan kepala sekohlah sebagai pemimpin dalam menegakkan disiplin di
Sekolah Dasar Negeri No. 012 Sipungguk Bangkinang Barat dengan hasil yang
baik yaitu 84,61%, artinya kepala sekolah mempunyai peranan yang baik
dalam menegakkan disiplin di sekolah.
2) Penelitian yang dilakukan oleh M. Kadri tahun 2006 tentang strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan disiplin belajar siswa SMU Muhammadiyah
Pekanbaru. Dengan hasil terlaksana mencapai nilai 83%, sedangkan yang tidak
terlaksana 17%, jadi hasilnya dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah
dalam meningkatkan belajar siswa SMU Muhammadiyah Pekanbaru mencapai
nilai 83%. Maka hasil obervasi dapat dikategorikan optimal dengan ketetapan
76%.
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa penilitian di atas
memberikan suatu gambaran bahwa kedisiplinan siswa di atas sudah disiplin akan
tetapi perlu ditingkatkan, sedangkan penelitian penulis lakukan siswa belum
disiplin maka, apa tindakan kepala sekolah dalam mendisiplinkan siswa serta
faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah mendisiplinkan siswa di
SMA Negeri 8 Muaro jambi.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengkaji tentang Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan di SMA Negeri 8 Muaro
Jambi. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
mengahasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011: 4).
B. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Muaro Jambi, mengenai Peran
Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan siswa.
Subyek yang akan diteliti adalah kepala sekolah, guru, peserta didik.
Penelitian ini menggunakan teknik " purposive sampling" yaitu teknik yang di
anggap mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti (Hadi dan
Haryono, 1998: 122).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti umumnya
dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau diperoleh dari tangan pertama
atau subjek (informan) melalui proses wawancara (Moleong, 2011: 100).
-
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung Peneliti,
tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder juga
dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat
digunakan oleh peneliti.Jenis data sekunder ini dapat berupa gambar-gambar,
dokumentasi, grafik, manuserif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi
lainnya (Moleong, 2011: 100).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai
gambaran umum tentang Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi, Seperti :
1) Historis dan Geografis
2) Struktur Organisasi
3) Keadaan guru, karyawan dan peserta didik
4) Keadaan sarana dan prasarana
2 . Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh. Sumber data primer dan data
sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara kepada kepala sekolah,
guru, dan peseta didik dari SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data primer yaitu data yang
diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian sesuai
dengan masalah yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan mata, atau pula dengan pengamatan yang meliputi
kegiatan pemuata, perhatian terhadap suatau objek dengan menggunakan seluruh
alat indera, dan dapat dikatakan sebagai pengamatan langsung terhadap masalah
yang akan diteliti (Suharsimi, 2009: 156).
-
Observasi yang dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang
disiapkanDalam penelitian ini yang penulis observasi adalah pengawasanguru
terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi, 2009: 155).
Wawancara tidak terstruktur penulis gunakan sebagai instrumen pelengkap
observasi untuk mengumpulkan data dilapangan tentang Penerapan Starategi
Pembelajaran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Peserta Didik di SMP
Baiturrahim Kota Jambi. , seperti :
a. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplina Siswa di SMA
Negeri 8 Muaro Jambi.
b. Faktor Penghambat yang dihadapi Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan
Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
c. Upaya mengatasi kesulitan dalam kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kedisplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumen sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau varibel-variabel
yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, natulen rapat,
prasasti, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 2009: 231).
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi peraturan-peraturan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang
menyangkut penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan tiga
komponen analisis yang saling berkaitan dan berinteraksi, dan tak bisa
dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data, tiga komponen tersebut adalah
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Proses
-
analisis dilakukan di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data,
sebelum peneliti meninggalkan lapangan studinya.
Secara sederhana oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 337)
dinyatakan bahwa” terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di
dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) model analisis jalinan atau mengalir (flow
model of analysis) dan (2) model analisis interaktif”.
Proses analisis dengan tiga komponen analisis yang dilakukan yaitu
saling menjalin dan dilakukan secara terus menerus di dalam proses
pelaksanaan pengumpulan data, dengan demikian proses analisis tersebut
merupakan model analisis mengalir.
Untuk menganalisa data dalam masalah ini peneliti menggunakan logika
deduksi,dengan membandingkan teori yang melatar belakangi permasalahan.
Data yang diperoleh dari lapangan akan diolah dengan cara mengumpulkan
semua data yang ada. Data yang ada dikelompokan, diseleksi dan selanjutnya
dianalisis. Metode yang digunakan dalamanalisis datakualitatif yaitu
menganalisa data yang didasarkan pada kualitas data yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bahasa
deskriptif.
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan menggunakan
metode kualitatif, artinya mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh
dari penelitian beradasarkan kualitas kebenaranya kemudian menggambarkan
dan menyimpulkan hasilnya untuk menjawab permasalahan yang ada.
Penelitian kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus. Penelitian ini
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
-
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.
Dalam proses penyajian data, peneliti berusaha menyusun data sehingga
memperoleh informasi yang dapat disimpulkandan diperoleh makna tertentu.
Prosesnya dilakukan dengan cara memaknai apa yang sebenarnya terjadi dalam
hubungan antara fenomena dan menentukan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk
mencapai tujuan pendidikan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah menarik
kesimpulan berdasarkan data yang ditemukan dan melakukan verifikasi data.
Kesimpulan awal dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung
pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti inilah yang
disebut verifikasi data. Jika kesimpulan awal yang diperoleh sama bukti yang kuat
dalam arti konsistendengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke
lapangan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah kesimpulan yang kredibel.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data adalah penyajian data yang didapatkan dalam penelitian
untuk mengetahui apakah data tersebut kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak. Adapun dalam keabsahan data yang digunakan
dalam penelitian adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Triangulasi sumber merupakan cara menggali beberapa sumber data yang
berbeda, dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber data yang satu dapat
teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data lain. Triangulasi ini dimaksud
untuk membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan
menggunakan metode kualitatif.
Menurut Patton dalam buku Moleong hal tersebut dapat dicapai dengan
cara diantaranya 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
-
wawancara. 2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan (Moleong, 2004: 330).
Berdasarkan penjelasan teknik Triangulasi tersebut diatas, maka teknik ini
digunakan untuk mengecek keabsahan data dengan membandingkan antara
informasi yang diperoleh dari subjek dan informan dalam mengamati pelaksanaan
pengawasanguru terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
G. Jadwal Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dari sisi waktu dan kegiatan, maka
peneliti membuat jadwal ini sewaktu-waktu dapat berubah.
-
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian
Kegiatan Tahun 2019
Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
x
Pengajuan
Dosen
Pembimbing
x
Bimbingan
Proposal x x x x x
Pengajuan
Seminar
Proposal
x
Seminar
Proposal x
Perbaikan
proposal x
Pengajuan izin
riset x
Pengumpulan
data x x
Pengolahan dan
analisis data x
Konsultasi
dengan dosen
pebimbing
x
Penulisan
skripsi x
-
Daftar siding
skripsi
Ujian Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Berikut ini merupakan profil objek penelitian di SMA Negeri 8 Muaro
Jambi diantaranya:
1. Profil dan Letak Geografis
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMA Negeri Muaro Jambi
2) Kepala Sekolah : Bahari T, S.Pd., M.Pd.I
3) NPSN : 10502799
4) Status : Negeri
5) Bentuk Pendidikan : SMA
6) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
7) SK Pendirian Sekolah : No. 155 Th. 2004
8) Tanggal SK Pendirian : 2004-09-15
9) SK Izin Operasional : No. 155 Th. 2004
10) Tanggal SK Izin Operasional : 2004-09-15
11) Berdiri : 1985
12) Kurikulum : Kurikulum 2013
13) Akreditas : A
14) Alamat : Jln. Lintas Timur KM. 21, Rengas
Bandung, Kec. Jambi Luar Kota,
Kab. Muaro Jambi Prov. Jambi
15) Nomor tlp/fax : +62 7414 1328
-
b. Keadaan Sekolah
1) Guru : 53
2) Siswa Laki-laki : 239
3) Siswa Perempuan : 393
4) Rombongan Belajar : 22
5) Penyelenggaraan : Sehari penuh/5h
6) Daya Listrik : 1,000
7) Luas Tanah : 17 M2
8) Ruang Kelas : 21
9) Laboratorium : 2
10) Perpustakaan : 1
11) Sanitasi Siswa : 2
2. Sejarah Sekolah SMA Negeri 8 Muaro Jambi
SMA Negeri (SMAN) 8 muaro jambi, merupakan salah satu Sekolah
Menegah Atas Negeri yang berada di Provinsi Jambi, Indonesia. Beralamat di
JLN. Lintas Timur KM.21, Desa Rengas Bandung RT. 02/ RW. 01, kec. Jambi
Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, memiliki luas tanah 1000 m2 dan memiliki
empat bangunan tunggal dan lima kelas, pada tahun 2004. SMA Negeri 8 muaro
Jambi sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah
di SMAN 8 Muaro Jambi di tempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari
kelas X sampai XII.
SMAN 8 Muaro Jambi didirikan pada tanggal 8 oktober tahun 2004, dan
di resmikan langsung oleh bupati Muaro Jambi, bapak As‟ad Syam, dan
ditandakan peresmianya dengan penandatanganan batu. Kepala sekolah pertama
yaitu bapak Drs. Helmi dengan masa bakti tahun 2004 sampai 2009, kepala
-
sekolah yang kedua, bapak Jesman Gultom ,S.Pd.M.Pd dengan masa bakti tahun
2009 sampai 2014, dan yang ketiga Plt kepala sekolah yaitu Bapak Drs, Afrizal,
S.Pd, dengan masa bakti 2014 sampai 2015, dan yang terakhir bapak Bahari T,
S.Pd, M.Pd. masa bakti 2015 sampai sekarang.
Awal terbentuknya SMAN 8 Muaro Jambi jumlah guru SMA Negeri 8
Muaro Jambi hanya sembilan orang yaitu:
1. Drs, Helmi, Kepala Sekolah sekaligus Guru Bahasa Ingris
2. Tabroni, S.Ag. M.Pd.I Guru Agama Islam
3. Siti Aisyah, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia
4. Kustiarti, S.Pd Guru Kimia
5. Halim Mustakim,SPd Bimbingan Konseling
6. Fitriyah S.Pd Guru Ekonomi
7. Rusmala S.Pd Guru Matematika
8. RM, Zuhri SH Guru PKN
9. Suaibatul Islamiyah M.Pd. Guru Bahasa Arab.
3. Visi & Misi SMA Negeri 8 Muaro Jambi
a. Visi Sekolah
“ Mewujudkan Peserta Didik yang Beriman Berbudaya Lingkungan Sehat
dan Berprestasi “
b. Misi
1) Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
2) Menyelenggarakan perayaan hari besar islam
3) Menyelenggarakan pesantren kilat setiap tahun
4) Meningkatkan prestasi aka demik kelulusan
5) Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler
6) Menumbuhkan minat baca
7) Meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris
-
8) Meningkatkan wawasan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya
lokal
9) Menumbuhkan kesadaran warga sekolah dalam upaya
mengembangkan, menyelamatkan dan melestarikan lingkungan
10) Memberdayakan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran dalam
mewujudkan wawasan Wiyata Mandala
11) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah, masyarakat penentu kebijakan
12) Terpenuhi dan terlaksananya Standar Nasional Pendidikan
4. Visi & Misi Bimbingan Dan Konseling SMAN 8 Muaro Jambi
a. Visi
“ Terwujudnya Kehidupan Kemanusiaan Yang Membahagiakan”
b. Misi
1) Misi pendidikan yaitu, memfasilitasi pengembangan didik, melalui
pembentukan perilaku efektif normatif dalam kehidupan kesehatan dan
masa depan.
2) Misi pengembangan yaitu, memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi didalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah yaitu, memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
4) Misi bimbingan dan konseling disekolah adalah menunjang
pengembangan diri siswa secara optimal dan memandirikan siswa untuk
dapat menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif.
5. Budaya Mutu SMAN 8 Muaro Jambi
Yakinkan Bahwa:
1. Cara berpakaian kita rapi dan bersih
2. Meja belajar kita rapi dan bersih
3. Ruang kerja kita rapi dan bersih
-
4. Ruang kelas dan lingkungan rapi dan bersih
Pastikan Bahwa :
1. Jadwal kedatangan dan pulang kita sesuai jam kerja
2. Waktu masuk dan keluar dari kelas sesuai alokasi waktu
3. Kita mempunyai program dan melaksanakannya dengan baik
4. Selalu mengikuti upacara, senam, kegiatan sekolah dan rapat dinas dengan
baik
5. Berpakaian sesuai aturan kedinasan
6. Jika tidak dapat melaksanakan tugas karena sakit atau ada halangan,
meminta izin atau melaporkan kepada atasan
-
6. Struktur organisasi SMAN 8 Muaro Jambi
KEPALA SEKOLAH
Bahari T, S.Pd,M.Pd.I
TATA USAHA
KOORDINATOR/BENDAHARA
SULAIMAN
STAF TU
LASMINI
SITI ZUBAIDAH, A.MA
SAPANI, A.MA
MINCE ANGGRAINI
RTS. JULIANTI, SE
NURVIANA, A.MA
HERIYANTO
PELAYANAN KHUSUS
ELI ZURAINI
ROHMI
PAINI
SATPAM
ABDUL SOMAD
DEDI ASMARA
WK. KURIKULUM
RINA MARLINA,
S.Pd.,M.Pd
WK. KESISWAAN
H.IRAWAN,
S.Ag.,M.Pd.I
WK. SAPRAS/HUMAS
LENDRIADI, S.Pd., M.Pd
KEPALA PUSTAKA
SITI ASIYAH, S.Pd
STAFF
SUDIANA, S.Pd