penerapan metode six sigma untuk menurunkan kecacatan produk sabun batang di pt. reckitt benckiser

Upload: endang-suhendar

Post on 06-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

six sigma

TRANSCRIPT

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENURUNKAN KECACATAN PRODUK SABUN BATANG DI PT. RECKITT BENCKISER

GIZA AUGUSTA

Jurusan Teknik Industri Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA)

E-mail: [email protected]. Reckitt Benckiser adalah perusahaan industri permodalan asing yang menghasilkan sabun batangan yang hasilnya sebagian untuk ekspor kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Salah satu produk yang dihasilkan adalah sabun batangan dengan merek dagang Dettol yang mampu diproduksi sebanyak + 10.000 unit per bulan. Kondisi produksi produk merek Dettol, saat ini memiliki tingkat jumlah kecacatan produk pada masing-masing sub proses, yaitu ; proses press (proses pengepresan), proses cutting (proses pemotongan), proses rool (proses pengerolan), dan proses tumbuk (proses penumbukan), sebesar 1.000 unit per bulan atau sekitar 7,5% dari total produksi per tahun. Berdasarkan data tersebut, maka PT. Reckitt Benckiser yang berdomisili di Bogor berusaha untuk mengurangi tingkat kecacatan produksinya dengan menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja yang harus dicapai dengan menggunakan metode Six Sigma. Dengan metode Six Sigma ini akan dapat diperoleh target kinerja yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kecacatan produk pada masing-masing sub proses, yaitu ; proses press, proses cutting, proses rool, dan proses tumbuk menjadi sebesar 800 unit per bulan atau sekitar 5,5% dari total produksi per tahun.ABSTRACT

PT. Reckitt Benckiser is a foreign capital company that produces industrial soap which results partly for export Asia, Europe, and Africa. One of the products that are produced with the trademark soap Dettol which can be produced as many as 10,000 units per month. Conditions for the production of brand "Dettol", currently has a number of product defects at the level of each sub process, namely the process of press (pressing process), the process of cutting (cutting process), the rool (rolling process), and mashed process (process pulverization), amounting to 1,000 units per month or about 7.5 % of the total production per year. Based on these data, the PT . Reckitt Benckiser is located in Bogor trying to reduce the defect rate initial production to determine the conditions of performance (base line) and the performance targets to be achieved by using the Six Sigma method. With the Six Sigma method will be obtained performance targets that aim to reduce the defect rate products on each sub processes, namely the process of press, cutting process, rool process, and the process of being crushed by 800 units per month, or about 5.5 % of total production per year.Giza Augusta - Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Kecacatan Produk Sabun Batangan di PT. Reckitt BenckiserPENDAHULUAN PT . Reckitt Benckiser adalah industri sabun batangan, salah satu produk yang dihasilkan adalah sabun batangan dengan merek Dettol yang mampu berproduksi sebanyak 34.152 unit per tahun. Dari hasil yang dicapai, produk dengan merek Dettol mengalami kecacatan produk untuk masing-masing sub proses yaitu ; Proses Press dengan jumlah cacat sebesar 744 unit per tahun

Press Cutting (potong) dengan jumlah cacat sebesar 696 unit per tahun

Press Roll dengan jumlah cacat sebesar 624 unit per tahun Proses Tumbuk dengan jumlah cacat sebesar 372 unit per tahun atau kurang lebih memiliki jumlah cacat produk total per tahun sebesar 7,13%. Berdasarkan data di atas maka PT . Reckitt Benckiser berusaha untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produksinya dengan menerapkan metode Six Sigma.

Menurut Greg Brue (2003) Six Sigma (6) merupakan suatu metode teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatik, di mana pada enam sigma hanya terdapat 3,4 cacat (defect) dari satu juta peluang (DPMO - Defect Per Million Oppurtunities)Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produk pada masing-masing sub proses dengan cara menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja yang harus dicapai dengan menggunakan metode Six Sigma.METODE Penelitian dengan menerapkan six sigma terdiri atas beberapa tahapan DMAIC, yaitu Define, Measure, Analysis, Improve, dan Control. Lingkup kerja yang dianalisa di PT . Reckitt Benckiser meliputi: proses press, press cutting, press roll, dan proses tumbuk.Diagram Alir PenelitianPenetapan Tujuan

Menetapkan tujuan penelitian yang akan dicari

|VPencarian DataData ke cacatan produk pada kondisi awal (baseline)

|VGiza Augusta - Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Kecacatan Produk Sabun Batangan di PT. Reckitt BenckiserDefineMenentukan Critical to Quality / Karakteristik kualitas

|V

Measure Menentukan baseline kinerja

Menentukan target kinerja

|V

Analyze Menentukan baseline kinerja kapabilitas sigma

Menentukan target kinerja kapabilitas sigma

|V

Improve Menentukan rencana perbaikan pada masing-masing sub proses

Menentukan urutan prioritas perbaikan berdasarkan RPN (Risk Priority Number) kapasitas sigma

|V

Control Mengevaluasi hasil penerapan Metode Six Sigma, pada ;

o Baseline kinerja DPMO

o Target kinerja DPMO

o Jumlah tingkat ke cacatan produk

o Prosentase penurunan DPMO

o Baseline kinerja kapabilitas sigma

o Target kenerja kapabilitas sigma

o Prosentase peningkatan sigma

|VGiza Augusta - Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Kecacatan Produk Sabun Batangan di PT. Reckitt Benckiser

Kesimpulan dan Saran

Gambar-1 Tahap six sigma yang pertama adalah define, yakni menentukan Critical To Quality / karakteristik kualitas. Tahap berikutnya adalah menentukan baseline kinerja dan menentukan target kinerja di mana tahap ini dikenal dengan measure. Selanjutnya analyze dengan menentukan baseline kinerja kapabilitas sigma dan menentukan target kinerja kapabilitas sigma. Setelah itu menentukan rencana perbaikan pada masing-masing sub proses dan menentukan urutan prioritas perbaikan berdasarkan RPN (Risk Priority Number) kapabilitas sigma. Tahap yang terakhir adalah control, yakni mengevaluasi hasil penerapan metode Six Sigma, pada baseline kinerja DPMO, target kinerja DPMO, Jumlah tingkat kecacatan produk, prosentase penurunan DPMO, baseline kinerja kapabilitas sigma, target kinerja kapabilitas sigma, prosentase peningkatan sigma seperti pada gambar 1.

Giza Augusta - Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Kecacatan Produk Sabun Batangan di PT. Reckitt Benckiser