pendahuluan pbl 2
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini
tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di
Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki
urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan
emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian
ke- 4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar
13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. (Muchid, 2007)
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total.
Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari
ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor
ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab
serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh
penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama,
sering menjadi problem tersendiri.(Muchid, 2007)
Prevalensi asma dipengaruhi oleh banyak faktor, diantara lain jenis kelamin, umur pasien,
status atopi, factor keturunan, serta factor lingkungan. Pada masa kanak-kanak ditemukan
prevalensi anak laki-laki berbanding anak perempuan 1,5 : 1, tetapi menjelang dewasa
perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak
dari laki-laki.(Sundaru, 2009)
Asma merupakan penyakit obstruksi saluran nafas. Derajat obstruksi ditentukan oleh
diameter lumen saluran nafas, dipengaruhi oleh edema dinding bronkus, produksi mucus,
kontraksi dan hipertropi otot polos bronkus. Diduga baik obstruksi maupun peningkatan respon
terhadap berbagai rangsangan didasari oleh inflamasi saluran nafas.(Sundaru,2009)
Ref:
Muchid, dkk. (2007, September). Pharmaceutical care untuk penyakit asma. Diakses 15 April
2011 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Depkes RI:
http://125.160.76.194/bidang/yanmed/farmasi/Pharmaceutical/ASMA.pdf
Factor resiko :
Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar, factor
risiko yang berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan
factor risiko yang berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi atau
serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor pencetus ( GINA,
2006). Adapun faktor risiko pencetus asma bronkial yaitu (Sundaru, 2006):
1. Asap Rokok
2. Tungau Debu Rumah
3. Jenis Kelamin
4. Binatang Piaraan
5. Jenis Makanan
6. Perabot Rumah Tangga
7. Perubahan Cuaca
8. Riwayat Penyakit Keluarga
GINA (Global Initiative for Asthma); Pocket Guide for Asthma Managementand Prevension In Children. www. Ginaasthma.org.2006.
Sundaru H. Apa yang Diketahui Tentang Asma, Departemen Ilmu PenyakitDalam, FKUI/RSCM, 2006 ; 4.
Alloanamnesis terhadap ibunya:
1. Faktor yang memperberat sesak 2. Factor yang memperingan sesak
3. Riwayat keluarga4. Riwayat penyakit dahulu 5. Keluhan lain yang dirasakan6. Keadaan lingkungannya