pbl 2 bodi.docx

36
Mayat Bayi di Tempat Sampah yang diduga dibunuh oleh Ibunya Bodi Eko Febrianto 10 2011 166 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 e-mail : [email protected] _________________________________________________________________ ______ PENDAHULUAN Skenario : Sesosok mayat bayi baru lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahawa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut . 1

Upload: febri-anto

Post on 15-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Mayat Bayi di Tempat Sampah yang diduga dibunuh oleh Ibunya Bodi Eko Febrianto 10 2011 166

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, JakartaUniversitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731e-mail : [email protected]_______________________________________________________________________PENDAHULUANSkenario :Sesosok mayat bayi baru lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahawa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut .Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahawa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.

Latar BelakangIlmu Kedokteran Forensik juga dikenal dengan nama Legal Medicine adalah salah satu cabang spesialistik dari Ilmu Kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan.Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hokum ini di tingkat lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta ketertaitan antara tindakan yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut.1 Dalam hal terdapat korban, baik yang masih hidup maupun yang meninggal akibat peristiwa tersebut, diperlukan seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang menangani kasus tersebut. Dokter yang diharapkan membantu dalam proses peradilan ini akan berbekal pengetahuan kedokteran yang dimilikinya yang terhimpun dalam Ilmu Kedokteran Forensik.2Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa yang unik sifatnya. Pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena si ibu takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak; oleh karena anak tersebut umumnya adalah hasil hubungan gelap. Cara yang paling sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan.Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun). Berikut dilaporkan kasus PAS dengan kekerasan multipel. 1TujuanUntuk mengetahui pembahasan mengenai kasus Pembunuhan Anak Sendiri, mengetahui aspke hukum yang berlaku, prosedur medikolegal, pemeriksaan dan identifikasi terhadap bayi dan ibu sebagai pelaku dan pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan wanita pelaku pembunuhan.PEMBAHASANProsedur MedikolegalI. Kewajiban Dokter Membantu PeradilanPasal 133 KUHAP(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.3Penjelasan Pasal 133 KUHAP(2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan.3Pasal 135 KUHAPDalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) undang-undang ini.Pasal 179 KUHAP(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.3II. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan ManfaatnyaPasal 183 KUHAPHakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannnya.3Pasal 184 KUHAP(1) Alat bukti yang sah adalah:a. Keterangan saksib. Keterangan ahlic. Suratd. Pertunjuke. Keterangan terdakwa(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.3Pasal 186 KUHAPKeterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.3Pasal 180 KUHAP(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).(4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang untuk itu.3

III. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban DokterPasal 216 KUHP(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.(2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum.(3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidanya dapat ditambah sepertiga.3Pasal 222 KUHPBarang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.3Pasal 224 KUHPBarang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus melakukannnya:1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan.2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.3Pasal 522 KUHPBarang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.3

Aspek HukumDalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang. Pasal 341Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian , dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun. Pasal 342Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak, diancan karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun. Pasal 343Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.2Dari undang- undang ini, kita dapat melihat 3 faktor penting :1. Ibu : Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri tanpa mengira telah menikag atau tidak. Sedangkan pada orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana dengan hukuman yang lebih berat yaitu penjara 15 tahun (ps.338:tanpa rencana) atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (ps.339 dan 340: dengan rencana)2. Waktu : Dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian. Sehingga boleh dianggap saat belum timbul kasih saying seorang ibu dan anaknya.3. Psikis : Ibu membunuh anaknya karena dorongan rasa takot akan diketahui orang telah melahirkan anak itu, biasanya, anak yang dibunuh dari hubungan yang tidak sah atau karena kejahatan lelaki.4Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin korban pembunuhan anak sendiri (ps.341,342), pembunuhan (ps.338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian dibuang (ps.181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (ps.308).2,4 Pasal 181Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 308Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya, maka maksimum pidana tersebut pasal 305 dan 306 dikurangi separuh. Pasal 305Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri darinya, diancam dengan pidana dipenjara paling lama 5 tahun 6 bulan. Pasal 306(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun 6 bulan.(2) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9 tahun. Pasal 338 KUHP5Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 339 KUHP5Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidupatau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Pasal 340 KUHP5Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.

IdentifikasiIdentifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menetukan identitas seseorang. Identitas personal sering menjadi masalah dalam berbagai kasus, oleh karena itu menentukan identitas dengan tepat merupakan tindakan yang amat penting karena adanya kekeliruan dapat menyebabkan hal yang fatal dalam proses peradilan.1Pemeriksaan Pembuktian Hubungan Wanita Tersangka Dan Bayi1. Pemeriksaan Sidik JariSampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatan nya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan demikian harus dilakukan penanganan yang sebaik-baiknya terhadap bahan bukti.62. Pemeriksaan Hubungan Tercurigai dan Mayat :a) Pemeriksaan DNA (tes maternitas)Tes maternitas adalah tes DNA untuk menentukan apakah seorang wanita adalah ibu biologis dari seorang anak. Tes ini membandingkan pola DNA anak dengan terduga ibu untuk menentukan kecocokan DNA anak yang diwariskan dari terduga ibu. Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA adalah materi genetik yang membawa informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria. Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex .Setiap anak akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lainnya dari ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah. Sedangkan DNA yang berada pada mitokondria hanya diturunkan dari ibu kepada anak-anaknya. Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat digunakan sebagai marka untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal. Hampir semua sampel biologis dapat dipakai untuk tes DNA, seperti buccal swab (usapan mulut pada pipi sebelah dalam), darah, rambut beserta akarnya, walaupun lebih dipilih penggunaan darah dalam tabung (sebanyak 2ml) sebagai sumber DNA.Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan sampel. Sampel disimpan pada suhu 4C.7Jenis pemeriksaan DNA meliputi:1) Pemeriksaan DNA tanpa amplifikasi Menggunakan metode Southern blot Memerlukan DNA yag relatif utuh Pemeriksaan lebih lama2) Pemeriksaan DNA dengan amplifikasi Menggunakan metode PCR Memerlukan DNA sedikit dan xperlu utuh Pemeriksaan cepat 6

b) Pemeriksaan Golongan DarahPenentuan golongan darah dapat dilakukan dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1 tetes darah dan dilihat terjadinya aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi pada suatu antiserum merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi aglutinasi pada antiserum A maka golongan darah bercak darah tersebut adalah A.7

ThanatologiTanda kematian tidak pasti Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit secara inspeksi, palpasi dan auskultasi. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit dimana nadi karotis tidak teraba. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga kulit tampak kebiruan. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Kelemasan otot sesaat setalah kematian disebut relaksasi primer. Hal ini mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan, misalnya belikat dan bokong pada mayat yang terlentang. Relaksasi pada otot wajah menyebabkan wajah menjadi tampak lebih muda. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. Pengeringan kornea, menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan cara meneteskan air.1Tanda pasti kematian1. Lebam mayat (livor mortis)Setelah kematian klinis, lebam mayat timbul karena eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula, membentuk bercak merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian yang tertekan alas keras. Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin dari endotel pembuluh darah. Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati dan kemudian menetap setelah 6-12 jam. Sebelum waktu ini lebam mayat masih dapat berubah dengan penekanan dan perubahan posisi mayat. Menetapnya lebam mayat disebabkan karena bertimbunya sel-sel darah merah dalam jumlah cukup banyak dan juga kekakuan otot-otot pembuluh darah yang mempersulit perpindahan tersebut. Perbedaan antara lebam mayat dan resapan darah (ekstravasasi) adalah bila dilakukan irisan kemudian sialiri air maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan resapan darah tidak menghilang. Hal ini dikarenakan lebam mayat adalah darah yang terdapat pada pembuluh darah.1Kepentingan medikolegal pemeriksaan lebam mayat adalah untuk mengetahui waktu perkiraan kematian di mana lebam mayat yang masih hilang dengan penekanan dan berubah karena pasisi menandakan saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan.1Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab kematian : Merah kebiruan merupakan warna normal lebam Merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN atau suhu dingin Merah gelap menunjukkan asfiksia Biru menunjukkan keracunan nitrit Coklat menandakan keracunan aniline2. Kaku mayat (rigor mortis)Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena terjadi metabolisme tingkat seluler yaitu berupa pemecahan glikogen otot umtuk menghasilkan energy. Energi yang dihasilkan digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama cadangan ATP masih ada, otot akan tetap lentur. Namun ketika cadangan ATP habis, serabut aktin dan myosin akan menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat diperiksa dengan cara meemriksa sendi mayat. Kaku mayat mulai tampak kira-kira setelah 2 jam mati klinis, dari bagian luar tubuh (otot kecil) kemudian ke dalam (sentripetal) dan lengkap setelah 12 jam kematian, kemudian hilang dengan urutan yang sama setelah dipertahankan selama 12 jam. Sehingga seolah-olah kaku mayat terjadi kraniokaudal. Kaku mayat biasanya tidak disertai pemendekan otot namun bila saat mati otot berada dalam posisi tegang, maka akan terjadi pemendekan otot. Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, tubuh kurus dan otit kecil, dan suhu lingkungan tinggi.1Pemeriksaan kaku mayat memiliki kepentingan medikolegal yaitu untuk memperkirakan waktu kematian, di mana kekakuan mayat lengkap setelah 12 jam kematian, kemudian hilang dengan urutan yang sama setelah dipertahankan selama 12 jam.5Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazah adalah: Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati. Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama. Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot.3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)Penurunan suhu terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke banda lain melalui cara kinduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi. Grafik penurunan suhu tubuh ini berbentuk kurva sigmoid. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk, posisi tubuh, serta pakaian. Suhu tubuh saat kematian perlu diketahui untuk perkiraan saat kematian. Anak kecil dan orang tua umumnya lebih cepat mengalami penurunan suhu.5Kepentingan medikolegal pemeriksaan suhu tubuh adalah untuk memperkirakan saat kematian dengan melakukan pemeriksaan suhu rectal 4-5 kali dengan interval waktu minimal 15 menit, suhu lingkungan dianggap 15,5 Celcius sedangkan suhu mayat 39 Celsius, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan grafik dan rumus tertentu.14. Pembusukan (decomposition, putrefaction)Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah perlunakan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril, timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.1Setelah seseorang meninggal, bakteri flora normal (umumnya bakteri usus yaitu Clotridium welchii) dalam tubuh akan masuk ke dalam jaringan dan menghasilkan gas pembusukan seperti alkana, H2S, HCN, asam amino, dan asam lemak. Pembusukan baru tampak 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah (daerah sekum yang dekan dengan dinding perut) yang terbentuk karena adamya sul-met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan meluas ke seluruhn perut dan dada, dan bau busuk mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit tampak melebar dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari terkelupas membentuk gelembung kemerahan berbau busuk. Pembentukan gas di dalam tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami pembengkakan dan berada dalam posisi pugilistic attitude. Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu 36-48 jam pasca mati. Dengan identifikasi spesies dan mengukur panjang larva maka dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati.1Kepentingan medikolegal pemeriksaan proses pemebusukkan adalah untuk memperkirakan saat kematian. Apabila bau busuk sudah tercium maka kematian diperkirakan telah terjadi lebih dari 24 jam yang lalu.5. Adiposera atau lilin mayatAdiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan , lunak, atau berminyak, berbau tengik yabg terjadi dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Adiposera terdiri dari asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan kemudian mengalami hidrogenisasi menjadi asam lemak jenuh yang tercampur dengan sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi dan kristal sferis dengan gambaran radial. Adiposera terbentu di sebaran lemak tubuh, di mana lemak superficial yang pertama kali terkena. Perubahan berbentuk bercak dapat terlihat di daerah pipi, payudara, bokong, dan ekstremitas. Jarang seluruh lemak tubuh berubah menjadi adiposera. Adiposera akan membuat gambaran permukaan tubuh dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih mungkin.Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembaban dan lemak tubuh yang cukup, udara hangat, dan invasi bakteri endogen ke dalam jaringan. Sedangkan yang memperlambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit, dan udara dingin. Pembusukan terhambat oleh adiposera karena derajat keasaman dandehidrasi jaringan yang bertambah. Adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat.6. MumifikasiMumifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkkungan yang kering. Jaringan berubah menjadi keras, keringm berkeriput dan berwarna gelap. Mumifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, dan tubuh dehidrasi dalam waktu lama (12-14 minggu).

Pemeriksaan A. Pemeriksaan Pada Bayi Dokter memeriksa mayat bayi, bila diminta bantuannya oleh penyidik, diharap dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Apakah bayi tersebut dilahirkan mati atau hidup? Berapakah umur bayi tersebut (intra dan ekstrauterin)? Apakah bayi tersebut sudah dirawat? Apakah sebab kematiannya? Apakah pada anak tersebut di dapatkan kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak? Untuk membuktikan PAS harus dapat ditentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati. Dari hasil pemeriksaan dalam secara makroskopik terlihat gambaran mozaik pada kedua paru dan uji apung paru positif sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada kasus ini bayi lahir hidup. Seyogyanya juga harus dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada paru, akan tetapi buku teks menyebutkan bahwa paru dengan gambaran mozaik selalu memberikan hasil uji apung paru yang positif yang bisa diasumsikan bahwa bayi sudah pernah bernafas.4,51. Lahir Mati atau Lahir HidupPemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang penting karena di bila bayi lahir mati ditemukan pada tempat yang tidak semestinya, merupakan kasus yang berbeda dengan kasus pembunuhan atau penelantaran anak hingga menimbulakan kematian. Dari aspek hukum pidana, hukuman bagi kasus2 ini juga berbeda. Pada kasus bayi lahir mati, ibu hanya dapat dikenakan tuntutan menyembunyi kelahiran dan kematian orang. Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan. Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat dan geraka oto rangka.Lahir hidup adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong atau ari dilahirkan.4a) Pemeriksaan Dada BayiApabila bayi lahir mati dada masih belum mengembang. Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4. Sedangkan pada bayi yang lahir hidup, dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lama hidup. Namun, pemeriksaan dada sering sukar dinilai bila mayat sudah membusuk.4,5b) Pemeriksaan Makroskopik ParuPada bayi yang lahir mati, paru-paru mungkin masih ditemukan tersembunyi di belakang kandung jantung atau telah mengisi rongga dada. Paru-paru akan kelihatan berwarna kelabu ungu merata sepeeti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar (slack pleura). Berat pasru-paru kira-kira 1/70 kali berat badan bayi.Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung pada bayi yang lahir hidup. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang (taut pleura) dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Pada pengisian paru dalam air, terlihat jelas keluarnya gelembung udara dan darah. Berat paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 kali berat badan karena berfungsinya sirkulasi darah jantung-paru.4c) Tes Apung Paru-paruTes apung paru-paru dikerjakan untuk mengtahui apakah bayi yang diperiksa itu pernah hidup. Untuk melaksanakan test ini, persyaratannya sama dengan test emboli udara, yakni mayatnya harus segar. Cara melakukan tes apung paru-paru: Keluarkan alat-alat dalam rongga mulut, leher dan rongga dada dalam satu kesatuan, pangkal dari esophagus dan trakea boleh diikat. Apungkan seluruh alat-alat tersebut pada bak yang berisi air. Bila terapung lepaskan organ paru-paru, baik yang kiri maupun yang kanan. Apungkan kedua organ paru-paru tadi, bila terapung lanjutkan dengan pemisahan masing-masing lobus, kanan terdapat lima lobus dan kiri dua lobus. Apungkan semua lobus tersebut, catat yang mana yang tenggelam dan mana yang terapung. Lobus yang terapung diambil sebagian, yaitu tiap-tiap lobus 5 potong dengan ukuran 5 mm x 5 mm, dari tempat yang terpisah dan perifer. Apungkan ke 25 potongan kecil-kecil tersebut, bila terapung, letakkan potongan tersebu pada dua karton, dan lakukan penginjakan dengan menggunakan berat badan, kemudian dimasukkan kembali ke dalam air. Bila terapung berarti tes apung paru positif, paru-paru mengandung udara, bayi tersebut pernah dilahirkan hidup. Bila hanya sebagian yang terapung, kemungkinan terjadi pernafasan partial, bayi tetap pernah dilahirkan hidup.5d) Pemeriksaan mikroskopik paru-paru.Tanda khas untuk paru bayi yang belu bernapas adalah adanya tonjolan (projection) yang berbentuk seperti bantal (cushion-like) yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar yang menipis sehingga tampak seperti gada (club-like). Pada paru bayi yang lahir mati juga mungkin ditemukan cairan amnion karena asfiksia intrauterine misalnya akibat tertekannya tali pusat atau solusio plasenta sehingga pernapasan janin premature (intrauterine submersion).Pada bayi yang lahir hidup, mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif, serta tidak terlihat adanya projection. Pada pernafasan parsial yang singkat, mungkin hasil uji apung paru negative dan mikroskopik memperlihatkan gambaran alveoli yang kolaps dengan dinding yang berhimpitan atau hamper berhimpitan.e) Foto rontgen saluran cernaAdanya udara dalam saluran cerna dapat dilihat dengan foto rontgen. Udara dalam duodenum atau saluran yang lebih distal menunjukkan lahir hidup, dan telah hidup sekitar 6-12 jam. Bila dalam usus besar berarti telah hidup 12-24 jam, tetapi harus diingatkan pernapasan buatan dan gas pembusukan.82. Perkiraan Usia Bayi (Premature, Mature atau Postmature)Bayi yang cukup bulan adalah apabila: Usia : 37-42 minggu Berat badan: 3000 gram PB kepala-tumit: 46 50 cm Panjang kepala tungging: > 30 cm Lingkar kepala Oksipito-frontal: 33 34 cm Diameter dada ( antero-posterior): 8 9 cm Diameter perut ( antero-posterior): 7 - 8 cm Lingkar dada: 30 33 cm Lingkar perut: 28 30 cmSelain itu, cirri-ciri eksternal bayi yang cukup bulan adalah : Batas rambut depan dengan belankang sudah terbentuk Rawan telinga sudah terbentuk Rambut kepala relative kasar Puting susu sudah berbatas tegas Alis mata sudah lengkap Garis tapak tangan dan kali > 2/3 bagian Kuku jari tangan, melewati ujung jari Skin opacity cukup tebal Processus xyphoideus membengkok ke dorsal Testis/ labium sudah terbentuk sempurna Pusat penulangan pada epifise distal femur, proksimal tibia sudah terbentuk.53. Penentuan umur bayi ekstra uterine didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi setelah bayi dilahirkana) Udara dalam saluran cerna. Bila hanya terdapat dalam lambung atau duodenum berarti hidup beberapa saat, dalam usus halus berarti telah hidup 1-2 jam, bila dalam usus besar, telah hidup 5-6 jam dan bila telah terdapat dalam rektum berarti telah hidup 12 jam.b) Mekonium dalam kolon. Mekonium akan keluar semua kira-kira dalam waktu 24 jam setelah lahir.c) Perubahan tali pusat. Setelah bayi keluar akan terjadi proses pengeringan tali pusat baik dilahirkan hidup maupun mati. Pada tempat lekat akan terbentuk lingkaran merah setelah bayi hidup kira-kira 36 jam. Kemudian tali pusat akan mengering menjadi seperti benang dalam waktu 6-8 hari dan akan terjadi penyembuhan luka yang sempurna bila tidak terjadi infeksi dalam waktu 15 hari. Pada pemeriksaan mikroskopik daerah yang akan melepasakan tampak reaksi inflamasi yang mulai timbul setelah 24 jam berupa sebuah sel-sel leukosit berinti banyak, kemudian akan terlihat sel-sel limfosit dan jaringan granulasi.d) Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir, namun kadangkala masih dapat ditemukan dalam sinusoid hati.e) Ginjal. Pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk kipas (fan-saped), lebih banyak dalam piramid daripada medula ginjal. Hal ini akan menghilang setelah hari ke 4 saat metabolisme telah terjadi.f) Perubahan sirkulasi darah. Setelah bayi lahir, akan terjadi obliterasi arteri dan vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari. Duktus venosus akan tertutup setelah 3-4 minggu dan foramen ovale akan tertutup setelah 3 minggu-1 bulan tetapi kadang-kadang tidak menutup walaupun sudah tidak berfungsi lagi. Duktus arteriosus akan tertutup setelah 3 minggu-1 bulan.3,4,54. Sudah Menerima Perawatan atau Beluma) Tali pusatTanda bayi sudah menerima perawatan adalah apabila tali pusat telah diikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5 cm dari pusat dan diberikan obat antiseptik. Apabila tali pusat dimasukkan dalam air, akan terlihat ujungnya yang terpotong rata. Kadang-kadang ibu menyangkal melakukan pembunuhan dengan mengatakan telah terjadinya partus presipitatus (keberojolan). Pada keadaan ini tali pusat akan terputus dekat perlekatan uri atau pusat bayi dengan ujung yang tidak rata. Hal ini yang tidak sesuai dengan partus presipitatus adalah terdapatnya kaput suksedaneum, malose hebat dan fraktur tulang tengkorak serta ibu yang primipara.b) Verniks kaseosaBayi yang sudah menerima rawatan akan didapatkan bahwa verniks kaseosa atau lemak bayi telah dibersihkan, demikian pula bekas-bekas darah. Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak hilang seluruhnya dan masih dapat ditemukan di daerah lipatan kulit; ketiak, belakang telinga, lipat paha dan lipat leher.c) PakaianPerawatan pada bayi antara lain adalah member pakaian atau penutupan tubuh pada bayi.3,4B. Pemeriksaan Pada Wanita TersangkaPemeriksaan pada ibu meliputi aspek:1. Tanda-tanda pernah melahirkan Cardiak OutputPenurunan cardiac output menyebabkan bradikardi (50-70x/menit) pada hari pertama setelah persalinan Volume dan Konsentrasi DarahPada 72 jam pertama setelah persalinan banyak kehilangan plasma dari pada sel darah. PayudaraKeadaan payudara pada dua hari pertama post partum sama dengan keadaan dalam masa kehamilan. Pada hari ketiga dan keempat buah dada membesar, keras dan nyeri ditandai dengan sekresi air susu sehingga akan terjadi proses laktasi.6 Involusi UterusProses involusi uterus terjadi secara progressive dan teratur yaitu 1-2 cm setiap hari dari 24 jam pertama post partum sampai akhir minggu pertama saat tinggi fundus sejajar dengan tulang pubis. Pada minggu keenam uterus kembali normal seperti keadaan sebelum hamil kurang lebih 50-60 gram. Pada seksio sesarea fundus uterus dapat diraba pada pinggir perut.Ukuranuteruspadamasa nifasakan mengecil seperti sebelumhamil.Tabel 2. Perubahan Uterus selama Postpartum7InvolusiUteriTinggi Fundus UteriBeratUterusDiameterUterus

PlasentalahirSetinggi pusat1000 gram12,5 cm

7 hari (minggu 1)Pertengahan pusat dan simpisis500 gram7,5 cm

14 hari (minggu 2)Tidak teraba350 gram5 cm

6 mingguNormal60 gram2,5 cm

Cerviks, Vagina, Vulva, PerineumPada persalinan dengan seksio sesarea tidak terdapat peregangan pada serviks dan vagina kecuali bila sebelumnya dilakukan partus percobaan serviks akan mengalami peregangan dan kembali normal sama seperti post partum normal. Lochea RubraKeluar pada hari pertama sampai hari ketiga post partum. Warna merah terdiri dari darah, sel-sel desidua, vernik caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa-sisa selaput ketuban. Lochea SerosaMengandung sel darah tua, serum, leukosit dan sisa-sisa jaringan dengan warna kuning kecoklatan, berlangsung hari keempat dan kesembilan post partum. Lochea AlbaBerwarna putih kekuningan, tidak mengandung darah, berisi sel leukosit, sel-sel epitel dan mukosa serviks. Dimulai pada hari ke-10 sampai minggu ke 2-6 post partum Sistem MuskuloskletalPada dinding abdomen sering tampak lembek dan kendur7 2. Pemeriksaan laboratorium Kadar HCG dalam darah. Jika positif tinggi, dapat menegakkan diagnosis bahwa wanita tersebut baru selesai melahirkan.3. PsikosisPemeriksaan untuk mengesahkan ibu mengalami gangguan psikosis dilakukan dengan anamnesis: Umur Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang Riwayat kesehatan psikis keluarga Trauma lampau Pertumbuhan fisik dan psikis Riwayat penggunaan zat narkotika atau alkohol Sering merasa bersalah,konsentrasi kurang,penurunan nafsu makan (depresi) Mendengar suara yang menyuruh membunuh anaknya Riwayat kehamilan,persalinan dan keadaan setelah melahirkan sebelum ini (jika pernah melahirkan sebelum ini)6

Autopsi Jenazah (Pemeriksaan Luar dan Pemeriksaan Dalam)Pemeriksaan LuarDapat dinilai mulai dari kain pembungkus bayi, pakainnya yang mungkin dikenakan, adanya barang-barang disekitar bayi, dll. Kemudian bisa juga dinilai dari sudut thanatologi, baik itu lebam mayat, kaku mayat, suhu, tanda pembusukan, dll. Pemeriksaan DalamYang diperhatikan pada autopsi pemeriksaan dalam adalah : a. Kulit kepala dibedah seperti biasa dari bahagian belakang telinga kanan ke bahagian belakang telinga kiri dan bahagian tempurung kepala didedahkan. Tempurung kepala dibuka kepada empat flap dengan memotong bahagian ubun-ubun depan (fontanel anterior) secara memanjang dan melintang dengan menggunakan gunting. Pemeriksaan kecederaan fontanel, meninges, tentorium dan otak perlu dilakukan dengan cermat. Koyak bahagian tentorium boleh disebabkan oleh komplikasi kelahiran akibat penggunaan forseps. b. Tengkorak diperiksa untuk tanda-tanda retak tulang. Otak diambil untuk pemeriksaan histologi. Pemeriksaan organ dalaman leher dilakukan untuk mencari tanda-tanda kecederaan seperti lebam bahagian otot leher, bendasing, buih, mukus, mekonium atau cecair amnion dalam trakea dan patah tulang leher.c. Leher, adakah tanda-tanda penekanan, resapan darah pada kulit sebelah dalam. Pada bayi, karena jaringan lebih elastis di bandingkan dengan orang dewasa maka tanda-tanda kekerasan tersebut lebih jarang terdapat. Perhatikan apakah terdapat benda asing dalam jalan napas.d. Mulut, apakah terdapat benda asing dan perhatikan palatum mole apakah terdapat robekan.e. Rongga Dada. Apabila bayi lahir mati dada masih belum mengembang. Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4. Sedangkan pada bayi yang lahir hidup, dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5, terutama pada bayi yang telah lama hidup. Namun, pemeriksaan dada sering sukar dinilai bila mayat sudah membusuk.f. Paru-paru. Pemeriksaan paru bisa digunakan untuk penentuan bayi lahir hidup atau lahir mati Pemeriksaan Makroskopik Paru Tes Apung Paru-paru Pemeriksaan mikroskopikg. Tanda asfiksia berupa Tardieus spots pada permukaan paru, jantung, timus dan epiglotis.h. Tulang belakang, apakah terdapat kelainan kongenital dan tanda kekerasan.Periksa pusat penulangan pada femur, tibia, kalkaneus dan kuboid. Buat irisan melintang pada kulit daerah lutut sampai tempurung lutut. Denagn gunting ligamentum patellae dipotong dan patella dipotong dan disingkirkan. Dengan pisau, lakukan pengirisan distal femur atau proksimal tibia mulai dari ujung, lapis demi lapis ke arah metaphyse. Pusat penulangan akan tampak sebagai bercak berwarna merah homogen dengan diameter lebih dari 5 mm di daerah epiphyse tulang. Untuk mencapai tallus dan calcaneu, telapak kaki bayi dipotong mulai tumit ke arah depan sampai sela jari ke 3 dan 4. Dengan melebarkan potongan pada kulit, tallus dan calcaneus dapat dipotong longitudinal untuk memeriksa adanya pusat penulangan. 3,5Perhatikan pula adanya tanda-tanda kekerasan tetapi yang disebabkan oleh trauma proses persalianan seperti, a) Kaput suksadaneum makin lama persalinan berlangsung, timbul kaput suksadaneum yang main hebat.b) Sefalhematom perdarahan setempat di antara periosteum dan permukaan luar tulang atap tengkorak dan tidak melampaui sutura tulang tengkorak akibat molase yang hebat. c) Fraktur tulang tengkorak jarang terjadi pada trauma lahir, biasanya hanya berupa cekungan tulang saja pada tulang ubun-ubun (celluloid ball fracture). Penggunaan forseps dapat menyebabkan fraktur tengkorak dengan robekan otak.d) Perdarahan intrakranial perdarahan ini timbul pada molase lepala yang hebat atau kompresi kepala yang cepat dan mendadak oleh jalan lahit yang belum melemas (pada partus presipitatus).e) Perdarahan subarakhnoid atau interventrikuler umumnya terjadi pada bayi-bayi prematur akibat belum sempurna berkembangnya jaringan-jaringan otak. f) Perdarahan epidural sangat jarang karena duramater melekat dengan erat pad tulang tengkorak bayi.3

KESIMPULANMayat bayi yang ditemukan di tempat sampah tersebut diduga dibunuh oleh ibunya, oleh karena itu butuh pembuktian dari hasil autopsi, serta pemastian hubungan ibu anak antara mayat bayi tersebut dengan wanita tersangka. Bila terbukti benar, bisa diarahkan ke kasus pembunuhan anak sendiri. Tetapi tetap juga dibutuhkan pengolahan TKP lebih lanjut untuk mendapatkan bukti-bukti lainnya.Pembunuhan anak sendiri (PAS) bukanlah suatu kasus yang semata-mata terfokus pada tindakan pembunuhannya, tetapi terfokus juga pada faktor psikis dalam tindakan pembunuhan tersebut. Pasal yang mengatur tentang PAS pun berbeda dengan pasal yang mengatur tentang pembunuhan. Pada kasus PAS pemeriksaan mayat bayi dilakukan secara sistematis mulai dari pemeriksaan luar, khususnya perlu diperhatikan adanya tanda kekerasan dan tanda perawatan. Kedua tanda tersebut dapat menentukan kondisi kejiwaan ibu mengenai kelahiran anaknya. Pemeriksaan dalam pada mayat dapat dipakai untuk mengetahui bayi lahir mati atau lahir hidup. Pada ibu, dilakukan pemeriksaan terhadap fisik ibu untuk mencari adanya perubahan yang menjadi tanda-tanda pasca persalinan. Pemeriksaan psikis juga tidak kalah pentingnya pada pemeriksaan terhadap ibu karena pada beberapa kasus, sang pelaku (ibu) sebenarnya memerlukan pertolongan untuk masalah gangguan keseimbangan kejiwaannya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada ibu dan juga mayat bayi adalah pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan DNA (khususnya mt-DNA). Pembuatan visum et repertum dilakukan sesudah hasil pemeriksaan didapat. Hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan kasus dan bukan merupakan rahasia kedokteran akan dituliskan sejujur-jujurnya dalam visum et repertum.

DAFTAR PUSTAKA1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Hertian S, Sampurna B, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1997. 2. Idries, A.M., Tjiptomartono, A.L. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Proses Penyidikan. Jakarta : Sagung Seto; 2008: h. 1-52.3. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kedokteran. Jilid I. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Universitas Indonesia; 1994: h.11-6, 37-9. 4. Pembunuhan anak sendiri. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama.Bagian Kedokteran Forensik FK Uni. Indonesia. Jakarta:2001.pg 165-76.5. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Edisi I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;1994.h.11-38.6. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Autopsi. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius. Jakarta. 2000: 187-97. Idries, AM. Prosedur Khusus. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. Jakarta. 1997 : 354-61

24