pemikiran gareth morgan

Download Pemikiran Gareth Morgan

If you can't read please download the document

Upload: hanif1973

Post on 29-Jun-2015

2.234 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

artikel ini merupakan review dari buku images of organization karya gareth morgan. Mengajak pembaca melihat dan memahami organisasi dengan cara berbeda melalui metafora. Ada 8 metafora untuk memberikan penggambaran tentang organisasi. Selamat membaca

TRANSCRIPT

IMAGES OF ORGANIZATIONPemikiran Gareth Morgan tentang metafora-metafora organisasi Oleh: Hanif Mauludin SE. M.Si1Pendahuluan Dalam bukunya yang berjudul Images of Organization Gareth Morgan mengatakan bahwa manajer atau professional dalam mengelola organisasi harus memiliki ketrampilan untuk membaca situasi (lingkungan organisasi). Dimana ketrampilan itu dibangun atas proses intuitif yang dipelajari melalui pengalaman dan bakat alamiah. Berbicara mengenai intuitif yang dibagun atas bakat alamiah memang terkesan suatu ketrampilan yang luar biasa, dimana ada pemikiran bahwa bakat mengelola atau kemampuan sebagai problem solver adalah dilahirkan bukan dibuat. Mereka ini dianggap memiliki kemampuan khusus untuk memahami dan selanjutnya mentransformasi situasi tersebut untuk mereka hadapi. Mereka (para manajer tipe ini) memiliki kapasitas pemikiran yang terbuka dan fleksible serta bisa melihat situasi yang terjadi secara komprehensive. Mereka juga peduli pada wawasan atau pengetahuan baru sehingga bisa membaca situsi dari berbagai sudut dan selanjutnya bisa bertindak dalam berbagai kemungkinan. Jika dikaitkan dengan kehidupan organisasi manajer harus bisa melihat organisasi dalam berbagai sisi. Buku yang tersusun dalam 12 bab ini mengeksplorasi dan mengembangkan seni membaca dan memahami kehidupan organisasi yang diperlukan oleh manajer. Dengan menggunakan istilah metaphor atau perumpamaan, ia mengajak para manajer untuk melihat organisasi dengan cara yang berbeda dan unik. Penggunaan istilah metaphor berimplikasi pada cara berpikir atau cara melihat tentang bagaimana kita memahami dunia secara umum. Istilah metaphor juga mengandung makna menyamakan dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman. Dengan cara demikian akan semakin mempertajam pengetahuan kehidupan organisasi dari berbagai sudut pandang. Dalam buku ini, garet morgan membedah pemahaman tentang kehidupan organisasi dengan menggunakan istilah metaphor yang berarti menyamakan. Dalam arti kesamaan cara kerja dan aktivitasnya. Gareth Morgan menyampaikan 8 metafora organisasi. Yaitu: (1) organisasi sebagai mesin (organization as machine). (2) Organisasi itu seperti makhluk hidup (organization likes organism). (3) Organisasi adalah otak (organization as brain). (4) Organisasi adalah budaya (organization as culture). (5) Organisasi sebagai system politik (as political system). (6) Organisasi sebagai psychic

1

Makalah ini merupakan Tugas Mata kuliah Teori Adminitrasi. Program Doktor Ilmu Administrasi Unibraw. Desember 2010. Bagi anda yang ingin mendapatkan soft copy buku image of organization (free) silahkan email ke [email protected] atau konfirmasi ke 0858555751311|Page

prison. (7) Organisasi itu perubahan yang terus menerus (flux and transformation) dan (8) organisasi adalah alat untuk menguasai (instrument of domination). Selanjutnya pada chapter 10 dan 11 morgan menjelaskan bagaimana menggunakan metaphor tersebut sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan melihat, memahami dan menginterpretasikan aspek aspek kunci dalam kehidupan organisasi. Sedangkan pada chapter 12 morgan membuat suatu sketsa atas implikasi yang luas untuk mengelola situasi organisasi yang bergejolak. Dengan memahami dan memandang organisasi dari berbagai metapora tersebut diharapkan manajer dapat menemukan cara untuk mengelola organisasi secara lebih efektif. Permikiran gareth morgan tentang metafora organisasi ini mempunyai kontribusi dalam perkembangan teori dan praktek manajemen. Morgan telah menawarkan sebuah konsep bagaimana melihat kehidupan organisasi dari berbagai cara pandang dan selanjutnya digunakan untuk lebih memahami dan meredesain ulang organisasi dalam dunia yang mengalami perubahan. Metafora 1. Organisasi Sebagai Mesin (Mechanization takes command - Organization as Machine)

Dalam chapter 2 morgan mengevaluasi kesan organisasi sebagai mesin dan membuat ilustrasi yang menggambarkan pengembangan organisasi sebagaimana birokrasi dalam organisasi. Ketika manager berpikir organisasi sebagai mesin, mereka akan cenderung untuk memanage dan mendesain organisasi sebagaimana mesin membuat keterkaitan diantara bagian bagian yang bekerja secara keseluruhan. Dimana suatu saat mesin itu bisa memberikan efektitivitas yang tinggi namun pada sisi yang lain mesin juga memberikan hasil yang kurang menguntungkan. Efektif karena mesin akan bekerja secara lebih cepat, kurang menguntungkan ketika mesin tersebut mempunyai biaya tetap yang tinggi. Salah satu problem dalam organsasi modern adalah mereka memiliki cara berpikir mekanik yang melekat pada gambaran organisasi yang itu sangat sulit untuk diatur dengan cara cara lain. Dalam gambaran ini, organisasi sebagai mesin akan melahirkan aktivitas mekanis yang itu berarti mempunyai peran perintah. Perumpaan organisasi sebagai mesin ini akan melahirkan pola kerja mekanik dan ini akan memunculkan konsep birokrasi dalam organisasi. Jika kita menggambarkan organiasi sebagai mesin maka konsekuensinya adalah organiasi itu bersifat rutinitas, harus efisien, reliable (handal) dan dapat diprediksi. Bentuk organisasi mekanik dapat membuat operasi organisasi menjadi lebih efektif. Pemikiran Gareth Morgan tentang organisasi sebagai mesin ini mempunyai kesamaan implikasi dengan perkembangan teori manajemen pada era Adam smith weber dan fayol tentang pembagian kerja, pentingnya struktur organisasi, otoritas dan prinsip prinsip manajemen lainnya. Lebih lanjut dalam metafor organiasi sebagai mesin, organisasi perlu menetapkan tujuan, kejelasan peran dan tugas, efisiensi, perencanaan, pengorganisasi dan pengawasan.

2|Page

Kekuatan dan keterbatasan organisasi sebagai mesin Layaknya sebagai mesin, organsasi akan dapat bekerja dengan baik ketika: a) penekanan pada tugas sangat ketat untuk mencapai kinerja. b) Kondisi lingkungan stabil dan meyakinkan untuk menghasilkan produk. c) Ketika seseorang mengharapkan produksi tepat pada saat diperlukan. d) Ketika ketepatan bisa ditentukan dalam arti ketidakpastian bisa ditekan seminim mungkin. e) Ketika sumberdaya manusia bersedia tunduk pada pekerjaan. Dipandang sebagai mesin organiasi juga mempunyai keterbatasan, antara lain: a) karena sifat mekanisnya yang terkesan kaku maka organisasi akan sulit melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap lingkungannya. b) dapat menimbulkan dampak negatif biroklrasi. c) karena organisasi bersifat mekanis sehingga menimbulkan ketidaksiapan terhadap faktor ketidakpastian dan hal yang tidak diharapkan. d) menimbulkan dehumanisasi terhadap karyawan. Organisasi sebagai mesin menyebabkan ia sulit melakukan inovasi karena ia bekerja berdasarkan tujuan awal yang akan dicapai. Perubahan perubahan lingkungan yang membutuhkan respon ditanggapi dengan posisi bertahan sehingga perubahan sulit terjadi dalam organisasi. Padahal dalam situasi tersebut diperlukan pemikiran dan tindakan kreatif dan inovatif tinggi. Dengan demikian organiasi yang beroperasi layaknya sebuah mesin sangat sulit diterapkan dalam era saat ini yang membutuhkan pemikiran konstruktif, adaptif dan fleksibel terhadap perkembangan dan perubahan lingkungan. Metafora 2. Organisasi sebagai Organisme (Nature intervenes - Organization as Organism)

Pada pemikiran yang kedua ini morgan ingin menggambarkan organisasi sebagai sesuatu yang hidup, berkembang dalam pengaruh lingkungan sekitar. Organisasi yang satu dengan organisasi yang lain bisa berbeda karena berada pada lingkungan yang berbeda pula. Morgan menggambarkan organisasi seperti hanlya buaya yang hidup di daerah rawa akan berbeda dengan onta yang hidup dipadang pasir. Keduanya memiliki anatomi dan cara hidup yang berbeda. Demikian organisasi dalam situasi yang kondusif tentu berbeda dengan organisasi yang sedang berada dalam masa krisis. Morgan menegasakan organiasasi birokrasi akan lebih cocok dalam situasi yang stabil yang menekannkan pada efektivitas. Dalam bab 3 ini morgan membahas beberapa hal terkait dengan organisasi sebagai organisme yaitu: orgasnisasi sebagai sistem yang terbuka, proses adaptasi organisasi terhadap lingkungannya, daur hidup organisasi (life cycles), faktor yang mempengaruhi kesehatan dan perkembangan organisasi dan hubungan antara spesies dan ecology. Organsiasi sebagai Sistem Terbuka Dalam pemikiran organisasi sebagai sistem terbuka, untuk survive organisasi harus terbuka terhadap lingkungannya dan harus mendapat hubungan secara tepat3|Page

terhadap lingkungannya. organisasi sebagai sistem terbuka akan ditemukan dalam organiasi yang bersifat organik. Dalam bentuk organik, organsiasi akan mudah menyesuaiakan dengan lingkungan karena ia fleksibel. Hal ini berbeda dengan organsiasi birokrasi yang cenderung mekanistik. Dalam sistem terbuka manajemen diperlukan kehati-hatian dalam upaya memberikan kepuasan serta menyeimbangkan kebutuhan internal terhadap kebutuhan beradaptasi dengan lingkungan. Perlu juga diketahui bahwa tidak ada pendekatan terbaik dalam proses adaptasi dengan lingkungan sehingga diperlukan berbagai kemungkinan penyesuaian. Dalam sistem terbuka manajemen diperlukan kehati-hatian dalam upaya memberikan kepuasan serta menyeimbangkan kebutuhan internal terhadap kebutuhan beradaptasi dengan lingkungan. Proses adaptasi organisasi terhadap lingkungannya Tidak ada pendekatan terbaik dalam proses adaptasi dengan lingkungan sehingga diperlukan berbagai kemungkinan penyesuaian. Dalam organisasi yang sama dimungkinkan ada perbedaan pendekatan manajemen dalam menyelesaiakan berbagai tugas. Sebagai organisme, organisasi juga terdiri atas interaksi berbagai subsistem. Subsistem tersebut meliputi lingkungan, strategi, human-cultural, struktural, teknolog dan manajemen. Sebagai contoh perubahan terhadap teknologi dan kondisi pasar bisa menjadi masalah baru organisasi dengan demikian organsasi dan manajemen perlu membuka diri dan fleksibel terhadap perubahan tersebut. Kekuatan dan keterbatasan organisasi sebagai organisme Dengan menggambarkan organisasi sebagai suatu organisme yang berhubungan dengan lingkungan akan melahirkan teori teori baru yang berkaitan dengan pengembangan organisasi dan manajemen. Mendorong para manajer untuk berpikir secara terbuka dan fleksibel dalam melihat organisasi. Dengan demikian manajer dapat mengenali proses yang terjadi serta berjalan fungsi organisasi dalam mencapai efektivitas. Manajemen organisasi juga dapat meningkatkan improvisasi melalui perhatian yang sistematik terhadap pemuasan akan kebutuhan jika organisasi tersebut survive. Organisasi dengan cara pandang sebagai organisme akan terdorong untuk melakukan inovasi. Keterbatasan dalam metafora ini adalah organisasi sebagai suatu satu kesatuan sistem (unity) sehingga terkadang tidak mudah menyesuaikan secara bersamaan dengan lingkungan. Dilain pihak tidak semua organisasi memiliki unsur unity yang kuat sehingga kontra produktif antar bagian kerap terjadi sebagai akibat perbedaan kepentingan pada level individu atau group bahkan organisasi itu sendiri. Keterbatan berikutnya dalam metafora organisasi sebagai organisme karena organisasi terkadang memiliki ideologi yang ini akan sulit mengalami perubahan. Dengan demikian ideologi ini bisa menjadi faktor penghambat dalam melakukan penyesuaian antara organisasi dengan lingkungannya.

4|Page

Metafora 3. Organisasi sebagai Otak (Learning - Self Organization Organization as Brain)

Salah satu fungsi otak adalah memproses informasi. Demikian juga dalam organisasi semua bagian atau fungsi fungsi bekerja berdasarkan informasi yang berasal bagian satu dengan yang lain. Dalam Organisasi model birokrasi keputusan dibuat melalui proses informasi dengan berdasar pada aturan. Dermikian pula manajer membuat keputusan atas kebijakan dan perencanaan juga berdasarkan proses informasi. Ini berarti organisasi adalah sistem informasi, sistem komunikasi dan juga sistem pengambilan keputusan seperti cara kerja otak. Hasil pemikiran yang berkaitan dengan metafora ini adalah peranan struktur organisasi yang dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Seperti Jay Galbraith yang menaruh perhatian pada hubungan antara ketidakpastian, proses informasi dan desain organisasi apakah bentuk organik atau mekanistik. Terkait dengan motafora organisasi sebagai otak adalah pentingnya learning organization. Pertanyaan menarik dalam chapter 4 ini adalah dapatkah organisasi belajar untuk belajar? pertanyaan sangat penting dijawab oleh organisasi modern yang berhadapan dalam situasi perubahan cepat dan sulit diprediksi. Seperti yang disampaikan oleh peter sange tentang ide pengemabangan kapasitas individu pembelajaran organisasi sebagai faktor utama dalam mendesain dan memanage organisasi yang itu diperlukan dalam menghadapi tantangan perubahan. Dengan demikian organisasi yang belajar harus: a) mengamati dan mengantisipasi perubahan dalm skop yang luas untuk mendeteksi adanya variasi atau penyimpangan. b) mengembangkan kemampuan untuk pertanyaan, tantangan, dan bentuk operasi perubahan dan asumsi asumsinya. c) memberikan arahan strategi yang tepat dan pola organisasi yang dimunculkan. Kelemahan dan keterbatasan organisasi sebagai otak Sebagai kekuatan dalam metafora ini adalah memunculkan tuntutan organisasi harus belajar agar bisa survive dalam perubahan. Organisasi harus kreatif dan inovatif adaptif terhadap kebutuhan akan teknologi. Keterbatasan dalam metafora ini adalah terkadang otak itu menjadi dirinya sendiri, dia acuh terhadap faktor luar. Dia bekerja menurut dirinya sendiri dan ada unsur egoisme terhadap kepentingan pribadi.

5|Page

Metafora 4. Organisasi sebagai Budaya (Creating Social reality Organization as Culture)

Budaya menunjukkan bentuk perkembangan suatu masyarakat yang ditunjukkan melalui sistem pengetahuan, ideologi, nilai, aturan, dan kebiasan sehari hari. Demikian pula organisasi dia juga memiliki kesamaan dengan atribut budaya tersebut. Organsasi juga mempunyai ideologi, nilai nilai yang berlaku dan juga aturan serta kebiasan yang telah dipahami dan dianut oleh anggota organisasi. Dijepang yang cenderung mempunyai budaya kolektivistik akan berbeda dengan amerika yang memliki budaya indidualistik. Dijepang kebersamaan, komitmen dan masa kerja yang panjang mewarnai kehidupan beroraganisasi. Sedangkan di amerika dengan tingkat persaingan antara individu yang tinggi menunjukkan bahwa pengalaman kerja pada beberapa perusahaan dianggap sebagai sebuah kekhususan yang dapat memposisikan kedudukan seseorang Terlepas dari perspektif kolektivistik dan individualistik, organisasi adalah seperti mini society yang mempunyai keunikan bentuk budaya maupun subbudaya tersendiri untuk membedakan dengan organisasi lain. Kekuatan dan keterbatasan organisasi sebagai budaya Dengan menggunakan metafora organisasi sebagai budaya akan memberikan arahan secara langsung kepada simbol simbol dari setiap aspek kehidupan organisasi. Aspek aspek tersebut meliputi struktur, hirarki, aturan dan rutinitas organisasi. Dengan mengetahui bentuk budaya organisasi,membantu pemimpin maupun manajer dalam melakukan aktivitas. Dengan metafora ini juga dapat mengenali hubungan antara organisasi dan lingkungan yang selanjutnya dapat memberikan kontribusi tehadap pengetahuan dalam melakukan perubahan organisasi. Dengan demikian juga akan berimplikasi pada efektivitas dalam menyusun strategi. Sebagai keterbatasan adalah cukup sulit menggunakan budaya sebagai bagian dari solusi masalah masalah managerial. Permasalahan dalam budaya sangat komplek sehingga tidak mudah untuk di kontrol. Di beberapa perusahaan bahkan budaya cenderung statis dan sulit menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang menuntut perubahan. Metafora 5. Organisasi sebagai sistem politik (Interest- conflict and power Organizations as Political Systems)

Dalam masyarakat yang demokratis setiap orang bebas menyampaikan pendapat, membuat keputusan dan mengharapkan keadilan. Organisasi mempunyai tujuan sedangkan individu dan kelompok juga mempunyai tujuan, dengan demikian didalam organisasi sarat dengan kepentigan kepentingan. Kepentingan kepentingan ini bisa memunculkan konflik antara organisasi, indvidu maupun kelompok. Supaya6|Page

organisasi tetap efektif dalam suasana pencapian tujuan tersebut diperlukan kekuasan. Kekuasan ini disini ditujukan untuk meminimalkan rentang perbedaan kepentingan. Dalam kontek seperti ini organisasi bisa berperilaku demokratis atau bahkan diktatorjuga bisa berbentuk birokrat maupun teknokrat. Organisasi pada akhirnya memerlukan politik tertentu untuk mencapai tujuannya. Hal ini diperlukan untuk melakukan kontrol terhadap para pekerja. Munculnya kekuatan organisasi buruh dan berbagai aturan serikat pekerja menunjukkan adanya dinamika politik dalam organisasi. Selanjutnya masalah kekuasaan menjadi isu strategis dalam berorganisasi karena dengan kekuasaan yang cukup pmpinan maupun manajer akan bisa meyusun aturan main dalam organisasi yang bisa disepakati oleh semua pihak dan bisa digunakan sebagai alat kontrol agar organisasi bisa berjalan secara lebih efektif. Kekuatan dan keterbatasan organisasi sebagai sistem politik Sebagai sistem politik, kelebihan dari metafora ini adalah membantu untuk menjelaskan hubungan antara politik dan organisasi dengan penekanan pada kekuasaan dalam tujuan mencapai tujuan dan mendiagnosis kepentingan semua pihak. Juga membantu management untuk menjelaskan masalah efisiensi dan efektif dari perspektif pihak pihak yang berinteraksi dalam organisasi. Terpenting lagi adalah kita dapat mengenal perbedaan politik sosial dalam organisasi dan aturan main organisasi dalam masyarakat. Sebagai keterbatasannya adalah peluang terjadinya politasasi organisasi.

Metafora 6. Organisasi sebagai physic prison

Organisasi dengan berbagai atributnya terkadang bisa menjadi penghambata kreativitas atau imaginasi para anggotanya. Hal sebagai akibat dari adanya arahan baik secara sadar maupun tidak sadar bahwa anggota organisasi harus mengikti aturan main dan kebiasan (budaya) dalam organisasi. Dalam beberapa kasus di organsasi dijumpai kemadulan kreativitas sebagai akibat organisasi yang tidak memfasilitasi dan mendukung adanya pikiran pikiran baru. Hal ini yang dimaksud organisasi sebagai pysic prison yang bisa menyebabkan anggota organisasi terjebak dalam situasi statis sehingga tidak responsive terhadap perubahan. Ada banyak penyebab hal ini terjadi dalam organisasi, antara lain pola pikir yang tidak berkembang dan ketidaksadaran bahwa organisasi sedang berhadapan dengan perubahan lingkungan. Kekuatan dan keterbatasan sebagai physic prison Dengan menggambarkan organisasi sebagai tempat yang bisa memenjarakan pola pikir anggotanya maka kita dapat mengetahui beberapa penyebabnya sehingga bisa melepaskan diri dari jebakan kemandulan pola pikir yang seharusnya berkembang sekreatif mungkin untuk pengembangan organisasi. Juga memberkan pemahaman bahwa organisasi sebagai sesuatu yang dinamik dan mempunyai tantangan perubahan. Dengan demikian anggota organisasi harus mempunyai wawasan baru dan tidak boleh mempunyai cara pandang dan cara berpikir yang sama terhadap organsiasi seiring7|Page

perubahan waktu dan tuntutan jaman. Keterbatasan dalam metafora ini adalah kepentingan individu atau grup yang kuat serta pola pikir yang sudah terkunci bisa menyebabkan mereka terjebak dalam pola pikir mereka sendiri dan ini justru menjadi faktor penghambat utama untuk melakukan perubahan.

Metafora 7. Organization as flux and transformation

Organisasi sebagai sesuatu yang mengalami perubahan secara terus menerus dan melakukan tranformasi. Dengan demikian organisasi selalu memerlukan perspektif baru yang berkaitan dengan sistem dan lingkungannya dalam kontek perubahan. Masalah masalah managemen sudah tidak bisa diselesaiakan dengan cara cara lama melainkan diperlukan cara cara baru. Sebagai contoh masalah pencapaian target pasar mungkin tidak cukup diatasi dengan strategi pemasaran secara internal namun perlu perubahan radikal merger atau akuisisi misalnya. Pemikiran pemikiran baru selalu dihubungkan dengan lingkungan. Isu lingkungan telah mengubah banyak praktek bisnis yang ramah lingkungan dan hemat energ juga berimplikasi pada produk yang dihasilkan. Pasar semakin menuntut produk ramah ligkungan dan hemat energi. kekuatan dan keterbatasan Memahami organisasi sebagai sesuatu yang mengalamai perubahan terus menerus akan menghasilkan kesiapan dalam memasuki linkungan bisnis yang turblent dan penuh ketidakpastian. Dengan demikian akan lahir mind set baru dalam berorganisasi. Sebagai keterbatasan adalah ketidakpastian sangat sulit dikontrol sehingga memerlukan ketepatan prediksi yang akurat dengan demikian update informasi menjadi syarat penting. Metafora 8. Organisasi sebagai instrumen untuk menguasai (Organization as Instrument of Domination)

Weber dalam teori birokrasi telah menyinggung adanya dominasi yang identik dengan kekuasan meliputi kekuasaan kharismatik, tradisional dan rational-legal. Intinya adalah dalam menjalankan roda organisasi diperlukan kekuasan yang itu bersifat mendominasi sehingga dengan kekuasaan itu fungsi perintah (command) bisa berjalan dengan baik. Morgan mencontohkan pembangunan piramid di mesir mustahil akan berdiri tanpa adanya suatu dominasi kekuasaan seorang raja untuk memerintah para budak agar tunduk dan patuh menmbangun piramid tersebut. Dalam era sekarang tidak jarang ditemui organisasi melakukan exploitasi terhadap karyawan untuk mengejar efisiensi dan efektivitas. Dengan dalih mengejar pertumbuhan, karyawan diperlakukan seperti mesin atau seperti serdadu yang harus patuh pada aturan dalam kondisi apapun. Karyawanpun sulit menuntut haknya karena posisi tawar yang lemah.8|Page

Dalam mencapai tujuannya tidak jarang organisasi mencaplok pesaingnya dengan cara cara seperti merger ataupun akuisisi. Praktek bisnis multinasioal (MNC) beroperasi pada cakupan global menunjukkan suatu ambisi untuk mengusasi tidak hanya pasar tetapi juga resources sehingga melairkan market globalization dan product globalization. Beberapa pakar menyebutnya dengan istilah neo imperialisme. kekuatan dan keterbatasan organisasi sebagai instrumen untuk menguasai Mengenal organisasi sebagai ala menguasai akan menunjukkan berbagai model exploitasi organisasi terhadap karyawan maupun terhadap para pesaingnya. Menjadi pijakan untuk melakukan kritik terhadap praktek praktek organisasi. Sebagai keterbatasan adalah adanya bias antara organiasi yang melakukan dominasi dan tidak melakukan dominasi. Referensi Gareth Morgan. Images of Organization. 2006. Sage Publications.

Ucapan Terima Kasih 1. Dosen pengajar mata kuliah teori administrasi DR. Jamhur Hamid dan DR Kusdi Rahadjo. 2. Sahabatku Susanta dari UPN Jogja atas kiriman bukunya 3. Kolonel J. Andreas navalino (LEMJIANTEK TNI AD) atas partisipasinya dan semua teman teman S3 PDIA 2010. 4. Istriku tercinta katarina Setyaningrum untuk segelas teh hijau dan kehangatannya

Semoga artikel ini bermanfaat.

9|Page