pemicu 1 bm 2 kelompok 20

72
Korea Menggigil, Korea Menghangat November 18 th 2014 Pemicu 1 Biomedik 2 Kelompok 20

Upload: reyginajenny

Post on 18-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bm2 p1

TRANSCRIPT

Page 1: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Korea Menggigil, Korea Menghangat

November 18th 2014

Pemicu 1Biomedik 2

Kelompok 20

Page 2: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Ketua: Agustina Gempita Padama (405130202)

Sekretaris : Reygina Yenny Mitrania (405140195)

Penulis : Farrand Ivan Dali (405140177)

Anggota :

Tutor : dr. Kane

1. Zevania Hersahputra N. D. (405130118)2. Raymond Melvin Winata (405140017)3. Chairani (405140025)4. Maria Fransisca (405140048)5. Rofiko (405140051)6. Novia Dwi Anggraini (405140140)7. Feni Mareta (405140154)8. Evan Agung Pratama (405140201)9. Fauziah Rizky Ayu (405140222)

Page 3: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Kompetensi Blok

Area 4 : Pengelolaan informasi Mengetahui dan memahami pengaturan suhu

tubuh manusia

Page 4: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mata Kuliah penunjang modul

Pengaturan suhu tubuh

Page 5: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Korea Menggigil Korea Menghangat

Seorang perempuan berusia 24 tahun, dengan berat badan 50 kg, dan tinggi badan 160 cm, dari jakarta sekarang sedang berada di Korea Selatan pada saat musim dingin untuk tugas kantor. Saat berjalan kaki untuk melihat-lihat taman-taman di kota seoul, ia menggigil kedinginan. Setelah selesai berjalan-jalan, ia kembali ke kamar hotelnya dimana pemanas ruangan telah dinyalakan dan tubuhnya tidak menggigil lagi. Pada malam harinya, ia merasa tubuhnya agak panas, mukanya kemerahan, dan badannya berkeringat, setelah itu ia minum air putih yang banyak

Page 6: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Learning Objective

1. Mahasiswa mampu mengetahui suhu tubuh normal , cara pengukuran , serta lokasi pengukuran

2. Mahasiswa mampu mengetahui pengaturan suhu tubuh

3. Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan energi dan metabolisme

4. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh

5. Mahasiswa mampu mengetahui pengaturan osmolaritas tubuh

Page 7: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mahasiswa mampu mengetahui suhu tubuh normal , cara pengukuran , serta lokasi

pengukuran

Learning Objective 1

Page 8: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia

Usia Suhu (oC)

3 bulan 37,5

6 bulan 37,7

1 tahun 37,7

3 tahun 37,2

5 tahun 37,0

7 tahun 36,8

9 tahun 36,7

11 tahun 36,7

13 tahun 36,6

Dewasa 36,4

> 70 tahun 36,0

Page 9: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Temperature Classification

Hypothermia <35.0 °C

Normal 36.7–37.2 °C

Fever >37.5 or 38.3 °C

Hyperthermia >38.3 or 40.0 °C

Hyperpyrexia >40.0 or 41.5 °C

Page 10: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

• Suhu Tubuh normal pada manusia berkisar antara 36,7 - 37,2˚C

Terjadi kejang = 41˚C

Batas atas kehidupan = 43.3˚C

• Tempat mengukur suhu tubuh :

Aksila

Rektal

Oral

Telinga (Meatus auditorius eksternus)

Rectal T 0.5oC > oral T 0. 5oC > axillary T

Page 11: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mulut (Oral)

Termometer diletakkan di dibawah lidah sublingual arteri.

Biasanya hasil pengukuran 0,5 – 0,8 °C dibawah suhu inti

Page 12: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Kontra indikasi pengukuran suhu tubuh:

Pasien tidak kooperatif

Bayi / toddler

Tidak sadar

Dalam keadaan menggigil

Pasien biasa bernafas dengan mulut

Pasien tidak dapat menutup mulut

Pasien sedang menjalani oral surgery

Page 13: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Untuk menjamin keakuratan:

Pengukuran dilakukan 30 menit setelah pasien:

Mengunyah permen/permen karet

Merokok

Makan dan minum (panas maupun dingin)

Page 14: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Anus (Rektal)

Memiliki selisih 0.1 °C dengan suhu inti

Kontra indikasi:

Diare

Pasien menjalani pembedahan rektal

Clotting disorder (feses berdarah)

Hemorrhoids (pembesaran vena di anus)

Page 15: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Axilla (ketiak)

Hasil pengukuran 0.6 °C lebih rendah dibanding suhu oral

Paling sering dilakukan (karena mudah dan nyaman)

Kontra indikasi:

Pasien kurus

Inflamasi lokal pada axilla

Konstriksi pembuluh darah perifer

Page 16: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Aural (Telinga)

Riset menunjukkan suhu ditelinga pada membran timpani paling mendekati suhu inti tubuh

Kesimpulan ini didasari oleh dua fakta anatomi:

1. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari hipotalamus

2. Darah pada arteri karotis internadan eksterna, adalah pembuluh darah yang menyuplai hipotalamus dan membran tympani

Page 17: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

1. Termometer Air Raksa

Macam2 termometer :

Page 18: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Cara Penggunaan:

1. Bersihkan thermometer dengan kain halus yang telah dibasahi dengan air

dingin atau cairan antiseptic lainnya sebelum digunakan.

2. Pegang thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury berada pada

posisi dibawah 35˚C.

3. Bila posisi mercury berada diatas 35˚C, hentakan thermometer beberapa kali

hingga mercury berada di bawah 35˚C.

Untuk Pengukuran Dari Mulut:

• Letakkan thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury dibawah lidah

pasien dan tutup mulut selama 3 (tiga) menit.

• Angkat thermometer dan liat skala petunjuk.

• suhu normal tubuh adalah 37˚C.

Untuk Pengukuran Dari Ketiak:

• Letakkan thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury pada bagian

atas ketiak dalam-dalam selama 3 (tiga) menit.

• Angkat thermometer dan liat skala petunjuk.

• suhu normal tubuh adalah 36,5˚C.

Page 19: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

2.

Page 20: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Digital termometer

Termometer digital memberikan bacaan tercepat dan paling dapat diandalkan.

dapat dibeli di supermarket dan apotek, dan dapat digunakan untuk mengambil suhu seseorang melalui mulut, di dubur, atau di bawah ketiak.

Termometer digital yang cepat dan nyaman, tetapi membutuhkan baterai.

Page 21: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Cara Menggunakan Termometer Digital :

• Tekan tombol on/off, akan muncul angka pada layar

• Lepaskan tombol, akan muncul L⁰C pada layar

• Bersihkan thermometer menggunakan kapas yang diberi alcohol

• Letakkan thermometer pada bagian tubuh yang akan diukur suhunya

Penggunaan Termometer dibawah lidah :

• Tempatkan dibawah lidah

• Tahan dengan bibir terkatup dan tidak digigit.

• Termometer diambil sampai terdengar bunyi.

Page 22: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Penggunaan thermometer melalui rectal :

• Posisi tubuh miring, kaki atas ditekuk kearah perut. Pasien

yang masih bayi posisi tengkurap atau telentang.

• Olesi thermometer dengan vaselin sebelum dipakai.

• Anus dibuka dengan menaikkan pantat atas dengan tangan kiri,

untuk anak-anak renggangkan kedua pantat dengan jari.

• Pasien menarik nafas, kemudian masukkan thermometer perlahan

kedalam anus sedalam 3,5 cm untuk pasien dewasa dan 1,2-2,5 cm

untuk pasien anak.

• Pegang thermometer selama dua sampai tiga menit untuk pasien dewasa

dan lima menit untuk pasien anak.

• Keluarkan thermometer dengan hati-hati.

Penggunaan thermometer melalui ketiak :

• Masukkan thermometer ketengah ketiak.

• Tahan selama lima sampai sepuluh menit

• Ambil thermometer.

Page 23: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

3. Termometer timpani

Page 24: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Termometer telinga elektronik

Termometer telinga mengukur suhu di dalam saluran telinga.

Cepat dan mudah di gunakan

lebih mahal

tidak dapat digunakan pada anak-anak muda dari usia 3 bulan.

Page 25: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Termometer strip plastik cepat dan mudah

tidak dapat diandalkan untuk mengambil pengukuran yang tepat.

hanya dapat memberitahu jika anak mengalami demam, tapi tidak suhu yang tepat.

Page 26: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Pacifier termometer Termometer dot yang

nyaman

tetapi tidak dapat diandalkan dan tidak boleh digunakan pada bayi berusia kurang dari 3 bulan

Page 27: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Glass Mercury Thermometers

Kaca termometer raksa yang pernah umum digunakan

tapi sekarang mereka tidak dianjurkan karena kemungkinan paparan racun merkuri lingkungan.

Page 28: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

- Termometer arteri temporalis : memanfaatkan scanner inframerah untuk mengukur suhu tubuh melalui arteri temporalis pada dahi.

Sum

ber :

http

://ww

w.m

edke

s.com

/2014

/09/je

nis-te

rmom

ete

r-dan

-cara

-menggu

naka

nn

ya.h

tm

l

Page 29: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mahasiswa mampu mengetahui pengaturan suhu

tubuh

Learning objective 2

Page 30: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

SUHU TUBUH

BERDASARKAN DISTRIBUSI SUHU :

Suhu inti (core temperature) = suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini relatif konstan (sekitar 37°C).

Suhu permukaan (surface temperature), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini dapat berfluktuasi sebesar 30°C sampai 40°C (mengikuti temperatur lingkungan)

Page 31: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.

2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.

3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh selama terpapar dingin.

Page 32: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, terdapat 2 pusat regulasi suhu :

◦ Regio posterior : diaktifkan oleh dingin dan kemudian memicu pembentukan panas

◦ Regio anterior : diaktifkan oleh panas dan kemudian memicu pengeluaran panas

Termoreseptor membantunya dgn mem-berikan informasi terus-menerus tentang suhu inti dan kulit

◦ Termoreseptor sentral : memantau suhu inti

◦ Termoreseptor perifer : memantau suhu kulit

Page 33: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

PROSES RANGSANGAN PANAS

Stimulus Reseptor Perifer Naiknya Suhu Darah Reseptor Sentral Muscle Relax Vasodilatasi Mengeluarkan Panas (keringat/panting) Heatloss Berhenti ketika tercapai setpoint

PROSES RANGSANGAN DINGIN

Stimulus Reseptor Perifer Turunnya Suhu Darah Reseptor Sentral Vasokonstriksi Aktivasi Otot (mengigil) /lapar Metabolisme meningkat Heat Production meningkat Berhenti ketika setpoint tercapai

Page 34: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Hipothalamus

Regio anterior → hilangnya panas (diaktifkan oleh panas)

- Mengurangi produksi panas

- Meningkatkan produksi panas

- Vasodilatasi kulit

- Berkeringat

Page 35: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Hipothalamus

Regio posterior → produksi dan menyimpan panas (diaktifkan oleh dingin)

- Meningkatkan produksi panas

- Mengurangi pengeluaran panas

- Vasokontriksi kulit

- Menggigil

Page 36: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan energi dan metabolisme

Learning objective 3

Page 37: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

KEBUTUHAN ENERGI

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein danlemak.

Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. 

Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemaksebagai cadangan jangka panjang

Sebagian besar energi makanan akhirnya diubah menjadi panas

Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein

Page 38: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Chapter 17 Energy Balance and Temperature RegulationHuman Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning

Energy Conversion

Page 39: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Keseimbangan energi input-output

Energi input

Energi yang terkandung dalam makanan

Output energi

Aktivitas eksternal

- Energi yang dikeluarkan ketika otot rangka bekerja untuk memindahkan objek eksternal atau menggerakkan tubuh dalam kaitannya dengan lingkungan.

Aktivitas internal

- Semua bentuk pengeluaran energi biologis yang tidak menyelesaikan pekerjaan mekanik di luar tubuh

Aktivitas otot skeletal digunakan untuk tujuan selain kerja eksternal (kontraksi pemeliharaan postural, menggigil)

Semua kegiatan energi pengeluaran yang berlangsung terus-menerus hanya untuk mempertahankan hidup

Page 40: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Aktivitas otot skeletal digunakan untuk tujuan selain kerja

eksternal (kontraksi pemeliharaan postural, menggigil)

Semua kegiatan energi pengeluaran yang berlangsung

terus-menerus hanya untuk mempertahankan hidup

Page 41: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Bahan Makanan sbg Sumber Energi

4 jenis nutrien utama, yaitu:

1. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) menyuplai energi bagi tubuh

2. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan mempertahankan jaringan tubuh.

3. Mineral mempertahankan homeostasis, dan

4. Air sbg pelarut dalam tubuh, dan sbg alat transport untuk mendistribusikan nutrien ke jaringan.

Page 42: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Metabolisme:

keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel, meliputi proses penguraian & sintesis molekul kimia yang menghasilkan & membutuhkan panas (enegi) serta dikatalisis oleh enzim

Page 43: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Metabolisme meliputi:1) jalur sintesis (anabolisme/endorgenik) menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi

makromolekul yang lebih kompleks; memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis ATP

2) jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik) memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana; melepaskan energi yang dibutuhkan untuk mensintesis ATP.

Page 44: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

ATP adalah suatu senyawa perantara yang mempunyai kemampuan istimewa untuk masuk ke dalam berbagai reaksi berpasangan – reaksi dengan tujuan untuk membebaskan energi dan reaksi yang berhubungan dengan berbagai mekanisme fisiologis untuk menyediakan energi selama kerjanya.

Page 45: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20
Page 46: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Laju Metabolik Basal (Basal Metabolic

Rate/BMR)Laju Metabolik Basal (Basal

Metabolic Rate/BMR) ialah energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal pada saat istirahat.

BMR = kcal/ m2/jam (kilokalori energi yang digunakan per meter persegi permukaan tubuh per jam)

Page 47: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Fungsi fisiologis normal BMR meliputi:

1) lingkungan kimia internal tubuh, yaitu gradient konsentrasi ion antara intrasel dan ekstrasel2) aktivitas elektrokimia sistem saraf3) aktivitas elektromekanik sistem sirkulasi4) pengaturan suhu

Page 48: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Faktor-faktor yg mempengaruhi BMR :

Makanan

Hormon Tiroid

Page 49: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

MakananMakanan kaya protein akan lebih meningkatkan BMR daripada makanan kaya lipid atau kaya karbohidrat.

Page 50: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Status hormon tiroid Hormon tiroid meningkatkan konsumsi oksigen, sintesis protein, dan degradasi yang merupakan aktivitas termogenesis. Peningkatan BMR merupakan hal yang klasik pada hipertiroid, dan menurun pada penurunan kadar tiroid

Page 51: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Aktivitas saraf simpatis.Pemberian agonis simpatis juga meningkatkan BMR. Sistem saraf simpatis secara langsung melalui nervus vagus ke hati mengaktivasi pembentukan glukosa dari glikogen. Sehingga aktivitas saraf simpatis meningkatkan BMR.

Page 52: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

LatihanLatihan membutuhkan kalori ekstra dari makanan. Jika asupan makanan lebih banyak mengandung energi, maka berat badan akan meningkat. Jika penggunaan energi lebih banyak dari yg tersedia dlm makanan, maka tubuh akan memakai simpanan lemak yang ada dan mungkin akan menurunkan berat badan.

Page 53: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Umur & faktor lain

BMR seorang anak umumnya lebih tinggi daripada orang dewasa, krn anak memerlukan lebih banyak energi selama masa pertumbuhan.

Wanita hamil & menyusui juga memiliki BMR yang

lebih tinggi.

Demam meningkatkan BMR.

Orang yg berotot memiliki BMR lebih tinggi daripada

orang yg gemuk

Page 54: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh

suhu lingkungan terhadap suhu tubuh

Learning objective 4

Page 55: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal

2. Rangsangan saraf simpatis

3. Hormon pertumbuhan

4. Hormon tiroid

5. Hormon kelamin

6. Demam ( peradangan )

7. Status gizi

8. Aktivitas

9. Gangguan organ

10. Lingkungan

Page 56: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Perpindahan Kalor

Konduksi

Konveksi

Radiasi

Evaporasi

Page 57: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Radiasi

Emisi/buangan panas akibat rambatan pada ruang dari permukaan benda bersuhu tinggi (dipancarkan) dalam bentuk gelombang elektromagnetik

Tubuh memancarkan dan menyerap panas dari lingkungan

Page 58: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Konduksi

Perpindahan panas antara benda-benda yang memiliki perbedaan suhu dan berkontak fisik satu sama lain.

Molekul-molekul bergetar molekul hangat bergerak cepat bersentuhan dg molekul lain molekul dingin terpicu molekul dingin bergerak jadi molekul hangat

Page 59: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Konveksi

Pemindahan panas melalui arus udara

Dipengaruhi oleh konduksi dengan udara di sekeliling

Udara dingin mengalir mendekati tubuh konduksi dg kulit pertukaran panas udara hangat menjauhi tubuh

Proses di atas adalah arus konveksi

Bila tidak ada arus konveksi suhu lingkungan udara sekitar tubuh = suhu kulit

Page 60: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

5.4 Evaporasi

Penguapan akibat panas yang dihasilkan, digunakan untuk mengubah air dari bentuk cairan gas

Bertujuan untuk melepas panas dan (-) produksi panas

Terjadi pada kulit & sistem pernafasan (pasif)

Panas dihantarkan ke kulit

gl.sudorifera mengeksresikan keringat

Page 61: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Source: health. imgarde.com

Page 62: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20
Page 63: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Mahasiswa mampu mengetahui pengaturan

osmolaritas tubuh

Learning objective 5

Page 64: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Pengaturan Osmolaritas Tubuh

Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (natrium plasma) menyebabkan sel osmoreseptor, yang terletak di hipotalamus anterior dekat nucleus supraoptik, mengkerut.

Pengerutan sel osmoreseptor merangsang pengiriman sinyal saraf ke sel saraf tambahan di nucleus supraoptik, yang kemudian meneruskan sinyal ini menyusuri kelenjar hipofise ke hipofisis posterior.

Page 65: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Potensial aksi yang disalurkan ke hipofisis posterior akan merangsang pelepasan ADH yang disimpan dalam granula sekretorik (atau vesikel) di ujung saraf.

ADH memasuki aliran darah dan di transpor ke ginjal, tempat ADH meningkatkan permeabilitas air di bagian akhir tubulus distal, tubulus koligentes kortikalis, dan duktus

koligentes medula.

Peningkatan permeabilitas air di segmen nefron distal menyebabkan peningkatan reabsorpsi

air dan ekskresi sejumlah kecil urin yang pekat.

Page 66: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Cairan Tubuh

- Cairan intraseluler- Cairan ekstraseluler:Plasma darah

Cairan interstisiilLimfe

- Cairan transel:Cairan otakCairan sendiCairan mata

Page 67: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Water Turnover

Keseimbangan antara water intake dan water loss

Water intake :MinumMakanOksidasi jaringan

Water loss :

Ginjal

Kulit

Keringat

Paru

feses

Page 68: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Akibat kekurangan cairan tubuh :

Dehidrasi

Dehidrasi adalah dimana tubuh kita mulai kekurangan cairan karena kurangnya asupan air ke dalam tubuh total

Macam-macam dehidrasi : Dehidarasi hipertonik : air < natrium Dehidrasi isotonik : air = natrium Dehidrasi hipotonik : air > natrium

Page 69: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Pusat Rasa Haus

- Di hipotalamus bagian lateral terdapat area yang disebut pusat rasa haus. Ketika osmolalitas meningkat, maka akan menyebabkan kekeringan mulut yang meningkatkan rasa haus

- Ketika osmolalitas menurun, maka akan menyebabkan distensi lambung yang menurunkan rasa haus

Page 70: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Macam-macam Rasa Haus

Osmotic thirst : Rasa haus yang disebabkan kehilangan H2O, makan makanan yang asin atau manis sehingga menyebabkan dehidrasi hipertonik

Hypovolemic thirst : Rasa haus yang disebabkan rendahnya volume extraceluler, misalnya pendarahan pada saat menstruasi yang menyebabkan pengurangan volume darah sehingga menyebabkan dehidrasi isotonik

Page 71: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Kesimpulan

Dalam pemicu ini, mahasiswa telah mendapat pengetahuan tentang suhu tubuh normal , cara

pengukuran , serta lokasi pengukuran. Lalu, mahasiswa juga dapat mengetahui pengaturan

suhu tubuh kebutuhan energi, metabolisme, pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh, serta mengetahui pengaturan osmolaritas tubuh

Page 72: Pemicu 1 BM 2 Kelompok 20

Daftar Pustaka Dr, J. F. Gabriel , 1996. Fisika kedokteran . Jakarta . EGC

Guyton, Arthur. Hall, John. Buku Ajar : Fisiologi kedokteran . 2011

Sherwood. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. 2011

Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam: (Harrison's Principles of Internal Medicine); Volume 1

[Internet]; 2013 juli 24. Available from : http://posyandu.org/cara-menggunakan-termometer.html

[Internet]; 2013 juli 24. Available from: http://www.medkes.com/2014/09/jenis-termometer-dan-cara-menggunakannya.html

[Internet]; 2013 juli 24. Available from : http://id.scribd.com/doc/146606873/Pengaturan-Osmolaritas-Cairan-Ekstrasel-Dan-Konsentrasi-Natrium