pemicu 5_imun

Upload: mutia-ulfah

Post on 08-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    1/40

    Pemicu 5

    Kelompok 7

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    2/40

    Definisi

    Tanggapan imun yang lemah; dapat

    disebabkan oleh pemberian obat-obatan

    imunosupresif, radiasi, malnutrisi, beberapa

    proses penyakit tertentu; disebut juga

    imunocompromised.

    Imuunodeficiency meningkatkan resiko

    opportunistic infection dan tumor.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    3/40

    Infeksi oportunistik adalah infeksi yang terjadi

    akibat adanya kesempatan yang timbul akibat

    perubahan dari tubuh penderita

    Organisme penyebab IO adalah organisme

    yang merupakan flora normal, maupun

    organisme patogen yang terdapat secara laten

    dalam tubuh yang kemudian mengalami

    reaktivasi.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    4/40

    Definisi

    Defisiensi respons imun atau gangguan yang

    ditandai dengan kurangnya respons imun;

    diklasifikasikan sebagai antibody (sel B),

    cellular(selT) atau combined immunodeficiency,

    atau phagocytic dysfunction disorders.

    Dorland 29th ed.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    5/40

    Intergitas sistem imun esensial untuk

    pertahanan terhadap infeksi mikroba dan

    produk toksiknya Defek salah satu komponen sistem imun dapat

    menimbulkan penyakit berat bahkan fatal

    yang secara kolektif disebut penyakit defisiensi

    imun

    Imunodefisiensi

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    6/40

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    7/40

    Klasifikasi imunodefisiensi

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    8/40

    DefisiensiImun

    Non-spesifik

    Spesifik

    A. Defisiensi Komplemen

    1. Kongenital

    2. Fisiologik

    3. Didapat

    B. Defisiensi Interferon dan

    Lisozim

    1. Def. interferon kongenital

    2. Def. interferon & lisozimdidapat

    C. Defisiensi sel NK

    1. Kongenital

    2. Didapat

    D. Defisiensi Sistem Fagosit

    1. Kualitatif

    2. Kuantitatif

    A. Defisiensi

    kongenital atau

    primer

    B. Defisensi imun fisiologik

    1. Kehamilan

    2. Usia tahun pertama

    3. Usia lanjut

    C. Defisiensi didapat atau sekunder

    1. Malnutrisi

    2. Infeksi

    3. Obat, trauma, tindakan kateterisasi &

    bedah

    4. Penyinaran

    5. Penyakit berat

    6. Kehilangan Ig/leukosit

    7. Stress

    8. Agamaglobulinemia dengan timoma

    D. AIDS

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    9/40

    Klasifikasi

    Primary immunodeficiency

    Terjadi karena faktor genetik, jarang ditemui

    Secondary immunodeficiency Immunodeficiency didapat, terjadi karena luka

    diluar sistem imun

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    10/40

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    11/40

    Penyebab Primary imuunodeficiency

    Mutation

    Dapat mempengaruhi bagian tubuh manapun dandapat menyebabkan severe disease

    Polymorphism Dapat mempengaruhi bagian tubuh manapun dan

    dapat menyebabkan moderate risk of infection

    Polygenic disorder Menyerang terutama antibodies dan

    menyebabkan severe disease

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    12/40

    Mutation

    Affect both T and B cell

    Result in SCID(severe combined

    Immunodeficiency) SCID is the most severe type ofID disease

    Cause by cytokhine gamma chain receptor defect,

    RAG mutation, mutation in zap-70

    Autosomally inherited & family inherited

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    13/40

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    14/40

    Polymorphism

    Menyerang allel dari gen.

    HLA(human leukosit antigen) diatur olehpolymorphic gene, deffect pada HLA dapat

    meningkatkan resiko infeksi hepatitis B , hepatitisC , HIV

    MBL(mannan binding lectin) juga diatur olehpolymorphic gen , berfungsi mengikat gula pada

    dinding bakteri dan mengaktifkan classic-pathway. Deffect MBL meningkatkan resikoinfeksi

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    15/40

    Polygenic

    Disebakan interaksi antar gen dan faktor lingkungan

    CVID(common variable ID) Menyebabkan infeksi rekuren pada sistem pernafasan

    Bisa juga menyebakan masalah pada gut,skin,nervoussystem

    IgA deficiency Celiac disease

    IgG2 deficiency

    Spesifik immune defisiency Paling sering terdapat pada masa infancy dan post

    splenectomy

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    16/40

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    17/40

    Secondary immunodeficiency

    The immune system in the first year of life

    The aging immune system

    Drugs

    B-cell malignancy Kidney disease

    Nutrition

    Physiologic stress

    Infection

    HIV

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    18/40

    Mekanisme

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    19/40

    DEFISIENSI IMUN NONSPESIFIK

    A. Defisiensi Komplemen

    Defisiensi komponen/fungsi komplemen infeksi bakteri rekuren &sensitivitas penyakit autoimun

    1. Defisiensi komplemen kongenital

    Def. C1 INH Def. C2 & C4 Def C3 Def C5 Def C6,C7,C8

    Angioedem

    herediter

    aktivitas c1 tdk

    terkontrol &

    produksi kinin

    C2a & C4a

    dilepas sel

    mast melepas

    histamin

    edem fatal

    Penyakit

    serupa LES

    kegagalan

    eliminasi

    kompleks

    imun

    infeksi

    mikroba

    piogenik

    fragmen

    kemotaktik C5

    tdk diproduksi

    kompleks Ag-

    Ab-C3b

    diendapkan di

    membran

    gangguan

    opsonisasi

    gangguan

    kemotaktik

    kerentanan

    thdp infeksi

    bakteri

    Gangguan dlm

    lisis

    kerentanan

    thdp septikemi

    meningokokus

    & gonokokus

    drajat

    infeksi

    nesseria,

    sepsis,

    artritis, & DIC

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    20/40

    2. Defisiensi komplemen fisiologik

    Hanya ditemukan pada neonatus yang disebabkan kadar C3,C5 dan B-cell yang

    masih rendah

    3. Defisiensi komplemen didapatetiologi :Depresi sintesis (sirosis hati dan malnutrisi protein/kalori) def

    komplemen gangguan aktivasi komplemen resiko infeksi

    Def C1q,r,s Def C4 Def C2 Def c3 Def C5-C8 Def C9

    Terjadi

    bersamaan dgn

    pnykt autoimun

    (LES)

    def.inhibitor

    esterase C1 C4 / C2 terus

    mengaktifkan

    bahan(plasmin)

    edem lokal

    berbagai alat

    tubuh

    Byk tjd

    pd LES

    Byk tjd pd

    LES

    (defisiensi

    komplemen

    paling sering

    terjadi)

    Infeksi

    bakteri

    rekuren

    Kerentanan

    infeksi

    Terutama

    neseria

    ada tanda

    infeksi

    rekuren

    Lisis masih

    dapat terjadi

    atas pengaruhC8 tanpa

    C9perlahan

    (jarang

    ditemukan)

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    21/40

    B. Defisiensi Interferon & lisozim

    1. Defisiensi interferon kongenital

    Dapat menimbulkan infeksi mononukleosis yang fatal2. Defisiensi interferon dan lisozim didapat

    Ditemukan pada malnutrisi protein/kalori

    C. Defisiensi sel NK

    1. Defisiensi kongenital

    Ditemukan pada penderita dengan osteopetrosis (defek

    osteoklast & monosit)

    Def NK Autoantibodi imunodefisiensi

    2. Defisiensi didapatTerjadi akibat Imunosupresi / radiasi defisiensi sel NK

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    22/40

    D. Defisiensi Sistem Fagosit

    Fagosit dapat menghancurkan mikroorganisme tanpabantuan komplemen.

    Defisiensi fagosit (fagosit turun sampai 500/mm3) defisiensi neutrofil infeksi berulang kerentanan infeksipiogenik

    1. Defisiensi kuantitatif

    produksi / destruksi neutropenia, granulositopenia2. Defisiensi kualitatif

    Fungsi fagosit (kemotaksis,menelan/memakan dan membunuh

    mikroba)

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    23/40

    Defisiensi kualitatifNo. Defisiensi Keterangan

    1 ChronicGranulomatous

    Disease (CGD)

    Infeksi rekuren berbagai mikroba, baik negarif-Gram(escherichia,serratia,kleibsiela) maupun positif-Gram

    (stafilokok).

    - Merupakan penyakit X-linked resesif pd

    usia 2 tahun pertama

    - Ditemukan defek neutrofil & ketidakmampuan

    membentuk peroksid hidrogen/metabolitoksigen toksik lainnya.

    2 Glucose-6-

    phosphate

    dehydrogenase

    -Penyakit X-linked resesif dgn gambaran klinis seperti

    CGD.

    -Ditemukan anemia hemolitik

    -Disebabkan oleh def. Generasi NADPH

    -Gejala mulai terlihat pd usia < 2 tahun-Kelainan klinis yg ditemukan : limfadenopati,

    hepatosplenomegali & KGB yg terus mengeluarkan

    cairan.

    -Selain di KGB infeksi kronik & akut jg terjadi di kulit,

    saluran cerna, hati & tulang

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    24/40

    No. Defisiensi Keterangan

    3 Mieloperoksidase

    (DMP)

    Ditemukan infeksi mikroba rekuren terutama K. Albicans

    dan S. Aureus

    Kemampuan neutrofil membunuh terganggu.

    4 Sindrom Chediak-

    Higashi (SCH)

    -Sangat jarang ditemukan.

    -Ditandai dgn infeksi rekuren, piogenik, terutama

    streptokok dan stafilokok.

    -Kebanyakan penderita meninggal pd usia anak.

    -Ditemukan neutrofil dgn kemotaksis & kemampuan

    membunuh yg abnormal dgn aktivitas sel NK & kadar

    enzim lisosom menurun.

    5 Sindrom Job -Berupa pilek berulang (tdk terjadi inflamasi normal), abses

    stafilokok, eksim kronis dan otitis media.

    -Kemampuan neutrofil menelan-memakan tdk

    menunjukkan kelainan, tetapi kemotaksis terganggu.

    -Kadar IgE serum

    & dpt ditemukan eosinofilia.6 Sindrom leukosit

    malas (lazy

    leucocyte)

    Berupa rentanan terhadap infeksi mikroba yg beratJumlah neutrofil , respons kemotaksis (asal nama sindrom),

    respons inflamasi terganggu.

    7 Adhesi leukosit Penyakit yg ditandai dgn infeksi bakteri & jamur rekuren &

    gangguan penyembuhan luka

    Efek sitotoksik neutrofil, sel NK & sel T tergganggu

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    25/40

    DEFISIENSI IMUN SPESIFIKA. Defisiensi Kongenital/Primer

    Jarang terjadi

    1. Defisiensi imun primer sel B

    Tjd krn hipogamaglobulinemia (kadar Ig rendah)

    X-linked

    hipogamaglobulin-

    emia

    Hipogamaglobulin

    -emia sementara

    Common variable

    Hypogammaglo-

    bulinemia

    Def. Imunoglobulin yg

    selektif(disgamaglo-

    bulinemia)

    Semua serum Ig,

    KGB tidak

    mengandung B-

    cell

    Pre-sel B (kadar

    normal) tidak bisa

    menjadi sel B

    matangsel

    Binfeksi bakteri

    rekuren

    Terjadi pada bayi

    dgn sintesis Ig

    (IgG)terlambat

    walaupun IgM &

    IgA normal

    gangguan Th sel

    B tidak terbentuk

    Menyerupai X-linked

    hipogamaglobulin-

    emia

    Jumlah Sel B & Ig Gnormal , kemampuan

    memproduksi dan /

    melepas Ig

    mengalami

    gangguan

    kadar 1 /lebih Ig,

    sedangkan kadar Ig

    yang lain normal /

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    26/40

    2. Defisiensi imun primer sel T

    Def sel T yg disertai pula dg Ig yg rendah (tdk ada respon imun thdp vaksinasi)

    Aplasi Timus Kongenital (sindrom di George) Kandidiasis Mukokutan Kronik

    Terjadi karena defisiensi sel TSel B,sel plasma , kadar Ig normal, namun

    tidak dpt membentuk Ab setelah vaksinasi

    Infeksi jamur nonpatogenik (Candidaalbicans) pada kulit & selaput lendir

    gangguan fungsi sel T yang selektif

    3. Defisiensi imun primer sel B & T

    SCID SindromNezelof

    SindromWiskott-Aldrich

    Ataksiatelangiektasi

    Def.adenosindeaminase

    Tidak ada sel

    B & T

    limfositopenia

    Rentanterhadap

    infeksi (CMV,

    pneumositis

    karini,&

    candida)

    Sel T,def. sel

    B bervariasi ,

    kadar Ig(/N/)

    respon Abthdp Ag

    spesifik / -

    Rentan

    infeksi rekuren

    Trombositopeni,

    ekzem,IgM,

    IgG N,IgA &IgE

    infeksi rekuren

    Mengenai

    saraf,endokrin,

    dan sistem

    vaskulargerakan otot yg tdk

    terkoordinasi &

    dilatasi

    P.D.kecil

    (telangiektasi)

    Adenosin

    deaminase tdk

    ditemukan dlm

    semua selkadarbhn toksik

    (ATP&deoksiATP)

    Dlm sel limfoid

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    27/40

    Kehamilan Usia tahun pertama Usia lanjut

    Kehamilan

    Peningkatan aktifitas sel

    Ts atau efek supresif fktr

    humoral yg dbtk

    trofoblast def imunselular utk

    kelangsungan hidup

    fetus

    Jumlah sel T yg ada

    msh brupa sel T naive

    sel T tdk mmberikan

    respon imun yg adekuat

    thdp antigen

    Involusi timus mnjd jar

    lemak produksi sel T

    dan sel T memori ttpi

    sulit utk berkembang

    repon CMI responimun tergangtung dari

    persediaan sel T

    tergntung dr persediaan

    sblmnya

    B. Defisiensi Imun spesifik fisiologik

    C. AIDS

    Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    28/40

    Defisiensi Imun Sekunder

    Penyebab MekanismeInfeksi HIV Penipisan dari CD4Th

    Malnutrisi protein Kekacauan metabolik yangmenghambat maturasi dan fungsi

    limfosit

    Kemoterapi untuk pengobatan kanker Pengurangan prekursor limfosit di

    sumsum tulang

    Metastatis kanker dan leukemia yang

    meliputi sumsum tulang

    Mengurangi tempat perkembangan

    limfosit

    Imunosupresi untuk transplantasi,

    penyakit autoimun

    Mengurangi aktivasi limfosit

    Splenektomi Pengurangan aktivitas fagositosis

    terhadap mikroba

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    29/40

    LO3 FAKTOR RESIKOPENYEBABDEFISIENSI IMUN

    DEFEK GENETIK

    defek gen tunggal yang di ekspresikan dibanyak jaringan (ataksia teleangiektasia,defisiensi diaminase adenosin)

    Defek gen tunggal khusus pada sistem imun

    Kelainan multifaktorial dengan kerentanan genetik

    OBAT / TOKSIN

    Imunosupresan (kortikosteroid,siklosporin )

    Antikonvulsan (fenitoin)

    PENYAKIT NUTRISI & METABOLIK

    malnutrisi

    protein losing enteropathy

    defisiensi vitamin

    defisiensi mineralKELAINAN KROMOSOM

    anomali DiGeorge (delesi 22q11)

    defisiensi IgA selektif (trisonomi 18)

    INFEKSI

    Imunodefisiensi transien (campak & veraisella)

    Imunodefisiensi permanen (Infeksi HIV, Rubela kongenital)

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    30/40

    Prosedur diagnosis

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    31/40

    Gejala yang

    biasanyaGejala yang sering

    dijumpai

    Gejala yang jarang

    dijumpai

    Infeksi saluran napas atas

    berulang

    Infeksi bakteri yang beratPenyembuhan inkomplit

    antar episode infeksi, atau

    respons pengobatan

    inkomplit

    Gagal tumbuh / retardasi tumbuh

    Jarang ditemukan kelenjar / tonsil

    yang membesar

    Infeksi o/ mikroorganisma yg tidak

    lazim

    Lesi kulit (rash, ketombe, pioderma,

    abses nekrotik/noma, alopesia,

    eksim, teleangiektasi, warts yang

    hebat)Oral thrush yang tidak menyembuh

    dengan pengobatan

    Jari tabuh

    Diare dan malabsorpsi

    Mastoiditis dan otitis persisten

    Pneumonia atau bronkitis berulangPenyakit autoimun

    Kelainan hematologis (anemia

    aplastik, anemia hemolitik,

    neutropenia, trombositopenia)

    Berat badan turun

    Demam

    Periodontitis

    Limfadenopati

    Hepatosplenomegali

    Penyakit virus yang berat

    Artritis atau artralgia

    Ensefalitis kronik

    Meningitis berulangPioderma gangrenosa

    Kolangitis sklerosis

    Hepatitis kronik (virus /

    autoimun)

    Reaksi simpang thd vaksinasi

    BronkiektasisInfeksi saluran kemih

    Lepas/puput tali pusat

    terlambat (> 30 hari)

    Stomatitis kronik

    Granuloma

    Keganasan limfoid

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    32/40

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Tahap pertama dapat dilakukan pemeriksaan penyaringdahulu, yaitu:

    Pemeriksaan darah tepi Hemoglobin

    Leukosit total

    Hitung jenis leukosit (persentasi) Morfologi limfosit

    Hitung trombosit

    Pemeriksaan imunoglobulin kuantitatif (IgG, IgA, IgM, IgE)

    Kadar antibodi terhadap imunisasi sebelumnya (fungsi IgG) Titer antibodi Tetatus, Difteri

    Titer antibodi H.influenzae

    Penilaian komplemen (komplemen hemolisis total = CH50)

    Evaluasi infeksi (Laju endap darah atau CRP, kultur danpencitraan yang sesuai)

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    33/40

    Pemeriksaan lanjutanDefisiensi Sel B Defisiensi sel T

    Uji Tapis:

    KadarIgG,

    IgM dan

    IgATiter isoaglutinin

    Respon antibodi pada vaksin (Tetanus, difteri,

    H.influenzae)

    Uji lanjutan:

    Enumerasi sel-B (CD19 atau CD20)

    Kadar IgE, IgD & subklas IgG

    Titer antibodi natural (Anti Streptolisin-

    O/ASTO, E.coli

    Respons Ab thd vaksin tifoid & pneumokokus

    Foto faring lateral utk mencari kel. adenoid

    Riset:

    Fenotiping sel B lanjut

    Biopsi kelenjar

    Respons antibodi terhadap antigen khusus

    misal phage antigen

    Ig-survivalin vivo

    Kadar Ig sekretoris

    Sintesis Ig in vitro

    Analisis aktivasi sel & mutasi

    Uji tapis:

    Hitung limfosit total dan morfologinya

    Hitung sel T dan sub populasi sel T : hitung sel T

    total, Th dan Ts

    Uji kulit tipe lambat (CMI) : mumps, kandida,

    toksoid tetanus, tuberkulin

    Foto sinar X dada : ukuran timus

    Uji lanjutan:

    Enumerasi subset sel T (CD3, CD4, CD8)

    Respons proliferatif terhadap mitogen, antigen

    dan sel alogeneik

    HLA typing &Analisis kromosom

    Riset:

    Advance flow cytometry & biopsi

    Analisis sitokin dan sitokin reseptorCytotoxic assay(sel NK dan CTL)

    Enzyme assay (adenosin deaminase, fosforilase

    nukleoside purin/PNP)

    Pencitraan timus & fungsinya

    Analisis reseptor sel T & mutasi

    Riset aktivasi sel T &apoptosis

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    34/40

    Pemeriksaan lanjutan

    Defisiensi fagosit Defisensi komplemen

    Uji tapis:

    Hitung leukosit total dan hitung jenis

    Uji NBT (Nitro blue tetrazolium),

    kemiluminesensi : fungsi metabolik neutrofil

    Titer IgE

    Uji lanjutan:

    Reduksi dihidrorhodamin

    White cell turn over

    Morfologi spesial

    Kemotaksis dan mobilitas random

    Phagocytosis assay

    Bactericidal assays

    Riset:

    Adhesion molecule assays (CD11b/CD18, liganselektin)

    Oxidative metabolism

    Enzyme assays (mieloperoksidase, G6PD,

    NADPH)

    Analisis mutasi

    Uji tapis:Titer C3 dan C4

    Aktivitas CH50

    Uji lanjutan:

    Opsonin assays

    Component assays

    Activation assays (C3a, C4a, C4d, C5a)

    Riset:

    Aktivitas jalur alternatif

    Penilaian fungsi(faktor kemotaktik, immune

    adherence)

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    35/40

    Penatalaksanaan

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    36/40

    PRINSIP TERAPI UMUM

    Mengurangi kejadian dan dampak infeksi

    Menjauhi subyek dengan penyakit menular

    Memantau dengan baik pasien terhadap infeksi

    Menggunakan antibiotik/antiviral yang benar

    Imunisasi aktif/pasif bila memungkinkan

    Memberikan komponen sistem imun yang defektif dengan transfer pasif atau

    transplantasi.

    Pemberian globulingamma kepada pasien dengan def. Ig tetentu (tidakpada def. IgA)

    Infus sitokin seperti IL-2, GM-CSF, M-CSF, dan IFN-gamma kepada

    subyek dengan penyakit tertentu

    Transfusi :

    Netrofil kepada subyek dengan def. Fagosit

    Polietilen Glikol digabung dengan adenosin deaminase (PEG-ADA)untuk SCID

    Limfosit autologus yang sudah menjalani transfection dengan ADAuntuk mengobati Severe Combined Immunodeficiency

    Transpalantasi : Tymus fetal atau stem cell dari sum-sum tulang dalam

    usaha memperbaiki kompetensi imun2

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    37/40

    PENCEGAHAN

    Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakitimmunodefisiensi:

    Mempertahankan gizi yang baik

    Memelihara kebersihan badan

    Menghindari makanan yang kurang matang

    Menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular Menghindari merokok dan obat-obat terlarang

    Menjaga kebersihan gigi untuk mencegah infeksi di mulut

    Vaksinasi diberikan kepada penderita yang mampu membentukantibodi.

    Kepada penderita yang mengalami kekurangan limfosit B ataulimfosit T hanya diberikan vaksin virus dan bakteri yang telahdimatikan (misalnya vaksin polio, MMR dan BCG).

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    38/40

    PENGOBATAN

    Pengobatan suportif meliputi perbaikan keadaan umum dgn memenuhi kebutuhan gizi & kalori,menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, & asam-basa, kebutuhan oksigen,serta melakukan usaha pencegahan infeksi. Substitusi dilakukan terhadap

    defisiensi komponen imun, mis: dgn memberikan eritrosit, leukosit, plasma

    beku, enzim, serum hipergamaglobulin, gamaglobulin, imunoglobulin

    spesifik. Kebutuhan tersebut diberikan utk kurun waktu tertentu /selamanya, sesuai dgn kondisi klinis.

    Pengobatan

    imunomodulasi

    masih diperdebatkan manfaatnya, beberapa memang bermanfaat & ada

    yang hasilnya kontroversial. Obat yg diberikan: faktor tertentu (IFN),

    antibodi monoklonal, produk mikroba (BCG), produk biologik (timosin),

    komponen darah / produk darah, serta bahan sintetik seperti inosipleks &levamisol.

    Terapi kausal upaya mengatasi & mengobati penyebab defisiensi imun, terutama padadefisiensi imun sekunder (pengobatan infeksi, suplemen gizi, pengobatan

    keganasan, dll). Defisiensi imun primer hanya dapat diobati dengan

    transplantasi (timus, hati, sumsum tulang) / rekayasa genetik.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    39/40

    Tatalaksana

    defisiensi

    antibodi

    Immunoglobulin replacement therapydefek produksi AB.

    Preparat dapat berupa IV / SC. Terapi tergantung pada

    keparahan hipogamaglobulinemia & komplikasi. Sebagian besar

    pasien dgn hipogamaglobulinemia memerlukan 400-600

    mg/kg/bulan Ig utk mencegah infeksi / mengurangi komplikasi,khususnya penyakit kronik pada paru & usus. IVIG merupakan

    pilihan terapi, diberikan dgn interval 2-3 minggu. Pemantauan

    dilakukan terhadap Ig serum, setelah mencapai kadar yg stabil

    (setelah 6 bulan), dosis infus dipertahankan di atas batas

    normal.

    Tatalaksana

    defek imunitas

    seluler

    termasuk SCID tidak hanya melibatkan terapi antimikrobial

    namun juga penggunaan profilaksis. Utk mencegah infeksi maka

    bayi dirawat di area dgn tekanan udara (+). Pada pasien yg

    terbukti / dicurigai defek sel T harus dihindari imunisasi dgn

    vaksin hidup / tranfusi darah. Vaksin hidup dapat mengakibatkan

    infeksi diseminata, sedangkan tranfusi darah dapatmenyebabkan penyakit graft-versus-host.

    Tandur (graft) sel imunokompeten yg masih hidup

    merupakan sarana satu-satunya utk perbaikan respons imun.

    Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan terapi pada

    semua bentuk SCID. Terapi gen sedang dikembangkan &

    diharapkan dapat mengatasi defek gen.

  • 8/7/2019 Pemicu 5_imun

    40/40

    HIV / AIDS