pemetaan wilayah tambak berdasarkan tingkat kesuburan

14
OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01) _______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519 Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan (Nurjanah et al) 56 Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan dengan Metode Sistem Informasi Geografis sebagai Model Pengelolaan Tambak Berkelanjutan Nurjanah, Budi Kurniawan, Ninik Umi Hartanti Progran Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Area pertambakan Kota Tegal telah mengalami degradasi akibat alih fungsi lahan menjadi perumahan, industri, pengolahan sampah, pengolahan limbah, yang dibangun di sekitar area tambak. Terjadinya penyempitan lahan tambak dari tahun ke tahun menjadi perumahan, industri, Upaya pemerintah dalam pengembangan pertambakan Kota Tegal lebih ditekan pada pemberian bantuan pada pengadaan bibit dan pelatihan budidaya tambak. Kebijakan pemeritah Kota Tegal terlihat bahwa pengembangan budidaya tambak di Kota Tegal semakin menyempit dan hanya di wilayah Kelurahan Muarareja dan Kelurahan Margadana. Namun bila dilihat dari lokasi budidaya keberadaan tambak berada setelah areal perumahan. Hal ini dapat mengakibatkan proses budidaya tambak menjadi terganggu bila keberadaannya terhimpit oleh perumahan, pengolahan sampah, pengolahan limbah, dan industri. Kata Kunci : Pemetaan Wilayah Tambak, Tingkat Kesuburan Perairan, Sistem Informasi Geografis Abstract Area farms Tegal has been degraded due to land conversion into residential, industrial, waste management, sewage treatment, which is built around the pond area. The constriction land on the embankment over the years become residential, industrial, government efforts in the development of aquaculture Tegal is pressed on the provision of assistance in the procurement of seedlings and training of aquaculture. Pemeritah policy Tegal seen that the development of aquaculture in Tegal narrowed and only in the Village and Village Margadana Muarareja. However, when viewed from the farms where ponds are after residential areas. This can result in the aquaculture be disrupted if the existence squeezed by the housing, waste management, wastewater treatment, and industrial. Keywords: Aerial Mapping Pond, Water Fertility rate, Geographic Information Systems Latar Belakang Tata ruang wilayah budidaya perikanan Kota Tegal berlokasi di wilayah Kelurahan Panggung, Kelurahan Mintaragen, Kelurahan Tegalsari, Kelurahan Muarareja dan Kelurahan Margadana. Fungsi tata ruang wilayah budidaya bukan hanya sebagai kawasan budidaya tambak namun berfungsi juga sebagai kawasan lindung, dimana di tepi- tepi tambak telah ditatami mangrove sebagai pelindung tambak dari abrasi pantai. Kebaradaan hutan mangrove berkosentrasi di daerah budidaya yaitu Kelurahan Panggung bagian timur, dan Kelurahan Muarareja. Dengan peningkatan jumlah penduduk di terutama di daerah pesisir menyebabkan berkurangnya lahan budidaya

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 56

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairandengan Metode Sistem Informasi Geografis sebagai Model Pengelolaan

Tambak Berkelanjutan

Nurjanah, Budi Kurniawan, Ninik Umi Hartanti

Progran Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Pancasakti Tegal

Abstrak

Area pertambakan Kota Tegal telah mengalami degradasi akibat alih fungsi lahanmenjadi perumahan, industri, pengolahan sampah, pengolahan limbah, yang dibangun disekitar area tambak. Terjadinya penyempitan lahan tambak dari tahun ke tahun menjadiperumahan, industri, Upaya pemerintah dalam pengembangan pertambakan Kota Tegal lebihditekan pada pemberian bantuan pada pengadaan bibit dan pelatihan budidaya tambak.Kebijakan pemeritah Kota Tegal terlihat bahwa pengembangan budidaya tambak di Kota Tegalsemakin menyempit dan hanya di wilayah Kelurahan Muarareja dan Kelurahan Margadana.Namun bila dilihat dari lokasi budidaya keberadaan tambak berada setelah areal perumahan.Hal ini dapat mengakibatkan proses budidaya tambak menjadi terganggu bila keberadaannyaterhimpit oleh perumahan, pengolahan sampah, pengolahan limbah, dan industri.

Kata Kunci : Pemetaan Wilayah Tambak, Tingkat Kesuburan Perairan, Sistem InformasiGeografis

Abstract

Area farms Tegal has been degraded due to land conversion into residential, industrial,waste management, sewage treatment, which is built around the pond area. The constrictionland on the embankment over the years become residential, industrial, government efforts inthe development of aquaculture Tegal is pressed on the provision of assistance in theprocurement of seedlings and training of aquaculture. Pemeritah policy Tegal seen that thedevelopment of aquaculture in Tegal narrowed and only in the Village and Village MargadanaMuarareja. However, when viewed from the farms where ponds are after residential areas. Thiscan result in the aquaculture be disrupted if the existence squeezed by the housing, wastemanagement, wastewater treatment, and industrial.

Keywords: Aerial Mapping Pond, Water Fertility rate, Geographic Information Systems

Latar BelakangTata ruang wilayah budidaya

perikanan Kota Tegal berlokasi di wilayahKelurahan Panggung, KelurahanMintaragen, Kelurahan Tegalsari,Kelurahan Muarareja dan KelurahanMargadana. Fungsi tata ruang wilayahbudidaya bukan hanya sebagai kawasanbudidaya tambak namun berfungsi juga

sebagai kawasan lindung, dimana di tepi-tepi tambak telah ditatami mangrove sebagaipelindung tambak dari abrasi pantai.Kebaradaan hutan mangrove berkosentrasidi daerah budidaya yaitu KelurahanPanggung bagian timur, dan KelurahanMuarareja. Dengan peningkatan jumlahpenduduk di terutama di daerah pesisirmenyebabkan berkurangnya lahan budidaya

Page 2: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 57

sebagai akibat alih fungsi lahan tambakmenjadi lahan perumahan terutama didaerah Muarareja Kota Tegal akanmenimbulkan bahaya pencemaran.Disamping itu berkurangnya lahan tambakdisebabkan abrasi yang terjadi di wilayahpesisir Kota Tegal, menyebabkan makinberkurangnya lahan pertambakan, sehinggabaik langsung maupun tidak langsung dapatmempengaruhi usaha budidaya.

Keberlangsungan usaha tambaksangat terpengaruh pada Perencanaan TataRuang Wilayah, dimana dalamperencanaannya nanti akankah mendukungusaha pertambakan masyarakat dalampengembangan wilayah, sebagai potensidaerah yang perlu dikembangkan.Pengembangan tambak juga dipengaruhioleh status kepemilikan lahan olehmasyarakat, dimana bila status kepemilikanlahan tambak merupakan lahan Pemda makaakan berpengaruh pada perubahan arealtambak Kota Tegal.

Dengan meninjau pemasalahan yangterjadi di daerah pesisir dan penyempitanareal lahan budidaya, maka perlunyadilakukan penelitian mengenai PemetaanWilayah Tambak Berdasarkan TingkatKesuburan Perairan dengan Metode SistemInformasi Geografis sebagai ModelPengelolaan Tambak Berkelanjutan. Denganpendekatan SIG akan diketahui gambarankondisi pengelolaan sumberdaya tambakdan tingkat pencemaran suatu perairantambak dengan menggunakan metode tropiksaprobik yang digambarkan denganbanyaknya organisme indikatorpencemaran.

Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian adalah :1. Menganalisa degradasi Area Budidaya

Tambak oleh pemukiman2. Menganalisa penyempitan area tambak

Kota Tegal Tahun 1990 – 2010.3. Menganalisa upaya pemerintah untuk

pengembangan tambak Kota Tegal

dengan meninjau Rencana Tata RuangWilayah Kota Tegal

4. Melakukan analisis strategi kebijakanyang tepat sesuai dengan pemanfaatanlahan tambak untuk kegiatan budidaya diwilayah pesisir Kota Tegal

MateriMateri yang digunakan dalam kajian

ini adalah tata ruang wilayah pesisir KotaTegal terdiri dari :1. Data Peta :

a. Peta satelit resolusi tinggi“IKONOS 1m” th 2010

b. Peta Citra satelit Landsat 7 ETM+perekaman tahun 1990, 2000, dan2010

c. Peta Rupabumi, skala 1:25.000Bakorsurtanal tahun 2010

d. Peta Penggunaan lahan Kota Tegal,skala 1:25.000 tahun 2010

e. Peta rencana kawasan strategis KotaTegal, skala 1:25.000 tahun 2010

f. Peta rencana pola ruang Kota Tegal,skala 1:25.000 tahun 2010

2. Bahan pengawet sampel air (H2SO4

pekat), air aqua (steril), formalin3. Peralatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :a. GPS GARMIN Etrex Vista HCx,b. Refraktometer ,c. DO meterd. thermometer ,e. pH meter (air)f. pH meter (tanah)g. Test Kith. peraloni. botol sampel dan botol gelapj. Planktonnet (plankton)k. Lembar pengamatan, panduan

pengamatan, chek list, daftarpertanyaan

l. ER Mapper 7.0 dan Arc GIS ver. 9.2

Page 3: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 58

MetodeMetode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei yanganalisa secara deskriptif kuantitatifberdasarkan variabel-variabel penelitian.Nazir (2003) menyatakan bahwa metodesurvei adalah penyelidikan yang diadakanuntuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencarai keterangan-keterangan secara faktual. Selain itudigunakan :1. Metode penginderaan jarak jauh untuk

pemetaan tematik2. Metode GIS untuk permodelan spasial

Data yang dikumpulkan meliputidata primer dan data sekunder. Data primerdiperoleh dari hasil survei/observasi dilapangan dan wawancara yang dibantudengan daftar pertanyaan. Data sekunderdiperoleh melalui hasil referensi daribeberapa instansi yang terkait denganpenelitian.

Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini, yaitua. Kualitas air dengan parameter :

Suhu, salinitas, pH, kelarutan oksigen(DO), kandungan amonia, nitrit, nitrat,fosfat, bahan organik (BO) air,fitoplankton, zooplankton, danmakrobenthos

b. Kualitas tanah dengan parameter :Jenis tanah, pH tanah dan bahan organik(BO) tanah.

Teknik Pengambilan SampelPenarikan sampel berdasarkan

pertimbangan merupakan bentuk penarikansampel nonprobabilitas yang didasarkankriteriakriteria tertentu, yaitu karakteristiktanah (warna, jenis/secara visual), sumberairnya dan kegiatan budidaya. Penarikansampel ini terjadi apabila peneliti inginmemilih anggota sampel berdasarkan

kriteria tertentu (Hermawan, 2004).Penentuan lokasi sampling berdasarkanpertimbangan tertentu antara lainkemudahan menjangkau lokasi titiksampling, serta efisiensi waktu dan biayayang didasari pada interpretasi awal lokasipenelitian dan pengambilan sampel hanyaterbatas pada unit sampel yang sesuaidengan kriteria-kriteria tertentu(karakteristik tanah) yang ditetapkanberdasarkan tujuan penelitian.

Pengamatan atau pengambilan dataprimer di lapangan dilakukan di 58 titiksampling (tanah dan sumber air) yangmewakili wilayah penelitian dimana terbagiatas 5 lokasi budidaya tambak di Kota Tegal,yaitu :1. Tambak di Kelurahan Panggung 12 titik

sampling2. Tambak di Kelurahan Mintaragen 11

titik sampling3. Tambak di Kelurahan Tegalsari 10 titik

sampling4. Tambak di Kelurahan Muarareja 25 titik

samplingSetiap lokasi pengamatan titik samplingdicatat posisi grografisnya dengan alatpenentu posisi (GPS).

Selain itu juga dilakukan wawancaramaupun pengisian kuesioner denganresponden serta melakukan koleksi data ataureferensi dari instansi yang terkait denganpenelitian. Untuk memudahkan analisis,maka dilakukan tabulasi data kemudian datadianalisis berdasarkan tujuan yang ingindicapai dengan alat analisis yang telah ditentukan

Hasil PenelitianTingkat Kesuburan Tambak

Berdasarkan perhitungan analisistrobik saprobik diperoleh nilai IndekSaprobik (SI) dan Indek Trobik Saprobik(TSI) tambak Kota Tegal yang tersaji padaTabel 1.

Page 4: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 59

Tabel 1. Indek Saprobik (SI) dan Indek Trobik Saprobik (TSI)Tambak Kota Tegal

StasiunPanggung Mintaragen Tegalsari Muarareja

SI TSI Ket SI TSI Ket SI TSI Ket SI TSI Ket1 0.263 0.422 α Meso 0.200 0.355 α Meso 0.125 0.203 α Meso 0.286 0.622 β Meso2 0.368 0.436 α Meso 0.333 0.685 β Meso 0.152 0.413 α Meso 0.568 1.135 β Meso3 0.429 1.755 β Meso 0.333 0.565 β Meso 0.429 0.571 β Meso 0.652 1.163 β Meso4 0.733 1.051 β Meso 0.158 0.262 α Meso 0.200 0.560 β Meso 0.286 0.622 β Meso5 0.611 1.562 β Meso 0.200 0.300 α Meso 0.333 0.429 β Meso 0.200 1.640 β Meso6 0.571 0.918 β Meso 0.444 0.778 β Meso 0.077 0.160 α Meso 0.538 0.649 β Meso7 0.840 1.243 β Meso 0.333 0.819 β Meso 0.111 0.292 α Meso 0.284 0.402 α Meso8 0.478 0.790 β Meso 0.176 0.265 α Meso 0.625 0.801 β Meso 0.302 0.412 α Meso9 0.871 1.040 β Meso 0.220 0.273 α Meso 0.200 0.600 β Meso 0.200 0.253 α Meso

10 0.688 1.375 β Meso 0.677 0.874 β Meso 0.429 0.698 β Meso 0.784 1.059 β Meso11 0.529 1.059 β Meso 0.500 1.333 β Meso 0.467 0.980 β Meso12 0.355 0.847 β Meso 0.879 1.065 β Meso13 0.297 0.530 β Meso14 0.593 0.702 β Meso15 0.650 0.813 β Meso16 0.436 0.536 β Meso17 0.538 0.580 β Meso18 0.447 0.561 β Meso19 0.583 0.778 β Meso20 0.592 1.027 β Meso21 0.375 0.504 β Meso

Min 0.263 0.422 0.158 0.262 0.077 0.160 0.200 0.253Maks 0.871 1.755 0.677 1.333 0.625 0.801 0.879 1.640Rata-rata 0.561 1.042 0.325 0.592 0.268 0.473 0.474 0.764

Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwatambak di Kota Tegal tergolong perairantercemar sedang sampai berat. Pada tambakdi wilayah Kelurahan Panggung nilai SIdan TSI mempunyai rata-rata 0,561 – 1,042tergolong pada nilai saprobitas βMesosaprobik (pencemaran sedang); padatambak di wilayah Kelurahan Mintaragennilai SI dan TSI mempunyai rata-rata 0,325– 0,592 tergolong pada nilai saprobitas αMesosaprobik (pencemaran berat) - βMesosaprobik (pencemaran sedang); padatambak di wilayah Kelurahan Tegalsarinilai SI dan TSI mempunyai rata-rata 0,268– 0,473 tergolong pada nilai saprobitas αMesosaprobik (pencemaran berat), danpada tambak di wilayah KelurahanMuarareja nilai SI dan TSI mempunyairata-rata 0,474 – 0,764 tergolong pada nilaisaprobitas α Mesosaprobik (pencemaranberat) - β Mesosaprobik (pencemaransedang). Namun pada tambak di KelurahanPanggung pada stasiun 1 dan stasiun 2

mempunyai nilai SI dan TSI kurang dari0,5 sehingga tergolong α Mesosaprobikdengan indikasi perairan pencemaran berat.Demikian pula pada tambak di KelurahanMintaragen pada stasiun 1, stasiun 4,stasiun 5, stasiun 8 dan stasiun 9. tambakdi Kelurahan Tegalsari pada stasiun 1,stasiun 2, stasiun 6 dan stasiun 7.sertatambak di Kelurahan Muarareja padastasiun 7, stasiun 8 dan stasiun 9 tergolongα Mesosaprobik dengan indikasi perairanpencemaran sedang sampai berat

Berdasarkan nilai rata-ratakelompok organisme saprobitas makatambak di Kelurahan Panggung, KelurahanMintaragen, Kelurahan Tegalsari danKelurahan Muarareja tergolong pada padanilai saprobitas β Mesosaprobik(pencemaran sedang sampai ringan).Tingkat rata-rata saprobitas tambak dari 5stasiun pada masing-masing wilayahtambak di Kota Tegal tersaji pada Tabel 2.

Page 5: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 60

Tabel 2. Tingkat Rata-Rata Saprobitas Tambak pada Masing-Masing WilayahTambak di Kota Tegal

No Kelompok OrganismeKelurahan Pesisir

Panggung Mintaragen Tegalsari MuararejaInd/ltr Prosen Ind/ltr Prosen Ind/ltr Prosen Ind/ltr Prosen

1 Polisaprobik (A) 212 7.93 277 10.53 254 10.28 296 10.992 α Mesosaprobik (B) 277 10.37 366 13.88 499 20.19 871 32.353 β Mesosaprobik (C) 847 31.70 832 31.58 421 17.01 459 17.034 Oligosaprobik (D) 100 3.75 38 1.44 60 2.43 141 5.225 Lain - lain (E) 1,236 46.25 1,122 42.58 1,239 50.09 926 34.41

Jumlah 2,673 100.00 2,635 100.00 2,473 100.00 2,692 100.00SI 0.550 0.317 0.273 0.489

TSI 1.023 0.552 0.548 0.746β Mesosaprobik β Mesosaprobik β Mesosaprobik β Mesosaprobik

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwajenis plankton dari kelompok organisme βMesosaprobik dan α Mesosaprobik selainkelompok organisme lain-lain mendominasiperairan tambak pada masing-masingwilayah tambak. Pada tambak di KelurahanPanggung kelompok organisme βMesosaprobik mendominasi 31,70 % dan di

Kelurahan Mintaragen 31,58 %, sedangkandi Kelurahan Tegalsari dan Muararejakelompok organisme α Mesosaprobikmendominasi sebesar 20,19 % dan 32,35 %..Hasil analisis spasial nilai Indek Saprobik(SI) dan Indek Tropik Saprobik (TSI)Tambak Kota Tegal dapat dilihat padaillustrasi berikut :

Illustrasi 1. Peta Tematik Indek Saprobik (SI)di Kelurahan Panggung danMintaragen

Illustrasi 2. Peta Tematik Indek Saprobik (SI)di Kelurahan Tegalsari danMuarareja

Illustrasi 3. Peta Tematik Indek TropikSaprobik (TSI) di KelurahanPanggung dan Mintaragen

Illustrasi 4. Peta Tematik Indek TropikSaprobik (TSI) di KelurahanTegalsari dan Muarareja

Page 6: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 61

Berdasarkan analisis data spasial SaprobikIndeks (SI) dan Tropik Saprobik Indeks(TSI) Tambak Kota Tegal diperoleh bahwanilai Saprobik Index (SI) dan TropikSaprobik Indeks (TSI) semakin rendah bilatambak berada di sekitar areal pemukimanataupun tempat pembuangan akhir (TPA),serta di areal bekas TPA di KelurahanMargadana. Pada peta terlihat bahwa SI danTSI akan mengalami penurunan jika lokasitambak dekat dengan perumahan pendudukmaupun aktifitas perkapalan seperti tempattambat labuh kapal dan docking kapal

dimana sering terjadi tumpahan bahan bakarminyak.

Kesesuaian LahanBerdasarkan analisa kesesuaian

lahan tambak di Kota Tegal yang meliputitambak di Kelurahan Panggung,Mintaragen, Tegalsari dan Muararejadiperoleh dikategorikan pada S3 (SesuaiMarjinal/Hampir Sesuai) sampai N1 (Tidaksesuai saat ini). Sedangkan penilaiankesesuaian lahan tambak Kota Tegal tiapstasiun tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian Kesesuaian Lahan Tambak di Kota Tegal

StasiunKelurahan

Panggung Nilai Mintaragen Nilai Tegalsari Nilai Muarareja Nilai1 249 S3 225 N1 229 N1 249 S32 227 N1 209 N1 222 N1 224 N13 203 N1 215 N1 222 N1 245 S34 255 S3 248 S3 207 N1 250 S35 265 S3 238 S3 228 N1 248 S36 287 S3 248 S3 222 N1 241 S37 288 S3 197 N1 221 N1 197 N18 261 S3 228 N1 248 S3 201 N19 268 S3 251 S3 237 N1 207 N1

10 251 S3 235 N1 228 N1 233 N111 267 S3 236 N1 259 S312 260 S3 271 S313 262 S314 263 S315 286 S316 242 S317 256 S318 237 N119 303 S320 227 N121 237 N1

min 203 197 207 197maks 288 251 248 303

rata-rata 257 230 226 245

Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan maka,tambak yang tergolong pada kelas S3mempunyai kriteria : hampir sesuai(marginally suitable), adalah lahan yangmempunyai pembatas-pemabatas yangserius untuk mempertahankan tingkatpengelolaan yang harus dipertimbangkanpembatas-pembatas yang ada akanmengurangi produksi atau keuntungan, ataulebih meningkatkan jumlah masukan yangdiperlukan dan tambak yang tergolong pada

kelas N1 mempunyai kriteria : tidak sesuaisaat ini (currently not suitable), adalah lahanyang mempunyai pembatas yang lebih seriusyang masih memungkinkan untuk diatasi,akan tetapi upaya perbaikan ini tidak dapatdilakukan dengan tingkat pengeloaanmenggunakan modal normal. Keadaanpembatasnya sedemikian serius sehinggamencegah penggunannya secaraberkelanjutan. Analisis data spasial tingkat

Page 7: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 62

kesesuaian lahan tambak Kota Tegal tersajipada Illustrasi 5 dan 6.

Illustrasi 5. Peta Tematik Kesesuaian LahanTambak di Kelurahan Panggungdan Mintaragen

Illustrasi 6. Peta Tematik Kesesuaian LahanTambak di Kelurahan Tegalsaridan Muarareja

Berdasarkan hasil analisis data spasialdiperoleh bahwa di Kelurahan Panggungyang mempunyai nilai kesesuaian lahanbervariasi, yang mempunyai nilaikesesuaian lahan tambak kecil berkisarantara 193 – 210 tergolong N1 (tidak sesuaisaat ini) mulai dari ujung sungai ketiwonkemudian akan meningkat ke arah baratkemudian mengalami penurunan kembalipada sungai Gung. Sedangkan untuk tambakdi Kelurahan Mintaragen sebagian besarmempunyai nilai kesesuaian lahan yangrendah berkisar antara 193 – 249 tergolongN1 (tidak sesuai saat ini) sampai dengan S3(sesuai marjinal/hampir sesuai).sedangkanpada tambak dekat sungai Gung saja yang

mempunyai nilai kesesuaian 249 – 256 S3(sesuai marjinal/hampir sesuai). Hal inididuga disebabkan oleh terhimpitnya lahantambak di Kelurahan Mintaragen olehbangunan perumahan masyarakat.Kesesuaian lahan di Kelurahan Tegalsaritergolong kecil berkisar antara 193 – 235tergolong N1 (tidak sesuai saat ini)sepertihalnya di Kelurahan Mintaragen terhimpitoleh bangunan perumahan masyarakat. PadaKelurahan Muarareja lebih bervariasidengan nilai kesesuaian tergolong kecilberkisar antara 193 – 223 yang tergolong N1(tidak sesuai saat ini)berada di sekitar tempatpembuangan akhir, peternakan bebek/ayam,dan disekitar sungai Sibelis dimana terdapatkegiatan docking kapal, tambat kapal danaktifitas perumahan warga, sehingga dimungkinkan akibat aktifitas tersebutmempengaruhi kegiatan budidaya tambak

Upaya Pemerintah untuk PengembanganTambak Kota Tegal

Kebijakan pengelolaan sumberdayaperikanan yang diambil adalah dengantersusunnya Peraturan Daerah Kota TegalNomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Tegal Tahun 2011–2031. Kota Tegal merupakan kota pantaiyang memiliki garis pantai menghadap LautJawa sepanjang 10,2 km. Pantai Kota Tegaltersebut memiliki arti yang sangat pentingbagi kehidupan masyarakat Kota Tegal, baiksecara ekologis, ekonomis, maupun sosial.Pengembangan wilayah pesisir Kota Tegalberorientasi pada issue lingkungandiharapkan mampu menjadi embrio modelperencanaan yang aspiratif, dinamis danaktual. Hal ini cukup beralasan mengingatpotensi kekayaan alam Kota Tegal berikutlimitasinya dapat menjadi dasar bagi sebuahpembangunan wilayah yang relevan dengankebutuhan daerah, apalagi dengan adanyakerusakan lingkungan baik ekosistemmangrove maupun dengan adanya abrasipantai.

Pesisir Kota Tegal akhir-akhir inidiidentifikasi telah mengalami penurunan

Page 8: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 63

fungsi karena tekanan aktivitas kehidupanmasyarakat. Tekanan tersebut dapat berupapencemaran air yang telah melampauikemampuan pantai untuk menanggungbeban cemaran, perubahan pola pengelolaantambak secara intensif yang dikerjakandengan menebang tanaman mangrove dantekanan arus laut yang telah menyebabkanterjadinya abrasi di beberapa tempat.Kegiatan industri dan permukiman di pesisirKota Tegal yang yang berkembang relativelebih cepat telah menyebabkan peningkatanbeban limbah pada kelima sungai yangmengalir ke pantai Tegal

Daerah pantai Kota Tegal meliputi :Kelurahan Panggung, KelurahanMintaragen dan Kelurahan Tegalsari danKelurahan Muarareja. Pemanfaatan lahanyang dominan di kawasan pesisir Kota Tegaladalah:1. Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan

Perikanan berlokasi di KelurahanTegalsari

2. Perindustrian, yang terkait denganaktivitas perikanan berlokasi diKelurahan Tegalsari

3. Pertambakan berlokasi di KelurahanMintaragen, Kelurahan Panggung danKelurahan Muarareja

4. Pariwisata berlokasi di KelurahanMintaragen

5. Perdagangan dan Jasa berlokasi diKelurahan Tegalsari

6. Permukiman berlokasi di KelurahanPanggung, Kelurahan Mintaragen,Kelurahan Tegalsari, dan KelurahanMuarareja

Tata ruang wilayah budidaya perikananKota Tegal berlokasi di wilayah KelurahanPanggung, Kelurahan Tegalsari, KelurahanMuarareja dan Kelurahan Margadana.Fungsi tata ruang wilayah budidaya bukanhanya sebagai kawasan budidaya tambaknamun berfungsi juga sebagai kawasanlindung, dimana di tepi-tepi tambak telahditatami mangrove sebagai pelindungtambak dari abrasi pantai. Kebaradaan hutanmangrove berkosentrasi di daerah budidaya

yaitu Kelurahan Panggung bagian timur, danKelurahan Muarareja.

Permasalahan yang dihadapi dalamTata Ruang Wilayah Pesisir Kota Tegaladalah :1. Banjir air pasang (Rob) yang terjadi pada

sebagian besar wilayah pesisir KotaTegal yang sangat mempengaruhiaktifitas warga pesisir terutama diKelurahan Tegalsari dan KeluragaMuarareja.

2. Abrasi pantai yang mengakibatkanbanyak tambak hilang terutama diKelurahan Panggung dan KelurahanMuarareja. Solusi penangannya adalahdengan dibangunnya groin terutama diKelurahan Panggung dan KelurahanMuarareja. Pembangunan groindilaksanakan di Kelurahan Panggungdan Kelurahan Muarareja berupabangunan beton menjorok ke pantai.Tujuan dibangunannya groin adalahmenjaga pantai dari abrasi laut.

3. Alih fungsinya sebagian lahanpertambakan menjadi perumahan yangterjadi di Kelurahan Muarareja

4. Pencemaran limbah dari kegiatanpenggesekan ikan maupun fillet yangmempengaruhi kualitas air perairan KotaTegal. Kegiatan pengolahan ikan di KotaTegal berkosentrasi di KelurahanTegalsari

Perhatian mengenai penataan pola ruangKota Tegal dengan dikeluarkannya :Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4Tahun 2012 Tentang Rencana Tata RuangWilayah Kota Tegal Tahun 2011– 2031.

Berdasarkan pengamatan selamapenelitian para petambak kurangmemanfaatkan fasilitas lembaga keuanganuntuk mendorong kehidupan sektor kecil(usaha mikro), karena pinjaman atau modalyang diberikan lewat Kredit Usaha Keciluntuk masyarakat di Kelurahan Muararejalebih banyak kredit bagi nelayan sedangkanpembudidaya belum mempunyai wadahperkreditan sendiri.

Page 9: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 64

Untuk menguatkan usaha mikrosebagai usaha tambahan maka perludilakukan penguatan kelompok petambakyang memberikan informasi-informasi yangnyata guna pengembangan usaha mikrosebagai usaha tambahan yang dilakukankhususnya tentang kemudahan memberianmodal bantuan kepada kelompok petambakdengan bunga yang terjangkau dandilakukan pendampingan secara kontinyuberupa penyuluhan, mengenai penggunaanbantuan modal bagi usaha mikro yangdilakukan petambak

Peran Pemerintah Kota Tegal dalamikut mensejahterakan petambak tidak bolehdipandang sebelah mata, karena pemerintahmelalui program-program bantuan yangtidak terbatas pada bantuan fisik tapi juganon fisik seperti bentuk pelatihan bagipetambak ikan di Kelurahan Muarareja.Dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, petambak mengikutipelatihan-pelatihan cara budidaya yangdiselenggarakan mulai dari tingkat kota,tingkat provinsi dan tingkat pusat. Hal inimenjadi wujud peran serta pemerintah untukpeningkatan kesejahteraan masyarakat.Selain itu pendampingan penyuluh lapanganuntuk masyarakat pembudidaya diberikanoleh pemerintah guna membantu masalah-masalah baik teknis maupun non teknis dilapangan. Dengan peran serta penyuluhlapangan ini membantu dalammenyampaikan program-programpemerintah untuk masyarakat.

Secara fisik bantuan dari PemerintahKota Tegal melalui Dinas Kelautan danPertanian Kota Tegal untuk petambak antaralain : tahun 2007 bantuan bibit lele, tahun2009 bantuan induk, benih lele danpelatihan-pelatihan budidaya ikan untukmeningkatkan kemampuan budidaya padapetembak dan tahun 2010 bantuanpemerintah berupa pengerukan sungaiirigasi, pompa air 8,2 PK sebanyak 2 unit,pompa air 8 PK sebanyak 4 unit, pelatihanpembudidayaan lele dan ikan hias. Semua

bantuan disalurkan melalui kelompok-kelompok budidaya tambak.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bibit lele dan induk tidak dapatdibudidayakan sampai panen karena bibitdan induk mati dalam proses pemeliharaan.Cara pemeliharaan yang masih tradisional,pengetahuan yang terbatas dan kualitassumberdaya manusia masyarakat yangmasih rendah manjadi faktor kendala dalammengembangkan usaha budidaya diKelurahan Muarareja.

Perubahan Lahan TambakPerubahan lahan tambak manjadiperumahan maupun wilayah industri diwilayah pesisir mengakibatkan semakinmenyempit. Alih fungsi lahan tambak padatambak-tambak di Kota Tegal menjadirumah tinggal maupun gedung terjadi sangatcepat. Dalam kurun waktu 10 tahun di BadanPertanahan Nasional mengalamipenyempitan lahan karena perobahan lahantambak menjadi perumahan maupunindustri. Data yang memiliki ijinpembangunan dari BPN, sedangkan datayang berupa pembangunan tanpa ijin tidakterdata oleh pihak BPN. Bagi yangmembangun gedung ataupun rumah tinggaldari pihak pemerintah dalam hal ini BPNtidak dilakukan tindakan apapun sehinggaalih fungsi lahan tambak menjadi lahanrumah tinggal maupun gedung semakinbermunculan yang mengakibatkan kualitasperairan tambak menjadi menurun.Demikian pula dengan kandungan logamberat telah di atas ambang batas yang didugabersumber dari kegiatan industri di KotaTegal maupun dari limbah buangan kapal.

PembahasanBerdasarkan nilai kesesuain lahan

tambak budidaya maka tambak di wilayahKelurahan Muarareja tergolong pada N1(Tidak sesuai saat ini) sampai S3 (SesuaiMarjinal/Hampir Sesuai). Hal ini didugaakibat pencamaran yang terjadi di tambak

Page 10: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 65

baik dari lingkungan tambak maupuntingginya bahan organik dalam tambak.

Tambak Kota Tegal telah terhimpitoleh kegiatan perkotaan, terutama padaperumahan maupun industri yang dibangundekat area tambak, sebagai akibat kebutuhanakan tanah yang semakin meningkat.Akibatnya proses budidaya tambak akandipengaruhi oleh aktifitas kegiatan baik dariperumahan maupun industri.. Tindakanmanusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telahmenambahjumlah bahan anorganik padaperairan dan mencemari air. Misalnya,pembuangan detergen ke perairan dapatberakibat buruk terhadap organisme yangada di perairan. Pemupukan tanahpersawahan atau ladang dengan pupukbuatan, kemudian masuk ke perairan akanmenyebabkan pertumbuhan tumbuhan airyang tidak terkendali yang disebuteutrofikasi atau blooming. Kualitas perairansangat menentukan kemelimpahan biotaperairan dan setiap perubahan kualitas airakan berpengaruh terhadap keberadaanbiota yang hidup didalamnya. Biota yangtidak toleran akan menghindar atau bahkanmati dari kondisi kualitas air yang tidaksesuai, sedangkan yang toleran akanberkembang dengan baik yang dikenalsebagai bioindikator.

Kawasan pesisir mempunyai peranstrategis karena merupakan wilayahperalihan (interface) antara ekosisem daratdan laut, serta mempunyai potensisumberdaya alam dan jasa-jasa lingkunganyang sangat kaya (Bengen, 2001). Kekayaanekosistem pesisir meliputi terumbu karang,padang lamun, hutan mangrove, sertasuberdaya alam lain baik hayati maupun nonhayati, seperti bahan tambang, mineral, pasirdan lain-lain. Begitu besarnya potensi yangterkandung di wilayah pesisir, mendorongberbagai usaha untuk pemanfaatannya.Sehingga di beberapa wilayah pesisir sudahmuncul fenomena pemanfaatan yangbersifat sektoral, eksploitatif dan melampauidaya dukung lingkungannya. Dampak

pemanfaatan yang eksploitatif ditandaidengan adanya kerusakan fisik lingkunganpesisir yang semakin meningkat. Erosi danpencemaran di wilayah pesisir 85%bersumber dari aktivitas daratan terutama didaerah estuari, serta pemanfaatansumberdaya pesisir, seperti ikan, terumbukarang, padang lamun, mangrove dan pasirpantai. Pemanfaatan secara berlebihan akanmenimbulkan kerusakan lingkungan yangberdampak terhadap kelestarian ekosistempesisir (Bengen, 2001)

Analisa keberkelanjutan(sustainability analysis) lahan dimaksudkanuntuk memperoleh gambaran mengenaipengelolaan tambak agar produksi udangdapat dipertahankan dan dapat memberikanmanfaat secara sosial dan ekonomi. Alihfungsi lahan dari tambak menjadiperumahan penduduk menambah volume airrob, dimana sebelum adanya perumahan airrob akan tertampung dalam tambak. Denganberkurangnya areal tambak maka aliran airrob yang dulunya masuk dalam tambak akanmencari areal yang lebih rendah. Air pasangatau dikenal dengan rob, telahmempengaruhi kehidupan masyarakat.Dengan adanya rob, maka dilakukanpenggurukan tanah agar menjadi lebihtinggi. Hal ini banyak dilakukan karenadianggap usaha yang efektif, namun padaintinya pengurukan/peninggian tanah bukanmerupakan solusi penanganan rob di masayang akan datang. Penggurukantanah/peninggian tanah pada dasarnya hanyamemindahkan massa air. Jika ada lokasiyang lebih tinggi lagi maka lokasi yangpertama kali ditinggikan akan tergenang airkembali.

Rencana pemanfaatan wilayahpantai adalah arahan bagi pemanfaatanruang kawasan pantai ditinjau dari bentukruang, peruntukan ruang dan besarnya ruangdalam kawasan untuk setiap zona,sedangkan pemanfaatan adalah sebagaiberikut :1. Pemanfaatan lahan eksisting dengan

pengertian sejauh tidak menyimpang

Page 11: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 66

dari dasar pengembangan strukturkegiatannya maka lahan eksisting initetap dipertahankan dengan pengaturanpenataan lebih lanjut yang padaprinsipnya meningkatkan daya manfaatlahan secara optimal.

2. Potensi daya dukung lahan terutamauntuk lahan-lahan kosong yang belumdimanfaatkan dikembangkan seoptimalmungkin untuk tata guna lahan baruyang lebih produktif.

Menurut RTRW Kota Tegal Tahun2010, kawasan pantai yang ditetapkansebagai BWK-A, peruntukannya terbagidalam blok-blok atau zona sebagai berikut:1. Zona kegiatan maritim, meliputi

kegiatan Pelabuhan dan PPI yang terapatpad blok Pelabuhan Tegal. Zona inimenjadi core kegiatan sekaligus sebagaigenerator kegiatan perekonomian bagiwilayah di sekitarnya.

2. Zona perdagangan dan jasa, terdapatpada sepanjang jalur jalan utama(lingkar utara) dengan kegiatan berupaperkantoran, pertokoan, dan keagenan.

3. Zona wisata pantai, terdapat padaKelurahan Muarareja dan KelurahanMintaragen yang berupa wisata alam.Terutama memanfaatkan keindahanpantai dan areal untk pemancingan ikan.

4. Zona pemukiman yang tersebar diseluruh blok peruntukan.

Terdapat juga pemanfaatan lahanyang tidak terbangun bagi keperluan fungsiekologi dan ekosistem kawasan, yaitu padalahan-lahan resapan air/pertambakan,sepadan sungai, dan sempadan pantai.Konsep pemanfaatan lahan ini dalampelaksanaan dan penerapannya tidak sesuaidengan peruntukan, karena berbagaikepentingan yang akhirnya mengubahterjadinya alih fungsi lahan dari peruntukansemula. Wilayah pesisir Kota Tegalmerupakan wilayah dekat dengan daerahperkotaan sehingga secara pembagianwilayah sangat sulit membedakan manawilayah pesisir dan mana wilayah kota. Hal

ini mengakibatkan timbulkan permasalahanterutama bagi keberlangsungan kegiatanbudidaya tambak, yang secara langsungbersinggungan dengan aktifitas masyarakatterutama kebutuhan akan lahan perumahandan industri.

Berdasakan analisis kesesuaianlahan tambak di Kota Tegal, maka untukmeningkatkan produktifitas tambak akibatpermasalahan-permasalahan yang terjadi diwilayah pertambakan Kota Tegal diperlukanstrategi pengelolaan tambak berupapengelolaan tambak sistem tertutup,penerapan pengelolaan tambak dengansistem biofilter rumput laut dan polikulturbandeng-udang vannamei serta penerapanpengelolaan tambak dengan sistembiosecurity guna mengurangi masukan airtambak dari luar.

Area pertambakan merupakan suatuekosistem yang terkait dengan aktifitasproses produksi. Tingkat keseimbanganlingkungan yang tidak mengabaikan elemen- elemen dalam suatu dinamika lingkungan,yaitu keseimbangan antara proses biologismikro-anerobik dan aerobik serta piramidalingkungan yang membentuk tingkatan yangseimbang dan tidak memberikan suatudominasi tertentu, yang dapatmengakibatkan berkurangnya nilaiproduktifitas, yaitu ukuran dan berat udangsemakin kecil dan rendah ataupunkebutuhan pakan relatif lebih banyak.Disamping itu akan memberikan indikasilain berupa bergesernya lingkaran penyakityang mendesak lingkaran lingkungan kearah bawah pada tingkat yang kritis dapatmemberikan dampak yang negatif terhadapkelangsungan hidup kultivan yangdibudidayakan.Budidaya tambak sistem tertutup adalahpenggunaan kembali air pembuangan darihasil limbah/kotoran pemeliharaan kultivanyang dibudidayakan, yaitu melalui prosesfiltrasi pada petak-petak tandon. Filtrasi airdapat dilakukan dengan proses secara fisika,kimia dan biologis pada setiap tahapantandon air. Penerapan pengelolaan tambak

Page 12: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 67

sistem tertutup dibutuhkan luasan tambakyang cukup untuk membuat kolam tandon,sehingga penerapan pengelolaan tambaksistem tertutup sulit dilakukan karenatambak di Kota Tegal luasannya terbatas dandimiliki oleh perseorangan yang bermodalkecil.

Daya Dukung Lingkungan TambakBanyak faktor yang mempengruhi

daya dukung tambak salah satu diantaranyaadalah kualitas air tambak. Kualitas airtambak sangat penting dan menentukankeberhasilan budidaya udang maupun ikan.Kualitas air tambak dapat berpengaruhpositif atau negatif; berpengaruh positifbilakualitas air masih dalam kisaran nilaikandungan yang masih dapat diterima olehtubuh udang atau ikan, sedangkanberpengaruh negatif terjadi bila kualitas airtersebut di luar kisaran atau ambang Batasdari yang dapat diterima oleh udang atauikan. Kualitas air dapat dijadikan salah satuparameter dalam penentuan tingkatkelayakan atau kesesuaian tambak.

Dalam pembangunan ekonomi diwilayah pesisir diperlukan input dariekosistem seperti tanah, air dan lainsebagainya yang akan menghasilkan outputberupa barang dan jasa serta eksternalitasyang dilepaskan ke ekosistem. Dengandemikian ekosistem (kualitas air dan pHtanah) tambak akan mempengaruhi manfaatdan biaya usaha budidaya ikan dan udang ditambak.

Kualitas air dan pH tanah tambaksangat dipengaruhi oleh kualitas air di luartambak. Faktor eksternal yang berpengaruhterhadap kegiatan budidaya ilcan/udangadalah limbah yang berasal dari kegiatanpertanian di lahan alas, seperti budidayatanaman pangan (padi dan palawija) danholtikultura (bawang merah dan cabal).Dalam kegiatan pertanian tersebut tidakterlepas dari penggunaan bahan kimiaberupa pestisida dan insektisida. Kondisi inidapat dipastikan akan berpengaruh negatifterhadap kegiatan budidaya ikanludang,

karena areal pertambakan berada di wilayahpesisir (hilir) berbatasan langsung denganareal pertanian yang berada di atasnya(hulu).

Berdasarkan parameter pH lahantambak ini tidak layak untuk usaha budidayaudang, karena dengan pH rendah akanmenyebabkan kematian. Untukmeningkatkan pH dapat dilakukan dengancara (1) pembuangan bahan organik yangterdapat di dasar tambak terutama padapelataran tambak, karena pada saat ini yangdikeduk hanya pada pariticaren sedangkanpelataran tidak pernah dikeduk, (2)penggantian air sesering mungkin, (3)budidaya ikan, sehingga bahan organik yangada pada dasar tambak menjadi sumbermakanan ikan, dan (4) pengapuran. Dengandemikian untuk menormalkan pH airdiperlukan biaya eksternalitas sebagai akibatpenurunan kualitas lingkungan. Sedangkanparameter salinitas walaupun rendah secarateknis tidak menjadi masalah karena dengankemajuan teknologi baik udang maupunbandeng dapat dibudidayakan pada salinitasrendah, walaupun pertumbuhannya tidakoptimal. Kondisi seperti ini dapatdipertahankan apabila teknologi budidayayang diaplikasikan sesuai dengan kondisisaat ini, yaitu tradisional plus.

Untuk memperbaiki danmengembalikan kualitas lingkunganmungkin tambak perlu diistirahatkanbeberapa tahun untuk tidak melakulcanbudidaya udang dibarengi dengan perbaikanlingkungan dalam rangka remediasi(penyembuhan) ekosistem yang sudahrusak. Sebagai alternatif selainmembudidayakan bandeng dengan polamonokultur, dapat membudidayakan ikanyang mempunyai prospek balk sepertibudidaya ikan kerapu tikus/bebek(Cromileptes kerapu lumpur (Epinephelussuillus), dan nila merah (Oreochromis sp.),dimana komoditas tersebut merupakankomoditas ekspor dan mempunyai hargapasar relatif tinggi. Disamping itu dapatdigunakan untuk usaha budidaya

Page 13: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 68

pembesaran dan pengemukan kepitingbakau (Scylla serrata), selain harganyacukup tinggi benih alam cukup tersedia.Untuk penerapan beberapa alternatifteknologi budidaya tersebut di atas perludilakukan uji adaptasi, sehingga diperolehteknologi spesifik lokasi yang dapatmeningkatkan pendapatan petambak danramah lingkungan.

Kesimpulan dan SaranKesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa :1. Area pertambakan Kota Tegal telah

mengalami degradasi akibat alih fungsilahan menjadi perumahan, industri,pengolahan sampah, pengolahan limbah,yang dibangun di sekitar area tambak

2. Terjadinya penyempitan lahan tambakdari tahun ke tahun menjadi perumahan,industri,

3. Upaya pemerintah dalam pengembanganpertambakan Kota Tegal lebih ditekanpada pemberian bantuan pada pengadaanbibit dan pelatihan budidaya tambak

4. Kebijakan pemeritah Kota Tegal terlihatbahwa pengembangan budidaya tambakdi Kota Tegal semakin menyempit danhanya di wilayah Kelurahan Muararejadan Kelurahan Margadana. Namun biladilihat dari lokasi budidaya keberadaantambak berada setelah areal perumahan.Hal ini dapat mengakibatkan prosesbudidaya tambak menjadi terganggu bilakeberadaannya terhimpit olehperumahan, pengolahan sampah,pengolahan limbah, dan industri

SaranBerdasarkan hasil penelitian dapat

disarankan dalam pengembanganpertambakan di Kota Tegal, perlu dilakukanlangkah-langkah pengembangan sebagaiberikut :1. Pengunaan tandon sebagai kontrol

kualitas air sebelum masuk ke dalampertambakan

2. Pendampingan secara rutin petambakdalam melaksanakan usahanya

3. Pelaksanaan pembangunan harusmementingkan kualitas tambak sehinggatidak mengganggu jalannya usahabudidaya tambak

DAFTAR PUSTAKAAgromedia. 2005. Budidaya Udang

Windhu/Tiger Prawn (Penaeusmonodon). http://www.agroindonesia.com/ seperti yang diterimapada 27 Jan 2005 07:30:20 GMT

Anggoro, S. 1983. PermasalahanKesuburan Perairan bagiPeningkatan Produksi Ikan diTambak. Diktat Buku Kuliah M.A.Kesuburan Perairan. UniversitasDiponegoro, Semarang.

Anggoro, S. 1988. Analisa Tropic-Saprobik (Trosap) Untuk MenilaiKelayakan Lokasi BudidayaLautdalam : Workshop Budidaya LautPerguruan Tinggi Se-Jawa Tengah.Laboratorium Pengembangan WilayahPantai. Prof. Dr. Gatot RahardjoJoenoes. Universitas Diponegoro,Semarang.

Anggoro, S dan A. Suryanto. 1990.Petunjuk Praktikum Kualitas AirPencemaran dan KesuburanPerairan. Jurusan Perikanan. FakultasPeternakan. Universitas Diponegoro,Semarang.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1998.Pengelolaan Air untuk Tambak.Departemen Pertanian, Jakarta

Djoemantoro S. dan N. Rachmawati. 2002.Cara Pemilihan Lahan BerpotensiUntuk Pengembangan PertanianSuatu Wilayah. Bulletin TeknikPertanian. Deptan. Jakarta

Hermawan, A. 2004. Kiat PraktisMenulis Skripsi, Tesis, Disertasiuntuk Konsentrasi Pemasaran.Ghalia Indonesia. Jakarta

Page 14: Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan

OSEATEK Juni 2015 Vol. 9 (01)_______________________________________________ ISSN: 1858 - 4519

Pemetaan Wilayah Tambak Berdasarkan Tingkat Kesuburan Perairan(Nurjanah et al) 69

Malczewski, J. 1999. GIS andMulticriteria Decision Analysis.JohnWiley & Sons. New York.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. GhaliaIndonesia. Jakarta

Peter C. Longdill, P.C., T.R. Healy and K.P.Black. 2008. An integrated GISApproach for SustainableAquaculture Management Area SiteSelection. Ocean & CoastalManagement. Department of Earth andOcean Sciences, University ofWaikato, Private Bag 3105, Hamilton,New Zealand.

Poernomo, A. 1992. Pemilihan LokasiTambak Udang BerwawasanLingkungan. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan, Jakarta

Rais, J., B. Sulistiyo, S. Diamar, T.Gunawan, M. Samampouw, T.A.Soeprapto, I. Suhardi. A. Karsidi, danS. Widodo. 2004. Manata RuangLaut Terpadu. PT. Pradnya Paramita,Jakarta.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT TeknikMembedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia, Jakarta

Ritung, S., Wahyunto, F. Agus dan H.Hidayat. 2007. Panduan EvaluasiKesesuaian Lahan dengan ContohPeta Arahan Penggunaan LahanKabupaten Aceh Barat. BalaiPenelitian Tanah dan WorldAgroforestry Centre (ICRAF), Bogor

Sambah, A.B dan M.A.Z Fuad. 2008.Pelatihan Dasar Sistem InformasiGeografis Modul PraktikumPemetaan Sumberdaya Hayati Laut.Fakultas Perikanan UniversitasBrawijaya, Malang

Sitorus, SRP. 1985. Evaluasi SumberdayaLahan. Penerbit Tasito, Bandung

Son, N.T. and R.P. Shrestha. 2008. GIS-Assisted Land Evaluation ForAgricultural Development InMekong Delta, Southern Vietnam.Journal of Sustainable Development inAfrica (Volume 10, No.2, 2008).Clarion University of Pennsylvania,Clarion, Pennsylvania

Sudarmo, B.M. dan B.S. Ranoemihardjo.1992. Rekayasa Tambak. PenebarSwadaya, Jakarta

Supriharyono. 2004. Peranan IndikatorBiologis dalam Penilaian TingkatPencemaran Perairan. Makalahdisampaikan dalam acara : Bin. Tek.Bappedal Propinsi Jawa Tengah. 25s.d. 27 September 2004. Semarang