pemerintah provinsi jawa tengah ruummaah k...

22
-1- Menimbang : a. bahwa Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan; b. bahwa Pedoman Pelayanan merupakan kumpulan ketentuan dasar di Unit Pelayanan yang meliputi Ruang Lingkup Pelayanan, Standar Ketenagaan, Standar Fasilitas, Tata Laksana Pelayanan, Logistik, Keselamatan Pasien, Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan guna penyesuaian dari aspek regulasi sektoral maupun internal maka perlu ditetapkannya Penodman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dengan Peraturan Direktur RS. Jiwa Daerah Surakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran; 2. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920 E-mail : [email protected] Website : http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 188 / 033.8 / 01 / 2018 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-1-

Menimbang : a. bahwa Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi

arah bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok

yang menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan;

b. bahwa Pedoman Pelayanan merupakan kumpulan ketentuan dasar

di Unit Pelayanan yang meliputi Ruang Lingkup Pelayanan, Standar

Ketenagaan, Standar Fasilitas, Tata Laksana Pelayanan, Logistik,

Keselamatan Pasien, Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan huruf b dan guna penyesuaian dari aspek regulasi

sektoral maupun internal maka perlu ditetapkannya Penodman

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dengan Peraturan Direktur

RS. Jiwa Daerah Surakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

2. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan;

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RRUUMMAAHH SSAAKKIITT JJIIWWAA DDAAEERRAAHH SSUURRAAKKAARRTTAA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920

E-mail : [email protected] Website : http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 188 / 033.8 / 01 / 2018

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 2: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-2-

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah dan

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan

Minimal;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008

tentang Rekam Medis;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 228/MENKES/PER/IV/2011

tentang Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Yang Wajib Dilaksanakan Daerah;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang

Keselamatan pasien Rumah Sakit;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Pedoman pelaksanaan program JKN;

17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008

tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 378/Menkes/SK/IV/2008

tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit;

19. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436/Menkes/SK/VI/1993

tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit;

20. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701/YANMED/RSKS/GDE/

VII/1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat;

21. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 97 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa

Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang dan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta;

22. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun

2013 Tentang Tarif Pelayanan Pada Badan Layanan Umum Daerah

Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Jawa Tengah;

23. Peraturan Gubernur Jawa Tengah 39 Tahun 2014 tentang Peraturan

Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws);

24. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 821.2/086/2015 tanggal

30 Januari 2015 tentang Pengangkatan / Penunjukan Dalam Jabatan

Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah;

Page 3: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-3-

25. Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Nomor:

188/001.5/01/2018 tanggal 02 Januari 2018 tentang Pembentukan,

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Susunan Organisasi Instalasi

Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

GAWAT DARURAT PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.

4. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang selanjutnya disebut RSJD

Surakarta adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah Klas A Khusus milik

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Provinsi

Jawa Tengah;

6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok yang

menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan;

7. Pedoman Pelayanan adalah kumpulan ketentuan dasar di unit

pelayanan yang meliputi : Ruang Lingkup pelayanan, Standar

ketenagaan, Standar fasilitas, Tatalaksana Pelayanan, Logistik,

Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu.

8. Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan di rumah sakit yang

memberikan pelayanan pertamapada pasien dengan ancaman

kematian dan kecacatan secara terpadu denganmelibatkan berbagai

multidisiplin.

9. Triage adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat

ringannya trauma/penyakit serta kecepatan

penanganan/pemindahannya.

10. Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai

penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa

yang timbul.

Page 4: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-4-

11. Survey Primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap

kondisi yang mengancam jiwa.

12. Survey Sekunder adalah melengkapi survei primer dengan mencari

perubahan – perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi

semakin parah dan memperberat perubahanfungsi vital yang ada

berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.

13. Pasien Gawat darurat adalah Pasien yang tiba-tiba berada dalam

keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya

atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak

mendapatpertolongan secepatnya.

14. Pasien Gawat Tidak Darurat adalah Pasien berada dalam keadaan

gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker

stadium lanjut

15. Pasien Darurat Tidak Gawat adalah Pasien akibat musibah yang

datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota

badannya, misalnya luka sayat dangkal.

16. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat, Misalnya pasien dengan ulcus

tropium , TBC kulit , dan sebagainya

17. Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian dimana terjadi interaksi

berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki

sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.

18. Cidera adalah Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai

akibat kecelakaan.

19. Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan

oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan

penderitaaan manusia, kerugian harta benda,kerusakan lingkungan,

kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkangangguan

terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional

yangmemerlukan pertolongan dan bantuan.

20. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau

kegagalan dari salahsatu system / organ di bawah ini, yaitu :

Susunan saraf pusat, Pernafasan, Kardiovaskuler, Hati, Ginjal,

Pancreas.

21. Kegagalan (kerusakan) System / organ tersebut dapat disebabkan

oleh : Trauma / cedera, Infeksi, Keracunan (poisoning), Degerenerasi

(failure), Asfiksi, Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar

(excessive loss of water andelectrolit)

Page 5: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-5-

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan Instalasi

Gawat Darurat pada RSJD Surakarta, meliputi:

a. Standar Ketenagaan;

b. Standar Fasilitas;

c. Tatalaksana Pelayanan;

d. Logistik;

e. Keselamatan Pasien;

f. Keselamatan Kerja; dan

g. Pengendalian Mutu.

BAB III

STANDAR KETENAGAAN

Pasal 3

(1). Standar Ketenagaan pada Instalasi Gawat Darurat, meliputi : Jumlah,

kualifikasi pendidikan dan kompetensi lain yang dipersyaratkan.

(2). Tabel nama jabatan, syarat jabatan dan jumlah tenaga sebagaimana

tercantum dalam lampiran I merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

Pasal 4

Pengaturan jaga / jadwal dinas bagi personil di Instalasi Gawat Darurat,

dibedakan menjadi :

a. Pengaturan Jaga Perawat IGD;

b. Pengaturan Jaga Dokter IGD;

c. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen.

Bagian Kesatu

PENGATURAN JAGA PERAWAT IGD

Pasal 5

Pengaturan Jaga Perawat IGD sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf

a, meliputi :

a. Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung

jawabkan olehKepala Ruang (Karu) IGD dan disetujui oleh Kepala

Bidang Keperawatan

b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan

ke perawatpelaksana IGD setiap satu bulan.

Page 6: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-6-

c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari

tertentu, makaperawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas

pada buku permintaan.Permintaan akan disesuaikan dengan

kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenagacukup dan berimbang

serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaandisetujui).

d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift

(PJ Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan

masa kerja minimal 2tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat

daruratan.

e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas

malam, liburdan cuti.

f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak

dapat jagasesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka

perawat yangbersangkutan harus memberitahu Karu IGD : 2 jam

sebelum dinas pagi, 4 jamsebelum dinas sore atau dinas malam.

Sebelum memberitahu Karu IGD,diharapkan perawat yang

bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,Apabila perawat

yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti,

makaKaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu

perawat yang hari itulibur atau perawat IGD yang tinggal di asrama.

g. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal

yang telahditetapkan (tidak terencana), maka KaRu IGD akan

mencari perawat penggantiyang hari itu libur atau perawat IGD yang

tinggal di asrama. Apabila perawatpengganti tidak di dapatkan, maka

perawat yang dinas pada shift sebelumnyawajib untuk

menggantikan.

Bagian Kedua

PENGATURAN JAGA DOKTER IGD

Pasal 6

Pengaturan Jaga Dokter IGD sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf

b, meliputi :

a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka

Instalasi GawatDarurat dan disetujui oleh Kepala Bidang Pelayanan

b. Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta

sudah diedarkanke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1

minggu sebelum jaga dimulai.

c. Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat

jaga sesuaidengan jadwal yang telah di tetapkan maka :

1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus

menginformasikan keKa Instalasi Gawat Darurat paling lambat 3

hari sebelum tanggal jaga, sertadokter tersebut wajib menunjuk

dokter jaga pengganti.

Page 7: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-7-

2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan

harusmenginformasikan ke Ka Instalasi Gawat Darurat dan di

harapkan doktertersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti,

apabila dokter jagapengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi

Gawat Darurat wajib untukmencarikan dokter jaga pengganti,

yaitu digantikan oleh dokter jaga yangpada saat itu libur atau

dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokterjaga

pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya

wajibuntuk menggantikan

Bagian Ketiga

PENGATURAN JADWAL DOKTER KONSULEN

Pasal 7

Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen sebagaimana dimaksud pada Pasal 4

huruf c, meliputi :

a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab

Kepala Instalasi yang dapat dibantu oleh koordianator dokter jaga

IGD.

b. Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta

sudahdiedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang

bersangkutan 1 minggusebelum jaga di mulai.

c. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak

dapat jaga sesuaidengan jadwal yang telah di tetapkan maka :

1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus

menginformasikan ke Kabid Pelayanan atau ke Ka Instalasi IGD

paling lambat 3 hari sebelumtanggal jaga, serta dokter tersebut

wajib menunjuk dokter jaga konsulenpengganti.

2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus

menginformasikan ke Kabid Pelayanan atau ke Ka Instalasi IGD

dan diharapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga

konsulen pengganti,apabila dokter jaga pengganti tidak

didapatkan, maka Kabid Pelayanan atau Ka Instalasi IGD wajib

untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti

BAB IV

STANDAR FASILITAS

Pasal 8

(1). Standar Fasilitas Instalasi Gawat Daurat pada RSJD Surakarta sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

(2). Tabel Tabel Standar Fasilitas Instalasi Gawat Daurat sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

Page 8: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-8-

BAB V

TATALAKSANA PELAYANAN

Pasal 9

Ruang Lingkup Tatalaksana Pelayanan di Instalasi Gawat Daurat

meliputi:

a. Pendaftaran Pasien;

b. Sistim Komunikasi IGD;

c. Pelayanan Triase;

d. Pengisian Informed Consent;

e. Transportasi Pasien;

f. Pelayanan False Emergency;

g. Pelayanan Visum Et Repertum;

h. Pelayanan Death On Arrival (DOA);

i. Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit;

j. Sistim Rujukan;

Bagian Kesatu

PENDAFTARAN PASIEN

Pasal 10

(1). Petugas Penanggung Jawab Pendaftaran Pasien, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf a adalah Perawat IGD dan Petugas

Admission

(2). Perangkat Kerja Pendaftaran Pasien, sebagaimana dimaksud pada

Pasal 9 huruf a adalah Status Medis

(3). Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD Pendaftaran Pasien,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf a adalah

a. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien /

keluarga dibagian admission ( SPO – IGD – 002 )

b. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan bagian

Keswamas RSJD Surakarta

c. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission

akanmemberikan status untuk diisi oleh dokter IGD yang

bertugas.

d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung

diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung

jawab melakukan pendaftaran di bagian admission

Page 9: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-9-

Bagian Kedua

SISTIM KOMUNIKASI IGD;

Pasal 11

(1). Petugas Penanggung Jawab Sistim Komunikasi IGD, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf b adalah Dokter/perawat jaga IGD

(2). Perangkat Kerja Sistim Komunikasi IGD, sebagaimana dimaksud pada

Pasal 9 huruf b adalah Pesawat telpon dan Hand phone

(3). Tata Laksana Pelayanan Triase IGD Sistim Komunikasi IGD,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf b adalah

a. Antara IGD dengan unit lain dalam RS Jiwa Daerah Surakarta

adalah dengan nomorextension masing-masing unit ( IGD –118 )

b. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang

terkait denganpelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan

pesawat telephone langsungdari IGD

c. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan

menggunakan handphone (Dari luar RS Jiwa Daerah Surakarta

dapat langsung melalui telepon)

Bagian Ketiga

PELAYANAN TRIASE;

Pasal 12

(1). Petugas Penanggung Jawab Pelayanan Triase, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf c adalah Dokter/perawat jaga IGD

(2). Perangkat Kerja Pelayanan Triase, sebagaimana dimaksud pada Pasal

9 huruf c adalah Stetoscope, Tensimeter dan Status medis

(3). Tata Laksana Pelayanan Triase IGD Pelayanan Triase, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf c adalah

a. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission ( SPO –

IGD – 002 )

b. Dokter/perawat jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien

secara lengkap danmenentukan prioritas penanganan.

c. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency) yaitu mengancam jiwa

/ mengancamfungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi

d. Prioritas kedua (II, medium, urgent) yaitu potensial mengancam

jiwa / fungsi vital,bila tidak segera ditangani dalam waktu

singkat. Penanganan dan pemindahanbersifat terakhir. Pasien

ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah

e. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan

pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan

pemindahan bersifat terakhir. Pasienditempatkan diruang non

bedah

Page 10: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-10-

Bagian Keempat

PENGISIAN INFORMED CONSENT;

Pasal 13

(1). Petugas Penangung Jawab Pengisian Informed Consent,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf d adalah Dokter jaga IGD

(2). Perangkat Kerja Informed Consent, sebagaimana dimaksud pada

Pasal 9 huruf d adalah Formulir Persetujuan Tindakan

(3). Tata Laksana Informed Consent, sebagaimana dimaksud pada Pasal

9 huruf d adalah

a. Dokter IGD yang sedang bertugas dibantu kepala shift

menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pasien

/ keluarga pasien.

b. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap

disaksikan oleh perawat.

c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

Bagian Kelima

TRANSPORTASI PASIEN;

Pasal 14

(1). Petugas Penanggung Jawab Transportasi Pasien, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf e adalah Perawat IGD dan Supir

Ambulan

(2). Perangkat Kerja Transportasi Pasien, sebagaimana dimaksud pada

Pasal 9 huruf e adalah Ambulan dan Alat Tulis

(3). Tata Laksana Transportasi Pasien IGD, sebagaimana dimaksud pada

Pasal 9 huruf e adalah

a. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS Jiwa

Daerah Surakartasebagai transportasi, maka perawat unit terkait

menghubungi IGD .

b. Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan

(nama pasien ruangrawat inap, waktu penggunaan & tujuan

penggunaan

c. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk

menyiapkankendaraan

d. Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi

pasien.

Page 11: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-11-

Bagian Keenam

PELAYANAN FALSE EMERGENCY;

Pasal 15

(1). Petugas Penanggung Jawab Pelayanan False Emergency,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf f adalah Perawat

Admission dan Dokter jaga IGD

(2). Perangkat Kerja Pelayanan False Emergency, sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9 huruf f adalah Stetoscope, Tensi meter dan Alat Tulis

(3). Tata Laksana Pelayanan False Emergency, sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9 huruf f adalah

a. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admission

b. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah

c. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD

d. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /

penanggung jawab

e. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian

admission.

f. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung

pulang

g. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran

dokter

Bagian Ketujuh

PELAYANAN VISUM ET REPERTUM;

Pasal 16

(1). Petugas Penanggung Jawab Pelayanan Visum Et Repertum ,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf g adalah Petugas Rekam

Medis dan Dokter jaga IGD

(2). Perangkat Kerja Pelayanan Visum Et Repertum, sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf g adalah Form rekam medis

(3). Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum, sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9 huruf g adalah

a. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari

pihak kepolisian/kejaksaan.

b. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada

dokter jaga yang menangani pasien terkait

c. visum et repertum diselesaikan oleh tim psikiater setelah

diadakan beberapa pemeriksaan

Page 12: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-12-

Bagian Kedelapan

PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA);

Pasal 17

(1). Petugas Penanggung Jawab Pelayanan Death On Arrival (DOA),

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf h adalah Dokter jaga IGD

dan Petugas Satpam

(2). Perangkat Kerja Pelayanan Death On Arrival (DOA), sebagaimana

dimaksud pada Pasal 9 huruf h adalah Senter, Stetoscope, EKG dan

Surat Kematian

(3). Tata Laksana Death On Arrival IGD (DOA), sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9 huruf h adalah

a. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD

b. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan

perawatan jenazah

c. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal

d. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah

dengan bagianumum / keamanan

Bagian Kesembilan

SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT;

Pasal 18

(1). Petugas Penanggung Jawab Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah

Sakit, sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf i adalah Perawat

IGD

(2). Perangkat Kerja Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf i adalah Ambulan dan

Handphone

(3). Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 huruf i adalah

a. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi

mengenai kondisi pasienyang akan dibawa, kepada perawat IGD

RS Jiwa Daerah Surakarta.

b. Isi informasi mencakup :

1) Keadaan umum (kesadaran dan tanda – tanda vital)

2) Peralatan yang diperlukan di IGD (suction, monitor,

defibrillator)

3) Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care

4) Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & kepala

Shift serta menyiapkanhal-hal yang diperlukan sesuai dengan

laporan yang diterima dari petugasambulan.

Page 13: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-13-

Bagian Kesepuluh

SISTIM RUJUKAN;

Pasal 19

(1). Petugas Penanggung Jawab Sistim Rujukan, sebagaimana dimaksud

pada Pasal 9 huruf j adalah Dokter IGD dan Perawat IGD

(2). Perangkat Kerja Sistim Rujukan, sebagaimana dimaksud pada Pasal 9

huruf j adalah Ambulan, Formulir persetujuan tindakan dan Formulir

rujukan

(3). Tata Laksana Sistim Rujukan IGD, sebagaimana dimaksud pada Pasal

9 huruf j adalah

a. Alih Rawat

1) Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk

2) Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga

rumah sakit rujukanmengenai keadaan umum pasein

3) Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat

IGD menghubungi RS rujukan sesuai kondisi pasien

b. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga

mengenai tujuanpemeriksaan diagnostik, bila setuju maka

keluarga pasien harus mengisiinformed consent

2) Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan

3) Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Jiwa Daerah

Surakarta

c. Spesimen

1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan

pemeriksaan spesimen

2) Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent

3) Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan

kepetugaslaboratorium

4) Petugas laboratorium melakukan pengambilan spesimen

BAB VI

LOGISTIK

Pasal 20

(1). Logistik merupakan sistem pendukung kegiatan yang berkaitan

dengan penyiapan sarana dan prasarana demi kelancaran

pelaksanaan tugas;

(2). Logistik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibiayai dari sumber

mata anggaran APBD dan/ atau BLUD RSJS Surakarta dalam tahun

berjalan.

Page 14: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-14-

Pasal 21

(1). Logistik yang tersedia di ruang IGD dikelompokkan menjadi dibagi

farmasi; makanan untuk pasien; logistik umum; logistik teknis dan

bahan tenun.

(2). Logistik farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Dalam

usaha memenuhi ketersediaan farmasi di ruang IGD, kepala ruang

berkoordinasi dengan instalasi farmasi, dengan sistem distribusi yang

telah ditetapkan oleh instalasi farmasi.

(3). Logistik makanan untuk pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah Dalam usaha memenuhi ketersediaan makanan untuk pasien

IGD, kepala ruang berkoordinasi dengan instalasi gizi, dengan sistem

distribusi yang telah ditetapkan oleh instalasi gizi.

(4). logistik umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti alat

administrasi ruangan, alat kebersihan pasien, alat kebersihan

ruangan

(5). logistik teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yakni:

a. Alat kesehatan tidak habis pakai misalnya tensimeter, timbangan

badan, pengukur tinggi badan, alat fiksasi, dan lain-lain.

b. Alat kesehatan habis pakai, misalnya pampers, kapas beralkohol,

hand sanitizer, dan anti septik.

(6). Logistik bahan tenun sebagaimana dimaksud pada ayat (1),,

misalnya sprei, seragam pasien, taplak, dan lain-lain. Dalam usaha

memenuhi ketersediaan bahan tenun untuk pasien rawat inap, kepala

ruang berkoordinasi dengan instalasi laundry, dengan sistem

distribusi yang telah ditetapkan oleh instalasi laundry.

BAB VII

KESELAMATAN PASIEN

Pasal 22

(1). Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

(2). Sistem Keselamatan Pasien (Patient Safety) sebagaimana dimaksud

pada pasal (1) meliputi :

1. Asesmen resiko

2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko

pasien

3. Pelaporan dan analisis insiden

4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

(3). Sistem Keselamatan Pasien (Patient Safety) sebagaimana dimaksud

pada pasal (1) ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:

1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Page 15: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-15-

Pasal 23

Tujuan Keselamatan Pasien pada Instalasi Gawat Darurat, meliputi :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat

3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak

terjadipengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

Pasal 24

Tata Laksana Keselamatan Pasien pada Instalasi Gawat Darurat,

meliputi:

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi

pada pasien

2. Melaporkan pada dokter jaga IGD

3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga

4. Mengobservasi keadaan umum pasien

5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan

Insiden Keselamatan”

BAB VIII

KESELAMATAN KERJA

Pasal 25

(1). Keselamatan Kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus

diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat

kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan.

(2). Keselamatan Kerja pada Instalasi Gawat Darurat dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Pasal 26

(1). Indikator mutu yang digunakan di IGD RS Jiwa Daerah Surakarta

dalam memberikan pelayanan adalah:

1. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter Terhadap Pasien di IGD

2. Waktu Pelayanan Terhadap Pasien di IGD

(2). Dalam pelaksanaan indikator mutu pada Instalasi Gawat Darurat

menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi

serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur

pelayanan.

Page 16: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-16-

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Pada saat Peraturan Direktur ini berlaku:

Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Nomor

188/2961.8/08/2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Pedoman

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 28

Peraturan Direktur ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan Di : Surakarta

Pada Tanggal : 03 Januari 2018

----------------------------------------------

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO

Page 17: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-17-

STANDAR KETENAGAAN

INSTALASI GAWAT DARURAT

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR

NOMOR : 188 / 033.8 / 01 / 2018

TANGGAL : 03 Januari 2018

TABEL POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM IGD

NAMA JABATAN KUALIFIKASI KETERANGAN

Kepala Instalasi Dokter Memiliki sertifikat pelatihan

kegawatdaruratan

Kepala Ruang S1 Memiliki sertifikat pelatihan

kegawatdaruratan

Dokter Jaga S1 Memiliki sertifikat pelatihan

kegawatdaruratan

Kepala tim S1 Memiliki serifikat pelatihan

kegawatdaruratan

Perawat D3 Memiliki serifikat pelatihan

kegawatdaruratan

TABEL POLA PENGATURAN KETENAGAAN INSTALASI GAWAT DARURAT

NO WAKTU JUMLAH KETERANGAN

1. Dinas Pagi 6 (enam) orang

dengan standar

minimal bersertifikat

ACLS/BTCLS

1 orang Ka Inst.

1 orang Ka Ru

1 orang Dokter Jaga

3 orang Pelaksana

2. Dinas Sore 4 (empat) orang

dengan standar

minimal bersertifikat

ACLS/BTCLS

1 orang Penanggung Jawab Shift

1 orang Dokter Jaga

2 orang Perawat Pelaksana

3. Dinas Malam 4 ( empat ) orang

dengan standar

minimal bersertifikat

ACLS/BTCLS

1 orang Penanggung Jawab Shift

1 orang Dokter Jaga

2 orang Perawat Pelaksana

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO

Page 18: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-18-

STANDAR FASILITAS

INSTALASI GAWAT DARURAT

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR

NOMOR : 188 / 033.8 / 01 / 2018

TANGGAL : 03 Januari 2018

FASILITAS & SARANA

IGD RS Jiwa Daerah Surakarta berlokasi di sebelah timur gedung utama yang terdiri dari

ruangan Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan bedah minor , ruangan tindakan non

bedah,ruangan observasi, ruangan dekontaminasi dan ruangan khusus pasien psikiatri.

Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , ruangan tindakan bedah terdiridari

satu (1 ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur,

ruangan observasi terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur, ruangan khusus psikiatri terdiri dari 3

(tiga) tempat tidur.

PERALATAN

Peralatan yang tersedia di IGD RSJD Surakarta mengacu kepada buku pedoman pelayanan

Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap

pasien Gawat darurat. Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus

kegawatan jantungseperti monitor dan defribrilator.

NO NAMA KETERANGAN

1. Alat – alat untuk

ruang resusitasi

1) Mesin suction (1 set)

2) Oxigen lengkap dengan flowmeter (1 set)

3) Laringoskope anak & dewasa (1 set)

4) Spuit semua ukuran (masing – masing 10 buah)

5) Oropharingeal air way (sesuai kebutuhan)

6) Infus set / transfusi set (5 / 5 buah)

7) Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada

gantungan infus &penghalang (1 buah

8) Gunting besar (1 buah)

9) Defribrilator (1 buah)

10) Monitor EKG (1 buah)

11) Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan

resusitasi (1 buah)

12) Papan resusitasi (1 buah)

13) Ambu bag (1 buah)

14) Stetoskop (1 buah)

15) Tensi meter (1 buah)

16) Thermometer (1 buah)

17) Tiang Infus (1 buah)

Page 19: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-19-

2. Alat – alat untuk

ruang tindakan

bedah

1) Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang

punggung (1 set )

2) Verban segala ukuran :

4 x 5 em (5 buah)

4 x10 em (5 buah)

3) Vena seksi set (1 set)

4) Extraksi kuku set (2 set)

5) Hecting set (5 set)

6) Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:

Cat gut 2/0 dan 3/0 (1 buah)

Silk Black 2/0 (1 buah), 3/0 (1 buah)

Jarum ( 1 set )

7) Lampu sorot (1 buah)

8) Kassa (1 tromol)

9) Cirkumsisi set (1 set)

10) Ganti verban set (3 set)

11) Stomach tube / NGT

Nomer 12 (3 buah)

Nomer 16 (3 buah)

Nomer 18 (2 buah)

12) Spekulum hidung (2 buah)

13) Spuit sesuai kebutuhan

5 cc (5 buah)

2.5 cc (5 buah)

14) Infus set (1 buah)

15) Dower Catheter segala ukuran

Nomer 16 (2 buah)

Nomer 18 (2 buah)

16) Emergency lamp (1 buah)

17) Stetoskop (1 buah)

18) Tensimeter ( 1 buah )

19) Thermometer ( 1 buah )

20) Elastis verban sesuai kebutuhan

6 inchi ( 1 buah )

4 inchi ( 2 buah )

3 inchi ( 1 buah )

21) Tiang infus ( 2 buah )

3. Alat – alat untuk

ruang tindakan

non bedah

1) Stomach tube / NGT

Nomer 16 ( 2 buah )

Nomer 18 ( 2 buah )

Nomer 12 ( 3 buah )

2) Urine bag ( 3 buah )

3) Otoscope ( 1 buah )

4) Nebulizer ( 1 buah )

5) Mesin EKG ( 1 buah )

6) Infus set ( 1 buah )

7) IV catheter semua nomer ( 1 set )

Page 20: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-20-

8) Spuit sesuai kebutuhan :

1 cc ( 5 buah )

2.5 cc ( 5 buah )

5 cc ( 5 buah )

10 cc ( 5 buah )

20 cc ( 3 buah )

50 cc ( 3 buah )

9) Tensimeter ( 1 buah )

10) Stetoskop ( 1 buah )

11) Thermometer ( 1 buah )

12) Tiang infus ( 1 buah )

4. Alat – alat untuk

ruang observasi

1) Tensi meter ( 1 buah )

2) Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )

3) Termometer ( 1 buah )

4) Stetoskop ( 1 buah )

5) Standar infus ( 1 buah )

6) Infus set ( 1 set )

7) IV catheter segala ukuran ( 1 set )

8) Spuit sesuai kebutuhan

1 cc ( 5 buah )

2.5 cc ( 5 buah )

5 cc ( 5 buah )

10 cc ( 5 buah )

5. Alat-alat dalam

ruangan khusus

psikiatri

Fiksasi mekanik

6. Alat – alat dalam

trolly emergency

1) Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RSJD

Surakarta

2) Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RSJD

Surakarta

3) Alat – alat kesehatan

a) Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1

buah )

b) Oropharingeal airway

Nomer 3 ( 2 buah )

Nomer 4 ( 2 buah )

c) Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )

d) Magyl forcep

e) Face mask ( 1 buah )

f) Urine bag non steril ( 5 buah )

g) Spuit semua ukuran

h) Infus set ( 1 set)

i) Endotracheal tube ( dewasa & anak )

Nomer 2.5 ( 1 buah )

Nomer 3 ( 1 buah )

Nomer 4 ( 1 buah )

Nomer 7 ( 1 buah )

Nomer 7.5 ( 1 buah )

Page 21: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-21-

Nomer 8 ( 1 buah )

j) Slang oksigen sesuai kebutuhan

k) Stomach tube / NGT

Nomer 16 ( 2 buah )

Nomer 18 ( 2 buah )

Nomer 12 ( 3 buah )

l) IV catheter sesuai kebutuhan

Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )

Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )

Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )

m) Suction catheter segala ukuran

Nomer 10 ( 3 buah )

Nomer 12 ( 2 buah )

n) Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )

7. Ambulance

Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RSJD Surakarta

saat ini memiliki 2 (dua ) unit ambulance yang kegiatannya

berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.

FASILITAS & SARANA UNTUK AMBULANCE

NO NAMA KETERANGAN

1. Perlengkapan

Ambulance

1) AC

2) Sirine

3) Lampu rotater

4) Sabuk pengaman

5) Sumber listrik / stop kontak

6) Lemari untuk alat medis

7) Lampu ruangan

8) Wastafel

2. Alat & Obat

1) Tabung Oksigen ( 1 buah )

2) Mesin suction ( 1 buah )

3) Monitor EKG 1 buah )

4) Stretcher ( 1 buah )

5) Scope ( 2 buah )

6) Piala ginjal ( 5 buah )

7) Tas Emergency yang berisi :

Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9

% ( 5 / 10 kolf )

Senter ( 2 buah )

Stetoskop ( 3 buah )

Tensimeter ( 1 buah )

Piala ginjal ( 5 buah )

Oropharingeal air way

Gunting verban ( 2 buah )

Tongue Spatel ( 1 buah )

Reflex hummer ( 2 buah )

Infus set ( 1 buah )

IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )

Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

Page 22: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH K …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · 6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

-22-

TABEL STANDAR OBAT IGD RS JIWA DAERAH SURAKARTA

NO NAMA KETERANGAN

1. Obat Live Saving

a. Injeksi

Haloperidol 5 mg (Lodomer) Ampul inj

CPZ 25 inj ampul

Aminophilin Ampul

Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics

Diazepam Ampul ( Minor Transquillizer)

Ephinephrin Ampul 2

Lidocain Ampul Anastetic lokal

Valium Ampul 14 Sedatif

Olanzapine inj ( Zyprexa)

Aripriprazole (Abilify) inj

b. Tablet Adalat 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi/Betabloker

Adalat 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi /Betabloker

Haloperidol 5 mg

Risperidone 2 mg

Risperidone 3 mg

Trifluperazine 5 mg

Chlorpromazine 25 mg, 100 mg

Amitriptiline 25 mg

Clobazam 10 mg

Quetiapine (Seroquel) XR 200mg dan 400 mg

c. Cairan Infus

Dextrose 5 % 500 ml

RL 500 ml

Na Cl 500 ml

d. Suppositoria

Dulcolax supp

Analgetik

2. Obat Penunjang

a. Injeksi Mersibion injeksi

b. Obat tablet

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO