pemerintah provinsi jawa tengah ruummaah s...

17
-1- Menimbang : a. bahwa Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan; b. bahwa Pedoman Pelayanan merupakan kumpulan ketentuan dasar di Unit Pelayanan yang meliputi Ruang Lingkup Pelayanan, Standar Ketenagaan, Standar Fasilitas, Tata Laksana Pelayanan, Logistik, Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan guna penyesuaian dari aspek regulasi sektoral maupun internal maka Peraturan Direktur Nomor : 188/2961.9/08/2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap perlu ditinjau kembali. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran; 2. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif; PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920 E-mail : [email protected] Website : http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 188 / 033.9 / 01 / 2018 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-1-

Menimbang : a. bahwa Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi

arah bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok

yang menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan;

b. bahwa Pedoman Pelayanan merupakan kumpulan ketentuan dasar

di Unit Pelayanan yang meliputi Ruang Lingkup Pelayanan, Standar

Ketenagaan, Standar Fasilitas, Tata Laksana Pelayanan, Logistik,

Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan huruf b dan guna penyesuaian dari aspek regulasi

sektoral maupun internal maka Peraturan Direktur Nomor :

188/2961.9/08/2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Pedoman

Pelayanan Instalasi Rawat Inap perlu ditinjau kembali.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

2. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan;

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan

Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif;

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RRUUMMAAHH SSAAKKIITT JJIIWWAA DDAAEERRAAHH SSUURRAAKKAARRTTAA Jl. Ki Hajar Dewantoro 80 Jebres Kotak Pos 187 Surakarta 57126 Telp. (0271) 641442 Fax. (0271)648920

E-mail : [email protected] Website : http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 188 / 033.9 / 01 / 2018

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP

PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 2: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-2-

11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Dan

Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion Dan Bahan Nuklir;

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah dan

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan

Minimal;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008

tentang Rekam Medis;

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 228/MENKES/PER/IV/2011

tentang Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Yang Wajib Dilaksanakan Daerah;

17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008

tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

18. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 97 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa

Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang dan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta;

19. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun

2013 Tentang Tarif Pelayanan Pada Badan Layanan Umum Daerah

Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Jawa Tengah

20. Peraturan Gubernur Jawa Tengah 39 Tahun 2014 tentang Peraturan

Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws);

21. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 821.2/086/2015 tanggal

30 Januari 2015 tentang Pengangkatan / Penunjukan Dalam Jabatan

Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah;

22. Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Nomor:

188/001.5/01/2018 tanggal 02 Januari 2018 tentang Pembentukan,

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Susunan Organisasi Instalasi

Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH.

Page 3: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-3-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.

4. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang selanjutnya disebut RSJD

Surakarta adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah Klas A Khusus milik

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

5. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Provinsi

Jawa Tengah;

6. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah

bagaimana sesuatu harus dilakukan dan merupakan hal pokok yang

menjadi dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan;

7. Pedoman Pelayanan adalah kumpulan ketentuan dasar di unit

pelayanan yang meliputi : Ruang Lingkup pelayanan, Standar

ketenagaan, Standar fasilitas, Tatalaksana Pelayanan, Logistik,

Keselamatan Kerja dan Pengendalian Mutu.

8. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan, yang meliputi

observasi, diagnosis, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi, dan lain-

lain, yang ditujukan pada pasien yang berada di ruang rawat inap.

Pasien rawat inap tinggal di rumah sakit sedikitnya delapan jam atas

instruksi dari pemberi pelayanan di rumah sakit itu sendiri atau

rujukan dari pelayanan kesehatan lain

9. Instalasi Rawat Inap adalah unit pelayanan non struktural yang

menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan

rawat inap.

10. Pelayanan Rawat Inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan

yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari

beberapa fungsi pelayanan.

11. Pasien Rawat Inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau

observasi ketat karena penyakitnya.

12. Ruang lingkup instalasi rawat inap adalah Ruang perawatan intensif

(akut), Ruang perawatan sub akut, Ruang perawatan anak dan

remaja dan Ruang perawatan non psikiatri

Page 4: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-4-

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan Instalasi

Rawat Inap pada RSJD Surakarta, meliputi:

a. Standar Ketenagaan;

b. Standar Fasilitas;

c. Tatalaksana Pelayanan;

d. Logistik;

e. Keselamatan Pasien;

f. Keselamatan Kerja; dan

g. Peningkatan Mutu.

BAB III

STANDAR KETENAGAAN

Pasal 3

Standar Ketenagaan pada Instalasi Rawat Inap, meliputi :

a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia;

b. Tugas dan Wewenang; dan

c. Pengaturan Jaga.

Bagian Kesatu

KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 4

(1). Ketenagaan di Instalasi Rawat Inap meliputi dokter dan perawat.

(2). Dokter spesialis bertindak sebagai Dokter Penanggung Jawab

Pelayanan (DPJP).

(3). Dokter spesialis dapat dibantu oleh residen sesuai kompetensi yang

telah ditentukan kolegium di bawah supervisi dokter spesialis.

Kualifikasi pendidikan tenaga perawat minimal diploma 3.

(4). Rasio ideal tenaga perawat dan pasien adalah 1 banding 5 tempat

tidur.

(5). Kepala Instalasi Rawat Inap adalah seorang dokter spesialis, dengan

tiga orang perawat kepala ruang sebagai koordinator. Staf rawat inap

adalah semua kepala ruang. Susunan staf instalasi rawat inap

ditetapkan dengan surat keputusan direktur.

(6). Kepala instalasi berada di bawah bidang pelayanan medis. Adapun

semua staf perawat, termasuk kepala ruang berada di bawah bidang

keperawatan. Semua yang berkaitan dengan teknis profesi perawat

adalah wewenang bidang keperawatan.

Page 5: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-5-

Bagian Kedua

TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 5

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) mempunyai tugas sebagai

berikut:

1. DPJP bertugas membuat dan mengelola rangkaian asuhan medis

(paket) seorang pasien sesuai dengan standar pelayanan

medis/profesi antara lain anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang medis, pemeriksan lain untuk menunjang diagnosis,

perncanaan dan pemberian terapi, pelaksanan tindak lanjut/follow

up/evaluasi asuhan medis sampai rehabilitasi. Selain itu melakukan

konsultasi sesuai kebutuhan/indikasi, baik untuk pendapat maupun

rawat bersama.

2. DPJP harus membuat rencana pelayanan, dimuat dalam berkas

rekam medis, rencana pelayanan lengkap memuat segala aspek

asuhan medis, yang akan diberikan termasuk, pemeriksaan

konsultasi, rehabilitasi pasien, dan lain-lain.

3. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada

pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,

pengobatan atau prosedur untuk pasien ternasuk kejadian yang

duharapkan dan tidak diharapkan.

4. DPJP wajib memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang

kewajibannya terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dapat

dibantu oleh staf dokter/perawat/pettugas administrasi.

Pasal 6

DPJP bertanggung jawab terhadap asuhan pasien sejak hari pertama

dirawat hingga pasien pulang. Pembagian DPJP untuk pasien kelas II dan

III diatur oleh perawat penyelia, sedangkan untuk ruang VIP dan kelas

1, diatur oleh kepala ruang atau atas permintaan pasien.

Pasal 7

Uraian tugas perawat di Instalasi Rawat Inap adalah :

1. Menjaga kelancaran tugas di ruangan bersama kepala ruang dan

perawat primer.

2. Melaksanakan operan.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan

4. Mendiskusikan hasil tindakan keperawatan dengan perawat primer.

5. Melaksanakan implementasi yang telah dilaksanakan secara

berkesinambungan.

6. Melaksanakan pendidikan kesehatan terhadap klien dan keluarga.

7. Mendokumentasikan dan mengevalauasi hasil tindakan.

Page 6: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-6-

8. Membuat laporan.

9. Melakukan konsultasi dan diskusi tentang masalah pasien kepada

dokter dan sesame perawat di ruang tersebut.

10. Menyusun rencana harian.

11. Melaksanakan tugas jaga shift pagi, siang, dan malam.

Bagian Ketiga

PENGATURAN JAGA

Pasal 8

(1). Instalasi Rawat Inap memberikan pelayanan yang berkelanjutan dan

terintegrasi setiap hari selama 24 jam, dengan pembagian 3 shift,

yakni :

1. Shift pagi : 07.00-14.00

2. Shift siang : 14.00-21.00

3. Shift malam : 21.00-07.00

(2). Pembagian shif merupakan tanggung jawab kepala ruang. Jam kerja

kepala ruang adalah jam kerja regular dan tidak mengikuti jam shift.

BAB IV

STANDAR FASILITAS

Pasal 9

(1). Standar Fasilitas Instalasi Rawat Inap pada RSJD Surakarta sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

(2). Tabel Standar Fasilitas Instalasi Rawat Inap sebagaimana tercantum

dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Direktur ini.

(3). Di setiap ruangan ada nurse station di mana ada lemari untuk

menyimpan rekam medis dan dokumen lain, wastafel untuk tempat

cuci tangan, dan computer billing.

(4). Ruang perawatan pasien didesain agar tidak memiliki akses untuk

melarikan diri, antara lain atap/langit-langit ruang perawatan, kamar

mandi, pagar, teralis, jendela, dan pintu keluar masuk.

(5). Ruang perawatan pasien didesain agar mudah untuk pengawasan

(tembus pandang, tanpa halangan untuk pengawasan dari ruang

perawat).

(6). Peralatan yang ada didesain untuk tidak membuka peluang untuk

percobaan bunuh diri (seperti teralis jendela, daun pintu yang

membuka keluar), pengawasan alat-alat yang bisa digunakan untuk

bunuh diri, misalnya mitela, sprei, baju, dan lain-lain.

Page 7: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-7-

(7). Desain ruang rawat inap disesuaikan dengan kebutuhan pasien

seperti harga diri, penghargaan terhdap individu, dan privasi. Selan

itu juga mempertimbangkan kewajiban untuk melakukan observasi

ketat, keamanan, dan kenyamanan pasien. Pasien biasanya rentan

terhadap kebisingan, kondisi kurangnya privasi, masalah

pencahayaan, dan ventilasi.

BAB V

TATALAKSANA PELAYANAN

Pasal 10

Ruang Lingkup Tatalaksana Pelayanan di Instalasi Rawat Inap meliputi:

a. Alur Pelayanan Rawat Inap;

b. Admisi;

c. Perawatan Di Ruang Akut;

d. Perawatan Di Ruang Sub Akut;

e. Pasien Keluar Dari Rumah Sakit;

f. Pengunjung;

g. Penunggu Pasien;

h. Etikomedikolegal.

Bagian Kesatu

ALUR PELAYANAN RAWAT INAP

Pasal 11

(1). Alur Pelayanan Rawat Inap sebagaimana tercantum dalam Lampiran

II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur

ini.

(2). Dengan persetujuan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP),

pasien dapat dipindah ke ruang perawatan fisik, apabila ditemukan

kondsi fisik yang memerlukan observasi khusus dan masih mampu

ditangani oleh fasilias dan sumber daya yang ada di RSJD

Surakarta.

Bagian Kedua

ADMISI

Pasal 12

(1). Instalasi Rawat Inap menerima pasien rawat inap baru maupun

ulang dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan.

(2). Keputusan admisi ditentukan oleh dokter, dengan

mempertimbangkan faslitas dan sumber daya manusia yang ada di

rumah sakit.

Page 8: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-8-

(3). Indikasi medis adalah jika pasien membahayakan keluarga dan

lingkungan, mempunyai keinginan bunuh diri yang kuat, dan skor

Positive and Negative Symptoms Scale (PANSS) ≥ 120.

(4). Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dievaluasi oleh dokter

pemeriksa.

(5). Calon pasien rawat inap yang diperkirakan akan mampu ditangani

oleh fasilitas dan sumber daya manusia di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta, adalah mereka dengan :

1. Nyeri fisiologis: cepat hilang dengan analgetik ringan atau tanpa

obat.

2. Nyeri inflamasi: hilang bila proses inflamasi penyebab nyeri

sembuh

3. Nyeri psikogenik : tidak ditemukan kelainan somatic objektif

sebagai penyebab

4. Memiliki skor Visual Analog Scale (VAS) < 4 (nyeri ringan)

(6). Petugas di bagian admisi memberi informasi kepada keluarga pasien

mengenai ruangan dan fasilitas yang ada di rumah sakit. Keluarga

diperkenankan memilih kelas perawatan yang dikehendaki.

Perpindahan kelas perawaan juga dimungkinkan saat pasien telah

dirawat. Untuk pasien VIP dan kelas 1 dapat memilih dokter yang

dikehendaki.

(7). Setelah diasesmen, pasien dengan resiko tinggi ditempatkan di

ruang khusus. Pasien beresiko tinggi adalah pasien lansia, anak

remaja, dan yang menderita komorbiditas penyakit fisik. Pasien

dengan keadaan gaduh gelisah atau skor gejala positif PANNS yang

tinggi dimasukkan ke ruang akut, sedangkan pasien dengan skor

gejala negative PANNS yang tinggi dapat langsung dirawat di ruang

sub akut.

(8). Ruang perawatan kelas VIP dan kelas I, memberikan pelayanan

paripurna, artinya ruang tersebut memberikan pelayanan akut, sub

akut, dan fisik sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

(9). Saat diterima pertama kali oleh perawat ruangan, keluarga pasien

diberi penjelasan mengenai hak pasien dan keluarga, rencana

pengobatan, aturan yang berlaku di rumah sakit, dan harapan agar

keluarga berpartisipasi aktif dalam mengupayakan kesembuhan

pasien.

(10). Pasien yang tidak ditunggui keluarga, barang berharga pasien

diserahkan pada keluarga, dan barang-barang yang sekiranya akan

diperlukan oleh pasien dapat dititipkan pada petugas. Keluarga juga

diberi informasi mengenai bagaimana cara menyampaikan keluhan.

Page 9: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-9-

Bagian Ketiga

PERAWATAN DI RUANG AKUT

Pasal 13

(1). Standar pelayanan minimum menyatakan bahwa rata-rata hari

perawatan di ruang akut untuk pasien akut (baru) adalah

maksimum dua hari, dan rata-rata hari perawatan di ruang akut

untuk pasien sub akut (eksaserbasi akut) adalah maksimum tujuh

hari.

(2). Setiap pasien memiliki Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

yang akan merawat pasien hingga pasien pulang.

(3). Apabila ada alasan tertentu DPJP dapat mengalihkan asuhan pasien

ke DPJP lain, dan ditulis dalam formulir alih rawat.

(4). DPJP menggunakan instrument Positive and Negative Symtomps

Scale Excited Component (PANNS-EC) untuk menilai keadaan pasien

di ruang akut. Pasien dapat dipindah dari ruang akut ke sub akut

jika memiliki skor sebesar atau kurang dari 15 (Skor PANNS-EC ≤

15).

(5). Selama dirawat di ruang akut, pasien menjalani pemeriksaan

laboratorium. Apabila diperlukan dan memungkinkan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lain. Tanda-tanda vital pasien

diobservasi dan dicatat di lembar rekam medis.

Bagian Keempat

PERAWATAN DI RUANG SUB AKUT

Pasal 14

(1). Perpindahan pasien dari ruang sub akut ke ruang akut didampingi

oleh petugas yang membawa rekam medis pasien serta dilakukan

serah terima antara petugas pengantar dengan petugas ruangan.

(2). Selama di ruang sub akut pasien mendapatkan pelayanan skrining

gizi, pelayanan rohani, dan utamanya pelayanan rehabilitasi.

Pelayanan yang diberikan di ruang rawat inap sesuai dengan

standar pelayanan medis dan standar pelayanan.

Bagian Kelima

PASIEN KELUAR DARI RUMAH SAKIT

Pasal 15

Ada beberapa cara pasien keluar dari rumah sakit yaitu :

a. Pulang dengan persetujuan DPJP.

b. Pulang Paksa;

c. Rujuk;

Page 10: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-10-

d. Melarikan Diri;

e. Meninggal.

Paragraf 1

Pulang Dengan Persetujuan DPJP

Pasal 16

(1). Pasien Pulang dengan persetujuan DPJP ditentukan dengan

kriteria:

1. Untuk pasien kronis Global Assessment of Functioning (GAF)

minimal sama dengan nilai GAF tertinggi pada tahun

sebelumnya.

2. Untuk pasien akut sudah ada peningkatan GAF.

3. Tidak ada kecenderungan menyakiti diri sendiri.

4. Tidak ada kecenderungan melakukan tindak kekerasan.

(2). Setelah mendapat persetujuan pulang dari DPJP, petugas ruangan

menghubungi keluarganya/penanggung jawabnya sebanyak tiga

kali. Maksimal satu bulan setelah pasien diperbolehkan pulang oleh

DPJP. keluarga/penanggungjawabnya tidak menjemput, pasien

dapat dipulangkan dengan cara dropping (dipulangkan dengan

fasilitas rumah sakit).

(3). Keluarga yang membawa pulang pasien memenuhi kelengkapan

administrasi rumah sakit. Keluarga diberi pendidikan kesehatan oleh

petugas ruangan dengan tindak lanjut control di poliklinik setelah

obat yang dibawa pulang habis.

Paragraf 2

Pasien Pulang Paksa

Pasal 17

(1). Pasien Pulang Paksa dilakukan apabila keluarga pasien memutuskan

kontrak terapeutik secara sepihak atau dengan kata lain meminta

pulang tanpa persetujuan DPJP.

(2). Petugas wajib memberikan edukasi ketika keluarga pasien

mengutarakan niatnya untuk pulang paksa. Namun keputusan tetap

di tangan keluarga pasien.

(3). Pasien yang pulang paksa tidak membawa obat.

Page 11: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-11-

Paragraf 3

Rujuk

Pasal 18

(1). Merujuk adalah memindahkan pasien yang kebutuhan asuhannya

tidak dapat dipenuhi oleh fasilitas dan sumber daya di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta, ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas

atau kemampuan yang lebih baik yang diperluan oleh pasien

tersebut.

(2). DPJP wajib merujuk pasien ke rumah sakit lain yang memiliki

fasilitsa atau kemampuan yang lebih baik apabila tidak mampu

melakukan pemeriksaan atau pengobatan.

(3). DPJP yang merujuk harus memastikan bahwa rumah sakit tersebut

dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien dan

mempunyai kapasitas untuk menampung pasien tersebut.

(4). Rumah sakit rujukan menerima surat rujukan dan atau resume

medis yang menyebutkan kondisi terakhir pasien dan

tindakan/pengobatan yang telah diberikan.

(5). Pasien rawat inap dirujuk menggunakan ambulans Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta, didampingi keluarga (kecuali psaien dari

dinas sosial) dan staf yang berkompeten untuk memonitor kondisi

pasien hingga lokasi tujuan.

(6). Proses rujukan didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

Paragraf 4

Melarikan Diri

Pasal 19

(1). Jika pasien diketahui melarikan diri, petugas rumah sakit

menghubungi keluarga pasien dan melakukan pencarian di sekita

RSJD Surakarta.

(2). Dalam waktu 3 x 24 jam sejak pasien melarikan diri, ia tidak

kembali ke RSJD Surakarta, DPJP harus membuat resume medis,

dan rekam medis pasien dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis.

Paragraf 5

Meninggal

Pasal 20

(1). Bila pasien meninggal maka petugas memberitahu penanggung

jawab pasien yang meninggal karena bunuh diri atau sebab lain dan

diminta mengambil jenazah pasien.

(2). Selama menunggu diambil keluarga, jenazah menjadi tanggung

jawab bagian pamulasaran jenazah rumah sakit.

Page 12: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-12-

Bagian Keenam

PENGUNJUNG

Pasal 21

(1). Pasien berhak mendapat maupun menolak kunjungan.

(2). Untuk pasien yang berkaitan dengan proses hukum, misanya visum,

DPJP dapat menetapkan aturan bahwa ia tidak boleh dikunjungi.

(3). Pasien yang kondisinya telah tenang diperkenankan menerima

kunjungan di luar ruangan, dengan seizin petugas.

(4). Pasien yang kondisinya masih labil, menerima kunjungan di dalam

ruangan.

(5). Petugas harus melindungi pengunjung dari kekerasan fisik yang

mungkin dapat dilakukan oleh pasien lain.

(6). Pengunjung wajib mematuhi waktu berkunjung dan aturan

berkunjung yang diberlakukan di masing-masing ruangan

Bagian Ketujuh

PENUNGGU PASIEN

Pasal 22

(1). Pasien dengan kondisi fisik yang berpeluang untuk dirujuk sewaktu-

waktu, harus ditunggui keluarganya (apabila memiliki keluarga).

(2). Penunggu pasien maksimal 2 orang dan harus mematuhi aturan

menunggu yang diberlakukan di ruangan pasien dirawat.

(3). Pasien yang dirawat di ruang kelas II dan III tidak boleh ditunggu.

(4). Pasien yang dirawat di ruang kelas I dan VIP boleh ditunggu, boleh

tidak, akan tetapi wajib ditunggu selama 1 x 24 jam pertama.

Bagian Kedelapan

ETIKOMEDIKOLEGAL

Pasal 23

(1). Pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap mengalami

gejala klinis yang nyata, sehingga diasumsikan tidak kompeten

membuat keputusan bagi dirinya. Semua pernyataan persetujuan

umum maupun persetujuan tindakan khusus dibuat oleh keluarga

yang merupakan penanggung jawab pasien.

(2). Ruang rawat inap menerima tersangka/terdakwa yang dikirim oleh

penegak hukum untuk menjalani visum dan bila diperlukan

tersangka/terdakwa dapat ditempatkan di ruang seklusi.

(3). Semua surat visum dan surat keterangan yang berhubungan

dengan pasien rawat inap dibuat oleh psikiater yang menjadi

DPJPnya.

Page 13: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-13-

(4). Hal-hal yang berkaitan dengan hukum pada pasien rawat inap

dibicarakan di tingkat Komite Medik dan Komite Etik dan Hukum

Rumah Sakit.

BAB VI

LOGISTIK

Pasal 24

(1). Logistik yang tersedia di ruang rawat inap memberikan peran penting

terhadap mutu pelayanan.

(2). Ketersediaan logistic akan memperlancar pelayanan yang diberikan.

(3). Ketersediaan logistik di ruang rawat inap adalah tanggung jawab

kepala ruang dan pengadaannya sesuai dengan prosedur pengadaan

barang yang telah ditetapkan dengan surat keputusan direktur.

(4). Logistik yang tersedia di ruang rawat inap dikelompokkan menjadi :

a. Ketersediaan farmasi;

b. Ketersediaan makanan untuk pasien;

c. Ketersediaan logistik umum seperti alat administrasi ruangan, alat

kebersihan pasien, alat kebersihan ruangan

d. Ketersediaan logistic teknis,

e. Ketersediaan bahan tenun, misalnya sprei, seragam pasien, taplak,

dan lain-lain.

BAB VII

KESELAMATAN PASIEN

Pasal 25

(1). Keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap dilakukan dengan

beberapa upaya oleh staf Instalasi Rawat Inap dengan Panduan

praktis pelaksanaan program keselamatan pasien.

(2). Panduan praktis pelaksanaan program keselamatan pasien

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

1. Mengidentifikasi pasien secara benar

- Identifikasi diberikan sejak pasien masuk, memperoleh

pelayanan, sampai pasien pulang.

- Identifikasi pasien meliputi nama lengkap pasien, tanggal lahir

pasien, dan nomor rekam medis.

2. Meningkatkan komunikasi efektif

3. Meningkatkan pengawasan penggunaan obat-obat yang perlu

kewaspadaan tinggi.

4. Menjamin prosedur yang tepat.

5. Menurunkan resiko infeksi nosokomial dengan Hand Higiene dan

Penggunaan Alat Pelindung Diri.

Page 14: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-14-

6. Menurunkan resiko cidera karena jatuh dengan daftar tilik

penilaian resiko jatuh.

(3). Pemberian pelayanan di Instalasi Rawat Inap perlu

mempertimbangkan hal spesifik untuk mengatasi kasus-kasus terkait

keselamatan pasien seperti kasus melarikan diri, percobaan bunuh

diri, kekerasan terhadap diri sendiri, kekerasan terhadap pasien lain

atau petugas, menolak makan/minum obat, pasien jatuh, dan lain-

lain.

(4). Ruang perawatan pasien perlu didesain agar tidak memiliki akses

melarikan diri dan tidak memiliki peralatan yang memberikan peluang

percobaan bunuh diri.

BAB VIII

KESELAMATAN KERJA

Pasal 26

(1). Upaya penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di Instalasi

Rawat Inap bernaung di bawah program tim Kesehatan dan

Keselamatan Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

(2). Program kerja K3 yang berhubungan dengan Instalasi Rawat Inap

adalah:

1. Melakukan pemantauan atas fungsi alat-alat pemadam kebakaran

dan alat-alat lain yang berhubungan dengan keselamatan kerja,

dan memberikan laporan periodic tentang kelayakan alat

tersebut.

2. Menyediakan dan memantau fasilitas telekomunikasi dan tempat

penyimpanan bahan berbahaya.

3. Mengikutsertakan staf Instalasi Rawat Inap dalam pelatihan K3

secara periodic.

4. Menyediakan alat pelindung diri di setiap ruangan.

5. Mengusahakan agar konstruksi bangunan, pencahayaan, dan

kebisingan sesuai dengan standar yang diperkenankan.

6. Penyediaan air bersih di setiap ruangan menggunakan perpipaan

bertekanan positif.

7. Menyediakan tempat pembuangan sampah atau limbah padat.

BAB IX

PENINGKATAN MUTU

Pasal 27

(1). Pengendalian Mutu merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan

agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan standar, pedoman, rencana,

instruksi dan ketentuan peraturan perundang-undangan agar

mencapai target dan yang telah ditetapkan;

Page 15: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-15-

(2). Indikator yang digunakan untuk menilai mutu pelayanan pada

Instalasi Rawat Inap adalah

1. Pemberi pelayanan rawat inap.

2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap.

3. Pelayanan rawat inap memberikan pelayan kesehatan jiwa anak

dan remaja, gangguan psikotik, gangguan neurotik, dan

gangguan mental organic.

4. Visite dokter speialis antara jam 08.00 – 14.00

5. Pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam waktu

satu bulan.

6. Kematian pasien karena bunuh diri.

7. Kematian pasien > 48 jam.

8. Kejadian pulang paksa.

9. Kejadian re-admisi pasien gangguan jiwa dalam waktu ≤ 1 bulan.

10. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa

11. Kepuasan pelanggan rawat inap.

12. Rata-rata penanganan pasien akut.

13. Pemberi pelayanan unit intensif psikiatri

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Pada saat Peraturan Direktur ini berlaku:

Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Nomor :

188/2961.9/08/2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Pedoman

Pelayanan Instalasi Rawat Inap dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Peraturan Direktur ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan Di : Surakarta

Pada Tanggal : 03 Januari 2018

----------------------------------------------

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO

Page 16: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-16-

TABEL STANDAR FASILITAS

INSTALASI RAWAT INAP

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR

NOMOR : 188 / 033.9 / 01 / 2018

TANGGAL : 03 Januari 2018

NO

RUANG/ KELAS FASILITAS

1. VIP Utama - Satu kamar tidur untuk satu orang

- Kulkas besar 1 pintu

- TV, AC, lemari pakaian

- Kamar mandi dalam, shower, closet duduk, dan

wastafel

- Kasur spring bed

- Meja, kursi, dan sofa

- Tempat tidur dapat diatur posisinya.

2. VIP Biasa - Satu kamar tidur untuk satu orang

- Lemari pakaian sedang

- TV, AC

- Meja kursi dan sofa

- Kamar mandi dalam, shower, closet jongkok, dan

wastafel

3. Kelas I - Satu kamar untuk satu orang

- TV, kipas angin

- Lemari pakaian

- Kamar mandi dalam

4. Kelas II - Satu kamar tidur untuk 2-20 orang

- Kamar mandi dalam

- Meja bersama

- Kipas angin bersama

- TV bersama

5. Kelas II akut - Satu kamar 17 tempat tidur

- Kipas angin bersama

- Kamar mandi dalam

- Meja bersama

- TV untuk bersama

6. Kelas III - Satu kamar 25 tempat tidur

- Kamar mandi dalam

- Kipas angin bersama

- Meja bersama

- TV bersama

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO

Page 17: PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUUMMAAH S …wbk.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/05/PED… · Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

-17-

BAGAN ALUR PELAYANAN

INSTALASI RAWAT INAP

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR

NOMOR : 188 / 033.9 / 01 / 2018

TANGGAL : 03 Januari 2018

DIREKTUR RS. JIWA DAERAH SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

R. BASOEKI SOETARDJO

POLIKLINIK IGD

Assessmen Awal Rujuk/rawat jalan

Ruang Rawat Inap

VIP

Dan Kelas I Ruang rawat

INTENSIF

Ruang sub

akut Kelas II,

III

KOMORBIDITAS PENYAKIT FISIK/Ruang rawat fisik

Rujuk Pulang Paksa

Pulang