pemeriksaan klinis rutin pada bayi
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Pemeriksaan Klinis Rutin Pada Bayi
1/2
Pemeriksaan klinis rutin pada bayi
1. Pemeriksaan UmumDilihat dan dinilai keadaan umum bayi, apakah dia terlihat sehat,berwarna kemerahan dan dapat
menggoyangkan badannya? Dinilai juga apakah bayi nampak takipneu atau pucat. Selain itu,
periksa untuk postur lengkung normal dan pergerakan tubuh simeteris. Dinilai pula apakah ada
keanehan dismorfik. Diperiksa apakah ada sianosis, ruam kulit dan tanda-tanda lahir. Diperiksa
pula mengenai keaktifan, keadaan gizi, rupa, posisi dan kulit pada bayi.
2. PengukuranBerat, panjang dan lingkar kepala oksipito-frontal dinilai untuk mendapatkan usia kandungan
dengan merujuk pada grafik persentil.
3. KepalaPeriksa bentuk kepala, sedikit perubahan bentuk pada kepala mungkin akibat proses kelahiran.
Periksa tegangan ubun-ubun depan dan lebar sutura. Jika ubun-ubun terasa penuh, atau jarak
antara sutura lebih dari 1 cm, harus dicurigai adanya hidrosefalus dan perlu dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan ultrasonografi.
4. WajahDiperiksa dan dinilai apakah ada tanda-tanda kelumpuhan saraf-saraf wajah dan keanehan
dismorfik atau tidak.
5. MataAsimetri pada ukuran mata merupakan gejala abnormal. Salah satu mata mungkin kecil (infeksi
kongenital atau cacat perkembangan) atau salah satu mata besar (glaukoma kongenital). Mata
harus diperiksa untuk memriksa adanya infeksi. Adanya refleks merah dapat menyingkirkan
kemungkinan katarak.
6. HidungHidung merupakan jalur utama jalan napas dan harus diperiksa apakah ada tanda-tanda
obstruksi atau tidak.
7. MulutSeorang bayi biasanya akan membuka mulutnya jika tekanan lembut ke arah bawah dilakukan
pada dagu. Palatum diperiksa apakah ada sumbing dan di palpasi pakah ada belahan submukosa.
Rongga mulut harus diperiksa apakah ada gigi, kista atau sariawan (infeksi kandida).
8. RahangMandibula yang kecil atau tertarik (retrognatia) dpat menyebabkan kesulitan makan atau
obstruksi napas.
9. Dada (Thoraks)Diperiksa apakah bayi berwarna kemerahan dan tidak sesak nafas.
10.JantungMurmur jantung pada bayi sangat sering terjadi dan terkait pada proses transisi dari pola
sirkulasi janin ke pola sirkulasi dewasa. Dalam beberapa hari, murmur transisional ini akan
menghilang. Umumnya, murmur yang lembut, pada pertengahan atau awal sistolik bukan
merupakan hal yang signifikan, sedangkan murmur pansistolik, diasistolik, atau sangat nyaring
harus menjadi perhatian.
11.Abdomen
-
7/30/2019 Pemeriksaan Klinis Rutin Pada Bayi
2/2
Bagian tepi hati biasnya dapat dipalpasi 1-2 cm di bawah tepi kosta kanan dan limpa dapat
diraba dengan ujung jari pada sekitar 20% bayi normal. Bagian tepi bawah dari kedua ginjal
mungkin bisa dipalpasi.
12.Sela paha /groinDiperiksa apakah pulsasi arteri femoralis dapat diraba. Apabila pulsasi ini tidak ada dapat
menujukkan gejala koarktasio aorta. Periksa apakah ada hernia atau tidak.
13.GenitaliaPeriksa apakah organ genitalia menunjukkan dengan jelas laki-laki atau perempuan. Jika laki-laki,
periksa apakah kedua testis berada dalam skrotum dan meatus uretra berada pada tempat yang
seharusnya. Pada anak perempuan, periksa genitalia dan ingat bahwa perdarahan kecil atau
pengeluaran cairan merupakan hal yang normal akibat pengaruh hormon maternal dan
plasental.
14.AnusTanyakan apakah bayi telah mebgeluarkan mekonium, dan periksa apakah anus berada pada
tempat yang normal.15.Tulang belakang
Balikkan bayi pada posisi tengkurap, dan lihat apakah ada skoliosis atau tidak. Seluruh garis
tengah dorsal harus diperiksa apakah ada pembengkakan atau gumpalan, nevi, jalur rambut,
lubang, atau sinus yang dapat menunjukkan adanya kelainan pada medula spinalis.
16.PanggulPemeriksaan ini sebaiknya dilakukan paling akhir karena mungkin menjengkelkan bayi.
17.Susunan Saraf PusatAmati gerakan spontan bayi sambil melakukan pemeriksaan, amati simetris atau tidak. Tanyakan
kebiasaan makan bayi. Penilaian tonus otot dilakukan dengan mengangkat bayi dan
memegangya pada daerah ventral otot.
18.Skrining biokimiaSkrining rutin pada tes darah dilaksanakan pada hari ke 5-7 untuk memeriksa fenilketonuria, dan
hipotiroidisme. Beberapa rumah sakit juga melakukan untuk pemeriksaan fibrosis kistik.
Sumber:
Meadwon, Roy and Simon Newell. 2005. Lecture notes pediatrika. Edisi ketujuh. Jakarta:
Erlangga, pp: 64-66