pemeriksaan klinis

6
PEMERIKSAAN KLINIS (Intra Oral dan Ekstra Oral) 1. Pemeriksaan Ekstra Oral Dari hasil pemeriksaan EO pasien terlihat sehat dan tidak tampak adanya kelai wajahnya . Pergerakan TMJ dan mandibular terlihat normal. Pemeriksaan Ekstra Oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di daerah sekita bagian luar. Meliputi bibir, TMJ, kelenjar limfe, hidung, mata, telinga leher. Pemeriksaan ekstra oral dilakukan untuk mendeteksi adanya kelaina secara visual, atau terdeteksi dengan palpasi. Seperti adanya kecacatan, benjolan, luka, cedera, memar, fraktur, dislokasi lain sebagainya. Pemeriksaan ekstra oral yang dilakukan oleh seorang dokter gigi banyak macamn Pemeriksaan TMJ a. Inspeksi: merupakan pemeriksaan secara visual. b. Palpasi: pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba daerah sekitar T apabila terdapat sesuatu yang abnormalseperti benjolan atau fluktuasi, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ-nya. c. Auskultasi Untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu stetoskop. Dilakukan de meletakkan ujung stetoskop pada daerah tragus, kemudian mendengarkan seksama apakah terdapat bunyi (berupa klik atau yang lainnya) yang abnormal tidak Apabila terdapat bunyi abnormal tersebut, maka kemungkinan terdapat k pada TMJ.

Upload: aisa-nirmala-setyani

Post on 22-Jul-2015

1.158 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN KLINIS (Intra Oral dan Ekstra Oral) 1. Pemeriksaan Ekstra Oral Dari hasil pemeriksaan EO pasien terlihat sehat dan tidak tampak adanya kelainan pada wajahnya . Pergerakan TMJ dan mandibular terlihat normal.

Pemeriksaan Ekstra Oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di daerah sekitar mulut bagian luar. Meliputi bibir, TMJ, kelenjar limfe, hidung, mata, telinga, wajah, kepala dan leher. Pemeriksaan ekstra oral dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan yang terlihat secara visual, atau terdeteksi dengan palpasi. Seperti adanya kecacatan, pembengkakan, benjolan, luka, cedera, memar, fraktur, dislokasi lain sebagainya.

Pemeriksaan ekstra oral yang dilakukan oleh seorang dokter gigi banyak macamnya: Pemeriksaan TMJ a. Inspeksi: merupakan pemeriksaan secara visual. b. Palpasi: pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba daerah sekitar TMJ pasien, apabila terdapat sesuatu yang abnormal seperti benjolan atau fluktuasi, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ-nya. c. Auskultasi Untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu stetoskop. Dilakukan dengan cara meletakkan ujung stetoskop pada daerah tragus, kemudian mendengarkan dengan seksama apakah terdapat bunyi (berupa klik atau yang lainnya) yang abnormal atau tidak Apabila terdapat bunyi abnormal tersebut, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ.

Pemeriksaan tonus bibir Dengan cara inspeksi, apabila hipertonus maka biasanya bibir terlihat tegang, apabila hipotonus maka bibir akan terlihat kendur.

Pemeriksaan Kelenjar limfe Dilakukan dengan cara palpasi pada sekitar kelenjar limfe. Apabila pasien merasakan nyeri, terdapat fluktuasi, maka kemungkinan terjadi inflamasi.

2.

Pemeriksaan Intra Oral Dari hasil pemeriksaan intraoral terdapat hasil : o Oral Hygiene Sedang o Terlihat kehilangan pada gigi 1.1, 2.1, 2.2, 3.6, 3.5, 4.5, 4.6 o Karena gigi 3.6, 3.5, 4.5, 4.6 sehingga klasifikasi gigi posterior sulit ditetukan o Berdasarkan relasi gigi anterior rahang atas dan rahang bawah serta hasil analisis sefalometri menunjukkan oklusi kelas 1

Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap gigi, gusi, lidah, palatum, dasar mulut, uvula, tonsil, dan jaringan di dalam mulut lainnya, Pemeriksaan dalam

mulut dilakukan dengan bantuan alat dasar seperti sonde, kaca mulut, pinset, ekskavator, dan probe; untuk memperjelas pandangan dapat digunakan kamera intra oral yang dihubungkan oleh monitor.

Pemeriksaan intra oral yang akan dibahas pada makalah ini yaitu pemeriksaan gigi yang meliputi pemeriksaan jaringan pulpa, jaringan periradikular dan periodontal. Tes Pulpa Tes pulpa ini dilakukan untuk mengetahui apakan pulpa pasien masih dalam keadaan vital atau non vital, sehingga tes ini juga biasa disebut tes vitalitas. Untuk mengetes vitalitas pulpa ini dapat digunakan empat cara, yaitu tes dingin, tes panas, Electric Pulp Test (EPT), dan tes lainnya seperti tes kavitas dan tes anestesi. a. Tes dingin Bahan-bahan yang dapat digunakan yaitu batangan es, carbon dioxide, chlor ethyl. Terdapat dua macam cara: Pada gigi tanpa karies: bersihkan dan keringkan terlebih dahulu bagian servikal pada gigi, kemudian tempelkan cotton pellet yang telah disemprot chlor ethyl pada bagian serviks tersebut. Apabila pasien masih merasakan rangsangan, maka pulpanya masih vital. Pada gigi yang berkaries: bersihkan dan keringkan terlebih dahulu gigi yang mengalami sakit, kemudian tempelkan cotton pellet yang telah disemprot chlor ethyl pada bagian serviks atau pada daerah berlubang di gigi tersebut. Apabila pasien masih merasakan rangsangan, maka pulpanya masih vital. Interpretasi tes dingin: respon hebat & lama pulpitis irreversible tak ada respon nekrosis pulpa

b. Tes panas Bahan-bahan yang dapat digunakan yaitu air panas, gutaperca panas, karet poles dan alat lain. Tes panas ini cukup jarang digunakan, namun dapat berguna bila keluhan sulit dilokalisir giginya. Apabila respon hebat & menetap pulpitis irreversible.

c. EPT Merupakan suatu alat untuk menguji apakah pulpa memberi respons atau tidak.

Tes Periradikular Tes periradikular dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Tes perkusi Dilakukan untuk memberikan petunjuk adanya inflamasi ligamen periodontal. Tes ini dilakukan dengan cara mengetukkan ujung kaca mulut pada gigi yang sakit, untuk mengkonfirmasi adanya inflamasi maka dapat dilakukan dengan cara menekankan ujung jari pada gigi yang sakit.

Intensitas respon: hebat +++ sedang ++ ringan + negatif (-)

b. Tes palpasi Tes ini dilakukan untuk menunjukkan tingkat keparahan inflamasi dengan menggunakan ujung jari pada daerah apex.

Pemeriksaan periodontal Pemeriksaan periodontal dilakukan dengan dua cara: a. Probing Merupakan suatu metode untuk mengukur kedalaman poket periodontal. Alat yang digunakan berupa probe, dengan cara dimasukkan ke dalam attached gingiva, kemudian diukur kedalam poket periodontal dari gigi pasien yang sakit.

b. Mobilitas Kelainan endodontik yang luas dapat menyebabkan mobilitas yang nyata. Mobitity yang berasal dari periodontal biasanya memiliki prognosis yang buruk.

Sumber: Kosterman Usri, Eriska Riyanti, dkk. 2006. Diagnosis dan Terapi Penyakit Gigi dan Mulut. Bandung: LSKI.