ilmu bedaherepo.unud.ac.id/.../1/dce0b63afbf9e01083461ca1ea7f7b5b.pdfmenentukan serta meminta...

149
BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS ILMU BEDAH

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ILMU BEDAH

    BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ILMU BEDAH

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

    Lingkup Hak Cipta Pasal 1 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan

    prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpamengurangipembatasansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.

    Ketentuan Pidana Pasal 113 1. SetiapOrangyangdengantanpahakmelakukanpelanggaranhakekonomisebagaimana

    dimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufIuntukPenggunaanSecaraKomersialdipidanadengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda palingbanyakRp.100.000.000,00(seratusjutarupiah).

    2. SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinPenciptaataupemegangHakCipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalamPasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruff,dan/atauhurufhuntukPenggunaanSecaraKomersialdipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp.500.000.000,00(limaratusjutarupiah).

  • ���

    ILMU BEDAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

    RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR

    2017

    BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ILMU BEDAH

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �v

    Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :

    Dilarangmengutipataumemperbanyaksebagianatauseluruhisibukuinitanpaizintertulisdaripenerbit.

    Tim Penyusun:

    BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    I.BTjakraWibawaManuabaIKetutSikiKawiyanaPutuAstawaSriMaliawanAA.GdeOkaINyomanSemadiINWStevenChristianIWayanSudarsaIBDarmaPutraIKetutSuyasaK.G.MulyadiRidiaKetutSudartanaNyomanGoldenWayanSuryatoDusakKetutPutuYasaKetutWiarghitaINghKuningAtmajayaNyomanPutuRiasaGedeWiryaKusumaDuarsaTjokGdeBagusMahadewaKetutSudiasaIGABKrisnaWibawaIMadeDarmajayaIGN.WienAryanaPutuAndaTustaAdiputraIWayanPeriadijaya

    IGedeSuwedagathaIKetutWidianaMadeBramantyaKarnaIGLanangNgurahA.ArthaWIWayanNiryanaIMadeMahayasaIGstPutuHendraSanjayaI.B.BudiartaA.AGdeYudaAsmaraIMadeMulyawanMadeAgusDwiantharaSuetaKadekBudiSantosaAgusRoyRuslyHariantanaHamidCokGedeOkaDharmayudaIGedeEkaWiratnayaKadekDeddyAriyantaGedeEkaRusdiAntaraIMadeSukaAdnyanaNiGstAyuManikYuniawatyWI.B.MadeSuryawisesaIWayanSubawaArifWinataIWayanYudianaKadekAyuCandraDewiDewaPutuWisnuWardhanaPandeMadeWisnuTirtayasa

    Tim Editor:IWayanNiryana

    SriMaliawan

    Cover & Ilustrasi: Repro

    Design & Lay Out:IWayanMadita

    Diterbitkan oleh:UdayanaUniversityPress

    KampusUniversitasUdayanaDenpasar,Jl.P.B.Sudirman,Denpasar-BaliTelp.(0361)255128

    [email protected] http://udayanapress.unud.ac.id

    Cetakan Pertama:2017,xviii+130hlm,15,5x23cm

    ISBN: 978-602-294-179-8

    ILMU BEDAH

  • v

    ILMU BEDAH

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan YangMaha Esa, karena Buku Panduan Belajar Ilmu Bedahinidapatterselesaikan.

    Buku ini dibuat sebagai pegangan bagi mahasiswapendidikan dokter tingkat profesi (koas) agar lebih terarahdalammengikutiprosesbelajarmengajardiBagianIlmuBedah,maupunsaatbertugasdibagianlain.

    Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi DokterIndonesia tahun 2012 yang berisi daftar kasus klinik danketerampilanklinikyangharusdikuasaiolehseorangdoktermuda. Pendekatan dalam buku ini menggunakan pendekatanterhadap gejala klinis (symptom approached) dari keluhan padapenyakit di bidang Ilmu Bedah yang sering dijumpai.Berdasarkan gejala yang didapatkan, maka dokter mudadiajak untuk berpikir secara sistematis dan komprehensifdengan melakukan proses anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, perumusan masalah atau diagnosisklinis, hingga menetapkan menejemen terapi pada kasustersebut.

    Ucapanterimakasihkamihaturkankepadasemuapihakyang telah membantu tersusunnya buku ini, terutama kepadaDekan,WakilDekanBidangAkademikdanKemahasiswaan,TimPendidikKlinik,Department of Medical Education,danSeluruhStafBagianIlmuBedahFakultasKedokteranUniversitasUdayana.

    Kami menyadari buku ini belumlah sempurna dan akanterus mengalami perbaikan seiring perkembangan kemajuan

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    v�

    pendidikan kedokteran, utamanya di bidang Ilmu Bedah,sehinggamasukanuntukperbaikandimasayangakandatangsangat kami nantikan.Akhirnya, kami berharap semoga BukuPanduan ini dapat memberikan manfaat utamanya bagi calondokter umum yang akan menjalankan kepaniteraan klinik diBagianIlmuBedah.

    Januari,2017

    TimPenyusun

  • v��

    ILMU BEDAH

    PRAKATA........................................................................... v

    DAFTARISI........................................................................ vii

    CaraMenggunakanPanduanBelajar............................ viii

    SKDIIlmuBedah............................................................... x

    DaftarKompetensiKlinik................................................ xiv

    Bab1CederaKepala.......................................................... 1

    Bab2HidrosefalusKongenital......................................... 10

    Bab3KelainanJinakPayudara........................................ 17

    Bab 4 Kanker Payudara ..................................................... 30

    Bab 5 Appendisitis Akut (Radang Akut Usus Batu) ..... 48

    Bab6Intussusepsi.............................................................. 53

    Bab7MalformasiAnorectal............................................ 56

    Bab8BibirSumbing.......................................................... 60

    Bab9LukaBakar............................................................... 63

    Bab10Hematothoraks..................................................... 69

    Bab 11 Pneumothoraks ..................................................... 74

    Bab12HiperplasiProstatJinak....................................... 79

    Bab13KolikRenal............................................................ 83

    Bab 14 Dislokasi ................................................................. 90

    Bab15Osteomyelitis......................................................... 105

    Bab16Fraktur..................................................................... 120

    DAFTAR ISI

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    v���

    CARA MENGGUNAKANPANDUAN BELAJAR

    Bukupanduanbelajariniditujukanuntukmempelajarikasus klinis dan keterampilan klinik di bidang IlmuBedahsaat bertugasstasediBagian IlmuBedah.Kompetensiyang tercakup dalam buku panduan ini adalah kompetensiminimum seorang dokter umum yang harusAnda kuasai saatAndabelajardanbertugasdirotasipendidikanklinik.

    Bukuinitersusunatas16(enambelas)bab,berdasarkankasus yang dapat ditangani seorang dokter umum. Setiap babmemuattujuanbelajar,pertanyaanterkaitkesiapandoktermuda,daftarketerampilan/prosedurklinik,danalgoritmekasusyangharusdikuasai.

    Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bukupanduan ini adalah:1. Bacalah daftar kompetensi kasus klinis dan keterampilan

    klinik yang harus Anda kuasai selama Anda belajar danbertugas di Bagian Ilmu Bedah. Daftar kompetensi inijugadapatAndatemukandiBukuKerjaHarian(bukulogdoktermuda).

    2. Padasetiapbab,bacalahtujuanbelajaryangharusdicapaisaat mempelajari bab tersebut. Selanjutnya cobalahmemjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia denganmenggunakan prior knowledge Anda. Apabila Andamengalami kesulitan saat menjawabnya, Anda dapatmenggunakanbukureferensiyangdianjurkan,tercantumpadabagianakhirbukuini.SetelahAndamampumenjawabsemuapertanyaanpertanyaantersebut,mulailahmembaca

  • �x

    ILMU BEDAH

    algoritmekasusyangdigunakan.Andadapatmenggunakanreferensi untuk mengklarifikasi algoritme tersebut. Baca juga beberapa keterangan tambahan yang terdapat padaalgoritmekasus.

    3. Kemudian bacalah daftar keterampilan yang diperlukanuntuk menangani kasus yang bersangkutan. Beberapaprosedur penting yang belum Anda peroleh di Skill Labdijelaskandalambukuini.Jika terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan materi

    yang ada dalam buku panduan belajar ini, dan anda kesulitanmendapatjawabannyameskipuntelahmembacareferensiyangada, tanyakan dan diskusikan pada saat kegiatan pendidikanklinik.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    x

    STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

    ILMU BEDAH

    Dalam melaksanakan praktek kedokteran, seorangdokter harus mampu bekerja berdasarkan keluhan/masalah pasien, melakukan pemeriksaan, menganalisis dataklinissehinggadapatmembuatdiagnosisyangtepatagardapatmelakukanpenatalaksanaanyangsesuai.Untuk itudiperlukanpembelajaran dan pelatihan yang berkesinambungan. Agarpembelajaran terarah maka dibuatlah standar minimum yangharus dimiliki seorang dokter dengan diterbitkannya StandarKompetensiDokterIndonesia.Diharapkanlulusandokterdapatmemiliki keterampilan minimal sesuai yang telah ditetapkan.UntukmencapaikompetensisesuaiStandarKompetensiDokterIndonesiadiperlukanstrategipembelajarandenganmenerapkantarget. Target tingkat kompetensi dibagi menjadi 4, yaitu:1. Tingkatkompetensi1(Knows) Mampu mengetahui pengetahuan teoretis termasuk

    aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebutsehingga dapat menjelaskan kepada pasien/ klien dankeluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnyatentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkintimbul.Keterampilaninidapatdicapaimahasiswamelaluiperkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri,sedangkanpenilaiannyadapatmenggunakanujiantulis.

    2. TingkatKompetensi2(Knows How) Pernah melihat atau didemonstrasikan. Menguasai

    pengetahuan teoretis dari keterampilan ini denganpenekananpadaclinical reasoningdanproblem solvingserta

  • x�

    ILMU BEDAH

    berkesempatanuntukmelihatdanmengamatiketerampilantersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaanlangsungpadapasien/masyarakat.

    3. TingkatKompetensi3(Shows) Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah

    supervisi. Menguasai pengetahuan teori keterampilan initermasuklatarbelakangbiomedikdandampakpsikososialketerampilan tersebut, berkesempatan untuk melihatdan mengamati keterampilan tersebut dalam bentukdemonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat,sertaberlatihketerampilantersebutpadaalatperagadan/ataustandardized patient.

    4. Tingkat kompetensi 4 (Does): Mampumelakukansecaramandiri.Dapatmemperlihatkan

    keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruhteori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,komplikasi, dan pengendalian komplikasi. 4A. Kompetensi yangdicapaipadasaatlulusdokter.Padaakhirstase,kompetensiyangharusdimilikiseorang

    Koas di Bagian Ilmu Bedahberdasarkan Standar KompetensiDokter Indonesia tahun 2012:Tujuan Umum:1. Terampil melakukan upaya pencegahan dan

    penatalaksanaan masalah kesehatan di tingkat individu,keluarga, dan masyarakat secara professional denganmenerapkanprinsip–prinsipetikdanmoralsesuaidengankewenanganyangdimilikiseorangdokter.

    2. Mampu melakukan upaya rujukan kejenjang pelayanankesehatan yang lebih sesuai secara efektif dan efisien.

    3. Mampumelakukanpencatatanrekammedikdenganbaikdanbenar.

    Tujuan Khusus:1. Mampumenerapkanclinical reasoningdalammenghadapi

    masalahkesehatan.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    x��

    2. Mampu mengelola masalah kesehatan dan dapatmelaksanakan prosedurdiagnostik dan terapetik sesuaidengantingkatkompetensidantingkatkewenangansecarabertanggungjawab.

    3. Mampu menerapkan prinsip – prinsip etika,moral,profesionalisme dalam mengelola masalahkesehatan.

    4. Mampu menimbang dan mengubah perilaku untuk mawas diridanpengembangandiri.

    5. Terampilmelakukananamnesisyangrasionaldanrelevenyang berhubungan dengan keluhan utama, riwayatpenyakit sekarang,anamnesis sistem,riwayat penyakitdahulu, riwayat penyakit keluarga,riwayat pola hiduppribadi,latar belakanglingkungan, sosial, ekonomi,danbudaya dalam situasi klinik nyata, dibawah bimbingan /supervisi.

    a. Mampu melakukan anamnesis secara sistematis danreleven.

    b. Mampumenggalidanmemanfaatkanriwayatpenyakitpasien denganefisien dan efektif,i.e.riwayat penyakit sekarang,dahulu,keluarga,danpribadi.

    c. Mampu melakukan komunikasi terapetik terhadappasienmaupunkeluarganya.

    6. Terampil mencatat ringkasan anamnesis dan menarikhipotesis

    a. Membuat ringkasan anamnesis sebagai simpulankeseluruhanhasilanamnesissecarasistematik.

    b. Mampumembuathipotesisyangrelevenberdasarkaninformasiyangdidapatselamaanamnesis.

    7. Terampil melakukan prosedur klinis kasus-kasus nyatapadasituasikliniksesuaidengankewenangannya,dalamhal:memilih dan melakukanpemeriksaan fisikyang sesuai, menentukansertamemintapemeriksaanpenunjangyangsesuai,melakukanprosedurklinisyangsesuai,mempunyai

  • x���

    ILMU BEDAH

    kemampuanpenalaranklinisdalamsetiaptahapdarikontakdokter-pasien (anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,danterapi).

    a. Mampu menjelaskan dasar–dasar,indikasi,sertaprosedur klinik pada kasus-kasus yang di luarkewenangannya.

    8. Terampil melakukan prosedur kedaruratan klinis sebagaipemula,dalam hal: menentukan keadaan darurat, memilih dan melakukantindakan kedaruratan yang tepat, sertamelakukanevaluasidantindakan lanjutandalamkondisisimulasi.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    x�v

    DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

    No. Daftar Diagnosis/ Kasus Klinis Tingkat Kompetensi

    1 Pneumothorax ventil 3A

    2 Pneumothorax 3A3 Efusi pleura massif 3B

    4 Haematothorax 3B

    5 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulate, inkarserata 3B

    6 Hernia umbilikalis 3A

    7 Peritonitis 3B

    8 Infeksi pada umbilicus 4A

    9 Apendisitis akut 3B

    10 Abses apendiks 3B

    11 Kolesistitis 3B

    12 Diverticulosis/ diverticulitis 3A

    13 Hemoroid grade 1 – 2 4A

    14 Hemoroid grade 3 – 4 3A

    15 Prolapse rectum, anus 3A

    16 Kolik renal 3A17 Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter, uretra) tanpa kolik 3A18 Fimosis 4A

    19 Parafimosis 4A

    20 Prostatitis 3A21 Torsio testis 3B22 Rupture uretra 3B

    23 Rupture kandung kencing 3B

    24 Rupture ginjal 3B25 Priapismus 3B26 Chancroid 3A

    27 Fraktur terbuka, tertutup 3B28 Fraktur klavikula 3A29 Osteoporosis 3A

    30 Tenosynovitis supuratif 3A

    31 Truma sendi 3A

    32 Rupture tendon Achilles 3A

    33 Lesi miniskus, medial, dan lateral 3A

    34 Ulkus pada tungkai 4A

    35 Osteomyelitis 3B

    36 Lipoma (+tortikolis) 4A

  • xv

    ILMU BEDAH

    No Daftar Keterampilan Klinik Tingkat Kompetensi

    1 Respirasi

    Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Leher 4A

    Palpasi Kelenjar Ludah (Submandibular, Parotid) 4A

    Palpasi Nodus Limfatikus Brakialis 4APalpasi Kelenjar Tiroid 4A

    Usap Tenggorokan (Throat Swab) 4A

    Penilain Respirasi 4A

    Inspeksi Dada 4A

    Palpasi Dada 4A

    Perkusi Dada 4A

    Auskultasi Dada 4A

    Pemeriksaan Diagnostik

    Interpretasi Rontgen/Foto Toraks 4A

    TerapeutikDekompresi Jarum 4APerawatan WSD 4A

    Terapi Inhalasi/Nebulisasi 4A

    Terapi Oksigen 4A

    2 Kardiovaskuler

    Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Dada 4A

    Palpasi Denyut Apeks Jantung 4A

    Palpasi Arteri Karotis 4A

    Perkusi Ukuran Jantung 4A

    Auskultasi Jantung 4A

    Pengukuran Tekanan Darah 4A

    Pengukuran Tekanan Vena Jugularis (JVP) 4A

    Palpasi Denyut Arteri Ekstremitas 4A

    Penilaian Denyut Kapiler 4A

    Penilaian Pengisian Ulang Kapiler (Capillary Refill) 4A

    Deteksi Bruits 4A

    Pemeriksaan Diagnostik

    Elektrokardiografi (EKG): Pemasangan dan Interpretasi Hasil EKG

    Sederhana (VES, AMI, VT, AF)4A

    Resusitasi

    Pijat Jantung Luar 4A

    Resusitasi Cairan 4A

    3 Gastrointestinal, Hepatobilier, Dan Pankreas

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    xv�

    Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Abdomen 4A

    Inspeksi Lipat Paha/Inguinal pada Saat Tekanan Abdomen Meningkat 4A

    Palpasi (Dinding Perut, Kolon, Hepar, Lien, Aorta, Rigiditas Dinding

    Perut)4A

    Palpasi Hernia 4A

    Pemeriksaan Nyeri Tekan dan Nyeri Lepas (Blumberg Test) 4A

    Pemeriksaan Psoas Sign 4A

    Pemeriksaan Obturator Sign 4A

    Perkusi (Pekak Hati dan Area Traube) 4A

    Pemeriksaan Pekak Beralih (Shifting Dullness) 4A

    Pemeriksaan Undulasi (Fluid Thrill) 4A

    Pemeriksaan Colok Dubur (Digital Rectal Examination) 4A

    Palpasi Sakrum 4A

    Inspeksi Sarung Tangan Pascacolok dubur 4A

    Persiapan dan Pemeriksaan Tinja 4A

    Pemeriksaan Diagnostik

    Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) 4A

    Nasogastric Suction 4A

    Mengganti Kantong pada Kolostomi 4A

    Enema 4A

    4 Ginjal Dan Saluran Kemih

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Bimanual Ginjal 4A

    Pemeriksaan Nyeri Ketok Ginjal 4A

    Perkusi Kandung Kemih 4A

    Palpasi Prostat 4A

    Prosedur Diagnostik

    Swab Uretra 4A

    Persiapan dan Pemeriksaan Sedimen Urine (Menyiapkan Slide dan Uji

    Mikroskopis Urine) 4A

    Permintaan Pemeriksaan BNO - IVP 4A

    Terapeutik

    Pemasangan Kateter Uretra 4A

    Sirkumsisi 4A

    5. Reproduksi Pria

    Inspeksi Penis 4A

    Inspeksi Skrotum 4A

    Palpasi Penis, Testis, Duktus Spermatik Epididimis 4A

  • xv��

    ILMU BEDAH

    Transluminasi Skrotum 4A

    6. Muskuloskeletal

    Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Gait 4A

    Inspeksi Tulang Belakang Saat Berbaring 4A

    Inspeksi Tulang Belakang Saat Bergerak 4AInspeksi Tonus Otot Ekstremitas 4AInspeksi Sendi Ekstremitas 4A

    Inspeksi Postur Tulang Belakang Dan Pelvis 4A

    Inspeksi Posisi Skapula 4A

    Inspeksi Fleksi dan Ekstensi Punggung 4A

    Penilaian Fleksi Lumbal 4A

    Panggul: Penilaian Fleksi Dan Ekstensi, Adduksi, Abduksi dan Rotasi 4A

    Menilai Atrofi Otot 4A

    Lutut: Menilai Ligamen Krusiatus dan Kolateral 4A

    Penilaian Meniskus 4A

    Kaki: Inspeksi Postur Dan Bentuk 4A

    Kaki: Penilaian Fleksi Dorsal/Plantar, Inversi dan Eversi 4A

    Palpation For Tenderness 4A

    Palpasi Untuk Mendeteksi Nyeri Diakibatkan Tekanan Vertikal 4A

    Palpasi Tendon dan Sendi 4A

    Palpasi Tulang Belakang, Sendi Sakro-Iliaka dan Otot Otot Punggung 4A

    Percussion For Tenderness 4A

    Penilaian Range Of Motion (ROM) Sendi 4A

    Menetapkan ROM Kepala 4A

    Tes Fungsi Otot dan Sendi Bahu 4A

    Tes Fungsi Sendi Pergelangan Tangan, Metacarpal, dan Jari-Jari

    Tangan 4A

    Pengukuran Panjang Ekstremitas Bawah 4A

    Terapeutik

    Stabilisasi Fraktur (Tanpa Gips) 4A

    Melakukan Dressing (Sling, Bandage) 4A

    Mengobati Ulkus Tungkai 4A

    7. Lain-Lain (Kegawatdaruratan)

    Bantuan Hidup Dasar 4A

    Ventilasi Masker 4A

    Transpor Pasien (Transport Of Casualty) 4A

    Manuver Heimlich 4A

    Resusitasi Cairan 4A

    Pemeriksaan Turgor Kulit untuk Menilai Dehidrasi 4A

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    xv���

  • BAB 1CEDERA KEPALA

    SetelahAndamengikutikepaniteraanklinikdiBagianIlmuBedah, Anda diharapkan mampu:1. Mampu menegakkan diagnosis cedera kepala dengan

    menggunakanalgoritmepenatalaksaancederakepala.2. Mampumelakukanpenatalaksanaanawaldanmelakukan

    rujukanyangtepatpasiencederakepala.3. Mampumemberikanpenjelasantentangindikasi,prosedur

    operasi, komplikasi dan prognosis pada keluarga pasiendengancederakepala.

    4. Mampu mengetahui indikasi dan menyiapkan pasien cedera kepala untukmanajemen operatif maupun nonoperatif.

    5. Mampu menjelaskan tentang pengelolaan pasien cederakepala.

    Sebagaipersiapan,dapatkahsaudaramenjawabpertanyaan-pertanyaanberikut?1. Apakahyangdimaksuddengancederakepala?2. Pemeriksaan fisik apa saja yang dapat ditemukan pada

    pasiencederakepala?3. Bagaimanapenatalaksaanawalpadapasiencederakepala

    saatdiInstalasiGawatDarurat(IGD)?4. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan Glasgow

    Comma Scale(GCS)?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    5. Bagaimana pengelolaan pasien cedera kepala, macamoperasiyangdilakukandanperawatanpascaoperasi?

    Alogaritme Kasus

  • ILMU BEDAH

    Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)

    TatalaksanacederakepaladiInstalasiGawatDaruratantaralain:1. Perlindunganpenolongsecaraumum.2. StabilisasiAirway, Breathing, Circulation.3. Survei sekunder (anamnesis dan pemeriksaan fisik seluruh

    organ).4. Pemeriksaan neurologis.5. Menentukandiagnosisklinisdanpemeriksaantambahan.6. Intepretasi dan menentukan diagnosis pasti berdasarkan

    CT scankepalatanpakontras.7. Mengusulkan tatalaksana, stabilisasi pasien sebelum

    dirujuk.

    Perlindungan penolong secara umum, meliputi:

    1. Mencucitangandenganantiseptik.2. Pemakaiansarungtangan.3. Pemakaianjubahpelindung,maskerdanpelindungmata.4. Pengelolaan linen.5. Pengeloaaninstrumenmedis.6. Pengelolaanbendatajam.7. Kebersihanareaperawatan.8. Penempatanpasiendiruangkhususapabiladiperlukan.

    Penjabaran Prosedur

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation

    Pemeriksaan EvaluasiPeriksa, dokumentasi dan tatalaksana

    A. Airway dan kontrol servikal

    Jalan napas, suara tambahan? Fraktur cervical?

    Obstruksi jalan napas, tanda fraktur cervical.

    B. Breathing Oksigenasi baik?Laju napas dan adekuat.Gerakan dada.Sianosis.

    C. Circulation Perfusi jaringan baik?Tekanan darah, laju nadi, warna kulit, kecepatan pengisian kapiler, perdarahan aktif.

    D. Disability Defisit neurologis?Pemeriksaan GCS, pupil (bentuk, ukuran, refleks cahaya), dan motorik.

    E.Exposure Cedera organ lain, ekstremitas? Jejas, deformitas, cegah hipotermi.

    Survei Sekunder1. Anamnesis.

    Identitaspasien,keluhanutama,mekanismetrauma,waktukejadian, riwayat sadar atau pingsan pasca trauma, keluhanpeningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, mual muntahmenetap, kejang), riwayat mabuk, narkotika, dan penyakitpenyerta.2. Pemeriksaan fisik seluruh organ.

    Dariujungrambutsampaidenganujungkaki,lakukanlog-rolluntukevaluasijejastulangbelakang.Pemeriksaan neurologis1. PenilaianGlasgow Comma Scale(GCS)merupakanpenilaian

    respon mata, verbal, dan motorik terbaik pasien pascaresusitasi, tanpa pengaruh sedasi, dan dengan stimulasiadekuat. Cedera kepala berdasarkan total GCS:

    a. Cedera kepala ringan (CKR) : total GCS 14-15

  • ILMU BEDAH

    b. Cedera kepala sedang (CKS) : total GCS 9-13 c. Cedera kepala berat (CKB) : total GCS 3-82. Saraf kranial, terutama saraf optikus, okulomotor dan

    fasialis(lesisentralatauperifer).3. Funduskopiuntukmenentukantandapeningkatantekanan

    intrakranial.4. Pemeriksaan motorik, menentukan tanda lateralisasi.5. Pemeriksaan fungsi otonom, yakni: refleks bulbocavernosus,

    tonusspingterani.Pemeriksaan penunjang pada cedera kepala1. Fotopoloskepala(AP/L). Indikasi: a. Terdapatriwayatpingsan/amnesia. b. Terdapat gejala peningkatan tekanan intrakranial:

    vertigo,muntah,nyerikepalamenetap. c. Tandalateralisasi,hemiparesis. d. Terdapat tanda fraktur basis kranii: otorrhea,rinorrhea,

    racoon eyes, battle sign. e. Lukatembuskepala. f. Curigaintoksikasiobat/alkohol.2. Fotopolosservikal. Syarat: sebelumnya pasang collar brace. Indikasi: a. Pasientaksadar,penurunankesadaran. b. Pasiensadar,namunterdapatnyeri leher(ataunyeri

    tekanprocessusspinosus). c. Terdapatjejasdiatasclavikula. d. Curigacederaservikal.Proyeksi lateral dengan syarat terlihat: a. hingga craniocervical junction (apabila tidak terlihat

    C1danC2,lakukanproyeksiopen mouth/odontoid),dan b. hingga batas C7-Th1 (apabila tidak terlihat gunakan

    swimmer view).

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    3. CT scankepalanonkontras.Kriteria risiko (tinggi) terdapat cedera kepala: terdapat

    penurunankesadaran,tandaneurologisfokal,frakturdepressed/penetrasi.Indikasi: a. GCS

  • ILMU BEDAH

    d. Pemasanganinfus. e. Medikamentosa terutama simtomatis adekuat,

    pemberian manitol/saline hipertonis, pencegahankejangdanantibiotikasesuaiindikasi.

    f. Imobilisasi tulang belakang dan ektremitas bilaterdapatkecurigaanfraktur.

    Observasi pasien cedera kepala:1. Durasi: sejak 24 jam pertama hingga GCS pasien 15, pasien

    dengan fraktur kraniumhingga 48 jam, dan pada kasus frakturbasiskraniihinggakebocoranLCSberhenti.

    2. Jangka waktu observasi pasien cedera kepala: a. Setiap½jampada6jampertama. b. Setiapjampada6jamkedua. c. Setiap2jampada12jamberikutnya. d. Setiap 4 jam bila > 24 jam.3. Yangdinilai a. Gejala terkait peningkatan TIK: sakit kepala, muntah. b. Tanda vital: tekanan darah, nadi, laju pernapasan. c. Tanda neurologis: skor GCS, respon pupil, motorik

    (kekuatanotot).Perawatan secara umum pada pasien tidak sadar:1. Jagajalannapas(denganETTapabiladiperlukan).2. Lindungikorneadengansalepmata.3. Jagakeseimbangankeluarmasukcairan.4. Penggantian berkala kateter urine dan NGT.5. Pemberianlaksatif.6. Pantaunutrisi.7. Cegahdekubitusdanpneumonia(padabagiantubuhyang

    mengalamipenekanan).Komplikasi pasien cedera kepala1. Komplikasibedah a. Hematomaintrakranial b. Hidrosefalus c. SDHkronis

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    d. Cederakepalaterbuka e. KebocoranLCS,risikomeningitis.2. Komplikasinonbedah a. Kejangposttrauma b. Infeksi c. Gangguankeseimbangancairandanelektrolit 1) SIADH (Systemic Inappropriate Anti Diuretic

    Hormone) 2) CSW(cerebral salt wasting),seringpadaCKB(Cedera

    KepalaBerat). 3) Diabetesinsipidus d. Gangguan gastrointestinal, berupa ulkus dan

    perdarahantraktusgastrointestinal. e. Neurogenic pulmonaryedema(NPE).

  • ILMU BEDAH

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Handbook of Neurosurgery. 8th ed. Thieme; c2016.Greenberg MS (ed). Chapter 58. Traumatic HemorrhagicConditions;p.892-5.

    2. Case-BasedBrainImaging.2nded.Thieme;c2013.TsiourisAJ, Sanelli PC, Comunale JP (eds). Section V. Trauma; p.484-7.

    3. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed.Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011.

    4. Bullock MR, Chesnut R, Ghajar J, Gordon D, Harti R, Newell DW,ServadeiF,WaltersBC,WilbergerJE.TraumaticBrainInjury. Neurosurgery. 2006;58(3):S2-7-21

    5. Information retrieve from http://www.uptodate.com/contents/traumatic-brain-injury-epidemiology-classification-and-pathophysiology?source=search_result&search=traumatic+brain+injury&selectedTitle=1~150

    6. Information retrieve fromhttp://www.uptodate.com/contents/management-of-acute-severe-traumatic-brain-injury?source=search_result&search=traumatic+brain+injury&selectedTitle=2~150

    7. Information retrieve fromhttp://www.uptodate.com/contents/initial-approach-to-severe-traumatic-brain-injury-in-children?source=search_result&search=traumatic+brain+injury&selectedTitle=3~150

    8. Information retrieve fromhttp://www.uptodate.com/contents/concussion-and-mild-traumatic-brain-injury?source=search_result&search=traumatic+brain+injury&selectedTitle=4~150

    9. Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. 2nd ed. RSUD dr.Soetomo. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.c2014. Tim Neurotrauma (eds). Bab II. Acuan Penatalaksaan Umum.P.6-10.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    BAB 2HIDROSEFALUS KONGENITAL

    1. Mampu menegakkan diagnosis hidrosefalus kongenitaldenganmenggunakanalgoritmepenatalaksaanhidrosefaluskongenital.

    2. Mampumelakukanpenatalaksanaanawaldanmelakukanrujukanyangtepatpasienhidrosefaluskongenital.

    3. Mampumemberikanpenjelasantentangindikasi,proseduroperasi, komplikasi dan prognosis pada keluarga pasiendenganhidrosefaluskongenital.

    4. Mampu mengetahui indikasi dan menyiapkan pasien hidrosefaluskongenitaluntukmanajemenoperatifmaupunnonoperatif.

    5. Mampu menjelaskan tentang pengelolaan hidrosefaluskongenital.

    1. Apakahyangdimaksuddenganhidrosefaluskongenital?2. Pemeriksaan fisik apa saja yang dapat ditemukan pada

    pasienhidrosefaluskongenital?3. Bagaimana pengelolaan pasien cedera kepala, macam

    operasiyangdilakukan,danperawatanpascaoperasi?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • ��

    ILMU BEDAH

    ALGORITME KASUS

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    Tatalaksana hidrosefalus kongenitaldi Instalasi GawatDarurat antara lain:1. Perlindunganpenolongsecaraumum.2. StabilisasiAirway, Breathing, Circulation.3. Survei sekunder (heteroanamnesis dan pemeriksaan fisik

    seluruh organ termasuk kelainan kongenital lain yangmenyertai).

    4. Pemeriksaan neurologis.5. Menentukandiagnosisklinisdanpemeriksaantambahan.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    6. Intepretasi dan menentukan diagnosis pasti berdasarkanCTscankepalatanpakontras.

    7. Mengusulkan tatalaksana, stabilisasi pasien sebelumdirujuk.

    Hidrosefalus merupakan penumpukan aktif cairanserebrospinal dalam ventrikel otak.Perlindungan penolong secara umum, meliputi:1. Mencucitangandenganantiseptik.2. Pemakaiansarungtangan.3. Pemakaianjubahpelindung,maskerdanpelindungmata.4. Pengelolaan linen.5. Pengeloaaninstrumenmedis.6. Pengelolaanbendatajam.7. Kebersihanareaperawatan.8. Penempatanpasiendiruangkhususapabiladiperlukan.

    Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation

    PENJABARAN PROSEDUR

    Pemeriksaan Evaluasi Periksa, dokumentasi, dan tatalaksana

    A. Airway dan kontrol servikal

    Jalan napas, suara tambahan?

    Obstruksi jalan napas

    B. Breathing Oksigenasi baik?Laju napas dan adekuat.Gerakan dada Sianosis

    C. Circulation Perfusi jaringan baik?Tekanan darah, laju nadi, warna kulit, kecepatan pengisian kapiler

    D. Disability Defisit neurologis?Pemeriksaan GCS, pupil (bentuk, ukuran, refleks cahaya), dan motorik

    E.Exposure Deformitas?Deformitas, cegah hipotermi

  • ��

    ILMU BEDAH

    SurveiSekunder1. Heteroanamnesis Identitaspasien,keluhanutama,onset,gejalapeningkatan

    tekanan intrakranial (mual muntah, kejang, penurunankesadaran),progresifitas gejala, riwayat: trauma, operasi, infeksi, tumbuh kembang,keluarga, kehamilan, penyakitpenyerta,dankelainankongenitallainnya.

    2. Pemeriksaan fisik seluruh organ. Dariujungrambutsampaidenganujungkaki,perhatikan

    deformitasterutamapadagaristengah/midline.Pemeriksaan neurologis1. Penilaian GCS merupakan penilaian respon terbaik pada

    mata, verbal, dan motorik pasien pasca resusitasi, tanpapengaruhsedasi,dandenganstimulasiadekuat.

    2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial: lingkar kepala membesar (sesuai kurva Nellhaus>2SD batas normal) dengan disproporsi kraniofasial, ubun-ubun cembung,venaektasi,sunset phenomenon.

    3. Tanda khas hidrosefalus: tanda cracked pot, testransluminasi.

    4. Pemeriksaan pupil (bentuk, ukuran dan refleks pupil).5. Funduskopi untuk melihat tanda peningkatan tekanan

    intrakranial.6. Pemeriksaan sensoris, dan motorik, menentukan tanda

    lateralisasi.Pemeriksaan penunjang pada hidrosefalus kongenital1. PemeriksaanCT scan/MRIkepalanonkontras. a. Pemeriksaan MRI lebih dipilih karena pemeriksaan

    tanparadiasi. b. Ubun-ubunbesarcembung. c. Suturamemisah,melebar. d. copper beaten skull/beaten brass skull, dinilai pada bone

    window. e. Kriteria hidrosefalus berdasarkan CT/MRI:

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    1) Disebut hidrosefalus apabila didapatkan salah satudari:

    a) Lebar kedua kornu temporal ≥ 2 mm, serta tidak terlihatnya fisura sylvii, fissura interhemisfer, dan sulkusserebri.

    b) Lebar kedua kornu temporal ≥ 2 mm dan rasio kornu frontal dan diameter interna > 0,5 (kornu frontalyangdimaksudadalahbagianterlebardarikornutersebut,dandiameter internaadalah jarakantar tabula interna diukur pada irisan dan garisyangsama).

    2) Gambaran lain yang mendukung diagnosishidrosefalus antara lain:

    a) Balloning kornu-kornu frontal ventrikel lateral(ventrikelMickeyMouse)danatauventrikelIII.

    b) Hipodens periventrikel pada CT atau hiperintensT2WIpadaMRI.TandainimenunjukkanabsorbsiLCStransependim.

    c) Rasio FH/ID: 50% mendukung hidrosefalus.

    d)Rasio Evan adalah rasio kornu frontal terhadapdiameter biparietal maksimal yang diukurpada irisan CT yang sama; >0,3 mendukung hidrosefalus.

    e) MRI sagital menunjukkan penipisan korpuskalosum(secaraumumterdapatpadahidrosefaluskronisdanatauadanyalengkungan/bowingkorpuskalosum).

    f. Tentukan penyebab hidrosefalus: neoplasma, kista, infeksi,hematome,dsb.

    2. PemeriksaanUSGkepala.Terutamadikerjakansebagaiskriningpadapasienneonatus

    dengan ubun-ubun terbuka, apabila tidak terdapat fasilitas CT scan.

  • ��

    ILMU BEDAH

    Pemeriksaan lainnya1. Analisacairanserebrospinal.2. PemeriksaanTORCHuntukskriningpenyebabhidrosefalus

    kongenital.3. Pemeriksaantumbuhkembanganak(skalaDenver).4. Permeriksaan EEG untuk mencari fokus kejang.Terapi operatif pada hidrosefalus kongenital, sesuai indikasi:1. EndoscopicThirdventriculostomy[ETV],2. Ventriculoperitoneal[VP]shunt,3. Ventriculoatrial[VA]shunt).Observasi pasien hidrosefalus kongenital:1. Keluhanmualmuntah,kejang,penurunankesadaran.2. Pupil,tandalateralisasi,lingkarkepala,ubun-ubun.3. Fungsiimplantshunt, proksimalmaupundistal.4. Tanda infeksi sekunder.Komplikasi pasien hidrosefalus kongenital 1. Komplikasibedah. a. Hematomaintrakranial. b. Subduralhematomaakutataukronis. c. Malfungsiproksimalataudistal,alergiimplanshunt. d. Infeksiintrakranial(meningitis,ventrikulitis). e. Upward herniation.2. Komplikasinonbedah a. Kejang. b. Gangguantumbuhkembang.Prognosis hidrosefalus tergantung dari:1. Tingkatberatringanhidrosefalus.2. Usiaterdiagnosis.3. Waktumulaipenanganan.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    1. Handbook of Neurosurgery. 8th ed. Thieme; c2016.Greenberg MS (ed). Chapter 24. Hydrocephalus; p. 394-99.

    2. Case-BasedBrainImaging.2nded.Thieme;c2013.TsiourisAJ,SanelliPC,ComunaleJP(eds).SectionVI.Congenital/DevelopmentalMalformationsandSyndromes;p.517-29.

    3. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed.Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

    4. Drake JM, Kulkarni AV, Kestle J. Endoscopic third ventriculostomy versus ventriculoperitoneal shunt inpediatric patients: a decision analysis. Childs Nerv Syst. 2009 Apr;25(4):467-72.

    5. Mazzola CA, Choudhri AF, Auguste K, Limbrick DD J,Rogido M, Mitchell L, Flannery A. Pediatric hydrocephalus: systematicliteraturereviewandevidence-basedguidelines.Part 2: Management of posthemorrhagic hydrocephalus in premature infants. J Neurosurg Pediatr. 2014 Nov;14 Suppl 1:8-23.

    6. Joó JG, Tóth Z, Beke A, Papp C, Tóth-Pál E, Csaba A,Szigeti Z, Rab A, Papp Z. Etiology, prenatal diagnosticsandoutcomeofventriculomegalyin230cases.FetalDiagnTher. 2008;24(3):254-63.

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    BAB 3KELAINAN JINAK PAYUDARA

    1. Siswamampumengenalimacam-macamkelainanjinakpayudara.

    2. Siswamampumelakukananamnesisterkaitdenganfaktorrisiko,tandadangejalakelainanjinakpayudara.

    3. Siswa mampu melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan gejalakelainanjinakpayudara.

    4. Siswa mampu menegakkan diagnosis klinis kelainan jinak payudara.

    5. Siswamampumemahamipemeriksaanpenunjangterkaitdengankelainanjinakpayudara.

    1. Bagaimana embriologi, fisiologi dan anatomi payudara?2. Sebutkanmacam-macamkelainanjinakpayudara!3. Apatandadangejalakelainanjinakpayudara?4. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala

    kelainanjinakpayudara?5. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan terkait kelainan

    jinakpayudara?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    ALGORITME KASUS

  • ��

    ILMU BEDAH

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    Tatalaksana hidrosefalus kongenitaldi Instalasi gawatdarurat antara lain:1. Memahami embriologi, fisiologi dan anatomi payudara2. Memahamimacam-macamkelainanjinakpayudara3. Memahamitandadangejalakelainanjinakpayudara4. Mampu melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala kelainan

    jinakpayudara5. Memahamipemeriksaanapasajayangdiperlukanterkait

    kelainanjinakpayudara

    Embriologi dan fisiologi Payudara merupakan kelenjar subkutis mulai tumbuh

    sejak minggu ke-6 masa embrio berupa penebalan ektodermalsepanjanggarissusuyagterbentangdariaksilahinggainguinal.Pada manusia hanya yang dibagian dada yang berkembangmenjadi cikal bakal payudara, sedangkan sisanya rudimenter.Secara fisiologi, unit fungsional terkecil jaringan payudara adalah asinus.SelepitelasinusmemproduksiairsusudengankomposisiproteinyangdisekresiapparatusgolgibersamafaktorimunIgAdan IgG, lipid dalam bentuk droplet yang diliputi sitoplasmasel. Dalam perkembangannya, kelenjar payudara dipengaruhioleh hormon dari berbagai kelenjar endokrin seperti hipofisis anterior, adrenal, dan ovarium. Kelenjar hipofisis anterior memilikipengaruhterhadaphormonalsiklikFollicle Stimulating Hormone (FSH)danLuteinizing Hormone(LH),sedangkanovariummenghasilkanestrogendanprogesteron.

    PENJABARAN PROSEDUR

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    AnatomiPayudaradewasaterletakdidaerahdada,antaraigake-2

    sampaiigake-6secaravertikaldanantaratepisternumsampaidenganlineaaksilarismediasecarahorizontal.Ukurandiameterpayudaraberkisar10-12cm,danketebalanantara5sampai7cm,jaringanpayudarajugadapatberkembangsampaikeaksilayangdisebutaxillary tail of spence.

    Secaraumum,payudaraterdiriatasduajenisjaringan,yaitujaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang).Jaringankelenjarmeliputikelenjarsusu(lobus)dansalurannya(duktus).Payudaraberisisampai12-20glandulamammariayangmasing-masingmemilikisalurandalambentukductus lactiferus.Ductus lactiferus bermuara pada papilla mamma Sedangkanjaringan penopang meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat.Selainitu,payudarajugamemilikialiranlimfe.

    .Menurut Hoskins et al, (2005) untuk mempermudahmenyatakanletaksuatukelainan,payudaradibagimenjadilimaregio,yaitu9: 1. Kuadranatasbagianmedial(inner upper quadrant).2. Kuadranatasbagianlateral(outer upper quadrant).

  • ��

    ILMU BEDAH

    3. Kuadranbawahbagianmedial(inner lower quadrant).4. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant).5. Nipple Areolar Complex (NAC/ central).

    Kelenjarpayudaramelekatkefasciaototpektoralismayordan diantara kelenjar terdapat ligamen Cooper yang befungsisebagai rangka, melekatkan jaringan parenkim payudara kefasciaototpektoralismayorsampaikekulitbagiandermis

    Vaskularisasi payudara berasal dari cabang perforantesanterior dari a. mamaria interna, a.torakalis lateralis cabangdari a.aksilaris, a.thoracoacromial,dan beberapa a.interkostalis.Persarafansensorikpayudarayangutamabersumberdaricabanganterolateral dan anteromedial saraf thoracic intercostal T3-T5.Sarafsupraclaviculardari serabutpleksusservikalisbawahjugamenginervasibagianatasdanlateralpayudara.Sedangkansensasiputingpayudaramerupakanhasildaripersarafancabangsaraf kutaneous lateralis T4.

    Payudara juga memiliki sistem limfatik. Sebagian besarkelenjar limfa payudara akan bermuara di kelenjar getahbening(KGB) aksila. Sedangkan jalur limfe lainnya payudaradaerahsentraldanmedialmenujuKGBmamariainterna.

    Gambaran klinis macam- macam kelainan jinak payudara Aberrations of Normal Development And Involution of The Breast

    (ANDI) merupakan istilah yang diperkenalkan sebagai suatukerangka konsep menyeluruh untuk berbagai kelainan jinakpayudara, meliputi patogenesis dan derajat abnormalitasnya.Istilahinidicetuskanberdasarkanfaktabahwakelainantersebutadalah suatu penyimpangan dari proses normal pada tahapperkembangan payudara, respon payudara selama siklusmenstruasi,danselamaprosesinvolusi.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    Dalamkaitan risikountukmenjadimaligna,Dupontdkkmengelompokan lesi jinak menjadi 3 kelompok yaitu:1. Lesi non proliferasi: kista, pappilary apocrine change,

    epitheal-related calcification, mild hyperplasia.2. Lesi proliferasi tanpa sel atipik: moderate atau florid

    ductal hyperplasia, papilloma intraduktal, sclerosing adenosis, fibroadenoma, radial scar.

    3. Atipikal hyperplasia: atypical ductal hyperplasia dan atypical lobular hyperplasia.

    Mayoritas lesi jinak (70%) adalah yang non proliferasi (RR untuk malignansi:0,89), proliferasi tanpa atipik (RR: 1,5 – 2) dan hiperplasia dengan atipik (RR: 3,5 – 5).

  • ��

    ILMU BEDAH

    No risk Slightly increased risk

    (1.5 – 2 times)

    Moderately increased

    risk(5 times)

    Insufficient data to

    assign risk

    Fibroadenoma

    Cysts

    Duct ectasia

    Mild hyperplasia

    Moderate/ florid/ solid/

    papillary hyperplasia

    Atypical ductal /

    lobular hyperplasiaRadial scar lesion

    1. Juvenile Hyperthropya. Hipertropi sebelum masa pubertas adalah umum dan

    biasanyaterjadipadakeduapayudara(bilateral).Kelainanini disebut juga juvenile gigantomastia, dimana jaringanpayudaratumbuhpesathinggamencapaiukuranmasif.

    b. Payudara menjadi padat dan kadang ditemukan nodul,namunkadarhormondalamserumtetapnormal.

    c. MRI diperlukan untuk menyingkirkan adanya masa.Kemungkinanadanyakeganasanadalahkecilkarenajarangditemukan pada masa prepubertas dan berkisar 1,3% pada masapubertas.

    d. Keluhan nyeri pundak, leher dan punggung, rasa tidaknyaman, kesulitan berdiri tegak, kesulitan bernapas saatposisi terlentang, dan nekrosis pada kulit. Implikasisosial yang dirasakan penderita adalah rasa malu akanpenampilan serta gangguan terhadap aktifitas sehari-hari.

    e. Penatalaksanaan: reduction mammoplasty. Pembedahansebaiknyaditundasampaiakhirmasapubertaskarenapadasaatinipertumbuhanpayudaratelahkomplit.Bilaterjadirekurensisetelahtindakaninimakadapatdipertimbanganuntuk pemberian terapi hormon atau bahkan masektomidanrekontruksipayudara.

    2. Fibroadenoma (FAM)a. Puncakinsidenpadausia20-30tahun.b. FAM adalah tumor jinak yang dibentuk oleh jaringan

    fibrous stroma dan proliferasi epitel lobules.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    c. Tumbuh pada lobulus sebagai akibat dari peningkatansensitifitatas terhadap estrogen.

    d. Jenis fam : multiple fam (>5tumor), giant fam (>5cm), juvenile fam (muncul pada usia remaja dan terkadangtumbuhsangatpesat).

    e. Tumbuh lambat, tidak nyeri, batas tegas, mobile, konfigurasi bulat,terlobulasiataudiscoid,padatkenyal.

    f. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis,ultrasonografi, dan pemeriksaan FNAB / core biopsy(padakasusmeragukan).

    g. Penatalaksanaanuntuklesiinimeliputiterapikonservatifmaupunpembedahan.Pasienyangtidakmemilikiriwayatkanker payudara dalam keluarganya dapat diterapikonservatif. Namun bila diameter tumor ini lebih dari 4 cm sebaiknyadilakukaneksisi.

    3. Tumor phyllodesa. Tumorinipadaawalnyadiberinamacystosarcomaphyllodes

    olehJohannMullertahun1838,karenastrukturnyaseringterdapatkistadansecaraklasikmemilikiLeaf like projection di dalamnya. Namun dalam kenyataannya pada tumorini tidakselaluterdapatkistaataupunsarcomatousmakaterminologicystosarcomatidakdigunakanlagi.

    b. Insiden 0,3-1% dari tumor payudara wanita.c. Terbanyakkelompokusia35-55tahun.d. Masa tumordenganpertumbuhanyangcepat,umumnya

    ukuran sudah besar saat datang, dapat digerakan darijaringan sekitar, pendulum, konsistensi padat dan kistik,permukaan tidak rata, batas tegas, nyeri tekan tidakdijumpai,terkadangterbentukulkus.

    e. Pemeriksaan penunjang: USG payudara (untuk usia < 35 tahun), USG dan mamografi (usia > 35 tahun atau faktor risikosangattinggi),biopsicore,insisi,eksisi.

    f. Penatalaksanaan: eksisi luas, simple mastektomi, subcutaneous mastectomy(safety margin1-2cm).Radioterapi

  • ��

    ILMU BEDAH

    adjuvantdiberikanpadakasusrekurensi,ataubatasyangsempit,danmaligna.

    4. Mastalgiaa. Mastalgiaadalahgejalanyeripadapayudaratanpaadanya

    abnormalitas fisiologi dan patologi pada parenkim atau stromapayudara.

    b. Faktor yang mempengaruhi terjadinya mastalgiaabnormalitassistemendokrin,duktalektasia,retensicairan,konsumsikafeinberlebihan,konsumsiasamlemakesensialyangtidakadekuat,psikoneurosis,konsumsiobat.

    c. Penatalaksanaan: menilai tipe nyeri, menilai derajat nyeri (VAS, pain diary), menegakkan diagnosis dengan triple assessment.

    d. Terapi mencakup konseling, menggunakan pakaiandalamyangpasdanbenar,dietrendahlemak,dietrendahmetilxantin,stophormonalterapi,analgetik,antiprogestin,antigonadotropin,dopamine agonist.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    5. Kista payudaraa. mengenaiwanitausia35-50tahunb. Kistainimerupakanperluasandarilobulusyangmengalami

    involusidansecaraklinistampaksebagaibenjolanlunak,terkadangdisertainyeri

    c. Pemeriksaan mamografi menunjukkan gambaran lesi yang dikelilingiolehhalo

    d. Konsistensitumorinitergantungpadatekanandaricairandi dalam kista dan jumlah jaringan normal payudara disekitarnya

  • ��

    ILMU BEDAH

    Galaktokel a. Kista pada payudara yang berisi air susu sebagai akibat

    dariobstruksiduktus.b. Terjadi pada masa laktasi namun lebih sering terjadi

    beberapabulansetelahmasalaktasi.c. Sering bersamaan dengan duktal ektasia dan abses

    subareolarekuren.d. Massapadattanpanyerisaatlaktasiatausetelahbeberapa

    minggu/bulan,massapermukaanrata,mobile,konsistensipadat, batas tegas, berlokasi di saluran duktus,terseringdisubareola.

    e. Dapathilangsendiriatausetelahaspirasi.f. Penanganan: asimptomatik dan ukuran tidak terlalu besar

    cukupamanuntukdiobservasi,padayang simptomatikdilakukanmassage+pompaASI,kompreses,memakaibrayangpas.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    g. Aspirasiuntukdiagnostiksekaligusterapi.h. Bila disertai infeksi dianjurkan untuk aspirasi atau

    pemasangandrainase.i. Eksisidilakukan,jikasudahterbentukkapsul.

    6. Nipple dischargea. Cairanyangkeluardariputingsusudiluarmasalaktasi.b. Penyebabnipple discharge: kelainan jinak (trauma, intraductal

    papilloma, blood stain nipple discharge pada kehamilan,galatorrhoea,periductalmastitis,ductalektasia),keganasan(DCIS,invasive carcinoma).

    Non signifikan nipple discharge Significant nipple discharge

    Elicited Spontaneous

    Age40 yo

    Bilateral Unilateral

    Intermittent Persistent

    Thick Watery

    Nontroublesome Troublesome

    Multiductal Uniductal

    Negative test for blood Positive test for blood

    7. Fibrocystic changesa. Fibrocystic disease, cystic mastopathy,fibrosclerosis of

    breast,chronic cystic mastitis, fibrocysticmastopathy,dan mammary dysplasia.

    b. Fibrocystic change (FCC) adalah kondisi payudara yangmenyebabkanadanyarasanyeri,kistik,danbenjolan.

    c. Menyerang 30-60% wanita dan mayoritas usia subur yaitu 20-40 tahun.

  • ��

    ILMU BEDAH

    1. Dickson,RobertB.,Russo,Jose.2000.BiochemicalControlof Breast Development. In: Harris, Jay R., Lippman, Marc E., Morrow,Monica.,Osborne,CKent.,editors.,Diseases of The Breast. 2th. Ed. Lippincott Williams & Wilkins publishers. P.18-25

    2. Mansel RE, Webster DJT, Sweetland HM. 2009; Chapter8: Breast Pain and Nodularity. In : Benign Disorders and DiseaseoftheBreast.Edisike-3.Elsevier,p.107-137

    3. Hughes., Mansel., Webster. 2009. Aberrations of NormalDevelopment and Involution (ANDI): A Concept of Benign Breast Disorder on Pathogenesis. In: Mansel, Robert E., Webster, D.J.T., Sweetland, Helen M., editors., Benign Disorders and Diseases of the Breast.3th.Ed.SaundersLtd

    4. Fadjari,H., 2012; Pendekatan Diagnosis Benjolan di Payudara, CDK-192/ vol. 39 no. 4, th. p 308-310

    5. Suyatno, 2015; Peran Pembedahan Pada Tumor JinakPayudara,MajalahKedokteranAndalas,Vol.38,No.Supl.1,P12-27

    6. Guray, M., and Sahin, A.S. 2006; Benign Breast Diseases: Classification, Diagnosis, and Management, The Oncologist;11:435–449

    DAFTAR PUSTAKA

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    BAB 4KANKER PAYUDARA

    1. Siswamampumelakukananamnesisterkaitdenganfaktorrisiko,tandadangejalakankerpayudara.

    2. Siswa mampu melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan gejalakankerpayudara.

    3. Siswa mampu menegakkan diagnosis klinis kankerpayudara.

    4. Siswa mampu memahami pemeriksaan penunjang terkait dengankankerpayudara.

    5. Siswa mampu memahami pengobatan kanker payudarasecaraumum.

    6. Siswamampumemahami langkah- langkah managemenkankerpayudara.

    7. Siswamampumelakukanprevensidandeteksidinikankerpayudara.

    1. Bagaimana embriologi, fisiologi dan anatomi payudara?2. Apaitukankerpayudara?3. Bagaimanaepidemiologikankerpayudara?4. Apa tanda dan gejala kanker payudara?5. Apafaktorrisikokankerpayudara?6. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala

    kankerpayudara?7. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan terkait kanker

    payudaradanapafungsinya?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • ��

    ILMU BEDAH

    8. Sebutkanterapikankerpayudara!9. Apatahap-tahapdalammanagemenkankerpayudara?10. Bagaimana cara melakukan prevensi dan deteksi dini

    kankerpayudara?

    ALGORITME KASUS

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    1. Memahami embriologi , fisiologi dan anatomi payudara.2. Memahami definisi kanker payudara.3. Memahamiepidemiologikankerpayudara.4. Memahami tanda dan gejala kanker payudara.5. Memahamifaktorrisikokankerpayudara.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    6. Mampu melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala kanker payudara.

    7. Mampumenegakkandiagnosiskliniskankerpayudara.8. Memahami pemeriksaan penunjang terkait kanker

    payudara.9. Mengetahuiterapikankerpayudara.10. Memahami tahap-tahap dalam managemen kanker

    payudara.11. Mampu melakukan prevensi dan deteksi dini kanker

    payudara.

    Definisi dan epidemiologi Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan

    payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupunlobulusnya. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-selyang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatantidakterkontroldantidakberaturan.Sel-seltersebutmerupakanhasilmutasigendenganperubahan-perubahanbentuk,ukuranmaupunfungsinya.

    Kanker payudara merupakan salah satu jenis kankerterbanyakdiIndonesia.BerdasarkanPathological Based Registration di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertamadengan frekuensi relatif sebesar 18,6%.Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkandiAmerikaadalahsekitar92/100.000wanitadenganmortalitasyang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpaipadawanita.Metastasisataupenyebarankeorganlainpada tubuh merupakan penyebab utama kematian. Keadaanini menjadi lebih buruk karena 10% penderita telah mempunyai metastasispadasaatterdiagnosispenyakitinijugadapatdideritapada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1%. Indonesia, lebih dari

    PENJABARAN PROSEDUR

  • ��

    ILMU BEDAH

    80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upayapengobatansulitdilakukanAnamnesis dan faktor risikoKeluhan dipayudara dan aksila:1. Adanya benjolan padat pada payudara (sejak kapan dan

    disebelahmana).2. Adatidaknyarasanyeri(padaawalpertumbuhansering

    tidakdisertainyeri).3. Kecepatanpertumbuhan(agresivitas,progesivitas,doubling

    time).4. Nipple discharge (1 sisi, 1 muara, warna merah/darah/

    seroussanguinous,disertaimasatumor).5. Retraksipapilla(sejakkapan).6. Krusta dan eksism yang tidak sembuh pada areola atau

    papilla mamma dengan atau tanpa massa tumor (Paget’s disease).

    7. Kelainan kulit diatas tumor ( skin dimpling, ulcus, venaektasi,peaud’orange,satellitenodul).

    8. Perubahanwarnakulit.9. Adanya benjolan diaksila atau leher/supraclavicula

    (pembesaranKGBaksila/supraclavicula).10. Edemalengandisertaidenganadanyabenjolandipayudara

    atauaksilaipsilateral.Keluhan ditempat lain (tanda metastasis)1. Nyeri tulang terus menerus dan semakin berat (biasanya

    didaerahvertebra,pelvis,femur).2. Rasasakit,“nek”padauluhati.3. Batukkronisdansesaknafas.4. Sakit kepala hebat, muntah dan gangguan sensorium.Faktorrisiko:1. Usia penderita (semakin tua semakin meningkat

    risikonya).2. Usia melahirkan anak pertama “aterm” (>35 tahun semakin

    tinggirisikonya).

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    3. Paritas.4. Riwayat laktasi (tidak laktasi “sedikit” meningkatkan

    risiko).5. Riwayat menstruasi: menarche awal, menopause lambat.6. Pemakaian obat- obat hormonal (pil KB, HRT) yang

    dipergunakanjangkapanjang.7. Riwayat keluarga dengan KPD (pada keluarga wanita

    terutamaKPDlaki-lakipadakeluarga)dankankerovarium(family clustering breast cancer and familial/hereditary breast cancer,BRCA1andBRCA2).

    8. Riwayatoperasitumorpayudarajinaksepertiatypical ductal hyperplasia, florid papilloma.

    9. Riwayatoperasikankerovarium(padausiamuda).10. Riwayatradiasididaerahdada/payudarapadausiamuda

    (radiasiterhadapHodgkin disease/ Non Hodgkin Disease).Pemeriksaan fisik1. Pemeriksaan fisik selalu dimulai dari pemeriksaan vital

    sign,tensi,nadi,respiratory rate,temperaturaksiladanskalanyeri(visual analog scale).

    2. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh darikepalasampaiujungkaki,pemeriksaangeneralisjugauntuk menilai adakah metastase ke paru, hepar, tulang,susunansarafpusat.

    3. Kemudianstatuslokalisyaknipayudara. a. Dimulaidaripayudarasisiyangsehat,dilanjutkanke

    payudarasisiyangsakit. b. Inspeksi: pasien posisi duduk dilihat adakah benjolan,

    ulcus, warna kulit diatas tumor dan sekitarnya,lokasi tumor, dan rektraksi putting susu dengan cara mengangkat ke-2 lengan ke atas, atau pasienmembungkuk untuk menilai adakah payudara yangtertinggal.

    c. Palpasi: memeriksa payudara dilakukan dengan permukaan telapak 4 jari tangan, dilakukan secara

  • ��

    ILMU BEDAH

    sirkuler, centrifugal atau up/down. Tentukan letaktumorpadakuadranapa,jumlah,konsistensi,bentuk,besar tumor dengan jangka, permukaan, batas, danmobilitastumor.

    d. Denganmenggunakanibujaridantelunjukdilakukanpenekananpadaareola,untukmelihatadakahnipple discharge.

    e. Fiksasi ke dinding dada dibedakan dengan fiksasi ke otot pektoralis dengan cara mengkontraksikanmuskuluspektoralis(menekantangankepinggul).

    f. Pemeriksaan kelenjar getah bening regional padaaksiladansupraclavicula.

    Pemeriksaan penunjangPemeriksaanpenunjanginiharusdipilahfungsinyakapan

    berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menentukan stadium,evaluasi/ monitoring , survelillance. Adapaun jenis-jenisnya,antara lain:1. Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis

    sinar-x pada payudara yang dikompresikan. Mamografi bertujuan untuk pemeriksaan skrining kanker payudara,diagnosiskankerpayudara,dan followup/kontrol dalampengobatan. Mammografi dikerjakan pada wanita usia diatas35tahun,namunkarenapayudaraorangIndonesialebih padat maka hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun. Pemeriksaan Mamografi sebaiknyadikerjakanpadaharike7hingga10dihitungdariharipertamamasamenstruasi.Untukstandarisasipenilaiandan pelaporan hasil mamografi digunakan Breast Imaging Reporting and Data System (BI-RADS)yangdikembangkanolehAmerican College of Radiology. Ketepatanpemeriksaanini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.

    2. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yangsoliddankistik,danhanyadapatmembuatdiagnosisdugaan berdasarkan pemantulan gelombang suara.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    Biasanyaditujukanuntukpenderitayangusiamuda.3. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir

    denganmenggunakanradioisotop.4. Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan

    yang dianjurkan adalah mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan mammografi memberikanangkaketepatandiagnostikyanglebihtinggi.

    5. Pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN.Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baikdaripada mamografi, namun secara umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biaya mahal danlama.AkantetapiMRIdapatdipertimbangkanpadawanitamuda dengan payudara yang padat atau pada payudaradengan implant, dipertimbangkan pasien dengan risikotinggiuntukmenderitakankerpayudara.

    6. Rontgentoraks.7. Bone survey/ Bone scan.8. USG liver.9. CT scankepala.10. Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan

    histopatologis.Bahanpemeriksaandapatdiambildenganberbagai cara, yaitu:

    a. BiopsiJarumHalus,BiopsiApusdanAnalisaCairan b. Tru-cutBiopsiatauCore Biopsy c. BiopsiTerbukadanSpesimenOperasi d. Pemeriksaan histopatologi merupakan baku emas

    untukpenentuanjinak/ganassuatujaringan;danbisadilanjutkan untuk pemeriksaan imunohistokimia.PemeriksaanImmunohistokimia(yangrutindilakukanreseptor hormonal yaitu reseptor estrogen (ER) danreseptorprogesteron(PR),HER2,Ki-6)

    11. Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratoriumrutindankimiadarahgubakepentinganpengobatandaninformasikemungkinanadanyametastasis(transaminase,

  • ��

    ILMU BEDAH

    alkalifosfatase,kalsiumdarah,tumormarkerCA15-3,danCEA).

    TerapiTerapi pada kanker payudara :1. Pembedahan a. Pembedahan merupakan terapi utama untuk

    pengobatankankerpayudara. b. Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut: 1) Terapi terhadap tumor primer: mastektomi, breast

    conserving surgery,diseksiaksiladanterapiterhadaprekurensilokal/regional.

    2) Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal: ovariektomi.

    3) Terapiterhadaptumorresidifdanmetastase. 4) Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik

    atas terapi lokal/regional, dapat dilakukan padasaat bersamaan (immediate) atau setelah beberapawaktu(delay).

    c. Jenis pembedahan pada kanker payudara: 1) Mastektomi Mastektomi simpel adalah pengangkatan seluruh

    payudara beserta kompleks puting- areolar,tanpadiseksikelenjargetahbeningaksila.

    2) Breast conserving surgery Pengertian BCT secara klasik meliputi: BCS (=Breast

    Conserving Surgery), dan Radioterapi (whole breast dan tumor site). BCS adalah pembedahan atastumorpayudaradenganmempertahankanbentuk(cosmetic)payudara,dibarengiatautanpadibarengidengan rekonstruksi. Tindakan yang dilakukanadalah lumpektomi atau kuadrantektomi disertaidiseksikelenjargetahbeningaksilalevel1danlevel2.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    3) Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM) MRM adalah tindakan pengangkatan tumor

    payudaradanseluruhpayudaratermasukkompleksputing-areola,disertaidiseksikelenjargetahbeningaksilaris level I sampai II secara en bloc. Indikasi: KankerpayudarastadiumI, II, IIIAdan IIIB.Biladiperlukan pada stadium IIIb, dapat dilakukansetelahterapineoajuvanuntukpengecilantumor.

    4) Mastektomi Radikal Klasik (Classic Radical Mastectomy)

    Mastektomiradikaladalahtindakanpengangkatanpayudara,kompleksputing-areola,ototpektoralismayor dan minor, serta kelenjar getah beningaksilarislevelI,II,IIIsecaraen bloc.

    5) Salfingo ovariektomi bilateral adalah pengangkatan keduaovariumdengan/tanpapengangkatantubaFalopibaikdilakukansecaraterbukaataupunper-laparaskopi.

    6) Metastasektomi adalah pengangkatan tumormetastasis pada kanker payudara. Tindakan inimemang masih terjadi kontroversi diantara paraahli,namundikatakanmetastasektomimempunyaiangka harapan hidup yang lebih panjang bilamemenuhiindikasidansyarattertentu.

    2. Radioterapi Radioterapi dalam tatalaksana kanker payudara dapat

    diberikansebagaiterapikuratifajuvandanpaliatif.3. Kemoterapi Kemoterapiyangdiberikandapatberupaobattunggalatau

    berupa gabungan beberapa kombinasi obat kemoterapi.Kemoterapidiberikansecarabertahap,biasanyasebanyak6 – 8 siklus agar mendapatkan efek yang diharapkandengan efek samping yang masih dapat diterima Hasilpemeriksaan imunohistokimia memberikan beberapa

  • ��

    ILMU BEDAH

    pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akandiberikan.Beberapa kombinasi kemoterapi yang telahmenjadistandarlinipertama(first line) adalah: CMF, CAF, CEF;secondline: taxan, gemcitabine, dan vinorelbin.

    4. Terapi Hormonal Pemeriksaanimunohistokimiamemegangperananpenting

    dalammenentukanpilihankemoatauhormonalsehinggadiperlukan validasi pemeriksaan tersebut dengan baik.Terapi hormonal diberikan pada kasus-kasus denganhormonalpositif.

    a. TerapihormonalbisadiberikanpadastadiumIsampaiIV.

    b. PadakasuskankerdenganluminalA(ER+,PR+,Her2)pilihan terapi ajuvan utamanya adalah hormonalbukan kemoterapi. Kemoterapi tidak lebih baik darihormonalterapi.

    c. Lamapemberianajuvanhormonalselama5-10tahun.5. TerapiTarget(targeted theraphy) a. Pemberiananti-Her2hanyapadakasus-kasusdengan

    pemeriksaanIHKyangHer2positif. b. Pilihan utama anti-HER2 adalah trastuzumab, lebih

    diutamakanpadakasus-kasusyangstadiumdinidanyang mempunyai prognosis baik (selama satu tahun: tiap3minggu).

    c. Penggunaan anti VEGF atau mTOR inhibitor belumdirekomendasikan.

    Langkah- langkah managemen kanker payudara1. Penegakandiagnosis Penegakan diagnosis pada kanker payudara memakai

    “triple assessment”yakniklinis(anamnesadanpemeriksaanfisik), radiologi (mamografi, USG mamma, MRI) dan patologi (histopatologi, imunohistokimia, PCR/RT-PCR, gene profiling)

    2. Penentuanstadiumtumor(TNM).

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    Klasifikasi stadium kanker payudara

    T (Tumor Primer)

    TX Tumor primer tidak dapat dinilai

    T0 Tumor primer tidak ditemukan

    Tis Carcinoma In situ

    Tis (DCIS)

    Tis (LICIS)

    Tis (Paget)

    Karsinoma intraduktal

    Karsinoma intralobular

    Karsinoma paget pada putting susu tanpa adanya massa tumor, jika dengan

    massa tumor diklasifikasikan sesuai dengan besar tumor

    T1

    T1a

    T1b

    T1c

    Tumor besarnya 2 cm

    Tumor besarnya 5cm

    Tumor dengan setiap ukuran tapi sudah ada infiltrasi/ perlekatan langsung

    dengan dinding dada (costae, muskulus intercostal, muskulus seratus

    anterior) atau kulit

    T4a

    T4b

    T4c

    T4d

    Melekat pada dinding dada

    Infiltrasi ke kulit termasuk peau d’orange, ulserasi kulit, nodul satelit

    terbatas pada satu payudara yang terkena

    T4a dan T4b

    Karsinoma inflamator (mastitis karsinomatitis)

  • ��

    ILMU BEDAH

    N (Kelenjar getah bening regional)

    NX

    N0

    N1

    N2

    N2a

    N2b

    N3

    N3a

    N3b

    N3c

    Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai

    Tidak terdapat metastasis pada kgb

    Kelenjar getah bening aksila ipsilateral dapat digerakkan

    Kelenjar getah bening aksila ipsilateral melekat satu sama lain, atau terfiksir pada struktur lainnya

    atau adanya metastasis pada kgb mamaria interna meskipun tanpa metastasis ke kgb aksila

    Metastase ke kgb aksila terfiksasi atau konglomerasi ataupun melekat pada struktur lain/ jaringan

    sekitar

    Klinis metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral dan tidak terdapat metastasis pada kgb

    aksila

    Klinis ada metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb

    aksila atau klinis terdapat metastasis kgb mamaria interna dan metastasis kgb aksila

    Metastasis kgb infraklavikula ipsilateral

    Metastasis kgb mamaria interna dan metastasis kgb aksila

    Metastasis kgb supraklavikula

    M (Metastasis)

    MxM0M1

    MetastasisjauhbelumdapatdinilaiTidakterdapatmetastasisjauhTerdapatmetastasisjauh

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    Regrouping stadium :

    Stadium T N M

    0 Tis N0 M0

    1 T1 N0 M0

    IIA T0 N1 M0

    T1 N1 M0

    T2 N0 M0

    IIB T2 N1 M0

    T3 NO M0

    IIIA T0 N2 M0

    T1 N2 M0

    T2 N2 M0

    T3 N1 M0

    T3 N2 M0

    IIIB T4 N0 M0

    T4 N1 M0

    T4 N2 M0

    IIIC Tiap T N3 M0

    IV Tiap T Tiap N M1

    Penentuan performancePerformance statusadalahkondisiumumpasienstatusdan

    bagaimanapasienterganggudenganadanyakankertersebut,eratkaitannya dengan stadium, komorbiditas kemampuan pasienmenerimadanprognosispenderita.BiasdengansistemskoringWHO,Karnofsky,ECOGdanlainnya.

    Perencanaan pengobatanMerencanakanpengobatansesuaidengandiagnosis(hasil

    histopatologi),stadiumdanperformance status-nya.Padakankerpayudaraterapidibedakanmenurutstadiumdansubtypekankerpayudara.

  • ��

    ILMU BEDAH

    1. Kankerpayudarastadium0(TIS/T0,N0M0) Terapi definitif pada T0 bergantung pada pemeriksaan

    histopatologi.Lokasi didasarkan pada hasil pemeriksaanradiologik.

    2. Kanker payudara stadium dini/ operabel (stadium I danII).

    Dilakukan tindakan operasi: a. Breast Conserving Therapy (BCT) (harus memenuhi

    persyaratantertentu). b. Modified radikal mastectomy.

    Terapiadjuvanoperasidiberikanatasindikasitertentu.3. Kankerpayudaralocally advanced (lokallanjut)a. Operabel(IIIA) 1) Mastektomi simpel + radiasi dengan kemoterapi

    adjuvant dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpaterapitarget.

    2) Mastektomi radikal modifikasi + radiasi dengan kemoterapi adjuvant, dengan/tanpa hormonal,dengan/tanpaterapitarget.

    3) Kemoradiasi preoperasi dilanjutkan dengan atautanpa BCT atau mastektomi simple, dengan/tanpahormonal,dengan/tanpaterapitarget.

    b. Inoperabel(IIIB) 1) Radiasipreoperasidengan/tanpaoperasi+kemoterapi

    +hormonalterapi. 2) Kemoterapi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa

    operasi + kemoterapi + radiasi + terapi hormonal +dengan/tanpaterapitarget.

    3) Kemoradiasi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpaoperasi dengan/ tanpa radiasi adjuvan dengan/kemoterapi+dengan/tanpaterapitarget.

    Radiasieksternapascamastektomidiberikandengandosisawal50Gy.Kemudiandiberibooster;padatumorbed10-20Gydankelenjar10Gy.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    4. Kanker payudara stadium lanjut.Prinsip:

    a. Sifatterapipaliatif.b. Terapisistemikmerupakanterapiprimer(kemoterapidan

    terapihormonal).c. Terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila

    diperlukan.d. Hospice home care.

    Implementasi pengobatanDilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah

    ditentukansebelumnya.Evaluasi hasil pengobatan

    Evaluasi dari seluruh proses dari diagnosis sampaipengobatan,untukmelihatperubahan,respon,efeksampingdariterapi itu sendiri.Follow up pasien kanker payudara dilakukan:

    6 bulan pertama : kontrol setiap 1 bulan6 bulan s/d 3 tahun : kontrol setiap 3 bulan>3tahun s/d 5 tahun : kontrol setiap 6 bulan> 5tahun : kontrol setiap tahun

    Prevensi Dan Deteksi Dini 1. Pencegahanprimeradalahusahaagartidakterkenakanker

    payudara.Pencegahan primer berupa mengurangi ataumeniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat eratkaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara.Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kankersecara sederhana adalah mengetahui faktor-faktor risikokankerpayudara,sepertiyangtelahdisebutkandiatas,danberusahamenghindarinya.

    2. Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kankerpayudara.Skrining kanker payudara adalah pemeriksaanatauusahauntukmenemukanabnormalitasyangmengarahpada kanker payudara pada seseorang atau kelompokorangyangtidakmempunyaikeluhan.Tujuandariskrining

  • ��

    ILMU BEDAH

    adalahuntukmenurunkanangkamorbiditasakibatkankerpayudaradanangkakematian.Skriningditujukanuntukmendapatkankankerpayudara

    dinisehinggahasilpengobatanmenjadiefektif;dengandemikianakan menurunkan kemungkinan kekambuhan, menurunkanmortalitasdanmemperbaikikualitashidup.

    RekomendasidariAmerican Cancer Society(ACS)mengenaiskrining kanker payudara wanita adalah:1. umur20tahunkeatasharusSADARIsecarateratur,2. umur 20- 39 tahun harus diperiksa fisik payudaratiap 3

    tahun,3. umur 40 tahun keatas harus diperiksa fisik tiap tahun,4. umur 35-40 tahun harus pernah mamografi 1 kali,5. umur 40- 49 tahun mamografi tiap 2-3 tahun,6. umur 50 tahun keatas mamografi tiap tahun,7. wanitarisikotinggiharuskonsultasidengandoktertentang

    pemeriksaanlain(MRIuntukwanitausiamuda).

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    1. Manuaba, IB Tjakra Wibawa, 2010; Kanker Payudara,PaduanPenatalaksanaanKankerSolidPeraboi2010,SagungSeto, Jakarta, 17-48

    2. AJCC,2010,TheNewEdition(7th)AJCCStagingSystemForBreastCancerASummaryOfKeyChanges

    3. Conzen,SuzanneD.;Grushko,TatyanaA.2008.CancerOfBreast.In Devita, Hellman & Rosenberg’s Cancer: Principles & Practice Of Oncology,8thEdition.Devita,VincetT.,Lawrence,Theodore S.; Rosenberg, Steven A., Editors Lippincott Williams & Wilkins. Pp.1596-1601.

    4. Globocan, 2012, Estimated Cancer Incidence, Mortality And Prevalence Worldwide In 2012, Section Of CancerSurveillance,InternationalAgencyForResearchOnCancer.Available From url: http://Globocan. Basal Type Iarc.Fr/Pages/Fact_Sheets_Cancer.Aspx

    5. Kwon,D.S.,Kelly,C.M.,Ching,C.D.,2012.InvasiveBreastCancer, The Md Anderson Surgical Oncolgy Handbook, 5thEdition.,Feig,BarryW.,Ching,C.Denise,Editors,LippincotWilliams And Wilkins, Philadelpia, USA, 27-84

    6. National ComprehensiveCancerNetwork (NCCN), 2012.NCCN Clinical Practice Guidelines In Oncology, BreastCancer Version 3.2014 Available In Https;//Www.Nccn.Org/Professionals/Physician_Gls/Pdf

    7. Komite Penanggulangan Kanker Nasional ,KementerianKesehatan, Panduan Penatalaksaaan Kanker payudara,Jakarta

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    8. Tryfonidis, K., Senkus E., Cardoso MJ., Cardoso F.,2015;Managementoflocallyadvancedbreastcancerperspectiveand future direction, Nature Reviews Clinical Oncology, vol 12, p147–162

    9. Dickson,RobertB.,Russo,Jose.2000.BiochemicalControlof Breast Development. In: Harris, Jay R., Lippman, Marc E., Morrow,Monica.,Osborne,CKent.,editors.,Diseases of The Breast. 2th. Ed. Lippincott Williams & Wilkins publishers. P.18-25

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    BAB 55.1 APENDESITIK AKUT

    (RADANG AKUT USUS BUNTU)

    1. Memahamidanmampumenegakandiagnosisapendesitisakut.

    2. Memahamidiagnosisapendecitisakut3. Memahamikomplikasiyangdapatterjadipadaapendesitis

    akut.4. Memahami terapi apendesitis akut

    1. Jelaskananatomiappendiksverniformis!2. Jelaskanetiologiterjadinyaapendisitisakut!3. Sebutkan 2 faktor utama yang menyebabkan terjadinya

    apendesitisakut!4. Jelaskan anamnesis yang penting pada apendesitis akut!5. Jelaskan pemeriksaan fisik yang penting pada apendesitis

    akut!6. Jelaskan pemeriksaan khusus tanda tanda apendesitis

    akut!7. Jelaskanpemeriksaanlaboratoriumpadaapendesitisakut!8. Jelaskankomplikasi/penyulitapendesitisakut!9. Terangkandiagnosisbandingapendesitisakut!10. Jelaskanterapiapendesitisakut!

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • ��

    ILMU BEDAH

    ALGORITME KASUS

    Alogaritme Apendisitis Akut

    Apendektom� Terap� Sesua� Penyebab

    Nyer� Perut Kanan Bawah

    Anamnesa

    Pemer�ksaan F�s�k

    D�agnos�s Penunjang

    Suspek Apendes�t�s Akut

    Apendes�t�s Akut Bukan Apendes�t�s

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    Alogaritme Komplikasi Apendisitis Akut

    Per� Apendekular Mass

    Apendek Perforas�

    Per� Apendekular Abses Per�ton�t�s

    Fo�c Apend�kulare

    Apendes�t�s Akut

    1. Sjamsuhidajat,Wimde Jong;BukuAjar IlmuBedah;edisi 2. 640-5, Jakarta, EGC

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    5.2 ILEUS OBSTRUKSI

    1. Memahami dan mampu menegakkan diagnosis ileusobstruksi.

    2. Memahamipenyebabterjadinyaileusobstruksi.3. Memahamikomplikasiyangdapatpadaileusobstruksi.4. Memahami penanganan ileus obstruksi.

    1. Jelaskan anatomi dan fisiologi usus besar dan kecil!2. Jelaskan fisiologi defekasi!3. Jelaskanetiologiterjadinyaileusobstruksi!4. Jelaskan anamnesis yang penting pada ileus obstruksi!5. Jelaskan pemeriksaan fisik yang penting pada ileus

    obstruksi!6. Jelaskanpemeriksaankhususdibidangbedahdigestif!7. Jelaskan pemeriksaan penunjang dan laboratorium pada

    ileusobstruksi!8. Jelaskankomplikasi/penyulitileusobstruksi!9. Jelaskanpenangananileusobstruksi!

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    ALGORITME KASUS

    Perut kembung, BAB (-)

    Anamnesa & Pemer�ksaan F�s�k

    Dekompres�, Pemasangan NGT & DK

    Ileus Obstruks�

    Car� Causa

    Berhas�l

    Penunjang (BOF & Laborator�um)

    Gagal

    Operas�

    Penangan Leb�h Lanjut

    1. Sjamsuhidajat,Wimde Jong;BukuAjar IlmuBedah;edisi2.Jakarta,EGC.

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    BAB 6INTUSSUSEPSI

    1. Mampu mengetahuigejala klinis dan pemeriksaanpenunjanguntukmenegakkandiagnosisintussusepsi.

    2. Mampu melaksanakan penatalaksanaan awal danmelakukanrujukanyangtepatpadapasienintussusepsi.

    3. Mampu menjelaskan tentang diagnosis intususepsi,manajemen, dan risiko komplikasi dari tindakan yangharusdilakukan.

    1. Apakahyangdimaksuddenganintussusepsi?2. Sebutkan gejala klinis intussusepsi dan pemeriksaan

    penunjangyagdibutuhkan!3. Sebutkan patofisiologi terjadinya intussusepsi!4. Sebutkan temuan pada pemeriksaan penunjang pada

    pasienintussusepsi!5. Jelaskan tentang tata laksana intussusepsi baik operatif

    maupunnonoperatif!6. Sebutkan komplikasi intussusepsi baik tindakan operatif

    maupunnonoperatif!

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    ALGORITME KASUS

    Gambaran Klinis

    Didahului infeksi virus �0%

    Jenis kelamin lak� lak� ��%

    Umur rata rata �� bulan, �0%, �-� bulan ��% < � tahun

    Gejala Durasi rata rata �� jam Tanda

    Puncak bulan

    Januar� me�-jun�

    Nyeri ��%

    Muntah �0 %

    Massa abdomen ��%

    Rectal bleeding �0%

    Diagnostik klinis keakuratan �0%

    Mortalitas karena tidak terdiagnosis

  • ��

    ILMU BEDAH

    PENJABARAN PROSEDUR

    Sesuaidenganyangdiajarkanpadaskills labuntukanamnesisdan pemeriksaan fisik dan juga pemasangan nasogastric tubeatauorogastric tube,danpemasangankateterurine.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Junior R.C, Fallat M.E. Intussuseption: Ashcraft Pediatric Surgery 6th edition; Elsevier 2014.p.508-16.

    2. Columbani P.M, Scholz S. Intussuseption: Coran Pediatric Surgery 1st edition; Elsevier 2012.p.1093-1110.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    BAB 7MALFORMASI ANORECTAL

    1. Mampu menegakkan diagnosis malformasi anorectaldenganmenggunakanalgoritmemalformasianorectal.

    2. Mampu melaksanakan penatalaksanaan awal danmelakukan rujukan yang tepat pada pasien malformasianorectal.

    3. Mampu menjelaskan tentang diagnosis malformasianorectal,manajemendanrisikokomplikasidaritindakanyangakandilakukan.

    1. Apakahyangdimaksuddenganmalformasianorectal?2. Sebutkantipeyangadapadamalformasianorectaldantipe

    yangpalingseringditemukanbaikpadalaki-lakiataupunperempuan!

    3. Bagaimana manajemen awal pada pasien malformasianorectal secara umum serta manajemen awal yang bisadikerjakansebelumdirujukkeRSpusatrujukan?

    4. Sebutkan kelainan penyerta yang sering menyertai malformasianorectal!

    Apa indikasi pemeriksaan foto cross table lateral danbagaimanacarapengerjaannya?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • ��

    ILMU BEDAH

    ALGORITMEMANAJEMEN PADA LAKI-LAKI

    Inspeks� per�neal

    Re evaluas� dan cross table lateral

    • Sp�ne • USGG�njal • Ur�nal�s�s • S�ngk�rkan kemungk�nan atres�a esophagus • Sacrum • USG Sp�nal • Echo jantung

    Sesua�kan dengan kl�n�s

    Per�anal f�stula

    anoplast�

    Rectal gas d� bawah coccygeus

    T�dak ada defek yang terka�t

    Pert�mbangkan PSARP dengan atau tanpa colostom�

    Rectal gas d�bawah coccygeus

    Ada defek yang berka�tan

    Sacrum abnormal

    Flat bottom

    A norekta l m a lfo rm asi bayi lak i lak i

    colostomy

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    ALGORITMEMANAJEMEN PADA PEREMPUAN

    Malformas� anorektal bay� perempuan

    • Sacrum • Oesofagus • Echocard�ograf� • USG g�njal dan abdomen • UGG sp�nal (tethered cord) • Lumbar sp�ne

    Inspeks� per�neal

    Colostom�

    Dra�n hydrocolpos

    D�vers� ur�n (j�ka d�perlukan)

    Or�f�c�um s�ngle per�neal

    Cloaca

    Anoplast� atau d�latas�

    F�stula per�neal

    F�stula vest�bular

    Colostom� atau repa�r pr�mer

    Non v�s�ble f�stula (

  • ��

    ILMU BEDAH

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital, tanda-tanda dehidrasi, tanda tanda obstruksi pada abdomenmaupuntandatandaperforasi,pemeriksaangenetaliadanperineum.

    2. Pemasangannasogastric tubeatauorogastric tube.

    Sesuaidenganyangdiajarkanpadaskills labuntukanamnesisdan pemeriksaan fisik dan juga pemasangan nasogastric tubeatauorogastric tube.

    1. Levitt MA, Peña A. Imperforate anus and cloacal malformation: Ashcraft Pediatric Surgery 6th edition; Elsevier 2014.p.492-513

    2. Levitt MA, Peña A. Anorectal malformation: Coran Pediatric Surgery1stedition;Elsevier2012.p.1289-1309

    PENJABARAN PROSEDUR

    DAFTAR PUSTAKA

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    BAB 8BIBIR SUMBING

    1. Dapatmendiagnosisbibirsumbing.2. Memberikanedukasitentangrencanaterapi.

    1. Bagaimana time table untuk pasien bibir sumbing danrencanaterapinya?

    2. Bagian mana saja yang terlibat dalam penanganan bibirsumbing?

    3. Apakahtujuanoperasibibirsumbing?4. Apakah komplikasi operasi bibir sumbing?5. Bagaimana edukasi bagi keluarga/orang tua terhadap

    operasibibirsumbing?6. Masalahapayangtimbulpadakasusbibirsumbing? Kelainan-kelainanapayangmenyertaibibirsumbing?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • ��

    ILMU BEDAH

    ALGORITME KASUS

    D�agnos�s tegak : �. Celah pada b�b�r �. Celah pada gus� �. Celah pada lang�t-lang�t

    Masalah : �. Problem soc�al sul�t

    makan/m�num dan b�cara. �. Problem Ps�k�s anak

    m�nder.

    Pr�ns�p : �. Mult� D�s�pl�n �. Waktu lama �. Dokumentas� �. Perlu penel�t�an

    PENANGANAN

    �. Umur 0-� m�nggu : T�dur m�r�ng ke arah sumb�ng (un�lateral). Penekanan pada bag�an menonjol (b�lateral). Pember�an nutr�s� kepala m�r�ng, pos�s� tegak paka� sendok atau sendok besar.

    �. Umur �-� m�nggu : Pasang obturator b�la pas�en d�serta� dengan kela�nan jantung atau kela�nan/ �nfeks� paru paru obturatur d�gant�ng set�ap � m�nggu sesua� dengan pertumbuhan palatum.Pember�an nutr�s� sama dengan d�atas.

    �. Umur �0 m�nggu : Lab�oplasty, dengan syarat sesua� dengan Role Over Ten: Umur > �0 m�nggu BB > �0 pound Hb > �0 gr/dL �. Umur �.�-� tahun : Palataplasty. Karena b�la d�atas � tahun kemungk�nanb�sa sengau. �. Umur �-� tahun : Speech therapy bag�an Rehab�l�tas� Med�s. �. Umur �-� tahun : Re-Palatoplasty atau Vellophar�ng�oplasty b�la mas�h sengau atau untuk

    b�cara dengan kata-kata konsonan. �. Umur �-� tahun : Orthodons� pengukuran lengkung g�g� oleh Dokter G�g� Spes�al�s Orthodons�. �. Umur �-� tahun : Alveolar Bone Graft � penutupan lubang alveolar dar� tulang rawan cr�sta

    �l�aka. �. Umur �-�� tahun : Orthodons� oleh Dokter G�g� Spes�al�s Orthodons�Rev�s� B�b�r dan h�dung

    (Rh�noplasty). �0. Umur ��-�� tahun : Osteotom� Le Fort � untuk mel�hat kes�metr�san antara maks�la dan

    mand�bular.

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    1. Menggambarbibirsumbing.2. Anatomibibirsumbing.3. TeknikdanOperasi.

    1. Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway AC. Principles of Surgery. United States of America: McGraw-Hill companies;1999.

    2. Sabiston, David C, 2011. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC. Baker, Stephen B. 2007. Grab and Smith’s Plastic Surgery, 6

    th ed., Lippincott Williams and. Wilkins, Philadelphia.

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    BAB 9LUKA BAKAR

    1. Umum Mampu melakukan perawatan prehospital dan transfer

    lukabakar.2. TujuanKhususa. Mampumendiagnosiskegawatdaruratanpadakasusluka

    bakar dan melakukan penanganan prehospital untukmencegahmorbiditasmaupunmortalitas.

    b. Mampu menentukan luas luka bakar dan melakukanresusitasicairan.

    c. Mampumenentukankriteriamerujukpasienlukabakar.d. Mampumelakukanstabilisasiawalsebelumdirujuk.e. Mampumengenaladanyatraumapenyerta.

    1. Bagaimana melakukan permeriksaan fisik kasus luka bakar sesuikaidahAdvance Traumatic Life Support(ATLS)?

    2. Bagaimanamengenalmasalahlivetreateningdanmelakukanlivesaving?

    3. Bagaimanamenghitungluaslukabakar?4. Bagaimana mengklasifikasikan luka bakar?5. Bagaimanamelakukanresusitasicairanpadalukabakar?6. Apasajakriteriamerujuklukabakar?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    ALGORITME KASUS

    Prinsip Dasar:1. Segeramembebaskanpenderitadarisumberpanas.2. Kewaspadaan terhadap ancaman airway, breathing, dan

    circulation.3. Melakukan resusitasi cairan bagi yang membutuhkan

    untukmempertahankanhemodinamiknormal.4. Mendiagnosis dan menangani komplikasi yang terjadi.

    Penanganan airway pada kasus luka bakar

    Tanda –tanda sumbatan jalan nafas

    Ada T�dak ada

    Hent�kan proses trauma

    Resus�tas� ca�ran j�ka d�perlukan

    Intubas� endotracheal atau tracheostomy

  • ��

    ILMU BEDAH

    Penilaian penderita luka bakar

    anamnesis

    Lakukan pemeriksaan sesuai kaidah ATLS

    Menentukan luas luka bakar (menggunakan rule of nine)

    Resusitasi luka bakar dengan rumus baxter

    {%luas luka bakar x BB x 4}

    Rule of Ninepada Dewasa

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    Rule of Ninepada Anak

    Stabilisasi Penderita Luka Bakar

    Perawatan luka

    Gangguan airway

    Ada Tidak ada

    Intubasi endotracheal atau tracheostomy

    Volume sirkulasi

    Monitoring vital sign dan produksi urine Target produksi urin Dewasa:0.5 mL/KgBB/ jam Anak: 1mL/kgBB/jam

    Infus RL Resusitasi luka bakar dengan rumus baxter

    {%luas luka bakar x BB x 4} 50% Diberikan 8 jam pertama

    50% diberikan 16 jam berikutnya

    Analgetik

    Pemeriksaan lain yang diperlukan: DL, elektrolit, gula darah, analisa gas darah, tes kehamilan, golongan darah, HbCO (atas indikasi) Radiologi: thorax foto

  • ��

    ILMU BEDAH

    1. Melakukan tindakan segera (live saving) antara lain: menghentikan proses luka bakar, intubasi,melakukanresusitasi.

    2. Melakukansertamenganalisahasillaboratoriumdanfotorontgen.

    3. Menentukanluaslukabakar.4. Menentukan derajat kedalaman luka bakar.

    1. Tindakanlive savingpadalukabakar.2. Tindakanstabilisasipenderitalukabakar.3. Menganalisishasillaboratoriumdanfotorontgen.4. Kriteria merujuk pasien luka bakar. a. Partial thicknessdanfull thickness lebih dari 10% pada

    penderitadibawah10tahunataudiatas50tahun. b. Partial thicknessdanfull thickness lebih dari 20% pada

    usiadiluartersebutdiatas. c. Partial thickness dan full thickness mengenai wajah,

    mata, telinga, tangan, kaki, genitalia, perineum ataupersendianutama.

    d. Full thickness lebih dari 5% pada semua umur. e. Lukabakarlistrikataupetir. f. Lukabakarkimia. g. Traumainhalasi. h. Luka bakar pada penderita yang mempunyai

    penyakit yang dapat mempersulit penanganannya,memperpanjang waktu penyembuhan, atau dapatmenimbulkankematian.

    i. Padalukabakarberatdisertaitraumapenyertayangmempunyairisikomorbiditasmaupunmortalitas.

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    PENJABARAN PROSEDUR

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    ��

    j. Penderitalukabakaranak-anakyangdirawatdisuaturumah sakit setempat tanpa petugas atau peralatanyangmemadai.

    k. Penderita luka bakar yang memerlukan rehabilitasisosial khusus atau rehabilitasi mental dalam jangkawaktuyangpanjang.

    1. Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway AC. Principles of Surgery. United States of America: McGraw-Hill companies;1999.

    2. Sabiston, David C, 2011. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC.3. Baker, Stephen B. 2007. Grab and Smith’s Plastic Surgery, 6 th

    ed., Lippincott Williams and. Wilkins, Philadelphia.

    DAFTAR PUSTAKA

  • ��

    ILMU BEDAH

    BAB 10HEMATOTORAKS

    1. Mengetahuiepidemiologihematotoraks.2. Mengetahuidiagnosishematotoraks.3. Mengetahuipenyebabhematotoraks.4. Mengetahui patogenesis dan patofisiologi hematotoraks.5. Mengetahuikegawatdaruratanhematotoraks.6. Mengetahuitandasyokhypovolemia.7. Mengetahuitatacaramengatasihematotoraks.8. Mengenalposisitempatpemasanganpipatoraks.9. Mampumelakukanpemasanganpipatoraksdandrainage

    kedapair.10. Mengetahuiakibatdankomplikasihematotoraks.11. Mengetahuitatacaramerujukpenderitahematotoraks.

    1. Seberapabesarnyainsidensidanprevalensihematotoraks?2. Bagaimanacaramenegakkandiagnosishematotoraks?3. Apapenyebabhematotoraks?4. Apa dan bagaimana proses terjadinya hematotoraks serta

    pengaruhnyapadatubuhpenderita?5. Apa gejala dan tanda kegawatdaruratan pada

    hematotoraks?6. Bagaimanaalgoritmepenangananhematotoraks?7. Bagaimana sikap yang harus dilakukan mengatasi

    hematotoraks?8. Bagaimana prosedur dan melakukan pemasangan pipa

    toraks?

    Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

    Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda

  • BUKU PANDUAN BELAJAR KOAS

    �0

    9. Apaakibatdankomplikasihematotoraks?10. Bagaimana cara merujuk penderita hematotoraks yang

    memerlukantindakanlanjut?

    ALGORITME KASUS

    Hematotoraks

    Trauma

    Gawat Darurat

    Non Trauma

    Gawat Darurat T�dak Ada Gawat Darurat

    Resus�tas� Pasang P�pa Toraks

    Pasang P�pa Toraks ttotoraksToraks

    Mencar� Penyebab

    R/Sesua� Penyebab

    T�dak Ada Gawat Darurat

    Resus�tas� :

    -Ox�genas�

    -Pember�an Ca�ran

    Sed�k�t Banyak

    Observas� Pasang P�pa toraks

    Observas�

    Retens� Ba�k

    Torakotom� Ambulato�r

    Ba�k

    Ambulato�r

    Memba�k Tetap

    RO Foto Torakotom�

    Observas� Pendarahan Repa�r

    �00 cc

    Pasang P�pa Toraks

    Torakotom�

    Car� Ak�bat Pendarahan

    Ba�k

    Pulang

    Observas�

    Ba�k

    Pulang

    Retens�/Clot

    Sed�k�t Banyak

    Torakotom�

    Observas�

    Ba�k Ba�k

    Pulang Pulang

  • ��

    ILMU BEDAH

    DAFTAR KETRAMPILAN (KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR)

    PENJABARAN PROSEDUR

    1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita.2. Mempersiapkan seluruh alat medis dan cairan/obat yang

    dipergunakan untuk resusitasi pada gangguan respirasidansyokhypovolemia.

    3. Memberikan oksigen, memasang infus dan memberikanjeniscairan.