pemeriksaan klinis pada anak

54
Pemeriksaan Klinis (Clinical Assessment) Susilowati, S.KM. Dosen Kopertis Wilayah IV Dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Cimahi 2008

Upload: shepoedanayah

Post on 28-Jun-2015

676 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemeriksaan klinis pada anak

Pemeriksaan Klinis (Clinical Assessment)

Susilowati, S.KM.Dosen Kopertis Wilayah IV

Dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Cimahi2008

Page 2: pemeriksaan klinis pada anak

PendahuluanPemeriksaan klinis meliputi:

1. Riwayat medisyaitu catatan mengenai perkembangan penyakit, untuk mengetahui apakah malnutrisi disebabkan karena konsumsi makanan/bukan

2. Pemeriksaan fisikMelihat dan mengamati gejala malnutrisi meliputi sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh penderita)Meliputi pemeriksaan terhadap semua perubahan fisik yang ada kaitannya dengan malnutrisi (kulit atau jaringan epitel, jaringan yang membungkus permukaan tubuh seperti rambut, mata, muka mulut, lidah, gigi dan kelenjar tiroid)

Page 3: pemeriksaan klinis pada anak

Pemeriksaan Riwayat Medis (Medical Historis) Mencakup catatan semua kejadian yang

berhubungan dengan gejala/symptom yang timbul pada penderita beserta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Catatan meliputi:1. Identitas penderita2. Lingkungan fisik dan sosbud yang berkaitan

dengan timbulnya penyakit (malnutrisi)3. Sejarah timbulnya gejala penyakit4. Data-data tambahan yang diperlukan

Page 4: pemeriksaan klinis pada anak

Pemeriksaan Riwayat Medis (Medical Histories) Cara pengumpulan data:

- wawancara dengan penderita dan keluarga- observasi langsung pada lingkungan rumah dan penderita

Manfaat informasi:untuk mengetahui lebih lanjut apakah gizi kurang disebabkan oleh penyebab primer (konsumsi makanan) atau sebab lain (penyakit menahun, obat-obatan yang lama, keturunan seperti tidak terbentuknya enzim) sehingga menyebabkan terganggunya proses pencernaan.

Page 5: pemeriksaan klinis pada anak

Pemeriksaan FisikMeskipun pemeriksaan klinis mempunyai kelemahan untuk mendeteksi malnutrisi, pemeriksaan fisik sebaiknya merupakan bagian integral dari survey gizi, dengan alasan:

3. Dapat mengungkapkan bukti adanya defisiensi gizi yang tidak akan terdeteksi dengan survei konsumsi atau cara laboratoris.

4. Identifikasi memberikan tanda yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi, walau hanya meliputi beberapa kasus saja.

5. Pemeriksaan fisik tidak dapat mengungkapkan tanda-tanda penyakit, diagnosis dan pengobatannya. Hal ini sangat berguna untuk penanganan selanjutnya.

Page 6: pemeriksaan klinis pada anak

Pemeriksaan FisikKomisi Ahli WHO (dalam Jellife 1966 dan 1989) mengelompokkan tanda-tanda klinis menjadi 3 kelompok besar:

3. Tanda-tanda (sign) yan memang benar berhubungan dengan kurang gizi. Kemungkinan penyebab: bisa karena kekurangan salah satu zat gizi atau lebih.

2. Tanda-tanda (sign) yang membutuhkan investigasi (penyelidikan) lanjut. Kemungkinan penyebab: gizi salah atau mungkin oleh faktor lain (buta huruf, miskin dll)

3. Tanda-tanda (sign) yang tidak berkaitan dengan malnutrisi walaupun hampir mirip. Hal ini memerlukan keahlian khusus dalam menegakkan diagnosis.

Page 7: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Perinasal veins(mungkin disebabkan karena konsumsi alkohol>>>)

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Defuse depigmentation

Moon face

2. Wajah

Lack of clustee Thinness and

aparseness Straightness Dispigmentation Flag sign Easy pluckability

1. Rambut

Tidak berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 8: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Depigmentasi kronis pada bibir bawah

Corneal vascularization

Conjunctival infection &circumcorneal

Corneal arcus Xanthomata Corneal scars

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Angular stomatitis Jaringan parut

angular Cheilosis

4. Bibir

Pterygium Pale conjunctiva Keratomalasia Angular Palpebris

3. Mata

Tidak berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 9: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Papilla hiperamic dan hipertrophic (seperti stroberi merah)

Fissures (pecah, tanpa papila)

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Geographic tonguePigmented tongue

Edema lidah Lidah mentah

(scarlet) Lidah magenta-

Reinhold colour atlas (penyebab: kadar Hb, hipoksia, penebalan epitelium lidah)

Papilla atrophic

5. Lidah, gusi

:Perlu dipertimbangkan hubungannya dengan trauma lokal (makanan pedas, gigi palsu, kurang gizi)

Tidak berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 10: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Pengikisan (attrition)

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Mottled enamel (akibat fluorosis)

Karies gigi (decayed, missing, foiled)

Enamel hypoplasia Enamel erosion

6. Gigi

Tidak berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 11: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Gynaeconastia (pembesaran bilateral, teraba pada puting dan jaringan dada)

Pembesaran tiroid Pembesaran parotid

7. Kelenjar

Recession of gums (kerusakan dan atrofi gusi yang menampakkan akar-akar gusi)

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Pyorrhoea (infeksi periodontal): infeksi tepi gusi, gusi mudah berdarah tanpa hypertophy

Spongy, bleeding gums (bunga karang keunguan, merah, mudah berdarah pada tekanan kecil)

8. Gusi

Tidak berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 12: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Mosaic dermatosis: plak mosaik lebar tipis, cenderung mengelupas

Thickening and pigmentation of pressure point: penebalan difus, pigmentasi pada titik tekan (lutut, siku, belakang mata kaki, ruas jari)

Xerosis (kering) Follicular Hyperkeratosis (phrynoderma atau kulit

katak): plak mirip duri-duri, kering Petechiae: bintik haemorrhagic kecil atau

membran berlendir Pellagrous rash atau dermatosis (sermatitis): akut

(merah, pecah, gatal, rasa terbakar), kronis (menebal, kasar, kering, bersisik, berpigmen coklat)

Flaky-paint rash (crazy-pavement dermatosis):hiperpigmentasi pada kulit mengelupas, mirip luka bakar, biasanya pada pantat dan paha belakang

9. Kulit

Kemungkinan berhubungan dengan kekurangan gizi

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 13: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Koilonychia: kuku jempol seperti sendok—kurang Fe10. Kuku

Bilateral edema: mata, kaki kemudian meluas genital, wajah, tangan

Cara: Tekan kuat 3detik dengan satu jari. Positif jika terlihat dan terasa, tetap ada setelah dilepaskan.

Lemak bawah kulit

11. Jaringan Bawah Kulit

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 14: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Muscular wasting Craniotabes (pelunakan tengkorak) Frontal, Parietal bossing (penebalan dan penimbunan tulang

parietal dan frontal)—defisiensi Fe kronis. Afrika: sickle-cell anemia, masyarakat lain :thalasemia.

Persistently open anterior fontanelle: anterior fontanel terbuka pada palpasi umur >18bulan. Ditemukan pada hydrocephalus

12. Sistem tulang dan otot

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 15: pemeriksaan klinis pada anak

Daftar Gambaran & Pengelompokan Tanda Klinis

Sistem gastrointestinal : hepatomegali Sistem saraf: perubahan mental Tes klinis sistem saraf pusat: kehilangan sensor, daya gerak

lemah, hilang kepekaan indera posisi, hilang kepekaan indera vibrasi, hilang sentakan lutut dan tumit, kepayahan betis

Sistem cardiovaskular: pembesaran jantung, tachycardia (penyebab anemia dan beri-beri), tekanan darah

13. Sistem internal

Berhubungan dengan kekurangan gizi

Page 16: pemeriksaan klinis pada anak

Gejala Fisik yang Diduga ada Kaitan dengan Malnutrisi dengan Keadaan Normal (Gibson, 1990)

Kehilangan sinarnya, kering, tipis, signoda bendera, mudah lepas

Depigmentasi, flek hitam dibawah mata, membengkak, pembesaran kelenjar parotis, nasolabial seboroik

Konjungtiva pucat, injection konjungtiva, bercak bitot, palpebritis angularis, konjungtiva kering, kornea kering, keratomalasia, jaringan parut kornea, injeksi di sekeliling kornea

Cheilosis, fisura angularis, jaringan parus sekitar sudut bibir

Rambut: berkilat, tak mudah lepas

Wajah: warna sama, halus, tampak sehat, tidak bengkak

Mata: bercahaya, bersih, tidak ada luka, kelembaban tak tampak pembuluh darah sklera

Bibir: halus, tidak ada pembengkakan

TANDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MALNUTRISI

KEADAAN NORMAL

Page 17: pemeriksaan klinis pada anak

Gejala Fisik yang Diduga ada Kaitan dengan Malnutrisi dengan Keadaan Normal (Gibson, 1990)

Membengkak, scarlet, kasar, magenta, halus, kemerahan, papila atrofi, hipertropi hiperemik

Tanggal, erupsi, tak normal, tanda-tanda fluorosis, berlubang

Mudah berdarah, penarikan gusi

Pembesaran kelenjar gondok, kelenjar parotis

Lidah: halus, tidak ada pembengkakan, merah

Gigi: tak ada lubang, tak ada rasa nyeri, bercahaya

Gusi: sehat, merah, tak ada pendarahan, tak ada pembengkakan

Wajah: tak ada pembengkakan

TANDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MALNUTRISI

KEADAAN NORMAL

Page 18: pemeriksaan klinis pada anak

Gejala Fisik yang Diduga ada Kaitan dengan Malnutrisi dengan Keadaan Normal (Gibson, 1990)

Kering, keratosis folikularis, membengkak, gambaran dermatosis pelagra, despigmentasi, petechiae, jaringan lemak bawah kulit berkurang/ hilang

Koilanika, rapuh

Wasted, kraniotabes, pembesaran epipise, fontanel tetap membuka, blew-legs, pendarahan muskuloskeletal, tak bisa berjalan dengan baik

Takikardi, pembesaran jantung, ritme tidak normal, kenaikan tekanan darah

Kulit: bersih, tak ada pembengkakan, tak ada bercak-bercak

Kuku: kemerahan, keras

Otot dan rangka: tonus otot baik, dapat berlari dan berjalan tanpa rasa sakit

Sistem kardiovaskular: ritme dan denyut jantung normal, tak ada murmur, tekanan darah normal

TANDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MALNUTRISI

KEADAAN NORMAL

Page 19: pemeriksaan klinis pada anak

Gejala Fisik yang Diduga ada Kaitan dengan Malnutrisi dengan Keadaan Normal (Gibson, 1990)

Hepatomegali, splenomegali (biasanya ada penyakit lain)

Tak teriritasi, paresesia, pada keadaan berat tidak bisa berjalan, refleks lutut dan umit menurun/ hilang

Sistem gastrointestinal: tak ada massa yang teraba

Sistem saraf: stabil, refleks normal

TANDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MALNUTRISI

KEADAAN NORMAL

Page 20: pemeriksaan klinis pada anak

Kekurangan Energi Protein (KEP)

Page 21: pemeriksaan klinis pada anak

Kekurangan Energi Protein (KEP)Definisi

Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)

Gejala klinis KEP ringan dan sedang hanya menunjukkan kurus.

Gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3: marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor (Depkes RI, 1999)

Page 22: pemeriksaan klinis pada anak

Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): MARASMUS

Sangat kurus: terjadi atrofi otot, sehingga lemak subkutan sangat rendah, bhkan sampai tidak ada

Kulit keriput Old face Cengeng, rewel Sering disertai diare kronik

atau konstipasi, serta penyakit kronik

Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang

Page 23: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): MARASMUS

Wajah

Rambut

Iga gambang

Atrofi ototLemak SK <<

Page 24: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): MARASMUS

Page 25: pemeriksaan klinis pada anak

Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): KWASHIORKOR

Oedema, pada umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki

Wajah membulat dan sembab (moon face)

Otot-otot mengecil (muscle wasting) Cengeng, rewel, apatis Anoreksia Hepatomegali Sering disertai infeksi, anemia,

diare/ mencret Rambut kusam dan mudah dicabut Crazy pavement dermatosis Pandangan mata tampak sayu

Page 26: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): KWASHIORKOR

Page 27: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): KWASHIORKOR

Page 28: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): MARASMIC-KWASHIORKOR

Page 29: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda-Tanda Klinis Kekurangan Energi Protein (KEP): MARASMIC-KWASHIORKOR

Page 30: pemeriksaan klinis pada anak

Anemia Gizi Besi Definisi:

Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang daripada harga normal.

Tanda klinis:Gejala/tanda yang dapat dilihat: - Lelah, lesu, lemah, letih, lalai (5S)- Bibir tampak pucat- Nafas pendek- Lidah licin- Denyut jantung meningkat- Susah buang air besar- Nafsu makan berkurang- Kadang-kadang pusing- Mudah mengantuk

Page 31: pemeriksaan klinis pada anak

Anemia Gizi Besi Metode penentuan

Deteksi AGB melalui pemeriksaan (inspeksi) terhadap target organ: mata, kuku, bibir, lidah

Interpretasi:Apabila dalam pemeriksaan fisik pada klien target organ banyak mengalami perubahan sesuai dengan tanda-tanda klinis AGB, maka ada petunjuk bahwa kemungkinan besar klien menderita AGB.

Page 32: pemeriksaan klinis pada anak

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)Definisi

Beberapa keadaan yang disebabkan karena tubuh kekurangan Yodium (I).

Akibat GAKY (Pudjiaji, 1997):4. Pembesaran kelenjar gondok5. Pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, lahir mati,

kelainan bawaan pada bayi, meningkatnya angka kematian pranatal, melahirkan bayi kretin.

6. Pada anak-anak: pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental dan perkembangan fisik.

7. Pada orang dewasa: pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, gangguan mental.

8. Pada tingkat berat mengakibatkan cacat fisik dan mental seperti tuli, bisu-tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu.

Page 33: pemeriksaan klinis pada anak

Gondok (Goiter)Definisi

Pembesaran kelenjar gondok secara endemik dan tidak berhubungan dengan radang atau kanker. Penyebab: intake iodine dalam diit rendah, infeksi kelenjar thyroid, hyperthyroidisme.

Klasifikasi: Gondok Biasa (Simple Goiter) Gondok Toksik (Toxic Goiter)

Symptom: Pembesaran tiroid mulai dari yang paling kecil hingga besar,

pembengkakan leher Kesulitan berhapas atau berbunyi karena tekanan pada trakea (jarang) Kesulitan menelan karena tekanan pada esofagus Distensi urat leher dan pusing saat kedua lengan diangkat di atas kepala BMR menurun pada gondok biasa dan meningkat pada gondok toksik

Page 34: pemeriksaan klinis pada anak

Gondok Toksik (Toxic Goiter) Penyebab: Sekresi Tiroksin yang berlebihan (Robert James)

Penyebab sekresi tiroksin yang berlebihan ini tidak jelas. Pada beberapa kasus disebabkan karena peningkatan

stimulasi kelenjar pituitari. Tanda klinis:

-denyut jantung cepat-tremor

-keringat berlebih-nafsu makan meningkat-kehilangan berat badan

-lemah-pegal-pegal

-Mata melotot dan tersembul keluar

Page 35: pemeriksaan klinis pada anak

Gondok (Goiter)

Metode penentuan gondok:1. Inspeksi/pengamatan

Sebagai alat untuk menduga apaka ada pembesaran/tidak

2. Palpasi/perabaanUntuk mengkonfirmasi apakah pembesaran betul-betul pembesaran kelenjar gondok

Page 36: pemeriksaan klinis pada anak

Gondok (Goiter)Urutan pemeriksaan kelenjar gondok:1. Klien berdiri tegak/duduk menghadap pemeriksa2. Pemeriksa melakukan pengamatan di daerah leher depan bagian

bawah, terutama pada lokasi kelenjar gondoknya3. Mengamati apakah ada pembesaran kelenjar gondok (grade II

atau III)4. Jika bukan pembesaran kelenjar gondok, klien diminta posisi

tengadah dan menelan ludah5. Pemeriksa berdiri di belakang klien dan melakukan palpasi. Dua

jari telunjuk dan dua jari tengah diletakkan pada masing-masing lobus dan kelenjar gondok. Kemudian melakukan pelpasi dengan meraba.

6. Menentukan diagnosis apakah klien menderita gondok atau tidak dengan kriteria: (a) jika salah satu atau kedua lobus kelenjar < ruas terakhir ibu jari klien = normal. (b) Jika salah satukedua lobus > ruas terakhir ibu jari klien = gondok

Page 37: pemeriksaan klinis pada anak

Gondok (Goiter)

Beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam melakukan palpasi gondok:

2. Cahaya cukup menerangi bagian leher klien

3. Posisi mata pemeriksa sejajar dengan leher klien saat mengamati kelenjar gondok

4. Palpasi tidak dilakukan terlalu keras/lemah

Page 38: pemeriksaan klinis pada anak

Klasifikasi Pembesaran Kelenjar Gondok1. Grade 0 (Normal)

Jika dengan inspeksi tidak terlihat baik datar maupun tengadah maksimal dan dengan palpasi tidAk teraba

3. Grade IADengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan palpasi terasa > dari ruas terakhir ibu jari klien

5. Grade IBInspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal, dan dengan palpasi terasa > Grade IA

7. Grade IIDengan inspeksi terlihat dengan posisi datar, dan dengan palpasi > Grade IB

9. Grade IIIKelenjar gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak ≥ 6m

Page 40: pemeriksaan klinis pada anak

KretinKretin terdapat di daerah gondok endemik: Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi pada usia kandungan atau

tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme

Kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan: a. Retardasi mentalb. Gangguan pendengaran sampai bisu-tulic. Gangguan neuromotor: gangguan bicara, cara jalan dlld. Hipotiroidi dengan gejala mixedoma (pada hipotiroidisme berat),

cebol (stunted growth) dan osifikasi terlambat, pada pemeriksaan darah kadar hormon tiroid rendah

Definisi (Depkes RI, 1986): Keadaan seseorang yang lahir di daerah endemik dan memiliki 2 atau lebih keadaan berikut:

10. Perkembangan mental terhambat11. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli12. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya

khas, mata juling, gangguan bicara sampai bisu dan refleks fisiologi yang meninggi

Page 41: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda Klinis Kretin

Page 42: pemeriksaan klinis pada anak

Gambar Tanda Klinis Kretin

Page 43: pemeriksaan klinis pada anak

Kekurangan Vitamin A (KVA) Definisi:

Kondisi yang diakibatkan kekurangan vitamin AYang utama menyebabkan penyakit mata (xeropthalmia)Xeropthalmia merupakan penyebab utama kebutaan pada anak usia 2-3 tahun

Gejala1. Keadaan reversible (dapat sembuh)

Contoh: buta senja (hemerolophia), serosis konjunctiva, serosis kornea, bercak bitot2. Keadaan irreversible (sulit sembuh)

Contoh: ulcerasi kornea, keratomalasia

Page 44: pemeriksaan klinis pada anak

Klasifikasi KVA1. XN: buta senja (nigth blindess only)2. X1A: conjunctiva mengering/conjunctiva serosis3. X1B: bercak bitot dan conjunctiva mengering (bitot spot

ditambah conjunctiva serosis)4. X2: kornea mengering/serosis5. X3A: ulserasi kornea dan kornea mengering 6. X3B: ketaromalasia7. XS: parut kornea (cornea scars)8. XF: xeropthalmia fundus

X1A s/d X2 bersifat reversibleX3A s/d XF bersifat irreversible

Deteksi KVA dilakukan dengan inspeksi/pemeriksaan terhadap mata

Page 45: pemeriksaan klinis pada anak

Tanda Klinis KVA

Page 46: pemeriksaan klinis pada anak

Tanda Klinis KVA

Page 47: pemeriksaan klinis pada anak

Tanda Klinis KVA

Page 48: pemeriksaan klinis pada anak
Page 49: pemeriksaan klinis pada anak

Indikator Kesehatan Masyarakat

ANEMIA GIZI BESITingginya prevalensi anemia di Indonesia: Ibu hamil (63,5%) Anak balita (55,5%) Anak usia sekolah 6-12 tahun (25-35%) Wanita dewasa (30-40%) Pekerja berpenghasilan rendah (30-40%) Pria dewasa (20-3-%)

Page 50: pemeriksaan klinis pada anak

Indikator Kesehatan Masyarakat

KEKURANGAN VITAMIN A Bercak bitot dengan konjungtiva mengering >

0,50% Kornea mengering/ulserasi

kornea/keratomalasia > 0,01 % Parut kornea > 0,05%, dari total yang

diperiksa

Page 51: pemeriksaan klinis pada anak

Indikator Kesehatan Masyarakat

GAKYKlasifikasi daerah endemis gondok berdasarkan

prevalensi TGR: < 5% (normal) 5,0-19,9% (ringan) 20,0-29,9% (sedang) ≥ 30% (berat)

Page 52: pemeriksaan klinis pada anak

Keunggulan Pemeriksaan Klinis

Relatif murah Tidak memerlukan tenaga khusus,

tenaga paramedis dapat dilatih Sederhana, cepat, mudah

diinterpretasikan Tidak memerlukan peralatan yang

rumit

Page 53: pemeriksaan klinis pada anak

Keterbatasan Pemeriksaan Klinis Beberapa gejala klinis sulit terdeteksi Gejala klinis tidak bersifat spesifik, terutama pada

KEP ringan dan sedang. Gejala klinis yang sama adakalanya disebabkan bukan hanya oleh satu macam kekurangan zat gizi saja atau bukan karena faktor gizi

Adanya gejala klinis yang bersifat multiple Gejala klinis dapat terjadi pada permulaan

kekurangan zat gizi atau pada saat akan sembuh Adanya variasi gejala klinis yang timbul

Agar kesimpulan lebih tepat dan baik, maka pemeriksaan klinis harus dipadukan dengan antropometri, labolatorium dan survey konsumsi makanan.

Page 54: pemeriksaan klinis pada anak

Terima Kasih