pemeriksaan diagnostik
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
POLTEK K E S K EM EN K ES M A LA N G
J U R U SA N K EB I D A N A N
P R O D I D 3 K E B I D A N A N K E D I R I
TAHUN AJ ARA N 2 0 1 4 / 2 0 1 5
DISUSUN OLEH
SEMESTER 3 A
Khusnul Chotimah 1302200008
Hanifah Hilmy 1302200016
Na’imatush Sholihah
1302200024
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian
klinis tentang respon individu, keluarga
dan komunikan terhadap suatu masalah
kesehatan dan proses kehidupan aktual
maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat
penting dalam membantu diagnosa,
memantau perjalanan penyakit serta
menentukan prognosa. Karena itu perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi
hasil pemeriksaan laboratorium.
A. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan
tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistim atau
suatu organ tubuh dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk
(perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi). Pemeriksaan fisik dibagi
menjadi 2 :
1. Pemeriksaan Antropometri
2. Pemeriksaan Head to toe
1. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
a)Tinggi badan
b)Berat badan
c)Lila
d)Pulse
e)Respirasi
f) Nadi
g)Tekanan Darah
Inspeksi
1. Kepala
Rambut, Mata,
Hidung, Mulut,
dan Muka
2. Leher
Pembengkakan
Kelenjar Tyroid,
Pembengkakan
vena jugularis,
dan
Pembengkakan
kelenjar limfe
3. Dada
Mammae, Aerola mammae, Puting susu, Kolostrum,
4. Abdomen
Pembesaran, Striae Livide, Linea Nigra, Linea Albicans, Strie Albicans, dan Luka Bekas Operasi
2. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
5. Genitalia Eksterna
Oedema, Varises,
dan Pengeluaran
6. Ekstremitas
Tangan dan Kaki /
alat gerak
Auskultasi
DJJ : Frekuensi
dan Lokasi
Perkusi
Reflek patella
PALPASI
a. Pemeriksaan Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan apa yang terdapat
di fundus
b. Pemeriksaan Leopold II
Menentukan letak punggung dan bagian kecil
janin
c. Pemeriksaan Leopold III
Menentukan apa yang ada di bagian bawah.
Misalnya presentasi kepala bagian bawah
d. Pemeriksaan Leopold IV
Menentukan dimana prominensia sefalik.
Menentukan apakah kepala masih floating atau
sudah enganged (Obgynacea:2009)
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan ini meliputi tes urin dan tes
darah. Kedua tes ini sama-sama mencari
adanya hCG di dalam sampel yang
diambil. Perbedaannya, tes darah
dilakukan di rumah sakit sedangkan tes
urin bisa di lakukan sendiri di rumah.
1.Tes Darah
2.Tes Urine
1. TES DARAH
Dapat dilakukan sekitar sepuluh hari setelah ovulasi.
Lebih sensitif, lebih mahal dan tidak mudah untuk
dilakukan.
Ada dua jenis tes darah untuk memeriksa kehamilan
yaitu kualitatif (hanya akan menunjukkan apakah
ada HCG atau tidak) dan kuantitatif (menunjukkan
berapa tepatnya kadar HCG dalam darah bahkan
saat kadarnya masih sedikit).
Tes darah dapat mendeteksi HCG lebih awal
daripada tes urin.
Tes darah dapat mendeteksi kehamilan sekitar enam
sampai delapan hari setelah terjadi ovulasi
(pelepasan sel telur dari ovarium).
tidak beresiko terhadap bayi.
LANJUTAN...
Melalui pemeriksaan darah, bisa diketahui:
Kadar zat besi dalam darah.
Golongan darah dan faktor Rhesus Ibu.
Infeksi akibat virus Toxoplasma, Rubella, dan
Cytomegalovirus yang berbahaya bagi
kesehatan bayi, pemeriksaan yang sering
disebut pemeriksaan TORCH ini perlu untuk
melihat adanya antibodi dalam darah Ibu.
Penyakit lain seperti HIV B, Syphilis, bahkan
HIV/AIDS.
2. TES URINE
untuk mengetahui kadar HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) yaitu suatu hormon yg dihasilkan embrio
saat terjadinya kehamilan yg akan meningkat dalam urin dan
darah seminggu setelah konsepsi.
mudah dan sederhana, dapat dilakukan sendiri, paling lazim
digunakan
Bentuk alat tes urine kehamilan (test pack) ada dua macam,
yaitu strip dan compact.
Bentuk strip harus dicelupkan ke urine yang telah
ditampung atau disentuhkan pada urine waktu buang air
kecil.
Untuk compact sudah ada tempat untuk menampung urine
yang akan diteteskan.
Kemunculan satu atau dua garis mengisyaratkan kalau test
pack dilakukan dengan benar, karena test pack
mendapatkan urine yang cukup.
Kalau garis pertama sudah muncul, kemunculan garis kedua
menyatakan seseorang dikatakan hamil.
LANJUTAN...
CARA KERJA tes kehamilan ini
Alat tes kehamilan mendeteksi hormon khusus
yang ada dalam urin atau darah yang hanya ada
ketika seorang perempuan sedang hamil.
Hormon yang sering disebut dengan hormon
kehamilan ini adalah HCG atau human chorionic
gonadotropin. HCG diproduksi oleh plasenta
dan hormon ini ada dalam tubuh ketika sel telur
yang telah dibuahi menempel ke rahim. Hal ini
terjadi sekitar enam hari setelah hubungan
seksual. Tetapi pada beberapa perempuan,
lamanya bisa lebih dari enam hari. Kadar HCG
akan meningkat secara drastis seiring dengan
bertumbuhnya janin.
LANJUTAN...
Keakuratan tes ini
Banyak merek alat tes kehamilan
mengklaim memiliki akurasi 99% bahkan
satu minggu setelah berhubungan
seksual. Sedangkan riset menunjukkan
bahwa semakin dini melakukan tes,
semakin tidak akurat hasilnya.
Sebaiknya tunggu satu minggu setelah
terlambat menstruasi sebelum
melakukan tes. Bila tidak sabar
menunggu, lebih baik memeriksakan diri
ke dokter.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan USG
(Ultrasonografi)
• Pemeriksaan USG
Transabdominal
• Pemeriksaan USG
Transvaginal
2. Pemeriksaan Rontgen
3. Pemeriksaan Kardiotografi
(CTG)
1. PEMERIKSAAN USG (ULTRASONOGRAFI)
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan
yang dilaksanankan sebagai salah satu
diagnosis pasti kehamilan.
Gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka
janin dan kantong kehamilan.
Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya
bagi ibu maupun bayi.
Kemungkinan efek yang merugikan tersebut
sudah sering diteliti dan terbukti tidak pernah
ditemukan masalah.
LANJUTAN...
Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang
memberikan hasil gambar tentang janin atau
embrio yang sedang berkembang di dalam
perut ibu hamil secara aman, praktis, dan hasil
cukup akurat.
Sudah sejak 1961 USG digunakan dalam dunia
kedokteran kandungan.
USG menggunakan gelombang suara yang
dipantulkan untuk membentuk gambaran bayi
di layar komputer yang aman untuk bayi dan
ibu. Ada 2 teknik dalam pemeriksaan USG.
a) Pemeriksaan USG Transabdominal
b) Pemeriksaan USG Transvaginal
a) Pemeriksaan USG Transabdominal
Pemeriksaan USG Transabdominal adalah jenis linear
atau konveks.
Pemeriksaan ini dilakukan pada kehamilan trimester 2
dan 3.
Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen luar
ibu harus dilumuri jel untuk lubrikasi dan menghilangkan
udara diantara permukaan transduser dan dinding
abdomen
Beberapa kerugian USG ini :
• kandung kemih yang penuh akan mengganggu
kenyamanan pasien dan pemeriksa.
• Uterus mengalami kontraksi
• Adanya mudigah di dalam kantung gestasi dapat luput
dari pemeriksaan
b) Pemeriksaan USG Transvaginal
Pemeriksaan USG TV ini harus dilakukan dalam
keadaan kandung kemih yang kosong .
Dalam persiapan tranduser terlebih dahulu
diberi jel pada permukaan elemennya (untuk
menghilangkan udara di permukaan tranduser)
kemudian dibungkus dengan alat pembungkus
khusus atau kondom (berfungsi sebagai alat
pelindung).
Sebelum dimasukkan ke dalam vagina, ujung
pembungkus tranduser diberi jel lagi (berfungsi
sebagai lubrican dan menghilangkan udara
diantara permukaan elemen tranduser dan
serviks uteri).
Tranduser dimasukkan ke dalam vagina hingga
mencapai daerah forniks.
FUNGSI USG :
Konfirmasi kehamilan.
Mengetahui usia kehamilan.
Menilai pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam
kandungan.
Ancaman keguguran.
Masalah dengan plasenta.
Kehamilan ganda/ kembar.
Kelainan letak janin.
2. PEMERIKSAAN RONTGEN
Khusus foto rontgen alias sinar-X memang
sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil
dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau
cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan
terlambat, terbentuk kanker pada usia
dewasanya, atau kelainan lainnya.
bahwa janin hanya terpapar 0.5 - 1.5 rad setelah
pemeriksaan rontgen perut atau punggung
bawah ibu, sementara bagian tubuh ibu yang
jauh menerima paparan 10-100x lebih rendah.
Sinar x tidak aman.
3. PEMERIKSAAN KARDIOTOGRAFI (CTG)
Secara khusus CTG adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak.s
Sedangkn Secara umum CTG merupakan suatu alat
untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim,
dengan merekam pola denyut jantung janin dan
hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.
Pemeriksaan CTG dilakukan :
• Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
• Waktu pemeriksaan selama 20 menit.
• Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan
tak menyakitkan ibu maupun bayi.
• Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan
dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.
• Konsultasi langsung dengan dokter kandungan