pembesaran kelenjar tiroid ec kekurangan iodium - part 2

18
Part 2 Pembesaran Kelenjar Tiroid ec Kekurangan Iodium Efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan. Hormon tiroid mempunyai efek yang umum dan efek yang spesifik terhadap pertumbuhan. Efek yang pentiing dari hormon tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Efek hormon tiroid pada metabolisme karbohidrat. Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningktakan glikolisis, meningktakan glukogenesis, menigktakan kecepatan absorpsi dari saluran cerna, dan bahkan juga meningkatkan sekresi insulun dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat dari hormon tiroid.

Upload: kevin-mitnick

Post on 12-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisikan tentang pembesaran kel tiroid karena kekurangan yodium.

TRANSCRIPT

Part 2Pembesaran Kelenjar Tiroid ec Kekurangan Iodium

Efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan. Hormon tiroid mempunyai efek yang umum dan efek yang spesifik terhadap pertumbuhan. Efek yang pentiing dari hormon tiroid adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Efek hormon tiroid pada metabolisme karbohidrat. Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningktakan glikolisis, meningktakan glukogenesis, menigktakan kecepatan absorpsi dari saluran cerna, dan bahkan juga meningkatkan sekresi insulun dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat dari hormon tiroid. Efek pada metabolisme lemak. Pada dasarnya semua aspek metabolisme juga ditingkatkan dibawah pengaruh hormon tiroid. Karena lemak merupakan sumber energi utama untuk suplai jangka panjang, maka lemak yang telah disimpan dalam tubuh akan lebih banyak dipecah daripada elemen jaringan lain. Khususnya, lipid akan diangkut dari jaringan lemak, yang meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, hormon tiroid juga sangat mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel. Efek pada plasma dan lemak hati. Meningkatnya hormon tiroid menurunkan jumlah kolesterol, fosofolipid, dan trigliserida, walaupun sebenarnya hormon ini juga meningkatkan asam lemak bebas. Sebaliknya, menurunnya sekresi tiroid sangat meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosofolipid, dan trigliserida plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan di dalam hati. Sangat meningkatnya jumlah lipid dalam sirkulasi darah pada penderita hipotiroidisme yang lama seringkali dihubungkan dengan timbulnya arterisklerosis berat. Efek pada metabolisme vitamin. Oleh karena hormon tiroid meningkatkan jumlah berbagai enzim dan oleh karena vitamin merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim, maka hormon tiroid ini meningkatkan kebutuhan akan vitamin. Oleh karena itu, bila sekresi hormon tiroid berlebihan maka dapat timbul defisiensi vitamin relatif, kecuali bila pada saat yang sama kenaikan kebutuhan vitamin itu dapat tercukupi. Efek pada laju metabolisme basal. Oleh karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme sebagian besar sel tubuh, maka kelebihan hormon ini kadangkala akan meningkatkan laju metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas nilai normalnya. Sebaliknya, bila tidak ada hormon tiroid yang dihasilkan, maka laju metabolisme basal menurun sampai hampir setengah nilai normal ; yaitu, laju metabolisme basal menjadi -30 sampai -45. Agar laju metabolisme basal dapat sangat tinggi maka hormon ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat banyak. Efek pada berat badan. Bila produksi hormon tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya sangat berkurang maka hampir selalu tibul kenaikan berat badan ; efek ini selalu terjadi, oleh karena hormon tiroid meningkatkan nafsu makan, dan keadaan ini dapat melebihi keseimbangan perubahan kecepatan metabolisme. Efek pada sistem kardiovaskuler. Meningkatkan aliran darah, curah jantung, frekuensi denyut jantung, kekuatan denyut jantung dan volume darah sedikit meningkat karena vasodilatasi sehingga jumlah darah yang terkumpul pada sistem sirkulasi meningkat. Efek pada respirasi. Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentiukan karbon dioksida; efek-efek ini mengaktifkan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Efek pada saluran cerna. Selain meningkatkan nafsu makandan asupan makanan. Hormon tiroid meningkatkan baik kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna. Seringkali, terjadi diare. Kekurangan hormon tiroid menimbulkan konstipasi. Efek pada sistem saraf pusat. Hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid akan menurunkan fungsi ini. Efek terhadap fungsi otot. Sedikit peningkatan hormon tiorid biasanya menyebabkan otot bereaksi dengan kuat, namun bila jumlah hormon ini berlebihan, maka otot-otot malahan menjadi lemah oleh karena berlebihannya katabolisme protein. Sebaliknya, kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot sangat lamba, dan otot tersebut berelaksasi dengan perlahan setelah berkontraksi. Efek pada kelenjar endokrin lain. Meningkatnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain, tetapi hormon ini juga meningkatkan kebutuhan jaringan akan hromon ini. Hormon tiroid meningkatkan sebagian besar aktivitas metabolisme yang berkaitan dengan pembentukan tulang dan akibatnya meningkatkan kebutuhan hormon paratiroid. Dan akhirnya, hormon tiroid meningkatkan kecepatan inaktivasi hormon glukortikoid adrenal oleh hati. Keadaan ini menyebabkan timbulnya peningkatan umpan balik produksi hormon adrenokotikotropik oleh kelenjar hipofisis anterior dan, oleh karena itu, juga meningkatkan kecepatan sekresi glukokortikoid oleh kelenjar adrenal. Efek hormon tiroid pada fungsi seksual. Agar dapat timbul fungsi seksual yang normal, dibutuhkan sekresi tiroid yang normal.pada pria, hormon tiroid menurun menyebabkan hilangnya libido dan sebaliknya harmon tiroid meningkat dapat menyebabkan impotensi. Pada wanita hormon tiroid menurun dapat terjadi menoragia dan polimenore, periode menstruasi3,4.

A. Pengaturan Hormon Sekresi Tiroid Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid.Thyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH.Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, "mematikan" sekresi TSH, sementara thyrotropin- releasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik "menghidupkan" sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior Seperti lengkung umpan-balik negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas keluaran (sekresi) hormon tiroid.Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan-balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka-panjang diperantarai oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain, pada orang dewasa hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami pergeseran sekresi yang mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif stabil sesuai dengan respons terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama; peningkatan atau penurunan kadar hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak memiliki nilai adaptif. Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan sekresi TRH (dan dengan demikian, TSH dan hormon tiroid) adalah pajanan ke dingin pada bayi; keadaan ini merupakan mekanisme yang sangat adaptif pada bayi baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid penghasil panas diperkirakan ikut berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi penurunan mendadak suhu lingkungan pada saat lahir, sewaktu bayi berpindah dari tubuh ibunya yang hangat ke udara lingkungan yang lebih dingin. Pada orang dewasa, respons TSH serupa terhadap pajanan dingin tidak terjadi, walaupun hal ini secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada beberapa jenis hewan percobaan.Berbagai jenis stres diketahui menghambat sekresi TSH dan hormon tiroid, diperkirakan melalui pengaruh saraf pada hipotalamus, walaupun makna adaptif inhibisi ini belum jelas5.

B. Metabolisme Energi Metabolisme proteinPROTEIN TUBUH zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon) Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril protein fibrosa Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin

MACAM PROTEIN Peptide: 2 10 asam amino Polipeptide: 10 100 asam amino Protein: > 100 asam amino Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein Lipoprotein: gabungan lipid dan protein

ASAM AMINO Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial Asam amino esensial: T2L2V HAMIF (treonin, triptofan, lisin, leusin, valin histidin, arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin) Asam amino non esensial: SAGA SATGA (serin, alanin, glisin, asparadin sistein, asam aspartat, tirosin, glutamin, asam glutamat)

TRANSPORT PROTEIN Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino masuk darah Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim) Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein

PENGGUNAAN PROTEIN UNTUK ENERGI Jika jumlah protein terus meningkat protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi Deaminasi: proses pembuangan gugus amino dari asam amino Transaminasi: proses perubahan asam amino menjadi asam keto

PEMECAHAN PROTEIN1. Transaminasi:alanin + alfa-ketoglutarat piruvat + glutamat2. Diaminasi:asam amino + NAD+ asam keto + NH3NH3 merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal harus diubah dahulu jadi urea (di hati) agar dapat dibuang oleh ginjal

EKSKRESI NH3 NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati Jika hati ada kelainan (sakit) proses perubahan NH3 urea terganggu penumpukan NH3 dalam darah uremia NH3 bersifat racun meracuni otak coma Karena hati yang rusak disebut Koma hepatikum

PEMECAHANPROTEIN Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat

SIKLUS KREBSProses perubahan asetil ko-A H + CO2Proses ini terjadi didalam mitokondria. Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis. Oksaloasetat berasal dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi kekurangan KH kurang as. Piruvat kurang oxaloasetat.

RANTAI RESPIRASIH hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADHH dari NADH ditransfer ke Flavoprotein Quinon sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 terus direaksikan dengan O2 H2O + ERangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasiRantai Respirasi terjadi didalam mitokondria transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim OksidaseUrutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD Flavoprotein Quinon sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 direaksikan dengan O2 H2O + E

FOSFORILASI OKSIDATIFDalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP. Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi

KREATIN DAN KREATININKreatin disintesa di hati dari: metionin, glisin dan argininDalam otot rangka difosforilasi membentuk fosforilkreatin (simpanan energi)

istirahatKreatin + ATP Fosforilkreatin Kreatinin gerak urine

Metabolisme karbohidratSetelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae. Sebagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal.Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah. Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut, simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen. Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan energi dari hasil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau energi yang diperlukan lebih banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati. Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen yang telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan sedikit demi sedikit, untuk dapat digunakan selanjutnya. Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO2 dan H2O dan terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP (Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat". Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar. Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat dan selanjutnya menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan energi. Hal ini hanya terdapat di dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan, merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot.