hormon tiroid

22
HORMON TIROID MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang dibina oleh Ibu Sri Rahayu dan Ibu Susilowati Disusun oleh : Kelompok V 1. Juliyatin Putri Utami (308342410451) 2. Kiki Suryani (308342410458) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

Upload: juliefct

Post on 28-Jun-2015

3.107 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: HORMON TIROID

HORMON TIROID

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia

yang dibina oleh Ibu Sri Rahayu dan Ibu Susilowati

Disusun oleh :

Kelompok V

1. Juliyatin Putri Utami (308342410451)

2. Kiki Suryani (308342410458)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Agustus, 2010

Page 2: HORMON TIROID

Kelenjar tiroid merupakan salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada

tubuh manusia. Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring. Lobus lateral kanan

dan kiri terletak satu pada setiap sisi trakhea. Yang menghubungkan lobus adalah

massa jaringan yang disebut isthmus, terletak di depan trakhea. Lobus yang

berbentuk piramid, kecil, kadang-kadang melanjut ke atas dari isthmus. Kelenjar

tiroid adalah satu-satunya kelenjar endokrin yang menyimpan hasil sekresinya

dalam jumlah besar. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh untuk

membakar energi, memproduksi protein dan mengatur kesensitifan tubuh

terhadap hormon lainnya.

Gambar 1. Kelenjar Tiroid

A. STRUKTUR MIKROSKOPIS KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid vertebrata tingkat tinggi terdiri dari dua lobus, terletak pada

permukaan lateral trakhea tepat di bawah larynx. Masing-masing lobus tersebut

dihubungkan oleh isthmus yang melintang pada permukaan ventralnya. Kedua

kelenjar tiroid tersebut dikelilingi oleh kapsula yang tersusun dari jaringan

fibroelastik yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.

Lapisan luar yang berhubungan dengan permukaan servikal lebih padat bila

dibandingkan dengan lapisan dalam yang secara langsung berada pada permukaan

kelenjar.

Masing-masing lobus terdiri dari banyak folikel (foliculli) yang berbentuk

oval atau bulat, yang satu sama lain dihubungkan oleh membran basal. Tiap

folikel dibasahi oleh sel epitelium kuboid dan pada bagian tengahnya terdapat

lumen pusat. Folikel dikelilingi oleh kapiler darah, dan pada kapsula terdapat

pembuluh darah yang lebih besar. Selain pembuluh darah juga terdapat serabut

saraf yang bercabang-cabang sangat banyak yang merupakan serabut post

ganglionaris cervicalis. Serabut saraf ini berfungsi untuk mengatur aliran darah di

dalam kelenjar tiroid, bukti lain menunjukkan bahwa saraf simpatis dapat

menstimulasi sekresi hormon tiroid.

Page 3: HORMON TIROID

Rongga-rongga yang tertutup pada folikel secara normal mengandung

globulin homogeny, gelatinosa dan berwarna kecokelatan. Sekresi ini yang

dinamakan koloid yang merupakan produk yang disimpan dari sekresi epitel.

Tiroid merupakan derivate embrional saluran pencernaan yang awalnya muncul

sebagai lekukan di daerah median, tak berpasangan menonjol. Ujung distal bagian

yang tumbuh ini berangsur-angsur menjadi dual obi. Sementara yang

menggantung dan melekat menyempit membentuk ductus thyroglossus. Ujung

terminal yang bercabang-cabang primordial tiroid ini menduduki posisi pada

permukaan anterior trachea, dan ductus thyroglossusnya secara normal

menghilang. Foramen caecum, berupa lekukan dangkal pada akar lidah dekat

apeks sulkus terminalis yang menandai titik tempat ductus thyroglossus membuka

ke dalam pharing embrional.

Bentuk sel epitelium yang melapisi folikel sangat dipengaruhi oleh

aktivitas kelenjar tiroid. Dalam keadaan aktif, sel ini berbentuk memanjang

(kolumner), sedang dalam keadaan tidak aktif berbentuk pipih (squamosa).

Lumen pusat terdapat di bagian tengah folikel, berisi koloid yang terdiri dari

tiroglobulin (TGB). Ukuran diameter lumen dipengaruhi oleh aktivitas kelenjar

tiroid. Dalam keadaan aktif, diameter menjadi lebih kecil. Koloid bersifat basa

dan sepanjang pinggirnya dipenuhi oleh granula pinositotika sedangkan dalam

keadaan tidak aktif ukuran diameter lebih besar.

Aktivitas kelenjar tiroid menunjukkan bahwa dalam keadaan aktif terjadi

peningkatan retikulum endoplasma granular dan mitokondria baik dalam hal

ukuran maupun densitas. Selain itu, terlihat adanya mikrovili pada bagian tepi sel

foliculli. Panjang dan pendeknya mikrovili tergantung pada aktivitas kelenjar

tiroid. Diantara mikrovili tersebut terdapat celah sebagai penghubung antar sel

folikuler yang berdekatan, yaitu berupa “tightjunction” dan desmosoma.

B. STRUKTUR KIMIA HORMON TIROID

1. Struktur Kimia dan Produksi Hormon Tiroid

Hormon tiroid terutama berupa tioksi (Tetraiodotironin atau T4) dan

triiodotironin ( T3). Kedua hormon ini mengandung ion iodida yang berikatan

dengan cincin fenol dan tironin.

Page 4: HORMON TIROID

Di dalam plasma sebagian besar hormon tiroid yang berikatan dengan

protein. Hormon tiroid tersebut berperanan sebagai cadangan dan bila diperlukan

akan dapat dibebaskan untuk memenuhi kebutuhan hormon tiroid bebas dalam

sel. Secara kuantitatif kadar hormon T4 di dalam plasma lebih besar dibandingkan

T3, akan tetapi T3 mempunyai aktivitas 3 sampai 5 kali lebih besar dari T4.

2. Sintesis Hormon Tiroid

Peristiwa pembentukan terjadi di dalam kelenjar tiroid, sebagai unit

fungsionalnya adalah folikel tiroid. Beberapa tahap yang terjadi pada sintesis

hormon tiroid adalah sebagai berikut.

Sintesis dan Sekresi Tiroglobulin (TGB)

TGB merupakan bahan dasar hormon tiroid dan sebagian besar terdapat di

dalam lumen folikuli. Mekanisme sintesis dan sekresi TGB diawali dengan

keluarnya tRNA dan mRNA dari nukleus dengan membawa “pesan-pesan”

yang diperlukan untuk sintesis TGB. Selanjutnya mRNA diterjemahkan oleh

ribosoma pada retikulum endoplasma granulare. Rantai polipeptida

mengalami glikolisasi sampai pada retikulum endoplasma granulare dengan

bantuan glikosil transferase. Setelah sampai pada aparatus golgi, TGB

dikemas pada vesikula eksositosis. Vesikula berfungsi dengan membran

epitelium apical dan mensekresikan TGB ke lumen pusat dalam bentuk

koloid. Di dalam koloid, lumen folikuli disimpan bersama dengan enzim

proteolitik dan enzim mukoprotein.

Transportasi dan Organifikasi Iodium

Idium yang berasal dari sekresi kelenjar saliva dan mukosa lambung

disekresikan ke cairan ekstraseluler, dan kemudian secara aktif memasuki sel

epitelium folikuli tiroid, kemudian iodium segera teroksidasi menjadi iodium

organik dan reaksi ini tergantung pada peroksidase. Selanjutnya iodium

organik akan berikatan dengan residu tirosin pada TGB untuk membentuk

molekul monoiodo-tirosin (MIT) dan Diiodotirosin (DIT). Peristiwa ini

diduga terjadi secara enzimatis pada bagian awal apical epitelium folikuli

yang menghadap ke lumen.

Penggabungan Iodotirosin

Page 5: HORMON TIROID

Di dalam koloid, folikuli MIT dan DIT akan membentuk hormon tiroid

dengan cara penggabungan atau reaksi “coupling”. Penggabungan yang

reaksinya berlangsung secara kondensasi antara dua molekul DIT akan

membentuk hormon tiroksin, dan penggabungan satu molekul DIT dengan

satu molekul MIT akan menghasilkan hormon T3. Pada kedua peristiwa di

atas diperlukan kondisi aerob, enzim tiroglobulin dan tiroid peroksidase.

Selain itu, MIT dan DIT akan mengalami mobilisasi secara endositosis dan

proteolisis yang diperantarai oleh enzim iodotirosin deiodinase.

Setelah terbentuk hormon tiroid, terjadi penyimpangan hormon di dalam

koloid sebagai iodotironin yang tergabung pada ikatan peptida yaitu TGB.

Iodotironin akan disekresikan oleh sel epitelium dan dengan cara yang sama

disekresikan pula ke dalam pembuluh darah balik yang ada di sekitarnya

dalam bentuk T3 dan T4. Peristiwa endositosis yang terjadi dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Masuknya titik-titik (droplet) koloid

Pseudopodia yang terbentuk pada permukaan luminal sel menjulur ke

dalam koloid di dalam lumen folikuli, dan sebagian droplet koloid masuk ke

sitoplasma secara endositosis. Tiap droplet diselubungi membran yang

dibentuk oleh perbatasan sel apikal. Peristiwa endositosis ini sangat

tergantung pada daur ulang yang terjadi selama eksositosis TGB.

Pembentukan Phagolisosoma

Lisosoma di bagian basal akan berpindah menuju ke bagian basal apical

bertemu dengan droplet koloid, kemudian berfusi menghasilkan

phagolisosoma. Selanjutnya phagolisosoma bergerak menuju ke bagian basal

sel dan selama itu makin padat, dan bentuknya makin kecil karena TGB telah

dihidrolisis oleh protease lisosoma.

Pembebasan TGB

T3 dan T4 (yang jumlahnya lebih sedikit) dibebaskan dari TGB secara

proteolitik, terlepas dari phagolisosome masuk ke dalam pembuluh darah dan

diduga secar difusi. Sebagian besar MIT dan DIT yang dibebaskan diiodinasi

TGB, akan tetapi sebagian secara difusi memasuki sirkulasi (terjadi

kebocoran iodium)

Page 6: HORMON TIROID

C. MEKANISME KERJA HORMON TIROID DAN FAKTOR YANG

TERLIBAT

1. Distribusi dan Metabolisme Hormon Tiroid

Tiroksin dan T3 merupakan bentuk hormon tiroid yang disekresikan ke

dalam pembuluh darah, selanjutnya akan berikatan dengan protein plasma

darah. Jumlah T3 adalh 20% dan T4 adalah 80%. Bentuk pengikat tersebut

adalah Thyroxine-Binding-Globulin (TGB), Thyroxine-Binding-Prealbumin

(TBPA) dan albumin. Jumlah TBG di dalam plasma darah hanya sedikit,

akan tetapi berikatan dengan T4 secara sangat kuat dan jumlah ikatan tersebut

di dalam plasma adalah 45-60%. Afinitas dengan T3 hanya sepertiga dari T4

dan jumlahnya dapat mencapai 75% T3. Pengikatan T4 pada TBPA lebih

rendah dibandingkan T4 dengan TGB, dan jumlahnya hanya 15-30%. T3

tidak berikatan dengan TBPA, sedangkan albumin berikatan dengan T3 dan

T4 secara sangat lemah. Jumlah ikatan T3 dengan albumin 25% dan dengan

T4 15%.

Bentuk ikatan hormon yang diuraikan di atas hormon adalah hormon yang

tidak aktif secara fisiologik. Hormon tiroid yang aktif secara fisiologik adalah

hormon yang bebas (tidak berikatan dengan protein) yang dapat memberikan

efek fisiologik terhadap sel, dan berjumlah lebih kurang 0,05% T4 dan 0,5%

T3.

Selanjutnya T3 dan T4 bila sampai pada hati, ginjal, otot atau pada

jaringan lain akan menimbulkan berbagai reaksi. Gugus hidroksil pada cincin

phenolic dapat berikatan dengan asam glukuronat dan sulfat, kemudian

derivat keduanya diekskresikan ke dalam empedu. Kedua asam tersebut dapat

dihidrolisis oleh enzim glukuronidase atau sulfatase pada saluran pencernaan

makanan.

Selanjutnya, Robbins et al., 1981 menyatakan bahwa sebagian besar T3

dan T4 akan mengalami deiodinasi, dan telah diketahui deiodinasi paling

besar terjadi di hati dan meliputi pula mikrosoma.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Sekresi Hormon

Tiroid

Page 7: HORMON TIROID

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi produksi dan sekresi hormon

tiroid, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor internal adalah hipotalamus, hipofisis, dan kelenjar tiroid. Sebagian

besar aktivitas kelenjar tiroid dipengaruhi oleh lobus anterior adenohipofisis

yang mensekresikan Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Sekresi TSH

dipengaruhi langsung oleh Thyritropin Releasing Hormone (TRH) yang

disekresikan oleh hipotalamus dan dapat mencapai hipofisismelalui sistem

portae hipotalamus. Selanjutnya TRH yang sampai pada reseptornya di dalam

hipofisis akan menyebabkan terjadinya perubahan c-AMP pada permeabilitas

membran, dan hal inilah yang selanjutnya menyebabkan TSH disekresikan

oleh adenohipofisis. TSH selanjutnya menstimulasi sel epitelium dengan cara

membentuk ikatan dengan permukaan reseptor TSH dan keadaan ini

menyebabkan kadar c-AMP dalam sel meningkat. Peningkatan c-AMP

disebabkan adanya ikatan TSH dengan reseptor pengikatnya yang terdapat

pada membran sel yang selanjutnya menstimulasi adenyl cyclase untuk

memproduksi c-AMP.

Sebagai akibat adanya pengikatan antara TSH dan reseptor pengikatnya di

atas antara lain adalah sebagai berikut.

a. Menstimulasi pompa iodida, dengan demikian terjadi peningkatan proses

“Ion Trapping”,

b. Efek yang terjadi di dalam inti yaitu peningkatan Apo Thyroglobulin

(ATG). Iodinasi ATG nampak pada membran luminal sel epitelium.

Enzim yang mengkatalisis iodinasi adalah kelompok tiroid peroksidase

yang berhubungan dengan membran luminal,

c. Menstimulasi oksida iodida menjadi iodium sehingga meningkatkan

proses organifikasi,

d. Menstimulasi metabolisme glukosa melalui jalur pentosa yang

menyebabkan produksi NADPH meningkat. NADPH selanjutnya berperan

sebagai faktor dalam produksi H2O2 dan juga pada proses deiodinasi,

e. Menstimulasi endositosis, atau pencaplokan Thyroglobulin untuk

disimpan.

Page 8: HORMON TIROID

Kadar hormon di dalam darah akan mengatur sekresi TSH dan TRH. Apabila

T3 dan T4 pada jaringan jumlahnya sudah mencukupi sekresi TSH dan TRH

akan dihambat, sedang bila T3 dan T4 berkurang sekresi TSH dan TRH

meningkat.

Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid antara lain

adalah suhu, lokasi, fotoperiodisitas dan kebisingan.

Sistem pendengaran sebagai organ yang menerima suara (kebisingan)

memiliki hubungan langsung dengan sistem saraf simpatis pada hipotalamus,

dan melalui hubungan yang demikian suara dapat ditanggapi oleh suatu

organisme. Bila terjadi pemberian suara secara terus-menerus dapat

mengakibatkan terjadi gangguan secara fisiologis, disamping juga adanya

gangguan secara langsung pada sistem alat pendengar. Gangguan fisiologik

tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara sistem

alat pendengaran dan sistem saraf-otot-kelenjar. Dalam hal demikian dengan

sendirinya saraf otonom akan tanggap sebagai jawaban terhadap adanya

sesuatu (suara) disekitarnya. Respon tersebut dapat berupa adanya gangguan

fungsi fisiologik pada organ tertentu, misalnya kelenjar tiroid.

3. Efek Fisiologi Hormon Tiroid

Menurut Robbins et al., (1981) semua sel di dalam tubuh merupakan

sasaran hormon tiroid kecuali gonad, otak, nodus limfaticus, paru-paru dan

dermis. Setelah sampai pada sasaran, hormon tiroid akan menimbulkan

berbagai pengaruh perubahan fisiologik di dalam sel, yaitu:

a. Peningkatan Produksi dan Konsumsi Oksigen

Keadaan ini merupakan ciri sebagian besar jaringan yang menanggapi

hormon tiroid. Adanya hormon tiroid menginduksi peningkatan aktivitas Na-

ATP ase. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya sejumlah enzim molekul

tertentu pada membran. Dalam keadaan tersebut, pada tingkat sel terjadi

peningkatan konsumsi oksigen dan terjadi pula produksi panas, walaupun

korelasi antara produksi panas dan pengaruh kadar hormon tiroksin masih

dipermasalahkan.

b. Pengaruh terhadap Kegiatan Metabolisme

Page 9: HORMON TIROID

T3 dan T4 berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein. Adanya hormon tiroksin mempercepat penyerapan glukosa dan

galaktosa pada usus, akibatnya akan terjadi peningkatan glikogenolisis.

Keadaan ini menyebabkan simpanan glikogen di dalam hati, jantung, dan otot

menjadi berkurang.

Pengaruh hormon tiroid terhadap metabolisme protein pada organisme

diduga menyebabkan meningkatnya sintesis protein dan RNA ribosom,

terutama terjadi pada organisme yang sedang tumbuh, dan pada organisme

dewasa pengaruhnya tergantung pada status metabolik hewan tersebut.

Sebagai contoh pada hewan yang kelenjar tiroidnya diambil, dosis yang

cukup meningkatkan sintesis protein dan menyebabkan turunnya ekskresi

nitrogen. Dosis yang tinggi menghambat sintesis protein, sedang konsentrasi

asam amino bebas dalam plasma, hati, dan otot meningkat.

Pada metabolisme lemah, hormon tiroid menstimulasi sintesis kolesterol

dan menstimulasi mekanisme hepatik yang melepaskan kolesterol dan

sirkulasi dan hal ini menyebabkan penurunan kadar kolesterol dalam plasma.

Keadaan demikian terjadi sebagai akibat dari lebih cepatnya pelepasan

kolesterol dibandingkan dengan proses pembentukannya.

c. Pengaruh terhadap sistem kardiovaskuler dan kontraktilitas

Tiroksin menstimulasi miokardium untuk meningkatkan kecepatan dan

kekuatan kontraksi. Hal ini diduga disebabkan hormon tiroid dapat

meningkatkan jumlah ataupun sensitivitas katekolamine yang berperan dalam

meningkatkan alat pacu jantung.

d. Pengaruh terhadap Metabolisme Mineral

Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan banyak kalsium yang keluar

bersama urine dan hal ini akan menyebabkan demineralisasi pada tulang.

Hormon tiroid juga menstimulasi hilangnya senyawa fosfat yang berasal dari

demineralisasi tulang dan katabolisme protein.

4. Macam Zat Anti Tiroid dan Mekanismenya terhadap Produksi

Hormon Tiroid

Terdapat tiga zat anti tiroid yaitu tiosianat, propiltiourasil, dan yodium

anorganik dalam konsentrasi tinggi.

Page 10: HORMON TIROID

a. Tiosianat

Tiosianat dapat menyebabkan menurunnya pompa yodium yang

mengakibatkan menurunnya yodium intrasel. Apabila yodium intrasel ini

berkurang kadarnya, akan menyebabkan produk hormon tiroid juga

terhambat. Hal ini ditandai dengan kelenjar tiroid yang membesar atau

disebut Goiter. Mekanismenya rendahnya hormon tiroksin menyebabkan

umpan balik ke hipofisis menurun sehingga sekresi TSH meningkat akibatnya

sel tiroid mensekresikan tiroglobulin ke dalam folikel (tanpa ada hormon

tiroid yang bermakna).

b. Propiltiourasil (Methimazole/ Karbimazole)

Zat ini menghambat pembentukanhormon tiroid dari yodium dan tirosin.

Sebagai akibatnya, yodinasi tirosin dan reaksi utama (kopling) terbentuk

tirosin teriodinasi. Propiltiourasil tidak menghambat TGB akan tetapi bila

TGB tanpa ada hormon tiroid akan menyebabkan Goiter.

c. Yodium anorganik

Pada konsentrasi yang sangat tinggi (sekitar 100 kali) aktivitas kelenjar

ditekan pada beberapa minggu saja. Akibat dari kondisi ini, efek TSH akan

terhambat.

D. FUNGSI HORMON TIROID DI DALAM JARINGAN

1. Fungsi Hormon Tiroid di Dalam Meningkatkan Metabolisme di Dalam

Jaringan

Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di dalam hampir

semua jaringan tubuh. Basal Metabolisme Rate (BMR) dapat meningkat

sebanyak 60-100%. Bila sejumlah besar hormon tiroid dihasilkan, maka akan

meningkatkan bahan makanan untuk energi, sintesis protein, pertumbuhan, dan

aktivitas kelenjar endokrin.

2. Pengaruh Hormon Tiroid terhadap Pertumbuhan

Hormon tiroid mempunyai pengaruh khusus dan pengaruh umum terhadap

pertumbuhan. Pada manusia, pengaruh hormon tiroid terhadap pertumbuhan

Page 11: HORMON TIROID

terutama pada anak-anak. Bila seorang anak kehilangan hormon tiroid

(hipotiroid), maka pertumbuhannya akan terhambat. Tetapi bila terlalu banyak

hormon tiroid (hipertiroid), maka pertumbuhan tulang akan semakin cepat,

sehingga menyebabkan anak tumbuh lebih tinggi dari biasanya.

Pertumbuhan hormon tiroid di dalam meningkatkan pertumbuhan

agaknya didasarkan atas kecakapan khusus di dalam meningkatkan sintesis

protein. Sebaliknya kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan katabolisme

lebih cepat daripada sintesis protein, sehingga asam amino dilepaskan ke dalam

cairan ekstraseluler.

Pengaruh hormon tiroid terhadap mekanisme tubuh

a. Pengaruhnya terhadap metabolisme karbohidrat yaitu meningkatkan

absorbsi glukosa oleh usus, menyebabkan penurunan glikogen di dalam

hati, dan meningkatkan glikolisis.

b. Pengaruhnya terhadap metabolisme darah dan lemak hati yaitu bila

hormon tiroid meningkat maka akan menurunkan jumlah kolesterol,

fosfolipid, dan trigliserida (triglyceride) di dalam darah, walaupun

menaikkan asam lemak bebas. Selain itu, sekresi hormon tiroid yang

menurun akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan

trigliserida.

Pengaruh hormon tiroid meningkatkan metabolisme vitamin

Karena hormon tiroid meningkatkan sejumlah besar enzim yang berbeda

dan karena vitamin adalah bagian pokok dari enzim dan koenzim maka

hormon tiroidmenyebabkan kebutuhan terhadap vitamin. Oleh karena itu

kekurangan vitamin dapat terjadi apabila kelebihan sekresi hormon tiroid,

jika tidak maka pada waktu yang sama jumlah vitamin akan bertambah

banyak.

Pengaruh hormon tiroid terhadap tingkat metabolisme basa

Karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme di seluruh sel tubuh

(kecuali otak, retina, limpa, testes, dan paru-paru) kelebihan sejumlah

hormon kadang-kadang dapat meningkatkan BMR sebanyak 60-100% di

atas normal. Sebaliknya, jika hormon tiroid tidak dihasilkan, maka BMR

akan turun hampir separuh di bawah normal, BMR menjadi -30 sampai -45.

Page 12: HORMON TIROID

Pengaruh hormon tiroid terhadap berat badan

Menigkatnya produksi hormon tiroid hampir selalu menurunkan berat

badan, menurunnya produksi hormon tiroid, akan menaikkan berat badan.

Tetapi pengaruh ini tidak selalu terjadi, sebab hormon tiroid meninkatkan

selera dan ini memungkinkan ketidakseimbangan perubahan di dalam BMR.

Pengaruh hormon tiroid terhadap fungsi otot

Bila kenaikan hormon tiroid hanya sedikit biasanya otot-otot

menunjukkan kegiatan, tetapi bila terlalu banyak akan kelebihan, otot-otot

akan menjadi lemah karena kelebihan katabolisme protein. Sebaliknya bila

kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot-otot akan menjadi lemah dan

refleksnya sangat lambat setelah berkontraksi.

Pengaruh hormon tiroid terhadap pernafasan

Dengan meningkatnya metabolisme maka meningkat pula penggunaan

oksigen dan pembentukan karbondioksida. Pengaruh ini mengaktifkan

kecepatan dan kedalaman pernafasan.

Pengaruh hormon tiroid terhadap sistem peredaran darah

Dengan meningkatnya metabolisme di dalam jaringan-jaringan

menyebabkan penggunaan oksigen lebih cepat daripada normal,

menyebabkan jumlah hasil metabolisme yang dibebaskan dari jaringan lebih

besar dari normal.

DAFTAR RUJUKAN

Nangsari, Nyayu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologo Manusia. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang

Susilowati. 2003. Pengantar Endokrinologi. Malang: Universitas Negeri Malang

Turner, C. Donnel, dkk. 1988. Endokrinologi Umum Edisi Keenam. Surabaya:

Airlangga University Press.

Page 13: HORMON TIROID

PERTANYAAN DAN JAWABAN TIROID

1. Mengapa kita masih membutuhkan asupan iodium dari luar tubuh, padahal

tubuh kita dapat menghasilkannya sendiri? Jika kekurangan apa

akibatnya?

Jawab: karena berbagai aktifitas metabolisme dalam tubuh dapat memicu

kekurangan yodium meskipun awalnya telah diproduksi dalam tubuh. Jika

kekurangan yodium akan menimbulkan kegagalan tiroid, gondok akan

timbul karena kadar hormon tiroid dalam darah sirkulasi sedemikian

rendah, sehingga tidak ada inhibisi umpan balik negatif ke hipofisis

anterior, dan dengan demikian sekresi TSH meningkat. TSH bekerja pada

tiroid untuk meningkatkan ukuran dan jumlah sel folikel dan untuk

meningkatkan kecepatan sekresi sel-sel tersebut. Jika sel-sel tiroid tidak

mampu mengeluarkan hormon karena katidakadaan enzim tertentu atau

kekurangan yodium, seberapapun jumlah TSH yang ada tidak akan

mampu memacu sel-sel tersebut mengeluarkan T3 dan T4. Namun, TSH

tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia tiroid dengan

konsekuensi pembesaran paradoks kelenjar (yaitu gondok), walaupun

kelenjar kurang berproduksi.

2. Mengapa setelah terjadi pembentukan hormom tiroid, akan terjadi

penyimpangan hormone di dalam koloid?

Jawab: penyimpangan di sini maksudnya adalah perombakan hormone

tiroid di dalam koloid sebagai iodotironin yang tergabung pada ikatan

peptide yaitu Tiroglobulin (TGB). Iodotironin tersebut akan disekresikan

oleh sel epiteilum dengan cara yang sama diekskresikan pula ke dalam

pembuluh darah balik yang ada di sekitarnya dalam bentuk T3 dan T4.

PERTANYAAN DAN JAWABAN PARATIROID

Page 14: HORMON TIROID

1. Bagaimana keterlibatan AMP siklik dalam mekanisme kerja hormone

paratiroid?

Jawab: AMP siklik sering dianggap sebagai pesuruh kedua dalam

mekanisme kerja hormone paratiroid. AMP siklik berperan serta dalam

perpindahan ion keluar mitokondria sehingga kalsium sitosol meningkat.

Zat tersebut memicu resoprsi tulang dan menyebabkan pelepasan kalsium

serta enzim-enzim tertentu.

2. Bagaimana keterlibatan sel-sel sasaran dalam menanggapi hormone

paratiroid?

Jawaban: terjadi pengikatan hormone oleh reseptor pada permukaan sel,

akan terjadi ektivasi siklase adenilat, meningkatnya kadar AMP siklik di

dalam sel, perangsangan kinase atau enzim fosforilase serta adanya

peningkatan transport kalsium ke sel-sel sasaran.