pembahsan asep

Upload: zephema

Post on 12-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 pembahsan asep

    1/3

    Pada percobaan ini sebelum melakukan pemberian obat terhadap hewan uji,

    terlebih dahulu menghitung konversi dosis menggunakan luas perbandingan

    permukaan dengan factor konversinya. Hal ini bertujuan agar dapat diperolehgambaran efek farmakologis yang ditimbulkan dari suatu obat sebelum diaplikasikan

    pada manusia. Hal yang perlu diperhatikan yaitu jumlah volume cairan yang akan

    diberikan pada hewan karena tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah

    ditetapkan sehingga tidak membahayakan hewan uji dan menghasilkan gambaran

    yang akurat mengenai efek farmakologi suatu obat yang ditimbulkan suatu obat.

    Selain konversi dosis , rute pemberian obat merupakan salah satu factor yang

    mempengaruhiefek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologi anatomi dan

    biokimia yang berbeda pada daerah konta obat dan tubuh karateristik ini berbeda

    karena jumlah jumlah suplai darah yang berbeda. Hal-hal ini akan menyebabkkanbahwa jumlah obat yang mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda

    tergantung dari rute pemberian.

    Rute pemberian obat dibagi menjadi enternal dan parenteral Priyanto,!""#$

    %alur enternal

    %alur enternal berate pemberian obat melalui saluran gastrointestinal,

    seperti pemberian obat melalui sublingual, bual, retal, oral. Pemberian

    melalui oral merupakan jalur pemberian obat yang paling banyak

    digunakan karena paling murah, paling mudah, dan paling aman.

    &erugian dari pemberian melalui jalur enternal adaalah absorsinya

    lambat, tida dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak

    dapat menelan. &ebanyaan obat diberikan melalui jalur ini, selain alas

    an diatas juga alasan kepraktisan dan tidak menimbulkan rasa sakit.

    %alur parental

    Parenteral berarti tidak melalui enternal. 'ermasuk jalur parental

    adalah transdermal, injeksi, endotrakeal, dan inhalasi. Pemberian obat

    melalui jalur ini dapat menimbulkan efek sistemik dan local.

    Pada pratikum ini dilakukan pemberian secara oral pada mencit dan tikus

    dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum sonde oral berujung tumpul$.

    Hal ini untuk meminimalisir terjadinya luka atau cedera ketika hewan uji akan

  • 7/23/2019 pembahsan asep

    2/3

    diberikan sediaan uji. Perlu diperhatian bahwa cara peluncuran ( pemasukan sonde

    yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaanya yang mudah adalah cara pemberian

    yang benar. )ara pemberian obat yang keliru , masuk ke dalam saluran pernafasanatau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian. *ntuk

    mengetahui cara pemberian berhasil atau tidak dapat dilihat dari cairan yang

    dimasukan tersebut. +ila dari hidung hewan uji keluar cairan seperti yang kita berikan

    menunjukan adanya kesalahan dalam proses pemberian. Sedangkan jika berhasil

    tidak terjadi apa-apa.

    Pemberian obat dengan rute Injeksi subkutan (SC) atau

    pemberian obat melalui bawah kulit pada mencit dan tikus, hanya

    boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi

    jaringan. Penyuntikkan dilakukan di bawah kulit pada daerah kulittengkuk untuk mencit sedangkan tikus dilakukan di bawah kulit

    tengkuk atau kulit abdomen. Dibersihkan area kulit yang mau

    disuntik dengan alkohol ! " yang bertujuan agar daerah yang

    akan disuntik menjadi #septik. $ntuk mencit diusahakan dilakukan

    dengan cepat untuk menghindari pendarahan yang terjadi karena

    pergerakan kepala dari mencit. Pemberian obat ini berhasil jika

    jarum suntik telah melewati kulit dan pada saat alat suntik ditekan,

    cairan yang berada di dalamnya dengan cepat masuk ke daerah

    bawah kulit.

    Pemberian obat dengan rute intra %ena pada mencit.

    &ujuannya pemberian obat dengan rute intra %ena untuk

    memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan

    injeksi parenteral lain, untuk menghindari terjadinya kerusakan

    jaringan dan untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih

    besar. Pada saat melakukan injeksi di dalam alat suntik tidak boleh

    ada udara karena jika di dalamnya ada udara, pada saat dimasukan

    ke dalam %ena ekor pada mencit, %ena akan rusak dan tidak stabil

    serta ekor akan menggelembung. Sedangkan untuk tikus, %enamarginalis akan rusak dan tidak stabil aliran darah. $ntuk

    menanggulanginya keluarkan jarum dan masukkan kembali itu

    dilakukan sedikit di atas awal injeksi. 'ika pemberian obat secara

    intra%ena berhasil dengan posisi yang benar, maka akan terlihat

    pada %ena jarum warnanya menjadi pucat. $ntuk mencit biarkan

  • 7/23/2019 pembahsan asep

    3/3

    pada posisi tengkurap dengan menjulurkan ekor. emudian ekor

    mencit dibuat mengalami %asodilatasi dengan cara ekor mencit

    diolesi dengan etanol. Proses dilatasi pada ekor mencit juga bisadilakukan dengan cara merendamnya dalam air hangat. Ciri

    ciri pembuluh %ena yang mengalami %asodilatasi adalah garis

    merah pada ekor mencit akan terlihat jelas dan besar sehingga

    akan memudahkan praktikan untuk menyuntikan.

    Pemberian obat dengan rute Injeksi intramuskular pada

    mencit adalah memasukkan obat secara tidak langsung ke dalam

    aliran darah sebagai gantinya ke dalam jaringan otot di mana ia

    dapat diabsorbsikan oleh aliran darah yang berlebihlebihan melalui

    kapiler yang melayani otot. Injeksi intramuscular memberikan e*ek

    sistemik yang diberikan secara parenteral. Penyuntikan dilakukan

    pada jaringan berotot, disuntikan ke dalam otot pada daerah paha

    posterior mencit dan tikus.

    Pemberian obat dengan rute Intraperitonel (IP) tidak dilakukan

    pada manusia karena bahaya. Intraperitonial mengandung banyak

    pembuluh darah sehingga obat langsung masuk ke dalam

    pembuluh darah. Disini obat langsung masuk ke pembuluh darah

    sehingga e*ek yang dihasilkan lebih cepat dibandingkan

    intramuscular dan subkutan karena obat di metabolisme serempak

    sehingga durasinya agak cepat. Intinya absorpsi dari obat

    mempunyai si*atsi*at tersendiri.