pembahsan asep
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 pembahsan asep
1/3
Pada percobaan ini sebelum melakukan pemberian obat terhadap hewan uji,
terlebih dahulu menghitung konversi dosis menggunakan luas perbandingan
permukaan dengan factor konversinya. Hal ini bertujuan agar dapat diperolehgambaran efek farmakologis yang ditimbulkan dari suatu obat sebelum diaplikasikan
pada manusia. Hal yang perlu diperhatikan yaitu jumlah volume cairan yang akan
diberikan pada hewan karena tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah
ditetapkan sehingga tidak membahayakan hewan uji dan menghasilkan gambaran
yang akurat mengenai efek farmakologi suatu obat yang ditimbulkan suatu obat.
Selain konversi dosis , rute pemberian obat merupakan salah satu factor yang
mempengaruhiefek obat, karena karakteristik lingkungan fisiologi anatomi dan
biokimia yang berbeda pada daerah konta obat dan tubuh karateristik ini berbeda
karena jumlah jumlah suplai darah yang berbeda. Hal-hal ini akan menyebabkkanbahwa jumlah obat yang mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda
tergantung dari rute pemberian.
Rute pemberian obat dibagi menjadi enternal dan parenteral Priyanto,!""#$
%alur enternal
%alur enternal berate pemberian obat melalui saluran gastrointestinal,
seperti pemberian obat melalui sublingual, bual, retal, oral. Pemberian
melalui oral merupakan jalur pemberian obat yang paling banyak
digunakan karena paling murah, paling mudah, dan paling aman.
&erugian dari pemberian melalui jalur enternal adaalah absorsinya
lambat, tida dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak
dapat menelan. &ebanyaan obat diberikan melalui jalur ini, selain alas
an diatas juga alasan kepraktisan dan tidak menimbulkan rasa sakit.
%alur parental
Parenteral berarti tidak melalui enternal. 'ermasuk jalur parental
adalah transdermal, injeksi, endotrakeal, dan inhalasi. Pemberian obat
melalui jalur ini dapat menimbulkan efek sistemik dan local.
Pada pratikum ini dilakukan pemberian secara oral pada mencit dan tikus
dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum sonde oral berujung tumpul$.
Hal ini untuk meminimalisir terjadinya luka atau cedera ketika hewan uji akan
-
7/23/2019 pembahsan asep
2/3
diberikan sediaan uji. Perlu diperhatian bahwa cara peluncuran ( pemasukan sonde
yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaanya yang mudah adalah cara pemberian
yang benar. )ara pemberian obat yang keliru , masuk ke dalam saluran pernafasanatau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian. *ntuk
mengetahui cara pemberian berhasil atau tidak dapat dilihat dari cairan yang
dimasukan tersebut. +ila dari hidung hewan uji keluar cairan seperti yang kita berikan
menunjukan adanya kesalahan dalam proses pemberian. Sedangkan jika berhasil
tidak terjadi apa-apa.
Pemberian obat dengan rute Injeksi subkutan (SC) atau
pemberian obat melalui bawah kulit pada mencit dan tikus, hanya
boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi
jaringan. Penyuntikkan dilakukan di bawah kulit pada daerah kulittengkuk untuk mencit sedangkan tikus dilakukan di bawah kulit
tengkuk atau kulit abdomen. Dibersihkan area kulit yang mau
disuntik dengan alkohol ! " yang bertujuan agar daerah yang
akan disuntik menjadi #septik. $ntuk mencit diusahakan dilakukan
dengan cepat untuk menghindari pendarahan yang terjadi karena
pergerakan kepala dari mencit. Pemberian obat ini berhasil jika
jarum suntik telah melewati kulit dan pada saat alat suntik ditekan,
cairan yang berada di dalamnya dengan cepat masuk ke daerah
bawah kulit.
Pemberian obat dengan rute intra %ena pada mencit.
&ujuannya pemberian obat dengan rute intra %ena untuk
memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan
injeksi parenteral lain, untuk menghindari terjadinya kerusakan
jaringan dan untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih
besar. Pada saat melakukan injeksi di dalam alat suntik tidak boleh
ada udara karena jika di dalamnya ada udara, pada saat dimasukan
ke dalam %ena ekor pada mencit, %ena akan rusak dan tidak stabil
serta ekor akan menggelembung. Sedangkan untuk tikus, %enamarginalis akan rusak dan tidak stabil aliran darah. $ntuk
menanggulanginya keluarkan jarum dan masukkan kembali itu
dilakukan sedikit di atas awal injeksi. 'ika pemberian obat secara
intra%ena berhasil dengan posisi yang benar, maka akan terlihat
pada %ena jarum warnanya menjadi pucat. $ntuk mencit biarkan
-
7/23/2019 pembahsan asep
3/3
pada posisi tengkurap dengan menjulurkan ekor. emudian ekor
mencit dibuat mengalami %asodilatasi dengan cara ekor mencit
diolesi dengan etanol. Proses dilatasi pada ekor mencit juga bisadilakukan dengan cara merendamnya dalam air hangat. Ciri
ciri pembuluh %ena yang mengalami %asodilatasi adalah garis
merah pada ekor mencit akan terlihat jelas dan besar sehingga
akan memudahkan praktikan untuk menyuntikan.
Pemberian obat dengan rute Injeksi intramuskular pada
mencit adalah memasukkan obat secara tidak langsung ke dalam
aliran darah sebagai gantinya ke dalam jaringan otot di mana ia
dapat diabsorbsikan oleh aliran darah yang berlebihlebihan melalui
kapiler yang melayani otot. Injeksi intramuscular memberikan e*ek
sistemik yang diberikan secara parenteral. Penyuntikan dilakukan
pada jaringan berotot, disuntikan ke dalam otot pada daerah paha
posterior mencit dan tikus.
Pemberian obat dengan rute Intraperitonel (IP) tidak dilakukan
pada manusia karena bahaya. Intraperitonial mengandung banyak
pembuluh darah sehingga obat langsung masuk ke dalam
pembuluh darah. Disini obat langsung masuk ke pembuluh darah
sehingga e*ek yang dihasilkan lebih cepat dibandingkan
intramuscular dan subkutan karena obat di metabolisme serempak
sehingga durasinya agak cepat. Intinya absorpsi dari obat
mempunyai si*atsi*at tersendiri.