jurnal asep

28
PENGARUH KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP EKUITAS MEREK (SURVEI PADA PENGGUNA JAMU TOLAK ANGIN DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA) Asep Nurani Jamil Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Email : [email protected] Setyo Ferry Wibowo Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Email : [email protected] Agung Kresnamurti RP Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Email : [email protected] ABSTRACT This study aims:1) clearly about Brand awareness, Perceived quality and Brand equity on Faculty of Economy at State University of Jakarta. 2) totest the influence of brand awarenesson brand equity. 3) to test the influence of perceived quality on brand equity. And the 4) is to test the simultaneously the influence between brand awarenessand perceived qualityto brand equity. Population of the research are jamu Tolak Angin users in Faculty of Economy, State University of Jakarta. Sampling totaled 82 respondents using nonprobability sampling method. While part of nonprobability sampling used was purposive sampling. The research was carried out quantitatively, descriptive and causal research design, and usesurveymethods. Analysis of the research was conducted using SPSS 17 for data processing. The results of the t test shows the brandawareness and brand equity significantly influence and perceived quality and brand equity are also significantly influence. The results of F test simultaneously indicates brand awareness and perceived qualityinfluencing significantly to brand equity and the result of determination analysis in this study

Upload: asep-jamil

Post on 13-Jan-2015

423 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

just share for marketing knowledge

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal asep

PENGARUH KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI

KUALITAS TERHADAP EKUITAS MEREK (SURVEI PADA

PENGGUNA JAMU TOLAK ANGIN DI FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA)

Asep Nurani JamilFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Email : [email protected]

Setyo Ferry WibowoFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Email : [email protected]

Agung Kresnamurti RPFakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aims:1) clearly about Brand awareness, Perceived quality and Brand equity on Faculty of Economy at State University of Jakarta. 2) totest the influence of brand awarenesson brand equity. 3) to test the influence of perceived quality on brand equity. And the 4) is to test the simultaneously the influence between brand awarenessand perceived qualityto brand equity. Population of the research are jamu Tolak Angin users in Faculty of Economy, State University of Jakarta. Sampling totaled 82 respondents using nonprobability sampling method. While part of nonprobability sampling used was purposive sampling. The research was carried out quantitatively, descriptive and causal research design, and usesurveymethods. Analysis of the research was conducted using SPSS 17 for data processing. The results of the t test shows the brandawareness and brand equity significantly influence and perceived quality and brand equity are also significantly influence. The results of F test simultaneously indicates brand awareness and perceived qualityinfluencing significantly to brand equity and the result of determination analysis in this study shows the variations in the value of brand equity that is described in the variable brand awareness and perceived quality by 60.6%. While the remaining 39,4% are influenced or explained by other variables that are not included in this research model.

Keywords: brand awareness, perceived quality, brand equity

Page 2: Jurnal asep

PENDAHULUAN

Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan

tersebut.Banyaknya perusahaan ini menciptakan adanya suatu persaingan bisnis,

perusahaan dapat menjadi pemenang dalam persaingan bisnisnya apabila

perusahaan mampu menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Jika perusahaan

dapat menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya pastinya perusahaan tersebut

akan mendapatkan keuntungan yang besar pula.

Dalam dunia usaha yang semakin kompeten, membuat para perusahaan

harus bisa menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan tantangan tersebut

sebagai peluang untuk bisa bertahan dimasa yang akan datang. Pihak perusahaan

harus lebih aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar

dapat terjual sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat mempertahankan

pangsa pasarnya. Produk yang sukses dipasar adalah produk yang mampu

memperbesar pangsa dan jumlah pelanggan serta mempertahankan pelanggan

yang sudah ada.

Konsumen dapat memilih produk-produk yang beredar bebas di pasaran

pada saat ini.Baik itu produk-produk kebutuhan sehari-hari sampai dengan

produk-produk yang berupa barang tersier (mewah).Oleh karena itu, persaingan

merek yang terjadi di pasaran amat ketat.Apalagi untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap sebuah merek, bukanlah hal yang mudah.Persaingan

perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut

fungsional produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu

memberikan citra khusus bagi pemakainya.

Dewasa ini dalam bidang kesehatan banyak orang mencari solusi masalah

kesehatannya pada produk-produk herbal yang dinilai lebih aman, praktis, dan

murah dibandingkan mereka harus pergi ke dokter atau membeli obat-obatan

kimia dari apotik atau rumah sakit yang dinilai lebih mahal dan memilki efek

samping. Itu sebabnya mulai banyak bermunculan perusahaan produk-produk

herbal atau jamu yang dikemas dengan praktis dan higienis mengikuti pola hidup

2

Page 3: Jurnal asep

masyarakat. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat herbal

atau jamu.

Banyaknya produk perusahaan jamu yang menawarkan varians produk

yang sama membuat persaingan semakin ketat. Suatu kewajaran jika perusahaan

yang berada pada hyper competition pada saat seperti ini menyiapkan berbagai

kegiatan untuk mempertahankan diri agar tetap dapat eksis di pasar.Sehingga

setiap perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya dengan sangat serius agar

dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu fungsi yang menjadi

perhatian PT. SIDOMUNCUL dalam hal ini produk jamu Tolak Angin adalah

ekuitas merek

Tabel di bawah ini menunjukkan grafik persaingan dua merek teratas Jamu

Masuk Angin Kemasan versi Top Brand Index dari Tahun 2010-2012.

Tabel 1.Top Brand Index

Merk 2010 2011 2012

Antangin 46,4% 49,6% 48,0%

TolakAngin 45,8% 45,4% 42,5%Sumber: www. topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-result-2011

Dari Tabel 1 diatas Antangin terlihat selalu berada diurutan teratas

mengalahkan Tolak Angin dari kurun waktu tahun 2010 – 2012, Sedangkan

menurut majalah SWA pada tahun 2008 belanja iklan Tolak Angin lebih besar

daripada Antangin seperti tergambar dalam Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.Gambaran Singkat Persaingan antara Tolak Angin dan Antangin Tahun 2008Atribut Tolak Angin AntanginProdusen Sido Muncul Deltomed Laboratories

Positioning Mengobati masuk angin danmemelihara daya tahan tubuh

Masuk angin dan gejala-gejalanya

Belanja iklan

(2006) Rp 18.059.000.000(2007) Rp 53.684.000.000(2008) Rp 42.092.000.000

(2006) Rp 16.422.000.000(2007) Rp 19.119.000.000(2008) Rp 24.380.000.000

DominasiPasar

Bentuk cair Bentuk tablet

Produk Tolak Angin (cair, kapltet dan serbuk), Tolak Angin Extra Hangat (cair), Permen Tolak Angin, Tolak Angin Anak-anak

Antangin tablet dan cair

Sumber : Majalah SWA, edisi 25/2008.

3

Page 4: Jurnal asep

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Kesadaran Merek dan

Persepsi Kualitas Terhadap Ekuitas Merek Jamu Tolak Angin”.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan kesadaran merek terhadap

ekuitas merek.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan persepsi kualitas terhadap

ekuitas merek.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan kesadaran merek dan

persepsi kualitas secara bersamaan terhadap ekuitas merek.

KAJIAN TEORI

Kesadaran Merek

Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

kategori produk tertentu, Durianto, et.al (dalam Hutami, 2011:16).Dalam kasus ini

adalah pelanggan dan perusahaan.

Kesadaran merek berada pada rentang antara perasaan yang tak pasti

terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakin bahwa produk

tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang bersangkutan. Rentang

ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pengenalan merek, brand recall, dan top of

mind. Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari brand awareness yang

diperoleh dari pengingatan kembali melalui bantuan.Brand recalldiperoleh

dengan pengingatan kembali sebuah merek dalam suatu kelas produk tanpa

bantuan.

Persepsi Kualitas

Menurut Aaker (2008:124), Perceived quality adalah persepsi pelanggan

terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan

yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan. Karena perceived

quality merupakan persepsi dari pelanggan, maka perceived quality tidak dapat

4

Page 5: Jurnal asep

ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting

bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda

terhadap suatu produk atau jasa.

Sedangkan Menurut Durianto,et.al (2004:15), terdapat dimensi-dimensi

yangmempengaruhi kualitas suatu produk, antara lain:

1. Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang utama.

2. Features, yaitu elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan dari

produk.

3. Conformance with specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat.

4. Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk.

5. Durability, yaitu daya tahan sebuah produk.

6. Serviceability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan sehubungandengan

produk.

7. Fit and finish, yaitu menunjukkan saat munculnya atau dirasakannyakualitas

produk.

Ekuitas Merek

Brand equity is the added value endowed on products and series it may

reflected in the way consumer thing, feel, and act with respect to the brand as well

as in the price market share and profitability the brand command (Kottler and

Keller 2012:265). Dalam arti bebas, Ekuitas merek adalah nilai tambah yang

diberikan pada produk dan jasa nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen

berfikir merasa dan bertindak terhadap merek harga, pangsa pasar dan

profitabilitas yang dimiliki perusahaan.

Ekuitas merek merupakan aset tak berwujud yang penting, yang memiliki

nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan. (Kottler dan Keller 2007: 335).

Aaker (dalam Ferrinadewi, 2008:168), mendefinisikan bahwa: “brand equity atau

ekuitas merek sebagai sejumlah asset dan kewajiban yang berhubungan dengan

merek,namanya dan simbol, yang menambah ataumengurangi nilai produk atau

jasa bagi perusahaan atau bagi pelanggannya”.

5

Page 6: Jurnal asep

Ekuitas merek berbasis pelanggan adalah perbedaan dampak dan

pengetahuan merek pada tanggapan konsumen terhadap pemasaran merek itu.

(Kottler dan Keller 2007: 335).

Dimensi dari customer based-brand equity (CBBE)atauekuitas merek

berbasis pelanggan menurut Aaker, (dalam Teleghani 2011:6) yaitu:

1. preferensi merek (brand preference)

2. niat beli(purchase intention)

Tulba dan Hassan juga menambahkan (dalam Mishra, 2011:35)

”Customer-based brand equity has been thought of as a prerequisite for brand

preference, which in turn affects consumers’ intention to purchase”. Atau dengan

kata lain, ekuitas merek berbasis pelanggan telah dianggap sebagai prasyarat

untuk preferensi merek, yang pada gilirannya mempengaruhi niat konsumen untuk

membeli.

Tong dan Hawley (dalam Mishra, 2011:35) menyatakan “Brand

preference (BPR) is recognized as denominations of willingness to pay a price

premium“. Dalam arti bebas, Preferensi merek (BPR) diakui sebagai denominasi

kesediaan untuk membayar harga premium.

Hellier (dalam Ardhanari, 2008:61) preferensi merek adalah tingkatan

dimana konsumen menghendaki jasa yang diberikan oleh perusahaannya sekarang

ini sebagai perbandingan pada jasa yang disediakan oleh pearusahaan laindengan

rangkaian pertimbangannya.

Hellier (dalam Puspitaningrum, 2006:15) mendefinisikan brand

preference sebagai segala sesuatu dimana konsumen lebih memilih brand dari

suatu produk berdasarkan pengalaman pertamanya didalam menggunakan brand

tersebut dibandingkan dengan brand lain yang sejenis.

Niat beli adalah tahap sebelum keputusan pembelian dalam proses

pengambilan keputusan pembelian (Kottler, 2012:192) Sedangkan, menurut

Heijden (dalam Julianto, 2003:48) Purchase Intention Adalah bagian dari

keinginan pada diri konsumen untuk melakukan pembelian.

6

Page 7: Jurnal asep

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, selanjutnya kerangka

pemikiran tersebut dijabarkan dalam bentuk gambar kerangka pemikiran berikut

ini:

H1

H2

H3

Gambar 1 Model PenelitianSumber: Data diolah peneliti, 2013

Hipotesis

Menurut Malhotra dan Birks (2007:54) “A hypothesis is an unproven

statement or proposition about a factor or phenomenon that is of interest to the

researcher”.Hipotesis merupakan sebuah pernyataan yang belum terbukti atau

bagian mengenai sebuah faktor atau fenomena yang menarik bagi

peneliti.Berdasarkan kerangka teori di atas, maka perumusan hipotesis disusun

sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh kesadaran merek secara signifikan terhadap ekuitas

merek.

H2: Terdapat pengaruhpersepsi kualitas secara signifikan terhadapekuitas

merek.

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran merek dan persepsi

kualitas secara bersama-sama terhadapekuitas merek.

7

Kesadaran Merek(X1)

Persepsi Kualitas(X2)

Ekuitas Merek(Y)

Page 8: Jurnal asep

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif, menurut

Malhotra (2009:93) tujuan desain deskriptif adalah untuk mendeskripsikan

sesuatu yaitu penelitian yang dirancang untuk membantu pembuat keputusan

dalam menentukan, mengevaluasi dan memilih alternative terbaik dalam

memecahkan masalah.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survei.

Menurut Malhotra (2009:196) metode survei yaitu struktur kuesioner yang

diberikan kepada sampel dari suatu populasi dan dirancang untuk mendapatkan

informasi yang spesifik dari responden. Berdasarkan dimensi waktu, Penelitian ini

menggunakan studi lintas-seksi (cross-sectional) yaitu pengumpulan data dan

informasi kepada responden yang dilakukan hanya satu kali (Malhotra, 2009:95).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.Jenis populasi yang

digunakan adalah populasi finite. Populasi finite adalah populasi yang jumlahnya

terbatas atau diketahui. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel peneliti

menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:95). Teknik penarikan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2008:99) purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

Untuk menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan rumus

Slovin dikarenakan populasinya bersifat finite(dapat dihitung). Rumus Slovin

sebagai berikut :

Keterangan :

n= Jumlah sampel

8

Page 9: Jurnal asep

N = Jumlah populasi

e= Tingkat toleransi kesalahan

Maka bila dihitung dengan rumus Slovin dengan standar error sebesar 5%, N =

maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah adalah sebanyak :

n= 102

1+102 (0.05 )2

¿ 102

1+102 (0.05 )2

¿81.28

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin tersebut, maka

ukuran besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 81.28,

yang dibulatkan menjadi 82 responden.

Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dapat berfungsi

sebagaimana yang diharapkan, maka instrumen tersebut perlu diuji validitas dan

reliabilitasnya.Teknik pengujian validitas menggunakan Bivariate Pearson

dengan kriteria nilai r hitung lebih besar dari 0,361.

Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen penelitian untuk

dapat mengukur suatu variabel secara berulangkali dan mampu menghasilkan

informasi atau data yang sama atau sedikit sekali bervariasi. Perhitungan uji

reliabilitas menggunakan Uji Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai Cronbach’s

Alphalebih besar dari 0,6.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner, data

tersebut diolah dan dianalisis. Pengujian hipotesis dengan pengolahan daa untuk

uji validitas dan reliabilitas menggunakan software program SPSS (Statistical

Package for Social Science) versi 17.0.

Untuk mengukur adanya pengaruh dimensi-dimensi Kesadaran Merek dan

Persepsi Kualitas Jamu Tolak Angin yaitu Kesadaran Merek (X1) Persepsi

Kualitas(X2), terhadap Ekuitas Merek (Y) dengan menggunakan regresi linier

berganda dengan model :

Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Dimana :a = konstanta

9

Page 10: Jurnal asep

b1b2 = koefisien regresi

X1dan X2 = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

e = error term

HASIL DAN PEMBAHASAN

Variabel Kesadaran Merek (X1) terdiri dari 3 dimensi, yaitu: Top of mind,

brand recall, brandRecognition. Dalam dimensi Top of mind ada 61% responden

yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju dan 39 % yang

menyatakan setuju dan sangat setuju. Dalam dimensi brand recall ada 53 %

responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju dan 47

% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari dimensi brand recognition

ada 38 % responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup

setuju dan 62 % yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari penjelasan

diatas variable kesdaran merek Tolak Angin di mata konsumen rendah.

Variabel Persepsi Kualitas (X2) terdiri dari 5 dimensi, yaitu: Performance,

Comformance with specifications, Realibilty, Durability, Fit and Finnnish.Dalam

dimensi Performance, ada 62% responden yang menyatakan sangat tidak setuju,

tidak setuju dan cukup setuju, dan 38% yang menyatakan setuju dan sangata

setuju.Dalam dimensi Comformance with specifications, ada 49% yang

menyatakan sangat tidak setuju,tidak setuju dan cukup setuju dan 51%responden

yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi Realibity, ada

45%responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju

dan 55% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi durability

ada 41% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup

setuju dan 59% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dalam dimensi Fit

and Finnish ada 30% responden yang menyatakan sangattidak setuju, tidak setuju,

cukup setuju dan 70% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari

penjelasan diatas variable persepsi kualitas Tolak Angin di mata konsumen baik.

Variabel Ekuitas Merek (Y) terdiri dari dua dimensi, yaitu: Brand

Preferences dan Purchase IntentionsDalam dimensi Brand Preferences, ada 48%

responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju Dan

10

Page 11: Jurnal asep

52% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari dimensi Purchase

Intentions,ada 40% responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju,

cukup setuju, dan 60% yang menyatakan setuju dan sangata setuju. Dari

penjelasan di atas variable ekuitas merek Tolak Angin di mata konsumen cukup

baik.

Uji Validitas

Uji validitas menggunakan tiga puluh (n=30) responden sebagai sampel uji

coba. Perhitungan uji validitas ini menggunakan Bivariate Pearson dengan

kriteria bahwa data akan valid jika nilai r hitung lebih dari r tabel (0,361).

Tabel 3.Uji Validitas Variabel Kesadaran Merek (X1)

Sumber : data diolah peneliti

Tabel 4. Uji

Validitas Variabel Persepsi Kualitas (X2)No r hitung r table Keterangan

9 0.568 0.361 Valid

10 0.500 0.361 Valid

11 0.473 0.361 Valid

12 0.733 0.361 Valid

13 0.569 0.361 Valid

14 0.608 0.361 Valid

15 0.685 0.361 Valid

11

No r hitung r table Keterangan

1 0.435 0.361 Valid

2 0.604 0.361 Valid

3 0.654 0.361 Valid

4 0.781 0.361 Valid

5 0.668 0.361 Valid

6 0.823 0.361 Valid

7 0.378 0.361 Valid

8 0.536 0.361 Valid

Page 12: Jurnal asep

16 0.697 0.361 Valid

17 0.756 0.361 Valid

18 0.573 0.361 Valid

19 0.635 0.361 Valid

20 0.523 0.361 Valid

Sumber : data diolah penelit

Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa

semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r

tabel (r tabel= 0,361).

Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Tabel4, dapat dilihat bahwa

semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r

tabel (r tabel= 0,361).

Tabel 5. Uji Validitas Variabel Ekuitas Merek (Y)NO r hitung r table Keterangan21 0.606 0.361 Valid22 0.558 0.361 Valid23 0.491 0.361 Valid24 0.727 0.361 Valid25 0.715 0.361 Valid26 0.622 0.361 Valid27 0.466 0.361 Valid

Sumber : data diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji validitas penelitian pada Table 5, dapat dilihat bahwa

semua item dinyatakan valid, artinya telah memenuhi kriteria yaitu r hitung lebih r

tabel (r tabel= 0,361).

Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas, maka selanjutnya adalah melakukan uji

reliabilitas dengan teknik Uji Cronbach’s Alpha dengan kriteria nilai Cronbach’s

Alphalebih dari 0,6.

Tabel 6. Uji ReliabilitasNo Variabel Nilai alpha Keterangan1 Kesadaran merek 0.756 Reliabel2 Persepsi kualitas 0.844 Reliabel

12

Page 13: Jurnal asep

3 Ekuitas merek 0.702 ReliabelSumber : data diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji realibilitas Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa

ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha

melebihi 0,6.

Uji Asumsi Dasar

Uji Normalitas

Data dapat dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi variabelnya

lebih besar dari 0.05.

Tabel 7. Uji NormalitasTests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

X1 .081 82 .200* .972 82 .066

X2 .089 82 .165 .977 82 .155

Y .091 82 .092 .983 82 .358

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.Sumber: data diolah peneliti

Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan menggunakan SPSS 17.0, ketiga

variabel yaitu: Kesadaran Merek (X1), Persepsi Kualitas (X2), dan Ekuitas Merek

(Y) memiliki nilai signifikansi 0.200(X1), 0.165(X2), dan 0.092(Y). Karena nilai

signifikansi ketiga variabel tersebut melebihi dari α = 0.05, maka dapat dikatakan

data ketiga variabel tersebut berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Table 8. Uji Linearitas antara X1 dengan Y

13

Page 14: Jurnal asep

Suatu variabel dapat dikatakan linear jika nilai signifikansinya kurang dari

0,05. Berdasarkanhasil linearitas pada tabel 8 diketahui nilai signifikansi pada

linearity sebesar 0,000. Jadi, dapat disimplkan bahwa antara variabel X1 dan Y

memiliki hubngan yang linear, hal ini karena nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dibandingkan 0,05. Begitu pula seperti yang ditunjukkan dalam tabel 9 hasil

dari uji linearitas yang dilakukan pada X2 terhadap Y memiliki nilai uji linearitas

sebesar 0.000. Karena nilai ini lebih kecil dari 0.05, maka variabel X2 dinyatakan

terdapat hubungan linear dengan variabel Y.

Uji Multikolinearitas

14

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

Y * X1

Between Groups

(Combined) 514.357 20 25.718 3.292 .000

Linearity 302.805 1 302.805 38.761 .000

Deviation from Linearity

211.552 19 11.134 1.425 .149

Within Groups 476.533 61 7.812

Total 990.890 81

Tabel 9. Uji Linearitas antara X2 dengan Y

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

Y * X2

Between Groups

(Combined) 792.632 26 30.486 8.457 .000

Linearity 577.985 1 577.985 160.342

.000

Deviation from Linearity

214.647 25 8.586 2.382 .004

Within Groups 198.258 55 3.605

Total 990.890 81

Page 15: Jurnal asep

Tabel 10. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error BetaToleranc

e VIF

1 (Constant

)

6.926 1.683 4.116 .000

X1 .126 .059 .181 2.126 .037 .685 1.459

X2 .354 .046 .662 7.758 .000 .685 1.459

a. Dependent Variable: Y

Variabel yang mengalami multikolinearitas adalah jika nilai VIF lebih dari 5.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya

multikolinearitas karena nilai VIF kurang dari 5.

Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas dapat terjadi jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.

Karena nilai signifikansi korelasi lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa

pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedasitas.

Tabel 11. Uji HeterokedastisitasCorrelations

X1 X2

Unstandardized Residual

Spearman's rho Kesadaran Merek Corelation Coefficient

1.000 .588** .039

Sig. (2-tailed) . .000 .728

N 82 82 82

Persepsi Kualitas Correlation Coefficient

.588** 1.000 .011

Sig. (2-tailed) .000 . .920

N 82 82 82

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

.039 .011 1.000

Sig. (2-tailed) .728 .920 .

N 82 82 82

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

15

Page 16: Jurnal asep

Analisis Regresi

Pengujian Hipotesis

H1 : Kesadaran Merek berpengaruh terhadap Ekuitas Merek

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan nilai signifikan yang di hasilkan

sebesar 0.000 yang dimana nilai 0.000 ≤ 0.005 atau nilai t hitung untuk variabel

X1 adalah 4.113. Karena nilai t hitung 5.933 > t tabel 1.984723, maka artinya ada

pengaruh variabel kualitas produk terhadap loyalitas konsumen.

H2 : Persepsi Kualitas berpengaruh terhadap Ekuitas Merek

Hasil pengujian hipotesis kedua dengan nilai signifikan yang di hasilkan

sebesar 0.000 yang dimana nilai 0.000 ≤ 0.005. atau nilai t hitung untuk variabel

X2 adalah 10. 582 Karena nilai t hitung 10.582> t tabel 1.984723 maka artinya ada

pengaruh antara variabel kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen.

H3 : Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas berpengaruh terhadap Ekuitas

Merek

Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan nilai F hitung adalah 60.717. Karena

nilai signifikasi sebesar 0,000 dimana nilai sig < 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai F

hitung 60.717> F tabel 3.0908187,maka artinya terdapat pengaruh secara simultan

antara variabel Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas terhadap Ekuitas

Merek.Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek dan

Persepsi Kualitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Ekuitas Merek.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Kesadaran merek konsumen terhadap Jamu Tolak Angin cukup baik,

Namun ada juga responden yang memberikan respon negatif karena

tingkat kesadaran mereknya kurang, sehingga harus lebih ditingkatkan.

16

Page 17: Jurnal asep

Tolak Angin cukup mendapatkan persepsi secara kualitas yang baik

dari para konsumenya. Kualitas yang diberikan yang baik telah

memenuhi keinginan para konsumen Namun banyak responden yang

masih merasa tidak yakin dengan kinerja atau khasiat dari Tolak Angin

untuk mengobati masuk angin.

2) Secara empiris variabel Kesadaran Merek berpengaruh signifikan

terhadap Ekuitas Merekjamu Tolak Angin, Karena nilai sig uji t <

0,05.

3) Secara empiris variabel Persepsi Kualitas berpengaruh signifikan

terhadap Ekuitas Merekjamu Tolak Angin. Karena nilai sig uji t <

0,05.

4) Secara empiris kedua variabel independen yaitu Kesadaran Merek dan

Persepsi Kualitas juga memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen yaitu Ekuitas Merek. Karena nilai sig uji t < 0,05. Dan

variasi nilai Ekuitas Merek yang dijelaskan oleh variabel Kesadaran

Merek dan Persepsi Kualitas sebesar 58,3%.

Saran

Dalam meningkatkan dan mempertahankan kesadaran merek, persepsi

kualitas dan ekuitas merek Jamu Tolak Angin, sebaiknya PT Sidomuncul harus

terus melakukan perbaikan dan pengembanganproduk Jamu Tolak Angin Cair,

dengan cara menambah variasi warna yang berbeda disetiap kemasan tolak angin,

memperbaiki gaya penulisan logo, melakukan promosi melalui even-even yang

diadakan di kota-kota besar, dapat juga menciptakan desain kemasan yang unik

dan orisinil yang tidak sama dengan produsen jamu masuk angin lainnya, seperti

menambahakan Tube atau semacam pipa kecil yang bisa dibuka tutup agar tidak

perlu menggunting saat membuka keamasan dan juga tidak mudah tumpah.

Penambahan varian warna dan rasa disesuaikan dengan target marketnya seperti

warna merah muda dengan rasa buah strawberry untuk anak-anak.

Melakukan riset lebih mendalam untuk menyempurnakan racikan jamu

Tolak Angin dapat juga menambahkan ramuan yang mampu mengobati masuk

17

Page 18: Jurnal asep

angin secara cepat dan tidak menyebabkan kantuk saat di konsumsi. Mengawasi

proses produksi agar kualitas produknya sesuai dengan spesifikasi yang menjadi

standar industri, hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kecacatan pada saat

produksi, menjaga kealamian bahan-bahannya agar dapat mengurangi efek

samping yang ditimbulkan. Menambah komposisi bahan pengawet alami agar

masa kadaluarsa produk jamu tolak angin lebih tahan lama. Dari segi fit and

finnish, Sidomuncul dapat meningkatkan persepsi kualitas produknya dengan

caramenjaga dan meningkatkan mutu baik dari komposisi bahan-bahannya

maupun dari segi proses produksinya

Sebaiknya penelitian selanjutnya memperbanyak jumlah sampel dalam

penelitian untuk keragaman data yang akan meningkatkan nilai representatif.

Tempat penelitian juga dilakukan di tempat-tempat umum seperti di Mall, agar

memiliki keseragaman data populasinya sehingga data yang di terima lebih baik

lagi. Menambahkan referensi terbaru serta menambahkan review penelitian

terdahulu yang memiliki 3 (tiga) variabel yang di uji (kesadaran merek dan

persepsi kualitas terhadap ekuitas merek) dalam penelitiannya, sehingga hasil

penelitian bisa lebih dipertanggungjawabkan. Peneliti menambahkan variabel lain

yang mempengaruhi ekuitas merekdan tidak hanya dilihat dari satu atau dua

variabel seperti kesadaran merek dan persepsi kualitas saja, tetapi variabel atau

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Aaker, David A. 2008. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari suatu Merek. Terjemahan oleh Aris Ananda. Cetakan Ketiga. Jakarta: Mitra Utama.

Ardhanari, M. 2008.”Customer Satisfaction Pengaruhnya Terhadap Brand Preference dan Repurchase Intention Private Brand”.Jurnal RisetEkonomi dan Bisnis, 8 (2), pp: 58-69.

Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak, 2004, Strategi Menaklukkan PasarMelalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Cetakan Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

18

Page 19: Jurnal asep

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kotler, Philip. 2006. Marketing Management 12e. Pearson International Edition.

Kotler, Philips, dan Gary Amstrong, 2012. Principle Of Marketing, Fourteenth Edition, New Jersey: Pearson, Prentice Hall

Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2012. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited

Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan, Edisi Keempat,Jakarta: Indeks

Malhotra, N.K. and Birks, D.F. (2006) Marketing research: An applied Approach. Updated 2nd European edition. FT Prentice Hall. Financial times

Mishra, Pallabi dan biplap datta. 2011.“Perpetual Asset Management of Customer-Based Brand Equity-The PAM Evaluator” India, Journal of Social Sciences 3(1):34-43.

Prasetyo, bambang dan Miftahul janah (2005)Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi, Jakarta, P T. Raja Grafindo Persada, 45.

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.

Taleghani, Mohamad and Meysam Almasi. 2011. “Evaluate the Factors Affecting Brand Equity from the Perspective of Customers Using Aaker's Model”.Kuwait chapter of Arabian journal of business and management review, vol. 1, No.4.

19