pembahasan uji disolusi

4
Coba dicek lagi yaa, silakan ditambahin kalo ada yg perlu ditambahin~ PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan uji disolusi dari tablet Ranitidin 150 mg. Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui waktu pelepasan obat dalam bentuk zat terlarut. Dalam pengujian disolusi, tablet yang digunakan sebanyak 6 buah. Pertama, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan. Kemudian aquadest dipanaskan hingga suhunya mencapai 37oC yang merupakan suhu rata-rata tubuh manusia dalam keadaan normal. Hal ini dilakukan karena pada pengujian disolusi ini diperlukan kondisi yang mirip dengan kondisi sebenarnya jika tablet masuk ke dalam tubuh. Setelah itu, disiapkan vial sebanyak 30 buah untuk 6 pengujian tablet dimana masing-masing tabletnya dilakukan dalam 5 waktu. Yaitu pada menit ke- 5, menit ke- 10, menit ke-15, menit ke-30, dan menit ke-45. Dan masing-masing vial diberi label agar tidak tertukar. Sebanyak 6 buah tabung disolusi disiapkan. Ke dalam masing- masing tabung disolusi dimasukkan aquadest yang telah dipanaskan tadi sebanyak 900 mL. Ukur suhu masing-masing aquadest pada setiap tabung agar suhunya 37oC. Setelah dicapai suhu 37oC, segera masukkan keenam tabung disolusi ke dalam alat pengujian disolusi yang telah di-setting agar suhunya tetap konstan di 37oC. Kemudian, tablet Ranitidin diletakkan di tempat penyimpanan tablet pada alat disolusi. Setelah semua tablet diletakkan,

Upload: aryo-wicaksono

Post on 22-Jun-2015

43 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Uji Disolusi

Coba dicek lagi yaa, silakan ditambahin kalo ada yg perlu ditambahin~

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan uji disolusi dari tablet Ranitidin 150 mg. Adapun tujuan

dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui waktu pelepasan obat dalam bentuk zat

terlarut. Dalam pengujian disolusi, tablet yang digunakan sebanyak 6 buah. Pertama, disiapkan

terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan. Kemudian aquadest dipanaskan hingga suhunya

mencapai 37oC yang merupakan suhu rata-rata tubuh manusia dalam keadaan normal. Hal ini

dilakukan karena pada pengujian disolusi ini diperlukan kondisi yang mirip dengan kondisi

sebenarnya jika tablet masuk ke dalam tubuh. Setelah itu, disiapkan vial sebanyak 30 buah untuk

6 pengujian tablet dimana masing-masing tabletnya dilakukan dalam 5 waktu. Yaitu pada menit

ke- 5, menit ke- 10, menit ke-15, menit ke-30, dan menit ke-45. Dan masing-masing vial diberi

label agar tidak tertukar.

Sebanyak 6 buah tabung disolusi disiapkan. Ke dalam masing-masing tabung disolusi

dimasukkan aquadest yang telah dipanaskan tadi sebanyak 900 mL. Ukur suhu masing-masing

aquadest pada setiap tabung agar suhunya 37oC. Setelah dicapai suhu 37oC, segera masukkan

keenam tabung disolusi ke dalam alat pengujian disolusi yang telah di-setting agar suhunya tetap

konstan di 37oC. Kemudian, tablet Ranitidin diletakkan di tempat penyimpanan tablet pada alat

disolusi. Setelah semua tablet diletakkan, dorong tombol pada alat disolusi untuk menjatuhkan

tablet ke dalam tabung disolusi yang berisi aquadest dengan suhu 37oC. Atur banyaknya putaran

per menit (rpm) yang diinginkan. Lalu, masukkan selang yang tersambung dengan syiringe yang

digunakan untuk mengambil larutan sampel. Setelah itu, tekan tombol untuk menyalakan baling-

baling pengaduk pada alat disolusi. Ketika baling-baling pengaduk dinyalakan maka waktu untuk

pengujian tablet dimulai.

Pada menit ke-5, larutan disolusi diambil menggunakan syiringe sebanyak 5 mL dan

segera dimasukkan ke dalam vial. Lalu larutan yang hilang tadi digantikan dengan penginjeksian

sebanyak 5 mL aquadest. Hal tersebut dilakukan terhadap kelima talet yang lainya dalam 5

variasi waktu.

Page 2: Pembahasan Uji Disolusi

Menurut farmakope Indonesia edisi IV, alat yang digunakan untuk pengujian adalah alat tipe 2

yaitu yang berbentuk dayung………..cara alat bekerja…kenapa ga pake alat tipe 1 (basket)…

karena….

Pembahasan hasil

Setelah didapatkan volume larutan disolusi dari tablet Ranitidin yang diletakkan ke dalam

vial, dilakukan pengukuran absorbansi terhadap larutan tadi menggunakan spektrofotometri UV-

Visible. Pertama, dibuat terlebih dahulu kurva baku Ranitidin. Sebanyak 5 mg Ranitidin BPFI

dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 50 mL sehingga didapatkan konsentrasi baku

sebesar 100 ppm. Dari 100 pm dibuat 5 variasi konsentrasi yaitu 30, 35, 40, 45, dan 50 ppm.

Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometri UV-Visible. Berdasarkan

literatur, absorbansi diukur pada panjang gelombang sekitar 314 nm. Didapatkan nilai absorbansi

secara berurutan 0,280; 0,3277; 0,3724; 0,4251; dan 0,4865. Dari kurva baku, didapatkan

persamaan y = 0,010088x – 0,02458. Selanjutnya, dilakukan pengukuran absrbansi dari masing-

masing larutan pada masing-masing vial.

Waktu

(menit)

Absorbansi Tablet ke- Rata-Rata

AbsorbansiI II III IV V VI

5 0,2086 0,2235 0,2127 0,2144 0,2476 0,2234 0,22170

10 0,2587 0,2417 0,2775 0,2639 0,2776 0,2831 0,26708

15 0,3475 0,3775 0,3515 0,3589 0,3859 0,3767 0,36688

30 0,4107 0,3915 0,4001 0,4256 0,4012 0,4512 0,41338

45 0,6675 0,6015 0,5815 0,5786 0,5881 0,6001 0,60288

Nilai absorbansi yang didapat, dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear sebagai Y.

Maka dari persamaan tadi, dapat ditentukan nilai konsentrasi dari masing-masing vial.

Konsentrasi pada saat menit ke-5, 10, 15, 30, 45 secara berurutan adalah 24,4132; 28,9116;

38,8045; 43,4138; 62,1987 ppm. Dari konsentrasi tersebut, dapat diketahui massa zat terlarut

dalam media disolusi pada masing-masing waktu dengan rumus:

massa zat terlarut=konsentrasi ×V total

Page 3: Pembahasan Uji Disolusi

Sehingga didapatkan massa zat terlarut pada menit ke-5, 10, 15, 30, 45 secara berurutan adalah

21,97; 26,02; 34,92; 39,07; 55,98 mg. Kemudian % disolusi dihitung dngan rumus:

%Disolusi= massa zat terlarutRanitidindalam tablet

×100 %

Nilai % disolusi pada menit ke-5, 10, 15, 30, 45 secara berurutan adalah 14,65; 17,35; 23,29;

26,05; 37,32 %.

Dalam literatur disebutkan bahwa dalam waktu 45 menit, tidak kurang dari 80% zat dari

jumlah ranitin yang tertera pada etiket harus larut dalam media disolusi. Namun, dari data yang

didapatkan, pada menit ke-45 jumlah Ranitidin yang terlarut adalah 55,98 mg dari 150 mg

Ranitidin dalam tablet atau sama dengan 37,32 %. Hal ini berarti % disolusi yang didapat tidak

memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia edisi IV. Kesalahan ini mungkin

dikarenakan ketidaktepatan waktu pengambilan larutan sampel di setiap menitnya.ketidaktepatan

waktu pengambilan membuat konsentrasi zat terlarut dapat lebih banyak atau lebih sedikit dari

konsentrasi yang seharusnya. Waktu pengukuran larutan sampel juga dapat mempengaruhi.

Semakin lama larutan sampel tersebut akan diukur maka kemungkinan konsentrasi dalam larutan

akan berkurang sedikit demi sedikit.