pembahasan kelenjar saliva

25
Komponen kelenjar saliva Kelenjar saliva terbentuk dari sebuah cord ephitelium yang tumbuh kedalam dasar jaringan ikat, dan cord membentuk sebuah tube. Pada bagian akhir tube ini sebuah kelompok sel sekretori terbentuk, dan kelompok ini, yang terlihat seperti rangkaian buah anggur, akan memiliki ujung yang berbentuk lingkaran atau seperti tube (tube-like). Acini Bagian akhir dari sekretori dikenal dengan acini. Ada dua jenis sel acini, yaitu mucous acini dan serous acini. Walaupun sel-sel ini berbentuk seperti anggur atau seperti tube pada ujungnya, in cross section mereka dideskripsikan sebagai sel piramida. Garis( batas) luar atau dasar sel rests on basement membrane diantara sel dan jaringan ikat. Didalam jaringan ikat ini terdapat saraf dan pembuluh darah yang penting unutk baerbagai aspek aktivitas seluler. Akar (ujung)dari permukaan seperti pusat dari tube atau struktur buah anggur. Dasar sel dikelilingi oleh jaringan ikat dan bagian yang mengelilingi tiap-tiap acinus sekretori adalah sel myoepitelial. Sel ini memiliki proyeksi sel

Upload: dwi-riski-saputra

Post on 12-Aug-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekanisme sekresi saliva

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Kelenjar Saliva

 Komponen kelenjar saliva

Kelenjar saliva terbentuk dari sebuah cord ephitelium yang tumbuh kedalam dasar jaringan ikat,

dan cord membentuk sebuah tube. Pada bagian akhir tube ini sebuah kelompok sel sekretori

terbentuk, dan kelompok ini, yang terlihat seperti rangkaian buah anggur, akan memiliki ujung

yang berbentuk lingkaran atau seperti tube (tube-like).

Acini

Bagian akhir dari sekretori dikenal dengan acini. Ada dua jenis sel acini, yaitu mucous acini dan

serous acini. Walaupun sel-sel ini berbentuk seperti anggur atau seperti tube pada ujungnya, in

cross section mereka dideskripsikan sebagai sel piramida. Garis( batas) luar atau dasar sel rests

on basement membrane diantara sel dan jaringan ikat. Didalam jaringan ikat ini terdapat saraf

dan pembuluh darah yang penting unutk baerbagai aspek aktivitas seluler. Akar (ujung)dari

permukaan seperti pusat dari tube atau struktur buah anggur. Dasar sel dikelilingi oleh jaringan

ikat dan bagian yang mengelilingi tiap-tiap acinus sekretori adalah sel myoepitelial. Sel ini

memiliki proyeksi sel yang panjang, menyerupai cumi-cumi. Sel ini juga memiliki kemampuan

untuk berkontraksi seperti otot. Karena itu, kata myo, berarti otot. Proyeksi ini mengelilingi

acinus dan ketika sel myoepitelial berkontraksi, dia memeras/menekan acinus dan membantu

proses sekresi saliva yang diakumulasikan dalam pusat acinus dan membantu memindahkannya

keluar dari duct system. Semua tipe acini (mucous, serous, dan seromucous) mngeluarkan

produknya melalui proses sekresi merokrin

Mucous acini

Page 2: Pembahasan Kelenjar Saliva

Sekresi mucus sedikit kental karena produksi dari banyak mucin. Walaupun produknya 99% air,

ia memiliki ion-ion inorganic, seperti sodium, potassium, dan kloride, dan jumlah yang sangat

sedikit dari amylase, enzim pemecah karbohidrat yang mulai menghancurkan starches menjadi

rantai gula panjang. Ia juga memiliki protein yang membantu dalam penghambatan karies dan

penyakit periodontal. Mucous acinus lebih tubular dan memiliki lumen yang besar daripada

serous acinus, dan membrane sel lebih mudah dilihat pada sisi yang bersebelahan. Inti dari

mucus sel biasanya sangat rata (flat) dan terletak berlawanan dengan ujung (akhir ) basal sel dan

sel berbentuk pyramidal. Ujung apical dari sel-sel ini tampak frothy dibawah mikroskop sinar.

Dengan mikroskop electron, dapat terlihat banyak mucus droplet yang berwarna sangat buruk

dan tampak kosong dan frothy.

Serous acini

Sekresi serous acini hampir sama dengan mucous acini, hanya tanpa mucin, sehingga sekresi

serous lebih encer,dan lebih banyak air. Serous acinus adalah sumber utama amylase. Granula

sekretorinya stain deeply , lumen sangat kecil dan sulit dilihat, membrane sel yang berdekatan

tidak mudah dilihat. Serous sell juga berbentuk pyramidal. Inti sel nya bulat dan menutup

dasar /pusat (base) sel.

Seromucous acini

Kelenjar yang memiliki komponen mucous dan serous acini. Mucous sel berbentuk seperti tube

struktur, dan pada ujung tube sekelompok serous sel membentuk half moon cluster. Ini disebut

serous demilunes. Sel serous demilunes mengeluarkan produknya antara dinding sel dari

Page 3: Pembahasan Kelenjar Saliva

underlying mucous sel dan sekretnya memasuki lumen kelenjar. Acini ini memproduksi secret

seperti mucous dan serous acini.

Mekanisme Sekresi Saliva

Pengaturan sekresi saliva oleh saraf.

Glandula salivarius memiliki simpatetik dan parasimpatetik sekremotor innervation.

Otic ganglion adalah ganglion parasimpatetik yang berlokasi di bawah foramen ovale dan

medial nervus mandibula. Nervus lesser petrosal superficial, cabang dari Nervus

glossopharingeal, membawa serat preganglionik parasimpatetik dari inferior nucleus salivatory

pada batang otak ke sinaps di otic ganglion. Serat postganglionic mencapai glandula parotid

melalui auriculotempolar cabang dari Nervus mandibular.

Simpatetik innervation dari glandula parotid pada segmen thorac pertama dan kedua (T1 dan

T2) dan sinaps pada simpatetik cervical ganglion superior, dari dimana serat postganglionik

mencapai otic ganglion melalui plexus pada arteri meningeal bagian tengah. Serat simpatetik

melewati otic ganglion tanpa sinaps dan disertai serat parasimpatetik di glandula.

Ganglion submandibular adalah ganglion parasimpatetik kecil yang berada pada dasar mulut

dan berhubungan dengan Nervus lingual. Serat preganglionik dari superior nucleus salivatory

pada batang otak mencapai ganglion melalui cabang chorda tympani pada Nervus facial yang

bergabung dengan Nervus lingual. Serat postganglionik dari ganglion ini adalah sekretomotor

pada glandula submandibula dan sublingual.

Page 4: Pembahasan Kelenjar Saliva

Nervus simpatetik pada glandula submandibula dan sublingual awalnya mengikuti rute yang

sama untuk mensuplay glandula parotid. Serat postganglionik mencapai glandula submandibula

melalui plexus pada arteri facial dan lingual dan melalui ganglion tanpa sinaps untuk mensuplay

glandula submandibula dan sublingual.

Glandula salivarius minor pada palatum disuplay oleh serat parasimpatetik yang ada di

superior salivatory nucleus. Serat preganglionic menjalankan parasimpatetik ganglion

sphenopalatine, berlokasi pada fossa pterygopalatine dan terhubung ke nervus maxillary, melalui

cabang petrosal superficial yang lebih besar pada Nervus facial dan berakhir pada cabang lesser

petrosal superficial. Serat postganglionik dari ganglion sphenopalatine mencapai glandula pada

palatum melalui Nervus maxillary cabang palatum.

Serat simpatetik melalui glandula pada palatum dari segmen thorac pertama dan kedua (TI

dan T2). Sinaps serat preganglionik pada ganglion cervical superficial, dari dimana serat

postganglionik mencapai parasimpatetik ganglion sphenopalatine melalui plexus arteri maxillaty.

Serat tersebut melalui ganglion ini tanpa sinaps untuk mencapai palatum bersamaan dengan serat

parasimpatetik.

Nuclei inferior dan superior salivatory terdapat di medula oblongata. Awalnya berhubungan

dengan nucleus batang otak dari nervus facial, akhirnya ujungnya bersatu dengan nervus

glossopharingeal.

Sistem persarafan parasimpatetik adalah untuk sekresi dan vasodilatasi, ketika saraf

simpatetik bervasokonstriksi, walaupun stimulasi selanjutnya dipromosikan juga oles sekresi

pada beberapa kasus. Aktivitas sekresi dari sel-sel kelenjar diatasi oleh agen kolinergik (sistem

Page 5: Pembahasan Kelenjar Saliva

para simpatetik) dan andregenik (sistem simpatetik). nervus sekretomotor berakhir pada

persatuan dengan sel-sel bagian duktus kelenjar saliva yang memodifikasi komposisi saliva, sel-

sel myoepithelial, otot halus arteriol, dan sel-sel terminal sekretori.

Hal-hal berikut ini dapat terjadi dengan memperhatikan persarafan sekresi dari kelenjar

saliva:

1.      Sel-sel sekretori disuplai oleh nervus parasimpatetik dan simpatetik.

2.      Impuls yang dikonduksikan melalui sistem parasimpatetik lebih umum daripada impuls

sepanjang nervus simpatetik.

3.      Efek dari stimulasi oleh nervus dari kedua sistem tidak berupa antagonis.

4.      Impuls yang umum penting untuk mengatur metabolisme normal sel-sel sekretori.

5.      Stimulasi parasimpatetik dan simpatetik menyebabkan kontraksi sel myoepithelial untuk

menghasilkan aliran saliva.

6.      Kapiler darah menerima stimuli dari kedua sistem, tetapi stimuli parasimpatetik

menghasilkan vasodilatasi, ketika vasokonstriksi dihasilkan oleh stimulasi simpatetik

membentuk bagian siste kontrol vaskular dan tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas refleks

sekresi dari sistem simpatetik.

7.      Stimulasi parasimpatetik bertanggungjawab untuk sekresi saliva dengan volume yang

besar olh sel sekretori. Stimulasi simpatetik mempunyai pengaruh yang lebih besar pada

komposisi saliva, dan menghasilkan konsentrasi substansi oranik yang lebih besar karena

meningkatnya eksositosis pada sell dengan seiringnya pengurangan pergerakan air.

8.      Tidak ada hambatan langsung pada kelenjar saliva oleh nervus. Sindrom mulut yang

kering dimana adanya tekanan nervus untuk waktu yang lama diketahui terjadi oleh adanya

Page 6: Pembahasan Kelenjar Saliva

hambatan dari simpatetik, berdasarkan adanya hambatan langsung pada pengaruh pusat tertinggi

di batang otak nukleus salivatori.

 

  Mekanisme Sekresi Saliva

Pengaturan sekresi saliva oleh saraf.

Glandula salivarius memiliki simpatetik dan parasimpatetik sekremotor innervation.

Otic ganglion adalah ganglion parasimpatetik yang berlokasi di bawah foramen ovale dan

medial nervus mandibula. Nervus lesser petrosal superficial, cabang dari Nervus

glossopharingeal, membawa serat preganglionik parasimpatetik dari inferior nucleus salivatory

pada batang otak ke sinaps di otic ganglion. Serat postganglionic mencapai glandula parotid

melalui auriculotempolar cabang dari Nervus mandibular.

Simpatetik innervation dari glandula parotid pada segmen thorac pertama dan kedua (T1 dan

T2) dan sinaps pada simpatetik cervical ganglion superior, dari dimana serat postganglionik

mencapai otic ganglion melalui plexus pada arteri meningeal bagian tengah. Serat simpatetik

melewati otic ganglion tanpa sinaps dan disertai serat parasimpatetik di glandula.

Ganglion submandibular adalah ganglion parasimpatetik kecil yang berada pada dasar mulut

dan berhubungan dengan Nervus lingual. Serat preganglionik dari superior nucleus salivatory

pada batang otak mencapai ganglion melalui cabang chorda tympani pada Nervus facial yang

bergabung dengan Nervus lingual. Serat postganglionik dari ganglion ini adalah sekretomotor

pada glandula submandibula dan sublingual.

Page 7: Pembahasan Kelenjar Saliva

Nervus simpatetik pada glandula submandibula dan sublingual awalnya mengikuti rute yang

sama untuk mensuplay glandula parotid. Serat postganglionik mencapai glandula submandibula

melalui plexus pada arteri facial dan lingual dan melalui ganglion tanpa sinaps untuk mensuplay

glandula submandibula dan sublingual.

Glandula salivarius minor pada palatum disuplay oleh serat parasimpatetik yang ada di

superior salivatory nucleus. Serat preganglionic menjalankan parasimpatetik ganglion

sphenopalatine, berlokasi pada fossa pterygopalatine dan terhubung ke nervus maxillary, melalui

cabang petrosal superficial yang lebih besar pada Nervus facial dan berakhir pada cabang lesser

petrosal superficial. Serat postganglionik dari ganglion sphenopalatine mencapai glandula pada

palatum melalui Nervus maxillary cabang palatum.

Serat simpatetik melalui glandula pada palatum dari segmen thorac pertama dan kedua (TI

dan T2). Sinaps serat preganglionik pada ganglion cervical superficial, dari dimana serat

postganglionik mencapai parasimpatetik ganglion sphenopalatine melalui plexus arteri maxillaty.

Serat tersebut melalui ganglion ini tanpa sinaps untuk mencapai palatum bersamaan dengan serat

parasimpatetik.

Nuclei inferior dan superior salivatory terdapat di medula oblongata. Awalnya berhubungan

dengan nucleus batang otak dari nervus facial, akhirnya ujungnya bersatu dengan nervus

glossopharingeal.

Sistem persarafan parasimpatetik adalah untuk sekresi dan vasodilatasi, ketika saraf

simpatetik bervasokonstriksi, walaupun stimulasi selanjutnya dipromosikan juga oles sekresi

pada beberapa kasus. Aktivitas sekresi dari sel-sel kelenjar diatasi oleh agen kolinergik (sistem

Page 8: Pembahasan Kelenjar Saliva

para simpatetik) dan andregenik (sistem simpatetik). nervus sekretomotor berakhir pada

persatuan dengan sel-sel bagian duktus kelenjar saliva yang memodifikasi komposisi saliva, sel-

sel myoepithelial, otot halus arteriol, dan sel-sel terminal sekretori.

Hal-hal berikut ini dapat terjadi dengan memperhatikan persarafan sekresi dari kelenjar

saliva:

1.      Sel-sel sekretori disuplai oleh nervus parasimpatetik dan simpatetik.

2.      Impuls yang dikonduksikan melalui sistem parasimpatetik lebih umum daripada impuls

sepanjang nervus simpatetik.

3.      Efek dari stimulasi oleh nervus dari kedua sistem tidak berupa antagonis.

4.      Impuls yang umum penting untuk mengatur metabolisme normal sel-sel sekretori.

5.      Stimulasi parasimpatetik dan simpatetik menyebabkan kontraksi sel myoepithelial untuk

menghasilkan aliran saliva.

6.      Kapiler darah menerima stimuli dari kedua sistem, tetapi stimuli parasimpatetik

menghasilkan vasodilatasi, ketika vasokonstriksi dihasilkan oleh stimulasi simpatetik

membentuk bagian siste kontrol vaskular dan tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas refleks

sekresi dari sistem simpatetik.

7.      Stimulasi parasimpatetik bertanggungjawab untuk sekresi saliva dengan volume yang

besar olh sel sekretori. Stimulasi simpatetik mempunyai pengaruh yang lebih besar pada

komposisi saliva, dan menghasilkan konsentrasi substansi oranik yang lebih besar karena

meningkatnya eksositosis pada sell dengan seiringnya pengurangan pergerakan air.

8.      Tidak ada hambatan langsung pada kelenjar saliva oleh nervus. Sindrom mulut yang

kering dimana adanya tekanan nervus untuk waktu yang lama diketahui terjadi oleh adanya

Page 9: Pembahasan Kelenjar Saliva

hambatan dari simpatetik, berdasarkan adanya hambatan langsung pada pengaruh pusat tertinggi

di batang otak nukleus salivatori.

 

Fungsi digestive

Dalam sistem pencernaan saliva berperan dalam:

a. Menghancurkan (katabolisme) zat tepung

α-Amylase (ptyalin)

zat tepung maltose

(dengan sedikit/tanpa glukosa)

b. Lubrikasi

- oleh glikoprotein

- memfasilitasi proses pengunyahan, pembentukan bolus makanan, penelanan,

dan berbicara

- menjaga mukosa membrane dari kekeringan dan mulai mengalami

parakeratinasi, ataupun keratinasi

c. Taste

Kandungan air di saliva makanan dapat dirasakan oleh reseptor gustatory dan

reaksi pencernaan dapat dimulai.

4.2  Fungsi antibacterial

Page 10: Pembahasan Kelenjar Saliva

Substansi-substansi yang terdapat pada bakteri yang memiliki sifat antibakteri antara

lain :

a. Secretory IgA (sIgA)

- lebih resisten terhadap proteolisis oleh bacterial enzim dibandingkan IgA

- Hampir 90% berasal dari saliva parotid

- mencegah kolonisasi/perlekatan bakteri

b. Peroksidase

- terdiri dari hidrogen peroksida, thiocynate, lactoperoxidase.

- terutama ada pada saliva kelenjar parotid

- menghambat produksi asam dan pertumbuhan mikroorganisme

c. Lysozyme

- menyerang (lisis) dinding sel bakteri gram positif

- bekerjasama dengan thiocynate dan lactoperoxidase

 

4.3  Aksi pembufferan

•      Sifat pembuferan dan ph saliva sebagian besar tergantung pada kandungan bikarbonatnya

•      HCO3- + H+ H2CO3-

(asam karbonik lemah)

Disosiasi secara cepat pada bentuk air dan karbon dioksida.

 

4.4  Aksi higienis

Page 11: Pembahasan Kelenjar Saliva

•         Kelenjar saliva (mukus) sangat berperan penting dalam mempertahankan kesehatan

jaringan rongga mulut

•         Kelenjar saliva (seperti kelenjar keringat di kulit) juga membantu deskuamasi sel

epitel oral

•         Membersihkan debris-debris makanan

 

4.5  Koagulasi Darah dan Perbaikan Jaringan

•         Waktu pembekuan dikurangi oleh adanya saliva dari protein-protein yang sama

terhadap faktor pembekuan VII, IX dan faktor platelet

•         Saliva, terutama dari kelenjar submandibula, mempercepat kecepatan kontraksi luka

 

4.6  Penghambat Karies Gigi

•         Penghambatan karies oleh saliva melalui:

a. Aksi mekanis

membersihkan permukaan gigi

b. Aksi immunologi

dengan cara mensekresikan IgA

c. Aksi enzimatik

peroksidae dan sistem lisozim

d.      Komposisi saliva

flouride, kalsium, dan ion fosfat, yang dapat meningkatkan remineralisasi lesi-

lesi karies

4.7  Keseimbangan Air

Page 12: Pembahasan Kelenjar Saliva

Berperan dalam dehidrasi

cairan tubuh<< à produksi saliva menurun à mulut menjadi kering à minum air à

keseimbangan air pulih kembali

 

5       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sekresi Saliva

5.1  Faktor Variasi Diurnal

Variasi diurnal alamiah terjadi dalam proses tubuh manusia, misal: Konsentrasi Na dan CL

meningkat pada pagi hari, sedangkan K meningkat pada siang hari.

5.2  Faktor Durasi Stimulus

Lamanya stimulus yang mengenai kelenjar saliva ditandai dengan perubahan komponen

saliva.

5.3  Faktor Tipe Kelenjar

Setiap kelenjar berbeda tingkat penerimaan dan kepekaannya terhadap stimulus, sehingga

aliran dan jumlah saliva berbeda-beda.

5.4  Faktor Diet

Faktor diet berpengaruh terhadap perbedaan aliran saliva, yaitu berdasarkan aktivitas

fungsional kelenjar saliva yang dipengaruhi oleh faktor mekanis dan pengecapan. Mekanis,

misalnya rangsang pengunyahan makanan keras atau permen karet dapat meningkatkan

Page 13: Pembahasan Kelenjar Saliva

sekresi saliva. Pengecapan misanya rangsang rasa asam, rasa manis, rasa pahit, dan pedas

dapat meningkatkan sekresi saliva.

5.5  Faktor Konsentrasi Plasma

Konsentrasi plasma berhubungan dengan konsentrasi asam amino, kalsium, glukosa, kalium,

urea, dan asam urik dalam saliva.

5.6  Faktor Hormon

Pengaruh hormon berasal dari aldosteron, hormon antidiuretik, hormon lokal dan hormon

lain seperti testosteron dan tiroksin. Komposisi saliva diubah oleh hormone antidiuretik

(ADH) yang memfasilitasi reabsorpsi air, sedangkan aldosteron meningkatkan jumlah

sodium yang direabsorpsi pada duktus.

5.7  Faktor Umum

         Aliran saliva pada umumnya diatur oleh reflek tidak bersyarat, seperti rasa kecap, bau, stimulasi

mekanis, gerakan pengunyahan, iritasi kimia dan kehamilan.

         Tingkat aliran saliva dipengaruhi oleh adanya gangguan atau penyakit sistemik dan obat-

obatan.

         Reflek bersyarat: stimulus tidak berhubungan dengan saraf dalam rongga mulut, stimulus

diterima oleh organ/indera khusus: penglihatan, penciuman, pendengaran.

 

6       Kelainan Kelenjar Saliva yang Mempengaruhi Sekresi

Page 14: Pembahasan Kelenjar Saliva

6.1  Sialadenitis

Sialadenitis adalah infeksi bakteri dari kelenjar ludah, biasanya karena adanya obstruksi batu

atau hiposekresi kelenjar. Sialadenitis paling umum terjadi di kelenjar parotid dan biasanya

terjadi pada pasien usia 50-an dan 60-an, berkesinambungan dalam sakit pasien dengan

xerostomia, dengan orang-orang di Sjögren's syndrome, dan orang-orang yang telah terapi

radiasi ke rongga mulut. Teenagers and young adults with anorexia are also prone to this

disorder. Remaja dan dewasa muda dengan anorexia juga rentan terhadap penyakit ini.

Gejalanya adalah bengkak, sakit, kemerahan, dan kesakitan. Diagnosis klinis dapat dengan

menggunakan CT, ultrasound, dan MRI untuk mengidentifikasi penyebab. Pengobatan

dengan antibiotik.

6.2  Mumps

Gondongan (Mumps) adalah suatu infeksi paramyxovirus menular yang menyebabkan

pembengkakan pada kelenjar parotis, submandibula dan kelenjar saliva lainnya disertai nyeri.

Yang terkena biasanya adalah kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara

telinga dan rahang. Pembengkakan ini bisa meluas dari telinga bagian superior ke batas

inferior dari arkus zygomaticus dan dari inferior telinga ke batas inferior dari sudut

mandibula.

6.3  Xerostomia

Xerostomia terjadi akibat penurunan volume atau perubahan komposisi saliva (menjadi

pekat, penurunan PH dan kehilangan komponen organik–inorganik).

Penyebab xerostomia:

  Radiasi daerah leher dan kepala

Page 15: Pembahasan Kelenjar Saliva

Mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan derajat kerusakan yang berbeda-

beda tergantung dari dosis danlamanya penyinaran.

  Gangguan lokal pada kelenjar saliva

  Efek samping obat – obatan

  Kelainan syaraf

  Dehidrasi, demam, diare, diabetes, gagal ginjal.

  Berolahraga, stress

  Usia.

  Bernafas melalui mulut

  Sjogren's syndrome

merupakan penyakit autoimun karena xerostomia dan xerophtalmia.

6.4  Sialothiasis

Sialothiasis adalah adanya pembentukan kalkulus pada saluran kelenjar saliva. Sialothiasis

sering juga disebut sebagai calcarous deposits. Calcarous deposit yang terbentuk lama-

kelamaan dapat menghilang dengan sendirinya, atau bahkan sebaliknya bisa semakin

menutup aliran saliva. Saat adanya stimulasi untuk pembentukan saliva, biasanya saat

mengunyah makanan, kelenjar saliva akan membengkak dan terasa sakit. sialolithiasis may

be associated with swelling, pain, and infection of the affected gland

Sebagian besar calculi (80% hingga 95%) terjadi di submandibular kelenjar karena memiliki

duktus eksretoris saliva yang paling panjang dan berliku-liku, sedangkan 5% hingga 20%

yang ditemukan pada kelenjar parotid. Sialothiasis jarang mempengaruhi kelenjar sublingual.

Page 16: Pembahasan Kelenjar Saliva

6.5  Syndroma Sjogren

Penyebabnya belum diketahui secara jelas tetapi biasanya terjadi karena gangguan auto imun

kelenjar eksokrin yang berhubungan dengan jaringan ikat atau dapat juga disebabkan oleh

virus.

Penderita biasanya mengeluh rasa terbakar di lidah, bibir dan pipi.

Terjadi perubahan-perubahan pada ludah yaitu atrofi sel sel asinar kelenjar ludah yang

berlanjut pada sekresi kelenjar ludah diikuti perubahan konsentrasi beberapa komponen

organik atau anorganik dan terjadi perubahan imunologis kelenjar ludah

Penyakit ini ditandai dengan :

         Sekresi ludah dan sekresi kelenjar air mata yang menurun

         Xerostomia yang disertai pembengkakan kelenjar parotis

         Artritis

 

Page 17: Pembahasan Kelenjar Saliva

DAFTAR PUSTAKA

David B. Ferguson.1999. Oral Bioscence. Harcourt Publishers Limited.London

Guyton, Arthur C., John E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. W.B. Saunders Company, Harry

Sicher.1960. Oral anatomi ksrys 3rd ed . St Loius: CV Mosby.

Philadelphia, Pennsylvania.

Isselhard, brand. 2003. Anatomy of orofacial structure. America : Mosby Chapter 25

Permar, Dorothy. 1959. A manual of Oral Embriology and Microscopic Anatomy. St Louis: Lea

& Febiger.

Rensburg, BGJ.1995. Oral Biology. Chicago: Quistessence Publishing Co,Inc.

Tortora, Gerard J., Bryan D.2006. Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley &

Sons,Inc.Unated States of America

Page 18: Pembahasan Kelenjar Saliva