biokimia saliva (ihsan)

43
BIOKIMIA SALIVA muhammad ihsan rizal

Upload: nadia-wahyu-savitri

Post on 03-Jul-2015

505 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biokimia Saliva (Ihsan)

BIOKIMIA SALIVAmuhammad ihsan rizal

Page 2: Biokimia Saliva (Ihsan)

Saliva

Air l

iur

Air l

udah

Caira

n ro

ngga

m

ulut

0,5 – 1 Liter

Page 3: Biokimia Saliva (Ihsan)

Sumber Saliva

Glandula Saliva Mayor•90% total saliva

Glandula Saliva Minor

Poket Gingiva Mukosa Faring Mukosa Rongga Hidung

Page 4: Biokimia Saliva (Ihsan)

Jenis Sekresi SalivaSerosa

Mukus

Mixed

Page 5: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fungsi Saliva

Pencernaan

Lubrikasi Makanan

Enzym : α-amilase

Kimia

Mekanis

Mudahditelan

Hidrolisis Amilum

Page 6: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fungsi SalivaProteksi

Melindungi Jaringan Lunak dan Keras IO

Efek Buffer

Antimikroba

Daya Antisolubilitas

Mempertahankan jumlah konsentrasi mineral dalam saliva Mencegah

Karies

Page 7: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fungsi Saliva (Others…)Kesei

mbangan

Cairan•Diferensiasi dan pertumbuhan sel

•Membantu pengecapan

•Membantu kecekatan GT

Page 8: Biokimia Saliva (Ihsan)

Kelenjar Saliva

Mayor Minor

Parotis

Submadibula

Sublingual

Gl. Labialis Superior InferiorGl. Buccalis MinorGl. PalatinaGl. Lingualis AnteriorGl. Lingualis PosteriorGl. Glossopalatinus

Page 9: Biokimia Saliva (Ihsan)

Glandula Parotis

1. Kelenjar saliva terbesar: 20-30 g each

2. 22-30% dari total vol sekresi saliva unstimulated

3. Sifat sekresi: serosa (cair)

4. Duktus: Steensen’s DuctPanjang 5 cmIO: Bermuara Vestibulum Oris M2 atas ka&ki (Parotid Papila)

Page 10: Biokimia Saliva (Ihsan)

Glandula Submandibula

1. Glandula saliva terbesar kedua (± 6,5 g)

2. 60-65% dari total vol sekresi saliva unstimulated

3. Sifat Sekresi: Mixed (>>Serous)

4. Duktus: Wharton’s DuctPanjang: 5 cmIO : Bermuara di lateral frenulum ligualis

Page 11: Biokimia Saliva (Ihsan)

Glandula Sublingual

1. Sifat Sekresi: Mixed (>>Mukus)

2. 2-4% dari total vol sekresi saliva unstimulated

3. Duktus : Barthol’s Duct

4. IO: Bermuara di dekat Wharton’s Duct

5. Berat rata-rata 2 g

Page 12: Biokimia Saliva (Ihsan)

Struktur Organisasi Glandula Saliva

Unit Sekretori

1. Sel-sel Asinar (Acinus)

2. Duktus Interkalaris (Intercalated)

3. Duktus Striata (Striated)

4. Duktus Ekskretorius (Excretory)

Unit Non- Sekretori

1. Sel Myoepitel2. Sel Saraf

Page 13: Biokimia Saliva (Ihsan)

Unit Sekretori

Sel-sel Asinar

•Memproduksi saliva• Terbagi 2:•Sel Serosa•Sel Mukus •Fungsi: •Menentukan Tipe Sekresi: Serosa dan Mukus •Memodifikasi komposisi elektrolit

Duktus Interkalaris

(Intercalated)•Jalur pertama sekresi sel asini•Terdiri dari epital kolumnar dan kubus yang tidak dapat mengangkut elektrolit •Tidak untuk memodifikasi komposisi sekresi sel asinar

Duktus Striata

•Meresorpsi Na+ hasil sekresi oleh sel asini •Terdiri atas selapis sel epitel kolumnar mitokondria pd permukaan basal•Tempat terbesar dalam modifikasi komposisi elektrolit saliva

Duktus Ekskretori

•Lanjutan dari duktus striata penghantar sekresi ke IO•Terdiri atas sel epitel kolumnar berlapis•Tidak memiliki membran basalis yang khusus seperti duktus striata•Sejajar dengan pembuluh darah ikut aktif dalam resorbsi natrium

Page 14: Biokimia Saliva (Ihsan)

Unit Non-Sekretori

SEL SARAF

Dikendalikan oleh saraf bukan hormon

Sistem Saraf Otonom

Parasimpatis

Saliva yang cair Amilase rendah (sedikit)

Page 15: Biokimia Saliva (Ihsan)

Unit Non-Sekretori

SEL Myoepitel

Berkontraksi karena rangsangan oleh substansi yang menyebabkan kontraksi dari otot halus

1. Menyempitkan sel asini2. Menyebabkan terkumpulnya cairan dari

lumen-lumen asini ke dalam sistem duktus3. Mendorong sekresi asini ke mukosa mulut

Page 16: Biokimia Saliva (Ihsan)

Daya Alir Saliva

Faktor Penting Penentu Komposisi

Saliva

Unstimulated

Stimulated

1. Pemeriksaan inisial pasien2. Untuk mengevaluasi perawatan

gigi 3. Sebagai prosedur diagnostik

hiposalivasi yang disebabkan suatu penyakit

Klinis

Sulit diukur

(bervariasi)

Page 17: Biokimia Saliva (Ihsan)

Daya Alir Saliva

1. Flow rate setiap kelenjar saliva tergantung pada sifat rangsangan

2. Separuh dari total vol. saliva dihasilkan pada saat istirahat (unstimulated)

3. Pada malam hari flow rate hampir berhenti (10 ml/8 jam) Gl. Parotis = 0%, Gl. SM =70%, Gl. SL dan Gl. Minor =30%

Page 18: Biokimia Saliva (Ihsan)

Daya Alir Saliva

•Mekanis: mengunyah permen karet•Kimia : rangsangan asam, manis, pahit, asin•Neuronal : melalui SSO•Psikis : Stress menghambat sekresi•Rangsangan rasa sakit : radang, gingivitis, protesa

Perangsangan

Rangsangan Pengunyahan Gl. Parotis >> Gl. SM dan Gl. SL (berhubungan dengan tipe sekresi)

Page 19: Biokimia Saliva (Ihsan)

Mekanisme Sekresi Saliva

Biosintesis dan

Transpor Protein

dalam sel asini

•menembus membran sel asini menuju lumen kelenjar

Transport air dan elektroli

t

•menembus epitel lapisan kelenjar menuju lumen kelenjar

Terdiri atas 2 Fase

Page 20: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 1: Biosintesis Protein & Sekresi Protein [1]

Protein dibentuk dalam sel asini dikemas dalam granula sekretorik dilepas ke lumen kelenjar dgn cara eksositosis

Terjadi di ribosom,yang terikat pada retikulum endoplasmatik

Proses sekresi protein rangsangan β-adrenergik melalui Nor Adrenalin (pesuruh pertama) di dalam sel cyclic adenosin monophosphate (cAMP/pesuruh kedua) mengaktifkan protein kinase fosforilase-kinase menyebabkan fosforilasi mikrofilamen kontraksi mikrofilamen granula sekretori diangkut ke membran plasma sel asini membran granula dan melebur dengan membran plasma (peristiwa fusion-fission) isi granula (saliva primer) diteruskan ke lumen

Page 21: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 1: Biosintesis Protein & Sekresi Protein [2]

Page 22: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [1]

Proses pemindahan air dan elektrolit menembus epitel sekretorik menuju lumen kelenjar

Berasal dari cairan interstisial dan plasma darah Komposisi elektrolit pada sekresi normal hasil 2

tahap mekanisme sekresi:◦ Sekresi primer oleh sel asini dan sel duktus striatum

komposisinya konstan◦ Proses rearbsobsi di sepanjang sistem duktus

komposisinya dapat berubah

Menghasilkan saliva yang hipotonik dibandingkan plasma darah dan cairan ekstrasel

Page 23: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [2]

Energi yang memungkinkan terjadinya sekresi:◦ Tekanan hidrostatik yang berasal dari

pembuluh darah kelenjar Jumlah darah menuju kelenjar Tek

hidrostatik perpindahan cairan dari pembuluh darah ke lumen kelenjar

◦ Transpor aktif empat osmolit utama (Na+, K+, Cl-, HCO3

-) Hasil transpor aktif perbedaan tekanan osmotik

kedua sisi membran sel epitel kelenjar proses perpindahan air dan elektrolit lainnya

Page 24: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [3]

Sekresi primer diangkut ke saluran pembuangan perubahan susunan saliva

Na+ dan Cl- sangat diresorbsi oleh sel-sel epitel

Kalium, kalsium dan bikarbonat lebih banyak disekresikan ke saliva cairan hipotonik

Page 25: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [4]

Proses sekresi elektrolit pada kelenjar saliva yang dibantu oleh hormon Aldosteron dan ATP

Aldosteron disekresikan oleh korteks adrenal. Fungsinya mengatur keseimbangan elektrolit dan air dengan jalan meningkatkan retensi Na dan sekresi K

ATP adalah sebagai energi dihasilkan mitokondria Na akan masuk dari lumen menuju ke kelenjar saliva

dengan bantuan Aldosteron dan ATP. Hal ini akan sama dengan yang terjadi pada Cl sehingga terjadi reabsorbsi NaCl

Pada saat yang bersamaan terjadi juga K dan HCO3 akan keluar dari kelenjar saliva ke lumen dengan bantuan Aldosteron dan ATP sehingga terjadi sekresi K dan HCO3

Reabsorpsi NaCl >> K dan HCO3

Page 26: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [5]

Page 27: Biokimia Saliva (Ihsan)

Fase 2: Sekresi Air dan Elektrolit [6]

Sekresi air dan elektrolit terutama terjadi di duktus striatum karena:◦ Banyak mengandung mitokondria pada basalnya

banyak energi untuk berlangsungnya kerja pompa Na- K

◦ Banyak kapiler yang memperdarahi

Page 28: Biokimia Saliva (Ihsan)

Unsur Pokok Saliva [1]

Komponen-komponen Anorganik◦ Na+

◦ K+

◦ Cl-

◦ HCO3 -

◦ Mg2+

◦ Ca2+

◦ P◦ CNS-

Page 29: Biokimia Saliva (Ihsan)

Unsur Pokok Saliva [2]

Komponen-komponen Organik◦ Protein (terutama)◦ Asam lemak◦ Lipida◦ Glukosa◦ Asam amino◦ Ureum ◦ Amoniak

Page 30: Biokimia Saliva (Ihsan)

Na+

◦ Berperan penting dalam sekresi saliva◦ Daya alir konsentrasi ◦ Merupakan elektrolit yang memiliki konsentrasi tertinggi

di dalam primary saliva◦ Jumlah Na+ menjadi lebih rendah di dalam sekresi saliva

Komponen Anorganik [1]

Page 31: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Anorganik [2]

Ca2+ ◦ Mencegah terjadinya penguraian dari email gigi

(remineralisasi email)◦ Jumlahnya ±1,4 mmol/l pada unstimulated saliva

dan 1,7 mmol/l pada stimulated saliva◦ Dari total Ca2+

50% bentuk ion 40% bentuk kompleks dengan ion lainnya 10% mengikat dengan protein saliva

Page 32: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Anorganik [3]

Phosphat ◦ Remineralisasi email◦ Jumlahnya ±6mmol/l pada unstimulated saliva

dan 4 mmol/l pada stimulated saliva◦ 90% dijumpai sebagai Pi (fosfat inorganik)◦ Bersama Ca2+ berperan dalam pembentukan

Dental Kalkulus

Page 33: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Anorganik [4]

Hidrogen karbonat (bikarbonat)◦ Berperan penting sebagai buffer saliva◦ Bekerja pada pH 8 dan 5,6◦ Jumlahnya rendah pada saliva unstimulated

namun meningkat pada saat flow rates meningkat◦ Pertahanan yang efektif terhadap asam yang

menyebabkan karies gigi

Page 34: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Anorganik [5]

Thiocyanate (CNS-)◦ Komponen antimikroba◦ Bersama Lactoperoksidase menghasilkan

Hypothiocyanate penghambat pertumbuhan bakteri tertentu seperti Escheria coli, Streptococcus Mutans, Lactobacilli, dan Staphilococcus aureus

◦ Flow rate , Konsentrasi ◦ Identifikasi perokok

Page 35: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Anorganik [6]

Page 36: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Organik [1]

Protein Pencernaan◦ Amylase

Enzim pencernaan utama dalam saliva Mengubah polisakarida menjadi monosakarida Aktif pada pH di atas 6 inaktif dalam lambung Disekresi paling banyak oleh Gl. Parotis (30%) Obstruksi Dapat menembus dinding duktus saliva

meningkatkan konsentrasi amylase◦ Lipase

Disekresi paling banyak oleh Gl. Parotis dan Gl. Lingual Jumlahnya sedikit Sekresi Lipase pankreas sedikit sekresi Lipase saliva

berfungsi

Page 37: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Organik [2]

Protein dengan Efek Lubrikasi◦ Mucin/Mukoprotein

Unsur organik terpenting lubrikasi Glikoprotein yang mengandung lebih dari 40%

karbohidrat Membuat saliva menjadi lebih pekat Melindungi jaringan mulut

◦ Protein kaya Prolein Dihasilkan pada Gl. Parotis dan Submandibular Peran serta dalam lubrikasi tidak besar

Page 38: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Organik [3]

Protein dengan Efek Antimikroba◦ Lisozim

Enzim yang terdapat di dalam cairan sekresi eksokrin ex: ASI, air mata, keringat, lendir hidung dan saliva

Sumber: Gl. Saliva dan cairan krevikular Menghidrolisis komponen dinding sel mikroorganisme Gram

positif tertentu bakterisid

◦ Lactoperoksidase Awalnya ditemukan di air susu Bekerja dengan SCN- (tiosianat) dan H2O2 bakteriostatik

pada laktobasilius dan streptokokus Dipakai di bidang KG dengan penambahan enzim di pasta gigi

Page 39: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Organik [4]

◦ Laktoferin Sistem penolakan non-enzimatik Suatu serum glikoprotein yang berguna untuk

pengikatan dan pengangkutan ion-ion spesifik Fe3+ bakteriostatik

Di saliva terikat oleh sIgA (sekresi Imunoglobulin A) yang mengikat reseptor spesifik pd S. mutans sistem penolakan sekunder

Page 40: Biokimia Saliva (Ihsan)

Komponen Organik [5]

◦ Imunoglobulin IgA, IgG, IgM IgA merupakan unsur dominan yang ada di saliva Memiliki komponen sekretori sIgA IgA dapat berfungsi tanpa ada faktor Ig lainnya Menghambat kolonisasi S. Mutans defisiensi sIgA

mengakibatkan indeks karies yng tinggi Imunisasi??

Page 41: Biokimia Saliva (Ihsan)

Tugas Jelaskan proses terjadinya karies gigi dan

kaitannya dengan peran saliva! Proses sekresi?

Page 42: Biokimia Saliva (Ihsan)

Further readings Ferguson, David B. 1999. Oral Bioscience.

Churchil Livingstone. UK Menaker, Lewis. 1980. The Biologic Basis Of

Dental Caries. Harper & Row. Alabama. Thylstrup, A and Fejerskov, O (ed). 1996.

Text Book of Clinical Cariology. Munksgaard Textbook 2nd edition. Copenhagen