study guide semester v blok clinical dental skill ......sgd kelainan kelenjar saliva fasilitator 9...

27
STUDY GUIDE Semester V BLOK CLINICAL DENTAL SKILL IV 28 Desember 2015 26 January 2016 School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University 2015

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STUDY GUIDE

    Semester V

    BLOK CLINICAL DENTAL SKILL IV

    28 Desember 2015 – 26 January 2016

    School of Dentistry

    Faculty of Medicine Udayana University

    2015

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    1

    ~ KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ~

    DOMAIN

    III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik

    IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik

    KOMPETENSI UTAMA

    9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan

    gigi dan mulut

    10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit / kelainan gigi dan mulut

    melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien

    11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang

    didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.

    11.2 Menentukan rujukan yang sesuai

    12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati

    KOMPETENSI PENUNJANG

    9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )

    9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).

    9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik

    yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).

    10.1.8 Menjelaskan keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif

    (C2, P3, A4).

    10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi dan

    kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).

    10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).

    10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan

    oromaksilofasial (C2,P3,A2).

    10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala

    usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).

    10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).

    11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    2

    11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang

    berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).

    11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien

    (C3,P3,A3).

    11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional

    berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).

    11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat

    (C4,P3,A3).

    11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/

    kelainan pasien (C3,P3,A3).

    11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang

    terkait (C3,P3,A3).

    12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)

    untuk prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    3

    PLANNERS TEAM

    NO. NAMA NOMOR HP KET.

    1. drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp. KGA 08175053626 Ketua

    2. drg. Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi, M.Biomed 081805333658 Sekretaris

    3. drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714 DEU

    LECTURERS

    NO. NAMA NOMOR HP

    1. Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys 085857575227

    2. dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K) 081337165566

    3. Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K) 08123911858

    4. drg. Desak Nyoman Ari susanti,M.Kes 08179767114

    5 drg. IGA Dyah Ambarawati 081805598066

    6 drg. Sari Kusumadewi, M. Biomed 08123837084

    7 drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714

    8 drg. Steffano A. Handoko, MPH 0811110393

    9 Drg. Ni Kd. Fiora Rena Pertiwi, M. Biomed 081805333658

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    4

    FACILITATORS

    NO. NAMA NOMOR HP

    1. drg. Putu Ratna Kusumadewi Giri Sp.KG 0811380970

    2. drg.I G A Sri Pradnyani 082147123898

    3. drg. Ni Kd Fiora Rena P, M.Biomed 081805333658

    4. drg. Dyah Ambarawati 081805598066

    5. drg. I.G.A Ari Widiastuti 081916124396

    STUDENT PROJECT TOPICS

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Keterangan :

    Topik Student Project akan diundi dan pembimbing penyusunan makalah langsung

    dilakukan oleh pembimbing SGD masing-masing kelompok.

    Presentasi dan diskusi Student Project akan dinilai oleh dosen dari bidang

    bersangkutan.

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    5

    TIME TABLE CDS IV

    DAYS/DATE TIME ACTIVITY CONVEYER

    1 08.00 - 09.00 Lecture. Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    28-Dec-15 09.00 - 10.00 Lecture. Pengenalan Perangkat Diagnostik

    Monday 10.00 – 11.00 Lecture Film dan Processing

    11.00 – 12.00 Break

    12.00 – 13.00 SGD Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi

    Fasilitator 14.00 - 15.00 SGD Pengenalan Perangkat Diagnostik

    13.00 – 15.00 SGD Film dan Processing

    Independent Learning

    2 09.00-12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    29-Dec-15 12.00 - 13.00 BREAK

    Tuesday 13.00 - 15.00

    Pleno. Fisika Radiasi & Efek Biologi Radiasi, Pengenalan Perangkat Diagnostik, Film dan Processing

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    3 08.00 – 09.00 Lecture Teknik Radiografi intra dan ekstra oral

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    30-Dec-15 09.00 – 10.00 Lecture kegagalan radiografi intra dan extra oral

    Wednesday 10.00 - 11.00 Lecture Radiografik Panoramik

    11.00 – 12.00 BREAK

    12.00-13.00 SGD Teknik Radiografi intra dan ekstra oral

    13.00 - 14.00 SGD kegagalan radiografi intra dan extra oral Fasilitator

    14.00 - 15.00 SGD Radiografik Panoramik

    4 08.00 - 09.00 Independent Learning

    31-Dec-15 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Thursday 12.00 - 13.00 BREAK

    13.00 - 15.00 Student Project

    5 08.00 – 09.00 Lecture Prinsip Interpretasi Radiograf dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad

    (K) 4-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Radioanatomi

    Monday 10.00 – 11.00 Lecture Kontrol Infeksi di Bidang RKG

    11.00 - 12.00 BREAK

    12.00 – 13.00 Pleno. Teknik Radiografi intra dan ekstra oral

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    13.00 - 14.00 Pleno. kegagalan radiografi intra dan extra oral

    14.00-15.00 Pleno. Radiografik Panoramik

    6 08.00 - 09.00 Independent Learning

    5-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Tuesday 12.00 - 13.00 BREAK

    13.00-15.00

    SGD Prinsip Interpretasi Radiograf, Radioanatomi, Kontrol Infeksi di Bidang RKG

    Fasilitator

    7 08.00 - 09.00 Lecture Kelainan Sistemik drg. Desak Ari

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    6

    Susanti, M. Kes

    6-Jan-16 09.00 – 10.00 Lecture Impaksi drg. IGA. Dyah Ambarawati

    Wednesday 10.00 - 11.00 Lecture Kelainan Kelenjar Saliva

    drg. Sari Kusumadewi, M.

    Biomed

    11.00 - 12.00 BREAK

    12.00 - 13.00 Pleno Prinsip interpretasi radiograf dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad

    (K)

    13.00 – 14.00 Pleno Radioanatomi

    14.00 – 15.00 Pleno Kontrol Infeksi di Bidang RKG

    8 08.00 - 09.00 Student Project Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,

    Sp. RKG (K)

    7-Jan-16 09.00 – 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Thursday 12.00 - 13.00 BREAK

    13.00 - 15.00 SGD Kelainan Sistemik Fasilitator

    SGD Impaksi Fasilitator

    SGD Kelainan Kelenjar Saliva Fasilitator

    9 08.00 – 09.00 Lecture kista odontogen dan non odontogen Dr. drg. Haris

    Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    11-Jan-16 09.00- 10.00 Lecture Kelainan sinus Paranasal

    Monday 10.00 – 11.00 Lecture Trauma Gigi dan Rahang

    11.00 - 12.00 Break

    12.00 - 13.00 SGD Kista odontogen dan non odontogen

    Fasilitator 13.00 - 14.00 SGD Kelainan Sinus Paranasal

    14.00 - 15.00 SGD Trauma Gigi dan Rahang

    10 08.00 - 09.00 Independent Learning

    12-Jan-16 09.00 – 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO Fasilitator

    Tuesday 12.00 - 13.00 Break Fasilitator

    13.00 – 15.00 Student Project Fasilitator

    11 08.00 - 09.00 Plenary Kelainan Sistemik drg. Desak Ari

    Susanti, M. Kes

    13-Jan-16 09.00 - 10.00 Plenary Impaksi drg. IGA. Dyah Ambarawati

    Wednesday 10.00 - 11.00 Plenary Kelainan Kelenjar Saliva

    drg. Sari Kusumadewi, M.

    Biomed

    11.00 – 12.00 BREAK

    12.00 - 13.00 Plenary Kista Odontogen dan Non Odontogen

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,

    Sp. RKG (K) 13.00 – 15.00 Plenary Kelainan Sinus Paranasal

    Plenary Trauma Gigi dan Rahang

    12 08.00 - 09.00 Independent Learning

    14-Jan-16 09.00-12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Thursday 12.00 - 13.00 BREAK

    13.00 - 15.00 Student Project

    13 08.00 - 09.00 Lecture Kelainan TMJ drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort

    15-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    7

    Friday 10.00 - 11.00 Lecture Tumor Jinak dan Tumor Ganas Sp. RKG (K)

    11.00 – 12.00 Break / Lunch

    12.00 – 13.00 SGD Kelainan TMJ Fasilitator

    13.00 - 14.00 SGD Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang Fasilitator

    14.00 – 15.00 SGD Tumor Jinak dan Tumor Ganas Fasilitator

    14 08. 00 – 09.00 Lecture Dental Karies dan Kelainan Periapikal

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,

    Sp. RKG (K)

    18-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Jaringan Periodontal dan kelainannya

    Monday 10.00 – 11.00 Lecture Anomali Gigi

    11.00 - 12.00 Break / Lunch

    12.00 – 13.00 Plenary Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes,

    Sp. RKG (K) 13.00 – 14.00 Plenary Tumor Jinak dan Tumor Ganas

    14.00 - 15.00 Plenary Kelainan TMJ drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort

    15 08.00 – 09.00 Independent Learning

    19-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Tuesday 12.00 – 13.00 BREAK

    13.00 – 15.00 SGD Dental Karies dan Kelainan Periapikal

    Fasilitator

    SGD Jaringan Periodontal dan kelainannya

    SGD Anomali Gigi

    16 08. 00 – 09.00 Independent Learning

    20-Jan-16 09.00 - 10.00 Lecture Pasien Safety & pencegahan infeksi dalam praktik dokter gigi

    Drg. Steffano A. Handoko, MPH

    Wednesday 10.00 – 11.00 Lecture kontrol infeksi, sterilisasi dan desinfeksi dalam praktek dokter gigi

    Drg. Ni Kd Fiora Rena Pertiwi. M.Biomed

    11.00 - 12.00 Break / Lunch

    12.00 – 13.00 Plenary Dental Karies dan Kelainan Periapikal Dr. drg. Haris

    Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K) 13.00 - 14.00

    Plenary Jaringan Periodontal dan Kelainnya

    14.00 – 15.00 Plenary Anomali Gigi

    17 08. 00 – 09.00 independent learning

    21-Jan-16 09.00 - 12.00 PRAKTIKUM PREKLINIK PROSTO

    Thursday 12.00 - 13.00 Break

    13.00-15.00 Student Project

    18 08.00 - 09.00 Independent Learning

    22-Jan-16 09.00 - 10.00 SGD Pasien safety & pencegahan infeksi

    dalam praktik kedokteran gigi Fasilitator

    Friday 10.00 - 11.00 SGD kontrol infeksi, sterilisasi dan

    desinfeksi dalam praktek dokter gigi Fasilitator

    11.00-12.00 BREAK

    12.00 – 13.00 Pleno Pasien safety & pencegahan infeksi dalam praktik kedokteran gigi

    Drg. Steffano A. Handoko, MPH

    13.00 – 14.00 SGD kontrol infeksi, sterilisasi dan Drg. Ni Kd Fiora Rena

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    8

    desinfeksi dalam praktek dokter gigi Pertiwi. M.Biomed

    14.00 – 15.00 Student Project 19

    09.00 – 10.00 Presentasi Student Project Kelompok I 25-Jan-16 10.00 – 11.00 Presentasi Student Project Kelompok II

    11.00 – 12.00 Presentasi Student Project Kelompok III

    12.00 – 13.00 Break

    13.00 – 14.00 Presentasi Student Project Kelompok IV

    14.00 – 15.00 Presentasi Student Project Kelompok V

    20

    09.00 - 11.00 ASSESMENT 26-Jan-16

    ABSTRACTS

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Radiasi pengion banyak digunakan dalam diagnostik medik untuk mendapatkan suatu

    radiograf. Pemahaman tentang fisika radiasi menuntun kita pada efek biologi radiasi yang

    bisa membahayakan pasien, pekerja dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penerapan

    proteksi radiasi diperlukan sebagai dasar keselamatan kerja.

    Learning Task:

    1. Sebut dan jelaskan satuan yang digunakan dalam fisika radiasi!

    2. Jelaskan perbedaan efek stokastik dan non-stokastik!

    3. Sebut dan jelaskan azas dan prinsip proteksi radiasi!

    4. Jika pada suatu pemeriksaan gigi, seorang pasien menerima dosis sebesar 180 µSv,

    berapakah dosis yang diterima oleh petugas yang berdiri sejauh 3 m dari pasien?

    5. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar mendapatkan ijin BAPETEN untuk

    sebuah pesawat radiologi gigi?

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Pemeriksaan radiografi (rontgen gigi) sering digunakan untuk membantu menegakkan

    diagnosa penyakit gigi dan mulut dengan lebih akurat. Ada beberapa macam alat radiologi

    diagnostik untuk pemeriksaan gigi dan mulut, yang secara garis besar terbagi intra dan ekstra

    Lecture 1

    FISIKA RADIASI DAN EFEK BIOLOGI

    RADIASI

    Lecture 2 :

    Pengenalan Perangkat Diagnostik

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    9

    oral. Pengetahuan tentang penggunaan masing-masing alat sangat diperlukan untuk dapat

    menghasilkan gambar diagnostik yang tepat.

    Learning Task:

    1. Jelaskan cara terbentuknya sinar-X!

    2. Sebutkan peralatan radiologi diagnostik intra oral dan ekstra oral!

    3. Jelaskan tentang unit cephalometry dan mengapa unit tersebut didesain seperti itu?

    4. Jelaskan tentang unit CBCT-3D!

    5. Upaya apa saja yang anda lakukan untuk mengurangi radiasi pasien saat rontgen gigi?

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Gambaran radiografi yang tercetak pada sebuah film, memerlukan suatu proses baik

    secara konvensional maupun secara digital. Untuk cara konvensional, diperlukan prosesing di

    kamar gelap dengan larutan developer dan fixer. Prosesing film baik di kamar gelap maupun

    secara digital, sangat penting untuk dipahami agar tidak terjadi gambaran artefak yang dapat

    menyebabkan kesalahan interpretasi film.

    Learning Task:

    1. Sebut dan jelaskan macam-macam film yang digunakan dalam radiografi gigi!

    2. Sebut dan jelaskan peralatan dan bahan yang ada di kamar gelap!

    3. Jelaskan perbedaan pembentukan gambar radiografi secara konvensional dan digital!

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Pemeriksaan radiografi gigi terdiri dariteknik intra oral dan extra oral. Pada teknik

    intra oral dapat digunakan teknik periapikal, bite wing dan oklusal. Sedangkan pada teknik

    extra oral, teknik yang dapat dilakukan adalahproyeksi Eissler, Water’s, Towne’s, PA/AP,

    Lecture 4 : Teknik Radiograf Intra Oral dan Ekstra Oral

    Lecture 3 :

    Film dan Processing

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    10

    Lateral, Submentovertex , Cephalometrik dan Panoramik, serta teknik pemotretan dengan

    pesawat CBCT-3D (Cone Bean Computerize Tomography-Tiga Dimensi).

    Learning Task:

    1. Bagaimana cara menentukan orientasi/identifikasi sebuah radiograf?

    2. Jelaskan tentang prinsip geometris dari teknik radiografi untuk mendapatkan

    gambaran yang optimal!

    3. Jelaskan teknik pengambilan gambarTrue Oklusal Mandibula!

    4. Sebut dan jelaskan teknik apa saja yang dapat digunakan pada kasus impaksi gigi!

    5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara teknik periapikal parelling dan bisecting

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Kegagalan radiografi menyebabkan diagnosa tidak dapat ditegakkan. Secara umum,

    kegagalan radiografi dapat disebabkan karena obyek terpotong, perubahan bentuk obyek, dan

    kualitas radiograf yang rendah. Hal tersebut dapat terjadi pada saat proses pengambilan

    gambar (teknik radiografi) atau saat prosesing film di kamar gelap. Pemahaman akan

    penyebab kegagalan ini dapat membantu menghindari kekeliruan dalam mendiagnosa suatu

    penyakit gigi dan mulut.

    Learning Task:

    1. Sebut dan jelaskan komponen dari kualitas radiograf!

    2. Sebut dan jelaskan penyebab radiograf tidak terbaca karena sebagian atau seluruh

    gambar berwarna hitam!

    3. Apa yang dimaksud dengan distorsi dan bagaimana cara mengatasinya?

    4. Sebut dan jelaskan penyebab radiograf susah terbaca karena kabur!

    5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari kegagalan radiografi?

    Lecture 5

    Kegagalan Radiograf Intra Oral dan Ekstra Oral

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    11

    Retno Laksmi F., S. Si, M. Med. Phys

    Radiografik panoramik merupakan teknik tomografi tunggal yang menghasilkan

    gambaran menyeluruh yang memperlihatkan stuktur gigi geligi dan struktur facial termasuk

    mandibula, maksila beserta struktur pendukungnya. Foto ini dapat digunakan untuk

    mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,

    mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.

    Learning Task:

    1. Jelaskan cara pembentukan gambar panoramik!

    2. Jelaskan tentang teknik pengambilan gambar panoramik!

    3. Apakah keuntungan dan kerugian menggunakan radiografik panoramik?

    dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K)

    Definisi

    Pemeriksaan radiologi merupakan pengungkapan informasi, bukti dan data-data,

    menganalisa dan pada akhirnya berujung pada kesimpulan yang benar dengan menggunakan

    sinar pengion (sinar X).

    Tujuan

    Pemeriksaan denganX-Ray ini bertujuan untuk identifikasi ada tidaknya penyakit,

    informasi karakteristik dan perluasan suatu pernyakit, dan menegakkan Diagnosis dan

    Differential Diagnosis

    Lecture 7 :

    Prinsip Interpretasi Radiograf

    Lecture 6 :

    Radiografik Panoramik

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    12

    Evaluasi Hasil Foto

    Perubahan/kelainan yang dapat terjadi pada radiografi misalnya maloklusi, perubahan

    bentuk dan jumlah gigi, serta kondisi soft tissue disekitarnya

    Learning Task Menyusul

    ABSTRAK DAN LEARNING TASK MENYUSUL

    dr. Firman P. Sitanggang, Sp. Rad (K)

    KONTROL INFEKSI PADA PEMERIKSAAN DENTAL X-RAY

    Pada dental oral foto dan panoramic view bila tidak dikerjakan dengan baik akan

    memudahkan terjadinya penularan infeksi dari pasien ke pasien melalui saliva.

    Penyakit yang dapat dipindahkan antara lain :

    Hepatitis B dan C

    HIV

    TB

    Herper simplex

    Rubella

    Sifilis

    Difteri

    Parotitis

    Influenza

    Semua tindakan harus dianggap sebagai beresiko memindahkan bahan infeksius sehingga

    prosedur universal precaution harus dijalankan. Penggunaan alat pelindung diri harus

    dilaksanakan

    Lecture 9 :

    Kontrol Infeksi di Bidang RKG

    Lecture 8 :

    Radioanatomi

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    13

    LEARNING TASK MENYUSUL

    drg. Desak Ari Susanti, M. Kes

    ABSTRAK

    Gangguan sistem endokrin, metabolisme tulang, dan penyakit sistemik lainnya dapat memiliki efek

    pada bentuk dan fungsi tulang dan gigi. Fungsi tulang tidak hanya mencakup dukungan,

    perlindungan,dan lingkungan untuk hematopoiesis tetapi juga berfungsi sebagai cadangan utama

    kalsium bagi tubuh. Lebih dari 99% dari total kalsium tubuh terkandung dalam struktur rangka.

    Ketika kondisi sistemik dianggap mempengaruhi kondisi di rahang , tulang terus-menerus

    melakukan remodeling. Sekitar 5% sampai 10% dari massa tulang total diganti setiap tahun. Efek dari

    penyakit sistemik terhadap tulang adalah perubahan dalam jumlah dan aktivitas osteoklas,

    osteoblas, dan osteosit . Beberapa penyakit kelainan sistemik dapat mempengaruhi kondisi tulang

    rahan dan gigi, maupun perkembangannya, diantaranya:

    1. Hiperparatiroid

    2. Hipoparatiroid

    3. Hipertiroid

    4. Hipotiroid

    5. Hipertiroidism

    6. Hipotiroidism

    7. Osteoporosis

    8. Diabetes mellitus

    9. Hipopospatasia

    10. Hipopospatemia dll

    Kelainan yang tampak akan beragam baik secara klinis maupun radiografi. Sebagai seorang dokter

    gigi dirasa perlu untuk mengetahui manifestasi dari penyaki-penyakit ini secara klinis di dalam

    rongga mulut, begitu juga gambaran radiograpi.

    LEARNING TASK :

    Lecture 10 :

    Kelainan Sistemik

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    14

    1. Gangguan sistemik mempengaruhi seluruh tubuh, demikian juga perubahan dapat

    terjadi pada tulang rahang maupun gigi walaupun pada sebagian besar kasus tidak

    mungkin untuk mengidentifikasi penyakit berdasarkan karakteristik radiografi.

    Perubahan umum pada tulang dapat terjadi meliputi..?

    2. Sebutkan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kelainan system endokrin dan

    pengaruhnya terhadap tulang dan gigi dan gambaran radiografinya

    3. Sebutkan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kelainan system metabolic tulang

    dan pengaruhnya terhadap tulang dan gigi dan juga gambaran radiografinya.

    drg. IGA. Dyah Ambarawati

    Abstrak

    Gambaran Radiologi Impaksi Gigi

    Perawatan penyakit gigi dan mulut agar tercapai hasil yang optimal perlu ditunjang oleh

    pemeriksaan penunjang, diantaranya pemeriksaan radiografi, sehingga dapat membantu

    menegakkan diagnosa suatu penyakit. Salah satu dari pemeriksaan radiografi tersebut adalah

    periapikal foto, dan panoramik foto. Gambaran yang dihasilkan dapat berupa: radiolusen, radiopak

    dan radio intermediate.

    Gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitarnya atau

    jaringan patologis, gigi yang letaknya tidak normal pada lengkung rahang. Penegakan diagnosa gigi

    impaksi memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu rontgen foto. Dental radiografi ini memegang

    peranan yang penting dalam menegakkan diagnosis yang secara klinis tidak terlihat, merencanakan

    perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan.

    Learning task

    1. Jelaskan tentang gambaran radiologi yang ditunjukkan pada tanda panah dibawah

    ini serta apa diagnosanya!

    Lecture 11 :

    Impaksi

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    15

    2. Cari gambaran radiologi impaksi kelas II dan jelaskan !

    3. Cari gambar impaksi pada gigi anterior dan jelaskan secara radiologi!

    4. Jelaskan perbedaan klinis dan gambaran radiologi antara impaksi kelas I dengan

    pericoronitis pada gigi molar 3!

    drg. Sari Kusumadewi, M. Biomed

    Kelainan kelenjar saliva merupakan kasus yang cukup sering terjadi. Kelainan

    kelenjar saliva secara garis besar dibagi menjadi beberapa kategori: inflammatory disorders,

    noninflammatory disorders, dan space-occupying masses. Kelainan ini dapat melibatkan

    kelenjar saliva mayor dan minor, namun yang akan dibahas adalah yang mengenai kelenjar

    saliva mayor saja. Cakupan materi yang akan dibahas pada topic ini adalah: definisi, tanda

    dan gejala, diagnose diferensial, beberapa metode pengambilan radiografis, serta gambaran

    dari sejumlah kelainan kelenjar saliva, baik yang inflammatory maupun non inflammatory.

    Dokter gigi diharapkan memiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya kelainan kelenjar

    saliva. Kemampuan membaca gambaran tersebut berguna dalam proses penegakan suatu

    diagnose.

    Learning tasks:

    Lecture 12 :

    Kelainan Kelenjar Saliva

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    16

    1. Sebutkan dan jelaskan definisi dari kelainan kelenjar saliva.

    2. Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala dari kelainan kelenjar saliva.

    3. Sebutkan dan jelaskan diagnose diferensial dari kelainan kelenjar saliva.

    4. Jelaskan beberapa metode pengambilan gambaran radiografi dari kelenjar saliva.

    5. Jelaskan beberapa gambaran radiografis dari kelainan-kelainan kelenjar saliva.

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Kista adalah ronga patologis yang berisi cairan , dilapisi epitel, dan dikelilingi oleh

    dinding jaringan ikat yg jelas. Secara umum gambarannya radiolusen, bulat atau oval,

    berbatas jelas, kadang dikelilingi garis tipis radiopak.

    Kista odontogen antara lain : Kista radikuler, Kista residual, Kista dentigerous,

    Keratocystic odontogenic tumor dan Lateral periodontal cyst. Kista nonodonogen antara lain

    Nasopalatine duct cyst dan nasolabial cyst.

    LEARNING TASK

    1). Sebutkan macam kista odontogen dan non odontogen beserta gambaran radiografnya

    2). Jelaskan perbedaan radiograf antara KOT, Kista Dentigerous, dan Simple bone cyst

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Sinus paranasal terdiri dari sinus maxillaris, frontalis, sphenoidalis dan

    ethmoidalis. Dari ke empatnya, Sinus maxillaris adalah yang penting dibidang ked okteran

    gigi karena letaknya yang berdekatan dengan gigi geligi dan jaringan sekitarnya.

    Lecture 13 :

    kista odontogen dan non odontogen

    Lecture 14 :

    Kelainan sinus Paranasal

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    17

    Untuk pemeriksaan sinus dapat digunakan Computed tomography(CT), CBCT,

    MRI dan Dental radiograf konvensional. Sebelum memahami kelainan pada sinus maxillaris,

    terlebih dahulu harus dipahami bentuk, ukuran dan variasi normal.

    Pemeiksaan dental radiograf yang digunakan untuk memeriksa sinus maxillaris

    antara lain : Periapikal, Upper oblique occlusal, Panoramic, Occipito mental (water’s), True

    lateral skull.

    Kelainan pada sinus paranasal (terutama pada sinus maxillaris) antara lain :

    Mukositis, Sinusitis, Retention Pseudocyst, Polip, Antrolith, Periostitis dan pembentukan

    tulang baru.

    LEARNING TASK

    1). Jelaskan gambaran normal sinus maksilaris

    2). Sebutkan macam proyeksi ekstra oral yang digunakan untuk memeriksa sinus maksilaris

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Tanda tanda adanya fraktur secara radiologis biasanya berupa garis radiolusen

    yang jelas, adanya bentuk atau outline yang abnormal, hilangnya kontinyuitas atau adanya

    overlapping 2 fragmen gigi atau tulang.

    Proyeksi yang digunakan untuk trauma dan fraktur pada gigi adalah: Periapikal,

    Oklusal, CBCT. Sedangkan trauma atau fraktur pada Rahang Bawah digunakan: Panoramik,

    lateral Oblique, Reverse Towne’s, dan PA. Untuk trauma atau fraktur pada maksila

    digunakan: Periapikal, Okusal, Occipitomental, Lateral Skull, Submentovertex, PA dan

    CBCT.

    LEARNING TASK

    1). Gambarkan skema fraktur rahang atas dan rahang bawah

    2). Jelaskan macam proyeksi ekstra oral yang digunakan pada kasus fraktur rahang atas dan

    rahang bawah

    Lecture 15 :

    Trauma Gigi dan Rahang

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    18

    drg. L. Cinthia Hutomo, Sp. Ort

    RADIOGRAFI TEMPOROMANDIBULAR JOINT

    Kelainan Temporomandibular Joint ( TMJ ) merupakan suatu keadaan yang menyimpang dari

    bentuk dan fungsi normal dari persendian. Beberapa macam kelainan yang mengenai TMJ antara

    lain, fungsi abnormal dari articular disk yang berhubungan dengan ligaments dan otot-otot, arthritis,

    inflamasi, neoplasma serta pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal. KelainanTMJ ini

    merupakan kelainan yang paling sering terjadi dibandingkan dengan kelainan pada persendian lain.

    Tanda-tanda klinis dan gejala dari kelainan ini meliputi sakit pada TMJ atau telinga atau keduanya,

    pembengkakan pada TMJ dan daerah sekitarnya, suhu badan meningkat, kemerahan, sakit kepala,

    kaku sendi, clicking serta keterbatasan membukamulut.

    Radiografi TMJ diperlukan untuk menunjang hasil pemeriksaan klinis, terutama apabila

    dicurigai adanya kelainan, infeksi, kegagalan perawatan atau adanya rasa sakit yang bertambah

    parah pada TMJ.Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengevaluasi integriatas dan hubungan

    antara jaringan keras dan lunak, memastikan perkembangan dari suatu penyakit dan mengevaluasi

    efek dari perawatan. Radiografi TMJ juga dipertimbangkan untuk pasien-pasien dengan riwayat

    trauma, disfungsi, gangguan atau keterbatasan pergerakan TMJ, gerakan dan rasa yang abnormal

    serta apabila terdapat perubahan pada oklusi pasien. Radiografi TMJ tidak diindikasikan apabila

    terdapat clicking pada saat membuka mulut tetapi tidak disertai tanda atau gejala lain. Dengan

    mempelajari radiografi TMJ diharapkan seorang dokter gigi dapat menghubungkan antara bacaan

    radiografi, riwayat pasien dan hasil dari pemeriksaan klinis sehingga menghasilkan diagnosa final dan

    rencana perawatan yang akurat.

    Learning Task

    1. Sebutkan tehnik radiologi apa yang dapat digunakan untuk kelainan-kelainan TMJ di

    bawah ini dan jelaskan alasannya !

    a. Trauma atau fraktur

    b. Condylar Hyperplasia / Hypoplasia

    c. Ankylosos

    Lecture 16 :

    Kelainan TMJ

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    19

    2. Jelaskan perbedaan gambaran Panoramik TMJ normal dengan gambaran TMJ pada

    kasus kelainan- kelainan di bawah ini !( berupa table ).

    a. Condylar Hyperplasia

    b. Juvenile Arthrosis

    c. Ankylosis

    3. Apabila terdapat kelainan pada disk, radiografi apa yang digunakan untuk

    mendiagnosa ?Jelaskan !

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Ada beberapa kelainan tulang yang mempunyai manifestasi pada rahang, misalnya

    Fibrous dysplasia, Periapical osseous dysplasia, Central giant cell granuloma, aneurysmal

    bone cyst dll.

    Fibrous dysplasia mempunyai gambaran radiograf yang khas antara lain ground-

    glass appearance, orange peel, cotton woll, amorf atau sidikjari. Sedangkan radiograf

    Periapical osseous dysplasia (Periapical cemental dysplasia, cementoma) tergantung dari

    stage nya. Pada stage awal gambaran radiolusen bulat batas jelas sedangkan pada stage akhir

    terlihat radiopak dengan dikelilingi radiolusen.

    LEARNING TASK :

    1). Jelaskan macam kelainan tulang yang mempunyai manifestasi pada rahang beserta radiografnya

    2). Jelaskan perbedaan radiograf antara POD, Periapikal Sclerosing osteitis dan Enostosis/Bone

    dense island

    Lecture 17 :

    Manifestasi Kelainan Tulang pada Rahang

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    20

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Gambaran tumor jinak seringkali radiolusen atau radiopak berbatas jelas, kadang

    meresorpsi akar gigi serta mendesak gigi.

    Pencitraan diagnostik sangat penting dalam penanganan tumor ganas, antara lain

    untuk diagnosis awal, stage kanker, perencanaan radioterapi, biopsi, penanganan post

    perawatan. Imaging yang digunakan antara lain: Periapikal, panoramik, CBCT, MRI, dan PET.

    Beberapa pencintraan bisa menunjukkan adanya tumor ganas, antara lain

    lokasinya ( tumor ganas sering pada posterior RA dan RB) Batas dan bentuk (tidak berbatas

    jelas dan bentuknya tidak berarturan), radiolusen, jarang merorpsi akar gigi, merusak tulang

    alveolar.

    LEARNING TASK :

    1). Sebutkan bermacam macam tumor jinak rongga mulut beserta gambaran radiografnya

    2). Jelaskan secara umum perbedaan radiograf antara tumor jinak dan tumor ganas

    Lecture 18 :

    Tumor Jinak dan Tumor Ganas

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    21

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    1. KARIES GIGI DAN KELAINAN PERIAPIKAL

    Karies adalah penyakit infeksi olehkarena demineralisasi pada jaringan keras gigi.

    Demineralisasi terjadi akibat asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri dari fermentasi

    karbohidrat . Gambaran radiografnya radiolusen. Secara radiograf tidak bisa dibedakan

    apakah karies aktif atau tidak. Proyeksi yang digunakan adalah Periapikal, Bitewing.

    Bermacam karies sesuai lokasinya antara lain: Karies proksimal, karies oklusal, Rampant

    caries, karies bukal/lingual, karies akar dan karies sekunder

    Kelainan periapikal dapat berupa periapical rarefyng osteitis, periapical sclerosing

    osteitis. Periapical rarefyng osteitis dapat berupa periodontitis apikalis, abses periapikal dan

    granuloma periapikal.

    LEARNING TASK :

    1). Jelaskan gambaran radiograf dari bermacam macam karies gigi

    2). Jelaskan macam proyeksi yang digunakan untuk melihat karies gigi

    3). Sebutkan bermacam macam kelainan periapikal serta gambaran radiografnya.

    4). Jelaskan macam proyeksi yang digunakan untuk memeriksa kelainan periapikal

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Penyakit periodontal secara umum diklasifikasikan sebagai 1). Penyakit gingiva

    2).Periodontitis kronis, 3) Periodontitis Agresif, 4)Periodontitis sebagai menifestasi penyakit

    sistemik, 5)Penyakit periodontal nekrotik, 6)Abses periodontal, 7) Periodontitis oleh karena

    lesi endodontik dan 8)Cacat bawaan atau dapatan.

    Lecture 19 :

    Karies gigi dan kelainan periapikal

    Lecture 20 :

    Jaringan Periodontal dan Kelainannya

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    22

    Radiografi pada penyakit periodontal digunakan untukmenilai: keadaan puncak tl

    alveolar, PDLS, melihat luasnya kerusakan tulang & furcation involvement, penyebab

    sekunder lokal, panjang dan bentuk akar serta rasio crown-to-root. Selain itu juga untuk

    rencana terapi, evaluasi (terutama Guided tissue regeneration/GTR).

    Proyeksi yang digunakan adalah bitewing, periapikal. Pada kasus tertentu

    digunakan CBCT. Perubahan bentuk tulang alveolar dapat berupa kerusakan tulang awal,

    kerusakan horisontal dan vertikal.

    LEARNING TASK

    1). Jelaskan gambaran apa saja yang perlu diperhatikan untuk menilai penyakit periodontal?

    2). Jelaskan macam kerusakan puncak tulang alveolar dan tulang kortikal pada penyakit

    periodontal.

    Dr. drg. Haris Nasutianto, M. Kes, Sp. RKG (K)

    Anomali gigi bisa disebabkan karena congenital, gangguan saat pertumbuhan dan

    dapatan (acquired). Kelainan dapat berupa kelainan pada jumlah, ukuran, bentuk atau

    gangguan erupsi.

    Kelainan jumlah gigi meliputi : Supernumerary teeth (hyperdontia, distodens,

    mesiodens, peridens, parateeth, supplemental teeth) dan Missing teeth (hypodontia,

    oligodontia, anodontia)

    Kelainan ukuran gigi dapat berupa: Macrodontia dan Microdontia

    Kelainan erupsi gigi berupa: Transposisi, Wandering teeth dan Infraocclusion

    Perubahan pada bentuk gigi dapat berupa: Fusion (Synodontia), Concresence,

    Gemination (Twinning), Taurodontism, Dilaserasi, Dens invaginatus/Dens in dente/Dilated

    odontome, Dens evaginatus (Leong’s premolar), Amelogenesis imperfecta, Dentinogenesis

    imperfecta, Osteogenesis imperfecta, Dentin dysplasia, Regional odontodysplasia, Enamel

    pearl, Talon cusp, Turner’s hypplasia, dan congenital syphilis.

    Kelainan karena dapatan dapat berupa: Attrisi, Abrasi, Erosi, Resorpsi, Dentin

    sekunder, Pulp stone, Sklerosis pulpa dan Hypercementosis.

    Lecture 21: Anomali Gigi

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    23

    LEARNING TASK

    1). Sebutkan bermacam macam anomali gigi beserta gambaran radiografnya

    2). Sebutkan anomali gigi yang mirip radiografnya dan bagaimana membedakannya?

    Lecture 22

    Pasien safety & pencegahan infeksi dalam praktik kedokteran gigi

    drg. Steffano Aditya Handoko, MPH. SID.

    Perkembangan teknologi kedokteran gigi akhir-akhir ini semakin berkembang pesat yang

    menjadikan proses pelayanan kesehatan gigi semakin kompleks. Tetapi sebagian besar

    kemajuan teknologi ini tidak dibarengi juga dengan perubahan budaya pelayanan kesehatan

    gigi yang memadai. Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Dalam

    beberapa situasi, pasien justru sering menjadi korban, yang berdampak sangat bervariasi

    mulai dari yang ringan dan reversible hingga menimbulkan kecacatan tetap (permanent

    disability) atau bahkan kematian, meskipun didalam kenyataannya tidak pernah ada unsur

    kesengajaan di dalamnya. Oleh karena itu harus diterapkan Standart Operasional Prosedur

    (SOP) yang benar untuk dapat mengurangi resiko.

    Tenaga kesehatan gigi dan mulut meliputi dokter gigi, asisten dokter gigi, tehniker gigi.

    Tenaga kesehatan gigi dan mulut mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menangani

    pasien tetapi jangan sampai terlupakan mereka juga lebih rentan terkena dan terserang

    penyakit menular seperti influenza, hepatitis, tetanus, rubella bahkan sampai HIV AIDS.

    Oleh karena itu mereka harus mendapat pelatihan pencegahan dan kontrol infeksi. Begitu

    juga dengan tempat praktek tempat mereka bekerja harus ditangani dengan baik mengenai

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    24

    kontrol infeksi agar tidak menyebar penyakit ke pasien atau tenaga kesehatan gigi dan mulut.

    Oleh karena itu harus dibuatkan tempat atau instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan

    sterilisasi intrumen yang telah berkontak langsung dengan pasien sehingga dapat

    dipergunakan kembali.

    Kata kunci : patient safety, keselamatan pasien, keselamatan kerja, kontrol infeksi.

    LEARNING TASK

    Sebuah klinik gigi di daerah Denpasar didatangi kemabli oleh pasien karena pasien merasa

    ada tindakan malpraktek dari dokter yang bekerja di klinik tersebut. Pasien mengalami

    pendarahan yang tidak berhenti-berhenti setelah 6 jam pasca pencabutan gigi bungsunya

    sehingga mengganggu dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien merasa cemas dan panik

    karena kondisinya tersebut.

    1. Mengapa terjadi error?

    2. Strategi untuk meminimalkan error?

    3. Kondisi penyebab terjadinya error?

    Seorang dokter gigi diketahui terpapar penyakit hepatitis. Pada pemeriksaan lanjutan ternyata

    diketahui bahwa salah satu pasiennya menderita penyakit yang sama dan pasiennya sering

    datang berobat gigi.

    1. Kemungkinan yang terjadi sampai dokter bisa tertular penyakit dari pasien?

    2. Cara menghindari penularan penyakit?

    Lecture 23

    Cleaning, disiinfeksi dan sterilisasi dalam praktek dokter gigi

    Drg. Ni Kd Fiora Rena Pertiwi, M.Biomed

    Cleaning, disiinfeksi dan sterilisasi merupakan hal yang sangat penting dalam praktek

    dokter gigi. Tujuan dari cleaning, disinfeksi dan sterilisasi dalam praktek dokter gigi antara

    lain mencegah penyebaran mikroorganisme dan infeksi silang pada pekerja kesehatan dan

    pasien, meminimalkan kerusakan instrument karena salah penggunaan atau kontaminasi dari

    benda asing, serta penggunaan disinfeksi kimia yang aman. Instrument yang telah

    terkontaminasi sebaiknya harus selalu ditangani dengan dengan hati-hati untuk mencegah

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    25

    infeksi prekutan. Seluruh instrument harus dibersihkan dengan cara yang tepat, dibilas dan

    dikeringkan sebelum didisinfeksi atau di sterilisasi. Tahap ini penting karena sisa dari debris

    organik dapat menganggu proses disinfeksi dan sterilisasi. Dalam sub bab ini kita akan

    mempelajari bagaimana memproses sterilisasi critical dan semikritikal items. Mulai dari

    proses receiving, cleaning, dan denkotaminasi, persiapan dan packaging, sterilisasi dan

    monitoring sterilisasi, storage. Sterilisasi dari unpackaged instrument, prosesing peralatan

    yang tidak tahan panas.

    Kebersihan dalam praktek dokter gigi dan penatalaksanaan pembuangan limbah

    dalam praktek dokter gigi

    Praktek dokter gigi sebaiknya tidak berkontak dengan pasien dan tidak menyebabkan

    resiko langsung pada keselamatan pasien. Peralatan seperti permukaan handle lampu dental

    unit, kontrol pad dental unit dapat terkontaminasi selama perawata pasien dan menjadi tempat

    melekatnya mikroorganisme. Perpindahan mikroorganisme biasanya terjadi melalui kontak

    tangan atau menyentuh permukaan wilayah kerja dengan instrument yang telah

    terkontaminasi, lingkungan permukaan kerja lainya atau dari tangan, hidung, mulut dan mata

    pasien dan operator.

    Higienitas tangan yang baik dan penggunaan alat pelindung perorangan sangat penting untuk

    meminimalisir penyebaran atau perpindahan microorganism. Sebagai tambahan penggunaan

    barier atau pembersihan dan disinfeksi dari permukaan kerja dapat melindungi perpindahan

    mikroorganisme.

    Lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu

    1. Permukaan wilayah kerja yang berkontak dengan pasien

    2. Permukaan peralatan/instrument dalam praktik dokter gigi

    Selain itu sebagai dokter gigi juga perlu memperhaikan tentang penatalaksanaan limbah dari

    tempat praktiknya.

    Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah cleaning, desinfeksi dan sterilisasi dari

    wilayah kerja dan peralatan yang spesifik. Seperti sistem pengairan untuk dental unit,

    handpiece dan peralatan intra oral, saliva ejectors, peralatan single use, peralatan radiografi,

    sensor digital radiografi dan kamera intra ora, laser dan peralatan elektro surgery,asepsis

    dental laboratory, dan specimen biopsy,

    Teknik asepsis general dan surgical

    Teknis asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah kontaminasi microbial. Tindakan

    asepsis meliputi cleaning lingkungan kerja, hand hygiene yg efektif, memakai peralatan

    seperti handscone, pelindung mata, masker dan jas/gowns, dll. Sedangkan teknik asepsis

    surgical addalah tindakan untuk memberikan dan mempertahankan objek dan area sekitarnya

    secara maksimal bebas dari mikroorganisme, mencegah kontaminasi pada luka, isolasi daerah

    operasi dari lingkungan disekelilingnya yang tidak steril, dan membuat area yang steril untuk

    menjalankan operasi seaman mungkin.

  • Study Guide Clinical Dental Skill 4 2015 - 2016

    26

    LEARNING TASK

    1. Sebutkan alat2 atau instrument yang termasuk kategori kritikal item, semi kritikal

    items dan non-kritikal items dan jelaskan cara cleaning, desinfeksi dan sterilisasi yg

    tepat

    2. Bagaimana cara untuk sterilisasi alat dan bahan yang tidak tahan panas

    3. Dokter gigi Frankenstein ingin membuka praktek dokter gigi di daerah perkotaan.

    a. alat sterilisasi apa yang perlu disiapkan dalam tempat prakteknya

    b. bagaimana cara drg, Frakenstein mengelola limbah (bahan atau alat bekas

    pakai) tempat prakteknya

    4. Seorang dokter gigi bernama budi baper, ditugaskan ptt di desa terpencil dengan

    peralatan sterilisasi yang tidak memadai, upaya apa yang dapat drg budi baper

    lakukan untuk meminimalisir perpindahan mikroorganisme

    5. Bagaimana cara teknik asespsis sebelum melakukan tindakan bedah odontektomi