1

2

PELATIHAN

PELAKSANA BENDUNGAN

MODUL DCE – 10

JUDUL MODUL

SISTEM MANAJEMEN MUTU

3

NO KODE JUDUL MODUL

1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja

2. DCE – 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DCE – 02b Manajemen Lingkungan

3. DCE - 03 Dokumen Kontrak

4. DCE - 04 Spesifikasi Teknik Bidang Sumber Daya Air

5. DCE - 05 Manajemen Proyek

6. DCE - 06 Tahapan dan Metode Pelaksanaan

7. DCE - 07 Pengendalian Mutu, Biaya dan Waktu

8. DCE - 08 Pengetahuan dan Karakteristik Bahan

9. DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

10. DCE - 010 Sistem Manajemen Mutu

4

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mengiktuti modul ini, peserta mampu :

Menjelaskan dan menerapkan sistem manajemen mutu

pelaksanaan konstruksi sesuai ketentuan spesifikasi

yang tertuang dalam dokumen kontrak.

5

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah Modul ini diajarkan diharapkan peserta mampu :

1.Menjelaskan dan memahami kebijakan, peraturan dan

perundang-undangan Sistem Manajemen Mutu

2.Menerapkan manfaat Sistem Manajemen Mutu pada

pekerjaan konstruksi Bendungan

3.Melakukan perencanaan Sistem Manajemen Mutu

untuk pekerjaan pelaksana bendungan.

4.Menerapkan pemeliharaan dan pengendalian Sistem

Manajemen Mutu pada pekerjaan konstruksi

Bendungan.

6

MATERI YANG AKAN DIBAHAS MELIPUTI :

1. PENDAHULUAN

2. MANFAAT DAN SSM

3. PERENCANAAN PENERAPAN SMM

4. PENERAPAN SMM

5. PENGENDALIAN SMM

6. PEMELIHARAAN SMM

7

1. PENDAHULUAN

SISTEM MANAJEMEN MUTU MERUPAKAN BAGIAN

AWAL KEBERHASILAN PENINGKATAN KINERJA DI

DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI YANG

DITENTUKAN OLEH KEMAMPUAN DALAM

MENGELOLA JASA KONSTRUKSI UNTUK

MEWUJUDKAN KUALITAS PRODUK HASIL

PEKERJAAN KONSTRUKSI SESUAI HARAPAN.

OHT1-1

8

KEBIJAKAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL, MELIPUTI :

1. UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI

NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI

YANG SESUAI EFEKTIF DITERAPKAN SEJAK 7 MEI 2000 .

2. PERATURAN PEMERINTAH

- PERATURAN PEMERINTAH PP 28 / 2000, PP 29/2000,

PP 30/2000 TENTANG PEYEBARAN DARI PASAL-PASAL

UUJK.

- KEPPRES NO. 80/2003 TENTANG PEDOMAN

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG / JASA

PEMERINTAH.

OHT1-2

9

KEPUTUSAN MENTERI KIMPRASWIL No

362/KPTS/M/2004

YANG DIMAKSUD SISTEM MANAJEMEN MUTU ADALAH :

BAGIAN SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI YANG

MEMFOKUSKAN PERHATIAN ( MENGARAHKAN DAN

MENGENDALIKAN ) PADA PENCAPAIAN HASIL BERKAITAN

DENGAN SASARAN MUTU DALAM RANGKA MEMENUHI

PERSYARATAN PELANGGAN / PENERIMA MANFAAT.

OHT1-3

10

KEBIJAKAN MUTU DI LINGKUNGAN DEPT.

KIMPRASWIL. ( DEPT P.U )

Setiap jajaran di lingkungan Direktorat Jenderal di

Dept.Kimpraswil harus menetapkan sasaran mutu dengan lingkup

tugasnya serta melakukan upaya upaya :

1. PENINGKATAN MUTU KONSTRUKSI BERDASARKAN

PRIORITAS PROGRAM DAN PERENCANAAN YANG REALISTIS.

PELAKSANAAN YANG EFEKTIP DAN EFFISIEN.DENNGAN

MENEKAN KEGAGALAN KONSTRUKSI SELURUH TAHAPAN

KEGIATAN.

2. PENINGKATAN KUALITAS DAN KOMPETENSI S.D.M.

MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN.

3. RESPONSIF TERHADAP KEBUTUHAN / HARAPAN

MASYARAKAT.

OHT1-4

11

PENJELASAN :

SISTEM MANAJEMEN MUTU SEBAGAI UPAYA UNTUK

MEMBERIKAN PETUNJUK PENGEMBANGAN DAN

PENERAPAN SERTA PERSYARATAN SECARA

KONSISTEM BAGI BADAN USAHA YANG MEMILIKI

SERTIFIKAT ISO 9001 : 2000 (SNI – 19 – 9001 : 2001)

OHT1-5

12

2. MANFAAT DAN PENERAPAN SISTEM

MANAJEMEN MUTU

UNTUK MEMBERIKAN GAMBARAN DAN PANDUAN

PARA PELAKU JASA KONSTRUKSI MEMBANGUN SMM

DAN MERUBAH SIKAP PERILAKU KE ARAH YANG

KONSISTEN

OHT2-1

13

KEBUTUHAN SMM - SDA

DALAM RANGKA MEMASUKI ERA GLOBALISASI

MENAMPILKAN JAMINAN MUTU KEPADA PENGGUNA JASA

KONSTRUKSI PERSYARATAN MUTLAK DISAMPING UNTUK

PENINGKATAN KINERJA. UNTUK HAL TERESBUT

DIPERLUKAN ADANYA SDA YANG KOMPETEN DAN SANGGUP

SECARA BEKERJA PROFESIONAL

OHT2-2

14

MANFAAT SISTEM MANAJEMEN MUTU.

1. MEMPUNYAI PERENCANAAN PROYEK YANG BERMUTU BAIK

2. MEMPUNYAI PENGENDALIAN PROYEK YANG BERMUTU BAIK

3. MEMPUNYAI JAMINAN MUTU ATAS PROYEK YANG

DIKERJAKAN

4. DAPAT MENINGKATKAN MUTU KINERJA PROYEK YANG

DIKERJAKAN

5. MEMPUNYAI STANDAR KERJA YANG JELAS BAGI

MANAJEMEN

6. DAPAT MENINGKATKAN KEPERCAYAAN PENGGUNA JASA

7. DAPAT MEMPERLUAS LINGKUP PASAR YANG YANG

DIKERJAKAN

OHT2-3

15

PRINSIP MANAJEMEN MUTU

MERUPAKAN METODE BAGAIMANA CARA MEMIMPIN,MENGATUR DAN MENGENDALIKAN SUATU ORGANISASIBADAN USAHA

8 (DELAPAN) PRINSIP MANAJEMEN DALAM SERI ISO 9000 : 2000SEBAGAI BERIKUT :

1. FOKUS PENYELENGGARA. Paham selera / harapan penggunajasa.

2. KEPEMIMPINAN. Menetapkam kebijakan dan sasaran mutu sbgarahan dan target

3. KARYAWAN YANG TERLIBAT. Kepedulian terhadap pencapaianmutu dan kepuasn pelanggan.

4. PENDEKATAN PROSES, ( perencanaan SMM, realisasi proyek,perbaikan, pengendalian produk, tindakan koreksi dan tindakanpencegahan

OHT2-4

16

5. PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN mengidenifiksi, memahami dan mengelola proses yang berhubungan dengan sistem yang berperan untuk mencapai sasaran.

6. PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN.belajar pada kesalahan dan permasalahan serta berkesinambungan meningkatkan sistem yang telah dibangun .

7. PENDEKATAN FAKTA UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN.setiap keputusan yang efektif harus didasarkan pada analisis data dan informasi

8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN. Hubungan berdasarkan konsitensi tujuan dan kepercayaan .

OHT2-5

17

3. PERENCANAAN PENERAPAN SMM

MERUPAKAN HAL YANG PALING PENTING UNTUK

DITETAPKAN DALAM RENCANA MENINGKATKAN SMM

PADA BADAN USAHA

KOMITMEN MANAJEMEN PUNCAK :

1. MENGKOMUNIKSIKAN KEPADA SELURUH KARYAWAN.

2. MENETAPKAN KEBIJAKAN MUTU BADAN USAHA.

3. KEPASTIAN SASARAN MUTU.

4. PENINJAUAN SECARA BERKALA.

5. KEPASTIAN TERSEDIANYA SUMBER DAYA.

Perlu ditunjuk wakil untuk mengelola, mengawasi

mengevaluasi, dan mengkoordinir dan membentuk TIM ISO.

OHT3-1

18

1. PENUNJUKAN WAKIL MANAJEMEN

UNTUK MENGELOLA, MEMANTAU, MENGEVALUASI

DAN MENGKOORDINASIKAN SISTEM MANAJEMEN

MUTU DI LAPANGAN.

2 PEMBENTUKAN TIM ISO.

Terdiri dari :

1. WAKIL MANAJEMEN.

2. PANEL AUDIT.

3. PENGELOLA DOKUMEN.

4. WAKIL DARI TIAP TIAP BAGIAN.OHT3-2

19

STRUKTUR ORGANISASI.

1. SEBAGAI PEDOMAN UNTUK MELAKUKAN TUGAS,

KEWAJIBAN DAN WEWENANG DALAM MENJALANKAN

KEGIATAN BIDANG USAHA.

2. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB URAINNYA HARUS

JELAS, RINCI UNTUK MEMENUHI KESESUAIAN

PERSYARATN SMM.

OHT3-3

20

1. PELATIHAN PEMAHAMAN SMM BAGI MANAJEMEN

DAN KARYAWAN

2. MENYUSUN DOKUMEN SMM

3. SOSIALISASI DOKUMEN SMM

4. PENERAPAN DOKUMEN

5. PENGENDALIAN REKAMAN

MEMBANGUN S.M.M

OHT3-4

21

MAKSUD PELATIHAN PEMAHAMAN

bagi Direksi dan TIM ISO.

1. PEMAHAMAN SEJARAH SMM

2. PEMAHAMAN KIOMITMEN MANJEMEN.

3. PENJELASAN 8 PROSES PRINSIP MANAJEMEN

4. MANFAAT SMM, ISO 9001-2000.

5. PENGERTIAN UMUM KLASUL DALAM SMM 9001 - 2000

6. FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PENERAPAN ISO

9001 – 2000

7. PENJELASAN MENGENAI SERTIFIKAT ISO.

8. METODE TEKNIS PEMELIHARAN SMM.

9. METODE EVALUASI. PHT3-5

22

bagi personil inti.

1. PEMAHAMAN SEJARAH SMM

2. PENGERTIAN MUTU BAGI PENYEDIA JASA.(jaminan mutubagi pengguan

jasa.

3. PENGERTIAN SISTEM MUTU BAGI PENYEDIA JASA.( jamian mutu bagi

pengguna jasa.

4. PENJELASAN 8 PRINSIP SMM.

5. ALASAN DASAR MENDOKUMENTASIKAN SMM.

6. CARA DAN METODE, PERSYARATAN, DALAM MEMBUAT SMM

6. PROSEDURE KERJA, INTRUKSI KERJA, DAN REKAMAN SESUAI SMM.

7. PENJELASAN METODE PENGENDALIAN DOKUMEN SMM.

8. CARA MENGENDALIKAN REKAMAN.

9. PENJELASAN MENGENAI SERTIFIKAT ISO.

OHT3-6

23

PENYUSUNAN DOKUMEN SMM.

Meliputi :

1. MANUAL MUTU, SMM LEVEL 1. ( penerapan kegiatan

bisnis usaha untuk memenuhi SMM)

2. PROSEDUR , SMM LEVEL 2.( kegiatan yang harus

dilakukan )

3. INSTRUKSI KERJA, SMM LEVEL 3. ( petunjuk

pengoperasian suatu proses kerja )

4. REKAMAN, BUKTI KERJA, SMM LEVEL 4. ( arsip, formuli

isian, hasil test dsb)

OHT3-7

24

SOSIALISASI DOKUMEN SMM.

RENCANA IMPLEMENTASI SESUAI DOKUMEN SMM YANG TELAH

DISUSUN HARUS DISOSIALISASIKAN KE SELURUH ORGANISASI

APAKAH HASILNYA TELAH SESUAI DENGAN RENCANA YANG

DILAKUKAN, PALING TIDAK DUA MINGGU SEKALI.

OHT3-8

25

PENERAPAN DOKUMEN SMM.Bila menemui kendala, maka bila perlu dilakukan perbaikan revisi,

Hal tersebut diatur dalam prosedur pengendalian dokumen yang

antara lain mengatur :

1. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.

2. Meninjau dan memutakhirkan serta menyetujuinya.

3. Memastikan bahwa revisi tersebut telah sesuai tujuan.

4. Memastikan bahw dokumen yang relevant telah tersedia

ditempat pemakaian.

5. Memastikan bahwa dokumen selalu dapat dibaca dan mudah

dikenali.

6. Memastikan bahwa dokumen dari luar mudah dikenali.

7. Mencegah dokumen yang kedaluarsa OHT3-9

26

PENGENDALIAN REKAMAN.

1. REKAMAN REKAMAN YANG TERKAIT DENGAN DENGAN SMM

HARUS SELALU DIPELIHARA

1. UNTUK MEMBERIKAN BUKTI KESESUIAN PERSYARATAN

DAN BEROPERASINYA SMM SECARA EFEKTIP.

2. MUDAH DIBACA, SIAP DITUNJUKKAN, MUDAH UNUTK

DIAMBIL.

OHT3-11

27

AUDIT MUTU INTERNAL SMM

MERUPAKAN SUATU PERSYARATAN YANG HARUS DIPENUHI

OLEH BADAN USAHA UNTUK MENINJAU KESESUAIANDAN

EFEKTIFITAS PENERAPAN SMM

1. PELATIHAN AUDIT MUTU INTERNAL

2. PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL

3. TINDAKAN KOREKSI AUDIT INTERNAL.

OHT3-12

28

TINJAUAN MANAJEMEN.

Untuk memastikan bahwa

pelaksanaanSMMberjalan dengan efektip.

Masukkan dalam peninjauan antara lain:

1. HASIL AUDIT.

2. FEED BACK DARI PELANGGAN.

3. KINERJA DARI PROSES DAN PODUK.

4. SISTEM TINDAKAN KOREKSI DAN PENCEGAHAN.

5. TINDAK LANJUT DARI TINJAUAN SEBELUMNYA.

6. PERUBAHAN PERUBAHAN TERENCANA YANG BERAKIBAT

PADA SMM.

7. REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN. OHT3-13

29

1. PERMOHONAN KE LEMBAGA SERTFIKAT SISTEM MUTU.

2. AUDIT DOKUMEN SISTEM MUTU.

3. PRE ASSESMENT ( bila diperlukan )

4. KEPUTUSAN SERTIFIKAT

5. PENYERAHAN SERTIFIKAT.

6. SURVAILLEN SETIAP 6 BULAN.

TAHAPAN PROSES SERTIFIKAT

OHT3-14

30

4. PENERAPAN SMM.

Direksi harus memastikan bahwa proses operasi

sebagai iaringan yang efektip dan effisien.

Menganalisa serta mengoptimalisasikan interaksiproses realisasi produk dan proses pendukung.

OHT4-1

31

MANUAL MUTU.

SMM ditetapkan, dan dipelihara sebagai panduan penerapan SMM pada badan usaha yang menerapkan SMM.

1. VISI DAN MISI, sesuatu yang ingin dicapai.

2. KEBIJAKAN MUTU. Pernyataan yang terdokumentasi

yang ditetapkan Direksi dalam rangka penerapan SMM.

3. SASARAN MUTU. Syarat untuk menilai kinerja SMM.

4. PETA PROSES BISNIS. Urutan & Interaksi proses

proses yangn berlangsung di Badan Usaha sebagai

ketentuan persyaratan SMM.

OHT4-2

32

GAMBAR DIAGRAM RANGKAIAN PROSES BISNIS JASA

KONSTRUKSI

33

DOKUMENTASI BERDASARKAN INTERAKSI

PROSES BISNIS BADAN USAHA

1. PENGENDALIAN DOKUMEN, pelu ditetpkm

prosedur pengenlian dokumen.

2. PENGENDALIAN REKAMAN. Dokumen bukti

kesesuaian terhadap persyaratan & penerapan

SMM untuk keperluan identifikasi,

penyimpangan perlidungan, masa simpan.

OHT4-4

34

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

MANAJEMEN SUMBER DAYA

- PENGELOLAAN SUMBER DAYA

- PENGELOLAAN SDM DAN PELATIHAN

- PENYEDIAAN PERALATAN

- PENGELOLAAN LINGKUNGAN

OHT4-5

35

REALISASI PELAKSANAAN PROYEK

1. INFORMASI PROYEK.

2. PRAKUALIFIKASI TENDER DAN KONTRAK

3. RENCANA MUTU KONTRAK.

OHT4-6

36

5. PENGENDALIAN MUTU.

1. PROSES PENGADAAN

2. PELAKSANAAN PROYEK

3. PENGENDALIAN PROYEK

4. PENYERAHAN PROYEK

5. KALIBRASI ALAT UKUR

6. PROSES DESAIN DAN PENGEMBANGAN

7. ANALISIS DAN EVALUASI

8. PENANGANAN PRODUK CACAT

9. PENGENDALIAN PROSES

10 SUPERVISI KONSTRUKSI, INSPEKSI DAN TES

11. PENGENDALIAN PRODUK TIDAK SESUAI

12. TINDAKAN KOREKSI DAN PENCEGAHAN

OHT5-1

37

6. PEMELIHARAAN SISTEM MUTU

1. UMUM

2. PEMELIHARAAN SISTEM MUTU

3. AUDIT MUTU INTERNAL

4. PELATIHAN

5. TINJAUAN MANAJEMEN

OHT6-1

38