pelaksanaan praktek kerja industri teknik …... · 2.1 penyerahan siswa ke dunia usaha dan...

131
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SURAKARTA Disusun Oleh: ITA YUMALIA NIM D0105088 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: hatu

Post on 15-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 SURAKARTA

Disusun Oleh:

ITA YUMALIA

NIM D0105088

SKRIPSI

Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

2

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Sudaryanti, M.Si NIP.195704261986012002

Page 3: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

3

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji:

1. Drs. H. Marsudi, M.Si (.......................................)

NIP. 195508231983031001 Ketua Penguji

2. Drs. Suryatmojo, M.Si (......................................)

NIP. 195308121986011001 Sekretaris Penguji

3. Dra. Sudaryanti, M.Si (......................................)

NIP. 195704261986012002 Penguji

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta,

Dekan

Drs. H. Supriyadi, SN., SU NIP. 195301281981031001.

Page 4: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

4

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. Al-Insyirah : 5-8)

Pabila engkau sedang bergembira,

Mengacalah dalam-dalam ke dalam jiwamu,

Di sanalah nanti engkau akan dapati,

Bahwa yang pernah membuat derita,

Berkemampuan memberimu bahagia.

(Kahlil Gibran)

Jangan Pernah Mengeluh

Karena Dengan Mengeluh Tidak Akan Selesai Masalah,

Teruslah Berusaha dan Yakin

Bahwa Allah Akan Memberimu Kemudahan,

Allah Tidak Pernah Tidur

Dia Akan Menunjukkan Jalan Terbaik Kepada Hamba-Nya

Yang Mau Berdoa.

(Penulis)

Page 5: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

♦ Bapak dan Ibu tercinta

Bapak dan Ibu yang selalu iklas berdoa untukku, terima kasih atas

segala kasih sayang, bimbingan, dan atas pengorbanan serta

perjuangan yang tiada kenal lelah, kupersembahkan karya

kecilku…untuk kalian.

♦ Adik-adikku tersayang

Terima kasih telah memberiku semangat dan motivasi serta

membuatku tertawa kala sedih dan bahagia.

♦ Almamaterku

Page 6: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi

ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Ibu Dra. Sudaryanti, M.Si selaku pembimbing atas bimbingan, arahan, dan

motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sudarto, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan

akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Rakhmat Sutopo, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 2 Surakarta

atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

Page 7: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

7

6. Bapak Drs. Sarmanto selaku wakil kepala sekolah hubungan masyarakat SMK

Negeri 2 Surakarta atas informasi yang diberikan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Hari Agung S,S. Pd dan Bapak Tri Joko S,S.Pd selaku pembimbing

praktek kerja industri yang telah bersedia menjadi nara sumber bagi penulis.

8. Bapak Nursaidi, S.Pd selaku wakil kepala sekolah sumber daya manusia SMK

Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan data-data kepada penulis.

9. Siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang telah menjadi nara sumber bagi penulis.

10. Riezka, Aroem, Anggietha, Nofika, Irma, Yaya, Yhu-nie, Ipin, Betty, dan

teman-teman AN 2005 yang telah memberi motivasi, bantuan serta atas

kebersamaannya selama ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

meskipun telah berusaha secara maksimal untuk hasil yang terbaik. Oleh karena

itu, segala kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan penulis

perhatikan. Meskipun demikian penulis berharap agar penelitian ini dapat

dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat

memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Amien.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis

Page 8: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

MOTTO .................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xiii

ABSTRAK ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah............................................................... 9

C. Tujuan Penelitian................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian................................................................. 10

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11

F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 25

G. Metodologi Penelitian............................................................ 29

BAB II DESKRIPSI LOKASI ................................................................. 37

Page 9: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

9

A. Deskripsi SMK Negeri 2 Surakarta........................................ 37

B. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu ........................................ 39

C. Kegiatan Akademik ............................................................... 41

D. Fasilitas Pendidikan............................................................... 43

E. Struktur Organisasi................................................................ 45

F. Keadaan Pegawai .................................................................. 59

G. Jumlah Siswa dan Penyebarannya.......................................... 61

H. Kegiatan Siswa...................................................................... 63

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ..................................... 66

A. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 2 Surakarta 66

1. Persiapan praktek kerja industri ....................................... 67

1.1 Penentuan waktu praktek kerja industri .................... 67

1.2 Pemetaan dunia usaha dan industri (du/di)................ 70

1.3 Pemetaan siswa ........................................................ 77

1.4 Pembekalan siswa calon praktek kerja industri ......... 81

2. Tahap pelaksanaan praktek kerja industri ........................ 85

2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85

2.2 Pelaksanaan praktek kerja industri ............................ 86

2.3 Pembimbingan siswa di dunia usaha dan industri (DU/DI) 90

2.4 Penarikan siswa ........................................................ 96

3. Pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri .............. 97

4. Penulisan surat keterangan praktek kerja industri ............. 99

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 108

Page 10: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

10

A. Kesimpulan ........................................................................... 108

B. Saran ..................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Penelusuran Tamatan Di SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Diklat 2007/2008,

Penyerapan Sampai Bulan November 2008 ....................................... 8

2.1. Guru SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Status Tahun Pelajaran

2008/2009......................................................................................... 59

2.2. Guru SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Pendidikan Tahun Pelajaran

2008/2009 ........................................................................................ 60

2.3. Karyawan SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Status Tahun Pelajaran

2008/2009......................................................................................... 60

2.4. Karyawan SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Pendidikan Tahun

Pelajaran 2008/2009.......................................................................... 61

2.5. Jumlah Siswa dan Jumlah Kelas di SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan

Tingkat Kelas Tahun Pelajaran 2008/2009 ........................................ 61

2.6. Jumlah Siswa dan Jumlah Kelas di SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan

Program Keahlian Tahun Pelajaran 2008/2009.................................. 62

3.1. Nama dan Alamat Dunia Usaha/ Industri Untuk Program Keahlian Teknik

Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 72

3.2. Pemetaan Siswa Prakerin Periode 1 Program Keahlian Teknik Mekanik

Otomotif Tahun Pelajaran 2009/2010................................................ 79

Page 12: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Kerangka Pemikiran............................................................................ 28

1.2. Model Analisis Interaktif .................................................................... 35

2.1. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Surakarta...................................... 46

2.2. Struktur OSIS SMK Negeri 2 Surakarta Tahun 2008/2009.................. 65

Page 13: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

13

ABSTRAK

Ita Yumalia, D 0105088. Skripsi. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2009. 106 halaman.

Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu tamatan Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia kerja, Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan untuk menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dengan model Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sisten Ganda merupakan suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah di satu sisi dan dunia kerja dalam bentuk praktek kerja industri pada sisi lain. Praktek kerja industri merupakan bentuk sistem pendidikan baru yang menggantikan sistem pendidikan lama yaitu sistem magang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (a) penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menitikberatkan/ mengarah pada pendeskripsian (penggambaran) mengenai kondisi di lapangan (tipe deskriptif), (b) lokasi penelitian adalah Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 2 Surakarta, (c) teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, (d) sumber data yang digunakan adalah informan, peristiwa atau aktivitas, dan dokumen, (e) taknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi, (f) metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data interaktif, (g) validitas data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta melalui beberapa tahap yaitu tahap persiapan praktek kerja industri yang meliputi penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri, pemetaan dunia usaha/ industri, dan pemetaan siswa dan pembekalan siswa telah berjalan dengan baik walaupun ada kendala dalam hal pemetaan dunia usaha/industri yaitu karena kesibukan pihak dunia usaha/industri dapat diatasi dengan mencari dunia usaha/industri lain yang sesuai dengan kompetensi siswa dan bersedia bekerjasama. Untuk pelaksanaan praktek kerja industri juga sudah berjalan cukup baik, namun dalam pembimbingan siswa oleh guru pembimbing masih belum optimal karena masih ada beberapa guru pembimbing yang tidak melakukan tugas dengan baik. Sedangkan tahap pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri sudah dilakukan oleh siswa dengan baik dan pada tahap penulisan surat keterangan praktek kerja industri juga sudah baik.

Saran yang diberikan adalah waktu pelaksanaan prakerin ditambah menjadi 3-4 bulan, dalam pembekalan juga bisa mendatangkan pembicara dari alumni, perlu dilakukan kominikasi antara siswa dengan wakil kepala sekolah hubungan masyarakat maupun dengan pokja praktek kerja industri mengenai sistem pembimbingan dari guru pembimbing.

Page 14: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

14

ABSTRACT

Ita Yumalia, D 0105088, Skripsi, The Implementation of Industrial work practice of Automotive Mechanical Engineering in Public Vocational High School 2 Surakarta, Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta, 2009, 106 pages.

In the attempt of matching the quality of Vocational High School’s graduation and the work field, the Government through the Education and Culture Office issues policy to implement the curriculum of Vocational High School with Multiple System Education (PSG). The Multiple System Education is an education process involving the school on the one hand and work field in the form of industrial work practice on the other hand. Industrial work practice is the new form of education system replacing the old education system, the apprenticeship system. This study aims to find out more about the implementation of industrial work practice of automotive mechanical engineering in Public Vocational High School 2 Surakarta.

The methods employed in this research are: (a) the research used a qualitative research method, emphasizing/focusing on description of field condition (descriptive type), (b) the research location was Public Vocational High School 2 Surakarta, (c) the sampling technique employed was purposive sampling, (d) data sources used were informant, event and activity, and document, (e) techniques of collecting data used were interview, observation, and documentation, (f) method of analyzing data used was an interactive data analytical method, (g) the data validity used was source triangulation.

The result of research is the implementation of industrial work practice of automotive mechanical engineering in Public Vocational High School 2 Surakarta encompasses several stages the preparation of industrial work practice involving the determination of industrial work practice schedule, business/industrial realm mapping, and students mapping and students building had proceed well despite several obstacles in the term of business/industrial realm that is because the business/industrial realm preoccupation can be coped with by searching for other business/industrial realm corresponding to the students competence and the readiness to cooperate. The implementation of industrial work practice of automotive mechanical engineering had proceeded well, but the students guiding by the counseling teacher has not been optimum because many counseling teachers do not their task well. Meanwhile the collection of journal book on industrial work practice has been conducted well by the students and the stage of recommendation letter writing of industrial work practice has also proceeded well.

The recommendation given is that the implementation of prakerin time is increased to 3-4 months, the speaker from the alumni can be invited in the students building, there should be communication between the students and the vice headmaster, public relations and with the work group of industrial work practice about the building system from the counseling teacher.

Page 15: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki kerjasama ekonomi, Negara-negara Asia Tenggara melalui

kawasan perdagangan bebas asean (Asean Free Trade Area/ AFTA) sejak tahun

2003 dan pasar bebas dunia tahun 2020 akan menimbulkan persaingan ketat baik

barang jadi/komoditas maupun jasa. Ini berarti Indonesia harus meningkatkan

daya saing baik mutu hasil produksi maupun jasa. Peningkatan daya saing ini

dimulai dari penyiapan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang merupakan

faktor keunggulan menghadapi persaingan tersebut. Jika kita tidak bisa

mengantisipasi persiapan sumber daya manusia yang berkualitas antara lain,

berpendidikan, memiliki keahlian dan keterampilan terutama bagi tenaga kerja

dalam jumlah yang memadai, maka Indonesia akan menjadi korban perdagangan

bebas. Oleh karena itu, negara kita perlu menyiapkan sumber daya manusia baik

pada tingkat menengah maupun tingkat tinggi yang memiliki kemampuan yang

sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia usaha. Salah satunya upaya

penyiapan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang berinterdependensi dengan

sektor lainnya dalam pembangunan. Pada negara yang tengah berkembang,

pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pencipta sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan

sangat penting artinya, karena tanpa pendidikan manusia akan terbelakang dan

Page 16: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

16

sulit berkembang. Penyelenggaraan pendidikan pada hekikatnya merupakan suatu

proses yang terencana, terstruktur dan sistematis untuk memberdayakan potensi

individu yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan pada keberdayaan

masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan setiap orang mempunyai kesempatan

yang lebih tersedia untuk memperoleh, mengembangkan dan meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk

menumbuhkan kreatifitas dengan kepribadian yang lebih mantap.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, Idra Djati Sidi (2001: 42),

mengemukakan bahwa di abad-21, pendidikan nasional setidaknya menghadapi

empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:

1. Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana

meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas

nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk

memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.

2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam

terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari

masyarakat agraris ke masyarakat modern, menuju masyarakat industri yang

menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan

pengembangan sumber daya manusia (SDM).

3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat yaitu bagaimana

meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang

bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni (ipteks).

Page 17: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

17

4. Munculnya kolonialisme di bidang iptek dan ekonomi menggantikan

kolonialisme politik. Berkembangnya teknologi informasi dalam bentuk

komputer dan internet, membuat bangsa kita tergantung terhadap bangsa barat

dalam hal teknologi dan informasi.

Rendahnya mutu pendidikan akan berakibat pada rendahnya mutu sumber

daya manusia. Karena proses untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

bermutu adalah melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu

pula. Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak cukup hanya mentransfer ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks), akan tetapi juga memerlukan aspek

ketrampilan (skill) untuk menerapkan ipteks dalam kehidupan sehari-hari. Selain

itu, penyelenggaraan pendidikan dari masa ke masa senantiasa disesuaikan dengan

tuntutan dan perubahan zaman seiring dengan perkembangan ipteks serta

mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Meskipun

penentu keberhasilan seseorang dalam meraih kemapanan hidup tidak sepenuhnya

ditentukan oleh pendidikan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jalur pendidikan

merupakan jalan terbaik bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan. Secara

empiris, telah terjadi kekurang sepadanan antara supply dan demand keluaran

pendidikan. Dalam arti lain, adanya kekurangcocokan kebutuhan dan penyediaan

tenaga kerja.

Dari data statistik tahun 2006, jumlah penduduk Surakarta pada tahun

2006 adalah 512.898 jiwa dan yang termasuk usia kerja sebesar 396.609 (77,33

%). Dari keseluruhan jumlah penduduk usia kerja tersebut, penduduk yang berada

pada kelompok angkatan kerja sebesar 235.383 jiwa (63,89 %). Angkatan kerja

Page 18: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

18

yang telah bekerja sebesar 233.892 (92,31 %). Sebagian besar dari mereka yang

bekerja, sebesar 47,1 % berpendidikan rendah (dibawah SMA) dan sisanya

sebesar 52,9 % berpendidikan tinggi (SMA/sederajat dan diatas SMA). Pada

tahun 2006, perbandingan antara penduduk yang bekerja dan menganggur adalah

12 : 1, jadi dalam setiap 12 angkatan kerja terdapat 1 orang yang masih

menganggur. Tahun 2006, jumlah pengangguran di Surakarta sekitar 19.491 jiwa

dimana sekitar 40,44 % (7.882 orang) dari mereka masih berpendidikan rendah

dan 59,56 % (11.609 orang) berpendidikan tinggi. (Badan Pusat Statistik Kota

Surakarta, 2006).

Kompetisi di dunia kerja semakin hari tidak hanya semakin ketat tetapi

juga semakin berat, dimana untuk memperoleh pekerjaan yang memadai atau

sesuai dengan yang diinginkan dibutuhkan kemauan pendidikan yang cukup.

Pendidikan sangat relevan memberikan kontribusi sebagai sarana pengembangan

sumber daya manusia. Wagiran dan Didik Nurhadiyanto (2004: 55), menyatakan

bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai pemasok tenaga kerja, namun

dituntut menghasilkan lulusan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh

masyarakat dan dunia kerja. Ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan turut

bertanggungjawab terhadap kualitas lulusan termasuk dalam hal mendapatkan

pekerjaan setelah lulus. Jika tidak, maka lembaga pendidikan hanya menghasilkan

pengangguran baru yang tidak terserap di lapangan kerja.

Di Indonesia, tuntutan publik terhadap pelayanan pendidikan yang adil dan

berkualitas semakin meningkat sejak masa reformasi. Tuntutan publik tersebut .

antara lain tuntutan terhadap mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas,

Page 19: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

19

dan lapangan pekerjaan. Saat ini pemerintah mempunyai program dalam dunia

pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMU. Perubahan

jumlah sekolahan ini terpicu data yang diperoleh di lapangan bahwa

pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMU. Pada dasarnya SMU

diprogram untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi,

sedangkan pembekalan skill (untuk SMU) bisa dikatakan, tidak ada. Berbeda

dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan

dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. (http://re-

searchengines.com/0607syunu.html).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu perhatian

pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Perhatian pemerintah tersebut

dapat dilihat dari usaha-usaha peningkatan kualitas lembaga berupa peningkatan

sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan jumlah dan kemampuan pendidik

yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) agar mampu bersaing di pasar kerja. Adapun kebijakan yang

diambil Pemerintah untuk menghasilkan lulusan SMK yang siap bersaing di pasar

kerja adalah Kebijakan link and match.

Kebijakan link and match merupakan alternatif dalam rangka

mendekatkan kesesuaian mutu tamatan dengan kebutuhan lapangan. Link berarti

keterkaitan atau hubungan interaktif, sedangkan match berarti kesesuaian atau

kecocokan. Dengan demikian link and match merupakan kebijakan di bidang

pendidikan yang hasilnya diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Kebijakan link and match ini kemudian dikembangkan dengan model Pendidikan

Page 20: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

20

Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan kegiatan

belajar yang memadukan pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan

belajar melalui bekerja langsung di perusahaan/ industri sesuai dengan bidang

studi yang dipelajari dalam bentuk praktek kerja industri (Mardi, 1997: 50).

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) sebagai sebuah organisasi yang salah

satu tujuannya menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas dan

siap bekerja pada bidang tertentu harus terus meningkatkan kualitas pendidikan

sehingga dapat mewujudkan keinginan masyarakat. Salah satu strategi SMK

dalam mewujudkan keinginan masyarakat adalah dengan menerapkan konsep

Total Quality Management (TQM). Konsep TQM ini pada dasarnya menekankan

pada perbaikan berkesinambungan (continual improvement) pada setiap proses

organisasi untuk memenuhi keinginan masyarakat. Fandy Tjiptono dan Anastasia

Diana dalam buku “Total Quality Management” (2001: 262), memberikan

penjelasan perbaikan berkesinambungan sebagai suatu usaha konstan untuk

mengubah dan membuat sesuatu menjadi lebih baik. ISO 9000 merupakan bagian

dari standar mutu untuk mengoptimalkan efektivitas mutu suatu organisasi

melalui perbaikan berkesinambungan.

Sebagai organisasi publik yang peduli terhadap keinginan masyarakat,

SMK Negeri 2 Surakarta terus berupaya mutu organisasi melalui visinya yaitu

mencetak sumber daya manusia profesional dalam bidang teknologi dan industri

yang mampu menghadapi era global. Atas upayanya tersebut, SMK Negeri 2

Surakarta berhasil meraih sertifikasi ISO 9001:2000 yang merupakan bagian dari

standar mutu ISO 9000. ISO 9001:2000 adalah sistem terpadu untuk

Page 21: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

21

mengoptimalkan efektivitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan suatu

kerangka kerja dengan maksud untuk meningkatkan mutu, daya saing, dan pangsa

pasar organisasi tersebut (Nasution, 2001: 218). Dengan diterapkannya ISO 9001:

2000 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta menjadikan sekolah ini

sebagai salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) unggulan di Surakarta.

Sebagai sekolah unggulan di Surakarta, SMK Negeri 2 Surakarta diharapkan

mampu melaksanakan praktek kerja industri dengan baik karena dengan

pelaksanaan praktek kerja industri diharapkan mampu menyiapkan lulusan dalam

menghadapi dunia kerja.

Setiap program yang dibuat selalu memiliki tujuan demikian juga dengan

program ini. Mengenai tujuan pelaksanaan praktek kerja industri, dalam

wawancara dengan Bapak Sarmanto selaku Wakil Kepala Sekolah hubungan

masyarakat diketahui bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, seperti yang

nampak pada hasil wawancara berikut:

“Tujuan dari praktek kerja industri adalah untuk mendapatkan input mengenai sinkronisasi kurikulum dan validasi kurikulum antara sekolah dengan industri. Sedangkan bagi siswa, praktek kerja industri dilaksanakan untuk mengetahui dan memahami wawasan industri selain itu juga untuk mempersiapkan kebutuhan dasar, menengah/ tingkat lanjut angkatan tenaga madya/ alumni SMK yang dibutuhkan industri”. (wawancara, 29 Mei 2009 pukul 10.50).

Seperti yang disebutkan diatas tujuan praktek kerja industri adalah

mensinkronkan antara kurikulum sekolah dengan industri sehingga pihak sekolah

mengetahui tenaga kerja yang bagaimana yang mereka harapkan dan pihak

sekolah dapat memperbaiki kualitas lulusan yang dihasilkan. Sekolah dituntut

menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas, yaitu tenaga kerja

Page 22: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

22

yang memiliki tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan kebutuhan lapangan kerja. Jadi, praktek kerja industri merupakan suatu

langkah nyata untuk membuat sistem pendidikan SMK lebih relevan dengan dunia

kerja dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu.

SMK Negeri 2 Surakarta telah berhasil mencetak lulusan yang bermutu.

Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1 tentang penelusuran tamatan SMK Negeri 2

Surakarta.

Tabel 1.1 Penelusuran Tamatan Di SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun Diklat 2007/2008, Penyerapan Sampai Bulan November 2008

Program Keahlian

Jml Lulusan

Bekerja Melanjutkan Wirausaha Belum Bekerja

% Kerja

TGB 29 10 4 5 10 52

TKB 31 15 3 5 8 64

TP 24 14 1 2 7 67

TAV 105 55 8 25 17 76

TLP 33 25 1 5 2 90

TPM 102 81 7 10 4 89

TMO 96 65 8 15 8 83

TKJ 71 25 19 5 22 42

Jumlah 491 290 51 72 78 73,72

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Ket:

1. TGB : Tek. Gambar Bangunan

2. TKB : Tek. Konstruksi Bangunan

3. TP : Tek. Perkayuan

4. TAV : Tek. Audio Visual

5. TLP : Tek. Listrik Pemakaian

Page 23: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

23

6. TPM : Tek. Pemesin

7. TMO : Tek. Mekanik Otomotif

8. TKJ : Tek. Komputer Jaringan

Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah lulusan SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2007/2008 yang sudah bekerja 290 orang dan yang

bekerja mandiri/ berwirausaha 72 orang. Sedangkan lulusan yang melanjutkan ke

perguruan tinggi/ kursus ada 51 orang atau sekitar 10,38% dan yang belum

bekerja ada 78 orang. Melihat jumlah lulusan yang terserap di dunia kerja dan

yang berwirausaha ada 73,72% menunjukkan bahwa praktek kerja industri yang

dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta cukup berhasil dalam menyiapkan

peserta didik memasuki dunia kerja. Setelah lulus, mereka tidak hanya dapat

diterima kerja di suatu perusahaan tetapi juga sebagian dari mereka dapat

menciptakan usaha sendiri atau berwirausaha.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri sebagai salah satu

upaya dalam mempersiapkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Surakarta memasuki dunia kerja.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, untuk membatasi

permasalahan yang akan dibahas, maka penulis mengambil perumusan masalah:

“Bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta?”

Page 24: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

24

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan termasuk penelitian pada dasarnya selalu mempunyai

maksud dan tujuan tertentu yang dijadikan pedoman dan arahan. Tujuan

merupakan standar atau patokan yang akan dituju peneliti dalam melakukan

kegiatan penelitian berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Operasional

Untuk memperolah gambaran tentang pelaksanaan praktek kerja industri

teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta.

2. Tujuan Fungsional

Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga yang bersangkutan

maupun pihak lain yang membutuhkan sebagai pengetahuan ataupun dasar

pengambilan keputusan.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana (S1) pada

Program Studi Administrasi Negara, jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut:

a. Untuk memberi gambaran megenai pelaksanaan praktek kerja industri teknik

mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta

Page 25: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

25

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta memberikan informasi atau

masukan bagi penelitian lebih lanjut.

c. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya mengoptimalkan

pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif sebagai salah satu

upaya dalam mempersiapkan siswa dengan berbekal pengetahuan dan

ketrampilan untuk memasuki dunia kerja.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pelaksanaan

Pengertian pelaksanaan/ implementasi menurut Salusu (1998: 409) adalah:

“Implementasi adalah seperangkat kegiatan yang dilaksanakan menyusul suatu keputusan. Suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran tertentu. Guna merealisasikan pencapaian sasaran itu, diperlukan serangkaian aktivitas.”

Jadi, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi dari

berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu.

Higgins (dalam Salusu, 1998: 410) berpendapat bahwa implementasi

adalah serangkaian strategi dari berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya

manusia menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi.

Selanjutnya Salusu (1998: 411) mengemukakan bahwa implementasi

adalah suatu proses yang terarah dan terorganisasi yang melibatkan banyak

sumber daya.

Hal yang paling kritis dalam public policy adalah usaha untuk

melaksanakan policy (kebijakan). Jika suatu kebijakan telah diputuskan, kebijakan

Page 26: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

26

tersebut tidak berhasil dan terwujud kalau tidak dilaksanakan. Usaha untuk

melaksanakan kebijakan ini membutuhkan keahlian dan ketrampilan menguasai

persoalan yang dikerjakan. (Miftah Thoha, 2005: 69).

Pelaksanaan kebijakan dilakukan setelah kebijakan tersebut ditetapkan.

Hal ini dapat dilihat dari pendapat Miftah Thoha (1005: 68) sebagai berikut:

“Jika policy telah ditetapkan, persoalan yang kemudian timbul ialah bagaimana policy itu dilaksanakan. Dengan kata lain, jika suatu kebijaksanaan telah diputuskan, maka dibutuhkan suatu sistem untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut.”

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan setelah keputusan ditetapkan

guna mencapai sasaran tertentu yang didalamnya melibatkan banyak sumber daya.

2. Pendidikan kejuruan

Pendidikan sebagai pranata pengembangan sumber daya manusia

mempunyai tujuan untuk mewujudkan pembangunan bangsa. Definisi pendidikan

menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) dalam Hasbullah

(2005: 307), yaitu:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu

usaha untuk mewujudkan suasana belajar mengajar kepada peserta didik sehingga

Page 27: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

27

mereka dapat mengembangkan potensi diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan

ketrampilan agar berguna bgi diri sendiri, bangsa, dan negara.

Sementara itu, Robert Palmer (2007), berpendapat bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas sistem pendidikan, yaitu:

“factors that will ensure or inhibit the sustainable provision of quality education system such as the financing of education; availability of teachers and educational managers; the educational infrastructure; attitudes towards education; a supportive home and community environment; and the opportunities for progressing up the educational ladder”. Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa kualitas sistem pendidikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pembiayaan pendidikan, ketersediaan guru

dan manajer pendidikan, infrastruktur pendidikan, sikap terhadap pendidikan,

lingkungan rumah dan masyarakat yang mendukung, dan peluang untuk maju

pada jenjang pendidikan

Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 15 dalam Hasbullah (2005: 314), jenis pendidikan

mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,

dan khusus. Sedangkan House committe on education and labour menyatakan

bahwa:

“Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar ketrampilan dan kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan. Program kejuruan merupakan program pengembangan dan bukan program terminal, mempersiapkan siswa kepada pilihan maksimal untuk melanjutkan studi atau mendapatkan pekerjaan.”(Oemar Hamalik, 1990: 24).

Page 28: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

28

Mardi Rasyid (1997: 49) menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah

pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan

Sutaryadi (2004: 48) berpendapat bahwa:

“Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang membantu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sebagai persiapan untuk bekerja atau pendidikan tambahan dalam bekerja, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan

merupakan pendidikan yang membekali peserta didik dengan program

pengembangan bakat dan pendidikan dasar ketrampilan yang mengarah pada

dunia kerja. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan

diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, meskipun tidak menutup

kemungkinan peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Setiap organisasi pasti mempunyai suatu tujuan begitu pula dengan

sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan

sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15 dalam Hasbullah (2005: 349), merupakan

pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja

dalam bidang tertentu.

Sukamto dalam Sutaryadi (2004: 48) mengemukakan bahwa pendidikan

kejuruan adalah semua program pendidikan diberbagai jenjang yang bertujuan

untuk membantu peserta didik mengembangkan potensinya ke arah suatu bentuk

pekerjaan (karier). Sedangkan menurut Wagiran dan Didik Nurhadiyanto (2004:

54), Pendidikan kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan

Page 29: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

29

lulusannya memasuki dunia kerja memiliki peran strategis dalam menyiapkan

sumber daya manusia khususnya tenaga kerja tingkat menengah.

Menurut Made Wena dalam Sutaryadi (2004: 48) tujuan pendidikan

kejuruan adalah:

1. membekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan;

2. menghasilkan tamatan yang siap pakai; 3. mengembangkan potensi yang ada pada diri anak; 4. mempersiapkan peserta didik untuk mampu memasuki lapangan kerja. Berdasarkan uraian diatas, pendidikan kejuruan mempunyai suatu tujuan

yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk

memasuki dunia kerja dan menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja serta

menghasilkan lulusan yang mampu menjadi tenaga tingkat menengah yang siap

pakai, terampil, luwes, menguasai teknologi dan seni, efektif dan efisien dalam

bekerja.

Namun sampai saat ini, pendidikan kejuruan masih diselimuti oleh

berbagai permasalahan terutama terkait dengan masalah relevansi pendidikan

kejuruan dengan dunia usaha dan industri. Permasalahan tersebut tampak dengan

masih banyaknya pengangguran terbuka yang berasal dari sekolah menengah

kejuruan. Sekolah menengah kejuruan tiap tahunnya meluluskan peserta didik,

namun tidak semuanya terserap di dunia kerja sehingga akan menambah jumlah

pengangguran yang berasal dari lulusan SMK.

Keadaan diatas menunjukkan adanya kesenjangan antara ketrampilan dan

keahlian yang diperlukan oleh perusahaan/ industri dengan keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan menengah kejuruan. Untuk

Page 30: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

30

menghadapi kesenjangan tersebut, diperlukan kerjasama yang erat dan permanen

antara SMK dengan dunia usaha dan industri.

Badeni (2002: 714), menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dapat dikatakan memiliki relevansi yang tinggi dengan kebutuhan kerja

apabila:

a. Masa tunggu tamatan sampai memperoleh pekerjaan relatif singkat atau pendek.

b. Para lulusannya bekerja sesuai dengan program atau bidang keahlian yang diberikan.

c. Tingkat partisipasi lulusan di dunia kerja tinggi dan prosentase lulusannya yang terserap di dunia kerja tinggi.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tamatan SMK

dikatakan relevan dengan dunia kerja apabila setelah lulus dari SMK, para lulusan

tersebut segera mendapatkan pekerjaan dan mampu bekerja sesuai dengan bidang

keahliannya. Untuk itu, pihak SMK harus terus berusaha untuk meningkatkan

kualitas lulusannya agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Adapun salah satu

upaya SMK dalam menciptakan lulusan yang relevan dengan dunia kerja adalah

dengan melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

3. Pendidikan sistem ganda (PSG)

Pendidikan Sistem Ganda merupakan program kerjasama antara lembaga

pendidikan dengan dunia industri. Menurut Mardi (1997: 50), Pendidikan Sistem

Ganda (dual system) sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa negara seperti di

Amerika Serikat dan di Jerman. Di Amerika Serikat, program di laksanakan pada

Universitas Cincinnati dengan nama “cooperative education” dimana sebagian

pengalaman belajar siswa dilakukan di sekolah dan sebagian lagi di industri

kemudian pada tahap berikutnya mereka bertukar tempat. Di Jeman, program ini

Page 31: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

31

juga dilaksanakan di sekolah dan di industri, dan setelah latihan mereka diberi

sertifikat pekerja terlatih dan bisa memilih melanjutkan pendidikan atau langsung

bekerja di industri pilihan mereka.

Depdikbud-Konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan di

Indonesia (1994: 7) mengemukakan bahwa:

“Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”. (Depdikbud-Konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan di Indonesia, 1994: 7).

Sedangkan Sutaryadi (2004: 49) menyatakan bahwa Pendidikan sistem

ganda merupakan program bersama antara SMK dengan industri (dunia kerja) dan

dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan di dunia kerja.

Selanjutnya Mardi (1997: 50 ) juga memiliki pendapat yang senada

dengan pendapat diatas, ia berpendapat bahwa:

“Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan kegiatan belajar yang memadukan pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja langsung di perusahaan/ industri sesuai dengan bidang studi yang dipelajari dalam bentuk praktik kerja industri.”

Berdasarkan pengertian PSG di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan

sistem ganda adalah suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah di satu sisi

dan dunia kerja pada sisi lain. Program pendidikan pada PSG diarahkan pada

pencapaian kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan jabatan pekerjaan

yang berlaku di dunia kerja. Program pendidikan ini dapat tercapai jika ada

kerjasama yang saling membutuhkan antara dunia pendidikan khususnya Sekolah

Page 32: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

32

Menengah Kejuruan (SMK) dengan dunia kerja. Tanpa adanya peran serta dari

dunia kerja maka SMK dalam menghasilkan kualitas lulusan yang terampil dan

siap kerja tidak akan tercapai, karena dunia kerja yang mengerti bagaimana

standart tenaga kerja yang siap dan terampil yang dibutuhkan oleh pasar kerja.

Adapun tujuan Pendidikan Sistem Ganda menurut Depdikbud-Konsep

Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia (1994: 7) adalah:

Ø menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

Ø memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia kerja. Ø meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

yang berkualitas profesional. Ø memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

Berdasarkan tujuan diatas dapat diketahui pendidikan Sistem Ganda (PSG)

merupakan upaya lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajarnya di

lingkungan sekolah dan di dunia usaha. Maksud utama dari pelaksanaan PSG ini

adalah memperkokoh link and match antara sekolah dan dunia kerja supaya

dengan PSG ini dapat meningkatkan efisiensi pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja yang profesional dan dapat mensinkronkan kurikulum antara sekolah dan

dunia kerja.

Sebagai suatu program dalam dunia pendidikan SMK, pengembangan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) memiliki beberapa prinsip. Ada beberapa prinsip

yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum PSG, yaitu:

1. Berbasis Kompetensi (Competencies Based) SMK bersama Institusi Pasangannya harus menetapkan kompetensi apa saja yang harus dikuasai siswa, agar dapat dinyatakan berhasil menyelesaikan program.

Page 33: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

33

2. Berbasis Dasar (Broad Based) Disamping membekali siswa dengan sejumlah keahlian kerja (kompetensi), SMK berkewajiban juga menyiapkan siswa dengan dasar-dasar kemampuan yang dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya; terutama kemampuan mengelola dan memanfaatkan informasi, berfikir logis, serta pola pikir dan perilaku positif sebagai tenaga kerja industri.

3. Belajar Tuntas (Mastery Learning) Pada pendekatan berbasis kompetensi, seharusnya ada standar minimal yang harus dikuasai oleh siswa sebelum dinyatakan berhasil. Siswa dapat dinyatakan telah belajar tuntas, jika telah mencapai batas minimal.

4. Belajar Melalui Pengalaman Langsung (Learniny By Experience-Doing) Penguasaan kompetensi tidak hanya menyangkut ketrampilan, tetapi melibatkan dalam suasana apa dan bagaimana ketrampilan itu digunakan, oleh karena itu penguasaan kompetensi tidak cukup hanya melalui latihan yang bersifat simulasi. Harus benar-benar diperoleh melalui pengalaman langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya.

5. Pelatihan Berbasis Produksi (Production Based Training) Setiap ketrampilan yang dipelajari siswa melalui pelatihan, harus jelas kaitannya dengan produk yang akan dibuat. Siswa tidak hanya belajar ketrampilan demi ketrampilan, tetapi harus memahami dan menghayati gunanya ketrampilan tersebut secara utuh dalam suatu produk yang bermanfaat.

6. Belajar Perseorangan (Individualized Learning) Setiap siswa harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan irama perkembangannya masing-masing. Keharusan administratif yang biasanya menuntut semua siswa dalam satu kelas untuk bersama-sama melakukan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, harus sudah mulai diubah, paling tidak diminimalkan.

7. Balikan dan Penguatan (Feed-back and Reinforcement) Pengakuan terhadap pengalaman berhasil yang diperoleh siswa akan sangat mendorong mereka untuk meraih prestasi yang lebih baik. Perlu selalu diberikan balikan (tanggapan positif) terhadap setiap pekerjaan siswa dan pemberian motivasi. (Depdikbud – Penyusunan Kurikulum Pendidikan Sistem Ganda, 1997: 3-4).

Berdasarkan prinsip PSG diatas, Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada

dasarnya merupakan milik dan tanggung jawab bersama antara SMK dan institusi

pasangannnya sehingga kedua belah pihak (SMK dan instituai pasangan)

seharusnya terlibat secara bersama-sama dalam penyusunan kurikulum mulai dari

Page 34: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

34

penetapan jenis keahlian apa yang akan dihasilkan, standar keahlian yang harus

dicapai, sampai kepada bagaimana kurikulum tersebut dilaksanakan dan

dievaluasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan

kurikulum PSG tersebut seperti berbasis kompetensi, berbasis dasar, belajar

tuntas, belajar melalui pengalaman langsung, pelatihan berbasis produksi, belajar

perorangan serta balikan dan penguatan dari pelaksanaan PSG. Sehingga pada

gilirannya siswa dapat menguasai kompetensi yang relevan dan sesuai dengan

yang dipersyaratkan.

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997: 12)

menyatakan bahwa isi dari kurikulum PSG dapat dikelompokkan menjadi 1)

Program pendidikan normatif (umum); 2) Program pendidikan adaptif; dan 3)

Program pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan.

Program pendidikan normatif (umum) adalah program untuk membekali

dan membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, memiliki watak dan

kepribadian sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Isi dari program ini sama

seperti kurikulum pendidikan menengah pada umumnya. Sedangkan program

pendidikan adaptif adalah untuk memberi bekal penunjang bagi siswa dalam

menguasai keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri dalam

menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya program

pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang berisi materi yang berkaitan

dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu, sesuai program studi masing-

masing. Program ini dapat dirinci lebih lanjut menjadi: a) teori kejuruan; berisi

pengetahuan tentang teori-teori yang berkaitan langsung bidang keahlian yang

Page 35: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

35

bersangkutan; b) praktik dasar kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk

menguasai dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan

persyaratan keahlian profesi; dan c) praktik keahlian produktif yakni kegiatan

bekerja langsung secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai

tingkat keahlian dan sikap kerja profesional.

4. Praktek kerja industri (Prakerin)

Menurut Made Wena (1997: 34), praktik kerja atau kegiatan magang

sebenarnya merupakan usaha pemanfaatan dunia industri sebagai sumber belajar.

Pendapat lain diungkapkan oleh Zamtinah (2003: 202), yaitu:

“Praktek industri adalah jenis latihan kerja siswa yang menjadi program di SMK. Pelaksanaan praktik kerja industri dilakukan dengan menerjunkan siswa pada dunia usaha/industri sehingga siswa secara langsung menghadapi pekerjaan sesuai dengan bidangnya”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa praktek kerja

industri (prakerin) merupakan suatu program yang langsung dilakukan di tempat

kerja dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh peserta didik di

sekolah dan mengikutsertakan peserta didik dalam proses produksi di dunia usaha

dan industri.

Adapun tujuan dari praktik kerja industri menurut Departemen Pendidikan

Nasional – Praktek Kerja Industri (2002: 1) adalah: a) Mengukur kemampuan

siswa SMK dalam menentukan potensi dalam mengikuti pelatihan praktik kerja

industri; b) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas, yaitu

tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan ketrampilan sesuai dengan

tuntutan kebutuhan lapangan kerja dan c) Meningkatkan hubungan SMK

Page 36: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

36

dengan dunia usaha/industri di luar negeri agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan menengah kejuruan yang berstandar nasional dan internasional.

Billett and Beven (dalam Stephen Billet, 2008) menyatakan bahwa “job

practice meant assist developing students’ vocational knowledge about

workplace, students frequently reported the importance of stories and examples

provided by teachers”. (praktik kerja dimaksudkan untuk membantu siswa

kejuruan mengembangkan pengetahuan tentang tempat kerja, siswa sering

melaporkan cerita dan contoh penting yang diberikan oleh guru).

Sedangkan menurut Zamtinah (2003: 203), secara umum praktek kerja

industri diharapkan akan menambah pengetahuan dan ketrampilan siswa tentang

bidang pekerjaannnya, memberi pengalaman tentang keadaan dunia kerja yang

tidak diperoleh di bangku sekolah.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

dilakukan praktik kerja industri antara lain:

1. Mengenalkan siswa kepada dunia usaha dan industri yang sebenarnya

sehingga akan mampu mempersiapkan siswa terjun langsung ke dunia usaha

apabila telah menyelesaikan studinya.

2. Mengukur kemampuan siswa SMK dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.

3. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas, yaitu tenaga

kerja yang memiliki tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang

sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja.

Page 37: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

37

4. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan SMK dengan dunia usaha atau

industri sehingga mutu pendidikan menengah kejuruan juga dapat meningkat.

Sedangkan feed back bagi sekolah adalah memperoleh masukan tentang

kesesuaian antara kurikulum dunia kerja dengan kurikulum sekolah.

4. Kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja

Kerja memiliki berbagai macam definisi, seperti yang diungkapkan oleh

Taliziduhu Ndraha (1999: 1) “Kerja diartikan sebagai proses penciptaan atau

pembentukan nilai baru pada suatu unit alat pemenuh kebutuhan yang ada.

Menurut George Thomason yang dikutip oleh Taliziduhu Ndraha (1999: 40),

mengatakan bahwa “Work is an activity which demand the expenditure of energy

or effort to create from row materials those products or services which people

value.”(Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang menuntut energi atau usaha untuk

menciptakan jasa atau produk yang dapat dinilai orang).

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kerja adalah suatu kegiatan

untuk menambah atau menciptakan nilai baru dari sumber daya yang ada baik

barang ataupun jasa untuk mendapatkan imbalan maupun kepuasan batin guna

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Setiap perusahaan memiliki kriteria sendiri dalam memilih karyawan yang

akan diterima kerja. Menurut Randall S. Schuller dan Susan E. Jackson (1997:

287), kriteria utama perusahaan dalam memilih karyawan antara lain: 1)

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan, 2) kepribadian, minat, dan kesukaan,

dan 3) karakteristik lainnya.

Page 38: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

38

Sejalan dengan itu, Umar dalam Made Wena (1997: 40), mengemukakan

bahwa kebutuhan pokok industri terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut: a)

industri membutuhkan tenaga-tenaga terampil, b) industri membutuhkan tenaga-

tenaga terdidik, dan c) industri membutuhkan tenaga-tenaga yang relatif siap

pakai.

Hal tersebut menunjukkkan bahwa kesesuaian dunia kerja lebih mengacu

pada ketepatan/ kecocokan jenis-jenis ketrampilan kerja lulusan lembaga

pendidikan dengan jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan industri. Lembaga

pendidikan dituntut untuk mampu menghasikan lulusan yang memiliki

ketrampilan kerja sesuai dengan jenis ketrampilan kerja yang dibutuhkan oleh

dunia industri. Oleh karena itu, pihak SMK harus benar-benar berusaha

mempersiapkan siswanya agar menjadi lulusan yang siap berkompetisi di dunia

kerja, dapat diserap di dunia kerja, dan mampu menjadi tenaga kerja profesional

pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kesiapan tidak bergantung pada kematangan semata-mata tetapi ada

faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Mouly dalam Made Wena (1997:

203), istilah kesiapan merupakan konsep yang sangat luas dan melibatkan

berbagai faktor yang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Faktor psikologis, adalah suatu tingkah laku tidak dapat terjadi kecuali apabila organ-organ pengindera, sistem syaraf pusat, otot-otot, dan organ-organ fisiologis telah berfungsi dengan baik.

b. Faktor pengalaman adalah untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu dengan baik, seseorang harus mempunyai motivasi yang baik dan bebas dari konflik-konflik emosional serta halangan-halangan psikologis.

c. Faktor pengalaman proses belajar dapat terjadi apabila didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang.

Page 39: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

39

Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan kesiapan kerja adalah

suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam individu calon tenaga

kerja. Kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja merupakan suatu titik

kematangan dimana siswa dapat menempatkan diri dan memiliki kemampuan

jasmani dan rohani untuk terjun di dunia kerja sebagai tenaga kerja. Adapun

kriteria kesiapan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja adalah apabila siswa

telah memiliki kepribadian yang baik, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, memiliki kompetensi standar dalam bidangnya, memiliki sikap

profesional serta mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik. Upaya SMK

dalam mempersiapkan siswanya agar siap berkompetisi di dunia kerja adalah

melalui praktek kerja industri.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah landasan berfikir seseorang tentang bagaimana

dia berusaha menjelaskan suatu fakta atau hubungan antar faktor dengan mengacu

pada kerangka pemikiran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan kejuruan yang

bertujuan menyiapkan siswa didiknya agar dapat bekerja pada bidang tertentu dan

menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang siap pakai serta memiliki standar

keahlian dan kompetisi. SMK sebagai sarana pendidikan menengah kejuruan

selalu dituntut untuk berupaya sebaik mungkin menghasilkan sumber dana

manusia yang berkualitas dan memiliki ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia

kerja. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh

Page 40: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

40

Sekolah Menengah Kejuruan menyebabkan relevansi antara pendidikan

menengah kejuruan dengan dunia kerja juga rendah.

Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu tamatan dengan kebutuhan

lapangan kerja, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menempuh kebijakan

untuk menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan

model Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Dalam penyelenggaraaan Pendidikan

Sistem Ganda (PSG) ini siswa tidak hanya melakukan proses belajar mengajar di

sekolah tetapi juga diterjunkan langsung ke dunia usaha dan industri untuk

melakukan pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya dalam jangka waktu tertentu

yang disebut dengan praktek kerja industri. Selama praktek kerja industri, siswa

dapat belajar ketrampilan bekerja dengan melakukan pelatihan kerja yang nyata

dan budaya kerja yaitu sesuai dengan keadaan yang berlaku di tempat kerja

tersebut.

Adapun pelaksanaan praktek kerja industri melalui beberapa tahap

kegiatan yaitu: persiapan praktek kerja industri untuk menentukan kebutuhan

pelatihan yang akan dilaksanakan yang meliputi penentuan waktu pelaksanaan

praktek kerja industri, pemetaan dunia usaha/ industri sebagai institusi pasangan,

pemetaan siswa dan pembekalan siswa. Untuk pelaksanaan praktek kerja industri

terdiri dari penyerahan siswa ke dunia usaha/industri, pelaksanaan praktek kerja

industri, pembimbingan siswa di dunia usaha/industri dan penarikan siswa dari

dunia usaha/ industri. Sedangkan pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri

adalah untuk mengetahui setiap tahapan proses praktek kerja industri yang

dilaksanakan oleh siswa sehingga dapat menentukan pencapaian target yang

Page 41: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

41

diharapkan. Dan terakhir penulisan surat keterangan praktek kerja industri yaitu

proses pemberian sertifikat bagi peserta untuk memperoleh pengakuan atau

legalitas akademik bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi dalam bidang

tertentu.

Dengan mengikuti praktek kerja industri ini diharapkan siswa yang

awalnya tidak mempunyai ketrampilan (non skill) dapat memiliki ketrampilan

kerja sebagai bekal memasuki pasar kerja maupun membuka usaha sendiri sesuai

dengan ketrampilan yang dimiliki setelah mereka lulus dari bangku Sekolah

Menengah Kejuruan.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir tersebut dapat dilihat pada gambar

di bawah ini:

Page 42: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

42

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Penyiapan siswa agar sesuai dengan tuntutan dunia kerja melalui

Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Proses pelaksanaan praktek kerja industri

A. PERSIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 1. Penentuan Waktu Praktek Kerja Industri 2. Pemetaan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 3. Pemetaan Siswa 4. Pembekalan Siswa Calon Prakerin

B. TAHAP PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 1. Penyerahan Siswa ke Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 2. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri 3. Pembimbingan siswa di Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 4. Penarikan siswa

C. PENGUMPULAN BUKU JURNAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI

D. PENULISAN SURAT KETERANGAN PRAKERIN

Lulusan sesuai kebutuhan pasar kerja

Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI) sebagai

tempat prakerin

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kegiatan Belajar Mengajar di SMK

Pelaksanaan prakerin di dunia usaha/ dunia industri

Page 43: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

43

G. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara yang dipergunakan

dalam suatu penelitian sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang praktek kerja industri menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 3), metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif didasarkan asumsi bahwa

penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, yaitu realita yang

muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga objek penelitian dan

permasalahan yang diteliti akan diungkap secara mendalam dengan cara mencari

kebenaran secara ilmiah dengan memandang objek secara keseluruhan.

Menurut H.B. Sutopo (2002: 110), dalam penelitian kualitatif terdapat tiga

tingkatan penelitian yaitu penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan

penelitian eksplanatif. Penelitian eksploratif adalah penelitian penjelajahan

dimana peneliti sama sekali belum mengetahui apa yang terjadi dan tidak

menggunakan bekal teori atau kerangka pikir yang akan digunakan dalam

menghadapi data lapangan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan dengan kata-kata tentang permasalahan yang ada pada

masa sekarang. Sedangkan penelitian eksplanatif adalah penelitian yang mengarah

pada studi analisis sebab akibat.

Page 44: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

44

Berdasarkan jenis penelitian kualitatif menurut H.B. Sutopo diatas, jenis

penelitian tentang praktek kerja industri ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara

rinci dan mendalam mengenai pelaksanaan praktik kerja industri di SMK Negeri 2

Surakarta.

2. Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini tempat penelitian yang dipilih adalah Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta, di Jalan LU. Adi Sucipto No. 33

Surakarta, dengan alasan sebagai berikut:

• Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu

sekolah kejuruan yang sudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 yang

merupakan suatu keberhasilan yang dapat membedakan dengan SMK lain.

• Lulusan SMK Negeri 2 Surakarta diorientasikan untuk dapat langsung

bekerja, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana kesiapan siswa

SMK Negeri 2 Surakarta untuk berkompetisi di dunia kerja.

• Fasilitas yang ada di SMK Negeri 2 Surakarta sudah lengkap seperti

tersedianya bengkel elektronik, bengkel bangunan, bengkel mesin, bengkel

otomotif dan ruang diesel sehingga mempermudah siswa dalam melakukan

kegiatan praktek.

3. Teknik penarikan sampel

Teknik penarikan sampel digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan

permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.

Menurut Moleong (2000: 165) sampling digunakan untuk menjaring sebanyak

Page 45: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

45

mungkin informasi dari pelbagai macam sumber. Selanjutnya Moleong juga

menjelaskan bahwa pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel

bertujuan (purposive sample).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan teknik purposive

sampling atau sampel bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang

dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data.

4. Sumber data

Menurut H.B. Sutopo (2002: 54), jenis sumber data secara menyeluruh

dapat dikelompokkan menjadi narasumber (informan); peristiwa atau aktivitas;

tempat atau lokasi; dokumen dan arsip serta berbagai benda lain. Dalam penelitian

tetang praktik kerja industri ini, sumber data yang digunakan adalah:

1. Informan

Menurut Lexy Moleong (2000: 90), “informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian.”

Informan dalam penelitian ini adalah:

a. Wakil Kepala Sekolah (WKS) hubungan masyarakat SMK Negeri 2

Surakarta.

b. Guru pembimbing praktek kerja industri SMK Negeri 2 Surakarta.

c. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Surakarta.

d. Instruktur Pembimbing praktek kerja industri di institusi pasangan.

Page 46: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

46

2. Peristiwa atau aktivitas

Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses

terjadinya sesuatu secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara

langsung. Dalam penelitian ini, peneliti melihat sendiri pelaksanaan praktek

kerja industri sehingga mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

peserta praktek kerja industri, guru pembimbing maupun instruktur dari

institusi pasangan.

3. Dokumen

Dokumen merupakan bahan atau pernyataan tertulis yang berkaitan dengan

suatu peristiwa atau permasalahan yang diteliti. Dokumen yang menjadi

sumber data dalam penelitian ini adalah jurnal kegiatan siswa selama praktek

kerja industri, sertifikat dan peraturan yang harus ditaati selama praktek kerja

industri, serta dokumen lain yang berkaitan dengan praktik kerja industri.

5. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang

digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

a. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong (2000: 135), wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam

penelitian ini peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dan mendalam

dengan informan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

Page 47: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

47

Untuk mempermudah proses wawancara, peneliti membuat pedoman

wawancara yang mencakup pokok-pokok pertanyaan. Dan apabila perlu,

peneliti juga mengajukan pertanyaan di luar pedoman yang ditetapkan.

Dengan teknik ini dimungkinkan peneliti dapat benar-benar menggali

informasi yang sebenar-benarnya.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan. Observasi dapat dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

observasi secara langsung terhadap peristiwa maupun lokasi penelitian dengan

mengamati, memahami, dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan

dengan masalah penelitian yang meliputi kegiatan dan peristiwa yang terjadi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pencatatan dokumen. Data diambil dari

sumber-sumber tertulis yang ada, yang merupakan dokumen dari sekolah yang

bersangkutan, sehingga dalam penyajiannya dengan memaparkan pada apa

yang tertulis dokumen tersebut.

6. Metode analisis data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti. Proses analisis dalam

penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pelaksanaan

pengumpulan data. Menurut Miles & Huberman (dalam H.B. Sutopo, 2002: 94),

terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis dalam penelitian kualitatif

Page 48: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

48

yaitu model analisis jalinan atau mengalir dan model analisis interaktif. Dimana

kedua model tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Reduksi Data

Yaitu proses mempertegas, penyederhanaan, membuat fokus, membuang yang

tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa untuk membuat kesimpulan

akhir. Tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai

disusun.

b. Sajian Data

Penyajian data merupakan suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi

yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data tersebut disajikan

secara jelas dan sistematis sehingga akan mempermudah peneliti dalam

menarik kesimpulan. Penyajian data itu sendiri dapat berupa kalimat-kalimat,

bagan atau gambar, maupun tabel-tabel.

c. Penarikan Simpulan

Menarik kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu kegiatan analisis,

karena kesimpulan-kesimpulan tersebut masih bersifat sementara. Untuk itu,

kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar diperoleh informasi yang benar-

benar akurat, cocok dan kokoh sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Perlu dilakukan pengulangan untuk tujuan pemantapan,

penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pemikiran

kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif, dimana ketiga

komponen analisis aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi, baik

Page 49: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

49

antarkomponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang

berbentuk siklus. Model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Model Analisis Interaktif

Sumber : Miles dan Huberman, dalam H.B. Sutopo, 2002 : 96

Tahap analisis data dalam penelitian ini adalah setelah kegiatan awal

pengumpulan data (yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi maupun

dokumentasi) selesai, maka reduksi data segera dilakukan dan diteruskan dengan

penyajian data. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti menarik

simpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian

datanya. Bila simpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib kembali

melakukan kegiatan pengumpulan data untuk mencari pendukung simpulan yang

sudah ada.

7. Validitas data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian harus diusahakan kemantapannya dan kebenarannya. Oleh karena itu,

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Simpulan/verifikasi

Sajian Data

Page 50: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

50

setiap peneliti harus bisa memiliki dan menentukan cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini teknik

pemeriksaan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong

(2000: 178), “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.”

Menurut Patton (dalam H.B. Sutopo, 2002: 79), ada 4 macam teknik

triangulasi yaitu 1) triangulasi data/ sumber adalah menggali data dari sumber

yang berbeda-beda dan teknik pengumpulan data yang berbeda agar data sejenis

bisa teruji kemantapan dan kebenarannya; 2) triangulasi metode adalah

mengumpulkan data sejenis dengan teknik atau metode pengumpulan data yang

berbeda; 3) triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti; dan 4) triangulasi teori adalah menggunakan lebih dari satu

teori dalam membahas permasalahan.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber

dilakukan dengan teknik wawancara dengan narasumber yang berbeda baik dari

wakasek human relations, guru pembimbing, instruktur pembimbing, maupun

siswa peserta prakerin. Kemudian kesamaan data/ informasi yang diperoleh

dibandingkan antara satu narasumber dengan narasumber lainnya yang dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan.

Page 51: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

51

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi SMK Negeri 2 Surakarta

Sekolah Menengah Negeri 2 Surakarta terletak di Jl. Adisucipto 33

Manahan Surakarta 57139. Sekolah ini mempunyai lokasi yang sangat strategis

yaitu di kompleks persekolahan dan dekat dengan Stadion Manahan sehingga

menunjang suasana pendidikan dan latihan serta olahraga. Sekolah ini mempunyai

luas 23.150m2. Sekolah ini juga sudah memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK

Negeri 2 Surakarta sehingga siswa yang telah lulus bisa langsung disalurkan pada

perusahaan-perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 2

Surakarta sesuai dengan program keahlian yang dimiliki.

Sebagai suatu lembaga pendidikan yang terkenal, maka untuk

mempertahankan predikat yang disandang sebagai sekolah kejuruan favorit, SMK

Negeri 2 Surakarta menetapkan tujuan, visi dan misi.

a. Tujuan Sekolah

Tujuan dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah:

1. Mencetak tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia, mewujudkan teknologi untuk kawasan global,

2. Memberikan bekal hidup untuk memasuki dunia kerja,

3. Memenuhi tuntutan global dalam pengembangan SMK Negeri 2

Surakarta.

Page 52: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

52

Hasil yang diharapkan adalah:

1. Lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak

mulia,

2. Lulusan yang handal dalam bidang teknologi industri di kawasan global,

3. Lulusan yang mampu bekerja professional dan mampu belajar

berkelanjutan.

4. Nama SMK Negeri 2 Surakarta akan dikenal secara regional dan

internasional.

b. Visi

Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah:

Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak Sumber Daya

Manusia Profesional dalam bidang Teknologi dan Industri yang mampu

menghadapi era global.

c. Misi

Dengan berdasarkan pada visi di atas maka Misi SMK Negei 2 Surakarta

adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu

mengembangkan diri.

2. Menyiapkan tenaga trampil yang mampu bersaing di lapangan kerja.

3. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan

Industri.

4. Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang mandiri.

Page 53: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

53

B. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu

1. Kebijakan mutu

Kebijakan mutu SMK Negeri 2 Surakarta terbagi menjadi 2 mutu yaitu

mutu pendidikan dan mutu organisasi.

a. Mutu pendidikan

Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari stakeholders, SMK Negeri 2

Surakarta bertekad menjawab tantangan tersebut dengan bekerja keras

membangun visi sekolah dengan membentuk sumber daya manusia yang

SINERGI. Mutu pendidikan SMK Negeri 2 Surakarta adalah SINERGI:

Si : Sistem yang selalu memiliki pedoman dan prosedur

N : Nilai akhir yang dihasilkan selslu memuaskan pelanggan

E : Evocatip mampu menggugah rasa terhadap masukan demi

perbaikan

R : Responsip terhadap segala perubahan

G : Global sebagai wawasan untuk berkembang

I : Internasional level sebagai predikat sekolah

b. Mutu organisasi

Mengingat tuntutan pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait,

selalu sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu, maka sekolah akan selalu

berusaha meningkatkan mutu dengan perbaikan berkelanjutan,

berdasarkan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000, untuk

memenuhi kepuasan pelanggan/ stakeholders. Agar tuntutan masyarakat,

Page 54: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

54

pemerintah dan pihak-pihak yang terkait tersebut dapat tercapai, SMK

Negeri 2 Surakarta mempunyai mutu organisasi SIMPATE:

Sim : SIMPEL dalam perencanaan

Pa : CEPAT dalam berfikir

T : TEPAT dalam bertindak

E : EFISIEN dalam bekerj

2. Sasaran mutu

Sasaran mutu SMK Negeri 2 Surakarta tahun 2008 adalah:

i. Menghasilkan 80% tamatan yang mempunyai sertifikasi kompetensi

dengan nilai ≥7,50

ii. Minimal 75% dari jumlah tamatan yang bersertifikat kompetensi sesuai

dengan program keahlian, dapat terserap pada dunia kerja yang relevan

dalam masa tunggu 1 tahun dengan pelayanan yang lebih representatif

iii. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Inggris ≥

7,50

iv. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Matematika ≥ 7,50

v. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Indonesia

≥ 7,50

vi. Peningkatan manajemen sekolah untuk mempertahankan kembali

Sertifikat ISO 9001: 2000 pada Bulan Maret 2009

vii. Minimal 85% tersedia Data Base Guru dan Karyawan.

Page 55: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

55

C. Kegiatan Akademik

Sistem pembelajaran di SMK Negeri 2 Surakarta berlangsung selama 3

tahun dan terbagi menjadi 6 semester. Praktek kerja industri (prakerin) diterapkan

untuk menjembatani proses pembelajaran antara pihak sekolah dengan industri

yang dilakukan selama 3 bulan. SMK Negeri 2 Surakarta telah menerapkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menjadi pedoman pada

proses pembelajaran. Struktur kurikulum terdiri dari mata pelajaran normatif,

adaptif dan produktif yang diberikan sesuai dengan jumlah jam yang tercantum

dalam kurikum sekolah.

1. Pembelajaran normatif dan adaptif

Pelajaran normatif dan adaptif merupakan pelajaran non kejuruan yang

diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan produktif.

Pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam kelas oleh guru-guru

yang berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Tiga mata pelajaran

normatif adaptif yang diujiankan secara nasional (UN) yakni Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika selalu mendapatkan prioritas yang

lebih guna mencapai standar yang nasional yang diharapkan. Untuk mata

pelajaran normatif dan adaptif yang lainya yang diberikan di SMK Negeri 2

Surakarta dapat dilihat di bawah ini.

a. Mata pelajaran kelompok normatif

Mata pelajaran normatif adalah untuk membekali dan membentuk siswa

menjadi warga Negara yang baik, memiliki watak dan kepribadian sebagai

warga Negara dan bangsa Indonesia. Mata pelajaran ini terdiri dari:

Page 56: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

56

v Pendidikan Agama

v Pendidikan Kewarganegaraan

v Bahasa Indonesia

v Pendidikan jasmani,Olahraga dan Kesehatan

v Seni Budaya

b. Mata pelajaran kelompok adaptif

Mata pelajaran adaptif adalah memberi bekal penunjang bagi siswa dalam

menguasai keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri

dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata

pelajaran ini terdiri dari:

v Bahasa Inggris

v Matematika

v Sejarah nasional dan umum

v Ilmu Pengetahuan Alam (I P A) yaitu fisika, kimia dan biologi

v Kewirausahaan

2. Pembelajaran produktif

Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang

merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan

program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran produktif diberikan di

bengkel/instalasi masing-masing jurusan. Program keahlian yang ada di SMK

Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 ada 8 yaitu:

1. Teknik Gambar Bangunan (TGB)

2. Teknik Konstruksi Bangunan (TKB)

Page 57: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

57

3. Teknik Perkayuan (TP)

4. Teknik Audio Visual (TAV)

5. Teknik Listrik Pemakaian (TLP)

6. Teknik Pemesin (TPM)

7. Teknik Mekanik Otomotif (TMO)

8. Teknik Komputer Jaringan (TKJ)

D. Fasilitas Pendidikan

Sebagai tempat untuk mendidik para pelajar tingkat SMK, SMK Negeri 2

Surakarta memiliki fasilitas praktek yang cukup lengkap. Setiap fasilitas praktek

ditempatkan di masing-masing bengkel/intsalasi setiap jurusan. Fasilitas ini

digunakan untuk berbagai kegiatan praktek kejuruan. Adapun berbagai fasilitas

dan labolaturium di SMK Negeri 2 Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Ruang belajar/ teori, terdiri dari 53 kelas

b. Ruang praktek, terdiri dari:

♦ Bengkel bangunan

Terdapat fasilitas labolaturium kerja kayu, kerja batu, plumbing, gambar

(konvensional & auto cad) dan labolaturium survey dan pemetaan. Setiap

labolaturium disediakan berbagai peralatan, baik peralatan kerja maupun

peralatan pendukung. Selain itu juga disediakan tabung pengaman

kebakaran serta kotak P3K untuk menaggulangi bahaya kecelakaan.

Page 58: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

58

♦ Bengkel elektronika

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran elektronika, perakitan pesawat

elektronika, labolaturium TV dan radio dan labolaturium komputer.

♦ Bengkel listrik

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran listrik, sistem kontrol, reparasi

dan labolaturium instalasi.

♦ Bengkel mesin

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran, kerja bangku, kerja mesin,

pengujian bahan, gambar auto cad, kerja plat, las (las listrik dan asitelin)

dan labolaturium pembentukan.

♦ Bengkel otomotif

Terdapat fasilitas labolaturium kelistrikan otomotif, motor bensin, motor

diesel, chasis dan labolaturium las dan kerja bangku.

c. Perpustakaan

d. Ruang kepala sekolah

e. Ruang wakil kepala sekolah

f. Ruang guru

g. Ruang bimbingan dan konseling (BK)

h. Ruang tata usaha

i. Ruang kesenian

j. Ruang pertemuan

k. Gudang

l. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Page 59: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

59

m. Ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

n. Tempat Ibadah/ Mushola

o. Koperasi

p. Kantin

q. Tempat parker

r. Pos satpam

s. Kamar mandi/ WC

E. Struktur Organisasi

Seperti layaknya organisasi, untuk menunjukkan batasan kewenangan dan

tanggung jawab, serta hubungan kerja yang terjadi dalam organisasi biasanya

digambarkan dalam struktur organisasi. Struktur organisasi SMK Negeri 2

Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 60: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

2008/2009

Quality Management Representative (QMR)

KOMITE SEKOLAH

Kepala Tata Usaha (KTU)

Wakil Kepala Sekolah (WKS)

Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah (WKS)

Kesiswaan

Ketua prog. Keahlian Teknik

Konstruksi Bangunan

(TKB)

KEPALA SEKOLAH

WALI KELAS

GURU

Ketua prog. Keahlian Teknik

Perkayuan (TP)

Ketua prog. Keahlian Teknik Audio Video (TAV)

Ketua prog. Keahlian Teknik

Komputer dan

Jaringan (TKJ)

Ketua prog.

Keahlian Teknik

Pemesin-an

(TPM)

Ketua Guru Normatif Adaptif (KGNA)

Ketua prog. Keahlian Teknik Listrik

Pemakaian (TLP)

Ketua prog. Keahlian Teknik Gambar

Bangunan (TGB)

Wakil Kepala Sekolah (WKS)

Sumber Daya Manusia

Wakil Kepala Sekolah (WKS) Humas

Ketua prog.

Keahlian Teknik

Mekanik Otomotif (TMO)

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Page 61: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

47

Struktur organisasi di atas menggambarkan mekanisme pengelolaan dan

alur kegiatan SMK Negeri 2 Surakarta, yang selengkapnya menceritakan

tanggung jawab, wewenang dan tugas masing-masing jabatan.

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai puncak pimpinan sekolah bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap aktivitas yang terjadi di sekolah. Namun demikian seluruh

warga sekolah harus saling bahu membahu dan bekerja sama guna mencapai

kemajuan sekolah. Dalam memangku jabatan sebagai kepala sekolah, dibantu

oleh beberapa wakil kepala sekolah. Terdapat empat orang wakil kepala sekolah

yakni wakil kepala sekolah kurikulum, wakil kepala sekolah kesiswaan, wakil

kepala sekolah sumber daya manusia, dan wakil kepala sekolah hubungan

masyarakat.

Berikut uraian tetang tanggung jawab, wewenang dan tugas dari kepala

sekolah.

1.1.Tanggung jawab

1.1.1. Bertanggung jawab kepada Pemerintah Kota dan Dinas

Pendidikan.

1.1.2. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di sekolah,

sesuai dengan visi dan misi sekolah.

1.2.Wewenang

Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang meliputi:

Garis Koordinasi

Garis Komando

Page 62: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

48

1.2.1. Perencanaan program kerja sekolah dan Rencana Anggaran

Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

1.2.2. Pengorganisasian seluruh program kerja di sekolah.

1.2.3. Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan.

1.2.4. Menentukan kegiatan untuk perbaikan selanjutnya.

1.3.Tugas

Pengelolaan teknik edukatif Program Diklat berdasarkan Visi dan Misi

sekolah, yaitu:

1.3.1. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Program Diklat

Kurikulum SMK edisi 1999/ Kurikulum SMK edisi 2004.

1.3.2. Mengelola unsur pokok-pokok manajemen sekolah: Man (guru,

karyawan, siswa); Money (dana dari orang tua siswa dan

pemerintah); dan Material (fasilitas berupa: gedung, perabot

sekolah, alat-alat pelajaran teori dan praktek).

1.3.3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, seperti orang tua siswa,

pengguna produk (tamatan), jajaran pemerintah, dll.

2. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terlaksananya Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM).

Wewenang

Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan

di sekolah yang berkaitan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Page 63: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

49

Tugas

2.3.1 Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional Diklat di

sekolah melalui analisis kurikulum, sinkronisasi, menetapkan

kurikulum validasi.

2.3.2 Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan, pembagian

tugas mengajar, jadwal pelajaran, dan bahan ajar.

2.3.3 Mengorganisasi dan mengkooedinasi Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) baik teori maupun praktek yang terdiri dari: persiapan

KBM, pelaksanaan KBM, evaluasi hasil belajar, analisis hasil

evaluasi belajar, perbaikan dan pengayaan.

2.3.4 Mengelola administrasi pendidikan/ pengajaran.

2.3.5 Merencanakan dan menyusun program pengembangan kurikulum.

2.3.6 Bersama Wakil Kepala Sekolah urusan kesiswaan melaksanakan

kegiatan Penerimaan Siswa Baru (PSB).

3. Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam menyelenggarakan

kegiatan Bidang Kesiswaan.

Wewenang

Menyelenggarakan Penerimaan Siswa Baru (PSB)

Penanganan ketertiban siswa

Menyelenggarakan Bimbingan dan Penyuluhan (BP)/ Bimbingan

Karier (BK)

Page 64: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

50

Tugas

Menyusun program kegiatan kesiswaan dan mengkoordinasikan

pelaksanaannya.

Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan siswa.

Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan kesiswaan.

Merencanakan dan melaksanakan pendaftaran dan penerimaan siswa baru.

Menegakkan disiplin tata tertib siswa.

Mengkoordinasi program Bimbingan dan Penyuluhan (BP)/ Bimbingan Karier

(BK).

Pembinaan/ Pengembangan kepribadian siswa.

Pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Ekstrakulikuler.

Mengelola administrasi kegiatan siswa.

Memperhatikan, memelihara, menjaga suasana sekolah (keamanan, ketertiban,

kerapian, kesehatan, kekeluargaan, dan kenyamanan siswa).

Menerencanakan, membuat dan merevisi buku pengenal dan tata tertib siswa.

4. Wakil Kepala Sekolah Sumber Daya Manusia

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam hal pengelolaan sumber

daya sekolah.

Wewenang

Merencanakan pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya sekolah.

Tugas

Menyusun program pemberdayaan sarana prasarana.

Page 65: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

51

Menyusun program pemberdayaan dan pengembangan ketenagaan.

Mengarahkan urusan ketenagaan agar berfungsi sebagaimana

mestinya.

Secara rutin menyampaikan hasil kerja kepada Kepala Sekolah

Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengembangan

ketenagaan.

Menetapkan kompetensi personil (guru) sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

Pendampingan seluruh guru sekolah.

Mengusulkan jumlah guru sesuai dengan prinsip kecukupan dan

kesesuaian kebutuhannya.

Mengusulkan pengembangan kemampuan guru.

5. Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terwujudnya kerjasama

dengan Dunia Usaha/ Industri (DUDI) dan stakeholders.

Wewenang

Mengendalikan kegiatan promosi, informasi, komunikasi dan kerjasama

dengan dunia usaha/ dunia industri (DUDI) serta stakeholders.

Tugas

Menyusun program kerjasama dengan dunia usaha/ industri dan

stakeholders.

Page 66: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

52

Menjalin kerjasama dengan dunia usaha/ industri (DUDI) dan

stakeholders.

Mempromosikan potensi sekolah.

Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan program yang

berkaitan dengan berhubungan masyarakat.

Mengelola input-input dari stakeholders.

Bersama Wakil Kepala Sekolah kurikulum melaksanakan

sinkronisasi dan menetapkan validasi kurikulum.

Melaksanakan program praktek kerja industri.

Mengelola program pemasaran dan penelusuran tamatan.

6. Ketua Program keahlian (KP)/ Ketua Guru Normatif Adaptif (KGNA)

Ketua Program keahlian (KP) merupakan salah seorang guru mata

pelajaran produktif yang menjadi kepala suatu program keahlian di SMK

Negeri 2 Surakarta. Sama halnya dengan KP, Ketua guru normatif adaptif

adalah kepala dewan pengajar (guru) untuk mata pelajaran umum (normatif

adaptif). Adapun tanggung jawab, wewenang dan tugasnya adalah sebagai

berikut:

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atau pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar (KBM) praktek dan pengelolaan bengkel.

Wewenang

Merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan kegiatan belajar

mengajar (KBM) praktek di Program Keahlian masing-masing.

Page 67: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

53

Tugas

Bersama wakil kepala sekolah urusan kurikulum menyusun jadwal

KBM praktek.

Membuat tata tertib bengkel.

Menentukan kebutuhan bahan dan alat KBM praktek.

Melaksanakan pengembangan bengkel.

Mengelola pengadaan barang khususnya bahan praktek di bengkel.

7. Wali Kelas

Wali kelas adalah salah seorang guru yang menjadi pendamping dari

suatu kelas. Adapun tangggung jawab, wewenang dan tugas dari wali kelas

adalah sebagai berikut:

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya

pendampingan dan monitoring kelas.

Wewenang

Melaksanakan kegiatan yang berhubungan pendampingan dan monitoring

kelas.

Tugas

Mewakili kepala sekolah dan orangtua siswa dalam pembinaan

siswa.

Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan.

Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan

ketrampilan siswa.

Page 68: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

54

Evaluasi nilai rapor dankenaikan kelas.

Membantu wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan wakil

kepala sekolah urusan kesiswaan dalam permasalahan yang terkait.

Membuat catatan tentang:

Situasi keluarga dan eknomi.

Ketidakhadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa.

Prestasi akademik masing-masing siswa.

8. Guru

Guru adalah pendidik. Guru mendidik siswa di sekolah dan

memebrikan sebagian ilmunya pada peserta didik. Guru di SMK Negeri 2

Surakarta, memiliki tanggung jawab, wewenang dan tugas sebagai berikut:

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada kepala sekolah beerkenaan dengan kegiatan

kegiatan belajar mengajar (KBM) menurut tingkat yang diajarkan.

Wewenang

Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan tugas mengajar.

Tugas

Program kegiatan belajar mengajar (KBM) meliputi:

Persiapan analisis kurikulum.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM).

Evaluasi.

Analisis.

Perbaikan.

Page 69: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

55

Pembinaan terhadap siswa.

Pengelolaan kelas.

9. Quality Management Representative (QMR)

Quality Management Representative (QMR) adalah sekelompok guru

yang ditunjuk untuk mengurusi sistem manajemen mutu yang ada di SMK

Negeri 2 Surakarta. Adapun tanggung jawab, wewenang dan tugasnya adalah

sebagai berikut:

Tanggung jawab

Memastikan bahwa program yang diperlukan pelaksanaan Sistem Manajemen

Mutu (SMM) ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.

Melaporkan kepada kepala sekolah tentang pelaksanaan Sistem Manajemen

Mutu di sekolah dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya.

Membangkitkan kesadaran di sekolah tentang pentingnya harapan

stakeholders.

Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan

Sistem Manajemen Mutu.

Wewenang

Mengatur, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya harapan

stakeholders, mengendalikan dan mengembangkan sistem dari seluruh

proses yang terjadi sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Mutu serta

Page 70: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

56

kewenangan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar khususnya

mengenai Sistem Manajemen Mutu.

Tugas

Memeriksa kecukupan dokumen Pedoman Mutu pada Sistem Manajemen

Mutu.

Mengesahkan dokumen Standart Operating Procedure (SOP) pada Sistem

Manajemen Mutu.

10. Ketua Tata Usaha (KTU)

Ketua tata usaha adalah salah seorang pegawai (selain guru) yang

menjadi kepala dalam urusan administrasi di sekolah. Adapun tanggung

jawab, wewenang dan tugasnya adalah sebagai berikut:

10.1. Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terselenggaranya

kegiatan ketatausahaan.

10.2. Wewenang

Mengelola seluruh kegiatan yang berhubungan dengan administrasi dan

ketatausahaan.

10.3. Tugas

10.3.1. Melaksanakan kebijaksanaan kepala sekolah dalam hal

administrasi dan ketatausahaan.

Page 71: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

57

10.3.2. Melaksanakan hubungan masyarakat khususnya instansi vertikal

yang terkait.

10.3.3. Melaksanakan administrasi umum/ korespondensi ke dalam dan

ke luar.

10.3.4. Membuat daftar gaji.

10.3.5. Mengelola ketatausahaan sekolah.

10.3.6. Mengelola administrasi kepegawaian dan pensiunan.

10.3.7. Mengelola Buku Induk Siswa dan Buku Induk Pegawai.

10.3.8. Mengelola pengadaan barang.

10.3.9. Mengelola lingkungan sekolah.

11. Komite Sekolah

Komite sekolah SMK Negeri 2 Surakarta adalah lembaga mandiri

yang beranggotakan orangtua/ wali peserta didik, komunitas sekolah serta

tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Adapun tanggung jawab,

wewenang dan tugasnya adalah sebagai berikut:

11.1. Tugas

11.1.1. Menyusun rencana program kerja Komite Sekolah.

11.1.2. Melaksanakan semua keputusan hail musyawarah rapat anggota

Komite Sekolah.

11.1.3. Mengundang kepala sekolah dalam rapat-rapat Komite Sekolah.

11.1.4. Pengurus komite sekolah melaksanakan rapat kerja pengurus

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.

Page 72: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

58

11.1.5. Pengurus komite sekolah melaksanakan rapat luar biasa bila

dipandang peerlu.

11.1.6. Mengkomunikasikan hasil rapat komite sekolah kepada kepala

sekolah.

11.1.7. Menghadiri rapat dinas sekolah atas undangan kepala sekolah.

11.1.8. Menerima klarifikasi persoalan yang dihadapi sekolah.

11.1.9.Mengadakan pertanggungjawaban keuangan yang dititipkan dari

masyarakat kepada sekolah.

11.1.10.Mengevaluasi program kerja komite sekolah.

11.2. Kewajiban

Komite sekolah juga berkewajiban untuk melaksanakan:

11.2.1. Penggalian sumber daya sekolah

11.2.2. Pengelolaan sumber dana sekolah.

11.2.3. Pengendalian kualitas pelayanan pendidikan.

11.2.4. Jaringan kerjasama dan sistem informasi dengan lembaga/

instansi terkait.

11.2.5. Pengelolaan sarana prasarana.

11.2.6. Partisipasi bidang usaha dalam peningkatan kinerjanya.

F. Keadaan Pegawai

1. Keadaan guru

Page 73: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

59

Jumlah guru SMK Negeri 2 Surakarta pada tahun 2008/2009 sebanyak 167

orang. Adapun jumlah guru tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2.

Tabel 2.1 Guru SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Status Tahun Pelajaran 2008/2009

Jenis Kelamin Jumlah

No. Uraian L P Jumlah %

1. Guru Tetap 103 45 148 86,55 % 2. Guru Tidak Tetap 12 11 23 13,45 % Jumlah 115 56 171 100 %

Sumber: SMK Negeri2 Surakarta

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa jumlah guru tetap di SMK

Negeri 2 Surakarta adalah 148 orang atau mencapai 86,55 %, lebih banyak

daripada jumlah guru tidak tetap yang hanya 13,45 % (23 orang). Guru tetap

adalah guru yang sudah menjadi PNS, sedangkan guru tidak tetap adalah guru

yang belum diangkat menjadi PNS. Jumlah guru tetap adalah 148 orang yang

terdiri dari 103 laki-laki dan 45 guru perempuan. Sedangkan jumlah guru tidak

tetap 23 orang masing-masing 12 guru laki-laki dan 11 guru perempuan.

Sedangkan jumlah guru berdasarkan jejang pendidikan dapat dilihat pada tabel

2.2.

Tabel 2.2 Guru SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Pendidikan Tahun Pelajaran 2008/2009

Page 74: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

60

No. Jenjang Pendidikan Jumlah Prosentase 1. S2 9 5,26 % 2. S1 152 88,89 % 3. D3 10 5,85 %

Jumlah 171 100 % Sumber : SMK Negeri 2 Surakarta

Dari tabel 2.2 dapat diketahui bahwa mayoritas guru di SMK Negeri 2

Surakarta adalah mempunyai jenjang pendidikan S1 yaitu sekitar 88.89% dari

jumlah seluruh guru yang ada. Sedangkan guru dengan pendidikan S2 dan D3

masing-masing ada 9 orang (5,26 %) dan 10 orang (5,85 %). Ini menunjukkan

bahwa latar belakang pendidikan guru di SMK Negeri 2 Surakarta sudah dapat

dibilang cukup kompeten.

2. Keadaan karyawan

Jumlah karyawan SMK Negeri 2 Surakarta adalah 43 orang. Adapun

jumlah karyawan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4.

Tabel 2.3 Karyawan SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Status Tahun Pelajaran 2008/2009

Jenis Kelamin

No. Status L P

Jumlah

1. Karyawan tetap 3 4 7 2. Karyawan tidak tetap 30 6 36 Jumlah 33 10 43 Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Dari tabel 2.3 dapat diketahui bahwa jumlah karyawan tetap di SMK

Negeri 2 Surakarta hanya 7 orang yaitu 3 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Karyawan tetap adalah karyawan yang sudah diangkat menjadi PNS). Sedangkan

karyawan tidak tetapnya (belum diangkat menjadi PNS) ada 36 orang atau sekitar.

Page 75: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

61

mencapai yang terdiri dari 30 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Sedangkan

jumlah karyawan berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Karyawan SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Pendidikan Tahun Pelajaran 2008/2009

No. Pendidikan Jumlah Prosentase 1. S2 1 2,32 % 2. S1 5 11,63 % 3. Lainnya (D3,SMA/sederajat,SMP) 37 86,05 % Jumlah 43 100 % Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Dari tabel 2.4 dapat dilihat pegawai di SMK Negeri 2 Surakarta yang

berpendidikan S2 hanya 1 orang (2,32 %), S1 ada 5 orang (11,63 %) dan yang

berpendidikan D3,SMA/sejerajat,SMP ada 37 orang atau sekitar 86,05 %.

G. Jumlah Siswa dan Penyebarannya

Berdasarkan data rekap dari SMK Negeri 2 Surakarta yang dilakukan

sampai bulan Mei 2009, maka jumlah siswa di sekolah tersebut dapat dilihat pada

tebel 2.5 dan 2.6.

Tabel 2.5

Jumlah Siswa Dan Jumlah Kelas Di SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Pelajaran 2008/2009

Jumlah Siswa No

. Tingkatan Kelas

Jumlah Kelas L P Jumlah

1. Kelas X (sepuluh) 19 586 48 634 2. Kelas XI (sebelas) 19 543 50 593 3. Kelas XII (dua belas) 15 476 27 503

Dari tabel 2.5 dapat diketahui bahwa jumlah siswa SMK Negeri 2

Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 1730 orang. Jumlah tersebut

Jumlah 53 1605 125 1730

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Page 76: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

62

terbagi dalam 53 kelas. Untuk SMK Negeri 2 Surakarta, sesuai dengan Kurikulum

2004, sebutan kelas dimulai dari kelas X (sepuluh), dan dilanjutkan dengan kelas

XI (sebelas), dan XII (dua belas) menggantikan tahun-tahun sebelumnya yang

lazim disebut dengan kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Jumlah siswa kelas X ada 634

orang dengan jumlah siswa laki-laki 586 orang dan siswa perempuan 48 orang,

kelas XI ada 593 orang yaitu 543 siswa laki-laki dan 50 siswa perempuan.

Sedangkan siswa kelas XII ada 503 orang yang terdiri dari 476 siswa laki-laki dan

27 siswa perempuan. Jumlah siswa dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan. Jumlah siswa laki-laki di tiap tingkatan kelas lebih banyak daripada

siswa perempuan. Adapun jumlah siswa berdasarkan program keahlian dapat

dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Jumlah Siswa dan Jumlah Kelas

Di SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Program Keahlian

Tahun Pelajaran 2008/2009

Jumlah Kelas Jumlah Siswa No.

Program Keahlian X (se-puluh)

XI (se-belas)

XII (dua belas)

L P Jumlah

Keseluruhan 1. Teknik Gambar

Bangunan (TGB) 1 1 1 92 5 97

2. Teknik Konstruksi Bangunan (TKB)

1 1 1 88 - 88

3. Teknik Perkayuan (TP)

1 1 1 75 - 75

4. Teknik Listrik Pemakaian (TLP)

1 1 1 96 3 99

5. Teknik Audio Visual (TAV)

4 4 3 351 21 372

6. Teknik Pemesin (TPM)

4 4 3 360 1 361

7. Teknik Mekanik Otomotif (TMO)

4 4 3 365 1 366

8. Teknik Komputer 3 3 2 178 94 272

Page 77: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

63

Jaringan (TKJ) Jumlah 19 19 15 1605 125 1730

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Dari tabel 2.6 dapat dilihat bahwa jumlah kelas pada teknik audio, teknik

pemesinan dan teknik mekanik otomotif ada 4 kelas dengan jumlah siswa masing-

masing 372 orang, 361 orang dan 366 orang. Jumlah kelas dan siswa pada

program keahlian ini lebih banyak dibanding jumlah kelas dan siswa di program

keahlian lain dikarenakan program keahlian ini merupakan program keahlian yang

diunggulkan di SMK Negeri 2 Surakarta. Adapun jumlah kelas pada teknik

gambar bangunan, teknik konstruksi bangunan, teknik perkayuan dan teknik

listrik pemakaian masing-masing ada 1 kelas. Sedangkan jumlah siswa pada

teknik komputer dan jaringan ada 3 kelas dengan 272 siswa. Siswa yang diterima

di SMK Negeri 2 Surakarta langsung masuk pada program keahlian yang dipilih

oleh siswa. Maksud dari penggolongan program keahlian ini adalah agar siswa

lebih mampu mengembangkan kompetensinya lebih dini sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

H. Kegiatan Siswa

Siswa atau pelajar adalah warga negara yang terdidik, oleh sebab itu,

siswa seharusnya merupakan warga negara yang baik, loyal, tertib, dan pantas

dicontoh. Kehidupan pelajar merupakan masa yang paling baik dalam membentuk

fisik, mental, dan karakter untuk menjadi manusia pembangunan yang ber-

Pancasila. Berhubung dengan hal tersebut, maka SMK Negeri 2 Surakarta

Page 78: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

64

memfasilitasi para siswanya untuk mengikuti kegiatan intra sekolah dan

ekstrakulikuler.

Kegiatan intra sekolah merupakan kegiatan utama yang secara langsung

berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolahan. Kegiatannya meliputi

Organisasi Intra Sekolah (OSIS) yang wajib diikuti tiap siswa. Sedangkan

kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan yang tidak secara langsung

berkaitan dengan proses belajar mengajar, meliputi:

1. Keolahragaan: semua kegiatan untuk peningkatan kesehatan dan kesegaran

jasmani.

2. Kesenian/ Kebudayaan: karawitan, musik dance, teater.

3. Bakti masyarakat: Palang Merah Remaja (PMR).

4. Rekreasi dan pembinaan generasi muda: Perkemahan, pecinta alam, pramuka.

5. Kegiatan Publikasi: kliping, majalah dinding, berita kegiatan.

6. Kegiatan Ilmiah: Karya Ilmiah Remaja (KIR), diskusi kelompok, study tour.

7. Ketrampilan: semua aspek yang mencakup ketrampilan siswa.

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang merupakan organisasi yang

wajib diikuti oleh tiap siswa dan mempunyai struktur organisasi seperti berikut:

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Gambar 2.2 Struktur Osis

SMK Negeri 2 Surakarta 2008/2009

Page 79: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

65

BAB III

Page 80: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

66

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu tamatan yang meliputi

kemampuan kerja dan sikap professional dengan kebutuhan lapangan kerja,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menempuh kebijakan untuk

menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan model

Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Program ini terdiri dari dua sistem yaitu

kegiatan belajar mengajar di sekolah dan praktek kerja di industri yang disebut

dengan praktek kerja industri (prakerin). Prakerin adalah kegiatan magang di

dunia usaha/industri dalam waktu tertentu untuk mengenal lebih dini dunia kerja

sebelum mereka menamatkan pendidikan di SMK.

Penelitian ini mencakup satuan pengamatan pelaksanaan praktek kerja

industri di SMK Negeri 2 Surakarta. Sedangkan analisis penelitian berdasarkan

hasil wawancara mendalam, observasi langsung, dokumen-dokumen dan laporan-

laporan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti. Pada bab ini,

data-data yang telah diperoleh akan disusun, disajikan dan dianalisis secara

sistematis sesuai dengan perumusan masalah yang ada. Susunan analisis data akan

nampak sebagai berikut:

A. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 2 Surakarta

Secara lebih jelas pembahasan tentang pelaksanaan praktik kerja industri

di SMK Negeri 2 Surakarta dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

1. Persiapan praktek kerja industri

Page 81: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

67

Persiapan praktek kerja industri merupakan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan sebelum praktik kerja industri dimulai. Tujuannya adalah untuk

menyiapkan segala kebutuhan praktek kerja industri yang akan diselenggarakan

oleh Sekolah Menengah Negeri 2 Surakarta di dunia usaha/ industri sebagai

institusi pasangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat persiapan tersebut

antara lain:

1.1 Penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri

Penentuan waktu pelaksanaan prakerin ini harus tepat agar tidak

mengganggu proses belajar mengajar yang telah ditentukan oleh bagian

kurikulum. Waktu pelaksanaan prakerin adalah jangka waktu siswa sebagai

peserta prakerin dari awal pelaksanaan di dunia usaha/ industri sebagai institusi

pasangan sampai penarikan oleh pihak sekolah. Dalam penentuan waktu

pelaksanaan prakerin ini, Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat SMK

Negeri 2 Surakarta melakukan koordinasi dengan bagian kurikulum dalam

penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri. Hal ini diungkapkan oleh

Wakil Kepala Selokah hubungan masyarakat SMK Negeri 2 Surakarta sebagai

berikut:

“Waktu pelaksanaan prakerin sudah ditentukan oleh WKS 4 SMK Negeri 2 Surakarta yang berkoordinasi dengan bagian kurikulum. Keduanya berkoordinasi dalam penentuan waktu prakerin agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang telah ditetapkan sebelumnya.” (Wawancara dengan Drs. Sarmanto, 07-07-09).

Praktek kerja industri Teknik Mekanik Otomotif di SMK Negeri 2

Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ini dilaksanakan dalam 2 periode yaitu :

1. Periode ke 1 : 1 Juli s.d. 30 Agustus 2009

Page 82: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

68

2. Periode ke 2: 1 September s.d. 31 Oktober 2009

Pelaksanaan prakerin dalam program keahlian Teknik Mekanik Otomotif

dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok pertama melakukan prakerin pada

periode ke 1 dan kelompok kedua melakukan prakerin pada periode ke 2.

Kegiatan prakerin ini dilaksanakan pada awal semester satu kelas XII (duabelas)

selama waktu kerja 2 bulan atau lebih di dunia usaha/industri yang menjadi

institusi pasangan. Lamanya prakerin ini tergantung pada kesepakatan antara

pihak sekolah dengan institusi pasangan serta lokasi tempat prakerin.

Sebagaimana dijelaskan oleh Wakil Kepala Selokah hubungan masyarakat SMK

Negeri 2 Surakarta sebagai berikut:

“Untuk siswa yang melakukan prakerin pada perusahaan yang ada di Kota Surakarta, waktunya sekitar 2-3 bulan sedangkan siswa yang melakukan prakerin di luar Kota Surakarta bisa sampai 4 bulan”.(Wawancara dengan Drs. Sarmanto, 07-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu siswa SMK Negeri 2

Surakarta sebagai berikut:

“Pelaksanaan prakerin sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Pelaksanaan prakerin dibagi dalam dua periode yaitu periode ke 1 pada bulan Juli-Agustus dan periode ke 2 pada bulan September-Oktober. Tetapi untuk siswa yang melakukan prakerin di Luar Kota Solo, waktunya lebih lama mbak yaitu sekitar 4 bulan”.(Wawancara dengan Linggar Endra, 14-07-09).

Hal ini dibenarkan oleh siswa jurusan Teknik Mekanik Otomotif yang lain

yaitu Luthfi Al Hakim sebagai berikut:

“Saya mengikuti prakerin pada tahap 1 yaitu bulan Juli-Agustus, dan hanya 2 bulan saja mbak. Tetapi teman saya dari jurusan lain ada yang mengikuti prakerin sampai 4 bulan.” (Wawancara, 14-07-09).

Page 83: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

69

Dari beberapa hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat

disimpulkan bahwa lamanya prakerin ditentukan oleh lokasi tempat prakerin dan

kesepakatan antara pihak sekolah dengan pihak institusi pasangan.

Dunia usaha/ industri sebagai tempat pelaksanaan prakerin menjadi

komponen yang penting dalam pelaksanaan prakerin, sehingga dalam penentuan

waktu pelaksanaan prakerin juga perlu mempertimbangan kesanggupan pihak

dunia usaha/ industri. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Sarmanto, wakil kepala sekolah hubungan masyarakat sebagai berikut:

“Prakerin dapat dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran kompetensi yang direncanakan akan diberikan di dunia kerja. Di samping itu perlu juga mengadakan komunikasi dengan dunia kerja, dengan tujuan untuk memastikan kesiapan dunia kerja dan pembimbing, menerima peserta prakerin sesuai kompetensi yang diharapkan.”(wawancara,07-07-09)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari Agung, S.Pd, guru

pembimbing prakerin sebagai berikut:

“Rancangan prakerin sebagai bagian pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan dunia usaha/industri sebagai institusi pasangan dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi siswa. Hal ini diperlukan agar dalam pelaksanaan dan penempatan peserta didik untuk prakerin tepat sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan dipelajari.” (Wawancara, 06-07-09).

Hampir semua dunia usaha/ industri yang bekerjasama dengan pihak SMK

Negeri 2 Surakarta menyetujui jadwal waktu pelaksanaan prakerin. Adapun dunia

usaha/ industri yang menolak penentuan waktu pelaksanaan prakerin mempunyai

alasan bahwa kondisi kesibukan aktivitas pekerjaan yang tidak mendukung

sehingga pihak dunia usaha/ industri kuatir tidak bisa melaksanakan tugas sebagai

institusi pasangan dengan maksimal. Berdasarkan ketidaksesuaian penentuan

Page 84: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

70

waktu pelaksanaan praktek kerja industri antara pihak sekolah dengan pihak dunia

usaha/ industri, maka pihak sekolah mencari dunia usaha/ industri lain sebagai

institusi pasangan, hal ini nampak dari pernyataan Guru Pembimbing prakerin

sebagai berikut:

“Dalam penentuan waktu pelaksanaan prakerin, apabila terjadi ketidaksesuaian waktu yang mengakibatkan penolakan oleh institusi pasangan, maka siswa bisa mencari dunia usaha/ institusi lain sebagai institusi pasangan dalam prakerin”. (Wawancara dengan Hari Agung, S.Pd, 06-07-09)

Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dalam

penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri, selain adanya koordinasi

antara tim Pokja SMK Negeri 2 Surakarta dengan bagian kurikulum, penentuan

waktu pelaksanaan prakerin juga harus memperhatikan kesanggupan dari pihak

dunia usaha/ industri yang akan menjadi institusi pasangan. Pemilihan waktu ini

harus tepat agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.

1.2 Pemetaan dunia usaha/ industri sebagai tempat praktek kerja

industri

Pemetaan dunia usaha/industri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh kejelasan tentang dunia usaha/industri yang akan menjadi tempat

praktek kerja industri. Dunia usaha/ industri merupakan komponen terpenting

karena posisinya sebagai institusi pasangan atau partner kerjasama dalam

pelaksanaan praktek kerja industri. Pemetaan dunia usaha/industri sangat penting

dilakukan sebelum program prakerin dirancang. Hal ini dimaksudkan agar dunia

usaha/industri yang dijadikan institusi pasangan benar-benar sesuai dengan

Page 85: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

71

program keahlian yang sedang ditekuni oleh peserta didik sehingga tujuan

prakerin tercapai dengan baik.

Pelaksanaan praktek kerja industri hanya mungkin dapat dilaksanakan

apabila ada kesediaan dan kemauan industri/perusahaan untuk menjadi pasangan

SMK, karena itu dituntut kemauan dan kemampuan SMK untuk berinisiatif

mendekati serta mendapatkan industri/perusahaan untuk menjdi pasangannya.

Pelaksanaan prakerin sudah menjadi jadwal rutin dari sekolah sehingga dunia

usaha/ industri yang menjadi institusi pasangan sebagian besar sama dengan

tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah

hubungan masyarakat SMK Negeri 2 Surakarta yaitu Bapak Sarmanto berikut ini:

“Berlangsungnya prakerin sudah menjadi kegiatan rutin dari sekolah sehingga pemetaan tempat prakerin baik yang ada di karesidenan Surakarta maupun yang ada di luar kota Surakarta dilakukan melalui proses prakerin yang sudah berlangsung pada tahun sebelumnya. Pemetaan dunia usaha/industri dilakukan melalui pengisian angket observasi pembimbingan yang dilakukan guru pembimbing di waktu pembimbingan di dunia usaha/ industri.”(Wawancara, 07-07-09).

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pemetaan dunia/ industri

dilakukan melalui pengisian angket observasi pembimbingan yang dilakukan oleh

guru pembimbing selama pembimbingan di dunia usaha/ industri karena prakerin

merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap tahun. Dalam rangka melaksanakan

prakerin untuk program keahlian Teknik Mekanik Otomotif, SMK Negeri 2

Surakarta telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan/ industri baik

yang ada di karesidenan Surakarta maupun yang ada di luar kota. Untuk lebih

jelasnya, berikut disajikan tabel 3.1 mengenai nama-nama dunia usaha/industri

Page 86: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

72

yang menjadi institusi pasangan dalam prakerin program keahlian Teknik

Mekanik Otomotif.

Tabel 3.1 Nama dan Alamat Dunia Usaha/ Industri

Untuk Rogram Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010

NO. Lokasi Nama-nama Dunia usaha/ industri

1. Karesidenan Surakarta

1. Bengkel RPM Jl. Slamet Riyadi No. 108 Kartasura, Sukoharjo.

2. Bengkel Fajar Motor Jl. Pandanaran No. 266 Boyolali.

3. Bengkel Hero Auto Service Jl. Cokroaminoto No. 2 Surakarta.

4. Bengkel Exast Jl. Batik Keris No. 54 Cemani Surakarta.

5. Bengkel Nitro Speed Jl. Dr. Rajiman No. 452 Laweyan Ska.

6. Bengkel Sun Motor Jl. Ahmad Yani Km. 5 Pabelan Sukoharjo.

7. Bengkel Setia Prima Jl. Adi Sucipto No. 200 Surakarta.

8. Bengkel Mega Merapi Jl. Solo-Yogya Km. 11 Kartasura.

9. Bengkel Monte Carlo/ Otoclinic Jl. Soepomo No. 6A Surakarta.

10. Bengkel Otoclinik Jl. Raya Solo Tw Mangu Km. 7 Palur Kra.

11. Bengkel Anugerah Kasih Jl. Tangkuban Perahu No. 23a Surakarta.

12. Star Prima Jl. Suryo No. 147 Jagalan Surakarta.

13. PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu-Surakarta Jl. Raya Solo Permai Solo Baru Sukoharjo.

14. Honda Solo Baru Jl. Raya Solo Baru Sukoharjo.

15. Toyota Nascomo Solo Baru Jl. Raya Solo Permai Solo Baru.

16. Bengkel Purnomo Jl. Sumbing Tengah No. 1 Mojosongo, Surakarta

Page 87: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

73

17. Bengkel Joko Respon Jl. Kumbang Moro RT.03/03 Danusuman Ska.

18. Bengkel Fajar Motor Jl. Pandanaran No. 266 Boyolali.

19. Bengkel Otomotif Tomo Jl. Kapten P. Tendean No. 2 Nusukan Surakarta.

20. Bengkel YN Jl. Kapten Muladi No. 335B Surakarta.

21. Bengkel Sahabat Jl. Slamet Riyadi No. 442 Makamhaji, Kartasura, Surakarta.

22. MAN Motor Madungan Jongke Karanganyar.

23. Bengkel Yanto Jl. Slamet Riyadi No. 421 Makamhaji, Kartasura, Surakarta.

24. Bengkel Isuzu Astra DSO Jl. Adi Sucipto Surakarta.

25. Bengkel Bintang Motor Mobilindo Jl. Slamet Riyadi No. 181 Surakarta

26. Bengkel Mobil Harjuna Jl. Yosodipuro No. 34 Solo.

27. Bengkel Hero Auto Service Jl. Cokroaminoto No. 2 Surakarta.

28. Bengkel Bapak Warono Kajen RT.25/VII Celep, Kedawung Sragen.

29. Bengkel Azhari Sangkrah Surakarta.

30. Bengkel Era 2000 Jl. Raya Palur Tawangmangu Km. 6,9.

31. PT. Solo Indonesia Utama Jl. Ahmad Yani Km. 8 Pabelan Kartasura Surakarta.

32. Bengkel Iwan Jl. Papangan Dukuh Makamhaji

2. Luar Kota 1. PT. Surya Putra Sarana Jl. Jend. Sudrman No. 776 Bandung.

2. PT. New Ratna Motor Jl. Raya Kaligawe Km. 5 Semarang.

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Dari beberapa dunia usaha/ industri tersebut, ada beberapa dunia usaha/

industri yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya tetapi ada juga dunia usaha

Page 88: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

74

industri yang baru. Perubahan dunia usaha/ industri tersebut dikarenakan

ketidaksesuaian dengan kompetensi siswa. Dalam pemilihan dunia usaha/ industri

sebagai tempat berlangsungnya prakerin adalah melalui 2 cara yaitu pertama,

dunia usaha/ industri dipilihkan oleh pihak sekolah dan yang kedua adalah siswa

mencari sendiri dunia usaha/ industri yang akan mereka jadikan sebagai tempat

prakerin. Pada cara yang kedua ini, apabila setelah dilakukan survei oleh guru

pembimbing ternyata dunia usaha/ industri yang dipilih siswa tidak sesuai dengan

kompetensi siswa maka siswa disarankan untuk pindah ke dunia usaha/ industri

lain atau mereka akan dicarikan dunia usaha/ industri oleh pihak sekolah. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bapak Hari Agung sebagai berikut:

“Dalam pemilihan dunia usaha/ industri sebagai tempat prakerin, ada yang dicarikan oleh pihak sekolah dan ada juga siswa yang mencari sendiri yang penting dunia usaha/ industri yang dipilih sesuai dengan kompetensi siswa.”(Wawancara, 06-07-09). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dunia usaha/

industri yang menjadi tempat praktek kerja industri tidak seluruhnya dipilihkan

oleh pihak sekolah. Siswa diberikan kebebasan untuk mencari dunia usaha/

industri sendiri tetapi dalam pemilihan dunia usaha/ industri tersebut harus sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki siswa sehingga diharapkan siswa bisa

memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan program keahlian yang dimiliki.

Pihak SMK Negeri 2 Surakarta mempunyai beberapa kriteria dalam

pemilihan dunia usaha/ industri sebagai institusi pasangan. Kriteria pemilihan

dunia usaha/ industri sebagai institusi pasangan antara lain kesesuaian pekerjaan

di dunia usaha/ industri dengan kompetensi yang ada di sekolah. Oleh karena itu,

dunia usaha/ industri harus bersedia menempatkan siswa pada bagian pekerjaan

Page 89: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

75

yang sesuai dengan program keahlian siswa peserta prakerin. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Hari Agung sebagai berikut:

“Dalam pemilihan dunia usaha/ industri sebagai institusi pasangan, kriteria yang paling utama yang harus ada adalah pekerjaan yang ada di dunia usaha/ industri harus sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolah. Sehingga diperlukan adanya komunikasi antara sekolah dan institusi pasangan dalam pemetaan jenis pekerjaan di industri/ perusahaan yaitu mengidentifikasi jenis-jenis ketrampilan kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di dunia industri/usaha berikut kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut”. (Wawancara, 06-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sarmanto sebagai berikut:

“Kriteria penentuan DUDI itu harus sesuai dengan kompetensi kemampuan siswa yaitu yang sesuai dengan program keahlian siswa sehingga DUDI yang akan dijadikan tempat prakerin harus bersedia memberikan pekerjaan kepada siswa sesuai dengan kompetensi keahliannya. Kami berharap dengan pemilihan dunia usaha/ industri sesuai dengan program keahlian siswa adalah agar siswa peserta prakerin dapat menerapkan teori yang diperoleh di sekolah”. (Wawancara, 07-07-09)

Dari hasil wawancara dengan kedua informan tersebut dapat disimpulkan

bahwa SMK Negeri 2 Surakarta tidak sembarangan dalam memilih dunia

usaha/industri sebagai institusi pasangannya. Salah satu kriteria dalam pemilihan

dunia usaha/industri adalah adanya kesesuaian kompetensi siswa dengan jenis

pekerjaan yang ada di dunia usaha/industri sebagai tempat prakerin. Pihak SMK

Negeri 2 Surakarta harus berusaha memilih dunia usaha/industri yang sesuai

dengan kompetensi tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar jenis pekerjaan yang

akan dilakukan siswa pada saat pelaksanaan praktek kerja industri adalah

pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya sehingga ilmu dan pengetahuan di

bidang keahlian siswa bisa semakin bertambah.

Page 90: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

76

Dalam hal ini, Bapak Sarmanto menambahkan bahwa kriteria kedua dalam

pemilihan dunia usaha/ industri adalah sebagai berikut:

“Kesediaan dunia usaha/ industri untuk mengkomunikasikan hak dan kewajiban siswa peserta prakerin juga harus diperhatikan. Hak dari siswa peserta prakerin antara lain memperoleh bimbingan dari instruktur di dunia usaha/ industri dan memperoleh suasana kerja yang. Sedangkan kewajiban dari siswa peserta prakerin adalah menaati peraturan yang ada di dunia usaha/ industri tentang jam kerja, sikap maupun kesopanan dalam berpakaian.” (Wawancara, 07-07-09).

Dan kriteria yang ketiga adalah penyediaan sarana dan prasarana yang

memadai untuk prakerin. Penyelenggaraan praktek kerja industri sangat ditunjang

keberhasilannya dengan tersedianya sarana dan prasarana pelatihan yang

memadai, dalam arti cukup dalam jumlah dan lengkap jenisnya. Terlebih lagi

dalam praktek kerja industri, siswa melakukan praktek setiap hari sehingga dalam

hal ini sarana prasarana juga turut mendukung kelancaran proses praktek kerja

industri. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sarmanto sebagai berikut:

“Kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di DUDI adalah penting. Tetapi masih ada beberapa DUDI yang belum memadai sarana dan prasarananya”(Wawancara, 07-07-09).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan

dunia usaha/ industri juga harus memperhatikan sarana prasarana yang ada karena

pihak sekolah mengharapkan peserta prakerin mempunyai pengetahuan dan

penambahan ketrampilan dalam pengenalan dan penguasaan teknologi yang

berlaku di dunia kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai

pemilihan dunia usaha/industri sebagai institusi pasangan, dapat disimpulkan

Page 91: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

77

bahwa pihak sekolah mempunyai beberapa kriteria dalam pemetaan dunia usaha/

industri sebagai institusi pasangan. Dunia usaha/ industri merupakan tempat

pendidikan dan pelatihan kerja dalam menerapkan teori yang telah diperoleh

siswa di sekolah. Oleh karena itu, dalam pemilihan dunia usaha/ industri sebagai

institusi pasangan, pihak SMK Negeri 2 Surakarta mempunyai beberapa kriteria

yang harus ada di dunia usaha/ industri, antara lain:

1. Kesesuaian bidang usaha yang ada di dunia usaha/ industri dengan program

keahlian siswa peserta prakerin.

2. Kesediaan dunia usaha/ industri untuk mengkomunikasikan hak dan

kewajiban peserta prakerin selama pelaksanaan prakerin.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai alat pelatihan kerja.

1.3 Pemetaan siswa

Pemetaan siswa merupakan penentuan penempatan siswa di dunia usaha/

industri sesuai dengan program keahlian yang dimiliki siswa. Adapun yang

bertanggung jawab terhadap pemetaan siswa adalah Kelompok Kerja (POKJA)

prakerin, Ketua program keahlian, Kepala sekolah melalui Wakil Kepala Sekolah

hubungan masyarakat. Hal ini dungkapkan oleh Bapak Sarmanto sebagai berikut:

“Dalam pemetaan siswa ini pembimbing sekolah melakukan koordinasi dengan POKJA prakerin di program keahlian dilanjutkan bersama-sama koordinasi di lini ketua program keahlian bersama dengan WKS 4 dengan kepala POKJA prakerin”.(Wawancara, 07-07-09).

Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Hari Agung, S.Pd., Guru Pembimbing

prakerin sebagai berikut:

“Pemetaan siswa dilakukan apabila siswa telah mendapatkan jawaban dari dunia usaha/ industri, kemudian pihak sekolah membuatkan surat

Page 92: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

78

permohonan, baru siswa dipetakan. Pemetaaan siswa ini dilakukan oleh POKJA prakerin.” (Wawancara, 06-07-09).

Dalam pemetaan siswa tersebut juga dilakukan seleksi terhadap siswa

seleksi tersebut berkaitan dengan pretasi siswa di sekolah. Hal ini dilakukan

karena ada beberapa dunia usaha/ industri yang menuntut diadakannya seleksi

untuk menjaring siswa peserta prakerin. Berikut penjelasan Bapak Sarmanto

selaku Wakil Kepala Sekolah hubungan masyarakat sebagai berikut:

“Adapun kriteria dalam pemetaan siswa di DUDI adalah berkaitan dengan prestasi siswa sebagai tuntutannya. Selain itu, dalam pemetaan siswa juga berdasarkan pada daya tampung yang ada di dunia usaha/ industri.” (Wawancara, 07-07-09).

Hal tersebut diperjelas lagi dengan pernyataan dari Bapak Hari Agung

sebagai berikut:

“Kriteria khusus dalam pemetaan siswa adalah tentang prestasi siswa dei sekolah, yaitu mereka yang memperoleh peringkat 1-3. Selain itu juga berdasarkan daya tampung di DUDI.”(Wawancara, 06-07-09).

Dari kedua pendapat mengenai seleksi siswa peserta prakerin, dapat

diambil kesimpulan bahwa dalam pemetaan siswa calon peserta prakerin tidak ada

seleksi khusus kecuali apabila dunia usaha/ industri yang menuntut dilakukannya

seleksi. Dalam pemetaan siswa berdasarkan pada daya tampung yang ada di dunia

usaha/ industri sehingga siswa dalam satu program keahlian tidak ditempatkan

dalam institusi yang sama, mereka dibagi dalam beberapa kelompok tergantung

pada daya tampung yang disediakaan oleh dunia usaha/ industri. Seperti yang

diungkapkan oleh Luthfi Al Hakim, peserta prakerin sebagai berikut:

Page 93: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

79

“Pelaksanaan prakerin di program Teknik Mekanik Otomotif ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Tergantung pada dunia usaha/ industri yang membutuhkan.”(wawancara, 14-07-09).

Hal ini dibenarkan oleh peserta prakerin lain yaitu Wicaksono sebagai

berikut:

“Kami dalam satu program keahlian itu tidak ditempatkan dalam satu industri yang sama. Saya prakerin di Bengkel Exast Jl. Batik Keris No.5 Cemani dengan 3 orang teman saya.”(wawancara, 14-07-09).

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Agung Tri Wibowo sebagai berikut:

“Dalam jurusan teknik mekanik otomotif, siswa tidak ditempatkan dalam dunia usaha/ industri yang sama. Di bengkel Nitro ini, siswa teknik mekanik otomotif dari SMK Negeri 2 Surakarta yang melakukan prakerin ada 4 orang.”(Wawancara, 14-07-09).

Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan tabel 3.3 mengenai pemetaan

siswa peserta praktek kerja industri (prakerin) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pemetaan Siswa Praktek Kerja Industri (Prakerin) Periode 1

Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun Pelajaran 2009/2010

NO.

Nama dan Alamat DUDI Nama Siswa

1. Bengkel RPM Jl. Slamet Riyadi No. 108 Kartasura, Sukoharjo.

1. Andi Hariyanto

2. Bengkel Fajar Motor Jl. Pandanaran No. 266 Boyolali.

1. Danang Kurniawan

3. Bengkel Hero Auto Service Jl. Cokroaminoto No. 2 Surakarta.

1. Triyono 2. Adimas Kusumo

4. Bengkel Exast Jl. Batik Keris No. 54 Cemani Surakarta.

1. Wicaksono GP 2. Luthfi Al Hakim 3. Arwi Siswinanto 4. Fian Metal AP

Page 94: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

80

5. Bengkel Nitro Speed Dr. Rajiman No. 452 Laweyan Ska.

1. Agung Tri W 2. Linggar Endra R. 3. Linggar Singgih A. 4. Muhammad Iqbal

6. Bengkel Sun Motor Jl. Ahmad Yani Km. 5 Pabelan Sukoharjo.

1. Adie Prasetyo 2. Imam Lukmana 3. Johan Sugiyanto

7. Bengkel Setia Prima Jl. Adi Sucipto No. 200 Surakarta.

1. Pebrian Sri S

8. Bengkel Mega Merapi Jl. Solo-Yogya Km. 11 Kartasura.

1. Ari Setyawan 2. Muhammad Bachru

9. Bengkel Monte Carlo/ Otoclinic Jl. Soepomo No. 6A Surakarta.

1. Kusmantoro

10. Bengkel Otoclinik Jl. Raya Solo Tw Mangu Km. 7 Palur Kra.

1. Eko Prasetyo

11. Bengkel Anugerah Kasih Jl. Tangkuban Perahu No. 23a Surakarta.

1. Rohmad Susanto 2. Endri Ngadiyanto 3. Prastianto Wahyu

12. Star Prima Jl. Suryo No. 147 Jagalan Surakarta.

1. Jamaludin

13. Kosti Solo Jl. Sumpah Pemuda No. 145 Mojosongo Ska.

1. Rohmad Jailani 2. Ghofar Ismoyo A 3. Masna Wahyu H 4. Oktavianus Yuda K 5. Wisnu Dwi P 6. Muhammad Azia R 7. Iwan Kustia N

14. PT. Astra Internasional Tbk. Daihatsu-Surakarta Jl. Raya Solo Permai Solo Baru Sukoharjo.

1. Ardi Prasetyo 2. Hery Setiawan

15. Honda Solo Baru Jl. Raya Solo Baru Sukoharjo.

1. Hendra Budi S 2. Subur Widodo

16. Toyota Nascomo Solo Baru Jl. Raya Solo Permai Solo Baru.

1. Fajar Ari A

17. Bengkel Purnomo Jl. Sumbing Tengah No. 1 Mojosongo, Surakarta.

1. Surya Hari W

18. Bengkel Joko Respon Jl. Kumbang Moro RT.03/03 Danusuman Ska.

1. Agung Widiatmoko 2. Dedy Agung P

19. Bengkel Fajar Motor Jl. Pandanaran No. 266 Boyolali.

1. Karno

20. Bengkel Otomotif Tomo Jl. Kapten P. Tendean No. 2 Nusukan Surakarta.

1. Pardiyanto

21. Bengkel YN Jl. Kapten Muladi No. 335B Surakarta.

1. Hamdani Sapto H

22. Bengkel Sahabat Jl. Slamet Riyadi No. 442 Makamhaji, Kartasura,

1. Nursila Aminudin

Page 95: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

81

Surakarta. 23. MAN Motor

Madungan Jongke Karanganyar. 1. Galih Prasetyo

24. Bengkel Yanto Jl. Slamet Riyadi No. 421 Makamhaji, Kartasura, Surakarta.

1. Bimo Sinugroho 2. Radityo Ponco N

25. Bengkel Isuzu Astra DSO Jl. Adi Sucipto Surakarta.

1. Bimo Sinugroho 2. Radityo Ponco N

26. Bengkel Bintang Motor Mobilindo Jl. Slamet Riyadi No. 181 Surakarta

1. Friska Andi W

27. Bengkel Mobil Harjuna Jl. Yosodipuro No. 34 Solo.

1. Agus Dwi S

28. Bengkel Bapak Warono Kajen RT.25/VII Celep, Kedawung Sragen.

1. Deni Kristiyanto 2. Rachmat Adi F

29. Bengkel Azhari Sangkrah Surakarta.

1. Agus Santoso 2. Agus Triwahyono

30. Bengkel Era 2000 Jl. Raya Palur Tawangmangu Km. 6,9.

1. Abdullah Ruyfasa

31. PT. Solo Indonesia Utama Jl. Ahmad Yani Km. 8 Pabelan Kartasura Surakarta.

1. Fery Adi P

32. Bengkel Iwan Jl. Papangan Dukuh Makamhaji

1. Bastiyan Adinata 2. Abdul malik

33. PT. Surya Putra Sarana Jl. Jend. Sudrman No. 776 Bandung.

1. Yunatur Lestiana P

34. PT. New Ratna Motor Jl. Raya Kaligawe Km. 5 Semarang.

1. Fajar Ari

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat bahwa siswa dalam satu program

keahlian tidak ditempatkan pada institusi yang sama. Mereka dibagi dalam

beberapa kelompok dan tiap kelompok terdapat 1-7 orang. Jumlah ini tergantung

pada daya tampung yang disediakan oleh dunia usaha/ industri.

1.4 Pembekalan siswa calon peserta prakerin

Setelah dilakukan seleksi terhadap siswa peserta prakerin, kemudian siswa

diberikan pembekalan. Sebelum siswa diterjunkan dan ditempatkan di institusi

pasangan untuk melakukan praktek kerja industri, terlebih dahulu siswa diberi

bekal agar mempunyai kesiapan dalam melakukan praktek kerja industri karena

Page 96: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

82

nantinya siswa dihadapkan dengan dunia kerja yang sebenarnya. Pembekalan ini

dilakukan dengan mengumpulkan semua siswa kelas XII (duabelas) di Aula

sekolah kemudian Pokja prakerin, ketua program keahlian, WKS 4, serta ada

perwakilan dari pihak dunia usaha/ industri yang datang ke sekolah memberikan

pengarahan kepada siswa mengenai prakerin yang akan dilakukan oleh siswa. Hal

ini dibenarkan oleh Bapak Sarmanto, wakil kepala sekolah hubungan masyarakat

sebagai berikut:

“Sebelum siswa melakukan prakerin, mereka diberi pembekalan terlebih dahulu. Pada wakti itu bertempat di Aula SMK Negeri 2 Surakarta. Pembekalan ini dilakukan selama 4-5 jam. Sedangkan yang bertanggung jawab dalam pemberian pembekalan ini adalah Pokja prakerin, dokter kesehatan, ketua program keahlian, WKS 4, serta ada perwakilan dari pihak dunia usaha/ industri yang datang ke sekolah.”(Wawancara, 07-07-09). Hal ini dibenarkan oleh Linggar Singgih, salah satu siswa peserta prakerin

sebagai berikut:

“Pada waktu sebelum kami melakukan prakerin, kami dikumpulkan di Aula untuk memperoleh pembekalan. Pembicara dalam pembekalan tersebut antara lain WKS 4, QMR dan perwakilan dari DUDI. Pembekalan itu dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2009 selama kurang lebih 4 jam.”(wawancara, 14-07-09).

Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat peserta lain yaitu Arwi

Siswinanto sebagai berikut:

“Iya mbak, sebelum kami melakukan prakerin kami diberi pembekalan terlebih dahulu. Kalau tidak salah dilakukan pada tanggal 27 Juni 2009. Pembekalan tersebut dimilai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.”(Wawancara, 14-07-09).

Selain dilakukan oleh pihak sekolah, pembekalan ini juga dilakukan oleh

perwakilan dari pihak dunia usaha/ industri. Tujuannya adalah untuk memberikan

Page 97: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

83

pengetahuan mengenai kondisi di dunia usaha/industri. Adapun materi dalam

pembekalan ini adalah etika dan perilaku di dunia usaha/ industri, tata tertib

mengikuti prakerin, cara pengisian buku jurnal yang disampaikan oleh pihak

sekolah yaitu kepala sekolah, Pokja, kepala program keahlian, dan WKS 4.

Sedangkan perwakilah dari pihak dunia usaha/industri menyampaikan materi

tentang manajemen kerja serta keselamatan kerja di dunia usaha/ industri. Hal ini

sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sarmanto, S.Pd. sebagai berikut:

“Agar siswa dapat melaksanakan prakerin dengan baik, maka sebelum pelaksanaan prakerin siswa diberi pembekalan terlebih dahulu. Pembekalan ini disampaikan oleh pihak sekolah melalui kepala sekolah, WKS 4, Pokja prakerin, dan ketua program keahlian maupun disampaikan oleh perwakilan dari dunia usaha/ industri. Materi dalam pembekalan ini antara lain tentang hiperkes yaitu tetang keselamatan kerja di perusahaan, etika dan perilaku di perusahaan, tata tertib di DUDI, beserta profil-profil kompetensi di DUDI dan tertib administrasi pengisisan buku jurnal.”(Wawancara, 07-07-09).

Hal senada diungkapkan oleh Bapak Hari Agung S,S.Pd. selaku guru

pembimbing prakerin sebagai berikut:

“Peserta didik yang akan melaksanakan prakerin harus diberikan pembekalan terlebih dahulu tentang program yang akan dilaksanakan sehingga betul-betul memahami apa yang harus mereka lakukan di dunia usaha/industri sebagai tempat prakerin. Hal-hal yang menjadi fokus pembekalan antara lain: pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam jurnal yang mereka bawa, tata tertib/aturan yang berlaku di dunia usaha/industri dimana mereka berada, dan menjaga/memelihara nama baik sekolah.”(Wawancara, 06-07-09).

Hal tersebut dibenarkan oleh Linggar Endra, siswa peserta prakerin dari

program keahlian Teknik Mekanik Otomotif sebagai berikut:

“Sebelum kami diserahkan ke industri pasangan untuk melakukan prakerin, kami diberikan pembekalan dulu oleh pihak sekolah. Dalam pembekalan tersebut kami dijelaskan mengenai banyak hal seperti etika

Page 98: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

84

dan perilaku kerja di perusahaan, tata tertib yang ada di perusahaan dan tentang petunjuk pengisian buku jurnal.”(Wawancara, 14-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Luthfi Al Hakim, peserta prakerin dari

jurusan Teknik Mekanik Otomotif sebagai berikut:

“Iya mbak, sebelum pelaksanaan prakerin, kami diberi pembekalan berupa segala hal yang berkaitan dengan persiapan menghadapi prakerin serta cara pengisisn buku jurnal, sehingga pelaksanaan prakerin bisa lancar dan menghindari adanya kesalahan yang dapat dilakukan oleh siswa.”(Wawancara, 14-07-09).

Senada dengan pernyataan diatas, Linggar Singgih A. peserta prakerin dari

program keahlian Teknik Mekanik Otomotif juga menyatakan:

“Sebelum saya melakukan prakerin, saya memang diberi pembekalan dari pihak sekolah maupun dari pihak dunia usaha/ industri. Menurut saya pembekalan itu cukup bermanfaat karena dengan pembekalan tersebut saya menjadi mempunyai gambaran tetang kondisi dunia usaha/ industri sebelum saya melakukan prakerin. Materi dalam pembekalan tersebut antara lain adalah tentang tata tertib di DUDI, sopan santun di DUDI dan cara pengisian buku jurnal prakerin.” (Wawancara, 14-07-09).

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai pembekalan

terhadap siswa dapat diketahui bahwa SMK Negeri 2 Surakarta memberikan

pembekalan kepada siswa sebelum mereka melakukan praktek kerja industri,

pembekalan tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan siswa agar pelaksanaan

prakerin bisa berjalan dengan lancar. Upaya SMK Negeri 2 Surakarta dalam

mempersiapkan siswa sebelum penerjunan siswa ke dunia usaha/ industri sebagai

institusi pasangan yaitu dengan melakukan pembekalan. Siswa dikumpulkan di

aula sekolah untuk mengikuti pengarahan dari guru-guru dan perwakilan dari

pihak dunia usaha/industri. Adapun materi dalam pembekalan tersebut antara lain

Page 99: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

85

adalah mengenai tata tertib di dunia usaha/ industri, petunjuk pengisian buku

jurnal, sikap dan etika siswa, profil kompetensi dunia usaha/ industri, dan juga

pembekalan tentang keselamatan kerja.

2 Pelaksanaan praktek kerja industri

Tahap ini adalah inti dari pelaksanaan praktek kerja industri karena di

dalamnya berlangsung proses transformasi materi pelatihan. Beberapa kegiatan

yang dilakukan saat pelaksanaan praktek kerja industri tersebut adalah:

2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha/ industri (DU/DI)

Proses penyerahan siswa ke dunia usaha/ industri ini merupakan proses

awal dari pelaksanaan praktek kerja industri. Pelaksanaan prakerin dimulai

dengan penerjunan siswa ke institusi pasangan. Kegiatan penerjunan siswa untuk

prakerin biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Dalam penyerahan

siswa ke dunia usaha/ industri seharusnya siswa didampingi oleh pembimbing dari

sekolah. Siswa dan pembimbing bersama-sama datang ke dunia usaha/ industri

dan kemudian siswa diserahkan ke dunia usaha/ industri untuk selanjutnya

melakukan praktek kerja industri. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Sarmanto,

S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah Hubungan masyarakat sebagai berikut:

“Idealnya dalam penyerahan siswa ke dunia usaha/ industri dilakukan bersama-sama antara siswa peserta prakerin dengan pembimbing dari sekolah. ” (Wawancara,07-07-09). Berdasarkan penuturan di atas diketahui bahwa seharusnya siswa dan guru

pembimbing bersama-sama datang ke dunia usaha/ industri yang menjadi institusi

pasangan. Tetapi pada kenyataannya siswa datang sendiri ke dunia usaha/ industri

tampa didampingi oleh guru pembimbing dari sekolah. Hal ini lebih diperjelas

Page 100: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

86

dengan pernyataan Wicaksono, peserta prakerin dari jurusan Teknik Mekanik

Otomotif sebagai berikut:

“Pada hari pertama melakukan prakerin, kami tidak didampingi oleh guru pembimbing. Kami datang sendiri ke DUDI yang telah kami pilih.”(Wawancara,14-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Agung Tri Wibowo, peserta praktek

kerja industri sebagai berikut:

“Benar mbak, dulu pas pertama kami datang ke DUDI, kami datang sendiri tidak didampingi oleh guru pembimbing. Dan untuk hari-hari selanjutnya kami sudah masuk sebagai peserta prakerin dan mengikuti peraturan yang ada di perusahaan/industri tersebut.”(Wawancara,14-07-09). Bedasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai

penyerahan siswa ke dunia usaha/industri dapat diketahui bahwa siswa datang ke

dunia usaha/ industri tempat berlangsungnya praktek kerja industri sendiri tanpa

diantar/ didampingi oleh guru pembimbing. Dan setelah hari-hari berikunya siswa

mengikuti praktek kerja industri dalam waktu yang sudah disepakati bersama

antara pihak sekolah dengan pihak dunia usaha/industri.

2.2 Pelaksanaan praktek kerja industri

Pada dasarnya praktek kerja industri ini dilaksanakan dan sudah menjadi

tanggung jawab dari pihak dunia usaha/industri sebagai institusi pasangan tetapi

pihak sekolah juga harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan praktek

kerja industri tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan praktek kerja industri ini

diorientasikan pada praktek kerja yang ada di lapangan kerja yang sebenarnya.

Sehingga materi yang diberikan dalam pelaksanaan praktek kerja industri adalah

mayoritas pada praktek, adapun teorinya hanya pada awal pelaksanaan praktek

Page 101: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

87

kerja industri yaitu pada saat siswa baru masuk di perusahaan/industri. Teori yang

diberikan berupa peraturan-peraturan yang harus ditaati siswa selama pelaksanaan

praktek kerja industri, selebihnya siswa langsung kerja seperti sesuai dengan jenis

pekerjaaan yang disediakan oleh pihak dunia usaha/industri. Sedangkan untuk

penyampaian materinya sendiri dilakukan oleh instruktur pembimbing dari dunia

usaha/industri. Berikut wawancara dengan Bapak Luluk, instruktur pembimbing

dari Bengkel Nitro Speed:

“Materi yang kami berikan berupa teori dan praktek. Untuk teori hanya sedikit karena siswa dapat belajar dari modul yang ada dan selebihnya siswa langsung praktek. Dalam praktek ini siswa dituntut untuk aktif, apabila siswa tidak mau bertanya maka kami juga menganggap bahwa mereka sudah paham.Untuk pekerjaan yang kami berikan pada peserta prakerin di sini antara lain tentang service mobil, penggantian dan penyetelan sepatu rem, prosedur pemeriksaan dan pengisian (Charging) baterai dan pekerjaan lain yang berkaiatan dengan perbaikan mobil”(Wawancara, 14-07-09).

Hal ini dibenarkan oleh Linggar Endra, peserta prakerin dari sebagai

berikut:

“Ditempat saya prakerin penyampaian materi oleh instruktur pembimbing bisa diterima dengan baik.Instruktur pembimbing sangat menyenangkan dan baik. Instruktur pembimbing memberikan jawaban dengan baik dan jelas sampai kami paham dengan pekerjaan yang kami lakukan. Pekerjaan yang saya lakukan adalah seperti service, sending, ngompon, masking. Ada beberapa pekerjaan yang sesuai tetapi ada juga yang tidak sesuai dengan kompetensi saya.”(Wawancara, 14-07-09).

Hal tersebut diperjelas dengan ungkapan dari Fian Metal, peserta prakerin

dari Teknik Mekanik Otomotif sebagai berikut:

“Materi yang disampaikan oleh instruktur pembimbing mudah dicermati dan mudah di nalar. Bila kita belum tahu dengan pekerjaan yang kita lakukan, bisa bertanya kepada instruktur pembimbing dan instruktur pembimbing akan memberikan jawaban dengan baik dan

Page 102: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

88

menyampaikannya dengan santai tidak terlalu formal seperti di sekolahan. Menurut saya pekerjaan yang diberikan sudah sesuai dengan program keahlian saya, yaitu otomotif. Pekerjaaan yang saya lakukan antara lain over houl clutch, memasang bantalan-bantalan, tune up, bongkar pasang rem.”(Wawancara,14-07-09).

Hal serupa juga dinyatakan oleh Muhammad Iqbal, peserta prakerin

sebagai berikut:

“Prakerin disini enak mbak, lebih santai tidak tegang. Kalo tidak tahu tinggal bertanya pada instruktur dan diberi penjelsan sehingga kami bisa menerima. Pekerjaan yang saya lakukan adalan service engine dan body repair.”(Wawancara,14-07-09).

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai pelaksanaan

prakerin dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan praktek kerja industri siswa

dituntut untuk lebih aktif karena instruktur pembimbing tidak akan tahu apabila

peserta tidak bertanya. Disini instruktur tidak hanya berfungsi sebagai pengajar,

tetapi lebih luas lagi sebagai pembimbing peserta prakerin. Fungsi instruktur

sebagai konsultan terutama jika peserta menemui kesulitan. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa tugas, fungsi dan peran instruktur telah berjalan dengan

baik. Akan tetapi dalam suatu pelatihan terkait pula dengan faktor peserta sendiri

yaitu terkait dengan sikap dari peserta. Mengenai sikap selama penyampaian

materi, Wicaksono salah satu peserta prakerin dari Teknik Mekanik Otomotif

menyatakan sebagai berikut:

“Kita harus aktif, kalau ada yang kurang jelas saya bertanya dan kalau masih kurang paham saya tanya ke teman saya yang sudah bisa. Kalau nggak kayak gitu ya saya nggak bisa terus nantinya.”(Wawancara,14-07-09).

Page 103: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

89

Hal senada juga dituturkan oleh Arwi Siswinanto, peserta prakerin dari

sebagai berikut:

“Ya untuk memdapatkan pengarahan yang baik kita juga harus aktif, tidak hanya diam saja. Kalau untuk hasil yang maksimal kita harus berusaha dari diri kita sendiri juga, kalau kita bisa mahir kan berarti kita berhasil dalam prakerin ini.”(Wawancara,14-07-09). Hal ini menunjukkan kesadaran peserta tentang pentingnya motivasi diri

dalam melakukan prakerin agar setelah lulus, ilmu yang sudah diperoleh bisa

diaplikasikan dalam keseharian maupun dunia kerja.

Selain penyampaian materi, dalam pelaksanaan praktek kerja industri juga

diperlukan kelengkapan sarana dan prasarana. Mengenai kelengkapan fasilitas

sendiri, berikut diuraikan hasil wawancara dengan Fian Metal, peserta prakerin

dari Teknik Mekanik Otomotif sebagai berikut:

“Kalau untuk fasilitasnya bisa dikatakan sudah memadai, soalnya kan pekerjaan yang kita kerjakan itu langsung berhubungan dengan pelanggan sehingga peralatan yang digunakan juga sudah lengkap”(Wawancara, 14-07-09).

Mengenai kondisi sarana pelatihan dan peralatan, peserta prakerin lain

yaitu Fian Metal menyatakan sebagai berikut:

“Masalah sarana prasarananya sudah lengkap, untuk failitasnya sendiri disini juga sudah ada Mushola dan toilet, terus untuk peralatan prakteknya saya kira sudah lengkap.”(Wawancara,14-07-09).

Dari hasil wawancara mengenai sarana prasarana di dunia usaha/industri

disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan siswa peserta prakerin

sudah lengkap karena peralatan yang mereka gunakan adalah peralatan yang

digunakan oleh karyawan di perusahaan/industri untuk melayani pelangannya.

Page 104: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

90

Dengan demikian siswa bisa lebih paham tentang kegunaan dari peralatan-peratan

yang mereka gunakan.

2.3 Pembimbingan siswa di dunia usaha/ industri (DU/DI)

Pembimbing terdiri dari pembimbing internal yaitu guru pembimbing yang

bertanggung jawab terhadap pembelajaran kompetensi, dan pembimbing eksternal

yaitu staf dari dunia usaha/industri yang sekaligus bertindak selaku instruktur

pembimbing yang mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya.

Kegiatan pembimbingan dilaksanakan dengan mengarahkan, memotivasi, melatih,

menilai dan membimbing siswa selama pelaksanaan prakerin. Tujuan dari

kegiatan pembimbingan ini adalah sebagai sarana pemantauan yang dapat berupa

penemuan masalah sekaligus pemecahan masalah yang dialami oleh siswa peserta

prakerin.

Kegiatan pembimbingan oleh guru pembimbing diawali dengan

penyerahan siswa sebagai peserta prakerin secara langsung ke dunia

usaha/industri sebagai institusi pasangan. Dalam memberikan bimbingan ini

diserahkan sepenuhnya kepada pihak dunia usaha/industri, karena pihak sekolah

menilai bahwa pihak dunia usaha/industri merupakan pihak yang mengetahui

berbagai tugas yang menjadi tanggung jawab peserta prakerin sehingga guru

pembimbing tidak melakukan pembimbingan setiap hari. Guru pembimbing

hanya sebagai pengawas saja sedangkan pembimbingan prakerin selebihnya

adalah tanggung jawab dari instruktur pembimbing. Berikut wawancara dengan

Bapak Sarmanto, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah hubungan masyarakat:

“Dalam proses pembimbingan ini guru pembimbing hanya sebagai pengawas saja. Guru pembimbing tidak berhak memberikan nilai prakerin

Page 105: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

91

karena pemberian nilai ini mutlak diberikan oleh pihak dunia usaha/industri. Guru pembimbing hanya melaksanakan monitoring, kegiatannya adalah menanyakan menegnai kesulitan dan kendala yang dihadapi siswa selama melaksanakan prakerin. Di samping itu, guru pembimbing meminta informasi kepada pihak dunia usaha/industri tentang etika dan moral siswa peserta prakerin di dunia usaha/industri, jika terdapat permasalahan maka pada saat itu juga dapat dicarikan solusinya.”(Wawancara,07-07-09).

Selanjutnya Bapak Sarmanto menambahkan pernyataan sebagai berikut:

“Guru pembimbing bertanggungjawab pada saat penyerahan siswa ke dunia usaha/industri kemudian melakukan monitoring setiap 1 bulan sekali. Namun, untuk siswa yang melakukan prakerin di luar kota, pembimbingan ini hanya dilakukan via telepon saja.”(Wawancara, 07-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Agung Tri Wibowo, peserta prakerin di

Bengkel Nitro Speed sebagai berikut:

“Memang ada pembimbingan dari pihak sekolah. Kami sudah dimonitor selama 3 kali oleh guru pembimbing. Guru pembimbing menengok ke tempat prakerin kami, bertanya tentang kegiatan prakerin yang kami jalani. Bahkan ada beberapa guru pembimbing yang tidak pernah menengok siswanya.”(Wawancara,14-07-09).

Hal senada diungkapkan oleh Hendri Cahyanto sebagai berikut:

“Selama kami melakukan prakerin di sini, kami sudah dikunjungi oleh guru pembimbing sebanyak 3 kali. Kami merasa senag karena ternyata pihak sekolah juga memeprhatikan kami.’(wawancara , 14-07-09).

Dari hasil wawancara mengenai pembimbingan dari guru pembimbing

dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah melakukan pembimbingan dalam

pelaksanaan praktek kerja industri melalui guru pembimbing yang telah ditunjuk.

Guru pembimbing tersebut bertanggung jawab melakukan memonitor kegiatan

siswa selama praktek kerja industri. Frekuensi pembimbingan yang dilakukan

Page 106: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

92

oleh guru pembimbing selama prakerin masih kurang sehingga pihak sekolah

tidak dapat mengetahui perkembangan maupun kesulitan yang dihadapi siswa.

Sedangkan untuk jumlah guru pembimbing sendiri, Bapak Sarmanto menyatakan

sebagai berikut:

“Tiap dunia usaha/industri itu terdapat 1 guru pembimbing. Guru pembimbing ini bertanggung jawab atas semua siswa yang melakukan praktek kerja industri di perusahaan/industri tersebut.”(Wawancara,07-07-09).

Pernyataan diatas dibenarkan oleh Muhammad Iqbal yang menyatakan

sebagai berikut:

“Saat prakerin kemarin kelompok saya terdiri dari 2 orang, tetepi di DUDI tempat saya prakerin terdapat dua kelompok sehingga guru pembimbingnya juga ada 2 orang.”(Wawancara,14-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh peserta prakerin lain, Linggar Rendra,

sebagai berikut:

“Dalam pelaksanaan prakerin di Bengkel Nitro ini, kami dibimbing oleh 2 orang guru pembimbing karena kami terdiri dari dua kelompok. Selama ini guru pembimbing sudah mengunjungi kami selama 3 kali.”(wawancara, 14-07-09).

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai jumlah guru

pembimbing diketahui bahwa dalam 1 dunia usaha/industri yang menjadi tempat

praktek kerja industri terdapat 1 guru pembimbing dari sekolah. Para pembimbing

diwajibkan untuk melakukan pengawasan dan pembinaan pada siswa yang

dibimbingnya agar salama prakerin dapat melakukan kewajiban seperti yang

diharapkan.

Page 107: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

93

Adapun kriteria untuk menjadi guru pembimbing praktek kerja industri

adalah seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sarmanto berikut ini:

“Pihak sekolah memilih guru pembimbing itu didasarkan pada kesesuaian kompetensi yang dimiliki oleh guru pembimbing dengan kompetensi siswa di tempat praktek kerja industri. ”(Wawancara,07-07-09). Berikut juga akan dipaparkan hasil wawancara dengan Bapak Hari Agung,

selaku guru pembimbing sebagai berikut:

“Dalam menentukan guru pembimbing, yang penting adalah mempunyai kompetensi sesuai dengan program keahlian siswa yang akan dibimbing serta memiliki dedikasi yang tinggi sebagai pembimbing.”(Wawancara,06-07-09). Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam melakukan pembimbingan terhadap siswa peserta prakerin tidak semua

guru bisa menjadi pembimbing karena ada beberapa syarat yang harus dimiliki

oleh guru untuk menjadi pembimbing praktek kerja industri.

Berkaitan dengan proses pembimbingan, dalam pelaksanaan praktek kerja

industri juga terdapat pembimbing dari dunia usaha/industri. Pembimbingan yang

dilakukan oleh instruktur pembimbing dari dunia usaha/industri pada dasarnya

merupakan upaya yang ditempuh oleh instruktur pembimbing dalam

memperkenalkan siswa peserta praktek kerja industri dengan kondisi kerja yang

meliputi keadaan lingkungan kerja tempat prakerin, karyawan, jenis pekerjaan,

dan tanggung jawab serta berbagai hal yang berkaitan dengan peraturan yang

berlaku di perusahaan/ industri tersebut. Pembimbingan ini dilakukan untuk

mendidik dan melatih kerja peserta prakerin agar mampu bekerja, langkah ini

ditempuh dengan pembelajaran sekaligus pelatihan. Langkah pembelajaran

sekaligus pelatihan yaitu setelah adanya pengenalan kondisi kerja maka instruktur

Page 108: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

94

pembimbing memberikan kesempatan kepada peserta prakerin untuk mencoba

dan mempraktekkan jenis pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Pelaksanaan

pembimbingan ini memudahkan siswa untuk belajar kompetensi sesuai dengan

tuntutan di dunia kerja. Berikut wawancara dengan Bapak Luluk selaku instruktur

pembimbing dari Bengkel Nitro Speed:

“Pada hari pertama siswa datang ke perusahaan kami, pembimbingan langsung dilakukan. Siswa pada awalnya dijelaskan tentang kondisi kerja, peralatan yang digunakan dan melakukan pengamatan terhadap karyawan yang bekerja disini. Untuk selanjutnya, siswa bisa langsung ikut praktek bersama para karyawan. Apabila siswa mengalami kesulitan, kami langsung membantu mereka sampai mereka bisa paham.”(Wawancara,14-07-09).

Hal senada diungkapkan oleh Linggar Singgih, peserta prakerin sebagai

berikut:

“Instruktur pembimbing membimbing kami dengan baik. Kami diajari cara-cara melakukan pekerjaan dengan baik. Instruktur pembimbing mengarahkan pada saya dalam melakukan pekerjaan yang saya kerjakan dan mereka juga menjelaskan apabila ada kerusakan seperti ini maka yang harus diperbaiki adalah bagian yang ini.”(Wawancara,14-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Luthfi Al Hakim, peserta prakerin,

sebagai berikut:

“Menurut saya, sistem pembimbingan yang kami peroleh sudah cukup baik dan para instruktur juga cukup bertanggung jawab. Dan instruktur pembimbing membimbing kami dengan cukup baik, mereka memberikan pengarahan dengan jelas.”(Wawancara,14-07-09). Dari hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat diketahui

bahwa proses pembimbingan yang dilakukan oleh instruktur pembimbing sudah

cukup baik. Siswa diberikan pembimbingan sampai mereka paham. Dalam proses

prakerin, instruktur memegang peranan dominan sebagai transformator ilmu.

Page 109: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

95

Efektivitas pelatihan akan sangat tergantung pada kemampuan instruktur dalam

memberikan pengarahan kepada siswa. Adapun jumlah instruktur pembimbing di

tiap dunia usaha/ industri berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada penunjukan

dari pihak dunia usaha/industri seperti yang dijelaskan oleh Bapak Hari Agung

S.,S.Pd sebagai berikut:

“Untuk jumlah instruktur sendiri itu tergantung dari pihak dunia usaha/industri dalam menyediakan instruktur. Kami tidak mematokkan jumlah instruktur, yang penting siswa disana ada yang membimbing dan mengarahkan tentang pekerjaan yang mereka lakukan. Ada dunia usaha/industri yang menyediakan 1 instruktur untuk 1 siswa, tetapi ada juga dunia usaha/industri yang hanya menyediakan dua instruktur untuk semua siswa yang melakukan prakerin di perusahaannya.”(Wawancara,06-07-09). Seperti yang dijelaskan diatas bahwa jumlah instruktur di tiap dunia

usaha/industri tidak sama. Hal ini juga dapat dilihat pada beberapa pernyataan dari

siswa peserta prakerin sebagai berikut:

“Di tempat saya prakerin yaitu di Bengkel Nitro Speed ada 3 orang instruktur yaitu instruktur untuk bengkel, body repair dan untuk salon mobil. Mereka saling bergantian dalam memberikan pembimbingan kepada kami. Instruktur di sana juga merupakan karyawan jadi apabila instruktur ada yang sedang bekerja maka kami diberi pengarahan oleh instruktur yang satunya lagi.”(Wawancara dengan Linggar Endra,14-07-09).

Sedangkan pernyataan dari Arwi Siswinanto, peserta prakerin di Bengkel

Exast adalah sebagai berikut:

“Waktu saya prakerin dulu, ada 5 instruktur pembimbing sedangkan dalam kelompok saya ada 4 orang. Mereka bergantian dalam memeberikan pembimbingan kepada kami. Apabila ada pekerjaan yang belum kami pahami kami bisa bertanya kepada salah satu dari mereka, maka mereka akan menjelaskan dengan baik.”(Wawancara 14-07-09).

Page 110: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

96

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa instruktur

pembimbing jumlahnya berbeda di tiap perusahaan. Pihak instruktur pembimbing

secara rutin dan berkelanjutan mengadakan pemantauan terhadap hasil pekerjaan

peserta praktek kerja industri. Frekuensi pembimbingan yang intensif akan

memudahkan instruktur pembimbing dalam mengarahkan dan memberikan solusi

terhadap kesulitan yang dihadapi siswa.

2.4 Penarikan siswa

Proses penarikan siswa peserta praktek kerja industri ini dilakukan sesuai

dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Untuk program keahlian Teknik

Mekanik Otomotif, penarikan siswa dilakukan setelah siswa 2 bulan melakukan

prakerin di dunia usaha/industri. Dalam proses ini seharusnya guru pembimbing

datang ke dunia usaha/industri untuk meminta kembali siswa karena masa praktek

kerja industri sudah berakhir tetapi dalam kenyataannya siswa tidak dijemput oleh

guru pembimbing. Apabila waktu praktek kerja industri telah berakhir, siswa tidak

lagi mengikuti prakerin pada hari berikutnya dan kembali ke sekolah untuk

mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini seperti yang diungkapkan

Luthfi Al Hakim, peserta prakerin Teknik Mekanik Otomotif sebagai berikut:

“Pada hari akhir kami melakukan prakerin, kami tidak dijemput oleh guru pembimbing. Setelah waktu 2 bulan berakhir, kami kembali masuk sekolah seperti biasa.”(wawancara, 14-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Muhammad Iqbal peserta prakerin di

Bengkel Nitro Speed, sebagai berikut:

“Setelah 2 bulan kami melaksanakan prakerin, keesokan harinya kami masuk sekolah seperti biasa dan tidak melakukan prakerin lagi. Pada hari terakhir prakerin, sebelum pulang kami mengucapkan terima kasih kepada

Page 111: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

97

semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan prakerin yaitu pemilik bengkel dan para instruktur pembimbing selain itu juga meminta maaf apabila ada kesalahan yang telah saya lakukan”(wawancara, 14-07-09).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai

penarikan siswa peserta prakerin dari dunia usaha/indusrtri dapat diketahui bahwa

dalam proses penarikan siswa ini siswa tidak dijemput oleh guru pembimbing.

Setelah waktu pelaksanaan praktek kerja industri selesai, siswa kembali masuk

sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar seperi biasa.

3. Pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri

Pada saat akan melaksanakan praktek kerja industri, setiap siswa diberikan

buku jurnal praktek kerja industri (prakerin) untuk diisi dan ditandatangani oleh

instrutur dari pihak dunia usaha/industri. Siswa harus selalu membawa buku

jurnal prakerin ini setiap melakukan prakerin. Buku jurnal prakerin ini berisi

tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama prakerin. Buku jurnal

ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah instruktur pembimbing

mengetahui perkembangan penguasaan kompetensi dan ketrampilan dari peserta

prakerin. Selain itu, buku jurnal prakerin ini juga digunakan oleh pihak sekolah

untuk kegiatan yang dilakukan siswa peserta prakerin apakah sudah sesuai dengan

yang diharapkan sehingga dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan prakerin pada

tahun berikutnya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sarmanto, S.Pd sebagai

berikut:

“Buku jurnal ini record dari pelaksanaan prakerin sehingga dapat diketahui kesesuaian jenis pekerjaan dengan kompetensi yang dimiliki siswa.Semua siswa harus mengumpulkan buku jurnal prakerin ini. “(wawancara,07-07-09).

Page 112: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

98

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh guru pembimbing prakerin, Bapak

Hari Agung S, S.Pd sebagai berikut:

“Seluruh siswa harus melengkapi buku jurnal, dimana seluruh kegiatan selama masa prakerin harus tercatat dan ditandatangani oleh pembimbing di tempat kerja. Dan setelah selesai prakerin, seluruh siswa wajib mengumpulkan buku jurnal prakerin. Dengan buku jurnal tersebut dapat diketahui tentang jenis pekerjaan yang dilakukan siswa di dunia usaha/industri, apakah sudah sesuai dengan kompetensi siswa apa belum.”(wawancara, 06-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh Linggar Endra sebagai berikut:

“Setelah kami selesai melakukan prakerin, kami wajib mengumpulkan buku jurnal prakerin kepada guru pembimbing. Semua siswa harus mengumpulakn buku jurnal tersebut sebagai bukti bahwa kami sudah selesai mengikuti prakerin”(wawancara, 14-07-09).

Hal ini dibenarkan juga oleh Wicaksono, salah seorang peserta prakerin

sebagai berikut:

“Buku jurnal dikumpulkan setelah selesai prakerin kepada guru pembimbing. Semua siswa harus megumpulkan buku jurnal tersebut.”(wawancara,14-07-09).

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut dapat diketahui

bahwa setelah siswa selesai melaksanakan prakerin, siswa wajib mengumpulkan

buku jurnal prakerin yang berguna untuk mengetahui kesesuaian jenis pekerjaan

yang dilakukan siswa selama prakerin dengan kompetensi siswa. Buku jurnal ini

memuat kegiatan yang dilakukan siswa selama prakerin. Dalam penulisan buku

jurnal prakerin ini perlu adanya keaktifan siswa dalam melaporkan berbagai

macam pekerjaan yang dilakukan secara tertulis mengingat bahwa proses

Page 113: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

99

pembimbingan yang dilakukan oleh guru pembimbing frekuensinya yang masih

sangat kurang sehingga pihak sekolah tidak mengetahui hal-hal yang terjadi

selama prakerin.

4. Penulisan surat keterangan praktek kerja industri

Pada tahap akkhir pelaksanaan praktek kerja industri adalah penulisan

surat keterangan prakerin yang berisi keterangan bahwa siswa telah selesai

melaksanakan prakerin kemudian siswa berhak atas sebuah pengakuan atau

legalitas akademik dalam bentuk sertifikat. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Sarmanto, S.Pd. sebagai berikut:

“Setelah siswa selesai melaksanakan prakerin, selanjutnya diadakan penilaian oleh dunia usaha/industri. Penilaian ini di buat dalam bentuk sertifikat. Dengan diberikannya sertifikat kepada siswa diharapkan ada pengakuan legalitas akademik atas keahlian yang dimiliki siswa. Sertifikat tersebut berupa keterangan bagi siswa dan sekolah telah melaksanakan prakerin dan untuk dasar pijakan anak melaksanakan tugas akhir.”(wawancara,07-07-09).

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang peserta prakerin yaitu

Agung Wibowo sebagai berikut:

“Setelah kami selesai melakukan prakerin, kami memperoleh sertifikat. Sertifikat tersebut bisa kami gunakan sebagai bukti bahwa kami pernah melakukan prakerin bisa juga digunakan untuk mencari pekerjaan setelah kami lulus nanti.”(wawancara,14-07-09).

Hal tersebut dibenarkan oleh Muhammad Iqbalsebagai berikut:

“Sertikat prakerin dapat digunakan sebagai modal dalam mencari pekerjaan di dunia kerja dan sebagai legalitas akademik bahwa kami pernah mengikuti prakerin di sebuah perusahaan.”(Wawancara, 14-07-09).

Page 114: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

100

Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa berhak memeproleh sertifikat setelah menyelesaikan

praktek kerja industri. Sertifikat ini diberikan oleh dunia usaha/industri tempat

prakerin berlangsung. Adapun tujuan dari pemberian sertifikat ini adalah:

a. memberi pengakuan atau legalitas akademik terhadap keahlian

yang dimiliki siswa peserta praktek kerja industri.

b. mendorong peserta untuk meraih penguasaan terstandar sehingga

sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan mempermudah dalam

memasarkan tamatan.

c. memacu dan memotivasi SMK untuk melaksanakan pendidikan

dan pelatihan dengan mutu terstandar.

Penilaian ini berdasarkan pada pemantauan dari instruktur pembimbing.

Kemudian hasil pemantauan tersebut diserahkan kepada pimpinan perusahaan

sebagai pertimbangan dalam memberikan nilai pada lembar sertifikat. Adapun

kriteria penilaian tersebut terdiri dari dua aspek yaitu 1) aspek kepribadian siswa

yang meliputi disiplin waktu, kemauan kerja dan motivasi, kualitas kerja, inisiatif

dan kreatifitas serta perilaku siswa, dan 2) jenis pekerjaan yaitu pemberian nilai

yang berdasarkan pada kemampuan siswa dalam melaksanakan pekerjaan yang

sudah diberikan kepadanya.

Page 115: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

101

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

di SMK Negeri 2 Surakarta pada program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif”

dapat diambil kesimpulan bahwa praktek kerja industri dilaksanakan dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan praktek kerja industri.

Pada tahap persiapan pelaksanaan praktek kerja industri di SMK

Negeri 2 Surakarta dapat dikatakan cukup baik dan efektif. Pihak SMK Negeri

2 Surakarta berusaha keras dalam menyiapkan segala keperluan untuk

pelaksanaan praktek kerja industri, dari mulai penentuan waktu pelaksanaan

praktek kerja industri agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di

sekolah, sehingga perlu adanya koordinasi antara wakil kepala sekolah

kurikulum dengan wakil kepala sekolah hubungan masyarakat sebagai

koordinator pelaksanaan praktek kerja industri. Penetuan waktu yang telah

diambil sudah cukup efektif dilihat dari segi kematangan siswa sebagai peserta

praktek kerja industri. Dalam hal ini, tidak mengalami kendala yang berat,

segala kendala kecil yang ada seperti kesibukan dunia usaha/industri sehingga

waktu pelaksanaan praktek kerja industri tidak disetujui bisa diatasi dengan

fleksibilitas kebijakan dari pihak sekolah. Untuk masalah pemetaan dunia

usaha/industri juga sudah baik karena dunia usaha/industri yang menjadi

Page 116: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

102

institusi pasangan dalam pelaksanaan praktek kerja industri sebagian besar

adalah dunia usaha/industri yang pernah bekerjasama pada tahun sebelumnya.

Pihak SMK Negeri 2 Surakarta dalam memilih dunia usaha/industri melalui

angket observasi pembimbingan oleh guru pembimbing saat melakukan

pembimbingan di dunia usaha/industri. Adapun kriteria dalam pemilihan

dunia usaha/industri yang akan menjadi institusi pasangan antara lain

kesesuaian bidang usaha yang ada di dunia usaha/ industri dengan program

keahlian siswa peserta prakerin, kesediaan dunia usaha/ industri untuk

mengkomunikasikan hak dan kewajiban peserta prakerin selama pelaksanaan

prakerin, dan ketersediaan sarana dan prasarana sebagai alat pelatihan kerja.

Dalam hal pemetaan siswa sebenarnya tidak ada kriteria khusus, tetapi apabila

pihak dunia usaha/industri mengajukan beberapa persyaratan dalam penentuan

peserta prakerin maka pihak sekolah akan mengusahakannya. Adapun

persyaratan yang diajukan adalah tentang prestasi siswa di sekolah. Dan untuk

tahap pembekalan siswa, pihak SMK Negeri 2 Surakarta melakukan

pembekalan kepada siswa dengan memberikan pengarahan kepada siswa

tentang etika dan perilaku di dunia usaha/ industri, tata tertib mengikuti

prakerin, cara pengisian buku jurnal yang disampaikan oleh pihak sekolah

yaitu kepala sekolah, Pokja, kepala program keahlian, dan WKS 4. Sedangkan

perwakilah dari pihak dunia usaha/industri menyampaikan materi tentang

manajemen kerja serta keselamatan kerja di dunia usaha/ industri.

Page 117: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

103

2. Tahap pelaksanaan praktek kerja industri.

Pelaksanaan praktek kerja industri pada program teknik mekanik

otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta rata-rata hanya 2 bulan. Hal ini

dikarenakan tempat praktek kerja industri adalah di Kota Surakarta dan

sekitarnya yang lokasinya masih dinilai cukup dekat. Walaupun sebagian

besar dunia usaha/industri yang menjadi institusi pasangan terdapat di kota

Surakarta, namun dapat dikategorikan pelaksanaannya berjalan baik dan

lancar. Dalam penyerahan siswa ke dunia usaha/industri, guru pembimbing

mendampingi siswa untuk mengikuti praktek kerja industri selama waktu yang

telah disepakati dan untuk pelaksanaannya sendiri sepenuhnya diserahkan

kepada pihak dunia usaha/industri. Dari penyampaian materi pelatihan, siswa

cukup mudah memahami apa yang disampaikan oleh instruktur pembimbing.

Dalam hal ini, siswa dituntut untuk aktif yaitu mereka berani bertanya apabila

mengalami kesulitan saat melakukan pekerjaan. Untuk jenis pekerjaan yang

dilakukan siswa juga cukup sesuai dengan kompetensi siswa sehingga setelah

selesai praktek kerja industri, siswa bisa menerapkan ilmunya di kehidupan

sehari-hari. Selain itu, sarana prasarana yang ada di dunia usaha/industri

cukup memadai,serta jumlah instruktur cukup menunjang didukung dengan

kualitas instruktur yang baik dalam hal memberikan pengarahan kepada siswa

untuk melakukan pekerjaan. Untuk pembimbingan siswa dilakukan oleh dua

pihak yaitu pihak sekolah yang diwakili oleh guru pembimbing dan pihak

industri yang diwakili oleh istruktur pembimbing. Pembimbingan yang

dilakukan oleh guru pembimbing masih dinilai kurang karena ada beberapa

Page 118: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

104

guru pembimbig yang tidak rutin melakukan pembimbingan. Sedangkan

pembimbingan yang dilakukan oleh instruktur pembimbing dilakukan setiap

hari. Dan untuk penarikan siswa dari dunia usaha/industri dilakukan oleh guru

pembimbing, dan prosesnya dapat dikatakan berjalan dengan baik.

3. Pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri.

Proses pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri dapat dikatakan

berjalan dengan lancar, seluruh peserta wajib mengumpulkan buku jurnal

setelah mereka selesai melakukan praktek kerja industri

4. Penulisan surat keterangan prakerin

Kegiatan penulisan surat keterangan praktek kerja industri dalam

bentuk sertifikat dilakukan oleh pihak dunia usaha/industri dan sudah menjadi

tanggung jawab dari pimpinan perusahaan/industri tempat praktek kerja

industri berlangsung. Sistem penilaian diserahkan sepenuhnya kepada pihak

dunia usaha/industri. Seluruh perusahaan/industri yang menjadi institusi

pasangan SMK Negeri 2 Surakarta sebagian besar sudah mengirimkan

sertifikat praktek kerja industri tepat waktu.

B. Saran

Berdasarkan hail penelitian, ada beberapa saran yang diharapkan dapat

berguna bagi SMK Negeri 2 Surakarta dalam melaksanakan praktek kerja industri

pada program keahlian teknik mekanik otomotif yaitu sebagai berikut:

1. Penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri yang dirasa oleh beberapa

siswa masih kurang dapat diatasi dengan menambah waktu pelaksanaan

praktek kerja industri. Pelaksanaan praktek kerja industri di program keahlian

Page 119: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

105

teknik mekanik otomotif yang rata-rata hanya 2 bulan saja dapat ditambah

menjadi 3-4 bulan karena waktu praktek kerja industri yang hanya 2 bulan

adalah waktu untuk siswa beradaptasi dengan dunia kerja tetapi mereka masih

belum mahir terhadap jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Jadi, seolah-olah

prakerin hanya sebatas formalitas saja. Apabila waktu pelaksanaan prakerin

ditambah, berarti bahwa pelaksanaan praktek kerja industri pada periode

selanjutnya waktunya akan mundur 1-2 bulan sehingga diperlukan

musyawarah antara pokja praktek kerja industri, wakil kepala hubungan

masyarakat, guru pembimbing, dan wakil kepala sekolah kurikulum serta

pihak dunia usaha/industri sebagai tempat praktek kerja industri untuk

penambahan waktu praktek kerja industri sehingga nantinya tidak

mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun memberatkan

pihak dunia usaha/industri.

2. Dalam hal pembekalan terhadap siswa, perlu juga didatangkan pembicara dari

beberapa alumni. Alumni bisa berbagi pengalaman tentang praktek kerja

industri yang pernah mereka lakukan.

3. Penulis setuju dengan proses pembimbingan yang dilakukan dengan

mengunjungi siswa di tempat praktek kerja industri sehingga dapat

mengetahui kegiatan siswa selama praktek kerja industi. Tetapi karena ada

beberapa guru pembimbing yang tidak melakukan tugas pembimbingan

dengan baik misalnya tidak pernah mengunjungi siswa di tempat praktek kerja

industri, penulis menyarankan agar pihak sekolah melakukan wawancara

dengan siswa tentang proses pembimbingan yang mereka peroleh dari guru

Page 120: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

106

pembimbing sehingga dapat diketahui siapa saja guru pembimbing yang tidak

melaksanakan tugasnya dengan baik dan bisa diambil tindakan yang tegas

oleh pihak sekolah dengan memberi surat peringatan, menegur, maupun tidak

diikutsertakan lagi pada tugas pembimbingan selanjutnya.

4. Masih ditemukan siswa yang menganggap bahwa praktek kerja industri itu

sebagai sesuatu hal yang dilakukan secara santai saja, sehingga mereka sering

tidak masuk, membolos dan bahkan tidak memperhatikan selama pelaksanaan

praktek kerja industri dapat diatasi dengan memberikan motivasi kepada siswa

misalnya dengan menjelaskan tentang pentingnya praktek kerja industri atau

dengan memberikan hadiah kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi

dalam praktek kerja industri. Hal ini bisa memotivasi siswa untuk lebih

bersungguh-sungguh melakukan praktek kerja industri.

Page 121: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

107

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Konsep Sistem Ganda Pada

Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia, Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, Penyususnan Kurikulum

Pendidikan Sistem Ganda, Jakarta: Depdikbud. Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Praktek Kerja Industri (Prakerin),

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001, Total Quality Management,

Yogyakarta: ANDI OFFSET. Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian : Dasar teori dan penerapannya

dalam penelitian, Surakarta: Sebelas Maret, University Press. Indra Djati Sidi, 2001. Menuju Masyarakat Belajar : Menggagas Paradigma

Baru Pendidikan, Jakarta : Paramadina. J. Salusu, 1998, Pengembangan keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik

dan Organisasi Non Profit, Jakarta: PT. Gramedia. Lexy J. Moleong, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Miftah Thoha, 2005, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. M. N. Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality

Management), Jakarta: Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik, 1990, Pendidikan Tenaga Kerja Nasional : Kejuruan,

Kewiraswastaan dan Manajemen, Bandung : Citra Aditya Bakti. Taliziduhu Ndraha, 1999, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Page 122: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

108

JURNAL

Badeni, 2002, Relevansi SMK Berpendidikan Sistem Ganda (PSG) dengan Kebutuhan Pasar Kerja di Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun ke-8 No. 038, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Billet, Stephen, 2008, Constituting the workplace curriculum, Journal of

Curriculum Studies 37 (3). http://www.avetra.org/workplacecurriculum.pdf.

Made Wena, 1997, Pemanfaatan Industri Sebagai Sumber Belajar Dalam Pendidikan Sistem Ganda, Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan dan Kebudayaan, No. 010/III/September/1997.

Mardi Rasyid, 1997, Makna Pentingnya Pendidikan Sistem Ganda Untuk

Menghasilkan Tenaga Terampil, Jurnal Ilmiah, Kajian Pendidikan dan Kebudayaan No. 010/III/September/1997.

Palmer, Robert. 2007, Beyond The Basics: Balancing Education And Training

Systems in Developing Countries, Journal for Education in International Development, 2:1. http://www.equip123.net/JEID/articles/2/BeyondBasics.pdf.

Sutaryadi, 2004, Upaya Peningkatan Mutu Ketrampilan Tamatan Sekolah

Menengah Kejuruan (Studi kasus penerapan model PSG di SMK 3 Surakarta, Majalah Ilmiah Pengetahuan Sosial Vol. 3 No. 1 Maret 2004, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wagiran dan Didik Nurhadiyanto, 2004, Pembiayaan SMK Negeri dan Swasta

di DIY Dalam Era Otonomi, Jurnal Kependidikan Nomor 1, Tahun XXXIV, Mei 2004, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.

Zamtinah, dkk, 2003, Pengaruh Informasi Kerja dan Pengalaman Praktik

Industri pada Kesiapan Kerja Siswa SMK, Jurnal Kependidikan, Nomor 2, Tahun XXXIII, November 2003.

SUMBER LAIN:

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, tahun 2007.

Syunu Trihantoyo, 2007, Beralihnya SMU ke SMK di Kota Malang, http://re-

searchengines.com/0607syunu.html, diakses, Rabu, 11 Februari 2009.

Page 123: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

109

LAMPIRAN

Page 124: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

110

PEDOMAN WAWANCARA

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SEBAGAI UPAYA

DALAM MEMPERSIAPKAN SISWA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SURAKARTA

MEMASUKI DUNIA KERJA

Indikator

B. PERSIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

5. Penentuan Waktu Praktek Kerja Industri

a. Siapa yang bertanggungjawab menentukan waktu pelaksanaan praktek

kerja industri?

b. Kapan praktek kerja industri dilaksanakan?

c. Berapa lama praktek kerja industri dilaksanakan?

d. Apa kendala yang dihadapi pada saat menentukan waktu pelaksanaan

praktek kerja industri?

6. Pemetaan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI)

a. Bagaimana prosedur pemetaan (penyeleksian) dunia usaha/ industri

sebagai institusi pasangan?

a. Apasaja kriteria/ persyaratan untuk penentuan dunia usaha/ industri

yang akan dijadikan institusi pasangan?

b. Apa kendala dalam pemetaan dunia usaha/ industri?

7. Pemetaan Siswa

a. Siapa yang mempunyai kewajiban melakukan pemetaan siswa?

b. Bagaimana mekanisme pemetaan siswa?

c. Apakah siswa dalam satu jurusan ditempatkan pada institusi yang

sama?

d. Adakah kriteria khusus dalam pemetaan siswa di dunia usaha/

industri?

8. Pembekalan Siswa Calon Prakerin

a. Materi apasaja yang diberikan pada saat pembekalan siswa?

Page 125: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

111

b. Kapan pembekalan dilaksanakan? Berapa lama proses pembekalan

siswa ini berlangsung?

c. Siapa yang mempunyai kewajiban memberikan pembekalan pada

siswa?

C. TAHAP PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

2. Penyerahan Siswa ke Dunia Usaha dan Industri (DU/DI)

a. Bagaimana proses penyerahan siswa ke dunia usaha/ industri?

b. Siapa yang mempunyai kewajiban melakukan penyerahan siswa ke

dunia usaha/ industri?

3. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

a. Apasaja materi dan pekerjaan yang diberikan pada saat pelaksanaan

praktik kerja industri?

b. Apakah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktik kerja industri?

c. Apakah sarana dan prasarana tersebut sudah memadai untuk setiap

jurusan dalam hal jumlah maupun kualitasnya?

4. Pembimbingan siswa di Dunia Usaha dan Industri (DU/DI)

1. Proses Bimbingan Siswa di Dunia Usaha/ Industri oleh Guru

Pembimbing

a. Bagaimana sistem pembimbingan yang dilakukan oleh guru

pembimbing pada saat pelaksanaan praktik kerja industri?

b. Apakah proses pembimbingan ini dilakukan setiap hari?

c. Adakah kriteria khusus untuk menjadi guru pembimbing?

d. Berapa jumlah guru pembimbing dalam sebuah dunia usaha/

industri? Berapa perbandingan jumlah guru pembimbing dengan

jumlah siswa?

2. Proses Bimbingan Siswa di Dunia Usaha/ Industri oleh Instruktur di

Dunia Usaha/ Industri

a. Bagaimana sistem pembimbingan yang dilakukan oleh instruktur

pembimbing di dunia usaha/ industri?

b. Apakah proses pembimbingan ini dilakukan setiap hari?

Page 126: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

112

c. Berapa jumlah instruktur pembimbing dalam sebuah dunia usaha/

industri? Berapa perbandingan jumlah instruktur pembimbing

dengan jumlah siswa?

4. Penarikan Siswa

a. Kapan proses penarikan siswa dilakukan?

b. Siapa yang bertanggung jawab untuk menjemput siswa dari tempat

praktek kerja industri?

D. PENGUMPULAN BUKU JURNAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI

1. Kapan pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri dilakukan?

2. Apakah semua siswa harus mengumpulkan buku jurnal tersebut?

3. Apa kegunaan dari buku jurnal praktek kerja industri tersebut?

E. PENULISAN SURAT KETERANGAN PRAKERIN

1. Apa isi dari surat keterangan praktek kerja industri?

2. Untuk apakah surat keterangan praktek kerja industri tersebut?

Page 127: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

113

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN SISWA PESERTA PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

1. Kapan Anda melaksanakan praktek kerja industri?

2. Berapa lama Anda melaksanakan praktek kerja industri?

3. Dimana Anda melaksanakan praktek kerja industri?

4. Apakah siswa dalam satu program keahlian ditempatkan pada dunia

usaha/industri yang sama? Kalau tidak, berapa jumlah peserta dalam satu

dunia usaha/industri?

5. Apakah sebelum Anda melakukan praktek kerja industri, Anda diberi

pembekalan? Kalau iya, kapan pembekalan itu dilaksanakan dan berapa lama

proses pembekalan itu berlangsung?

6. Apasaja materi yang diberikan saat pembekalan?

7. Siapa saja yang menjadi pembicara dalam pembekalan tersebut?

8. Pada hari pertama Anda ke dunia usaha/industri, Anda didampingi oleh guru

atau tidak?

9. Bagaimana penyampaian materi yang diberikan oleh instruktur kepada Anda?

Apakah bisa Anda pahami?

10. Pekerjaan apasaja yang Anda lakukan ketika praktek kerja industri?

11. Apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan kompetensi Anda?

Page 128: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

114

12. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di dunia usaha/industri tempat

Anda prakerin? Apakah sudah memadai atau belum?

13. Apakah guru pembimbing memonitor Anda selama praktek kerja industri?

Kalau iya, berapa kali Anda dikunjungi oleh guru pembimbing?

14. Berapa jumlah guru pembimbing yang membimbing Anda?

15. Apakah dalam melakukan pekerjaan di dunia usaha/industri Anda dibantu

oleh instruktur? Berapa jumlah instruktur yang membimbing Anda?

16. Bagaimana system pembimbingan yang dilakukan oleh instruktur

pembimbing?

17. Apakah pada hari terakhir Anda melakukan praktek kerja industri, Anda

dijemput oleh guru pembimbing Anda? Apasaja yang Anda lakukan pada hari

terakhir praktek kerja industri?

18. Apakah Anda mengumpulkan buku jurnal praktek kerja industri? Kepada

siapa buku journal tersebut Anda kumpulkan?

19. Apakah Anda memeproleh sertifikat setelah praktek kerja industri berakhir?

20. Menurut Anda, apa kegunaan sertifikat tersebut?

Page 129: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

115

Struktur Kurikulum. Bidang Keahlian : Teknik Otomotif Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

PROGRAM / MATA DIKLAT ALOKASI WAKTU

(Jam)

A. Mata Pelajaran

1. PROGRAM NORMATIF 896

1.1. Pendidikan Agama 192

1.2 . Pendidikan Kewarganegaraan 192

1.3 . Bahasa Indonesia 192

1.3. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 192

1.4. Seni Budaya 128

2. PROGRAM ADAPTIF 2138

2.1. Bahasa Inggris 440

2.2. Matematika 516

2.3. Ilmu Pengetahuan Alam 192

2.4. Fisika 276

2.5. Kimia 192

2.6. Ilmu Pengetahuan Sosial 128

2.7. Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202

2.8. Kewirausahaan 192

3. PROGRAM PRODUKTIF

Dasar Kompetensi Kejuruan 144

3.1 Pembacaan dan pemahaman gambar teknik 72

3.2 Menerapkan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja di bengkel

6

3.3 Pemeliharaan/servis sistem hidrolik 66

Kompetensi Kejuruan 1084

3.4 Peralatan bengkel 50

3.5 Keselamatan kerja 12

3.6 Pengetahuan tentang dasar motor 48

3.7 Pengetahuan tentang motor 54

3.8 Pengetahuan tentang kelistrikan otomotif 26

Page 130: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

116

PROGRAM / MATA DIKLAT ALOKASI WAKTU

(Jam)

3.9 Pengetahuan tentang dasar casis 6

3.10 Pengetahuan tentang sistem suspensi 20

3.11 Pengetahuan tentang sistem kemudi 10

3.12 Pengetahuan tentang sistem rem 10

3.13 Pengetahuan tentang roda 10

3.14 Pengetahuan tentang peminda tenaga 20

3.15 Pengetahuan tentang motor diesel 12

3.16 Perawatan dan perbaikan kepala silinder dan kelengkapannya

6

3.17 Perawatan dan perbaikan mekenisme katup dan kelengkapannya

38

3.18 Perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar bensin 20

3.19 Perawatan dan perbaikan blok silinder dan kelengkapannya

8

3.20 Perawatan dan perbaikan mekanisme engkol 38

3.21 Perawatan dan perbaikan sistem pelumasan 16

3.22 Perawatan dan perbaikan perbaikan sistem pendingin 18

3.23 Perawatan dan perbaikan motor diesel 60

3.24 Sistem injeksi bahan bakar bensin 12

3.25 Perawatan dan perbaikan sistem pemasukan dan pembuangan

12

3.26 Diagnosa motor 32

3.27 Perawatan baterai starter 8

3.28 Perawatan dan perbaikan sistem starter 22

3.29 Perawatan dan perbaikan sistem pengisian 42

3.30 Perawatan dan perbaikan sistem pengapian 32

3.31 Perawatan dan perbaikan sitem penerangan 27

3.32 Perawatan dan perbaikan sistem lampu tanda dan klakson

13

3.33 Perawatan dan perbaikan pengapian magnit 22

3.34 Perawatan dan perbaikan sistem AC 48

3.35 Perawatan dan perbaikan penghapur/pembersi kaca 10

3.36 Perawatan dan perbaikan sistem kontrol panel 16

Page 131: PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TEKNIK …... · 2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan ... persiapan praktek ... Saran yang diberikan adalah

117

PROGRAM / MATA DIKLAT ALOKASI WAKTU

(Jam)

3.37 Sistem audio mobil 20

3.38 Perawatan dan perbaikan sistem kemudi 20

3.39 Perawatan dan perbaikan sistemsuspensi 18

3.40 Menyetel FWA ( spooring ) 16

3.41 Perawatan dan perbaikan sistem rem 18

3.42 Perawatan dan perbaikan sistem kopling 16

3.43 Perawatan dan perbaikan sistem transmisi 16

3.44 Perawatan dan perbaikan poros propeler 8

3.45 Perawatan dan perbaikan gardan 18

3.46 Perawatan dan perbaikan poros eksel belakang 12

3.47 Perawatan dan perbaikan Power steering 36

3.48 Perawatan dan perbaikan brake booster 18

3.49 Perawatan dan perbaikan rem ABS 18

3.50 Perawatan dan perbaikan tras axle 20

3.51 Perawatan dan perbaikan poros penggerak aksel (depan)

16

3.52 Perawatan dan perbaikan unit trasfer 16

3.53 Perawatan dan perbaikan transmisi otomatis 20

B. Muatan Lokal 180

1. Bahasa Jawa 72

2. Bahasa Jepang 72

3. Bimbingan Karier 36

C. Pengembangan Diri 192

1. Pramuka

2. Web Desain

3. Latihan Dasar Kepemimpinan

4. AutoCad

5. Musik

JUMLAH 4630

Keterangan: Alokasi waktu 1 jam tatap muka @ 45 menit.