laporan praktek industri kepala sawit

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elais quineensis Jack) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang merupakan tanaman tahunan. Industri kelapa sawit berpotensi menghasilkan perkembangan ekonomi dan sosial yang signifikan di Indonesia. Dengan meningkatnya teknologi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit menyebabkan kebutuhan minyak akan bertambah. Meningkatnya kebutuhan minyak kelapa sawit menyebabkan pabrik kelapa sawit selalu memoderenisasi peralatan dan metode pengolahan guna mendapatkan hasil yang maksimal dengan mutu dan daya saing yang baik di pasaran. Minyak sawit sering digunakan sebagai penganti lemak-trans karena merupakan salah satu lemak nabati jenuh yang berbentuk semi-padat pada suhu kamar dan relatif murah. Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil (CPO). Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan mudah dipucatkan. Dalam pengolahan TBS, proses perebusan merupakan salah satu proses yang paling mendasar. Proses perebusan yang optimal akan memudahkan proses selanjutnya, seperti pemipilan dalam efesiensi, kualitas dan perolehan rendemen minyak CPO.

Upload: dicky-ceperist-pontianak

Post on 21-Oct-2015

412 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elais quineensis Jack) merupakan tumbuhan tropis

golongan palma yang merupakan tanaman tahunan. Industri kelapa sawit berpotensi

menghasilkan perkembangan ekonomi dan sosial yang signifikan di Indonesia.

Dengan meningkatnya teknologi pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit

menyebabkan kebutuhan minyak akan bertambah. Meningkatnya kebutuhan minyak

kelapa sawit menyebabkan pabrik kelapa sawit selalu memoderenisasi peralatan dan

metode pengolahan guna mendapatkan hasil yang maksimal dengan mutu dan daya

saing yang baik di pasaran. Minyak sawit sering digunakan sebagai penganti lemak-

trans karena merupakan salah satu lemak nabati jenuh yang berbentuk semi-padat

pada suhu kamar dan relatif murah.

Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah

bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil

(CPO). Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk

memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan mudah dipucatkan.

Dalam pengolahan TBS, proses perebusan merupakan salah satu proses yang

paling mendasar. Proses perebusan yang optimal akan memudahkan proses

selanjutnya, seperti pemipilan dalam efesiensi, kualitas dan perolehan rendemen

minyak CPO.

Dalam proses perebusan selalu terjadi kehilangan minyak. Setiap pabrik

kelapa sawit berusaha untuk memperkecil kehilangan minyak pada setiap stasiun,

salah satunya stasiun perebusan. Angka kehilangan minyak pada pabrik pengolahan

kelapa sawit merupakan ukuran efisiensi ekstraksi pabrik. Oleh karena itu, setiap sisa

buangan dari proses pengolahan harus dianalisa dengan teliti.

PT. Mitra Aneka Rezeki (MAR) merupakan perusahaan yang memiliki pabrik

yang mengolah buah kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan kernel. Pabrik

yang terdapat di PT. MAR merupakan salah satu pabrik yang menggunakan sistem

perebusan horizontal denan kapasitas 45 ton per jam yang dapat memperkecil

kehiangan minyak. PT. MAR masih tergolong pabrik baru dalam pengolahan CPO,

karena pabrik ini baru mulai proses produksi CPO pada tahun 2011. Lokasi pabrik

yang tidak jauh dari sungai Kapuas mempermudah pengangkutan hasil produksi CPO

dan inti sawit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses pelaksanaan suatu

kegiatan industri sehingga memliki wawasan dan pengetahuan yang luas

dalam bertindak dan memcahkan masalah secara sistematis dan mandiri.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat menjalankan proses pelaksanaan pekerjaan industri.

Mahasiswa dapat menjelaskan sistem pengorganisasian pekerjaan di

industri.

Mahasiswa dapat merancang, membuat dan merawat serta memperbaiki

komponen mesin industri.

Mahasiswa dapat membuat laporan “Praktek Industri” dengan baik sesuai

dengan tatacara penulisan ilmiah.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Mitra Aneka Rezeki atau yang lebih dikenal dengan nama PT. MAR

berdiri pada tanggal 1 April 2005 memiliki PKS yang berada di Kalimantan Barat.

Pabrik ini di bangun pada tahun 2009 dan mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan

kapasitas olah 45 Ton TBS/jam. PKS PT. MAR setiap hari menerima dan mengolah

TBS yang berasal dari kebun yang dikelola oleh PT. MAR itu sendiri yaitu

Ambawang Air Putih Estate (AAPE), Kampung Baru Estate (KBE) dan Arus Sei

Deras Estate (ASDE).

PT. MAR sebagai badan usaha yang bergerak di bidang perkebunan telah

mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Kubu Raya

Kalimantan Barat dengan luas ± 14.500 Ha dari izin lokasi Bupati Kubu Raya seluas

18.500 Ha.

2.2 Deskripsi Geografis dan Administratif

Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. MAR yang berlokasi di

Dusun Natai Raja Desa Ambawang Kecamatan Kubu Raya Kalimantan Barat terletak

di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Pakedai

Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Karakteristik areal perkebunan ini berada di

lahan gambut/lahan basah.

Selanjutnya, batas-batas wilayah administrasi dari PT. MAR tersebut adalah:

1. Utara : Berbatasan dengan PT. RK (Rezeki Kencana)

2. Selatan : Berbatasan dengan Sei Kapuas Desa olak-olak Kubu

Kec. Kabupaten Kubu Raya

3. Barat : Berbatasan dengan PT. RK (Rezeki Kencana)

4. Timur : Berbatasan dengan Sei Kapuas Rasau Jaya Kubu Raya

Aksebilitas menuju lokasi PT. MAR dapat di tempuh melalui jalan A. Yani

Pontianak dengan waktu tempuh sekitar ± 2 jam dengan menggunakan kendaraan

roda empat atau roda dua. Adapun identitas perusahaan dapat dilihat pada lampiran.

2.3 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang utama khususnya di pabrik minyak sawit

PT. MAR dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi PKS PT. MAR

Mill ManagerKi Djan

AdministrasiMeizar

Staff. Admin

Asst. ProsesSuwito

Mandor/

Krani

Asst. Laboratoriu

mFaisal Arif

Asst. Maintance

Amin

Staff Personalia

Surono

Berdasarkan Gambar 1, pembagian tugas dan wewenang masing-masing

bagian dalam struktur organisasi PKS PT. MAR sebagai berikut :

1. Mill Manajer

Mill Manajer bertugas memimpin, mengontrol hasil kerja karyawan pabrik dan

bertanggung jawab terhadap hasil kerja kesuluruhan kepada Genereal Manager.

2. Asisten Manajer

Asisten Manajer bertugas mengontrol seluruh kegiatan di pabrik, dari proses

produksi hingga hasil produksi dan bertanggung jawab atas kegiatan di pabrik baik

proses pengolahan maupun pemeliharaan alat kepada Mill Manager. Mill manager

dibantu oleh asisten proses, asisten laboratorium dan asistance maintenance.

3. Asisten Administrasi/KTU (Kepala Tata Usaha)

Bertugas merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan bagian administrasi,

mengevaluasi serta memeriksa setiap pengualaran maupun pemasukan biaya atau

barang di pabrik, dan mengawasi keberadaan stok yang ada di gudang pabrik. KTU

bertanggung jawab terhadap kelancaran semua administrasi maupun informasi yang

akan diberikan dan biaya-biaya kantor, dan bertanggung jawab atas personil yang di

bawahinya dengan bagian organisasi.

4. Asisten Proses

Bertugas untuk mengawasi semua kegiatan instalasi dan jalannya proses

produksi di dalam pabrik. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi di

dalam pabrik. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan

bahan baku yang diterima, menjamin suasana kerja yang baik dan memberikan data

serta kegiatan proses produksi.

5. Asisten Laboratorium

Bertugas mengawasi mutu hasil produksi dan limbah pabrik. Bertanggung

jawab dalam melaksanakan analisa di laboratorium yang di perlukan pabrik secara

optimal hinggal dapat emenuhi kebutuhan teknis/teknologi agar mutu dan kerugian

yang timbul berada dalam batas normal. Menghitung persediaan dan engiriman

produksi serta kualitas produksi yang di kontrol.

6. Asiten Maintenace

Bertugas mengawasi,merencanakan dan menyusun program perawatan

maupun perbaikan semua mesin/peralatan. Bertanggung jawab terhadap pemakasian

spare part serta mencatat waktu pemeliharaan.

2.4 Pengaturan Kerja

PT. MAR Mill mempunyai 77 karyawan proses yang saat ini masih berjalan 1

(satu) shit, terkecuali untuk keamanan terbagi menjadi 3 (tiga) shift dengan rincian

sebagai berikut :

1. Karyawan proses produksi = 30 orang.

a. 1 orang Asst. Proses

b. 1 orang oprt. Boiler

c. 1 orang oprt. Engine Room

d. 26 orang karyawan proses

e. 1 orang kami Proses

2. Karyawan laboratorium = 12 orang

a. 1 orang asst. Laboratorium

b. 1 orang krani laboratoirum

c. 2 orang karyawan analisa

d. 1 orang karyawan WTP

e. 4 orang karyawan Grading

f. 3 orang karyawan limbah

3. Karyawan Maintance dan Electrik = 8 orang

a. 1 orang Asst. Maintenace

b. 1 orang oprt. Electrik

c. 6 orang teknisi

4. Karyawan keamanan / security dan umum = 13 orang

a. 1 orang coordinator

b. 9 orang anggota

c. 1 orang office boy

d. 2 orang umum

5. Operasional dan administrasi kantor = 14 orang

a. 1 orang Mill Manager

b. 1 orang Asst. Manager

c. 1 orang Asst. Dmint

d. 1 orang HRD/GA

e. 1 orang Humas

f. 9 orang staff admint

Sekitar 90 % karyawan PT. MAR berasal dari masyarakat setempat yaitu dari

wilayah Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Paedai. Waktu kerja di PT. MAR

dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB untuk karyawan

proses dan kantor. Karyawan yang bekerja melebihi dari jam ketentuan perusahaan

akan di perhitungkan lembur, sedangkan untuk keamanan (security), waktu kerjanya

dibagi menjadi 3 bagian yaitu waktu pertama dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai

dengan 15.00 WIB, waktu kedua dimulai pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 23.00

WIB sedangkan waktu ketiga dimulai pada pukul 23.00 WIB sampai dengan 07.00

WIB. Bagian keamanan/security dalam setiap pembagian waktu (Shift) mendapatkan

lemburan 1 jam kerja.

2.5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

PT. MAR sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Fasilitas yang di

sediakan perusahaan diantaranya perumahan untuk karyawan, listrik dan air. Semua

karyawan memiliki Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Tunjangan Hari

Raya (THR) dan Tunjangan Hari Tua (THT) yang memadai sesuai dengan golongan

karyawan tersebut serta fasilitas perumahan dilingkungan pabrik. Bila terjadi sesuatu

yang tidak diinginkan seperti kecelakaan atau ada karyawan yang sakit, pihak

perusahaan akan menanggung seluruh biaya pengobatan/perawatan keryawan

tersebut.

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Rangkaian Proses Indutri

cair

padat

tangki timbun kernel hopper

Gambar 2. Rangkaian proses produksi di PT. MAR

3.1.1 Penerimaan Buah (Fruit Reception)

Proses penerimaan buah dimulai dari penimbangan TBS yang berasal dari

kebun. Penimbangan TBS dilakukan di jembatan timbang yang berfungsi untuk

menimbang/mengetahui jumlah TBS yang masuk ke PKS unutk diolah dari setiap

produksi sehingga memudahkan untuk mengetahui rendemen minyak dan inti serta

berat tandan rata-rata. Berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat kotor

truk) dengan berat saat truk bermuatan TBS. Penimbangan dilakukan pada waktu truk

bermuatan TNS dan pada saat truk kosong.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menimbang, agar diperoleh

penimbangan yang tepat dan akurat yaitu, petugas mencatat nomor plat mobil yang

masuk, timbangan harus pastikan menunjuk angka 00 sebelum mobil mulai masuk

untuk menimbang. Setelah itu, memeriksa kelayakan penimbangan untuk mencegah

Penerimaan buah(Fruit reception)

Penyortiran TBS(Grading)

Penimbunan sementara

(Loading ramp)

Pengempaan(Pressing)

Penbahan(Threshing)

Perebusan(Sterilizing)

Pemurnian minyak(Clarification)

Pengolahan biji

kecurangan penmbangan, maka sopir,kernet dan barang-barang berat harus di

turunkan. Untuk menghindari kerusakan pada timbangan sebaiknya truk masuk dan

keluar timbangan harus perlahan-lahan untuk menghindari beban kejut, lantai

timbangan diusahan selalu bersih agar timbangan berfungsi dengan baik.

3.1.2 Penyortiran TBS (Grading)

Penyortiran yaitu pemisahan atau pengkelasan TBS sesuai dengan fraksi

sebagai salah satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kualitas

TBS. Sortasi atau grading bertujuan untuk mengetahui mutu TBS yang masuk di

PKS, meningkatkan kualitas mutu CPO produksi, meningkatkan mutu rendemen

minyak dan inti sawit yang diolah dan meningkatkan hasil produksi yang lebih

menguntungkan. TBS dibawa truk pengangkut menuju ke grading station unutk

dilakukan penyortiran TBS. Sistem denda diberlakukan untuk TBS yang tidak

memenuhi syarat pada saat bongkar muatan. TBS yang masuk berasar dari kebun

sendiri oleh karena itu grading yang digunakan adalah sistem grading berjalan

sehinggal dendanya tidak terlalu besar.

Fraksi yang memenuhi syarat untuk diolah adalah fraksi I, II dan III

sedangkan fraksi 00, 0, IV, V, VI dan tangki panjang diharapkan sedikit mungkin

masuk dalam proses pengolahan. Fraksi-fraksi inilah yang harus disortasi dan

diberlakukan denda,sedangkan brondolan harus ada sebanyak 12,5 % berat TBS yang

di bawa. Setelah diketahui persentase tiap fraksi dari hasil sortasi, maka di tetapkan

norma-norma mutu panen yang baik. Adapun kriteria-kriteria panen dan syarat mutu

TBS dapat dikihat pada Tabel 1.

Tabel.1 Kriteria Panen dan syarat Mutu TBS

No Kematangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan

1 Mentah 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat Mentah

0 1-12,5 % buah luar membrondol Mentah

I 12,5 % buah membrondol Kurang Matang

2 Matang II 25-50 % buah luar membrondol Matang I

III 50-76 % buah luar membrondol Matang II

IV 75-100% buah luar membrondol Lewat Matang I

3 Lewat

Matang

V Buah dalam juga membrondol ada

buah membusuk.

Lewat matang II

VI Buah sudah membrondol Janjang Kosong

TP >2,5 cm Tangkai Panjang

Brondola

n

12,5 %

Sumber : Laboratorium PKS PT. MAR

3.1.3 Penimbunan Sementara/Pemindahan TBS (Loading Ramp)

TBS yang telah disortasi di Grading Station ini kemudian dimasukan ke dalam

lori-lori. Lori yaitu tempat kelapa sawit untuk proses perebusan yang berkapasitas 4,5-

5 ton TBS pada setiap lorinya. TBS dimasukan kedalam loru dengan membuka pintu

Loading Ramp yang di atur dengan sistem hidrolik dan menggunakan prinsip FIFO

(Frist In, Frist Out). Bangunan loading ramp memiliki kemiringan pada lantai dengan

sudut 27º, kemiringan ini bertujuan unutk mempermudah dalam memasukan buah

kedalam lori-lori yang telah disediakan, karena buah akan jatuh dengan adanya gaya

gravitasi.

TBS dituangkan pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu ke pintu lainya.

Pengisian lori yang baik hendaknya tidak terlalu penuh, sesuai dengan kapasitas lori.

Pengisian lori yang terlalu penuh bahkan hingga membumbung akan mengakibatkan

pintu maupun penahan tandan buah bengkok, buah terjatuh dalam rebusan dan

packing pintu tergesek buuah . dan apabila hal demikian maka dapat mengakibatkan

beberapa kerugian produksi yaitu kehilangan minyak pada air kondesat rebusan,

penyumhmbatan saringan pipa kondesat, kenaikan kadar ALB, bertambahnya jam

kerja pabrik, kerugian steam dan kerusakan alat-alat. Setelah lori-lori diisi dengan

TBS, lorr-lori tersebut dimasukan ke dalam sterilizer dengan menggunakan capstand

yang berfungsi menarik lori masuk dan keluar dari strelizier.

3.1.4 Perebusan TBS (Sterilizer)

Perebusan merupakan salah satu tahap utama dalam proses pengolahan TBS.

Baik buruknya mutu dan hasil olahan PKS yang paling utama ditentukan oleh

keberhasilan rebusan. Merebusa buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan

merupakan proses pengolahan yang mutlak dilakukan.

Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana

uap bertekanan. Biasanya sterilizer dirancang untuk dapat memuat 6 sampai 10 lori

dengan tekanan uap 3 kg/cm². Lori tempat buah dibuat berlubang dengna diameter 0,5

inch, yang berfungsi untuk penetesan air kondensat yang terdapat diantara buah.

Dalam proses perebusan TBS dpanaskan uap pada temperatur sekitar 135ºC selama

80 – 90 menit. Sterilizer harus dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve)

untuk menjaga tekanan di dalam sterilizier tidak melebihi tekanan kerja maksimum

yang diperkenankan. (D. Darnoko,2003) Fungsi sterilizer adalah untuk melakukan

sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Sterilizer ini di lengkapi

dengan berbagai peralatan, yaitu :

3.1.4.1 Panel sterilizer

berfungsi untuk pengoperasian, pengontrolan dan pemograman sterilizer.

Pengoperasian dimaksudkan untuk menjalankan/pengoperasian sterilizer

sesuai dengan step-step yang ada selama proses berlangsung.

Pengontrolan, untuk mengetahui sistem kerja peralatan sesuai dengan sistem

yang diprogram atau tidak dengan cara melihat indikator baik berpua lampu

maupun grafik.

Pemograman, unutk menentukan lamanya waktu yang digunakan setiap

stepnya.

3.1.4.2 Peralatan kontrol

Inlet valve untuk pengontrolan/pengaturan masuknya steam.

Exhasut valve untuk pengaturan keluaran steam dari sterilizer.

Daerate valve untuk pengaturan keluaran kondensat.

Safety device untuk mengontrol posisi pintu sterilizer pada saat tertutup.

Manometer untuk mengontrol terhadap tekanan di dalam ruang sterilizer.

Kontrol uap pada saat membuka sterilizer.

3.1.4.3 Pintu sterilizer, packing dan pengguna.

Pintu sterilizer dilengkapi dengna packing dan pengunci pada saat menutup

ruang sterilizer.

Pintu untuk jalan masuk dan keluarnya loru yang berisi TBS ke dalam/keluar

sterilizer.

Packing untuk menutup celah-celah pada sambungan body sterilizer dengna

pintunya pada saat tertutup agar tidak terjadi kebocoran steam lewat pintu.

Pengunci untuk mengunci pintu pada keadaan tetutup selama proses perebusan

berlangsung.

3.1.4.4 Linier Plate (Plate Aus)

Plate aus ini di pasang pada sisi bawah dan dinding sterilizer bagian dalam.

Fungsinya untuk melindungi sebagian shell (dinding) dan sterilizer terhadap akitivitas

zat tersebut menyebabkan dinding sterilizer cepat korosi. Plate ini dapat dilakukan

penggantian apabila rusah, bocor (habis).

3.1.4.5 Onfice Plate

Onfice plate ini dipasang pada bagian atas dari dinding sterilizer. Bentuknya

segi empat memanjang dengan lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran pada sisi

bawah onfice plate dan berbentuk segi empat (persegi panjang) pada sisi kanan kiri

dari onfice plate. Fungsi onfice plate untuk mengatur penyebaran uap agar dapat

merata keseluruh permukaan dari TBS.

3.1.4.6 Pompa Kompresor

Pompa kompresor ini digunakan untuk proses-proses sterilizer dan

mengendalikan proses kerja panel sterilizer. Kompresor dijalankan secara otomatik

dengan sebuah relay yang di kontrol berdasarkan tekanan. Apabila tekanan udara di

dalam silinder kompresor kurang dari 6kg/cm², maka relay ‘ON’ arus masuk dan

motor beroperasi menggerakkan torak, sehingga tekanan naik (dalam silinder tangki)

mencapai 8kg/cm²., maka relay ‘OFF’ dan motor mati.

3.1.4.7 Saluran Kontrol Kebocoran

Saluran ini dimasukkan untuk mengetahui adanya kebocoran/kerusakan dan

plate aus di dalam ruang sterilizer. Bocoran ini ditandi dengan adanya kondensate

keluar sterilizer lewat saluran kontrol kebocoran.

3.1.4.8 Peredam Suara

Alat ini digunakan untuk mengurangi suara (meredam) pada saat pembuangan

uap (steam ke udara) agar tidak terlalu berisik.keras suaranya.

3.1.4.9 Blow Down Chamber

Alat ini untuk memisahkan campuran uap dan air (kondensat) yang keluar dari

sterilizer. Uapnya dibuang ke udara dan air kondensasinya dialirkan ke recovery tank.

Keberhasilan dalam proses perebusan, mendukung kemudahan-kemudahan

dalam proses selanjutnya. Proses sangat pentng karena proses perebusan bertujuan

antara lain :

Untuk Memastikan aktivitas enzim lipase yang terkandung dalam buah kelapa

sawit. Enzin lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan ALB.

Mempermudah peesapan brondol dari tandan.

Mempermudah pemisahan minyak dari daging buah.

Menurunkan kadar air dalam buah.

Memudahkan penguraian serabut pada biji.

Memisahkan antara inti cangkang

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil rebusan yaitu tekanan, suhu,

pembuangan udara dan lama perebusan yang digunakan dalam sterilizer. Penentuan

kondisi yang optimal terhadap tekanan dan suhu perebusan akan mempengaruhi kadar

minyak dari buah hasil rebusan. Tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu yang

tinggi pula sehingga mengakibatkan kada kehilangan minyak pada air kondensat

tinggi dan kadar minyak pada buah hasil rebusan akan menurun. Jika tekanan terlalu

rendah suhu yang dicapai pun akan rendah sehingga kematangan buah tidak sempurna

dan waktu perebusan harus ditambah. Namun, perebusan yang terlalu lama juga tidak

menyebabkan kerugian minyak dalam air kondensat dan dapat merusak mutu minyak

dan inti yang dihasilkan.

Untuk mendapatkan hasil perebusan yang terbaik, maka perlu diperhatikan

metode perebusan. Metode perebusan yang digunakan oleh PT> MAR adalah sistem

tiga puncak (tripe peak). Istem ini dianggap lebih efisien jika dilihatdari segi

kehilangan mintak dalam pengolahan.

Adapun prinsip triple peak adalah tiga kalo pemasukan uap (steam) ke dalam

sterilizer dan tiga kali pembuangan uap (blow down). Jumlah puncak dalam pola

perebusan ditunjukan oleh jumlah pembukaan dan penutup dari steam masuk atau

steam keluar selama perebusan berlangsung.

Pertama-tama dilakukan pembuangan uap (dehydration) sebelum di masukan

uap untuk mencapai puncak I selama 2,5 menit. Kemudian baru dimasukan uap untuk

mencapai puncak I dengna membuka pipa steam masuk selama 12-15 menit atau

sampai mencapai tekanan 1,5 kg/cm², setelah itu pipa steam masuk ditutup,

sedangkan tekanan turun hingga 0 kg/cm² (5 menit) pipa-pipa tersebut ditutup.

Pipa steam masuk kemudian dibuka kembali selama 15 menit atau sampai

mencapai puncak II (tekanan 2,5 kg/cm²). Lalu pipa steam masuk ditutup, sedangkan

pipa kondensat dan exhaust dibuka, tekanan turun hingga 0 kg/cm² (5 menit) pipa-pia

tersebut ditutup kembali. Melalui dua puncak awal, perebusan dilanjutkan dengan

membuka steam masuk hingga mencapai puncak III (tekanan 3 kg/cm²), kemudian

tekanan ini dipertahankan selama 45 menit, sebelum dilakukan pembuangan steam

akhir.

Di PT. MAR pembukaan dan penutupan diatur secara automatis. Pengaturan

automatis dibantu oleh alat yang telah diprogram, pembukaan dan penutupannya

dibantu oleh alat yaitu kompresor dan dikontrol dengan program. Contoh program

sterilizer dapat dilihat pada tabel 2. Dasar waktu automatis didasarkan pada waktu

yang telah ditetapkan untuk pembukaan dan penutupan kran uap masuk, keluar dan air

kondensat. Dasar tekanan automatis, yaitu masa rebusan dihitung bila tekanan

tercapai.

Proses yang terjadi pada setiap peak adalah sebagai berikut :

Puncak pertama ( I peak)

Proses yang terjadi pada puncak pertama yaitu membuang udara yang

tertangkap didalam sterilizer dan mengurangi keaktifan (aktivitas) enzin

lipase yang dapat meningkatkan ALB.

Puncak kedua ( II peak)

Proses yang terjadi pada puncak kedua yaitu mengurangi kadar air yang

terdapat pada buah dan proses awal sterilisasi.

Puncak ketiga ( III peak )

Pada puncak ini proses yang terjadi yaitu sterilisasi sempurna dan

melenkangkan antara cangkang dan kernel agar tidak menyatu serta

memudahkan pada saat pemecahan biji.

Tabel 2. Program Sterilizer

StepInlet

Steam

Exhost

Steam

Condesate

Steam

Waktu

(menit)KET

1 O C O 2

2 O C C 10

3 C C O 2 PEAK I

4 C O O 1

5 O C C 12

6 C C O 2 PEAK II

7 C O O 2

8 O C C 15

9 O C C 10

10 O C O 0,3

11 O C C 25

12 O C O 0,3 PEAK III

13 O C C 5

14 C C O 4

15 C O O 4

Sumber : PKS PT. MAR

Dalam proses perebusan terjadi kehilangan minyak pada air kondensat yang

memepengaruhi hasil rendemen produksi CPO. Air kondensat adalah air yang

terbentuk akibat proses kondensasi uap didalam bejana sterilizer. Air kondensat yang

berada didasar bejana sterilizer ini harus terus menerus dibuang karena dapat

menghambat proses perebusan. Hal ini disebabkan karena air yang terdapat dialam

rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan oleh uap dari bagian atas bejana

sterilizer, sehingga jumlah air yang tidak diimbangi dengan pengeluaran air kondensat

memperlambat usaha pencapaian tekanan puncak yang dimana kurva tersebut lebih

efisien. Karena rebusan merupakan sebuah bejana tekan yang bekerja dengan resiko

tinggi (Pahan,2008 dan Fauzi,2004).

Kehilangan minyak di PKS merupakan ukuran efesiensi ekstraksi pabrik maka

setiap sisa buangan dari pengolahan harus dianalisa. Salah satu kehilangan minyak

yaitu kehilangan minyak pada air kondensat. Hal ini terus diperhatikan dan selalu

dijaga agar tidak berlebihan.

Berdasarkan daily report oil and kernel analysis PT MAR, standar kehilangan

air kondensat pada sterilizer yaitu 1% dari kapasitas TBS per harinya, dalam kondisi

tekanan 2,8 – 3 kg/cm² dengna masa perebusan selama 90 menit dan suhu perebusan

yaitu 110ºC-130 ºC.

Berdasarkan tabel 2, rata-rata hasil yang diperoleh pada sterilizer 1 sebesar

0,47% sedangkan sterilizer 2 sebesar 0,46%. Hasil yang diperoleh masih di bawah

standar yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 1%, walaupun ada beberapa hasil

kehilangan yang mendekati standar. Tingginya kadar kehilangan minyak dari air

kondensat pada hari tersebut diduga karena saat penurunan TBS ke dalam lori, buah

dapat terluka dan tertekan pintu loading ramp sehingga menyebabkan keluarnya

minyak sebelum perebusan. Penyebab lainnya adalah terdapat buah lewat masak yang

apabila dilakukan sedikit saja pemansan sudah mengeluarkan minyak, selain itu jika

terdapat buah restan turut pula mempengaruhi kehilangan minyak dari air kondensat

karena buah yang sudah lewat dari 24 jam tetapi belum diolah sehingga buah mudah

memar dan luka. Upaya pemecahan masalah dari perusahaan untuk mengatasi

kehilangan minyak pada air kondesat yaitu watu perebusan lebih dipersingkat yaitu 60

menit.

3.1.5 Penebahan (Threshing)

Penebahan adalah pemisahan brondolan dari janjangan kosong. Jika pada

proses ini tidak sempurna dapat menjadi salah satu yang mempengaruhi efisiensi

pabrik. Dengan menggunakan putaran, TBS dibanting sehingga brondolan lepas dari

tandannya dan jatuh ke konveyor dan elevator untuk didistribusikan ke thresser.

Thresser mempunyai kecepatan putaran 23-25 rpm. Pada bagian dalam thresser,

dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang

memungkinkan brondolan keluar dari thresser. Kemudian tandan kosong diangkut

oleh empty bunch conveyor untuk diangkut ke penampungan empty bunch. Pada

stasiun ini buah yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara brndolan dan

tandannya sebelm ke dalam digester.

Keberhasilan dalam proses ini harus memperhatikan beberapa hal seperti,

pengisian merata dan tidak terlalu penuh agar proses penebahan dapat berlangsung

secara sempurna. Dalam proses ini diperlukan beberapa alat berfungsi sebagai

pembawa ,seperti :

3.1.5.1 Konveyor jangjangan kosong (empty bunch conveyor)

Alat ini digunakan untuk membawa janjangan kosong yang telah di banting

dari thresser ke empty bunch hopper.

3.1.5.2 Konveyor buah (fruit conveyor) dan timba buah (fruit elevator)

Konveyor buah adalah alat pengantar brondolan atau buah masak ke fruit

elevator. Fruit elevator adalah alat untuk mengangkut buah atau brondolan dari

konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor

pembagi. Pada umumnya konveyor buah terdiri dari :

Konveyor buah dibawah penebah, dipakai untuk mengantar buah dari penebah

kekonveyor silang.

Konveyor buah silang bawah membawa buah ke fruit elevator.

Konveyor buah silang pada bagian atas fruit elevator di pakai untuk menerima

buah dari fruit elevator dan menghantarkan ke konveyor pembagi.

Konveyor pembagi, dipakai untuk menghantarkan dan membagi buah ke

dalam ketel adukan.

Konveyor ulang (recycling conveyor) dipakai untuk menghantarkan buah lebih

dari ketel adukan ke fruit elevator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan: Baut-baut pengikat scrapper terikat kuat Scrapper tidak boleh kurang Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.6 Stasiun Pengmpaan (Station Pressing)

Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak

dari buah dengan cara melumatkan dan mengempa. Sebelum brondolan dikempa,

brondolan dilumatkan/dibuburkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat berikut :

3.1.6.1 Ketel adukan (digester)

Ketel adukan (digester) adalah tangki tegak yang dilengkapi pisau-pisau

pengaduk (stirrig arms) sebanyak 6 tingkat yang diikat pada poros dan digerkkan

oleh motor listrik dengna kecepatan 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat dicacah di

dalam tangki 5 tingkat. Bagian atas dipakai untuk mengadukatau melumatkan, dan

pisau bagian bawah (stirring arm bottom) disamping pengaduk juga dipakai untuk

mendorong masuk keluar dari digester. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka

brondolan menuju ke konveyor recycling, kemudian diteruskan ke elevator untuk

dikembalikan ke digester.

Buah yang masuk ke dalam digester diaduk sedimikian rupa sehingga

sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan

buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh.

Minyak bebas dibiarkan keluar melalui lubang dasar digester. Terhambatnya

pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau

sehingga mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester, sehingga dapat

mengakibatkan ampas hasil pengempressan masih basah. Suhu masa di dalam digester

selalu dipertahankan 90-95ºC.

Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehingga mudah

di press. Proses pelumatan buah dilakukan dengan cara buah masak (brondolan) dari

konveyor pembagi dimasukkan dalam digester, setelah digester mulai berjalan, isian

masa dalam digester harus penuh, kemudian pengadukan berjalan 30 menit, baru

pintu dibuka. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pelumatan berlangsung

yaitu, pipa minyak keluar harus tetap bersih agar mengalir dengan lancar ke talang

minyak (oil gutter).

3.1.6.2 Pengempa Ulir (Screw Press)

Proses pengempaan dilakukan untuk memisahkan minyak kasar dari daging

buah. Alat ini terdiri dari sebuah silinder yang berlubang-lubang dan didalamnya

terdapat 2 buah ulir yang berputar berlawanan ara. Tekanan kempa diatur oleh 2 buah

konus yang berada pada bagian ujung pengempaan, yang dapat digerakkan maju

mundur secara hydrolic.

Buah yang telah dilumatkan di dalam digester dikempa dalam screw press

bersuhu 90-100ºC sebanyak 15-20 % TBS. Untuk menurunkan viskositas minyak,

penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter kemudian melalui oil gutter

dialirkan ke stasiun klarifikasi. Ampas dari sisa pengempressan dipecahkan dengan

mengunggakan cake breaker conveyor untuk dipisahkan antara serat dan biji utuhnya.

Selama proses pengempaan ada beberapa hal yang harus di perhatikan, yaitu

ampas sisa pengempaan harus keluar merata disekitar konus dan apabila saat proses

berlangsung terjadi kerusakan, maka screw press harus segera di berhentikan untuk

menghindari terjadinya penyumbatan. Selain itu saat pengempresan, tekanan yang

digunakan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan kadar inti pecah

bertambah dan kerugian inti bertambah. Namun tekanan yang digunakan juga tidak

boleh terlalu rendah, karena dapat mengakibatkan ampas sisa pengempresan masih

basah, kerugian minyak pada serat dan biji bertambah, pemisahan serat dan biji tidak

sempurna dan proses pengolahan biji mengalami kesulitan dan serat sebagai bahan

bakar boiler basah, sehingga pembakaran dalam boiler tidak sempurna. Minyak hasil

pengempaan menuju ke Sand Trap Tank (STT) untuk pengendapan. Hasil lain adalah

ampas (biji dan fiber) yang akan dipisahkan menggunaan Cake Breaker Conveyor

(CBC).

3.1.6.3 Cake Breaker Conveyor

Ampas press yang masih bercampur biji dan berbentuk gumpalan-gumpalan,

dipecah dan dibawa untuk dipisahkan ampas dan bijinya CBC. CBC merupakan suatu

konveyor ulir yang di pasang plat persegi sebagai pelempar fiber dan nut. Alat ini

terdiri dari pedal-pedal yang diikatkan pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan

pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna dan

penguapan air dapat berlangsung dengan lancar. Untuk mempercepat atau

mempermudah penguapan air, diberikan pemanasan dengan uap. CBC berfungsi

untuk mengurangi gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.

3.1.7 Pemunrnian Minyak (Clarification)

Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak.

Minyak kasar hasil stasiun pengempaan di kirim ke stasiun ini untuk di proses lebih

lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi.

Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan gengan sistem pengendapan,

sentripusi dan penguapan.

3.1.7.1 Tangki pemisah pasir (Sand Trap Tank)

Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal

dari Screw Press.

Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup

panas yang diperoleh dengan menijeksikan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Suhu minyak kasar 95-115oC

Pembuangan pasir secara rutin dilakukan setiap 4 jam, hindarkan

minyak jangan sampai ikut terbawa

3.1.7.2 Saringan bergetar (Vibrating Screen)

Saringan bergetar berfungsi untuk memisahkan benda-benda padat yang

terikut minyak kasar

Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini

dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali.

Cairan minyak di tampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).

Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing

2m2.

Tingkat atas memakai kawatsaringan mesh 20, sedangkan tingkat bawah

memakai mesh 40.

Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air

panas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

Pengenceran dengan air diatur sedemikian rupa, sehingga cairan dalam

tangki mempunyai dua perbandingan

satu bagian minyak, dan satunya lagi bagian air lumpur (sludge)

Kawat kawat rusak harus diganti

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.7.3 Tangki pompa minyak kasar (Crude Oil Pump)

Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah

disaring, untuk dipompakan ke dalam tangki pisah (Continuous Tank) dengan pompa

minyak kasar.

Untuk mencaga suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan

menijeksikan uap.

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

3.1.7.4 Tanki Pisah (Continuous Tank)

Pemisahan pertama minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan di

dalam tangki pisah ini.

Untuk mempermudah pemisahan suhu dipertahakan 95oC dengan sistem

injeksi uap pada ruang pertama.

Tangki pisah ini terdiri dari tiga ruang yaitu:

1. Ruang pertama untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan

penambahan panas.

2. Ruang kedua merupakan ruang pemisahan, minyak yang mempunyai berat

jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam tangki masakan minyak (oil

tank), sedangkan sludgeyang mempunyai berat jenis lebih besar dari minyak

masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah.

3. Ruang ketiga ruang penampung sludge sebelum di alirkan ke tangki sludge.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama operasi:

Kebersihan tangki

Suhu dipertahankan 95oC

Pembuangan endapan pasir pada ruang kedua tangki dilakukan setiap

minggu.

3.1.7.5 Tangki masakan minyak (Oil Tank)

Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini

untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada Oil Purifier.

Diusahakan agar tangi ini tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90-95oC.

Sistem pemanasan dilakukan denganpipa yang dialiri uap dengan tekanan 3 Kg/cm2.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selam operasi

Saringan uap harus berfungsi baik

Kadar air dalam minyak diusahakan ± 0,50-0,70% dan kadar kotoran

dalam minyak diusahakan ± 0,10-0,30%

Pembuangan endapan pada tangki dilakukan setiap sebelum

beroperasi

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.7.6 Sentripusi minyak (Oil Purifier)

Untuk pemurnian minyak yang berasal dari tangki masakan yang masih

mengandung air ± 0,50-0,70% dan kadar kotoran ± 0,10-0,30% dipergunakan alat

pemisah sentripusi ii yang berputar antara 5000-6000 rpm.

Akibat gaya sentrifugal yang terjadi , maka minyak yang mempunyai berat

jenis lebih kecil bergerak ke arah poros, dan terdorong keluar oleh sudu-sudu.

Sedangkan ktoran yang mempunyai berat jenis lebih besar terdorong ke arah dinding

bowl.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

Adakan pembersihan bowl apabila mesin bergetar

Suhu minyak harus 90-95oC

Kadar air dalam minyak hasil sentripusi berkisar: 0,30-0,40%,

sedangkan kadar kotoran :0,010-0,013%

3.1.7.7 Tangki Apung (Floats Tank)

Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk ke dalam tangki

hampa udara (vacuum) agar merata dan tetap konstan.

3.1.7.8 Pengeringan minyak (vacuum dryer)

Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan

cara penguapan.

Alat ini terdiri dari tabung hampa udara dan tiga tingkan “steam enjector”.

Minyak terhisap ke dalam tabung melalui pemercik (nozzle), akibat adanya hampa

udara dan terpancar kedalam tabung hampa.

Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk ke dalam kondensor

1 sisa uap dari ondensor 1 terhisap oleh ejector 2 masuk kedalam kondensor 2, sisa

uap terakhir masuk kedalam ejector 3 dan dibuang ke atmosper.

Air yang terbentuk dalam kondensor 1dan 2 langsung ditampung pada tangki

air panas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Tekanan 0,8 s/d -1,0 Kg/cm2

Ujung pipa pengeluaranlain dari kondensor harus terendam dalam

air

Jika tekanan hampa tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada:

Kebocoran sehingga udara masuk ke dalam vacuum

Tekanana uap kurang

Nozzle ejector tersumbat

Keran air kondensor tersumbat

3.1.7.9 Tangki air lumpur (Sludge Tank)

Tangki ini dipergunakan untuk penampungan sludge dari hasil pemisahan

tangki pisah yang masih mengandung minyak 7-9%.

Pemanasan dalam tangki ini dilakukan dengan sistem injeksi uap dan suhu

cairan dalam tangki 95-115oC.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi:

Keran dalam kondisi baik

Pengisian tangki minimal 2/3

Pembuangan pasir dilakuakan tiap sebelum mulai operasi

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.7.10 Pre Cleaner (Desander)

Cairan yang keluar dari Sludge Tank, masih mengandung pasir. Untuk

memuang pasir tersebut digunakanlah alat ini.

Dibawah alat ini terdapat tabung pengendapan pasir . cairan dipopakan pada

bagian samping atas dengan sistem siklus, sehingga cairan berputar dalam tabung

yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal.

Gaya ini menyebabkan pesir turun dengan cepat menuju tabung pasir dibawah

untuk dibuang, sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melalui pipa.

Perlu diperhatikan pembuangan pasir pada tabung bagian bawah dilakukan

setiap 30 menit sekali dengan cara:

Keran atas tabung pengendapan ditutup

Buka keran air pencuci

Buka keran pembuangan pasir

Setelah bersih tutp keran pembuangan pasir tersebut

Tutup keran air pencuci

Buka keran atastabung pengendapan

3.1.7.11 Sentripusi Sludge (Sludge Sparator)

Cairan sludge yang telah melalui brush strainer dan pre clenaner dimasukan ke

dalam sludge sparator ini untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak

yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar

melalui sudu-sudu ke ruang pertama tangki pisah.

Cairan dan ampas yang mempunyai berat jenis lebih berat dari pada minyak,

terdorong kebagian dinding dan keluar melalui nozzle.

Padatan yang menempel pada dinding dibersihkan secara manual.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

Suhu “Sludge” yang masuk dijaga ketat 95-115oC

Pencucian didinding dilakukan setiap sebelum mesin mulai beroperasi

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.7.12 Tangki endapan lumpur ( Sludge Drain Tank)

Endapan-endapan dari tangki pemisah, tangki masakan minyak, tangki sludge,

ditampung dalam tangki ini.demikian juga minyak kutipan dari bak penampung

sludge atau sludge oil recovery tank di tampung di dalam tangki ini.

Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi untuk tujuan

pemanasan.

Minyak yang terapung pada bagian atas dialirkan kembali tangki pemisah

pasir (Sand Trap Tank) untuk diolah kembali, sedangkan lupur pekat dibuang ke bak

penampupung sludge.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Jika cairan dalam tangki ini terlalu kental, perlu diadakan

penambahan panas

Pengutipan dalam tangki ini tidk mesti minyak murni saja, kerena

cairan yang dikutip ini masih akan diolah kembali

Penambahan panas dalam tangki ini harus tetap dilaksanakan agar

pemisahan cairan berat jenis yang rendah (minyak) dengan cairan

yang berat jenisnya tinggi dapat terlaksana dengan baik

Pembersihan dan pemeriksaan keseluruhan dilakukan setiap minggu

3.1.7.13 Bak penampung sludge

Bak ini digunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung

minyak dari parit-parit Clarifikasi dan air kondensat rebusan untuk kemudian di

pompakan ke tangki pengutipan minyak (Sludge Oil Recovery Tank).

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

3.1.7.14 Tangki Pengutipan Minyak (Sludge Oil Recovery Tank)

Cairan sludge dari bak penampung sludge dipompakan ke dalam tangki ini

untuk pengutipan lebih lanjut.

Sistem pemisahan minyak berlangsung secara gravitasi, dengan cara minyak

dikutip dari bagian atas dengan alat pengutip (oil skimmer) yang dapat diatur naik

turun sesuai dengan ketebalan minyak yang terapung.

Tangki pengutipan ini dilengkapi dengan pemanas uap injeksi untuk menjaga

agar panas dalam cairan tetap tinggi (±75oC)

Minyak hasil kutipan dialirkan ke dalam tangki minyak kutipan (Sludge Drain

Tank) dan cairan dibawa dan dialirkan ke parit pembuangan air limbah melalui

limpahan

Hal-hal yang pelu diperhatikan:

Pemanasan dilaksanakan selama pabrik mengolah

Cairan yang dikirim ke tangki pengutipan ini harus diperhatikan

agar tidak melebihi kapasitas tangki

Pembersihan dan pemeriksaan pompa-pompa dilakukan setiap

minggu

Pembersihan dan pemeriksaan bagian dalam tangki dilakukan 3

sampai 4 minggu sekali, tergantung kondsi cairan didalam nya.

3.1.8 Stasiun pengolah biji

Stasiun pengolah biji adalah stasiun akhir untuk memperoleh inti sawit. Biji

dari pemisah biji dan ampas (Depericarper) di kirim ke stasiun ini untuk diperam,

dipecah, dipisahkan antara serabut,biji dan cangkang. Inti dikeringkan sampai batas

yg ditentukan,serabut dan cangkang dikirim ke pusat pembangkit enaga uap sebagai

bahan bakar.

3.1.8.1 Timba biji dan Transport biji (Nut elevator & Nut pnuematik transport)

Timba dan transport biji dipakai untuk mengangkut/mentransport biji yang

berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan silo biji ke pemecah biji (Nut

cracker).

Alat ini terdiri dari timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan

oleh electromotor yang berputar tegak (vertikal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

Baut-baut timba terikat kuat pada rantai

Timba-timba dipasang lengkap

Penyetelan rantai apabila kendor

Pengisian sesuai dengan kapasitas yang di tentukan

Apabila terlalu penuh, mengakibatkan beban berlebih, dan apabila

kurang mengakibatkan kapasitas tidak terpenuhi

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu

3.1.8.2 Silo biji (nut)

Silo biji adalah alat yang dipakai untuk tempat pemeraman biji, yang

selanjutnya bila biji tersebut telah cukup kering dan akan dipecah di dalam alat

pemecah. Pada silo ini kadar air yang terkandung di dalam biji akan di kurangi dengan

cara meniupkan udara panas yang dialirkan melalui elemen panas (Heating element).

Suhu diatur sebagai berikut:

Bagian atas 60oC

Bagian bawah suhu ruang

Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8-12 jam sampai kabar air

dalam biji mencapai ± 9% dalam kondisi ini biji dapat dipecahkan dengan baik dan

inti mudah lepas dari cangkang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian

Pengisian silo biji harus penuh agar kalori tidak banyak terbuang

Kipas dijalankan terus menerus dengan kekuatan tiup yang tetap selama

pabrik beropersi

Bidang penurunan (shaking grade) harus bersih sehingga penurunan biji

merata, bila bidang penurunan kotor, penurunan biji tidak merata,

pengeringan tidak sempurna, yang mengakibatkan inti pecah dan melekat

pada cangkang.

3.1.8.3 Alat-alat pengantar (Conveyor)

Terdapat beberapa alat pengantar (Conveyor) biji, biji pecah dan yang

fungsinya mengantar biji dari silo ke timba biji,dan biji pecah dari saringan getar ke

kolom pemisah, dan juga dari saringan ke timba biji

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengoperasian adalah baut-baut yang

terdapat pada konveyor harus terikat kuat.

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

3.1.8.4 Tabung pemisah biji (Nut Polishing Drum)

Tabung pemisah biji adalah alat pembagi biji menurut besarnya diameter biji

agar biji yang masuk kedalam setiap cracker diusahakan merata

Alat ini berupa tabung yang berputar, yang dilengkapi dengan lubang-lubang

Biji-biji dari timba biji masuk kedalam drum:

Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan biji masuk

kepenampungan untuk dibuang

Biji-biji masuk kedalam Cracker melalui lubang

Sampah-sampah kasar keluar dari bagian ujung drum dan tampungan

untuk dibuang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian ialah:

Lubang-lubang pada drum tidak boleh tersumbat.

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap

minggu

3.1.8.5 Pemecah biji (Ripple Mill)

Pemecah biji adalah alat yang dipakai untuk memecah biji yang telah diperam

dan dikeringkan di dalam silo

Pemecah ini terdiri dari rotor yang berputar dengan kecepatan 1000-1500 rpm

di dalam stator.

Biji yang berasal dari Nut polishing Drum masuk melalui rotor dengan gaya

sentrifugal biji keluar dan terbanting pada stator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian

Putaran rotor disesuaikan agar inti pecah tidak lebih dari 12%

Isian merata dan sesuai dengan kapasitas pemecah biji

Persentase biji utuh tinggi, disebabkan oleh:

1. Isian cracker terlalu penuh

2. Putaran rotor kurang

3. Rotor dan stator aus

4. Lubang pemasukan biji ke dalam rotor aus, sehingga biji masuk

melalui samping rotor

Persentase inti pecah tinggi, disebabkan oleh:

Putaran rotor terlalu tinggi

Isian pemecah biji terlalu sedikit

3.1.8.6 Pemisah getar (Vibrating Screen)

Pemisah getar dipakai untuk memisahkan biji utuh dan campuran hasil

pemecahan dari pemecah biji.

Alat ini berupa kisi-kisi yang bergetar dengan jarak tertentu

Hasil pecahan dari pemecah biji masuk kedalam alat ini dan dengan bantuan

getaran, dipisahkan antara biji utuh dengan campuran pecahan (Cracker Mixture)

Cracker mixture turun melalui kisi-kisi, diteruskan kedalam kolom pemisah,

sedangkan biji utuh dihantarkan ke timba biji untuk dipecah kembali

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengoperasian:

Kisi-kisi harus tetap dalm kondisi baik

Baut pengikat kisi-kisi harus terikat kuat

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap mingu

3.1.8.7 Kolom pemisah (Win Owing)

Alat ini berupa tabung hampa udara, yang disebabkan oleh hisapan kipas

(Blower) digunakan untuk memisahkan benda-benda ringan seperti cangkang dan abu

dari campuran pecahan biji sebelum masuk ke dalam Clybath Agitator. Pecahan biji

tersebut masuk kedalam tabung dengan gaya berat, inti dan cangkang kasar masuk

kedalam clybath Agitator benda-benda berat lainnya berupa biji yang masih utuh jatuh

kebawah dan ditampung, sedangkan benda-benda ringan seperti cangkang dan abu

dan inti halus terhisap masuk kedalam clybath agitator dan masuk kedalam silo

cangkang

3.1.8.8 Clybath Agitator

Clybah Agitator dipakai untuk memisahkan inti dan cangkang yang terdapat

dalam Cracked mixture

Alat ini terdiri dari:

Bak air penampung Cracked Mixture yang terdiri dari beberapa sekat

Tabung pemisah, yang dilengkapi dengan pompa pengutip (Vortex

Finder)dan konus dibawahnya

Dewatering drum untuk inti cangkang

Cracked Mixture yang keluar dari kolom pemisah masuk kedalm bak air ekat

peertama, dan dihisap dengan pompa masuk kedalam tabung pemisah 1.

Dengan gaya sentifugal benda-benda yang ringan (inti) naik kebagian atas

melalui Vortex Finder masuk kedalam dewatering drum inti, dimana air dibuang

sedangkan benda-benda berat (cangkang yang masih mengandung inti) turun

kebawah, melalui konus masuk kedalm sekat ke 2.

Dari sekat ke 2 cangkang yang masih bercampur dengan inti dihisap oleh

pompa masuk ke dalam tabung pemisah 2

Inti naik ke atas melalui Vortex Finder, dikembalikan ke dalam bak air sekat

1, sedangkan cangkang melalui konus masuk kedalam bak air sekat ke 3.

Dengan bantuan pompa, dari sekat 3 cangkang yang masih mengandung

sebagian kecil inti dihisap kedalam tabung pemisah ke 3, dimana inti naik melalui

Vortex Finder masuk kedalam dewatering drum cangkang untuk dibuang airnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat pengoperasian

Sampah-sampah yang melekat pada Dewatering drum segera

dibersihkan.

Penambahan air dingin kedalam bak Clybath Agitator dilakukan

terus-menerus agar permukaan air tetap pada batas yang ditentukan,

dan benda-benda melayang dapat keluar melalui pipa

Jika persentase inti dalam cangkang terlalu tinggi, maka Vortex

Finder dinaikan

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

3.1.8.9 Pengantar biji,inti dan cangkang (Nut, kernel, dan sheel pneumatic

transport)

Alat ini digunakan untuk menghantar:

Biji dari pemisah biji dan ampas (Depricarper) ke dalam silo biji

Penghantar inti dari dewatering drum ke silo inti

Penghantar inti dari silo inti ke penurunan inti

Penghantar cangkang dari dewatering drum cangkang ke silo cangkang

Alat ini merupakan tabung pipa yang mempergunakan udara sebagai media

hantar, yang diperoleh dari kipas (Blower)

Biji, inti dan cangkang yang berasal dari depricarper, dewatering drum inti dan

cangkang serta silo inti, masuk ke dalam pipa dan oleh tekanan udara dihantar ke silo

biji, silo inti dan silo cangkang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian:

Tabung pipa tidak bocor

Kekuatan hisap blower sesuai ketentuan

Packing pipa-pipa pneumatic tidak boleh bocor

3.1.8.10 Silo inti (Kernel silo)

Silo inti dipakai untuk mengeringkan inti yang berasal dari clybath agitator

sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (± 7%).

Pengeringan dilakukan dengan udara yang ditiup oleh kipas melalui elemen

pemanas.

1. Inti basah

Hal ini disebabkan karena:

Blower tidak dijalankan secara terus-menerus

Elemen pemanas kotor

Bidang penurunan kotor

Silo inti kotor

Lama pemanas kurang

Isian silo tidak penuh

2. Inti terlalu kering

Disebabkan pengeringan terlalu lama, yang dapat mengakibatkan kadar

minyak dalam inti rendah.

3.1.8.11 Penurunan inti (Kernel Hopper)

Penurunan inti merupakan corong inti produksi ke dalam goni, sekaligus untuk

ditimbang.

3.1.8.12 Silo penimbunan inti

Silo penimbunan inti dipakai sebagai penimbunan inti sebelum di sortir ulang.

Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

3.1.9 Stasiun Pusat Pembangkit Tenaga (Power plan)

Pusat pembangkit tenaga adalah stasiun tenaga listrik dan uap. Tenaga listrik

diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan bakar solar,

dan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan listrik tenaga uap, karena bahan

bakar dapat diperoleh dari buangan proses pengolahan dan semua stasiun memerlukan

uap sebagai sumber panas.

Stasiun ini bermanfaat untuk pabrik yaitu untuk proses pengolahan dan untuk

kebutuhan listrik domestik (perumahan karyawan/PKS). Pada stasiun iini memiliki

beberapa unit yaitu:

3.1.9.1 Diesel genarator

Diesel generator sebagai pembangkit tenaga listrik pada saat turbin uap tidak

bekerja atau terjadi penurunan pada tenaga turbin. Hal ini dapat terjadi apabila pada

saat pabrik sedang tidak produksi. Diesel generator ini digunakan apabila turbin tidak

bekerja atau belum beroperasi secara optimal.

3.1.9.2 Turbin Uap

Turbin uap adalah pembangkit listrik tenaga uap yang digerakan dengan

tenaga uap dari katel uap. Turbin uap ini berfungsi sebagai pembangkit listrik

dibutuhkan pada saat produksi dengan menggunakan uap yang berasal dari katel uap.

Turbin uap memiliki tenaga 400-500 volt dan tekanan uap normal (uap masuk)

sebesar 20 kg/cm2. Di PT MAR terdapat 2 unitt turbin uap yang dilengkapi dengan

generator, dengan tekanan yg bisa digunakan (uap masuk) sebesar 14 kg/cm2

sedangkan untuk (uap keluar) sebesar 1-5 kg/cm2.

3.2 Prosedur Proses

3.2.1 PERSIAPAN PENGOPERASIAN PEBRIK

Diperlukan persiapan-persiapan yang matang agar pabrik dapat beroperasi dengan

baik, berjalan dengan kontinu, dapat mencapai sasaran kapasitas dengan mutu olah

yang baik.

Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, baik alatnya sendiri maupun bahan

baku olah, maupun tenaga kerja.

Persiapan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan peralatan

Semua alat perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Petunjuk pemeriksaan

sesuai dengan jadwal. Ini diperlukan karena agar terhindar dari kerusakan-

kerusakan selama operasi.

2. Pemeriksaan pelumas

Keadan pelumas dari setiap alat yang akan di operasikan merupakan faktor

penting keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Untuk itu pemeriksaan

keadaan pelumas ini merupakan keharusan sebelum operasi.

3. Bahan bakar

Pemeriksa bahan bakar cukup atau tidak, yang ideal untuk keprluan 3 jam,

yaitu fibre kering dan cangkang.

Bahan bakar tersebut harus diatas platform yang dikumpulkan selama proses

sebelumnya.

Dalam hal bahan bakar fibre dan cangkang kurang (pada musim pane rendah),

maka diusahakan mendapatkannya dengan jalan mengeringkan janjangan

kosong.

4. Bahan baku (Tandan Buah Segar)

Periksa laporan situasi bahan baku tandan buah segar (TBS) baik di pabrik

maupun dilapangan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah dan

perkiraan lama operasi

5. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu

sebelum operasi, periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah

hadir sesuai dengan kebutuhan setiap stasiun.

3.3 Peralatan Pendukung Proses

Peralatan pabrik umumnya dibagi atas bebrapa stasiun:

3.3.1 Stasiun penerimaan buah (Fruit reception)

Timbangan jembatan (wigh bridge)

Penimbunan dan pemindahan buah (loading ramp)

Lori rebusan

3.3.2 Stasiun rebusan (sterilizing station)

Alat penarik (Capstand)

Jaringan rel (Rail track)

Rebusan (sterilizer)

Alat pengankat (Hosting crane)

3.3.3 Stasiun penebah (Threshing station)

Pengisi otomatis (Automatic feeder)

Penebah ( Thresher)

Konveyor janjangan kosong (Empaty bunch conveyor)

Konveyor buah ( fruit conveyor)

Timba buah (fruit elevator)

3.3.4 Stasiun kempa (pressing station)

Katel adukan (Digester)

Kempa (press)

Pemecah ampas kempa (cake breaker)

Pemisah biji dan ampas (Depricarper)

3.3.5 Stasiun pemurnian minyak (clarification station)

Tangki pemisah pasir (sand trap tank)

Saringan bergetar (vibrating screen)

Tangki dan pompa minyak kasar (crude oil tank and pump)

Tangki pemisah (contnuou tank)

Tangki masakan minyak (oil tank)

Sentripusi minyak (oil pirifier)

Tangki pelampung (float tank)

Pengeringan minyak (Vacuum dryer)

Timbangan minyak (oil weigher)

Tangki sludge (sludge tank)

Saringan berputar (brush strainer)

Pembersih awal ( pre cleaner)

Sentripusi “sludge” (sludge centrifuge)

Tangki minyak kutipan (sludge drain tank)

Tangki penampung minyak (reclaim oil tank)

Bak penampung sludge (sludge pit)

Tangki pengutipan minyak (sludge oil recovery tank)

3.3.6 Stasiun pengolahan biji (Kernel plant)

Timba dan transport biji (Nut elevator and nut pneumatic transport).

Silo biji (nut silo)

Konveyor biji dan biji yang telah di pecah

Pemisah biji (nut grading drum)

Pemecah biji ( nut cracker)

Pemisah getar (vibrating screen)

Kolom pemisah (separaing colum)

Hydrocyclone

Pengantar biji, inti dan cangkang

Silo inti (kernel silo)

Penurunan inti (kernel hopper)

Silo penimbunan inti (kernel bin)

3.3.7 Pembangkit tenaga (power plant)

De-mineralisasi (De-min plant)

Tangki air umpan (feed water tank)

Tangki pembuangan gas (deaerator)

Pompa bahan kimia (chemical pump)

Pompa pengsi air katel (feed water pump)

Konveyor bahan bakar (fuel conveyor)

Katel uap (boiler)

Turbin uap (steam turbin)

Bejana uap bekas (back pressure vassel)

Pembangkit tenaga listrik diesel (diesel genset)

Lemari pembangkit listrik (switch board)

3.3.8 Penyediaan air (water supply)

Pompa air sungai (raw water pump)

Pompa bahan kimia (chemical pump)

Tangki pemisah endapan/lumpur (clarifier tank)

Saringan pasir (sand filter)

Menara air (water tower)

Pompa air (water pump)

3.3.9 Pengolahan limbah ( effluant treatment)

Tangki netralisir (netralizing tank)

Menara pendingin ( cocling tower)

Kolam pembiakan (seeding pond)

Kolam tangki anaerabic (anaeraic pound)

Kolam aerasi ( aeration pond)

Kolam pengendapan (settling pound)

Kolam aeorabic (aeorabic pond)

3.3.10 Pembakar tandan kosong (incinerator)

3.3.11 Tangki penimbunan minyak (oil storage tank)

3.3.12 Gudang inti (kernel storage)

3.4 Personil Pendukung Proses

PT. MAR Mill mempunyai 77 karyawan proses yang saat ini masih berjalan 1

(satu) shift, terkecuali untuk keamanan dan operator engine room terbagi menjadi 3

(tiga) shift dengan rincian sebagai berikut :

6. Karyawan proses produksi = 30 orang.

f. 1 orang Asst. Proses

g. 1 orang oprt. Boiler

h. 1 orang oprt. Engine Room

i. 26 orang karyawan proses

j. 1 orang kami Proses

7. Karyawan laboratorium = 12 orang

g. 1 orang asst. Laboratorium

h. 1 orang krani laboratoirum

i. 2 orang karyawan analisa

j. 1 orang karyawan WTP

k. 4 orang karyawan Grading

l. 3 orang karyawan limbah

8. Karyawan Maintance dan Electrik = 8 orang

d. 1 orang Asst. Maintenace

e. 1 orang oprt. Electrik

f. 6 orang teknisi

9. Karyawan keamanan / security dan umum = 13 orang

e. 1 orang coordinator

f. 9 orang anggota

g. 1 orang office boy

h. 2 orang umum

10. Operasional dan administrasi kantor = 14 orang

g. 1 orang Mill Manager

h. 1 orang Asst. Manager

i. 1 orang Asst. Dmint

j. 1 orang HRD/GA

k. 1 orang Humas

l. 9 orang staff admint

Sekitar 90 % karyawan PT. MAR berasal dari masyarakat setempat yaitu dari

wilayah Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Paedai. Waktu kerja di PT. MAR

dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB untuk karyawan

proses dan kantor. Karyawan yang bekerja melebihi dari jam ketentuan

perusahaan akan di perhitungkan lembur, sedangkan untuk keamanan (security),

waktu kerjanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu waktu pertama dimulai pada pukul

07.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB, waktu kedua dimulai pada pukul 15.00

WIB sampai dengan 23.00 WIB sedangkan waktu ketiga dimulai pada pukul

23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB. Bagian keamanan/security dalam setiap

pembagian waktu (Shift) mendapatkan lemburan 1 jam kerja.