pegadaian konvesional vs pengadaian syari’ah

Upload: schya-chan

Post on 20-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LOGO

Pegadaian Konvesional Vs Pengadaian Syariah di Indonesia

www.themegallery.com

ContentsMEMBERS :

Andika Nopihargu Rika Siti Syaadah Nur Esa Fauziah

(0902215) (0902281) (0905808)

Isi : 1Latar Belakang

5 2Definisi Pegadaian dan Hukumnya dalam Islam

Pegadaian Syariah

6

3Sejarah Pengadaian

Pegadaian Konvesional Vs Pengadaian Syariah

3 4

7Pegadaian dalam Prespektif islam

Pegadaian Konvesional

8

Kesimpulan

Latar Belakang 12 34Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Ekonomi merupakan salah kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia secara umum. Pegadaian adalah salah satu bentuk kegiatan perekonomian.

Sejarah Penjajahan Belanda. Pegadaian telah ada sejaka zaman VOC dan disahkan pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia.

Sistem Perekonomian Indonesia yang memburuk. Terjadinya krisis moneter pada tahun 2008, yang memacu munculnya lembaga perekonomian yang melayani peminjaman dana kepada masyarakat dalam waktu yang singkat.

Salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia , yakni mengurangi dominasi lintah darat pada kegiatan perekonomian dengan mendirikan lembaga pegadaian.

Definisi PegadaianDalam bahasa arab gadai disebut juga rahn, pengertian rahn dikelompokan menjadi dua yaitu :

Bahasa

Ar-Rahn (gadai) secara bahasa artinya adalah ats-tsubt wa ad-dawm (tetap dan langgeng) dan bisa juga berarti alihtibas wa al-luzum (tertahan dan keharusan).

Istilah

Sedangkan secara istilah ar-rahn (gadai) adalah harta yang dijadikan jaminan utang (pinjaman) agar bisa dibayar dengan harganya oleh pihak yang wajib membayarnya, jika dia gagal (berhalangan) melunasinya.

Definisi Pegadaian (contd)

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerd) pada bab XX tentang Gadai pasal 1150 mendefinisikan gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan yang member wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain; dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus didahulukan.

Dasar Hukum Gadai menurut IslamDalil dari al-Quran Surat al-Baqarah ayat 283 yang berbunyi sebagai berikut:

Jika kamu berada dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedangkan kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya. Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. alBaqarah: 283)

Dasar Hukum Gadai menurut Islam (contd)Al-Hadits:

.

Aisyah Radhiyallahu Anha berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan tempo (kredit) dan beliau menggadaikan kepadanya baju besi. (HR Bukhari II/729 (no.1962) dalam kitab Al-Buyu, dan Muslim III/1226 (no. 1603) dalam kitab Al-Musaqat). : Anas Radhiyallahu Anhu berkata: Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah menggadaikan baju besinya di Madinah kepada orang Yahudi, sementara Beliau mengambil gandum dari orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga Beliau. (HR. Bukhari II/729 (no. 1963) dalam kitab Al-Buyu).

Dasar Hukum Gadai menurut Islam (contd) Ijma dan Qiyas UlamaPada dasarnya para ulama telah bersepakat bahwa gadai itu boleh. Para Ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehannya demikian pula landasan hukumnya. Jumhur Ulama berpendapat bahwa gadai disyariatkan pada waktu tidak bepergian maupun pada waktu bepergian.

Sejarah Pegadaian

Sejarah pegadaian dimulai pada saat pemerintahan Belanda (VOC) mendirikan Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan diBatavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari pemerintah daerah setempat (liecentie stelsel).

Sejarah Pegadaian (contd)

Bank Van Leening

liecentie stelsel

pacth stelsel

cultuur stelsel

Pegadaian

Pegadaian Konvensional di Indonesia

Gadai merupakan transaksi utang piutang yang disertai agunan dalam bentuk harta bergerak. Dimana orang yang berutang (debitor) menyerahkan harta bergerak miliknya kepada pihak yang memberi utang (kreditor) sebagai jaminan utangnya.

Debitor akan dikenakan bunga atau yang disebut sewa modal dan biaya administrasi.

Dalam praktek gadai konvensional di Perum Pegadaian, jangka waktu kredit dihitung 120 hari atau empat bulan.

Kredit Pegadaian Konvensional untuk utang sebesar Rp. 20.000 120.000, bunganya 1,125% per 15 hari. Dengan jatuh tempo maksimal 120 Golongan hari (artinya bunganya 9% per 120 hari). A untuk utang sebesar Rp. 151.000 500.000, bunga 1,6% per 15. Dengan jatuh tempo maksimal 120 hari (artinya Golongan bunganya 12,8% per 120 hari). B untuk utang sebesar Rp. 505.000 20 juta, bunganya 1,6% per 15 hari. Dengan jatuh tempo maksimal 120 hari Golongan (artinya bunganya 12,8% per 120 hari). C

Ketentuan Transaksi Gadai KonvensionalAdanya transaksi utang debitor kepada kreditor yang disertai jaminan (agunan) berupa harta begerak yang diserahkan oleh debitor kepada kreditor. Utang itu dikenai bunga yang disebut sewa modal yang dihitung berdasarkan presentase tertentu dikalikan jumlah utangnya dan dihitung per satuan jangka waktu tertentu Gadai hanya dapat dilakukan atas harta bergerak termasuk surat-surat berharga. Gadai diadakan harus dengan persetujuan antara kreditur (Pegadaian atau bank) dengan debitur (nasabah) pemilik benda (harta bergerak).

Ketentuan Transaksi Gadai Konvensional (contd)Kreditor (pegadaian atau bank) berhak menahan/menguasai benda-benda yang digadaikan sampai seluruh kewajiban (utang pokok + bunga +denda-denda, dan biaya lain) dilunasi oleh debitur (nasabah). Kreditor (pegadaian atau bank) berhak menjual harta gadai melalui kantor lelang apabila debitur tidak mampu melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo dan berlalu masa tenggang yang diberikan setelah diberi peringatan oleh kreditor. Kreditor (pegadaian atau bank) berhak meminta penggantian biaya pemeliharaan benda-benda yang digadaikan kepada debitor (nasabah).

Fidusia

Pasal 1 ayat 2 UU no 42 tahun 1999 tentang Fidusia itu menyatakan bahwa yang dimaksud jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU no 4 tahun 1996 tentang Hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya.

Fidusia (contd)

Gadai Gadai hanya berlaku untuk harta bergerak Dalam gadai harta yang digadaikan (benda gadai) diserahkan fisiknya kepada kreditor

Fidusia Fidusia lebih banyak berlaku untuk harta tak bergerak. Jaminan fidusia harta yang dijaminkan (benda fidusia) tetap ada dalam kekuasaan debitur (pemberi fidusia), yang diserahkan kepada kreditor hanyalah bukti legal kepemilikannya.

Pegadaian Syariah di IndonesiaFatwa MUI Mengenai Gadai SyariahFatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn

Fatwa No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emas

Fatwa No. 68/DSN-MUI/III 2008 tentang rahn tasjiliy

Ketentuan Rahn dalam Pegadaian SyariahMurtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhun (barang) sampai semua utang Rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin.

Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada dasarnya menjadi kewajiban Rahin.Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. Penjualan tertentu. Marhun berdasarkan ketentuan

Pelaksanaan Pegadaian Syariah di IndonesiaDalam praktek pegadaian syariah yang ada, pada saat transaksi disepakati dua akad. 1. Akad rahn 2. Akad ijarahNasabah dibebani kewajiban membayar administrasi.

Rahn TashjiliyRahin menyerahkan bukti kepemilikan barang kepada murtahinTidak memindahkan kepemilikan barang ke Murtahin. Rahin memberikan wewenang kepada Murtahin untuk mengeksekusi barang tersebut apabila tidak dapat melunasi utangnya. Pemanfaatan barang marhun oleh rahin harus dalam batas kewajaran sesuai kesepakatan. Biaya asuransi pembiayaan Rahn Tasjiliy ditanggung oleh Rahin.

Persamaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah di Indonesia Adanya transaksi utang yang disertai jaminan berupa barang bergerak. Peminjam dikenai biaya administrasi. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan ditanggung peminjam utang. Pemberi pinjaman utang mempunyai wewenang untuk memberi peringatan terhadap peminjam apabila telah jatuh tempo yang telah disepakati. Apabila peminjam tidak dapat melunasi utangnya, barang yang dijadikan jaminan dijual untuk pelunasan hutang. Kelebihan dari hasil penjualan menjadi hak peminjam utang dan kekurangan hasil penjualan menjadi kewajiban peminjam.

Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah di IndonesiaNo. 1 Pegadaian Konvensional Dikenai sewa modal/bunga, sesuai besarnya dana yang dipinjam dan lama peminjaman. Tidak ada perjanjian mengenai penyewaan tempat, namun mengambil keuntungan dari bunga yang ditetapkan. Pembentukan laba dari bunga teknik Pegadaian Syariah hanya dikenai biaya administrasi yang benar-benar dikeluarkan Adanya akad ijarah 9penyewaan tempat dan jasa penyimpanan harta gadai) Pembentukan laba dari jenis transaksi yang sesui dengan prinsip syariah Rahn (barang pinjaman) dijualpaksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah, jika Rahin (peminjam) tidak dapat melunasi utangnya.

2

3

4

Kreditor berhak menjual sendiri tanpa melalui kantor lelang benda-benda jaminan apabila diperjanjikan dengan tegas.

5

Jaminan Fidusia

Rahn Tasjiliy

PELAKSANAAN PEGADAIAN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Rukun & Syarat GadaiRukun Gadai

Shighat (ijab dan qabul).Al-aqidan (dua orang yang melakukan akad arrahn), yaitu pihak yang menggadaikan (ar-rhin) dan yang menerima gadai/agunan (al-murtahin)

Al-maqud alaih (yang menjadi obyek akad), yaitu barang yang digadaikan/diagunkan (almarhun) dan utang (al-marhun bih).

Syarat Gadai

Syarat yang berhubungan dengan orang yang bertransaksi

Yaitu orang yang menggadaikan barangnya adalah orang yang memiliki kompetensi beraktivitas, yaitu baligh, berakal dan rusyd (kemampuan mengatur).

Syarat yang berhubungan dengan Al-Marhun

Barang gadai itu berupa barang berharga , milik orang yang manggadaikannya , harus diketahui ukuran, jenis dan sifatnya.

Ketentuan UmumBarang yang Dapat Digadaikan

Pelunasan utang Dengan Barang Gadai

Barang Gadai Adalah Amanah

Biaya Perawatan Barang Gadai

Barang Gadai Dipegang Pemberi utang

Pemanfaatan Barang Gadai

Pelaksanaan Pegadaian Konvensional dalam Perspektif Islam

Dalam gadai konvesional terdapat akad utang yang disertai riba. Utang yang disertai riba tersebut tidak diharamkan dalam aturan Islam. Hal tersebut didasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah 2:275-276

Pelaksanaan Pegadaian Syariah dalam Perspektif Islam

Adanya dua akad dalam satu transaksi Ibnu Masud menuturkan: Rasulullah S.A.W melarang dua akad dalam satu transaksi. (HR. ahmad, al-Bazar dan ath-Thabrani).

Kesimpulan

Hukum gadai dalam Islam diperbolehkan, namun ada beberapa ketidaksesuaian dalam pelaksanaan praktik gadai pegadaian konvensional maupun pegadaian syariah yang diterapkan di Indonesia

LOGO