perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/724/1/mega septiyana_3206005...memberikan surat izin untuk studi...

45
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STRATEGI KOPING REMAJA PADA KELUARGA SINGLE PARENT DI KECAMATAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebag ian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh : MEGA SEPTIYANA NPM. 3206005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    i

    i

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Sebag ian PersyaratanMencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

    Oleh :MEGA SEPTIYANA

    NPM. 3206005

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    JENDERAL AHMAD YANIYOGYAKARTA

    2010

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA

    DENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENT

    DI KECAMATAN SLEMAN

    yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada

    Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad

    Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi

    dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan

    gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad

    Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun, kecuali bagian

    yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

    Yogyakarta, Agustus 2010

    Mega Septiyana

    NPM 3206005

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN

    Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA

    NPM. 3206005

    Telah Dipertahankan Di Depan Penguji

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

    dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana S-1 Keperawatan

    Pada Tanggal :

    13 Agustus 2010

    Susunan Dewan Penguji Skripsi

    Penguji I

    Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242

    Penguji II

    Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693

    Penguji III

    Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301

    Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan

    STIKES A. YANI Yogyakarta

    Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032

    HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN

    Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA

    NPM. 3206005

    Telah Dipertahankan Di Depan Penguji

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

    dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana S-1 Keperawatan

    Pada Tanggal :

    13 Agustus 2010

    Susunan Dewan Penguji Skripsi

    Penguji I

    Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242

    Penguji II

    Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693

    Penguji III

    Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301

    Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan

    STIKES A. YANI Yogyakarta

    Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032

    HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN

    Yang diajukan oleh :MEGA SEPTIYANA

    NPM. 3206005

    Telah Dipertahankan Di Depan Penguji

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

    dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

    Gelar Sarjana S-1 Keperawatan

    Pada Tanggal :

    13 Agustus 2010

    Susunan Dewan Penguji Skripsi

    Penguji I

    Siti Urbayatun, S.Psi., M.SiNIY : 60010242

    Penguji II

    Retno Mawarti, SPd., M.KesNIP : 140102693

    Penguji III

    Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., NsNIDN : 05-1405-8301

    Mengetahui,Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan

    STIKES A. YANI Yogyakarta

    Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., NsNIDN : 05-2310-8032

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih

    dan Penyayang, yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua

    Dengan Strategi Koping Remaja Pada Keluarga Single Parent Di Kecamatan

    Sleman”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan

    memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

    Ahmad Yani Yogyakarta.

    Skripsi ini tidak dapat terwujud dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Sri Werdati, S.KM, M. Kes , selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

    2. Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi S1-Keperawatan

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta .

    3. Ibu Retno Mawarti, SPd.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

    memberikan bimbingan, saran dan pendapat yang sangat berharga.

    4. Ibu Fajriyati Nur Azizah, S.Kep.,Ns, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

    berperan dalam membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini.

    5. Ibu Siti Urbayatun, S.Psi.,M.Si, selaku penguji skripsi yang telah banyak

    memberikan masukan pada penelitian ini.

    6. Seluruh Dosen Keperawatan STIKES A.YANI yang telah memberikan ilmu

    pengetahuan.

    7. Seluruh Karyawan STIKES A.YANI yang telah membantu peneliti dalam

    memberikan surat izin untuk stu di pendahuluan, izin uji validitas, dan izin

    penelitian

    8. Seluruh Staf BAPPEDA, yang telah membantu memberikan surat izin studi

    pendahuluan, izin uji validitas dan izin penelitian .

    9. Bapak / Ibu Kepala Sekolah, Bapak / Ibu guru khususnya bimbingan konseling

    dan seluruh karyawan serta siswa SMA / SMK di Kecamatan Sleman yang telah

    membantu dalam pengambilan data.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu

    memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    11. Ibu dan bapak yang sudah memberikan banyak hal untuk kehidupan saya.

    Semoga Allah membalas kebaikan yang te lah diberikan dan menilainya sebagai

    amal ibadah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

    untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat pen eliti harapkan demi

    penyempurnaan skripsi ini.

    Yogyakarta, Agustus 2010

    Mega Septiyana

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUADENGAN STRATEGI KOPING REMAJA

    PADA KELUARGA SINGLE PARENTDI KECAMATAN SLEMAN

    INTISARI

    Mega Septiyana1, Retno Mawarti2, Fajriyati Nur Azizah3

    Latar Belakang Penelitian: Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak -anak danmasa dewasa. Ada tiga permasalahan yang cenderung muncul pada masa ini. Cara seseorangdalam menyelesaikan tekanan masalah disebut dengan koping yang terdiri dari dua jenis,yaitu strategi PFC dan strategi EFC. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi kopingadalah keluarga. Keluarga tidak lepas dari pola asuh yang diberikan oleh orangtua. Anakyang dibesarkan dengan pola asuh demokratis cenderung menggunakan cara menyelesaikanmasalah secara langsung, sedangkan anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoritercenderung menggunakan cara menyelesaikan masalah secara emosi. Jenis pola asuh orangtuadapat memunculkan pengaruh berbeda karena terjadi juga perbedaan pada situasi dan kondisitiap keluarga, termasuk strategi koping pada remaja.Tujuan Penelelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara polaasuh orangtua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent di KecamatanSleman.Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatifdengan responden 65 siswa/siswi SMA atau SMK yang diasuh oleh single parent diKecamatan Sleman. Analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah denganKoefisiensi Kontingensi .Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dansignifikan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga singleparent di Kecamatan Sleman dengan X 2 hitung sebesar 13,526 dan p: 0,001

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    THE RELATION BETWEEN PARENTING PARENTSWITH AN ADOLESCENTS COPING STRATEGY

    IN THE SINGLE PARENT FAMILYIN SLEMAN DISTRICT

    ABSTRACT

    Mega Septiyana1, Retno Mawarti2, Fajriyati Nur Azizah3

    Background: Adolescence is a transition period between children and adult. There are threeproblems tend to emerge in this period. A person’s way to handle the pressure of the problemis called coping that consists of two kinds, PFC and EFC strategies. One of factors that affectcoping strategy is family. Family cannot be separated from the pattern of care provided byparents. Children who grew up in democratic treatment tends to handle problems directly,while in the meantime, a child who is grown up in authoritarian treatment tends to handle theproblem emotionally. The k ind of a parent’s treatment pattern can bring different effectsbecause there are also differences each family’s situation and condition.The writer purposes: The purpose of this research is to find out the relation betweenparenting parents with an adolescents coping strategy in single parent family in SlemanDistrict.Research Method: Method that is used in this research is quantitative method, with 65respondents of SMA/ SMK students who are looked after by single parents in SlemanDistrict. The analysis that is used to prove the hypothesis is the contingency coefficient.Research’s Result. Based on the result of this research, there is a sign of a positive andsignificant relation between parenting parents with an adolescents coping strategy in thesingle parent family in Sleman District with counting score are X2 13,526 and p = 0,001 <0,05. The analysis of the contingency coefficient C is 0,415, which means that the relationstrength is medium (0,400 to 0,599).Conclusion: There is a positive and significant relation between parenting parents with anadolescents coping strategy in the single parent family in Sleman District.Key words: Adolescents, Coping, Parenting Parents, Single Parent Family

    1STIKES A. Yani Yogyakarta.2General Hospital of Dr.Sardjito Yogyakarta3STIKES A. Yani Yogyakarta.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR ISIHalaman

    Halaman Judul ……………………………………………………………. iPernyataan Keaslian Penelitian…………………………………………… iiLembar Pengesahan ………………………………………………………. iiiMotto …………………………………………………………………...… ivPersembahan ……………………………………………………………… vKata Pengantar …………………………………...…………..…….……... viIntisari …………………………………...…………..…………..……...… viiiAbstract …………………………………………………………………… ixDaftar Isi…………………………………...…………..…………...……... xDaftar Gambar ……………………………...…………..………………… xiiDaftar Tabel ……………………………...…………..…………..……..… xiiiDaftar Lampiran …………………………...…………..…………..…...… xiv

    BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ……………………………………….….. 1B. Rumusan Masalah …………………………..…………… 6C. Tujuan Penelitian ………………………………………... 7D. Manfaat Penelitian …………………………………….… 7E. Keaslian Penelitian …………………………………….... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Remaja

    1. Pengertin …………………………………………….. 122. Permasalahan Remaja ……………………………….. 12

    B. Strategi Koping1. Pengertian …………………………………………… 152. Jenis Strategi Koping ………………………………... 163. Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Koping ……..... 184. Tujuan Strategi Koping ……………………………... 21

    C. Pola Asuh Orang Tua1. Pengertian …………………………………………… 222. Macam-Macam Pola Asuh………………………….. 223. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh …………….. 24

    D. Keluarga Single Parent1. Pengertian ………………………………………… 262. Penyebab Single Parent………………………….… 263. Pola Hidup Single Parent ………………………… 264. Kondisi Anak Single Parent ……………………… 28

    E. Landasan Teori ………………………………………..… 29F. Kerangka Teori ………………………………………….. 31

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    G. Kerangka Konsep ……………………………………….. 32H. Hipotesis ………………………………………………… 32

    BAB III METODE PENELITIAN 13A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………...….. 33B. Unit Analisis dan Populasi Penelitian ………………..… 33C. Variabel Penelitian …………………………………….... 35D. Definisi Operasional ……………………………………. 36E. Instrumen Penelitian …………………………………….. 39F. Validitas dan Reliabilitas ………………………….…..… 41G. Jalannya Penelitian………………………………………. 43H. Teknik Analisis Data ……………………………….…… 45I. Etika Penelitian…………………………………………... 48J. Jadwal Penelitian ………………………………………... 49

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Tempat Penelitian …………………………… 50B. Hasil Penelitian ………………………………………..… 50C. Pembahasan …………………………….……………..… 57

    BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ……………………………………………… 65B. Saran …………………………………………………….. 65C. Keterbatasan Penelitian …………………………………. 67

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 69

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 Kerangka Teori ………………………………………………… 31Gambar 2 Kerangka Konsep ………………………………………………. 32

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 Aspek dan Distribusi Item Pola Asuh Orang Tua ……………... 40Tabel 2 Perincian Butir-Butir Skala Strategi Koping ………………….. 41Tabel 3 Tabel Koefisien Kontingensi………………………………………. .. 47Tabel 4 Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 48

    Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dari 65 RemajaPada Keluarga Single Parent di SMA dan SMK KecamatanSleman ........................................................................................

    51

    Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua dari 65 RemajaPada Keluarga Single Parent di Kecamatan Sleman .................. 53

    Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola AsuhOrang tua Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent diKecamatan Sleman ..................................................................... 53

    Tabel 8 Distribusi Frekuensi Strategi Koping Remaja Dan JenisKelamin Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent DiKecamatan Sleman…………………………………………….. 56

    Tabel 9 Analisis Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua DenganStrategi Koping Dari 65 Remaja Pada Single Parent DiKecamatan Sleman ..................................................................... 57

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Jadwal penelitian ………………………………………. 72Lampiran 2 Surat Izin Studi Pendahuluan …………………………... 73Lampiran 3 Surat Izin Uji Validitas dan Penelitian ………………… 75Lampiran 4 Surat Keterangan Uji Validitas ………………………… 94Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ……………………………. 98Lampiran 6 Pengantar Kuesioner …………………………………… 106Lampiran 7 Lembar Persetujuan Responden ……………….……….. 107Lampiran 8 Identitas Responden …………………….……………… 108Lampiran 9 Kuesioner Pola Asuh …………………………………... 109Lampiran 10 Kuesioner Strategi Koping …………………………….. 113Lampiran 11 Hasil Uji Validitas ……………………………………... 116Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………… 121Lampiran 13 Hasil Penelitian ………………………………………… 125

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak -anak dan masa

    dewasa. Menurut Depkes RI, batasan usianya antara usia 10 sampai 19 ta hun

    dan belum kawin (Widyastuti dkk., 2009). Masa remaja juga dikenal dengan

    masa badai dan tekanan (storm and stress) yang menyebabkan remaja berada

    dalam keadaan emosi yang meninggi (Papalia et al., 2009).

    Ada tiga masalah yang cenderung muncul pada masa remaja

    dibandingkan pada masa kanak-kanak atau dewasa, yaitu konflik dengan

    orang tua, suasana hati yang berubah -ubah (mood swings) dan depresi, serta

    tingginya angka perilaku ceroboh, pela nggaran hukum, dan tindakan berisiko

    (Wade & Tavris, 2007). Remaja SMA / SMK dengan se gala rutinitas yang

    dilakukan dari pagi sampai pagi lagi tidak lepas dari permasalahan. Berbagai

    permasalahan yang terjadi atau dialami remaja, apabila tidak disertai upaya

    pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat dapat menjurus pada

    berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal . Permasalahan adalah

    kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang

    diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya

    (Notoatmodjo, 2002).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    2

    Akhir-akhir ini sering terjadi kasus perilaku r emaja yang sulit dikendalikan .

    Berdasarkan hasil survei KOMNAS Perlindungan Anak, terhadap 4500 remaja di

    12 kota besar di Indonesia tahun 2007 terungkap bahwa 62,7% remaja usia SMP

    yang diteliti mengaku sudah tidak perawan serta 21,2% remaja SMA yang

    disurvei mengaku pernah melakukan aborsi (Triyono, 2009). Di Yogyakarta, dua

    pelajar SMP dan SD nekad mencuri barang-barang di sebuah Akademi Kesehatan

    Yogyakarta dan uang hasil penjualan barang -barang tersebut digunakan untuk

    bermain internet dan mengakses facebook. Contoh lain, seorang siswi SMA di

    Sleman nekad mengakhiri hidupnya menggunakan selendang karena tidak kuat

    menahan malu setelah diperingatkan warga saat berpacaran . Selanjutnya, hasil

    data penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

    menyebutkan 123.810 orang pelaku penyalahgunaan narkoba ternyata berstatus

    pelajar. Kalangan pelajar SMP dan SMU yang menyalahgunakan narkoba

    sebanyak 110.870 orang (Arianti, 2009).

    Kenyataan yang terjadi di atas menunjukkan bahwa remaja Indonesia

    memiliki tingkat kenakalan yang cukup tinggi dan kemampuan menyelesaikan

    masalah yang dimiliki remaja rendah. Dengan demikian, perlu adanya perhatian

    tim kesehatan, khususnya perawat untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap

    remaja, misal dengan penyuluhan tentang Narkoba atau Kesehatan Reproduksi.

    Dalam menyelesaikan masalahnya , remaja melakukan cara yang berbeda-

    beda, bisa positif atau negatif, aktif atau menghindar, langsung atau tidak

    langsung (Zeidner cit Nahareko, 2009). Strategi individu untuk menghadapi

    tekanan masalah disebut dengan coping. Secara garis besar menurut Lazarus yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    3

    dikutip dari Berman et al. (2008) ada dua jenis strategi koping, yaitu strategi

    Problem Focused Coping (PFC) dan strategi Emotional Focused Coping (EFC).

    Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah keluarga.

    Keluarga yang utuh dan harmonis dapat mendukung anak untuk dapat bertindak

    dan bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompok dimana dia berada. Namun

    pada realitanya, banyak keluarga yang tidak utuh pada zaman modern ini.

    Penyebabnya adalah perceraian, kematian salah satu pasangan, tinggal terpisah

    karena pasangannya bekerja di kota / negara lain, dan tidak pernah menikah

    (Papalia et al., 2008). Bahkan dari tahun ke tahun ketidakutuhan k eluarga

    mengalami peningkatan.

    Di Amerika Serikat menurut Biro Sensus AS, jumlah ibu tanpa suami

    meningkat antara tahun 1970 dan tahun 2000 dari 3 juta menjadi 10 juta, selama

    periode yang sama jumlah ayah tanpa istri juga meningkat dari 393 ribu menjadi 2

    juta. The Times dari London tahun 2000 memuat bahwa di Inggris proporsi

    keluarga yang dikepalai oleh orang tua tunggal telah melampaui 25% yang

    mencerminkan pertumbuhan yang sangat besar dalam jumlah ibu yang tidak

    pernah menikah dan peningkatan yang signifikan dalam perceraian selama 30

    tahun terakhir ini (Nicolasp, 2009). Di Indonesia pada tahun 1996 persentase

    penduduk wanita berumur 10 tahun ke atas dengan cerai hidup 2,35% dan cerai

    mati 8,77%, sedangkan pada penduduk laki -laki status cerai hidup 0,69% dan

    cerai mati 1,58%. Di Yogyakarta sendiri, jumlah keluarga orang tua tunggal tidak

    diketahui dengan pasti, yan g ada hanyalah data cerai hidup, yaitu jumlah

    perceraian pada tahun 2007 sebanyak 556 dan pada tahun 2008 meningkat

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    4

    menjadi 860. Dari lima wilayah kabupaten/kota di Yogyakarta, Kota Sleman

    menempati urutan pertama dengan jumlah 301 perceraian, Gunung Kidul

    sebanyak 241 perceraian, Kota Yogyakarta sebanyak 163 perceraian, Kulonprogo

    sebanyak 150 perceraian, dan Bantul sebanyak 5 perceraian (BPS Provinsi DIY,

    2009).

    Dari data di atas, jika memang pasangan yang berpisah karena perceraian atau

    kematian ini memiliki anak dari perkawinan tersebut maka mau tidak mau akan

    terjadi pola asuh single parent, baik dalam kurun waktu permanen atau sementara

    waktu. Menurut Baumrind yang dikutip dari Papalia et al. (2009) pola asuh orang

    tua dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan

    permisif.

    Pola asuh orang tua sangat mendukung perkembangan karakter kepribadian

    seseorang. Karakter kepribadian berfungsi sebagai pendukung kemampuan

    pengendali dan penyesuaian diri remaja. Perkembangan yang belum mencapai

    taraf kematangan menyebabkan remaja mudah dipengaruhi oleh situasi dan

    kondisi lingkungan. Hal ini ditunjukkan oleh contoh kasus yang telah

    diungkapkan peneliti pada paragraf sebelumnya. Keterlibatan remaja ke dalam

    berbagai masalah, banyak disebabkan oleh pengendalian diri yang cenderung

    belum memiliki perhitungan matang dan kuatnya dorongan yang bersifat

    emosional. Remaja juga masih belum mampu sepenuhnya untuk bersikap atau

    berperilaku konstruktif, termasuk ketika dihadapkan pada tekanan masalah.

    Anak yang dibesarkan dari keluarga yang utuh dan harmonis mempunyai

    perkembangan kepribadian yang positif. Sebaliknya, anak yang dibesarkan oleh

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    5

    keluarga yang tidak utuh mempunyai perkembangan sosial yang negatif. Namun,

    ada sebagian kecil remaja yang mampu membuktikan bahwa walaupun diasuh

    oleh single parent tetap dapat menjadi anak yang berprestasi. Contohnya saja,

    seorang siswa SMA N di Bantul yang membuktikan bahwa walaupun ayahnya

    telah tiada dan ibunya hanya bekerja sebagai seorang buruh , dia mampu untuk

    terus berprestasi hingga diterima sebagai mahasisw a UGM melalui jalur

    Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) ( Kedaulatan Rakyat, 2010).

    Penelitian yang dilakukan oleh Kasriana (2007) menunjukkan bahwa

    kecenderungan pola asuh yang diterapkan ibu single parent karena kematian

    pasangan adalah demokrat is dengan aspek kendali tinggi, demokrasi tinggi,

    tuntutan prestasi tinggi, dan kas ih sayang tinggi. Kecenderungan pola asuh yang

    diterapkan oleh single parent karena perceraian dan tidak pernah menikah adalah

    permisif dengan aspek kendali rendah, demokrat is tinggi, tuntutan prestasi rendah

    dan kasih sayang tinggi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Ghofur et al. (2009) menunjukkan bahwa pola

    asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, optimis,

    dapat mengontrol diri, dan mampu menghadapi stres dengan baik. Pola asuh

    otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup,

    suka melanggar norma-norma, kepribadian lemah, dan terkesan menarik diri. Pola

    asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak -anak yang agresif, tidak

    patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial

    dan kurang percaya diri.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    6

    Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 23 Januari 2010

    pada 7 remaja di SMA Sulaiman, SMK Sulaiman, SMA 1 Sleman dan SMA

    1 Muhammadiyah Sleman melalui wawancara tentang cara menghadapi

    masalah dan persepsi pola asuh orang tua diperoleh informas i bahwa 3 remaja

    (42,86%) mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah otoriter

    menghadapi masalah dengan cara lari dari rumah untuk menghindari

    pertengkaran dengan keluarga atau dengan alasan untuk menenangkan diri,

    merokok, berdiam diri di kamar, jalan -jalan dengan teman-temannya,

    berkelahi, bermain playstation, dan membolos, sedangkan 3 remaja (42,86%)

    yang mempersepsikan pola asuh orang tua secara demokratis, menghadapi

    masalah dengan cerita dengan orang tua, instropeksi diri, menulis keluh kesah

    dibuku pribadi, tidur, dan mendengarkan musik. S elanjutnya, 1 remaja

    (14,28%) yang mempersepsikan pola asuh orang tua adalah permisif,

    menghadapi masalah dengan cara tidur, berdiam diri dikamar, merokok atau

    pergi dari rumah. Jenis pola asuh orang tua dapat memunculkan pengaruh

    berbeda karena terjadi juga perbedaan pada situasi dan kondisi tiap keluarga.

    Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul hubungan pola asuh orang tua dengan strategi koping

    remaja pada keluarga single parent di Kecamatan Sleman.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

    diangkat adalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara pola asuh

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    7

    orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent di

    Kecamatan Sleman?”.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan

    strategi koping remaja pada keluarga single parent di Kecamatan Sleman.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua yang paling banyak

    digunakan pada remaja dengan keluarga single parent di Kecamatan

    Sleman.

    b. Untuk mengetahui strategi koping yang paling banyak digunakan

    remaja dengan keluarga single parent di Kecamatan Sleman.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Peneliti

    Dengan penelitian ini akan memberikan pengalaman langsung dalam

    melaksanakan penelitian serta menambah wawasan peneliti tentang pola

    asuh orang tua dan strategi koping remaja pada keluarga single parent.

    2. Bagi Remaja

    Dapat memberikan gambaran agar remaja da pat menggunakan

    strategi koping yang tepat dan sesuai, sehingga tidak menimbulkan

    kerugian pada orang lain maupun dirinya sendiri.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    8

    3. Bagi Sekolah

    Dapat menjadi masukan bagi guru / bagian BK (Bimbingan

    Konseling) sebagai salah satu wadah dalam membantu menyel esaikan

    masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.

    4. Bagi Institusi Pendidikan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

    dalam bidang ilmu keperawatan, khususnya kesehatan jiwa remaja dan

    keluarga.

    5. Bagi Perawat

    Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber / acuan dalam

    menentukan pendekatan yang tepat dalam memberikan asuhan kepada

    remaja dalam pengasuhan keluarga single parent serta memberikan

    asuhan keperawatan keluarga single parent.

    E. Keaslian Penelitian

    Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian serupa yang pernah dilakukan

    adalah:

    1. Kasriana (2007) tentang pola asuh ibu single parent. Penelitian tersebut

    menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara mendala m

    dan observasi. Karakteristik sampel adalah ibu single parent yang telah

    menjadi single parent minimal dua tahun dan memiliki anak berusia 6 -12

    tahun serta berperan sebagai wanita pekerja. Metode pengambilan data

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    9

    menggunakan observasi dan wawancara mendal am. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa kecenderungan pola asuh yang diterapkan ibu single

    parent karena kematian pasangan adalah demokratis dengan aspek kendali

    tinggi, demokrasi tinggi, tuntutan prestasi tinggi, dan kasih sayang tinggi.

    Kecenderungan pola asuh yang diterapkan oleh single parent karena

    perceraian adalah permesif dengan aspek kendali rendah, demokratis

    tinggi, tuntutan prestasi rendah dan kasih sayang tinggi.

    Persamaan dengan penelitian ini adalah tentang pola asuh orang tua yang

    digunakan oleh single parent. Perbedaan dengan penelitian ini terletak

    pada metode yang digunakan, yaitu deskriptif kuantitatif korelasi. Sampel

    inklusi penelitian ini adalah remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman

    yang diasuh oleh single parent. Metode pengumpulan data penelitian ini

    dengan menggunakan kuesioner, sedangkan penelitian Kasriana

    menggunakan wawancara mendalam.

    2. Haris (2004) tentang hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orang

    tua otoriter dengan kecenderungan emotional focused coping pada remaja.

    Variabel bebas adalah persepsi terhadap pola asuh orang tua otoriter dan

    variabel tergantung adalah kecenderungan emotional focused coping .

    Populasi adalah siswa-siswi SMAN 1 Prambanan, teknik pengambilan

    sampel dengan teknik random cluster sampling. Validitas menggunakan

    content validity dan reliabilitas menggunakan teknik korelasi formula

    alpha dari Cronbach. Metode analisis data menggunakan correlation

    product moment. Hasil penelitian adalah ada hubungan positif dan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    10

    signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orang tua otoriter dengan

    emosional focused coping pada remaja yang ditunjukkan dengan

    koefisiensi korelasi (r) sebesar 0,192 dan p = 0,014 .

    Persamaan dengan penelitian ini adalah sama -sama ingin meneliti tentang

    pola asuh orang tua dan strategi koping. Uji reliabilitas menggunakan Alfa

    Cronbach. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas,

    yaitu pola asuh orang tua dan variabel tergantung, yaitu strategi koping.

    Populasinya adalah remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman yang

    diasuh oleh single parent. Teknik sampling, yaitu sampling jenuh. Uji

    validitas dengan Pearson Product Moment . Teknik analisis data

    menggunakan koefisien kontingensi .

    3. Mulia (2002) tentang hubungan antara pola asuh demokratis dengan

    optimisme, problem focused coping, dan emotional focused coping pada

    remaja awal. Populasi pada penelitian ini adalah remaja umur 12 tahun

    sampai 16 tahun di SLTP N 4 Yogyakarta dan SLTP Muhammadiyah 1

    Purwodiningratan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pola asuh

    demokratis orang tua, dan variabel tergantung ada 3, yaitu optimisme,

    problem focused coping dan emotional focused coping . Teknik analisa

    data menggunakan Product moment dari Pearson. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh o rang tua

    dengan PFC sebesar 0,458. Ada hubungan positif antara pola asuh orang

    tua demokratis dengan EFC sebesar 0,244.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    11

    Persamaan dengan penelitian adalah sama -sama ingin meneliti tentang

    pola asuh orang tua dan strategi koping. Perbedaan pada penelitian i ni

    terletak pada populasi, yaitu remaja SMA / SMK di Kecamatan Sleman

    yang diasuh oleh single parent. Variabel bebas, yaitu pola asuh orang tua

    dan variabel terikat, yaitu strategi koping remaja . Teknik analisis data

    menggunakan koefisiensi kontingensi .

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    50

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di seluruh SMA / SMK Wilayah Kecamatan

    Sleman yang meliputi 8 SMA / SMK, yaitu SMK Muhammadiyah 1 Sleman,

    SMK Muhammadiyah 2 Sleman, SMK 2 YPKK Sleman, SMK Sulaiman,

    SMA Sulaiman, SMA Muhammadiyah 1 Sleman, SMA N 1 Sleman, dan

    SMA N 2 Sleman. Jumlah responden yang diambil dari tiap -tiap sekolah

    tersebut berbeda-beda, tergantung jumlah responden yang memenuhi kriteria

    inklusi pada penelitian.

    B. Hasil Penelitian

    1. Karakteristik Responden

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2010 sampai

    28 Juli 2010 pada remaja SMA / SMK yang diasuh oleh single parent di

    Wilayah Kecamatan Sleman. Responden pada penelitian ini, yaitu

    sebanyak 65 responden berusia 15 tahun sampai 18 tahun yang duduk

    dibangku SMA / SMK kelas X sampai kelas XI.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    51

    Distribusi frekuensi responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

    diuraikan sebagai berikut:

    Tabel 5Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dari 65 Remaja Pada Keluarga

    Single Parent di SMA dan SMK Kecamatan SlemanKarakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)

    Berdasarkan Nama Sekolaha. SMA Muhammadiyah 1 3 4,6b. SMK YPKK 2 10 15,4c. SMK Sulaiman 10 15,4d. SMA Sulaiamn 7 10,8e. SMK Muhammadiyah 1 8 12,3f. SMA N 2 10 15,4g. SMK Muhammadiyah 2 7 10,8h. SMA N 1 10 15,4Berdasarkan Kelasa. X 29 44,6b. XI 21 32,3c. XII 15 23,1Berdasarkan Jenis Kelamin Respondena. Laki-laki 34 52,3b. Perempuan 31 47,7Berdasarkan Orang tua Yang Mengasuha. Ayah 17 26,2b. Ibu 48 73,8Berdasarkan Usia Orang tuaa. 45tahun 33 50,8Beradasarkan Pendidikan Orang tuaa. Sarjana 6 9,2b. Diplomac. SMA/SMKd. SMPe. SDf. Tidak sekolah

    2231815

    1

    3,135,427,723,1

    1,5Berdasarkan Pekerjaan Orang tuaa. TNI/POLRI 1 1,5b. PNSc. Pegawai swastad. wiraswastae. Petanif. Buruh

    73

    242

    24

    10,84,6

    36,93,1

    36,9g. Lain-lain 4 6,2

    Sumber : Data Primer Tahun 2010

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    52

    Tabel 5Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Dari 65 Remaja Pada Keluarga

    Single Parent di SMA dan SMK Kecamatan Sleman(Lanjutan...)

    Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)

    Berdasarkan Penghasilan Orang tuaa. >1.000.000 14 21,5b. >500.000-1.000.000 18 27,7c. >250.000-500.000 23 35,4d. 45 tahun adalah

    33 responden (50,8%).

    Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden, sebagian besar adalah

    tamat SMA / SMK, yaitu 23 responden (35,4%). Berdasarkan p ekerjaan orang tua

    paling banyak adalah buruh dan wiraswasta, yaitu masing -masing sebanyak 24

    responden (36,9%), penghasilan orang tua >Rp250.000-Rp500.000 sebanyak 23

    responden (35,4%), dan penyebab orang tua menjadi single parent paling banyak

    adalah meninggal dunia, yaitu sebanyak 50 responden (76,9%).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    53

    2. Pola Asuh Orang Tua

    Tabel 6Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Dari 65 Remaja Pada Keluarga

    Single Parent Di Kecamatan SlemanPola Asuh Frekuensi Prosentase (%)

    Otoriter 23 35,4PermisifDemokratis

    2121

    32,332,3

    Jumlah 65 100Sumber: Data Primer Tahun 2010

    Tabel 6 menunjukkan bahwa pola asuh yang paling banyak diterapkan

    oleh orang tua adalah otoriter, yaitu sebanyak 23 responden (35,4%).

    Tabel 7Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola Asuh Orang Tua Dari

    65 Remaja Pada Keluarga Single Parent di Kecamatan SlemanPola Asuh Orang tua

    TotalOtoriter Permisif Demokratis

    JenisKelamin

    Anak

    Laki-Laki 926,5%

    1441,2%

    1132,4%

    34100%

    Perempuan14

    45,2%7

    22,6%10

    32,3%31

    100%

    Orang tuaYang

    Mengasuh

    Ayah 741,2%

    423,5%

    635,3%

    17100%

    Ibu 1633,3%

    1735,4%

    1531,3%

    48100%

    Usia Orangtua

    < 45 tahun 1031,3%

    1134,4%

    1134,4%

    32100%

    >45 tahun 1339,4%

    1030,3%

    1030,3%

    33100%

    PenghasilanOrang tua

    >1.000.0006

    42,9%4

    28,6%4

    28,6%14

    100%

    >500.000-1.000.000

    844,4%

    316,7%

    738,9%

    18100%

    >250.000-500.000

    521,7%

    1147,8%

    730,4%

    23100%

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    54

    Tabel 7Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dan Pola Asuh Orang Tua Dari 65

    Remaja Pada Keluarga Single Parent di Kecamatan Sleman(Lanjutan ...)

    Pola Asuh Orang tuaTotal

    Otoriter Permisif Demokratis

    PendidikanOrang tua

    Sarjana4

    66,7%1

    16,7%1

    16,7%6

    100%

    Diploma2

    100%0

    0%0

    0%2

    100%

    SMA/SMK6

    26,1%7

    30,4%10

    43,5%23

    100%

    SMP7

    38,9%5

    27,8%6

    33,3%18

    100%

    SD4

    26,7%7

    46,7%4

    26,7%15

    100%Tidaksekolah

    00%

    1100%

    00%

    1100%

    PekerjaanOrang tua

    TNI/POLRI0

    0%0

    0%1

    100%1

    100%

    PNS3

    42,9%2

    28,6%2

    28,6%7

    100%PegawaiSwasta

    3100%

    00%

    00%

    3100%

    Wiraswasta7

    29,2%10

    41,7%7

    29,2%24

    100%

    Petani0

    0%1

    50%1

    50%2

    100%

    Buruh7

    29,2%8

    33,3%9

    37,5%24

    100%

    Lain-lain3

    75,0%0

    0%1

    25%4

    100%

    Penyebabsingleparent

    Cerai/Pisah5

    38,5%5

    38,5%3

    23,1%13

    100%MeninggalDunia

    1632,0%

    1632,0%

    1836,0%

    50100%

    Kerja diLK/LN

    2100,0%

    00%

    00%

    2100%

    Sumber: Data Primer Tahun 2010

    Berdasarkan tabel 7, pola asuh yang paling banyak diterapkan pada anak laki -

    laki adalah permisif sebanyak 14 responden (41,2%), sedangkan pada anak

    perempuan adalah otoriter sebanyak 14 responden (45,2%). Berdasarkan orangtua

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    55

    yang mengasuh, pola asuh yang paling banya k diterapkan oleh ibu adalah

    pola asuh permisif sebanyak 17 responden (35,4%), sedangkan pola asuh

    yang paling banyak diterapkan oleh ayah adalah otoriter sebanyak 7

    responden (41,2%).

    Berdasarkan usia orang tua responden, pola asuh yang paling banyak

    diterapkan oleh orang tua berusia < 45 tahun adalah perm isif dan demokratis,

    masing-masing sebanyak 11 responden (34,4%), sedangkan pola asuh yang

    paling banyak diterapkan oleh orang tua berusia > 45 tahun adalah otoriter

    sebanyak 13 responden (39,4%). Berdasarkan penghasilan orang tua, pola

    asuh yang paling banyak diterapkan oleh orang tua dengan penghasilan

    >Rp250.000-Rp500.000 adalah permisif sebanyak 11 responden (47,8%),

    sedangkan pada orang tua yang berpenghasilan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    56

    otoriter dan permisif, masing-masing sebanyak 5 responden (38,5%), dan

    pola asuh yang paling banyak diterapkan oleh orang tua karena meninggal

    dunia adalah demokratis sebanyak 18 responden (36,0%).

    3. Strategi Koping

    Tabel 8Distribusi Frekuensi Strategi Koping Remaja Dan Jenis Kelamin

    Dari 65 Remaja Pada Keluarga Single Parent Di Kecamatan SlemanStrategi koping

    TotalPFC EFC

    Jeniskelamin

    Laki-laki23

    67,6%11

    32,4%34

    100%

    Perempuan10

    32,3%21

    67,7%31

    100%

    Jumlah33

    50,8%32

    49,2%65

    1005Sumber: Data Primer Tahun 2010

    Tabel 8 menunjukkan bahwa strategi koping yang paling banyak

    digunakan oleh responden adalah strategi Problem Focused Coping (PFC)

    sebanyak 33 orang (50,8%). Berdasarkan jenis kelamin responden, strategi

    koping yang paling banyak digun akan oleh responden laki-laki adalah

    strategi PFC, yaitu sebanyak 23 orang (67,6%) dan pada responden

    perempuan paling banyak menggunakan strategi Emotional Focused Coping

    (EFC) sebanyak 21 orang (67,7%).

    4. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Strategi Koping

    Pada analisis Chi-Square, jika x2 hitung > x2 tabel maka dapat dikatakan

    terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji, begitu juga sebaliknya

    jika x2 hitung < x2 tabel berarti tidak terdapat hubungan. Nilai Asymp Sig (p)

    digunakan untuk melihat signifikan tidaknya sua tu hubungan. Terdapat

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    57

    hubungan yang signifikan jika p

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    58

    Menurut Baumrind yang dikutip dari Papalia et al. (2009) terdapat 3 macam pola

    asuh orang tua, yaitu autoritatif (demokratis), permisif, dan otoritarian (otoriter) .

    Hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa pola asuh y ang banyak

    diterapkan oleh orang tua pada remaja keluarga single parent adalah pola asuh

    otoriter sebesar 23 responden (35,4%). Pola asuh otoriter diterapkan oleh orang

    tua dikarenakan orang tua ingin menerapkan disiplin yang keras dan selalu ingin

    mengontrol anak-anaknya supaya anak tidak terjerumus kedalam hal -hal yang

    negatif dan selalu menaati peraturan yang ada ( Baumrind yang dikutip dari

    Papalia et al., 2009).

    Berdasarkan tabel 7, sebagian besar pola asuh yang diterapkan oleh orang tua

    pada anak perempuan adalah otoriter sebanyak 14 responden (45,2%), sedangkan

    pada anak laki-laki adalah permisif sebanyak 14 responden (41,2%). Hal ini

    sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dagun (2002) bahwa orang tua

    biasanya akan bersikap lebih protektif pada anak perempuan , sedangkan pada

    anak laki-laki lebih diberi kebebasan dalam melakukan akt ivitasnya.

    Menurut Dagun (2002) seorang ibu single parent kurang memperhatikan kasih

    sayang pada anak, memperlakukan anak lebih keras, memberi tugas disertai

    ancaman dan mendidik anak tidak sistematis dan bersifat memaksa, sedangkan

    seorang ayah single parent akan lebih memberikan kebebasan, bersikap ramah

    dan tawa ria pada anak yang diasuhnya. Hal ini tidak sesuai dengan hasil

    penelitian yang diperlihatkan pada tabel 7, bahwa sebagian besar pola asuh yang

    diterapkan oleh ibu single parent adalah permisif sebanyak 17 responden (35,4%)

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    59

    dan pola asuh yang diterapkan oleh ayah single parent adalah pola asuh otoriter

    sebanyak 7 responden (41,2%).

    Usia orang tua juga dapat mempengaruhi pola asuh orang tua pada anaknya.

    Menurut Hurlock cit Rinestaelsa (2008) bahwa pasangan orang tua yang masih

    muda lebih bisa terbuka dan berdialog dengan baik pada anak -anaknya, sehingga

    hubungan antara anak dan orang tua seperti seorang sahabat. Pasangan dengan

    usia yang lebih tua cenderung lebih keras dan bersikap otoriter dalam memberikan

    pengasuhan kepada anaknya, dimana orang tua le bih dominan dalam mengambil

    keputusan. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 7

    bahwa sebagian besar pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berusia 45 tahun adalah otoriter sebanyak 13 responden (39,4%).

    Distribusi karakteristik tingkat pendidikan orang tua pada tabel 7

    menunjukkan bahwa kebanyakan orang tua dengan pendidikan Diploma dan

    Sarjana, lebih cenderung menggun akan pola asuh otoriter, sedangkan orang tua

    yang memiliki tingkat pendidikan SD dan tidak sekolah lebih cenderung

    menggunakan pola asuh permisif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

    Kasriana (2007) bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi (Sarjana) memiliki

    tingkat kepedulian yang tinggi pula akan pendidikan anaknya dengan mengatur

    waktu anak untuk belajar, sedangkan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan

    tidak tamat SMA memiliki tingkat kepedulian yang rendah akan pendidikan anak.

    Menurut teori Hurlock cit Rinestaelsa (2008) pola asuh orang tua pada tingkat

    sosial ekonomi rendah cenderung lebih keras dan memaksa, kurang toleran . Hasil

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    60

    ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 7, bahwa sebagian besar pola

    asuh yang diterapkan oleh orang tua dengan penghasilan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    61

    adalah strategi yang dilakukan individu untuk menghadapi masalah yang

    lebih berorientasi pada emosi individu yang disebabkan dari tekanan-tekanan

    yang muncul dari lingkungan sosialnya (Papalia et al., 2008).

    Hasil penelitian dari tabel 8 menunjukkan bahwa remaja pada keluarga

    single parent di Kecamatan Sleman lebih banyak menggunakan strategi PFC

    sebanyak 33 responden (50,8%). Strategi PFC biasanya muncul ketika

    seseorang melihat kesempatan yang realistis untuk mengubah suatu situasi

    (Papalia et al., 2009).

    Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi koping adalah jenis

    kelamin. Pada tabel 8 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki -laki lebih

    banyak menggunakan strategi PFC sebanyak 23 responden (67,6%),

    sedangkan pada responden perempuan lebih banyak menggunaka n strategi

    EFC, yaitu sebanyak 21 responden (67,7%). Hasil penelitian ini sesuai

    dengan penelitian Widiyanti (2001) bahwa laki -laki cenderung mengarahkan

    usaha-usaha untuk menghadapi dan me ngatasi masalah secara langsung

    (PFC), sedangkan perempuan lebih te rtuju pada usaha untuk

    mempertahankan emosinya (EFC).

    3. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Strategi Koping

    Berdasarkan analisis hasil dari uji statistik dengan tes Chi Square yang

    ditunjukkan pada tabel 9 bahwa x2 hitung 13,526, x2 tabel 5,991, p = 0,001

    dan C = 0,415, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif

    dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja atau

    dengan kata lain perbedaan pola asuh orang tua berpengaruh terhadap

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    62

    perbedaan bentuk strategi koping yang digunakan remaja. Hasil Koefisiensi

    Kontingensi C menunjukkan keeratan hubungan yang sedang (0,400 -0,599).

    Dari tabel 9 dapat diperoleh data bahwa ada sebagian besar remaja yang

    mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah otoriter, yaitu sebanyak 23

    responden (35,4%) dan memiliki kecenderungan dalam menghadapi masalah

    secara emosional sebanyak 18 responden (78 ,3%). Menurut Baumrind yang

    disadur dari Papalia et al. (2009) pola asuh otoriter adalah orang tua berusaha

    membuat anak mematuhi set standar perilaku, menerapkan disiplin yang

    keras, menuntut prestasi yang tinggi dan menghukum anak secara tegas jika

    melanggarnya.

    Menurut Ghofur et al. (2009) pola asuh otoriter akan mengakibatkan

    anak menjadi anak yang penakut, pendiam, tertutup, suka melanggar norma -

    norma, kepribadian lemah, dan terkesan menarik diri. Individu yang memiliki

    kepribadian lemah cenderung bereaksi dengan perasaan negatif terhadap

    situasi yang menekan dengan cara menjauhkan diri dari masalah, menyesali

    apa yang terjadi, cenderung menyalahkan diri sendiri dan sikap -sikap lain

    yang menunjukkan pemecahan masalah secara emosional ( Taylor cit Mulia,

    2002). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Haris (2004) bahwa

    ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi terhadap pola asuh orang

    tua otoriter dengan emosional focused coping (r = 0,192 dan p = 0,014).

    Hasil lain dari penelitian yang ditunjukkan pada tabel 9 adalah bahwa

    ada sebagian responden yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah

    permisif sebanyak 21 responden (32,3%) dan strategi koping yang digunakan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    63

    adalah strategi PFC sebanyak 12 responden (57,1%). Menurut Baumrind

    yang disadur dari Papalia et al. (2009) pola asuh permisif adalah orang tua yang

    hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak memonitor aktivitas

    mereka sendiri sedapat mungkin, namun orang tua tetap mengkomunikasikan

    keputusan kebijakan dengan anak dan jarang menghukum. Orang tua bersikap

    hangat, tidak mengontrol dan juga tidak menuntut. Hal ini sesuai dengan teori

    Taylor cit Mulia (2002) bahwa adanya sikap terbuka dan interaksi yang sehat

    antara orang tua dan anak menjadikan rasa aman, kasih sa yang dan saling

    menghargai. Cara-cara mendidik anak yang diterapkan keluarga yang demikian

    mampu menjadikan anak dalam mempelajari emosi yang melekat dalam figur

    orang tuanya, sehingga anak cenderung terbuka dalam menghadapi masalah.

    Menurut hasil penelitian Ghofur et al. (2009) bahwa pola asuh permisif akan

    menghasilkan karakteristik anak -anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang

    mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya

    diri. Dari karakteristik tersebut dapat disimpu lkan bahwa individu yang manja,

    kurang mandiri dan kurang percaya diri akan mencari cara penyelesaian dengan

    melibatkan orang lain didalamnya untuk menyelesaikan masalahnya dan

    mengekspresikan kemarahan pada orang lain. Cara penyelesaian masalah seperti

    ini termasuk di dalam penyelesaian masalah secara langsung atau strategi PFC.

    Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 diperoleh data bahwa ada beberapa

    responden yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya adalah demokratis

    sebanyak 21 responden (32,3%) da n mayoritas menggunakan strategi PFC

    sebanyak 16 responden (76,2%). Pola asuh demokratis adalah orang tua yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    64

    menghargai individualitas anak, tetapi juga menekankan batasan -batasan sosial

    (Baumrind yang disadur dari Papalia et al., 2009).

    Hasil penelitian Ghofur et al. (2009) bahwa pola asuh demokratis akan

    menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, optimis, dapat mengontrol diri,

    dan mampu menghadapi stres dengan baik. Individu yang memiliki kepribadian

    optimis lebih cenderung menggunakan strategi koping yang berorientasi pada

    masalah yang dihadapi (Taylor cit Mulia, 2002). Hasil ini sesuai dengan

    penelitian Mulia (2002) bahwa ada hubungan yang positif pada pola asuh

    demokratis orang tua terhadap strategi PFC pada remaja awal dengan tingkat

    keeratan cukup tinggi (r= 0,458 dengan p

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    65

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa:

    1. Diketahui secara statistik ada hubungan positif dan signifikan antara pola

    asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent

    di Kecamatan Sleman, dibuktikan dengan X2 hitung sebesar 13,526 dan p

    = 0,001. Analisis Koefisiensi kontingensi C adalah 0,415 yang berart i

    keeratannya tergolong sedang (0,400 -0,599).

    2. Pola asuh yang paling banyak digunakan oleh orang tua pada remaja

    keluarga single parent di Kecamatan Sleman adalah pola asuh otoriter

    sebanyak 23 responden (35,4%).

    3. Strategi koping yang paling banyak digunakan remaja pada keluarga

    single parent adalah strategi PFC sebanyak 33 responden (50,8%).

    B. Saran

    1. Bagi Peneliti

    Dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah

    pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hubungan pola

    asuh orangtua dengan strategi koping remaja pada keluarga single parent.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    66

    2. Bagi Remaja

    Hasil penelitian mendapatkan data bahwa masih bany ak siswa yang

    menggunakan strategi EFC dalam menghadapi permasalahannya, s ehingga

    perlu bagi siswa mempelajari strategi koping ya ng tepat dalam menghadapi

    stres yang terjadi supaya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

    3. Bagi Sekolah

    Khususnya guru BK (Bimbingan Konseling), hasil penelitian ini

    diharapkan dapat dijadikan masukan agar lebih memperhatikan kondisi

    siswanya dan memberikan dukungan kepada mereka. Secara teori strategi

    koping dipengaruhi oleh dukungan sosial baik lingkungan keluarga, tema n,

    maupun guru. Pihak sekolah selaku pendidik tetap memberikan dorongan

    kepada orang tua untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada anak

    agar anak tidak terjerumus ke hal -hal yang membahayakan dirinya sendiri.

    Misalnya dengan pertemuan antara guru pend idik dengan orang tua siswa

    atau menuliskan catatan untuk diperhatikan oleh orang tua dalam buku raport

    anak.

    4. Bagi Institusi Pendidikan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

    dalam bidang ilmu keperawatan, khususnya kesehatan jiwa remaja dan

    keluarga.

    5. Bagi Perawat

    Perawat, khususnya di setting komunitas, mempunyai program

    peningkatan pelayanan kesehatan remaja dengan memperhatikan berbagai

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    67

    aspek yang mendukung, baik dengan optimalisasi pola asuh orang tua,

    menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kesehatan mental remaja,

    atau bekerja sama dengan pihak sekolah tentang situasi yang kondusif bagi

    perkembangan dan kesehatan mental remaja, khususnya tentang koping.

    C. Keterbatasan Penelitian

    Hal yang menjadi keterbatasan sehingga dap at berpengaruh terhadap

    hasil penelitian, adalah :

    1. Peneliti hanya mengambil remaja pada keluarga single parent yang duduk

    di bangku SMA dan SMK sebanyak 65 responden untuk mengetahui

    hubungan antara pola asuh orang tua dengan strategi koping remaja pada

    keluarga single parent. Melihat tingginya perceraian di Kecamatan

    Sleman maka jumlah responden tersebut dirasa masih kurang untuk

    mewakili karena mungkin masih banyak remaja yang diasuh oleh single

    parent yang tidak sekolah.

    2. Masih banyaknya faktor penggangg u yang masih belum dapat

    dikendalikan oleh peneliti, yaitu kepr ibadian, pengalaman, jenis stres, dan

    pengetahuan.

    3. Jawaban responden hanya berdasarkan persepsi responden (satu pihak

    saja) tanpa di cross check ulang dengan orang tua responden, sehingga

    jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan sehari -hari tidak diketahui.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    68

    4. Cara pengumpulan data hanya menggunakan angka tertutup (kuisioner)

    tanpa diikuti dengan observasi, sehingga masih terdapat kemungkinan

    responden menjawab dengan tidak jujur sehingga dapat terjadi bias.

    5. Literatur tentang pola asuh hanya didapatkan tentang pola asuh di Luar

    Negeri karena peneliti tidak menemukan literatur pola asuh yang

    diterapkan di Indonesia.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    69

    DAFTAR PUSTAKA

    Arianti. (2009) Indonesia Belum Terlepas Dari Jerat Masalah Narkoba[Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 10 Februari2010].

    . (2010) Anak Buruh-Sopir Diterima di UGM, Gratis. Kedaulatan RakyatSelasa Pahing, 30 Maret 2010, 14 Bapdamulud 1943 Tahun LXV No. 178.

    Berman et al. (2008) Kozier & Erb’s Fundamental Of Nursing: Concepts,Process, And Practice . Eighth Edition. Upper Saddle River : New Jersey.

    BPS DIY. (2009) BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2009 . Yogyakarta : BPSYogyakarta.

    Dagun. (2002) Psikologi Keluarga . Jakarta : Rineka Cipta.

    Friedman et al. (2003) Family Nursing: Research, Theory & Practice . Ed 5.Upper Saddle River : New Jersey.

    Ghofur et al. (2009) Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap PerkembanganKarakteristik Anak [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 19 Januari 2010].

    Haris. (2005) Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua OtoriterDengan Kecenderungan Emotional Focused Coping Pada Remaja. Skripsi(tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad DahlanYogyakarta.

    Hidayat. (2007) Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data . Ed I.Jakarta : Salemba Medika.

    Kasriana. (2007) Pola Asuh Ibu Single Parent. Skripsi (tidak diterbitkan) UNY:Yogyakarta.

    Mulia. (2002) Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua DenganOptimism, PFC Dan EFC Pada Remaja Awal. Skripsi (tidak diterbitkan)Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.

    www.madina-sk.comhttp://ary-

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    70

    Mutadin. (2002) Strategi Coping [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 8 Februari2010].

    Nahareko. (2009) Coping Remaja Akhir Terhadap Perilaku Selingkuh Ayah[Internet]. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.Tersedia dalam: [Diakses 22 Januari 2010].

    Nicolasp. (2009) Keluarga dengan Orang Tua Tunggal Dapat Berhasil [Internet].Tersedia dalam: [Diakses 22 Januari 2010].

    Notoatmodjo. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta : PT RinekaCipta.

    Nursalam. (2003) Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

    Papalia et al. (2008) Human Development (Psikologi Perkembangan) . Ed. 9Cetakan Ke-1. Jakarta : Kencana.

    Papalia et al. (2009) Human Development Perkembangan Manusia . Ed. 10 buku2. Jakarta : Salemba Humanika.

    Rachmawati. (2006) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan KecemasanKomunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Program Studi IlmuKeperawatan Program A Fakultas Kedokteran UGM. Skripsi (tidakditerbitkan). FK UGM Yogyakarta.

    Rasmun. (2004) Stres, Koping Dan Adaptasi . Jakarta : CV. Sagung Seto.

    Rezky. (2010) Be A Smart Parent Cara Kreatif Mengasuh Anak Ala Supernanny .Yogyakarta : Jogja Bangkit Publis her.

    Rinestaelsa. (2008) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi BelajarSiswa SMA Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan), FK UGMYogyakarta.

    http://www.e-http://etd.eprints.ums.ac.id/4784/1/F100030255.PDFhttp://www.iblogronnp.com/2009/06/keluarga-dengan-

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    71

    Riyanto. (2009) Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan . Yogyakarta : MuhaMedika.

    Sarwono. (2008) Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Smeltzer. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal -Bedah Brunner & Suddarth.Vol. 1, Edisi 8. Jakarta : EGC.

    Sugiyono. (2007) Statistik Untuk Penelitian . Bandung : CV. Alfabeta.

    Tim Liputan. (2008) Siswi SMA Gantung Diri [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses12 Januari 2010].

    Triyono. (2009) Bom Dahsyat Narkoba Mata [Internet]. Tersedia dalam: [Diakses 12 Januari 2010].

    Wade & Tavris. (2007) Psikologi. Edisi ke-9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

    Widyastuti dkk. (2009) Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

    Widiyanti. (2001) Perbedaan Kecenderungan Strategi Menghadapi MasalahBerdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi. Skripsi(tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad DahlanYogyakarta.

    http://www.indosiar.com/patroli/75905/siswi-sma-gantung-dirihttp://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/03/11/brk

    Halaman JudulPernyataan KeaslianHalaman PengesahanKata PengantarIntisariAbstractDaftar PustakaBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka