pbl sk 1 cairan

17
Sasaran Belajar LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan LO.1.1. Definisi Larutan dan Cairan Definisi Larutan Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Yang terdiri dari komponen zat terlarut dan pelarut. Sumber: Sutresna, N. (2008). Persiapan UN Kimia untuk SMA/MA. Grafindo Media Pratama : 94 Larutan adalah campuran homogen yang komponennya terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Contoh larutan yang sering kita temui yaitu air garam , air gula, air kopi, air teh, dll. Dalam larutan juga dikenal istilah solvent dan solute. Komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak disebut dengan pelarut atau solvent, sedangkan komponen larutan yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan zat terlarut atau solute. Larutan dapat terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul-molekul solvent dan solute. Sumber : Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, 3 ed, Jakarta, Erlangga. Definisi Cairan Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Air adalah senyawa esens ial untuk semua makhluk hidup. Cairan tubuh total kurang lebih 60% dari berat badan, persentase ini dipengaruhi oleh umur, lemak tubuh dan jenis kelamin. Cairan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu : a. Cairan Ekstraseluler, yaitu cairan yang berada di luar sel. Terdiri dari : - Cairan Intravaskuler (plasma) : berada di dalam vaskuler - Cairan Interstisial : berada diantara sel

Upload: mutiara-alderisa

Post on 21-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Sk 1 Cairan

Sasaran Belajar

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

LO.1.1. Definisi Larutan dan Cairan

Definisi Larutan

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Yang terdiri dari komponen zat terlarut dan pelarut.

Sumber: Sutresna, N. (2008). Persiapan UN Kimia untuk SMA/MA. Grafindo Media Pratama : 94

Larutan adalah campuran homogen yang komponennya terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Contoh larutan yang sering kita temui yaitu air garam, air gula, air kopi, air teh, dll. Dalam larutan juga dikenal istilah solvent dan solute. Komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak disebut dengan pelarut atau solvent, sedangkan komponen larutan yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan zat terlarut atau solute. Larutan dapat terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul-molekul solvent dan solute.

Sumber : Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, 3 ed, Jakarta, Erlangga.

Definisi Cairan

Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Air adalah senyawa esensial untuk semua makhluk hidup. Cairan tubuh total kurang lebih 60% dari berat badan, persentase ini dipengaruhi oleh umur, lemak tubuh dan jenis kelamin.

Cairan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu :a. Cairan Ekstraseluler, yaitu cairan yang berada di luar sel.

Terdiri dari : - Cairan Intravaskuler (plasma) : berada di dalam vaskuler- Cairan Interstisial : berada diantara sel- Cairan Transeluler : cairan khusus seperti serebrospinal, sekresi cairan cerna,intraokuler

Cairan ekstraselular berperan sebagai pengentar semua keperluan sel (nutrien, oksigen,regulator hormon, dll) dan penggakut CO2 serta sisa metabolisme.

 b. Cairan Intraseluler, yaitu cairan yang berada di dalam sel tubuh. Berperan proses

penyimpanan dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel, dan untuk mempertahankan volume darah dan osmolalitas cairan ekstrasel. Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

Page 2: Pbl Sk 1 Cairan

Sumber : Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, 3 ed, Jakarta, Erlangga.

LO.1.2. Perbedaan Larutan dan Cairan

Cairan terdiri dari 1 zat, sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent.

LO.1.3. Fungsi Larutan dan Cairan

Fungsi cairan :

a. mengatur suhu tubuh

b. melancarkan peredaran tubuh

c. membuang racun & sisa makanan

d. pemulihan penyakit

e. mengatur pencernaan

Fungsi larutan: umumnya untuk membuat zat baru antara solute&solvent

LO.1.4. Jenis-jenis larutan dan cairan

Jenis-jenis Larutan

Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Larutan tak jenuh : yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisamelarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasiion < Ksp berarti larutan belum jenuh (masih dapat larut).

b) Larutan jenuh : yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain,larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) : yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap)

Berdasarkan kemampuan menyerap :

a. Larutan ideal : yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan

Page 3: Pbl Sk 1 Cairan

b. Larutan tak ideal : yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu:

a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult.

b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

LO.1.5. Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

1. Pengaruh suhu

Suatu zart padat akan bertambah bila suhu dinaikkan. Jika kelarutan zat padat meningkat ketika suhu dinaikkan, maka kelarutan gas dalam larutan gas berkurang akibat kenaikan suhu.

2. Pengaruh tekanan

Tekanan memiliki pengaruh yang besar terhadap kelarutan gas dalam cairan. Semakin besar tekanan yang diberikan terhadap gas, semakin tinggi kelarutan gas tersebut didalam zat cair.

3. Proses pelarutan

Kelarutan berbeda dengan proses pelarutan. Proses pelarutan mempelajari tentang suatu larutan terbentuk. Proses pelarutan dipengaruhi oleh seberapa cepat suatu zat melarut.

Sumber : Mengenal kimia, Yudistira

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh

LO. 2. 1. Kompartemen

Cairan tubuh didistribusi antara dua kompartemen utama: kompartemen intraseluler dan ekstraseluler.

Cairan intraseluler (CIS)Cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

Cairan ekstraseluler (CES)CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh terkandung di dalan CES. Setelah usia satu tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira sepertiga dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih luas, CES dibagi menjadi:

1. Cairan interstisial (CIT)

Page 4: Pbl Sk 1 Cairan

Cairan di sekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar dua kali lebih besar pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.

2. Cairan intravaskuler (CIV)Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L, 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya 2-3 L terdiri dari sel darah merah yang mentraspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting, sel darah putih, dan trombosit.

3. Cairan transeluler (CTS)Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan dari serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraocular dan sekresi lambung. Sejumlah besar cairan dapat saja keluar masuk ruang transeluler setiap harinya.

Persentase cairan tubuh di dalam kompartemen cairan tubuh :- Cairan intraselular (2/3) 40 %- Cairan ekstraselular (1/3) 20 %- Cairan interstitial 15 %- Cairan intravaskular 5 %

Total 60 %

Sumber : Horne, M. M. and Swearingen, P. L. (2001). Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa. Buku Kedokteran EGC.

LO. 2. 2. Faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh :-o Demamo Hyperventilasio Suhu lingkungan dan kelembapano Aktivitas (pada atlet lebih banyak cairan tubuhnya dibanding non atlet)o Potensi cairano Umur ( makin tua makin berkurang cairan tubuhnya)o Tekanan hydostatik (pengaruh dalam pertukaran cairan introvaskular dengan cairan

ekstravaskular.o Lemak ( semakin banyak lemak ditubuh, semakin berkurang kandungan air)

LO. 2. 3. Sumber Input dan Output

PemasukanCairan yang diminum, makanan padat, oksidasi makanan

Pengeluaran

Page 5: Pbl Sk 1 Cairan

Pengeluaran dapat meliputi pengeluaran yang dirasakan (dapat diukur) yaitu urine, feses, dan keringat. Sedangkan pengeluaran yang tidak dapat dirasakan (tidak dapat diukur) yaitu penguapan air melalui paru-paru dan difusi air melalui kulit.

Jumlah pengeluaran air per hari dirasakan bervariasi sesuai tempereratur tubuh, temperatur lingkungan, aktivitas, dan konsumsi cairan per hari. Pada keadaan pemasukan air yang kurang, pengeluaran air melalui ginjal dapat berkurang sampai 300 ml per hari. Sebaliknya, selama pemasukkan air yang berlebih, pengeluaran air melalui ginjal dapat bertambah sampai 1500 per jam.

Sumber : Sabiston, D. C. (1992). Buku Ajar Bedah Bagian 1, Jakarta, EGC.

LO. 2. 4. Mekanisme

Keseimbangan cairan tubuh dapat dipertahankan dengan cara :

1. Volume CESRegulasi volume CES sangat penting untuk mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka panjang volume CES.

a) Regulasi jangka panjangRegulasi ini dilakukan oleh ginjal dan mekanisme haus, yang masing-masingmelakukan pertukaran cairsn yang diperlukan antara CES dan lingkunganeksternal untuk mengatur volume cairan tubuh total.

b) Regulasi jangka pendek Regulasi ini dilakukan dengan cara :a) Reflek baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi perifer total. Akan meningkat untuk meningkatkan tekanand arah pada saat tekanan darah terlalu rendah dan sebaliknya akan menurunkan tekanan darah bila tekanan darah terlalu tinggi.

b) Perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan otomatis antara plasma dan cairan interstisium. Jika volume plasma teralalu besar, kelebihan cairan akan berpindah kekompartemen interstisium dan sebaliknya jika volume plasma terlalu rendah makan, cairan akan berpindah dari kompartemen interstisium ke plasma.

c) Regulasi pengerluaran darah di urinRegulasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu :a) Laju filtrasi glomerulus (LFG).Pada saat jumlah natrium dalam tubuh menurun, ginjal akan menahan natrium yang difiltrasi agar eksresi natrium menurun sehingga dapat meningkatkan konsentrasi NaCl dan mengatasi penurunan natrium.

b) Reabsorpsi natrium di tubulus. Pada saat kadar natrium menurun, aldosteron akan meningkat dan natrium yang di reabsorpsi meningkat sehingga menurunkan kadar natrium yang dieksresi dan meningkatkan konsentrasi NaCl, hal ini akan mengatasi penurunan natrium.

Page 6: Pbl Sk 1 Cairan

2. Regulasi Osmolaritas CESRegulasi ini untuk mencegah membengkak atau menciutnya suatu sel. Setiap

perubahan, penambahan/pengurangan air menyebabkan perubahan osmolaritas CES. Jika terjadi defisit air, maka zat terlarut pekat dan osmolaritas meningkat (hipertonik) dan sebaliknya jika terjadi kelebihan air, maka zat terlarut akan encer dan osmolaritas menurun (hipotonik).

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Mineral

LO. 3. 1. Jenis-jenis minerala. NatriumMerupakan kation utama yang terdapat di cairan ekstraseluler (CES). Natrium penting dalam aktifitas saraf-saraf otot dan pompa ion Natrium-Kalim ATP-ase. Dan natrium juga penting dalam mengatur keseimbangan asam basa tubuh.

b. KaliumKalium merupakan kation primer pada cairan intrasel. Untuk menjaga kestabilan kalium diperlukan keseimbangan elektrokimia yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan negative dalam sel untuk mengikat kalium dan kemampuan kekuatan kimiawi yang akan mendorong kalium keluar dari sel.

c. Klorida Anion utama yang terdapat di cairan intraseluler. Jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.

LO. 3. 2. Fungsi Mineral

Mineral di dalam tubuh memiliki banyak fungsi, antara lain memberikan tekanan osmotik tertentu bagi cairan tubuh serta mempunyai fungsi khusus terhadap otot dan sel.a. Natrium- Mengatur keseimbangan asam basa dalam sel- Menahan air dalam sel- Berperan dalam pembentukan asam klorida terutama asam klorida pada lambung- Meregulasi membran sel- Sebagai penyerap serta pembawa zat gizi- Mempertahankan aktivitas sel- Mempertahankan tekanan osmosa darah

b. Kalium- Menjaga tekanan osmotik cairan dalam sel- Menjaga keseimbangan air tubuh - Mengatur fungsi normal jantung- Sebagai katalis karbohidrat- Mengantar pesan saraf ke otot - Menurunkan tekanan darah

Page 7: Pbl Sk 1 Cairan

- Mingirim oksigen ke otak- Membantu aktivitas reaksi enzim- Transpor cairan- Pengeluaran hormon- Perkembangan janin c. Klorida - Memelihara keseimbangan cairan- Berperan sebagai komponen asam klorida dalam lambung- Memudahkan transfer CO2 dari darah ke paru-paru

Sumber : Food Supplement, Vita health

LO. 3. 3. Sumber Mineral

a. NatriumSumber natrium dapat berasal dari pangan mentah maupun pangan yang sudah diolah. Contohnya, garam dapur, monosodium glutamat (MSG), kecap, wortel, bit, telur, susu dan sayuran berdaun hijau.b. KaliumSumber utama kalium berupa buah-buahan dan sayuran segar, seperti jeruk, semangka, pisang, sayuran hijau, tomat, kentang, kacang polong, serta wortel.c. Klorida Sumber klorida yaitu garam dapur. Sumber lainnya adalah air laut atau brine (larutan NaCl dengan konsentrasi tinggi).

LO. 3. 4. Kadar normal

a. NatriumKonsentrasi normal natrium pada serum plasma yaitu 135-145 mEq/L. untuk perharinya tubuh manusia membutuhkan pemasuka natrium sebesar 2-4 gram. Kadar normal natrium pada urin yaitu 40-220 mEq/L per harinya.b. KaliumKadar normal kalium pada plasma yaitu 3.5-5 mEq/L. ekskresi kalium melalui ginjal sekitar 80-90% dan 10-20 % diekskresikan melalui feses. Pada keadaan normal, tubuh membutuhkan pemasukan kalium 40-60 mEq [er hari. Dan kadar normal kalium pada urin sebesar 20-120 mEq per haric. KloridaKadar kalium serum di antara 3,0-3,5 mEq/L, 100-200 mEq/L kalium klorida (KCL) diperlukan untuk meningkatkan kadar kalium serum sebanyak 1 mEq/L (yaitu 3,0-4,0 mEq/L). Jika kadar kalium serum kurang dari 3,0 mEq/L, maka diperlukan 200-400 mEq/L KCL untuk meningkatkan kadar kalium serum banyak 1 mEq. Kalium klorida tidak dapat cepat memperbaiki kekurangan kalium yang berat.

Sumber: Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan. Joyce L. Kee dan Evelyn R. Hayes

Page 8: Pbl Sk 1 Cairan

LO. 3. 5. Metabolisme mineralKalsiumMetabolisme: absorbsi memerlukan protein pengikat – kalsium yang diatur oleh vitamin D, hormon paratiroid dan kalsitonin.

FosforMetabolisme: Kontrol absorpsinya tidak diketahui (vitamin D?). Kadar serum diatur oleh reabsorpsi ginjal

NatriumMetabolisme: Diatur oleh aldosteron.

LO. 3. 6. Ekskresi

LI. 4. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

LO. 4. 1. Definisi

Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (Na¬¬+) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya Na+ dicairan elektrolit. Akibatnya terjadi peningkatan Na+ di ekstrasel, sehingga cairan intrasel akan masuk kecairan ekstrasel (volume intra sel berkurang). 40% hilang dari ekstra sel dan 60% hilang di intrasel.

LO. 4. 2. Gejala

Tanda Ringan Sedang BeratKehilangan cairan < 5 % 5-10 % > 10 %Warna kulit Pucat Abu-abu Bercak-bercakTurgor kulit Menurun Tidak elastis Sangat tidak elastisMembrane mukosa Kering Sangat kering Pecah-pecahHaluaran urin Menurun Oliguria Oliguria nyataTekanan darah Normal Mulai rendah Semakin rendahDenyut nadi Normal Semakin meningkat Cepat dan panjang

LO. 4. 3. Jenis-jenis

1. Berdasarkan derajat Dehidrasi ringanDehidrasi ringana dalah dimana kehilangan 5% cairan dari berat badan sebelum sakit. Dehidrasi sedangDehidrasi sedang adalah dimana kehilangan 5-10% cairan dari berat badan sebelum sakit. Dehidrasi beratDehidrasi berat adalah dimana kehilangan >10% cairan dari berat badan sebelum sakit.

Page 9: Pbl Sk 1 Cairan

2. Berdasarkan tipe Dehidrasi IsotonisDehidrasi Isotonis kekurangan air dan elektrolit terjadi dalam proporsi seimbang. Dehidrasi HipertonisDehidrasi Hipertonis adalah kehilangan cairan melebihi kehilangan elektrolit. Dehidrasi HipotonisDehidrasi Hipotonis adalah kehilangan elektrolit melebihi kehilangan cairan.

LO. 4. 4. Penyebab

Penyebab dehidrasi yaitu karena diare, muntah-muntah, sakit berat atau udara yang sangat panas sehingga banyak keluar keringat.

LO. 4. 5. Akibat

Berikut situasi-situasi yang sering Kita alami dan merupakan akibat dari dehidrasi. 1. Rasa letih dan nyeri pada Sendi serta pada punggung2. Peredaran darah menurun 3. Tekanan darah tinggi 4. Sakit kepala dan pusing biasanya tejadi pada dehidrasi tingkat sedang dan berat. 5. Kulit kering serta keriput serta terdapatnya selulit 6. Melambatnya metabolisme tubuh begitu juga dengan proses pemikiran. Pada dehidrasi ringan, metabolisme melamban sebanyak 3%. 7. Sistem imun menjadi rendah 8. Bertimbunnya racun 9. Berat tubuh menaik dan gangguan pada pencernaan 10.Innfeksi saluran kemih LO. 4. 6. Penanggulangan

Dehidrasi ringan, diberikan cairan per oral, berupa oralit, larutan gula-garam, air tajin, kuah sayur atau cairan rumah tangga lainnya. Banyaknya cairan yang di anjurkan adalah 50ml/kg BB, yang dapat di berikan dalam 4-6jam.Dehidrasi sedang, di berikan cairan oralit per oral sebanyak 100ml/kg BB selama 4-6jam.Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi adalah:

1. Cairan rehidrasi oral dengan komposisi: NaCl (0,9% larutan saline 390ml Glukosa (5% dalam air) 400ml kCl (2mEq/ml) 10ml NaOHCO3 (1mEq/ml) 30ml Air sampai 1L

2. Cairan rehidrasi parenteralCairan rehidrasi parenteral yang biasa digunakan adalah Ringer Laktat, sebanyak 30ml/kg BB dalam 1jam pertama, dilanjutkan dengan 10ml/kg BB selama 7jam berikutnya.

Page 10: Pbl Sk 1 Cairan

Untuk dehidrasi berdasrkan tipenya juga bisa diberikan:1. Dehidrasi Isotonis : Diberilarutan NaCl 0,9 %2. Dehidrasi Hipertonis : Larutan dextore 5 % NaCl normal, dextore 5 % dalam NaCl

0,45%.3. Dehidrasi Hipotonis : Mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet Na+, bila

perlu pemberian cairan hipertonik.

LI. 5. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Mineral

a. Gangguan Keseimbangan Natrium1) Hiponatremia

Hiponatremia akan terjadi apabila konsentrasi natrium pada plasma kurang dari 135 mEq/L. berkurangnya konsentrasi natrium tersebut bisa disebabkan kehilangan natrium atau penambahan air pada CES. Kehilangan natrium tersebut biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-osmotik dan berhubungan dengan penurunan volume CES.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hiponatremia, berhubungan dengan pengeluaran natrium klorida, antara laindiare dan muntah. Penggunaan diuretic yang berlebihan juga dapat menyebabkan hiponatremia karena menghambat kemampuan ginjal untuk mempertahankan natrium. Hiponatremia juga bisa terjadi akibat retensi air yang berlebihan sehingga menyebabkan overhidrasi hipoosmotik. Biasanya keadaan ini disebabkan karena sekresi hormone ADH yang berlebihan dan akhirnya akan mereabsorbsi air dalam jumlah yang banyak.

2) HipernatremiaHypernatremia akan terjadi apabila kadar natrium pada CES melebihi 146 mEq/L.

berlebihnya konsentrasi natrium pada CES dapat disebabkan karena berkurangnya air pada CES atau kelebihan natrium pada CES.

Jika yang terjadi adalah kehilangan air pada CES, maka akan terjadi dehidrasi hiperosmotik. Keadaan ini dapat terjadi pada pasien diabetes insipidus dan pada orang yang melakukan olahraga berat berkepanjangan. Pada pasien diabetes insipidus, pasien tidak dapat mengekskresi hormone ADH sehingga reabsorbsi air jadi berkurang dan akan mengeluarkan urin encer karena banyaknya air yang dikeluarkan. Sedangkan pada oramg yang berolahraga berat, banyak air yang keluar namun tidak disertai dengan asupan pemasukan air sehingga akan meningkatkan osmolalitas CES.Hypernatremia dapat juga terjadi akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada CES. Hal ini terjadi pada overhidrasi hiperosmotik, karena kelebihan natrium klorida ekstrasel biasanya juga berhubungan dengan beberapa derajat retensi air oleh ginjal.Ketika menganalisis kelainan konsentrasi natrium dalam plasma dan penentuan terapi yang akan dilaksanakan, maka perlu diperhatikan apakah kelainan ini disebabkan oleh kehilangan atau penambahan natrium atau kehilangan atau penambahan air primer. Sehingga terapi yang akan dilaksanakan dapat mengoreksi ketidakseimbangan cairan yang terjadi.

b. Gangguan Keseimbangan Kalium1) Hipokalemia

Page 11: Pbl Sk 1 Cairan

Seseorang akan mengalami hypokalemia apabila kadar kalium dalam plasma kurang dari 3.5 mEq/L. penyebab hypokalemia dapat dibagi sebagai berikut:1) asupan kalium yang kurang. 2) pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna atau ginjal atau keringat. 3) kalium masuk ke dalam sel.

Pengeluaran kalium yang berlebihan pada keadaan muntah atau pemakaian selang nasogastric, pengeluaran bukan melalui saluran cerna bagiannya atasnya melainkan banyak keluar melalui ginjal. Hal itu karena muntah/selang nasogastric menyebabkan alkalosis sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi glomerulus yang akan mengikat kalium di tubulus distal.Kalium dapat masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel., pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta adregenik (pemakaian β2-agonis), paralisis periodic hipokalemik, dan hipotermia

2) HiperkalemiaSeseorang dikatakan mengalami hyperkalemia apabila kadar kalium plasma lebih

dari 5 mEq/L. penyebab hyperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.Keluarnya kalium dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolic. Dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hipoaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif.

c. Gangguan keseimbangan Klorida1. Hipokloremia

Klorida serum <90 mEq/L (90 mmol/L) Etiologi : berkurangnya asupan (terjadi pada formula kedelai) dan peningkatan pengeluaran dari sumber GI atau ginjal (muntah berkepanjangan atau aspirasi NG; kehilangan melalui ginjal sekunder akibat terapi diuretik)Manifestasi klinis : alkalosis metabolic, hipokalemia, gagal tumbuhPenanganan :

a. Ganti kehilangan melalui NGb. Koreksi alkalosis dan pertimbangkan untuk mengganti terapi diuretic

2. HiperkloremiaKlorida serum >115 mEq/L (115 mmol/L)Etiologi : pemecahan bikarbonat sebagai akibat dari diare atau kehilangan melalui ginjal sekunder akibat asidosis tubular ginjal; asupan klorida meningkat (mis, pemberian NaCl berlebihan)Manifestasi klinis : diare menyebabkan asidosis metabolic hiperkloremikPenanganan :

a. Hentikan pemberian NaClb. Ganti kehilangan air-bebas

LI. 6. Memahami dan menjelaskan etika minum dalam Islam

1. Memulai minum dengan membaca basmallah.

Page 12: Pbl Sk 1 Cairan

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

2. Minum dengan tangan kanan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

3. Tidak bernafas dan meniup air minum.Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

4. Bernafas tiga kali ketika minum.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

5. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).

6. Minum dengan posisi duduk.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)

7. Menutup bejana air pada malam hari.“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)