pbl blok 6

47
Sistem Muskuloskeletal Ekstremitas Superior Jonathan Karel Gunawan* 10-2010-245 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA *Alamat Korespendensi: Jonathan Karel Gunawan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected] Sistem Sensorik pada Tubuh Manusia Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai baik di praktek seorang dokter umum ataupun praktek seorang spesialis. Pada praktek seorang ahli saraf sebesar kira-kira 20% pasien yang datang mengeluh tentang nyeri kepala. Selain itu, nyeri kepala bukanlah merupakan penyakit baru, melainkan penyakit yang telah ada sejak jaman dahulu. Meskipun nyeri kepala sering dijumpai dan telah lama diketahui, hingga saat ini banyak hal mengenai patogenesis hingga terapi yang masih belum jelas. 1 Gangguan nyeri kepala yang umum terjadi pada manusia merupakan salah satu dari banyak masalah klinis berkaitan dengan sistem saraf pada tubuh manusia. Secara umum sistem saraf merupakan 1

Upload: jonathan-karel-gunawan

Post on 24-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pbl blok 6

TRANSCRIPT

Sistem Muskuloskeletal Ekstremitas Superior

Jonathan Karel Gunawan*10-2010-245Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespendensi:Jonathan Karel GunawanFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]

Sistem Sensorik pada Tubuh ManusiaNyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai baik di praktek seorang dokter umum ataupun praktek seorang spesialis. Pada praktek seorang ahli saraf sebesar kira-kira 20% pasien yang datang mengeluh tentang nyeri kepala. Selain itu, nyeri kepala bukanlah merupakan penyakit baru, melainkan penyakit yang telah ada sejak jaman dahulu. Meskipun nyeri kepala sering dijumpai dan telah lama diketahui, hingga saat ini banyak hal mengenai patogenesis hingga terapi yang masih belum jelas. 1Gangguan nyeri kepala yang umum terjadi pada manusia merupakan salah satu dari banyak masalah klinis berkaitan dengan sistem saraf pada tubuh manusia. Secara umum sistem saraf merupakan serangkaian organ kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jarangan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti sensitivitas terhadap stimulus, kemampuan mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi secara umum diatur dalam tiga cara utama yaitu input sensorik, menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, aktivitas integratif, yaitu pengubahan stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf saraf sampai ke otak dan medulla spinalis yang selanjutnya akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus sehingga respons terhadap informasi dapat terjadi, diteruskan dengan output motorik yaitu impuls dari otak dan medulla spinalis menuju otot dan kelenjar tubuh. 2Sistem saraf merupakan komunikasi antara berbagai bagian tubuh. Sistem saraf merupakan mekanisme di mana semua jenis sensasi diterima dari lingkungan, jaringan, dan organ tubuh itu sendiri. Selain itu sistem saraf juga bertanggung jawab dalam menginterpretasi sensasi yang sudah tersimpan dalam memori. Secara garis besar dapat dikatakan sistem saraf merupakan sistem di mana aksi dibawa melalui impuls ke bagian lain sistem saraf dan organ lain pada tubuh. 2Nyeri kepala merupakan salah satu sinyal atau stimulus yang diberikan oleh tubuh sebagai tanda adanya gangguan atau kelainan pada fungsi tubuh. Gangguan nyeri kepala berkaitan dengan gangguan pada sistem saraf terutama sistem saraf yang berperan dalam input sensorik. Melihat adanya permasalahan klinik berkaitan dengan sistem sensoris tubuh manusia, merupakan hal penting untuk mengetahui struktur, peranan, serta mekanisme kerja normal dari sistem sensoris tubuh manusia. dengan mengetahui kondisi normal pada sistem sensoris tubuh manusia dan memahami mekanisme kerjanya dapat menjadi awal persiapan dalam menghadapi masalah klinik berkaitan dengan sistem saraf di masa yang akan datang.

Pembagian Sistem Saraf pada Tubuh ManusiaSistem saraf mencakup seluruh massa jaringan saraf dalam tubuh. Fungsi dasar dari sistem saraf yang menurun kepada yang lain adalah komunikasi. Sistem saraf tergantung pada sifat kimiawi dan listrik khusus dari sel-sel saraf dan cabang-cabang sel yang panjang. Sifat-sifat ini mencerminkan dua ciri fundamental protoplasma yaitu iritabilitas, kemampuan bereaksi secara bertingkat terhadap rangsang fisik atau kimiawi, dan konduktivitas, yaitu kemampuan menghantar rangsang dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Sistem saraf tersebar secara luas di dalam tubuh. Pada dasarnya sistem saraf menghimpun rangsangan dari lingkungan dan mengubah rangsang-rangsang tersebut menjadi impuls saraf dan meneruskanya ke daerah penerimaan dan korelasi yang terorganisasi baik. Secara struktural sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi atau perifer. 2-5

1. Sistem Saraf PusatTerdiri atas encephalon (otak besar), truncus encephalon (batang otak), dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral. Sistem saraf pusat mengandung sel-sel saraf atau neuron dan sel-sel penyokong yang disebut neuroglia. Impuls saraf keluar masuk sistem saraf pusat melalui cabang neuron panjang yang disebut akson.

Neuron memiliki aneka macam bentuk, namun masing-masing memiliki badan sel atau soma. Badan sel terdiri atas inti dan sitoplasma di sekitarnya yang disebut perikarion. Badan biasanya memancarkan beberapa cabang yang disebut dendrit dan sebuah cabang panjang dan langsing yaitu akson.

2. Sistem Saraf PeriferMeliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Sistem saraf perifer terdiri atas cabang-cbang yang berjalan dalam saraf kranial dan saraf spinal serta kelompok neuron di luar terkait yang dikenal sebagai ganglia. Secara fungsional sistem saraf perifer dibagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.

a. Saraf aferen (sensorik)Mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke sistem saraf pusat.

b. Saraf eferen (motorik)Mentransmisi informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Sistem eferen dari sistem saraf perifer dibagi menjadi dua subdivisi.

1. Divisi somatik (volunter)Berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respon motorik volunter pada otot rangka.

2. Divisi otonom (involunter) Mengendalikan seluruh respons involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki hubungan dengan saraf simpatis dan parasimpatis.

(a) Saraf simpatisBerasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.

(b) Saraf parasimpatisBerasal dari area otak dan sakral pada medulla spinalis.

Struktur Sistem Saraf SensorikApabila jaringan saraf dilihat di bawah mikroskop, terlihat bahwa jaringan saraf tersusun atas neuron dan neuroglia. Neuron merupakan jaringan dasar sistem saraf. Bentuk yang paling besar merupakan badan sel. mempunyai ukuran yang bervariasi sesuai posisi sel dan fungsinya. Setiap sel memiliki bentuk nukleus yang tetap dan protoplasma bergranula. Sel-sel saraf membentuk badan abu-abu (grey matter) otak dan medulla spinalis. Sel saraf memiliki dendrit yang merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf masuk ke dalam sel dan akson yang merupakan serat tunggal tempat impuls keluar dari sel. serabut saraf membentuk badan putih (white matter) pada otak dan medulla spinalis. 2-4, 61. PerikarionPerikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma sekelilingnya mempunya fungsi reseptif. Pada kebanyakan neuron, ia menerima rangsang yang dibangkitkan dalam saraf-saraf lain, tetapi peran utamanya adalah sebagai pusat trofik atau pemberi makan sel-sel, mensuplai organel dan makromolekul sampai ke cabang-cabangnya. Sitoplasma dipenuhi organel, inklusi, dan unsur filamen dari sitoskelet yang tersusun kurang konsentris mengelilingi inti di pusat.

a. NukleusInti umumnya besar dan bulat atau lonjong dengan nukleolus mencolok dan relatif sedikit heterokromatin. Inti tunggal dan terdapat organel lain seperti kompleks golgi dan mitokondria. Nukleus tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.

b. Badan NisslTerdiri atas retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Seperti sel lain yang aktif menghasilkan protein, ribosom tersusun dalam bentuk baris, ikal, dan pilinan pada permukaan luar sisterna, dan poliribosom terdapat bebas dalam sitoplasma. Retikulum endoplasma kasar terdapat dalam dendrit dan biasanya tidak terdapat di daerah perikarion tempan akson muncul yaitu hilok akson. Bentuk, ukuran, dan penyebaran badan Nissl sangat bervariasi dalam jenis neuron berbeda, masing-masing jenis memiliki pola tersendiri.

c. NeurofibrilNeurofibril terdapat di seluruh perikarion meluas ke dalam dendrit-dendrit dan akson. Berkas-berkas tersebut merupakan mikrofilamen yang disebut neurofilamen dan mikrotubulus yang disebut neurotubulus, dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

1. MikrofilamenMikrofilamen neuron terdiri atas dua untaian aktin-G berpolimerisasi tersusun berupa heliks, dan mereka tidak berbeda bermakna dari filamen aktin sel lain. Kebanyakan aktin berhubungan dengan membran plasma dan terikat padanya oleh sebuah protein penambat disebut fodrin.

2. MikrotubulMikrotubul identik dengan yang di sel lain, namun terdapat sedikit perbedaan dalam protein terkait-mikrotubul yang mengatur stabilnya mikrotubul dan membantu perakitannya.

Sitoskelet dari neuron penting sebagai penyokong organel dan perubahan bentuk sel seluruhnya. Mikrotubul juga berperan penting dalam transpor vesikel dan organel yang menyusuri permukaan di dalam badan sel dan sepanjang akson. Secara tetap mikrotubul tersebut diganti baru dan pengaruhnya pada bentuk sel tidak diekspresikan melalui kontraksi namun dalam perubaha panjangnya melalui polimerisasi atau depolimerisasi dari mikrotubul baru dengan orientasi berbeda.

2. AksonAkson berasal dari tonjolan mirip kerucut dari badan sel yang disebut hilok akson. Akson umumnya lebih halus dan jauh lebih panjang daripada dendrit dari sel yang sama. Aksoplasma tidak mengandung badan Nissl namun mengandng profil-profil tubuler pendek dari retikulum endoplasma licin, mitokondria panjang sangat langsing, mikrotubul dan neurofilamen. 3,4

Akson membawa respons dari neuron, yaitu impuls saraf dalam bentuk potensial aksi. Hilok akso dan segmen awal membangkitkan potensial ini dan membentuk yang disebut zona pemicu. Selain berfungsi untuk menghantarkan impuls, fungsi lain dari akson adalah transmisi sinyal pada ujungnya dan keterkaitan trofik dengan neuron sasaran, otot, dan kelenjar. Dasar ini semua merupakan transpor aksonal yaitu gerakan substansi naik turun akson. Terdapat dua bentuk transpor anterograd dari perikarion ke terminal akson dan transpor retrograd yaitu dari arah terminal akson ke perikarion. 4

Peran peting dari transpor akson adalah penyampaian vesikel sinaptik ke ujung akson dan enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis transmiter. Meskipun neurotransmiter dapat pula diangkut melalui akson, jumlah yang sampai ke ujung melalui mekanisme ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang disintesis di ujung itu. Transpor aksoplasmik sangat vital untuk berfungsinya sel saraf. Ia menyediakan protein pengganti, transpor enzim bagi sintesis transmiter pada ujungnya, perpindahan prekusor makromolekul dari unsur sitoskelet, dan umpan balik dari perifer, membantu pengaturan aktivitas sintetik badan sel. 4

Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann yang dihasilkan oleh sel-sel Schawnn. Akson besar memiliki lapisan dalam yang disebut mielin, yaitu suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh membran plasma sel-sel Schawnn. Akson ini tampak berwarna putih. Mielin berfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf. Nodus ranvier menunjukkan celah antara sel-sel Schwann yang berdekatan. Berbeda dengan akson dalam susunan saraf pusat yang tidak dilapisi lapisan sel Schwann, lapisan mielin pada susunan saraf pusat dihasilkan oleh oligodendrosit. Mielin memiliki peran untuk tampilan putih pada substansi putih. 2

3. DendritKebanyakan sel-sel saraf mempunyai banyak dendrit yang secara struktural menyamai perikarion. Sering sukar membedakan untuk mengenali tempat dendrit mulai dan perikarion berakhir. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang, cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada batang utama. Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, mitokondria, dan juga diktiosom kecil, tetapi kandungan retikulum endoplasma dan ribosom berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang lebih kecil dan ramping. Dendrit bercabang-cabang secara khas dengan sudut tegak, menjadi cabang primer, sekunder, tersier, dan seterusnya. 3,4

Dendrit menerima impuls dari neuron lain melalui sinapsnya dengan terminal akson. Jumlah dan panjang dendrit tidak ada hubungan dengan ukuran perikarion namun pola percabangannya khas untuk setiap jenis neuron. Dendrit tampak berduri karena banyaknya juluran halus berupa spina dari permukaanya. Secara jelas dendrit merupakan tempat khusus untuk kontak sinaps yang agak selektif dan mengontrol masukan. 4

Gambar 1. Struktur Umum Sel Saraf 6

4. SinapsSinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls saraf. Pada beberapa keadaan sinyal listrik mungkin diteruskan secara langsung ke sel di dekatnya dengan gap-junction tahanan rendah. Cara ini disebut sinaps listrik. Hal yang lebih umum terjadi adalah rangsangan dipindahkan dari sel ke sel oleh substansi neurotransmiter. Kontak yang dapat terjadi adalah sebagai berikut. 3

a. Akson dari satu neuron dengan dendrit lain (akso-dendritik)b. Akson dari satu neuron dengan perikarion lain (akso-somatik)c. Dendrit dari satu neuron dengan dendrit lain (dendro-dendritik)d. Akson dari satu neuron dengan akson lain (akso-aksonik)

Suatu sinaps dalam susunan saraf pusat biasanya terdiri atas unsur pra-sinaps dan unsur pasca-sinaps dengan suatu celah sinaps ekstrasel sempit di antara keduanya. Pada daerah kontak kedua membran nampak lebih padat dan lebih tebal karena bahan padat elektron berikatan dengan daun lembaran dalam dari sitoplasma serta lebih mencolok dan homogen pada sisi pasca-sinaps. Pada unsur pra-sinaps terdapat suatu kumpulan gelembung yang mengandung substansi neurotransmiter. 3

Dengan datangnya potensial aksi pada ujung akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat penglepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps. Transmitter selanjutnya melewati membran pasca-sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul reseptor. Adanya neurotransmitter menyebakan perubahan di dalam potensial membran dari neuron pasca-sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls. 3Berdasarkan percabangannya, neuron dapat dibagi menjadi beberapa jenis. 3,4,61. Neuron unipolarYaitu suatu neuron dengan satu cabang ke luar dari badan sel. Cabang biasanya mempunyai beberapa percabangan, beberapa fungsinya penerima sebagai dendrit, lainnya adalah akson. Pada vertebrata dewasa jarang terdapat neuron unipolar sejati.

2. Neuron bipolarMerupakan neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit, biasanya terdapat pada kutub yang berlawanan dari badan sel berbentuk kumparan. Neuron dari ganglion kraniospinal yang berkembang adalah jenis bipolar.

3. Neuron pseudounipolarPada perkembangan ganglion kraniospinal, kedua cabang bermigrasi ke arah masing-masing dan berfusi membentuk satu cabang. Cabang ini kemudian berpisah, satu cabang berjalan ke perifer dan berfungsi sebagai dendrit. Cabang yang lain berjalan ke pusat sebagai akson menuju ke susunan saraf pusat. Cabang perifer yaitu dendrit menyerupai akson yang diameternya teratur serta tak bercabang, neuron seperti itu disebut neuron pseudounipolar.

4. Neuron multipolarSemua neuron lainnya merupakan neuron multipolar yaitu neuron dengan banyak dendrit dan biasanya satu akson.

Gambar 3. Jenis-Jenis Sel Saraf Berdasarkan Percabangannya 4

Sel neuroglia atau biasa disebut dengan glia, namanya berasal dari neuron yang berarti saraf dan glia yang berarti lem. Sel glia merupakan sel penunjang tambahan pada susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat menjalani mitosis selama kehidupannya. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin. Sel neuroglia dibagi menjadi astrosit, oligodendroglia, mikroglia, dan sel ependimal. 2-51. AstrositAstrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang. Sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui kaki pedikel atau kaki vaskular. Intinya besar, bulat, atau lonjong, dan pucat. Nukleoli tidak jelas. Sitoplasma mengandung ribosom, kompleks golgi, lisosom, dan filamen-filamen sitoplasmik. Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di antara darah dan neuron. Terdapat dua jenis atrosit yaitu atrosit protoplasma dan atrosit fibrosa.a. Atrosit protoplasmaAtrosit protoplasma terutama dijumpai dalam substansi kelabu dari susunan saraf pusat. Pada sediaan impregnasi perak bentuknya stelata dengan banyak cabang bercabang. Sebagian darinya berakhir pada pembuluh darah. Atrosit protoplasma mempunyai prosesus pendek, tebal, dengan banyak cabang dan terletak sekitar neuron, daerah sinaps, dan pembuluh darah.

b. Atrosit fibrosa Atrosit fibrosa terutama terdapat di dalam substansi alba dan mempunyai prosesus panjang dan langsing dengan beberapa cabang atau tidak. Atrosit fibrosa sering dijumpai melekat pada pia mater atau pada pembuluh darah namun terpisah dari mereka oleh lamina basal jelas.

2. OligodendrogliaOligodendroglia atau oligodendrosit sedikit mirip dengan atrosit namun berukuran lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit seperti namanya. Badan selnya kecil dan intinya lebih kecil dari sel atrosit dan membulat, heterokromatik, dan terpulas gelap. Sitoplasmanya relatif padat, kaya retikulum endoplasma dan ribosom bebas, mengandung kompleks golgi mencolok dan banyak mitokondria.

Oligodendrosit terdapat terutama dalam dua lokasi, pertama di dalam substansi grisea berhubungan erat dengan perikarion dari neuron, kedua di antara berkas-berkas akson di dalam substansi alba. Lainnya terletak dalam posisi perivaskular sekitar pembuluh-pembuluh darah. Salah satu jenis oligodendrosit membuat dan mempertahankan mielin pusat. Oligodendrosit dalam susunan saraf pusat analog fungsinya dengan sel Schwann pada saraf perifer. Oligodendrosit membentuk selubung mielin untuk melapisi beberapa akson pada susunan saraf pusat, berbeda dengan sel Schwann yang hanya membentuk lapisan mielin untuk satu akson setiap selnya.

3. MikrogliaMikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah. Mikroglia merupakan sel kecil agak memanjang dengan cabang menyerupai duri. Mikroglia terletak di dalam substansi grisea dan substansi alba. Mikroglia dianggap menjadi sumber utama sel-sel fagosit di dalam susunan saraf pusat.

4. Sel EpendimalKeseluruhan susunan saraf pusat berkembang sebagai suatu silinder kosong dan rongga-rongga masih tetap ada pada orang dewasa sebagai ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla spinalis. Yang melapisi rongga-rongga ini adalah sel ependimal. Sel ini berfungsi mempertahankan sifat-sifat epitelial semasa permulaan kehidupan embrio. Pada embrio, sel ependimal bersilia tetapi pada orang deawasa sel tersebut ternyata termasuk jenis epitel kuboid dengan sedikit silia.

Dalam ventrikel otak, sel-sel ini dimodifikasi, salah satunya membentuk epitel sekresi dari pleksus koroid. Sel ependimal lain yang telah dimodifikasi yaitu tanisit memiliki cabang-cabang yang meluas ke dalam hipotalamus dan berakhir dekat pembuluh darah dan neuron. Tanisit berperan dalam pengangkutan cairan serebrospinal ke sel neurosekresi.

Gambar 3. Sel Neuroglia Susunan Saraf Pusat (A) Atrosit Protoplasma; (B) Atrosit Fibrosa; (C) Mikroglia; (D) Oligodendroglia 4Struktur Susunan Saraf PusatOtak yang sudah berkembang penuh merupakan sebuah organ besar yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh dan mengkonsumsi 25% oksigen serta menerima 1,5% curah jantung. Jaringan saraf hidup dari susunan saraf pusat bersifat lunak dan lembut dan memerlukan makanan maupun perlindungan yang cukup. Perlindungan itu terutama diperoleh otak dan medulla spinalis dengan adanya pembungkus tulang yang sempurna dalam bentuk kranium dan kolumna vertebral. 2,3,6Sistem saraf primitif mulai terbentuk dalam minggu ketiga kehidupan embrionik. Penebalan lempeng saraf terlihat pada garis tengah bagian dorsal aksis embrio. Lempeng saraf berinvaginasi untuk membentuk ceruk saraf dan dua lipatan saraf, setelah minggu keempat kehamilan, tepi superior pada lipatan menyatu di bagian tengahnya dan membentuk tabung saraf. Bagian kranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran atau vesikel yang berdiferensiasi membentuk otak depan, otak tengah, dan otak belakang. 2,3,6

1. Otak depan (prosensefalon)Otak depan dibagi menjadi dua subdivisi yaitu telensefalon dan diensefalon.

a. TelensefalonMerupakan awal hemisfer serebral dan basal ganglia, serta korpus striatum pada serebrum. Serebrum dibagi menjadi dua hemisfer yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan oleh fisura longitudinal. Pemisahan terjadi secara sempurna di bagian depan dan belakang tetapi dibagian tengah hemisfer dihubungkan oleh serabut pita lebar yang disebut korpus kalosum.

Lapisan luar serebrum disebut korteks serebri dan tersusun atas substansi kelabu yang berlipat-lipat disebut giri, dipisahkan oleh fisura yang disebut sulci. Tiga sulci utama membagi tiap hemisfer menjadi empat lobus. 1. Sulkus sentral, membentang dari bawah ke atas, dari puncak hemisfer ke suatu tempat di bawah sulkus lateral.2. Sulkus lateral, membentang ke belakang dari bagian bawah otak depan. 3. Sulkus parieto-oksipital, membentang ke depan dan ke belakang dalam jalur pendek dari bagian posterior atas hemisfer.Lobus pada hemisfer terdiri atas lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal.1. Lobus frontal, melintas di depan sulkus sentral dan di atas sulkus lateral.2. Lobus parietal, melintas di antara sulkus sentral dan sulkus parieto-oksipital dan di atas garis sulkus lateral.3. Lobus oksipital, membentuk bagian belakang hemisfer.4. Lobus temporal, terletak dibawah sulkus lateral dan meluas ke belakang lobus oksipital.

Gambar 4. Pembagian Lobus pada Hemisfer 5Daerah yang terletak di depan sulkus sentral dikenal sebagai girus pre-sentral, merupakan area motorik yang ditimbulkan oleh serabut motorik sistem saraf pusat. Di belakang sulkus sentral terdapat area sensoris yang disebut girus post-sentral yang berperan sebagai area sensorik, menerjemahkan berbagai sensasi.Area fungsional korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer, dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi. Area sensorik korteks dibagi menjadi area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer, area olfaktori primer, area pengecap primer.1. Area sensorik primerTerdapat dalam girus post-sentral. Neuron menerima informasi sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan, dan propiosepsi dari tubuh.

2. Area visual primerTerletak dalam lobus oksipital dan menerima informasi dari retina mata.

3. Area auditori primerTerletak pada tepi atas lobus temporal, menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran.

4. Area olfaktori primerTerletak pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan dengan indera perciuman.

5. Area pengecap primerTerletak dalam lobus parietal dekat bagian inferior girus post-sentral, terlihat dalam persepsi rasa.

Gambar 5. Pembagian Area Fungsional Korteks Serebral 6

Potongan melintang hemisfer memperlihatkan substansi kelabu di bagian luar dan substansi putih di bagian dala. Serabut saraf menghubungkan satu bagian otak dengan bagian lain dan medulla spinalis. Dalam substansi putih ditemukan pula substansi kelabu yang dinamai nukleus serebral. Dapat pula ditemukan rongga di dalam otak yang disebut ventrikel. Terdapat dua ventrikel lateral dan satu buah ventrikel di tengah (ventrikel ketiga) dan satu buah ventrikel di antara serebelum dan pons (ventrikel keempat). Ventrikel-ventrikel tersebut berisi cairan serebrospinal.

b. DiensefalonDiensefalon berarti di antara otak, terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer serebral. Bagian ini terdiri dari seluruh struktur yang berada di sekitar ventrikel ketiga. Diensefalon pada tahap perkembangannya akan berkembang menjadi talamus, hipotalamus, dan epitalamus.

1. TalamusTalamus terdiri atas dua massa oval substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. Pada talamus banyak dijumpai nukleus sensorik dan motorik. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen dari medulla spinalis ke serebrum.

2. HipotalamusTerletak di sisi inferior talamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian sistem saraf otonom yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat untuk emosi dan memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibis hormon kelenjar hipofisis sehingga mempengaruhi sistem endokrin.

3. Epitalamus Epitalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil yaitu badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus.

2. Otak tengah (mesensefalon)Otak tengah adalah bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak tengah, pons, dan medulla oblongata disebut batang otak. Otak tengah mengandung aquaductus Sylvius yaitu saluran yang menghubungkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. Nuklei pada saraf kranial III, IV, dan sebagian saraf kranial V berada dalam otak tengah.

Otak tengah terletak di antara otak depan dan otak belakang. Panjangnya kira-kira 2 cm dan terdiri atas dua buah pita seperti tangkai dari bahan putih yang disebut pedunkulus serebeli. Pedunkulus serebeli berfungsi membawa impuls melewati dan berasal dari otak dan medulla spinalis. Selain itu terdapat empat tonjolan kecil yang disebut badan kuadrigeminal. Badan kuadrigeminal bereperan dalam refleks penglihatan dan pendengaran. Terdapat pula badan pineal yang terletak di antara dua badan kuadrigeminal bagian atas.

a. Korpora kuadrigeminaEmpat tonjolan bulat yang disebut kolikuli yang menyusun langit-langit otak tengah. Terdiri atas dua kolikulus superior berkaitan dengan refleks visual dan dua kolikulus inferior berkaitan dengan refleks auditori.

b. Pedunkulus serebralMerupakan dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus asenden dan desenden membentuk bagian dasar otak tengah.

3. Otak belakang (rombensefalon)Otak belakang terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan mielensefalon.

a. MetensefalonTerdiri atas batang otak (pons) dan serebelum. Pons hampir semuanya terdiri dari substansi putih, pons menghubungan medulla dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pons berperan sebagai pusat respiratorik dan mengatur frekuensi serta kedalaman pernapasan. Terdapat nuklei saraf kranial V, VI, VII pada pons dan menerima informasi dari saraf kranial VIII.

Serebelum terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua dari otak. Serebelum terdiri dari bagian sentral terkonstriksi yaitu vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Seperti serebrum, serbelum terdiri atas substansi abu-abu membentuk korteks di bagian permukaan dan terdorong menjadi lipatan yang disebut folia, dipisahkan oleh fisura. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi ketepatan gerakan otot. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di susunan saraf pusat berlangsung dengan halus.

b. MielensefalonMielensefalon akan berkembang menjadi medulla oblongata. Medulla oblongata menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkorak. Terdapat nuklei yang merupakan asal saraf kranial IX, X, XI dan XII.

1. Medulla anteriorTerdiri atas tonjolan substansi putih disebut piramid, merupakan kelanjuan dari akson pada pedunkulus serebral. Traktus piramidal merupakan jalur motorik utama dari serebrum ke medulla spinalis.

2. Medulla dorsalTerdiri sebagian dari lanjutan traktus sensorik. Nuklei berperan sebagai pemancar informasi yang dikirim ke pusat otak yang lebih tinggi atau ke serebelum.

3. Pusat medullaMerupakan nuklei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan, dan muntah.

4. Rongga pada tabung sarafRongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral medulla spinalis.

Perlindungan jaringan saraf hidup dari susunan saraf pusat terutama diperoleh otak dan medulla spinalis dengan adanya pembungkus tulang sempurna dalam bentuk kranium dan kolumna vertebral. Dalam pembungkus tulang tersebut terdapat membran yang disebut mening. Mening terdiri atas tiga lapis jaringan ikat. Yang paling luar yaitu dura mater atau pachimening, merupakan jaringan ikat padat, bersifat fibrosa, kuat, dan relatif tidak elastis melapisi kranium serta bertaut erat pada tulang. Membran tengah adalah araknoid, terdiri atas untaian laba-laba, merupakan jaringan ikat lebih longgar, tersusun atas untaian serat-serat retikular halus yang terjalin mirip sarang laba-laba. Lapis yang paling dalam langsung membungkus otak dan medulla spinalis adalah pia mater. Di dalam lapisan ini terdapat pembuluh darah yang mendarahi susunan saraf pusat. Pia mater dan araknoid mempunyai susunan yang sama dan kadang-kadang dianggap sebagai lapisan tunggal yang disebut leptomening. 3-51. Dura materDura mater terdiri atas dua lapis. Lapisan periosteum, lapisan luar yang melapisi permukaan dalam tengkorak, disebut sebagai lapisan edonsteum, terdiri atas jaringan ikat pada dengan banyak pembuluh darah dan saraf. Lapisan dalam yaitu lapisan fibrosa, kurang mengandung pembuluh darah dan permukaan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng yang berasal dari mesoderm.

Lapisan fibrosa terpisah dari lapisan luar pada tempat-tempat tertentu membentuk sinus-sinus venosus yang besar dari otak dan juga membalik ke dalam dan terletak di dalam fisura-fisura besar di dalam otak sebagai pemisah.

2. AraknoidAraknoid merupakan membran tipis, halus, nonvaskular yang melapisi dura. Dari araknoid ini trabekula berjalan ke piamater dengan ruang-ruang di antara trabekula tersebut yang membentuk ruang subaraknoid terisi cairan serebrospinal. Membran araknoid dan trabekula tersusun atas serat-serat kolagen halus dan serat elastis. Semua permukaannya ditutupi oleh lapisan yang kontinu terdiri dari epitel selapis gepeng. Pada beberapa tempat, araknoid menembu dura sebagai vili araknoid yang letaknya di dalam sinus-sinus venosus dura. Fungsinya adalah menyalurkan dan memindahkan cairan serebrospinal ke sinus-sinus venosus. 3. Pia mater Lapisan ini melekat erat pada otak dan medulla spinal, terdiri atas modifikasi fibroblas gepeng yang mengikuti garis bentuk jaringan saraf di bawahnya. Tidak seperti araknoid, pia mater meluas masuk ke kedalaman sulkus serebri. Lapisan pia yang lebih superfisial berhubungan langsung dengan araknoid, tersusun dari anyaman jaring-jaring serat kolagen. Lapisan yang terletak lebih dalam terdiri atas anyaman serat-serat retikular dan elastin halus yang melekat pada jaringan saraf di bawahnya tetapi terpisah dari unsur-unsur neural oleh suatu lapis cabang-cabang sel neuroglia. Permukaan pia tertutup epitel selapis gepeng yang melanjutkan diri menjadi sel-sel yang melapisi jaringan araknoid.

Pia mengandung cabang-cabang arteri karotis interna dan arteri vertebral yang memasuki ke substansia susunan saraf pusat dan mensuplainya. Lapis pia pada pembuluh-pembuluh darah menghilang sewaktu pembuluh tersebut memasuki jaringan saraf untuk membentuk anyaman kapiler.

Gambar 6. Susunan Lapisan Pelindung Otak 4

Medulla spinalis merupakan jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebrata yang memanjang dari medulla bolongata sampai ke area vertebra lumbal pertama. Medulla spinalis berfungsi dalam mengendalikan berbeagai aktivitas refleks dalam tubuh dan mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden. 2Medulla spinalis berbentuk silinder berongga agak pipih. Terdapat 31 pasang saraf spinal keluar dari area melalui formina intervertebral. Terdapat dua buah fisura yaitu fisura median anterior dan fisura median posterior pada medulla spinalis. Fisura median anterior lebih dalam dibandingkan fisura median posterior. Keduanya membagi medulla spinalis menjadi bagian kanan dan kiri. Struktur dari medulla spinalis dapat dijelaskan sebagai berikut. 21. Medulla spinalis tersusun atas sebuah inti substansi kelabu yang dikelilingi substansi putih.

2. Terdapat kanal sentral, yaitu saluran kecil dikelilingi oleh substansi kelabu yang berbentuk seperti huruf H atau kupu-kupu.

3. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk dan mengandung badan sel, dendrit asosiasi, dan neuron ederen, serta akson tidak termielinisasi.a. Tanduk abu-abu dorsalMerupakan batang vertikal atas substansi abu-abu. Bagian ini mengandung badan sel yang menerima sinyal melalui saraf spinal dari neuron sensorik

b. Tanduk abu-abu ventralMerupakan batang vertikal bawah. Bagian ini mengandung neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.

c. Tanduk lateralMerupakan protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Bagian ini mengandung badan sel neuron sistem saraf otonom.

d. Komisura abu-abu Menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis.

Gambar 7. Struktur Medulla Spinalis 2

Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral. Radiks dorsal terdiri dari kelompok-kelompok serabut sensorik yang memasuki korda, radiks ventral merupakan penghubung ventral dan membawa serabut motorik dari korda. Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk tujuh sampai sepuluh cabang radiks. Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medulla spinalis menyatu untuk membentuk saraf spinal. Pada radiks dorsal terdapat perbesaran yang mengandung sel neuron sensorik disebut radiks dorsal ganglia. Substansi putih pada korda terdiri dari akson yang termielinisasi, dibagi menjadi funikulus anterior, posterior, dan dorsal. Dalam funikulus terdapat fasikulus atau traktus. Terdapat dua jenis traktus yaitu traktus sensorik atau asenden dan traktus motorik atau desenden. Traktus sensorik dibagi menjadi tiga bagian. 21. Traktus kolumna dorsalisa. Fasikulus grasilis dan kuneatusImpuls dari sentuhan dan reseptor peraba masuk ke medulla spinalis melalui radiks dorsal. Akson memasuki korda, berasenden untuk bersinapsis dengan nuklei grasilis dan kuneatus di medulla bagian bawah. Akson menyilang ke sisi yang berlawanan dan bersinapsis dalam talamus lateral. Terminasinya berada pada area somestetik korteks serebral.

Traktus ini berfungsi menyampaikan informasi mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi tubuh, gerakan sendi dari kulit, persendian, dan tendon otot.

2. Traktus spinoserebelara. Traktus spinoserebelar ventral (anterior)Impuls dari reseptor kinestetik (kesadaran akan posisi tubuh) pada otot dan tendon memasuki medulla spinalis melalui radiks dorsal dan bersinapsis dalam tanduk posterior. Akson berasenden di sisi yang sama atau berlawanan dan berterminasi pada korteks serebelar.

Traktus spinoserebelar ventral berfungsi untuk membawa informasi mengenai gerakan dan posisi keseluruhan anggota gerak.

b. Traktus spinoserebelar dorsal (posterior)Impuls dari traktus spinoserebelar dorsal memiliki awal dan akhir yang sama dengan impuls dari traktus spinoserebelar ventral. Walaupun demikia, akson dalam tanduk posterior berasenden di sisi yang sama menuju korteks serebelar.

Traktus spinoserebelar dorsal berfungsi membawa informasi mengenai propiosepsi bawah sadar. 3. Traktus spinotalamikImpuls dari reseptor taktil pada kulit masuk ke medulla spinalis melalui radiks dorsal dan bersinapsis dalam tanduk posterior di sisi yang sama. Akson menyilang ke sisi yang berlawanan dan berasenden untuk bersinapsis dalam talamus. Akson berujung dalam area somestetik korteks serebral.

Traktus spinotalamik berfungsi membawa informasi mengenai sentuhan, suhu, dan nyeri.

Rangsang yang Menimbulkan Potensial AksiKelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Salah satu peran biolistrik pada tubuh manusia adalah mekanisme perubahan rangsang menjadi impuls pada saraf dan penerusan impuls tersebut. Hampir di semua sel terdapat potensial listrik yang melintasi membran. Potensial aksi merupakan perubahan potensial membran yang berlangsung singkat, cepat, dan besar. Hal ini menyebabkan bagian dalam sel peka rangsang secara sesaat menjadi lebih positif daripada bagian luar. Potensial aksi dihantarkan atau menjalar ke seluruh membran tanpa berkurang kekuatannya. Berikut merupakan tahap-tahapan terjadinya potensial aksi dimulai dari adanya rangsang. 5,7,81. Polarisasi Muatan-muatan dipisahkan di kedua sisi membran sehingga membran memiliki potensial. Kandungan ekstrasel kaya akan ion natrium yang bermuatan positif sedangkan kandungan intrasel kaya akan ion kalium.

2. DepolarisasiKetika ada rangsang yang mencapai rangsang ambang, rangsang tersebut akan menimbulkan potensial aksi pada trigger zone di pangkal akson. Pada saat kekuatan rangsang mencapai firing level semua pintu natrium akan terbuka dan memungkinkan terjadinya peningkatan permeabilitas terhadap ion natrium. Akibatnya ion natrium akan masuk ke dalam sel. Depolarisasi akan terjadi di sepanjang serabut saraf dan menyebabkan potensial aksi diteruskan sepanjang serabut saraf menuju saraf lain melewati sinaps. Pada ujung serabut saraf, potensial aksi akan menyebabkan terjadinya pengaktifan neurotransmitter. Potensial iokal memicu terbukanya saluran ion kalsium. Ion kalsium akan memicu pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Pelepasan ini terlaksana secara eksositosis.

3. RepolarisasiSetelah proses depolarisasi mencapai puncaknya, membran akan kembali menuju potensial istirihatnya melalui proses repolarisasi. Hal ini terjadi dengan keluarnya ion kalium dari kandungan intrasel sehingga potensial membran akan menurun.

4. HiperpolarisasiPeningkatan besar potensial membran negatif mengakibatkan membran menjadi lebih terpolarisasi dibandingkan pada potensial istirahat. Selama hiperpolarisasi, potensial membran semakin menjauhi 0 mV, menjadi agak lebih negatif. Proses selanjutnya adalah terjadi transpor aktif melalui pompa natrium-kalium sehingga kadar ion natrium ekstrasel dan kadar ion kalium intrasel akan kembali normal.

Gambar 8. Grafik Potensial Aksi 2

Reseptor Tubuh pada Mekanisme SensorikInformasi aferen mengenai lingkungan internal tidak pernah mencapai tingkat kesadaran, namun demikian masukan ini penting untuk menentukan respons eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeostasis. Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari visera disebut aferen viseral. Masukan aferen yang berasal dari reseptor di permukaan tubuh atau otot atau sendi biasanya mencapai ambang kesadaran. Masukan ini dikenal sebagai informasi sensorik dan jalur masuknya dikenal dengan aferen sensorik. Informasi sensorik dikategorisasikan sebagai sensasi somatik yang berasal dari permukaan tubuh, termasuk sesnsasi somestetik dari kulit dan propriosepsi dari otot, sendi, kulit, dan telinga dalam. Informasi sensorik juga dikategorisasikan menjadi sensasi khusus yang terdiri atas penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penciuman. 5Rangsangan merupakan perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk energi. Neuron-neuron aferen memiliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap rangsangan baik dari dunia luar maupun dalam. Karena satu-satunya jalan bagi neuron untuk menyalurkan informasi tersebut ke susunan saraf pusat adalah melalui perambatan potensial aksi, informasi tersebut harus diubah menjadi sinyal listrik melalui proses transduksi. Berdasarkan jenis energi yang bisa direspons, reseptor dapat dibagi menjadi fotoreseptor, mekanoreseptor, termoreseptor, osmoreseptor, kemoreseptor, dan nosiseptor. 51. FotoreseptorPeka terhadap gelombang cahaya tampak.

2. MekanoreseptorPeka terhadap energi mekanis. Contohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap peregangan dan reseptor di telinga yang mengandung rambut halus yang melengkung akibat gelombang suara.

3. TermoreseptorPeka terhadap panas dan dingin.

4. OsmoreseptorMendeteksi perubahan konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas osmotik.

5. KemoreseptorPeka terhadap bahan kimia spesifik. Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan pengecapan, reseptor yang mendeteksi konsentrasi oksigen dan karbondioksida dalam darah, serta reseptor yang mendeteksi kandungan kimiawi saluran cerna.

6. NosiseptorReseptor nyeri, peka terhadap kerusakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi jaringan. Stimulasi intens terhadap setiap reseptor juga dirasakan sebagai nyeri.

Neurotransmitter pada Tubuh ManusiaPada tubuh dapat dijumpai berbagai jenis neurotransmitter. Secara umum pembagian neurotransmitter dapat dilihat dari fungsinya yaitu neurotransmitter yang dapat menimbulkan excitatory postsynaptic potential yang bekerja dengan cara meningkatan permeabilitas ion natrium dan neurotransmitter yang dapat menimbulkan inhibitory postsynaptic potential bekerja dengan cara meningkatkan permeabilitas ion klor. Berikut adalah neurotransmitter yang dapat dijumpai di tubuh kita. 21. Asetilkolin (ACh)Asetilkolin dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka. Asetilkolin juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam susunan saraf otonom dan oleh neuron tertentu di otak. Sebagian besar asetilkolin disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan neuron motorik kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam vesikel sinaptik. Setelah dilepas, asetilkolin akan dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin akan ditarik terminal akson dan disiklusulangkan.

2. KatekolaminMeliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E), dan dopamin (DA). Katekolamin mngandung nukleus atekl dan merupakan derivat dari asam amino tirosin. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus tunggal amina. Ketiganya merupakan neurotranmitter dalam susunan saraf pusat. Norepinefrin dan epinefrin juga berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena penyerapan ulang oleh terminal akson, degradasi enzimatik oleh monoamina oksidasepada ujung neuron presinaptik, dan degradasi enzimatik oleh katekolamin-o-metil transferase pada neuron postsinaptik. 3. SeratoninTermasuk monoamina tetapi tidak mengandung nukleus katekol. Seratonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam susunan saraf pusat dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.

4. Asam amino bebasBeberapa asam amino seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat, dan asam aminobutirat gamma berfungsi sebagai neurotransmitter.

5. NeuropeptidaSejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap rantai panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi P, enkefalin, bradikinin, dan kolesitokinin berperan sebagai neurotransmitter asli atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan terhadap transmitter aktual.

Rasa sakit kepala atau nyeri merupakan mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Rangsang yang diterima reseptor akan diteruskan dalam bentuk impuls listrik melalui potensial aksi pada serat saraf. Rasa nyeri ditangani oleh nosiseptor disalurkan melalui salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalurkan melalui serat A-delta halus bermielin. Impuls dari nosispetor polimodal disalurkan oleh serat C halus tak bermielin. Impuls pada saraf-saraf aferen selanjutnya akan dihantarkan menuju medulla spinalis, terutama melewati traktus spinotalamik yang berfungsi membawa hantaran rasa nyeri, menuju talamus dan diteruskan ke girus post-sentralis tempat rangsang tersebut akan diidentifikasi.Rasa nyeri dapat diidentifikasikan melalui serangkaian proses panjang dimulai dari reseptor yang bertugas menerima rangsang tersebut hingga sampai di otak tempat rangsang tersebut diterjemahkan. Sama halnya dengan sakit kepala, sakit kepala merupakan pertanda adanya kerusakan jaringan atau akan terjadinya kerusakan jaringan. Walaupun sifat dasar dari rangsangan bukanlah nyeri, rangsang dengan intensitas yang kuat dapat diterjemahkan sebagai rasa nyeri karena sifatnya yang merusak jaringan, sama hal nya dengan nyeri di kepala.

Daftar Pustaka1. Chandra B, Markam S. Penuntun neurologi. Jakarta: Penerbit Karisma, 2008.

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.154-86.

3. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.210-46.

4. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.277-328.

5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.95-207.

6. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.68-82.

7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.59-73.

8. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1996.h.201-12.

32