pbl blok 6

15
Mekanisme Pendengaran dan Struktur Pendengaran Leni Putu Gantiasih 10.2012.276 E4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara. Bagian-bagian telinga erat kaitannya dengan mekanisme mendengar, dan kelainan dan penyakit pada indra pendengaran. Telinga manusia merupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang dapat kita dengar adalah suara- suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz –20.000 Hz. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan 1

Upload: leni-gantiasih

Post on 14-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Mekanisme Pendengaran dan Struktur PendengaranLeni Putu Gantiasih10.2012.276E4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanTelinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara. Bagian-bagian telinga erat kaitannya dengan mekanisme mendengar, dan kelainan dan penyakit pada indra pendengaran.Telinga manusiamerupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga merupakanorgan tubuhyang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang dapat kita dengar adalah suara- suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz 20.000 Hz. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).IsiTelingaTelinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara kemudian gelombang mekanik ini diubah menjadi pulsa listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran.Telinga dibagi dalam 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam :1. Telinga LuarTerdiri dari daun telinga dank anal telinga; batas telinga luar yaitu dari daun telinga sampai dengan membran tympani.2. Telinga TengahBatas telinga tengah mulai dari membran tympani sampai dengan tuba eustachii. Terdiri dari 3 buah tulang kecil yaitu os malleulus, os incus dan os stapes.3. Telinga DalamBerada di belakang tulang tengkorak kepala terdiri dari cochlea dan oval window.1Mekanisme PendengaranTelinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri atas pinna dan meatus eksternus. Telinga luar melindungi telinga tengah dan telinga tengah dalam dengan memelihara lingkungan yang stabil. Telinga tengah adalah terowongan yang berhubungan dengan telinga luar melalui membrane tympani dan berhubungan telinga dalam melalui tingkap oval dan tingkap bundar. Telinga tengah mempunyai tiga tulang (rangkaian osikel) terdiri atas maleus, inkus dan stapes. Ketiga osikel ini menghantarkan gelombang suara dari telinga luar menuju koklea. Koklea dan kanal semisirkularis di telinga dalam bertanggung jawab masing-masing untuk proses pendengaran dan keseimbangan. Koklea, berupa sebuah tabung melingkari pilar tulang, menyerupai bentuk rumah keong. Organ Corti mempunyai sekitar 24.000 sel rambut yang terletak pada membrane basilaris. Sel rambut organ corti adalah sel sensorik yang bertanggung jawab dalam proses pendengaran.Untuk keperluan fisiologi, telinga dibagi atas perangkat penghantar dan perangkat sensorineural. Perangkat terdiri atas telinga luar, membrane timpani, rangkaian osikel dan cairan labirin.Perangkat sensorineural terdiri atas organ Corti dalam koklea, bagian pendengaran nervus akustikus dan hubungannya ke sentral.2

Gambar 1. Mekanisme Pendengar

Fungsi alat pendengaranSuara atau bunyi yang masuk ditangkap oleh daun telinga yang fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan memasukkannya ke canal atau lubang telinga, kemudian diteruskan kedalam liang telinga luar yang akan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan dan diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran yang saling berhubungan yaitu malleus, incus dan stapes. Stapes akan menggetarkan tingkap lonjong (oval window) pada rumah siput yang berhubungan dengan scala vestibuli sehingga cairan di dalamnya yaitu perilimf ikut bergetar. Getaran tersebut akan dihantarkan ke rongga dibawahnya yaitu scala media yang berisi endolimf sepanjang rumah siput. Didalam scala media terdapat organ corti yang berisi satu baris sel rambut dalam (Inner Hair Cell) dan tiga baris sel rambut luar (Outer Hair Cell) yang berfungsi mengubah energi suara menjadi energi listrik yang akan diterima oleh saraf pendengaran yang kemudian menyampaikan atau meneruskan rangsangan energi listrik tersebut kepusat sensorik mendengar di otak untuk selanjutnya otak yang bekerja mengartikan semua suara-suara yang masuk tadi. Gangguan Pendengaran1. Gangguan Pendengaran Konduktif Gangguan pendengaran konduktif adalah penurunan pendengaran akibat hambatan pada konduksi gelombang suara di telinga luar atau tengah. Gangguan pendengaran konduktif dapat terjadi apabila terdapat benda asing di telinga atau apabila terdapat penimbunan kotoran telinga atau cairan yang berlebihandi telinga luar atau telinga tengah. Infeksi telinga tengah (otitis media) dapat menyebabkan gangguan pendengaran konduktif. Alat bantu dengar dapat memberikan perbaikan.2. Gangguan Pendengaran SensorineuralGangguan pendengaran sensorineural adalah penurunan pendengaran akibat disfusi organ corti, saraf auditoria tau otak. Organ Corti dapat menjadi rusak akibat terpajan dengan suara bising tingkat tinggi dalam waktu lama atau setelah penggunaan obat ototoksik (merusak telinga). Obat ototoksik adalah antibiotik aminoglikosida (gentamisin, neomisin, dan streptomisin), analgesik (aspirin), tembakau, dan alkohol. Penyakit sistemik, termasuk diabetes melitus dan sifilis juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.3

Hilang PendengaranAda dua macam hilang pendengaran yaitu hilang pendengaran karena konduksi (tuli konduksi), hilang pendengaran karena syaraf (tuli saraf atau persepsi).a. Tuli konduktifDimana vibrasi suara tidak dapat mencapai telinga bagian tengah. Tuli semacam ini sifatnya hanya sementara oleh karena adanya malam/wax/serumen atau adanya cairan didalam telinga tengah. Apabila tuli konduksi tidak pulih kembali dapat menggunakan hearing aid (alat pembantu pendengaran).b. Tuli PersepsiBisa terjadi hanya sebagian kecil frekuensi saja atau seluruh frekuensi yang tidak dapat didengar. Tuli persepsi ini sampai sekarang belum bisa diobati.1

Pemeriksaan TelingaPemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai telinga luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga dengan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah membrane timpani. Membran timpani yang normal akan membentuk sedikit cekung dan mengkilat. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat proforasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan bantuan garputala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan atau tidak.4 Tes Pendengarana. Tes Suara BerbisikTelinga normal dapat mendengar suara berbisik dengan tone/nada rendah. Misalnya suara konsonan dan palantar : b, p, t, m, n, pada jarak 5-10 meter. Suara berbisik dengan nada tinggi misalnya suara desis/sibiland s, z, ch, sh, shel pada jarak 20 meter.b. Tes Garputala1. Tes WeberGarputala C1 2 8 digetarkan kemudian diletakan pada vertex dahi/puncak dahi vertex. Pada penderita tuli konduktif (disebelah wax atau otitis media) akan terdengar terang/baik disebut weber lateralis ke kanan. Pada penderita tuli persepsi/saraf, getaran garputala terdengar terang pada telinga normal.2. Tes RinneTes ini membandingkan antara konduksi melalui tulang dan udara. Garputala digetarkan (C1 2 8) kemudian diletakkan pada processus mastoideus (di belakang telinga), setelah tidak terdengar getaran lagi garputala dipindahkan di depan liang telinga; tanyakan penderita apakah masih mendengarnya.Normal:Konduksi melalui udara 85-90 detik. Konduksi melalui tulang 45 detik.Tes Reinne positif (Rinne +):Pendengaran penderita baik juga pada penderita tuli persepsi (saraf).Tes Rinne negatif (Rinne -):Pada penderita tuli konduksi di mana jarak waktu konduksi tulang mungkin sama atau bahkan lebih panjang.3. Tes SchwabahTes ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui vertex atau processus mastoideus penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa.Pada tuli konduksi:Konduksi tulang penderita lebih panjang dari pada si pemeriksa.Pada tuli saraf/persepsi:Konduksi tulang sangat pendek.1

Pemeriksaan FisikJika pasien mempunyai gejala-gejala yang berkaitan dengan satu telinga, mula-mula periksalah telinga yang tidak mempunyai keluhan. Pemeriksaan fisik telinga mencakup hal- hal-hal berikut: Pemeriksaan Luar Ketajaman Pendengaran Pemeriksaan Otoskopik

1. Pemeriksaan LuarInspeksi Telinga Bagian LuarInspeksi pina untuk melihat ukuran, posisi dan bentuknya. Pina harus terletak di bagian tengah dan harus sesuai dengan besarnya wajah atau kepala. Lesung kecil dibagian depan tragus biasanya merupakan sisa arkus brakialis pertama.Telinga luar diperiksa untuk melihat adanya deformitas, nodul, atau lesi. Adanya tofi merupakan tanda yang sangat spesifik tetapi tidak sensitif untuk gout. Tofi merupakan endapn kristal asa urat. Terlihat sebagai nodul keras di heliks atau antiheliks. Kadang-kadang pengeluaran sekret putih smungkin dijumpai berkaitan dengan tofi. Telinga kembang kol adalah pina yang berlekuk-lekuk sebagai akibat trauma yang berulang-ulang.Palpasi Struktur Telinga LuarPina dipalpasi untuk mencari adanya nyeri tekan, pembengkakan atau nodulus. Jika rasa nyeri timbul dengan menarik pina ke atas dan ke bawah atau menekan pada tragus, kemungkinan besar ada infeksi telinga luar.Daerah telinga posterior harus diperiksa untuk melihat adanya jaringan parut atau pembengkakan. Pemeriksaan harus menekan ujung mastoid, yang seharusnya tidak nyeri tekan. Nyeri tekan mungkin menunjukan suatu proses supuratif pada tulang mastoid.2. Ketajaman PendengaranPemeriksaan ketajaman pendengaran merupakan bagian selanjutnya dari pemeriksaan fisik. Cara termudah untuk memeriksa kehilangan daya pendengaran yang berat adalah dengan menutup satu kanalis eksternus dengan gerakan menekan kedalam pada tragus dan berbisik kedalam telinga lainnya. Pemeriksa harus menyembunyikan mulutnya untuk menghindari pembacaan gerakan bibir oleh pasien. Pemeriksa seharusnya membisikkan kata-kata seperti Park (taman), Dark (gelap), atau Day dream (melamun) pada telinga yang tidak ditutup dan menentukan apakah pasien dapat mendengarnya. Prosedur ini kemudian diulangi dengan memakai telinga lainnya. Menanyakan kepada pasien apakah sebuah jam berdetik kalau dipegang di dekat telingannya biasanya tidak mempunyai arti apa-apa, karena pasien sudah mengetahui apa yang diharapkan.Pemakaian uji garpu tala untuk memeriksa kehilangan daya pendengaran lebih tepat dan seharusnya dilakukan tanpa memperhatikan hasil tes berbisik. Meskipun tersedia beberapa frekuensi garpu tala, yang terbaik untuk evaluasi daya pendengaran adalah garpu tala 512 Hz. Garpu tala dipegang pada tangkainya, dan ujung dipukulkan dengan cepat pada telapak tangan. Jangan memukulkannya pada kayu atau metal padat. Ada dua tes garpu tala untuk memeriksa daya pendengaran, yaitu : Uji Rinne Uji Webera. Uji RinneTes reinne membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang. Tiap telinga diperiksa secara terpisah. Pemeriksa memukulkan garpu tala 512 Hz pada telapak tangannya dan meletakkan tangkainnya pada ujung mastoid. Kemudian pasien ditanya apakah ia mendengar bunyinya dan diminta untuk memberitahukan kapan ia tidak dapat mendengarnya lagi. Kalau pasien sudah tidak dapat mendengarnya, gigi garpu tala yang sedang bergetar diletakan di depan meatus aditorius eksternus telinga yang sama, dan pasien ditanya apakah ia masih mendengarnya. Adalah penting bahwa gigi garpu tala yang sedang bergetar tidak menyentuh rambut, karena pasien mungkin menderita gangguan pendengaran tetapi masih dapat merasakan getarnya.Dalam keadaan normal, hantaran udara (Air Conduction = AC) lebih baik daripada hantaran tulang (Bone Conduction = BC) , dan pasien akan dapat mendengar garpu tala pada meatus auditorius eksternus setelah ia tidak dapat mendengarnya lagi pada ujung mastoid, ini adalah uji Rinne positif (AB > BC). Tetapi pasien dengan tuli konduksif , mempunyai hantaran tulang yang lebih baik daripada hantaran udara: uji Rinne negatif (BC > AB). Pasien dengan tuli sensorineural mengalami gangguan pada hantaran udara dan tulang, tetapi akan mempertahankan respon AC > BC yang normal. Telinga tengah akan memperkuat bunyi pada kedua posisi.b. Uji WeberUji weber membandingkan hantaran tulang pada kedua telinga. Berdirilah di depan pasien dan letakkan garpu tala 512 Hz yang sedang bergetar dengan kuat pada bagian tengah dahi pasien. Mintalah kepada pasien untuk menunjukkan apakah ia mendengar atau merasa bunyi pada telinga kanan, telinga kiri, atau bagian tengah dahinya. Mendengar bnyi, atau merasakan getarannya pada bagian tengah adalah respon normal. Jika bunyi tersebut tidak terdengar di bagian tengah, bunyi tersebut dikatakan mengalami lateralisasi, dan ada gangguan pendengaran. Bunyi akan dilateralisasikan pada sisi yang terganggu pada tuli konduktif. Penjelasan untuk uji weber didasarkan atas efek menutupi bising di latar belakang. Dalam keadaan normal, ada bising di latar belakang yang cukup berarti, yang mencapai membrane timpani dengan hantaran udara. Ini cenderung menutupi bunyi yang dihasilkan oleh garpu tala yang terdengar dengan hantara tulang. Pada telinga yang mengalami tuli konduktif, hantaran udara berkurang dan oleh karena itu efek menutupinya juga berkurang. Jadi, telinga yang terganggu akan mendengar dan merasa getaran garpu tala lebih baik ketimbang telinga normal.Pada pasien dengan tuli sensorineural unilateral, bunyi tersebut tidak akan didengar pada sisi yang terganggu tetapi akan terdengar oleh atau terlokasikan pada telinga yang tidak terganggu.Untuk menguji reliabilitas respons pasien, sebaiknya anda sesekali mremukulkan garpu tala tersebut pada telapak tangan dan memegangnya sejenak untuk menghentikan getarannya. Kedua tes kemudian dilakukan sesuai dengan yang diuraikan diatas, dengan memakai garpu tala yang tidak bergetar tadi. Ini berfungsi sebagai kontrol yang baik.3. Pemeriksaan OtoskopikPemeriksaan telinga lainnya dilakukan dengan memakai otoskop. Anda harus berhati-hati sewaktu memakai otoskop. Visualisasi struktur telinga dengan baik tidak menuntut didorongnya otoskop kedalam kanal! Bersikaplah lemah lembut, untuk mencapai visualisasi anatomi dengan sebaik-baiknya. Pilihlah ukuran spekulum yang tepat: cukup kecil untuk menghindari timbulnya rasa tidak enak pada diri pasien, cukup besar untuk memberikan cahaya yang memadai.5

Struktur Pendengaran

a. Telinga Luar (outer ear)Telinga bagian luar terdiri atas pinna atau aurikula yaitu daun kartilago yang menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus), Rangka daun telinga terdiri dari tulang rawan elastic yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar 2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebacea (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran telinga (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknnya benda asing ke dalam telinga. Membran Timpani (gendang telinga) adalah perbatasan telinga tengah. Membran timpani berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosa pada permukaan internal Membran ini memisahkan telinga luar dan telinga tengah dan memiliki tegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.b. Telinga Tengah (middle air)Terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal. Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang di dalammnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri dari maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanaggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (venestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra). Tuba Eustachalus (auditorl) menghubungkan telinga tengah dengan faring. Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat saat menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Osikel auditori, dinamakan sesuai bentuknya, terdiri dari maleus (martil), inkus (anvil) dan stapes (sanggurdi). Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestra vestibule, yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam.c. Telinga Dalam (inner ear)Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri dari atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus, dan ultrikulus. Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan, cairan, endolimfe. Pada bagian dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.6

KesimpulanHasil dari ketiga test yang dilakukan yang dimana pada test Rinne (+), Weber (+) lateralisasi ke kanan dan Schwabach memendek, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita tuli konduktif dan sensorineural pada kedua telinganya.

Daftar Pustaka1. Gabriel JE. Fisika kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.2. Jeyaratnam J. Praktik kedokteran kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.h.243-4.3. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.377-8.4. Alimul AA. Keterampilan dasar praktik klinik. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.169. 5. Swartz MH. Buku ajar diagnostic fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h.128-30.6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk prmula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.189.10