pbl blok 10 urogenital

20
Makalah PBL Blok 10 Sistem Urogenital Oleh : Lydia Margaretha 10-2010-136 C6 Tutor :

Upload: michellelie

Post on 12-Sep-2015

261 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

......................................................................

TRANSCRIPT

Makalah PBL Blok 10

Makalah PBL Blok 10Sistem Urogenital

Oleh :

Lydia Margaretha

10-2010-136

C6

Tutor :

dr. SusantySistem Urogenital serta Kaitannya dengan sulit BAK pada laki-lakiLydia Margaretha

10-2010-136

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat. Email: [email protected]

Fungsi utama sistem pencernaan ialah (sistem alimenter) ialah untuk memindahkan zat gizi atau nutrisi (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi tubuh kemudian digunakan oleh sel untuk membentuk ATP dalam menjalankan berbagai aktivitas bergantung energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga sebagai sumber bahan untuk perbaikan, pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.

Pada umumnya makanan yang masuk ke dalam mulut kita masih berbentuk potongan atau keratan yang masih mempunyai ukuran yang relatif besar, misalnya nasi, keratan kentang, potongan daging/telur, potongan sayur/buah-buahan. Makanan ini untuk dapat ditelan perlu mengalami perubahan bentuk maupun ukuran, yaitu diubah menjadi potongan dengan ukuran lebih kecil. Secara garis besar, makan kita terdiri atas, karbohidrat, lipid, protein, mineral, vitamin, dan air. Untuk dapat digunakan sebagai sumber energi, berbagai makanan tersebut diubah dahulu menjadi molekul-molekul yang dapat masuk ke dalam sel-sel dan mengalami berbagai reaksi kimia yang penting.

Melalui makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai sistem pencernaan, baik secara makrologis maupun mikrologis. Dalam makalah ini juga terdapat penjelasan mengenai mekanisme pencernaan dari cavum oris sampai colon. Hal-hal tersebut dikaitkan juga dengan gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan kembung.STRUKTUR MAKROSKOPISGINJAL1,2Merupakan sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal, yaitu tempat struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf, dan ureter yang menuju dan meninggalkan ginjal. Ginjal kiri : setinggi iga 11/L2-3; Ginjal kanan : setinggi iga 12/L3-4

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa tipis yang disebut kapsula fibrosa ginjal. Di luar kapsul fibrosa terdapat jaringan lemak perirenal yang disebut kapsul adiposa yang turut membungkus kelenjar renal. Kelenjar adrenal bersama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fascia renalis (Gerota). Fascia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal dan barier yang dapat menghambat penyebaran infeksi.

Di sebelah posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan di sebelah anterior dilindungi oleh organ-organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum; ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum, dan kolon.

Ginjal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medula ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron dan dalam medula terdapat duktuli ginjal. Nefron ialah unit fungsional ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes. Urin yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalis ginjal, terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan pelvis. Vaskularisasi

Ginjal mendapat aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan vena dialirkan melalui vena renalis yang bermuara ke vena cava inferior dengan jalan yang sama dengan nadinya. Aretri interlobaris lalu arteri arcuata dan menuju arteri interlobularis. Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang arteri lain.

GLANDULA SUPRARENALIS2

Merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Glandula suprarenalis kanan berbentuk piramid, sedangkan yang kiri berbentuk pipih, seperti bulan sabit. Glandula suprarenalis dibungkus oleh fascia renalis, tetapi tidak ikut gerakan ginjal saat respirasi.

Vascularisasi

Glandula suprarenalis mendapat perdarahan dari a. suprarenalis superior, a. suprarenalis media, dan a. suprarenalis inferior. Beberapa pembuluh balik kecil mengikuti pembuluh nadinya. Pembuluh balik v. suprarenalis dextra langsung bermuara ke v. cava inferior. Sedangkan, v. suprarenalis sinistra bermuara v. renalis sinistra.

URETER2

Merupakan lanjutan dari pelvis renis yang berfungsi menyalurkan urin ke dalam vesica urinaria. Ureter menurut letaknya, terbagi menjadi pars abdominalis dan pars pelvina uterina. Pada perjalanan pars abdominalis ureteris dalam cavum abdomen tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan, pada perjalanan pars pelvina ureteris terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan karena adanya perbedaan alat-alat panggul antara laki-laki dan perempuan. Selama perjalanan ureter, terdapat tempat-tempat penyempitan ureter, yaitu ureteropelvic junction, ureter menyilang arteri iliaca communis (flexura marginalis), dan saat ureter masuk ke vesica urinaria. Di tempat penyempitan tersebut dapat terjadi batu ureter.VESICA URINARIA1,2

Merupakan reservoir urin (200 400 cc). Saat terisi penuh vesica urinaria terletak di daerah hipogastrica dan berbentuk ovoid, sedangkan pada saat kosong terletak di rongga panggul dan berbentuk limas. Secara anatomi, vesica urinaria terdiri atas tiga permukaan, yaitu permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferiolateral, dan permukaan posterior. Vesica urinaria terbagi menjadi apex, corpus, dan fundus. Lapisan otot vesica urinaria terdiri dari M. Detrusor, M. Trigonal, dan M. Sphincter vesica. Spatium para vesicale terdiri dari spatium para vesicale (Retzi) yang merupakan ruang antara simpisis pubis dan vesica urinaria, excavatio retrovesicale, dan excavatio vesicouterina.Vasculariasi

Vesica urinaria memiliki nadi yang terdiri dari aa, vesicale superior dan inferior, a, vesiculodeferentialis. Sedangkan pembuluh baliknya ialah plexus venosus prostatica kemudian dialirkan ke v.iliaca interna.

URETRA1,2

Merupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari vesica urinaria melalui proses miksi. Uretra dibagi menjadi uretra posterior dan uretra anterior. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan vesica urinaria dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri dari otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik, sehingga pada saat vesica urinaria penuh sfingter terbuka, sedangkan sfingter uretra eksterna terdiri dari otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat dikendalikan. Pada saat miksi sfingter ini terbuka dan tertutup saat menahan miksi. Panjang uretra wanita lebih pendek, hanya 3-5 cm, pada pria dewasa kurang lebih 18-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urin yang lebih sering terjadi pada pria. Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars intramuralis, pars prostatika, pars membranasea, dan pars spongiosa.ORGANA GENITALIA MASCULINA1-3

Genitalia interna masculina terbagi atas ductus deferens, vesicula seminalis, dan glandula prostat. Sedangkan, glandula eksterna masculina ialah penis dan scrotum.

Vas Deferens ialah suatu saluran berdinding otot tebal yang menyalurkan sperma matang dari epididimis ke duktus ejakulatorius dan uretra. Vas deferens berasal dari ujung bawah epididimis dan berjalan di dalam canalis inguinalis. Vas deferens keluar dari anulus inguinalis profundus dan berjalan di sekitar pinggir lateral arteria epigastrica inferior. Bagian terminal vas deferens melebar membentuk ampulla duktus diferentis. Ujung ampulla menyempit dan bergabung dengan duktus vescula seminalis membentuk duktus ejakulatorius.

Vesicula seminalis merupakan dua buah organ yang berlobus dengan panjang kurang lebih 2 inci (5 cm) dan terletak pada fascies posterior vesicae. Alat ini berfungsi untuk memproduksi cairan essensial untuk makanan sperma. Di posterior, vesica seminalis berbatasan dengan rectum. Ke inferior, masing-masing vesicula seminalis menyempit dan bersatu dengan duktus deferens sisi yang sama untuk membentuk duktus ejakulatorius.

Glandula prostat merupakan kelenjar eksokrin yang fibromuskular dan terdiri atas lobus aterior, medius, posterior, dan 2 lateralis. Prostata dikelilingi oleh capsula fibrosa. Di luar capsula terdapat selubung fibrosa yang merupakan bagian lapisan visceral fascia pelvis. Prostata yang berbentuk kerucut mempunyai basis prostata yang terletak di superior dan berhadapan dengan collum vesicae; dan apex prostata yang terletak di inferior dana berhadapan dengan diafragma urogenitale. Kedua duktus ejakulatorius menembus bagian atas fascia posterior prostata untuk bermuara ke uretra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus posterior. Lobus anterior letaknya di depan uretra pars prostatica dan tidak mengandung jaringan kelenjar. Lobus medius antara uretra dan duktus ejakulatorius dan banyak mengandung jaringan kelenjar. Pada lobus ini dapat terjadi adenoma. Lobus posterior ada di belakang uretra, mengandung banyak kelenjar, dan pada lobus ini dapat terjadi cancer primer. Lobus lateral berada di kanan/kiri uretra pars prostatica, banyak kelenjar, dan dapat terjadi hypertrophi prostat.

Penis terdiri dari radix penis, corpus penis, dan glans penis. Penis dihubungkan pada simpisis pubis melalui jaringan ikat lig. Suspensorium penis. Radix penis terdiri atas 3 massa jaringan erektil, yaitu bulbus penis, crus penis kanan, dan kiri. Pada permukaan dorsal corpus penis tepat pada garis tengah terdapat v. dorsalis penis superficiales. Di bagian distal corpus penis terdapat glans penis yang terdiri dari meatus uretra eksterna, frenulum (lipatan kulit yang ada di caudal dari meatus uretra eksterna), preputium (lapisan kulit yang menutupi glans penis pada permukaan dorsal), dan corona glandis di pinggir dasar penis.

Scrotum ialah kantong dari kulit dan fascia. Kulit scrotum berkeriput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah, scrotum membentuk suatu garis yang disebut Raphe scrotalis. Scrotum berisi testis dan epididimis. Testis ialah organ reproduksi yang menghasilkan spermatozoa dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder. Pada testis dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial duktus para mesonephros yang disebut appendix testis. Begitu pula pada epididimis terdapat appendix epididimis.STRUKTUR MIKROSKOPIS4

GINJAL

Korteks ginjal terdiri dari glomerulus ginjal (korpus malpighi) yang bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih tua dari sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Paling luar diliputi epitel selapis gepeng dan disebut kapsula bowman lapis parietal. Kadang ditemukan kapsula Bowman lapis parietal yang bersambung dengan kontortus proksimal membentuk kutub tubular/urinari. Pada arah berlawanan dari kutub tubular terdapat kutub vaskular, tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus. Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang menjadi kapiler yang bergelung-gelung dalam glomerulus. Kapiler ini sebenarnya diliputi oleh podosit yang membentuk kapsula bowman lapis viseral. Kapiler kemudian bergabung menjadi satu lagi membentuk arteriol keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen.

Tubulus kontortus proksimal selalu terpotong dalam berbagai potongan karena jalannya yag berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat dan biasanya agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya. Sitoplasmanya berwarna asidofil dan terdapat brush border pada permukan selnya yang menghadap lumen.

Tubulus kontortus distal juga selalu terpotong sama seperti proksimal. Disusun oleh selapis kuboid yang batas-batas antar selnya agak lebih jelas dibandingkan proksimal. Inti sel bulat dan jarak antara inti sel bersebelahan agak berdekatan. Sitoplasmanya basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border.

Medula ginjal hanya terdiri dari saluran-saluran yang kurang lebih berjalan lurus. Di dalam korteks ginjal terdapat berkas-berkas jaringan medula yang disebut prosessus fereini. Terdapat saluran ansa henle segmen tebal turun (pars desenden/tubulus rektus proksimal) yang penampilannya mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. Sedangkan, ansa henle segmen tebal naik (pars asenden/tubulus rektus distal) penampilannya mirip tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. Ansa henle segmen tipis penampilannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal sedikit, sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu, dalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah. Duktus koligen mirip tubulus kontortus distal tetapi batas sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat.

Ureter, mukosanya dilapisi oleh epitel transisional dengan lamina propria di bawahnya. Lapis ototnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapis otot memanjang (dalam), lapis otot melingkar (tengah), lapis otot memanjang (dalam), dan lapis adventisia yang merupakan jaringan ikat jarang.

Vesica urinaria dilapisi oleh epitel transisional di mukosanya dengan lamina proprianya di bawahnya. Lapisan muskular terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis secara tidak beraturan. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat jarang. Lapisan adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang yang sebagian diliputi peritoneum.

Penis memiliki jaringan ikat padat fibrosa yang membungkus kedua korpus kavernosum penis dan korpus kavernosum uretra, yang disebut tunika albuginea. Di antara kedua korpus kavernosum penis, jaringan ikat fibrosa ini membentuk septum penis atau septum mediana. Korpus kavernosum penis maupun uretra lumennya dibatasi oleh endotel seperti lazimnya ruangan berisi darah. Jaringan ikat padat yang membungkus korpus kavernosum penis cukup tebal dan terdiri atas dua lapis yang dalam seratnya berjalan melingkar. Sedangkan, jaringan ikat padat pada korpus kavernosum uretra lebih tipis. Arteri profunda penis biasanya berada di bagian tengah korpus kavernosum penis. Pembuluh ini bercabang-cabang menjadi arteri helisina yang mempunyai dinding khusus. Di dalam korpus kavernosa uretra terdapat uretra pars kavernosa yang epitelnya selapis toraks dengan lumennya tidak bulat.

Testis terdapat tubulus seminiferus yang merupakan tempat terjadinya spermiogenesis dan spermatogenesis. Gonosit/spermatogonia terletak paling dekat dengan membran basal. Sel ini bulat dengan inti bulat pula dan besarnya tidak seragam. Sel sertoli biasanya ada di antara spermatogonia dan bentuknya mirip segitiga. Sel ini besar, intinya besar, dan mempunyai takik (identasi). Sitoplasma terlihat jernih dengan batas yang tidak jelas. Spermatosit I besar dan bentuknya bulat. Intinya bulat dengan kromatin yang kasar padat. Letaknya lebih ke arah lumen dibandingkan dengan gonosit. Spermatosit II jarang kelihatan karena umurnya pendek. Spermatid umumnya kecil, bulat, dan terletak lebih ke tengah lagi. Inti sel hampir memenuhi seluruh siroplasmanya. Spermatozoa sudah mempunyai ekor dan berada di dekat sel sertoli atau di dalam lumen. Tubulus rektus (pendek) biasanya dapat ditemukan di tepi lobulus dekat mediastinum testis (tempat rete testis). Tubulus rektus mempunyai epitel selapis kubus. Rete testis haleri terdapat di dalam mediastinum testis. Berupa ruangan yang saling berhubungan satu sama lain dan dibatasi oleh epitel selapis kubis sampai gepeng. Dalam lumennya biasanya terdapat spermatozoa.

Tubulus eferens lumennya tampak bergelombang karena disusun oleh epitel selapi toraks yang sel-selnya tidak sama tinggi. Sel yang tinggi mempunyai kinosilia pada permukaannya. Di luar membran basal terdapat lapisan otot polos melingkar yang tipis.

Duktus epididimis lebih besar dibandingkan duktus eferens. Epitelnya merupakan epitel selapis toraks dengan sel pengganti diantaranya atau disebut juga epitel bertingkat toraks. Sel-selnya tinggi-tinggi, intinya lonjong gepeng dengan sumbu panjangnya mengarah ke lumen dan mempunyai sterosilia pada permukaannya. Di dalam lumen terdapat spermatozoa.

Duktus deferens memiliki saluran relatif tebal dibandingkan lumennya. Epitel bertingkat torak, biasanya mempunyai sterosilia. Epitel mukosanya bergelombang dengan lamina propria di bawahnya. Di bawah lamina propria terdapat lapisan otot polos yang berkasnya tersusun memanjang. Kemudia, lebih ke arah luar terdapat lapisan otot polos yang tersusun melingkar dan yang paling luar terdapat lapisan otot polos yang melingkar lagi. Jadi, terdapat tiga lapis otot polos.

Kelenjar prostat memiliki mukosa berlipat-lipat dilapisi oleh epitel selapis toraks ataupun bertingkat. Di dalam lamina propria terdapat serat otot polos. Biasanya dalam lumen terdapat konkremen yang berwarna merah homogen. Terdapat juga lapisan otot polos dan lapisan adventisia yang merupakan jaringan ikat longgar.

Kelenjar vesikulosa memiliki tunika mukosa yang sama dengan kelenjar prostat, tetapi lamina propria tidak terdapat serat otot polos. Di dalam dinding kelenjar terdapat juga otot polos sedangkan lapisan adventisia di luarnya.

Urin Disimpan Sementara Di Kandung Kemih Untuk Kemudian Dikeluarkan Melalui MiksiSetelah terbentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesika urinaria). Urin tidak mengalir melalui ureter hanya akrena tarikan gravitasi. Kontraksi peristaltik (mendorong maju) otot polos di dinding ureter mendorong urin maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung kemih secara oblik, melewati dinding kandung kemih beberapa sentimeter sebelum membuka ke dalam rongga kandung kemih. Susunan antomik ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika tekanan di kandung kemih meningkat. Sewaktu kandung kemih terisi, ujung ureter di dalam dinding kandung kemih tertekan hingga tertutup. Namun, urin masih tetap dapat masuk karena kontraksi ureter menghasilkan cukup tekanan untuk mengatasi resistensi dan mendorong urin melewati ujung yang tertutup.

Peran Kandung Kemih

Kandung kemih dapat menampung fluktuasi volume urin yang besar. Kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi bagian dalamnya oleh suatu jenis epitel khusus. Dahulu diperkirakan, bahwa kandung kemih adalah kantung inert. Namun baik epitel maupun otot polos secara aktif ikut serta dalam kemampuan kandung kemih mengakomodasi perubahan besar dalam volume urin. Luas permukaan epitel yang melapisi bagian dalam dapat bertambah dan berkurang oleh proses teratur daur ulang membran sewaktu kandung kemih terisi dan mengosongkan dirinya. Sewaktu kandung kemih terisi, vesikel vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis untuk memperkecil luas permukaan ketika pengosongan kandung kemih. Seperti karakteristik otot polos pada umumnya, otot kandung kemih dapat regang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan tegangan dinding kandung kemih. Selain itu dinding kandung kemih yang sangat berlipat lipat menjadi rata sewaktu pengisian kandung untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan. Karena ginjal terus menerus menghasilkan urin maka kandung kemih harus memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup umtuk meniadakan keharusan terus menerus membuang urin.

Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika saluran melalui uretra ke luar terbuka maka kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih dijaga oleh dua sfingter, sfingter uretra internus dan sfingter uretra eksternus .

Peran Sfingter Uretra

Sfingter adalah cincin otot yang, ketika berkontraksi, menutup saluran melalui suatu lubang. Sfingter uretra internus yang terdiri dari otot polos dan, karenanya, tidak berada di bawah kontrol volunter sebenarnya bukan suatu otot tersendiri tetapi merupakan bagian terakhir dari kandung kemih. Meskipun bukan sfingter sejati namun otot ini melakukan fungsi yang sama seperti sfingter. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra internus menutup pintu keluar kandung kemih.

Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari oleh satu lapisan otot rangka, sfingter uretra eksternus. Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu menunjang organ organ panggul. Neuron neuron motorik yang mensyarafi sfingter eksternus dan diafragma pelvis terus menerus mengeluarkan sinyal dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehingga otot otot ini terus berkontraksi secara tonik untuk mencegah keluarnya urin dari uretra. Dalam keadaan normal, ketika kandung melemas dan terisi, baik sfingter internus maupun eksternus menutup untuk menjaga agar urin tidak menetes. Selain itu, karena sfingter eksternus dan diafragma pelvis adalah otot rangka dan karenanya berada di bawah kontrol sadar maka orang dapat secara sengaja mengontraksikan keduanya untuk mencegah pengeluaran urin meskipun kandung kemih berkontraksi dan sfingter internus terbuka.

Refleks Berkemih

Miksi / berkemih, proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme : refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medula spinalis dan akhirnya melalui antarneuron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neuron motorik ke sfingter eksternus. Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka sfingter internus, perubahan bentuk kandung kemih selama kontraksi akan secara mekanisme menarik terbuka sfingter internus. Secara bersamaan, sfingter eksternus melemas karena neuron neuron motorik dihambat. Kini kedua sfingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinalm mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera setelah kandung kemih terisi cukup untuk memicu refleks, bayi secara otomatis berkemih.

Kontrol Volunter Berkemih

Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang bersangkutan untuk berkemih. Persepsi penuhnnya kandung kemih muncul sebelum sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Akibatnnya kontrol volume berkemih, yang dipelajari selama toilet training pada masa anak anak dini, dapat mengalahkan refleks berkemih sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung sesuai keinginan yang bersangkutan dan bukan ketika pengisian kandung kemih pertama kali mengaktifkan reseptor regang. Jika waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang sesuai untuk berkemih, maka yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan sfingter ekternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari koretks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron neuron motorik yang terlibat (keseimbangan relatif PPE dan PDI) sehingga otot otot ini tetap berkontraksi dan tidak ada urin yang keluar.

Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak lagi dapat diatasi oleh sinyal eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas dan kandung kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun kandung kemih tidak teregang, dengan secara sengaja melemaskan sfingter eksternus dan diafragma pelvis. Turunnya dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun, yang secara stimultan menarik terbuka sfingter uretra internus dan meregangkan dinding kantung kemih. Pengaktifan reseptor regang yang kemudian terjadi akan menyebabkan kontrkasi kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan kandung kemih secara sengaja dapat dibantu oleh kontraksi dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Peningkatan tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya menekan kandung kemih ke bawah untuk mempermudah pengosongan.