pbl b6 memori

Upload: terushiny

Post on 30-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Memori Jangka Panjang dan Memori Jangka PendekCecillia Yuniati102012173Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana 2012Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanKegiatan yang dilakukan oleh manusia direkam oleh otak dalam bentuk memori. Memori ini akan dimunculkan kembali ketika dibutuhkan dalam berbagai proses yang terjadi di kehidupan kita, seperti belajar. Sehingga apabila terjadi gangguan pada proses penyimpanan memori, maka hal itu akan menyulitkan kita dalam beraktivitas, seperti yang terjadi dalam skenario ini.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami lebih dalam mengenai memori, seperti mengetahui jenis-jenis memori, mekanisme penyimpanan memori, dan struktur otak yang terkait fungsinya dengan proses penyimpanan memori.Memori dan Jenis-Jenis MemoriDalam skenario, pasien datang dengan keluhan sering lupa bila telah diberi makan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien ternyata mengalami demensia senilis. Dementia senilis merupakan sindrom mental organik yang ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual secara menyeluruh, yang mencangkup gangguan mengingat, penilaian dan pemikiran abstrak juga dengan perubahan perilaku, tetapi tidak menakup gangguan yang disebabkan oleh kesadaran berkabut, depresi, atau gangguan fungsional mental lainnya.1Memori atau ingatan merupakan penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa adanya mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari keadaan-keadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat diprediksi.2Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak ingatan. Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan informasi verbatim (kata demi kata).2Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua cara, yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam dan kemudian hilang, kecuali bila diubah menjadi ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang dapat dipertahankan dalam hitungan harian, bertahun-tahun kemudian, ataupun seumur hidup.2Konsolidasi IngatanProses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang dikenal sebagai konsolidasi. Secara umum, diperlukan 5 sampai 10 menit untuk menghasilkan konsolidasi minimal, sementara untuk konsolidasi yang kuat mungkin diperlukan waktu 1 jam atau lebih. Mekanisme pengulangan diperkirakan merupakan suatu proses konsolidasi.3Pengulangan informasi yang sama secara terus-menerus dalam pikiran akan memperkuat transfer dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang. Seiring dengan waktu, fitur-fitur penting pengalaman sensorik menjadi semakin terfiksasi di simpangan ingatan. Selama konsolidasi ingatan juga dikodifikasi menjadi berbagai kelompok informasi. Sebagai contoh, pengalaman baru dan lama relatif terhadap suatu topik dibandingkan kesamaan dan perbedaannya, dan informasi yang terakhir inilah yang disimpan.3Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di ingatan jangka pendek, yang kapasitas penyimpanannya terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan atau dipindahkan ke dalam mode ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau pengulangan.2Daur ulang informasi yang baru diperoleh melalui ingatan jangka pendek memperbesar kemungkinan bahwa informasi baru ini akan terkonsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Informasi yang menarik atau penting bagi individu lebih besar kemungkinannya didaur ulang dan difiksasi dalam ingatan jangka panang, sementara informasi yang kurang penting cepat terhapus.2Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka pendek. Berbagai aspek informasi pada jejak ingatan jangka panjang tampaknya diproses dan dikodifikasi, kemudian disimpan dengan ingatan lain dari jenis yang sama, sebagai contoh ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan pendengaran. Pengorganisasian ini memudahkan pencarian simpanan ingatan agar informasi yang diinginkan dapat diperoleh.2Pengetahuan simpanan tidak berguna kecuali jika dapat diambil kembali dan digunakan untuk mempengaruhi perilaku saat ini atau mendatang. Karena gudang ingatan jangka panjang lebih besar maka sering dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengingat kembali ingatan jangka panjang daripada ingatan jangka pendek.2Mengingat adalah proses mengambil kembali informasi spesifik dari simpanan ingatan, lupa adalah ketidakmampuan mengambil kembali informasi yang disimpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka pendek akan dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam simpanan jangka panjang sering hanya dilupakan secara transien.2Beberapa bentuk ingatan jangka panjang yang melibatkan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari pada hakikatnya tidak pernah dilupakan dan cepat diakses kembali. Meski ingatan jangka panjang relatif stabil, namun informasi yang disimpan dapat secara perlahan lenyap atau termodifikasi seiring waktu kecuali jika ingatan tersebut kembali ditanam melalui latihan bertahun-tahun.2Jejak Ingatan pada Beberapa Bagian OtakNeuron-neuron yang berperan dalam jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian otak yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus dan struktur terkait di lobus temporalis medial (dalam), sistem limbik, serebelum, korteks prafrontalis, dan bagian lain dari korteks serebri.2,4Hipokampus dan Ingatan DeklaratifHipokampus merupakan bagian medial lobus temporalis yang memanjang dan merupakan bagian dari sistem limbik, berperan vital dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang. Hipokampus dipercaya menyimpan ingatan jangka panjang baru hanya sesaat dan kemudian memindahkannya ke bagian korteks lain untuk penyimpanan yang lebih permanen.2Hipokampus dan daerah sekitarnya banyak berperan sangat penting dalam ingatan deklaratif, yaitu ingatan apa tentang orang, tempat, benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering terbentuk setelah hanya satu pengalaman dan yang dapat ditemukan dalam suatu pernyataan atau mengingat kembali suatu gambar dalam ingatan. Ingatan deklaratif memerlukan pemanggilan kembali secara sadar. Hipokampus dam struktur temporalis/limbik terkait sangat penting dalam mempertahankan ingatan tentang kejadian-kejadian sehari-hari dalam waktu yang memadai.2Korteks Prafrontal dan Ingatan SementaraKorteks asosiasi prefrontal berperan utama dalam memadukan kemampuan berpikir kompleks yang berkaitan dengan ingatan sementara. Korteks prafrontal tidak saja berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data-data relevan online tetapi juga berperan besar dalam fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi dan integrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan masalah, dan pengorganisasian aktivitas.2Korteks prafrontal melasanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik otak, yang berhubungan dengan korteks prafrontal melalui koneksi-koneksi saraf. Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai tempat penyimpanan di korteks prafrontal, bergantung pada sifat data yang relevan saat ini.2Serebelum dan Ingatan ProseduralSerebelum dan daerah korteks yang terkait berhubungan dengan ingatan prosedural yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suatu ingatan prosedural adalah sistem motorik dan sensorik spesifik yang melakukan tindakan/gerakan yang dimaksud. Berbeda dari ingatan deklaratif yang diingat kembali secara sadar dari pengalaman sebelumnya, ingatan prosedural dapat dilakukan tanpa upaya sadar.2Mekanisme Penyimpanan MemoriIngatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang memiliki mekanisme yang berbeda. Ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang sudah ada, misalnya perubahan temporer dalam jumlah neurotransmiter yang dibebaskan sebagai respon terhadap rangsangan atau peningkatan temporer responsivitas sel pasca sinaps terhadap neurotransmiter di jalur-jalur saraf yang terlibat. Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan perubahan struktural dan fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada di otak.2,4Berbagai eksperimen pada siput laut, Aplysia, telah membuktikan bahwa dua bentuk ingatan jangka pendek habituasi (pembiasan) dan sensitasi (pemekaan) disebabkan oleh modifikasi berbagai protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan di jalur yang memerantari perilaku yang sedang mengalami modifikasi. Modifikasi ini, pada gilirannya, menimbulkan perubahan neurotransmiter.2,4Habituasi adalah penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang suatu stimulun indiferen, yaitu, rangsangan yang tidak menghasilkan penghargaan atau hukuman. Sensitasi adalah peningkatan responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat yang mengganggu.2Mekanisme HabituasiPada habituasi, penutupan saluran Ca2+ mengurangi masuknya Ca2+ ke dalam terminal prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmiter. Akibatnya, potensial pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau hilangnya respons perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps. Modifikasi saluran Ca2+ adalah mekanisme umum habituasi.2,4Mekanisme SensitisasiBerbeda dari habituasi, masuknya Ca2+ ke dalam terminal prasinaps meningkat pada sensitasi. Peningkatan pelepasan neurotransmiter yang terjadi menghasilkan potensial pascasinaps yang lebih besar. Sensitisasi tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca2+ prasinaps. Sensitasi secara tidak langsung menigkatkan pemasukan Ca2+ melalui fasilitasi prasinaps.2Neurotransmiter serotonin dibebaskan dari antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan neurotransmiter prasinaps sebagai respon terhadap potensial aksi. Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan pembawa pesan kedua AMP siklik di terminal prasinaps. Efluks K+ melalui saluran K+ yang terbuka mempercepat pemulihan ke potensial istirahat (repolarisasi) selama fase turun potensial aksi. Karena keberadaan potensial aksi local merupakan penyebab terbukanya saluran Ca2+ di terminal, maka potensial aksi yang berkepanjangan meningkatkan influks Ca2+ yang berkaitan dengan sensitasi.2Karena itu, jalur-jalur sinaps yang sudah ada mungkin secara fungsional mengalami interupsi (habituasi) atau peningkatan (sensitasi) selama proses belajar sederhana. Banyak dari ingatan jangka pendek juga merupakan modifikasi sesaat proses-proses yang sudah ada. Jenjang AMP siklik berperan penting terutama dalam pengaktifan protein kinase, paling tidak dalam bentuk elementer belajar dan mengingat.2Mekanisme Potensasi Jangka PanjangIstilah potensial jangka panjang (PJP) merujuk pada penambahan berkepanjangan kekuatan hubungan sinaps di jalur-jalur yang mengalami pengaktifan oleh stimulasi berulang dalam waktu singkat. PJP dibuktikan bertahan hingga beberapa hari atau bahkan minggu, cukup lama bagi ingatan jangka pendek ini untuk dikonsolidasi menjadi ingatan jangka panjang yang lebih permanen. PJP terutama banyak ditemukan di hipokampus, suatu tempat yang sangat penting bagi perubahan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Jika terjadi PJP, pengaktifan simultan neuron-neuron pra dan pascasinaps di suatu sinaps eksitatorik menyebabkan modifikasi jangka panjang yang meningkatkan kemampuan neuron prasinaps mengeksitasi neuron pascasinaps.2Karena neuron pra dan pascasinaps harus diaktifkan pada saat yang sama, maka pembentukan PJP terbatas di jalur yang dirangsang. Jalur-jalur antara input prasinaps inaktif lain dan sel pascasinapsnya yang sama tidak terpengaruh. Pada PJP, sinyal dari sebuah neuron prasinaps ke neuron pascasinaps menjadi lebih kuat jika terjadi berulang-ulang. Ingatlah bahwa penguatan aktivitas sinaps menyebabkan pembentukan lebih banyak PPE di neuron pascasinaps sebagai respon terhadap sinyal kimiawi dari input prasinaps eksitatorik khusus ini. Peningkatan responsivitas eksitatorik ini akhirnya diterjemahkan menjadi penambahan jumlah potensial aksi yang dikirim melalui sel pascasinaps ini ke neuron-neuron lain.2Peningkatan transmisi melalui sinaps secara teoritis dapat terjadi karena perubahan di neuron pascasinaps atau di neuron prasinaps. Kemungkinan besar fenomena kompleks ini melibatkan banyak mekanisme. Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, terdapat dua hipotesis, satu melibatkan perubahan pascasinaps dan yang lain adalah modifikasi prasinaps.2Mekanisme hipotetik pertama melibatkan responsivitas sel pascasinaps. Dalam teori ini, neuron prasinaps mengeluarkan glutamat, suatu neurotransmitter eksitatorik, yang berikatan dengan dua jenis reseptor glutamat di membran plasma neuron pascasinaps-reseptor NMDA dan reseptor AMPA. Karena reseptor NMDA adalah saluran kation non-selektif, maka pengaktifan dan pembukaan reseptor ini setelah berikatan dengan glutamat menyebabkan masuknya Ca2+ dan Na2+ ke dalam sel pascasinaps. Masuknya kalsium mengaktifkan jalur pembawa pesan kedua dependen Ca2+ di neuron pascasinaps. Jalur pembawa pesan kedua ini menyebabkan insersi fisik reseptor AMPA tambahan di membran pascasinaps.2Reseptor AMPA terutama berperan menghasilkan PPE sebagai respon terhadap pengaktivan glutamat. Karena meningkatnya ketersediaan reseptor AMPA maka sel pascasinaps memperlihatkan peningkatan respon PPE terhadap pengeluaran glutamat lebih lanjut dari sel prasinaps. Peningkatan kepekaan neuron pascasinaps terhadap glutamat dari sel prasinaps membantu mempertahankan PJP.2Proposal lain menyatakan bahwa peningkatan neurotransmitter yang dibebaskan dari sel prasinaps berperan besar dalam pembentukan PJP. Menurut teori ini, pengaktifan jalur pembawa pesan kedua dependen Ca2+ di neuron pascasinaps menyebabkan sel pascasinaps mengeluarkan faktor retrograd (berjalan mundur) yang berdifusi ke dalam neuron prasinaps. Di sini, faktor retrograd mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua di neuron prasinaps, yang akhirnya meningkatkan pelepasan glutamat dari neuron prasinaps ini. Umpan balik positif ini memperkuat proses penyaluran sinyal di sinaps dan membantu mempertahankan PJP.2Pada mekanisme pembentukan PJP, terdapat faktor kimiawi dari neuron pascasinaps yang mempengaruhi neuron prasinaps, ini berlawanan dengan arah aktivitas neurotransmitter di sinaps. Sinaps secara tradisional bekerja satu arah dengan neuron prasinaps mengeluarkan neurotransmiter yang mempengaruhi neuron pascasinaps. Badan sel dan dendrit neuron pascasinaps tidak mengandung vesikel transmitter apapun. Karena itu, faktor retrograd berbeda dari neurotransmiter atau neuropeptida klasik.2Sinaps Baru Permanen pada Memori Jangka PanjangIngatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan structural atau fungsional jangka panjang di sinaps-sinaps spesifik. Contoh perubahan tersebut adalah pembentukan koneksi sinaps baru atau perubahan permanen pada membran pra atau pascasinaps. Karena itu, simpanan ingatan jangka panjang melibatkan perubahan fisik yang agak permanen di otak. Peningkatan sinaps ini ditunjukan dengan bertambahnya percabangan dan pemanjangan dari dendrit sel saraf di regio otak yang berperan dalam penyimpanan ingatan. Peningkatan luas permukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk sinaps. Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan paling tidak sebagian, dalam pola tertentu percabangan dendritik dan kontak sinaptik.2Suatu protein regulatorik positif, CREB, adalah tombol molecular yang mengaktivkan gen-gen penting dalam penyimpanan ingatan jangka panjang. Molekul terkait lain, CREB2, adalah penekan sitesis protein yang difasilitasi oleh CREB. Pembentukan ingatan yang bertahan lama melibatkan tidak saja pengaktifan faktor-faktor regulatorik positif (CREB) yang mendorong penyimpanan ingatan tetapi juga inaktivasi faktor penghambat (CREB2) yang mencegah penyimpanan ingatan. Perubahan keseimbangan antara faktor positif dan represif dipercaya menjamin hanya informasi yang relevan bagi individu, bukan semua yang dijumpai, yang dimasukkan dalam simpamam jangka panjang.2Jaringan SarafJaringan saraf tersebar di seluruh tubuh sebagai jejaring komunikasi yang terintegrasi. Ahli anatomi membagi sistem saraf menjadi sistem saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan medula spinalis; dan sistem saraf tepi (SSP), yang terdiri atas saraf cranial, spinal, dan saraf perifer yang menghantarkan impuls ke dan dari SSP dan ganglia saraf yang merupakan sekelompok kecil sel saraf di luar SSP.5Jaringan sentral dan tepi terdiri dari dua jenis sel : sel saraf atau neuron, yang umumnya memiliki banyak cabang panjang dan beberapa jenis sel glia, yang memiliki cabang-cabang pendek, menyangga dan melindungi neuron, dan ikut serta dalam aktivitas saraf, nutrisi saraf, dan proses pertahanan sel di susunan saraf pusat.5NeuronUnit fungsional dalam SSP maupun SST adalah neuron atau sel saraf. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu badan sel atau perikarion, yang merupakan pusat trofik atau sentesis untuk keseluruhan sel saraf dan juga menerima stimulus; dendrit, yaitu prosesus panjang yang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan, sel-sel epitel sensorik, atau dari neuron lain; dan akson, yang merupakan suatu prosesus tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls ke sel-sel lain.5Berdasarkan jumlah dan prosesus yang terjulur dari badan sel, kebanyakan neuron dapat digolongkan menjadi neuron multipolar, yang memiliki sebuah akson dan dua atau lebih dendrit; neuron bipolar, dengan sebuah dendrit dan sebuah akson; dan neuron pseudounipolar, yang memiliki prosesus bercabang di dekat perikarion, dengan cabang panjang terjulur ke ujung perifer dan yang lain terjulur ke SSP.5Neuron dapat juga diklasifikasikan berdasarkan peran fungsionalnya. Neuron motorik (eferen) mengendalikan organ efektor seperti serabut otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik (aferen) terlibat dalam penerimaan stimulus sensorik dari lingkungan dan dari dalam tubuh.5Interneuron membentuk hubungan antar-neuron, dan membentuk jejaring fungsional kompleks atau sirkuit. Selama mamalia berevolusi, terdapat peningkatan nyata dalam jumlah dan kompleksitas interneuron. Fungsi yang kompleks di sistem saraf tidak dapat dianggap berasal dari sirkuit sederhana yang terdiri atas dua atau tiga neuron, fungsi tersebut bergantung pada interaksi kompleks yang dibentuk oleh fungsi terintegrasi sejumlah besar neuron.5Badan Sel (Perikarion)Badan sel (perikarion) adalah bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, dan tidak mencangkup prosesus sel. Badan sel terutama merupakan pusat trofik, meskipun badan sel neuron dapat menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik atau inhibitorik yang berasal dari sel saraf lain.5Badan sel dapat berukuran sangat besar, berdiameter hingga 150 m. Sel saraf lain termasuk sel terkecil di tubuh, misalnya badan sel dari sel granular serebelum yang hanya berdiameter 4-5 m.5Kebanyakan sel saraf memiliki inti eukromatik (terpulas pucat) sefris dan sangat besar, dengan nucleolus yang nyata. Sel saraf binukleas terkadang terlihat di ganglia simpatis dan sensorik. Kromatin halus tersebar merata, yang menggambarkan tingginya aktivitas sintesis dalam sel-sel ini.5Badan sel memiliki suatu RE kasar yang tersusun berupa agregat sistena parallel. Di sitoplasma di antara sisterna terdapat banyak poliribosom, yang memberi kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein struktural dan protein untuk transpor dan sekresi. Bila dipulas dengan pewarna yang cocok, RE kasar dan ribosom bebas tampak sebagai gumpalan material basofilik di bawah mikroskop cahaya, yang disebut substansia kromatofilik (badan nissl). Apartus golgi hanya terdapat dalam badan sel, tetapi mitokondria dijumpai di seluruh sel, dan biasanya di ujung akson.5Filamen intermedia banyak dijumpai dalam perikarion dan prosesus sel dan disebut neurofilamen dalam sel ini. Neurofilamen mengalami pengikatan silang dengan bahan fiksasi tertentu dan bila diimpregnasi dengan perak, neurofilamen akan membentuk neurofibril yang tampak dalam mikroskop cahaya. Neuron juga mengandung mikrotubulus yang identik dengan dengan mikrotubulus yang terdapat pada banyak sel lain. Sel saraf kadang-kadang mengandung inklusi materi pigmen, seperti lipofusin, yang terdiri atas badan residu yang tidak tercena lisosom.5DendritDendrit umunya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrit sering diselubungi banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron.5Berbeda dari akson yang berdiameter konstan, dendrit makin mengecil tiap kali bercabang. Komposisi sitoplasma dalam basis dendrit, dekat dengan badan neuron, mirip dengan komposisi sitoplasma perikarion tetapi tidak mengandung kompleks golgi. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di spina dendritik, yang umumnya merupakan struktur tumpul pendek dengan panjang 1-3 m yang terjulur dari dendrit, yang terlihat dengan metode pulasan perak. Spina ini terdapat dalam jumlah banyak, yaitu sekitar 1014 untuk sel korteks serebri manusia dan berfungsi sebagai tempat pemrosesan pertama untuk sinyal sinaps yang tiba di sebuah neuron.5Spina dendrit merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di neuron. Perangkat pemrosesan terdapat dalam suatu kompleks protein yang melekat pada permukaan sitosol membran pascasinaps, yang tampak dengan mikroskop electron transmisi (TEM). Morfologi spina tersebut berdasarkan pada filamen aktin dan dapat menjadi sangat plastis, spina dendritik berperan banyak pada perubahan konstan yang membentuk plastisitas neuron yang menjadi dasar proses adaptasi, pembelajaran, dan memori.5AksonAkson menerima informasi dari sel neuron lain, informasi ini terutama modifikasi transmisi potensial aksi ke neuron tersebut. Bagian distal akson bercabang dan membentuk percabangan terminal (terminal aborzation). Tiap cabang berakhir pada sel berikutnya berupa pelebaran yang disebut bulbus akhir (boutons), yang berinteraksi dengan neuron atau sel selain neuron, dan membentuk struktur yang disebut sinaps. Sinaps meneruskan informasi ke sel berikutnya secara sirkuit.5Akson merupakan cabang silindris dengan panjang dan diameter bervariasi bergantung dari jenis neuronnya. Umumnya akson merupakan prosesus panjang. Semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson (axon hillock), yang muncul dari perikarion. Membran plasmanya disebut juga aksolemma dan isinya disebut aksoplasma.5Dibelakang muara akson, pada area segmen inisial, terdapat tempat bertemunya berbagai rangsangan eksitatorik dan inhibitorik, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak suatu impuls saraf. Akson memiliki diameter tetap dan tidak bercabang banyak. Semua cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Aksoplasma mengandung mitokondia, mikrotubulus, neurofilamen, dan sejumlah sisterna retikulum endoplasma halus. Ketiadaan poliribosom dan RE kasar memperjelas ketergantungan akson pada perikarion untuk mempertahankan diri. Jika akson terpotong, bagian perifernya akan cepat berdegenerasi.5Sel GliaSel glia 10 kali lebih banyak di otak mamalia daripada neuron. Di SSP, sel glia mengelilingi sebagian besar badan sel neuron, yang jauh lebih besar dari sel glia, dan prosesus akson serta dendritnya menempati ruang antarneuron. Sel glia melengkapi ligkungan mikro yang ideal untuk aktivitas neuronal. Jejaring padat serabut dari prosesus neuron dan sel glia mengisi ruang interneuronal SSP dan disebut neuropil. Sel glia terdiri dari 6 jenis, yaitu oligodendrosit, astrosit, sel ependim, mikroglia, sel Schwann, dan sel satelit ganglia.5Oligodendrosit membentuk selubung myelin yang merupakan isolator listrik neuron pada SSP. Oligodendrosit menjulurkan prosesus yang membungkus sejumlah akson, dan menghasilkan selubung myelin. Oligodendrosit merupakan sel glia dominan pada substansia alba pada SSP.5Astrosit adalah sel berbentuk bintang dengan banyak prosesus menjalar dan unik untuk SSP. Astrosit dengan sedikit prosesus panjang disebut astrosit fibrosa dan terdapat di substansia alba, sedangkan astrosit dengan banyak prosesus panjang disebut astrosit protoplasma, dan banyak terdapat pada substansia grisea. Astrosit memiliki peran suportif bagi neuron. Astrosit adalah sel glia terbanyak dan memiliki banyak perbedaan morfologis dan fungsional.5Sel ependim merupakan sel epitel kuboid atau silindris rendah yang melapisi ventrikel otak dan kanalis sentralis di medula spinalis. Pada lokasi SSP tertentu, ujung apikal sel ependim memiliki silia, yang memudahkan pergerakan cairan serebrospinal (CSS), atau mikrovili panjang.5Mikroglia adalah sel kecil memanjang dengan prosesus pendek yang irregular, yang berjumlah sedikit daripada oligodendrosit atau astrosit, tetapi tersebar merata di substansia alba dan grisera. Mikroglia mensekresi sejumlah sitokin imunoregulatorik dan menjadi mekanisme utama pertahanan imun pada jaringan SSP.5Sel Schwann (neurolemmosit) hanya ditemukan pada SST dan memiliki interaksi trofik dengan akson dan memungkinkan mielinisasinya seperti oligodendrosit oada SSP. Satu sel Schwann membentuk myelin di sekeliling satu segmen akson, berbeda-beda dengan kemampuan oligodendrosit yang dapat bercabang dan meliputi bagian sejumlah akson.5Sel satelit ganglia berasal dari crista neuralis embrionik seperti neuron lemmosit, sel satelit kecil membentuk lapisan penutup di atas badan sel neuron yang besar pada gangla SST. Karena berdekatan dengan neuron, sel satelit memainkan peran trofik atau penyangga, tetapi dasar molekular penyangganya tidak dipahami dengan baik.5Sistem Saraf Pusat (SSP)SSP terdiri dari serebrum, serebelum, dan medula spinalis. SSP hampir tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsistensi organ ini mirip gel, yang lunak. Bila diiris, serebrum, serebelum, dan medula spinalis memperlihatkan daerah putih (substansia alba) dan kelabu (substansia grisera), perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan distribusi mielin. Komponen utama substansia alba adalah akson bermielin dan oligodendrosit penghasil mielin. Substansia alba tidak mengandung badan sel neuron, tetapi terdapat mikroglia. Substansia grisea mengandung sejumlah besar badan sel neuron, dendrit, bagian awal akson tidak bermielin, astrosit, dan terdapat mikroglia.5MeningesAntara tulang dan jaringan saraf terdapat membran jaringan ikat yang disebut meninges. Terdapat tiga lapisan meninges, yaitu, duramater, arakhnoidmatera, dan piamater.5Duramater adalah lapisan luar yang tebal dan terdiri dari jaringan ikat fibroelastis padat, yang menyatu dengan periosteum tengkorak. Di sekitar medula spinalis, duramater dipisahkan oleh periosteum vertebra oleh rongga epidural, yang mengandung suatu pleksus vena berdinding tipis dan jaringan ikat areolar.5Arakhnoidomater memiliki dua komponen, yaitu lapisan jaringan ikat yang berhubungan dengan duramater dan sistem trabekula yang mengandung fibroblas dan kolagen. Sistem trabekular ini berhubungan langsung dengan piamater yang lebih dalam. Disekeliling trabekula terdapat rongga besar menyerupai spons, rongga subarachnoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSS) dan terpisah dari rongga subdural. Rongga ini membentuk bantalan hidraulik yang melindungi susunan saraf pusat dari trauma. Rongga subarachnoid berhubungan dengan ventrikel-ventrikel otak.5Piamater berada paling dalam dilapisi sel mesenkim gepeng yang melekat erat pada keseluruhan permukaan jaringan saraf, tetapi lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan sel maupun serabut saraf. Di antara piamater dan unsure-unsur saraf terdapat selaput tipis prosesus astrosit, yang melekat erat pada piamater. Piamater dan lapisan glia bersama-sama membentuk sawar fisik di bagian tepi SSP. Sawar ini memisahkan jaringan SSP dari CCS dalam rongga subarachnoid.5Sawar Darah-OtakSawar darah otak adalah sawar fungsional yang ketat mengatur masuknya zat tertentu dari darah ke dalam jaringan saraf ketimbang di sebagian besar jaringan lain, yang melindungi sifat lingkungan mikro neuron. Komponen structural utama sawar darah otak adalah endotel kapiler, dengan sel sel yang tersekat rapat dengan taut kedap yang berkembang baik dan tidak memperlihatkan atau sedikit menunjukkan transitosis. Lamina basal kapiler di sebagian besar regio SSP dilapisi kaki perivaskuler astrosit yang selanjutnya mengatur pasase molekul dan ion dari darah ke otak.5Sistem Saraf PeriferKomponen utama sistem saraf tepi adalah saraf, ganglia, dan ujung saraf. Saraf adalah berkas serabut saraf (akson) yang dikelilingi sel glia dan jaringan ikat.5Serabut saraf terdiri dari akson yang dibungkus selubung khusus. Seperti jaras-jaras dalam SSP, saraf perifer mengandung kumpulan serabut saraf. Pada serabut saraf perifer, akson diselubungi sel Schwann yang juga disebut neurolemmosit. Selubung dapat atau tidak dapat membentuk mielin di sekitar akson, bergantung pada diameternya. Akson berdiameter kecil umumnya adalah serabut saraf tak bermielin. Akson yang lebih tebal umumnya diselubungi lebih banyak lapisan konsentris sel penyelubung, yang membentuk selubung mielin. Serabut-serabut ini dikenal sebagai serabut saraf bermielin.5Membran plasma sel Schwann menyatu disekitar akson dan terselubungi di sekitar selubung saraf saat badan sel glia mengelilingi akson beberapa kali. Berbagai lapisan membran sel Schwann menyatu sebagai mielin, yaitu kompleks lipoprotein keputihan dengan unsur lipid yang dapat dihilangkan sebagian melalui prosedur histologis standar, seperti membuang membran sel.5Membran sel Schwann memiliki proporsi lipid yang tinggi daripada membran sel lain dan selubung mielin berfungsi melindungi akson dan mempertahankan lingkungan mikro yang konstan yang diperlukan untuk potensial aksi. Di antara sel sel Schwann berdekatan, selubung mielin memperlihatkan celah nodus kecil di sepanjang akson, yang disebut nodus Ranvier.5

SarafSSP kaya akan akson tak bermielin dan tidak terselubungi sama sekali tetapi terbentang bebas di antara prosesus neuron dan glia lain. Namun, pada sistem saraf perifer, bahkan semua akson yang tidak bermielin terselubungi dalam lipatan sel Schwann. Pada keadaan ini, sel glia tidak membentuk berbagai lapisannya dalam bentuk mielin.5Pada sistem perifer, serabut-serabut saraf berkelompok menjadi berkas membentuk saraf. Beberapa saraf tipis terdiri atas serabut tak bermielin, saraf memiliki tampilan mengkilap, dan keputihan karena kandungan mielin dan kolagen.5Akson sel Schwann terselubung dalam lapisan jaringan ikat. Di luar terdapat lapisan fibrosa irregular yang disebut epineuron, yang berlanjut lebih dalam dan juga mengisi rongga di antara berkas-berkas serabut saraf. Tiap berkas dikelilingi perineuron, yaitu selapis jaringan ikat khusus yang terdiri atas lapisan sel-sel gepeng mirip epitel. Dalam selubung perineurium terdapat akson-akson berselubung sel Schwann dan jaringan ikat pembungkusnya, yaitu endoneurium. Endoneurium terdiri atas selapis tipis jaringan ikat longgar yang bergabung dengan lamina eksternal kolagen tipe IV, laminin, dan protein lain yang dihasilkan sel Schwann.5GangliaGanglia merupakan struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dal sel glia yang ditunjang jaringan ikat. Ganglion bekerja sebagai stasiun relay untuk mengantar impuls saraf, satu saraf masuk dan saraf yang lain keluar dari setiap ganglion. Arah impuls saraf menentukan apakah suatu ganglion menjadi ganglion sensorik atau otonom.5Ganglia sensorik menerima impuls aferen yang menuju SSP. Ganglia sensorik berhubungan dengan saraf kranial dan radiks dorsal saraf spinal. Badan sel neuron yang besar di ganglia spinal berhubungan dengan penjuluran tipis berbentuk lembaran dari sel glia kecil yang disebut sel satelit.5Ganglia otonom merupakan pelebaran berbentuk bulbus pada saraf otonom. Beberapa ganglia berada dalam organ-organ tertentu, terutama pada dinding saluran cerna, tempat ganglia tersebut membentuk ganglia intramul. Selapis sel satelut sering membungkus neuron ganglia otonom, meski ganglia intramul hanya terlihat sedikit sel satelit yang terlihat di sekitar setiap neuron.5KesimpulanPasien laki-laki berusia 65 tahun mengalami demensia senilis. Penyakit ini menyebabkan terjadinya gangguan pada proses penyimpanan memori. Dengan adanya gangguan ini, maka pasien tidak dapat menerima dan menyimpan ingatan yang baru ia dapat.Daftar Pustaka1. Danis D. Kamus istilah kedokteran. Jakarta : Gitamedia Press : h. 178.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC; 2011 : h. 171-9.3. Hall JE. Guyton & Hall fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC; 2009 : h. 451-3.4. Barrett K, Brooks H, Boitano S, Barman S. Ganongs review of medical physiology. 23th Ed. New York : McGraw-Hill; 2010 : h. 283-93.5. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Edisi 12. Jakarta : EGC; 2011 : h. 136-55.

5