patologi traktus intestinal
TRANSCRIPT
PATOLOGI TRAKTUS INTESTINAL
Traktus intestinal normal pada manusia: usus kecil pada dewasa
sepanjang kira-kira 6 meter, dan kolon sepanjang 1,5 meter berakhir di rectum.
Kedua jenis usus dibedakan dengan adanya villi pada usus kecil.
Kelainan di usus halus yang paling sering adalah stenosis atau atresia,
kista enterogen, divertikulum Meckel dan omphalocele sedang di usus besar
yang paling sering sering adalah malrotasi dan megakolon congenital.
Traktus pencernaan bersifat istimewa karena merupakan saluran yang
terbuka mulai dari mulut sampai rectum. Absorpsi makanan sudah dimulai dari
lambung dan jejunum tetapi paling banyak terjadi di ileum. Patologi traktus
intestinalis congenital di antaranya adalah:
1. Atresia ani
2. kista enterogen
3. malrotasi
4. megakolon congenital
5. divertikulum Meckel
ABNORMALITAS KONGENITAL
- MALROTASI/ SITUS INVERSUS-
Merupakan suatu keadaan dimana terjadi perputaran posisi organ
didalam rongga tubuh. Di klinik, jika ada pasien dengan keluhan nyeri perut kiri
bawah harus tetap dicurigai sebagai apendisitis. Identifikasinya dengan
mendengar-kan iktus cordis, kalau ictus cordis dikanan maka apendiks di kiri
dan titik McBurney juga di kuadran kiri bawah. Kasus ini sangat jarang ditemui di
klinik.
-KISTA ENTEROGEN / REDUPLIKASI-
Pertumbuhan segmen usus yang berasal dari bagian usus lain yang
terlepas. Segmen ini tumbuh di mesenterium, dan klinis tampak sebagai
benjolan yang berongga (kista). Secara histologis strukturnya sama dengan
dinding usus (perciss).
-ATRESIA ANI-
Anus tidak berlubang, ditemukan pada bayi baru lahir. Diagnosis
ditentukan dengan rectal toucher yang buntu dan bayi tidak bisa mengeluarkan
fesesnya (meconium). Komplikasinya adalah ileus karena pengeluaran feses
yang terhambat (ileus=obstruksi usus).
-MEGAKOLON-
Keadaan membesarnya diameter kolon, bisa mencapai 15-20 cm. Ada
dua jenis yaitu:
a. Congenital = Hirschprung disease. Disebabkan oleh karena tidak
terbentuknya ganglion saraf intrinsic (parasimpatis) di satu segmen usus
yaitu pleksus Meissner dan pleksus myenterikus (Auerbach) yang
berfungsi untuk memacu peristaltik. Akibatnya tidak terjadi kontraksi-
relaksasi otot yang tidak berganglion tersebut, sehingga segmen ini tidak
dapat berdilatasi. Sekedar sponsor, bahwa baik usus kecil maupun kolon
kontraksinya dikendalikan oleh sistem saraf intrinsic (pleksus
myenterikus) dan sistem ekstrinsik (inervasi otonomik). Jika ada makanan
yang masuk, lama-kelamaan akan tertimbun disebelah proksimal kolon
yang tidak berganglion. Sebagai kompensasinya terjadi hipertrofi otot-
otot segmen proksimal tadi yang bersifat massif dan terbentuk
megakolon. Frekuensi kasus ini 1 : 5000 – 8000 kelahiran. Pada 90%
kasus, didapatkan didaerah rectum. Terapinya dengan memotong
segmen yang tidak berganglion sampai didapatkan segmen yang
berganglion lagi di sebelah distal kemudian disambung kembali. Pada
bayi yang baru lahir ditandai dengan tidak keluarnya meconium dan
diikuti muntah dalam 48 s.d 72 jam. Kematian terjadi karena enterokolitis
parah yang mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Lapisan mukosa dari kolon yang berdilatasi tadi dapat
mengalami ulserasi (stercoral ulcer) karena feses yang tertimbun.
b. Acquisita (dapatan). Terjadi dapatan karena penyakit lain, contohnya
pada penyakit Chaga’s dimana tripanosoma cruzi secara langsung
menginvasi dan merusak pleksus saraf pada mukosa, neoplasma atau
penyempitan pasca inflamasi, komplikasi penyakit Chron’s atau
gangguan psikosomatis yang fungsional. Terkecuali pada penyakit crohn
yang mengakibatkan inflamasi ganglion, bentuk megakolon lainya tidak
disertai dengan defisiensi ganglia mural.
-DIVERTIKULUM-
a. Pultion/False
Desakan rongga usus yang menekan dinding usus, sehingga bagian yang
terdesak menonjol keluar di lokus minoris resistance, biasanya di tempat
masuknya vasa darah atau limfe membentuk kantong yang terdiri dari
tunika mukosa, tunika submukosa, dan tunika serosa dengan tunika
muskularis tidak turut keluar. Akibatnya jika ada makanan yang masuk
tidak dapat keluar dari kantung dan dapat menyebabkan divertikulitis.
Komplikasinya berupa perforasi dinding divertikulum tadi.
b. Traction/True
Merupakan tipe divertikulum yang ditandai dengan adanya kantong yang
terdiri dari semua lapisan dinding usus. Berbeda dengan yang pultion,
makanan yang masuk divertikulum ini bisa dikeluarkan lagi karena
adanya tunika muskularis yang mampu berkontraksi sehingga jaramh
terjadi divertikulitis.
-DIVERTIKULUM MECKEL-
Ada satu jenis divertikulum lain yaitu divertikulum Meckel. Ini sebenarnya
bukan divertikulum tetapi keadaan tidak hilangnya ductus omphalo-
mesenterikus (vitellino-intestinalis) Dulunya saluran ini menghubungkan
umbilicus dan ileum. Saat janin lahir dan tali pusat dipotong, normalnya saluran
ini akan hilang tetapi pada divertikulum Meckel saluan ini tetap ada dan melekat
pada ileum kira-kira 10-20 cm dari ileocecal junction (di Keith L Moore ditulis 40
cm pada bayi dan 50 cm pada dewasa) dengan panjang biasanya 5 cm.
Frekuensi kejadian kasus ini sekitar 1 : 100 - 200 dan merupakan kasus yang
paling sering pada traktus intestinalis. Ada beberapa bentuk dari tidak hilangnya
duktus omphalao-mesenterikus:
Saluran tidak hilang dan tidak menutup, ini menyebabkan umbilicus
selalu basah
segmen duktus yang tengah tidak hilang , hal ini akan menyebabkan
kista enterogen
segmen duktus di dekat ileum tidak hilang, akan menyebabkan
divertikulum Meckel
saluran tidak hilang tetapi menutup. Ini kemudian dapat menyebabkan
terjadinya volvulus karena usus tertarik pada saat ada gerakan peristaltic
usus. Komplikasinya adalah timbulnya ileus dan segala akibatnya.
Divertikulum sering mengandung elemen gaster atau pancreas sehingga
terjadi autodigesti dinding divertikulum oleh enzim-enzim pencernaan yang
disekresikan sehingga dapat mengakibatkan perforasi. Biasanya bersama
dengan intussusception dan volvulus
-OBSTRUKSI INTESTINUM-
Obstruksi pada traktus intestinalis dapat terjadi di sepanjang saluran ini,
tetapi pada usus halus lebih sering terjadi karena ukuran lumenya yang relative
sempit. Obstruksi pada intestinum ini dapat berupa obstruksi mekanik (atresia,
stenosis, stricture hernia, volvulus, invagination / intususeption) atau berupa
obstruksi neurogenik (paralytic – adinamic, spastic – dynamic) dan juga
obstruksi vascular (trombosis, embolism)
-HERNIA-
Hernia, ada yang berupa hernia interna dan ada yang eksterna. Pada
hernia interna isi usus keluar lewat foramen Winslowi (menghubungkan
omentum mayor dengan omentum minor) diantara lambung dan corpus
vertebrae. Kantung hernia interna adalah sebagian dari jaringan ikat, sebagai
pintunya adalah foramen Winslowi dan isi hernianya adalah isi usus. Pada hernia
eksterna sebagian isi usus keluar. Selain itu ada yang disebut hernia umbilicus,
bila isi usus keluar lewat umbilicus yang ditandai dengan adanya peristaltic
kalau mengejan dan hernia inguinalis. Hernia inguinalis sendiri dibagi menjadi
hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis (hernia femoralis).
Komplikasinya adalah hernia skrotalis dengan lokus minoris resistennya diantara
ligamentum inguinale. Komplikasi hernia inkarserata yaitu usus masuk kedalam
suatu kantong, sehingga usus tidak bisa peristaltic. Jika hal ini berlangsung terus
maka dapat terjadi strangulasi dari vasa darah karena tekanan yang tinggi di
dalam kantong. Hal ini mengakibatkan terjadinya infark usus yang terjerat ini
diikuti nekrosis dan akhirnya usus beserta isinya akan membusuk.
-ADHESI-
Adhesi (perlekatan), merupakan proses terbentuknya jaringan fibrosis
pasca pembedahan, infeksi, atau pada endometriosis. Dapat pula bersifat
congenital dengan prosentase yang sangat kecil
-INVAGINASI-
Invaginasi, paling banyak terjadi pada anak-anak sesudah mengalami
disentri. Keadaan ini terjadi jika satu segmen usus masuk kedalam segmen usus
di sebelah analnya. Pada anak-anak jarang menimbulkan keluhan, teapii pda
dewasa dapat menyebabkan obstruksi dan terjebaknya mesenterium dan
pembuluh darahnya sehingga dapat terjadi infark.
-VOLVULUS-
Volvulus, terjadi pemuntiran secara penuh dari segmen usus, bisa
menyebabkan terjadinya sindroma ileus. Paling sering terjadi pada kolon
sigmoid, cecum, usus kecil , lambung dan jarang pada kolon tranversus. Dengan
auskultasi terjadi "metallic sound", yaitu sunyi (paralitik) tiba-tiba ada bunyi
"ping!". Dan juga ada nyeri tekan pada dinding usus. Terapinya dengan cara
pembedahan untuk menghindari terjadinya nekrosis.
Tiga kasus gangguan malabsorpsi sekunder ini bisa menyebabkan penyakit
abdomen celiac.
-INFARK TRANSMURAL-
Infark transmural paling sering ditemukan diantara infark lainya.
-PEPTIC ULCER PADA USUS KECIL-
Paling sering terjadi pada bagian pertama dari duodenum. Hal Ini bukan
merupakan precursor dari malignansi. Keadaan ini selalu berkaitan dengan
hipersekresi dari asam lambung dan pepsin.
Frekuensi kejadianya meningkat pada orang-orang yang bergolongan
darah O, keterlibatan factor genetic masih menjadi tanda Tanya. Sering terjadi
komplikasi dengan terjadinya perdarahan (melena), perforasi dan obstruksi.
Terkadang juga terkait dengan:
- Penggunaan Aspirin dan Non Steroidal Anti Inflamatory Drugs (NSAIDs)
lainya
- Kebiasaan merokok. Resiko peptic ulcer pada perokok meningkat dua kali
lipatnya disbanding orang yang tidak merokok
- Sindrom Zollinger-Ellison à hipersekresi asam lambung àterjadi karena
terjadi hipersekresi gastrin oleh sel tumor islet pancreas
- Hiper paratiroidisme primer
- Multiple Endocrine Neoplasia (MEN à Wermer syndrome), sindom
autosomal dominan yang ditandai dengan adenoma maupun hiperplasi
dari pituitary, thyroid, parathyroid, adrenal cortical, and pancreatic islet
cell yang akan menyebabkan hipergastrinemia dan peptic ulcer
RADANG USUS
-ENTEROCOLITIS-
Merupakan keadaan yang paling ringan, terjadi kerusakan permukaan
villi yang bersifat akut. Enterokolitis dapat sembuh sendiri karena ada
reepitelisasi permukaan usus. Histologis terjadi deskuamasi permukaan villi,
epitel hilang dan cukup banyak infiltrasi sel PMN, submukosa terjadi odem dan
jaringan ikat menjadi longgar. Untuk menghindarinya perlu dilakukan perubahan
pola makan
-CROHN’S DISEASE (ILEITIS TERMINALIS)-
Merupakan suatu kondisi inflamasi kronis dengan etiologi yang belum
diketahui, ada yang mengatatakan suatu penyakit auto immune. Cenderung
terjadi pada orang muda pada decade ke 2 atau ke 3 umurnya (20 sd 30 tahun).
Terjadi paling sering pada keturunan yahudi. Manifestasi klinis:
- Nyeri perut dan diare, malabsopsi, demam
- Obstruksi intestinal yang merupakan jaringan fibrosa
- Fistula: antar-intestinal, diantara intestinal – ureter, vagina, kulit
Perbandingan antara Chrohn disease dan colitis ulcerativa
Crohn Disease Ulcerative Colitis
- Bisa melibatkan setiap bagian dari
saluran gastrointestinal, biasanya
region ileocecal, usus kecil atau
kolon
- Reaksi Inflamasi yang bersifat kronis
yang mengenai seluruh dinding
intestinum
- Terbentuk fistula antar usus, atau
antara usus dengan tempat lain;
terjadi skip lesion dengan gambaran
mukosa cobblestone
- Inflamasi granulomatosa non
kaseosa dengan infiltrasi limfosit,
fibrosis dan penebalan dinding usus
- Insidensi malignansi sekunder lebih
rendah daripada colitis ulserativa
- Hanya mengenai kolon
- Inflamasi dan ulserasi terbatyas
hanya pada mukosa dan
submukosa
- Terbentuk abses kripta dan
pseudopolip
- Mempunyai resiko yang besar
untuk terjadinya kanker kolon pada
kasus yang lama
-THYPUS ABDOMINALIS-
Merupakan infeksi yang merusak Sistema Retikulo Endotelial (SRE) dari
usus. Tandanya berupa leucopenia yang merupakan perbedaan infeksi S.Typhi
dengan infeksi bacterial lainya. Pada fase 2 terjadi bakteremia dan toksemia
sehingga terjadi demam. Fase 3 yaitu minggu ke 4 kalau imunitas baik akan
sembuh sendiri tapi kalau imunitas buruk bisa menyebabkan kematian.
Diagnosis lab ditegakkan pada minggu ke 1-2 melalui pemeriksaan darah
perifer (leucopenia) sementara minggu ke 3 dan ke 4 tes widal menunjukkan
hasil yang positif.
Histologis adanya ulkus pada daerah plak peyer memanjang sesuai
sumbu panjang usus. Ulkus ini kalau di biopsy akan didapati cukup banyak sel
monosit dan sel plasma yang cukup besar disebut sel thypoid.
Salmonella Tiphy ini dalam tubuh akan mengeluarkan endotoksin yang
akan menyebabkan Febris, Degenerasi myocard ,Degenerasi hyalin / Zenker
pada muskulus Rectus abdominis, Diaphragma, Betis (otot terasa sakit) serta
Degenerasi parenkhimatosa pada Ren dan Hepar. Selain itu ketika terjadi
bakterimea maka akan terjadi Rose spot kulit, Splenomegali, Endocarditis
Meningitis, Arthritis, Cholecystitis, Perichondritis
-DISENTRI AMOEBA-
Histologis kelainan permukaan usus yang disebabkan oleh tropozoit yang
hidup diantara kripta Liberkuhn kolon. Khas ditemukan ulkus yang berbentuk
pelana kuda, collar button ulcer. Tropozoit dapat ditemukan pada ulkus dan
dapat masuk ke vasa sehingga terjadi pertumbuhan diluar diluar usus. Hal ini
disebut amebiasis.
Feses penderita disentri amuba sedikit berlendir, berparasit dan ada
darah, sewaktu BAB terasa sakit. Infeksi lebih sering terjadi pada anak-anak
yang akibatnya adalah invaginasi usus karena penderita sering mengejan pada
saat BAB. Diagnosis banding dengan disentri basiler adalah feses yang banyak,
sering flatus, perut sakit, dan feses serta flatus yang bau pada disentri basiler.
Pada tahap lebih lanjut infeksi amuba ini dapat menyebabkan amubiasis yaitu
invasi amuba pada jaringan ekstraintestinal dan menimbulkan amoeboma,
amoebic ulcer, ataupun abses pada hepar, subdiafragma, paru dan juga otak
(gejala seperti stroke)
-TUBERKULOSIS USUS-
Dapat terjadi primer karena meminum susu segar yang mengandung
mikobakterium atau sekunder karena menelan sputum sendiri yang
mengandung mikobakterium. Bakteri ini tidak rusak oleh asam lambung karena
tahan asam. Pada usus mikobakterium ini akan tumbuh diantara jaringan
limfoid. Pada TB usus ini terjadi ulkus yang bentuknya melintang sunbu panjang
usus
-MALABSORPTION SYNDROME-
Disorders Morphologic Features Comments
Celiac diseasePermukaan Mukosa datar
dengan tanda atrophy villiSensitive Gluten
Tropical sprue
Micros: tidak
berubah àabnormalitas
seperti pada penyakit
celiac
Mungkin bermula dari adanya
infeksi; biasanya memberi
respon terhadap pemberian
antibiotic
Whipple disease
Periodic Acid Schiff
(PAS)+, makrofafg pada
permukaan mukosa
"Tropheryma
whippelii àEM"
Sistemic Condition, primarily
affect intestine, CNS, joints.
Tidak respon terhadap antibiotik
Disaccharidase
deficiency
Tidak ada perubahan
secara histologis
Terletak pada brush border sel
mukosa dari usus kecil;
Defisiensi lactaseàintoleransi
susu
Abetalipoproteinemia Tidak ada perubahan
karakter pada usus;
achanthocytes dalam
Defisiensi herediter dari apo-
potein B
sirkulasi
Intestinal
lymphangiectasia
Terjadi dilatasi secara
umum pada pembuluh
limfe usus kecil
Terjadi kehilangan protein
gastrointestinalàhipoproteinemia
Malabsorpsi Primer meliputi:
Celiac disease, merupakan keadaan intoleransi terhadap gandum. Pada
kasus ini terjadi defisiensi vitamin A,D,E dan K karena terjadi gangguan absorpsi
lemak. Tanda khasnya berupa feses yang mengapung di air karena
mengandung banyak lemak (steatorea). Terjadi gejalanya pada bayi yang
pertama kali diberikan makanan sereal. Diagnosis, biopsy, villi intestinal tumpul,
histologisnya terjadi atropi villi dan mikrovili usus, ada gambaran
pseudotuberkel (tanpa perkejuan). Klinis: berat badan turun, lemah, diare wajah
pucat, weight loss, weakness, diarrhea with pale, bulky, frothy, foul smelling
stools,terjadi gangguan pada pertumbuhan secara umum Penyakit ini banyak
terjadi di Eropa. 10-15% kasus menjadi small intestinal malignancy: paling
sering enteropathy-type T cell lymphoma
Tropical sprue, terjadi atropi parsial vili usus dan dan mikrovilus. Jadi ada
vili yang atropi dan ada yang normal. Banyak terjadi di Asia (khususnya Asia
tenggara) karena banyak makan nasi. Akibat dari keadaan ini berupa terjadinya
malnutrisi protein dan anemia karena defisiensi folat. Lambung orang Asia
cenderung turun ke bawah dan sebaliknya pada orang Eropa agak ke atas
dikarenakan pengaruh makanan yang dikonsumsi.
Penyakit Whipples, terjadi gangguan absorpsi lemak sehingga vili usus
memendek tetapi bertambah lebar, ditemukan makrofag didaerah submukosa
yang berpolisakarida.
Pada intestinal dapat pula ditemukan malabsorpsi sekunder yang
merupakan gangguan pada transport bisa karena gangguan sistem vaskuler
atau limfoid dan juga gangguan absorpsi karena termik, mekanik, kimia ataupun
karena penyakit.
-TUMOR PADA USUS KECIL-
Hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan tumor gastrointestinal
Carcinoid tumor:
- paling sering di apendiks, di usus kecil hanya 30%
- tumbuh lambat, tingkat keganasannya rendah, pada apendiks hampir
tidak pernah metastasis
- sindrom karsinoid: disebabkan oleh pelepasan peptid vasoaktif dan
amines, khususnya serotonin, manifestasi klinis:
Manifestasi klinis:
- ruam kulit
- diare berair dank ram abdomen
- spasme bronchus
- lesi katup jantung bagian kanan
COLON
-HIRSCHPRUNG DISEASE-
-DIVERTICULA-
Paling sering pada orang lansia dan hampir selalu multiple. Paling sering
pada kolon sigmoid.
It’s a pulsion/false diverticula (pockets of mucosa and submucosa
herniated through the muscular layer)
Diverticulosis: multiple diverticula without inflammation
Diverticulitis:
- inflammation of diverticula, mostly in older person
- mungkin dapat mengakibatkan perforasi à peritonitis, abscess,
bowel stenosis (dapat disertai perdarahan abdomen bawah dan
perlunakan, demam, leukositosis dll) perdarahan yang jelas per
rectal
-VASCULAR DISEASES OF THE COLON-
mengakibatkan infark mucosal, mural, and trans mural dinding usus
hampir selalu disebabkan oklusi karena arteriosclerosis, minimal pada
dua pembuluh mesenterika mayor
sering terjadi pada fleksura splenik dan rektosigmoid junction(watershed
areaàrelatif kurang vaskularisasinya, merupakan area peralihan yang
disuplai oleh arteri mesenterika superior dan inferior, atau mesenterika
inferior dengan arteri iliaka interna
-HEMORROID-
Merupakan keadaan dimana terjadi obstruksi vaskuler yang terjadi pada
venae hemoroidales. Hemoroid disebut hemorrhoid eksterna bila terjadi didistal
muskulus sphincter ani dan disebut hemorrhoid interna bila terjadi proksimal
muskulus sphincter ani. Histologisnya submukosa sembab, terjadi infiltrasi sel
radang, terjadi progtitis daerah anorektal, epitel berubah menjadi kolumner.
Makroskopis hemorrhoid eksterna terjadi benjolan di bagian eksterna anus, anus
berwarna merah (hiperemi), mudah berdarah dan nyeri. Untuk hemorrhoid
interna baru teraba pada rectal toucher, mudah berdarah terutama pada saat
defekasi. Diet rendah serat merupakan predisposisi bagi terjadinya hemorrhoid.
Kalau feses dulu yang keluar baru darah maka hemorrhoid, tetapi kalau
feses bercampur darah dan sakit ketika BAB kemungkinanya neoplasma dan
kalau tidak sakit maka kemungkinanya adalah disentri.
PENYAKIT KARENA INFLAMASI
-COLITS ULCERATIVA-
Biasanya dikelompokkan dengan penyakit crohn sebagai inflammatory
bowel disease; etiologinya tidak diketahui, persebaran geografis dan rasnya
mirip; ada riwayat keluarga; manifestasi klinis ekt straintesinal: polyarthritis,
uveitis & episcleritis, sclerosing cholangitis, sacroiliitis, kulit: erythema nodosum
and pyoderma gangrenosum. Karakteristiknya:
inflammasi mukosa & ulcerasi terbatas hanya pada kolon
mengenai mucosa & submucosa à abscess pada kripta
mukosa tampak merah dan bergranula
terbentuk pseudopolyp
diare kronis disertai keluarnya darah dan mucus (perdarahn merupakan
tanda manifestasi klinis yang utama)
-TUMORS: POLYPS-
Tipe-tipe polip
Type Comments
Non-neoplastic polyps
•1 Hyperplastic polyp
•2 Inflammatory polyp
- - Lymphoid polyp
- Inflammatory pseudopolyp
•1 Hamartomatous polyp
- - Juvenile polyp
- - Peutz-Jeghers polyp
No clinical significance
Rectal mucosa; may be reactive
Pada ulcerative colitis and others, granulation
tissue
Most frequently in children
pada Peutz-Jeghers syndrome
Neoplastic polyps
•1 Tubular adenoma
•1 Tubulovillous adenoma
•2 Villous adenoma
Often multiple (hereditary multiple polyposis
syndrome) à increased risk of malignancy
Greater malignant potential
High potential for malignant change
-NEOPLASMA BENIGNA-
-NEOPLASMA MALIGNA-
-ADENOKARSINOMA-
Salah satu neoplasma yang paling sering pada ususOne Puncak insidensi:
umur 60-70 tahun, Peak age incidence: 6th – 7th decades. Berhubungan dengan
peningkatan CEA (carcinoembryonic antigen) à untuk mengikuti perkembangan
penyakitnya. Develops through model of: adenoma – carcinoma sequence.
Factor Predisposisi:
1. Adenomatous polyp
2. multiple polyposis syndrome keturunan
3. ulcerative colitis kronis
4. factor Genetic : insidensi meningkat 4 kali lipat kerabat pasien kankeer
5. diet rendah serat, makanan lemak hewani
Karakteristik
kolon kiri (desenden)à napkin-ring (annular) à often producing early
obstruction - kolon kanan à terbentuk polypoid à kehilangan darah
kronisàanemia
Klasifikasi Duke’s Klasifikasi Aster-Coller
Kemampuan bertahan hidup lima tahun (Five Year Survival Rate= FSR)
menurut klasifikasi Aster-Coller. Klasifikasi ini merupakan pembaharuan dari
klasifikasi menurut Duke
Tipe A – tumor hanya terbatas pada mukosa – 100%
Tipe B1 – tumor mencapai lamina muskularis propia, tidak ada metastasis melalui
kelenjar limfe – 67%
Tipe B2 – menembus lamina muskularis propia, tidak ada metastasis melalui kelenjar
limfe – 54%
Tipe C1 tumor mencapai lamina muskularis propia, ada metastasis melalui kelenjar limfe
- 43%
Tipe C2 – menembus lamina muskularis propia, tidak ada metastasis melalui kelenjar
limfe - 22%
D – terjadi metastasis terutama ke paru dan hepar - FSR sangat rendah
Diseases of the Appendix
A.Inflammatory diseases
1. Acute appendicitis
2. Chronic appendicitis
B.Tumors of the appendix
The most common : carcinoid tumor