intestinal obstruction

31
BAB I PENDAHULUAN Intestinal obstruction atau obstruksi usus merupakan suatu kelainan bedah yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari. 4 Intestinal obstruction merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-- 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah adhesi, sedangkan diketahui bahwa operasi abdominalis dan operasi obstetri ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis. 11 Intestinal obstruction meliputi sumbatan sebagian (partial) atau seluruh (complete) lumen usus sehingga mengakibatkan isi usus tak dapat melewati lumen usus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi, yang paling sering menyebabkannya adalah jaringan usus itu sendiri karena adhesi, hernia, atau tumor. 10 Tidak hanya intestinal obstruction saja yang dapat menghasilkan perasaan yang tidak nyaman, kram perut,

Upload: vandysh

Post on 31-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Intestinal Obstruction

BAB I

PENDAHULUAN

Intestinal obstruction atau obstruksi usus merupakan suatu kelainan bedah

yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari.4

Intestinal obstruction merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang

sering dijumpai, merupakan 60--70% dari seluruh kasus akut abdomen yang

bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah

adhesi, sedangkan diketahui bahwa operasi abdominalis dan operasi obstetri

ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di

bidang diagnostik kelainan abdominalis.11

Intestinal obstruction meliputi sumbatan sebagian (partial) atau seluruh

(complete) lumen usus sehingga mengakibatkan isi usus tak dapat melewati lumen

usus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi, yang paling sering

menyebabkannya adalah jaringan usus itu sendiri karena adhesi, hernia, atau

tumor.10

Tidak hanya intestinal obstruction saja yang dapat menghasilkan perasaan

yang tidak nyaman, kram perut, nyeri perut, kembung, mual, dan muntah, bila tak

diobati dengan benar, intestinal obstruction dapat menyebabkan sumbatan bagian

usus dan menyebabkan kematian usus. Kematian jaringan ini dapat ditunjukkan

dengan perforasi usus, infeksi ringan, dan shock.10

Karena komplikasi yang serius dapat berkembang akibat intestinal

obstruction, segeralah meminta bantuan dokter anda bila sign dan symtomp

intestinal obstruction tampak lebih gawat. Dengan pertolongan medis yang cepat

dan tepat, intestinal obstruction dapat diobati dengan baik.12

Page 2: Intestinal Obstruction

Ada 3 hal yang tetap menarik untuk diketahui/diselidiki tentang intestinal

obstruction, ialah11 :

1. Makinmeningkatnya keterdapatan intestinal obstruction.

2. Diagnosa intestinal obstruction sebenarnya mudah dan bersifat universil; tetapi

untuk mengetahui proses patologik yang sebenarnya di dalam rongga

abdomen tetap merupakan hal yang sulit.

3. Bahaya strangulasi yang amat ditakuti sering tidak disertai gambaran klinik

khas yang dapat mendukungnya. Untuk dapat melaksanakan penanggulangan

penderita intestinal obstruction dengan cara yang sebaik-baiknya, diperlukan

konsultasi antara disiplin yang bekerja dalam satu tim dengan tujuan untuk

mencapai 4 keuntungan :

Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat

keadaan umum penderita optimal.

Dapat mencegah strangulasi yang terlambat.

Mencegah laparotomi negatif.

Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab

obstruksinya.

2

Page 3: Intestinal Obstruction

BAB II

INTESTINAL OBSTRUCTION

2.1. Anatomi Saluran Pencernaan

Gambar 1. Anatomi Saluran Pencernaan11

2.2. Definisi

Beberapa sumber menyebutkan definisi antara lain : 2,3,8,10,12

Intestinal obstruction adalah sumbatan sebagian atau seluruh lumen usus

sehingga mengakibatkan isi usus mengalami kegagalan melewati lumen usus.

Obstruksi strangulasi juga mengganggu aliran darah dan menunjukkan

nekrosis dinding usus.

2.3. Etiologi

Beberapa kelainan penyebab obstruksi : 2,8,12

3

Page 4: Intestinal Obstruction

Adhesi intestinal : adanya jaringan fibrosa pada usus yang ditemukan saat

lahir (kongenital). Namun jaringan fibrosa ini paling sering terjadi setelah

operasi abdominal. Usus halus yang mengalami perlengketan akibat jaringan

fibrosa ini akan menghalangi jalannya makanan dan cairan.

Hernia inkarserata : bila sudah terjadi penjepitan usus, maka dapat

menyebabkan obstruksi usus.

Tumor (Primer, metastasis) : dapat menyebabkan sumbatan terhadap

jalannya makanan dan cairan.

Divertikulum Meckel

Intussusception (masuknya usus proximal ke bagian distal)

Volvulus (terpuntirnya usus)

Striktur yang menyebabkan penyempitan lumen usus

Askariasis

Impaksi faeces (faecolith)

Benda asing

Gambar 2. Kelainan Penyebab Obstruksi11

4

Page 5: Intestinal Obstruction

Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus obstruksi usus halus.

Obstruksi pada colon lebih jarang terjadi dibandingkan pada usus halus, yaitu

hanya terjadi pada 10-15% kasus. Adhesi dan hernia jarang menyebabkan

obstruksi pada colon. Penyebab tersering obstruksi pada colon adalah kanker,

diverticulitis, dan volvulus.12

Gambar 3. Kelainan Penyebab Obstruksi12

2.4. Patogenesis10,12

Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi

karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus

sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut

menyebabkan pasase usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus

5

Page 6: Intestinal Obstruction

yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang

menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan usus dan distensi usus

menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan.

Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang

menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat

mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini

menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha

alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan antiperistaltik. Hal ini menyebabkan

terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah. Pada obstruksi usus yang

lanjut, peristaltik sudah hilang oleh karena dinding usus kehilangan daya

kontraksinya.

2.5. Gambaran Klinik11

Dengan melihat patogenesis yang terjadi, maka gambaran klinik yang dapat

ditimbulkan sebagai akibat obstruksi usus dapat bersifat sistemik dan serangan

yang bersifat kolik.

Gambaran klinik yang bersifat sistemik meliputi :

Dehidrasi berat

Hipovolemia

Syok

Oliguria

Gangguan keseimbangan elektrolit

Perut gembung

Kelebihan cairan usus

Kelebihan gas dalam usus

Gambaran klinik serangan kolik meliputi :

Nyeri perut berkala

Distensi berat

Mual / muntah

6

Page 7: Intestinal Obstruction

Gelisah / menggeliat

Hiperperistaltik

Nada tinggi

Halangan pasase

Obstipasi

Tidak ada flatus

Pada obstruksi usus dengan strangulasi, terjadi keadaan gangguan pendarahan

dinding usus yang menyebabkan nekrosis atau gangguan dinding usus. Bahaya

umum dari keadaan ini adalah sepsis atau toxinemia.

Gambar 4. Ileus Obstruksi11

7

Page 8: Intestinal Obstruction

Gambar 5. Gejala Ileus Obstruksi11

2.6. Diagnosis Banding3,9,12

Intestinal obstruction dapat dikacaukan dengan :

Acute Gastroenteritis

Demam dengue

Limfadenitis mesenterika

Adnexitis

Infeksi Panggul

Kehamilan Ektopik

Kista ovarium torsi

Endometriosis

Urolithiasis

Demam tifoid

Pankreatitis akut

Proses inflamasi akut antraperitoneal (Acute Appendicitis)

Kolesistitis

Perforasi Ulkus Duodeni

Mesenteric vascular occlusion

8

Page 9: Intestinal Obstruction

2.7. Diagnosis11,12

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung

kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya

lebih hebat dan menetap.

Sekali berhadapan dengan kasus obstruksi ileus, timbul beherapa pertanyaan

yang sekaligus diusahakan mendapat jawabannya :

Apakah penderita benar obstruksi ileus ?

Dimana letak obstruksinya ?

Apa proses patogenesa yang sebenarnya terjadi ?

Berapa jauh obstruksi ileus telah menyebabkan gangguan

hemeostasis ?

Apakah sudah terjadi keadaan strangulasi ?

Obstruksi usus dapat ditandai dengan gambaran klinik berupa :

nyeri abdomen yang bersifat kolik

muntah-muntah dan obstipasi

distensi intestinalis

tidak adanya flatus

Rasa nyeri perut dirasakan sebagai menusuk-nusuk atau rasa mulas yang

hebat, umumnya nyeri tidak menjalar.

Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit

dan terdengar semacam "suara" dari dalam perut.

Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyekti dengan cairan muntah

yang berwarna kehijauan.

Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang

jelas. Antibiotika pada umumnya persiapan penderita dapat sekali. muntah

tidak proyektil dan berbau "feculent", warna cairan muntah kecoklatan.

Pada penderita yang kurus atau sedang dapat ditemukan darmcontour atau

darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan

kolik.

9

Page 10: Intestinal Obstruction

Dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar

dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Jika obstruksi telah

berlangsung lama atau usus telah mengalami kerusakan, maka bising usus bisa

menurun atau tidak ada sama sekali.

Sifat dan intensitas nyeri pada obstruksi usus dapat diperlihatkan pada gambar

berikut :11

Gambar 6. Kolik Intermiten pada awal obstruksi organ berongga

Gambar 7Nyeri Kolik tanpa interval bebas

Nyeri pada obstruksi usus lanjut oleh karena mulai ada iskemia

Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat

membantu :11

10

Page 11: Intestinal Obstruction

Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin

hebat.

Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.

Terdapatnya abdominal tenderness.

Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat,

tachycardi, hipotensi atau shock.

Namun dari semua gejala klinik di atas, kita mempunyai pedoman Essential of

Diagnosis yaitu :1,2,3

A. Complete Proximal Obstruction :

Vomiting

Abdominal discomfort

Abnormal oral contrast x-rays

B. Complete Mid or Distal Obstruction :

Nyeri kolik abdomen

Vomiting

Abdominal distention

Constipation-obstipation

11

Page 12: Intestinal Obstruction

Peristaltic rushes

Usus yang berdilatasi pada pemeriksaan x-rays

2.8. Pemeriksaan Radiologi11,12

Secara klinik obstruksi usus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi usus

ditegakkan secara tepat hanya dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada

foto polos abdomen, 60--70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40%

dapat ditemukan adanya air-f luid level.

Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, pemeriksaan

sering diperlukan pada obstruksi usus yang sulit atau untuk dapat memperkirakan

keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah.

Beberapa tanda radiologik yang khas untuk obstruksi usus adalah :

Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae

coniventes yang memberi gambaran fish boneappearance.

Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level.

Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid level memberikan

gambaran huruf U terbalik.

Radiologi : foto dengan 3 posisi:

toraks tegak

abdomen tegak

abdomen datar

Bila perlu abdomen lateral dekubitus

12

Page 13: Intestinal Obstruction

Gambar 8.

Foto Polos Abdomen Tegak11

Gambar 9.

Distensi Usus11

13

Page 14: Intestinal Obstruction

Gambar 10.

Foto Polos Abdomen Tegak11

Gambar 11.

Foto Abdomen Tegak dengan Zat Kontras11

14

Page 15: Intestinal Obstruction

Gambar 12.

Air-fluid Level memberikan Gambaran Huruf U Terbalik12

Gambar 13.

Foto Polos Abdomen dengan Posisi Left Lateral Decubitus12

Kadang dilakukan pemeriksaan kolonoskopi ( pemeriksaan usus besar ) untuk

mengevaluasi keadaan.1,12

15

Page 16: Intestinal Obstruction

Pemeriksaan obstruksi dengan USG abdomen :

Gambar 14.

Gambaran Obstruksi Usus dengan USG Abdomen11

2.9. Penatalaksanaan6,12

Penatalaksanaan obstruksi usus sekarang dengan jelas telah menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini terutama disebabkan telah dipahaminya

dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat

obstruksi usus.

Penatalaksanaan obstruksi usus ini membutuhkan rawat inap. Pada umumnya

penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang tetap.

A. Persiapan penderita

Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosis

obstruksi usus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang

baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita

meliputi :

Dekompressi usus dengan suction, menggunakan NGT yang dimasukkan

dalam perut atau usus

Pemasangan kateter untuk mengukur urine output

Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa

Atasi dehidrasi

16

Page 17: Intestinal Obstruction

B. Operatif

Tindakan operatif untuk membebaskan obstruksi dibutuhkan bila dekompresi

dengan NGT tidak memberikan perbaikan atau diduga adanya kematian jaringan.

Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu perhatikan :

Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.

Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat

obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.

Apakah ada risiko strangulasi.

Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi usus

yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya

adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian

tersebut 31%.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada

obstruksi usus :

Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah

sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia

incarcerata nonstrangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus

ringan.

Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"

bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intraluminal, Crohn disease,

dan sebagainya.

Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat

obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.

Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-

ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada

carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa

obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh

karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya

17

Page 18: Intestinal Obstruction

pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian

hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

2.10. Pasca Bedah4,12

18

Page 19: Intestinal Obstruction

Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus

yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompresi usus, gas dan cairan yang

terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena

cairan tersebut mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat diperlukan.

Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun

terdengar bising usus.

Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan efisien,

sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik. Sering

didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca bedah.

Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga

keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca

bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi,

monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 - 7 hari pasca

bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis.

Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah.

Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur

kuman sangatlah penting.

2.11. Prognosis3,8,10

Prognosa tergantung penyebab :

Hernia simpel: prognosis baik

Tumor: prognosis tergantung stadium tumor

Adhesi: cenderung adhesi ulang

19

Page 20: Intestinal Obstruction

2.12. Komplikasi10,12

Jika tidak diterapi, obstruksi usus dapat menyebabkan berbagai komplikasi

yang serius. Kongesti usus akan menurunkan kemampuan usus melakukan

absorpsi, yang dapat berakibat dehidrasi, serta bisa berakhir pada gagal ginjal

yang akan menyebabkan pasien jatuh dalam keadaan shock.

Obstruksi usus dapat pula mengakibatkan terputusnya peredaran darah ke

bagian usus yang terkena. Jika tidak diterapi, gangguan vaskularisasi ini dapat

mengakibatkan kematian dinding usus, yang dapat diikuti perforasi dinding usus

tersebut.

Peritonitis merupakan komplikasi lanjutan dari perforasi tersebut, yang

dapat mengancam jiwa dan membutuhkan terapi medis dan operatif segera.

Tanda dan gejala klinis peritonitis adalah :

Nyeri abdomen

Distensi abdomen

Nausea

Vomitus

Demam

Rasa haus berlebihan namun urin output menurun

Adanya cairan dalam abdomen

Ketidakmampuan passage usus, tidak bisa flatus

Peritonitis juga dapat mengakibatkan pasien jatuh dalam keadaan shock yang

mencakup :

Kulit teraba dingin dan pucat keabuan

Nadi teraba lemah dan cepat

Pernafasan abnormal, bisa lambat dan dangkal atau sangat cepat

Pupil dilatasi

Keadaan shock di atas dapat disertai penurunan kesadaran maupun tidak, dan

keadaan ini harus segera diatasi secara medis.

20

Page 21: Intestinal Obstruction

21

Page 22: Intestinal Obstruction

BAB III

KESIMPULAN

Intestinal obstruction merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang

sering dijumpai, merupakan 60--70% dari seluruh kasus akut abdomen yang

bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling sering dari obstruksi ileus adalah

adhesi/ streng, sedangkan diketahui bahwa operasi abdominalis dan operasi

obstetri ginekologik makin sering dilaksanakan yang terutama didukung oleh

kemajuan di bidang diagnostik kelainan abdominalis.

Intestinal Obstruction atau sering disebut sebagai ileus, merupakan

sumbatan pada usus halus atau colon yang dapat meghambat lewatnya makanan

dan cairan dalam usus.

Pasien sering memberikan gejala-gejala yang serupa pada obstruksi usus,

sehingga dokter dapat segera memikirkan itu adalah suatu kelainan pada fungsi

usus. Abdominal distensi, nyeri kolik abdomen, sangat tipikal dan sering

ditemukan pada pasien ileus. Nausea dan vomiting juga dapat terjadi. Gejala

dapat berlanjut sampai pasien tidak dapat flatus dan BAB. Jika tidak diterapi,

obstruksi usus dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang serius.

Penatalaksanaan obstruksi ileus sekarang dengan jelas telah menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini terutama disebabkan telah dipahaminya

dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat

obstruksi usus.

22

Page 23: Intestinal Obstruction

DAFTAR PUSTAKA

1. Barness JP, Intestinal Obstruction, Current therapy. WD

Saunders Co 1971;308

2. Beauchamp, Evers, Mattox, Sabiston, Textbook of

Surgery, 16th edition, W.B.Saunders, Philadelphia, 2001, hal 887-888

3. Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery,

volume II, 8th edition, McGraw-Hill, New York, 2005, hal 1031-1032

4. Doherty, Gerard, Current Surgical Diagnosis &

Treatment, 11th edition, McGraw-Hill, New York, 2005, hal 683-687

5. Edlich RF et al. New Long Intestinal tube for rapid non

operative intubation, a preliminary report.Ach Surg 1967; 95 : 443

6. Moss G. Post Operative decompression and Feeding.

Surg Gynecol/ Obstet 1966; 122 550

7. Niko Masyuni Manaf. Penanggulangan 60 penderita

obstruksi ileus di RSPAD Gatot Subroto 1979

8. Townsend, Beauchamp, Evers, Mattox. 2004. Sabiston

Textbook of Surgery, The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 17th

edition. Philadelphia, Pennsylvonia. Elsevier Saunders. Hal 318-320, 1341-

1342

9. Wangensteen 01-1. Intestinal Obstruction 3rd .Springfield

,Illinois : 1955; Chap 21

10. www. Lifesteps.com/gm/Atoz/ency/ileus.jsp

11. www.fk.unpad.ac.id/upload/distance-learning/admind/

RenoBedah-1-Ileus.pdf

12. www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000260.htm

23