partus tidak maju

17
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Partus tidak maju adalah suatu kasus yang sering ditemukan dan masih merupakan masalah yang mau tidak mau memaksa kita untuk memperbaiki dan menghindari kejadian yang semestinya dapat tidak terjadi dan juga untuk menurunkan angka kematian ibu maupun anak. Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama. Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala I. Apapun yang menjadi penyebabnya, cervix gagal membuka penuh dalam jangka waktu yang layak. II. Tinjauan Pustaka 1

Upload: siudy-rustandi

Post on 30-Jul-2015

1.435 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Partus Tidak Maju

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Partus tidak maju adalah suatu kasus yang sering ditemukan dan masih

merupakan masalah yang mau tidak mau memaksa kita untuk memperbaiki dan

menghindari kejadian yang semestinya dapat tidak terjadi dan juga untuk

menurunkan angka kematian ibu maupun anak.

Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan sebagai

persalinan lama. Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi

secara memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai.

Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam

tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala I. Apapun

yang menjadi penyebabnya, cervix gagal membuka penuh dalam jangka waktu

yang layak.

II. Tinjauan Pustaka

Partus tak maju adalah persalinan dalam fase aktif yang lebih dari 12 jam

pada primi dengan rata-rata pembukaan 1 cm per jam atau lebih dari 16 jam

pada multi dengan rata-rata pembukaan 2 cm per jam.

Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda

inpartu dan selanjutnya setelah ditunggu 1 jam belum juga ada tanda-tanda

inpartu. Ketuban pecah awal (early rupture of membrane) ketuban pecah pada

saat fase laten atau 1 jam setelah persalinan dimulai.

Sebab-sebab dari KPD adalah :

- Multiparitas

- Hidramnion

1

Page 2: Partus Tidak Maju

- Kelainan letak : sungsang atau lintang

- DKP

- Kehamilan ganda

- Pendular abdomen (perut gantung)

Inertia uteri adalah salah satu distosia oleh karena kelainan tenaga. Dapat

dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Inertia uteri primer adalah his lemah dari permulaan persalinan

2. Inertia uteri sekunder adalah mula-mula his baik tapi kemudian menjadi

lemas karena otot-otot rahim lelah sehingga kontraksi rahim menjadi lemah,

jarang serta tidak teratur dan dapat berhenti sama sekali.

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung dari 24 jam pada primi

dan lebih dari 18 jam pada multi.

Sebab-sebab dari partus lama tergantung dari pengawasan selagi hamil,

pertolongan persalinan yang tidak baik dan penatalaksanaannya. Adapun sebab-

sebab utama pada partus lama dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :

- Dispoporsi kepala panggul (DKP)

- Malpresentasi dan malposisi

- Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk servix yang kaku

Dan ada 4 faktor tambahan, yaitu :

- Primigravida

- Ketuban pecah dini (KDP) ketika serviks masih menutup keras dan belum

mendatar

- Analgesi dan anesthesi yang berlebihan dalam fase laten

- Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan.

Klasifikasi Partus Lama

Fase laten yang memanjang

Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau

waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab

fase laten yang panjang mencakup :

2

Page 3: Partus Tidak Maju

1. Serviks belum matang pada awal persalinan

2. Posisi janin abnormal

3. DKP

4. Persalinan disfungsional

5. Pemberian sedatif yang berlebihan

Fase aktif yang memanjang pada primigravida

Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam

merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada panjangnya fase

ini adalah kecepatan dilatasi cerviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :

1. Malposisi janin

2. DKP

3. Penggunaan sedatif dan analgesik

4. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan

Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi 2 kelompok

klinis yang utama yaitu :

1. Kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun

dilatasi serviks berlangsung lambat (primary dysfunctional labor)

2. Kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi

servik/penghentian serenda dilatasi (secondary arrest of dilatasi).

Fase aktif yang memajang pada multipara

Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam dan laju

dilatasi yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal.

Penurunan bagian terendah

Penurunan yang aktif dimulai pada akhir kala I persalinan, proses ini

terus berlangsung sepanjang perjalanan kala II. Gangguan pada penurunan

kepala menunjukkan adanya permasalah.

3

Page 4: Partus Tidak Maju

Bahaya Partus Lama

Bahaya Bagi Ibu

Partus lama menimbulkan efek yang berbahaya bagi ibu dan anak.

Beratnya cedera terus meningkat dengan semakin lamanya proses

persalinan. Risiko tersebut naik dengan cepat setelah 24 jam. Terdapat

kenaikan pada insidensi atnia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan

ibu dan shock.

Bahaya Bagi Janin

Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas

janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :

1. Asfiksia

2. Trauma cerebri

3. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit

4. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran keadaan ini mengakibatkan

terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi

paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.

4

Page 5: Partus Tidak Maju

BAB II

K A S U S

I. Identitas Pasien

Nama : Ny M

Umur : 21 th

Agama : Islam

Alamat : Benda 01/04 Sirampog, Brebes

Tanggal Masuk, Jam : 6 Oktober 2001 pk 15.45 WIB di IGD RSMS.

II. Anamnesa

A. Keluhan Utama : Keluar air sejak hari Kamis tgl 4/10/01 pk 23.00

B. Keluhan Tambahan : Kenceng-kenceng sejak jumat malam tgl 5/10/01

Pk. 24.00

C. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien G1P0A0 hamil aterm datang dengan surat pengantar dari Bidan

dengan KPD, keluhan keluar air sejak hari kamis tgl 4/10/01 pk

23.00, dan keluhan kenceng-kenceng sejak hari Jumat, tanggal 5 Oktober

2001 pk 24.00.

HPHT : 10 Januari 2001, HPL : 17 Oktober 2001.

ANC Teratur : Trimester I : 3 kali di Bidan

Trimester II : 3 kali di Bidan

Trimester III : 2 kali di Bidan

D. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penyakit Jantung : disangkal

Riwayat penyakit Paru : disangkal

Riwayat penyakit Ginjal : disangkal

Riwayat penyakit Kencing manis : disangkal

Riwayat penyakit Darah tinggi : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga : (-)

5

Page 6: Partus Tidak Maju

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sedang, CM

Vital Sign : T : 120/90 mmHg

N : 88x/mnt

R : 20x/mnt

S : afebris

Mata : CA ( -/- )

Thorax : C/P : dbn

Abdomen : St. Obstetri

Extermitas : Oedem (-)

Tinggi badan : 151 cm

Status Obstetri :

Pemeriksaan Luar :

Inspeksi : Perut membuncit, memanjang

Palpasi : TFU : 32 cm TBJ : 3255 gr

L1 : Teraba lunak

L2 : Pu – Ki

L3 : Teraba keras

L4 : Konvergen

His ( + ), Jarang, 2 x 10‘ selama 30’’

Auskultasi : DJJ ( + ) 12- 11- 11

Pemeriksaan Dalam :

Vulva / Vagina : Tak ada kelainan.

Pembukaan : 2 – 3 cm

Portio : Lunak

Ketuban : (- )/negatif.

Kepala : Hodge I : caput

UPD : Promontorium tidak teraba , Linea inominata 1/3

bagian dari simfisis, Spina Ischiadica tidak menonjol,

Arcus pubis > 90o.

Pemeriksaan Penunjang : Hb Sahli 10 gr %

6

Page 7: Partus Tidak Maju

IV. Diagnosis

Primigravida, Hamil Aterm, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi

belakang kepala, punggung kiri, inpartu, kala I fase laten dengan ketuban pecah

dini (24 jam).

V. Therapi

- IVFD Ringer Laktat (RL) 20 tts/mnt

- Ampicillin 3 x 1 gr IV (skin test -/negatif)

- Observasi : Vital sign, His, DJJ dan pembukaan.

- Lapor dokter konsulen jaga

Jam 16.00 : Lapor dr. Hendro, SpOG, instruksi :

- Lavement

- Ampicillin 3 x 1 gr IV

- Drip Syntosinon 5 UI mulai 8 tetes/menit

- Observasi His, Djj, suhu dan pembukaan

Jam 16.15 : Mulai drip Syntosinon 5 UI 8 tts/mnt

Djj 12-11-11, His 2 x 10’

30 “

Jam 16.30 : Djj 11-12-11, His 2 x 10‘ , Drip 12 tts/mnt

30”

Jam 16.45 : Djj 11-12-12, His 3 x 10’ , Drip 16 tts/mnt

40”

Jam 17.00 : Djj 11-12-12, His 3 x 10’ , Drip 20 tts/mnt

40”

Jam 17.15 : Djj 12-11-12, His 4 x 10’ , Drip 24 tts/mnt

60”

Jam 17.45 : Djj 12-12-11, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt,

60”

Epidosin 1 amp IM.

7

Page 8: Partus Tidak Maju

Jam 18.00 : Djj 12-12-11, His 4 x 10’ ,

>60”

VT pembukaan : 6 – 7 cm,

Drip 28 tts/mnt.

Jam 18.15 : Djj 11-12-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt

>60”

Jam 18.30 : Djj 12-11-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt

>60”

Jam 18.45 : Djj 11-12-12, His 4 x 10’ , Drip 28 tts/mnt,

>60”

Ibu mulai mengedan, Anus mulai melebar, lendir darah mulai keluar, VT

pembukaan lengkap, Persalinan dipimpin.

Jam 19.55 : Bayi lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, menangis,

perempuan, BB : 3100 gr, A/S 7-8-9, plasenta lahir spontan.

VI. Diagnosa Klinis :

P1 A0 post partus spontan dengan riwayat ketuban pecah dini, partus tak maju

dan inersia uteri primer.

Jam 22.00 : Pindah ke bangsal Flamboyan.

8

Page 9: Partus Tidak Maju

Follow Up di Bangsal

TANGGAL S O A P

7/10/01

8/10/01

9/10/01

Kel (-)

Kel (-)

Kel (-)

Ku : Baik,CM

Mata : CA (-/-)

Thorax : C/P : dbn

Ext : oedem (-)

TFU : setinggi pusat,

kontraksi uterus baik

Ku : Baik, CM

St .generalis :

Dalam batas normal

St. Obstetri :

TFU : 1 jari dibawah

pusat

Ku : Baik,CM

St.generalis :

Dalam batas normal

St.Obstetri :

TFU : 2 jari dibawah

pusat

P1A0 post partus

spontan dengan

riwayat KPD dan

inersia uteri

P1A0 post partus

spontan dengan

riwayat KPD dan

inersia uteri

P1A0 post partus

spontan dengan

riwayat KPD dan

inersia uteri

Ampicillin 4x500mg

Roborantia 2 x 1

Terapi dilanjutkan

Besok boleh pulang

9

Page 10: Partus Tidak Maju

BAB III

PEMBAHASAN

Inpartu (partus dimulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah

(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).

Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena

pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :

1. Fase laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm

berlangsung dalam 7-8 jam

2. Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :

- Periode ekselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

- Periode dilatasi maximal (steady) selama 2 jam

- Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm atau lengkap

Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida. Sedangkan

pada multi serviks membuka dan mendatar bisa dalam waktu bersamaan, dan

berlangsung hanya 6-7 jam.

Pada kasus ini terjadi pemanjangan fase aktif yang dapat disebabkan oleh

malposisi dan malpresentasi dari janin. Tetapi hal tersebut dapat disingkirkan oleh

karena bayi lahir dengan presentasi belakang kepala. Sebab lain dari pemanjangan

fase aktif adalah tidak terjadinya putaran paksi yang dapat disebabkan oleh gangguan

pada kekuatan dari kontraksi uterus.

Pada kasus ini disebut juga primary dysfunctional labor atau persalinan yang

masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi cerviks berlangsung

10

Page 11: Partus Tidak Maju

lambat yang dapat diakibatkan oleh ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan.

Adapun fungsi dari air ketuban adalah untuk proteksi janin, mencegah pelekatan

janin dengan amnion. Agar janin dapat bergerak bebas, regulasi terhadap panas dan

perubahan suhu, mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan

atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin, meratakan tekanan

intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.

Selain faktor ketuban, partus tidak maju dapat juga disebabkan oleh kekuatan

yang mendorong janin keluar terganggu. Pada kasus ini terdapat gangguan pada

kontraksi uterus diman frekuensi hanya 2-3 x dan durasinya hanya 20-30 detik.

His yang sempurna mempunyai kejang otot yang paling tinggi di fundus uteri

dan puncak kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his,

otot-otot uters mengadakan retraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot

maka servik tertarik dan dibuka, lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian besar janin

yang keras. Umpamanya kepala yang merangsang pleksus saraf setempat. Pada kasus

ini his yang tidak adekuat menyebabkan servik tidak dapat membuka dengan baik,

hal ini dapat saja berhubungan dengan pecahnya ketuban sebelum dimulainya

persalinan. Oleh karena fungsi air ketuban sebagai perata tekanan intra uterin tidak

terpenuhi sehingga pada saat kontraksi tidak terjadi penyebaran kontraksi ke seluruh

otot uterus, sehingga his tidak adekuat untuk membuka serviks.

Edema pada portio dan vagina dapat disebabkan kesalahan dalam memimpin

persalinan yaitu pembukaan belum lengkap tapi ibu sudah dipimpin mengedan.

Kekurangan dari kasus ini adalah tidak diketahuinya secara pasti waktu

persalinan dimulai sehingga tidak diketahui berapa lama fase laten berlangsung dan

waktu dimulainya fase aktif. Diagnosis partus tidak maju ditegakkan dengan melihat

kemajuan dari pembukaan yaitu 1 cm dalam 1 jam.

11

Page 12: Partus Tidak Maju

BAB IV

KESIMPULAN

Pada kasus ini yang menyebabkan partus tidak maju adalah pecahnya ketuban

sebelum persalinan dimulai yang mengakibatkan tidak adekuatnya his sehingga

servik tidak dapat membuka dengan baik.

12