paper soal

Upload: daraa-puspa-agustin

Post on 13-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH METODE DAN TEKNIK ANALISIS WILAYAH

Disusun oleh:

Dara Puspa Agustin (09/284245/TK/35199)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

1. Desa dan kota memiliki hubungan timbal balik antar satu dengan yang lain

membentuk hubungan ketergantungan karena satu sama lain saling membutuhkan. Namun masing -masing memiliki fungsi yang berbeda dan saling berinteraksi membentuk sebuah sistem yang sering disebut sistem desa-kota. Desa atau pedesaan berfungsi sebagai kawasan penyedia dan pendukung atau pemasok kebutuhan bagi aktivitas kota atau perkotaan baik sumber tenaga kerja, pemasok sumberdaya alam dimana biasanya desa atau pedesaan bergerak di bidang pertanian (sektor primer) sehingga desa memasok sumber bahan baku ke kota. Sedangkan kota atau perkotaan difungsikan sebagai pusat pelayanan (fasilitas sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dll) dan konsentrasi proses produksi, serta pusat kegiatan ekonomi (perdagangan). Kota juga sering difungsikan sebagai pusat pemerintahan karena infrastruktur kota lebih maju dan lebih lengkap daripada di desa. Perbedaan prioritas analisis pedesaan dan kota terletak pada ketersediaan pelayanan (infrastruktur), cakupan dan jangkauannya, karakteristik kegiatan (sektor primer atau sekunder atau tersier), serta karakteristik penduduknya (kepadatan dan jenis pekerjaan).

2. Konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk

meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas dan regionalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial, sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan hingga perdesaan. Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang bersifat komperhensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Tergantung kepada :

Rekayasa agar terjadi perkembangan wilayah Penataan ruang Kebijakan sektor pendidikan, kesehatan, perdagangan Action program

Konsep perkembangan wilayah di bagi atas 4 kelompok yaitu:a. Perkembangan yang menekanKan pada kemakmuran wilayah (local prosperity). Data

yang bisa digunakan untuk mengukur kemakmuran wilayah antara lain PDRB, PDRB per kapita, jumlah tenaga kerja (penyerapan tenaga kerja), jumlah pengangguran, data kemiskinan.b. Perkembangan wilayah yang menekankan pada sumberdaya lingkungan dan faktor

alam yang dinilai sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah (sustainable production activity) atau pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Data yang bisa digunakan untuk mengukur pembangunan berkelanjutan antara lain ketersediaan SDA, pola penggunaan lahan eksisting untuk melihat kecenderungan kesesuaian lahan, PDRB, jumlah produksi tanaman pangan, barang dan jasa, tingkat polusi, kondisi ekologi, dan IPM.c. Ketiga perkembangan wilayah yang memberikan perhatian pada kelembagaan dan

proses pengambilan keputusan di tingkat lokal sehingga kajian terfokus kepada governance yang bisa bertanggung jawab (resposnsible) dan berkinerja bagus (good governance). Data yang bisa digunakan untuk mengukur kualitas kelembagaan antara lain: kelengkapan peraturan perundangan yang diperlukan sudah disahkan dan dapat dimanfaatkan (produk suatu lembaga), peran lembaga dalam mekanisme dan prosedur penataan ruang yang responsif terhadap permintaan masyarakat, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dll.d. Keempat tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat yang tinggal di suatu lokasi

(people prosperity). Data yang bisa digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat antara lain: Indeks Mutu Hidup (IMH), tingkat pendapatan, tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat (pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan tingkat aksesibilitasnya), tingkat konsumsi masyarakat, dan tingkat kemiskinan.

1. Pembangunan berkelanjutan didasarkan pada kenyataan bahwa kebutuhan manusia

terus meningkat. Kondisi yang demikian ini membutuhkan suatu strategi pemanfaatan sumberdaya alam yang efesien. Disamping itu perhatian dari konsep pembangunan yang berkelanjutan adalah adanya tanggungjawab moral untuk memberikan kesejahteraan bagi generasi yang akan datang, sehingga permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan adalah bagaimana memperlakukan alam dengan kapasitas yang terbatas namun akan tetap dapat mengalokasikan sumberdaya secara adil sepanjang waktu dan antar generasi untuk menjamin kesejahteraannya. Pembangunan berkelanjutan merupakann pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang pula dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan memperkuat satu sama lain. Pembangunan berkelanjutan memberikan jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Konsep ini mengandung dua unsur : yaitu kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi, dan yang kedua adalah keterbatasan penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan di masa depan.

Melalui konsep pembangunan berkelanjutan dapat dicapai empat hal:a. Pemeliharaan hasil-hasil yang dicapai secara berkelanjutan atas sumber daya yang

dapat diperbaruib. Melestarikan dan menggantikan sumber alam yang bersifat jenuh (exhaustible

resources)c. Pemeliharaan sistem-sistem pendukung ekologis

d. Pemeliharaan atas keanekaragaman hayati. Perbedaan yang mendasar dengan pembangunan yang tidak berkelanjutan adalah pada prinsip dimana pembangunan yang tidak berkelanjutan terjadi dengan mengorbankan generasi mendatang. Sebagai contoh, perencanaan yang tidak bertanggung jawab, degradasi lingkungan melalui eksploitasi sumber daya dll menghasilkan limbah dan polusi yang merusak ekosistem.1. Tidak semua indikator perkembangan wilayah sesuai dengan konsep pembangunan

berkelanjutan. Indikator perkembangan wilayah yang relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan adalah ketersediaan sumberdaya lingkungan dan faktor alam yang dinilai sangat mempengaruhi keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah. Sehingga indikator jumlah produksi tanaman pangan, barang dan jasa yang tercermin dari nilai PDRB dan tingkat kesejahteraan penduduk serta keadaan ekologis dinilai dapat mencerminkan kualitas keberlanjutan pembangunan wilayah.2. Kualitas hidup masyarakat dapat diartikan sebagai ukuran taraf hidup manusia di

lingkungannya. Kualitas hidup masyarakat dapat diukur dengan seberapa besar terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup, tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakatnya, dan terutama kelangsungan hidup diri sendiri melalui keturunannya. Kebutuhan dasar ini terdiri atas udara, air yang bersih, pangan, kesempatan untuk mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia. Selain itu juga pengukuran terhadap bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi. Berbeda dengan mahluk hidup yang lain, manusia sebagai mahluk yang berbudaya tidak cukup hanya sekedar hidup secara hayati,

melainkan karena perkembangan kebudayaannya maka manusia harus hidup secara manusiawi. kebutuhan dasar untuk hidup secara manusiawi, sebagian bersifat material dan sebagian lagi bersifat non material. Di dalam masyarakat manusia yang beradab, hukum berdiri diatas keadilan, oleh karena itu perlindungan hukum yang adil merupakan kebutuhan dasar yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi. Pekerjaan bukanlah sekedar sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar hayati sebagaimanayang diajarkan oleh induk hewan kepada anaknya, tetapi juga perlu diberikan pengetahuan tentang agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya yang membedakan pendidikan manusia dengan hewan. Pendidikan teknologi sangatlah penting. Pendidikan ini haruslah disertai dengan pendidikan lain seperti tersebut di atas. Jika tidak, sebenarnya manusia secara kualitatif tidak akan ada bedanya dengan hewan. Kebutuhan dasar lain yang membuat manusia menjadi manusiawi adalah energi. Misalnya untuk tranportasi sangatlah tidak manusiawi seandainya seseorang harus berjalan kaki puluhan kilometer dari tempat tinggalnya ke suatu lokasi dimana dia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup hayatinya. Yang paling utama adalah kebebasan dasar untuk memilih. Sudah barang tentu dalam masyarakat yang tertib, derajat kebebasan untuk memilih dibatasi oleh hukum, baik yang tertulis maupu yang tidak tertulis. Kemampuan memilih merupakam sifat hakikih untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Untuk dapat memilih harus ada keanekaragaman pilihan, oleh karena itu keanekaragaman merupakan unsur yang esensial dalam lingkungan. Metode untuk mengukur tingkat kualitas hidup masyarakat adalah melalui instrumen kualitas hidup WHOQOL-BREF dan instrumen sense of community yang berbentuk kuosioner self report (merespon sesuai kondisinya). Metode ini menghitung korelasi masing-masing item dengan scor dari masing-masing dimensi WHOQOL_BREF yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan, hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan. Masing-masing pertanyaan dijawab menggunakan angka dengan skala 1-5. Metode ini tidak meberikan skor menyeluruh dari tiap dimensi namun hanya masing-masing dimensi. Kemudian skor ditransformasi menggunakan rumus: TRANSFORMED SCORE = (SCORE 4) x (100/16)

Instrumen sense of community terdiri dari 12 pertanyaan dari 4 dimensi yaitu membership, influence, integration and fulfillment of needs, dan shared emotional connection. Cara menjawabnya menggunakan angka dengan skala 1-5. Jawaban dari masing-masing dimensi menggambarkan respon masing-masing individu di tiap dimensi dan skor tunggal SCl menggambarkan sense of community individu secara menyeluruh.

3. Perekonomian wilayah dikatakan berkembang atau tidak dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain:a. Nilai PDRB untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi daerah berdasarkan

besarnya presentase peningkatan produksi barang jasa masyarakat dan struktur perekonomiannya guna mengetahui transformasi antar sektor. PDRB yang digunakan dalam analisis adalah PDRB berdasarkan harga konstan untuk menghindari nilai inflasi dalam melakukan analisis. b. PDRB per kapita untuk mengklasifikasikan tingkat pendapatan masyarakat dan perbandingannya dengan masyarakat daerah lain. c. Indikator pertumbuhan ekonomi tipologi klassen d. Ketimpangan wilayah menggunakan indeks Williamson dan Theile. Indikator sektor-sektor andalan yang diketahui melalui analisis shift share dan LQ. f. Jumlah orang miskin mengindikasikan tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

Data ekonomi dan kependudukan dapat diperoleh melalui survey sekunder dari buka PDRB Kabupaten, Kabupaten Dalam Angka, serta didukung oleh survey primer (pengamatan langsung dilapangan mengenai sektor-sektor yang dominan dan berkontribusi di wilayah tersebut).1. PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto adalah sejumlah produksi yang

dihasilkan oleh setiap daerah dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai mata uang tertentu (rupiah). Unit-unit produksi dikelompokkan menjadi 9 sektor lapangan usaha. Struktur ekonomi wilayah merupakan komposisi atau kontribusi dari kegiatan produksi cesara sektoral menurut lapangan usaha. Dengan ini memungkinkan suatu daerah mengidentifikasi hubungan terpenting antara perpindahan faktor-faktor dan pertumbuhan regional dengan cara yang lebih jelas.

Analisis yang dapat dilakukan antara lain: a. Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah Analisis shift share, untuk menunjukkan keunggulan komparatif suatu sektor. b. Analisis shift share juga membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah studi dengan wilayah nasional untuk mengetahui menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. c. Analisis LQ, untuk mengetahui sektor apakah yang menjadi sektor basis. d. Analisis base multiplier, untuk mengetahui daya pengganda suatu sektor basis e. Angka pertumbuhan rata-rata sektor.f. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) untuk mencari wilayah mana di sekitar wilayah

yang bersangkutan yang berpotensi kuat dalam pertumbuhannya dalam interaksi satu sama lain.

1. Tipologi Klassen memiliki dua pendekatan, yang pertama adalah penentuan prioritas kebijakan salah satunya dengan menentukan sektor-sektor prioritas atau unggulan. Prioritas tidak hanya dilakukan pada tingkat sektoral saja, tetapi juga pada tingkat subsektor, usaha, bahkan tingkat komoditi yang layak untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Di dalam pendekatan ini, tipologi klassen digunakan sebagai alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha, atau komoditi prioritas atau unggulan suatu daerah. Analisis Tipologi Klassen dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional dan membandingkan pangsa sektor, subsektor, usaha, atau komoditi suatu daerah dengan nilai rata-ratanya di tingkat yang lebih tinggi atau secara nasional. Hasil analisis Tipologi Klassen akan menunjukkan posisi pertumbuhan dan pangsa sektor, subsektor, usaha, atau komoditi pembentuk variabel regional suatu daerah. Kuadran I Sektor maju dan tumbuh dengan pesat Kuadran II Sektor maju tapi tertekan

(gi>g, si>s) Kuadran III Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (gi>g, si