paper menpur liza
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
1/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
MENINGITIS PURULENTA
I. PENDAHULUAN
Meningitis Purulenta (Meningitis Bakteria) pada anak-anak sering dijumpai, meskipun
terdapat kemoterapeutik yang secara in vitro mampu membunuh mikroorganisme (MO)
penyebab infeksi tersebut !alaupun jumlah kematian yang dilaporkan akibat berbagai
penyakit infeksi telah menurun "# $ %# kali sejak tahun "&', tetapi kematian akibat
meningitis purulenta hanya mengalami penurunan setengahnya(")
Meningitis termasuk dalam kedaruratan medis yang tinggi dan diagnosis dini, cepat, dan
tepat merupakan hal yang penting danya kecurigaan yang tinggi terhadap adanya
meningitis mengharuskan kita melakukan pemeriksaan laboratorium dengan segera,
karena resiko kematian atau kerusakan yang ireversible adalah sangat besar, kecuali
pengobatan dimulai dengan segera(%,')
II. DEFINISI
Meningitis atau radang selaput otakadalah infeksi pada cairan serebrospinal (*++)
disertai radang pada pia mater dan araknoid, ruang subaraknoid, jaringan superfisial otak
dan medula spinalis uman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruangan subaraknoidal
dan dengan cepat sekali menyebar ke bagian lain, sehingga leptomening medula spinalis
terkena engan demikian dapat dikatakan bah.a meningitis selalu merupakan suatu
proses serebrospinal(/)
Meningitis dibagi dalam beberapa kelompok, dalam hal ini akan diuraikan tentang
Meningitis purulentaatau Meningitis bakterialis, yaitu suatu peradangan selaput otak
yang menimbulkan eksudasi berupa pus (purulen), disebabkan oleh kuman non spesifik
dan non virus()
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
2/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
III. EPIDEMIOLOGI
Meningitis purulenta pada bayi dan anak di 0ndonesia, khususnya di 1akarta merupakan
penyakit yang belum mengurang ngka kejadian teringgi pada umur antara % bulan
sampai % tahun, dan anak laki-laki lebih banyak dari perempuan 2al ini belum diketahui
penyebabnya 3mumnya terdapat pada anak yang distropik, yang daya tahan tubuhnya
lemah i negara maju angka kejadian sudah sangat kurang()
I. E!IOLOGI " FA#!O$ $ESI#O
4tiologi penyakit ini dihubungkan dengan usia penderita dan sejumlah faktor predisposisi
penjamu terhadap infeksi bakteri atau perubahan respons terhadap invasi MO 5etapi
perlu diingat bah.a setiap MO dapat menimbulkan penyakit pada setiap usia(",6)Berikut
ini tabel etiologi meningitis berdasarkan kelompok umur
!abel %. Pen&ebab u'u' 'eningitis purulenta (%)*)+),)-
Organisme Kelompok
Umur Ulasan
Streptococcusserogrouf B(Strept)*)**usagala*tiae)
Neonatus -usia 3 bulan
Sebanyak 25% ibu membawa streptococcus serogroupB di aginanya! "rofilaksis ampisilin selama persalinanpada wanita dengan resiko tinggi (ketuban yang suda#lama peca#$ demam$ dll) atau pada wanita pembawaakan menurunkan keadian infeksi pada bayi! &ilaporkan
uga adanya kasus yang disebabkan ole# #isteriam)n)*+t)genes dan Haem)philus inluen$a t+pe -yangteradi pada periode neonatal!
'sc#eric#ia coli Neonatuserupakan penyebab pada lebi# kurang *% kasusmeningitis neonatal!
+aemop#ilusinfluen,a
nak-anak 5bulan - 5ta#un
Bayi . 3 bulan dapat mengandung antibodi dalam serum
yang diperole# dari ibunya dan anak umur / 3 - 5 ta#unmempunyai antibodi yang kuat ter#adap +aemop#ilusinfluen,a (+0)! Se#ingga selama masa ini infeksi +0
arang teradi! "emberian aksin +0B dapat menurunkan1 +0!
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
3/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
Organisme Kelompok
Umur Ulasan
Neisseria
meningitidis
Bayi - 5 ta#undan orang
dewasa muda
erupakan komplikasi dari meningokoksemia yangtersering yaitu fokal infeksinya dari nasofaring!
"encega#an dapat diberikan aksin polisakaridater#adap serogrouf $ $ $ dan 435!
Streptococcuspneumonia
Semuakelompokumur
Sering teradi pada pneumonia$ uga pada matoiditis$sinusitis dan fraktur tulang basiler!
"seudomonas$Stafilococcus$Salmonella$atau Seratia
"ada anak-anak / 2ta#un
6ika respons penamu terganggu atau terdapat kelainan-kelainan anatomik$ maka mikroorganisme-mikroorganisme tersebut dapat menginfeksi!
Beberapa keadaan, kelainan atau penyakit yang memudahkan terjadinya meningitis
antara lain7 ") 0nfeksi sistemik maupun fokal (septikemia, otitis media supurativa kronik,
demam tifoid, tuberkulosis paru-paru)8 %) 5rauma dan tidakan tertentu (fraktur basis
kranii, pungsi9anestesi lumbal, operasi9tindakan bedah saraf)8 ') Penyakit darah, penyakit
hati8 /) Pemakaian bahan-bahan yang menghambat pembentukan antibodi8 ) elainan
yang berhubungan dengan imunosupression misalnya alkoholisme, agamaglobulinemia,
diabetes melitus8 6) :angguan9kelainan obstretik dan ginekologis (",/)
. PA!OFISIOLOGI
+ecara umum invasi kuman ke susunan saraf pusat (++P) terjadi setelah kuman berhasil
menerobos permukaan tubuh dalam dan luar, ia dapat tiba di ++P melalui lintasan-
lintasan berikut7 kuman yang bersarang di mastoid dapat menjalar ke ++P
perkontinuitatu' +utura memberikan kesempatan untuk invasi secara ini 0nvasi
hematogenik melalui arteri intraserebral merupakan penyebaran ke ++P secara langsung(6)
Penyebaran hematogen tak langsung dapat juga dijumpai, misalnya arteri meningeal
terkena radang dahulu ari arteritis itu kuman dapat tiba di li;uor dan meningens serta
otak +araf-saraf tepi juga dapat digunakan sebagai jembatan bagi kuman-kuman untuk
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
4/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
tiba di ++P melalui perineuriu' +ebenarnya ada penjagaan otak khusus terhadap
bahaya yang datang melalui lintasan hematogen, yang dikenal sebagai sa.ar darah otak
atau
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
5/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
I. GAM/A$AN #LINIS
Pada neonatus, gambaran klinis berbeda dengan anak yang lebih besar 3mumnya
meningitis purulenta terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan
pernapasan, kejang, napsu makan berkurang, minum sangat kurang, konstipasi, diare
(",',/,)Biasanya disertai septikemia dan pneumonitis ejang terjadi pada C //D anak
dengan penyebab haemophilus influen>a, %D oleh sreptokokus pneumonia, AD oleh
streptokok dan "#D oleh infeksi meningokok :angguan kesadaran berupa apatis, letargi,
renjatan, koma +elain itu dapat terjadi koagulasi intravaskiularis deseminata (0*)(6)
5ada-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig, Bru>inski, pontanela
menonjol untuk sementara .aktu belum timbul (/)
Pada anak &ang lebi1 besar, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri
kepala yang bisa hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan punggung
Biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernapasan bagian atas +elanjutnya terjadi
kaku kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi, dan takikardi karena
septikemia :angguan kesadaran berupa letargi sampai koma yang dalam dapat dijumpai
pada penderita ?yeri kepala bisa hebat sekali, rasanya seperti mau pecah dan bertambah
hebat bila kepala digerakan ?yeri kepala dapat disebabkan oleh proses radang pembuluh
darah meningeal, tetapi dapat juga disebabkan oleh peningkatan tekanan intra kranial
yang disertai fotofobia dan hiperestesi +uhu badan makin meningkat, tetapi jarang
disertai gemetar (chills)(/)ejang terjadi sekitar %#D kasus, koma $ "#D kasus dan
berakibat prognosis yang buruk, dan kelumpuhan saraf kranial pada D kasus()
II. DIAGNOSIS
danya gejala-gejala seperti panas yang mendadak dan tak dapat diketahui sebabnya,
letargi, muntah, kejang dan lain-lainnya, harus dipikirkan kemungkinan meningitis
iagnosis pasti ialah dengan pemeriksaan *++ melalui pungsi lumbal Pada setiap
penderita dengan iritasi meningeal, apalagi yang berlangsung beberapa hari atau dengan
gejala-gejala kemungkinan meningitis atau penderita dengan panas yang tidak diketahui
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
6/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
sebabnya harus dilakukan pungsi lumbal adang-kadang pada pungsi lumbal pertama
tak didapati kelainan apapun eadaan demikian ini dapat dijumpai pada penderita yang
sebelumnya telah mendapat pengobatan antibiotika, tetapi pada pembiakan ternyata ada
bakteri !alaupun pungsi lumbal merupakan faktor resiko untuk terjadinya meningitis,
untuk kepentingan diagnosis cara ini mutlak dilakukan(",%,/)
Pada meningitis purulenta stadium akut terdapat leukosit PM? 1umlah sel berkisar
antara "### $"#### 9mm'dan pada kasus tertentu bisa mencapai "##### 9mm', dapat
disertai sedikit eritrosit Bila jumlah sel diatas #### 9mm ', maka kemungkinannya
adalah abses otak yang pecah dan masuk ke dalam ventrikulus(/)
adar protein meningkat umumnya di atas A mgD, kadar klorida umumnya di ba.ah
A## mgD, kadar glukosa sangat turun, bila lebih rendah dari %# mgD, malahan bisa
mencapai # mgD 2al terakhir ini belum diketahui sebab-sebabnya (/)
Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat menyokong diagnosa adalah 7 ")
0munodiagnostik, yaitu pemeriksaan counter imunoelecthrophoresis dan *++, aglutinasi
lateks, dan 4E0+8 %) Pneumo-angiografi8 ') Foto polos tengkorak8 /) Foto dada8 )
Pemeriksaan 44:8 6) *5 scan dan MG08 A) Pemeriksaan lainnya, tes tuberkulin
dilakukan untuk menentukan adanya proses spesifik, pemeriksaan elektrolit diperlukan
pada meningitis serosa karena dapat terjadi dehidrasi dan hiponatremia terutama dalam
/-A% jam pertama Pemeriksaan darah tepi untuk menghitung leukosit dan memperoleh
gambaran hitung jenis sel(",%,/)
III. DIAGNOSIS /ANDING
Meningis'us, pada meningismus juga terjadi iritasi meningieal, nyeri kepala, kaku
kuduk, tanda kernig, kejang dan koma Meningismus kebanyakan terdapat pada bayi dan
anak yang lebih besar, dengan gejala tiba-tiba panas, terdapat tonsilitis, pneumonia,
pielitis, dapat terjadi bersamaan dengan apendisitis akut, demam tifoid, erisipelas,
malaria, batuk rejan Pada *++ tidak terdapat kuman, sedangkan jumlah sel dan kadar
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
7/16
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
8/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
2. PENGO/A!AN
Meningitis termasuk penyakit ga.at darurat, karena itu penderita harus menginap di
rumah sakit untuk pera.atan dan pengobatan intensif(%,,6)
Pera3atan U'u'4 penderita perlu istirahat mutlak dan apabila infeksi cukup berat,
maka penderita perlu dira.at di ruang isolasi Penderita yang dalam keadaan renjatan dan
koma harus memperoleh pera.atan dan pengobatan yang intensif Fungsi respirasi harus
dikontrol secara ketat, perlu diberikan oksigen dan apabila terjadi respiratori distress
maka perlu pemasangan pipa endotrakeal atau trakeostomi(/)
Pemberian caiaran parenteral harus dipantau secara seksama danya dehidrasi harus
diperbaiki Pemberian cairan parenteral jangan sampai menimbulkan lajakhidrasi
eseimbangan antara cairan yang masuk dan keluar harus dijaga sebaik-baiknya alam
rangka pemberian cairan ini, unsur elektrolit diperhitungkan engan demikian
keseimbangan elektrolit harus dipertahankan danya hiponatremi atau hipokalemi, harus
segera diatasi(',/)
2al-hal lain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan adanya kejang, 0*,
hiperpireksia, udem otak, dekubitus, flebitis, serta kekurangan gi>i (dietnya) (/)
Penanganan status kon5ulsi5us8 bila anak masuk status konvulsivus diberikan
dia>epam #, mg9kgbb9kali intravena yang dapat diulang dengan dosis yang sama "
menit kemudian bila kejang belum berhenti 3langan pemberian dia>epam berikutnya
(yang ketiga kali) dengan dosis yang sama, tetapi diberikan secara intramuskuler +etelah
kejang dapat diatasi, berikan penobarbital untuk dosis a.al neonatus '# mg, anak H "
tahun # mg, anak I " th A mg +elanjutnya untuk pengobatan rumatan diberikan
penobarbital dengan dosis $ "# mg9kgbb9hari dibagi dalam % dosis, diberikan selama %
hari (dimulai / jam setelah pemberian dosis a.al) 2ari berikutnya dengan dosis / $
mg9kgbb9hari dibagi dalam dua dosis Bila tidak tersedia dia>epam dapat diberikan
langsung penobarbital dengan dosis a.al dan selanjutnya dosis rumatan()
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
9/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
Pe'berian antibiotika, pemberian antibiotika harus cepat dan tepat, sesuai dengan
bakteri penyebab dan dalam dosis yang cukup tinggi +ambil menunggu hasil biakan
sebaiknya diberikan antibiotika dengan spektrum luas dan sebaiknya diberikan secara
parenteral arena penyebab utama meningitis purulrnta pada bayi dan anak di 0ndonesia
(1akarta) ialah haemophilus influen>a dan pneumokokus, sedangkan meningokokus
jarang sekali, maka diberikan ampisilin intravena sebanyak %## - /## mg9kgbb9hari
dibagi dalam / - 6 dosis ditambah kloramfenikol "## mg9kgbb9hari intravena dibagi
dalam / dosis Pada hari ke "# pengobatan dilakukan pungsi lumbal ulangan dan bila
ternyata menunjukan hasil yang normal, pengobatan seperti tersebut di atas masih
dilanjutkan dua hari lagi, tetapi bila masih belum normal pengobatan dilanjutkan dengan
obat dan cara yang sama seperti di atas atau diganti dengan obat yang sesuai dengan hasil
biakan dan uji resistensi kuman(",',/,,)
Meningitis purulenta pada neonatus menduduki tempat tersendiri karena biasanya
disebabkan oleh basil *oliform dan +tafilokokus, malahan di G+*M /#,D dari kasus
meningitis neonatus dan bayi muda disebabkan +almonela sp Maka pengobatan terhadap
neonatus dianjurkan sebagai berikut7 Pilihan pertama +efalosporin %## mg9kgbb9hari
intravena dibagi dalam dua dosis, dikombinasi dengan amikasin dengan dosis a.al "#
mg9kgbb9hari intravena dilanjutkan dengan " mg9kgbb9hari atau dengan gentamisin 6
mg9kgbb9hari masing-masing dibagi dalam % dosis Eama pengobatan pada neonatus
ialah %" hari +efalosporin dan otrimoksa>ol tidak diberikan pada bayi berumur H "
minggu(",/,)
2I. P$OGNOSIS
Prognosis bergantung pada beberapa keadaan, antara lain jenis kuman dan beberapa
penyakit pada permulaannya, umur penderita, lamanya gejala atau sakit sebelum dira.at,
kecepatan ditegakkannya diagnosis, antibiotika yang diberikan, serta adanya kondisi
patologik lainnya yang menyertai meningitis()
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
10/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
O!I!IS MEDIA SUPU$A!IF #$ONI#
(OMS#
I. PENDAHULUAN
Otitis Media +upuratif ronik (OM+) dahulu disebut Otitis Media Perforata (OMP)
atau dalam sebutan sehari-hari 7 congek.
Jang disebut Otitis Media +upuratif ronik ialah infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul +ekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah&
*airan yang keluar purulen, disebabkan oleh eksudat, yaitu cairan akibat suatu
infeksi9alergi dengan infeksi sekunder"#
II. E!IOLOGI
" Pseudomonas yang sudah resisten terhadap antibiotika
% 0nfeksi berat kavum timpani yang menyebabkan nekrosis (jaringan), misalnya
campak dan difteri 0nfeksi ini dapat menyebabkan kelainan pada mukosa,
tulang pendengaran, dinding telinga bagian tengah dan membrane timpani i
sini biasanya terjadi jaringan granulasi polip aatau kolesteatoma
' Peradangan akut dalam telinga yang menyebabkan hiperplasi mukosa timpani
dan fibrotik
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
11/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
/ Pembentukan kolesteatoma dari pertumbuhan epitel membrane sharapnell,
tanpa terjadi perforasi9otitis media Menjadi kronisnya penyakit ini tergantung
dari 7
a eganasan kuman
b aya tahan tubuh yang menurun
c ebersihan9hygiene
d danya infeksi fokal misalnya sinusitis, rhinitis kronik, tonsillitis kronik
e elainan tuba (fungsi tidak baik9sempit) sehingga sekret tidak dikeluarkan
f elainan mukosa kavum timpani"#
III. PE$6ALANAN PEN7A#I!
Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi Otitis Media +upuratif
ronik apabila prosesnya sudah lebih dari % bulan Bila proses infeksi kurang dari %
bulan, disebut otitis media supuratif subakut
Beberapa factor yang menyebabkan OM menjadi OM+ ialah terapi yang terlambat
diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien
rendah (kurang) atau hygiene buruk&
I. 6ENIS OMS#
OM+ dapat dibagi atas % jenis, yaitu 7
" OM+ tipe benigna (tipe mukosaKtipe aman)
% OM+ tipe maligna (tipe tulangKtipe bahaya)
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OM+ aktif dan OM+ tenang
OM+ aktif adalah dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif,
sedangkan OM+ tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau
kering +ebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OM+ tipe
maligna&
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
12/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
. GE6ALA #LINIS
:ejala klinis dapat berupa 7
"
*airan yang keluar dari telinga Bila cairan jernih, encer seperti air tanpa disertai
nyeri telinga, maka mungkin disebabkan tuberculosis *airan purulen biasanya
disebabkan +taphylococcus, Proteus vulgaris atau Pseudomonas aerogenes Bila
cairan berbau dan ber.arna kuning keabu-abuan mungkin disebabkan
kolesteatoma adang-kadang dapat tampak cairan terus-menerus mengalir dan
menimbulkan pulsasi
% Perforasi marginal atau Lattic dengan kolesteatoma biasanya disebabkan OM+
Perforasi multiple mungkin disebabkan tuberculosis
' Pendengaran berkurang
/ @ertigo Bila disertai tinnitus, mungkin sudah terjadi labirintitis
Pada OM+ tidak terdapat rasa nyeri di telinga Bila ada rasa nyeri berarti ada
tekanan cairan karena lubang tersumbat sekret, meningitis atau terdapat abses otak
6 Paralisis fasial Bila disertai ini, maka sudah merupakan indikasi untuk
mastoidektomi radikal 0ni dapat terjadi karena kolesteatoma menyebabkan erosi
kanal fallopian sehingga akibatnya ?@00 terkena"#
I. !E$API OMS#
5erapi OM+ tidak jarang memerlukan .aktu lama, serta harus berulang-ulang +ekret
yang keluar tidak cepat kering atau sering kambuh lagi eadaan ini antara lain
disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu 7
" danya perforasi membrane timpani yang permanent, sehingga telinga tengah
berhubungan dengan dunia luar
% 5erdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal
' +udah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga mastoid
/ :i>i dan hygiene yang kurang
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
13/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
Prinsip terpai OM+ tipe benigna ialah konservatif atau dengan medikamentosa Bila
sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan
2%O%'D selama '- hari +etelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan
memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi
berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu
dilakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi
Prinsip terapi OM+ tipe maligna ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi 1adi bila
terdapat OM+ tipe maligna, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan
mastoidektomi atau tanpa timpanoplsti&
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
14/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
#EPUS!A#AAN
" Behrman G4, @aughan @* 0lmu esehatan nak $ ?elson, 4disi ke-"%,
Bagian ke-% ?elson !4, 4d 4:*, 1akarta, "&&'8 ''-/#% 1a.et> 4, Menlick 1E, delberg 4, Brooks :F, Butel 1+, Ornston E?
Mikrobiologi edokteran, 4disi ke-%# 4:*, 1akarta, "&&8 6&&-A"&
' :arna 2, !idjaya 1, Gustama +, Gahman O, +jahrodji M Pedoman 5erapi
0lmu edokteran, Bagian 0lmu esehatan nak F 3?P Bina Budaya Bandung,
Bandung, "&&'8 "#A-"#&
/ 2arsono Buku jar ?eurologi linis P4GO++0 :ajah Mada 3niversity
Press, Jogyakarta, "&&68 "6"-"6A
Eatief , ?apitupulu PM, Pudjiadi , :ha>ali M@, Putra +5 Buku uliah 0lmu
esehatan nak, 1ilid ke-% 2assan G, latas 2, 4d Bagian 0lmu esehatan nak F 30,
0nfomedika, 1akarta, "&&A8 -6%
6 Mardjono M, +idharta P ?eurologi linis asar, 4disi ke-6 ian Gakyat,
1akarta, "&&A8 '#'-'6
A Eeptomeningitis vailable from7 3GE7
http99...borglabmedumnedu9Path*lass9 neuro9clark/html
+aanin + Meningitis Bakterial G+ M 1amil, F 3?? Padang vailable
from7 3GE7 http99...angelfirecom9nc9neurosurgery9Bakterialhtml
& +oepardi rsyad 4fiaty, 0skandar ?urbaiti 7 Buku jar 0lmu esehatan 5elinga
5enggorokan epala Eeher, 4disi , Fakultas edokteran 3niversitas 0ndonesia, 1akarta,
%##", 2al /-A
"# +taf Pengajar 0lmu esehatan nak Fakultas edokteran 3niverssitas 0ndonesia
7 0lmu esehatan nak %, F30, 1akarta, %###, 2al &"&-&%#, &-
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
15/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
DAF!A$ ISI
Halaman
ata PengantarNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNi
aftar 0siNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNii
MENINGI!IS PU$ULEN!A
0 P4?23E3?"
00 4F0?0+0"
000 4P04M0OEO:0%
0@ 450OEO:0 F5OG G4+0O%
@ P5OF0+0OEO:0'
@0 :MBG? E0?0+
@00 0:?O+0+
@0000:?O+0+ B?0?:6
0 OMPE0+0A
P4?:OB5?
0 PGO:?O+0+&
O!I!IS MEDIA SUPU$A!IF #$ONI#
0 P4?23E3?"#
00 450OEO:0"#
000 P4G1E?? P4?J05""
0@ 14?0+ OM+""
@ :41E E0?0+"%
@0 54GP0 OM+"%
4P3+5?"/
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii
-
7/25/2019 Paper Menpur Liza
16/16
Meningitis Purulenta Dr. Hj. R.A. Anggraini Erma, Sp.A
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Pirngadi Medan !!" #i$a % I&'al FK ( UISU
ii