panduan komunikasi efektif dalampemberian edukasi dan informasi blm selesai

27
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERIAN EDUKASI DAN INFORMASI RSU FULL BETHESDA MEDAN 2015

Upload: anita-siahaan

Post on 04-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

komunikasi efektif

TRANSCRIPT

Page 1: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBERIAN EDUKASI DAN INFORMASI

RSU FULL BETHESDAMEDAN

2015

Page 2: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

BAB IDEFINISI

Komunikasi adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter.

Dokter yaitu Dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang–undangan.

Anamnesis adalah proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter. Anamnesis merupakan bagian dari komunikasi dokter-pasien.

Cara/Teknik Komunikasi adalah pengetahuan dan keterampilan mengenai komunikasi yang mengikuti langkah-langkah komunikasi yaitu memberi perhatian, membuka dialog, mencari solusi atau alternatif pemecahan masalah, dan menyimpulkan hasilnya.

Media Pendukung Komunikasi dapat berbentuk media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa berupa model atau contoh nyata untuk kesamaan persepsi yang menghasilkan pemahaman yang sama dalam komunikasi.

Komunikasi dokter-pasien adalah hubungan yang berlangsung antara dokter dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien di tempatpraktik diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien.

Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman sepertipemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel), dan mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.

Page 3: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses komunikasi yangberfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau informasi (sender/source), saluranyang dipakai (channel) untuk menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, danpenerima pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akanmengilustrasikan adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai kepenerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi kelancarankomunikasi itu sendiri. Sender, channel, receiver, noise, dan feedback akandibahas pada subbab berikut.

Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superior-inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.

Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.

Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif dokter-pasien adalahpengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.

Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.

Menurut Petunjuk Praktek Kedokteran yang Baik (DEPKES,2008) komunikasi yang baik antara dokter pasien terkait dengan hak untuk mendapatkan informasi meliputi :1. Mendengarkan keluhan, menggali informasi, dan menghormati pandangan serta

kepercayaan pasien yang berkaitan dengan keluhannya.2. Memberikan informasi yang diminta atau yang diperlukan tentang kondisi, diagnosis,

terapi dan prognosis pasien, serta rencana perawatannya dengan cara yang bijak dan bahasa yang dimengerti pasien. Termasuk informasi tentang tujuan pengobatan, pilihan obat yang diberikan, cara pemberian serta pengaturan dosis obat, dan kemungkinan efek samping obat yang mungkin terjadi; dan

3. Memberikan informasi tentang pasien serta tindakan kedokteran yang dilakukan kepada keluarganya, setelah mendapat persetujuan pasien.

4. Jika seorang pasien mengalami kejadian yang tidak diharapkan selama dalam perawatan dokter, dokter yang bersangkutan atau penanggungjawab pelayanan kedokteran (jika terjadi di sarana pelayanan kesehatan) harus menjelaskan keadaan yang terjadi akibat jangka pendek atau panjang dan rencana tindakan kedokteran yang akan dilakukan secara jujur dan lengkap serta memberikan empati.

5. Dalam setiap tindakan kedokteran yang dilakukan, dokter harus mendapat persetujuan pasien karena pada prinsipnya yang berhak memberika persetujuan dan penolakan

Page 4: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

tindakan medis adalah pasien yang bersangkutan. Untuk itu dokter harus melakukan pemeriksaan secara teliti, serta menyampaikan rencana pemeriksaan lebih lanjut termasuk resiko yang mungkin terjadi secara jujur, transparan dan komunikatif. Dokter harus yankin bahwa pasien mengerti apa yang disampaikan sehingga pasien dalam memberikan persetujuan tanpa adanya paksaan atau tekanan.

A. TUJUAN

Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.

Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit.

Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur yang

ada.

Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses

perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.

Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahamipentingnya mengikuti

rejimen pengobatan yang telah ditetapkansehingga dapat meningkatkan motivasi

untuk berperan aktif dalammenjalani terapi obat.

B. LANGKAH AWAL ASSESMEN PASIEN DAN KELUARGA

Assesmen merupakan proses pengumpulan menganalisis dan menginterpretasikan

data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan

untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya

sebagai dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan program pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengkajian pasien merupakan langkah guna mengidentifikasi sejauh mana kebutuhan pasien

akan pelayanan kesehatan. Keputusan mengenai jenis pelayanan yang paling tepat untuk

pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan pemeriksaan penunjang

diagnostik yang paling tepat,sampai penanganan perawatan, gizi, psikologis dan aspek lain dalam

penanganan pasien di rumah sakitmerupakan keputusan yang diambil berdasarkan pengkajian

(assessment).

Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab masalah kesehatan yang terjadi

Page 5: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

BAB IIRUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam proses terjadinya komunikasi yang efektif adalah :1. Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang

menyampaikan pemikiran atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan bertanggung jawab dalam menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi dari ketiganya. Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel) yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Isi Pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya, kelengkapannyaperlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya.

3. Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd, peraga).

4. Penerima Pesan (receiver). Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan menerjemahkan pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimilikinya. Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan yang disebabkan kemungkinan hadirnya penghambat (noise). Penghambat dalam pengertian ini bisa diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya.

5. Umpan Balik, dokter sebagai sumber atau pengirim pesan harus mencari tahu hasil komunikasinya (apa yang dimengerti pasien?) dan diperlukan kemampuan berupa :

a. Cara berbicara, termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi, parafrase, intonasi.

b. Mendengar, termasuk memotong kalimat.c. Cara mengamati (observasi) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang

tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan pasien (bahasa tubuh) agar tidak

mengganggu komunikasi, misalnya karena pasien keliru mengartikan gerak tubuh, raut muka dan sikap dokter.

Pada saat menyampaikan pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan telah diterima dengan baik. Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback) kepada pengirim. Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk memastikan tidak terjadi salah interpretasi.

Page 6: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

Dalam hubungan dokter-pasien, baik dokter maupun pasien dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien sebagai pengirim pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab pertanyaan dokter sesuai pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim pesan, berperan pada saat menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan atau tidak dilakukannya terapi tertentu. Dalam penyampaian ini, dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.

Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang dimaksud oleh pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar-benar memahami pesan yang telah disampaikannya.

A. Manfaat Komunikasi Efektif 1. Untuk Dokter :

Dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter

2. Untuk Pasien : Merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh

Menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yangdilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.

Percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.

B. Tujuan dari Komunikasi Efektif Antara Dokter dan Pasiennya Untuk mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi keduanya (Kurtz, 1998).

C. Pendekatan Komunikasi Yang Digunakan Dalam Dunia Kedokteran1. Disease centered communication style atau doctor centered communication style.

Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan gejala-gejala.

2. Illness centered communication style atau patient centered communication style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan melahirkan

kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati. Empati itu sendiri dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.

D. Batasan Empati Dalam Komunikasi1. Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a physician

cognitive capacity to understand patient’s needs),

Page 7: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

2. Menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an affective sensitivity to patient’s feelings),

3. Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikanempatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to patient).

E. Tujuan dan Manfaat Komunikasi Efektif Dokter Pasien1. Tujuan

a. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).b. Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk

kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.

c. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien.

d. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit/masalah yang dihadapinya.

e. Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau hal-hal yang telah disetujui pasien.

2. Manfaata. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari

dokter atau institusi pelayanan medis.b. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar

hubungan dokter-pasien yang baik.c. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.d. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminaldalam

menghadapi penyakitnya.

F. Kewajiban dan Hak Pasien1. Kewajiban pasien

a) memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannyab) mematuhi nasihat dan petunjuk dokter c) mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dand) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

2. Hak pasiena) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medisb) Meminta pendapat dokter lain (second opinion) c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisd) Menolak tindakan medis; dane) Mendapatkan isi rekam medis

G. Kewajiban dan Hak Dokter1. Kewajiban dokter

a) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b) Merujuk pasien ke dokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

c) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia;

d) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya;

e) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran 2. Hak dokter

Page 8: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

a) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuaidengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

b) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar proseduroperasional;

c) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganyad) Menerima imbalan jasa.

H. Aplikasi Komunikasi Efektif Dokter-Pasien1. Sikap Profesional Dokter,

Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengantugasnya (dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan tugastugasnyasesuai peran dan fungsinya; mampu mengatur diri sendiri seperti ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with one-self); dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others).

2. Sesi Pengumpulan Informasia. Mengenali alasan kedatangan pasien

Dimana belum tentu keluhan utama secara medis (Silverman, 1998). Pasien menceritakan keluhan atau apa yang dirasakan sesuai sudut pandangnya (illness perspective). Pasien berada pada posisi sebagai orang yang paling tahu tentang dirinya karena mengalaminya sendiri. Sesi ini akan berhasil apabila dokter mampu menjadi pendengar yang aktif (active listerner). Pendengar yang aktif adalah fasilitator yang baik sehingga pasien dapat mengungkapkan kepentingan, harapan, kecemasannya secara terbuka dan jujur. Hal ini akan membantu dokter dalam menggali riwayat kesehatannya yang merupakan data-data penting untuk menegakkan diagnosis.

b. Penggalian riwayat penyakit (Van Thiel, 2000)Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ”ya” atau ”tidak”. Selama proses ini, fasilitasi terus dilakukan agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana tindakan medis.

3. Sesi penyampaian InformasiAda 6 (enam) hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien, yaitu:1. Materi Informasi apa yang disampaikan

a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidaknyaman/sakit saat pemeriksaan).

b. Penyakityang dideritac. Tindakan yang hendak dilakukan termasuk manfaat dan resikod. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk

mengatasinya.e. Alternatif lainnyaf. Prognosisg. Perkiraan biaya pengobatanTerkait dengan pemberian informasi kepadapasien ada beberapayang harus diperhatikan:

a. Informasi harus diberikan baik diminta ataupun tidak

Page 9: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

b. Informasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak dimengerti oleh orang awam

c. Informasi harus diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan,kondisi, dan situasi pasien

d. Informasi harus diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan atau kesehatan pasien atau pasien menolak untuk diberikan informasi (KODEKI, pasl 5)

e. Untuk tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif lainnya,informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi. Apabila dokter yang bersangkutan tidak ada,maka informasi harus diberikan oleh dokter yang lain dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.

2. Siapa yang diberi informasia. Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.b. Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu danbertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkanuntuk berkomunikasi sendiri secara langsung

3. Berapa banyak atau sejauh manaa. Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa

perlu untuk disampaikan, dengan memerhatikan kesiapan mental pasien.b. Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak

yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.4. Kapan menyampaikan informasi

Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.5. Di mana menyampaikannya

a. Di ruang praktik dokter.b. Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.c. Di ruang diskusi.d. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga

dan dokter.6. Bagaimana menyampaikannya

a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidakmelalui telpon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimile, sms, internet.

b. Persiapan meliputi: Materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis

sudah disepakati oleh tim); Ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu

lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon; Waktu yang cukup; Mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh

keluarga/orang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang).

c. Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akandibicarakan.

d. Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yangdiinginkan dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yangakan diberikan.

Page 10: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

4. Langkah-langkah komunikasiAda empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukankomunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,Depkes RI, 1999).

S = SalamA = Ajak BicaraJ = JelaskanI = Ingatkan

Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.Salam:Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untukberbicara dengannya.Ajak Bicara:Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agarpasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.Jelaskan:Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenaipenyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detail.Ingatkan:Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkanberbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagianakhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untukpersepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengertibenar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi keduabelah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.

I. Pentingnya InformasiUnsur-unsur yang perlu diinformasikan kepada pasien meliputi :

1. Tujuan tindakan yang akan dilakukanuntuk diagnostik atau terapi2. Pelayanan yang dianjurkan3. Risiko yang mungkin terjadi4. Hasil pelayanan yang diharapkan, dan5. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan6. Kemungkinan yang dapat timbul apabila tindakan tidak dilakukan7. Ramalan (prognosis) atau perjalanan penyakit yang diderita8. Mendapatkan informasi mengenai perkiraan biaya pengobatannya9. Prosedur yang akan dilakukan perlu diuraikan lagi, meliputi :

a. Alat yang akan digunakanb. Bagian tubuh mana yang akan terkenac. Kemungkinan perasaan nyeri yang timbuld. Kemungkinan perlunya dilakukan perluasan operasi

10. Risiko tindakan, dapat dirinci dari sifatnya meliputi :a. apakah mengakibatkan kelumpuhan atau kebutaanb. kemungkinan timbulnya, sering atau jarangc. taraf keseriusan, apakah kelumpuhan total atau parsial

Page 11: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

d. waktu timbulnya, apakah segera setelah tindakan dilakukan atau lebih lama lagi.

Akan tetapi untuk menentukan secaramutlak informasi yang seharusnya diberikan oleh dokter kepada pasiennya itusangat sulit, sebab hal itu tergantung pada keadaan pasien.

Selain itu, informasi dari dokter pun merupakan hasil diagnosis dokter berdasarkan anamnesis atau riwayat penyakit pasien yang disusun oleh dokterdari keterangan yang diberikan pasien secara sukarela (keluhan pasien).

Keterangan yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan penderitaatau orang yang mengetahui benar-benar tentang kesehatan pasien, dan

berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pada tubuh pasien, dokter menentukandiagnosis.

Dengan kata lain, sumber informasi dokter berkaitan dengan rumusanhasil diagnosisnya didasarkan pada informasi dari pasien mengenai keluhankeluhanyang dideritanya, dan didasarkan pada hasil pemeriksaan klinis tubuhpasien.

Fungsi informasi bagi dokter, adalah:1. Untuk memperoleh izin/persetujuan yang disahkan oleh hukum2. Melindungi dan menjamin pelaksanaan hak pasien yaitu untuk menentukan apa

yang harus dilakukan terhadap tubuhnya yang dianggap lebih penting daripada pemulihan kesehatannya itu sendiri.

Kelompok pasien yang tidak perlu mendapat informasi secara langsung, yaitu:a. Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitu merupakan senyawa

farmakologis tidak aktif yang digunakan sebagai obat untuk pembanding atausugesti (suggestif-therapeuticum).

b. Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasi tersebut, misalnyakarena kondisinya tidak memungkinkan untuk mendengarkan informasi yangdikhawatirkan dapat membahayakan kesehatannya.

c. Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguan yang sudah tidakmemungkinkan untuk berkomunikasi (cara berpikirnya tidak realistis, tidakbisa mendengar karena terperangkap oleh pemikirannya sendiri; menarik diri dari lingkungan dan mungkin hidup dalam dunia angannya sendiri, sulit kontak atau berkomunikasi dengan orang lain; tidak peduli pada dirinya sendiri maupun orang lain/lingkungan, tidak peduli pada tampilannya, tidak merawat diri; mengalami kesulitan berpikir dan memusatkan perhatian, alur pikirnya tidak jelas, tidak logis; afeksi sukar atau tidak tersentuh).

d. Pasien yang belum dewasa. Seseorang dikatakan cakap-hukum apabila ia pria atau wanita telah berumur 21 tahun, atau bagi pria apabila belum berumur 21 tahun tetapi telah menikah. Pasal 1330 KUH Perdata,menyatakan bahwa seseorang yang tidak cakap untuk membuat persetujuan adalah orang yang belum dewasa. Menurut KUH Perdata Pasal 1330, belum dewasa adalah belum berumur 21 tahun dan belum menikah. Oleh karena perjanjian medis mempunyai sifat khusus maka tidak semua ketentuan hukum perdata di atas dapat diterapkan. Dokter tidak mungkin menolak mengobati pasien yang belum berusia 21 tahun yang datang sendirian ke tempat praktiknya. Permenkes tersebut menyatakan umur 21 tahun sebagai usia dewasa. Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab 1 Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud anak-anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun.

Page 12: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

J. Tindakan MedikDalam upaya menegakkan diagnosis atau melaksanakan terapi, dokter biasanya melakukan suatu tindakan medik. Tindakan medik tersebut ada kalanya atau sering dirasa menyakitkan atau menimbulkan rasa tidak menyenangkan. Secara material, suatu tindakan medik itu sifatnya tidak bertentangan dengan hukum apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu tujuan yang konkret.2. Dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam ilmu kedokteran.

Kedua syarat ini dapat juga disebut sebagai bertindak secara lege artis.3. Harus sudah mendapat persetujuan dulu dari pasien.

BAB IIITATA LAKSANA

Prosedur pemberian informasi dari dokter kepada pasien yaitu :1. Dokter mempersilahkan pasien masuk dan memberi salam2. Menyapa pasien dengan namanya3. Menciptakan suasana yang nyaman4. Memperkenalkan diri dan menjelaskan perannya (sebagai dokter spesialis)5. Menilai suasana hati pasien6. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah, gerak/bahasa tubuh)7. Menetap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna menunjukkkan

perhatian dan kesungguhan mendengarkan8. Memperhatikan keluhan yangdisampaikan pasien tanpa melakukan inteupsi yang tidak perlu9. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap menunjukkan raut

wajah dan sikap yang tenang10. Dokter melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa11. Dokter menyampaikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang:

a. Pelayanan yang dianjurkanb. Hasil pelayanan yang diharapkanc. Perkiraan biaya pengobatan

12. Dokter memastikan pasien memahami apa yang telah disampaikan dengan mengklarifikasukepadapasien

13. Jika pasien menolak anjuran dokter karena keterbatasan finansial,maka dokter mengembangkan rencana perawatan bersama pasien untuk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien (finansial).

14. Jika pasien menolak anjuran dokter (karena alasan finansial atau alasan lainnya, maka pasien menandatangani surat pernyataan penolakan tindakan kedokteran.

15. Jika pasien setuju dengan rencana tindakan kedokteran maka pasien menandatangani surat pernyataan persetujuan tindakan medik dan selanjutnya diberikan perawatan oleh dokterSetelah keputusan disepakati bersama, pasien dipersilahkan keluar dari ruang periksa

Syarat komunikasi efektif.

Syarat dalam komunikasi efektif adalah:

a. Tepat waktu,

b. Akurat.

Page 13: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

c. Lengkap

d. Jelas.

e. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat

kesalahan (kesalahpahaman).

Proses komunikasi efektif

Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai berikut:

a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan

b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut

c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.

d. Pemberi pesan memverifikas isi pesan kepada pemberi penerima pesan.

e. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil verifikasi

Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi danf. Dalam berkomunikasi ada kalanya terdapat informasi misalnya nama obat, nama orang ,

dll. Untuk menverifikasi dan mengklarifikasi, maka komunikan sebaiknya mengeja huruf demi huruf menggunakan menggunakan alfabeth standart internasional yaitu:

Page 14: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

TATALAKSANA PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi

yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan berkomunikasi

secara efektif.

Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara

interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang

atau ketika datang kembali untuk berobat

Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa

nyaman dan bebas, antara lain:

a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy.

Page 15: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan

mereka.

c. Penempatan meja, kursi atau barang – barang lain hendaknya tidak

menghambat komunikasi.

d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi

Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian

informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.

Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya

terhadap peran petugas dalam membantu mereka.

Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien ( termasuk adanya

keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan ).

Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat yang digunakan pasien, termasuk obat

non resep.

Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan

tingkat ekonomi pasien/ keluarga

Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan

dengan perawatan pasien :

a. Assesment pendidikan pasien dan keluarga

b. Pendidikan kesehatan pengobatan ; Penggunaan obat – obatan yang aman:

kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat –

obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara penyimpanan, berapa lama obat harus

digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi, apa yang harus dilakukan terjadinya

efek samping yang akan dialami dan Bagaimana cara mencegah atau

meminimalkannya, meminta pasien/keluarga untuk melaporkan jika ada keluhan yang

dirasakan pasien selama menggunakan.

c. Pendidika kesehatan Manajemen nyeri

d. Pendidikan kesehatan diet

e. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis

f. Pendidikan kesehatan proses penyakit

g. Pendidikan kesehatan pre operasi (informed consent)

Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya

berkaitan dengan kondisi kesehatannya

Page 16: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan

edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):

1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.

2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.

3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah)

4. Keterbatasan fisik dan kognitif.

5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.

Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui tahap

asesmen pasien, di temukan :

1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses

komunikasinya mudah disampaikan.

2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna

wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien

dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan

menjelaskannya kepada mereka.

3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien

marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi

edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti

materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

C. FERIVIKASI

Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi

yang diberikan:

1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien

baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali

edukasi yang telah diberikan.

Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa

yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.

2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya

mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya

dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-

kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.

Page 17: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan

emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan

kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan

dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar

pasien setelah pasien tenang.

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang

disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti

semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.

BAB IVDOKUMENTASI

Tabel 1DOKUMENTASI PEMBERIAN INFORMASI

Nama Pasien : No.MR :Umur : Kelas/Ruang :

Jenis TindakanDokter pelaksana tindakan

Page 18: Panduan Komunikasi Efektif Dalampemberian Edukasi Dan Informasi Blm Selesai

Pemberi Informasi Penerima informasi/pemberi persetujuan *

JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA (√ )1 Diagnosis 2 Dasar diagnosis Anamnesa, Pemeriksaan fisik, USG

3 Tindakan Kedokteran

4 Indikasi Tindakan Indikasi ibu :

Indikasi janin5 Tata Cara

6 Tujuan

7 Risiko

8 Komplikasi

9 Prognosis / Hasil pelayana yang diharapkan

10 Biaya11 Alternatif -

Lain-lainDengan ini menyatakan bahwa saya Dokter………………................. telah menerangkan hal-hal di atas secara benar dan jelas dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi

Tandatangan

Dengan ini menyatakan bahwa saya/keluarga pasien ……………………. telah menerima informasi sebagaimana di atas yang saya berii tanda/paraf di kolom kanannya serta telah diberi kesempatan untuk bertanya/berdiskusi, dan telah memahaminya

Tandatangan

* Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi adalahwali atau keluarga terdekat